39162544 Referat Fraktur Cervical

31
BAB I PENDAHULUAN Cedera tulang belakang adalah cedera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat trauma ; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dsb. Cedera akut tulang belakang spinal cord merupakan penyebab yang paling sering dari kecacatan dan kelemahan setetah trauma, karena alasan ini, evaluasi dan pengobatan pada cedera tulang belakang, spinal cord dan nerve roots memerlukan pendekatan yang terintegrasi. Diagnosa dini, prevervasi fungsi spinal cord dan pemeliharaan aligment dan stabilitas merupakan kunci keberhasilan manajemen. Penanganan, rehabilitas spinal cord dan kemajuan perkembangan multidisipliner tim trauma dan perkembangan metode modern dari fusi cervical dan stabilitas merupakan hal penting harus dikenal masyarakat. Fraktur servikal paling sering disebabkan oleh benturan kuat, atau trauma pukulan di kepala. Atlet yang terlibat dalam olahraga impact, atau berpartisipasi dalam 1

Transcript of 39162544 Referat Fraktur Cervical

Page 1: 39162544 Referat Fraktur Cervical

BAB I

PENDAHULUAN

Cedera tulang belakang adalah cedera mengenai cervicalis, vertebralis dan

lumbalis akibat trauma ; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan

olah raga dsb.

Cedera akut tulang belakang spinal cord merupakan penyebab yang paling

sering dari kecacatan dan kelemahan setetah trauma, karena alasan ini, evaluasi dan

pengobatan pada cedera tulang belakang, spinal cord dan nerve roots memerlukan

pendekatan yang terintegrasi. Diagnosa dini, prevervasi fungsi spinal cord dan

pemeliharaan aligment dan stabilitas merupakan kunci keberhasilan manajemen.

Penanganan, rehabilitas spinal cord dan kemajuan perkembangan multidisipliner tim

trauma dan perkembangan metode modern dari fusi cervical dan stabilitas merupakan

hal penting harus dikenal masyarakat.

Fraktur servikal paling sering disebabkan oleh benturan kuat, atau trauma

pukulan di kepala. Atlet yang terlibat dalam olahraga impact, atau berpartisipasi

dalam olahraga memiliki resiko jatuh akibat benturan di leher (ski, menyelam, sepak

bola, bersepeda) terkait dengan fraktur servikal. Setiap cedera kepala atau leher harus

dievaluasi adanya fraktur servikalis. Sebuah fraktur servikal merupakan suatu

keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Spine trauma mungkin

terkait cedera saraf tulang belakang dan dapat mengakibatkan kelumpuhan, sehingga

sangat penting untuk menjaga leher .

1

Page 2: 39162544 Referat Fraktur Cervical

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Anatomi

Vertebra dimulai dari cranium sampai pada apex coccigeus, membentuk

skeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari skeleton (tulang cranium, costa

dan sternum). Fungsi vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan serabut syaraf,

menyokong berat badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh. Vertebra pada

orang dewasa terdiri dari 33 vertebra dengan pembagian 5 regio yaitu 7 cervical, 12

thoracal, 5 lumbal, 5 sacral, 4 coccigeal.

2

Page 3: 39162544 Referat Fraktur Cervical

Tulang belakang merupakan suatu satu kesatuan yang kuat diikat oleh

ligamen di depan dan dibelakang serta dilengkapi diskus intervertebralis yang

mempunyai daya absorbsi tinggi terhadap tekanan atau trauma yang memberikan sifat

fleksibel dan elastis. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma

hebat sehingga sejak awal pertolongan pertama dan transpotasi ke rumah sakit harus

diperlakukan dengan hati-hati. Trauma tulang dapt mengenai jaringan lunak berupa

ligament, discus dan faset, tulang belakang dan medulla spinalis. Penyebab trauma

tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas (44%), kecelakaan olah raga(22%), ,

terjatuh dari ketinggian(24%), kecelakaan kerja.

2.2 Definisi

Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur,sebagaimana yang

dikemukakan para ahli melalui berbagai literature.

Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas

tulang, sedangkan menurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000)

fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Back dan Marassarin (1993)

berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi

karena tekanan pada tulang yang berlebihan.

