3.Kebijakan-Dividen

14
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAANPERUSAHAAN DI BEJ PERIODE 2000 – 2004 Intan Rahmawati Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Akram Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram ISSN: 1858 ‐ 0785 Volume 6, No. 1, Juni 2007 Pusat Kajian & Pengembangan Akuntansi (PKPA) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Abstracts This research aimed to investigate the influences of firm size, profitability, profitability growth, liquidity, and inflation to the dividend policy. This research also examines the influences of those variables to the firm value through the dividend policy. Data were collected from 14 BEI companies and then analyzed using path regression. Research analysis found that firm size, profitability, profitability growth, liquidity, and inflation were not on the position that effecting the dividend policy, but the variables in simultaneously effecting the firm value. Research also found that profitability and dividend policy had significant influences in partially to the firm value, and the variable of liquidity was dominantly among the independent variables in influencing the firm value through dividend policy. The research also concluded that the result of analysis supported the theory of "Bird in The Hand", which is stipulating that the company values will increase if there were the increasing in dividends. Keywords: dividend policy, firm value, firm size, profitability, profitability growth, liquidity, and inflation.

Transcript of 3.Kebijakan-Dividen

Page 1: 3.Kebijakan-Dividen

  FAKTOR­FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN­PERUSAHAAN DI BEJ PERIODE 2000 – 2004 

Intan Rahmawati Alumni Jurusan Akuntansi  Fakultas Ekonomi Universitas Mataram 

   Akram Dosen Tetap Jurusan Akuntansi  Fakultas Ekonomi Universitas Mataram                       

 

 ISSN: 1858 ‐ 0785 Volume  6,  No. 1, Juni 2007  

 Pusat Kajian & Pengembangan Akuntansi (PKPA) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram 

   Abstracts

 This  research  aimed  to  investigate  the influences  of  firm  size,  profitability, profitability  growth,  liquidity,  and inflation  to  the  dividend  policy.  This research  also  examines  the  influences  of those  variables  to  the  firm  value  through the  dividend  policy.  Data  were  collected from 14 BEI companies and then analyzed using path regression.  Research  analysis  found  that  firm  size, profitability, profitability growth, liquidity, and inflation were not on the position that effecting  the  dividend  policy,  but  the variables  in  simultaneously  effecting  the firm  value.  Research  also  found  that profitability  and  dividend  policy  had significant  influences  in  partially  to  the firm  value,  and  the  variable  of  liquidity was  dominantly  among  the  independent variables  in  influencing  the  firm  value through dividend policy.  The  research  also  concluded  that  the result  of analysis  supported  the  theory  of "Bird  in  The  Hand",  which  is  stipulating that  the  company  values  will  increase  if there were the increasing in dividends.            Keywords: dividend  policy,  firm  value,  firm  size, profitability, profitability growth, liquidity, and inflation. 

Page 2: 3.Kebijakan-Dividen

Volume  6,  No. 1, Juni 2007

32 

PENDAHULUAN  Latar Belakang 

 Salah  satu  alternatif  investasi  yang  dapat  dilakukan  adalah  membeli  saham.  Sebagai 

pemilik atau pemegang saham, seseorang turut menjadi pemilik perusahaan dan  memperoleh dividen.  Investor  juga  dapat  memperoleh  capital  gain  dari  penjualan  saham.  Lintner  (1956) sebagaimana  dikutip  dari  Arifin  (2005:103),  menyatakan  walaupun  kondisi  bisnis  saat  ini semakin  kompleks  dan  isu  kebijakan  dividen  semakin  beragam,  permasalahan  yang  sering timbul atau dihadapi oleh perusahaan adalah apakah DPR (Dividend Payout Ratio) pada periode lalu  tetap  dipertahankan  atau  harus  diubah,  jika  dinaikkan  apakah  perusahaan  dapat mempertahankannya  pada  tahun‐tahun  mendatang  dan  bagaimana  pula  reaksi  investor terhadap dividen yang stabil dan dividen yang berfluktuasi sesuai laba perusahaan. 

Kenaikan profitabilitas dan pertumbuhan  laba adakalanya diikuti kenaikan pembayaran dividen, karena kenaikan pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal optimisme manajer atas kinerja perusahaan. Pada umumnya, manajer hanya menaikkan dividen saat sudah yakin bahwa laba yang diperoleh sekarang dapat tetap dipertahankan. Penelitian Tandelilin dan Wilberforce dalam Husnan (2002) menemukan bahwa kenaikan profitabilitas (yang diproksi dengan Return On Asset/ROA) akan meningkatkan DPR. Hasil yang berbeda diungkapkan oleh Kania dan Bacon (2005),  yaitu  kenaikan  profitabilitas  justru  berpengaruh  negatif  terhadap  DPR,  sedangkan pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap DPR.  

Menurut Van Horne dan Sinaga (1994), kebijakan dividen  tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan  profitabilitas  dari  tahun    ke  tahun,  namun  juga  oleh  faktor‐faktor  lain  seperti likuiditas   dan  inflasi.  Kenaikan  likuiditas  yang  dapat  tercermin  dari  kenaikan  rasio  kas  atas aktiva  lancar  akan meningkatkan  jumlah  dana  tersedia  bagi  perusahaan,  sehingga  DPR  akan meningkat.  Namun walaupun  tersedia  dana  cukup  banyak, DPR belum  tentu  akan meningkat jika kenaikan rasio kas atas aktiva lancar disertai kenaikan inflasi. 

Faktor  lain  yang  juga  mempengaruhi  kebijakan  dividen  adalah  ukuran  perusahaan (Taswan, 2003:8). Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal, sehingga memiliki  fleksibilitas dan kemampuan  lebih besar untuk mendapatkan dana bagi pembayaran dividen. Di sisi  lain, set  investasi perusahaan besar  juga lebih banyak, sehingga semakin besar ukuran perusahaan,  dividen yang dibayarkan bisa menjadi  lebih kecil. Modal  yang digunakan perusahaan besar juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa jadi tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan kecil. Akibatnya, dividen juga tidak akan dibayarkan terlalu tinggi.  

Kebijakan  terhadap  dividen  dapat  mempengaruhi  nilai  perusahaan.  Litzenberger  dan Ramaswamy    (1979)  sebagaimana  dikemukakan  oleh  Tjahjono  (2006:10)  mengemukakan bahwa  seharusnya  perusahaan  membayar  dividen  yang  rendah  (atau  bahkan  nol)  untuk memaksimumkan  nilai  perusahaan,  sebab  dividen  secara  efektif  lebih  tinggi  dikenai  pajak daripada  capital  gain.  Akan  tetapi,    Gordon  dan  Lintner  (1963)  sebagaimana  dikutip  dari Tjahjono (2006:9), menganggap bahwa pembayaran dividen yang dilakukan saat ini lebih baik daripada capital gain  di masa mendatang karena dividen yang diterima  saat  ini  oleh  investor bersifat lebih pasti dibanding capital gain yang mengandung ketidakpastian yang lebih besar di masa mendatang.  

