389_simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis Plc
Transcript of 389_simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis Plc
SIMULASI MESIN PENCETAK BATU BATA
BERBASIS PLC
TUGAS AKHIR
untuk memperoleh gelar Ahli Madya
oleh
Nama : Harits Suryanto
NIM : 5351302007
Program Studi : Teknik Instalsi Listrik
Jurusan : Teknik Elektro
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ii
ABSTRAK
Harits Suryanto. 2006. Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis PLC. Tugas Akhir. Teknik Instalasi Listrik D III UNNES : Semarang
Pembuatan batu bata secara manual memiliki jumlah produksi yang masih sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhanya dalam pembangunan yang semakin meningkat. Keterbatasan tenaga dan waktu merupakan faktor utama kurangnya produksi batu bata tersebut sehingga pemikiran barupun timbul tentang Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis PLC yang diharapkan mampu menjadi alternatif atas permasalahan yang terkait dengan keterbatasan manusia. Dengan adanya mesin ini diharapkan mampu meminimalisasikan campur tangan manusia serta meningkatkan hasil dalam memproduksi batu bata.
Programable logic controller (PLC) merupakan suatu program yang digunakan untuk mengoprasikan Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata. Perintah yang dibuat berupa gambar yang dapat diartikan sebagai perintah rangkaian logika yang dinamakan ledder diagram. Perintah yang diambil dari sinyal input berupa sakelar, limit switch dan sensor dan perintah sinyal output berupa beban. Sinyal outpun dalam mesin ini adalah motor konveyor yang berfungsi untuk menghantarkan wadah yang telah terisi oleh tanah menuju prescetak dan motor prescetak yang berfungsi untuk mengepres dan mencetak tanah yang berada tepat dibawah perescetak tersebut. Penghentian konveyor saat wadah tanah berada dibawah prescetak adalah menggunakan limit switch yang dinomorkan dalam ledder diagram dengan alamat 000.02. Pergantian kerja antara motor prescetak dan motor konveyor dijadikan sebagai sinyal conter yang berfungsi untuk menghitung berapa jumlah bata yang telah dicetak.
Pencetakan batu bata menggunakan mesin belum menunjukan hasil yang maksimal dikarenakan kurangnya torsi dan kecepatan motor konveyor dan motor prescetak, sehingga kerja putaran konveyor dan prescetak terkesan lambat dan membutuhkan waktu yang lama dalam melakukan kerjanya. Wadah yang digunakan untuk meletakkan tanah yang akan dicetak kurang memiliki ukuran yang besar sehingga tanah yang dicetak sedikit dan hasil yang diperoleh dari pencetakan menggunakan mesin kurang banyak. Hasil yang diperoleh dengan membandingkan pencetakan batu bata secara manual adalah waktu pencetakn menggunakan mesin memiliki keunggulan 6 detik untuk 12 batu bata dibanding pencetakan secara manual.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa penggunaan mesin pencetak batu bata untuk meningkatkan produksi batu bata kurang begitu maksimal dikarenakan kurangnya torsi dan kecepatan motor serta wadah yang digunakan untuk menaruh tanah yang akan dicetak kurang besar sehingga hasilnya kurang begitu banyak. Penggunaan PLC untuk mengoprasikan mesin ini kurang begitu cocok karena dari biaya yang dikeluarkan untuk mengoprasikanya begitu besar dan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir ini telah pertahankan dihadapan sidang penguji Tugas
Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Tanggal :
Pembimbing
Drs. Agus Murnomo. M.T NIP. 131616610
Penguji II Penguji I Drs. Agus Murnomo. M.T Subiyanto, S.T,M.T. NIP. 131616610 NIP. 132309137 Ketua Jurusan Ketua Program Studi D-III Drs. Djiko Adi Widodo. M.T Drs. Agus Murnomo. M.T NIP. 131570064 NIP. 131616610
Dekan,
Prof. DR. Soesanto, M. Pd NIP. 130875753
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-
benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas
Akhir ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 1 januari 2006
Harits Suryanto
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“ Kita lahir, kita hidup, kita berjuang dan kita menang ”. Kegagalan merupakan sebuah cobaan dan bukan sebuah kutukan, temukan sebab mengapa kegagalan terjadi bukan bagaimana cara kita menyesali. Ilmu adalah tuan dari segala pengetahuan, ia akan terus mengalir seiring dengan kebutuhnaya untuk kita. Tinggal bagaimana kita bisa mencernanya. Kehidupan tak akan berarti bila kita tak bisa temukan jati diri Apa yang kita lewati, apa yang kita jalani dan apa yang kita rasakan semuanya adalah masa lalu. Jangan berharap waktu akan kembali karna itu jangan ada terlintas penyesalan “berfikir sebelum bertindak !, itu kuncinya” Ingat lima perkara sebelum lima perkara “sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, hidup sebelum mati ”
Persembahan :
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT. Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk :
Ayah&Ibu-Ku (Sartono Sriyanti)
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan kekuatan dari-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis sadar bahwa tugas akhir ini tidak dapat selesai tanpa adanya bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak yang telah berpartisipasi
memberikan dukungannya dan bantuan dalam menyusun TA ini, yaitu:
1. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
UNNES.
2. Bapak Drs. Agus Murnomo, M.T, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Teknik Elektro UNNES serta dosen pembimbing yang selama ini
membantu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan baik.
3. Bapak Subiyanto, S.T,M.T, selaku penguji I yang telah memberikan
kemudahan jalan keluar serta pemikiran yang begitu berarti untuk TA ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknik Elektro yang telah membekali
penulis ilmu pengetahuan, memberikan motivasi belajar sehingga membuka
cakrawala berpikir penulis dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Teknik D3 Instalasi Listrik UNNES, yang
senantiasa selalu memberi dorongan dan motivasi sehingga membuka jalan
fikiran menuju cakrawala pengetahuan.
6. Sahabatku Arief beserta keluarga, Edi, Budi, Dedy, Apolos, Kandik, Irham,
Patemon, Kafid, teman-teman LA Cost dan semua teman-teman yang
selalu memberikan bantuan dan motivasi.
vii
7. Sahabat-sahabat REM FM, terutam Link’s, febri dan Nanak
8. Semua pihak yang terkait selama penyusunan Tugas akhir ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu dan,
9. Seseorang yang selalu membuatku merasa dihargai, disayangi dan dimiliki
walupun semua takbisa terwujud.
Semoga semua bimbingan, dorongan dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis
berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
semua pihak pada umumnya.
Semarang, 1 Januari 2006
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak cara yang dilakukan manusia agar taraf hidupnya menjadi lebih
baik serta menghasilkan uang untuk keperluan sehari-hari. Diantara sekian
macam pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup, masyarakat
mengembangkan kegiatan kewirausahaan dengan mendirikan industri rumah
tangga (home industri). Salah satu industri rumah tangga tersebut adalah
pembuatan batu bata yang digunakan sebagai bahan bangunan untuk
mendirikan sebuah rumah atau gedung. Masyarakat yang menggeluti bidang
ini, banyak diantaranya cara pembuatan batu bata dengan cara tradisional,
sehingga produksi yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan pasar.
Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan pembangunan-pembangunan
rumah tinggal ataupun gedung perkantoran dan toko semakin bertambah.
Mesin pencetak batu bata merupakan suatu mesin yang dapat membantu
mengatasi permasalahan yang terkait dengan produk batu bata untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Penggunaan mesin ini dapat menghemat waktu
dan tenaga tanpa harus duduk berjam-jam untuk mencetak satu-persatu,
karena mesin tersebut didesain sedemikian rupa sehingga dapat mencetak batu
bata dalam jumlah banyak dengan waktu relatif cepat.
2
Pengoperasian mesin pencetak batu bata memerlukan sebuah program
yang digunakan untuk menjalankan motor. Motor tersebut digunakan untuk
mengepres, mencetak dan menjalankan konveyor. Program yang digunakan
adalah Programable Logic Controler (PLC), dimana didalam prangkat
kerasnya (hardware) terdapat limit switch yang digunakan sebagai pengganti
sensor.
Limit switch tersebut berfungsi sebagai sakelar yang digunakan untuk
memutuskan arus yang mengalir pada motor untuk konveyor, dan dalam
waktu yang bersaman motor pengepres dan pencetak bekerja, sehingga dalam
rangkaian ini motor untuk konveyor dan motor prescetak bekerja secara
bergantian.
