3.Kebijakan-Dividen
-
Upload
diah-setyowati -
Category
Documents
-
view
1.033 -
download
4
Transcript of 3.Kebijakan-Dividen
![Page 1: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/1.jpg)
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAANPERUSAHAAN DI BEJ PERIODE 2000 – 2004
Intan Rahmawati Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram
Akram Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram
ISSN: 1858 ‐ 0785 Volume 6, No. 1, Juni 2007
Pusat Kajian & Pengembangan Akuntansi (PKPA) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram
Abstracts
This research aimed to investigate the influences of firm size, profitability, profitability growth, liquidity, and inflation to the dividend policy. This research also examines the influences of those variables to the firm value through the dividend policy. Data were collected from 14 BEI companies and then analyzed using path regression. Research analysis found that firm size, profitability, profitability growth, liquidity, and inflation were not on the position that effecting the dividend policy, but the variables in simultaneously effecting the firm value. Research also found that profitability and dividend policy had significant influences in partially to the firm value, and the variable of liquidity was dominantly among the independent variables in influencing the firm value through dividend policy. The research also concluded that the result of analysis supported the theory of "Bird in The Hand", which is stipulating that the company values will increase if there were the increasing in dividends. Keywords: dividend policy, firm value, firm size, profitability, profitability growth, liquidity, and inflation.
![Page 2: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/2.jpg)
Volume 6, No. 1, Juni 2007
32
PENDAHULUAN Latar Belakang
Salah satu alternatif investasi yang dapat dilakukan adalah membeli saham. Sebagai
pemilik atau pemegang saham, seseorang turut menjadi pemilik perusahaan dan memperoleh dividen. Investor juga dapat memperoleh capital gain dari penjualan saham. Lintner (1956) sebagaimana dikutip dari Arifin (2005:103), menyatakan walaupun kondisi bisnis saat ini semakin kompleks dan isu kebijakan dividen semakin beragam, permasalahan yang sering timbul atau dihadapi oleh perusahaan adalah apakah DPR (Dividend Payout Ratio) pada periode lalu tetap dipertahankan atau harus diubah, jika dinaikkan apakah perusahaan dapat mempertahankannya pada tahun‐tahun mendatang dan bagaimana pula reaksi investor terhadap dividen yang stabil dan dividen yang berfluktuasi sesuai laba perusahaan.
Kenaikan profitabilitas dan pertumbuhan laba adakalanya diikuti kenaikan pembayaran dividen, karena kenaikan pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal optimisme manajer atas kinerja perusahaan. Pada umumnya, manajer hanya menaikkan dividen saat sudah yakin bahwa laba yang diperoleh sekarang dapat tetap dipertahankan. Penelitian Tandelilin dan Wilberforce dalam Husnan (2002) menemukan bahwa kenaikan profitabilitas (yang diproksi dengan Return On Asset/ROA) akan meningkatkan DPR. Hasil yang berbeda diungkapkan oleh Kania dan Bacon (2005), yaitu kenaikan profitabilitas justru berpengaruh negatif terhadap DPR, sedangkan pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap DPR.
Menurut Van Horne dan Sinaga (1994), kebijakan dividen tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan profitabilitas dari tahun ke tahun, namun juga oleh faktor‐faktor lain seperti likuiditas dan inflasi. Kenaikan likuiditas yang dapat tercermin dari kenaikan rasio kas atas aktiva lancar akan meningkatkan jumlah dana tersedia bagi perusahaan, sehingga DPR akan meningkat. Namun walaupun tersedia dana cukup banyak, DPR belum tentu akan meningkat jika kenaikan rasio kas atas aktiva lancar disertai kenaikan inflasi.
Faktor lain yang juga mempengaruhi kebijakan dividen adalah ukuran perusahaan (Taswan, 2003:8). Perusahaan besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal, sehingga memiliki fleksibilitas dan kemampuan lebih besar untuk mendapatkan dana bagi pembayaran dividen. Di sisi lain, set investasi perusahaan besar juga lebih banyak, sehingga semakin besar ukuran perusahaan, dividen yang dibayarkan bisa menjadi lebih kecil. Modal yang digunakan perusahaan besar juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa jadi tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan kecil. Akibatnya, dividen juga tidak akan dibayarkan terlalu tinggi.
Kebijakan terhadap dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Litzenberger dan Ramaswamy (1979) sebagaimana dikemukakan oleh Tjahjono (2006:10) mengemukakan bahwa seharusnya perusahaan membayar dividen yang rendah (atau bahkan nol) untuk memaksimumkan nilai perusahaan, sebab dividen secara efektif lebih tinggi dikenai pajak daripada capital gain. Akan tetapi, Gordon dan Lintner (1963) sebagaimana dikutip dari Tjahjono (2006:9), menganggap bahwa pembayaran dividen yang dilakukan saat ini lebih baik daripada capital gain di masa mendatang karena dividen yang diterima saat ini oleh investor bersifat lebih pasti dibanding capital gain yang mengandung ketidakpastian yang lebih besar di masa mendatang.
