31(4)2006p224-231

8
224 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [4] December 2006 PENGARUH PENAMBAHAN LAKTOSA DI DALAM PENGENCER TRIS TERHADAP KUALITAS SEMEN CAIR DOMBA GARUT [The Effect of Lactose Addition in Tris Extender on Chilled-semen Quality of Garut Ram] M. Rizal Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas semen cair domba Garut yang diencerkan dengan pengencer Tris dan ditambahkan berbagai konsentrasi laktosa. Semen dikoleksi dengan vagina buatan satu kali dalam satu minggu dari tiga pejantan domba Garut dewasa kelamin. Segera setelah dievaluasi, semen segar dibagi ke dalam empat buah tabung reaksi dan masing-masing diencerkan dengan 80% pengencer Tris + 20% kuning telur ayam ras (kontrol), 80% pengencer Tris + 20% kuning telur ayam ras + 0,05% laktosa (L0,05), 80% pengencer Tris + 20% kuning telur ayam ras + 0,1% laktosa (L0,10), dan 80% pengencer Tris + 20% kuning telur ayam ras + 0,2% laktosa (L0,20). Semen yang telah diencerkan disimpan di dalam lemari es pada suhu 5 o C. Kualitas semen cair yang telah didinginkan meliptui persentase spermatozoa motil, persentase spermatozoa hidup, dan persentase membran plasma utuh (MPU) dievaluasi setiap hari selama lima hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan laktosa di dalam pengencer Tris mampu meningkatkan kualitas semen cair pada hari keempat dan kelima penyimpanan. Pada hari kelima penyimpanan, persentase spermatozoa motil, spermatozoa hidup, dan MPU perlakuan L0,10 (49% 57% dan 58%) nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan L0,20 (44%, 54%, dan 53,8%), perlakuan L0,05 (41%, 52,4%, dan 53,4%), dan perlakuan kontrol (38,75%, 48,25%, dan 49,75%). Dapat disimpulkan bahwa penambahan laktosa di dalam pengencer Tris mampu mempertahankan kualitas semen cair domba Garut hingga hari kelima penyimpanan pada suhu 5 o C. Penambahan 0,1% laktosa di dalam pengencer Tris merupakan dosis optimum dalam mempertahankan kualitas semen cair domba Garut yang disimpan pada suhu 5 o C. Kata kunci: laktosa, pengencer Tris, kualitas semen cair, domba Garut ABSTRACT The purpose of this research was to evaluate the quality of chilled-semen of garut ram which diluted with Tris extender and addition the various lactose concentrations. Semen was collected using artificial vagina once a week from three mature Garut rams. After initial evaluation, semen was divided into four parts and diluted with 80% Tris extender + 20% egg yolk (control), 80% Tris extender + 20% egg yolk + 0.05% lactose (L0.05), 80% Tris extender + 20% egg yolk + 0.1% lactose (L0.10), and 80% Tris ex- tender + 20% egg yolk + 0.2% lactose (L0.20), respectively. The extended-semen were stored in refrig- erator at 5 o C. The quality of chilled-semen including : percentages of motile spermatozoa, live sperma- tozoa, and intact plasma membrane (IPM) were evaluated everyday for five days. The results indicated that the addition of lactose in Tris extender could increase the chilled-semen quality at day-4 and day-5 of storage. At day-5 of storage, the percentages of motile spermatozoa, live spermatozoa, and IPM for L0.10 (49%, 57%, and 58%) was significantly (P<0.05) higher than L0.20 (44%, 54%, and 53.8%), L0.05 (41%, 52.4%, and 53.4%), and control (38.75%, 48.35%, and 49.75%). In conclusion, the addi- tion of lactose in Tris extender could maintain the quality of chilled-semen of Garut ram until day-5 of storage at 5 o C. The addition of 0.1% lactose in Tris extender was an optimum dose for maintaining the quality of Garut ram chilled-semen stored at 5 o C.

