4 B- Ontogeni Jantung

26

description

kardiovaskluar

Transcript of 4 B- Ontogeni Jantung

  • Kejadian dan perkembangan :Kejadian jantung :Dari endocardium terbentuk sel-sel yang menjadi sepasang pipa yang dapat disebut pipa jantung. Splanchnopleura ada di sebelah lateralnya menebal untuk kemudian menjadi myocardium dan epicardium, sehingga ia dapat disebut pallium myoepicardiale.Tiap pipa jantung ke caudal berhubungan dengan sinus venosus. Dimana sinus venosus merupakan persatuan dari vena omphalomesenterica dengan vena umbilicalis.

  • Kedalam sinus venosus bermuara ductus cuvieri ( vena cardinalis communis ). Ke dalam ductus cuveri bermuara vena cardinalis superior dan vena cardinalis inferior, dimana vena cardinalis ini berjalan pada dinding dorsal badan.

  • Kedua pipa jantung lambat laun dekat mendekati dan akhirnya bersatu didalam linea mediana, mulai dari cranial.Splancnopleura kanan dan kiri yang terdapat di sebelah lateralnya, menutupinya dari sebelah lateral. Di sebelah ventral dan dorsal kedua splanchnopleura saling menempel dan membentuk alat-alat penggantung bagi bakal jantung ialah mesocardium dorsale dan mesocardium ventarle. Mesocardium ini kemudian menghilang.Pipa jantung tumbuh lebih cepat dari pada tempat di dalam mana ia berada, sehingga ia terpaksa membuat lengkung ke kanan kemudian memutar ke ventral. Pada waktu terbentuknya lengkung, pipa jantung telah terbagi-bagi.

  • Pipa jantung tumbuh lebih cepat dari pada tempat di dalam mana ia berada, sehingga ia terpaksa membuat lengkung ke kanan kemudian memutar ke ventral. Pada waktu terbentuknya lengkung, pipa jantung telah terbagi-bagi.Pada ujung caudal terdapat sinus venosus di mana bermuara vena cardinale tadi, sedang bagian cranialnya terjadi bakal atrium dengan melebarnya pipa jantung ke arah transversal. Lengkung ke kanan ventral menjadi ventriculus ujung cranial menjadi truncus arteriosus.Antara atrium dan ventriculus pipa jantung relatif tidak melebar. Bagian ini disebut canalis atrioventricularis.

  • Pangkal dari truncus arteriosus melebar menjadi bulbus arteriosus. Pada tempat yang akan menjadi apex cordis pada ventriculus, terjadi suatu sulcus pada dataran luar yang disebut sulcus interventriculare, yang membagi ventriculus dalam bagian kanan dan bagian kiri.Pada permulaan bulan kedua, ventriculi menjadi dua ventriculi. Mulai pada bagian apex terjadi septum interventriculare, dimana ia tumbuh kearah canalis atrioventriculare dan ke arah bulbus arteriosus.

  • Pembagian atrium menjadi dua atria.Pada bulan kedua, dimana pada dinding dorsal cranial dari atrium terjadi septum ( atriorum ) primum. Ia tumbuh ke arah canalis atrioventricularis.Didalam canalis atrioventricularis ada tonjolan endocardial dari dinding dan membentuk lobang disebut foramen subseptale. Dimana lobang ini menutup dengan tumbuhnya septum primum dan melekat. Tepat sebelumnya foramen subseptale menutup , terjadi lobang di dalam septum primum cranial dari foramen subseptale. Lobang ini disebut foramen ovale primum. Dengan timbulnya septum primum terbagilah atrium kanan dan kiri. Sinus venosus bermuara sekarang di dalam atrium kanan pada dinding dorsal.

  • Pada dinding dorsal atrium kiri bermuara v. pulmonalis. Pada dinding dorsal cranial atrium kanan tumbuh septum (atriosum ) secundum. Septum ini tumbuh terus ke caudalKedalam sinus venosus bermuara ductus Cuvieri dexter dan sinsistra, serta vena omphalomesenterica kanan.Ductus Cuveri kanan menjadi vena cava superior, bagian distal v. omphalomesenteerica kanan menjadi v. revehens hepatis communis yang kemudian ikut membentuk vena cava inferior ; ductus Cuveri sinister menjadi sinus coronarius dan vena obliqua atrii sinistri.Pada tepi kanan dan tepi kiri muara sinus venosus terdapat masing-masing valvula venosa kanan dan kiri. Pada ujung cranial, kedua valvulae bertemu dan membentuk suatu crista disebut septum primum. Septum ini terdapat dorsocranial atrium kanan sebelah kanan septum secundum.

