35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan

33
 Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340) Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan Kelompok 2 1 BAB I PENDAHULUAN Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya  mengalami  revolusi  yang pesat sejak tahun 1980-an. Pada saat ini kita masih merasakan banyak permasalahan transpor tasi  yang sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1960-an dan 1970-an, misalnya kemacetan, polusi suara dan udara, kecelakaan dan tundaan. Permasalahan transpor tasi yang sudah ada sejak dulu bisa saja dijumpai pada masa sekarang tetapi dengan tingkat kualitas yang  jauh lebih parah dan kuantitas yang  jauh lebih besar mungkin saja mempunyai bentuk lain yang  jauh lebih kompleks karena semakin banyaknya pihak yang terkait sehingga lebih sukar diatasi. Banyak negara yang sedang berkembang menghadapai permasalahan transportasi dan beberapa di antaranya sudah berada dalam tahap yang sangat kritis. Permasalahan  yang terjadi bukan saja disebabkan oleh terbatasnya prasarana trasnpor tasi yang ada tetapi sudah ditambah lagi dengan permasalahan lainnya. Pendapatan rendah, urbanisasi yang sangat cepat, terbatasnya sumber daya manusia, tingkat disiplin yang rendah dan lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan  transpor tasi menjadi semakin parah.  Di Indonesisa,  permasalahan transportasi  sudah sedemikian parahnya di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan Makassar. Kota yang berpenduduk lebih dari 1-2  juta  jiwa pasti mempunyai  permasalahan transportasi. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan hampir semua ibukota provinsi dan beberapa ibukota kabupaten akan berpenduduk di atas 1-2  juta  jiwa sehingga permasalahan transportasi yang tidak bisa dihindarkan. Hal ini merupakan sorotan bagi para pembina daerah perkotaan di Indonesia karena mereka akan dihadapkan pada permasalahan baru yang memerlukan pemecahan yang baru pula, yaitu permasalahan transpor tasi perkotaan. Tinggi urbanisasi secara tidak langsung dapat dikatakan sebagai akibat dari tidak meratanya pertumbuhan wilayah di Indonesia antara daerah pedalaman dengan daerah perkotaan. Semakin besar perbedaan tingkat pertumbuhan wilayah tersebut, semakin tinggi pula tingkat urbanisasi yang pada gilirannya akan menimbulkan beberapa permasalahan  perkotaan, khususnya di sektor transportasi. Tambahan lagi, proses urbanisasi dan industrialisasi selalu terjadi secara hampir bersamaan, terutama di negara yang beralih dari  negara pertanian ke negara industri. Indonesia pada saat ini tergolong negara yang sedang bergerak menuju negara semi industr i . Beberapa data kota besar di dunia menyatakan bahwa semakin tinggi intensitas industri di daerah tersebut semakin tinggi pula tingkat urbanisasinya  

Transcript of 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 1/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 1 

BAB I

PENDAHULUAN

Permasalahan transportasi dan teknik  perencanaannya  mengalami  revolusi  yang  pesat sejak 

tahun 1980-an. Pada saat ini kita masih merasakan banyak permasalahan transportasi yang sebenarnya 

sudah terjadi  sejak tahun 1960-an dan 1970-an,  misalnya  kemacetan,  polusi  suara dan  udara, 

kecelakaan dan tundaan. Permasalahan transportasi yang sudah ada sejak dulu bisa saja dijumpai pada 

masa sekarang tetapi dengan tingkat kualitas yang  jauh lebih parah dan kuantitas yang  jauh lebih besar 

mungkin saja mempunyai bentuk  lain yang  jauh  lebih kompleks karena semakin banyaknya pihak yang 

terkait sehingga lebih sukar diatasi. 

Banyak  negara  yang  sedang berkembang  menghadapai  permasalahan transportasi dan 

beberapa di antaranya sudah berada dalam tahap yang sangat kritis. Permasalahan yang terjadi bukan 

saja disebabkan oleh terbatasnya prasarana trasnportasi yang ada tetapi sudah ditambah  lagi dengan 

permasalahan  lainnya.  Pendapatan  rendah,  urbanisasi  yang  sangat cepat, terbatasnya  sumber daya manusia, tingkat disiplin yang rendah dan  lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan 

transportasi menjadi semakin parah. 

Di Indonesisa, permasalahan transportasi  sudah  sedemikian parahnya di beberapa kota besar 

seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung dan Makassar. Kota yang berpenduduk  lebih dari 1-2  juta 

 jiwa pasti mempunyai permasalahan transportasi. Pada akhir tahun 2000, diperkirakan hampir semua 

ibukota  provinsi dan beberapa  ibukota  kabupaten  akan berpenduduk di  atas 1-2  juta  jiwa  sehingga 

permasalahan transportasi yang tidak bisa dihindarkan. Hal  ini merupakan sorotan bagi para pembina 

daerah  perkotaan di Indonesia  karena  mereka  akan dihadapkan  pada  permasalahan baru  yang 

memerlukan pemecahan yang baru pula, yaitu permasalahan transportasi perkotaan. 

Tinggi  urbanisasi  secara tidak  langsung dapat dikatakan  sebagai  akibat dari tidak meratanya 

pertumbuhan wilayah di Indonesia antara daerah pedalaman dengan daerah perkotaan. Semakin besar 

perbedaan tingkat pertumbuhan  wilayah tersebut,  semakin tinggi  pula tingkat urbanisasi  yang  pada 

gilirannya  akan  menimbulkan beberapa  permasalahan  perkotaan,  khususnya di  sektor transportasi. 

Tambahan lagi, proses urbanisasi dan industrialisasi selalu terjadi secara hampir bersamaan, terutama di 

negara yang beralih dari negara pertanian ke negara industri. Indonesia pada saat ini tergolong negara 

yang  sedang bergerak menuju  negara  semi industr i . Beberapa data  kota besar di dunia menyatakan 

bahwa semakin tinggi intensitas industri di daerah tersebut semakin tinggi pula tingkat urbanisasinya 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 2/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 2 

LATAR BELAKANG

Kemacetan  lalulintas (congest ion) di  jalan terjadi karena ruas  jalan di kota Medan sudah mulai 

tidak mampu menerima/melewatkan  luapan arus kendaraan yang datang secara  lancar. Hal  ini dapat

terjadi  karena  pengaruh  hambatan/gangguan  samping (side f r i ct ion)  yang tinggi,  sehingga 

mengakibatkan penyempitan  ruas  jalan (bott leneck ),  seperti: parkir di badan  jalan (on r oad par king), 

berjualan/pasar di trotoar dan badan   jalan,  pangkalan beca dan  angkot,  kegiatan  sosial  yang 

menggunakan badan   jalan (pesta  atau  kematian) dan  pedestrian (berjalan di badan   jalan dan 

menyeberang  jalan). Selain itu, kemacetan  juga sering terjadi akibat manajemen persimpangan (dengan 

atau tanpa  lampu) yang kurang tepat, ditambah  lagi tingginya aksesibilitas ke guna  lahan (land use) di 

sekitar sisi  jalan tersebut. 

Kemacetan/tundaan lalulintas dan kecelakaan lalulintas yang cukup berbahaya  jugasering terjadi 

akibat perilaku angkutan umum kota (angkot) yang sering nyelonong dan tiba-tiba berhenti di badan 

 jalan untuk menaikkan/menurunkan penumpang dengan alasan kejar setoran. Jadi dengan demikian, 

kemacetan  lalulintas perkotaan terjadi bukan saja karena rasio perkembangan prasarana  jalan dengan pertambahan  sarana (kendaraan)  yang tidak  seimbang  serta tingkat disiplin  pengendara  yang  sangat

rendah, seperti yang selalu menjadi alasan/ kambing hitam berbagai pihak/oknum pemerintah terkait. 

Yang  paling  penting (mendesak)  untuk  program   jangka  pendek  adalah  pencapaian  efisiensi dan 

efektifitas sistem transportasi yakni berupa pengaturan  lalulintas (traffic management) yang tepat dan 

sesuai (int egr at ed ),  seperti:  pengaturan  lokasi  parkir,  fasilitas  penyeberangan   jalan,  rambu,  marka, 

setting  lampu persimpangan, penentuan arah ( one or   tw o w ay s  )  lalulintas  , penentuan/pengaturan 

rute/jalur angkutan umum( bus lane, bus w ay, bus pr ior i t y ) dan stopan bus ( bus bay , halte ). Dampak 

dan  kerugian  materi  akibat kemacetan  lalulintas di Kota Medan Maksud dan tujuan  kebijakan 

manajemen lalulintas adalah mengatur pergerakan untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas sistem, 

sesuai kebutuhan pergerakan. 

Pengaturan didasarkan  pada  hirarkhi,  fungsi dan  klasifikasi  masing-masing  jalan,  sedangkan 

kebutuhan pergerakan sangat ditentukan oleh guna lahan (land use) dalam ruang kota dan sekitar  jalan 

yang dapat digambarkan dalam data Matriks Asal-Tujuan(Or igin - Dest inat ion) pergerakan. 

Dampak dan kerugian materi yang langsung dirasakan akibat kemacetan lalulintas, adalah: 

1. bagi pelaku pergerakan (users), seperti: pemborosan bahan bakar minyak (BBM), penambahan waktu 

perjalanan (travel time) dan stress (sebagai pemicu penyakit darah tinggi,  jantung dsb), 

2. bagi lingkungan sekitar  jalan (non-users), seperti: polusi (udara dan suara), kedatangan pengunjung ke 

fungsi  lahan di  sekitar   jalan  semakin berkurang (parkir,  pertokoan,  restoran  atau  plaza),  sehingga 

memperkecil pendapatan fungsi lahan tersebut. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 3/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 3 

Jika dilihat dari hirarkhi, fungsi dan klassifikasi  jalan yang ada, maka Jl.Gatot Subroto merupakan 

Jalan Arteri Primer  sebagai Jalan Negara ( antar provinsi  )  ,  sama halnya dengan Jl.Sisingamangaraja. 