Selain oleh kebijakan dividen, nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi. Peningkatan profitabilitas dan likuiditas, apalagi  jika  disertai  kenaikan  pertumbuhan  laba  memungkinkan  perusahaan  memiliki  dana cukup besar untuk membiayai operasinya (termasuk untuk membayar dividen pada pemegang saham),  sehingga hal  ini  akan mempengaruhi penilaian  investor  terhadap perusahaan. Hal  ini dapat  tercermin  dari  harga  saham.  Selanjutnya,  kenaikan  harga  saham  akan  menyebabkan kenaikan PBV.  

Ukuran perusahaan dapat berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin besar sebuah  perusahaan,  semakin  besar  kemampuan  dan  sumber  dananya,  sehingga  perusahaan‐

Page 3: 3.Kebijakan-Dividen

Intan dan Akram : Faktor­faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen................. 

33

perusahaan  tersebut  kuat  dan  bonafit  secara  finansial.  Di  sisi  lain,  variabel  ini  juga  dapat berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kemampuan perusahaan besar menjadikannya lebih  dipercaya  oleh  lembaga‐lembaga  keuangan,  sehingga  perusahaan‐perusahaan  besar memiliki akses  lebih besar untuk memperoleh pinjaman. Dengan demikian, perusahaan besar dapat berkembang hanya dari dana tersebut, sehingga  pemegang saham tidak memiliki banyak kekuasaan terhadap perusahaan.  

   Tujuan Penelitian 

 Penelitian ini bertujuan menguji: 

1. Pengaruh secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi terhadap kebijakan dividen  

2. Variabel yang paling berpengaruh antara ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi terhadap kebijakan dividen 

3. Pengaruh simultan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, inflasi, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan  

4. Variabel yang paling berpengaruh antara ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi terhadap terhadap nilai perusahaan. 

5. Variabel dominan di antara variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.  

TINJAUAN PUSTAKA  

Penelitian Terdahulu  

1. Wardani  (2005)  menguji  pengaruh  kepemilikan  orang  dalam,  kepemilikan  institusional, penyebaran  kepemilikan,  aliran  kas  bebas,  dan  jaminan  aset  terhadap  kebijakan  dividen yang  diproksi  dengan  DPR.  Hasilnya,  hanya  variabel  jaminan  aset  yang  berpengaruh terhadap kebijakan dividen.  

2. Kania  dan  Bacon  (2005)  menguji  faktor‐faktor  apa  saja  yang  mempengaruhi  keputusan besarnya pembayaran dividen. Penelitian  ini dilakukan pada perusahaan‐perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di NASDAQ, AMEX, NYSE, dan OTC. Variabel keputusan dividen diproksi  dengan  DPR.  Kedunya    menggunakan  9  variabel  yang  dianggap  mempengaruhi keputusan dividen, yaitu profitabilitas (diukur dengan ROE), rasio pertumbuhan penjualan dan  profitabilitas,  risiko  (diukur  dengan  beta),  likuiditas  (diukur  dengan  current  ratio), insider  ownership  (diukur  dengan  persentase  kepemilikan  manajerial),  kepemilikan institusi,  dan  variabel  ekspansi  (yang  diukur  dengan  pengeluaran  modal).  Hasil penelitiannya  menyimpulkan  hanya  variabel  kepemilikan  institusi  dan  pertumbuhan profitabilitas yang berpengaruh positif terhadap DPR. Namun variabel yang lain (termasuk profitabilitas dan rasio growth of sales) justru berpengaruh negatif. 

3. Taswan (2003) menganalisis  faktor‐faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (dengan proksi  DPR)  dan  nilai  perusahaan.  Hasilnya  bahwa  risiko  bisnis  berpengaruh  negatif terhadap  DPR,  namun  kebijakan  hutang  dan  ukuran  perusahaan  tidak  berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Pada akhirnya kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap nilai  perusahaan  yang  diproksi  dengan  PBV.  Dengan  demikian,  penelitian  ini mendukung hipotesis Tax Preference Theory. 

4. Penelitian  Tandelilin  dan Wilberforce  berjudul  “Can Debt  and Dividend Policies  Substitute Insider  ownership  in  Controlling  Equity  Agency  Conflict?”  dalam  Husnan  (2002)  menguji pengaruh  insider  ownership,  kebijakan  hutang,  kepemilikan  institusional,  risiko  bisnis, profitabilitas  dan  pertumbuhan  terhadap  dividen.  Hasilnya  insider  ownership  tidak berpengaruh pada dividen, padahal seharusnya adanya kepemilikan manajemen dan direksi yang  tinggi  sudah dapat mengurangi keinginan manajer untuk melakukan  tindakan excess 

Page 4: 3.Kebijakan-Dividen

Volume  6,  No. 1, Juni 2007

34 

perquisities  untuk  menghamburkan  free  cash  flow,  sehingga  seharusnya  hal  ini  akan mengurangi dividen. Kebijakan hutang memiliki pengaruh positif terhadap dividen.  

5. Ismiyanti  dan  Hanafi  (2004) menguji  pengaruh  kebijakan  utang,  kepemilikan manajerial, resiko  dan    kepemilikan  institusional  dengan  variabel  kontrol    ROA  dan  IOS  ((Investment Opportunity Set)  yang diproksi  dengan Book Value Equity/ Market Value Equity)  terhadap dividen.  Hasilnya  menyimpulkan  bahwa  kebijakan  hutang  (diproksi  dengan  leverage) berpengaruh  negatif  terhadap  kebijakan  dividen.  Hasil  ini  konsisten  dengan  penelitian Taswan  (2003),  tapi  tidak  sama dengan  penelitian  dari  Tandelilin  dan Wilberforce  dalam Husnan  (2002).  Kepemilikan  manajerial  tidak  berpengaruh  terhadap  DPR.  Hasil  ini kontradiktif  dengan  penelitian  Tandelilin  dan  Wilberforce  dalam  Husnan  (2002).  Resiko berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap DPR. 