Pembuatan perangkat lunak (software) atau program membutuhkan
sebuah pengamatan yang mana harus diketahui bahwa dalam mengoprasikan
motor konveyor dan motor pres memerlukan waktu (timer). Timer ini
digunakan untuk memberikan tenggang waktu berapa lama motor prescetak
bekerja setelah motor roler berhenti. Waktu tersebut harus kita hitung agar
natinya tidak terjadi tabrakan.
Perhitungan waktu itu adalah ketika wadah tanah berada tepat dibawah
pres, konveyor berhenti dan diwaktu yang berasamaan motor prescetak
bekerja. Pada saat inilah kita harus menghitung berapa waktu yang dibutuhkan
motor untuk berputar sebesar 360 o , yaitu mulai dari titik mati atas ke titik
mati bawah dan kembali ketitik mati atas lagi. Prinsip ini hampir sama dengan
cara kerja seker pada kendaraan bermotor.
3
Dengan adanya piranti ini diharapkan hasil yang dicapai mampu
memenuhi kebutuhan pasar yang dewasa ini sangat dibutuhkan guna
membangun suatu gedung atau rumah.
B. PERMASALAHAN
Permasalahan yang timbul dalam pembuatan Mesin Pencetak Batu Bata
berbasis PLC ini adalah:
1. Bagaimana agar mesin ini dapat memiliki jumlah produksi yang lebih
banyak dibanding dengan pencetakan batu bata secara manual?
2. Bagaimana bila pengoprasian Mesin Pencetak Batu Bata ini menggunakan
PLC?
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari timbulnya masalah baru yang tidak sesuai dengan
tujuan dari tugas akhir ini maka perlu adanya batasan-batasan, diantaranya :
1. Pengoperasian mesin pencetak batu bata ini menggunakan PLC
(Programabel Logic Controller) CPM1-10 CDR-A
2. Dalam penghentian roller saat dicetak dan dipres tidak menggunakan
sensor dan hanya menggunakan switch
3. Pengisian bahan baku batu bata (tanah) kedalam wadahnya manual
4. Tegangan input yang digunakan untuk menggerakkan motor adalah
tegangan DC 12 Volt
4
5. Waktu yang digunakan untuk memberikan tenggang waktu pada saat
pengepressan dan pencetakan di atur dari komponen PLC itu sendiri
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam pembuatan alat ini adalah :
1. Meminimalkan campur tangan manusia dalam menghasilkan batu bata
serta membantu meningkatkan hasil produksi batu bata.
2. Membuat unit simulasi mesin pencetak batu bata yang dikendalikan
menggunakan PLC dan mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang
mekanik dan elektrik yang mampu memberikan sebuah kemanfaatan bagi
manusia
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Mempermudah manusia dalam menghasilkan serta meningkatkan jumlah
produksi batu bata sehingga dapat memberikan hasil jual yang maksimal
bagi pengusaha home industri.
2. Memberi pengetahauan yang lebih luas tentang penjabaran PLC yang
terkait dengan mekanik dan elektrik dalam sebuah industri.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Programmable Logic Control (PLC)
1. Pengertian PLC
Mengingat semakin banyaknya permintaan pasar atas hasil
produksi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, menuntut agar
perusahaan tersebut mampu meningkatkan hasil produksi secara
maksimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan proses
seefisien dan seefektif mungkin. Untuk meningkatkan hasil produksi
tersebut diperlukakan sebuah peralatan yang dapat menunjang proses
produksi dan dapat membantu mengatasi menyelesaikan produksi
yang dihasilkan sesuai dengan permintaan.
Menurut definisi yang dikeluarkan NEMA (National Electrical
Manufacturer Assosiation) pada tahun 1978, PLC adalah peralatan
elektronika yang beroprasi secara digital dalam lingkungan industri
menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan
intruksi-intruksi yang mewujudkan fungsi khusus seperti logika,
sekuensial, pewaktu, pencacah dan aritmatika untuk mengontrol
berbagai macam mesin dengan proses melalui modul masukan dan
keluaran baik digital ataupun analog.
Tahun 1997 OMRON PASIFIC PRESS juga menerbitkan buku
yang berjudul Operation Manual, menyebutkan bahwa PLC adalah
sebuah peralatan terprogram yang dapat menerima masukan dari
6
peralatan luar untuk menggerakkan peralatan keluaran melalui modul
masukan dan keluaran sesuai dengan perintah program yang
disimpan dalam memori bahasa program (ladder diagram).
Pemahaman dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
PLC (programable logic controller) adalah suatu perangkat kendali
yang mempunyai memori untuk menyimpan program masukan guna
mengontrol peralatan atau proses melalui modul masukan dan
keluaran baik digital maupun analog. PLC mempunyai rangkaian
saluran masukan (input) dan saluran keluaran (output). Hasil output
yang dihasilkan ditentukan oleh status input dan program yang
dimasukkan kedalamnya. Input dapat berupa kontak relay, limit
switch, photo switch maupun proximitiy switch. Input tersebut
dimasukkan kedalam program PLC kemudian akan menghasilkan
output yang berupa relay-relay maupun kontaktor. Akan tetapi bukan
berarti didalamnya terdapat banyak relay dalam ukuran yang sangat
kecil. Didalam PLC terdapat rangkaian elektronika digital yang
dapat difungsikan seperti kontak Normally Open (NO) dan bentuk
kontak Normally Close (NC) relay (Factory Atomatic Omron
1997:2).
Satu kontak relay dalam PLC (NO atau NC) pada dapat
digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar selaian instruksi
output. Jadi dengan kata lain , bahwa dalam suatu pemrograman PLC
7
tidak diizinkan menggunakan output dengan nomor kontak yang
sama.
Definisi PLC (programmable logic control) secara umum dapat
dibayangkan seperti sebuah personal komputer konvensional
(konfigurasi internal pada PLC mirip sekali dengan konfigurasi
internal pada personal komputer). Akan tetapi dalam hal ini PLC
dirancang untuk pembuatan panel listrik (untuk arus kuat). Jadi bisa
dianggap PLC adalah komputernya panel listrik. Ada juga yang
menyebutnya dengan PC (programmable controller).
2. Perbedaan PLC dengan Magnetic Contactor (MC)
Perbedaan PLC dengan Magnetic Contactor (MC) adalah
sebagai berikut :
a. Sistem PLC.
1) Spare Part mudah.
2) Maintenance relatif mudah.
3) Pelacakan kesalahan sistem lebih sederhana.
4) Konsumsi daya relatif rendah.
5) Dokumentasi gambar sistem lebih sederhana dan mudah
dimengerti.
6) Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.
b. Sistem Kendali Konvensional (menggunakan Magnetic
Contactor).
1) Spare part lebih relatif sulit.
8
2) Maintenance membutuhkan waktu yang lama.
3) Pelacakan kesalahan system sangat kompleks.
4) Konsumsi daya listrik relatif tinggi.
5) Dokumentasi gambar lebih banyak.
6) Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.
3. Keuntungan PLC
Keuntungan dari penggunaan PLC didalam otomatisasi (CPM1
Training Manual,1997:9) adalah :
a) Waktu implementasi proyek singkat.
b) Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan.
c) Biaya proyek dapat dikalkulasi dengan akurat.
d) Training penguasaan teknik lebih cepat.
e) Perancangan dengan mudah dapat diubah dengan software,
perubahan dan penambahan dapat dilakukan dengan
software.
f) Aplikasi kontrol luas.
g) Keandalan tinggi.
h) Dapat menerima kondisi lingkungan industri yang berat.
4. Bagian-bagian PLC
PLC memiliki beberapa bagian penting, diantaranya adalah :
a) Terminal Input Power Sapplay
9
Unit ini berfungsi untuk memberikan sumber tegangan dari
Power Supply ke CPU, tegangan Power Supply adalah 100
sampai 200 VAC atau 24 VDC.
b) Control Procecing Unit (CPU)
Unit ini merupakan otak dari PLC. Pada CPU program akan
diolah sehingga sistem kontrol yang telah didesain bekerja
seperti yang diingiinkan. CPU PLC Omron sangat bervariasi
macamnya tergantung masing-masing tipe PLC-nya.
c) Memory Unit
Memori unit meliputi :
1) RAM : Random Acces Memory.
2) EPROM : Eraseble Programable Read Only
Memory.
Memori khusus yang dapat
diprogram dengan menggunakan
Eprom Writer.
3) EEPROM : Electrical Eraseable Programable
Read Only Memory.
