4. Environment Aspects : Tata Legal Environment

54
4. Aspek Lingkungan “ HUKUM TATA LINGKUNGAN” Oleh: Nurmay Siska R Siallagan [email protected] / 0812 640 9976

Transcript of 4. Environment Aspects : Tata Legal Environment

4. Aspek Lingkungan “ HUKUM TATA LINGKUNGAN”

Oleh:

Nurmay Siska R Siallagan

[email protected] / 0812 640 9976

Landasan Filosofis HukumLingkungan

• Manusia memerlukan adanya suatu norma untuk menjamin hak dan kepastian kehidupan

• Norma Kepatutan, Norma Agama Norma Hukum

HUKUM

PasifMenjaga Status Quo

AktifAlat Perubahan Sosial

Landasan Filosofis Hukum Lingkungan

Manusia merupakan penentu kehidupan jagat raya

Manusia saling mencemari satu sama lain

Lingkungan Hidup merupakan penentu eksistensimanusia

Perlu adanya suatu kepastian dalam menjalanikehidupan

Lingkungan tidak hanya sebagai anugerah tapi jugamerupakan aset yang harus dijaga kelestariannya

Homo Ethic Eco Ethic

Perlu adanya norma di bidang lingkungan(Social Enggineering)

Sejarah Hukum LingkunganSejak dilaksanakannya Konferensi Stockholm 1972, masalah-masalah lingkunganhidup mendapat perhatian secara luas dari berbagai bangsa. Sebelumnyasekitar tahun 1950-an masalah-masalah lingkungan hidup hanya mendapatperhatian dari kalangan ilmuan. Sejak saat itu berbagai himbauan dilontarkanoleh pakar dari berbagai disiplin ilmu tentang adanya bahaya yang mengancamkehidupan, yang disebabkan oleh pencemaran dan perusakan lingkunganhidup. Masalah lingkungan timbul pada dasarnya karena :

• Dinamika penduduk• Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang kurang bijaksana• Kurang terkendalinya pemanfaatan akan ilmu pengetahuan dan teknologi maju• Dampak negatif yang sering timbul dari kemajuan ekonomi yang seharusnya

posistif• Benturan tata ruang

Dengan adanya Stockholm Declaration, perkembangan hukum lingkunganmemperoleh dorongan yang kuat. Keuntungan yang tidak sedikit adalah mulaitumbuhnya kesatuan pengertian dan bahasa diantara para ahli hukum denganmenggunakan Stockhlom Declaration sebagai referensi bersama.Perkembangan baru dalam pengembangan kebijaksanaan lingkungan hidupdidorong oleh hasil kerja World Commission on the Enveronment andDevelopment (WCED).

Sejarah Hukum Lingkungan

Selanjutnya dalam World Summit on sustainable Development (WSSD) yang diselenggarakan di Johannesburg, Afrika Selatan tanggal 26 Aguatus-4 Sepetember 2002 ditegaskan kembali kesepakatan untuk mendukungpembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) dengan menetapkan“The Johannesburg Declaration on Sustainable Development” yang terdiriatas;

• From our Origin to the future• From Stockholm to Rio de Janei to Johannesburg• The Challenge we Face• Our Commitment to Sustainable Development• Making it Happen

Sebagai tindak lanjut ditetapkan pula World Summit Sustainable Development, Plan of Implementation yang mengedepankan integrasi tiga komponenpembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan ekonomi, pembangunansosial dan perlindungan lingkungan sebagai tiga pilar kekuatan. Pada konfrensiNasional Pembangunan Berkelanjutan yang dilaksanakan di Yokyakartatanggal 21 Januari 2004, Kesepakatan Nasional dan Rencana TindakPembangunan Berkelanjutan diterima oleh Presiden RI dan menjadi dasarsemua pihak untuk melaksanakannya.

Sejarah Hukum Lingkungan

1972 1982 1992 1997 2002

Stockholm Deklaration

UU No. 4/82

Rio De Jenerio Deklaration

UU No. 23/1997

•Kemiskinan

•Perubahan Pola Konsumsi-Produksi

•Perlindungan SDA

Johanesburg

WSSD

Ecological Development

Pembangunan berwawasan lingkungan

Sustainable Development

Pembangunan Berkelanjutan berwawasan lingkungan

Pengertian Hukum Lingkungan1. Hukum Lingkungan Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2009 &

Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 adalah kesatuan ruang dengansemua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup termasuk manusiadan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsunganperikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lain.Jadi Hukum LH merupakan instrumen yuridis yang memuat kaidah-kaidah tentang pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untukmencegah penyusutan dan kemerosotan mutu lingkungan.

2. Menurut DanuSaputro Hukum Lingkungan Hidup adalah konsepstudi lingkungan hidup yang mengkhususkan pada ilmu hukumdengan objek hukumnya adalah tingkat perlindungan sebagaikebutuhan hidup.

3. Menurut menurut N.H.T Siahaan Hukum Lingkungan Hidupmerupakan sarana penting untuk mengatur prilaku – prilaku manusiaterhadap lingkungan dan segala aspeknya, supaya tidak terjadipengrusakan, gangguan dan kemerosotan nilai – nilai lingkungan itukarena secara empiris pembangunan menjadikan alam sebagai alatpemuas mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan.

Pengertian Hukum Lingkungan

4. Menurut Sodejono Dirdjosisworo Hukum Lingkungan Hidupmerupakan pengamanan hukum terhadap pencemaran lingkunganserta menjamin lingkungan agar dapat tetap lestari didalam proseskecepatan perkembangan teknologi dengan berbagai efeksampingnya.

5. Menurut Koesnadi Hardjasoemantri Hukum Lingkungan Hidupmerupakan bidang ilmu yang masih sangat muda yangperkembangannya baru terjadi pada dasawarsa akhir ini.