Selain oleh kebijakan dividen, nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi. Peningkatan profitabilitas dan likuiditas, apalagi jika disertai kenaikan pertumbuhan laba memungkinkan perusahaan memiliki dana cukup besar untuk membiayai operasinya (termasuk untuk membayar dividen pada pemegang saham), sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan. Hal ini dapat tercermin dari harga saham. Selanjutnya, kenaikan harga saham akan menyebabkan kenaikan PBV.
Ukuran perusahaan dapat berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin besar sebuah perusahaan, semakin besar kemampuan dan sumber dananya, sehingga perusahaan‐
![Page 3: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/3.jpg)
Intan dan Akram : Faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.................
33
perusahaan tersebut kuat dan bonafit secara finansial. Di sisi lain, variabel ini juga dapat berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kemampuan perusahaan besar menjadikannya lebih dipercaya oleh lembaga‐lembaga keuangan, sehingga perusahaan‐perusahaan besar memiliki akses lebih besar untuk memperoleh pinjaman. Dengan demikian, perusahaan besar dapat berkembang hanya dari dana tersebut, sehingga pemegang saham tidak memiliki banyak kekuasaan terhadap perusahaan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menguji:
1. Pengaruh secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi terhadap kebijakan dividen
2. Variabel yang paling berpengaruh antara ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi terhadap kebijakan dividen
3. Pengaruh simultan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, inflasi, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
4. Variabel yang paling berpengaruh antara ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi terhadap terhadap nilai perusahaan.
5. Variabel dominan di antara variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
1. Wardani (2005) menguji pengaruh kepemilikan orang dalam, kepemilikan institusional, penyebaran kepemilikan, aliran kas bebas, dan jaminan aset terhadap kebijakan dividen yang diproksi dengan DPR. Hasilnya, hanya variabel jaminan aset yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
2. Kania dan Bacon (2005) menguji faktor‐faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan besarnya pembayaran dividen. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan‐perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di NASDAQ, AMEX, NYSE, dan OTC. Variabel keputusan dividen diproksi dengan DPR. Kedunya menggunakan 9 variabel yang dianggap mempengaruhi keputusan dividen, yaitu profitabilitas (diukur dengan ROE), rasio pertumbuhan penjualan dan profitabilitas, risiko (diukur dengan beta), likuiditas (diukur dengan current ratio), insider ownership (diukur dengan persentase kepemilikan manajerial), kepemilikan institusi, dan variabel ekspansi (yang diukur dengan pengeluaran modal). Hasil penelitiannya menyimpulkan hanya variabel kepemilikan institusi dan pertumbuhan profitabilitas yang berpengaruh positif terhadap DPR. Namun variabel yang lain (termasuk profitabilitas dan rasio growth of sales) justru berpengaruh negatif.
3. Taswan (2003) menganalisis faktor‐faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (dengan proksi DPR) dan nilai perusahaan. Hasilnya bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap DPR, namun kebijakan hutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Pada akhirnya kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan PBV. Dengan demikian, penelitian ini mendukung hipotesis Tax Preference Theory.
4. Penelitian Tandelilin dan Wilberforce berjudul “Can Debt and Dividend Policies Substitute Insider ownership in Controlling Equity Agency Conflict?” dalam Husnan (2002) menguji pengaruh insider ownership, kebijakan hutang, kepemilikan institusional, risiko bisnis, profitabilitas dan pertumbuhan terhadap dividen. Hasilnya insider ownership tidak berpengaruh pada dividen, padahal seharusnya adanya kepemilikan manajemen dan direksi yang tinggi sudah dapat mengurangi keinginan manajer untuk melakukan tindakan excess
![Page 4: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/4.jpg)
Volume 6, No. 1, Juni 2007
34
perquisities untuk menghamburkan free cash flow, sehingga seharusnya hal ini akan mengurangi dividen. Kebijakan hutang memiliki pengaruh positif terhadap dividen.
5. Ismiyanti dan Hanafi (2004) menguji pengaruh kebijakan utang, kepemilikan manajerial, resiko dan kepemilikan institusional dengan variabel kontrol ROA dan IOS ((Investment Opportunity Set) yang diproksi dengan Book Value Equity/ Market Value Equity) terhadap dividen. Hasilnya menyimpulkan bahwa kebijakan hutang (diproksi dengan leverage) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian Taswan (2003), tapi tidak sama dengan penelitian dari Tandelilin dan Wilberforce dalam Husnan (2002). Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap DPR. Hasil ini kontradiktif dengan penelitian Tandelilin dan Wilberforce dalam Husnan (2002). Resiko berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap DPR.
6. Sumani (2005) menemukan bahwa baik sebelum dan pada saat krisis, struktur keuangan dan DPR memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan manufaktur. Hal ini mendukung Birdin thehand Theory. Penelitiannya juga menemukan bahwa faktor‐faktor eksternal, seperti potensi pasar dan tingkat inflasi, tidak hanya berpengaruh pada DPR sebelum dan pada saat krisis, tapi juga pada nilai perusahaan baik sebelum dan pada saat krisis.
7. Daryatno (2003) menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap penciptaan nilai perusahaan yang diproksi dengan spread EVA (Economic Value Added).
