3.1 Sistem Kerja Adaptive Headlamp
Transcript of 3.1 Sistem Kerja Adaptive Headlamp
29 Universitas Kristen Petra
3. PERENCANAAN
3.1 Sistem Kerja Adaptive Headlamp
Pada Isuzu Panther Pick Up terdapat mekanisme pengatur ketinggian lampu
secara manual yaitu dengan cara memutar baut pengatur ketinggian lampu dengan
bantuan kunci pas atau obeng. Perancangan alat Adaptive Headlamp secara
otomatis digunakan mekanisme penggerak menggunakan motor dikarenakan
pertama pada isuzu panther masih terdapat ruangan yang cukup luas untuk
membuat mekanisme pengatur ketinggian lampu dengan menggunakan bantuan
motor DC kedua tidak terdapat kompresor udara seperti di bus, truck dan mobil
mewah. Dalam perancangan perubahan berat kendaraan menjadi pertimbangan
pengukuran dikarenakan beban muatan memberikan
Limit Switch
Kiri
Sensor
Ultrasonik
Mikrokontroler
Arduino UnoL298n
AKI
Kunci
Kontak On
Off
DC STEP
DOWN
Motor Kiri
Saklar
On Off
lampu
Mikrokontroler
Arduino UnoL298n
Motor
Kanan
Limit Switch
Kanan
Sensor
Ultrasonik
Relay
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem
Perancangan sistem adaptive headlamp terbagi menjadi tiga bagian utama
yaitu bagian perancangan hardware, perancangan mekanik dan perancangan sistem
30 Universitas Kristen Petra
pemograman alat (software). Secara keseluruhan sistem ini terbagi menjadi
beberapa bagian utama berupa : mekanisme baut pengatur ketinggian lampu, motor
penggerak, mikrokontroler, bagian pembacaan data yaitu sensor dan switch on off
lampu dan bagian perancangan program kerja (software).
Baut Pengatur
Ketinggian Lampu
Penghubung
Motor DCMotor DC
Penyangga
Motor DC
Penyangga
Limit Switch Limit
Switch
Gambar 3.2. Alat adaptive headlamp
3.2 Perancangan Hardware
Dalam perancangan hardware terdiri dari beberapa komponen penyusun
diantaranya: Motor DC, Limit Switch, L298N modul, Arduino Uno, Sensor
Ultrasonik, DC Converter Step Down LM2596 modul dan Relay. Masing – masing
komponen penyusun memiliki fungsi, dan diagram wiring yang berbeda beda.
31 Universitas Kristen Petra
3.2.1 Headlamp Isuzu Panther
3.2.1.1 Perhitungan Sudut Kemiringan Reflektor Headlamp
Pada headlamp Isuzu Panther Pick Up menggunakan baut sebagai pengatur
reflektor. Pada gambar 2.6 baut yang digunakan memiliki pitch sebesar 1 mm. Jarak
antara baut pengatur ketinggian lampu dengan spherical bearing adalah 54 mm.
Baut pengatur
ketinggian lampu
Pitch 0,7 mm
Spherical
Bearing
54 mm
0,740
Gambar 3.3. Ilustrasi pengukuran kemiringan reflektor headlamp
Perhitungan sudut kemiringan reflektor headlamp menggunakan rumus
trigonometri.
Arctan X = 0,74
54 (3.1)
32 Universitas Kristen Petra
Arctan X = 0,013
X = 0,740
Maka setiap baut pengatur ketinggian diputar sebanyak 1 putaran maka sudut
reflekor headlamp akan berubah sebanyak 0,740. Sudut kemiringan ini akan
memberikan perubahan pada arah pancar sinar lampu utama kendaraan. berikut
perhitungan perubahan arah pancar sinar lampu kendaraan apabila diukur ke
dinding dengan jarak 3 meter dari lampu utama kendaraan.
3,87 cm
3 meter
0,740
Gambar 3.4. Perubahan arah sinar lampu utama
Dari gambar di atas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut
Ketinggian sinar lampu = sin 0,740 X 3000 mm (3.2)
Ketinggian sinar lampu = 38,74mm
3.2.2 Perhitungan Defleksi Pegas Daun
Perhitungan defleksi pegas diperlukan dikarenakan ketika kendaraan
mendapatkan beban muatan maka suspensi kendaraan bagian belakang akan
mengalami defleksi sehingga ketinggian bagian belakang mobil akan menjadi lebih
rendah daripada ketika sebelum diberikan beban muatan.
Diketahui data-data pengukuran defleksi dari spesifikasi kendaraan:
Beban maksimum kendaraan = 650 kg
33 Universitas Kristen Petra
Lebar pegas daun (b) = 6 cm = 0,06 m
Tebal pegas daun (t) = 8 mm = 0,008 m
L = 55 cm = 0,55 m
Modulus elastisitas (E) SAE-AISI 5160 = 200GPa
Perhitungan berdasarkan rumus pada bab 2.5 sebagai berikut
Y = 12 𝐹 𝐿3
𝑏𝑡3 𝐸 ( 3𝑛𝑒+2𝑛𝑔) (3.3)
Y = 12.3250𝑁. (0,55)3𝑚
0,06.(0,008)3 200 𝑋 109𝑃𝑎 ( 3.0+2.4)
Y = 0,13 meter = 13 cm
3.2.3 Motor DC
Motor merupakan sumber daya penggerak baut pengatur ketinggian lampu
pada sistem adaptive headlamp. Spesifikasi umum motor adalah kecepatan rotasi,
torsi, sumber daya listrik (arus AC/DC), besar arus maksimum, dimensi motor,dll.
Pada sistem ini motor diperlukan untuk memutar baut pengatur ketinggian lampu,
motor juga harus memiliki cukup torsi untuk memutar baut pengatur ketinggian
lampu dan motor harus dapat dikendalikan jumlah putarannya. Perhitungan torsi
diperlukan untuk mengetahui torsi motor yang dibutuhkan untuk memutar baut
pengatur ketinggian lampu. Berdasarkan hasil pengujian pada bab 4.3 diketahui
torsi yang dibutuhkan sebesar 1,6 Kg.cm
34 Universitas Kristen Petra
L298N
OUTPUT 1
L298N
OUTPUT 2
Gambar 3.5. Pemasangan kabel motor DC
Pemilihan motor DC sebagai sumber daya pemutar pengatur ketinggian
lampu dibandingkan dengan sumber daya lainnya dikarenakan beberapa faktor
seperti berikut ini: dimensi komponen, kerumitan untuk membuat penghubung
antara motor DC dan baut pengatur ketinggian lampu, besar torsi dan kemudahan
untuk diatur jumlah putarannya.
Berdasarkan gambar di atas arah putaran motor akan diatur oleh bantuan
L298N modul. Sedangkan untuk jumlah putaran motor akan dihitung dengan
bantuan limit switch.
3.2.4 Limit Switch
Limit switch yang dipilih pada pembuatan adaptive headlamp adalah yang
berlengan pendek. Hal ini dikarenakan terbatasnya ruang untuk penempatan limit
switch. Pada limit switch yang dipilih terdapat 3 buah penghubung. Masing- masing
penghubung memiliki fungsinya masing-masing. Yang dipilih adalah normaly on.
Berikut diagram pemasangan kabel pada limit switch.
35 Universitas Kristen Petra
Arduino uno
Digital pin 2
10 K5 V
Gambar 3.6. Pemasangan kabel limit switch
Dalam pembuatan prototype adaptive headlamp merupakan komponen yang
bertugas sebagai sensor pembaca jumlah putaran motor. Komponen ini berfungsi
untuk mengetahui jumlah putaran dari motor. Dimana setiap kali limit switch
tertekan akan melakukan penghitungan jumlah putaran motor. Dengan adanya
komponen ini memungkinkan mikrokontroler untuk menghitung jumlah putaran
motor sehingga ketika alat dimatikan mikrokontroler dapat memerintahkan motor
untuk kembali ke posisi semula.
3.2.5 L298N Modul
12 V
5 V
Arduino Uno
Pin 7
Arduino Uno
PWM Pin 9
Arduino Uno
Pin 8
Gambar 3.7. Pemasangan kabel L298N modul
L298N modul adalah perangkat yang biasa digunakan untuk mengendalikan
motor agar dapat dikendalikan melalui mikrokontroler yaitu Arduino Uno. L298N
modul dapat mengendalikan arah putaran, kecepatan motor. Pada motor DC L298N
36 Universitas Kristen Petra
modul juga dapat berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan, sehingga motor
mendapatkan arus suplai yang sesuai.
3.2.6 Sensor Jarak
Sensor berfungsi untuk melakukan pembacaan perbedaan ketinggian
kendaraan. Perbedaan ketinggian kendaraan akan menjadi input bagi
mikrokontroler dalam menggerakkan motor. Pada pembuatan alat adaptive
headlamp digunakan 2 buah sensor jarak pada kiri dan kanan bagian belakang
kendaraan. Penggunaan dua buah sensor ultrasonik digunakan untuk mengurangi
dampak perbedaan ketinggian lampu apabila beban muatan bagian kiri dan kanan
tidak sama. Berikut diagram rangkaian pemasangan sensor ketinggian pada alat
Adaptive Headlamp.