6. Menurut Siti Sundari Rangkuti Hukum Lingkungan Hidup adalahhukum yang mengatur hubungan timbal balik antara manusia denganmahkluk hidup lainnya yang apabila dilanggar dapat dikenakan sanksi.Dengan kata lain, hukum lingkungan menyangkut penetapan nilai-nilai (warden-beoordelen), yaitu nilai-nilai yang diharapkandiberlakukan dimasa mendatang serta dapat disebut “hukum yangmengatur tatanan lingkungan hidup

7. Menurut Takdir Rahmadi Hukum Lingkungan Hidup sebagai suatudisiplin ilmu hukum yang memiliki karakteristik yang khas terutamabila dikaitkan dalam bidang hukum publik dan privat.

Pengertian Hukum Lingkungan

Dalam pengertian sederhana, hukumlingkungan diartikan sebagai hukum yangmengatur tatanan lingkungan hidup, di manalingkungan mencakup semua benda dan kondisi,termasuk di dalamnya manusia dan tingkahperbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan memengaruhikelangsungan hidup serta kesejahteraanmanusia serta jasad-jasad hidup lainnya.

Hukum Lingkungan Klasik & Hukum Lingkungan Modern

Menurut Moenadjat Danoesapoetro, hukum lingkungandibedakan menjadi 2 yaitu :

1.Hukum lingkungan modern :menetapkan ketentuan dan norma-norma guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuanuntuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotanmutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar dapat secaralangsung terus-menerus digunakan oleh generasi sekarangmaupun generasi-generasi mendatang. Berorientasi kepadalingkungan atau environment-oriented law, sehingga sifat danwataknya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu sendiridan dengan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi, makaHukum Lingkungan modern memiliki sifat utuh-menyeluruh ataukomprehensif-integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifatdan wataknya yang luwes.

Hukum Lingkungan Klasik & Hukum Lingkungan Modern

2. Hukum lingkungan klasik : menetapkan ketentuan dannorma-norma dengan tujuan terutama sekali untukmenjamin penggunaan dan eksploitasi sumber-sumberdaya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaianmanusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin dandalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya.Berorientasi pada penggunaan lingkungan atau use-oriented law, bersifat sektoral, serba kaku, dan sukarberubah.

Peran Dan Tujuan Hukum Lingkungan

Peran dan tujuan hukum menurut Yahya Harahap adalah untukmengendalikan keadilan (law want justice). Keadilan yang dikehendakihukum harus mencapai nilai persamaan (equality), hak atas individu(individual rights), kebenaran (truth), kepatutan (fairness), danmelindungi masyarakat (protection public interest). Hukum yang mempumenegakan nilai-nilai tersebut, jika dapat menjawab :

1. Kenyataan realita yang dihadapi masyarakat.2. Yang mampu menciptakan ketertiban (to achieve order).3. Yang hendak diterbitkan adalah masyarakat, oleh karena order yang

dikehendaki adalah ketertiban sosial (social order) yang mampuberperan:

a. Menjamin penegakan hukum sesuai dengan ketentuan proses beracarayang tertib (ensuring due proses).

b. Menjamin tegaknya kepastian hukum (ensuring uniformity).c. Menjamin keseragaman penegakan hukum (ensuring unifomity).d. Menjamin tegaknya prediksi penegakan hukum (ensuring predictability).

Peran Dan Tujuan Hukum Lingkungan

Dalam beberapa konferensi lingkungan hidup baik pada IUCN(International Union For Conservation of Nature), UNEP (UnitedNation Environment Programme) maupun WWF (World WildlifeFun) dalam caring for the earth : a strategy for sistainablemenjelaskan tentang peranan hukum lingkungan hidup adalahsebagai berikut:

• Memberi efek kepada kebijakan –kebijakan yang dirumuskan dalammendukung konsep pembangunan yang berkelanjutan.

• Sebagai sarana penataan melalui penerapan aneka sanksi (variety ofsanction).

• Memberi panduan kepada masyarakat tentang tindakan-tindakanyang dapat ditempuh oleh masyarakat.

• Memberi definisi tentang hak dan kewajiban dan perilaku-perilakuyang merugikan masyarakat.

• Memberi dan memperkuat mandat serta otoritas kepada aparatpemerintah terkait untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.

Peran Dan Tujuan Hukum LingkunganMenurut Mas Achmad Santosa, hukum lingkungan memiliki peranan

sebagai berikut:

• Pertama: hukum lingkungan memberikan efek dalam perumusankebijakan yang mendukung konsep pembangunan yang berkelanjutan;

• Kedua: hukum lingkungan dan berfungsi sebagai sarana penataanlingkungan hidup dengan menerapkan sanksi (represif);

• Ketiga: hukum lingkungan memberikan panduan atau menjadi pedomanbagi masyarakat untuk melakukan tindakan yang berkaitan denganperlindungan terhadap hak dan kewajiban yang dimiliki olehmasyarakat;

• Keempat: hukum lingkungan memberikan penegasan mengenaipengertian hak dan kewajiban yang dimiliki oleh masyarakat sertaperilaku yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri;

• Kelima: hukum lingkungan memberikan sekaligus memperkuatmandat kepada aparat pemerintah yang terkait dengan lingkunganhidup untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik di bidangyang diatur dalam hukum mengenai lingkungan.

Peran Dan Tujuan Hukum Lingkungansistem hukum lingkungan nasional serta mekanisme penegakan hukum paling tidak harusmemberikan wadah sebagai berikut :

• Penerapan bisnis pencegahan dini (precautionary principle).• Prinsip yang merupakan prinsip 15 dari Deklarasi Rio ini menekankan pentingnya tindakan-tindakan

antisipatif sebagai upaya pencegahan walaupun belum terdapat bukti-bukti ilmiah yang pasti danmeyakinkan terhadap suatu hal.

• Pendayagunaan instrumen ekonomi melalui penerapan pajak dan pungutan-pungutan lainya.• Pemberlakuan AMDAL untuk proyek-proyek pembangunan dan rencana kebijakan.• Pemberlakuan sistem audit lingkungan bagi kegiatan industri swasta dan pemerintahan yang telah

berlangsung.• Sistem pemantauan dan inspeksi yang efektif.• Memberikan jaminan kepada masyarakat mendapatkan informasi AMDAL, audit lingkungan, hasil

pemantauan dan informasi tentang produksi, penggunaan dan pengelolaan limbah maupunbahanberacun dan berbahaya.