8. Sudayat meneliti pengaruh variabel net operating income, ROIC (Return on Investment Capital), growth, dan WACC (Weighted Average Cost of Capital) terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasilnya, bahwa variabel net operating income berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian, variabel rasio growth of earning after tax dan ROE juga seharusnya berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
9. Penelitian Putra terhadap bank‐bank yang go public di BEJ meneliti pengaruh perubahan rasio permodalan, rentabilitas, kualitas aktiva produktif, dan likuiditas terhadap harga saham. Analisis dilakukan dengan analisis interdependensi CM‐Square. Hasilnya, rasio‐rasio tersebut tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Dividen dan Kebijakan Dividen Warsono (2003) sebagaimana dikutip dari Tjahjono (2006: 6) menyatakan bahwa dividen
merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Menurut Arifin (2005: 103), kebijakan dividen sesungguhnya merupakan keputusan, antara lain keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Jika dividen akan dibayar, apakah Dividend Payout Ratio pada periode lalu tetap dipertahankan atau harus diubah, jika dinaikkan apakah perusahaan dapat mempertahankannya pada tahun‐tahun mendatang dan bagaimana pula reaksi investor terhadap dividen yang stabil dan dividen yang berfluktuasi sesuai laba. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen a. Ukuran perusahaan
Perusahaan besar memiliki kemudahan daripada perusahaan kecil untuk menghasilkan keuntungan dan memperoleh sumber pendanaan. Oleh karena itu, semakin besar ukuran perusahaan, besarnya dividen yang dibayarkan semestinya juga ikut meningkat. Namun di sisi lain, ukuran perusahaan juga dapat berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, karena sekalipun perusahaan‐perusahaan besar memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan lebih besar, namun modal yang digunakan juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa jadi tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan kecil. Dengan
![Page 5: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/5.jpg)
Intan dan Akram : Faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.................
35
demikian, dana yang dapat dibagikan sebagai dividen juga tidak begitu besar. Selain itu, set kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan besar juga lebih banyak sehingga laba yang ditahan pada perusahaan besar juga lebih besar daripada pada perusahaan kecil.
b. Profitabilitas Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas diproksi dengan Return On Equity / ROE (Kania dan Bacon, 2005:103). Kenaikan profitabilitas kadang‐kadang diikuti kenaikan pembayaran dividen karena kenaikan pembayaran dividen dianggap sebagai sinyal optimisme manajer atas kinerja perusahaan. Namun kenaikan profitabilitas tidak selalu diikuti oleh kenaikan dividen, karena biasanya manajer hanya menaikkan dividen saat sudah yakin bahwa laba yang diperoleh sekarang dapat tetap dipertahankan.
c. Pertumbuhan laba Penelitian ini menggunakan growth of earning (Kania dan Bacon, 2005:104). Earning yang digunakan adalah earning after tax karena dividen dibayarkan dari persentase laba bersih setelah pajak. Peningkatan dalam growth of earning after tax dianggap sebagai peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kenaikan laba bersih setelah pajak dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini akan menaikkan pula jumlah dividen yang dibayarkan.
d. Likuiditas Penelitian ini menggunakan rasio kas terhadap aktiva lancar karena dividen dibayarkan dengan kas. Menurut Van Horne dan Sinaga (1994), posisi likuiditas sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan membayar dividen karena dividen umumnya dibayarkan dengan kas.
e. Inflasi Tekanan inflasi merupakan masalah bagi kebijakan dividen, karena inflasi akan memicu kenaikan harga. Penggantian ini membutuhkan retensi laba yang lebih besar, sehingga dividen terpengaruh secara tidak menguntungkan.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang
menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Nilai wajar perusahaan dapat tercermin dari rasio Price to Book Value (PBV) yang dapat diperoleh dengan membandingkan harga saham di pasar dan nilai bukunya. Teori Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Teori kebijakan dividen mengkaji tentang dampak penentuan besarnya alokasi laba pada
dividen dan laba ditahan terhadap nilai pasar saham yang berlaku. Ini berarti investor dihadapkan pada dua pilihan apakah hasil pengembalian dividen diberikan dalam bentuk tunai atau menginginkan pertumbuhan modal, sehingga investor mendapatkan capital gain karena nilai saham meningkat. Dari adanya perbedaan preferensi investor atas dividen maupun capital gain, muncul beberapa teori tentang kebijakan dividen sebagai berikut: a. BirdInTheHand Theory
Model ini menganggap bahwa pembayaran dividen yang dilakukan saat ini adalah lebih baik daripada capital gain di masa mendatang karena dividen yang diterima saat ini oleh investor bersifat lebih pasti daripada capital gain yang akan diterima di masa mendatang, yang jelas‐jelas mengandung ketidakpastian.
b. Teori Preferensi Pajak (Tax Preference Theory) Model ini menganggap bahwa dengan adanya pajak, maka investor lebih menyukai capital gain daripada dividen karena dividen dikenai pajak lebih tinggi daripada capital gain.
c. Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory) Model ini menganggap bahwa pembayaran dividen tidak mempengaruhi kekayaan pemegang saham. Pembayaran dividen dianggap demikian karena disini MM berpendapat
![Page 6: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/6.jpg)
Volume 6, No. 1, Juni 2007
36
bahwa investor tidak mempedulikan darimana datangnya pengembalian berasal, apakah dari dividen atau dari capital gain.