2.3 Etiologi

Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun

mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.

Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:

a. Fraktur akibat peristiwa trauma

Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan

yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiran atau

3

Page 4: 39162544 Referat Fraktur Cervical

penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat

yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan

biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan

biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya.

Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai

kerusakan jaringan lunak yang luas.

b. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan

Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda

lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini paling sering dikemukakan

pada tibia, fibula atau matatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara

yang berjalan baris-berbaris dalam jarak jauh.

c. Fraktur petologik karena kelemahan pada tulang

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut

lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang tersebut sangat rapuh.

2.4 Epidemiologi fraktur cervical

Kecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit

jantung, kanker dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun,

3% penyebab kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, 2% karena

multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan.

Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu

lintas, 20% jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau

fraktur dislokasi cervical paling sering pada C2 diikuti dengan C5 dan C6 terutama

pada usia dekade 3.

4

Page 5: 39162544 Referat Fraktur Cervical

2.5 Patofisiologi

Menurut Black dan Matassarin (1993) serta Patrick dan Woods (1989). Ketika

patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan

jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang

dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla

antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.

Terjadinya respon inflamsi akibat sirkulasi jaringan nekrotik adalah ditandai

dengan vasodilatasi dari plasma dan leukoit. Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh

mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini

menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematon yang terbentuk bisa

menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian

merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam

pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain. Hematon menyebabkan

dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, kemudian

menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma

hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya edema. Edema yang

terbentuk akan menekan ujung syaraf, yang bila berlangsung lama bisa menyebabkan

syndroma comportement.

2.6 Gambaran Klinik

Lewis (2006) menyampaikan manifestasi klnik fraktur adalah sebagai berikut:

a. Nyeri

Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya

spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.

b. Bengkak/edama

Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada

daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya.

c. Memar/ekimosis

5

Page 6: 39162544 Referat Fraktur Cervical

Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di

jaringan sekitarnya.

d. Spame otot

Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar fraktur.

e. Penurunan sensasi

Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.

f. Gangguan fungsi

Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur, nyeri atau spasme otot.

paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.

g. Mobilitas abnormal

Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi

normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang.

h. Krepitasi

Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang

digerakkan.

i. Defirmitas

Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan

pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan

menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.

j. Shock hipovolemik

Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.

k. Gambaran X-ray menentukan fraktur

Gambara ini akan menentukan lokasi dan tipe fraktur

6

Page 7: 39162544 Referat Fraktur Cervical

2.7 Klasifikasi Fraktur

Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi raktur sebagaimana yang

dikemukakan oleh para ahli:

a. Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi:

1. Fraktur komplit

Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang

terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi

ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks.

2. Fraktur inkomplit

Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak

menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang

utuh).

b. Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan

hubungan dengan dunia luar, meliputi:

1. Fraktur tertutup

yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak

menonjol malalui kulit.

2. Fraktur terbuka

yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan

dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu:

a. Grade I : Robekan kulit dengan kerusakan kulit otot

b. Grade II : Seperti grade I dengan memar kulit dan otot

c. Grade III : Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah,

syaraf otot dan kulit.

7

Page 8: 39162544 Referat Fraktur Cervical

c. Long (1996) membagi fraktur berdasarkan garis patah tulang, yaitu:

1. Green Stick yaitu pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anak-

anak dengan tulang lembek

2. Transverse yaitu patah melintang

3. Longitudinal yaitu patah memanjang

4. Oblique yaitu garis patah miring

5. Spiral yaitu patah melingkar

d. Black dan Matassarin (1993) mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan

kedudukan fragmen yaitu:

1. Tidak ada dislokasi

2. Adanya dislokasi, yang dibedakan menjadi:

a. Disklokasi at axim yaitu membentuk sudut

b. Dislokasi at lotus yaitu fragmen tulang menjauh

c. Dislokasi at longitudinal yaitu berjauhan memanjang

d. Dislokasi at lotuscum controltinicum yaitu fragmen tulang berjauhan

dan memendek.

