Pidato Bupati Pakpak Bharat pada saat Peluncuran Tema Pembangunan Tahun 2009
4. IKK Kabupaten Pakpak Bharat 2011
-
Upload
ibob-wahyuni -
Category
Documents
-
view
64 -
download
3
Transcript of 4. IKK Kabupaten Pakpak Bharat 2011
WEJANGAN STATISTIK
1. Membangun itu sulit, tetapi jauh lebih sulit melaksanakan
pembangunan tanpa dukungan data statistik.
2. Data yang baik, akurat, bebas bias, dan terpercaya, adalah data
yang dikumpulkan berdasarkan metodologi statistik yang jelas dan
benar.
3. Jangan pernah mengharapkan bahwa setiap data yang
dikumpulkan itu, seratus persen benar sekalipun metodologinya
sudah benar, karena data itu masih dikumpulkan oleh manusia.
4. BPS dalam setiap melakukan pengumpulan data, memiliki prinsip
bahwa data yang dikumpulkan itu pasti mengandung kesalahan,
tetapi dalam melaporkan dan mendiseminasikan datanya BPS
tidak melakukan kebohongan.
Copyright © BPS Kabupaten Pakpak Bharat
INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN PAKPAK BHARAT
ISSN : - Nomor Publikasi : 12.164.12.01 1276.05.0412740.04.05 Katalog BPS : 7102012.1216 Ukuran Buku : 28 cm x 21 cm Jumlah Halaman : v + 37 halaman Naskah: BPS Kabupaten Pakpak Bharat Seksi Statistik Distribusi Gambar Kulit: BPS Kabupaten Pakpak Bharat Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat Kerjasama Dengan: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pakpak Bharat Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | i
KATA PENGANTAR
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) tahun 2011 merupakan salah satu variabel yang
digunakan dalam penghitungan besaran Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2012 setiap
kabupaten/kota termasuk Kabupaten Pakpak Bharat.
Kebutuhan akan data yang akurat, objektif tanpa rekayasa, serta terkini dewasa ini
semakin diminati dan ditunggu-tunggu, tidak terbatas hanya pada instansi pemerintah dan
pengambil kebijakan, namun telah merambah hingga pada masyarakat luas. Publikasi Indeks
Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2011 berguna memberikan data yang
akurat dimaksud, khususnya untuk memberikan gambaran umum tentang tingkat kemahalan
konstruksi yang dibedakan menjadi 3 kelompok jenis bangunan, yaitu: (1) bangunan tempat
tinggal dan bukan tempat tinggal; (2) jalan, jembatan, dan pelabuhan; dan (3) bangunan
lainnya.
Informasi di atas tentunya sangat dibutuhkan secara berkesinambungan, baik
pemerintah, peneliti, maupun dunia usaha. Oleh sebab itu, Badan Pusat Statistik Kabupaten
Pakpak Bharat bekerjasama dengan Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak
Bharat untuk menyusun publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pakpak Bharat ini
setiap tahun.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
hal penyediaan data dan penyusunan publikasi ini. Kami berharap kritik dan saran guna
perbaikan publikasi di masa mendatang. Semoga publikasi ini dapat memberikan manfaat bagi
konsumen data.
Salak, Juli 2012 Badan Pusat Statistik
Kabupaten Pakpak Bharat Kepala,
Dra. Minda Flora Ginting, M.M NIP 19690112 199401 2 001
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Pakpak Bharat Plt. Kepala,
Sahat Bancin NIP 19560803 197803 1 002
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | ii
D A F T A R I S I
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Daftar Grafik iv
Daftar Lampiran v
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1. Latar Belakang 2
1.2. Pengertian dan Definisi 3
1.3. Metode Penghitungan 4
BAB II PEMBAHASAN 12
2.1. Gambaran Umum 12
2.2
2.3
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pakpak Bharat
Tahun 2011
Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2011
15
20
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan IKK dan IHPB ...................................................... 13
Tabel 2.2 Perbandingan Antara IKK 2003 – IKK 2011..……………... 14
Tabel 2.3 IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, dan Kota Samarinda (kota acuan) Tahun 2010 dan 2011 .................... 15
Tabel 2.4 IKK Kabupaten/Kota di Sumatera Utara serta Ranking dalam Provinsi Tahun 2010 dan 2011 ................................... 18
Tabel 2.5 Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi di Indonesia Tahun 2011................................................................................. 21
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | iv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 2.1 IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, dan Kota Samarinda Tahun 2010-2011 ……....………......................
16
Grafik 2.2 Perbandingan Nilai IKK Kabupaten Nias Selatan, Pakpak Bharat, dan Humbang Hasundutan Tahun 2010-2011 …….. 20
Grafik 2.3 IKK Provinsi Sumatera Utara dan Kalimantan Timur Tahun 2010-2011....................................................................... 22
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Gambar Bahan Bangunan dan Alat Berat Konstruksi yang Digunakan
sebagai Paket Komoditas Penghitungan IKK 2011 ….…………………
Kuesioner yang Digunakan dalam Pencacahan IKK 2009 …………….
Kuesioner Diagram Timbang yang Digunakan ………………………
24
30
37
BAB I PENDAHULUAN
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional yang adil dan merata perlu dilakukan di seluruh daerah di
Indonesia hingga mencakup secara nasional. Kebijakan Otonomi Daerah yang dikeluarkan
oleh pemerintah sejak tahun 2000 diarahkan untuk mendorong percepatan pembangunan
daerah serta melakukan pembangunan secara adil dan merata. Dengan demikian tujuan
pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat diharapkan dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Kebijakan Otonomi Daerah yang dilaksanakan sejak tanggal 1
Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada
daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Penyelenggaran
pembangunan tersebut tentunya tidak terlepas dari kebutuhan akan data hingga level/tingkat
kabupaten/kota sebagai indikator pembangunan.
Selain mendorong percepatan pembangunan daerah, kebijakan Otonomi Daerah juga
diharapkan dapat mengatasi masalah ketimpangan horizontal antar daerah dengan tujuan
utamanya adalah sebagai pemerataan keuangan antar daerah. Dengan kata lain, kebijakan
Otonomi Daerah dapat mempercepat pembangunan daerah-daerah yang masih tertinggal dan
terbelakang, baik dalam kemampuan keuangan maupun pendapatan yang diperoleh dari
pemanfaatan sumber daya alamnya. Untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah
tersebut, kepala daerah diberi kewenangan untuk mendayagunakan potensi keuangan daerah
sendiri dan perimbangan keuangan pusat dan daerah yang berupa Dana Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat
dan Daerah pasal 28 ayat (1) menyatakan bahwa kebutuhan fiskal daerah merupakan
kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum, sedangkan
pada ayat (2) dinyatakan bahwa setiap kebutuhan pendanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diukur secara berturut-turut dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks
Kemahalan Konstruksi, Produk Domestik Regional Bruto perkapita, dan Indeks
Pembangunan Manusia.
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 3
DAU merupakan sumber pendapatan utama pemerintah daerah. Azas kesenjangan
fiskal (fiscal gap) yang mendasari penghitungan DAU memerlukan dukungan data yang
valid, akurat, dan terkini sehingga pembagian DAU ke daerah menjadi adil, proporsional, dan
merata.
Keberhasilan pelaksanaan kebijakan Otonomi Daerah di daerah perlu didukung dengan
penyediaan statistik yang dapat mencerminkan kebutuhan daerah dan harus memenuhi
kriteria: a) mempunyai kredibilitas tinggi; b) mutakhir; dan c) mempunyai validitas dan
akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung DAU di suatu kabupaten/kota
adalah Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) kabupaten/kota yang merupakan pendekatan
terhadap keadaan geografis suatu wilayah. IKK pertama kali dihitung Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2002 untuk keperluan penghitungan DAU 2003 yang kemudian
dilanjutkan hingga sekarang.
