3.4. objek pajak but
Click here to load reader
-
Upload
duni-rusnercih -
Category
Education
-
view
650 -
download
4
Transcript of 3.4. objek pajak but
Objek Pajak Bentuk Usaha Tetap
Objek Pajak BUTa. penghasilan dari usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap
tersebut dan dari harta yang dimiliki atau dikuasai;
b. penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan olehbentuk usaha tetap di Indonesia;
c. penghasilan sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 yang diterima atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapathubungan efektif antara bentuk usaha tetap dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan dimaksud.
Ps. 5(1) UU PPh
Biaya-biaya yang berkenaan dengan penghasilan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b dan huruf c boleh dikurangkan dari penghasilanbentuk usaha tetap.
Ps. 5(2) UU PPh
PENGHASILANBUT DARI
- USAHA/KEGIATAN BUT- HARTA YANG DIMILI KI /
DIKUASAI BUT
PENGHASILANKANTOR PUSAT DARI
- USAHA / KEGIATAN- PENJUALAN
BARANG-BARANG- PEMBERIAN JASA
YG SEJENIS DGN YG DILAKUKAN BUT DI INDONESIA
PENGHASILAN YG TSB DLM PS.26 YG DITE-RIMA /DIPEROLEH KANTOR
PUSAT
DI INDONESIA
SEPANJANG ADA HUBUNGAN EFEKTIFANTARA BUT DGN HARTA/KEGIATANYG MEMBERI KAN PENGHASILAN
OBJEK PAJAK BUT Pasal 5 ayat (1)
a.
c.
b.
OBJEK BUT Ps.5(1)b UU PPh
BANKDI LUAR
INDONESIA
BANK BUT DI INDONESIA
PT. A DI INDONESIA
PINJAMAN
BUNGA
PT. B DI INDONESIA
PINJAMAN
PENGHASILAN DARI USAHA YG SEJENIS DGNYG DILAKUKAN BUT DI INDONESIA
BUNGA
OBJEK BUT PS.5(1)c
JASA MANAJEMEN;JASA PEMASARAN;
JASA PRODUKSI
PERJANJIAN/ LISENSIPENGGUNAAN MERK “X Inc”
X. Inc DI LUAR
INDONESIA BUT
DI INDONESIA
PT. Y DI INDONESIA
ROYALTI
HUBUNGAN EFEKTIF ANTARA BUT DGN HARTA/KEGIATAN YG MEMBERIKAN PENGHASILAN
Dalam Menentukan Besarnya Laba Suatu BentukUsaha Tetap:a. biaya administrasi kantor pusat yg diperbolehkan untuk
dibebankan adalah biaya yang berkaitan dengan usaha ataukegiatan BUT, yg besarnya ditetapkan oleh Dirjen Pajak (KEP-62/PJ./1995 tgl 24-7-1995);
b. pembayaran kpd kantor pusat yg tidak diperbolehkandibebankan sbg biaya adalah:
1) royalti atau imbalan lainnya sehubungan penggunaan harta, paten, atau hak-hak lainnya;
2) imbalan sehubungan dgn jasa manajemen dan jasa lainnya;
3) bunga, kecuali bunga yang berkenaan dengan usahaperbankan;
c. pembayaran sebagaimana tsb pada huruf b yg diterima ataudiperoleh dari kantor pusat tidak dianggap sbg Objek Pajak, kecuali bunga yg berkenaan dgn usaha perbankan.
Ps. 5(3) UU PPh
PENGHITUNGAN PPh PASAL 26 AYAT (4)
Dalam menghitung PPh sdd Ps. 26 ayat (4) UU PPh,terhadap BUT yg terutang PPh pada suatu tahun pajak,
kerugian fiskal tidak dapat dikompensasikan lagi dgn PhKPsetelah dikurangi dgn PPh.
Ps. 22 PP 94/2010
Contoh:
Ph neto komersial BUTdi Ind. th 2009 sebesar Rp16.000.000.000 dan penyesuaian
fiskal positif sebesar Rp1.500.000.000. Sisa kerugian th sebelumnya yg masih dapat
dikompensasikan dalam tahun 2009 sebesar Rp7.500.000.000.
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 17 dan Pasal 26 ayat (4) sebagai berikut:
Uraian PPh Pasal 17 PPh Pasal 26 (4)
Penghasilan Neto Komersial 16.000.000.000
Penyesuaian Fiskal Positif 1.500.000.000
Penghasilan Neto Fiskal 17.500.000.000
Kompensasi Kerugian 7.500.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PhKP) 10.000.000.000
PPh Badan Terutang 28% 2.800.000.000
PhKP setelah dikurangi pajak 7.200.000.000
PPh Pasal 26 (4) = 20% 1.440.000.000
Dalam menghitung PPh Ps. 26 ayat (4), kompensasi kerugian sebesar
Rp7.500.000.000 tsb tidak boleh diperhitungkan sebagai pengurang PhKP setelah
dikurangi pajak (Rp7.200.000.000,00). Ps. 22 PP 94/2010
PELUNASAN PPh PASAL 26 AYAT (4)
(1) PPh yg terutang dari PhKP sesudah dikurangi pajak darisuatu BUT di Indonesia sdd Pasal 26 ayat (4) UU PPhharus dibayar lunas sebelum SPT Tahunan PPhdisampaikan.
(2) Dalam hal WP BUT memperpanjang jangka waktupenyampaian SPT Tahunan PPh sdp ayat (1), PPh ygterutang berdasarkan penghitungan sementara harusdibayar lunas sebelum penyampaian pemberitahuanperpanjangan jangka waktu penyampaian SPT TahunanPPh.
Ps. 23 PP 94/2010
Sesuai dengan ketentuan Ps. 3 ayat (3) UU KUP, batas akhir penyampaianSPT Tahunan PPh bagi Wajib Pajak badan adalah paling lama 4 bulansetelah akhir Tahun Pajak. Dengan demikian, pelunasan PPh ygterhutang harus dilakukan sebelum batas akhir penyampaian SPTTahunan tsb.