3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

13
PEMELIHARAAN INSTALASI LISTRIK RUMAH SEDERHANA Suyitno M. Dosen Teknik Elektro FT-UNJ Abstrak Energi listrik sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan umat manusia, mulai dari pusat perbelanjaan, perhotelan, gedung bertingkat, rumah mewah hingga rumah sederhana. Oleh karenanya, permintaan listrik terus meningkat .dan tingkat pertumbuhannya hingga mencapai 7% per tahun. Untuk menyalurkan energi listrik ke rumah-rumah tinggal dengan aman dibutuhkan instalasi listrik yang terdiri dari berbagai material listrik antara lain: kabel penghantar, KWH meter, MCB, zekring, saklar, dan stop kontak. Instalasi listrik rumah sederhana biasanya dirancang dan dipasang oleh kontraktor listrik (instalatur) dengan ijin Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk menjamin keamanan dan keandalannya maka kualitas material instalasi listrik yang dipasang harus memenuhi standar PLN-LMK. Realitas yang ada masih sering terjadi gangguan, kerusakan, dan bahkan sampai terjadi kebakaran yang disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik. Oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya gangguan, diharapkan masyarakat mempunyai kesadaran tentang pentingnya kualitas material listrik dan perlunya pemeliharaan instalasi listrik di rumah mereka masing-masing. Pendahuluan Energi listrik sudah menjadi kebutuhan vital masyarakat untuk menunjang kehidupan mereka sehari-hari. Mulai dari memotong rambut, memijat tubuh, mandi, mencuci, minum, memasak, dan aktifitas lainnya. Oleh karena itu, kebutuhan energi listrik terus meningkat dari waktu ke waktu. Pertumbuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia bisa mencapai 7% per tahun. Untuk saat ini daya listrik yang tersedia di dalam sistem jaringan listrik Jawa-Bali sebanyak

Transcript of 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

Page 1: 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

PEMELIHARAAN INSTALASI LISTRIK RUMAH SEDERHANA

Suyitno M.Dosen Teknik Elektro FT-UNJ

Abstrak

Energi listrik sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan umat manusia, mulai dari pusat perbelanjaan, perhotelan, gedung bertingkat, rumah mewah hingga rumah sederhana. Oleh karenanya, permintaan listrik terus meningkat .dan tingkat pertumbuhannya hingga mencapai 7% per tahun. Untuk menyalurkan energi listrik ke rumah-rumah tinggal dengan aman dibutuhkan instalasi listrik yang terdiri dari berbagai material listrik antara lain: kabel penghantar, KWH meter, MCB, zekring, saklar, dan stop kontak. Instalasi listrik rumah sederhana biasanya dirancang dan dipasang oleh kontraktor listrik (instalatur) dengan ijin Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk menjamin keamanan dan keandalannya maka kualitas material instalasi listrik yang dipasang harus memenuhi standar PLN-LMK. Realitas yang ada masih sering terjadi gangguan, kerusakan, dan bahkan sampai terjadi kebakaran yang disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik. Oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya gangguan, diharapkan masyarakat mempunyai kesadaran tentang pentingnya kualitas material listrik dan perlunya pemeliharaan instalasi listrik di rumah mereka masing-masing.

Pendahuluan

Energi listrik sudah menjadi kebutuhan vital masyarakat untuk menunjang kehidupan

mereka sehari-hari. Mulai dari memotong rambut, memijat tubuh, mandi, mencuci, minum,

memasak, dan aktifitas lainnya. Oleh karena itu, kebutuhan energi listrik terus meningkat

dari waktu ke waktu. Pertumbuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia bisa mencapai 7%

per tahun. Untuk saat ini daya listrik yang tersedia di dalam sistem jaringan listrik Jawa-Bali

sebanyak 13.250 MW lebih kecil dari kebutuhan pelanggan yakni 18.612 MW. Jadi ada

divisit energi listrik sebanyak 5.362 MW dan ini merupakan penyebab terjadi krisis energi

listrik. Oleh karena itu, PLN akan terus membangun pembangkit-pembangkit listrik baru

secepatnya dan untuk sementara terpaksa dilakukan pemadaman listrik di lokasi-lokasi

tertentu secara bergilir (Kompas, Juni 2007).