• Sanksi yang memadai bagi pelanggar dalam pengertian harus mampu memberikan efek penjera bagi noncomplience.

• Sistem pertanggungjawaban yang memberi dasar pembayaran kompensasi karena kerugiam ekonomis,ekologi, maupun kerugian, imateril (intangible losses).

• Pemberlakuan sistem pertanggungjawaban mutlak atau seketika (strictliability) untuk kegiatan-kegiatanynag melibatkan bahan-bahan berbahaya dan beracun.

• Penyelenggaraan asuransi dan penataan mekanisme pendanaan lainya untuk mempercepat danmemungkinkan pelaksanaan kompensasi.

• Memberikan jaminan hak standing bagi kelompok-kelompok lingkungan dalam proses beracara diforum-forum administrasi maupun pengadilan, sehingga kelompok tersebut dapat berfungsi sebagaikomponen penting dalam penegakan hukum lingkungan.

• Memeberikan jaminan bahwa tindakan-tindakan dari instansi pemerintah yang berwenang dibidangpenegakan hukum lingkungan dapat di pertanggungjawabkan (accountable).

Peran Dan Tujuan Hukum Lingkungan

Menurut Copoch dan wilson dalam menerapkan saranahukum termasuk hukum pidana dalammempertahankan mutu lingkungan hidup, harusdiperhatikan 4 (empat) hal sebagai berikut :

• Ancaman terhadap konservasi kehidupan danpenghidupan.

• Ancaman terhadap usaha-usaha pencegahan penyakitdan kecelakaan.

• Ancaman atas pemeliharaan lingkungan yang sesuaidalam rangka efisiensi hasil budi daya manusia.

• Ancaman atas perlindungan, kenyamanan, kenikmatanhidup dan kehidupan (bahkan ancaman yangmelanggar semua jenis aturan hukum).

Peran Dan Tujuan Hukum LingkunganTujuan Hukum Perlindungan Lingkungan adalah :

• Sebagai landasan interaksional terhadap lingkungan (basic toenvironment interactive).

• Sebagai sarana kontrol atas setiap interaksi terhadap lingkungan (atool of control).

• Sebagai sarana ketertiban interaksional manusia dengan manusialain, dalam kaitanya dengan kehidupan lingkungan (a tool of socialorder).

• Sebagai sarana pembaharuan (a tool of social engineering) menujulingkungan yang serasi, menurut arah yang dicita-citakan (agent ofchanges).

• Untuk melindungi dan mengamankan kepentingan alam darikemerosotan mutu dan kerusakannya dalam rangka menjagakelestarian lingkungan.

• Memelihara dan melindungi lingkungan hidup agar dapatberlangsung secara teratur, pasti dan agar diikuti serta ditaati olehsemua pihak.

Ruang Lingkup Hukum LingkunganA. Segi wilayah Kerja :

1. Hukum lingkungan Nasional : hukum yang berkembang dalamkerangka orde peraturan perundang-undangan nasional dandilandaskan pada sumber hukum nasional.

2. Hukum lingkungan Internasional : sumber undang-undang bagiyang melakukan suatu perjanjian internasional. Hukuminternasional dewasa ini cenderung ke arah mencegah supaya tidakterjadi perselisihan atau perang antara negara-negara dan tidak lagimengatur bagaimana menyelesaikan suatu masalah kalau terjadikonflik. Hukum internasional berfungsi sebagai instrumen politikberangkat dari fakta bahwa dalam interaksi internasional negarasaling pengaruh mempengaruhi. Negara menggunakan hukuminternasional untuk menekan negara lain agar mengikutikebijakannya. Sementara hukum internasional juga dimanfaatkanoleh negara yang mendapat tekanan untuk menolak tekanantersebut.

Ruang Lingkup Hukum Lingkungan

B. Segi isinya :

1. Hukum lingkungan publik : hukum yang mengaturhubungan antara subjek hukum dalam hal perbuatan-perbuatan yang diharuskan dan dilarang oleh peraturanperundang-undangan dan berakibat diterapkannya sanksiberupa pemidanaan dan/atau denda bagi pelanggarnya.Dengan kata lain hukum publik ini termasuk hukum pidanadimana hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan negara.

2. Hukum lingkungan perdata : hukum yang mengaturhubungan antara individu-individu dalam masyarakat dengansaluran tertentu. Hukum perdata ini termasuk hukum privateatau hukum sipil dimana hukum yang mengatur hubunganantara perseorangan dengan orang lain.

Ruang Lingkup Hukum LingkunganC. Sistem Hukum :

1. Hukum lingkungan administrasi : hukum yang selalu berkaitan dengan aktifitasperilaku administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi antara keduanya.Upaya penegakan hukum melalui sanksi administratif dapat dilakukan terhadap kegiatanyang berkaitan dengan persyaratan perijinan, baku mutu lingkungan, rencana pengelolaanlingkungan dan sebagainya. Sanksi-sanksi administratif dapat berupa teguran lisan, paksaanpemerintah, uang paksa, penutupan tempat usaha, penghentian kegiatan perusahaan danpencabutan ijin melalui proses teguran, akan tetapi temyata ketentuan yang mengatur jenissanksi administrasi dalam peraturan perundang-undangan lingkungan di Indonesia masihlemah dan bahkan sedikit sekali peraturan yang mencantumkan pemberian sanksiadministratif terhadap pelanggar.

2. Hukum lingkungan keperdataan : hukum yang mengatur hubungan antara individu-individu dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata ini termasuk hukumprivate atau hukum sipil dimana hukum yang mengatur hubungan antara perseorangandengan orang lain. Kasus pencemaran atau perusakan lingkungan yang dampaknya besardan penting terhadap lingkungan hidup, atau menghasilkan limbah yang berbahaya, pihakpelakunya bertanggung jawab secara mutlak atas kerugian yang ditimbulkan. Masalahlingkungan berpotensi terjadi sengketa lingkungan, khususnya di tingkat daerah harusmengembangkan mekanisme penyelesaian sengketa berdasarkan kemitraan denganmemperhatikan mekanisme kesepakatan tim tiga pihak (korban, pelaku, dan pemerintah)sesuai dengan ketentuan dalam UUPLH.