d. Hipotesis Kandungan Informasi atau Pengisyaratan (Information Signaling Hypothesis) Teori ini menyatakan bahwa investor menganggap bahwa perubahan dividen merupakan isyarat atau sinyal tentang prospek aliran kas perusahaan di masa mendatang (signaling effect), sehingga penurunan dividen akan menurunkan nilai perusahaan.
e. Efek Klien (Clientele Effect) Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemegang saham terpecah atas kelompok (klien) yang memiliki preferensi berbeda, yaitu kelompok yang memang menyukai dividen, dan kelompok yang menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatannya, sehingga dividen tidak perlu dibagi terlalu besar.
f. Teori Biaya Agensi (Agency Cost Theory) Pendukung teori ini berpendapat bahwa dibayarkannya dividen adalah salah satu mekanisme untuk mengurangi biaya agensi, karena dividen akan mengurangi jumlah free cash flow yang mungkin akan digunakan manajer untuk kepentingan yang tidak perlu (excessive perquisities).
g. Teori Ekspektasi Teori ini menganggap bahwa semakin dekat waktu pembayaran dividen, investor akan membentuk harapan‐harapan mengenai berapa banyak dividen itu nantinya. Oleh karena itu, apakah pembayaran dividen akan menaikkan atau menurunkan nilai perusahaan, tergantung dari apakah perusahaan bisa memenuhi harapan investor.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Pertumbuhan laba, Likuiditas dan Inflasi terhadap Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dipengaruhi oleh faktor‐faktor lain, di antaranya yaitu:
a. Ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, karena pada perusahaan‐perusahaan besar, pemilik saham pada dasarnya terpisah dari manajemen, sehingga kurang berdaya mengubah manajemen. Ukuran perusahaan juga dapat berpengaruh negatif karena sekalipun perusahaan besar memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan lebih besar, namun modal yang digunakan juga besar, sehingga profitabilitasnya bisa jadi tidak terlalu tinggi dibanding perusahaan dengan ukuran lebih kecil. Di sisi lain, ukuran perusahaan juga dapat berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena perusahaan‐perusahaan besar memiliki kemampuan dan sumber dana lebih besar sehingga dapat memperoleh keuntungan lebih besar.
b. Profitabilitas. Sejalan dengan peningkatan likuiditas, jika terjadi peningkatan laba sehingga ROE meningkat, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba, sehingga nilai perusahaan yang tercermin dalam PBV akan meningkat.
c. Pertumbuhan laba. Sama halnya dengan pertumbuhan laba dan sejalan dengan peningkatan likuiditas, jika terjadi peningkatan laba sehingga growth of earning after tax meningkat, maka semakin baik kinerja perusahaan, sehingga nilai perusahaan yang tercermin dalam PBV akan meningkat.
d. Likuditas. Semakin tinggi likuiditas perusahaan (yang salah satunya tercermin dalam rasio kas atas aktiva lancar), semakin banyak dana tersedia bagi perusahaan untuk membayar dividen, membiayai operasi dan investasinya, sehingga persepsi investor pada kinerja perusahaan akan meningkat. Harga saham diduga akan meningkat pula dan PBV akan terpengaruh secara menguntungkan. Dalam kondisi berbeda, peningkatan likuiditas bisa juga dipersepsi
![Page 7: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/7.jpg)
Intan dan Akram : Faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.................
37
buruk. Jika kenaikan likuiditas tidak menaikkan dividen melainkan menaikkan free cash flow dalam perusahaan, maka diduga biaya agency akan meningkat.
e. Inflasi. Inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kondisi inflasi akan menurunkan daya beli perusahaan, sehingga perusahaan akan terdorong untuk melakukan retensi dana lebih besar agar dapat terus membiayai aktivitasnya.
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Konseptual
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian H1 = Ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi berpengaruh
secara simultan terhadap kebijakan dividen. H2 = Variabel pertumbuhan laba berpengaruh dominan terhadap kebijakan dividen. H3 = Ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, inflasi, dan kebijakan
dividen berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. H4 = Variabel kebijakan dividen berpengaruh dominan terhadap nilai perusahaan. H5 = Variabel inflasi berpengaruh dominan terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan
dividen. METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian dan kerangka berpikir, maka penelitian ini termasuk
penelitian asosiatif sebab‐akibat (kausal). Penelitian asosiatif sebab‐akibat bertujuan mencari pengaruh variabel‐variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2005:11).
![Page 8: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/8.jpg)
Volume 6, No. 1, Juni 2007
38
Populasi Dalam penelitian ini, populasinya yaitu perusahaan‐perusahaan yang terdaftar di BEJ
(BEJ) periode 2000 – 2004. Data‐data yang dibutuhkan dapat diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, dengan
jenis metode judgement sampling (pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan). Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: a. Mempunyai data keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada periode 2000 – 2004. b. Membagikan dividen selama 5 tahun berturut‐turut dan DPR tidak bernilai negatif. c. Memiliki PBV minimal 1.