6. Sumani  (2005) menemukan bahwa baik  sebelum dan pada  saat  krisis,  struktur  keuangan dan  DPR  memiliki  pengaruh  positif  terhadap  nilai  perusahaan  manufaktur.  Hal  ini mendukung Bird­in  the­hand Theory.  Penelitiannya  juga menemukan  bahwa  faktor‐faktor eksternal,  seperti  potensi  pasar  dan  tingkat  inflasi,  tidak  hanya  berpengaruh  pada  DPR sebelum dan pada saat krisis,  tapi  juga pada nilai perusahaan baik sebelum dan pada saat krisis. 

7. Daryatno  (2003)  menemukan  bahwa  kebijakan  dividen  berpengaruh  positif  terhadap penciptaan nilai perusahaan yang diproksi dengan spread EVA (Economic Value Added).  

8. Sudayat  meneliti  pengaruh  variabel  net  operating  income,  ROIC  (Return  on  Investment Capital), growth,  dan WACC  (Weighted Average Cost of Capital)  terhadap nilai perusahaan dengan  menggunakan  regresi  linier  berganda.  Hasilnya,  bahwa  variabel  net  operating income  berpengaruh  terhadap  harga  saham.  Dengan  demikian,  variabel  rasio  growth  of earning after tax dan ROE juga seharusnya berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 

9. Penelitian  Putra  terhadap  bank‐bank  yang  go  public  di  BEJ meneliti  pengaruh  perubahan rasio  permodalan,  rentabilitas,  kualitas  aktiva  produktif,  dan  likuiditas  terhadap  harga saham. Analisis dilakukan dengan analisis interdependensi CM‐Square. Hasilnya, rasio‐rasio tersebut tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham.   

Dividen dan Kebijakan Dividen  Warsono (2003) sebagaimana dikutip dari Tjahjono (2006: 6) menyatakan bahwa dividen 

merupakan  bagian  dari  laba  yang  tersedia  bagi  pemegang  saham biasa  (earning available  for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Menurut Arifin (2005: 103), kebijakan dividen sesungguhnya merupakan keputusan, antara lain keputusan  apakah  laba  yang  diperoleh  perusahaan  pada  akhir  tahun  akan  dibagikan  kepada pemegang  saham  dalam  bentuk  dividen  atau  akan  ditahan  untuk  menambah  modal  guna pembiayaan  investasi  di masa  yang  akan datang.    Jika  dividen  akan dibayar,  apakah Dividend Payout Ratio pada periode  lalu  tetap dipertahankan atau harus diubah,  jika dinaikkan apakah perusahaan  dapat  mempertahankannya  pada  tahun‐tahun  mendatang  dan  bagaimana  pula reaksi investor terhadap dividen yang stabil dan dividen yang berfluktuasi sesuai laba.  Faktor­ Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen a. Ukuran perusahaan 

Perusahaan  besar  memiliki  kemudahan  daripada  perusahaan  kecil  untuk  menghasilkan keuntungan dan memperoleh sumber pendanaan. Oleh karena  itu, semakin besar ukuran perusahaan, besarnya dividen yang dibayarkan semestinya juga ikut meningkat. Namun di sisi  lain, ukuran perusahaan  juga dapat berpengaruh negatif  terhadap kebijakan dividen, karena  sekalipun  perusahaan‐perusahaan  besar  memiliki  kemampuan  untuk menghasilkan keuntungan lebih besar, namun modal yang digunakan juga besar, sehingga profitabilitasnya  bisa  jadi  tidak  terlalu  tinggi  dibanding  perusahaan  kecil.  Dengan 

Page 5: 3.Kebijakan-Dividen

Intan dan Akram : Faktor­faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen................. 

35

demikian, dana yang dapat dibagikan sebagai dividen juga tidak begitu besar. Selain itu, set kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan besar juga lebih banyak sehingga laba yang ditahan pada perusahaan besar juga lebih besar daripada pada perusahaan kecil. 

b. Profitabilitas Dalam penelitian  ini,  rasio  profitabilitas  diproksi  dengan Return On Equity  / ROE  (Kania dan  Bacon,  2005:103).  Kenaikan  profitabilitas  kadang‐kadang  diikuti  kenaikan pembayaran  dividen  karena  kenaikan  pembayaran  dividen  dianggap  sebagai  sinyal optimisme  manajer  atas  kinerja  perusahaan.  Namun  kenaikan  profitabilitas  tidak  selalu diikuti  oleh  kenaikan  dividen,  karena  biasanya  manajer  hanya  menaikkan  dividen  saat sudah yakin bahwa laba yang diperoleh sekarang dapat tetap dipertahankan.  

c. Pertumbuhan laba Penelitian ini menggunakan growth of earning (Kania dan Bacon, 2005:104). Earning yang digunakan adalah earning after tax karena dividen dibayarkan dari persentase laba bersih setelah pajak. Peningkatan dalam growth of earning after tax dianggap sebagai peningkatan kemampuan  perusahaan  dalam  menghasilkan  kenaikan  laba  bersih  setelah  pajak dibanding  tahun  sebelumnya.  Kenaikan  ini  akan  menaikkan  pula  jumlah  dividen  yang dibayarkan. 

d. Likuiditas Penelitian  ini menggunakan  rasio  kas  terhadap  aktiva  lancar  karena  dividen  dibayarkan dengan kas. Menurut Van Horne dan Sinaga  (1994), posisi  likuiditas  sangat berpengaruh pada  kemampuan  perusahaan  membayar  dividen  karena  dividen  umumnya  dibayarkan dengan kas.  

e. Inflasi Tekanan  inflasi merupakan masalah bagi kebijakan dividen, karena    inflasi  akan memicu kenaikan  harga.  Penggantian  ini  membutuhkan  retensi  laba  yang  lebih  besar,  sehingga dividen terpengaruh secara tidak menguntungkan.  

 Nilai Perusahaan 

 Nilai  perusahaan  dapat  didefinisikan  sebagai  nilai  wajar  perusahaan  yang 

menggambarkan  persepsi  investor  terhadap  emiten  bersangkutan.  Nilai  wajar  perusahaan dapat  tercermin  dari  rasio  Price  to  Book  Value  (PBV)  yang  dapat  diperoleh  dengan membandingkan harga saham di pasar dan nilai bukunya.   Teori Kebijakan Dividen Terhadap  Nilai Perusahaan 

 Teori kebijakan dividen mengkaji tentang dampak penentuan besarnya alokasi laba pada 

dividen  dan  laba  ditahan  terhadap  nilai  pasar  saham  yang  berlaku.    Ini  berarti  investor dihadapkan pada dua pilihan apakah hasil pengembalian dividen diberikan dalam bentuk tunai atau menginginkan  pertumbuhan modal,  sehingga  investor mendapatkan  capital  gain  karena nilai saham meningkat. Dari adanya perbedaan preferensi investor atas dividen maupun capital gain, muncul beberapa teori tentang  kebijakan  dividen sebagai berikut: a. Bird­In­The­Hand Theory 