1.2 Pengertian dan Definisi
Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) adalah cerminan dari suatu nilai
bangunan/konstruksi, yaitu biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan
per satuan luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. TKK dihasilkan melalui pendekatan
terhadap harga sejumlah bahan bangunan/konstruksi dan harga sewa alat berat yang
mempunyai nilai atau andil cukup besar dalam bangunan tersebut.
Indeks kemahalan konstruksi kabupaten/kota atau provinsi adalah angka indeks yang
menggambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau provinsi terhadap TKK
kabupaten/kota atau provinsi acuan untuk periode waktu tertentu.
Indeks kemahalan konstruksi (IKK) merupakan angka indeks yang menunjukkan
perbandingan harga bahan bangunan/konstruksi antar lokasi yang berbeda pada periode yang
sama. Dengan demikian, penghitungan IKK harus dilakukan secara comparable dan
representative. IKK dihitung menurut jenis kelompok barang/komoditas yang terdiri dari 3
(tiga) jenis kelompok bangunan. Untuk keperluan DAU yang digunakan adalah IKK umum
yang merupakan angka tertimbang dari ketiga kelompok jenis bangunan tersebut.
Sesuai dengan pengertiannya, IKK dapat dikategorikan sebagai indeks spasial, yaitu
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 4
indeks yang menggambarkan perbandingan harga untuk lokasi yang berbeda pada periode
waktu tertentu. Berbeda dengan pengertian indeks periodikal, seperti IHPB atau IHK, dimana
indeks periodikal merupakan angka indeks yang menggambarkan perkembangan harga di
suatu lokasi pada periode tertentu terhadap harga tahun dasar. Sejak tahun 2005 dalam
penyajian IKK diperhitungkan pula perkembangan harga periode tertentu terhadap harga
periode dasar yaitu Februari 2004 (sesuai dasar penghitungan IKK 2004).
1.3 Metode Penghitungan
Metode Penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi hingga tahun 2009 disajikan
dengan menggunakan IKK rata-rata nasional sama dengan 100 yang kemudian dikalikan
dengan suatu bilangan/inflator sehingga diperoleh angka provinsi dan kabupaten/kota.
Namun sejak tahun 2010, penghitungan IKK disajikan dengan model yang berbeda yaitu
dengan menentukan salah satu ibukota provinsi, dimana terdapat satu kabupaten/kota dalam
provinsi tersebut yang memiliki IKK mendekati angka rata-rata sebagai kota acuan atau
provinsi acuan.
Kota Balikpapan adalah salah satu kota di Provinsi kalimantan Timur yang memiliki
angka IKK sebesar 100.08 yaitu angka yang paling dekat dengan rata-rata IKK 491
kabupaten/kota sama dengan 100, sehingga Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi dipilih
sebagai kota acuan penghitungan IKK pada tahun 2010. Hal ini pun akan diikuti pada tahun-
tahun berikutnya, dimana Kota Samarinda sebagai kota acuan pada penghitungan IKK,
termasuk pada penghitungan IKK tahun 2011.
Pertimbangan penggunaan salah satu ibukota provinsi sebagai acuan dalam
menghitung IKK adalah memberikan flexibilitas dalam penghitungan IKK apabila terjadi
penambahan jumlah kabupaten/kota yang akan dihitung IKKnya, sebagaimana literatur
tentang indeks spasial pada umumnya mengacu pada satu wilayah tertentu sebagai dasar.
Dalam melakukan penghitungan IKK dibutuhkan data/komponen penunjang, seperti
paket komoditas, diagram timbang, dan data harga-harga jenis bahan bangunan yang menjadi
paket komoditas penghitungan IKK. Adapun metodologi penghitungan Indeks Kemahalan
Konstruksi yang akan dipaparkan dalam publikasi ini antara lain mencakup:
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 5
1. Paket Komoditas IKK
Pengertian paket komoditas IKK dalam hal ini adalah suatu keranjang atau paket yang
terdiri dari sejumlah bahan bangunan/konstruksi yang dominan digunakan untuk membangun
satu unit bangunan/konstruksi. Untuk penghitungan IKK tahun 2011, diasumsikan jumlah
bahan bangunan dan sewa alat-alat berat yang menjadi paket komoditas berjumlah 22, terdiri
dari 18 jenis bahan bangunan dan 4 sewa alat berat.
Paket komoditas yang digunakan dalam penghitungan IKK 2011 terdiri dari 18 jenis
barang dan 4 sewa alat berat yang dipilih dari 60 jenis barang dan 4 sewa alat berat yang
terdapat dalam daftar HPB-K. Adapun jenis barang dan sewa alat berat tersebut yaitu: pasir,
batu pondasi, batu bata, batu split, semen abu-abu, pipa PVC, seng plat, seng gelombang,
paku, besi beton, keramik polos, kayu papan, kayu balok, kayu lapis, cat tembok putih, cat
kayu/besi, kaca polos bening, aspal, excavator, bulldozer, three wheel roller (mesin gilas),
dan dump truck. Ke-18 jenis barang dan 4 sewa alat berat tersebut dipilih karena mempunyai
nilai atau andil cukup besar dan data harga barang-barang tersebut comparable atau
mempunyai keterbandingan antar kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2. Diagram Timbang IKK
Penghitungan IKK kabupaten/kota tahun 2011 ini menggunakan dua jenis penimbang,
yakni diagram timbang kelompok jenis bangunan dan diagram timbang IKK umum.
Diagram timbang kelompok jenis bangunan disusun berdasarkan kuantitas/volume bahan
bangunan/sewa alat berat/jasa yang dibutuhkan untuk membangun 1 unit bangunan per
satuan ukuran luas untuk masing-masing kelompok jenis bangunan.
Pengelompokan jenis bangunan yang dimaksud mengacu pada Klasifikasi Lapangan
Usaha Indonesia (KLUI) yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok jenis bangunan, yaitu:
a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal;
b. Jalan, jembatan, dan pelabuhan;
c. Bangunan lainnya.
Berikut klasifikasi dari masing masing jenis bangunan tersebut:
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 6
a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, kegiatan konstruksi yang
termasuk dalam kelompok jenis bangunan ini adalah sebagai berikut:
1. Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang dibangun sendiri, real estate,
rumah susun, dan perumahan dinas.
2. Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi: konstruksi gedung perkantoran,
industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal/stasiun, dan
bangunan monumental.
b. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan, kegiatan
konstruksi yang masuk dalam kelompok jenis bangunan ini adalah:
1. Bangunan jalan, jembatan, dan landasan, meliputi: pembangunan jalan, jembatan,
landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase jalan, marka jalan, dan rambu-
rambu lalu lintas.
2. Bangunan jalan dan jembatan kereta, meliputi: pembangunan jalan dan jembatan
kereta.
3. Bangunan dermaga, meliputi: pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan dermaga/
pelabuhan, sarana pelabuhan, dan penahan gelombang.
c. Bangunan lainnya, meliputi kegiatan pekerjaan umum untuk pertanian, instalasi
listrik, gas, air minum, komunikasi, dan lainnya, diantaranya:
1. Pemasangan perancah, pemasangan bangunan konstruksi prefab dan pemasangan
kerangka baja, pengerukan, konstruksi khusus lainnya, instalasi jaringan pipa,
instalasi bangunan sipil lainnya, dekorasi eksterior, serta bangunan sipil lainnya
termasuk peningkatan mutu tanah melalui pengeringan dan pengerukan.
2. Bangunan elektrikal, meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi, dan transmisi
tegangan tinggi.