Dari hasil pengambilan sampel, diperoleh 14 responden dari 330 perusahaan, sehingga total sampel untuk 5 tahun adalah 70. Perusahaan – perusahaan yang menjadi sampel meliputi PT.Astra Agro Lestari Tbk, PT.Aqua Golden Missippi Tbk, PT. Fast Food Indonesia Tbk, PT.Indofood Sukses Makmur Tbk, PT.Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, PT.HM Sampoerna Tbk, PT.Andhi Chandra Automotive Product Tbk, PT.dankos Laboratories Tbk, PT.Unilever Indonesia Tbk, PT TELKOM Tbk, PT.Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Bank Mega Tbk, dan PT.Trimegah Securities Tbk.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel‐variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 variabel dependen yaitu
kebijakan dividen dan Y nilai perusahaan dan 6 variabel independen yaitu Ukuran perusahaan (X1) diproksi dengan logaritma natural dari total asse, Profitabilitas (X2) diproksi dengan Return On Equity , Pertumbuhan laba (X3) diproksi dengan growth of earning after tax, Likuiditas (X4) diproksi dengan rasio kas atas aktiva lancar, Inflasi (X5), Kebijakan Dividen (X6) diproksi dengan Dividend Payout Ratio, Nilai perusahaan (Y) diproksi dengan Price to Book Value. Definisi operasional variabel‐variabel yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: a. Ukuran perusahaan (X1) menunjukkan ukuran perusahaan. Variabel ini dinyatakan dengan
besaran desimal dan dihitung dari logaritma natural dari total asset. b. Return On Equity (X2) menggambarkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari
modal pemilik. c. Growth of earning after tax (X3) menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan pertumbuhan laba bersih setelah pajak dibanding pertumbuhan tahun lalu. Sebagaimana dikemukakan Harahap (2001:310) dirumuskan sebagai:
LaluTahunBersihLabaLaluTahunBersihLabaIniTahunBersihLabaEATofGrowth )( −
=
d. Rasio kas atas aktiva lancar (X4) adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar kas yang dimiliki perusahaan untuk aktivitasnya (termasuk membayar dividen) dibandingkan aktiva lancar secara keseluruhan. Dalam penelitian ini rasio kas atas aktiva lancar dinyatakan dengan besaran desimal dan dirumuskan sebagai:
LancarAktivaKasLancarAktivaatasKasRasio = (Harahap, 2001:302)
e. Inflasi (X5) adalah kenaikan harga barang akibat kenaikan jumlah uang beredar secara terus menerus sehingga mengakibatkan penurunan nilai mata uang. Variabel ini dinyatakan dengan besaran persentase.
f. Dividend Payout Ratio (X6) menyangkut persentase laba saham biasa yang dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham biasa setiap periode. Berbeda dengan
![Page 9: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/9.jpg)
Intan dan Akram : Faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.................
39
dividend yield, rasio ini biasanya digunakan oleh para investor yang lebih menyukai dividen daripada pertumbuhan harga pasar.
g. Price to Book Value (Y) menggambarkan seberapa besar persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Baik buruknya persepsi tercermin dalam perubahan harga pasar saham dibanding nilai bukunya.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, antara lain berupa : laporan keuangan, laporan auditor, inflasi dan catatan atau laporan historis yang telah tersusun, dan dipublikasikan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder eksternal yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang tersedia secara online pada situs http://www.jsx.co.id, dan Direktori Pasar Modal Indonesia (Indonesia Capital Market Directory).
Metode Pengumpulan Data
1. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari literatur‐literatur dan jurnal‐jurnal riset akuntansi
sebagai pedoman teori. 2. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, dikumpulkan, diseleksi,
kemudian diolah. Teknik Analisis Data a. Menentukan nilai variabel‐variabel yang dikaji, yaitu ukuran perusahaan, Growth of earning
after tax, dan rasio kas atas aktiva lancar. b. Melakukan uji asumsi klasik, meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas,
dan autokorelasi. c. Menentukan Model Analisis Regresi Linier Berganda
Model persamaan yang dapat dibentuk yaitu: (1) Uji Hipotesis 1 (H1) dan Hipotesis 2 (H2)
X6 = Px6x1 + Px6x2 + Px6x3 + Px6x4 + Px6x5 + €1 .............................. 1 (2) Uji Hipotesis 3 (H3), Hipotesis 4 (H4) dan Hipotesis 5 (H5)
Y = Pyx1+ Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 + Pyx4 + Pyx5 + Pyx6 +€2 .................... 2 Analisis regresi menggunakan alat bantu SPSS, error persamaan dihitung dengan rumus:
22 /( ye σσ (Li, 1981: 124).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis 1 dan 2 Tabel 1. Hasil Regresi Persamaan 1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Variabel
B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 2.617 1.471 1.779 .080 Ukuran_Perusahaan ‐.008 .050 ‐.019 ‐.154 .878 ROE ‐.003 .007 ‐.051 ‐.381 .704 Growth of EAT ‐.075 .099 ‐.093 ‐.755 .453 Kas/Aktiva Lancar .558 .445 .165 1.253 .215 Inflasi ‐.014 .033 ‐.053 ‐.434 .666 Nilai F : 0,490 Signifikansi F : 0.782
![Page 10: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/10.jpg)
Volume 6, No. 1, Juni 2007
40
a. Persamaan Regresi
X6 = ‐0.019 X1 – 0.051 X2 ‐ 0.093 X3 + 0.165 X4 ‐ 0.053 X5 + €1 Error persamaan 1 dapat dihitung dengan rumus:
26
2 /( Xe σσ = 963107.0)70783.0/()69465045.0( 22 = = 0.98138 b. Uji Simultan (F test)
Dari hasil tabel 1 terlihat bahwa nilai sig F untuk persamaan 1 yaitu 0.782 sehingga diputuskan bahwa H01 diterima, berarti secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi tidak.mempengaruhi kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan ada faktor‐faktor lain (terutama faktor internal) yang lebih berpengaruh terhadap kebijakan dividen, seperti free cash flow, besarnya hutang, dan adanya insider ownership. Dividen tampaknya juga hanya dibagi jika ada free cash berlebih, bukan khusus sebagai persentase yang stabil dari laba bersih, sehingga besarnya dividen terserah pihak manajemen.