2.8 Klasifikasi trauma servikal berdasarkan mekanismenya

A. Klasifikasi berdasarkan mekanisme trauma

a. Trauma Hiperfleksi

1. Subluksasi anterior

terjadi robekan pada sebagian ligament di posterior tulang leher ;

ligament longitudinal anterior utuh. Termasuk lesi stabil. Tanda

penting pada subluksasi anterior adalah adanya angulasi ke posterior

(kifosis) local pada tempat kerusakan ligament. Tanda-tanda lainnya :

- Jarak yang melebar antara prosesus spinosus

- Subluksasi sendi apofiseal

8

Page 9: 39162544 Referat Fraktur Cervical

2. Bilateral interfacetal dislocation

Terjadi robekan pada ligamen longitudinal anterior dan kumpulan

ligament di posterior tulang leher. Lesi tidak stabil. Tampak diskolasi

anterior korpus vertebrae. Dislokasi total sendi apofiseal.

9

Gambar 1. Subluksasi anterior

Gambar 2. Bilateral interfacetal

dislocation

Page 10: 39162544 Referat Fraktur Cervical

3. Flexion tear drop fracture dislocation

Tenaga fleksi murni ditambah komponen kompresi menyebabkan

robekan pada ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen

posterior disertai fraktur avulse pada bagian antero-inferior korpus

vertebra. Lesi tidak stabil. Tampak tulang servikal dalam fleksi :

- Fragmen tulang berbentuk segitiga pada bagian antero-inferior

korpus vertebrae

- Pembengkakan jaringan lunak pravertebral

4. Wedge fracture

Vertebra terjepit sehingga berbentuk baji. Ligament longitudinal

anterior dan kumpulan ligament posterior utuh sehingga lesi ini

bersifat stabil.

10

Gambar 3. Flexion tear drop fracture dislocation

Page 11: 39162544 Referat Fraktur Cervical

5. Clay shovelers fracture

Fleksi tulang leher dimana terdapat kontraksi ligament posterior tulang

leher mengakibatkan terjadinya fraktur oblik pada prosesus spinosus ;

biasanya pada CVI-CVII atau Th1.

11

Gambar 4. Wedge fracture

Gambar 5. Clay Shovelers fracuter

Page 12: 39162544 Referat Fraktur Cervical

b. Trauma Fleksi-rotasi

Terjadi dislokasi interfacetal pada satu sisi. Lesi stabil walaupun

terjadi kerusakan pada ligament posterior termasuk kapsul sendi apofiseal

yang bersangkutan.

Tampak dislokasi anterior korpus vertebra. Vertebra yang

bersangkutan dan vertebra proksimalnya dalam posisi oblik, sedangkan

vertebra distalnya tetap dalam posisi lateral.

c. Trauma Hiperekstensi

1. Fraktur dislokasi hiperekstensi

Dapat terjadi fraktur pedikel, prosesus artikularis, lamina dan

prosessus spinosus. Fraktur avulse korpus vertebra bagian postero-

inferior. Lesi tidak stabil karena terdapat kerusakan pada elemen

posterior tulang leher dan ligament yang bersangkutan.

2. Hangmans fracture

Terjadi fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior C2 terhadap C3.

12

Gambar 6. Trauma Fleksi-rotasi

a. Tampak Lateral b. Tampak AP c. Tampak oblik

Page 13: 39162544 Referat Fraktur Cervical

d. Ekstensi-rotasi

Terjadinya fraktur pada prosesus artikularis satu sisi

e. Kompresi vertical

Terjadinya fraktur ini akibat diteruskannya tenaga trauma melalui kepala,

kondilus oksipitalis, ke tulang leher.

1. Bursting fracture dari atlas (jeffersons fracture)

2. Bursting fracture vertebra servikal tengah dan bawah

13

Gambar 7. Hangmans Fracture

Gambar 8. Jeffersons fracture

Page 14: 39162544 Referat Fraktur Cervical

B. Klasifikasi berdasarkan derajat kestabilan

a. Stabil

b. Tidak stabil

Stabilitas dalam hal trauma tulang servikal dimaksudkan tetap utuhnya

komponen ligament-skeletal pada saat terjadinya pergeseran satu segmen tulang leher

terhadap lainnya.