Transcript of 31(4)2006p224-231

  • 224 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [4] December 2006

    PENGARUH PENAMBAHAN LAKTOSA DI DALAM PENGENCER TRISTERHADAP KUALITAS SEMEN CAIR DOMBA GARUT

    [The Effect of Lactose Addition in Tris Extender on Chilled-semen Quality of Garut Ram]

    M. RizalJurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas semen cair domba Garut yang diencerkandengan pengencer Tris dan ditambahkan berbagai konsentrasi laktosa. Semen dikoleksi dengan vaginabuatan satu kali dalam satu minggu dari tiga pejantan domba Garut dewasa kelamin. Segera setelahdievaluasi, semen segar dibagi ke dalam empat buah tabung reaksi dan masing-masing diencerkan dengan80% pengencer Tris + 20% kuning telur ayam ras (kontrol), 80% pengencer Tris + 20% kuning telurayam ras + 0,05% laktosa (L0,05), 80% pengencer Tris + 20% kuning telur ayam ras + 0,1% laktosa(L0,10), dan 80% pengencer Tris + 20% kuning telur ayam ras + 0,2% laktosa (L0,20). Semen yang telahdiencerkan disimpan di dalam lemari es pada suhu 5 oC. Kualitas semen cair yang telah didinginkanmeliptui persentase spermatozoa motil, persentase spermatozoa hidup, dan persentase membran plasmautuh (MPU) dievaluasi setiap hari selama lima hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahanlaktosa di dalam pengencer Tris mampu meningkatkan kualitas semen cair pada hari keempat dan kelimapenyimpanan. Pada hari kelima penyimpanan, persentase spermatozoa motil, spermatozoa hidup, danMPU perlakuan L0,10 (49% 57% dan 58%) nyata (P

  • 225The Morphological Characteristics of Rams Spermatozoa as Assessed by CASA [Ismaya and Summers]

    Keywords : lactose, Tris extender, chilled-semen quality, Garut ram

    PENDAHULUAN

    Permasalahan utama penyimpanan semenpada suhu rendah (umumnya pada suhu 3 5 oCdan 196 oC) adalah terjadinya suatu proses yangdisebut kejutan dingin (cold shock) yang dapatmerusak membran plasma sel dan berakibatkematian spermatozoa. Untuk meminimalkankerusakan sel spermatozoa akibat pengaruh buruksuhu rendah tersebut di atas, maka upaya yangdapat dilakukan adalah dengan menambahkanberbagai zat ke dalam pengencer semen. Zattersebut dikenal dengan nama krioprotektan sepertigliserol (krioprotektan intraseluler) yang umumdigunakan dalam kriopreservasi (pembekuan) se-men dan beberapa jenis gula (krioprotektanekstraseluler) yang juga digunakan dalam proseskriopreservasi dan preservasi semen pada suhu 5oC dan sekaligus berfungsi sebagai substrat sumberenergi.

    Upaya memperbaiki kualitas semen hasilolahan dengan cara menambahkan beberapa jenisgula di dalam pengencer telah dilaporkan olehbeberapa peneliti. Penambahan 210 mM glukosadi dalam pengencer Tris pada semen beku dombamenghasilkan persentase spermatozoa motilsetelah thawing sebesar 46,2% (Molinia et al.,1993) dan 184,96 mM glukosa di dalam pengencerTris pada semen beku babi menghasilkanpersentase spermatozoa motil setelah thawingsebesar 58% (de los Reyes et al., 2000). Kualitassemen beku kambing peranakan Etawah meningkatdengan menambahkan 9% w/v rafinosa (Suwarso,1999), sedangkan pada semen beku dombaPampinta (Friesian x Corriedale) diperolehpersentase spermatozoa motil sebesar 64% dan52,1% masing-masing untuk semen yangdiencerkan dengan penambahan trehalosa danEDTA (Aisen et al., 2000; 2002). Hal yang samadilaporkan bahwa penambahan gula berupasukrosa atau trehalosa di dalam pengencer nyatameningkatkan persentase spermatozoa motil semenbeku sapi (Woelders et al., 1997), laktosa padasemen beku kambing (Singh et al., 1995), rafinosaatau trehalosa pada semen beku mencit (Storey etal., 1998), dan trehalosa pada semen beku anjing(Yildiz et al., 2000). Dilaporkan bahwa gula yang

    ditambahkan di dalam pengencer Tris tersebutmampu meningkatkan persentase spermatozoamotil setelah thawing karena berfungsi sebagaikrioprotektan ekstraseluler. Dengan demikianmampu mengurangi kerusakan membran plasmasel selama proses pengolahan semen, terutama saatproses pendinginan, pembekuan, dan thawing. Halini karena gula-gula tersebut dapat meningkatkanfluiditas membran plasma sel spermatozoasebelum pembekuan.