c. Uji Parsial (t test) Hasil pengujian terhadap masing‐masing variabel penjelas (independen) diperoleh nilai ”t” yang kurang dari 2, atau nilai sig‐t yang lebih besar dari 5%, sehingga hipotesis nul diterima, yang berarti semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap kebijakan dividen.
Pengujian Hipotesis 3 Dan 4 Tabel 2. Hasil Regresi Persamaan 2
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model
B Std. Error Beta t
(Constant) 1.255 .979 1.281 Ukuran_Perusahaan ‐.046 .033 ‐.149 ‐1.410 ROE .019 .005 .446 3.954 Growth of EAT ‐.106 .065 ‐.170 ‐1.635 Kas/Aktiva Lancar .197 .293 .075 .672 Inflasi ‐.025 .021 ‐.121 ‐1.176 DPR Theilnagar .199 .081 .256 2.444Nilai F : 5.324 Signifikansi F : 0.000
a. Persamaan Regresi Y = ‐0.149 X1+0.446 X2‐ 0.170 X3+0.075 X4 – 0.121 X5 + 0.256 X6 +€2 Error persamaan 2 dihitung dengan rumus:
22 /( ye σσ = 663534.0)54989.0/()44792717.0( 22 = = 0.814576 b. Uji Simultan (F test)
Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai F sebesar 5,324 (lebih besar dari 4), serta nilai sig‐F 0.000 (di bawah 5%), sehingga diputuskan bahwa hipotesis nul ditolak. Dengan demikian, secara simultan, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, inflasi, dan kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan.
c. Uji Parsial (t test) Hasil pengujian terhadap masing‐masing variabel independen, 2 variabel yaitu profitabilitas dan kebijakan dividen, memiliki nilai ”t” diatas 2, atau nilai sig‐t kurang dari 5%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut secara individual mempengaruhi nilai perusahaan. Secara keseluruhan, variabel profitabilitas berpengaruh dominan terhadap nilai perusahaan.
![Page 11: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/11.jpg)
Intan dan Akram : Faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.................
41
Pengujian Hipotesis 5
Berdasarkan hasil regresi dari persamaan 1, nilai koefisien dari masing‐masing variabel independen berikut ini merupakan nilai Direct Effect (DE) terhadap kebijakan dividen: Tabel 6. Direct Effect (DE)
Variabel Standardized Coefficients (Beta) Ukuran Perusahaan ‐0.019 ROE ‐0.051 Growth of earning after tax ‐0.093 Rasio Kas atas aktiva lancar 0.165 Inflasi ‐0.053
Untuk memperoleh Indirect Effect (IE) masing‐masing variabel independen terhadap nilai
perusahaan melalui kebijakan dividen, nilai DE pada tabel 4 dikalikan dengan koefisien kebijakan dividen pada persamaan 2, yaitu sebesar 0.256. Hasil perhitungan IE masing‐masing variabel independen sebagai berikut: Tabel 7. Indirect Effect (IE)
Variabel IE Ukuran Perusahaan ‐0.00486 ROE ‐0.01306 Growth of earning after tax ‐0.02381 Rasio Kas atas aktiva lancar 0.04224 Inflasi ‐0.01357 a. Mencari TE (total effect) dengan menambahkan DE (direct effect) dan IE (indirect effect).
Pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen:
TE 1.6.1 : DE 1.1 + IE 1.6.1.= ‐0.019 + (‐0.00486) = ‐0.02386 Pengaruh variabel profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen: TE 2.6.1 : DE 2.1 + IE 2.6.1.= ‐0.051 + (‐0.01306) = ‐0.06406 Pengaruh variabel pertumbuhan laba terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen:
TE 3.6.1 : DE 3.1 + IE 3.6.1.= ‐0.093 + (‐0.02381) = ‐0.11681 Pengaruh variabel likuiditas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen: TE 4.6.1 : DE 4.1 + IE 4.6.1.= 0.165 + 0.04224 = 0.20724 Pengaruh variabel inflasi terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen: TE 5.6.1 : DE 5.1 + IE 5.6.1.= ‐0.053 + (‐0.01357) = ‐0.06657 Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa bukan inflasi melainkan likuiditas yang memiliki nilai pengaruh paling besar terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen. Dengan demikian diputuskan bahwa H05 dari hipotesis penelitian diterima. Dengan demikian, seluruh hasil penelitian dapat diringkas sebagai berikut:
Tabel 8 :Ringkasan Hasil Penelitian secara Parsial
Variabel Kebijakan Dividen
Nilai Perusahaan
Nilai Perush mll Keb.Dividen
Ukuran perusahaan Negatif (TS) Negatif (TS) Negatif Profitabilitas Negatif (TS) Positif (S) Negatif Pertumbuhan laba Negatif (TS) Negatif (TS) Negatif Likuditas Positif(TS) Positif (TS) Positif Inflasi Negatif (TS) Negatif (TS) Negatif Kebijakan Dividen ‐ Positif (S) ‐ Keterangan: TS: tidak signifikan; S: signifikan
![Page 12: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/12.jpg)
Volume 6, No. 1, Juni 2007
42
Secara parsial, variabel likuiditas memiliki nilai pengaruh paling besar terhadap nilai
perusahaan melalui kebijakan dividen. Hal ini dikarenakan kenaikan likuiditas mengakibatkan kenaikan dividend payout ratio cukup besar, sehingga nilai perusahaan juga naik.
Pembahasan
Preferensi investor untuk memilih berinvestasi pada suatu saham tertentu bervariasi.
Investor yang memilih saham perusahaan besar cenderung menginginkan tingkat laba yang lebih stabil dari tahun ke tahun, karena perusahaan besar memang memiliki ketahanan yang lebih baik. Namun perusahaan besar umumnya tidak bisa menghasilkan rasio profitabilitas yang cukup besar karena sekalipun laba yang dihasilkan besar, namun modal yang digunakan juga besar. Oleh karena itu, investor yang melihat tingkat profitabilitas cenderung memilih saham perusahaan kecil. Dengan bervariasinya preferensi investor, ukuran perusahaan menjadi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Variabel pertumbuhan laba, likuiditas dan inflasi juga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Investor yang mengandalkan analisis fundamental biasanya melihat profitabilitas dan arus kas perusahaan, bukan pertumbuhan laba maupun besarnya porsi kas dalam aktiva lancar. Variabel inflasi juga tidak berpengaruh karena situasi ekonomi yang sudah cukup stabil. Stabilnya tingkat inflasi pada periode setelah krisis terjadi karena adanya penyesuaian angka inflasi.
Sementara itu, profitabilitas dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas adalah salah satu aspek yang dilihat investor (baik investor lama maupun investor baru), karena aspek ini mencerminkan kesehatan perusahaan. Dengan tingginya profitabilitas, investor bisa memperoleh pengembalian yang tinggi pula dari dividen. Sesuai Bird in The Hand Theory, investor menyukai dividen karena kepastian pembayarannya, sehingga jika dividen menurun maka nilai perusahaan akan menurun pula.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, dan inflasi tidak
berpengaruh, baik secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan dividen. Untuk pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas, hasil penelitian ini masing‐masing konsisten dengan penelitian Taswan (2003) dan penelitian Tandelilin dan Wilberforce dalam Husnan (2002).
2. Variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan laba, likuiditas, inflasi, dan kebijakan dividen berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, hanya profitabilitas dan kebijakan dividen yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk pengaruh positif kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sumani (2005) dan Daryatno (2003).
3. Secara parsial, variabel likuiditas memiliki nilai pengaruh paling besar terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sumani (2005) dan Daryatno (2003).
Saran
Dari hasil penelitian, dapat diberikan saran bahwa dari sudut pandang investor akan lebih
baik bagi manajer jika dapat meningkatkan dividen jika ada kenaikan profitabilitas atau pertumbuhan laba, selama hal ini tidak mengganggu adanya rencana proyek yang dapat menghasilkan keuntungan lebih tinggi pada tahun‐tahun berikutnya.
![Page 13: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/13.jpg)
Intan dan Akram : Faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.................
43
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan menambah jumlah variabel serta kemungkinan menjadikan variabel ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Untuk nilai perusahaan, dapat digunakan proksi lain yang lebih baik selain price to book value, yaitu EVA. Selain terhadap nilai perusahaan, penelitian ini juga dapat divariasi dengan meneliti dampak pengumuman dividen terhadap abnormal return dan harga saham.
REFERENSI
Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan & Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. Daryatno, Arief. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan
Hutang dan DPR Terhadap Penciptaan Nilai Perusahaan : Sebuah Perspektif Teori Keagenan“ www.google.co.id. (8 November 2006).
Dewi, Ike Janita. 2004. Aksi Teori dalam Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit Amara Books.
ECFIN. 2002. Indonesia Capital Market Dirctory 2002. Jakarta: ECFIN. ———. 2005. Indonesia Capital Market Dirctory 2005. Jakarta: ECFIN. Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi Kedua. Yogyakarta:
Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain. 1978. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Husnan, Suad, dkk. 2002. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Ismiyanti, Fitri dan Mamduh M.Hanafi. 2004. Struktur Kepemilikan, Risiko, dan Kebijakan
Keuangan: Analisis Persamaan Simultan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.19 No.2: 176 – 196.