Memori yang dimungkinkan untuk
menyimpan program secara permanen dan
dapat pula mengubah program dengan
mudah.
d) Terminal Pentanahan Pengaman (Protective Out Terminal)
10
Terminal ini adalah terminal pengaman pentanahan
yang berfungsi untuk mengurangi resiko kejutan listrik
yang dapat beresiko fatal baik untuk komponen ataupun
orang yang dengan tidak sengaja menyentuhnya.
e) Indikator Masukan (Indikator Input)
Indikator yang berfungsi sebagai tanda pada saat
terminal masukan ON.
f) Indikator Keluaran (Indikator Output)
Indikator yang berfungsi sebagai tanda pada saat
terminal keluaran ON.
g) Peripheral
Peripheral kabel yang digunakan untuk
menghubungkan CPU dengan Program Console atau
peralatan peripheral lainnya, dengan RS 232 adaptor atau
RS 422.
h) Indicator Program Console
Indikator yang berfungsi untuk memperlihatkan atau
menampilkan status operasi atau mode dari Program
Console.
INDIKATOR STATUS KETERANGAN
Power ON Power sedang disupplay ke PC
11
( hijau ) OFF Power tidak dihubungkan ke PC
ON PC sedang mengoprasikan mode run
atau MONITOR
RUN
( hijau )
OFF PC ada dalam pemrograman atau
kesalahan yang fatal telah terjadi
ON Kesalahan fatal terjadi (PC berhenti
beroprasi)
Flashing Kesalahan yang tidak fatal terjadi (PC
meneruskan operasi)
ERROR /
Alarm
( merah )
OFF Mengindikasikan operasi normal
ON Data sedang ditransfer lewat terminal
peripheral
COMM
( orange )
OFF Data sedang tidak di transfer lewat
peripheral
i) Kabel Penghubung satuan I/O Ekspansi
Digunakan untuk menhubungkan satuan I/O ekspansi
ke CPU.
j) Konektor Ekspansi
Digunakan untuk menghubungkan satuan I/O
ekspansi ke satuan I/O khusus (belum tersedia).
5. Programming Console (PC)
12
Program console adalah alat untuk memasukkan perintah atau
program secara berurutan kedalam CPU, bagian-bagiannya :
a) LCD Display
LCD Display di gunakan untuk menampilkan
program atau perintah yang dimasukkan kedalam PLC.
b) Mode Pilihan
Memilih mode operasi pada PLC yaitu mode RUN,
mode PROGRAM dan mode MON.
1) RUN : Digunakan untuk mengoprasikan
program tanpa dapat mengubah
nilai setting yang dapat diubah
pada posisi mode MON.
2) MON : Digunakan ketika mengubah nilai
setting dari counter dan timmer
pada saat PLC sedang beroprasi.
3) PROGRAM : Digunakan untuk membuat program
atau membuat modifikasi atau
perbaikan program sebelumnya.
c) Tombol-tombol Instruksi (Instruction Keys)
Tombol-tombol Instruksi (Instruction Keys) adalah
tombol-tombol yang digunakan untuk memasukkan
perintah kontak yang akan digunakan.
d) Tombol-tombol Operasi (Operation Keys)
13
Tombol-tombol Operasi (Operation Keys) adalah
tombol yang digunakan untuk memasukkan relay yang
akan digunakan.
e) Tombol-tombol Nomor (Numeric Key)
Tombol nomor (Numeric Key) adalah tombol yang
digunakan untuk memasukkan nomor-nomor kontak, relay,
dan pewaktu atau timer.
6. Fungsi Tombol-tombol PLC
a. LD
Gambar 1. Ladder Diagram simbol LD
Perintah LD pada pembuatan program dimisalkan sebagai
pengganti suatu kontak dan mempunyai logika sebagai kontak
NO dan merupakan perintah awal atau sebagai masukan pada
pembuatan program pada PLC.
b. AND
Gambar 2. Ladder Diagram simbol AND
Perintah AND ini juga mempunyai logika sebagai kontak
NO dan juga mempunyai fungsi untuk menghubungkan seri
dengan kontak dari perintah sebelumnya.
14
c. OR
Gambar 3. Ladder Diagram simbol OR
Sama halnya dengan perintah LD & AND, OR juga
dilogikakan sebagai kontak NO, namun OR digunakan untuk
mempararelkan dengan kontak dari perintah sebelumnya.
d. OUT
Gambar 4. Ladder Diagram simbol OUT
Perintah OUT diberikan sebagi hasil akhir dari perintah –
perintah yang diberikan. Perintah OUT akan dapat dilihat
hasilnya dengan cara memberi kode pada bit keluaran, yang
mana nantinya pada terminal keluaran dapat dihubungkan dengan
alat listrik seperti magnetic contaktor, lampu, solenoide valve
dan sebagainya.
e. FUN
Perintah – perintah yang tidak diberikan pada tombol –
tombol PC dapat ditampilkan dengan menekan tombol FUN, dan
agar perintah yang diinginkan dapat muncul dalam layar monitor
PC maka perintah FUN diikuti dua digit angka dari kode perintah
yang diinginkan.
OUT
15
f. TIM
Gambar 5. Ladder Diagram simbol TIM
Timer pada rangkaian konvensional dapat diganti dengan
perintah TIM pada PC untuk rangkaian dalam PLC. Fungsinya
sama dengan timer yang ada pada rangkaian konvensional, yaitu
sebagai penunda waktu dari kerja kontak – kontak pada timer
yang mengendalikan kontak lain atau keluaran. Waktu yang
dapat diatur pada TIM adalah antara 0000 sampai dengan 999,0
detik
g. CNT
Clock pulsa
Reset
Gambar 6. Ladder Diagram simbol CNT
Counter atau penghitung masukan suatu sinyal dari kerja
mesin atau benda lain yang menjadi masukan juga dalam PLC.
Perintah CNT juga sebagai penunda kerja kontak CNT yang
mengendalikan kontak lain atau keluaran.
TIM ( no timer )
CNT No counter
Set hitungan
16
Masukan CNT dihitung bukan dari waktu melainkan
jumlah sinyal yang menjadi masukan CNT itu sendiri. Masukan
yang dihitung CNT dalam PLC antara 0000 hingga 9999 kali
hitungan sinyal masukan. CNT dapat direset bila akan dihentikan
kerjanya dan akan bekerja menghitung dari awal bila reset telah
terbuka dan sinyal masukan ada yang masuk.
Dalam hal ini, untuk PLC type CPM 1A mempunyai TIM
dan CNT sebanyak 127 (000 s/d 126) bila menggunakan TIM
dan CNT dalam satu program maka tidak boleh memiliki kode
yang sama, misal TIM 001, maka CNT tidak boleh ditempatkan
pada CNT 001.
h. NOT
Fungsi NOT digunakan bersamaan dengan perintah –
perintah LD, AND dan OR, sehingga akan mengubah logikanya
dari kontak NO menjadi kontak NC. Apabila digunakan dengan
perintah OUT menandakan cara kerja keluaran.
i. HR (Holding Relay)
Holding Relay digunakan untuk mempertahankan kondisi
kerja rangkaian PLC yang sedang dioperasikan apabila terjadi
gangguan pada sumber tegangan akan menyimpan kondisi kerja
PLC. Dengan kata lain program yang telah dibuat tidak akan
hilang bila terjadi suatu kesalahan yang terjadi akibat sumber
tegangan yang tiba-tiba mati/terputus. HR area : HR 0000- HR
11915
j. TR (Internal Relay)
17
Internal relay merupakan relay yang ada dalam PLC yang
berfungsi sebagai relay bantu, fungsi dari relay bantu ini adalah
untuk memperluas jangkauan program. Untuk dapat
mengendalikan beban keluaran, maka relay ini dihubungkan
dengan eksternal relay (relay keluaran). Hal ini biasa digunakan
pada pemrograman yang relatif kompleks. IR area : 20000-
IR23115
k. TR (Temporary Relay)
Temporary relay merupakan instruksi yang digunakan pada
titik percabangan pada program.
l. SFT
Shift Register difungsikan untuk menggeser data dari bit
yang paling rendah ke bit yang paling tinggi (dalam satu data
terdapat 16 bit), perintah shift juga dapat ditampilkan dengan
perintah FUN 010.
m. SHFT
Tombol ini digunakan untuk fungsi lebih dari tombol tekan
kontak, channel, play, dan record, selain itu juga menampilkan
fungsi angka heksadesimal pada tombol 0-9 (A s/d F).
n. SRCH
Tombol SRCH (search) ini berfungsi untuk mencari atau
melacak kontak yang ada di program untuk ditampilkan pada
monitor PC.
18
o. INS
Tombol INS (insert) digunakan untuk menyimpan suatu
perintah pada program yang telah dibuat karena ada perintah
yang belum dibuat atau terlewati atau mungkin juga untuk
menyisipkan, menambah dan memperluas program.
p. DEL
Delete digunakan untuk menghapus perintah pada program
yang telah dibuat, dikarenakan perintah tersebut tidak digunakan
atau salah.