    Khusus pada domba Garut dilaporkanbahwa penambahan gula berupa laktosa (Rizal etal., 2003a), maltosa (Herdis, 2005), trehalosa(Herdis et al., 2005), serta dextrosa, trehalosa,rafinosa, dan sukrosa (Rizal et al., 2006) di dalampengencer Tris mampu meningkatkan kualitasspermatozoa yang disimpan pada suhu 196 oC.Pada penelitian ini dicoba menambahkan berbagaikonsentrasi laktosa di dalam pengencer Tris untukmeningkatkan kualitas semen cair domba Garutyang belum pernah dilaporkan. Hal ini dilakukanuntuk mengetahui berapa lama daya hidup sper-matozoa yang disimpan pada suhu 5 oC dan masihmemenuhi syarat kualitas digunakan dalam pro-gram IB.

    MATERI DAN METODE

    Ternak PercobaanTernak percobaan yang digunakan adalah

    tiga ekor pejantan domba Garut berumur sekitartiga tahun dan berat badan rata-rata 83 kg dengankondisi tubuh dan kesehatan baik, sebagai sumbersemen yang diuji kualitasnya. Setiap dombadikandangkan secara individu dan diberikan pakanberupa rumput dan leguminosa segar sebanyaksekitar 9 kg dan ampas tahu sekitar 0,2 kg per ekorper hari. Untuk menjaga kesehatan, pejantandimandikan setiap minggu.

    Metode PercobaanSemen ditampung menggunakan vagina

    buatan satu kali dalam satu minggu. Segera setelahditampung, semen dinilai secara makroskopik danmikroskopik. Penilaian makroskopik meliputi:volume, warna, konsistensi (kekentalan), dan

  • 226 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [4] December 2006

    derajat keasaman (pH). Penilaian mikroskopikmeliputi: gerakan massa, persentase spermatozoamotil, persentase spermatozoa hidup, konsentrasispermatozoa, persentase spermatozoa abnormal,dan persentase membran plasma utuh (MPU).Semen segar yang memenuhi syarat (persentasespermatozoa motil 70%, konsentrasi spermato-zoa 2000 juta sel per ml, gerakan massa ++ atau+++, dan persentase spermatozoa abnormal

  • 227The Morphological Characteristics of Rams Spermatozoa as Assessed by CASA [Ismaya and Summers]

    berarti normal dan netral. Derajat keasaman se-men domba Garut rata-rata 7,07 (Rizal et al., 2003b)dan 6,89 (Herdis et al., 2005). Pada domba yanglain dilaporkan bahwa pH semen segar rata-rata6,8 (6,2 7) pada domba lokal Bogor (Toelihere,1993), 6,8 pada domba St Croix (Feradis, 1999), dan5,9 7,3 (Hafez dan Hafez, 2000).

    Warna, konsistensi, gerakan massa, dankonsentrasi spermatozoa. Keempat peubah inisaling berkaitan, karena warna semen ditentukanoleh kepadatan (konsentrasi) spermatozoa dan jugaakan termanifestasikan pada konsistensi semendan gerakan massa spermatozoa. Hasil yangdiperoleh warna rata-rata krem, konsistensi rata-rata kental, gerakan massa rata-rata +++, dankonsentrasi spermatozoa rata-rata 3.652 juta/ml.Beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa warnasemen domba Garut rata-rata krem, konsistensi rata-rata kental, gerakan massa rata-rata +++, dankonsentrasi spermatozoa sebanyak 950 4.368juta/ml (Inounu et al., 2001; Rizal et al., 2003b;Herdis et al., 2005). Hasil penelitian Feradis (1999)pada domba St Croix didapatkan warna semen rata-rata krem, konsistensi kental, dan konsentrasi sper-matozoa 3.785 juta/ml. Sedangkan menurutLangford et al. (1989) konsentrasi spermatozoadomba antara 4.600 dan 5.100 juta/ml, dan 3.800juta/ml pada domba Konya Merino (Kaya et al.,2002).