Ruang Lingkup Hukum Lingkungan

3. Hukum lingkungan kepidanaan : hukum yang mengatur hubunganantara subjek hukum dalam hal perbuatan-perbuatan yangdiharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang-undangan danberakibat diterapkannya sanksi berupa pemidanaan dan/ataudenda bagi pelanggarnya. UUPLH menyebutkan sistempembuktian formal yaitu untuk menjamin pelestarian fungsilingkungan hidup, setiap usaha dan atau kegiatan dilarangmelanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkunganhidup. Dengan adanya ketentuan yang demikian pencemar atauperusak lingkungan hidup dapat dinyatakan bersalah tanpa perlumembuktikan akibat dari perbuatannya.

4. Hukum lingkungan internasional : sumber undang-undang bagiyang melakukan suatu perjanjian internasional. Dimana hukum inimenentukan hukum nasional yang akan diterapkan terhadapkejahatan yang nyata-nyata telah dilakukan bilamana terdapatunsur-unsur internasional didalamnya.

Aspek Hukum LingkunganSecara umum hukum lingkungan terdiri dari beberapa aspek sbb:

1. Aspek hukum administrasi : hukum yang selalu berkaitan dengan aktifitas perilaku

administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi antara keduanya.

2. Aspek hukum pajak : hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dan wajib

pajak.

3. Aspek hukum internasional : sumber undang-undang bagi yang melakukan suatu

perjanjian internasional.

4. Aspek hukum penataan ruang : adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang dengan tujuannya adalah agarterselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan yang berlandaskanWawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional serta menanggulangi dampak negatifterhadap lingkungan.

5. Aspek hukum perdata : seperangkat aturan-aturan yang mengatur orang atau badanhukum yang satu dengan orang atau badan hukum yang lain didalam masyarakat yangmenitikberatkan kepada kepentingan perseorangan dan memberikan sanksi yang kerasatas pelanggaran yang dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

6. Aspek hukum pidana : Keseluruhan dasar dan aturan yang dianut oleh negara dalam

kewajibannya untuk menegakkan hukum, yaitu dengan melarang apa yang bertentangandengan hukum (onrecht) dan mengenakan suatu sanksi.

Aspek Hukum LingkunganMenurut Koesnadi Hardjasoemantri, Aspek Hukum Lingkungan di Indonesia adalahsbb :

1. Hukum tata lingkungan :hukum yang paling strategis karena hukum lingkunganmempunyai banyak segi yaitu segi hukum administrasi, segi hukum pidana, dansegi hukum perdata.

2. Hukum perlindungan lingkungan : hukum yang mendasari penyelenggaraanperlindungan dan tata pengelolaan serta peningkatan ketahanan lingkungan.

3. Hukum kesehatan lingkungan : suatu kondisi lingkungan yang mampu menopangkeseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dengan lingkungan untukmendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, sejahtera, danbahagia.

4. Hukum pencemaran lingkungan : hukum yang mengatur masuknya makhlukhidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup olehkegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telahditetapkan.

5. Hukum lingkungan internasional : sumber undang-undang bagi yang melakukansuatu perjanjian internasional.

6. Hukum sengketa lingkungan : perselisihan antara dua pihak atau lebih yangditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya pencemaran dan/atau perusakanlingkungan hidup.

Azas-Azas Hukum Lingkungan1. Azas Pencemar Membayar (the polluters-pays) : Azas ini

ditujukan kepada salah satu pangkal tolak berpikirkebijaksanaaan lingkungan yang juga tercermin dari ketentuanUULH yaitu Siapa Yang membayar Pencemaran? Pada prinsipnyapencemar membayar mengandung makna bahwa pencemarharus memikul biaya pencegahan dan penanggulanganpencemaran. Oleh sebab itu kebijakan prinsip lingkungahn iniditujukan untuk pencegahan pencemaran, dan sarana yangdigunakan pemerintah adalah sarana peraturan/pengaturanberupa izin dan sarana ekonomi yang terdiri dari pungutan(charges) dan uang jaminan yang tujuan dari pungutan danuang jaminan adalah membiayai upaya pencegahan danpenanggulangan pencemaran. Disamping itu pungutanpencemaran menjadi insentif bagi pencemar untukmenghilangkan atau mengurangi pencemaran.

Azas-Azas Hukum Lingkungan

2. Azas the Best practicable means : Prinsip ini mengandung pengertianpengaturan yang bersifat pembatasan dan pengendalian pencemarandiadakan seoptimal mungkin dengan melihat sarana dari segi teknik-teknik pencegahan dan mengendalikan pencemaran lingkungandengan menggunakan sarana-sarana teknik pencegahan danpengendalian pencemaran yang optimal, dan biaya yang juga optimal(prinsip ekonomis).

3. Azas penanggulangan pada sumbernya (abatement at the source) :Penanggulangan pencemaran lingkungan yang langsung padasumber-sumber yang mengakibatakan pencemaran lingkungandisekitarnya, dengan menanggulangi pada sumbernya makapencemaran akan dapat dihentikan dan menghentikan pencemaranterhadap lingkungan yang potensial tercemar. Prinsip ini dapatdisebut upaya penanggulangan dan pencegahan pencemaransekaligus, karena dengan penanggulangan pada sumbernya makapencemaran dapat dihentikan dan mencegah pencemaran lanjutanyang mungkin akan terjadi.

Penegakan Hukum LingkunganDalam penegakan hukum lingkungan teknik pendekatan terhadapmasalah pelanggaran ketentuan pengelolaan lingkungan harusmenggunakan teknik pendekatan yang komprehensif – integral. Dalamcorak pendekatan yang demikian itu penegakan hukum yang dilaksanakanguna menunjang terlanjutkannya pembangunan berwawasan lingkungan.