Model  ini menganggap  bahwa  pembayaran  dividen  yang  dilakukan  saat  ini  adalah  lebih baik daripada capital gain di masa mendatang karena dividen yang diterima saat  ini oleh investor bersifat lebih pasti daripada capital gain yang akan diterima di masa mendatang, yang jelas‐jelas mengandung ketidakpastian.  

b. Teori Preferensi Pajak (Tax Preference Theory) Model ini menganggap bahwa dengan adanya pajak, maka investor lebih menyukai capital gain daripada dividen karena dividen dikenai pajak lebih tinggi daripada capital gain.   

c. Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory) Model  ini  menganggap  bahwa  pembayaran  dividen  tidak  mempengaruhi  kekayaan pemegang saham. Pembayaran dividen dianggap demikian karena disini MM berpendapat 

Page 6: 3.Kebijakan-Dividen

Volume  6,  No. 1, Juni 2007

36 

bahwa  investor  tidak mempedulikan  darimana datangnya pengembalian  berasal,  apakah dari dividen atau dari capital gain.  

d. Hipotesis Kandungan Informasi atau Pengisyaratan (Information Signaling Hypothesis) Teori  ini menyatakan bahwa investor menganggap bahwa perubahan dividen merupakan isyarat  atau  sinyal  tentang prospek  aliran kas perusahaan di masa mendatang  (signaling effect), sehingga penurunan dividen akan menurunkan nilai perusahaan. 

e. Efek Klien (Clientele Effect) Teori  ini  didasarkan  pada  kenyataan  bahwa  pemegang  saham  terpecah  atas  kelompok (klien) yang memiliki preferensi berbeda, yaitu kelompok yang memang menyukai dividen, dan kelompok yang menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatannya, sehingga dividen tidak perlu dibagi terlalu besar. 

f. Teori Biaya Agensi (Agency Cost Theory) Pendukung  teori  ini  berpendapat  bahwa  dibayarkannya  dividen  adalah  salah  satu mekanisme untuk mengurangi biaya agensi, karena dividen akan mengurangi  jumlah  free cash  flow  yang  mungkin  akan  digunakan  manajer  untuk  kepentingan  yang  tidak  perlu (excessive perquisities). 

g. Teori Ekspektasi Teori  ini  menganggap  bahwa  semakin  dekat  waktu  pembayaran  dividen,  investor  akan membentuk harapan‐harapan  mengenai berapa banyak dividen itu nantinya. Oleh karena itu,  apakah  pembayaran  dividen  akan  menaikkan  atau  menurunkan  nilai  perusahaan, tergantung dari apakah perusahaan bisa memenuhi harapan investor.  

 Pengaruh  Ukuran  Perusahaan,  Profitabilitas,  Pertumbuhan  laba,  Likuiditas  dan  Inflasi terhadap Nilai Perusahaan 

 Nilai perusahaan dipengaruhi oleh faktor‐faktor lain, di antaranya yaitu: 

a. Ukuran perusahaan.  Ukuran  perusahaan  dapat  berpengaruh  negatif  terhadap  nilai  perusahaan,  karena  pada perusahaan‐perusahaan  besar,  pemilik  saham  pada  dasarnya  terpisah  dari  manajemen, sehingga  kurang  berdaya  mengubah  manajemen.  Ukuran  perusahaan  juga  dapat berpengaruh  negatif  karena  sekalipun  perusahaan  besar  memiliki  kemampuan  untuk menghasilkan keuntungan lebih besar, namun modal yang digunakan juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa  jadi  tidak  terlalu  tinggi dibanding perusahaan dengan ukuran  lebih kecil.  Di sisi  lain, ukuran perusahaan  juga dapat berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena perusahaan‐perusahaan besar memiliki kemampuan dan sumber dana lebih besar sehingga dapat memperoleh keuntungan lebih besar. 

b. Profitabilitas.  Sejalan  dengan  peningkatan  likuiditas,  jika  terjadi  peningkatan  laba  sehingga  ROE meningkat,  maka  semakin  baik  kemampuan  perusahaan  dalam  mengelola  modal  untuk menghasilkan laba, sehingga nilai perusahaan yang tercermin dalam PBV akan meningkat. 

c. Pertumbuhan laba.  Sama  halnya  dengan  pertumbuhan  laba  dan  sejalan  dengan  peningkatan  likuiditas,  jika terjadi  peningkatan  laba  sehingga growth of  earning after  tax meningkat, maka  semakin baik  kinerja  perusahaan,  sehingga  nilai  perusahaan  yang  tercermin  dalam  PBV  akan meningkat. 

d. Likuditas.  Semakin tinggi  likuiditas perusahaan (yang salah satunya  tercermin dalam rasio kas atas aktiva  lancar),  semakin banyak dana  tersedia bagi perusahaan untuk membayar dividen, membiayai operasi dan investasinya, sehingga persepsi investor pada kinerja perusahaan akan  meningkat.  Harga  saham  diduga  akan  meningkat  pula  dan  PBV  akan  terpengaruh secara menguntungkan. Dalam kondisi berbeda, peningkatan likuiditas bisa juga dipersepsi 

Page 7: 3.Kebijakan-Dividen

Intan dan Akram : Faktor­faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen................. 

37

buruk.  Jika  kenaikan  likuiditas  tidak menaikkan  dividen melainkan menaikkan  free  cash flow dalam perusahaan, maka diduga biaya agency akan meningkat. 

e. Inflasi.  Inflasi  berpengaruh  negatif  terhadap  nilai  perusahaan.  Kondisi  inflasi  akan menurunkan daya beli perusahaan, sehingga perusahaan akan terdorong untuk melakukan retensi dana lebih besar agar dapat terus membiayai aktivitasnya.  

 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 

 Kerangka Konseptual  

Gambar 1. Kerangka Konseptual 

  

 Hipotesis Penelitian  H1   =   Ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi berpengaruh 

secara simultan terhadap kebijakan dividen. H2   =   Variabel pertumbuhan laba berpengaruh dominan terhadap kebijakan dividen. H3   =   Ukuran  perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan  laba,  likuiditas,  inflasi,  dan  kebijakan 

dividen berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. H4   =   Variabel kebijakan dividen berpengaruh dominan terhadap nilai perusahaan. H5   =  Variabel  inflasi  berpengaruh  dominan  terhadap  nilai  perusahaan  melalui  kebijakan 

dividen. METODE PENELITIAN 

 Jenis dan Rancangan Penelitian 

 Sesuai  dengan  tujuan  penelitian  dan  kerangka  berpikir,  maka  penelitian  ini  termasuk 

penelitian asosiatif  sebab‐akibat  (kausal). Penelitian asosiatif  sebab‐akibat bertujuan mencari pengaruh  variabel‐variabel  independen  terhadap  variabel  dependen.  Penelitian  asosiatif merupakan  penelitian  yang  bertujuan  untuk mengetahui  hubungan  antara  dua  variabel  atau lebih (Sugiyono, 2005:11). 

