4. Infus Elektrolit Tunggal
-
Upload
auliatun-nisa -
Category
Documents
-
view
318 -
download
13
description
Transcript of 4. Infus Elektrolit Tunggal
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
INFUS ELEKTROLIT TUNGGAL
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS LAPORAN
PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
KELOMPOK A1
Adhelita Audina Pradanti 12010002
Auliatun Nisa 12010010
Bella Sakti Oktora 12010012
Christian Imbang 12010015
S-1 FARMASI REGULER
DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM
Drs. Pramono Abdullah, Apt.
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
3 DESEMBER 2015
I. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang hendak kami capai dalam praktikum ini adalah
untuk:
1. Memperoleh gambaran mengenai praformulasi sediaan infus (injeksi
volume besar) yang dibuat.
2. Mengetahui mengenai pengertian, pembagian, cara pembuatan,
perhitungan dosis, sterilisasi dan penyerahan sediaan infus.
3. Agar dapat menyalurkan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan
dalam bentuk pengamatan dan penyusunan makalah berdasarkan dasar-
dasar teori dalam mata kuliah teknologi sediaan steril.
II. Dasar Teori
1. Pengertian Infus (Injeksi Volume Besar)
Sediaan parenteral volume besar merupakan sediaan cair steril
yang mengandung obat yang dikemas dalam wadah 100 ml atau lebih dan
ditujukan untuk manusia. Infus adalah larutan injeksi dosis tunggal untuk
intravena dan dikemas dalam wadah lebih dari 100 ml. (FI IV hal 10).
Infus merupakan sediaan steril, berupa larutaan atau emulsi bebas
pirogen dan sedapat mungkin harus isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak ( FI III hal 12).
Infus merupakan larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari
10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan
peralatan yang cocok. Asupan elektrolit dan air dapat terjadi melalui
makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam tubuh dalam jumlah relatif
sama. Rasionya dalam tubuh adalah air 57%, lemak 20,8%, protein
17,0%, serta mineral dan glikogen 6%. Ketika terjadi gangguan
homeostasis (keseimbangan cairan tubuh), maka tubuh harus segera
mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan
elekrolit.
Tujuan penggunaan sediaan parenteral volume besar antara lain:
1. Bila tubuh kekurangan air, elektrolit dan karbohidrat maka kebutuhan
tersebut harus cepat diganti.
2. Pemberian infus memiliki keuntungan karena tidak harus menyuntik
pasien berulangkali.
3. Mudah mengatur keseimbangan keasaman dan kebasaan obat dalam
darah.
4. Sebagai penambah nutrisi bagi pasien yang tidak dapat makan secara
oral.
5. Berfungsi sebagai dialisa pada pasien gagal ginjal.
Syarat sediaan parenteral volume besar harus steril dan bebas pirogen,
karena sediaan diinjeksikan langsung ke dalam aliran darah (i.v), sediaan
ditumpahkan pada tubuh dan daerah gigi (larutan penguras), sediaan
langsung berhubungan dengan darah (hemofiltrasi), sediaan langsung ke
dalam tubuh (dialisa peritoneal).
Persyaratan infus intravena adalah sebagai berikut: sediaan steril
berupa larutan atau emulsi, babas pirogen (pirogen adalah senyawa
organik yang menyebabkan demam berasal dari pencemaran mikroba),
sedapat mungkin isohidris dan harus isotonis terhadap darah, infus
intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar, jika berupa emulsi
harus bertipe o/w dengan diameter fase dalam tidak lebih dari 5µm dan
harus dinyatakan, penyimpanan dalam dosis tunggal dan jika digunakan
untuk melengkapi cairan, makanan bergizi dan injeksi manitol
disyaratkan untuk mencantumkan kadar osmolarnya.
2. Tujuan Pemberian Infus
Larutan sediaan parenteral volume besar digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk pasien-pasien yang akan atau sudah dioperasi, atau
untuk penderita yang tidak sadar dan tidak dapat menerima cairan,
elektrolit dan nutrisi lewat mulut. Larutanlarutan ini dapat juga diberikan�
dalam terapi pengganti pada penderita yang mengalami kehilangan
banyak cairan dan elektrolit yang berat.
3. Hubungan Antara Osmolaritas dan Tonisitas
Etiket pada larutan yang diberikan secara intravena untuk
melengkapi cairan, makanan bergizi atau injeksi manitol disyaratkan
untuk mencantumkan kadar osmolarnya. Keterangan kadar osmolarnya
membantu untuk memberikan informasi apakah larutan ini isotonis,
hipotonis atau hipertonis.