Menurut Kleijs-Wijnnobel sebagaimana dikutip oleh Takdir Rahmadimerumuskan lingkup dan pengertian penegakan hukum lingkungansebagai berikut :“ De handhaving van het millieurecht beweegt zich op verschillenderechtsgebieden. Zowel het bertuursrecht, het strafrecht als het priveetrechspellen daarbij een rol . . . Wordt handhaving omchreven als het doorcontrole enhet toepassen . . . van administratiefrechtlijke, strafrechtelijkeof privaatrechtlike middelen bereiken dat de algemeen en individueelgeldende rechtsregels en voorschriften worden nageleefd . ( “ Penegakanhukum lingkungan bergerak dalam berbagai bidang hukum. Baik hukumadministrasi, hukum pidana maupun hukum perdata memainkanperanannya … Penegakan hukum diartikan sebagai pengawasan danpenerapan sarana-sarana hukum administrasi, hukum pidana atau hukumperdata agar aturan-aturan hukum dan persyaratan-persyaratan yangberlaku umum dan individu dipatuhi “).

Penegakan Hukum Lingkungan

Menurut Satjipto Raharjo, penegakan hukum padahakikatnya merupakan penegakan ide-ide atau konsep-konsep yang abstrak itu. Penegakan hukum merupakanusaha untuk mewujudkan ide-ide tersebut menjadikenyataan.

Menurut Soerjono Soekanto bahwa penegakan hukum ituterletak pada suatu kegiatan yang menyerasikanhubungan dari nilai-nilai yang terjabarkan di dalamkaidah-kaidah/pandangan-pandangan nilai yang mantapdan mengejewantah dan sikap tindak sebagai rangkaianpenjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan (sebagaisocial engineering), memelihara dan mempertahankan(sebagai social control) kedamaian pergaulan hidup

Penegakan Hukum Lingkungan

Menurut Soerjono Soekanto secara umum ada 5 (lima)faktor yang mempenguruhi penegakan hukum yaitu :

1. Faktor hukum itu sendiri;

2.Faktor penegak hukum yaitu pihak-pihak yangmembentuk maupun yang menerapkan hukum

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakanhukum

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukumtersebut berlaku atau diterapkan;

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta danrasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalampergaulan hidup.

Penegakan Hukum Lingkungan

Menurut Mertokusumo Penegakan hukum mempunyaimakna, bagaimana hukum itu harus dilaksanakan, sehinggadalam penegakan hukum tersebut harus diperhatikanunsur-unsur sebagai berikut

1. kepastian hukum, Kepastian hukum menghendakibagaimana hukumnya dilaksanakan, tanpa pedulibagaimana pahitnya (fiat justitia et pereat mundus :meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan). Halini dimaksudkan agar tercipta ketertiban dalammasyarakat. Misalnya “Barang siapa mencemarkanlingkungan maka ia harus dihukum,” ketentuan inimenghendaki agar siapapun (tidak peduli jabatannya)apabila melakukan perbuatan pencemaran lingkunganmaka ia harus dihukum.

Penegakan Hukum Lingkungan

2. kemanfaatan, Pelaksanaan penegakan hukum harus memberimanfaat kepada masyarakat. Artinya peraturan tersebutdibuat adalah untuk kepentingan masyarakat, sehinggajangan sampai terjadi bahwa karena dilaksanakannyaperaturan tersebut, masyarakat justru menjadi resah. Contohsebuah pabrik konveksi yang mempekerjakan ribuah orangditutup karena ia telah mencemarkan lingkungan, hal initentu akan menimbulkan keresahan baik masyarakat duniausaha maupun para pekerjanya. Mengapa tidak dicari jalankeluarnya, misalnya menyeret pengelola perusahaan tersebutke Pengadilan, mewajibkan membayar pemulihan lingkungan,tetapi kegiatan pabrik tetap berjalan dengan pengawasanketat disertai pengurangan produksi. Inilah yang disebutdengan kemanfaatan dalam penegakan hukum lingkungan.

Penegakan Hukum Lingkungan

3. keadilan, Dalam penegakan hukum keadilan harusdiperhatikan, namun demikian hukum tidak identik dengankeadilan, karena hukum sifatnya umum, mengikat setiaporang, dan menyamaratakan ; bunyi hukum: Barang siapmencemarkan lingkungan hidup harus dihukum”, artinyasetiap orang yang mencemarkan lingkumgan harusdihukum tanpa membeda-bedakan kedudukan ataujabatan siapa yang mencemarkan. Tetapi sebaliknya,keadilan bersifat subjektif, individualistis danmenyamaratakan, artinya adil bagi si A belum tentu adilbagi si B, pencemar yang dimenangkan akan mengatakanbahwa keputusan tersebut adil, tetapi hal itu tentudirasakan tidak adil bagi si korban.

Penegakan Hukum LingkunganMenurut Benjamin Van Rooij sebagaimana di kutip oleh Lia Fajriani ada 6 (enam)faktor yang mempengaruhi penegakan hukum lingkungan yaitu ;

1. Macro-levee political, social and economic factors (the general contexs) factor-faktor social, ekonomi dan politik tingkat makro. Factor ini mecakup :

a. Seberapa banyak sumber daya uang memang dipergunakan atau dialokasikanuntuk upaya penegakan hukum

b. Apakah negara tersebut dalam masa krisisc. Stabilitas sosial masyarakat atau negara yang stabilitasnya kacau, jelas penegakan

hukum lingkungannya tidak berjaland. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Apabila kesadaran

masyarakatnya tinggi, maka penegakan hukumnya akan berjalan pula.e. Faktor sosial ekonomi dan politik dapat mempengaruhi penegakan hukum

lingkungan. Bila sosial ekonomi suatu negara tinggi, maka penegakan hukumterlaksna dengan cepat, karena untuk penegakan hukum lingkunganmembutuhkan sarana yang besar dan biaya yang tinggi dalam kegiatannya.Negara membutuhkan dana yang tinggi untuk pelestarian dan pengelolaanlingkungan hidup. Faktor politik juga sangat mempengaruhi penegakan hukumlingkungan, bila negara dalam keadaan kacau bagaimana penegakan hukumdapat dilakukan, dan pengaruh-pengaruh politik dari luar juga sangatmenentukan. Apabila negara hanya mementingkan keuntungan sekelompokorang atau merugikan masyarakat banyak, maka penegakan hukum lingkungansulit untuk dilaksanakan.