 

Page 8: 3.Kebijakan-Dividen

Volume  6,  No. 1, Juni 2007

38 

Populasi   Dalam  penelitian  ini,  populasinya  yaitu  perusahaan‐perusahaan  yang  terdaftar  di  BEJ 

(BEJ)  periode  2000  –  2004.  Data‐data  yang  dibutuhkan  dapat  diperoleh  melalui  Indonesian Capital Market Directory (ICMD).   Sampel 

 Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, dengan 

jenis  metode  judgement  sampling  (pemilihan  sampel  berdasarkan  pertimbangan).  Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: a. Mempunyai data keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada periode 2000 – 2004.  b. Membagikan dividen selama 5 tahun berturut‐turut dan DPR tidak bernilai negatif. c. Memiliki PBV minimal 1. 

Dari hasil pengambilan sampel, diperoleh 14 responden dari 330 perusahaan, sehingga total sampel untuk 5  tahun adalah 70. Perusahaan – perusahaan yang menjadi sampel meliputi PT.Astra  Agro  Lestari  Tbk,  PT.Aqua  Golden  Missippi  Tbk,  PT.  Fast  Food  Indonesia  Tbk, PT.Indofood Sukses Makmur Tbk, PT.Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, PT.HM Sampoerna Tbk, PT.Andhi Chandra Automotive Product Tbk, PT.dankos Laboratories Tbk, PT.Unilever Indonesia Tbk, PT TELKOM Tbk, PT.Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Bank Mega Tbk, dan PT.Trimegah Securities Tbk. 

 Definisi Operasional Variabel Penelitian 

 Variabel‐variabel yang digunakan dalam penelitian  ini adalah 2 variabel dependen yaitu 

kebijakan dividen dan Y nilai perusahaan dan 6 variabel independen yaitu Ukuran perusahaan (X1) diproksi dengan logaritma natural dari total asse, Profitabilitas (X2) diproksi dengan Return On Equity  , Pertumbuhan laba (X3) diproksi dengan growth of earning after tax, Likuiditas (X4) diproksi dengan rasio kas atas aktiva lancar, Inflasi (X5), Kebijakan Dividen (X6) diproksi dengan Dividend  Payout  Ratio,  Nilai  perusahaan  (Y)  diproksi  dengan  Price  to  Book  Value.  Definisi operasional variabel‐variabel yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: a. Ukuran perusahaan (X1) menunjukkan ukuran perusahaan. Variabel ini dinyatakan dengan 

besaran desimal dan dihitung dari logaritma natural dari total asset. b. Return On Equity (X2) menggambarkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari 

modal pemilik.  c. Growth of earning after tax  (X3) menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan 

untuk meningkatkan pertumbuhan laba bersih setelah pajak dibanding pertumbuhan tahun lalu. Sebagaimana dikemukakan Harahap (2001:310) dirumuskan sebagai: 

LaluTahunBersihLabaLaluTahunBersihLabaIniTahunBersihLabaEATofGrowth )( −

=  

d. Rasio  kas  atas  aktiva  lancar  (X4)  adalah  rasio  yang menggambarkan  seberapa  besar  kas yang dimiliki perusahaan untuk aktivitasnya (termasuk membayar dividen) dibandingkan aktiva  lancar  secara  keseluruhan.  Dalam  penelitian  ini  rasio  kas  atas  aktiva  lancar dinyatakan dengan besaran desimal dan dirumuskan sebagai: 

LancarAktivaKasLancarAktivaatasKasRasio =   (Harahap, 2001:302) 

e. Inflasi  (X5)  adalah  kenaikan  harga  barang  akibat  kenaikan  jumlah  uang  beredar  secara terus menerus sehingga mengakibatkan penurunan nilai mata uang. Variabel ini dinyatakan dengan besaran persentase. 

f. Dividend  Payout  Ratio  (X6)  menyangkut  persentase  laba  saham  biasa  yang  dibagikan sebagai  dividen  kepada  para  pemegang  saham  biasa  setiap  periode.  Berbeda  dengan 

Page 9: 3.Kebijakan-Dividen

Intan dan Akram : Faktor­faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen................. 

39

dividend yield, rasio ini biasanya digunakan oleh para investor yang lebih menyukai dividen daripada pertumbuhan harga pasar.   

g. Price to Book Value (Y) menggambarkan seberapa besar persepsi investor terhadap emiten bersangkutan.  Baik  buruknya  persepsi  tercermin  dalam  perubahan  harga  pasar  saham dibanding nilai bukunya.   

Jenis dan Sumber Data    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, antara lain berupa : laporan keuangan, laporan auditor, inflasi dan catatan atau laporan historis yang telah tersusun, dan dipublikasikan.  

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder eksternal yang diperoleh  dari    Bursa  Efek  Jakarta  (BEJ)  yang  tersedia  secara  online  pada  situs http://www.jsx.co.id, dan Direktori Pasar Modal Indonesia (Indonesia Capital Market Directory). 

 Metode Pengumpulan Data 

 1. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari literatur‐literatur dan jurnal‐jurnal riset akuntansi 

sebagai pedoman teori. 2. Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  teknik  dokumentasi,  dikumpulkan,  diseleksi, 

kemudian diolah.  Teknik Analisis Data  a. Menentukan nilai variabel‐variabel yang dikaji, yaitu ukuran perusahaan, Growth of earning 

after tax, dan rasio kas atas aktiva lancar. b. Melakukan uji asumsi klasik, meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, 

dan autokorelasi. c. Menentukan Model Analisis Regresi Linier Berganda 

Model persamaan yang dapat dibentuk yaitu: (1) Uji Hipotesis 1 (H1) dan Hipotesis 2 (H2)   

X6 = Px6x1 + Px6x2  + Px6x3 + Px6x4 + Px6x5 + €1  .............................. 1  (2) Uji Hipotesis 3 (H3), Hipotesis 4 (H4) dan Hipotesis 5 (H5)   

Y =  Pyx1+ Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 + Pyx4 + Pyx5 + Pyx6 +€2 .................... 2 Analisis  regresi menggunakan  alat  bantu  SPSS,  error  persamaan dihitung  dengan  rumus: 

22 /( ye σσ  (Li, 1981: 124).  