Sebagai  jalan Arteri Primer, seharusnyalah Pemko Medan terlebih dahulu mempertimbangkan kebijakan 

tersebut secara matang, melalui kajian/penelitian yang mendalam dan menyeluruh ( int egr at ed  ) sesuai 

dengan system  jaringan  jalan dan pola pergerakan lalulintas. Ketentuan berdasarkan hirarkhi, fungsi dan 

klasifikasi  jalan menyatakan bahwa  jalan Arteri Primer khususnya di kota besar harus dijaga keberadaan 

pelayanan  jalan tersebut, yaitu dengan mengatur sedemikian rupa untuk mempertahankan kecepatan 

operasi kendaraan rata-rata, sehingga diharapkan kondisi arus pada ruas  jalan tersebut tetap lancar dan 

menerus di sepanjang  jalan, baik di dalam dan di luar perkotaan ( Subur ban ). Untuk mencapai maksud

dan harapan tersebut, sepanjang ruas  jalan Arteri Primer hendaknya dilakukan usaha untuk membatasi 

akses ke  jalan- jalan lokal, membatasi akses langsung terhadap guna lahan di sekitar  jalan (seperti: pasar, 

plaza,  perumahan/  real  estate  atau  sekolah),  serta  membatasi  pengaruh  gangguan  samping ( side

 f r i ct ion ). 

Pada masa pra-kebijakan satu arah di Jl.Gatot Subroto, besaran distribusi arus lalulintas menurut

kedua arah pada  ruas  jalan umumnya hampir  sama, hanya  sedikit perbedaan hanya pada waktu  jam 

sibuk (  peak hours ) pagi dan sore saja. Namun, yang terjadi saat sekarang adalah pemberlakuan satu 

arah hanya  pada  ruas Bundaran  Petisah  sampai Iskandar Muda (arah  lalulintas dari Timur  ke Barat), 

sehingga mengakibatkan: 

1. Terjadinya bott leneck di persimpangan Gatot Subroto-Iskandar Muda akibat peralihan arus satu arah 

(dari arah Medan ke Binjai) menjadi dua arah (dimulai dari mulut persimpangan Gatot Subroto-Iskandar 

Muda ke arah Binjai), mengakibatkan tingkat kemacetan semakin tinggi pada ruas Jl. Gatot Subroto yang 

satu arah, khususnya pada  jam sibuk sore. 

2. Menambah titik rawan dan menambah tingkat kemacetan di ruas-ruas  jalan persimpangan lain akibatdari pengalihan distribusi arus lalulintas, antara lain: 

a)  persimpangan Ayahanda-Darussalam, Jl.Pabrik Tenun, Jl.Skip, Jl.Gereja  sampai  ke  simpang 

Glugur. 

b)  Persimpangan Asrama, 

c)  simpang Barat,  mempengaruhi Jl.K.H Wahid Hasyim,  simpang  Gajah Mada, Jl. S.Parman, Jl 

Kejaksaan,  simpang Imam Bonjol- Diponegoro,  simpang Kpt. Maulana Lubis dan terus  ke 

Jl.Raden Saleh, 

d)  persimpangan Abdulah Lubis-Iskandar Muda, arus dari Wahid Hasyim ke Abd. Lubis menyatu 

dengan arus dari Iskandar Muda 

e)  simpang Gajah Mada/Iskandar Muda, Jl. Hayam Wuruk, Jl.Dr. T. D. Pardede, Jl.S.Parman sampai 

simpang Sudirman. 

3. Mengurangi aksesibilitas ke pasar Petisah dan pertokoan/perkantoran di sekitar  jalan akibat arus satu 

arah tersebut, mengakibatkan kerugian bagi pengguna  lahan di sekitar  ruas  jalan, seperti: demand ke 

pasar/pertokoan dan parkir. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 4/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 4 

4.  Pengalihan  rute  angkutan  kota  ke beberapa  ruas  jalan  lain,  yang  sebelumnya melewati  ruas  jalan 

Gatot Subroto tersebut (khusus dari  arah Barat ke Timur). Mengingat banyaknya trayek dan  jumlah 

armada angkutan umum yang melewati ruas  jalan tersebut serta penambahan  jarak rute angkutan yang 

semakin  panjang (pengalihan  yang  semrawut, tanpa  perencanaan  yang  matang  /sesuka  angkot), 

mengakibatkan  kesemrawutan/kemacetan  lalulintas. Ditambah  lagi  kerugian bagi  angkutan  karena 

berkurangnya penumpang,  jumlah rit berkurang dan  jarak perjalanan bertambah. 

5. Penambahan tugas berat dan biaya yang besar serta  jumlah petugas keamanan (DLLAJ, Polisi) yang 

banyak, khususnyapada masa pelaksanaan kebijakan. 

Fenomena Bottleneck 

Bottleneck bila diartikan  secara bebas  adalah  leher botol. Jika diartikan secara 'kasar', artinya adalah penyempitan 

 jalur. Lihat saja  leher botol,  selalu  menyempit daripada 

badannya. Perumpamaan ini banyak digunakan dalam berbagai 

bidang. Ketika diterapkan dalam  lalu  lintas, bottleneck adalah 

penyempitan lebar  jalan dari kondisi lebar  jalan yang normal di 

salah satu titik/ ruas  jalan, sehingga mengakibatkan kemacetan 

atau  perlambatan  arus  lalu  lintas. Sebagai  contoh  misalnya 

 jalur/ pintu tol. Atau bayangkan saja  jalan raya yang melewati 

pasar tumpah pada saat arus mudik. 

Gambar I.1 Salah Sat u T r affi c Bott leneck yang diakibat kan adanya konstr uk si 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 5/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 5 

TUJUAN

Tujuan  Penelitian Agar  penelitian berhasil  sesuai dengan  yang diharapkan,  maka  perlu 

ditetapkan tujuan  yang  akan dicapai.  Para  pelaku  penyebab kemacetan di Kota Medan  adalah 

pemerintah Kota Medan, pengusaha, pedagang kaki  lima, supir angkutan kota, petugas  lalu  lintas dan 

pengguna  jalan. Dengan kendala: koordinasi antara Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kabupaten 

setempat, tataruang,  keuangan dan  penegakkan  hukum. Sedangkan  alternatif   kebijakannya  adalah 

kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Medan, penataan kawasan penting, meningkatkan prasarana 

lalu  lintas,  pengaturan trayek,  penegakkan disiplin, dan  mengurangi  angkutan  kota  atau/dan 

penggantian  moda. Sumber  kemacetan  lalu  lintas  adalah  keterbatasan  prasarana  lalu  lintas,  jumlah 

kendaraan yang melebihi kapasitas, tingginya perkembangan dan aktivitas penduduk. 

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 

y  Untuk mencari penyebab kemacetan lalu lintas di Kota Medan 

y  Menemukan  kebijakan  untuk mengatasi  kemacetan  lalu  lintas di  kota Medan dimana  hirarki diawali dengan tujuan  umum,  kemudian  sumber  kemacetan,  pelaku  penyebab kemacetan, 

kendalanya dan alternatif  kebijakan 

y  Mengidentifikasi  lokasi lokasi  macet di  ruas   jalan  kota Medan,  meninjau  masalah dan 

menemukan solusinya 

y  Mendapatkan kesimpulan berdasarkan survey yang dilakukan dan memberikan masukan/solusi 

untuk mengatasi berbagai bentuk permasalahan macet dalam kota Medan 

Sumber yang paling sering terjadi dari kemacetan di Kota Medan adalah akibat  jumlah kendaraan 

yang melebihi  kapasitas. Hal  ini dapat terjadi  karena dari tahun  ke tahun  jumlah  kendaraan di Kota 

Medan  selalu  meningkat, baik  itu  kendaraan  roda dua,  kendaraan  umum  maupun  kendaraan penumpang umum. 

Memang persoalan  kemacetan  lalu  lintas di  kota-kota besar  sseperti Kota Medan hingga  kini tak 

pernah tuntas. Dari  sejumlah  penelitian  menyebutkan tingkat kesadaran  warga berlalulintas  yang 

memang  masih  rendah. Namun  penyebab kemacetan  lalulintas tidak  hanya diukur  faktor  kesadaran 

masyarakat berlalulintas melainkan  persoalan  itu  juga  akibat tidak didukung  sektor  infrastrukturnya. 

Sektor  infrastruktur  yang tak mendukung  kawasan tertib lalulintas  itu  meliputi  lebar  jalan  yang  kini 

sudah tak  sebanding dengan  jumlah  kendaraan yang  ada. Selain  itu, masih banyak  ruas  jalan di Kota 

Medan  kondisinya berlubang-lubang. Adapun beberapa  kejadian belakangan  ini,  rambu-rambu 

lalulintas di  jalanan didapati sering mati akibat padamnya  listrik. Lampu  lalu  lintas (traffic  lights) yang 

sering padam dan tak di-setting sesuai tingkat kepadatan volume kendaraan di ruas  jalan tertentu  juga 

turut menyumbang  kemacetan  panjang. Minimnya  penambahan  volume  jalan baru di Kota Medan, 

membuat semakin banyak ruas  jalan yang menjadi langganan macet. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 6/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 6 

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH STUDI

A.  TOPOGRAFI DAN WILAYAH ADMINISTRASI

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera 

Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan  kota/kabupaten  lainya, Medan memiliki  luas  wilayah 

yang relatif  kecil dengan  jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 

3° 30' 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk  itu topografi  kota Medan 

cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. 

Secara administratif, wilayah Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, 

selatan, dan timur. Sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, yang merupakan salah 

satu  jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya 

dengan  sumber daya  alam (SDA),  khususnya di bidang  perkebunan dan  kehutanan. Karena  secara 

geografis Medan didukung  oleh daerah-daerah  yang  kaya  sumber daya  alam,  seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. 

Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan 

kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. 

Di  samping  itu  sebagai daerah  pinggiran   jalur  pelayaran Selat Malaka, Medan  memiliki  posisi 

strategis  sebagai  gerbang (pintu  masuk)  kegiatan  perdagangan barang dan   jasa, baik  perdagangan 

domestik  maupun  luar  negeri (ekspor-impor).  Posisi  geografis Medan  ini telah  mendorong 

perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota 

Medan saat ini. 