Penegakan Hukum Lingkungan

2. Law (faktor Undang-undang yang berlaku)a. Apakah faktor hukumnya bebas dari pengaruh politik atau

tidakb. Peraturan perundang-undangan. Apakah peraturan itu

memuat perlindungan hukum atau tidak dan apakah cukupaspek perlindungannya

c. Kejelasan dan kepastian hukum dari perundang-undanganitu sendiri

d. Sanksi-sanksi dari hukum itu sendirie. Untuk menegakkan hukum lingkungan faktor yang sangat

menentukan adalah peraturan yang mengatur hukumlingkungan itu sendiri. Apakah peraturan mengenai hukumlingkungan sudah memadai atau belum. Apakah dalamperundang-undangan tersebut juga memuat sanksi-sanksiyang tegas terhadap pelaku perusakan dan pencemaranlingkungan.

Penegakan Hukum Lingkungan3. Intern – Institutional Factors (faktor-faktor antar kelembagaan)

a. Kepemimpinan dari kelembagaan. Kepemimpinan ini sangat berpengaruh dalam suatukelembagaan untuk penegakan hukum lingkungan. Apakah pemimpin tersebut mampumemberikan arahan kepada bawahannya untuk pengelolaan lingkungan hidup

b. Institusi-institusi pelengkap (lembaga pendukung) misalnya dalam lingkungan Bapedalinstitusi pelengkpanya adalah pihak kepolisian, ada peran serta polisi dsan kejaksaan,dimana pihak-pihak tersebut harus saling mendukung

c. Keputusan hukum untuk bertindak atau tidak terhadap keluhan mengenai masalahlingkungan. Hal ini tergantung pada keadaan dari si korban atau pengadu. Ini dapat dilihatapabila korbannya lemah atau dari golongan kurang mampu sering pengaduannya lambanuntuk ditanggapi dan sebaliknya. Disini berarti hukum tergantung dari siapa pengadu yangmempunyai daya sumber yang kuat maka hukum tersebut akan tegak

d. Si pelanggar, bagi si pelanggar berlaku hal yang sama seperti pengadu. Apabila si pelanggarkuat maka penegakan hukumnya lemah atau tidak berjalan dan begitu juga sebaliknya.

e. Instansi sejenis. Seperti halnya Bapedal pusat dan Bapedal daerah yang mempunyaikewenangan di tempat yang berbeda. Dalam hal ini terdapat adanya kerjasama antarainstansi tersebut dalam menangani masalah dan kasus-kasus lingkungan pada daerahmasing-masing

f. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan. LSM diharapkan mampu membawa danmembantu masyarakat dalam menyelesaikan masalah lingkungan.

g. Masyarakat setempat. Apabila tekanan dari masyarakat kuat maka semangkin kuat pulapenegakan hukum lingkungannya.

Penegakan Hukum Lingkungan

4. Internal Institutional Factors (faktor-faktor internal kelembagaan).Suatu lembaga mempunyai suatu tujuan yang jelas untuk menegakkanhukum lingkungan. Sumber daya alam yang dimiliki baik itu berupauang maupun peralatannya. Begitu pula dengan budaya organisasiseperti disiplin kerja dan semangat kerja. Hal tersebut sangatmempengaruhi pada penegakan hukum lingkungan.

5 Case Ralated Factors (Faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus itusendiri).Faktor kasus, terkait pada siapa korban dan siapa pelanggar. Apakahkasus tersebut sampai pada penegakan hukum atau tidak, hal tersebutdapat dilihat dari faktor keseriusan kasus tersebut.

6. Factors Related To The Individual agent ( faktor terkait dengan pelakuindividual).Faktor ini menyangkut kinerja dari aparat hukum. Apakah aparathukum tersebut mampu menyelesaikan segala permasalahan yangdatang dari pengadu atau korban

Penegakan Hukum Lingkungan

Penegakan hukum dibidang lingkungan hidup dapatdiklasifikasikan kedalam 3 kategori atau penegakanhukum lingkungan terdiri dari 3 instrumen yaitu :

1. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya denganHukum Administrasi/Tata Usaha Negara.

2. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya denganHukum Perdata.

3. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya denganHukum Pidana.

Penegakan Hukum Lingkungan

a.1. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Administrasi/ Tata Usaha Negara :

Aspek/sarana Administratif dapat bersifat Preventif danbertujuan menegakkan peraturan perundaang-undangan(misalnya :Undang-Undang,Peraturan Pemerintah dan lain-lain),dengan ancaman sanksi administrasi.Upaya penegakanhukum dapat ditetapkan terhadap kegiatan yang menyangkutpersyaratan perizinan,baku mutu lingkungaan,RencanaPengelolaan Lingkungan (RKL) dan sebagainya.Disampingpembinaan berupa penunjuk dan panduan serta pengawasanadministraitif,kepada pengusaha dibidang industri hendaknyajuga ditanyakan manfaat konsep “Pollution Prevention Pays“(Pencegahan Pencemaran Lingkungan ) dalam Prosesproduksinya.

Penegakan Hukum Lingkungan

Ada tiga arti administrasi negara, yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai aparatur negara, aparatur pemerintah, atau ssebagai institusipolitik (kenegaraan), artinya meliputi organ yang berada pemerimtah.Mulai dari presiden, menteri (termasuk Sekretaris Jenderal, DirekturJenderal, Inspektur Jenderal), Gubernur, Bupati dan sebagainya,singkatnya semua organ-organ yang menjalankan adminitrasi negara.

2. Sebagai fungsi atau aktivitas, yaitu kegiatan “pemerintahan”, artinyakegiatan “mengurus kepentingan negara”.

3. Sebagai proses teknis melaksanakan Undang-Undang, artinya meliputisegala tindakan aparatur negara dalam menyelenggarakan Undang-Undang.

Penegakan Hukum Lingkungan

Sarana administraatif dapat ditegakkan dengan kemudahan-

kemudahan terutama dibidang keuangan,seperti keringanan beamasuk alat-alat pencegahan pencemaran dan Kredit Bank untuk biayapengelolaan biaya dan sebagainya.