    Persentase spermatozoa motil dan sper-matozoa hidup. Hasil penelitian didapatkanpersentase spermatozoa motil dan spermatozoahidup masing-masing rata-rata 75% dan 87,5%.Persentase spermatozoa motil dan spermatozoa

    hidup domba Garut masing-masing rata-rata 58,08%(10 80%) dan 64,32% (19 95%) (Inounu et al.,2001), 76,67% dan 87,33% (Rizal et al., 2003b), serta74,17% dan 86,6% (Herdis et al., 2005). Sedangkansemen domba St Croix memiliki persentase sper-matozoa motil dan spermatozoa hidup masing-masing rata-rata 81,67% dan 89% (Feradis, 1999),89,8% dan 94,2% pada domba Konya Merino(Kaya et al., 2002). Persentase spermatozoa motilsemen domba rata-rata 75% (Toelihere, 1993) dan60 80% (Hafez dan Hafez, 2000).

    Persentase spermatozoa abnormal.Persentase spermatozoa abnormal yang diperolehrata-rata 6,2%. Ini menunjukkan semen tersebutlayak digunakan dalam program IB, karenamenurut Toelihere (1993) semen domba yang baikmemiliki spermatozoa abnormal tidak lebih dari14%. Persentase spermatozoa abnormal dombaGarut rata-rata 5,47% (Rizal et al., 2003b) dan 2,67%(Herdis et al., 2005). Persentase spermatozoa ab-normal domba rata-rata 10% (Toelihere, 1993), 5 20% (Hafez dan Hafez, 2000), 8,33% pada dombaSt Croix (Feradis, 1999), dan 4,8% pada dombaKonya Merino (Kaya et al., 2002).

    Persentase MPU spermatozoa. Hasilpenelitian didapatkan persentase MPU rata-rata87,83%. Persentase MPU spermatozoa dombaGarut rata-rata 87,73% (Rizal et al., 2003b) dan 85%(Herdis et al., 2005). Feradis (1999) melaporkanpersentase MPU spermatozoa domba St Croix rata-rata 86,33%. Menurut Revell dan Mrode (1994)persentase MPU semen segar yang kurang dari60% dikategorikan sebagai semen yang infertil.

    Berdasarkan nilai karakteristik semen

    Tabel 1. Karakteristik Semen Segar Domba Garut

    Peubah Ukuran

    Volume (ml) 1,10 0,38 Warna Krem Derajat keasaman (pH) 7,00 0,11 Konsistensi (kekentalan) Kental Gerakan massa +++ Konsentrasi spermatozoa (juta/ml) 3.652 503,80 Spermatozoa motil (%) 75,00 0,00 Spermatozoa hidup (%) 87,50 3,45 Spermatozoa abnormal (%) 6,20 1,17 MPU (%) 87,83 1,17

  • 228 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [4] December 2006

    segar yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa se-men segar domba percobaan memiliki kualitasyang baik sehingga layak diproses lebih lanjut,baik dalam bentuk semen cair maupun semen beku.

    Kualitas Spermatozoa Setelah PengenceranHasil penelitian menunjukkan bahwa

    penambahan laktosa di dalam pengencer dapatmeningkatkan persentase spermatozoa motil, sper-matozoa hidup, dan MPU selama lima haripenyimpanan di dalam lemari es pada suhu 5 oC(Tabel 2).