Cedera dianggap stabil jika bagian yang terkena tekanan hanya bagian

medulla spinalis anterior, komponen vertebral tidak bergeser dengan pergerakan

normal, ligamen posterior tidak rusak sehingga medulla spinalis tidak terganggu,

fraktur kompresi dan burst fraktur adalah contoh cedera stabil. Cedera tidak stabil

artinya cedera yang dapat bergeser dengan gerakan normal karena ligamen

posteriornya rusak atau robek, Fraktur medulla spinalis disebut tidak stabil jika

kehilangan integritas dari ligamen posterior.

Menentukan stabil atau tidaknya fraktur membutuhkan pemeriksaan radiograf.

Pemeriksaan radiografi minimal ada 4 posisi yaitu anteroposterior, lateral, oblik

kanan dan kiri. Dalam menilai stabilitas vertebra, ada tiga unsur yamg harus

dipertimbangkan yaitu kompleks posterior (kolumna posterior), kompleks media dan

kompleks anterior (kolumna anterior).

14

Gambar 8. Bursting fracture vertebra servical tengah & bawah

Page 15: 39162544 Referat Fraktur Cervical

Pembagian bagian kolumna vertebralis adalah sebagai berikut :

1. kolumna anterior yang terbentuk dari ligament longitudinal dan duapertiga

bagian anterior dari corpus vertebra, diskus dan annulus vertebralis

2. kolumna media yang terbentuk dari satupertiga bagian posterior dari corpus

vertebralis, diskus dan annulus vertebralis

kolumna posterior yang terbentuk dari pedikulus, sendi-sendi permukaan, arkus

tulang posterior, ligamen interspinosa dan supraspinosa

2.9 Jenis Fraktur cervical

Jenis fraktur daerah cervical, sebagai berikut:

1. Fraktur Atlas C 1

Fraktur ini terjadi pada kecelakaan jatuh dari ketinggian dan posisi

kepala menopang badan dan daerah cervical mendapat tekanan hebat.

Condylus occipitalis pada basis crani dapat menghancurkan cincin tulang

atlas. Jika tidak ada cedera angulasi dan rotasi maka pergeseran tidak

berat dan medulla spinalis tidak ikut cedera. Pemeriksaan radiologi yang

dilakukan adalah posisi anteroposterior dengan mulut pasien dalam

keadaan terbuka

Terapi untuk fraktur tipe stabil seperti fraktur atlas ini adalah

immobilisasi cervical dengan collar plaster selama 3 bulan.

2. Pergeseran C 1 C2 ( Sendi Atlantoaxial)

Atlas dan axis dihubungkan dengan ligamentum tranversalis dari atlas

yang menyilang dibelakang prosesus odontoid pada axis. Dislokasi sendi

atlantoaxial dapat mengakibatkan arthritis rheumatoid karena adanya

perlunakan kemudian akan ada penekanan ligamentum transversalis.

15

Page 16: 39162544 Referat Fraktur Cervical

Fraktur dislokasi termasuk fraktur basis prosesus odontoid. Umumnya

ligamentum tranversalis masih utuh dan prosesus odontoid pindah dengan

atlas dan dapat menekan medulla spinalis. Terapi untuk fraktur tidak bergeser

yaitu imobilisasi vertebra cervical. Terapi untuk fraktur geser atlantoaxial

adalah reduksi dengan traksi continues.

3. Fraktur Kompresi Corpus Vertebral

Tipe kompresi lebih sering tanpa kerusakan ligamentum spinal namun

dapat mengakibatkan kompresi corpus vertebralis. Sifat fraktur ini adalah tipe

tidak stabil. Terapi untuk fraktur tipe ini adalah reduksi dengan plastic collar

selama 3 minggu ( masa penyembuhan tulang)

4. Flexi Subluksasi Vertebral Cervical

Fraktur ini terjadi saat pergerakan kepala kearah depan yang tiba-tiba

sehingga terjadi deselerasi kepala karena tubrukan atau dorongan pada kepala

bagian belakang, terjadi vertebra yang miring ke depan diatas vertebra yang

ada dibawahnya, ligament posterior dapat rusak dan fraktur ini disebut

subluksasi, medulla spinalis mengalami kontusio dalam waktu singkat.