Secara administratif   , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang,  yaitu  sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang  wilayah Utara  nya 

berbatasan  langsung dengan Selat Malaka,  yang diketahui  merupakan  salah  satu   jalur  lalu  lintas 

terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan  salah  satu daerah  yang  kaya dengan Sumber 

Daya  alam (SDA), Khususnya di bidang  perkebunan dan  kehutanan. Karenanya  secara  geografis  kota 

Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, 

Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan  lain-lain. Kondisi  ini 

menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan 

yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping 

itu sebagai daerah yang pada pinggiran  jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi 

strategis  sebagai  gerbang (pintu  masuk)  kegiatan  perdagangan barang dan   jasa, baik  perdagangan 

domestik  maupun  kuar  negeri (ekspor-impor).  Posisi  geografis Kota Medan  ini telah  mendorong perkembangan  kota dalam 2 kutub pertumbuhan  secara  fisik  ,  yaitu daerah terbangun Belawan dan 

pusat Kota Medan saat ini 

Batas wilayah administratif Kota Medan dengan daerah di sekelilingnya belum  jelas. Ketidakjelasan 

ini terjadi mulai di tingkat kelurahan, kecamatan, sampai Pemerintah Kota Medan. etidakjelasan batas 

wilayah  ini banyak terjadi di daerah  yang baru dikembangkan. Di daerah  ini batas wilayah  menjadi 

menjadi kabur. "Contohnya di sepanjang daerah yang dibangun  jalan tol. Daerah  ini sebelum dibangun 

 jalan tol memiliki batas yang  jelas, namun setelah tol dibangun batas ini menjadi kabur," katanya. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 7/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 7 

Sejumlah  wilayah di  perbatasan Medan  memiliki batas  kabur di  antaranya di  kawasan Medan 

Tembung, Jalan Willem Iskandar, Medan Denai, dan Medan Belawan. Di  kawasan Tembung misalnya 

terdapat sekolah-sekolah Medan di tengah  permukiman  penduduk  yang di  wilayah  administratif  

Kabupaten Deli Serdang. Kenyataan di  lapangan menyebutkan  sejumlah  sekolah di  kawasan  ini tidak 

terurus. Adapun di Jalan Willem Iskandar, sejumlah bangunan pemerintah berdiri di wilayah abu-abu. 

Informasi yang diperoleh BPS dari Pemkot Medan bekas gedung Kantor Gubernur Sumut masuk dalam wilayahnya. Namun kenyatannya, wilayah ini masuk Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. 

B.  DATA SOSIAL EKONOMI

B.1. Data dari segi Ekonomi 

Pembangunan  ekonomi daerah dalam  periode   jangka  panjang (mengikuti  pertumbuhan  PDRB), 

membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern 

yang didominasi  oleh  sektor-sektor  non  primer,  khususnya  industri  pengolahan dengan  incr easing

r et unr n t o scale (relasi  positif   antara  pertumbuhan  output dan  pertumbuhan  produktivitas)  yang 

dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa  semakin tinggi  laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, 

dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain 

mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap. 

Perubahan  struktur  ekonomi  umumnya disebut transformasi  struktural dan didefinisikan  sebagai 

rangkaian  perubahan  yang  saling terkait satu dengan  lainnya dalam  komposisi  permintaan  agregat

(produksi dan pengangguran  faktor-faktor produksi,  seperti tenaga  kerja dan modal) yang diperlukan 

guna mendukung  proses  pembangunan dan pertumbuhan  ekonomi  yang berkelanjutan. Berdasarkan 

perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku 

tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03

persen, sektor sekunder sebesar 26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha 

dominan  yaitu  perdagangan,  hotel dan  restoran  menyumbang  sebesar 26,34 persen,  sub sektor 

transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58

persen. 

Kontribusi tersebut tidak  mengalami  perubahan berarti bila dibandingkan dengan  kondisi tahun 

2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan 

primer sebesar 2,93 persen. Masing-masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan 

restoran sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi  sebesar 18,65 persen,  industri 

 jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan  jasa keuangan 13,41 persen. 

Demikian  juga  pada tahun 2007,  sektor tertier  mendominasi  perekonomian Kota Medan,  yaitu 

sebesar 69,21 persen, disusul  sektor  sekunder  sebesar 27,93 persen dan  sektor  primer  sebesar 2,86persen. Masing masing lapangan usaha yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari 

lapangan  usaha  perdagangan/hotel/restoran,  lapangan  usaha transportasi/telekomunikasi  sebesar 

19,02 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 8/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 8 

Statistik Ekonomi Tahun 2005 2007

No. INDIKATOR SATUAN TAHUN

2005 2006)* 2007**)

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1 PDRB (ADH berlaku) Milyar (Rp) 42.792,45 48.849,95 55.455,2 PDRB (ADH konstan) Milyar (Rp) 25.257,42 27.234,45 29.352,9

3 PDRB Perkapita ADHB Jutaan (Rp) 20,91 26,63 26,

4 PDRB Perkapita ADHK Jutaan (Rp) 12,35 13,17 14,

5 Pertumbuhan Ekonomi  Persen (%) 6,98 7,76 7,

6 Inflasi  Persen (%) 22,91 5,97 6,

7 Eksport (FOB) Milyar (US$) 3,86 4,52 5,

8 Impor (CIF) Milyar (US$) 1,00 1,77 1,

9 Surplus Perdagangan Milyar (US$) 2,86 3,35 4,

10 Investasi Milyar (Rp) 9.867,31 8.177,63 9.049,

Tabel II.A. Statistik Ekonomi (Sumber BPS Kota Medan)

Keterangan : - *) Angka Perbaikan

- **) Angka Sementara 

Tabel Diatas menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat pertumbuhan PDRB Kota Medan terhadap 

pertumbuhan ekonomi dan penurunan  inflasi serta peningkatan surplus perdagangan dan minat untuk 

melakukan  investasi di Kota Medan. Semakin baik  keadaan  ekonomi  masyarakat,  maka  aktivitas 

perdagangan dan investasi di Kota Medan semakin kondusif  

B.2. Data dari Segi Sosial 

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, 

agama dan  lainnya, merupakan  faktor  penunjang dan  penghambat bagi  pertumbuhan  ekonomi Kota 

Medan. Keberadaan  sarana  pendidikan  kesehatan dan  fasilitas  kesehatan  lainnya, merupakan  sarana 

vital bagi  masyarakat untuk  mendapat pelayanan  hak dasarnya  yaitu  hak  memperoleh  pelayanan 

pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya . 

Demikian  juga halnya dengan  kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan  salah  satu masalah 

utama  pengembangan  kota  yang  sifatnya  kompleks dan  multi dimensional  yang  penomenanya di 

pengaruhi  oleh berbagai  faktor  yang  saling berkaitan,  antara  lain  : tingkat pendapatan,  kesehatan, 

pendidikan,  lokasi,  gender dan  kondisi  lingkungan. Kemiskinan bukan  lagi dipahami  hanya  sebatas 

ketidak mampuan ekonomi, tetapi  juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan 

bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat . 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 9/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 9 

Data SUSENAS tahun 2004,  memperkirakan  penduduk  miskin di  kota  medan tahun 2004

berjumlah 7,13% atau 32.804 rumah tangga  atau 143.037  jiwa. Dilihat dari  persebarannya, Medan 

bagian Utara (Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan) merupakan kantong 

kemiskinan terbesar (37,19%) dari keseluruhan penduduk miskin 

Statistik Sosial Pembangunan Kota Medan Tahun 2005 - 2007 

 

No. INDIKATOR SATUAN TAHUN

2005 2006*) 2007**)

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1 Jumlah Penduduk Jiwa 2.036.185 2.067.288 2.083.156

2 Pertumbuhan Penduduk  Persen (%) 1,50 1,53 0,77

3 APK

- SD/MI Persen (%) 104,28 111,51 112,18

- SMP/MTs  Persen (%) 99,79 94,53 98,36

- SMA/MA Persen (%) 89,04 81,09 89,344 APM

- SD/MI Persen (%) 91,36 91,04 91,79

- SMP/MTs  Persen (%) 78,49 73,83 76,18

- SMA/MA Persen (%) 71,90 62,91 64,71

5 APS

- 07-12 Persen (%) 99,06 99,15 99,31

- 13-15 Persen (%) 95,04 92,19 94,04

- 16-18 Persen (%) 78,11 72,17 79,21

- 19-24 Persen (%) 24,09 22,90 24,19

6 Pendidikan 

- Penduduk Minimal Tamat SLTA Persen (%) 47,57 48,69 49,78

- Buta Huruf   Persen (%) 0,62 0,91 0,82

7 Angka Kelahiran Total (TFR)  Persen (%) 2,19 2,16 2,13

8 Umur Harapan Hidup Tahun 70,7 71,10 71,10

9 Angka Kematian Bayi (IMR) 15,84 15,10 13,80

10 Rata-rata Anak Lahir Hidup Orang 1,50 1,39 1,34

11 Rata-rata Anak Masih Hidup Orang 1,44 1,33 1,29

12 Anak Kesakitan Umum  Persen (%) 15,81 20,43 20,13

13 TPAK Persen (%) 66,91 62,21 58,62

14 TPT Persen (%) 12,46 15,01 14,49

15 IPM - 75,4 74,60 75,8016 Penduduk Miskin  Persen (%) 8,62 7,77 7,09

Tabel II.B. Statistik Sosial Pembangunan (Sumber BPS Kota Medan dan Instansi terkait)

Keterangan : - *) Angka Perbaikan

- **) Angka Sementara

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 10/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 10

C.  DATA KEPENDUDUKAN DAN PERTUMBUHAN KENDARAAN

C.1. Data Kependudukan 

Garis-garis Besar Haluan Negara menyatakan bahwa  jumlah penduduk yang besar dan berkualitas 

akan menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional. Namun dengan pertumbuhan yang 

pesat sulit untuk meningkatkan mutu  kehidupan dan  kesejahteraan  secara  layak dan merata. Hal  ini 

berarti bahwa  penduduk  yang besar dengan  kualitas  yang tinggi tidak  akan  mudah  untuk dicapai. 

Program  kependudukan di  kota Medan  seperti  halnya di daerah Indonesia  lainnya  meliputi: 

pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, 

penyebaran  penduduk  yang  seimbang  serta  pengembangan  potensi  penduduk  sebagai  modal 

pembangunan yang terus ditingkatkan. Komponen kependudukan umumnya menggambarkan berbagai 

dinamika  sosial  yang terjadi di masyarakat, baik  secara  sosial maupun  kultural. Menurunnya tingkat

kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya  arus  perpindahan  antar daerah 

(migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik, akan mempengaruhi  kebijakan kependudukan 

yang diterapkan. 