Pada dasarnya energi listrik dapat digunakan untuk segala keperluan dalam berbagai

sektor kehidupan umat manusia. Dalam hal ini PLN mengelompokkan konsumen listrik di

Indonesia menjadi empat sektor, yakni: (1) sektor industri, pada sektor industri energi listrik

digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin produksi; (2) sektor rumah tangga, energi

listrik digunakan untuk penerangan dan menjalankan alat-alat listrik tumah tangga; (3) sektor

fasilitas umum; yakni untuk lampu lalu lintas, penerangan jalan, lampu taman kota; dan (4)

sektor komersial, yakni pusat-pusat perkantoran, perbelanjaan, hiburan dan hotel-hotel.

Page 2: 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

Komposisi penggunaan energi listrik untuk masing-masing sektor dapat dilihat dengan jelas

pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Penggunaan Energi Listrik

Sektor Tahun 1990 Tahun 2000 Tahun 2010GWh % GWh % GWh %

IdustriRumah TanggaFasilitas UmumKomersial

35.33059.8653.6343.115

68,019,07,06,0

84.82222.2396.7318.811

69,018,06,07,0

183.38640.78912.70321.869

70,016,05,58,5

Total 51.919 100,0 122.603 100,0 258.747 100,0

Dari tabel 1 di atas tampak bahwa sektor industri menempati urutan pertama dalam

penggunaan energi listrik yakni 183.386 gega watt jam (GWh) atau 70,0%. Urutan kedua

ditempati oleh sektor tumah tangga, yakni 40.789 GWh atau 16,0%. Gangguan listrik atau

bahkan kerusakan sering terjadi baik untuk sektor industri maupun sektor rumah tangga.

Untuk sektor industri, gangguan dan kerusakan peralatan listrik dapat diatasi oleh divisi

pemeliharaan dan perawatan (maintenance). Namun gangguan dan kerusakan peralatan

listrik untuk sektor rumah tangga pada dasarnya dapat diatasi sendiri oleh pemilik rumah

apabila mereka mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang listrik. Apabila pemilik

rumah tidak mengerti soal listrik atau sebenarnya mengerti tetapi tidak mau menanggung

resiku maka sebaiknya memanggil tukang listrik (instalatur). Terkadang gangguannya itu

tampak sederhana, misalnya (1) bola lampunya putus; (2) filamennya terbakar; (3) starternya

rusak; (4) ada los kontak; dan (5) kabelnya putus. Meskipun demikian yang mana yang putus

dan dibagian mana? Permasalahan atau kerusakan semacam itu tidak mudah dijawab, apalagi

memperbaikinya.

Berurusan dengan listrik memang harus ekstra hati-hati, mengingat resikunya sangat

tinggi, yakni dapat menyebabkan terjadinya kematian bagi mereka yang terkena aliran listrik

(strum). Salah dikit akibatnya vatal, terkena strum nyawa taruhannya. Oleh karena itu jika

terjadi gangguan listrik di rumah, maka sebaiknya diidentifikasi dengan cermat, gangguan

itu disebabkan oleh apa dan di mana lokasinya. Untuk mengidentifikasi gangguan listrik

dapat digunakan beberapa jenis alat, misalnya tespen, tang meter, atau Avo meter. Jika jenis

gangguannya sudah teridentifikasi dan sudah ditemukan jenis dan gangguannya maka baru

diambil tindakan yang tepat. Untuk dapat mengidentikasi gangguan dan kerusakan pada

instalasi listrik diperlukan pelatihan mengenai pemasangan dan perbaikan instalasi listrik

rumah tinggal. Apabila tidak memahami listrik maka lebih baik memamnggil tukang listrik

atau teknisi saja atau meminta tolong pada tetangga yang mengerti soal listrik sehingga

Page 3: 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

dengan sedikit ongkos, pemilik rumah dapat terhindar dari bahaya listrik yang amat sangat

merugikan dan terkadang fatal .