Sanksi administratif terutama mempunyai fungsi instrumental (eeninstrumentele functie ),yaitu penanggulangan dan pengendaliaanperbuatan terlarang. Beberapa jenis sarana penegakan hukumadministratif adalah :

• Penyerasian Peraturan ( Harmonisering )

• Tindakan paksa (Bestuuursdwaang )

• Uang Paksa ( Publiekchtelijkedwaangsom )

• Penutupaan Tempat Usaha ( Sluiting van een inrichting )

• Pencabutan Izin melalui proses,teguran paksa,Kepolisian,penutupandan uang paksa.

Penegakan Hukum Lingkungan

a.2. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannyadengan Hukum Perdata :

Perkataan “Hukum Perdata” dalam arti yang luasmeliputi semua hukum “privat materil”, yaitu segalahukum yang mengatur kepentingan perseorangan.Perkataan “Hukum Perdata” juga dipakai dalampengertian sempit sebagai lawan dari hukum dagang.

Penggunaan instrumentarium hukum perdata dalammenyelesaikan sengketa-sengketa yang berkaitandengan masalah lingkungan hidup pada hakekatnyamemperluas upaya penegakan hukum dari berbagaiperaturaan perundang-undangan.

Penegakan Hukum Lingkungan

a.3. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannyadengan Hukum Pidana :

Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlakudisuatu negara, yang mengadakan dasar-dasar atau aturan-aturanuntuk:

a. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan,yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sangsi berupa pidanatertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut

b. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telahmelanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhipidana sebagaimanayang telah diancamkan

c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapatdilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggarlarangan tersebut.

Penegakan Hukum Lingkungan

ini berarti bahwa kegiatan penegakan hukum pidana terhadap

suatu tindak pidana lingkungan hidup baru dapat dimulaiapabila : Aparat yang berwenang telah menjatuhkan sanksiadministrasi dan telah menindak pelanggar denganmenjatuhkan suatu sanksi administrasi tesebut, namun ternyatatidak mampu menghentikan pelanggaran yang terjadi, atauantara perusahaan yang melakukan pelanggaran dengan pihakmasyarakat yang menjadi korban akibat terjadi pelanggaran,sudah diupayakan penyelesaian sengketa melalui mekanismealtenatif di luar pengadilan dalam bentuk musyawarah /perdamaian / negosiasi / mediasi, namun upaya yang dilakukanmenemui jalan buntu,dan atau litigasi melalui pengadilanpedata, namun upaya tersebut juga tidak efektif, baru dapatdigunakan instrumen penegakan hukum pidana lingkunganhidup

Faktor-Faktor Penghambat Penegakan HukumLingkungan1. Kurangnya Sosialiasi Kepada Masyarakat Terkait Hukum Lingkungan :

penegakan hukum lingkungan ini pun jauh lebih rumit dari pada delik lain, karenaseperti telah dikemukakan sebelumnya hukum lingkungan menempati titik silangberbagai pendapat hukum klasik. Proses penegakan hukum administratif akan laindari pada proses penegakan hukum perdata maupuan hukum pidana. MenurutHamzah (2005:51) pada umumnya masalah dimulai pada satu titik, yaitu terjadinyapelanggaran hukum lingkungan. Dari titik perangkat ini dapat dimulai dari orangpribadi anggota masyarakat, korban penegak hukum yang mengetahui langsungterjadinya pelanggaran tanpa adanya laporan atau pengaduan. Tujuan tempatpelapor kepada Bapedal LSM atau organisasi lingkungan hidup jika ingin memilihjalan perdata terutama tuntutan perbuatan melanggar hukum dapat melakukangugatan sendiri kepada hakim perdata atas nama masyarakat. Jika semua jalur akanditempuh berhubung pelanggaran telah demikian serius dan menyinggung semuadimensi, misalnya melanggar syarat-syarat suatu izin menimbulkan kerugianfinansial kepada orang atau masyarakat, lagi pula ia seorang residiv bahkan telahmenimbulkan korban luka atau mati, penegak hukum dan yang berkepentinganmelakukan tugasnya. Agar sanksi yang dijatuhkan tidak tumpang tindih misalnyadenda (berdasarkan sanksi administratif dan pidana) maka penegak hukum perlubermusyawarah sehingga tindakan yang dilakukan masing-masing terkoordinasidengan baik.

2. Kendala Dalam Pembuktian : Kegiatan pembangunan yang dilaksanakanoleh bangsa Indonesia tidak hanya memberikan dampak positif, tetapijuga dampak negatif (misalnya terjadinya pencemaran). Produsen tidakmemasukkan eksternalitas sebagai unsur biaya dalam kegiatannya,sehingga pihak lain yang dirugikan. Hal ini akan merupakan kendalapada era tinggal landas, karena kondisi ini berkaitan denganperlindungan terhadap hak untuk menikmati lingkungan yang baik dansehat. Masalah pencemaran ini jika tidak ditanggulangi akanmengancam kelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk dapatmembuktikan bahwa suatu perbuatan telah menimbulkan pencemaranperlu penyidikan, penyidikan ini dilakukan oleh aparat POLRI. Untuk itudi samping diperlukan kemampuan dan keuletan setiap petugas, jugadiperlukan suatu model yang dapat digunakan untuk menentukanapakah suatu perbuatan telah memenuhi unsur pasal (Pasal 22 UU No. 4Tahun 1982), permasalahan lingkungan hidup merupakan permasalahankompleks, rumit dalam segi pembuktian dan penerapan pasal, sertasubyektifitas pengambil keputusan cukup tinggi, sehingga perlu suatumedia untuk menyederhanakan, memudahkan dan meminimisasi unsursubyektifitas.