3. Konstruksi telekomunikasi udara, meliputi: konstruksi bangunan telekomunikasi dan
navigasi udara, bangunan pemancar/penerima radar, dan bangunan antena.
4. Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, meliputi: pembangunan konstruksi
sinyal dan telekomunikasi kereta api.
5. Konstruksi sentral telekomunikasi, meliputi: bangunan sentral telepon/telegraf,
konstruksi bangunan menara pemancar/penerima radar microwave, dan bangunan
stasiun bumi kecil/stasiun satelit.
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 7
6. Instalasi air, meliputi: instalasi air bersih, air limbah, dan saluran drainase pada
gedung.
7. Instalasi listrik, meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan
pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat.
8. Instalasi gas, meliputi: pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan
pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal.
9. Instalasi listrik jalan, meliputi: instalasi listrik jalan raya, instalasi listrik jalan kereta
api, dan instalasi listrik lapangan udara.
10. Instalasi jaringan pipa, meliputi: jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak.
11. Bangunan terowongan, bangunan sipil lainnya (lapangan olahraga, lapangan parkir,
dan sarana lingkungan pemukiman).
Pada tahun-tahun sebelumnya, penghitungan IKK seluruh kabupaten/kota dan provinsi
menggunakan 5 (lima) kelompok jenis bangunan, yang antara lain:
a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal;
b. Prasarana untuk pertanian;
c. Jalan, jembatan, dan pelabuhan;
d. Bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi;
e. Bangunan lainnya.
Namun, sejak tahun 2005 hingga tahun 2011 penghitungan IKK hanya menggunakan 3
(tiga) kelompok jenis bangunan. Kelompok jenis bangunan yang tidak diikutsertakan adalah
bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi, serta kelompok jenis
bangunan sarana pertanian yang digabung dengan kelompok jenis bangunan lainnya.
Perubahan pengelompokan jenis bangunan ini dilakukan agar IKK antar
kabupaten/kota yang dihasilkan lebih mempunyai keterbandingan/comparable. Kelompok
jenis bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi tidak diikutsertakan,
dikarenakan kualitas barang-barang dalam kelompok jenis bangunan tersebut sangat
beragam antar kabupaten/kota. Sedangkan kelompok jenis bangunan sarana pertanian, tidak
relevan lagi digunakan untuk daerah perkotaan.
Kuantitas/volume bahan bangunan/sewa alat berat/jasa masing-masing kelompok jenis
bangunan dapat berbeda antar kabupaten/kota. Data kuantitas/volume bahan bangunan
tersebut diperoleh dari hasil studi pilot tingkat kemahalan harga bahan bangunan/konstruksi.
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 8
Diagram timbang umum IKK kabupaten/kota adalah bobot atau andil masing-masing
kelompok jenis bangunan untuk menghitung IKK umum kabupaten/kota. Diagram timbang
umum IKK ini disusun berdasarkan data realisasi APBD dan pengeluaran belanja
pembangunan dan rutin. Data ini diperoleh dari pemerintah kabupaten/kota atau provinsi.
Untuk keperluan penghitungan IKK umum kabupaten/kota atau provinsi tahun 2011
digunakan data Realisasi APBD tahun 2010. Cara penyusunan diagram timbang umum IKK
sama dengan cara penyusunan diagram timbang IHPB bahan bangunan/konstruksi umum
yang intinya adalah memilih pengeluaran untuk pembangunan fisik dan dikelompokkan ke
dalam 5 (lima) kelompok jenis bangunan.
3. Harga Jenis Bahan Bangunan/Sewa Alat dan Jasa
Data harga yang digunakan untuk penghitungan IKK Tahun 2011 adalah harga bulan
Mei 2011. Data harga tersebut dikumpulkan melalui survei serentak paket komoditas IKK
yang dilaksanakan pada waktu yang bersamaan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Survei harga dilakukan pada tanggal 9-13 Mei 2011 setidaknya pada 3 (tiga) pedagang besar
barang/jasa konstruksi yang dianggap mewakili tingkat harga di pasaran.
Pada kabupaten Pakpak Bharat yang menjadi sampel survei ini adalah UD Boymen,
UD Tumangger, dan UD Tobing. Responden yang dipilih dalam survei IKK di Kabupaten
Pakpak Bharat sebanyak 3 (tiga) panglong ini dianggap telah mewakili kondisi harga pasar
bahan konstruksi di Kabupaten Pakpak Bharat. Selain itu, dikumpulkan pula data sewa alat
berat dan jasa dari kontraktor ataupun dari instansi terkait yang menyediakan jasa sewa alat
berat konstruksi. Responden untuk data ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Pakpak Bharat.
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 9
4. Rumus Penghitungan IKK
a. Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota
(TKKkj)
Untuk mendapatkan tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi (TKK) menurut
kelompok jenis bangunan kabupaten/kota adalah mengalikan bobot dengan harga masing-
masing bahan bangunan tersebut. Agar memperjelas penghitungan TKK kabupaten/kota
seperti yang telah diuraikan di atas, berikut ini disajikan dalam bentuk notasi matematis.
∑=
=m
iijikj QPTKK
1.
dimana:
i : Jenis barang/bahan bangunan dan sewa alat berat
TKKkj : Tingkat kemahalan harga bahan bagunan/konstruksi kelompok jenis
bangunan j kabupaten/kota k
Pi : Harga jenis barang/bahan bangunan i
Qij : Kuantitas/volume bahan bangunan i kelompok jenis bangunan ke- j
: Diagram timbang kelompok jenis bangunan
b. Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Rata-rata Nasional
(TKKnj)
dimana:
k : Kabupaten/kota
TKKnj : Tingkat kemahalan Konstruksi nasional n untuk kelompok jenis bangunan
ke-j
N : Jumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 10
c. Indeks Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Kabupaten/Kota
(IKKkj)
100xTKK
TKKIKKnj
kjkj =
dimana:
IKKkj : Indeks kemahalan konstruksi kelompok jenis bangunan j kabupaten/kota k.
d. Indeks Kemahalan Konstruksi Umum Kabupaten/Kota (IKKku)
dimana:
IKKku : Indeks kemahalan konstruksi umum u kabupaten/kota k
Qj : Diagram timbang IKK umum kabupaten/kota
BAB II PEMBAHASAN
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 12
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum
Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa penghitungan IKK mutlak
dilakukan karena IKK digunakan sebagai salah satu komponen/penimbang dalam penetapan
Dana Alokasi Umum (DAU) tiap-tiap kabupaten/kota. Penghitungan IKK telah
mempertimbangkan variasi harga-harga barang/jasa konstruksi yang beragam berdasarkan
keadaan dan tingkat kesulitan geografis suatu wilayah. Azas kesenjangan fiskal (fiscal gap)
yang mendasari penghitungan DAU memerlukan dukungan data yang valid, akurat, dan terkini
sehingga pembagian DAU ke daerah menjadi adil, proporsional, dan merata. Demi pembagian
DAU yang adil dan merata berdasarkan tingkat kesulitan letak geografis suatu wilayah tersebut,
maka IKK hadir sebagai indeks spasial yang mutlak diperlukan.
Pada tahun-tahun sebelumnya hingga akhir 2008, Badan Pusat Statistik masih melakukan
penghitungan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) untuk seluruh kabupaten/kota di
Indonesia. IHPB ini sendiri dalam kaitannya dengan pembangunan suatu daerah berfungsi
sebagai angka indeks yang dapat digunakan sebagai eskalasi (pertambahan dalam
kuantitas/volum/jumlah) nilai proyek konstruksi. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dapat
didefinisikan sebagai angka indeks yang menggambarkan besarnya perubahan harga pada
tingkat harga perdagangan besar/harga grosir dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di
suatu negara/daerah. IHPB termasuk dalam indeks periodikal sama seperti indeks harga
konsumen (IHK), yakni angka indeks yang menggambarkan perkembangan harga di suatu lokasi
pada periode tertentu terhadap harga tahun dasar.