Instalasi Listrik Sederhana

Instalasi listrik adalah seperangkat peralatan yang terdiri dari kawat penghantar, alat

pengukur energi lstrik (KWH meter), alat pembatas arus listrik atau biasa disebut miniatur

circuit breaker (MCB), kotak pembagi, pengaman lebur (zekring), saklar, stop kontak, dan

lain sebagainya. Adapun yang dimaksud instalasi listrik rumah tinggal adalah seperangkat

peralatan listrik yang dipasang di dalam ruangan atau rumah tinggal dan digunakan untuk

menyalurkan listrik ke alat-alat yang memerlukan. Misalnya: pompa air, televisi, kulkas,

kipas angin, radio, lampu penerangan, kompor listrik, dan alat penyejuk udara (AC), rice

cooker, dan komputer.

Sebagaimana diketahui bahwa listrik itu berbahaya, maka pemasangan instalasi

listrik tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, melainkan harus dipasang oleh orang

yang ahli di bidang listrik atau biasanya dipasang oleh kontraktor listrik yakni instalatir

bekerjasama dengan perusahaan listrik negara (PLN). Secara umum instalasi listrik yang

dipasang baik di rumah-rumah tinggal atau di industri-industri harus memenuhi tiga syarat,

yakni: (1) syarat ekonomis, artinya instalasi listrik yang dipasang harus dibuat sedemikian

rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi listrik tersebut termasuk biaya pemasangan,

dan biaya pemeliharaannya harus murah. Instalasi listrik yang dipasang juga harus dirancang

dan diusahakan agar rugi-rugi daya yang timbul harus sekecil mungkin; (2) syarat keamanan,

artinya instalasi listrik yang dipasang harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan

timbulnya kecelakaan karena listrik sangat kecil. Dengan kata lain instalasi listrik yang

dipasang tidak membahayakan jiwa manusia, tidak merusak benda-benda yang berada di

sekitarnya, serta tidak menyebabkan rusaknya peralatan pengguna listrik; dan (3) syarat

keandalan, artinya kontinyuitas pelayanan listrik ke konsumen dapat terjamin yang berarti

tidak pernah padam.

Jenis Gangguan pada Instalasi Listrik

Apabila instalasi listrik telah dirancang dengan baik dengan menggunakan material

yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan, maka jika instalasi listrik itu dipasang

sesuai dengan peraturan umum instalasi listrik (PUIL) mestinya tidak mungkin terjadi

kerusakan atau gangguan kecuali jika usia instalasi itu sudah cukup tua (< 20 tahun) atau

terkena bencana alam berupa gempa yang dahsat. Namun demikian kenyataan di lapangan

sering terjadi gangguan karena listrik, seperti: terkena strum, terjadi hubung singkat atau

Page 4: 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

konslet bahkan sampai menyebabkan terjadinya kebakaran. Sering ada informasi yang

dimuat di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik bahwa seorang

pembantu rumah tangga meninggal karena terkena strum listrik. Sudah banyak informasi dan

juga contoh-contoh mengenai kasus terbakarnya rumah tinggal, pasar, pabrik, komplek

pertokoan, maupun pusat-pusat perbelanjaan yang habis terbakar gara-gara terjadi

konsleting listrik

Timbulnya gangguan listrik disebabkan oleh banyak faktor, seperti: (1) beban yang

terlalu berat sehingga arus listrik yang mengalir terlalu besar dan melebihi batas kemampuan

MCB, akibatnya MCB-nya ngetrip (jatuh); (2) adanya sambungan atau kontak yang tidak

sempurna, sehingga timbul bunga api dan panas yang berlebihan; (3) mutu kabelnya kurang

baik sehingga isolasinya mudah terkelupas dan menyebabkan terjadi konslet yang berakibat

pada terjadinya kebakaran; (4) mutu peralatan listrik yang dipakai kurang baik sehingga

timbul panas yang berlebihan; (5) pemasangan instalasi listrik yang tidak mmengindahkan

peraturan; (6) tidak dilakukan pengecekkan secara rutin dan perawatan yang memadai, dan

(7) usianya sudah tua.