B. Motor Listrik Arus Searah
Motor listrik arus searah adalah sebuah mesin yang dapat mengubah
energi listrik menjadi energi mekanis. Motor tersebut dapat dipakai untuk
memberikan putaran guna menggerakkan sebuah konstruksi dari sebuah
alat atau mesin.
Motor-motor listrik arus searah yang dipakai dalam pembuatan
Mesin Pencetak Batu Bata adalah motor Wiper (pengelap kaca mobil).
Motor wiper tersebut membutuhkan sumber tegangan 12 Volt Dc dengan
putaran 80 rpm.
Putaran motor wiper sangat kecil atau sedikit, tetapi memiliki torsi
yang besar. Torsi yang di hasilkan oleh motor wiper adalah 2 kg. Dengan
19
torsi yang besar tersebut maka akan mempermudah dalam proses
pengepresaaan dan pencetaakan.
Prinsip kerja motor dc berdasarkan percobaan Lorenz yang
menyatakan ” sebatang konduktor yang berarus listrik berada didalam
medan magnet, maka pada konduktor tersebut akan terbentuk suatu gaya”.
Gaya yang terbentuk dikenal dengan sebutan gaya Lorentz. Adapun untuk
arah gaya tersebut digunakan kaidah tangan kiri Flemming atau kaidah
telapak tangan kiri Fararaday. Kaidah tangan kiri Flemming yaitu ibu jari,
jari telunjuk dan jari tengah yang saling tegak lurus menunjukkan masing-
masing arah gaya, fluks magnet dan arus listrik. Kaidah telapak tangan kiri
Faraday yaitu jika ada garis gaya magnet yang menembus telapak tangan,
arah arus searah dengan jari-jari tangan maka akan timbul gaya yang
searah dengan ibu jari. Motor arus searah mempunyai magnet permanen
yang berfungsi memberikan medan magnet tetap. Rotor motor arus searah
terdiri dari kumparan yang yang dililitkan pada inti besi dan dirangkaikan
dengan sebuah komutator (Sumanto: 1991).
S S
F
F
UU
20
Gambar diatas menunjukan bahwa garis-garis magnet yang di
dalamnya terdapat sebuah besi yang dialiri arus listrik searah dapat
menghasilkan putaran.
Dengan kemudahan dan faktor keamanan yang cukup baik sebab
itulah motor listrik arus searah digunkan sebagai salah satu komponen
yang ikut mendukung bekerjanya Mesin Pencetak Baru Bata berbasis PLC
ini.
C. LED
LED adalah semikonduktor khusus yang dirancang untuk
memancarkan cahaya apabila dialiri arus. Bila dioda diberi prategangan
maju, elektron-elektron bebas akan jatuh kedalam lubang-lubang (hole)
disekitar persambungan. Ketika meluruh dari tingkat energi lebih tinggi ke
tingkat energi lebih rendah elektron-elektron bebas tersebut akan
mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi. Pada dioda penyearah, energi
ini keluar dalam bentuk panas. Tetapi pada dioda pemancar cahaya (Ligh
Emiting Diode disingkat LED), energi ini memancarkan sebagai cahaya.
LED ini telah dapat menggantikan lampu-lampu pijar dalam beberapa
Gambar 7. Arah gaya pada dua konduktor dan prinsip motor DC.
21
pemakaian karena tegangannya yang rendah, umurnya yang panjang, dan
dari mati ke hidup dan sebaliknya berlangsung cepat.
Dioda biasanya terbuat dari bahan silicon, yaitu bahan buram yang
menghalangi pengeluaran cahaya. Sedangkan LED terbuat dari unsur-
unsur seperti gallium,arsen, dan fosfor, warna LED diantaranya adalah
merah, hijau, kuning, biru, jingga, atau bening. Penurunan tegangan LED
adalah dari 1,5 V sampai 2,5 untuk arusnya diantara 10 dan 150 mA
(Malvino, 1985).
LED sering kali digunakan untuk mengetahui bekerja atau tidaknya
suatu alat atau mesin karena memiliki keandalan yang tinggi atau tahan
lama. Berbeda dengan lampu-lampu lainnya yang cenderung digunakan
untuk penerangan dan memiliki ketahanan yang lebih rendah dari pada
LED.
D. Sakelar Tekan
Sakelar tombol tekan adalah suatu jenis peralatan kontrol yang
digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan rangkaian listrik.
Saklar tombol tekan dioperasikan secara manual dengan cara menekan
tombolnya. Menurut kedudukan kontak-kontaknya tombol tekan dapat
dibagi menjadi dua yaitu: Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).
Kontak NO kedudukan kontaknya dalam keadaan terbuka sebelum tombol
Gambar 8. Simbol dan bentuk fisik LED
22
NO NCGambar 9. Simbol saklar tekan NO dan NC
dioperasikan/ditekan. Apabila kontak NO tersebut dioperasikan/ditekan
maka kedudukan kontaknya akan berubah menjadi NC (tertutup), begitu
juga sebaliknya untuk kontak NC dan ketika tombol dilepas maka
kedudukan kontaknya akan kembali keposisi semula (Abdul Kadir: 1983).
Ada dua macam versi yang berbeda dari sakelar tombol. Yang
pertama yaitu sakelar tombol yang tidak mengunci dan sakelar tombol
yang mengunci.
Penggunaan atau pengoprasian sakelar tombol tidak mengunci
adalah, apabila tombol tersebut ditekan maka ia akan kemabali keposisi
semula. Artinya dalam posisi normal sakelar tersebut NO bila ditekan
menjadi NC dan bila tidak ditekan menjadi NO lagi. Berbeda dengan
sakelar tombol mengunci yang apabila tombol tersebut telah ditekan maka
akan selalu mengontak dan belum akan lepas apabila sakelar OFFnya
belum ditekan. Artinya, dalam keadaan normal NO ditekan menjadi NC
dan dilepas akan tetap NC (mengunci).
E. Limit Switch
Sakelar batas atau Limit Switch (LS) merupakan sakelar yang dapat
dioperasikan baik secara otomatis maupun non otomatis. Limit switch yag
bekerja secara otomatis adalah jenis limit switch yang tidak
23
mempertahankan kontak, sedangkan limit switch yang bekerja
nonotomatis adalah limit switch yang mempertahankan kontak (Sumantri
Omron 1993 : 34). Kontak-kontak pada limit switch sama seperti kontak-
kontak yang terdapat pada tombol tekan, yaitu mempunyai kontak
Normally Open (NO) dan kontak Normally Closed (NC).
Kedudukan kontak dan bentuk dari limit switch dapat diperlihatkan
seperti pada gambar dibawah.
NO NC
press
Gambar 10. Limit Switch
Limit switch yang tidak mempertahankan kontak akan bekerja
apabila ada benda yang menekan rollernya, sehingga kedudukan kontak
NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. Jika benda sudah diangkat,
roler dari limit switch kembali keposisi semula, demikian pula kontak-
kontaknya. Jenis limit switch semacam ini dapat digunakan untuk
pengoprasian motor secara otomatis.
F. Relay
Relay adalah sebuah alat elektomagnetik yang dapat menghubung
titik kontak (contact point) sewaktu alat ini mendapatkan sumber arus
listrik. Relay terdiri dari kumparan, inti besi lunak dan pelat titik kontak.
Prinsip kerja relay adalah jika pada kumparannya dilewati arus listrik
maka inti besi menjadi magnet yang menarik pelat dan titik kontak,
sehingga titik kontak tersebut saling terhubung, dan bila kumparan tidak
24
dilewati arus listrik maka titik kontak akan terputus. Relay dapat
dipergunakan dalam suatu rangkaian elektonika.
Suatu relay secara umum terdapat dua kontak relay yaitu NO
(normally open) dan NC (normally close). Kontak NO yaitu kontak yang
dalam keadaan normal pada posisi membuka artinya saat kumparan tidak
dilewati arus listrik titik kontak terbuka. Sebaliknya, kontak NC yaitu
kontak yang dalam keadaan normal pada posisi tertutup artinya saat
kumparan tidak dilewati arus listrik titik kontak tertutup (Frank D.
Petruzella, 2004: 191).
Relay terdapat dua macam yaitu: relay yang bekerja dengan arus
bolak-balik dan relay yang bekerja dengan arus searah. Relay juga
memiliki tegangan input yang berbeda-beda dan kontak-kontak yang
memiliki kegunaan yang berbeda, tergantung dari kebutuhan yang
diinginkan.