HASIL DAN PEMBAHASAN  

Pengujian Hipotesis 1 dan 2  Tabel 1. Hasil Regresi Persamaan 1 

Unstandardized Coefficients 

Standardized Coefficients Variabel 

B  Std. Error  Beta t  Sig. 

(Constant)  2.617 1.471    1.779  .080  Ukuran_Perusahaan  ‐.008 .050 ‐.019  ‐.154  .878  ROE  ‐.003 .007 ‐.051  ‐.381  .704  Growth of EAT  ‐.075 .099 ‐.093  ‐.755  .453  Kas/Aktiva Lancar  .558 .445 .165  1.253  .215  Inflasi  ‐.014 .033 ‐.053  ‐.434  .666 Nilai F  :  0,490     Signifikansi F    :  0.782 

Page 10: 3.Kebijakan-Dividen

Volume  6,  No. 1, Juni 2007

40 

 a. Persamaan Regresi 

X6 = ‐0.019 X1 – 0.051 X2  ‐ 0.093 X3 + 0.165 X4  ‐ 0.053 X5 + €1 Error persamaan 1 dapat dihitung dengan rumus: 

26

2 /( Xe σσ  =  963107.0)70783.0/()69465045.0( 22 = = 0.98138 b. Uji Simultan (F test) 

Dari  hasil  tabel  1  terlihat  bahwa  nilai  sig  F  untuk  persamaan  1  yaitu  0.782  sehingga diputuskan bahwa H01 diterima, berarti  secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan  laba,  likuiditas,  dan  inflasi    tidak.mempengaruhi  kebijakan  dividen.  Hal  ini dikarenakan  ada  faktor‐faktor  lain  (terutama  faktor  internal)  yang  lebih  berpengaruh terhadap  kebijakan  dividen,  seperti  free  cash  flow,  besarnya  hutang,  dan  adanya  insider ownership. Dividen tampaknya juga hanya dibagi  jika ada  free cash berlebih, bukan khusus sebagai persentase yang  stabil dari  laba bersih,  sehingga besarnya dividen  terserah pihak manajemen. 

c. Uji Parsial (t test) Hasil pengujian terhadap masing‐masing variabel penjelas (independen) diperoleh nilai  ”t” yang kurang dari 2, atau nilai sig‐t yang lebih besar dari 5%, sehingga hipotesis nul diterima, yang  berarti  semua  variabel  independen  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap kebijakan dividen. 

  Pengujian Hipotesis 3 Dan 4  Tabel 2. Hasil Regresi Persamaan 2 

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model 

B  Std. Error  Beta t 

(Constant)  1.255 .979    1.281 Ukuran_Perusahaan  ‐.046 .033 ‐.149  ‐1.410 ROE  .019 .005 .446  3.954 Growth of EAT  ‐.106 .065 ‐.170  ‐1.635 Kas/Aktiva Lancar  .197 .293 .075  .672 Inflasi  ‐.025 .021 ‐.121  ‐1.176 DPR Theilnagar  .199 .081 .256  2.444Nilai F             : 5.324        Signifikansi F  : 0.000  

a. Persamaan Regresi Y = ‐0.149 X1+0.446 X2‐ 0.170 X3+0.075 X4 – 0.121 X5 + 0.256 X6 +€2 Error persamaan 2 dihitung dengan rumus: 

22 /( ye σσ  =  663534.0)54989.0/()44792717.0( 22 = = 0.814576 b. Uji Simultan (F test) 

Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai F sebesar 5,324 (lebih besar dari 4), serta nilai  sig‐F  0.000  (di  bawah  5%),  sehingga  diputuskan  bahwa  hipotesis  nul  ditolak. Dengan  demikian,  secara  simultan,  ukuran  perusahaan,  profitabilitas,  pertumbuhan laba, likuiditas, inflasi, dan kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. 

c. Uji Parsial (t test) Hasil  pengujian  terhadap  masing‐masing  variabel  independen,  2  variabel  yaitu profitabilitas dan kebijakan dividen, memiliki nilai    ”t” diatas 2, atau nilai  sig‐t kurang dari  5%.  Kondisi  ini  menunjukkan  bahwa  kedua  variabel  tersebut  secara  individual mempengaruhi  nilai  perusahaan.  Secara  keseluruhan,  variabel  profitabilitas berpengaruh dominan terhadap nilai perusahaan. 

Page 11: 3.Kebijakan-Dividen

Intan dan Akram : Faktor­faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen................. 

41

 Pengujian Hipotesis 5  

Berdasarkan hasil regresi dari persamaan 1, nilai koefisien dari masing‐masing variabel independen berikut ini merupakan nilai Direct Effect (DE) terhadap kebijakan dividen:   Tabel 6. Direct Effect (DE) 

Variabel  Standardized Coefficients (Beta) Ukuran Perusahaan  ‐0.019 ROE  ‐0.051 Growth of earning after tax  ‐0.093 Rasio Kas atas aktiva lancar  0.165 Inflasi  ‐0.053 

 Untuk memperoleh Indirect Effect (IE) masing‐masing variabel independen terhadap nilai 

perusahaan  melalui  kebijakan  dividen,  nilai  DE  pada  tabel  4  dikalikan  dengan  koefisien kebijakan dividen pada persamaan 2, yaitu sebesar 0.256. Hasil perhitungan IE masing‐masing variabel independen sebagai berikut:  Tabel 7. Indirect Effect (IE) 

Variabel  IE Ukuran Perusahaan  ‐0.00486 ROE  ‐0.01306 Growth of earning after tax  ‐0.02381 Rasio Kas atas aktiva lancar  0.04224 Inflasi  ‐0.01357  a. Mencari TE (total effect) dengan menambahkan DE (direct effect) dan IE (indirect effect). 