Tindakan yang diberikan untuk fraktur tipe ini adalah ekstensi cervical

dilanjutkan dengan imobilisasi leher terekstensi dengan collar selama 2 bulan.

5. Fleksi dislokasi dan fraktur dislokasi cervical

Cedera ini lebih berat dibanding fleksi subluksasi. Mekanisme

terjadinya fraktur hampir sama dengan fleksi subluksasi, posterior ligamen

robek dan posterior facet pada satu atau kedua sisi kehilangan kestabilannya

dengan bangunan sekitar. Jika dislokasi atau fraktur dislokasi pada C7 –Th1

maka posisi ini sulit dilihat dari posisi foto lateral maka posisi yang terbaik

untuk radiografi adalah “swimmer projection”

16

Page 17: 39162544 Referat Fraktur Cervical

Tindakan yang dilakukan adalah reduksi fleksi dislokasi ataupun

fraktur dislokasi dari fraktur cervical termasuk sulit namun traksi skull

continu dapat dipakai sementara.

6. Ekstensi Sprain ( Kesleo) Cervical (Whiplash injury)

Mekanisme cedera pada cedera jaringan lunak yang terjadi bila leher

tiba-tiba tersentak ke dalam hiperekstensi. Biasanya cedera ini terjadi setelah

tertabrak dari belakang; badan terlempar ke depan dan kepala tersentak ke

belakang. Terdapat ketidaksesuaian mengenai patologi yang tepat tetapi

kemungkinan ligamen longitudinal anterior meregang atau robek dan diskus

mungkin juga rusak.

Pasien mengeluh nyeri dan kekakuan pada leher, yang refrakter dan

bertahan selama setahun atau lebih lama. Keadaan ini sering disertai dengan

gejala lain yang lebih tidak jelas, misalnya nyeri kepala, pusing, depresi,

penglihatan kabur dan rasa baal atau paraestesia pada lengan. Biasanya

tidak terdapat tanda-tanda fisik, dan pemeriksaan dengan sinar-X hanya

memperlihatkan perubahan kecil pada postur. Tidak ada bentuk terapi yang

telah terbukti bermanfaat, pasien diberikan analgetik dan fisioterapi.

7. Fraktur Pada Cervical Ke -7 (Processus Spinosus)

Prosesus spinosus C7 lebih panjang dan prosesus ini melekat pada

otot. Adanya kontraksi otot akibat kekerasan yang sifatnya tiba-tiba akan

menyebabkan avulsi prosesus spinosus yang disebut “clay shoveler’s

fracture” . Fraktur ini nyeri tetapi tak berbahaya.

17

Page 18: 39162544 Referat Fraktur Cervical

2.10 Metode untuk foto daerah cervical

1. Pada foto anteroposterior garis lateral harus utuh, dan prosesus spinosus dan

bayangan trakea harus berada pada garis tengah. Diperlukan foto dengan

mulut terbuka untuk memperlihatkan C1 dan C2 (untuk fraktur massa lateral

dan odontoid).

2. Foto lateral harus mencakup ketujuh vertebra cervical dan T1, jika tidak

cedera yang rendah akar terlewatkan. Hitunglah vertebra kalau perlu,

periksa ulang dengan sinar-X sementara menerapkan traksi ke bawah pada

lengan. Kurva lordotik harus diikuti dan menelusuri empat garis sejajar yang

dibentuk oleh bagian depan korpus vertebra, bagian belakang badan

vertebra. massa lateral dan dasar-dasar prosesus spinosus setiap

ketidakteraturan menunjukkan suatu fraktur atau pergeseran. Ruang

interspinosa yang terlalu lebar menunjukkan luksasi anterior. Trakea dapat

tergeser oleh hematoma jaringan lunak.

3. Jarak tiang odontoid dan bagian belakang arkus anterior pada atlas tidak boleh

melebihi 4,5 mm ( anak-anak ) dan 3mm pada dewasa

4. Untuk menghindari terlewatnya adanya dislokasi tanpa fraktur diperlukan film

lateral pada posisi ekstensi dan fleksi.