    Laktosa mampu memperbaiki kualitasspermatozoa domba Garut yang disimpan padasuhu 5 oC dapat dipahami karena laktosa berfungsiganda dalam menunjang kehidupan spermatozoa.Sebagai karbohidrat dari golongan disakarida,laktosa terdiri atas satu unit glukosa dan satu unitgalaktosa yang keduanya dapat dimanfaatkan olehspermatozoa dalam proses glikolisis dan siklusKrebs untuk menghasilkan energi berupa adenosintrifosfat (ATP). Adenosin trifosfat dimanfaatkanoleh spermatozoa sebagai energi dalam prosespergerakan sehingga dapat tetap motil danmempertahankan daya hidupnya. Laktosa jugadimanfaatkan oleh spermatozoa sebagaikrioprotektan ekstraseluler yang berfungsimelindungi membran plasma sel dari kerusakanakibat pengaruh kejutan dingin (cold shock) selamapenyimpanan pada suhu rendah (5 oC). Dengantetap utuhnya membran plasma sel spermatozoaselama penyimpanan akan memberikan efek yangbaik pula terhadap motilitas dan daya hidup sper-

    matozoa. Motilitas (daya gerak) spermatozoasangat bergantung pada suplai energi berupa ATPhasil metabolisme. Metabolisme sendiri akanberlangsung dengan baik apabila membran plasmasel berada dalam keadaan utuh, sehingga mampudengan baik mengatur lalu lintas masuk dan keluarsel seluruh substrat dan elektrolit yang dibutuhkandalam proses metabolisme.

    Laktosa dapat melindungi membranplasma sel spermatozoa karena pada bagian luarmembran plasma terdapat karbohidrat yang

    berikatan dengan lipid (glikolipid) atau protein(glikoprotein) yang disebut selubung sel atauglikokaliks (Subowo, 1995). Diasumsikan bahwalaktosa yang ditambahkan di dalam pengencer akanberasosiasi dengan karbohidrat tersebut sehinggaterlindungi dari kerusakan secara mekanik selamaproses pengolahan semen berlangsung, terutamasaat penyimpanan pada suhu rendah. Kalaupunkarbohidrat yang ada pada membran plasma seltersebut rusak selama proses preservasi,diharapkan laktosa yang ditambahkan dapatmenjadi pengganti sehingga struktur selubung seltetap utuh.

    Menurut Viswanath dan Shannon (2000)krioprotektan dari golongan karbohidrat sepertilaktosa, memiliki kemampuan menggantikanmolekul air secara normal dalam kelompok polarhydrated. Sifat-sifat laktosa ini akan membantumenstabilkan membran plasma sel spermatozoaselama masa transisi melewati zona suhu yangkritis, serta mengubah sifat mekanik pengencer

    Tabel 2. Persentase Spermatozoa Motil, Spermatozoa Hidup, dan MPU Semen Cair-dingin Domba Garut selama Lima Hari Penyimpanan pada Suhu Rendah (5 oC)

    Penyimpanan hari ke- Peubah Perlakuan

    1 2 3 4 5

    Spermatozoa Kontrol 75,00 0,00 a 68,00 2,45 ab 61,00 3,74 ab 48,00 2,45 a 38,75 2,16 a motil (%) L0,05 75,00 0,00 a 67,00 2,45 a 57,00 2,45 a 51,00 3,74 ab 41,00 3,74 ab L0,10 75,00 0,00 a 70,00 0,00 b 64,00 2,00 b 55,00 0,00 b 49,00 2,00 c L0,20 75,00 0,00 a 69,00 2,00 ab 62,00 4,00 b 52,00 4,00 ab 44,00 3,74 b

    Spermatozoa Kontrol 86,80 0,98 a 80,80 1,47 a 77,20 0,98 b 66,20 2,23 a 48,25 1,48 a hidup (%) L0,05 86,60 1,02 a 81.60 1,62 a 72,40 1,62 a 69,60 1,85 b 52,40 2,42 b L0,10 86,20 0,75 a 82,00 2,45 a 76,20 2,48 b 71,40 1,02 b 57,00 1,09 c L0,20 86,40 1,36 a 82,00 1,98 a 75,00 3,69 ab 70,20 1,47 b 54,00 3,29 cb