Dalam perkembangannya, IHPB tidak lagi menjadi angka indeks yang wajib dihitung oleh
seluruh kabupaten/kota. Hal ini dimungkinkan oleh ketersediaan proyek berskala besar dan
nasional yang tidak sama/berbeda-beda dari seluruh kabupaten/kota. Untuk kabupaten/kota
dengan nilai pembangunan dan kontrak yang besar tentunya memerlukan angka indeks ini
sebagai acuan eskalasi nilai proyek yang harus diperhitungkan dan diprediksi. Atas dasar
cakupan yang besar (42 jenis barang dan 4 sewa alat berat pada tahun 2008) menjadikan IHPB
tidak lagi mutlak dihitung oleh seluruh kabupaten/kota. Berikut ditampilkan perbedaan IKK dan
IHPB:
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 13
Tabel 2.1 Perbedaan IKK dan IHPB
No IKK (Spatial Index) No IHPB (Periodical Index)
1 Membandingkan harga untuk lokasi
berbeda pada waktu yang sama
1 Membandingkan harga untuk
lokasi yang sama pada waktu yang
berbeda
2 Reference/dasar: rata-rata nasional 2 Reference/dasar: tahun dasar
3 Perbandingan harga antar wilayah 3 Perubahan harga antar waktu
4 Perbedaan struktur harga relatif besar 4 Perubahan struktur harga relatif
kecil
5 Comparability dan representative
sulit diperoleh
5 Comparability dan representative
mudah diperoleh
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa IKK memberikan solusi atas perbedaan tingkat
harga pada berbagai lokasi dalam waktu yang sama, sehingga nilai IKK seluruh
kabupaten/kota telah memperhitungkan tingkat kesulitan geografis masing-masing wilayah
pada saat yang bersamaan, walaupun keterbandingan dan keterwakilan komoditas barang sulit
diperoleh. Hal ini disebabkan karena komoditas suatu barang di suatu daerah dengan kualitas
dan kuantitas tertentu memang belum tentu dimiliki oleh daerah lain dengan kualitas dan
kuantitas yang sama. Pada penghitungan IKK tahun 2011 untuk komoditas yang tidak ada di
suatu daerah, tidak boleh membuat rujukan harga kabupaten/kota tetangga yang bersebelahan
sebagai acuan harga barang dengan kualitas dan kuantitas yang sama dengan
memperhitungkan ongkos/biaya transportasi yang diperlukan untuk mengangkut barang
tersebut. Jadi yang menjadi acuan harga adalah semua komoditas yang ada beredar dan
dijumpai di pasaran di suatu kabupaten/kota.
Tabel 2.2 berikut menyajikan perbandingan ruang lingkup, paket komoditas, serta
kelompok jenis bangunan (diagram timbang) yang digunakan dalam penghitungan IKK dari
tahun ke tahun (2003 – 2011).
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 14
Tabel 2.2 Perbandingan Antara IKK 2003 – IKK 2011
No. KETERANGAN Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1.
Ruang Lingkup:
Jumlah
Kabupaten/Kota 370 370 440 440 456 457 477 491 491
Jumlah Provinsi 30 32 33 33 33 33 33 33 33
2.
Paket Komoditas:
(jumlah barang dan 22 26 21 22 22 22 21 21 22
sewa alat berat)
3. Kelompok jenis
bangunan 5 5 3 3 3 3 3 3 3
Dari tabel di atas dapat dilihat trend perkembangan jumlah kabupaten/kota dan provinsi
di Indonesia dari tahun ke tahun yang tentunya juga disertai dengan penghitungan IKK untuk
tiap-tiap kabupaten/kota dan provinsi. Tahun 2011 ruang lingkup penghitungan IKK
mencakup 491 kabupaten/kota dan 33 provinsi.
Penghitungan IKK pertama kali dilakukan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2002, yakni
untuk memperoleh besaran angka IKK tahun 2003 dari 370 kabupaten/kota dan 30 provinsi.
Seiring dengan perkembangan tersebut, paket komoditas barang dan sewa alat berat juga
mengalami perubahan sesuai dengan keadaan yang terjadi. Jumlah paket komoditas barang
dan sewa alat berat terbanyak yang dikumpulkan adalah pada tahun 2004, yakni sebanyak 26
jenis barang dan sewa alat berat. Sedangkan untuk kelompok jenis bangunan (diagram
timbang) dari tahun 2005 hingga tahun 2011 konstan sebanyak 3 (tiga) jenis kelompok
bangunan. Hanya tahun 2003 dan 2004 saja kelompok jenis bangunan yang digunakan sebagai
diagram timbang sebanyak 5 (lima) kelompok/jenis.
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 15
2.2 Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2011
Terjadinya perubahan model penyajian IKK pada tahun 2010, menyebabkan IKK yang
disajikan mulai tahun 2010 tersebut tidak dapat diperbandingkan secara langsung dengan IKK
yang disajikan pada tahun-tahun sebelumnya, hal ini telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Sehingga untuk pembahasan pada bab ini hanya membahas IKK untuk Kabupaten Pakpak
Bharat dibandingkan dengan kabupaten/kota lain dan juga IKK Kota Samarinda sebagai kota
acuan untuk tahun 2010 dan 2011.
Hasil penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Pakpak Bharat,
Provinsi Sumatera Utara, dan Kota Samarinda sebagai kota acuan dapat dilihat melalui tabel
berikut ini:
Tabel 2.3 IKK Kabupaten Pakpak Bharat,
Sumatera Utara, dan Kota Samarinda (kota acuan) Tahun 2010 dan 2011
Kabupaten / Provinsi Indeks Umum
2010 2011
Pakpak Bharat 87.94 89.82
Sumatera Utara 86.20 87.59
Kota Samarinda (kota acuan) 100.08 103.57
IKK umum Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, dan Kota Samarinda
sebagai kota acuan sebagaimana yang telah disajikan pada tabel diatas menunjukkan besaran
IKK umum Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2011 adalah sebesar 89.82, lebih tinggi dari IKK
umum Provinsi Sumatera Utara (87.59) dengan selisih 2.23 dan lebih rendah dari IKK Kota
Samarinda sebagai kota acuan (103.57) dengan selisih 13.75 persen.
Dari tahun 2010 ke tahun 2011, IKK umum Kabupaten Pakpak Bharat mengalami
peningkatan. Peningkatan ini dapat diintepretasikan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan
harga barang-barang konstruksi selama kurun waktu 2010-2011 di Kabupaten Pakpak Bharat.
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Pakpak Bharat di tahun 2011 masih lebih
tinggi dibandingkan dengan Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Sumatera Utara dengan
selisih sebesar 2,23 mungkin disebabkan beberapa hal, diantaranya:
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 16
1. Letak geografis Kabupaten Pakpak Bharat relatif jauh dalam jalur distribusi barangbarang
konstruksi,
2. Sebagai Daerah yang baru dimekarkan, keberadaan supplier yang mampu menyediakan
barang-barang untuk kebutuhan konstruksi masih sangat terbatas di Kabupaten Pakpak
Bharat, dan
3. Pemakaian barang-barang konstruksi yang berasal dari luar Kabupaten Pakpak Bharat masih
lebih besar bila dibandingkan dengan komoditas yang berasal dan dihasilkan di kabupaten
ini. Bangunan konstruksi memerlukan berbagai macam jenis barang yang saling
melengkapi mulai dari pasir, batu, batu-bata, kayu, besi, semen, kaca, pipa, seng, aspal dan
sebagainya hingga ke penggunaan peralatan berat. Diantara barang-barang konstruksi
tersebut beberapa diantaranya dapat dihasilkan di Kabupaten Pakpak sendiri tanpa harus
didatangkan dari luar kabupaten, seperti pasir, batu dan kayu. Harga komoditas lokal
tersebut tercatat relatif lebih murah dibandingkan harga rata-rata produk sejenis di Provinsi
Sumatera Utara, namun karena share pemakaiannya dalam bangunan konstruksi relatif
kecil, pengaruhnya terhadap Tingkat Kemahalan Konstruksi juga tidak terlalu besar. Yang
artinya pembentukan tingkat kemahalan konstruksi lebih didominasi oleh barang-barang
konstruksi yang didatangkan dari luar Kabupaten Pakpak Bharat.