Relay yang digunakan dalam rangkaian ini adalah relay yang
memiliki kaki 8, yaitu 2 untuk tegangan input, NO, NC tegangan plus (+)
dan NO, NC tegangan mins (-).
NO NC
Gambar 11. Simbol dan bentuk fisik relay
25
Tegangan input pada relay 1 diperoleh dari output pada PLC dengan
alamat 010.01 dan difungsikan untuk mengontakkan atau mengalirkan
tegangan ke motor penggerak konveyor. Sedangkan relay 2 diperoleh dari
output PLC dengan alamat 010.02 yang difungsikan untuk menjalankan
motor prescetak.
Kedua relay ini bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan dari
ledder diagram.
24
BAB III
PERANCANGAN, PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
A. Proses Pembuatan
1) Perancangan Simulasi
Perancangan simulasi ini di gunakan untuk menggambarkan
perangkat mesin pencetak batu bata berbasis PLC yang nampak seperti
yang sesungguhnya. Dalam perancangan simulasi mesin pencetak batu
bata ada hal-hal penting yang perlu dipersiapkan untuk mempermudah
pembuatannya, diantaranya :
a. Menggambar secara detail rangka serta penempatan komponen
yang akan dipasang
b. Menghitung berapa besar sumber tegangan yang akan dipakai
untuk mensuplay motor yang di gunakan untuk menjalankan
simulsi Mesin Pencetak Batu Bata berbasis PLC, hal ini perlu
dilakukan agar dalam pemilihan komponen yang lain
disesuaikan dengan tegangan input.
c. Merancang atau menggambar alur rangkaian yang akan
digunakan sebagai rangkaian penggerak yang sekaligus
digunakan untuk meletakkan komponen-komponen lain yang
terpasang dalam rangkaian PCB.
2) Alat dan Bahan
a. tang kombinasi i. soldier
b. tang cucut j. gergaji kayu
c. tang potong k. gergaji besi
25
d. kunci pas 10 ” l. cutter
e. ripert m. gunting plat
f. bor n. grinda
g. kikir bundar o. multi meter
h. kikir pipih p. palu
Daftar bahan yang butuhkan :
No Nama Bahan Identifikasi bahan Jumlah 1. PLC CPM1A 20 CDR 1 bh 2. Motor DC 12 Volt 2 bh 3. Limit Switach 1 A 100 Volt 1 bh 4. Relay 1 A 120 V000 2 bh 5. LED 1 A 24 Volt 4 bh 6. Kabel NYAF Secukunya 7. Steker Bus Standar 12bh 8. Sakelar ON,OFF 2 A 240 V 1 bh 9. Besi Rangka 3 x 1.5 cm 7 meter 10. Bering Ø 2.3 cm ø 1 cm 12 bh 11. Besi Batang Ø 1 cm 6 meter 12. Pipa Ø 2.5 cm ø 2.2 cm 6 meter 13. Plat 0.5 x 0.5 m 1lbr 14. Seng 0.5 x 0.5 m 1 lbr 15. Besi Korden 1 x 2 m 4 meter 16. Mur Baut Ø 0.7 cm 20 bh 17. Cet ½ Kg 1 kaleng 18. Karpet Konveyor 0.2 cm 2 meter 19. Triplek 1 m 1 lbr 20. Lem Besi 500 ml 1 botol 21. Paku Ulir 1 cm 12 bh 22. Per - 2 bh 23. Kondensator 2200μ / 24 V DC 1 bh 24. Trafo 220 Volt/ 3 A 1 bh 25. Dioda 5 A 4 bh 26. PCB 5 x 10 cm 1 bh
Tabel 1. Daftar bahan
26
e
3) Rancang Bangun
Gambar 12. Rancang Bangun Keseluruhan
Gambar 12 merupakan gambar keseluruhan dari simulasi Mesin
Pencetak Batu Bata Berbasis PLC. Gambar di atas merupakan gambar
keseluruhan yang dapat di bagi atau di potong lagi menjadi beberapa
bagian menurut fungsi dan kegunaan masing masing.
38 cm
85 cm 32 cm
Gambar 13. Kerangka Mesin Pencetak Batu Bata
Keterangan :
a : penyangga pres, yang terbuat dari almunium tidak berinti
a
d
b c
27
b : holl, digunakan untuk memberikan pelicin pada pres
c : penguat / tempat baut penyangga pres
d : penopang roler, digunakan untuk menyangga konveyor
e : penyangga motor pres.
Gambar 13 merupakan kerangka dari Mesin Pencetak Batu Bata
dengan panjang 85 cm, lebar 32 cm, dan tinggi 38 cm. Keseluruhan dari
rangka luar ini terbuat dari besi yang berbentuk kotak.
Penyambungan antara siku-sikunya tidak menggunakan baut,
tetapi di sambung menggunakan las karbit. Dimungkinkan adanya
goncangan yang dapat mempengaruhi proses kerja dari Mesin Pencetak
Batu Bata maka sebab itulah rangka harus dilas.
Gambar 14. Konstruksi konveyor
Keterangan :
a : kain konveyor, digunakan untuk menarik menggerakkan
cetakan
a
b
c
de
f
g
28
b : motor penggerak konveyor
c : penopang motor konveyor
d : bering / laker
e : pipa roller
f : penopang roller
g : as
Gambar 14 merupakan gambar dari konveyor. Konveyor
digerakkan menggunakan motor yang ada di sudut salah satu rangka.
Karpet konveyor di tahan atau ditopang menggunakan pipa konveyor,
yang didalamya terdapat as bering dan bering. Bering tersebut dilekatkan
pada pipa rollernya dan bering di tahan menggunakan as yang kemudian
as ditahan oleh rangka.
2.5 cm 25 cm
Gambar 15. Pipa konveyor
Gambar 15 adalah gambar dari pipa konveyor. Pipa ini berguna
untuk menyangga karpet konveyor, didalam pipa tersebut terdapat bering
atau laker yang dipasang di keuda sisi pipa. Maksud dari penggunaan
bering atau laker ini adalah agar pipa dapat berputar saat tersentuh oleh
karpet konveyer saat motor bekerja sehingga mengurangi gaya geseknya.
29
Ukuran dari panjang pipa ini adalah 25 cm dengan diameter
lingkaran 2.5 cm. Ukuran dari diameter dalam di sesuaikan dengan
ukuran diameter luar pada bering.
Gambar 16. Pipa, bering dan as yang telah disatukan
Gambar di atas merupakan gambar pipa, bering dan as yang telah
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat difungsikan sebagai penyagga
karpet konvetor yang akan mengurangi gesekan saat motor bekerja
Gambar 17. Bering
Bering yang digunakan berukuran 1 cm untuk diameter dalam
dan 2.2 cm untuk diameter luar. Bering atau laker tersebut di pasang
pada kedua sisi pipa konveyor dan di masuki besi penyangga yang di
letakkan pada kedua rangka.
30
Gambar 18. Rangka mekanik pres cetak
Gambar 19. Konstruksi mekanik pres cetak
Keterangan :
a : motor penggerak pres cetak
b : per pengungkit/penarik pres cetak
c : pres cetak
d : penyagga pres cetak
e : setelan pres cetak
Mekanik pres cetak ini berfungsi untuk mencetak dan mengepres
bata yang telah ditempatkan pada wadah. Wadah yang telah terisi
a
b
cd
e
c
31
nantinya akan di pres dan dicetak oleh mekanik cetak dan pres. Mekanik
pres cetak ini di gerakkan oleh motor dc 12 volt yang ditempatkan tepat
di bawah mekanik pres cetak tersebut.
4) Rangkaian Catu Daya
Gambar 20. Rangkaian catu daya
Gambar 21. PCB catu daya
Catu daya yang digunakan adalah (input) 12 volt,
digunakan untuk mensuplay tegangan pada motor pres cetak dan
motor konveyor.
32
PLC Reset Limit Switch OFF ON Relay1 Relay2 M2 M1 Catu Daya Gambar 22. Rangkaian Keseluruhan Komponen Keterangan:
Nomor pada PLC
1 : 000.05 5 : 000.03 9 : 000.01
LS2
reay pres cetak
34
5
68
712
LS1
relay konveyor
3 4
5
6 8
71 2
I1
I2
I3 1 2
11 12 9 10 7 8 5 6 3 4
33
2 : 010.05 6 : 010.03 10 : 010.01
3 : 000.04 7 : 000.02 11 : 000.00
4 : 010.04 8 : 010.02 12 : 010.00
I1 : Indikator Reset M1 : Motor Konveyor
I2 : Indikator ON M2 : Motor Prescetak
I3 : Indikator OFF
Gambar 22 merupakan rangkaian keseluruhan yang
digunakan untuk menjalankan simulasi mesin pencetak batu bata
berbasis PLC.