Pemasangan Instalasi Listrik

Untuk dapat memasang, mengidentifikasi gangguan, dan memperbaiki kerusakan

pada instalasi listrik diperlukan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan tentang instalasi

listrik. Pada umumnya lulusan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), untuk kelompok

teknologi dan industri, khususnya rumpun listrik arus kuat telah mempunyai keterampilan

yang cukup memadai untuk pemasangan instalasi listrik. Namun untuk dapat mengiden-

tifikasi gangguan dan perbaikan instalasi listrik masih sangat kurang sehingga perlu

mengikuti pelatihan lebih lanjut. Apalagi bagi remaja dan pemuda yang mempunyai latar

belakang pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) mereka tidak mempunyai

pengetahuan tentang instalasi listrik, maka supaya mereka dapat memasang dan

mengidentifikasi gangguan pada instalasi listrik maka sebaiknya mereka mengikuti pelatihan

atau kursus..

Materi yang disampaikan pada kegiatan pelatihan antara lain: (1) dasar-dasar listrik;

(2) teori pemasangan instalasi listrik; (3) pengenalan beberapa model gambar instalasi

listrik; (4) pengenalan simbul-simbul komponen pada intalasi listrik; (5) pengenalan bahan

atau komponen listrik; (6) menggambar instalasi listrik; (7) peraturan umum instalasi listrik;

(8) mengenal alat dan peralatan listrik yang digunakan dalam pengerjaan instalasi listrik; (9)

Page 5: 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

memasang instalasi; (10) mengidentifikasi berbagai jenis gangguan pada instalasi listrik; dan

(11) memperbaiki instalasi listrik.yang rusak.

Para pelatih hendaknya dapat merancang dan memilih metode pelatihan yang tepat

sesuai materi pelatihan, sehingga hasilnya bisa efektif. Menurut Dwivedi (2003), metode

pelatihan dibedakan menjadi empat, yakni: (1) metode pelatihan partisipatif; (2) metode

pelatihan kognitif; (3) metode pelatihan afektif; dan (4) metode pelatihan keteram-pilan.

Tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan keterampilan peserta pelatihan dalam memasang,

mengidentifikasi gangguan, dan perbaikan instalasi listrik rumah tangga yang terganggu.

Jadi peserta pelatihan di ajak untuk mengenali jenis-jenis gangguan yang terjadi pada

instalasi listrik dan menentukan dibagian mana gangguan itu terjadi. Lebih dari itu peserta

pelatihan dilatih untuk mengatasi gangguan yang terjadi dan memperbaiki intalasi listrik

yang rusak.Oleh karena itu metode pelatihan yang digunakan adalah metode kerampilan.

Adapun sistematika pelatihan dimulai dari mengenali denah rumah, mengenali gambar

instalalasi listrik, mengenali bagian-bagian instalalasi listrik dan memahami prinsip kerja

instalalasi listrik, memahami peraturan umum istalasi listrik; mencermati cara pemasangan

instalasi listrik, mengenali jenis-jenis gangguan pada instalalasi listrik dan praktik

mengidentifikasi gangguan; memperbaiki instalasi listrik yang terkena ganguan hingga

berfungsi dengan normal.

Pemeliharaan Instalasi Listrik

Berdasarkan informasi dari para teknisi listrik dan dari pengalaman lapangan, maka

jenis-jenis gangguan yang sering terjadi pada instalasi listrik rumah tinggal dapat dipetakan

sebagai berikut:

1. Miniatur Circuit Breaker (MCB) yang letaknya di dekat KWH meter jatuh (ngetrip),

akibatnya seluruh instalasi listrik akan terputus. Fungsi MCB adalah pembatas arus

sehingga kalau arus yang melalui MCB lebih besar dari kapasitasnya maka MCB

akan jatuh. Arus yang besar disebabkan oleh beban yang terlalu besar atau karena

terjadi hubungan pendek (konslet) pada salah satu bagian instalasi listrik termasuk

pada komponen-komponennya. Alternatif perbaikannya adalah mengurangi jumlah

beban. Apabila jumlah beban rutin lebih besar dari kapasitas daya terpasang maka

sebaiknya segera lapor ke PLN untuk menambah daya listrik sehingga kapasitas daya

terpasang lebih besar dari jumlah beban. Namun demikian kalau ternyata jatuhnya

MCB ini akibat terjadinya konslet maka harus dicari secara cermat pada bagian mana

yang konslet. Pada prinsipnya konslet bisa terjadi dibagian mana saja dan kapan saja.