Berikut disajikan besaran IKK umum Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera
Utara, dan Kota Samarinda sebagai kota acuan tahun 2010-2011 dalam visualisasi diagram
batang:
Grafik 2.1 IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, dan Kota Samarinda Tahun 2010-2011
75
80
85
90
95
100
105
2010 2011
088090
086 088
100103,57
Pakpak Bharat
Sumatera Utara
Samarinda
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 17
Berdasarkan Grafik 2.1 di atas, terlihat bahwa dari tahun 2010 sampai tahun 2011 IKK
umum Kabupaten Pakpak Bharat selalu lebih rendah dari pada Kota Samarinda yang adalah
kota acuan IKK dengan selisih masing-masing tahun sebesar 12.14 dan 13.75. Hal ini
diinterpretasikan bahwa untuk membangun satu unit bangunan per satuan luas di Kabupaten
Pakpak Bharat masih lebih murah dibandingkan dengan membangun satu unit bangunan di
Kota Samarinda. Dari tabel 2.3 dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010, membangun satu
unit bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat 1.13 kali lebih murah dibandingkan di Kota
Samarinda. Sedangkan pada tahun 2011, membangun satu unit bangunan di Kabupaten Pakpak
Bharat 1.15 kali lebih murah dibandingkan di Kota Samarinda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
faktor letak geografis Kota Samarinda yang sangat sulit, karena semakin sulit kondisi geografis
suatu daerah maka semakin tinggi juga tingkat harganya.
IKK umum tertinggi pada tahun 2011 di Provinsi Sumatera Utara, dimiliki oleh
Kabupaten Nias Selatan yakni sebesar 112.96, dan terendah di Kabupaten Langkat yakni
sebesar 84.46 dengan range sebesar 28.5. Hal ini menggambarkan tingkat kemahalan harga
bangunan dari suatu nilai bangunan/biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit
bangunan per satuan luas di Kabupaten Nias Selatan 1.34 kali lebih mahal jika dibandingkan
dengan membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di Kabupaten Langkat.
Penyebab IKK Kabupaten Langkat lebih rendah dibandingkan kabupaten lain di Provinsi
Sumatera Utara karena kabupaten ini merupakan sentra produksi bahan-bahan kelompok
bangunan, sehingga tingkat harga di kabupaten ini jauh lebih rendah, hal ini didukung oleh
kondisi geografisnya yang baik sehingga memungkinkan jangkauan transportasi ke manapun,
sedangkan kabupaten Nias Selatan dari sisi kondisi geografis kurang mendukung kelancaran
akses terhadap penyediaan bahan-bahan kelompok bangunan secara umum, meskipun untuk
komoditas tertentu kabupaten ini memproduksi sendiri. Berikut disajikan besaran IKK
kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Utara berikut peringkatnya dalam provinsi:
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 18
Tabel 2.4 IKK Kabupaten/Kota di Sumatera Utara serta Ranking dalam Provinsi
Tahun 2010 dan 2011
Kabupaten/Kota 2010 2011
Indeks Umum
Ranking Dalam Provinsi
Indeks Umum
Rangking Dalam Provinsi
1 Nias 98.90 4 96.05 4 2 Mandailing Natal 86.58 16 88.76 17 3 Tapanuli Selatan 87.75 12 93.95 6 4 Tapanuli Tengah 85.05 23 88.39 18 5 Tapanuli Utara 85.79 20 88.29 19 6 Toba Samosir 88.37 9 94.53 5 7 Labuhan Batu 86.87 15 92.88 10 8 Asahan 83.84 27 87.31 23 9 Simalungun 83.33 29 86.11 29 10 Dairi 85.62 21 87.28 24 11 Karo 85.46 22 87.16 26 12 Deli Serdang 81.05 33 85.27 32 13 Langkat 81.70 31 84.46 33 14 Nias Selatan 109.54 1 112.96 1 15 Humbang Hasundutan 84.46 24 88.12 20 16 Pakpak Bharat 87.94 10 89.82 15 17 Samosir 89.17 6 93.02 9 18 Serdang Bedagai 82.76 30 85.29 31 19 Batu Bara 85.88 19 87.77 22 20 Padang Lawas Utara 87.62 13 92.10 12 21 Padang Lawas 87.81 11 93.18 8 22 Labuhan Batu Utara 87.28 14 92.86 11 23 Labuhan Batu Selatan 86.36 17 91.93 13 71 Sibolga 88.97 8 93.20 7 72 Tanjung Balai 86.33 18 87.99 21 73 Pematang Siantar 84.20 25 86.51 27 74 Tebing Tinggi 83.46 28 85.77 30 75 Medan 84.14 26 87.27 25 76 Binjai 81.43 32 86.29 28 77 Padang Sidempuan 89.16 7 88.91 16 99 Nias Utara 105.28 2 103.07 2 99 Nias Barat 104.31 3 101.86 3 99 Gunung Sitoli 89.51 5 91.71 14
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 19
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2011 Kabupaten Nias Selatan, Nias
Utara, dan Nias Barat merupakan 3 (tiga) kabupaten yang memiliki indeks terbesar masing-
masing 112.96, 103.07 dan 101.86. Kabupaten Langkat, Kota Deli Serdang, dan Kabupaten
Serdang Bedagai adalah 3 (tiga) kabupaten/kota dengan nilai indeks terendah, masing-masing
84.46, 85.27, dan 85.29. Sedangkan Pakpak Bharat pada tahun 2011 menempati peringkat ke-
15 (lima belas) dengan besaran indeks 89.82, meningkat dari tahun 2010 yaitu dengan indeks
87.94 dan peringkat ke-10 (sepuluh).
Hal ini menunjukkan bahwa jika dibandingkan biaya untuk membangun 1 (satu) unit
bangunan per satuan luas di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, maka
membangun di Kabupaten Pakpak Bharat menduduki peringkat termahal ke-15 (lima belas).
Semakin rendah peringkat IKK suatu kabupaten (semakin mendekati angka 1), maka semakin
mahal biaya yang diperlukan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di
kabupaten tersebut.
Jika dibandingkan dengan Kabupaten Dairi dan Humbang Hasundutan, nilai IKK
Kabupaten Pakpak Bharat jauh lebih besar dari nilai IKK kedua kabupaten tetangga tersebut,
dengan selisih masing masing 2.54 dan 1.7. Dari tabel 2.4 dapat dijelaskan bahwa tingkat
kemahalan harga bangunan dari suatu nilai bangunan/biaya yang dibutuhkan untuk
membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di Kabupaten Pakpak Bharat 1.03 kali
lebih mahal jika dibandingkan dengan membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di
Kabupaten Dairi dan membangun 1 (satu) unit bangunan di Kabupaten Pakpak Bharat 1.02
kali lebih mahal dibandingkan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Sedangkan jika dibandingkan dengan sesama kabupaten pemekaran (Nias Selatan,
Pakpak Bharat, dan Humbang Hasundutan), sama halnya pada tahun 2010, di tahun 2011
Kabupaten Pakpak Bharat kembali menempati posisi kedua setelah Nias Selatan. Berikut
disajikan grafik nilai IKK Kabupaten Pakpak Bharat, Nias Selatan, dan Humbang Hasundutan
tahun 2010-2011.