Pengaruh  variabel  ukuran  perusahaan  terhadap  nilai  perusahaan  melalui  kebijakan dividen: 

  TE 1.6.1 : DE 1.1 + IE 1.6.1.= ‐0.019 + (‐0.00486) = ‐0.02386  Pengaruh variabel profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen:   TE 2.6.1 : DE 2.1 + IE 2.6.1.= ‐0.051 + (‐0.01306) = ‐0.06406  Pengaruh  variabel  pertumbuhan  laba  terhadap  nilai  perusahaan  melalui  kebijakan dividen: 

  TE 3.6.1 : DE 3.1 + IE 3.6.1.= ‐0.093 + (‐0.02381) = ‐0.11681  Pengaruh variabel likuiditas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen:   TE 4.6.1 : DE 4.1 + IE 4.6.1.= 0.165 + 0.04224 = 0.20724  Pengaruh variabel inflasi terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen:   TE 5.6.1 : DE 5.1 + IE 5.6.1.= ‐0.053 + (‐0.01357) = ‐0.06657 Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa bukan inflasi melainkan likuiditas yang memiliki nilai  pengaruh  paling  besar  terhadap  nilai  perusahaan melalui  kebijakan  dividen.  Dengan demikian diputuskan bahwa H05 dari hipotesis penelitian diterima. Dengan demikian, seluruh hasil penelitian dapat diringkas sebagai berikut: 

 Tabel 8 :Ringkasan Hasil Penelitian secara Parsial 

Variabel Kebijakan Dividen 

Nilai Perusahaan 

Nilai Perush mll Keb.Dividen 

Ukuran perusahaan  Negatif (TS)  Negatif (TS)  Negatif Profitabilitas  Negatif (TS)  Positif (S)  Negatif Pertumbuhan laba  Negatif (TS)  Negatif (TS)  Negatif Likuditas  Positif(TS)  Positif (TS)  Positif Inflasi  Negatif (TS)  Negatif (TS)  Negatif Kebijakan Dividen  ‐  Positif (S)  ‐ Keterangan: TS: tidak signifikan; S: signifikan   

Page 12: 3.Kebijakan-Dividen

Volume  6,  No. 1, Juni 2007

42 

 Secara  parsial,  variabel  likuiditas  memiliki  nilai  pengaruh  paling  besar  terhadap  nilai 

perusahaan melalui kebijakan dividen. Hal  ini dikarenakan kenaikan likuiditas mengakibatkan kenaikan dividend payout ratio cukup besar, sehingga nilai perusahaan juga naik. 

 Pembahasan 

 Preferensi  investor  untuk  memilih  berinvestasi  pada  suatu  saham  tertentu  bervariasi. 

Investor  yang  memilih  saham  perusahaan  besar  cenderung  menginginkan  tingkat  laba  yang lebih  stabil  dari  tahun ke  tahun,  karena perusahaan besar memang memiliki  ketahanan  yang lebih baik. Namun perusahaan besar umumnya tidak bisa menghasilkan rasio profitabilitas yang cukup besar karena  sekalipun  laba yang dihasilkan besar, namun modal  yang digunakan  juga besar. Oleh  karena  itu,  investor  yang melihat  tingkat  profitabilitas  cenderung memilih  saham perusahaan kecil. Dengan bervariasinya preferensi investor, ukuran perusahaan menjadi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.  

Variabel  pertumbuhan  laba,  likuiditas  dan  inflasi  juga  tidak  berpengaruh  terhadap  nilai perusahaan.  Investor yang mengandalkan analisis  fundamental biasanya melihat profitabilitas dan  arus  kas perusahaan,  bukan pertumbuhan  laba maupun besarnya porsi  kas dalam aktiva lancar. Variabel inflasi juga tidak berpengaruh karena situasi ekonomi yang sudah cukup stabil. Stabilnya  tingkat  inflasi  pada periode  setelah krisis  terjadi  karena  adanya penyesuaian  angka inflasi.  

Sementara  itu,  profitabilitas  dan  kebijakan  dividen  berpengaruh  positif  terhadap  nilai perusahaan.  Profitabilitas  adalah  salah  satu  aspek  yang  dilihat  investor  (baik  investor  lama maupun  investor  baru),  karena  aspek  ini  mencerminkan  kesehatan  perusahaan.  Dengan tingginya profitabilitas, investor bisa memperoleh pengembalian yang tinggi pula dari dividen. Sesuai Bird  in The Hand Theory,  investor menyukai dividen karena kepastian pembayarannya, sehingga jika dividen menurun maka nilai perusahaan akan menurun pula. 

 KESIMPULAN DAN SARAN 

Kesimpulan  1. Variabel  ukuran  perusahaan, profitabilitas,  pertumbuhan  laba,  likuiditas,  dan  inflasi  tidak 

berpengaruh,  baik  secara  simultan  maupun  parsial  terhadap  kebijakan  dividen.  Untuk pengaruh  ukuran  perusahaan  dan  profitabilitas,  hasil  penelitian  ini  masing‐masing konsisten  dengan  penelitian  Taswan  (2003)  dan  penelitian  Tandelilin  dan  Wilberforce dalam Husnan (2002). 

2. Variabel  ukuran  perusahaan,  profitabilitas,  pertumbuhan  laba,  likuiditas,  inflasi,  dan kebijakan dividen berpengaruh secara  simultan  terhadap nilai perusahaan.  Secara parsial, hanya  profitabilitas  dan  kebijakan  dividen  yang  berpengaruh  terhadap  nilai  perusahaan. Untuk  pengaruh  positif  kebijakan  dividen  terhadap  nilai  perusahaan,  hasil  penelitian  ini konsisten dengan hasil penelitian Sumani (2005) dan Daryatno (2003). 

3. Secara  parsial,  variabel  likuiditas  memiliki  nilai  pengaruh  paling  besar  terhadap  nilai perusahaan  melalui  kebijakan  dividen.  Hasil  penelitian  ini  konsisten  dengan  penelitian Sumani (2005) dan Daryatno (2003). 

 Saran 

 Dari hasil penelitian, dapat diberikan saran bahwa dari sudut pandang investor akan lebih 

baik  bagi  manajer  jika  dapat  meningkatkan  dividen  jika  ada  kenaikan  profitabilitas  atau pertumbuhan  laba,  selama  hal  ini  tidak  mengganggu  adanya  rencana  proyek  yang  dapat menghasilkan keuntungan lebih tinggi pada tahun‐tahun berikutnya. 

Page 13: 3.Kebijakan-Dividen

Intan dan Akram : Faktor­faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen................. 

43

Bagi  peneliti  selanjutnya,  disarankan  menambah  jumlah  variabel  serta  kemungkinan menjadikan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Untuk nilai perusahaan, dapat digunakan proksi lain yang lebih baik selain price to book value, yaitu EVA. Selain terhadap nilai perusahaan, penelitian  ini  juga dapat divariasi dengan meneliti dampak pengumuman dividen terhadap abnormal return dan harga saham. 

  REFERENSI 

Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan & Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Daryatno,  Arief.  “Analisis  Pengaruh  Kepemilikan Manajerial,  Kepemilikan  Institusional,  Kebijakan 

Hutang dan DPR Terhadap Penciptaan Nilai Perusahaan : Sebuah Perspektif Teori Keagenan“ www.google.co.id. (8 November 2006). 

Dewi, Ike Janita. 2004. Aksi Teori dalam Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Amara Books.  