Kania, Sharon L. and Frank W.Bacon. ”What Factors Motivate The Corporate Dividend Decision?.” www.google.co.id. (28 Oktober 2006).
Li, Ching Chun. 1981. Path Analysis. California: Pacific Grove. McClure, Ben. “Value By The Book”. 2003. www.google.co.id. (27 Desember 2006). Putra, Gusti Raizal Eka. ”Analisis Pengaruh RasioRasio Keuangan Bank Go Public Terhadap Harga
Saham: Suatu Studi Pada BankBank Go Public Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).” www.google.co.id. (27 Desember 2006).
Santosa, Purbayu Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Setiawan, Agus. 2002. Cara Mudah Menghitung PPh Badan dengan UndangUndang Pajak Terbaru. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sofyan, Marcus Taufan. “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar.” 2000. www.google.co.id. (6 Februari 2006).
Sudayat, Bambang. “Analisis terhadap FaktorFaktor yang Mengendalikan Nilai Perusahaan.” www.google.co.id. (27 Desember 2006).
Suhaedi, Wirawan dan Diswandi. “Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Suku Bunga SBI terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Telah Memasyarakatkan Sahamnya pada Bursa Efek Jakarta.” 2005. Universitas Mataram: Fakultas Ekonomi.
Sumani. ”Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal serta Struktur Keuangan dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.” 2005. www.google.co.id. (28 Oktober 2006).
Sumodiningrat, Gunawan. 2002. Ekonometrika Pengantar. Yogayakarta: BPFE. Taswan. 2003. Analisis Integrasi Strategis di LIK dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan serta
FaktorFaktor yang Mempengaruhinya.” 2005. www.google.co.id. (28 Oktober 2006). Tjahjono, Setijo. Analisa Pengaruh Pengelolaan Perusahaan yang Baik terhadap Kebijaksanaan
Pembayaran Dividen dan Nilai Perusahaan.”2006. Universitas Brawijaya: Program Doktor Ilmu Ekonomi Kekhususan Sains Akuntansi.
Van Horne, James C. dan Maranus Sinaga. 1994. DasarDasar Manajemen Keuangan Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wardani, Laila. 2005. Pengaruh Biaya Agency terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta. JRM Vol.5 No.1: 20 – 37.
Wirachman, Tutang. “Analisis Pengaruh GDP, Laju Inflasi, Bunga SBI, dan Kurs US$ terhadap Imbal Hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta dalam Rentang Waktu Tahun 1997 – 2001.” www.google.co.id. (27 Desember 2006).
![Page 14: 3.Kebijakan-Dividen](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa054979599169910a7b/html5/thumbnails/14.jpg)
Volume 6, No. 1, Juni 2007
44
MODEL: MOD_1. (Persamaan 1) Autocorrelations: RES_1 Unstandardized Residual Auto‐ Stand. Lag Corr. Err. ‐1 ‐.75 ‐.5 ‐.25 0 .25 .5 .75 1 Box‐Ljung Prob. 1 .306 .117 . ****.* 6.846 .009 2 .013 .116 . * . 6.858 .032 3 ‐.059 .115 . * . 7.117 .068 4 .008 .114 . * . 7.122 .130 5 .198 .114 . ****. 10.174 .070 6 .227 .113 . ***** 14.236 .027 7 ‐.062 .112 . * . 14.545 .042 8 ‐.121 .111 . ** . 15.733 .046 9 ‐.192 .110 **** . 18.794 .027 10 ‐.077 .109 . ** . 19.294 .037 11 ‐.028 .108 . * . 19.360 .055 12 .022 .107 . * . 19.404 .079 13 ‐.006 .106 . * . 19.407 .111 14 ‐.112 .105 . ** . 20.538 .114 15 ‐.193 .104 **** . 23.966 .066 16 ‐.052 .104 . * . 24.215 .085 MODEL: MOD_1. (Persamaan 1) Autocorrelations: RES_2 Unstandardized Residual Auto‐ Stand. Lag Corr. Err. ‐1 ‐.75 ‐.5 ‐.25 0 .25 .5 .75 1 Box‐Ljung Prob. 1 .109 .117 . ** . .868 .352 2 .010 .116 . * . .875 .646 3 ‐.006 .115 . * . .878 .831 4 .097 .114 . ** . 1.603 .808 5 .090 .114 . ** . 2.226 .817 6 .036 .113 . * . 2.329 .887 7 ‐.080 .112 . ** . 2.843 .899 8 ‐.002 .111 . * . 2.843 .944 9 ‐.194 .110 **** . 5.942 .746 10 .061 .109 . * . 6.255 .793 11 ‐.035 .108 . * . 6.360 .848 12 ‐.082 .107 . ** . 6.951 .861 13 ‐.073 .106 . * . 7.427 .879 14 ‐.141 .105 .*** . 9.229 .816 15 ‐.093 .104 . ** . 10.023 .818 16 ‐.049 .104 . * . 10.251 .853