    MPU (%) Kontrol 84,60 1,02 a 82,60 1,36 a 77,20 3,06 a 68,00 1,26 a 49,75 1,48 a L0,05 86,00 0,89 a 81,40 1,62 a 77,80 2,04 a 71,00 1,55 b 53,40 2,58 b L0,10 85,40 1,85 a 82,40 1,62 a 79,60 1,02 a 71,60 1,36 b 58,00 1,67 c L0,20 85,20 0,75 a 80,60 0,08 a 77,80 1,60 a 68,80 1,17 a 53,80 2,31 b

    a,b,c Superskrip dalam kolom yang sama setiap peubah, menunjukkan berbeda nyata (P

  • 229The Morphological Characteristics of Rams Spermatozoa as Assessed by CASA [Ismaya and Summers]

    melalui peningkatan viskositas. Aisen et al. (2002)menyatakan golongan karbohidrat disakaridaseperti laktosa berperan menggantikan posisi airpada permukaan membran plasma sel yanglangsung berhubungan dengan pengencer.Selanjutnya dinyatakan bahwa laktosa dapatberinteraksi langsung dengan gugus pusatfosfolipid polar selama pembekuan, danmenurunkan interaksi ikatan van der Waals di antararantai karbon. Menurut Lehninger (1994) laktosamerupakan salah satu senyawa pereduksi danmemiliki struktur yang stabil. Sebagai senyawapereduksi, laktosa memiliki fungsi yang miripdengan senyawa antioksidan karena mampumeredam senyawa-senyawa pengoksidasi,sehingga juga berperan dalam meminimalkanterjadinya reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi yangberlebihan sangat membahayakan kehidupan sper-matozoa karena menghasilkan produk yang dapatmerusak integritas sel. Sebagai senyawa yangstabil, laktosa tidak mudah mengalami perubahanstruktur menjadi bentuk ion yang dapat merubahtekanan osmotik larutan pengencer.

    Pengaruh positif penambahan laktosaterhadap kualitas spermatozoa semakin jelasterlihat dengan bertambahnya waktu penyimpanansemen, yakni pada hari keempat dan kelima (Tabel2). Hal ini semakin nyata menunjukkan perananlaktosa sebagai substrat sumber energi dan sebagaikrioprotektan ekstraseluler. Seiring denganbertambahnya waktu penyimpanan semen, berartispermatozoa membutuhkan persediaan substratsumber energi dalam jumlah cukup untuk dapattetap mempertahankan daya hidupnya. Sperma-tozoa juga membutuhkan zat yang berfungsimelindungi membran plasmanya dari kerusakanakibat terlalu lama terpapar pada suhu rendah.Kebutuhan spermatozoa tersebut dapat dipenuhioleh laktosa yang ditambahkan di dalam pengencer.

    Penambahan laktosa sebanyak 0,2%menghasilkan semen cair dengan kualitas yanglebih rendah daripada 0,1%, tetapi relatif lebih tinggidaripada 0,05% (Tabel 2). Hal ini menunjukkanbahwa penambahan 0,1% laktosa di dalampengencer Tris merupakan dosis optimum dalammempertahankan kualitas semen cair domba Garutyang disimpan pada suhu 5 oC. Fenomena ini dapatdijelaskan sebagai berikut: penambahan laktosadengan konsentrasi tinggi akan mengakibatkanmeningkatnya tekanan osmotik larutan pengencer,

    yang mungkin tidak dapat diadaptasi dengan baikoleh spermatozoa. Hal ini akan menggangguberlangsungnya proses-proses biokemik secaranormal di dalam sel, yang pada akhirnya akanmenurunkan daya hidup spermatozoa itu sendiriselama penyimpanan. Fenomena ini mendukunghasil penelitian Rizal et al. (2003a) yang melaporkanbahwa penambahan 120 mM laktosa di dalampengencer Tris menghasilkan semen beku dengankualitas yang nyata lebih rendah dibandingkandengan penambahan 60 mM.