ECFIN. 2002. Indonesia Capital Market Dirctory 2002. Jakarta: ECFIN. ———. 2005. Indonesia Capital Market Dirctory 2005. Jakarta: ECFIN. Ghozali,  Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi Kedua.  Yogyakarta: 

Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1978. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.  Husnan, Suad, dkk. 2002. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Ismiyanti,  Fitri  dan  Mamduh  M.Hanafi.  2004.  Struktur  Kepemilikan,  Risiko,  dan  Kebijakan 

Keuangan:  Analisis  Persamaan  Simultan.  Jurnal  Ekonomi  dan Bisnis  Indonesia  Vol.19 No.2: 176 – 196. 

Kania,  Sharon  L.  and  Frank W.Bacon.  ”What Factors Motivate The Corporate Dividend Decision?.” www.google.co.id. (28 Oktober 2006). 

Li, Ching Chun. 1981. Path Analysis. California: Pacific Grove. McClure, Ben. “Value By The Book”. 2003. www.google.co.id. (27 Desember 2006). Putra, Gusti Raizal Eka.  ”Analisis Pengaruh Rasio­Rasio Keuangan Bank Go Public Terhadap Harga 

Saham: Suatu Studi Pada Bank­Bank Go Public Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).” www.google.co.id. (27 Desember 2006). 

Santosa,  Purbayu  Budi  dan  Ashari.  2005.  Analisis  Statistik  dengan  Microsoft  Excel  &  SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. 

Setiawan, Agus. 2002. Cara Mudah Menghitung PPh Badan dengan Undang­Undang Pajak Terbaru. Yogyakarta: Penerbit Andi. 

Sofyan,  Marcus  Taufan.  “Pengaruh  Penerapan  Sistem  Administrasi  Perpajakan Modern  Terhadap Kepatuhan  Wajib  Pajak  pada  Kantor  Pelayanan  Pajak  di  Lingkungan  Kantor  Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar.” 2000. www.google.co.id. (6 Februari 2006). 

Sudayat,  Bambang.  “Analisis  terhadap  Faktor­Faktor  yang  Mengendalikan  Nilai  Perusahaan.” www.google.co.id. (27 Desember 2006). 

Suhaedi, Wirawan dan Diswandi. “Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Telah Memasyarakatkan Sahamnya pada Bursa Efek Jakarta.”  2005. Universitas Mataram: Fakultas Ekonomi. 

Sumani.  ”Pengaruh  Faktor  Internal  dan  Faktor  Eksternal  serta  Struktur  Keuangan  dan  Dividend Payout  Ratio  terhadap  Nilai  Perusahaan  Manufaktur  di  Bursa  Efek  Jakarta.”  2005. www.google.co.id. (28 Oktober 2006). 

Sumodiningrat, Gunawan. 2002. Ekonometrika Pengantar. Yogayakarta: BPFE. Taswan.  2003.  Analisis  Integrasi  Strategis  di  LIK  dan  Dividen  terhadap  Nilai  Perusahaan  serta 

Faktor­Faktor yang Mempengaruhinya.” 2005. www.google.co.id. (28 Oktober 2006). Tjahjono,  Setijo.  Analisa  Pengaruh  Pengelolaan  Perusahaan  yang  Baik  terhadap  Kebijaksanaan 

Pembayaran  Dividen  dan  Nilai  Perusahaan.”2006.  Universitas  Brawijaya:  Program  Doktor Ilmu Ekonomi Kekhususan Sains Akuntansi. 

Van Horne, James C. dan Maranus Sinaga. 1994. Dasar­Dasar Manajemen Keuangan   Jilid  2. Jakarta: Penerbit Erlangga. 

Wardani,  Laila.  2005.  Pengaruh  Biaya  Agency  terhadap  Kebijakan  Dividen  pada  Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta. JRM Vol.5 No.1: 20 – 37. 

Wirachman, Tutang. “Analisis Pengaruh GDP, Laju Inflasi, Bunga SBI, dan Kurs US$ terhadap Imbal Hasil  Indeks  Harga  Saham  Gabungan  (IHSG)  di  Bursa  Efek  Jakarta  dalam  Rentang Waktu Tahun 1997 – 2001.” www.google.co.id. (27 Desember 2006). 

Page 14: 3.Kebijakan-Dividen

Volume  6,  No. 1, Juni 2007

44 

MODEL:  MOD_1. (Persamaan 1)  Autocorrelations:   RES_1   Unstandardized Residual       Auto‐ Stand. Lag  Corr.   Err. ‐1  ‐.75  ‐.5 ‐.25   0   .25  .5   .75   1   Box‐Ljung  Prob.                        1   .306   .117                 .     ****.*                     6.846   .009   2   .013   .116                 .    *    .                      6.858   .032   3  ‐.059   .115                 .   *     .                      7.117   .068   4   .008   .114                 .    *    .                      7.122   .130   5   .198   .114                 .     ****.                     10.174   .070   6   .227   .113                 .     *****                     14.236   .027   7  ‐.062   .112                  .  *    .                      14.545   .042   8  ‐.121   .111                  . **    .                      15.733   .046   9  ‐.192   .110                  ****    .                      18.794   .027  10  ‐.077   .109                  . **    .                      19.294   .037  11  ‐.028   .108                  .  *    .                      19.360   .055  12   .022   .107                  .   *   .                      19.404   .079  13  ‐.006   .106                  .   *   .                      19.407   .111  14  ‐.112   .105                  . **    .                      20.538   .114  15  ‐.193   .104                  ****    .                      23.966   .066  16  ‐.052   .104                  .  *    .                      24.215   .085  MODEL:  MOD_1. (Persamaan 1)  Autocorrelations:   RES_2   Unstandardized Residual       Auto‐ Stand. Lag  Corr.   Err. ‐1  ‐.75  ‐.5 ‐.25   0   .25  .5   .75   1   Box‐Ljung  Prob.                        1   .109   .117                 .     **  .                       .868   .352   2   .010   .116                 .    *    .                       .875   .646   3  ‐.006   .115                 .    *    .                       .878   .831   4   .097   .114                 .     **  .                      1.603   .808   5   .090   .114                 .     **  .                      2.226   .817   6   .036   .113                 .     *   .                      2.329   .887   7  ‐.080   .112                  . **    .                       2.843   .899   8  ‐.002   .111                  .   *   .                       2.843   .944   9  ‐.194   .110                  ****    .                       5.942   .746  10   .061   .109                  .    *  .                       6.255   .793  11  ‐.035   .108                  .  *    .                       6.360   .848  12  ‐.082   .107                  . **    .                       6.951   .861  13  ‐.073   .106                  .  *    .                       7.427   .879  14  ‐.141   .105                  .***    .                       9.229   .816  15  ‐.093   .104                  . **    .                      10.023   .818  16  ‐.049   .104                  .  *    .                      10.251   .853