  • Kejadian Paru :Tractus respiratorius mulai terjadi sebagai suatu diverticulum pada dinding ventral enteron di bagian cranial. Diverticulum itu disebut sulcus tracheobronchialis.Diverticulum ini tumbuh ke caudal terus bercabang menjadi dua, tiap cabang akan menjadi epithelium entodermal dari bronchus primaries dan cabang-cabangnya. Sedang bagian proximalnya menjadi epithelium entodermal dari trachea dan larynx.Ujung tiap cabang membesar menjadi kandung paru-paru. Kandung paru kanan lebih besar dari kandung paru kiri. Dan seterusnya bercabang secara dichotomy, cabang lobus segmentalis dan seterusnya sehingga pada bulan ke enam sudah menjadi 17 ordo cabang-cabang.kemudian percabangan mulai melambat, tetapi setelah lahir sampai dewasa masih ada percabangan sehingga sampai ada 24 ordo cabang.

  • PERUBAHAN PADA JANTUNG SETELAH LAHIR : Sebelum lahir atrium kanan menerima darah tidak hanya dari seluruh tubuh janin ( fetus ) tetapi juga dari placenta. Atrium sinistra hanya menerima darah dari paru-paru. Akan tetapi paru-paru belum mengembang sehingga pembuluh darah kurang terbuka. Sehingga darah yang ke paru-paru tidak banyak dan yang datang dari paru-paru ke atrium kiri juga tidak banyak. Dengan demikian desakan di dalam atrium sinistrum lebih kecil dari atrium dextrum.

  • Darah dari atrium kanan sekarang sebagian mengalir kedalam atrium kiri melalui foramen ovale secundum. Dan darah dari atrium kanan juga pergi ke ventrikel kanan dan terus ke dalam a. pulmonalis.Akan tetapi karena paru belum mengembang dan kapiler-kapiler darah kurang terbuka, tahanan disini besar. Akibatnya darah dari a. pulmonalis sebagian besar mengalir melalui ductus arterious ( Botalli ) ke dalam aorta.

  • Sesudahnya lahir, pulmo mengembang dan pembuluh-pembuluh darah dapat membuka, sehingga tahanan berkurang dan lebih banyak darah dapat masuk ke paru-paru. Seterusnya darah dari paru-paru akan banyak masuk ke atrium kiri akibatnya tekanan pada atrium kiri bertambah. Jumlah darah yang masuk kedalam atrium kanan berkurang dikarenakan tidak ada lagi darah yang datang dari placenta dan juga darah yang dari tubuh juga berkurang oleh karena darah dari ventriculus dextra tidak lagi masuk ke dalam aorta. Dengan demikian desakan di dalam atrium kiri paling tidak sama dengan desakan di dalam atrium kanan. Oleh karenanya valvula foraminis ovalis terdesak ke kanan dan menutup foramen ovale secundum.

  • Otot di dalam tunica media dari ductus arteriosus yang berjalan melingkar berkontraksi, sehingga ductus arteriosus menutup. Jadi darah dari atrium dextrum tidak lagi masuk kedalam aorta. Paling sedikit selama 6 bl. berlangsung proses tumbuhnya melekat valvula foraminis ovalis kepada septum secundum dan menutupnya ductus arteriosus Botalli.Ductus Botalli menutup oleh karena tunica intima menebal, sehingga rongganya makin lama makin mengecil, lalu menghilang. Akhirnya berupa sisa disebut ligamentum arteriosum.

  • Setelah inspirasi pertama kali, pada expirasi selanjutnya, udara tidak dapat semua keluar dari paru-paru, karena bronchi tetap terbuka dengan adanya rangka dari cartilago dan juga pembuluh darah telah penuh dengan darah sehingga menghindari mengempisnya sama sekali bronchioli, sacculi dan alveoli.Dengan demikian anak yang meninggal setelah lahir, tetapi telah pernah bernafas, paru-parunya mengandung udara ( hawa ). Bila sebagian dari paru-parunya dimasukkan ke dalam air, ia akan mengambang. Bila anak meninggal sebelumnya lahir, jadi belum pernah bernafas, paru-parunya tenggelam di dalam air.