Berikut ini adalah tabel  jumlah laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk kota Medan 

T a h u n Jumlah 

Penduduk 

Laju Pertumbuhan 

Penduduk 

Luas Wilayah 

(KM²)

Kepadatan 

Penduduk 

(Jiwa/KM²)[1] [2] [3] [4] [5]

2001 1.926.052 1,17 265,10 7.267

2002 1.963.086 1,94 265,10 7.408

2003 1.993.060 1,51 265,10 7.520

2004 2.006.014 0,63 265,10 7.567

2005 2.036.018 1,50 265,10 7.681

2006  2.067.288  1,53  265,10  7.798 

2007*  2.083.156  0,77  265,10  7.858 

Tabel II.C.1. JUMLAH, LAJU PERTUMBUHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK 

DI KOTA MEDAN TAHUN 2001 2007 (sumber : Bps Kota Medan)

Berdasarkan data tabel di  atas diketahui bahwa  selama tahun 2001 s/d tahun 2005  jumlah 

penduduk Kota Medan  cenderung mengalami peningkatan  yaitu dari 1,92  juta  jiwa pada tahun 2001

menjadi 2,03  juta  jiwa pada tahun 2005. Demikian  juga kepadatan penduduk Kota Medan, meningkat

dari 7.267  jiwa/Km 2 pada tahun 2001 menjadi 7.681  jiwa/Km2

tahun 2005.  Peningkatan  laju 

pertumbuhan  penduduk  ini dipengaruhi  oleh  meningkatnya derajat kehidupan  sosial  masyarakat

khususnya di bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 11/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 11

GOLONGAN

UMUR

LAKI-LAKI  PEREMPUAN  JUMLAH 

JIWA  PERSEN (%) JIWA  PERSEN (%) JIWA  PERSEN (%)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

0 - 4 89.206 8,62 92.853 8,86 182.059 8,74

5 - 9  96.559 9,33 91.885 8,76 188.444 9,05

10 - 14 98.519 9,52 100.590 9,59 199.109 9,5616 - 19  111.263 10,75 105.426 10,06 216.689 10,40

20 - 24 116.164 11,23 121.385 11,58 237.549 11,40

25 - 29  99.499 9,62 102.041 9,73 201.540 9,67

30 - 34 83.325 8,05 75.926 7,24 159.251 7,64

35 - 39  75.482 7,30 83.180 7,93 158.662 7,62

40 - 44 70.091 6,77 75.926 7,24 146.017 7,01

45 - 49  57.837 5,59 53.680 5,12 111.517 5,35

50 - 54 47.054 4,55 47.393 4,52 94.447 4,53

55 - 59  30.879 2,98 31.434 3,00 62.313 2,99

60 - 64 26.468 2

,56 22

.246 2

,12 48

.714 2

,34

65 + 32.350 3,13 44.495 4,24 76.845 3,69

Jumlah 1.034.696 100,00 1.048.460 100,00 2.083.156 100

Tabel II.C.2 PERSENTASE JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN 

MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2007 ( Sumber : BPS Kota Medan) Keterangan : Angka sementara

 penduduk pertengahan tahun 2007 

Gambar II.C Grafik Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan tahun 2007 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 12/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 12

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa komposisi penduduk terbesar berada pada kelompok usia 

15-64 tahun  sebagai  kelompok  usia  produktif   atau  kelompok  usia  aktif   secara  ekonomis. Diluar 

kelompok usia produktif  terdapat kelompok usia tidak produktif  yang cenderung akan ditanggung oleh 

kelompok usia produktif, yang biasa disebut dengan angka beban tanggungan (ABT). Untuk Kota Medan 

angka beban tanggungan berkisar 45, atau sekitar setiap 45 orang ditanggung oleh 100 orang produktif. 

Komposisi penduduk Kota Medan berpengaruh terhadap kebijakan pembangunan kota, baik sebagai 

sub jek  maupun  ob jek  pembangunan. Keterkaitan  komposisi  penduduk dengan  upaya-upaya 

pembangunan kota yang dilaksanakan, didasarkan kepada kebutuhan pelayanan yang harus disediakan 

kepada  masing-masing  kelompok  usia  penduduk,  seperti  pelayanan  kesehatan,  pendidikan bahkan 

pelayanan kesejahteraan sosial lainnya. 

Proporsi anak-anak berusia di bawah  lima tahun (balita) dalam  kelompok penduduk Kota Medan 

sekitar 9% dari  jumlah penduduk. Relatif besarnya proporsi dan  jumlah penduduk anak-anak balita ini 

berimplikasi pada kebutuhan prasarana dan sarana kesehatan usia balita, dan sarana pendidikan usia 

dini baik secara kualitas maupun kuantitas. 

Pada kelompok usia anak-anak dan remaja, kebijakan yang ditempuh diarahkan pada peningkatan 

status gizi anak, pengendalian tingkat kenakalan anak dan remaja, peningkatan kualitas pendidikan dan 

lain-lain. Upaya ini diharapkan dapat terus dilakukan untutk mempersiapkan masa depan anak-anak dan 

remaja sehingga mendukung terbentuknya sumber daya manusia yang semakin berkualitas. 

Jumlah penduduk Kota Medan  yang  sampai  saat ini diperkirakan berjumlah 2,083  juta  lebih, dan 

diproyeksikan  mencapai 2,167  juta  penduduk  pada tahun 2010, ditambah beban  arus  penglaju  juga 

menjadi beban pembangunan yang harus ditangani secara terpadu dan komprehensif. Disamping  itu, 

pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk yang sesuai dengan 

pertumbuhanekonomi wilayah, sangat diperlukan pada masa datang. Beberapa masalah kependudukan dapat diringkas sebagai berikut : 

y  Kecenderungan adanya penurunan flukturasi laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2006 dan 

tahun 2007. 

y  Kecenderungan peningkatan arus ulang alik ke Kota Medan yang berimplikasi kepada pemenuhan 

fasilitas sosial yang dibutuhkan. 

y  Masalah kemiskinan, tenaga kerja dan permasalahan sosial lain yang dipengaruhi oleh iklim 

perekonomian nasional dan global. 

y  Penyediaan pelayanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan dasar lainnya termasuk sarana dan 

prasarana permukiman 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 13/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 13

C.2. Data Pertumbuhan Kendaraan 

Jumlah kendaraan di kota Medan Tahun 2007 : Hingga akhir 2007,  jumlah kendar aan bermotor 

di  medan  kurang  lebih 5,7  juta  unit, dengan 98% merupakan  kendaraan  pribadi, dan 2% sisanya 

kendaraan umum. 

Tahun 2005 :  menurut catatan Ditlantas  Polri tahun 2005 menyebutkan   jumlah  kendaraan 

bermotor di Medan  sekitar 8,86  juta  kendaraan  meliputi  mobil (35,74%), bus (7,8%), dan  motor 

(56,35%). 

Tahun 2006 :  jumlah  kendaraan bermotor  yang  sebanyak 7.967.498 unit,  seperti diketahui, 

penduduk 2,6  juta  jiwa  ini  merupakan  kota  yang  memiliki 21 kecamatan, 151 kelurahan dan 2001

lingkungan. Kota ini  juga memiliki panjang  jalan sekira 2.951 kilometer 

Tahun 2008 :  menurut catatan Ditlantas  Polri tahun 2008 menyebutkan   jumlah  kendaraan 

bermotor di Jakarta  sekitar 9,6  juta  . di tahun 2008,   jumlah  motor di Medan  sebesar 70 persen 

dibandingkan seluruh kendaraan yang ada, mobil sebesar 27 persen, dan bis kota hanya 3 persen. 

Berdasarkan data 2009 milik Dinas  Perhubungan Sumut,  sebanyak 1.054.912 unit kendaraan 

bermotor terdaf tar berada di Kota Medan. Hal berkaitan erat dengan parkir dan kepadatan  lalu lintas 

yang menyesaki  jalan  sepanjang 2.951 km dan  lebar  jalan 4 sampai 12 meter. Jumlah kendaraan dan 

luas  jalan itu, menimbulkan persoalan kemacetan di  jalan raya serta penataan parkir yang tak maksimal. 

Dengan membandingkan hasil penelitian Kasatlantas Poltabes MS bahwa  jumlah kendaraan bermotor di 

Kota Medan sampai tahun 2006 terdapat 1.289.746 kendaraan terdiri dari mobil penumpang 175.198, 

mobil gerobak 116.184, bus 12.619. 

Perumbuhan  jumlah kendaraan ini sendiri berdampak pada bertambahnya kadar polusi di udara yang  semakin  memperburuk  lingkungan. Hal tersebut disebabkan  oleh  makin tidak  idealnya 

perbandingan  antara  jumlah  penduduk dengan  jumlah  kendaraan bermotor  yang  ada. Bukan  hany 

infeksi saluran pernafasan yang menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di 

Indonesia, tetapi   juga  meningkatnya   jumlah  penderita  lain  aibat polusi. Kontribusi buangan  gas 

kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70% , sedangkan kontribusi gas buangan 

dari  cerobong  asap  industri  hany berkisar 10-15%. Sisanya berasal dari  sumber  pembakaran  lain 

misalnya dari  rumah tangga,  pembakaran  sampah,  pembakaran  hutan dan  lain-lain. Tingginya 

penggunaan kendaraan bermotor menjadi pemicu utama problem kemacetan di kota Medan. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 14/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 14

Gambar C.2. Jumlah Kendaraan Kota Medan di Tahun 2009

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 15/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 15

D.  SISTEM TATA GUNA LAHAN DAN RUAS JALAN

Penataan Kota Medan dilaksanakan salah satunya dengan pembersihan prasarana  lalu  lintas baik 

itu tempat lalu  lintas kendaraan dan tempat lalu  lintas pejalan kaki. Juga pembersihan drainase untuk 

lebih menjamin  lalu  lintas yang  lancar, tertib dan nyaman  karena tidak akan digenangi air  lagi ketika 

hujan turun. Implikasinya  kegiatan-kegiatan  yang dilakukan  pada badan   jalan dan trotoar  harus berpindah. Kegiatan  pada badan  jalan dan trotoar  khususnya  kegiatan  perdagangan  atau berjualan 

adalah penyebab utama kemacetan arus lalu lintas yang dikenal dengan istilah gangguan samping (side

 f r i ct ion). Ruang milik  jalan dan ruang manfaat jalan adalah milik publik pengguna lalu lintas yang apabila 

digunakan untuk kegiatan  lain akan menyebabkan gangguan yang menyebabkan berkurangnya tingkat

pelayanan  jalan, di  mana  ruang  milik  manfaat  jalan dan  ruang  milik  jalan tidak dapat memberikan 

pelayanan yang maksimal kepada pemakainya. Pemakai  jalan harus berhadapan dengan gangguan pada 

ruas  jalan yang dapat menyebabkan rencana kecepatan yang diberikan kepada ruas  jalan tersebut tidak 

dapat terealisasi bahkan timbulnya  kecelakaan  lalu  lintas. Kita tahu betapa banyaknya biaya  yang 

terbuang akibat kemacetan arus  lalu  lintas, pemborosan bahan bakar minyak, penumpukan emisi gas 

buang  pada tempat-tempat tertentu  yang menyebabkan  pencemaran  udara disekitarnya, munculnya 

ketegangan emosional antar sesama pengguna  jalan. 