    Herdis (2005) melaporkan bahwapenambahan 0,6% dan 1,2% maltosa di dalampengencer Tris mampu meningkatkan kualitas se-men domba Garut yang disimpan pada suhu 5 oCdan 196 oC. Semen yang disimpan pada suhu 5oC kualitasnya masih dapat dipertahankan di atasbatas minimum yang dipersyaratkan untuk IBhingga hari kelima penyimpanan. Selanjutnyadilaporkan bahwa ini disebabkan oleh maltosaberfungsi sebagai substrat sumber energi dansekaligus sebagai pelindung membran plasma selspermatozoa dari kerusakan selama penyimpananpada suhu 5 oC dan 196 oC. Hal sama dilaporkanRizal et al. (2003a) bahwa penambahan 60 mMlaktosa di dalam pengencer Tris nyatameningkatkan persentase spermatozoa motil, sper-matozoa hidup, dan MPU spermatozoa dombaGarut setelah proses kriopreservasi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwapenambahan laktosa sebanyak 0,05%, 0,1%, dan0,2% di dalam pengencer Tris dapatmempertahankan persentase spermatozoa motil diatas 40% pada hari kelima penyimpanan, sehinggamasih memenuhi syarat digunakan dalam programIB. Sedangkan pada perlakuan kontrol (tanpapenambahan laktosa) persentase spermatozoamotil pada hari kelima penyimpanan hanya sebesarrata-rata 38,75%, sehingga tidak lagi memenuhisyarat digunakan dalam program IB. MenurutToelihere (1993) semen yang memenuhi syaratdigunakan dalam program IB harus memilikipersentase spermatozoa motil paling sedikit 40%.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa kuantitas dan kualitas semensegar yang dihasilkan oleh domba-dombapercobaan adalah baik, dan memenuhi syarat

  • 230 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 31 [4] December 2006

    untuk diproses menjadi semen cair atau semenbeku. Penambahan laktosa di dalam pengencerTris mampu mempertahankan kualitas semen cairdomba Garut hingga hari kelima penyimpanan padasuhu 5 oC. Penambahan 0,1% laktosa di dalampengencer Tris merupakan dosis optimum dalammempertahankan kualitas semen cair domba Garutyang disimpan pada suhu 5 oC.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih padaBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,Jakarta dan peternakan domba laga Lesan PutraPT. Sarbi Moerhani Lestari, Ciomas, Bogor atasdukungan dana, hewan percobaan, dan fasilitaspendukung lainnya sehingga penelitian ini dapatberlangsung dengan baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aisen, E.G., H.L. Alvarez, A. Venturino, and J.J.Garde. 2000. Effect of trehalose and EDTAon cryoprotective action of ram semendiluents. Theriogenology 53:1053-1061.

    Aisen, E.G., V.H. Medina, and A. Venturino. 2002.Cryopreservation and post-thawed fertil-ity of ram frozen semen in different treha-lose concentrations. Theriogenology57:1801-1808.

    Boland, M.P., A.A. Al-Kamali, T.F. Crosby, N.B.Haynes, C.M. Howles, D.L. Kelleher, and I.Gordon. 1985. The influence of breed, sea-son and photoperiod on semen character-istics, testicular size, libido and plasma hor-mone concentrations in rams. Anim.Reprod. Sci. 9:241-252.

    de los Reyes, M., L. Saenz, L. Lapiere, J. Crosby,and C. Barros. 2000. In vitro evaluation ofboar spermatozoa frozen with permeableand non permeable cryoprotectant. Pro-ceeding 14th International Congress on Ani-mal Reproduction. Stockholm 2-6 July 2000.17:33, P.161. Abstract Vol.2.

    Feradis. 1999. Penggunaan Antioksidan dalamPengencer Semen Beku dan Metode

    Sinkronisasi Estrus pada ProgramInseminasi Buatan Domba St Croix.Disertasi. Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor, Bogor.

    Hafez, E.S.E. and B. Hafez. 2000. Reproductionin Farm Animals, 7th Edition. LippincottWilliams & Wilkins, Baltimore.

    Herdis. 2005. Optimalisasi inseminasi buatanmelalui teknologi laserpunktur pada dombaGarut (Ovis aries). Disertasi. SekolahPascasarjana, Institut Pertanian Bogor,Bogor.