Perintah-perintah masukan seperti ON, OFF, Reset, dan
Limit Switch dihubungkan pada PLC. Perintah-perintah ini di
gunakan sebagai Operating Manual yang nantinya di desain
menjadi sebuah rangkaian menggunakan Ledder Diaggram dalam
komputer.
Perintah yang berupa gambar Ledder Diagram difungsikan
sebagai penghubung antara perintaah input dan perintah output
pada PLC.
Otuput PLC dihubungkan pada relay yang digunakan untuk
menjalankan motor konveyor atau motor prescetak. Output ini juga
digunakan untuk mengoprasikan indikator ON, OFF dan Reset.
34
5) Software
1. Daftar Input
NO Input Keterangan 1. 000.00 Saklar tombol tekan ON 2. 000.01 Saklaar tombol OFF 3. 000.02 Limit cwitch 3. 000.03 Reset
Tabel 2. Daftar input
2. Daftar Output
NO Output Keterangan 1. 10000 Led on 2. 10001 Motor roler 3. 10002 Motor pres cetak 3. 10003 Led reset
Tabel 3. Tabel output
3. Alamat
No Simbol Alamat 1. LD 000.00 2. AND NOT 000.01 3. OUT 010.00 4. LD 000.01 5. AND NOT 000.02 6. OR TIM 001 7. AND NOT CNT 002 8. OUT 010.01 9. LD 010.00 10. AND 000.02 11. TIM 001 # 0028 12. LD 010.00 13. AND 000.02 14. AND NOT TIM 001 15. OUT 010.02 16. LD 010.02 17. LD 000.03 18. CNT 002 # 0005 19. END 001
35
Tabel 4. Daftar alamat program masukan
4. Ledder Diagram
Gambar 23. ledder diagram mesin pencetak batu bata
6) Proses Pembuatan
a. Merancang/menggambar rangka Mesin Pencetak Batu Bata
010.01
000.02010.00
010.00
000.01000.00
CNT 002
000.00TIM 001
000.02010.00
TIM
001
# 0028
010.02
000.02010.00 TIM 001
010.02
CNT
002
# 0005000.03
END 01
CNT 002
010.03
36
1) Mengukur panjang, tinggi dan lebar kerangka yang akan
dibuat
2) Menentukan letak motor, switch dan pres cetak
3) Menentukan letak lobang yang akan di bur guna
menempatkan roler
b. Merancang/menggambar rangkaian yang akan digunakan untuk
menjalankan rangkaian Mesin Pencetak Batu Bata
1) Menggambar rangkaian catu daya
2) Menggambar rangkaian yang digunakan untuk menempatkan
relay
c. Membeli bahan yang telah di perhitungkan
d. Mengecek apakah bahan yang telah di beli dapat berfungsi dengan
baik
e. Mempersiapkan alat dan bahan sebelum memulai merancang
f. Merangkai rangka yang telah ditetapkan ukurannya
1) Mengbor titik-titk lobang yang telah ditandai untuk
menempatkan roler
2) Memasang bering (laker) pada sisi pipa. Digunakan untuk
menopang besi pada roler
3) Memasang pengunci besi agar laker pada pipa tidak bergeser
4) Memasang dudukan motor yang digunak untuk menjalankan
Mesin Pencetak Batu Bata
g. Merangkai rangkaian catu daya
37
1) Menggambar rangkaian pada PCB
2) Melarutkan tembaga PCB yang tidak dipakai
3) Memasang/menyoldir komponen yang digunakan dalam
membuat catu daya
4) Membuat bok/wadah catu daya
h. Memotong sarung konveyor
i. Memasang Steker Bus pada Panel Pontrol
j. Mengecet
k. Pembuatan program PLC, meliputi:
1) Menentukan jumlah masukan dan keluaran/ input output.
2) Pembuatan diagram leadder.
3) Menentukan daftar alamat program mnemonic.
4) Memasukkan dan mencoba program ke PLC.
l. Pengecekan alat simulasi yang telah dibuat
m. Pengecekan ulang program PLC yang telah dibuat
n. Menguji alat simulasi yang telah dibuat
o. Buat analisa dan kesimpulan dari pengujian.
B. Pengujian
1) Pengecekan Alat dan Bahan Uji
Sebelum melakukan pengujian alat simulasi Mesin Pencetak
Batu Bata alangkah baiknya melakukan pengecekan terlebih dahulu
baik dari hard ware ataupun Soft ware. Pengecekan hard ware dan
38
soft ware ini perlu dilakukan karena menghindari kesalahan yang
fatal pada mesin. Disamping itu kita juga harus memastikan semua
komponen yang telah terpasang berfungsi dengan baik dan berjalan
dengan semestinya sehingga dalam pengambailan kesimpulan atau
analisis alat mendapatkan hasil yang maksimal.
Pengecekan yang dilakukan adalah :
a. Pengecekan sumber tegangan input yang digunakan untuk catu
daya, 220 Volt
b. Pengecekan out put pada catu daya, 12 Volt
c. Pengecekan sumber tegangan input pada PLC, 220 Volt
d. Pengecekan out put pada PLC, 24 volt
e. Pengecekan pada motor yang digunakan untuk menjalankan
roler dan pres cetak
f. Pengecekan konveyor, apakah dapat berputar
2) Cara Kerja
Cara kerja Mesin Pencetak Bata Berbasis PLC ini adalah
sebagai berikut :
a. Wadah terisi oleh tanah dan diletakkan diletakkan pada
konveyor
b. Sakelar on ditekan, yang pertama berputar / bekerja
adalah konveyor
c. Saat konveyor bekerja motor penggerak pres cetak berenti
/ tidak bekerja
39
d. Setela konveyor berada tepat dibawah pres cetak, limit
switch akan tersentu
e. Tersentuhnya limit switch mengakibatkan konveyor
berhenti karena arus yang mengali pada motor konveyor
terputus
f. Terputusnya arus pada motor konveyor menyebabkan
kontak NC pada limit switc berubah kontak menjadi NO,
dan keadaan ini dimanfatkan untuk menghidupkan timer.
g. Dalam jangka waktu yang dibutuhkan untuk
menghidupkan timer mulai dari arus timer terhubung
hingga timer bekerja digunakan untuk mengidupkan atau
menggerakkan motor pres cetak.
h. Pemberian waktu yang di gunakan untuk menghidupkan
timer di sesuaikan dengan putaran dari motor pres cetak
yaitu dari mulai putaran 0 o hingga 360 o. Pemberian
waktu ini dimaksudkan agar pada saat bekerja dan
berhenti pres cetak berada pada posisi TMA (titik mati
atas) sehingga tidak menyangkut wadah tanah.
i. Dalam rangkaian ini waktu yang dibutuhkan untuk
memutar 360 o adalah 2.8 detik.
j. Setelah 2.8 detik maka timer akan bekerja dan kontak-
kontak NO pada timer berubah fungsi menjadi NC
40
sehingga arus mengalir pada roler dan mengangkat limit
switch yang telah tertekan sebelumnya.
k. Pergantian bekerjanya motor roler dan motor pres cetak
ini berlangsung selama lima kali, dan setelah lima kali
mesin akan berhenti beroprasi.
l. Untuk kembali menjalankan mesin ini maka harus direset.
Reset disini berfungsi agar dalam menghitung jumlah
bata yang telah dihasilkan lebih mudah yaitu 5 x 4 = 20.
hitungan reset ini bisa diatur sesuai keinginan dan jumlah
bata yang akan dicetak terus menerus hingga waktu
conter yang telah ditentukan
41
3) Hasil Pengujian
Keadaan Sebelum Beroprasi
Gambar 24. ladder giagram sebelum bekerja
010.01
010.02
000.02010.00
010.00
000.01000.00
CNT 002
000.00 TIM 001
000.02010.00 TIM
001
# 0028
000.02010.00 TIM 001
010.02
CNT
002
# 0005000.03
END 01
42
Gambar ledder diagram diatas dapat di lihat bahwa dalam
keadaan mesin belum bekerja aliran arus terhenti pada kontak-
kontak NO (garis merah).