Idealnya  semua  pelaksanaan  kegiatan  yang dilakukan  oleh  setiap  pemangku  kepentingan dalam 

kegiatan penataan dan pergerakan ekonomi di Kota Medan berjalan sebagaimana adanya. Namun ada 

yang tidak mungkin dilakukan  yaitu untuk mengawasi  selama dua puluh empat  jam agar  ruang milik 

 jalan dan  ruang manfaat  jalan tidak digunakan  lagi untuk kegiatan di  luar pergerakan arus  lalu  lintas. 

Kegiatan transaksi ekonomi perdagangan yang dilaksanakan dengan menggunakan ruang milik  jalan dan 

ruang manfaat  jalan adalah aset kota Medan yang menggerakkan roda ekonomi kota. Di pihak lain ada 

kegiatan sejenis yang berlangsung dan dikelola dalam suatu area tertentu oleh satuan perangkat kerja 

daerah  yaitu:  Perusahaan Daerah  Pasar Kota Medan. Berlangsungnya teori    Adam Smi t h tentang 

ekonomi pasar persaingan sempurna telah menyebabkan keangkuhan bagi kegiatan transaksi ekonomi 

perdagangan yang dilaksanakan dengan menggunakan ruang milik  jalan dan ruang manfaat jalan. Seolah 

kegiatan  ini tidak mau diatur dan berlangsung  sesuka hatinya yang menyebabkan kesemrawutan dan 

kekumuhan dan  kerusuhan  infrastruktur  kota,  jalan, trotoar, drainase  prasarana  lalu  lintas  yang  lain 

akibat dari tumpukan  sampah dan  alat peralatan perdagangan  yang berserakan. Kegiatan penertiban 

atau  juga yang disebut dengan penataan adalah masalah klasik yang tidak pernah ada kesimpulannya. 

Hal  ini disebabkan  oleh  adanya tangan  yang tak  kelihatan (invisible  hand)  yang  mengarahkan titik 

keseimbangan  antara  permintaan dan  penawaran  untuk bertumbuh  secara  linear  seiring dengan 

pertumbuhan Kota Medan dengan segala fungsinya. 

Dapat dirasakan bahwa  kegiatan transaksi  ekonomi  perdagangan  yang dilaksanakan dengan 

menggunakan ruang milik  jalan dan ruang manfaat  jalan sesungguhnya mempunyai kelembagaan yang 

sangat kuat yang digerakkan oleh tangan-tangan yang tidak nampak dan mempunyai aturan tersendiri. 

Berlangsungnya transaksi ekonomi politik: str uggle for pow er , siapa melakukan siapa, siapa mendapatapa, menyebabkan pengelolaan dan kegiatan transaksi ekonomi perdagangan yang dilaksanakan dunia 

kekerasan. Karena  itu adalah pekerjaan yang sulit untuk dapat membuka  ruang milik  jalan dan  ruang 

manfaat  jalan secara permanen tanpa mengadakan pendekatan terhadap  lembaga yang tidak nampak 

ini. Artinya penataan pasar tradisonal dan pedagang kaki lima lebih bersifat non teknis ketimbang teknis, 

dan  ini  lebih disebabkan oleh  fungsi kota  itu sendiri telah menjadikan kota menjadi tumpuan harapan 

bagi setiap orang yang ingin mengais rizki. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 16/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 16

Ketika pemerintah akan melakukan pelayanan terhadap masyarakat, sebelumnya harus menjawab

pertanyaan yang paling mendasar: Pelayanan apa yang  sebaiknya dikelola melalui mekanisme pasar, 

birokrasi (pemerintah) dan  kelompok masyarakat atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)? Karena 

karakteristik dari berbagai  mekanisme  pelayanan  mempunyai  implikasi terhadap  pembentukan 

organisasi  atau  lembaga  atau Satuan Kerja  Perangkat Daerah (SKPD). Sekaligus  informasi  ini dapat

digunakan untuk melakukan pembagian kerja yang wajar dan saling melengkapi antara berbagai strategi dan kebijakan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi SKPD. 

Pelayanan publik melalui mekanisme pasar hanya efisien kalau penilaian terhadap barang dan  jasa 

yang akan atau yang disediakan itu sederhana. Sebaliknya kalau pelayanan yang akan diberikan adalah 

bersifat unit dan karena penilaiannya menjadi sulit dilakukan, maka metode pelayanan publik apakah 

oleh pemerintah atau kelompok masyarakat/LSM adalah menjadi pilihan yang lebih cocok atau dengan 

melakukan pembagian tugas antara pemerintah dan  kelompok masyarakat/LSM. Walaupun namanya 

pasar, pengelolaan pasar tradisional tidak harus dikelola dengan mekanisme pasar. 

Pengelolaan dan  pelayanan terhadap  pasar tradisional  adalah  kebutuhan  publik  yang  memiliki 

eksternalitas. Eksternalitas  negatif  (kerugian) dan  eksternalitas  positif  (manfaat)  yang dialami  oleh 

masyarakat dan Pemerintah Kota Medan tidak dapat secara mutlak dinilai dalam  jumlah uang, sehingga 

harga  produk  atau  pelayanan  pasar tradisional tidak dapat mencerminkan biaya  yang  senyatanya. 

Eksternalitas dapat menyangkut keuntungan dan biaya  soaial  yang  menyangkut kepada  citra 

pemerintah, dan hal-hal yang dipolitisir. 

Nilai atau  jumlah yang sifatnya non uang ini  jelas tidak dapat diperoleh dan dihasilkan oleh lembaga 

yang dikelola secara profit. Karena lembaga perusahaan pasti bertindak dalam konteks skala ekonomis. 

Adalah sangat tepat apabila PD Pasar Kota Medan mengatakan bahwa penataan pedagang kaki  lima 

bukanlah merupakan tupoksinya. Kecuali perusahaan daerah  itu sendiri telah menyediakan kebutuhan 

tempat yang diprediksi  untuk beberapa tahun  ke depan bagi  pedagang tradisional. Kalau 

pengelolaannya kepada masyarakat atau LSM, pertanyaannya adalah, masyarakat yang mana? Karena 

dalam transaksi dan mekanisme pasar tidak dibatasi oleh wilayah dan masyarakat yuridiksi pemerintah tertentu. Karena  eksternalitas  pengelolaan  pasar tradisional di Kota Medan  lebih mengarah  kepada 

beban  pemerintah  kota,  sebaiknya  pengelolaan  pasar tradisional di Kota Medan dikelola  secara 

birokrasi,  yaitu dengan  membentuk SKPD non  profit yaitu Dinas. Melalui  kebijakan  program dan 

kegiatan SKPD dapat dilakukan  pemecahan  masalah  kota Medan dari  sektor  penataan dan 

pengembangan pasar tradisional dengan memikul segala biaya eksternalitasnya. 

Eksternalitas  lainnya  adalah bahwa dalam  operasionalnya,  pasar tradisional  selalu dan  pasti 

menghasilkan berbagai dampak  seperti  lalu  lintas dan dampak  lingkungan. Diabaikannya dampak  lalu 

lintas  sebagai  fungsi tata  guna  lahan telah  menyimpan  potensi  permasalahan  lalu  lintas  yang  sulit

dipecahkan di masa-masa mendatang seperti yang dialami DKI Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh 

para pakar terhadap berbagai tata  guna  lahan menunjukkan  adanya tingkat koefisien bangkitan dan tarikan lalu lintas seperti yang diuraikan dalam tabel berikut. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 17/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 17

TABEL: 

TINGKAT BANGKITAN LALULINTAS UNTUK KEGIATAN TATA GUNA LAHAN

NO. JENIS KEGIATAN BANGKITAN (SMP)JAM/100M2

Pagi Siang Sore 

1 Perkantoran 0,56 0,41 0,51

2 Pertokoan 0,51 1,27 1,26

3 Pusat Perbelanjaan 1,78 1,84 1,83

4 Apartemen 1,25 1,8 1,65

Jumlah tarikan dan bangkitan  perjalanan  suatu  rencana  atau tata  guna  lahan dapat dihitung dengan 

mengetahui  luas  lahan  efektif  tata  guna  lahan (M2) dengan  membagi 100 M

2,  kemudian dengan 

mengalikannya dengan  koefisien tingkat bangkitan. Jumlah tarikan dan bangkitan ditetapkan dalam 

Satuan Mobil Penumpang (smp) per  jam. Perhitungan bangkitan lalulintas dilakukan pada: 

1)  Jam sibuk pagi, siang dan sore/malam dari lalu lintas sekitarnya; 

2)  Jam puncak bangkitan lalulintas; 

3)  Jam puncak tarikan lalulintas; 

4)  (4) Kombinasi yang mungkin terjadi. 

Untuk mengetahui dampak yang terbesar maka perlu diketahui kondisi puncak dimana kegiatan 

yang memberikan bangkitan  lalu lintas yang terbesar. Kondisi puncak dianggap terjadi pada salah satu 

keadaan kondisi lalu lintas disekitarnya pada  jam sibuk dan kondisi bangkitan lalulintas yang maksimum. 

Dari kedua kondisi tersebut, dicari kondisi yang mempunyai kombinasi terbesar antara kondisi lalulintas 

sekitarnya ditambah dengan bangkitan  lalulintas  akibat operasional tata  guna  lahan tersebut. Untuk 

mengetahui  kapasitas  ruang  parkir  yang disediakan  adalah dengan  menghitung   jumlah tarikan 

perjalanan dikali dengan satuan ruang parkir (SRP) yaitu rata-rata 11,5 M. Kemudian dilakukan prediksi 

kinerja  jaringan  jalan untuk lima tahun mendatang. Dengan demikian dapat diidentifikasi permasalahan-

permasalahan  yang terjadi  saat ini, dan  lima tahun  mendatang,  sekaligus  untuk  menetapkan 

rekomendasi penanganan yang diperlukan. 

Dengan mengetahui kinerja ruas  jalan dan persimpangan di sekitarnya, maka dapat diidentifikasi 

masalah  sebagai dampak dari  operasionalisasi tata  guna  lahan tersebut. Kalau ternyata  makin 

memperburuk kinerja lalulintas di sekitarnya maka dapat dipikirkan tindakan apa yang harus dilakukan. 

Jika  jaringan  jalan masih mampu untuk menampung beban peningkatan arus lalulintas, analisis dampak 

lalu  lintas  harus memberi  informasi  yang bermanfaat untuk menetapkan  kebijakan  untuk melakukan 

perbaikan yang dibutuhkan untuk membuat arus lalu lintas dapat diawasi. Dengan demikian dapat  juga diketahui kapasitas atau penyediaan ruang parkir yang diakibatkan oleh pembangunan pusat kegiatan. 