  • Kejadian Glandula Mammae.Di dalam rongga keenam terjadi penebalan pada kulit dari daerah yang akan menjadi fossa axillaries ke daerah yang akan menajdi regio inguinalis. Penebalan ini disbeut crista lacteal. Dari epithelium ectodermal crista lacteal ini, terjadi glandula mammae. Minggu ke 8 crista sudah hilang. Tapi pada tempat akan terbentuk mammae ada proliferasi cel-2 epithelium ectodermal ke dalam jaringan mesenchym dan seterusnya proses pertumbuhan mammae

  • Anomali-anomali : Kelainan pada jantung :Kelainan septum interventriculkare dan septum atriorum :Cor biloculare : hanya ada satu atrium dan satu ventriculus, ini terjadi karena septum tidak terjadi

    Cor triloculare :- dimana hanya ada satu ventriculus, dimana septum interventriculare tidak terjadi.Lobang-lobang di dalam septum atriorum :- foramen ovale tidak menutup -foramen subseptale tetap ada

  • Lobang di dalam septum interventriculare atau defect subaortal.Defect subaortal ialah tidak adanya pars membranacea septi. Terjadi karena tonjolan-tonjolan endocardial pada dinding bulbus arteriosus dan pada dinding canalis atrioventricularis tidak tumbuh untuk membentuk pars mebranacea septi.

  • Transposisi dari aorta dan a. pulmonalis.Keadaan dimana aorta berpangkal pada ventriculus dexter dan a. pulmonalis berpangkal pada ventriculus sinister. Ini terjadi karena septum aorticopulmonale dan septum bulbi memutarnya kurang sempurna.Transposisi ini dapat diserta dengan defect subaortal.Dextroposisi dari aorta disertai defect subaortal.Terjadi karena pangkal bulbus aorta septum bulbi terlalu kekanan, sehingga septum bulbi tidak dapat bertemu dengan septum ventriculi dan aorta berpangkal terlalu ke kanan. Akibatnya aorta tidak hanya dapat darah dari ventriculus kiri tetapi juga dari ventriculus kanan.

  • Stenosis dan atresia :Rongga a. pulmonalis dapat mengecil disebut stenosis. Dan ia juga bisa tidak mempunyai rongga, keadaan ini disebut atresia. Juga atresia dapat terjadi pada aorta. Hal-hal ini mungkin terjadi karena pembagian oleh septum dari bulbus dan truncus arteriosus tidak sama.Stenosis juga dapat ada pada valvula semilunarisAtresia dapat terjadi pada valvula tricuspidalis. Ini mungkin terjadi oleh karena lapisan dalam dari myocardium tidak menghilang

  • Tetralogi dari Fallot :Keadaan kelainan yang terjadi secara bersamaan dengan kombinasi :1. hypertrofi dari myocardium ventriculus dexter2. atresia atau stenosis dari a. pulmonalis3. dextroposisi dari aorta4. defect subaortal

  • Acardiacus :Keadaan dimana tidak ada jantung. Ini dapat terjadi pada anak kembar sehingga salah satu tidak punya jantung.Ectopic cordis :Adanya celah di dalam dinding ventral thorax, melalui celah ini keluar jantung. Kulit thorax pada tepi celah ini meneruskan diri ke dalam pericardium.Dextrocardia :Keadaan serba terbalik dari jantung, sehingga apa yang seharusnya terletak disebelah kiri tapi malah disebelah kanan.

  • Kelainan pada arteria :Ductus arteriosus persistens :Dimana ductus arteriosus seharusnya menutup malah dia tetap tidak menutup. Dysphagia :Pada fetus yang telah selesai pertumbuhannya arcus aorta sinister berjalan dari kanan ke kiri ventral dari trachea , kemudian ke dorsal di sebelah kiri dari trachea dan osophagus. Arcus aorta dexter berjalan dari ventral ke dorsal di sebelah kanan dari trachea dan oesphagus. Kedua arcus berhubungan dorsal dari oesphagus. Dengan demikian ada lingkaran arteria yang mengelilingi trachea dan oesophagus. Lingkaran arteria ini dapat menjepit oesphagus, sehingga menyukarkan jalannya makanan di dalam oespogus. Keadaan ini menimbulkan kurang sempurnanya makanan masuk klinis disebut : dysphagia.

  • Ada juga keadaan karena kelainan percabangan a. subcalavia yang dipercabangkan setelah a. subclavia kiri sehingga oesophagus terdapat antara arcus aorta dengan a. subclavia kanan dimana klinis akan mengganggu masuknya makanan di oesophagus , keadaan ini disebut dysphagia lusoria.

  • Coarectasi dari aorta :Pada isthmus dari aorta ( tempat proximal dari muara ductus arteriosus ) ada stenosis atau atresia.Kelainan pada tractus respiratorius :

    Fistula tracheosephagealis :Ada hubungan antra trachea dan oesophagus , bisa berupa lobang kecil.

    Bronchiectasi :Keadaan dimana bronchi terminal membesar secara tidak teratur

  • Kelainan dari glandula mammaePolymastia :Keadaan lebih dari sepasang glandulae mammae

    Polythelia :Bila lebih dari sepasang papilla mammae