    Herdis, M. Rizal, A. Boediono, R.I. Arifiantini, T.Saili, A.S. Aku, dan Yulnawati. 2005.Optimasi kualitas semen beku domba Garutmelalui penambahan trehalosa ke dalampengencer kuning telur. J. PengembanganPeternakan Tropis 30:229-236.

    Inounu, I., N. Hidajati, S.N. Jarmani, D. Priyanto,Hastono, B. Setiadi, dan Subandriyo. 2001.Pengaruh interaksi genetik dan lingkunganterhadap produksi domba persilangan dandomba lokal pada beberapa lokasipengamatan: evaluasi kualitas semendomba hasil persilangan. Prosiding Semi-nar Hasil Penelitian Bagian ProyekRekayasa Teknologi Peternakan/ARMPII. Puslitbang Peternakan. Hlm 64-73.

    Kaya, A., M. Aksoy, and T. Tekeli. 2002. Influ-ence of ejaculation frequency on spermcharacteristics, ionic composition and en-zymatic activity of seminal plasma in rams.Small Rum. Res. 44:153-158.

    Langford, G.A., J.N.B. Shrestha, and G.J. Marcus.1989. Repeatability of scrotal size and se-men quality measurements in rams in ashort-day light regime. Anim. Reprod. Sci.19-27.

    Lehninger, A.L. 1994. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2.Alih Bahasa M. Thenawijaya. Erlangga,Jakarta.

    Molinia, F.C., G. Evans, P.I. Guintana-Casares, and

  • 231The Morphological Characteristics of Rams Spermatozoa as Assessed by CASA [Ismaya and Summers]

    W.M.C. Maxwell. 1993. Effect of monosac-charides and disaccharides in Tris-baseddiluents on motility, acrosome integrity andfertility of pellet frozen ram spermatozoa.Anim. Reprod. Sci. 36:113-122.

    Revell, S.G. and R.A. Mrode. 1994. An osmoticresistance test for bovine semen. Anim.Reprod. Sci. 36:77-86.

    Rizal, M., M.R. Toelihere, T.L. Yusuf, B. Purwantara,dan P. Situmorang. 2002. Kualitas semenbeku domba Garut dalam berbagaikonsentrasi gliserol. J. Ilmu Ternak danVeteriner 7:193-198.

    Rizal, M., M.R. Toelihere, T.L. Yusuf, B. Purwantara,dan P. Situmorang. 2003a. Kriopreservasisemen domba Garut dalam pengencer Trisdengan konsentrasi laktosa yang berbeda.Media Kedokteran Hewan 19:79-83.

    Rizal, M., M.R. Toelihere, T.L. Yusuf, B. Purwantara,dan P. Situmorang. 2003b. Karakteristikpenampilan reproduksi pejantan dombaGarut. J. Ilmu Ternak dan Veteriner 8:134-140.

    Rizal, M., Herdis, A. Boediono, A.S. Aku, danYulnawati. 2006. Peranan beberapa guladalam meningkatkan kualitas semen bekudomba Garut. J. Ilmu Ternak dan Veteriner.In Press.

    Singh, M.P., A.K. Sinha, and B.K. Singh. 1995.Effect of cryoprotectants on certain semi-nal attributes and on the fertility of buckspermatozoa. Theriogenology 43:1047-1053.

    Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1993. Prinsip danProsedur Statistika. Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

    Storey, B.T., E.E. Noiles, and K.A. Thompson. 1998.Comparison of glycerol, other polyols, tre-halose, and raffinose to provide a definedcryoprotectant medium for mouse spermcryopreservation. Cryobiology 37:46-58.

    Subowo. 1995. Biologi Sel. Angkasa, Bandung.

    Suwarso. 1999. Peranan rafinosa dalam pengencerTris-sitrat-kuning telur terhadap kualitassemen beku kambing peranakan Etawah.Tesis. Program Pascasarjana, InstitutPertanian Bogor, Bogor.

    Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan padaTernak. Angkasa, Bandung.

    Viswanath, R. and P. Shannon. 2000. Storage ofbovine semen in liquid frozen state. Anim.Reprod. Sci. 62:23-53.