Sebenarnya secara kasat mata dapat diprediksi bagaimana kondisi  jaringan  jalan dan persimpangan di 

sekitar berbagai kegiatan tata guna  lahan sebagai dampak kegiatan operasionalnya. Dalam konteks  ini 

variabel mental pengguna  jalan, aparat Dinas Perhubungan, Polantas tidak dapat lagi diposisikan  lagi 

sebagai  variabel  penyebab. Bangkitan dan tarikan  lalulintas  suatu  kegiatan tata  guna  lahan  adalah 

penyebab kesemrawutan lalulintas. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 18/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 18

Oleh  karena  itu,  sebelum dilakukan  pembangunan  suatu  pasar tradisional  harus dilakukan 

terlebih dahulu studi analisis dampak  lalulintas. Dan bagi pasar tradisional yang sudah ada dapat  juga 

dilakukan studi analisis dampak lalu lintas, ketika diketahui bahwa lingkungan di sekitarnya tidak mampu 

lagi untuk menampung  kebijakan dan program  serta  kegiatan manajemen  lalu  lintas maka  sebaiknya 

pasar tradisional dimaksud direlokasi sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah yang ada. 

E.  LOKASI MACET

Kemacetan Lalu Lintas di   jalan  raya  menjadi  suatu  persoalan  yang  rumit. Sebenernya  ini 

merupakan hal yang tidak aneh terutama kota-kota besar di Indonesia. Akhir-akhir  ini kemacetan 

lalu  lintas  semakin parah, harus  sudah di pikirkan bagaimana  cara mengatasi masalah  ini. Jika di 

perhatikan  pada  waktu-waktu tertentu  lalu  lintas di   jalan- jalan tampak  macet.  Pada  pagi  hari, 

kemacetan  lalu  lintas mulai terasa  ketika warga masyarakat mulai berangkat ke tempat mereka 

bekerja dan para pelajar mulai berangkat ke sekolah. Pada siang hari kemacetan lalu lintas semakin 

parah dan tidak terkendalikan lagi. 

Berdasarkan peninjauan  lapangan yang dilaksanakan oleh kelompok dua kami meninjau beberapa 

lokasi kemacetan, yaitu antara lain: 

       LOKASI JL A H NASUTION SIMPANG AL AZHAR 

P et a Lokasi dengan Menggunakan Aplikasi Google Maps 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 19/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 19

DOKUMENTASI

Foto-foto kemacetan pada Simpang Al-Azhar 

Pada daerah  jalan  ini terlihat kendaraan yang melebihi  jumlah kapasitas dan angkutan umum 

yang tidak tertib menurunkan dan menaikkan penumpang. Di persimpangan  ini tidak memiliki  lampu 

lalu lintas, sehingga pada saat peak t ime (waktu sibuk) seperti pagi hari, kemacetan sering sekali terjadi. 

Jalan masuk yang berada simpang  itu yaitu  jalan Luku1 adalah  jalan di mana dilewati bus-bus sekolah 

yang akan menuju perguruan Al-Azhar. 

Di samping  itu, penduduk yang tinggal di  jalan  itu yang  ingin melakukan aktivitas hariannya keluar 

dari  jalan  itu  juga. Kondisi Jalan masuk  itu  sangat sempit sehingga memperlambat keluar masuknya 

kendaraan. Terkadang truk besar ataupun trailer  juga melewati  jalan tersebut sehingga kendaraan kecil yang ingin melewati  jalan tersebut terhambat. 

Akibatknya  kondisi  lalu  lintas tama di  jalan A.H. Nasution  juga terhambat oleh  kendaraan  yang 

melakukan  pola mer ging dan kendaraan keluar yang ingin belok ke kanan. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 20/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 20

       LOKASI JALAN IR.JUANDA (PARKIR DI BADAN JALAN) 

P et a Lokasi dengan Menggunakan Aplikasi Google Maps 

DOKUMENTASI

Foto-foto kemacetan pada Jalan Ir.Juanda (di depan toko Bakso Amat)

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 21/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 21

       LOKASI JALAN JAMIN GINTING/SIMPANG POS (Ketidakteraturan Angkutan Umum) 

P et a Lokasi dengan Menggunakan Aplikasi Google Maps 

DOKUMENTASI

Foto-foto kemacetan pada Jalan Jendral Jamin Ginting (Simpang Pos)

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 22/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 22

       LOKASI DI JALAN MEDAN TEMBUNG (Memasang tenda di ruas  jalan untuk acara pernikahan) 

DOKUMENTASI

Foto-foto kemacetan pada daerah Medan-Tembung

Kemacetan lain: 

Beberapa kemacetan terjadi di sejumlah  jalan utama kota Medan, menyusul hujan deras dan 

angin  puting beliung  yang  melanda  kawasan  ini. Kondisi drainase  yang tidak terawat dan buruknya 

penataan kota, khususnya baleho dan reklame yang berseleweran, menambah ruwetnya masalah. Salah satu  pemandangan di  salah  satu  sudut kota  medan disebuah  pasar tradisional  yang tepat berada 

dipinggir  jalan.  Para  pedagang  memakai  setengah  ruas  jalan.  sehingga  setiap  harinya  selalu terjadi 

kemacetan. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 23/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 23

P et a Lokasi dengan Menggunakan Aplikasi Google Maps 

DOKUMENTASI

Foto-foto kemacetan pada Jalan Jendral Jamin Ginting

Simpang Jn.Jamin Ginting & Jl.Iskandar muda Pengendara di Kota Medan banyak yang tidak peduli 

akan rambu lalu lintas sehingga lalu lintas cenderung semrawut. Saling serobot, melanggar rambu lalu 

lintas, bahkan melaju ketika lampu lalu lintas merah menjadi peristiwa biasa. Kemacetan di  jalan raya 

makin sulit dihindari karena badan  jalan  juga digunakan untuk parkir kendaraan. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 24/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 24

BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. PEMBAHASAN

Kemacetan adalah suatu kondisi dimana situasi atau keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu 

lintas yang di sebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melebihi kapasitas  jalan sehingga arus lalu lintas 

terhambat. Kemacetan banyak sering terjadi di kota-kota besar. Sumber kamacetan  lalu  lintas adalah 

keterbatasan prasarana lalu lintas, dan  jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas, dan  juga di sebabkan 

oleh tingginya perkembangan dan aktivitas penduduk. 

Para  pelaku  penyebab kemacetan di  kota-kota besar  adalah  pemerintah  kota tersebut, 

pengusaha, pedagang kaki  lima, supir angkutan kota, petugas  lalu  lintas dan pengguna  jalan. Kendala 

pemerintah  kota  yaitu tentang tataruang,  keuangan dan  penegakan  hukum,  sedangkan  alternative 

kebijakanya  adalah  kerjasama dengan  pemerintah  kota,  mengenai  penataan  kawasan  penting, meningkatkan prasarana  lalu  lintas, pengaturan trayek, penegakan di siplin dan mengurangi angkutan 

kota. Karena angkutan kota yang beroperasi sangat banyak bahkan sampai melebihi kapasitas, sudah di 

ketahui  fasilitas-fasilitas  juga  yang  kurang memadai,  seperti  jalan  yang  sempit, tidak  adanya tempat

parkir dan banyaknya kendaraan yang ada, mungkin ini yang mengakibatkan banyaknya kemacetan. 

Kemacetan  juga bisa di  sebabkan  oleh  pengusaha,  pedagang  kaki  lima, dan  pengguna  jalan. 

Sudah di  ketahui  fasilitas  jalan di  kota-kota besar  kurang memadai tetapi  masih banyak  orang  yang 

membangun  usaha-usaha di  pinggir  jalan dan banyaknya  orang  yang tidak mematuhi  peraturan  lalu 

lintas, sehingga makin menambah penyebab kemacetan di lalu lintas. 

Pada saat mengalami kemacetan lalu lintas seseorang akan merasa tidak nyaman dan tentunya 

sangat menjengkelkan sekali karena di ketahui kemacetan tersebut hanya akan menyebabkan kerugian, 

misalnya siswa-siswi karena macet menjadi terlambat datang kesekolah, pekerja kantor karena terjebak 

macet  jadi  kena teguran  oleh bosnya, dan tentunya  waktu  juga  akan terbuang  percuma  saja. Saat

mengalami kemacetan tentunya yang di rasakan kejengkelan apalagi macet yang memakan waktu lama, 

sampai berhenti atau kendaraan tidak bisa bergerak sedikitpun, di tambah cuaca yang tidak mendukung 

sama  sekali, misalnya  cuaca  saat itu  panas  sekali  sehingga menyebabkan  sumpek dan  pengapnya di 

tengah kemacetan, hanya panas yang dirasakan dan keringat yang mengalir. 

Kemacetan  lalu  lintas  kelalaian dalam mengemudi. Banyaknya  pengemudi  yang mengendarai 

kendaraan  secara kurang hati-hati dan melebihi kecepatan maksimal, merupakan prilaku yang kurang baik dan tidak terpuji. Walau demikian kebanyakan pengemudi menyadari akan bahaya yang di hadapi 

apabila mengendarai melebihi kecepatan maksimal. Dan banyaknya para pengemudi yang tidak menaati 

peraturan  lalu  lintas, seperti mengemudi secara ugal-ugalan, menerobos  lampu merah, kebut-kebutan, 

mendahului kendaraan lain. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 25/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 25

Kemacetan  lalu  lintas menjadi permasalahan  sehari-hari, dan kemacetan dapat menimbulkan dampak 

negatif, antara lain : 

y  Kerugian waktu, waktu terbuang percuma karena percepatan perjalanan yang rendah. 

y  Meningkatkan stress bagi pengguna  jalan. 

y  Pemborosan energi bahan bakar. 

y  Meningkatnya polusi udara dan suara. 

y  Menggangu aktifitas sehari-hari, seperti berangkat sekolah kesiangan. 

y  Keausan kendaraan, seperti radiator dan penggunaan rem yang lebih tinggi. 

y  Waktu dan energy terbuang percuma. 

y  Menurunnya produktifitas. 

y  Mengganggu laju perekonomian. 

y  Kendaraan bermotor tidak dapat digunakan  fungsinya  secara  maksimal  sebagai transportasi 

cepat. 

y Dalam  hal  ingin  mengejar  waktu,  para  pengguna  kendaraan bermotor  mudah  sekali tersulutemosinya hingga kekerasan di  jalan raya sering terjadi. 

y  Dalam keadaan macet, resiko tiap kendaraan bersinggungan sangat tinggi. 

y  Kesehatan menjadi korban, terutama bagi pengendara sepeda motor yang sering terkena macet

akan sering menghirup asap kendaraan lain. 