Page 6: 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

Mungkin karena adanya kabel yang lecet dan terjadi kontak dengan kabel lainnya

atau karena adanya kerusakan pada salah satu komponen instalasi. Jika penyebab

terjadinya konslet ini sudah ditemukan maka harus diperbaiki seperlunya atau diganti

dengan yang baru.

2. Zekring putus, akibatnya instalasi listrik akan terputus sebagian atau bahkan

seluruhnya. Pada umumnya zekring putus akibat terjadi pada salah satu bagian

instalasi atau ada kerusakan pada komponen listrik lainnya (saklar, lampu, stop

kontak) atau kerusakan pada beban. Alternatif perbaikkannya adalah dengan cara

mengganti zekring yang putus dengan zekring yang baru dan dengan kapasitas atau

kemampuan yang sama.

3. Timbul bunga api atau konslet pada kawat atau kabel penghantar. Konslet ini terjadi

karena ada kabel yang lecet atau karena mutu kabelnya kurang baik sehingga terjadi

hubungan pendek arus listrik dengan kabel atau komponen listrik yang lain atau

dengan tanah. Alternatif perbaikkannya adalah mengisolasi kabel yang lecet,

mengganti dengan kabel baru yang lebih bermutu, atau mengganti komponen listrik

yang rusak.

4. Timbul bunga api dan panas yang berlebihan pada sambungan-sambungan atau

percabangan atau pada stop kontak. Hal ini terjadi karena penyambungan yang tidak

baik atau kontak yang kurang sempurna yang menyebabkan timbulnya bunga api dan

panas yang berlebihan. Alternatif perbaikkannya adalah memperbaiki sambungan

yang kurang sempurna dan mengganti stop kontak atau steker yang sudah rusak

dengan yang baru.

5. Lampu sering putus. Ini biasanya disebabkan oleh sering terjadinya naik atau turun

tegangan pada jaringan listrik (tegangan tidak stabil) atau mutu lampu yang dipasang

kurang baik. Alernatif perbaikkannya adalah memasang regulator sehingga tegangan-

nya tetap stabil atau mengganti lampu yang dipasang dengan lampu yang mutunya

lebih terjamin.

6. Terjadi konsleting pada kawat atau kabel penghantar. Kejadian ini dapat disebabkan

oleh beberapa hal, misalnya: (a) isolasinya rusak karena gesekan atau benturan

dengan benda lain; (b) isolasinya rusak karena digigit tikus; (c) isolasinya rusak

karena mutunya kabelnya rendah; (d) isolasinya terbakar karena terkena panas terlalu

tinggi sebagai akibat penampang kabel yang terlalu kecil. Alernatif perbaikkannya

adalah: (1) mengisolasi kabel yang isolasinya lecet atau rusak; (2) mengganti kabel

yang rusak dengan kabel baru yang mutu lebih baik dengan ukuran penampang yang

Page 7: 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

sama; (3) mengganti kabel yang terbakar dengan kabel baru yang penampangnya

lebih besar; (4) gunakan kabel standar PLN-LMK.

7. Lampu tidak menyala. Dalam hal ini ada beberapa penyebab, antara lain: (a)

kabelnya putus; (b) kontak tidak baik; (c) terminal pada lampu atau pada kedudukan

lampu fiting rusak; dan (c) bola lampunya putus. Alernatif perbaikkannya adalah: (1)

sambungkan kembali kabel yang putus; (2) ganti dengan kabel yang baru yang

menggunakan label PLN-LMK; (3) periksa, bersihkan, dan kencangkan baut-bautnya

pada terminal fiting agar kontaknya sempurna dan arus listrik dapat mengalir dengan

lancar; (4) ganti dengan lampu yang baru.