Kontak yang Dipakai Keterangan Output No
Alamat
Normal
NO NC NO NC
1 000.00 NO + + Menghentikan pengopraasian
Memulai pengoprasian -
2 000.01 NC + + Menghentikan pengopraasian
Menhubungkan arus ke LED ON
-
3 010.01 OFF - - - - Menghidupkan LED ON
4 000.02 NO + + Menghidupkan timer
Menghubungkan arus ke motor konveyor
-
5 TIM 001 OFF + +
Menghidupkan kembali konveyor
Memutus arus motor pres cetak
-
6 CNT 002 OFF - + -
Memutus arus setelah 5 kali motor pres cetak bekerja
-
7 010.01 OFF - - - - Menjalankan motor konveyor
8 010.02 OFF - - - - Menjalankan motor pres cetak
9 010.03 - - - - - Menghidupkan led reset
10 000.03 NO - + - Mereset -
Tabel 5. Keterangan kontak kondisi normal dan output saat mesin belum beroprasi
43
Keadaan Sesudah Beroprasi
Motor Konveyor
Gambar 25. ledder diagram saat motor conveyor bekerja
000.02010.00
010.00
000.01000.00
CNT 002
000.00TIM 001
000.02010.00
TIM
001
# 0028
000.02010.00 TIM 001
010.02
CNT
002
# 0005000.03
010.01
010.02
END 01
44
Keterangan Output No
Alamat
Keadaan Normal
Keadaan bekerja NO NC
1 000.00 NO NC - memulai
pengopraaasian -
2 000.01 NO NC - Menghubungkan arus ke LED ON -
3 010.01 - ON - - Menghidupkan
LED ON
4 000.02 NO NC -
Menghubungkan arus ke motor
konveyor -
5 CNT 002 OFF - -
Memutus arus setelah 5 kali
motor pres cetak bekerja -
6 010.01 - ON - - Menjalankan
motor konveyor
7 TIM 001 OFF - - - -
8 010.02 OFF - - - 9 010.02 OFF - - - - 10 010.03 - - - - -
Tabel 6. Keterangan kontak, kondisi kerja dan output saat motor conveyor bekerja
Pada saat ON ditekan kontak NO pada sakelar ON akan
menghubung dan arus mengalir menuju kontak NC pada sakelar
OFF. Dengan demikian indikator ON akan menyala. Seiring dengan
menyalanya indikator ON bekerja juga konveyor.
Dalam keadaan ini motor pres cetak dan timer belum bekerja
karena arus masih terhenti pada NO pada limit switch. Setelah limit
switch tersentuh maka kontak NO berubah menjadi NC, dengan
demikian timer dan motor pres cetak akan bekerja.
Bersamaan dengan kontak NO berubah menjadi NC maka NC
yang menghubungkan ke motor konveyor berubah fungsi menjadi
45
NO dan memutuskan aliran ke motor konveyor sehingga motor
terhenti.
Terhentinya motor konveyor berlangsung selama 2.8 detik.
Dalam 2.8 detik tersebut digunakan untuk menjalankan motor pres
cetak. Perhitungan waktu tersebut di lihat dari mulai motor pres
cetak berada pada titik mati atas (TMA) berputar mulai dari 0 °
sampai 360 °. Setelah motor pres cetak berputar 360 ° timer akan
bekerja dan kontak NC pada timer berubah fungsi menjadi NO dan
memutus arus yang mengalir pada motor pres cetak. Bersamaan
dengan itu NO pada timer berubah menjadi NC yang akan digunakan
untuk menghidupkan kembali motor konveyor. Dengan berjalannya
motor konveyor maka limit switch akan terlepas dan berganti kontak
menjadi NO yang sebelumnya NC.
Pergantian bekerjanya motor konveyor dan motor pres cetak
berlangsung selama 5 kali sesuai dengan berapa banyak perintah
Conter yang diberikan. Setelah 5 kali maka rangkaian yang
dihubungkan ke motor conveyor akan terputus. Dengan terputusnya
aliran ke motor konveyor maka rangkaian akan terhenti seluruhnya
dan hanya indikator ON yang tidak terputus.
Tombol yang digunakan menjalankan kembali atau
mengoprasikan rangkaian adalah menekan tombol rest yang
dihubungkan pada rangkaian conter dalam PLC.
46
Motor Pres Cetak
Gambar 26. Ladder diagram saat motor pres cetak bekerja
010.01
010.02
000.02010.00
010.00
000.01000.00
CNT 002
000.00 TIM 001
000.02010.00 TIM
001
# 0028
000.02010.00 TIM 001
010.02
CNT
002
# 0005000.03
END 01
47
Gambar 27. Pergantian kerja motor
Gambar ledder diagram diatas dapat kita lihat bahwa kontak
limit switch berubah fungsi menjadi NO yang sebelumnya NC,
sehingga arus terputus dan mengakibatkan motor konveyor berhenti.
Disaat limit switch terhubung maka arus pada timer dan motor
pres cetak bekerja. Bekerjanya motor pres cetak berlangsung selama
010.01
010.02
000.02010.00
010.00
000.01000.00
CNT 002
000.00TIM 001
000.02010.00TIM
001
# 0000
000.02010.00 TIM 001
010.02
CNT
002
# 0005
END 01
010.03
48
2.8 detik dan setelah 2.8 detik motor pres cetak berhenti karena
kontak NC pada timer berubah menjadi NO sehingga memutus arus
yang melewati motor pres cetak.
Keterangan No
Alamat
Keadaan Normal
Keadaan bekerja NO NC Output
1 000.00 NO NC - memulai pengoprasian -
2 000.01 NO NC - Menghubungkan arus ke LED ON -
3 010.01 - ON - - Menghidupkan LED ON
4 000.02 NO NC
Memutus arus ke motor konveyor -
5 CNT 002 ON - -
Memutus arus setelah 5 kali motor pres cetak bekerja -
6 010.01 - ON - - -
7 TIM 001 ON - - -
Bekerja 2.8 detik
8 010.02 OFF - - -
Menghidupkan mesin pres cetak
9 010.03 OFF - - - - 10 010.03 - - - - -
Tabel 7. Keterangan kontak saat motor pres cetak bekerja
Saat timer bekerja maka kontak NO akan berubah menjadi NC
dan menghidupkan kembali motor konveyor sehingga kontak limit
switch kembali ke keadaan semula yaitu NO.
Pergantian kerja dari motor konveyor dan motor pres cetak
berlangsung terus menerus hingga hitungan yang dituliskan pada
conter. Setelah motor bergantian sesuai jumlah yang di tentukan
49
maka rangkaian tersebut akan terhenti, dan untuk menghentikannya
harus di rest.
C. PEMBAHASAN
1. Pembuataan Batu Bata Secara Manual
a. Menyiapkan Adonan
Kualitas bata yang dibuat secara manual tergantung dari
bahan adonan yang dibuat sebelum dilakukan pencetakan.
Adonan tersebut tentunya memiliki bahan-bahan campuran yang
baik serta memiliki ukuran-ukuran dalam pencampuran tanah.
Bahan-bahan tersebut adalah sebagai berikut :
Tanah 5 ember.@ 25 liter
Air secukupnya
Rambut (kulit padi) 1 ember.@ 15 liter
Cara pembuatan adonan tersebut adalah dengan mencampur
tanah dan kulit padi kemudian diaduk hingga rata sambil di
sirami air hingga kelembekan tertentu.
b. Pencetakan Batu Bata
Pencetakan batu bata secara manual umumnya dapat
dilakukan oleh tiga orang. Ketiga orang tersebut memiliki tugas
yang berbeda-beda. Pertama orang yang bertugas untuk
mengambil cetakan setelah batu bata tersebut selesai di letakkan
ditempat pengeringan dan mengantarkan cetakan yang sudah
50
berisi tanah kepada orang ketiga. Orang kedua bertugas mengisi
dan meratakan tanah yang sudah diisikan tanah. Orang ketiga
bertugas melepas tanah yang ada dalam cetakan ditempat
pengering.
Sebelum menuangkan tanah ke dalam cetakan, biasanya
cetakan dilumuri dengan air. Fungsinya adalah agar tanah tidak
menempel pada cetakan sehingga bila sampai mengering maka
hasil dari cetakan tidak baik atau tidak rata. Pencetakan ini
berlangsung terus menerus hingga adonan habis
c. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di desa
Mranggen, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang
memperoleh data sebagaai berkut:
No Waktu Dalam 1 Kali
Cetak
Jumlah Satu Kali Cetak
1 20 detik 4
2 21 detik 4
3 21 detik 4
4 20 detik 4
5 20 detik 4
6 19 detik 4
7 20 detik 4
8 19 detik 4
9 20 detik 4
10 20 detik 4
Table 8. Waktu dalam setiap 1 kali cetakan
51
Rata-rata dalam setiap 1 kali pencetakan batu bata adalah :
20+21+21+20+20+19+20+19+20+20
10
200
10
20 detik
Berarti pembuatan batu bata secara manual dapat menghasilkan
12 buah batu bata dalam setiap menitnya.