Kemacetan lalu lintas yaitu di sebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut : 

y  Adanya persilangan  jalur kereta api. 

y  Tidak adanya pelebaran  jalan. 

y  Makin meningkatnya pengguna kendaraan pribadi. 

y  Banyaknya kendaraan umum yang berhenti di sembarang tempat. 

y  Persimpangan tanpa lampu lalu lintas, dan tidak tampak polisi pada tempat tugasnya. 

y  Adanya kesalahan teknis, matinya lampu lalu lintas. 

y  Banyaknya parkir sembarangan dan pedagang kaki lima di tepi-tepi  jalan. 

y  Rendahnya sikap di siplin para pengguna  jalan. 

y  Adanya kecelakan yang terjadi, yang mengakibatkan terhambatnya arus lalu lintas. 

y  Adanya perbaikan  jalan. 

y  Adanya demo yang di lakukan di  jalan. 

y  Kecelakaan dan kendaraan mogok di  jalan. 

y  Lebar  jalan yang tidak sesuai dengan populasi kendaraan yang semakin bertambah. y  Jalan rusak, yang membuat kendaraan melaju dengan lambat sehingga terjadi kemacetan. 

y  Terdapat pengerjaan  jalan  , seperti galian galian yang terbebngkalai sehingga laju kendaraan 

terganggu. 

y  Khusus bagi pengendara sepeda motor di anggap sumber kemacetan karena biasanya  sepeda 

motor sering menyerobot dan tidak mau kalah. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 26/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 26

y  Jalan  semakin  sempit dengan  adanya  pedagang  kaki  lima  yang  menggunakan trotoar  untuk 

pejalan kaki hingga sebagian ruas  jalan. 

y  Rusaknya infrastruktur untuk kelancaran lalu lintas, seperti plank-plank penunjuk yang hancur 

y  Termakan usia dan lampu lalu lintas yang sudah tidak akur lagi. 

y Perencanaan tata  letak  ruang dan   jalan  yang tidak  memikirkan dampak  pertumbuhan kendaraan. 

y  Kurangnya sosialisai dalam tertib berlalu lintas. 

B. ANALISIS

Dalam  melakukan  analisis  kemacetan  jalan  perkotaan, terlebih dahulu  penentuan  karakteristik  jalan 

perkotaan perlu ditinjau, karakteristik  jalan perkotaan yaitu: 

y  Segmen  jalan  mempunyai  perkembangan  secara  permanen dan  menerus  sepanjang  seluruh 

atau hamper seluruh  jalan, minimum pada satu sisi  jalan. 

y  Jalan terletak di dekat kota dengan penduduk lebih dari 100.000 orang. y  Karakteristik  arus  lalu  lintas  puncak  pada  pagi dan  sore  hari,  secara  umum  lebih tinggi, 

prosentase mobil penumpang dan sepeda motor tinggi, dan truk rendah. 

y  Pada  jam puncak, terjadi perubahan distribusi menurut arah. 

y  Umumnya  jalan perkotaan menggunakan kerb. 

Tujuan utama dari pengaturan  lalu  lintas umumnya adalah untuk menjaga  keselamatan arus  lalu 

lintas dengan  memberikan  petunjuk-petunjuk  yang  jelas dan terarah, tidak  menimbulkan  keraguan. 

Untuk  pengaturan  lalu  lintas di  persimpangan dapat digunakan  sinyal  lalu  lintas,  marka dan  rambu 

(mengatur, mengarahkan dan memperingatkan) dan pulau-pulau lintas. 

Persimpangan  jalan merupakan  pertemuan dari  ruas-ruas  jalan  yang  fungsinya  untuk melakukan 

perubahan arah arus lalu lintas. Persimpanga dapat bervariasi dari persimpangan sederhana yang terdiri 

dari pertemuan dua  ruas  jalan sampai persimpangan kompleks yang terdiri dari pertemuan beberapa 

ruas  jalan. Persimpangan sebagai bagian dari suatu  jaringan  jalan merupakan daerah yang kritis dalam 

melayani arus lalu lintas. 

Tujuan yang akan dicapai dalam pengaturan persimpangan adalah: 

y  Mengurangi  maupun  menghindarkan  kemungkinan terjadinya  kecelakaan  yang berasal dari 

berbagai kondisi titik-titik konflik. 

y  Menjaga  kapasitas dari  persimpangan  agar dalam  operasinya dapat dicapai  pemanfaatan persimpangan yang sesuai dalam rencana. 

y  Dalam operasinya dari pengaturan persimpangan harus memberikan petunjuk yang  jelas serta 

sederhana, mengarahkan arus lalu lintas pada yang sesuai pada tempatnya. 

Kemacetan  lalu  lintas  kini telah  menjadi  pemandangan  sehari-hari di  kota-kota besar di 

Indonesia dan menjadi  sebuah persoalan yang  sulit di selesaikan baik di tingkat lokal daerah maupun 

secara nasional. Dengan berjalanya waktu permasalahan kemacetan lalu lintas ini tentunya tidak boleh 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 27/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 27

di biarkan begitu  saja,  kita  harus menganalisis dan  mencari  solusi bagaimana  cara  untuk  mengatasi 

permasalahan  ini. Walaupun terkadang di akui memang  ini adalah persoalan yang cukup sulit untuk di 

pecahkan. Oleh  karena  itu di bawah  ini diterangkan bagaimana  cara  atau  upaya  penyelesaian 

permasalahan kemacetan lalu lintas ini, antara lain : 

a. Peningkatan Kapasitas. 

Yaitu  salah  satu  langkah  yang di  lakukan  untuk  mengatasi  masalah  kemacetan  lalu  lintas  ini 

adalah dengan meningkatkan kapasitas, seperti membangun  jalan yang lebih koefisien seperti pelebaran 

 jalan, mengatur  atau mengubah  sirkulasi  arus  lalu  lintas  menjadi  satu  arah, meningkatkan  kapasitas 

persimpangan  jalan, meningkatkan kapasitas khusus untuk angkutan umum seperti busway. 

Memperbaiki kapasitas merupakan solusi yang baik untuk mengatasi kemacetan  lalu  lintas  ini, 

karena  sudah  kita  ketahui bahwa  keadaan  kapasitas dan  fasilitas dengan  kendaraan  yang  ada tidak 

seimbang, sehingga mengakibatkan kemacetan. Terlalu banyaknya kendaraan, misalnya pada saat ada 

tikungan atau belokan ada kendaraan mobil yang mau belok, pasti ada kemacetan yang terjadi mobil yang mau belok akan berhenti dulu dan otomatis kendaraan yang di belakanganya akan berhenti  juga 

untuk menunggu mobil tersebut belok, dan dari arah berlawanan ternyata mobil banyak yang berlalu 

lalang,  jadi hanya untuk berbelok saja sulit untuk di lakukan sehingga mengakibatkan kemacetan, dapat

di  ketahui bahwa  kemacetan tersebut terjadi  karena  kurangnya  fasilitas  jalan dan terlalu banyaknya 

kendaraan. 

Dengan demikian  harus  ada tindakan  untuk memperbaiki  kapasitas  yang  sudah  ada  menjadi 

lebih baik. Adalagi yaitu masalah para pedagang kaki lima. Hal ini  juga yang mengakibatkan kemacetan 

lalu  lintas banyaknya para pedagang kaki lima yang berjualan di pinggiran  jalan dan banyak bangunan-

bangunan liar yang tentunya dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas, sudah di ketahui fasilitas  jalan 

yang kurang memadai, tetapi di salah gunakan oleh para pedagang kaki  lima yaitu di gunakan sebagai 

tempat berjualan,  padahal  mereka  sudah tahu bahwa tempat  jalan  itu di  larang  untuk berjualan, 

sehingga mengakibatkan pemda  setempat tidak tinggal diam dan membongkar paksa  lahan tersebut, 

karena  ini di  lakukan  untuk  kepentingan dan  kebaikan bersama demi  mencegahnya  kemacetan  lalu 

lintas. Agar para pedagang  khususnya pedagang  kaki  lima tidak berdagang atau berjualan di tempat-

tempat sembarangan khususnya di tepi-tepi  jalan yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Hal lainya 

yaitu pemberian perizinan untuk kawasan perdagangan, yaitu terpusatnya fasilitas perdagangan di pusat

kota. 

b. Pembatasan Kendaraan Pribadi. 

Langkah  ini  juga merupakan  suatu  cara  untuk  mengatasi  kemacetan  lalu  lintas,  karena dari 

tahun  ke tahun  penggunaan  kendaraan  pribadi  semakin  meningkat dan  semakin banyaknya  para 

pengemudi yang memakai  kendaraan hingga  sampai melebihi batas akibatnya munculnya  kemacetan 

lalu  lintas. Jadi  harus  ada  penaggulangan tentang  penggunaan  kendaraan  pribadi  yaitu  seperti 

membatasi pemilik kendaraan pribadi, meningkatkan pajak dan biaya kendaraan. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 28/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 28

Jumlah  kendaraan  yang melebihi  kapasitas. Hal  ini dapat terjadi  karena dari tahun  ke tahun 

 jumlah kendaraan selalu meningkat, baik itu kendaraan roda dua, kendaraan umum maupun kendaraan 

penumpang umum. Hal ini  juga di sebabkan kurang ketatnya pemerintah kota, dalam penegakan aturan, 

seperti membatasi perizinan  jumlah kendaraan di kota, karena setiap tahun  jumlah kendaraan semakin 

meningkat. Seharusnya memang benar kita harus mengurangi atau membatasi penggunaan kendaraan 

pribadi atau kendaraan yang lainya, karena selain dapat mengurangi masalah kemacetan lalu lintas  juga 

dapat mengurangi  masalah  lainya  misalnya dapat mengurangi  polusi  udara,  karena dengan 

berkurangnya kendaraan tentunya  juga mengakibatkan polusi udara yang semakin berkurang sehingga 

alam kita ini dapat lebih terjaga kelestarianya dan dapat terhindar dari pemanasan global. 

c. Manajemen Lalu Lintas 

Manajemen  lalulintas  adalah  suatu  proses  pengaturan  pasokan (supply ) dan  kebutuhan 

(demand)  sistem   jalan  raya  yang  ada  untuk  memenuhi  suatu tujuan tertentu tanpa  penambahan 

prasarana baru,  melalui  pengurangan dan  pengaturan  pergerakan  lalulintas (Massachusetts Highway 

Department). Manajemen  lalulintas biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah  lalulintas  jangka pendek, atau yang bersifat sementara. Manajemen lalulintas terbagi menjadi dua bagian yaitu optimasi 

supply dan pengendalian demand. Yang termasuk dalam kelompok optimasi supply antara lain adalah: 

pembatasan  parkir di badan   jalan,   jalan  satu  arah,  reversible  lane,  larangan belok  kanan  pada 

persimpangan, dan pemasangan lampu lalulintas (Putranto, 2007). 