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 20
Grafik 2.2 Perbandingan Nilai IKK Kabupaten Nias Selatan, Pakpak Bharat, dan Humbang Hasundutan Tahun 2010-2011
2.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Sumatera Utara di Indonesia Tahun 2011
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 sebesar
87.59. Jika dibandingkan dengan IKK provinsi acuan, Provinsi Kalimantan timur jauh lebih
rendah dengan selisih 12.41. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemahalan harga
bangunan/biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan luas di
Provinsi Sumatera Utara 1.14 kali lebih murah dibandingkan dengan membangun 1 (satu) unit
bangunan per satuan luas di Provinsi Kalimantan Timur.
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 sebesar 87.59.
Jika dibandingkan dengan IKK provinsi acuan yaitu Provinsi Kalimantan Timur, jauh lebih
rendah dengan selisih 15,98. Berikut disajikan tabel Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi di
Indonesia pada tahun 2011.
0
20
40
60
80
100
120
2010 2011
87.94 89.82
109.54 112.96
84.46 88.12
Pakpak Bharat
Nias Selatan
Humbang Hasundutan
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 21
Tabel 2.5 Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi di Indonesia
Tahun 2011
NO KODE PROPINSI IKK *) Rangking
(1) (2) (3) (4) (5)
1 11 NANGROE ACEH DARUSSALAM 92,56 15 2 12 SUMATERA UTARA 87,59 22 3 13 SUMATERA BARAT 83,84 29 4 14 R I A U 94,34 13 5 15 J A M B I 90,99 16 6 16 SUMATERA SELATAN 87,93 21 7 17 BENGKULU 89,52 20 8 18 LAMPUNG 86,74 24 9 19 KEP. BANGKA BELITUNG 100,90 7 10 21 KEPULAUAN RIAU 101,05 6 11 31 DKI JAKARTA 97,15 11 12 32 JAWA BARAT 85,62 25 13 33 JAWA TENGAH 83,79 30 14 34 DI YOGYAKARTA 79,48 33 15 35 JAWA TIMUR 81,72 32 16 36 B A N T E N 83,14 31 17 51 B A L I 84,82 27 18 52 NUSA TENGGARA BARAT 84,66 28 19 53 NUSA TENGGARA TIMUR 94,29 14 20 61 KALIMANTAN BARAT 98,63 9 21 62 KALIMANTAN TENGAH 100,79 8 22 63 KALIMANTAN SELATAN 89,83 19 23 64 KALIMANTAN TIMUR 103,57 5 24 71 SULAWESI UTARA 98,14 10 25 72 SULAWESI TENGAH 86,99 23 26 73 SULAWESI SELATAN 85,25 26 27 74 SULAWESI TENGGARA 96,98 12 28 75 GORONTALO 90,61 17 29 76 SULAWESI BARAT 90,06 18 30 81 M A L U K U 106,61 4 31 82 MALUKU UTARA 111,42 3 32 91 PAPUA BARAT 148,13 2 33 94 PAPUA 212,05 1
Keterangan : *) Rata-rata Provinsi Kalimantan Timur
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 22
Berdasarkan tabel 2.5 di atas, 3 (tiga) provinsi yang memiliki indeks terbesar adalah
Provinsi Papua, Papua Barat, dan Maluku Utara dengan indeks masing-masing 212.05,
148.13, dan 111.42. Sedangkan Provinsi DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten merupakan
3 (tiga) provinsi dengan angka indeks terendah dengan nilai masing-masing 79.48, 81.72, dan
83.14. Provinsi Sumatera Utara menempati rangking 22 dengan indeks sebesar 87.59 yang
diartikan bahwa Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi ke-22 (dua puluh dua) termahal
untuk membangun satu unit bangunan di Indonesia.
Grafik 2.3 berikut menyajikan perkembangan IKK Provinsi Sumatera Utara dan
Kalimantan Timur sebagai provinsi acuan IKK di Indonesia selama kurun waktu 2010-2011.
Penyajian grafik ini hanya dapat menampilkan dalam periode 2 tahun saja karena sejak tahun
2010 IKK disajikan dengan model yang berbeda, dimana Provinsi Kalimantan Timur sebagai
provinsi acuan.
Grafik 2.3 IKK Provinsi Sumatera Utara dan Kalimantan Timur Tahun 2010-2011
Dari Grafik 2.3 di atas, dapat kita lihat bahwa sejak tahun 2010, Provinsi Sumatera
Utara mengalami peningkatan IKK dari 86.20 menjadi 87.59, terjadi perubahan sebesar 1.39.
Peningkatan ini dapat diintepretasikan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan harga barang-
barang konstruksi selama kurun waktu 2010-2011 di Provinsi Sumatera Utara. Hal serupa juga
terjadi pada Provinsi Kalimantan Timur sebagai provinsi acuan yang mengalami peningkatan
IKK dari 100 menjadi 103.57.
.000
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
2010 2011
86.200 87.59
100 103.57
Sumatera Utara
Kalimantan Timur
L A M P I R A N 1
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 24
Lampiran 1. Gambar Bahan Bangunan dan Alat Berat Konstruksi yang Digunakan
Sebagai Paket Komoditas Penghitungan IKK 2011
Jenis Barang Gambar Keterangan
Pasir Pasang
Batu Kali Utuh/Belah
Batu Bata
Batako
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 25
Batu Split
Semen Abu-abu
Keramik Polos
Kayu Papan
Kayu Balok
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 26
Kayu Lapis
Cat Tembok
Cat Kayu/Besi
Besi Beton
Seng Plat
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 27
Seng Gelombang
Kaca Bening
Pipa PVC
Aspal
Excavator
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 28
Buldozer
Three Wheel roller
DumpTruck
L A M P I R A N 2 & 3
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 30
Lampiran 2. Kuesioner yang Digunakan dalam Pencacahan IKK Tahun 2010
PENJELASAN1.
2. Kabupaten / Kota
4.1. Nama Pencacah 5. Nama Pemeriksa
6.
7.
VHBK2011-C
DALAM RANGKA PENGHITUNGAN IKK 2011TANGGAL 9 - 13 MEI 2011
Kolom (8) digunakan untuk mencatat keterangan atau penjelasan tambahan tentang responden, kualitas barang, konversi dll. 3. Tanggal Pencacahan 7. Tanggal PemeriksaanPindahkan isian kuesioner kedalam file laporan hasil pencacahan (format Excel), selanjutnya file tersebut dikirim melalui email ke BPS Provinsi Bidang Statistik Distribusi, untuk direkapitulasi.
4.
REPUBLIK INDONESIABADAN PUSAT STATISTIK
SURVEI SERENTAK HARGA BAHAN BANGUNAN/KONSTRUKSISEWA ALAT BERAT, DAN UPAH JASA KONSTRUKSI
Tanda tangan 8. Tanda tangan
3. Semua jenis barang harus terisi dan sebaiknya diwakili oleh minimal 2 responden (khusus Blok III ). Jika salah satu jenis barang tidak tersedia di responden umum maka harga barang tersebut supaya dicari pada responden lainnya seperti Kontraktor, PU, dan lainnya.
BLOK II : KETERANGAN PENCACAH
Kolom (6) dan (7), tuliskan nama Kabupaten / Kota asal barang tersebut diperoleh. Kolom ini harus terisi karena akan digunakan untuk melihat tata niaga atau pola distribusi dari masing-masing jenis barang yang kualitasnya akan dipilih untuk penghitungan IKK. 2. N I P 6. N I P
5.