5. Pergeseran korpus vertebra ke arah depan terhadap korpus vertebra dibawahnya

dapat berarti klinis yaitu dislokasi permukaan unilateral jika pergeseran yang

kurang dari setengah lebar korpus vertebra. Untuk hal ini diperlukan foto oblik

untuk memperlihatkan sisi yang terkena. Pergeseran yang lebih dari setengah

lebar korpus vertebra tersbut menunjukkan dislokasi bilateral.

6. Lesi yang tidak jelas perlu dilanjutkn pemeriksaan CT scan.

18

Page 19: 39162544 Referat Fraktur Cervical

2.11 Pemulihan Spinal Stability

Medical management yaitu setelah fase akut spinal injury tertangani maka

immobilisasi untuk membatasi gerakan pada cervical yang tidak stabil diperlukan

untuk memungkinkan penyembuhan tulang dan ligament berlangsung, juga untuk

melindungi spinal cord. Imobilisasi dapat dilakukan dengan cervical orthosis, collar,

porter type orthosis, cervico thoracic dan halo orthosis.

Cervical collar terdiri dari soft collar dan phila delphia collar. Soft collar

mempunyai keuntungan yang kecil pada pasien spinal cord injury dan hanya

membatasi pergerakan minimal pada rotasi ekstensi dan fleksi. Philadelphia collar

memberikan proteksi yang lebih baik daripada soft collar terutama pada gerakan

fleksi dan ekstensi, tapi tidak efektif pada axial rotasi. Indikasi: non/minimal displace

C1 – C2 fracture, minimal body/processus spinasus fracture, post anterior cervical

disctomy dengan fusi. Poster type orthoses lebih rigid dan memiliki 3 point fiksasi,

pada mandibula occiput dan bahu atau thorax bagian atas. Halo vest membatasi fleksi

dan ekstensi, axial rotasi dan lateral bending. Alat ini direkomendasikan untuk

discplace atlas fracture, adontoid fracture, semua axis fracture dan kombinasi C1 –

C2 fracture dan post operasi imobilisasi setelah surgical fusion.

Penanganan Operasi

Goal dari penanganan operasi adalah: Reduksi mal aligment, decompresi elemen

neural dan restorasi spinal stability Operasi anterior dan posterior.

19

Page 20: 39162544 Referat Fraktur Cervical

BAB III

KESIMPULAN

Fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang. Fraktur dapat

diakibatkan oleh beberapa hal yaitu: Fraktur akibat peristiwa trauma, fraktur akibat

peristiwa kelelahan atau tekanan, Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang.

Manifestasi kunik fraktur adalah nyeri, edema, memar/ekimosis, spame otot,

penurunan sensasi, gangguan fungsi, mobilitas abnormal, krepitasi, defirmitas, shock

hipovolemik.

Klasifikasi trauma servikal berdasarkan mekanismenya yaitu : hiperfleksi,

fleksi-rotasi, hiperekstensi, ekstensi-rotasi, kompresi vertical. Klasifikasi berdasarkan

derajat kestabilan yaitu ; Stabil dan tidak stabil

Setelah primary survey, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan external,

tahap berikutnya adalah evaluasi radiographic tercakup didalamnya, plain foto

fluoroscopy, polytomography CT-Scan tanpa atau dengan myelography dan MRI.

20

Page 21: 39162544 Referat Fraktur Cervical

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasad S. Radiologi Diagnostik, Edisi kedua. Jakarta : FK UI. 2005

2. Patel Pradip R. Lecture Notes Radiologi, Edisi kedua. Jakarta : Erlangga.

2007

3. Anonim. Fraktur Cervical. Last updated 5-09-2008. http://www.Dislokasi-

interfasetal-bilateral.html . Download at 08-10-2010

4. Moira Davinport. Fracture cervical spine. Last updated 30-04-2010.

http://www.82340-overview.htm. Download at 08-10-2010

5. Japardi I. Cervical Injury : FK USU. Last updated 2002. http://www.Bedah-

iskandar Japardi7.pdf. download at 08-10-2010

6. Anonym . Fraktur. Last updated 2010. http://www.fraktur-ilmu bedah.htm.

download at 08-10-2010

21