Potensi konflik pergerakan di persimpangan 

Persimpangan  jalan  adalah daerah  / tempat dimana dua  atau  lebih  jalan  raya bertemu  atau 

berpotongan, termasuk  fasilitas  jalan dan sisi  jalan untuk pergerakan  lalulintas pada daerah tersebut. 

Fungsi operasional utama persimpangan adalah menyediakan ruang untuk perpindahan atau perubahan 

arah perjalanan.  Persimpangan merupakan bagian  penting dari  jalan  raya. Oleh  karena  itu,  efisiensi, 

keamanan, kecepatan, biaya operasional dan kapasitas suatu persimpangan tergantung pada desain dari 

persimpangan itu sendiri. 

Pada  persimpangan  umumnya terdapat empat macam  pola dasar  pergerakan  lalulintas 

kendaraan  yang berpotensi  menimbulkan  konflik (Underwood, 1991),  yaitu: Merging (bergabung 

dengan  jalan utama), Diverging (berpisah arah dari  jalan utama), Weaving (terjadi perpindahan  jalur / 

 jalinan), dan Crossing (terjadi perpotongan dengan kendaraan dari  jalan lain) sebagaimana terlihat pada 

Gambar III.1

Gambar III. 1. Pola pergerakan dasar pada persimpangan

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 29/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 29

Berbagai  macam  pola  pergerakan tersebut akan  saling berpotongan  sehingga  menimbulkan 

titik-titik konflik pada suatu persimpangan. Sebagai contoh, pada persimpangan dengan empat lengan 

pendekat mempunyai 32 titik  konflik,  yaitu 16 titik  crossing, 8 titik  merging, 8 titik diverging 

sebagaimana terlihat pada Gambar III.2. 

Gambar III.2. Titik konflik pada persimpangan empat lengan pendekat dan bundaran lalulintas

C. SOLUSI

Ada beberapa  cara untuk mengurangi  konflik pergerakan  lalulintas pada  suatu persimpangan 

(Banks, 2002 dan Tamin, 2000),  yaitu: Solusi Time-sharing,  solusi  ini  melibatkan  pengaturan 

penggunaaan badan  jalan untuk masingmasing arah pergerakan lalulintas pada setiap periode tertentu. 

Contohnya  adalah  pengaturan  siklus  pergerakan  lalulintas (Gambar III.3)  pada  persimpangan dengan 

lampu  lalulintas/signalized intersection (IHCM, 1997). Solusi Space-sharing, prinsip dari solusi  jenis  ini 

adalah dengan  merubah  konflik  pergerakan dari  crossing  menjadi   jalinan  atau  weaving (kombinasi 

diverging dan merging). Contohnya adalah bundaran lalulintas (roundabout) seperti pada Gambar III.2. 

Prinsip r oundabout  ini  juga bisa diterapkan pada  jaringan  jalan yaitu dengan menerapkan larangan belok 

kanan pada persimpangan.Dengan adanya larangan belok kanan di suatu persimpangan, maka konflik di 

persimpangan dapat dikurangi. Untuk  itu, sistem  jaringan  jalan harus mampu menampung kebutuhan 

pengendara  yang  hendak belok  kanan,  yakni dengan  melewatkan  kendaraan melalui  jalan  alternatif  

yang pada akhirnya menuju pada arah yang dikehendaki (Gambar III.4). Prinsip tersebut dikenal dengan 

istilah rerouting (OFlaherty, 1997). 

Gambar III.3. Contoh siklus pergerakan lalulintas pada persimpangan dengan lampu lalulintas

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 30/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 30

Gambar III.4. Prinsip rerouting pada jaringan jalan

Solusi  Grade Separation,  solusi   jenis  ini  meniadakan  konflik  pergerakan bersilangan,  yaitu 

dengan menempatkan arus  lalulintas pada elevasi yang berbeda pada titik  konflik. Contohnya adalah persimpangan tidak sebidang (Gambar III.5). 

Gambar III. 5. Persimpangan tak sebidang

Solusi  yang  lain adalah peningkatan  kapasitas  ruas  jalan,  solusi  ini mencakup perubahan  fisik 

ruas  jalan sehingga kapasitas ruas  jalan dapat ditingkatkan. Contohnya adalah perubahan  jalan menjadi 

satu arah, pelebaran atau penambahan lajur. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 31/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 31

BAB IV

KESIMPULAN

Kemacetan Lalu Lintas di   jalan  raya  menjadi  suatu  persoalan  yang  rumit. Sebenernya  ini 

merupakan hal yang tidak aneh terutama kota-kota besar di Indonesia. Akhir-akhir  ini kemacetan  lalu 

lintas semakin parah, harus sudah di pikirkan bagaimana cara mengatasi masalah ini. Jika di perhatikan 

pada waktu-waktu tertentu lalu lintas di  jalan- jalan tampak macet. Pada pagi hari, kemacetan lalu lintas 

mulai terasa ketika warga masyarakat mulai berangkat ke tempat mereka bekerja dan para pelajar mulai 

berangkat ke sekolah. Pada siang hari kemacetan lalu lintas semakin parah dan tidak terkendalikan lagi. 

Banyak hal yang menjadi kemacetan  lalu  lintas. Pertama, adanya persilangan dengan  jalan kereta api. 

Kedua, semakin banyak kendaraan berlalu lalang di  jalan- jalan. Ketiga, banyak  jalan di gunakan sebagai 

tempat parkir  kendaraan dan  sebagai tempat pedagang  kaki  lima berjualan. Keempat sering terjadi 

lampu lalu lintas mati. Kelima, sikap kurang terpuji para pengemudi, seperti memberhentikan kendaraan 

tidak pada tempatnya dan  saling mendahului dengan kendaraan  lain. Keenam tidak adanya polisi  lalu 

lintas pada tempat tugasnya apalagi pada saat lampu lalu lintas mati. 

Dari tulisan di atas, kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa masalah kemacetan  lalu 

lintas yang terjadi di kota-kota besar khususnya di kota Medan merupakan masalah kita bersama, yaitu 

dengan meningkatkan kedisiplinan dan menaati semua peraturan mengenai  lalu  lintas, tidak hanya  itu 

kita  juga harus mempunyai  jiwa dan  raga  yang  sehat karena dalam berkendara apabila  kita terjebak 

macet, pasti mengakibatkan seseorang menjadi emosional karena terbawa oleh keadaan. Dan yang lebih 

parah kemacetan  juga dapat mengakibatkan stress, oleh karena itu kita harus bisa mengendalikan diri, 

lebih sabar, dan lebih meningkatkan kedisiplinan dalam berkendara. Dapat  juga di ketahui bahwa dalam 

mengatasi sebuah permasalahan tentang kemacetan lalu lintas itu tidak bisa di lakukan secara maksimal, 

karena dalam mengatasi hal  ini  juga di perlukan  kebersamaa dan  kesadaran diri masing-masing akan 

tingkah  laku  yang di  perbuat oleh  setiap  orang. Untuk mengimbangi dan menekan  laju peningkatan 

penggunaan  angkutan  pribadi,  harus dilakukan  perbaikan  system  angkutan  umum berdasarkan 

kemampuan  angkut yang besar,  kecepatan  yang tinggi,  keamanan dan  kenyamanan  perjalanan  yang 

memadai dan karena digunakan secara massal, haruslah dengan biaya perjalanan yang terjangkau. Jadi, 

harus ada system transportasi bar yang tidak terikat oleh  jalan raya yang memenuhi semua persyaratan 

itu. 

Melihat kemacetan yang semakin parah dari tahun ke tahun,hal  ini merupakan masalah serius 

yang harus di atasi semua masyarakat, dan tidak hanya menjadi tanggung  jawab pemerintah. Dengan 

pajak  yang di  peroleh dari  kendaraan bermotor,  seharusnya  perkembangan   jalan  sesuai dengan pertumbuhan  kendaraan. Separti  pelebaran   jalan,  perbaikan   jalan,  memperbaiki  rambu-rambu  lalu 

lintas dan memperbaiki traffic light yang rusak. Tempat halte  juga seharusnya di buat aman dan nyaman 

agar masyarakat menunggu angkutan umum tepat pada tempatnya. 

5/13/2018 35917458 Kajian Mengenai Kemacetan Di Kota Medan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/35917458-kajian-mengenai-kemacetan-di-kota-medan 32/32

 

Rekayasa Lalu Lintas (TKS-340)

Kajian Mengenai Kemacetan Kota di Medan

Kelompok 2 32

DAFTAR PUSTAKA

y  Tamin, Ofyar Z. 1997.P er encanaan & P emodelan T r ans port asi .Bandung: Penerbit ITB. 

y  Soedird jo, Titi Liliani.2002.Rekayasa Lalu Lint as.Proyek Peningkatan Pendidikan Tinggi, 

Direktorat Jenderal Pndidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.Bandung 

y  http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/188ff 9788e5212b452911ca6003e52505917e817.

pdf  

y  http://www.harian-

global.com/index.php?option=com_content&view=article&id=29744:mengukur-kinerja-kasat-

lantas-sabilul-alif -tertib-lalu-lintas-di-kota-medan-mungkinkah&catid=57:gagasan&Itemid=65

y  http://adsindonesia.or.id/alumni/articleattachment/articlefiliyantibangun02.pdf  

y  http://www.brilianmoktar.com/wp-content/uploads/2009/01/denah.jpg 

y  http://www.hariansumutpos.com/2009/09/titik-kemacetan-di-medan-meluas.html 

y  http://en.wikipedia.org/wiki/Traffic_bottleneck 

y  http://adsindonesia.or.id/alumni/articleattachment/articlefiliyantibangun02.pdf  

y  http://calenger.blogspot.com/2010/01/kemacetan-lalu-lintas.html 

y  http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/kemacetan-lalu-lintas-2/ 

y  http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/01-065/I-026%20-

%20Simulasi%20Manajemen%20Lalulintas%20untuk%20Mengurangi%20Kemacetan%20di%20J

alan%20Jemursari%20dan%20Raya%20Kendangsari.pdf