2. Pembuatan Batu Bata Menggunakan Mesin
a. Menyiapkan Adonan
Adonan yang digunakan untuk dalam pencetakan batu bata
menggunakan simulasi mesin pencetak batu bata berbasis PLC
ini sama dengan adonan yang digunakan dalam pembuatan batu
bata secara manual. Hanya saja kapasitas tampung atau volume
dalam setiap wadahnya berbeda dengan sesungguhnya.
b. Pencetakan Batu Bata
Sebelum melakukan pencetakan batu bata menggunakan
simulasi mesin pencetak batu bata hal yang terlebih dahulu
dilakukan adalah mengecek kelembekan adonan. Kelembekan
atau kekenyalan adonan dapat mempengaruhi hasil cetakannya.
Hasil cetakan yang baik adalah batu bata yang memiliki
ketebalan dan kepadatan yang sama. Batu bata yang kurang
=
=
52
lembek dapat menghasilkan batu bata yang kurang padat.
Sedangkan adonan yang kurang keras akan menhasilkan batu
bata yang tidak memiliki bentuk yang baik karena setelah di pres
potongannya dapat tersambung kembali.
Pencetakan batu bata menggunakan mesin pencetak batu
bata dapat dilakukan oleh 3 orang. Orang pertama bertugas untuk
meletakkan tanah dalam cetakan dan meletakkan diatas
conveyor. Orang kedua bertugas membawa hasil cetakan keorang
ketiga serta membawa kembali wadah kepada orang pertama.
Dan orang ketiga bertugas untuk menata bata untuk dikeringkan.
c. Hasil
Hasil yang diperoleh dari pencetakan batu bata
menggunakan mesin pencetak batu bata ini adalah sebagai
berikut:
No Waktu Dalam 1 Kali
Cetak
Jumlah Satu Kali Cetak
1 18 detik 4
2 18 detik 4
3 18 detik 4
4 18 detik 4
5 18 detik 4
6 18 detik 4
7 18 detik 4
8 19 detik 4
9 18 detik 4
10 18 detik 4
53
Rata-rata dalam setiap 1 kali pencetakan batu bata adalah :
18+18+18+18+18+18+18+18+18+18
10
180
10
18 detik
Berarti 12 batu bata dapat tercetak dalam waktu 45 detik.
3. Hasil Analisa
Berdasarkan permasalahan yang timbul dari pembuatan Mesin
Pencetak Batu Bata berbasis PLC ini adalah :
a. Bagaimana agar mesin ini dapat memiliki jumlah produksi yang
lebih banyak dibanding dengan pencetakan batu bata secara
manual?
Karakteristik komponen:
Kecepatan konveyor (RPM) = 80
Kecepatan prescetak (RPM) = 80
Kekuatan tekanan (daya) = 2 Kg
Jumlah ruas pembelah bata = 4
Ukuran wadah (cm) = 20 x 11
Berdasarkan perbandingan jumlah hasil cetakan antara
pembuatan batu bata secara manual dan pembuatan batu bata
menggunakan mesin menjelaskan bahwa mesin ini belum bisa
memberikan hasil yang maksimal dikarenakan:
=
=
54
1. Wadah tanah atau wadah cetakan kurang besar sehingga
kapasitas tanah yang dapat ditampung sedikit
2. Motor penggerak konveyor kurang cepat sehingga proses
penghantaran wadah cetakan kebawah prescetak kurang
bisa maksimal.
3. Motor penggerak prescetak memiliki torsi dan rotasi yang
kecil
Pengmatan ini dilakukan berdasarkan dari hasil pengujian seperti
yang ditunjukan tabel 8 dan tabel 9. Kurangnya torsi pada motor
penggerak konveyor mengakibatkan kerja konveyor menjadi lambat
sehingga dalam menghantarkan wadah tanah ke bawah prescetak
terkesan membutuhkan waktu yang lama.Wadah yang digunakan
untuk meletakkan tanah yang akan dipres juga memiliki volume yang
kecil, sehingga cetakan yang dihasilkanpun sedikit.
Ada 3 solusi yang harus dilakukan bila menginginkan hasil
cetakan mengggunakan mesin pencetak batu bata lebih maxsimal,
diantaranya:
1. Memperbesar wadah cetakan. Wadah yang digunakan harus
memiliki daya tampung tanah yang lebih banyak.
Penyesuaian pengepresnya juga harus dilakukan agar tidak
terlalu banyak tanah yang terbuang keluar.
2. Mempercepat gerak konveyor. Motor konveyor yang
digunakan harus memiliki torsi dan kecepatan putaran
55
(RPM) yang tinggi karena dengan semakin cepatnya
konveyor berputar maka semakin cepat pula proses
pengepressan terjadi. Juga beban yang di jalankan tentunya
akan semakin berat karena wadah yang digunakanpun harus
lebih besar oleh karena itu torsi motor konveyor harus
besar.
3. Memperbesar torsi dan kecepatan motor pres cetak. Untuk
mempercepat pengepresan batu bata menggunakan enggkol
mulai dari titik mati atas (TMA) dan kembali ketitik mati
atas. Motor yang digunakan harus benar-benar memiliki
torsi dan kecepatan yang tinggi. Hal dilakukan karena
dengan semakin besarnya wadah yang digunakan untuk
meletakkan tanah maka tekanan yang digunakan untuk
mengeprespun harus besar.
b. Bagaimana bila pengoprasian Mesin Pencetak Batu Bata ini
menggunakan PLC?
Pengoprasian Mesin Pencetak Batu Bata menggunakan PLC
memang sangat membantu secara perawatan, software/program serta,
aplikasi kedalam mekanik atau kendali bebannya tetapi tidak secara
ekonomis bila dibandingkan dengan magnetic contactor.
PLC memiliki keunggulan yang sangat banyak bila dibandingkan
dengan magnetic contactor contoh kecilnya adalah timer dan conter
tetapi dengan keunggulan yang sangat banyak tersebut PLC juga
memiliki reputasi harga yang tidak murah dalam penggunaan sebagai
56
pengoprasi mesin industri rumah tangga bila dibandingkan dengan apa
yang dihasilkan dari komponen tersebut. Dengan kata PLC tidak
begitu cocok digunakan untuk Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata
karena harganya sangat mahal dan tidak sebanding dengan produksi
yang dihasilkan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata Berbasis PLC Belum mampu
menjadi solusi dalam mengatasi kurangnya pasokan batu bata seiring
dengan semakin meningkatnya pembangunan.
Kurang maksimalnya hasil pencetakan batu bata menggunakan
Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata ini dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
1. Wadah cetakan yang digunakan untuk meletakkan tanah
kurang besar sehingga volume yang terdapat dalam madah
cetakan kurang begitu banyak sehingga hasil cetakan dalam
satu kali cetak sedikit.
2. Motor yang digunakan untuk menggerakkan konveyor dan
motor yang digunakan untuk mengepres kurang memiliki torsi
dan kecepatan yang tinggi sehingga proses pencetakan terkesan
lambat.
Bila dimungkinkan kedua hal diatas dapat terpenuhi maka diyakini
hasil dari cetakan menggunakan Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata
Berbasis PLC akan jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan pembuatan
batu bata secara manual.
B. Saran
Kelemahan yang terdapat dalam Simulasi Mesin Pencetak Batu Bata
Berbasis PLC ini kiranya menjadikan sebuah pemikiran bagi pembaca
khususnya mahasiswa dalam mencari ide baru agar mesin ini dapat bekerja
secara maksimal dan dapat dipergunakan untuk menunjang hasil produksi
batu bata yang selama ini dirasa masih sangat kurang.
56
DAFTAR PUSTAKA
Omron. 1997. Smaliest PLC In The Sysman.C.C Series CPM1A Training
Manual One-4. PT. Centerindo Wirandinamika. Bandung
Omroni. 1997. Pengenalan PLC Programable Logic Controller
(Sysmac.C.Series) PT. Mandala Adhiperkasa Sejati. Semarang
Bambang Soepatah dan Soeparno. 1987. Mesin Listrik. Jakarta: Depdikbud.
Dirdikmenjur
Sumanto. 1991. Mesin Arus Searah. Andi Offset. Yogya
Kadir Abdul. 1983. Mesin Serempak. Djembatan. Jakarta
Frangk D Petruzela. 2002. Elektronika Industri . Yogyakarta Andi Offset