Kadar osmolar ideal didapat dengan:
m.osmole/liter= g/L larutan x 1000 x jumlah ion BM zat terlarut
Osmolaritas (Mosmole/ltr) Tonisitas
> 350 Hipertonis
329 350� Sedikit hipertonis
270 328� Isotonis
250 269� Sedikit hipotonis
0 249 � Hipotonis
4. Penggolongan Sediaan Infus Berdasarkan Komposisi dan Kegunaannya
Tubuh manusia mengandung 60% air dan terdiri atas cairan
intreaseluler 40% yang mengandung ion-ion K, Mg, sulfat, fosfat, protein
serta senyawa organik asam fosfat.
A. Fungsi Larutan Elektrolit
Secara klinis, larutan digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau
penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah. Ada 2 jenis
kondisi plasma darah yang menyimpang, yaitu:
1. Asidosis
Kondisi plasma darah yang terlampaui asam akibat adanya ion Cl
dalam jumlah berlebih.
2. Alkalosis
Kondisi plasma darah yang terlampaui basa karena kelebihan ion
Na, K, Clorida.
B. Infus Karbohidrat
Adalah sediaan infus yang berisi larutan glukosa atau dekstrosa yang
cocok untuk donor kalori. Kita menggunakannya untuk memenuhi
kebutuhan glikogen otot kerangka, hipoglikemia, dan lain-lain.
Kegunaan: 5% isotonis, 20% diuretik, dan 30-50% untuk udem otak.
5. Evaluasi Sediaan Infus
Yang perlu dievaluasi dalam sediaan infus ini antara lain:
1. Evaluasi fisika: pH, volume injeksi dalam wadah, bahan artikulat, uji
kebocoran, uji kejernihan dan warna.
2. Evaluasi kimia: penetapan kadar, identifikasi.
3. Evaluasi biologis: Uji sterilitas, uji pirogen, uji endotoksin bakteri,
penetapan kadar antibiotic.
4. Pengemasan dan penyimpanan.
5. Penandaan.
III. Formulasi
Tiap 500 ml mengandung:
Natrii Chloridum 4,5 g
Aqua Pro Injection hingga 500 ml
Dalam wadah dosis tunggal di tempat sejuk.
1. pH 4,5 sampai 7,0.
2. Tidak boleh mengandung bakterisida.
3. Mengandung ion klorida dan ion natrium masing-masing 154 mEq per
liter.
4. Isotonis
5. Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C, segera setelah dibuat.
6. Bebas pirogen.
7. Pada etiket harus juga tertera:
Banyaknya ion klorida dan ion natrium dalam mEq per liter.
8. Diinjeksikan secara infusi.
IV. Perhitungan
Dibuat larutan infus 250 ml, pada pembuatan larutan infus ini dilebihkan
10%.
= 250 ml + (10% x 250 ml)
= 250 ml + 25 ml
= 275 ml
Bahan yang ditimbang antara lain:
a. NaCl = 275/500 x 4,5 g = 2,475 g
b. Aqua Pro Injection sampai 275 ml
Perhitungan tonisitas dengan rumus White Vincent:
V = W x E x 111,1
Keterangan:
V = volume larutan obat
W = massa obat (gram)
E = ekivalensi
Maka,
NaCl = 2,475 x 1 x 111,1 = 274,9725 ml
Untuk larutan 275 ml = 274,9725 ml 250 ml = 24,9725 ml�gram NaCl berlebih
W = 24,9725/(1x111,1) = 0,2247 g
NaCl yang ditimbang = 2,475 g 0,2247 g = 2,2503 g�
V. Alat dan Bahan
A. Alat
Beker glass
Gelas ukur
Botol semprot
Batang pengaduk
Spatel
Bunsen
Kaki tiga
Kertas perkamen
Erlenmeyer
Corong
Kertas saring
B. Bahan
NaCl
Aqua Pro Injection
Karbon aktif
VI. Prosedur Kerja
VII. Hasil Pengamatan
VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan
X. Saran
DAFTAR PUSTAKA
American Pharmaceutical Association. 1994. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, second edition. London: The Pharmaceutical Press.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.
Jakarta: UI Press.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia, edisi ketiga. Jakarta:
Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
Depkes RI. Formularium Nasional, Ed II. 1978.Jakarta.
Sulistiawati, Farida M.Si, Apt. dan Suryani, Nelly M.Si, Apt. 2007. Penuntun
Praktikum Teknologi Sedian Steril. Jakarta.
The Pharmaceutical Society of Great Britain. 1982. Martindale The Extra
Pharmacopoeia twenty-eight edition. London: The Pharmaceutical
Press.
Tjay, Tan Hoan, Drs, dkk. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek Sampingnya. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo.