38307988 Teori Teori Belajar

82
Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkahlaku & Belajar Oleh: Arie Asnaldi, S.Pd Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi.Namun dalam kesempatan ini hanya akan dikemukakan lima jenis teori belajar saja, yaitu: (a) teori behaviorisme; (b) teori belajar kognitif menurut Piaget; (4) teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan (5) teori belajar gestalt. 1. Teori Behaviorisme Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab II bahwa behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya : 1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike. Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya: a. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons. b. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. c. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

description

Teori tentang belajar dan pembelajaran

Transcript of 38307988 Teori Teori Belajar

Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkahlaku & Belajar

Oleh:

Arie Asnaldi, S.Pd

Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi.Namun dalam kesempatan ini hanya akan dikemukakan lima jenis teori belajar saja, yaitu: (a) teori behaviorisme; (b) teori belajar kognitif menurut Piaget; (4) teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan (5) teori belajar gestalt.

1. Teori Behaviorisme

Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab II bahwa behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :

1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

a. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.

b. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang

mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

c. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

a. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

b. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

a. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

b. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

4. Social Learning menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu

akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

2. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Dalam bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

3. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi

proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.

4. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

a. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

b. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.

c. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

d. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.

e. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan

f. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.

Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:

a. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.

b. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).

c. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.

d. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.

b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.

c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada

keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

d. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.

e. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya

Beberapa teori belajar yang akan di bahas antara lain :Teori belajar Skinner “Operant Conditioning”Teori Belajar Conditining of Learning, Robert M. GagneTeori Belajar Perkekmembangan Kognitif Jean PiagetTeori Belajar Sosial Albert BanduraTeori Belajar Orang DewasaTeori Pembelajaran Orang Dewasa

a) Teori Operant ConditioningTeori operant conditioning dimulai pada tahun 1930-an. Burhus Fredik Skinner selama periode teori stimulus (S)- Respons ( R) untuk menyempurnakan teorinya Ivan Pavlo yang disebut “Classical Conditioning”. Skinner setuju dengan konsepnya John Watson bahwa psikologi akan diterima sebagai sain (science) bila studi tingkah laku (behavior) tersebut dapat diukur, seperti ilmu fisika, teknik, dan sebagainya.Menurut Skinner , belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang harus dapat diukur. Bila pembelajar (peserta didik) berhasil belajar, maka respon bertambah, tetapi bila tidak belajar banyaknya respon berkurang, sehingga secara formal hasil belajar harus bisa diamati dan diukur.Hasil temuan skinner terdapat tiga komponen dalam belajar yaitu :Discriminative stimulus (SD)ResponseReinforcement (penguatan)

- penguatan positif- penguatan negativeb) Teori Conditioning Of Learning, Robert M. GagneTeori ini ditemukan oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor yang kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya diamksudkan untuk menemukan teori pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks.Menurut Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan tingkah laku (behavior) adalah hasil dari efek belajar yang komulatif (gagne, 1968). Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa belajar itu bukan proses tunggal. Belajar menurut Gagne tidak dapat didefinisikan dengan mudah, karena belajar bersifat kompleks.Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah : mekanisme dimana seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks. Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-nilai yang diperlukan oleh manusia, sehingga belajar adalah hasil dalam berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas atau outcome. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh pembelajar (peserta didik) dari :1. Stimulus dan lingkungan2. proses kognitifMenurut Gagne belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :1) Verbal information (informasi verbal)2) Intellectual Skill (skil Intelektual)3) Attitude (perilaku)4) Cognitive strategi (strategi kognitif)

Belajar informasi verbal merupakan kemampuan yang dinyatakan , seperti membuat label, menyusun fakta-fakta, dan menjelaskan. Kemampuan / unjuk kerja dari hasil belajar, seperti membuat pernyataan, penyusunan frase, atau melaporkan informasi.Kemampuan skil intelektual adalah kemampuan pembelajar yang dapat menunjukkan kompetensinya sebagai anggota masyarakat seperti; menganalisa berita-berita. Membuat keseimbangan keuangan, menggunakan bahasa untuk mengungkapkan konsep, menggunakan rumus-rumus matematika. Dengan kata lain ia tahu “ Knowing how”Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang mempengaruhi pilihan pembelajar (peserta didik) untuk melakukan suatu tindakan. Belajar mealui model ini diperoleh melalui pemodelan atau orang yang ditokohkan, atau orang yang diidolakan.Strategi kognitif adalah kemampuan yang mengontrol manajemen belajar si pembelajar mengingat dan berpikir. Cara yang terbaik untuk mengembangkan kemampuan tersebut adalah dengan melatih pembelajar memecahkan masalah, penelitian dan menerapkan teori-teori untuk memecahkan masalah ril dilapangan. Melalui pendidikan formal diharapkan pembelajar menjadi “self learner” dan “independent tinker”.

c) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory)Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan.Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.Menurut Piaget ada tiga perbedaan cara berfikir yang merupakan prasyarat perkekmbangan operasi formal, yaitu; gerakan bayi, semilogika, praoprasional pikiran anak-anak, dan operasi

nyata anak-anak dewas.Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :1) lingkungan fisik2) kematangan3) pengaruh sosial4) proses pengendalian diri (equilibration)(Piaget, 1977)

Tahap perkembangan kognitif :1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)4) Periode operasi formalKunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.

d) Teori Berpikir Sosial (social Learning Theory)Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan dari Stanford University, USA. Teori belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar dalam seting yang alami/lingkungan sebenarnya.Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku (B), lingkungan (E) dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi (P) adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking),Harapan dan nilai mempengaruhi tingkah lakuTingkah laku sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-kesan personalTingkah laku mengaktifkan kontingensi lingkunganKarakteristik fisik seperti ukuran, ukuran jenis kelamin dan atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda.Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah aktivitas.PBE

Tingkah laku dihadirkan oleh modelModel diperhatikan oleh pelajar (ada penguatan oleh model)Tingkah laku (kemampuan dikode dan disimpan oleh pembelajar)Pemrosesan kode-kode simbolikSkema hubungan segitiga antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku, (Bandura, 1976).

SkemaProses Kognitif PembelajarPembelajar mampu menunjukkan kompetensi/tingkah lakuPerformance/unjuk kerjaMotivasi pembelajar mengolah tingkah laku

Proses perhatian sangat penting dalam pembelajaran karena tingkah laku yang baru (kompetensi) tidak akan diperoleh tanpa adanya perhatian pembelajar. Proses retensi sangat penting agar pengkodean simbolik tingkah laku ke dalam visual atau kode verbal dan

penyimpanan dalam memori dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini rehearsal (ulangan ) memegang peranan penting.Proses motivasi yang penting adalah penguatan dari luar, penguatan dari dirinya sendiri dan Vicarius Reinforcement (penguatan karena imajinasi).Lebih lanjut menurut Bandura (1982) penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar sendiri yakni “sense of self Efficacy” dan “self – regulatory system”. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai standar yang berlaku.Self regulatory adalah menunjuk kepada 1) struktur kognitif yang memberi referensi tingkah laku dan hasil belajar, 2) sub proses kognitif yang merasakan, mengevaluasi, dan pengatur tingkah laku kita (Bandura, 1978). Dalam pembelajaran sel-regulatory akan menentukan “goal setting” dan “self evaluation” pembelajar dan merupakan dorongan untuk meraih prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya.Menurut Bandura agar pembelajar sukses instruktur/guru/dosen/guru harus dapat menghadirkan model yang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembelajar, mengembangkan “self of mastery”, self efficacy, dan reinforcement bagi pembelajar.Berikut Bandura mengajukan usulan untuk mengembangkan strategi proses pembelajaran yaitu sebagi berikut :

NoStrategi Proses1Analisis tingkah laku yang akan dijadikan model yang terdiri :a. Apakah karekter dari tingkah laku yang akan dijadikan model itu berupa konsep, motor skil atau efektif?b. Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laku tersebut?c. Dimanakah letak hal-hal yang penting (key point) dalam sekuen tersebut?2Tetapkan fungsi nilai dari tingkah laku dan pilihlah tingkah laku tersebut sebagai model.a. Apakah tingkah laku (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal yang penting dalam kehidupan dimasa datang? (success prediction)b. Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidk begitu penting) model manakah yang lebih penting?c. Apakah model harus hidup atau simbol?Pertimbangan soal biaya, pengulangan demonstrasi dan kesempatan untuk menunjukkan fungsi nilai dan tingkah laku.d. Apakah reinforcement yang akan didapat melalui model yang dipilih?

3Pengembangan sekuen instruksionala. Untuk mengajar motor skill, bagaimana caramengerjakan pekerjaan/kemampuan yang dipelajari :how to do this” dan bukannya “not this”.Langkah-langkah manakah menurut sekuen yang harus dipresentasikan secara perlahan-lahan4Implementasi pengajaran untuk menunut proses kognitif dan motor reproduksi.a. motor skill1) hadirkan model2) beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secarasimbolik3) beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan umpan balik visual

b. proses kognitif1) Tampilkan model, baik yang didukung oleh kode-kode verbal atau petunjuk untuk mencari konsistensi pada berbagai contoh2) Beri kesempatan kepada pembelajar untuk membuat ihtisar atau summary3) Jika yang dipelajari adalah pemecahan masalah atau strategi penerapan beri kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi secaraaktif4) Beri kesempatan pembelajar untuk membuat generalisasi ke berbagai siatuasi.

Dari uraian tentang teori belajar sosial, dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses-proses kognitif belajar.2. komponen-komponen belajar terdiri dari tingkah laku, konsekuensi-konsekuensi terhadap model dan proses-proses kognitif pembelajar.3. hasil belajar berupa kode-kode visual dan verbal yang mungkin dapat dimunculkan kembali atau tidak (retrievel).4. dalam perencanaan pembelajaran skill yang kompleks, disamping pembelajaran-pembelajaran komponen-komponen skill itu sendiri, perlu ditumbuhkan “sense of efficacy” dan self regulatory” pembelajar.5. dalam proses pembelajaran, pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang cukup untuk latihan secara mental sebelum latihan fisik, dan “reinforcement” dan hindari punishment yang tidak perlu.

Ahli lain yaitu Bloom dkk, menjelaskan domain tujuan pendidikan ada tiga ranah yaitu : 1) kognitif, yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan perkembangan kemampuan dan skill intelektual, 2) afektif yang menjelaskan tentang perubahan dalam minat, perilaku (attitudes), nilai-nilai dan perkembangan dalam apresiasi dan penyesuaian , dan 3) psikomotor.

2. Teori Belajar Orang dewasaGagne membagi teori belajar dalam 3 famili :a. conditioningb. modellingc. kognitif

Kingsley dan Garry membagi teori belajar dalam 2 bagian yaitu ;a. teori stimulus-responb. teori medanTaba membagi teori belajar menjadi 2 famili :a. teori asosiasi atau behaviorismeb. teori organismik, gestalt dan teori medan

Di dalam pembahasan akan difokuskan pada teori belajar orang dewasa. Ada aliran inkuiri yang merupakan landasan teori belajar dan mengajar orang dewasa yaitu : “scientific stream” dan “artistic atau intuitive/reflective stream”. Aliran “scientific stream” adalah menggali atau menemukan teori baru tentang belajar orang dewasa melalui penelitian dan eksperimen . Teori ini diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike dengan pubilkasinya “ Adult Learning”, pada tahun 1928.Pada aliran artistic, teori baru ditemukan melalui instuisi dan analisis pengalaman yang memberikan perhatian tentang bagaimana orang dewasa belajar. Aliran ini diperkenalkan oleh Edward C. Lindeman dalam penerbitannya “ The Meaning of Adult Education” pada

tahun 1926 yang sangat dipengaruhi oleh filsafat pendidikan John Dewey.Menurutnya sumber yang paling berguna dalam pendidikan orang dewasa adalah pengalaman peserta didik. Dari hasil penelitian, Linderman mengidentifikasi beberapa asumsi tentang pembelajar orang dewasa yang dijadikan fondasi teori belajar orang dewasa yaitu sebagai berikut :1) pembelajar orang dewasa akan termotivasi untuk belajar karena kebutuhan dan minat dimana belajar akan memberikan kepuasan2) orientasi pembelajar orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan, sehingga unit-unit pembelajar sebaiknya adalah kehidupan nyata (penerapan) bukan subject matter.3) Pengalaman adalah sumber terkaya bagi pembelajar orang dewasa, sehingga metode pembelajaran adalah analisa pengalaman (experiential learning).4) Pembelajaran orang dewasa mempunyai kebutuhan yang mendalam untuk mengarahkan diri sendiri (self directed learning), sehingga peran guru sebagai instruktur.5) Perbedaan diantara pembelajar orang dewasa semakin meningkat dengan bertambahnya usia, oleh karena itu pendidikan orang dewasa harus memberi pilihan dalam hal perbedaan gaya belajar, waktu, tempat dan kecepatan belajar.

Carl R Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran yaitu “ Student-Centered Learning” yang intinya yaitu :1) kita tidak bisa mengajar orang lain tetapi kita hanya bisa menfasilitasi belajarnya.2) Seseorang akan belajar secarasignifikan hanya pada hal-hal yang dapat memperkuat/menumbuhkan “self”nya3) Manusia tidak bisa belajar kalau berada dibawah tekanan4) Pendidikan akan membelajarkan peserta didik secara signifkan bila tidak ada tekanan terhadap peserta didik, dan adanya perbedaan persepsi/pendapat difasilitasi/diakomodir

Peserta didik orang dewasa menurut konsep pendidikan adalah :1) meraka yang berperilaku sebagai orang dewasa, yaitu orang yang melaksanakan peran sebagai orang dewasa2) meraka yang mempunyai konsep diri sebagai orang dewasa

Andragogi mulai digunakan di Netherlands oleh professor T.T Ten have pada tahun 1954 dan pada tahun 1959 ia menerbitkan garis-garis besar “Science of Andragogy”Model andragogi mempunyai konsep bahwa : kebutuhan untuk tahu (The need to know), konsep diri pembelajar ( the learner’s concept),peran pengalaman pembelajar (the role of the leaner’s experience), kesiapan belajar ( readiness to learn), orientasi belajar (orientation of learning) dan motivasi lebih banyak ditentukan dari dalam diri si pembelajar itu sendiri.Didalam pembelajaran orang dewasa tidak sepenuhnya harus menggunakan model andragogi, tetapi bisa digabung model pedagogi. Jika pembelajarnya belum mengetahui atau sangat asing dengan materi yang disampaikan tentunya kita bisa menggunakan model pedagogi pada awal-awal pertemuan untuk mengkonstruksi pengalaman dengan pengetahuan yang baru didapatkan, selanjutnya bisa digunakan model andragogi sebagai penguatan dan pengembangan.

Teori Belajar

0100

0100

Sosial 09000003a904000000006203000000006203000026060f00ba06574d4643010000000000010008b500000000010000

09000003af04000000006403000000006403000026060f00be06574d46430100000000000100bc2f00000000010000

00980600000000000098060000010000006c0000000000000000000000140000001400000000000000000000000c02

009c060000000000009c060000010000006c0000000000000000000000140000001400000000000000000000000c02

00000c02000020454d4600000100980600000f00000001000000000000000000000000000000000500002003000040

00000c02000020454d46000001009c0600000f00000001000000000000000000000000000000000500002003000040

010000c800000000000000000000000000000000e20400400d0300460000002c00000020000000454d462b01400100

010000c800000000000000000000000000000000e20400400d0300460000002c00000020000000454d462b01400100

1c000000100000000210c0db010000006000000060000000460000007c02000070020000454d462b224004000c0000

1c000000100000000210c0db01000000600000006000000046000000780200006c020000454d462b224004000c0000

00000000001e4009000c00000000000000244001000c000000000000003040020010000000040000000000803f2140

00000000001e4009000c00000000000000244001000c000000000000003040020010000000040000000000803f2140

07000c0000000000000008400005d4010000c80100000210c0db010000000000000000000000000000000000000001

07000c0000000000000008400005d0010000c40100000210c0db010000000000000000000000000000000000000001

00000089504e470d0a1a0a0000000d4948445200000010000000100803000000282d0f530000002c74455874437265

00000089504e470d0a1a0a0000000d4948445200000010000000100803000000282d0f530000002c74455874437265

6174696f6e2054696d6500467269203233204a756c20323030342032313a30323a3531202d30303030dcb179b90000

6174696f6e2054696d6500467269203233204a756c20323030342032313a30353a3434202d30303030a0ff4df900000

000774494d4507d4071714030c032153eb000000097048597300000b1200000b1201d2dd7efc

0000000467414d4100

00774494d4507d40717140604708d2f9c000000097048597300000b1200000b1201d2dd7efc0000000467414d41000

00b18f0bfc

610500000042504c5445ffffffadadad8484846b6b6b636363ffffffdededeefefefe7e7e7a5a5a5c6c6c6bd

0b18f0bfc610500000048504c5445ffffffc6c6c66b6b6b5a5a5a9c9c9cadadad737373b5b5b5636363a5a5a57b7b7bef

bdbd9c9c9cb5b5b58c8c8cd6d6d6949494cececef7f7f77373734242424a4a4a5dac9f640000000174524e530040e6d

efefcececebdbdbdf7f7f7e7e7e7525252949494ffffffd6d6d6dedede4a4a4a8c8c8c393939ed31fdf80000000174524e5

866000000a64944415478da25ce5982c420080450dc0a8410d49eb9ff559ba4cbbf67211211690081d86ef48b61640e

30040e6d8660000009e4944415478da4d8f511283300844218644144c0334bdff4d1b1deb74bf78cc0eec02dc42de52

b6bda2ee251258e2a826e09c3d4f3638bb5e683d7733878ec08af7e70116fdd43d18e4d488ae215afffe974990ee467

85479807cb187f48cd9a24bd5073c7c3ccc4fb69a999e4446b18b82040c7dd2e0585970e90a58934b3c3399c57844a

ab1d6cf64be15a168e41b45cf606bf6fca653d138073a5777814a02f6d6e2162b0109f3e21c1d437c85983c5beea83

73d6ac5e495c17061c71fa7b29b5aa8e1580792e0e5476541a9f19629b570323c429bdcfc79d6c77f1d0ed55ae645a

162dd8e6c24d0ec53ed2a60117f81ea18007302f30ba5b64ccfd35afd025f4707e39701909e0000000049454e44ae4

8e7dbecaaf4277f2adee424ba2a719959a5686bfaa69c9f8832fc420087adf2f0aa60000000049454e44ae42608208

2608200000840010824000000180000000210c0db01000000030000000000000000000000000000001b40004034000

40010824000000180000000210c0db01000000030000000000000000000000000000001b4000403400000028000000

000280000000100000002000000000000bf000000bf000080410000804103000000000000001500000000001500210

0100000002000000000000bf000000bf00008041000080410300000000000000150000000000150021000000080000

0000008000000620000000c00000001000000150000000c00000004000000150000000c00000004000000460000001

00620000000c00000001000000150000000c00000004000000150000000c0000000400000046000000140000000800

400000008000000544e50500601000051000000c000000000000000000000001400000014000000000000000000000

0000544e50500601000051000000c00000000000000000000000140000001400000000000000000000000000000000

00000000000000000100000001000000050000000300000008000000040000000000000008600ee001500000015000

000000100000001000000050000000300000008000000040000000000000008600ee00150000001500000028000000

0002800000010000000100000000100010000000000000000000000000000000000000000000000000000000000fffff

10000000100000000100010000000000000000000000000000000000000000000000000000000000ffffff001f0000001

f001fff00001fff6e053fff00007fff0000ffff0000ffff0000ffff0000ffff0000ffff00007ff70000fff50000ffff00007fe700007ffe00

f806e051fe000003ff800003ffe00007fff00007fff0000ffff0000ffff0000ffff0000fffe0000fffe00003ffc00000ffc000003f80

001ffc00001ff8000051000000d001000000000000000000001400000014000000000000000000000000000000000000

00000f8000051000000d80100000000000000000000140000001400000000000000000000000000000000000000100

0010000000100000005000000080000000d00000000001000000000000c60088001500000015000000280000001000

00000100000005000000088000000d80000000001000000000000c6008800150000001500000028000000100000001

0000100000000100080000000000000000000000000000000000160000000000000000000000ffffff00c6c6c600d6d6

00000000100080000000000000000000000000000000000180000000000000000000000ffffff00c6c6c600a5a5a5007b

d600dedede00cecece00b5b5b500bdbdbd00f7f7f700adadad00efefef00e7e7e700a5a5a50094949400636363007373

7b7b006b6b6b00b5b5b5009c9c9c008c8c8c00cecece00adadad00e7e7e700bdbdbd0094949400f7f7f700d6d6d600d

7300848484006b6b6b009c9c9c00424242004a4a4a008c8c8c000101010910111111110e110e111111100101011001

edede005a5a5a00efefef007373730063636300393939004a4a4a005252520001010102051107020101010101010101

0104040a0a0a0b0b0a0a1101010c0e0c02071209040a0b0b060b1101121503100301030d15060404040b110c120a03

0101010a130605140301010101010101010101040612090a11050a010101010101010c130e12090b090717130a0101

020401010b060d030b070b110904050502090607030d060b04040b0e090203080804020c0d0e060b04020b0e060504

0101010d0a01120f090f100c0417130c0101020412010110021010090f0a0516080103030101010e020c030f020c0a

090208010a071107040403040e02120a02100f0c0a0a150204030204110112010b021013140d070b03010205110704

0815020810010101100d131306060c0c0814060a010e0f0c070c0f060a090f0c110307090b09090b01010e0f03100f

010a0b020f1005010a04010601110d01010a0b0c040101080b040709060e01040808050c080101080a010107060901

0314020d0212010101010101100a100f130d0106070a090e010101010b02100211020101010c070d020e010101090f

02060609030101010a0b03080202010101010704010101010804050707010101010102030404030403050607010101

0d080101010101010207080a0b010b09050c0101010101010101020708030908080101010101010101010101020304

460000001400000008000000544e5050070100004c0000006400000000000000000000001400000014000000000000

0506010101460000001400000008000000544e5050070100004c000000640000000000000000000000140000001400

000000000015000000150000002900aa0000000000000000000000803f00000000000000000000803f000000000000

0000000000000000000015000000150000002900aa0000000000000000000000803f00000000000000000000803f00

0000000000000000000000000000000000000000000000000000220000000c000000ffffffff460000001c00000010000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000220000000c000000ffffffff460000001c00

000454d462b024000000c000000000000000e000000140000000000000010000000140000000400000003010800050

000010000000454d462b024000000c000000000000000e000000140000000000000010000000140000000400000003

000000b0200000000050000000c0215001500030000001e000400000007010400040000000701040045000000410b8

010800050000000b0200000000050000000c0215001500030000001e00040000000701040004000000070104004500

600ee00100010000000000015001500000000002800000010000000100000000100010000000000000000000000000

0000410b8600ee00100010000000000015001500000000002800000010000000100000000100010000000000000000

000000000000000000000000000000000ffffff001fff00001fff6e053fff00007fff0000ffff0000ffff0000ffff0000ffff0000ffff0

000000000000000000000000000000000000000000ffffff001f0000001f806e051fe000003ff800003ffe00007fff00007ff

0007ff70000fff50000ffff00007fe700007ffe00001ffc00001ff80000cd000000410bc60088001000100000000000150015

f0000ffff0000ffff0000ffff0000fffe0000fffe00003ffc00000ffc000003f8000000f80000d1000000410bc60088001000100

0000000000280000001000000010000000010008000000000000000000000000000000000016000000000000000000

0000000001500150000000000280000001000000010000000010008000000000000000000000000000000000018000

0000ffffff00c6c6c600d6d6d600dedede00cecece00b5b5b500bdbdbd00f7f7f700adadad00efefef00e7e7e700a5a5a5

0000000000000000000ffffff00c6c6c600a5a5a5007b7b7b006b6b6b00b5b5b5009c9c9c008c8c8c00cecece00adadad

00949494006363630073737300848484006b6b6b009c9c9c00424242004a4a4a008c8c8c000101010910111111110e

00e7e7e700bdbdbd0094949400f7f7f700d6d6d600dedede005a5a5a00efefef007373730063636300393939004a4a4a

110e1111111001010110010104040a0a0a0b0b0a0a1101010c0e0c02071209040a0b0b060b1101121503100301030d

0052525200010101020511070201010101010101010101010a130605140301010101010101010101040612090a1105

15060404040b110c120a03020401010b060d030b070b110904050502090607030d060b04040b0e090203080804020c

0a010101010101010c130e12090b090717130a01010101010d0a01120f090f100c0417130c01010204120101100210

0d0e060b04020b0e060504090208010a071107040403040e02120a02100f0c0a0a150204030204110112010b021013

10090f0a0516080103030101010e020c030f020c0a0815020810010101100d131306060c0c0814060a010e0f0c070c

140d070b03010205110704010a0b020f1005010a04010601110d01010a0b0c040101080b040709060e01040808050c

0f060a090f0c110307090b09090b01010e0f03100f0314020d0212010101010101100a100f130d0106070a090e0101

080101080a01010706090102060609030101010a0b0308020201010101070401010101080405070701010101010203

01010b02100211020101010c070d020e010101090f0d080101010101010207080a0b010b09050c0101010101010101

04040304030506070101010c00000040092900aa000000000000001500150000000000040000002701ffff030000000

02070803090808010101010101010101010102030405060101010c00000040092900aa000000000000001500150000

000

000000040000002701ffff030000000000

Ditulis oleh Arie Asnaldi

Wednesday, 16 April 2008

1. Perinsip Belajar

Lingkungan sosial menyediakan bermacam-macam kesempatan untuk

memperoleh ketrampilan dan kecakapan dengan jalan mengamati pola-pola

tingkah laku beserta akibat-akibatnya atau konsekuensi-konsekuensinya.

Asumsi pernyataan ini ada tiga macam :

Hakekat proses belajar

Hubungan antara individu dengan lingkungan

Hasil belajar

Hakekat proses balajar

Teori belajar sosial mulai dengan menganalisis dddddua hal :

1. Teori behavioristik

2. Teori tentang sosialisasi anak

1) Teori Behaforistik

Teori ini memandang belajar itu sebagai hubungan antara stimulus

dan respon. Menurut Bandura teori ini mengandung tiga kelemahan :

a) Penelitiannya terbatas dalam situasi laboratoriumsehingga tidak dapat

menjelaskan dengan baik tentang belajar dalam situasi alami, yang

diteliti hanyalah peniruan individu terhadap serangkaian respons

tertentu tanpa memperdulikan ubahan-ubhan sosial yang ada.

b) Teori ini tidak mampumenjelaskan denagn baik tentang diperolehnya

respon-respons baru. Dalam situasi alami, oarng berbuat lebih banyak

daripada hanya sekedar meniru tingkah laku yang diamatinya.

c) Teori ini hanya menangani belajar langsung, yaitu oarang melakukan

sesuatu dan mengalami akibat-akibatnya.

2). Teori tentang Sosialisasi anak

Teori behasioristik hanya terbatas pada hubungan S – R (stimulus –

Respons) saja.sedangkan teori belajar sosial beranggapan bahwa

hubungan antarpribadi antara anak denagnorang dewasa menyebabkan

anak mniru atau menyerap perilaku-perilaku sosial.melalui interaksi sosial

anak melakukan identifikasi dengan orang tuanya, dengan kekuasaan,

denganperasaan iri dan sebagainya.

Hubungan Antara Individu dengan Lingkungan

Menurut teori belajar sosial ,tingkah laku dan lingkungan itu dapat

dimodifikasikan; keduanya tidak dapat disebut sebagai penentu utama

perubahan tingkah laku .jadi, menurut Bandura ada hubungan tiga arah

yang saling mengunci: tingkah laku, ligkungan dan peristiwa-peristiwa

batiniah yang mempengaruhi persepsi dan tindakan.

Hubungan antara lingkungan, tingkah laku dan peristiwa-peristiwa

batiniah itu sering kali bersifat kompleks. Pada gilirannya ,konsepsi diri

sendiri atau seseorang dipengaruhi oleh tingkah luka atau perilaju yang

serupa sehingga prasangka-prasangka tersebut mengalami perubuha atau

sebaliknya

Hubungan antara tiga factor tersebut adalah reciprocal diterminism,

atau diterminisme timbal balik. Istilah determinisme disini tidak berarti

bahwa individu itu ditentukan oleh ‘sebab’ yang sudah ada sebelumnya,

tetapi bahwa akibat-akibat yang timbul disebabkan oleh peristiwa yang

teerjadi.

Hasil Belajar

Hubungan tiga arah antara factor tersebut menegaskan bahwa prose

kognitif dan factor priubadi lainnya mempengaruhi. Di dalam teori belkajar

sosial, belajar dan perforemanc (tingkah laku) itu dibedakan. Seseorang

memperoleh kesan-kesan simbolik dari tingkah laku. Kesan-kesan simbolik

yang diperoleh seseorang disimpan dalam bentuk kode fungsinya adalah

memberikan petunjuk dan bimbingan dalam bartingkah laku di waktu

waktu yang akan datang.

Kode-kode tingkah lakuyang diperoleh dari pengamatan itu adalah

kode-kode simbolik yang dinamakan system representasional. Sistem ini

ada dua macam:visual dan verbal. Termasuk didalam system visual adalah

gambar-gambar yang amat jelas dari sytimuli fisik yang sudah tidak ada

seperti aktifitas -aktifitas, tenpat-tempat dan benda-benda. Sedangkan

sedangkan yang termasuk didalam system verbal ialah peristiwa-peristiwa

(seperti prosedur menyusun kalimat), symbol-simbol bahasa, angka-angka,

notasi musik dan sebagainya .

2. Komponen Belajar

Dalam situasi alami orang belajar tingkah laku-tingkah laku baru dengan

jalan mengamati model model tingkah laku orang lain dan melalui efek-efek

perbuatannya sendiri.proses kognitif menyerap informasi dari bermacam-

macam tingkah laku yang diamati.informasi ini kemudian disimpan dalam

ingatan yang mungkin kemudian akan diujudkan dalam tingkah laku.

Sehubungan dengan itukomponen belajar daapat di bedakan menjadi tiga

macam, yaitu :model tingkah laku, akibat-akibat tingkah laku dan proses

kognitif.

a. Model Tingkah Laku

Peranan utama model tingkah laku adalah memindahkan informasi

kepada pengamat. Peranan ini dapat dirinci menjadi tiga macam, yaitu :

1. Sebagai contoh untuk ditiru

2. Mnguatkan atau melemahkan ketahanan pengamat terhadap

dilakukannya tingkah laku tertentu.

3. memindahkan pola-pola tingkah laku baru

Sebagai stimulus, model tingkah laku dapat dibedakan menjadi tiga macam

yaitu :

1) Model hidup,termasuk disini anggota –anggota keluarga, handai tolan,

teman sekerja dan sebagainya dengan siapa seseorang mempunyai

hubungan langsung. dalam kehidupan sehari-hari seseorang

memperoleh informasi dari hubungansosial ini.

2) Model simbolik, model simbolik adalah gambaran tingkah laku dalam

pikiran.dalam kehidupan modern ini media massa merupakan sumber

model-model tingkah laku.

3) Deskripsi verbal, deskripsi verbal adalah model yang bukan berupa

tingkah laku, tetapi berujud intruksi-intruksi, misalkan serangkaian

instruksi untuk merakit peralatan.

b. Akibat-akibat atau konsekuensi-konsekuensi tingkah laku.

Konsekuensi tingkah laku juga merupakan unsur yang penting

dalam teori belajar sosial, yang menyangkut tiga macam reinforcement,

yaitu :

a) Direc reinforcement, yaitu suatu tipekonsekuensi.peristiwa yang dapt

menguatkan tingkah laku baik menyenangkan atau tida

menyenangkan.misalkan dengan memberikan hadiah kepada seorang

anak yang mendapatkan nilai baik.

b) Vicarious reinforcement, yaitu konsekuensi yang terkait dengan

tingkah laku orang lain yamh diamati.

c) Self-reinforcement, yaitu konsekuensi yang berhubungan dengan

standar tingkah laku pribdai.

Vicarios Reinforcement

a. Suatu model di beri hadiah agar terujud dalam tingkah laku

seseorang.

b. Perilaku orang yang mengamati meningkat frekuensinya.

Sebagai contoh ialah anak yang melihat temannya berkelahi, karena

perbuatan berkelahi itu dipuji oleh teman-taman sekelasnya hal itu

merupakan reinforcement yang mengarah dilakukannya perbuatan

berkelahi di waktu-waktu yang lain.

Selain itu Vicarious reinforcement, juga berfungsi membangkitkan

respons-respons yang bersifat emosional. yang nantinya akan

membangkitkan rasa puas, bangga, agung dan sebagainya.

Self reinforcement, self reinforcemen ia harus secara sadar

diusahakan sendiri oleh seseorang.self reinforcement memiliki tiga unsur :

1. Standar tingkah laku buatan sendiri

2. Kajian-kajian yang memberikan reinforcement dibawah pengendalian

sendiri

3. Seseorang sebagai pelaku reinforcement sendiri.

Pada umumnya orang membuat standar tingkah laku bagi dirinya

sendiri dan cenderung mrespon s terhadap tingkah lakunya sendiri dengan

cara-cara yang menyenangkan kalau tingkah lakunya sesuai atau

melampaui standar tersebut.sebaliknya dia akan merespon dengan car

mengkritik diri sendiri kalau tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar.

c. Proses Kognitif

Dalam teori belajar sosial, proses kognitif memegang peranan

penting. Kemampuan seseorang untuk membuat kode, menyimpan

pengalaman-pengalaman dalam bentuk lambang yang membayangakn

konsekuensi-konsekuensi yang bakal terjadi penting sekali untuk

memperoleh dan mengubah tingkah laku.

Pemrosesan kognitif terhadap peristiwa–peristiwa yang mungkin

terjadi menjembatani jurang antara tingkah laku dan ahsil tingkah laku.

Proses kognitif memiliki empat macam komponen, yaitu : perhatian,

retansi, produksi motorik dan motivasi. Perhatia dan retansi mengatur

diperolehnya perbuatan-perbuatan yang diamati.berikutnya perbuatan-

perbuatan tersebut diatur oleh mekanisme produksi motorik dan motivasi.

1) Perhatian

Menurut Bandura, perhatian itu penting karena tingkahlaku-

tinkahlaku yang baru tidak dapat diperoleh kecuali kalau diperhatikan

dan di persepsi secara tepat.perhatian ini dipengaruhi beberapa faktor,

antara lain karakteristikmodel,karakteristik dan nialai fungsional tingkah

laku yang diamati ditentukan oleh reinforcement dari tinkah laku.

Tingkah laku yang mempengaruhi perhatian ialah kompleksitas dan

relefansi.

Relevansi menunjuk pada arti dan pentingnya tingkah laku yang

diamati bagi orang yang mengamatinya. Di antara karakteristik orang

yang mengamati ysng mempengaruhi perhatian adalah persepsi

ketrampilan mengamati, taraf terbangkitnya emosi,perilaku yang

lampau dan kemampuan indrawi. Tarafterbangkitnya emosi dan

persepsi mempengaruhi dipilihnya hal-hal yang akan diamat, sedangkan

ketrampilan mengamati mempengaruhi ketepatan pemrosesan.

2). Retansi

Retansi berkaitan dengan pengkodean tingkah laku menjadi kode

fisual atau kode verbal dan penyimpanannya di dalam ingatan.

pentingnya proses ini adalah bahwa orang yangbelajar tidak dapat

memperoleh manfaat dari tingkahlaku-tingkah laku yang diamatinya

terkecuali kalau tingkah laku itu dikode dan disimpan di dalam ingatan

untuk kelak digunakan pada waktu yang lain.

Satu proses retansi yang penting ialahlatiahn atau praktak yang

diulang –ulang.proses retansi juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan

seseorang.

3). Produksi Motorik

Setelah memperoleh kode simbolik,dilakukannya tingkahlaku-

tingkahlaku yang diperoleh itu bergantung pada produksi motorik dan

motivasi seseorang.produksi motorik ialah memilih dan menyusun

rspons-respons pada taraf kognitif, diikuti dengan tindak perbuatan.

4. Motivasi

Ada tiga hal yang berfungsi sebagai motivator yaitu direc

reinforcement, vicarios reinforcement, dan self reinforcement.

Aplikasi Teori Belajar Sosial

Aplikasi ini menyangkut tiga hal : karakteristik siswa ,proses kognitif dan pengajaran,dan konteks sosial bagi belajar

1. Karakteristik siswa

Para siswa berbeda-beda dalam kemampuan mereka mengabstraksi,

mengodekasikan mformasi, mengingat dan melakukan perbuatan yang

dilakukannya. Disamping itu mereka juga berbeda dalam kemampuan

menerima model. Kemampuan menerima sesuatu model tertentu berbeda

– beda karena :

a) Nilai model tersebuttudak sama baginya

b) Derajat similaritas antara model tersebut dengan setatus dan situasi

yang mengamatinya juga berlainan

2. Proses kognitif dan pengajaran

Mengembangkan keterampilan belajar–caranya–belajar dan mengajar kan

pemecahan masalah adalah isu-isu yang penting bagi pendidikan

3. Kontek sosial

Mengamati bermacam-macam model dan reinforment yang di berikan

oleh teman sebaya dan oleh pihak lain ,kesemuanay berpengaruh penting

dalam belajar

Contoh : dalam kerja kelompok ,siswa –siswa yang berprestasi baik hendaknya dipasangkan dengan siswayang prestasinya kurang . Maka.dsalam proses kerja keloimpok antara siswa tersebut akan terjadisaling tanya jawab.

Teori-Teori BelajarTanggal: 04 Oktober 2008

oleh : Akhmad Sudrajat, M.Pd.

Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan dikemukakan empat jenis teori belajar, yaitu: (A) teori behaviorisme; (B) teori belajar kognitif menurut Piaget; (C) teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan (D) teori belajar gestalt.

A. Teori Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :

1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.

Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.

Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai

reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner

Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :

Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

4. Social Learning menurut Albert Bandura

Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.

B. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan

individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

C. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.

D. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang.

Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.

Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.

Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan

Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.

Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:

Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.

Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).

Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.

Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau

peristiwa.

Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.

Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.

Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

Minggu, 2008 April 13Teori Belajar Behavioristik

1. Edward Lee Thorndike (1874 - 1949)

Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-

asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon

(R).

Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi

tanda untuk mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat.

Respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya

perangsang.

Eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box)

diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons,

perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui

usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan

(error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error

learning atau selecting and connecting lerning” dan berlangsung menurut

hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh

Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori

asosiasi.

Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus

dan respon ini mengikuti hukum-hukum berikut:

1. Hukum kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme

memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah

laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi

cenderung diperkuat.

2. Hukum latihan (law of exercise), yaitu semakin sering suatu tingkah laku

diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.

3. Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung

diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika

akibatnya tidak memuaskan.

Selanjutnya Thorndike menambahkan hukum tambahan sebagai

berikut:

a. Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Response). Hukum ini mengatakan

bahwa pada individu diawali oleh proses trial dan error yang menunjukkan

adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat

dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Hukum Sikap (Set/Attitude). Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar

seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon

saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu baik

kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.

c. Hukum Aktivitas Berat Sebelah (Prepotency of Element), Hukum ini

mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon

hanya pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap

keseluruhan situasi (respon selektif).

d. Hukum Respon by Analogy. Hukum ini mengatakan bahwa individu dapat

melakukan respon pada situasi yang belum pernah dialami karena individu

sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami

dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau

perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak

unsur yang sama/identik, maka transfer akan makin mudah.

e. Hukum perpindahan asosiasi (Associative Shifting). Hukum ini mengatakan

bahwa proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum

dikenal dilakukan secara tertahap dengan cara menambahkan sedikit demi

sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur lama.

Thorndike mengemukakan revisi hukum belajar antara lain:

1. Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan, saja tidak

cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respon, sebaliknya tanpa

pengulanganpun hubungan stimulus respon belum tentu diperlemah.

2. Hukum akibat direvisi. Dikatakan oleh Thorndike bahwa yang berakibat

positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah, sedangkan hukuman

tidak berakibat apa-apa.

3. Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan kedekatan, tetapi

adanya saling sesuai antara stimulus dan respon.

4. Akibat suatu perbuatan dapat menular (spread of effect) baik pada bidang

lain maupun pada individu lain.

2. Ivan Petrovich Pavlov (1849 - 1936)

Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah

proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, di

mana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat

secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.

Urutan kejadian melalui percobaan terhadap anjing:

1. US (unconditioned stimulus) = stimulus asli atau netral: Stimulus tidak

dikondisikan yaitu stimulus yang langsung menimbulkan respon, misalnya

daging dapat merangsang anjing untuk mengeluarkan air liur.

2. UR (unconditioned respons): disebut perilaku responden (respondent

behavior) respon tak bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan hadirnya

US, yaitu air liur anjing keluar karen anjing melihat daging.

3. CS (conditioning stimulus): stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak

dapat langsung menimbulkan respon. Agar dapat menimbulkan respon

perlu dipasangkan dengan US secara terus-menerus agar menimbulkan

respon. Misalnya bunyi bel akan menyebabkan anjing mengeluarkan air liur

jika selalu dipasangkan dengan daging.

4. CR (conditioning respons): respons bersyarat, yaitu rerspon yang muncul

dengan hadirnya CS, Misalnya: air liur anjing keluar karena anjing

mendengar bel.

Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasan dapat

diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami (UCS = Unconditional

Stimulus = Stimulus yang tidak dikondisikan) dapat digantikan oleh bunyi

lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan (CS = Conditional Stimulus =

Stimulus yang dikondisikan). Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing

keluar sebagai respon yang dikondisikan. Dengan menerapkan strategi Pavlov

ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami

dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang

diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh

stimulus yang berasal dari luar dirinya.

3. Burrhus Frederic Skinner (1904 - 1990)

Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk

memodifikasi perilaku (behavior modification) antara lain dengan proses

penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang

diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.

Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses

penguatan perilaku operasn (penguatan positif atau negatif) yang dapat

mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang

sesuai dengan keinginan.

Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan

bebas Skinner membuat eksperiment sebagai berikut: dalam laboratorium.

Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut

”Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu

tombol, alat pembeli makanan, penampung makanan, lampu yang dapat

diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.

Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk

mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari

box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal

diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang

ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.

Unrus terpenting dalam belanja adalah penguatan (reinforcement).

Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus

respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan

ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan

positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah

laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku

berkurang atau menghilang.

Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado,

makanan, dan lain-lain), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk

menyetujuim bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan

(nilai A, juara 1 dan sebagainya).

Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda / tidak memberi

penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak

senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dan lain-lain).

Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah

dibetulkan, jika benar diberi penguat.

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Untuk ini

lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah

diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.

7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori, Skinner adalah

penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendiskripsikan siswa

menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri

konsekuensi dari perbuatannya misalnya anak perlu mengalami sendiri

kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verba

maupun fisik seperti : kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru

berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi di dalam

situasi pendidikan seperti penggunaan rangking juara di kelas yang

mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap

anak diberi penguatan sesuai dengan kemampun yang diperlihatkan sehingga

dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang

ditunjukkan para siswa; misalnya: penghargaan di bidang bahasa,

matematika, fisika, menyanyi, menari, atau olahraga.

4. Robert Gagne (1916 - 2002)

Teori instruksional Gagne adalah ”9 kondisi Instruksional” yaitu:

1. Gaining atlention = Mendapatkan perhatian

2. Inform leaner of objectives = Menginformasikan siswa mengenai tujuan

yang akan dicapai.

3. Stimulate recall of prerequisite learning = Stimulus kemampuan dasar

siswa untuk persiapan belajar.

4. Present new material = Penyajian materi baru.

5. Provide guidance = Menyediakan materi baru.

6. Elicit performance = Memunculkan tindakan.

7. Provide feedback about correctness = Siap memberikan umpan balik

langsung terhadap hasil yang baik.

8. Assess performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan.

9. Echance retention and recall = Meningkatkan proses penyimpanan memori

dan mengingat.

Gagne disebut sebagai modern neobehaviourists – mendorong guru

untuk merencanakan instruksional pembelajaran agar suasana dan gaya

belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar bagi

pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam hirarki ketrampilan

intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan.

Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana (belajar signal) dilanjutkan

pada yang lebih kompleks (Belajar S-R, rangkaian S-R, asosiasi verbal,

diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi

(belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya gaya belajar tersebut

tetap mengacu pada asosiasi stimulus – respon.

5. Albert Bandura (1925 – masih hidup sampai sekarang)

Teori belajar sosial Bandura menunjukkan pentingya proses mengamati

dan meniru perilaku, sikap dan reaksi emosi orang lain. Teori ini menjelaskan

perilaku manusia dalam, konteks interaksi timbal balik yang

berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.

Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:

1. Perhatian (atensi), mencakup peristiwa peniruan (adanya kejelasan,

keterlibatan perasaan, tingkat kerumitan, kelaziman, nilai fungsi) dan

karakteristik pengamat (kemampuan indra, minat, persepsi, penguatan

sebelumnya).

2. Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean

simbolik, pengorganisasian pikiran, pengulangan simbol, pengulangan

motorik.

3. Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru,

keakuratan umpan balik.

4. Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri

sendiri.

Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan

mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara

mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik

kemudian melakukannya. Proses mengingat akan lebih baik dengan cara

mengkodekan perilaku yang ditiru ke dalam kata-kata, tanda atau gambar

daripada hanya observasi sederhana (hanya melihat saja). Sebagai contoh:

belajar gerakan tari dari instruktur membutuhkan pengamatan dari

berbagai sudut yang dibantu cermin dan langsung ditirukan oleh siswa

pada saat itu juga. Kemudian proses meniru akan lebih terbantu jika

gerakan tari juga didukung dengan penayangan video, gambar atau

intruksi yang ditulis dalam buku.

2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang

dimilikinya.

3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan,

tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang

bermanfaat.

Karena melibatkan atensi, ingatan dan motivasi, teori Bandura dilihat

dalam kerangka teori behavior-kognitif. Teori belajar sosial membantu

memahami terjadinya perilaku agresi dan penyimpangan psikologi dan

bagaimana memodifikasi perilaku. Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku

pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikan secara massal.

Sebagai contoh: penerapan teori belajar sosial dalam iklan televisi. Iklan selalu

menampilkan bintang-bintang yang populer dan disukai masyarakat, hal ini

untuk mendorong konsumen agar membeli sabun supaya mempunyai kulit

seperti para ”bintang” atau minum obat masuk anginnya ”orang pintar”.

Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran Siswa

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori-teori behavioristik

adalah ciri-ciri kuat mendasarinya yaitu:

a. Mementingkan pengaruh lingkungan.

b. Mementingkan bagian-bagian (elementalistik).

c. Mementingkan peranan reaksi.

d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur

stimulus respon.

e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.

f. Mementingkan pembentukan kebiasan melalui latihan dan pengulangan.

g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan

Kelebihan Teori Belajar Behaviorisme

1. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang

diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi.

2. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang sederhana sampai pada

yang kompleks.

3. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai

dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu.

4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati dan

jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.

5. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat

menjadi kebiasaan.

6. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan

yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-

unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, rafleks, daya tahan dan

sebagainya contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari,

menggunakan komputer, berenang, olahragam dan sebagainya. Teori ini

juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan

dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,

suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung

seperti diberi permen atau pujian.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristi

1. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning),

bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati

dan diukur.

2. Mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak

menyenangkan bagi siswa sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi

berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus

dipelajari murid.

3. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi

oleh penguatan yang diberikan guru.

4. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan

menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang

efektif.

5. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh begavioristik

justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar-behavioristik.html