Dokumen yang sudah diperiksa dan ditandatangani oleh petugas pencacah dan pemeriksa segera dikirim ke BPS Provinsi
BLOK I : KETERANGAN TEMPAT Responden adalah pedagang campuran yaitu pedagang yang menjual barang dagangannya dalam jumlah besar maupun eceran. Apabila pedagang campurannya tidak ada maka respondennya adalah distributor, contoh : Aspal.
2. Harga untuk setiap jenis barang sebaiknya seluruhnya terisi, sedangkan untuk kualitas barang diharuskan semaksimal mungkin terisi, tergantung kondisi lapangan. Pakpak Bharat
1. Provinsi Sumatera Utara
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 31
Hargaper satuan/unit Kode
(Rp) (4 digit)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pasir Pasir Pasang m3
Pasir Beton / Cor m3
Pasir Urug m3
Lainnya .................................(sebutkan) m3
2 Batu Pondasi Batu Kali Utuh m3
Batu Kali Belah m3
Batu Gunung m3
Lainnya …Padas….………………..… (sebutkan) m3
3 Batubata Batubata Merah Manual (60 buah/m2) 100 buah
Batubata Merah Press (60 buah/m2) 100 buah
Lainnya .................................(sebutkan) 100 buah
Lainnya …….………………..… (sebutkan) 100 buah
4 Batako Semen Campuran semen dan pasir 1:2 100 buah
Campuran semen dan pasir 1:3 100 buah
Lainnya …….………………..… (sebutkan) 100 buah
5 Batu Split Ukuran 1 - 2 cm m3
Ukuran 2 - 3 cm m3
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m3
6 Semen Abu-abu Tiga Roda 50 kg zak
Tiga Roda 40 kg zak
Gresik 50 kg zak
Gresik 40 kg zak
Tonasa 50 kg zak
Tonasa 40 kg zakHarga
per satuan/unit Kode(Rp) (4 digit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Holcim 50 kg zak
Holcim 40 kg zak
Bosowa 50 kg zak
Bosowa 40 kg zak
Lainnya (Semen Padang, 50 kg) zak
Lainnya .................................(sebutkan) zak
Lainnya …….………………..… (sebutkan) zak
7 Pipa PVC Maspion, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang
kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang
Wavin, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang
kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang
Vinilon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang
kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang
Winlon, kw D, Ф 4" panjang 4 m batang
kw AW, Ф 4" panjang 4 m batang
Lainnya kw AW ….....Delon……..… (sebutkan) batang
Lainnya Muntilon kw D, Ф 4" panjang 5,6 m batang
8 Seng Plat Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm m
Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm m
Ukuran ( 0,02 x 90 ) cm kaki
Ukuran ( 0,03 x 90 ) cm kaki
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m/kaki *)
9 Seng Gelombang Ukuran ( 0,02 x 90 x 180 ) cm lembar
Ukuran ( 0,03 x 90 x 180 ) cm lembar
Lainnya …….………………..… (sebutkan) lembar
No Jenis Barang Kualitas Barang SatuanAsal Barang
KeteranganNama Daerah
Keterangan
BLOK III : RESPONDEN UMUM
No Jenis Barang Kualitas Barang SatuanAsal Barang
Nama Daerah
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 32
Hargaper satuan/unit Kode
(Rp) (4 digit)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
10 Paku Paku Kayu 5 cm kg
Paku Kayu 10 cm kg
Paku Beton 5 cm 100 buah
Paku Beton 10 cm 100 buah
Lainnya ……Seng.………………..… (sebutkan) kg/100 buah *)
11 Besi Beton (Full) Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m batang
Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m batang
Ukuran Ф 6 mm Panjang 12 m kg
Ukuran Ф 8 mm Panjang 12 m kg
Pengikat batang/kg *)
Lainnya .................................(sebutkan) batang/kg *)
Lainnya …….………………..… (sebutkan) batang/kg *)
12 Keramik Polos Mulia m2
Kualitas 1 (KW 1) KIA m2
uk. ( 30 x 30 ) cm Asiatile m2
Diamond m2
Arwana m2
Accura m2
Impresso m2
Hercules m2
Asahi m2
Masterina m2
Classic m2
Lainnya .......Garuda..........................(sebutkan) m2
Lainnya .................................(sebutkan) m2
Lainnya …….………………..… (sebutkan) m2
Hargaper satuan/unit Kode
(Rp) (4 digit)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
13 Kayu Papan Kamper ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m3
Meranti ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m3
Sembarang Merah ( 2 cm x 20 cm x 4 m ) m3
14 Kayu Balok Kamper ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) m3
Meranti ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) m3
Sembarang Putih ( 5 cm x 10 cm x 4 m ) m3
15 Kayu Lapis Ukuran ( 0,3 x 122 x 244 ) cm lembar
Ukuran ( 0,4 x 122 x 244 ) cm lembar
Ukuran ( 0,5 x 122 x 244 ) cm lembar
Ukuran ( 0,6 x 122 x 244 ) cm lembar
Ukuran ( 0,9 x 122 x 244 ) cm lembar
16 Cat Tembok Putih Vinilex kaleng
a. isi 5 kg Catylac kaleng
Metrolite kaleng
Belmas kaleng
Maritex kaleng
Matex kaleng
Dulux kaleng
Avian kaleng
Sanalux kaleng
Rabbit kaleng
Suryatex kaleng
b. isi 25 kg Vinilex kaleng
Catylac kaleng
Metrolite kaleng
Belmas kaleng
Kualitas Barang SatuanAsal Barang
KeteranganNama DaerahNo Jenis Barang
SatuanAsal Barang
KeteranganNama DaerahNo Jenis Barang Kualitas Barang
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 33
Hargaper satuan/unit Kode
(Rp) (4 digit)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Maritex kaleng
Matex kaleng
Dulux kaleng
Avian kaleng
Sanalux kaleng
Rabbit kaleng
Suryatex kaleng
17 Cat Kayu / Besi Glotex kaleng
isi 1 kg Avian kaleng
Altex kaleng
Emco kaleng
Brilo kaleng
Kuda Terbang kaleng
Dulux kaleng
Ftalit kaleng
Fim kaleng
Lainnya .....KEN...........................(sebutkan) kaleng
Lainnya …….………………..… (sebutkan) kaleng
18 Kaca Polos Bening Mulia tebal 3 mm m2
Mulia tebal 5 mm m2
Asahi tebal 3 mm m2
Asahi tebal 5 mm m2
Reben 3 mm m2
Reben 5 mm m2
19 Aspal Curah Grade 60/70 Lokal ton
Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal drumHarga
per satuan/unit Kode(Rp) (4 digit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Curah Grade 60/70 Impor ton
Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor drum
Lainnya .................................(sebutkan) drum/ton*)
Lainnya .................................(sebutkan) drum/ton*)
Lainnya …….………………..… (sebutkan) drum/ton*)
Harga Isikan Kodeper satuan/unit Kode (1) Harga SK
(Rp) (4 digit) (2) Harga Pasar(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Aspal Curah Grade 60/70 Lokal ton
Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal drum
Curah Grade 60/70 Impor ton
Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor drum
Lainnya …….………………..… (sebutkan) ………
2 Sewa Excavator 100-120 HP unit/jam
100-120 HP unit/hari
Lainnya …….………………..… (sebutkan) unit/jam/hari *)