8. Stop kontak tidak bertegangan. Kemungkinannya: (a) kabelnya putus, (b) kontaknya

tidak baik, dan (c) stop kontak rusak Alernatif perbaikkannya adalah: (1) sambung

kabel yang putus; (2) ganti dengan kabel yang baru; (3) kencangkan mur-mur dan

bautnya agar kontaknya sempurna (4) ganti stop kontak yang baru dan jika mungkin

pilih yang bermerk.

Kesimpulan

Apabila berada dalam kondisi baik dan normal, keberadaam listrik sangat dibutuhkan

oleh masyarakat. Siapaun butuh listrik karena seluruh aspek kehidupan tidak dapat berjalan

tanpa adanya listrik Dengan demikian listrik dapat menjadi sahabat setia yang selalu

mendampingi dan membantu aktivitas manusia. Kapan saja atau di mana saja manusia

membutuhkan listrik maka listrik akan mengalir. Karena listrik, manusia dapat menjalankan

segala aktivitasnya dengan lancar. Karena ada listrik maka mesin penyejuk udara bekerja

dan manusia dapat tidur dengan pulas meskipun cuaca di luar rumah sangat panas dan terik.

Namun jika kondisi instalasi yang terpasang di rumah tidak dirawat dengan baik maka akan

sering terjadi gangguan yang menyebabkan putusnya aliran listrik. Untuk dapat mengenali

dan mengidentifikasi gangguan pada instalasi listrik diperlukan pengetahuan dan keahlian

khusus.

Mengingat bahwa tidak semua orang atau semua kepala rumah tangga mengerti dan

memahami seluk-beluk listrik, maka alangkah baiknya apabila ada pihak-pihak tertentu yang

dengan sukarela mengadakan pelatihan pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik. Lebih

tepatnya bagi para pemuda melalui kegiatan yang kelola karang taruna. Namun demikian

jika terjadi gangguan pada instalsi listrik di rumah dan anda tidak mau repot maka silahkan

saja memanggil teknisi yang ada di sekitar tempat tinggal anda. Resikunya, setiap terjadi

gangguan atau terjadi kerusakan anda harus memanggil tukang listrik dengan biaya yang

Page 8: 3.4 JURNAL INSTALASI LISTRIK

mahal meskipun jenis gangguannya terkadang hanya kecil saja. Oleh karena itu, pelatihan

mengenai identifikasi ganngguan dan pemeliharaan instalasi listrik ini hendaknya dapat

dilakukan terhadap pemuda di kelurahan agar mereka dapat memperbaiki sendiri gangguan

dan kerusakan instalasi listrik yang terjadi di rumahnya masing-masing dan mereka tidak

perlu memanggil tukang listrik.

Daftar Pustaka

Arismunandar, A. & S. Kuwahara. Teknik Tenaga Listrik. Jilid 2. Saluran Transmisi.Jakarta: Pradnya Paramita. 1975.

Abbot. National Electric Code Handbook. New York USA: Mcgraw Hill Book Company tahun 1990.

Anju Dwivedi. Metode Pelatihan Partisipatif. Bantul Yogyakarta: Penerbit Pondok Edukasi. 2003.

Anwir Baslim.S. Pengetahuan Dasar tentang Teknik Listrik. Jakarta: Penerbit Buku Teknik. H. Stam. 1971.

Standar Nasional Indonesia (SNI). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Indonesia. Jakarta: Yayasan PUIL. 2000.

P. Van Harten dan E. Setiawan. Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 3. Bandung: Penerbit Bina-cipta. 1995

Rida Ismu W. Dan Soepartono. Intalasi Cahaya dan Tenaga. Jakarta: Departemen Pendidi-kan dan Kebudayaan. 1989.

Sudarminto. Teknik Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Listrik. Bandung: Penerbit Suryatmo. 1992.