3. Infrastruktur Penegakan Hukum : Kesulitan utama yang kerapdinyatakan oleh pemerintah atau aparat penegak hukum dalammengatasi pembakaran hutan adalah minimnya aparat pemantau,atau minimnya alat bukti. Dalam hal tertangkap tangan maka yangdijerat adalah para operator yang notabene adalah pekerja harian.Perusahaan selalu dapat lepas dari jeratan hukum. Kompleksitasmasalah pembakaran hutan bukan tanpa jalan keluar. Negaraharusnya memiliki power untuk mencabut izin operasi atau konsesiatas perusahaan yang di kawasannya terdapat titik api. Hanya adadua kemungkinan jika terjadi kebakaran di dalam satu konsesikehutnan atau perkebunan, yaitu mereka sengaja membakar ataumereka tidak serius menjaga kawsannya agar bebas dari kebakaran.Jika ada kekuasaan pemerintah seperti itu, maka dapat dipastikanangka pembakaran hutan akan turus secara drastis. Untuk itudiperlukan suatu aturan hukum berupa Peraturan Pemerintah atauPerpu, karena aturan hukum yang ada saat ini belumlah memadai.

4. Budaya Hukum yang Masih Buruk : Pada beberapa kasus, kejahatanlingkungan terjadi karena masih kentalnya budaya korupsi, kolusi dannepotisme antara perusahaan-perusahaan, pemerintah maupun DPR.Lobi-lobi illegal masih sering terjadi. Misalnya proyek pengadaan barangdan jasa di Lingkungan Bandan Lingkungan Hidup (BLH) Sidoarjo tahunanggaran 2008 lalu terdakwa bersekongkol dengan Kepala DinasLingkungan Hidup Hasan Basri (Didakwa dengan kasus yang sama)memperkaya diri sendiri sehingga merugikan keuangan negara sebesarRp 193 juta lebih. Kasus lainnya adalah dugaan korupsi penanamanpohon senilai Rp473,9 juta yang menggunakan dana APBD 2006, kePengadilan Negeri (PN) Depok. Kasus tersebut melibatkan AsepSuganda, yang saat ini menjabat sebagai Kabid Tata Bangunan, DinasTata Kota dan Bangunan (Distakotbang). Dikatakannya, tersangka Asepdiduga menyelewengkan dana untuk penanaman 5.000 batang pohon diDaerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung senilai Rp223,9 juta, serta Rp250juta untuk penanaman 1.250 pohon di Taman Hutan Rakyat (Tahura).Memang bukanlah pekerjaan yang mudah untuk memberantas praktekKKN yang kerapkali terjadi, namun bukanlah tidak mungkin.

Bentuk Sanksi Dalam Hukum Lingkungan Hidup.

1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yangmengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air,baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan palinglama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00(tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluhmiliar rupiah). Apabila perbuatan mengakibatkan orang luka dan/ataubahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara palingsingkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan dendapaling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan palingbanyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah). Dan apabilaperbuatan mengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana denganpidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (limabelas) tahun dan denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliarrupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliarrupiah).

Bentuk Sanksi Dalam Hukum Lingkungan Hidup.

2. Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinyabaku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, ataukriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidanapenjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahundan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) danpaling banyak Rp.3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Apabilaperbuatan mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatanmanusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikitRp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyakRp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). Dan apabila perbuatanmengakibatkan orang luka berat atau mati, dipidana dengan pidanapenjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan)tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliarrupiah) dan paling banyak Rp9.000.000.000,00 (sembilan miliarrupiah).

Bentuk Sanksi Dalam Hukum Lingkungan Hidup.

3. Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutuemisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan pidanapenjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyakRp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Setiap orang yangmelepaskan dan/atau mengedarkan produk rekayasa genetik kemedia lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturanperundang-undangan atau izin lingkungan dipidana denganpidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3(tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satumiliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliarrupiah).

Bentuk Sanksi Dalam Hukum Lingkungan Hidup.

4. Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izindengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satumiliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliarrupiah).

5. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukanpengelolaan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikitRp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyakRp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

6. Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan kemedia lingkungan hidup tanpa izin, dipidana dengan pidana penjarapaling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyakRp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

Bentuk Sanksi Dalam Hukum Lingkungan Hidup.

7. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpamemiliki izin lingkungan, dipidana dengan pidana penjara palingsingkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan dendapaling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satumiliar rupiah) dan palingbanyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

8. Setiap orang yang menyusun amdal tanpa memiliki sertifikatkompetensi penyusun amdal, dipidana dengan pidana penjarapaling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyakRp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

9. Pejabat pemberi izin lingkungan yang menerbitkan izin lingkungantanpa dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL, dipidana denganpidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda palingbanyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

Bentuk Sanksi Dalam Hukum Lingkungan Hidup.

10. Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukanpengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/ataukegiatan terhadap peraturan perundangundangan dan izinlingkungan, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/ataukerusakan lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia,dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun ataudenda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

11. Setiap orang yang memberikan informasi palsu, menyesatkan,menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikanketerangan yang tidak benar yang diperlukan dalam kaitannyadengan pengawasan dan penegakan hukum yang berkaitan denganperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dipidana denganpidana penjara paling lama 1(satu) tahun dan denda paling banyakRp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Bentuk Sanksi Dalam Hukum Lingkungan Hidup.sanksi pencabutan izin usaha industri dikenakan apabila pemegangizin menimbulkan pencemaran dan kerusakan terhadap lingkunganhidup yang melampaui batas baku mutu lingkungan :

1. Paksaan pemerintahan : Penghentian sementara kegiatan produksi;Pemindahan sarana produksi; Penutupan saluran pembuangan airlimbah atau emisi; Pembongkaran; Penyitaan terhadap barang atau alatyang berpotensi menimbulkan pelanggaran; Penghentian sementaraseluruh kegiatan; Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikanpelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi lingkungan hidup.

2. Pembekuan Izin dan Pencabutan Izin Lingkungan : Kegiatan usahatidak melaksanakan apa yang seharusnya dilaksanakan, atau tidakmelaksanakan perintah dalam paksaan pemerintahan; Melanggarperaturan perundang-undang di bidang B3 atau limbah B3; Belummenyelesasikan secara teknis apa yang telah menjadi kewajibannya;Melakukan hal tertentu di luar apa yang terdapat dalam persyaratan izinlingkungan, sehingga menimbulkan pencemaran dan/atau perusakanlingkungan.