3 Sewa Buldozer 140 HP unit/jam
140 HP unit/hari
Lainnya …….………………..… (sebutkan) unit/jam/hari *)
4 Sewa Three Wheel Roller 8 - 10 ton unit/jam
8 - 10 ton unit/hari
Lainnya …….………………..… (sebutkan) unit/jam/hari *)
KeteranganNama Daerah
No Jenis Barang Kualitas Barang SatuanAsal Barang
KeteranganNama Daerah
Nama Daerah
BLOK IV : RESPONDEN DINAS PEKERJAAN UMUM
No Jenis Barang Kualitas Barang SatuanAsal Barang
SatuanKualitas BarangJenis BarangNoAsal Barang/ Asal Sewa
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 34
Harga Isikan Kodeper satuan/unit Kode (1) Harga SK
(Rp) (4 digit) (2) Harga Pasar(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
5 Sewa Dump Truck 8 - 10 ton unit/jam
8 - 10 ton unit/hari
Lainnya …….………………..… (sebutkan) unit/jam/hari *)
6 Upah Jasa Konstruksi Mandor o-h
Kepala Tukang o-h
Tukang Batu o-h
Tukang Kayu o-h
Tukang Cat o-h
Tukang Listrik o-h
Pembantu Tukang o-h
Buruh Terlatih o-h
Hargaper satuan/unit Kode
(Rp) (4 digit)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Aspal Curah Grade 60/70 Lokal ton
Drum Grade 60/70 (155 kg) Lokal drum
Curah Grade 60/70 Impor ton
Drum Grade 60/70 (155 kg) Impor drum
Lainnya …….………………..… (sebutkan) drum/ton*)
Lainnya …….………………..… (sebutkan) drum/ton*)
2 Sewa Excavator 100-120 HP unit/jam
100-120 HP unit/hari
140 HP unit/jam/hari *)Harga
per satuan/unit Kode(Rp) (4 digit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
3 Sewa Buldozer 95-120 HP unit/jam
95-120 HP unit/hari
140 HP unit/jam/hari *)
4 Sewa Three Wheel Roller 8 - 10 ton unit/jam
8 - 10 ton unit/hari
4 - 6 ton unit/jam/hari *)
5 Sewa Dump Truck 8 - 10 ton unit/jam
8 - 10 ton unit/hari
Lainnya …….………………..… (sebutkan) unit/jam/hari *)
6 Upah Jasa Konstruksi Mandor o-h
Kepala Tukang o-h
Tukang Batu o-h
Tukang Kayu o-h
Tukang Cat o-h
Tukang Listrik o-h
Pembantu Tukang o-h
Lainnya …….………………..… (sebutkan) o-h
*) Coret salah satu
Nama Daerah
BLOK V : RESPONDEN PENYEWAAN ALAT BERAT SWASTA/ KONTRAKTOR
No Jenis Barang Kualitas Barang SatuanAsal Barang/ Asal Sewa
KeteranganNama Daerah
No Jenis Barang Kualitas Barang SatuanAsal Barang/ Asal Sewa
KeteranganNama DaerahNo Jenis Barang Kualitas Barang SatuanAsal Barang/ Asal Sewa
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 35
1. Merk Komatsu Type PC 200-6
2. tahun
3. HP
4. liter
5. , juta rupiah
6. , juta rupiah
1. Merk Komatsu Type D 60 E
2. tahun
3. HP
4. liter
5. , juta rupiah
6. , juta rupiah
1. Merk Sakai Type 607 F
2. tahun
3. HP
4. liter
5. , juta rupiah
6. , juta rupiah
1. Merk Mitsubishi Type 8 DC 9
2. tahun
3. HP
4. liter
5. , juta rupiah
6. , juta rupiah
7. Berapa kapasitas muatan bak truck? , m3
*) Coret salah satu
BULDOZER
BLOK VI : ANALIS TARIF SEWA ALAT BERAT
Isian rincian di bawah ini berkaitan dengan alat berat yang diisikan pada blok IV atau V
ESCAVATOR
Tahun pembuatan/perakitan
Berapa tenaga alat tersebut?
Berapa konsumsi bahan bakar per jam? solar/bensin*
Berapa biaya mobilisasi per ............................................................... (sebutkan)?
Berapa biaya mobilisasi per km?
Berapa tenaga alat tersebut?
Tahun pembuatan/perakitan
Berapa tenaga alat tersebut?
Berapa konsumsi bahan bakar per jam? solar/bensin*
Berapa biaya mobilisasi per km?
Berapa biaya mobilisasi per ............................................................... (sebutkan)?
THREE WHEEL ROLLER
Tahun pembuatan/perakitan
Berapa biaya mobilisasi per ............................................................... (sebutkan)?
Tahun pembuatan/perakitan
Berapa tenaga alat tersebut?
Berapa konsumsi bahan bakar per jam? solar/bensin*
Berapa konsumsi bahan bakar per jam? solar/bensin*
Berapa biaya mobilisasi per km?
DUMP TRUCK
Berapa biaya mobilisasi per ............................................................... (sebutkan)?
Berapa biaya mobilisasi per km?
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 36
NIP. 19690112 199401 2 001(Dra. Minda Flora Ginting, M.M)
BLOK VII : CATATAN
Mengetahui,Kepala BPS Kab. Pakpak Bharat
Salak, Mei 2011
I n d e k s K e m a h a l a n K o n s t r u k s i K a b u p a t e n P a k p a k B h a r a t | 2011
Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 37
Lampiran 3. Kuesioner Diagram Timbang yang Digunakan
SDT_IKK11
Kabupaten : Pakpak Bharat
Persentase Persentase(%) (%)
(2) (3) (4) (5)
1. Bangunan Tempat Tinggal
dan Bukan Tempat Tinggal
2. Bangunan Pekerjaan Umum
untuk Pertanian
3. Pekerjaan Umum untuk Jalan,
Jembatan dan Pelabuhan
4. Bangunan dan Instalasi Listrik,
Gas, Air minum dan Komunikasi
5. Bangunan Lainnya
*) : coret yang tidak perlu
Keterangan :
I - Usahakan untuk mendapatkan nilai dan persentase pembangunan fisik untuk setiap jenis bangunan, apabila
mengalami kesulitan / terlalu lama untuk memperoleh data tersebut usahakan untuk mendapatkan persentasenya
terlebih dahulu.
- Tahun 2009 adalah realisasi nilai penggunaan dan tahun 2010 adalah nilai perkiraan.
II Data diperoleh dari hasil konsultasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi / Kabupaten / Kota.
III Kelompok Jenis Bangunan terdiri dari :
1. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal meliputi bangunan perumahan, perkantoran, rumah sakit,
tempat hiburan, tempat ibadah, terminal, stasiun, dll.
2. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian meliputi bangunan waduk, bendungan, embung, jaringan irigasi, pintu air,
drainase irigasi, talang, check dam, tanggul, pengendali banjir, tanggul laut, dsb.
3. Pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan, meliputi pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat
terbang, pagar / tembok, drainase jalan, marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, bangunan jalan, jembatan kereta api,
bangunan dermaga / pelabuhan, sarana pelabuhan dan penahan gelombang.
4. Bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi, meliputi pembangkit tenaga listrik, tranmisi dan
transmisi tegangan tinggi, bangunan telekomunikasi dan navigasi udara, instalasi air bersih dan air limbah,
pemasangan instalasi gas pada gedung, instalasi jalan raya, jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak.
5. Bangunan Lainnya meliputi bangunan lapangan olahraga, lapangan parkir dan sarana lingkungan dan pemukiman.
Kelompok 2009 2010
REPUBLIK INDONESIABADAN PUSAT STATISTIK
Nilai dan PersentaseDiagram Timbang Umum menurut Kelompok Jenis Bangunan
Tahun 2009 - 2010
100
Jenis Bangunan Nilai Nilai
(1)
T o t a l 100