Arduino Uno
GroundArduino Uno
5V
Arduino Uno
Digital Pin 4
Arduino Uno
Digital Pin 5
Gambar 3.8. Pemasangan kabel ultrasonik HC-SR04
Sensor jarak memiliki 4 buah Pin yaitu : VCC, Trigger, Echo, GND. Pada
VCC dihubungkan dengan tegangan 5V pada Arduino Uno, GND dihubungkan
dengan ground pada Arduino Uno, Trigger dihubungkan dengan Pin 4 pada pin
digital Arduino Uno, Echo dihubungkan dengan Pin 5 pada pin digital Arduino
Uno.
37 Universitas Kristen Petra
Sensor jarak akan ditempatkan pada bagian belakang bak kendaraan. Hal ini
dikarenakan pada bagian belakang kendaraan terjadi perubahan ketinggian yang
besar sehingga akan memberikan data yang lebih akurat.
3.2.7 Mikrokontroler Arduino Uno
Dalam pembuatan alat adaptive headlamp diperlukan mikrokontroler.
Mikrokontroler akan bertugas melakukan pengolahan data masukan yang
diberikanoleh sensor. Pengolahan data memproses data sasuai dengan aturan
pemograman yang dilakukan oleh mikrokontroler. Pada pembuatan alat adaptive
headlamp digunakan mikrokontroler Arduino Uno sebanyak 2 buah. Pada gambar
di bawah ini akan dijelaskan pemasangan kabel dari Arduino Uno.
L298N Sensor jarak
HC-SR04
Limit Switch
Kiri
Switch
On Off
Lampu
DC Converter
Step Down 10 V
Gambar 3.9. Diagram wiring Arduino uno
38 Universitas Kristen Petra
3.2.8 DC Converter Step Down LM2596 modul
DC Converter Step-Down Switching Regulator LM 2596 adalah komponen
elektronika yang dipilih untuk berfungsi mengubah dan menstabilkan tegangan.
Pada saat mesin kendaraan dinyalakan seringkali voltasi yang dihasilkan melebihi
12 volt pada saat itulah LM 2598 modul akan berfungsi untuk mengubah dan
menstabilkan arus listrik sesuai kebutuhan. Dalam perancangan adaptive headlamp
Arduino uno akan membutuhkan listrik dengan tegangan 10 volt, pada kontak acc
bawaan kendaraan berkerja pada 12 volt
Kontak
12V IN +
Kontak
12 V IN -
Arduino Uno
10V OUT+
Arduino Uno
10V OUT -
Pengatur
Besar Voltasi
Gambar 3.10. Pemasangan kabel LM2598 modul
Hal ini penting dikarenakan komponen elektronika yang digunakan pada
perancangan adaptive headlamp bekerja pada tegangan listrik yang berbeda dengan
tegangan listrik pada kendaraan. Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah
tegangan listrik yang digunakan harus stabil. Ketidakstabilan listrik pada kendaraan
disebabkan karena naik turunnya rpm mesin sehingga tegangan yang dihasilkan
tidak stabil. Ketidak stabilan tegangan akan menyebabkan komponen elektronik
39 Universitas Kristen Petra
mudah rusak karena hubungan arus pendek dan beban yang berlebih. Pada
perancangan kali ini LM 2598 modul akan mengubah dan menstabilkan tegangan
dari aki kendaraan ke dua buah komponen yaitu pada mikrokontroler Arduino uno
sebesar 9 Volt dan pada L298N modul sebesar 12 Volt.
3.2.9 Relay
Pada pembuatan alat adaptive headlamp relay berfungsi sebagai saklar. Hal
ini dikarenakan pada Arduino Uno voltase yang digunakan adalah 5V sedangkan
pada kendaraan menggunakan tegangan 12V. oleh karena itu ketika saklar lampu
pada kendaraan dinyalakan maka relay akan kontak sehingga menghubungkan
tegangan 5 V sehingga Arduino Uno akan melakukan pembacaan HIGH. Berikut
skema pemasangan relay pada kendaraan.
Saklar on
Off Lampu
12 V
10 K
Relay
Arduino Uno
Digital Pin 13
Gambar 3.11. Pemasangan kabel relay
40 Universitas Kristen Petra
3.3 Perancangan Mekanik
3.3.1 Penghubung Motor
Gambar 3.12. Penghubung motor
Penghubung motor merupakan komponen yang menghubungkan poros motor
terhadap baut pengatur ketinggian lampu. Pembuatan penghubung motor dibuat
dari kunci shock ukuran 8. Kemudian dilakukan pengelasan dengan pipa
alumunium pada bagian belakang. Setelah pipa alumunium selesai dilas maka
dilakukan proses drilling dengan diameter sesuai poros motor. Setelah itu dilakukan
proses drilling pada bagian samping untuk memasang baut penyangga penghubung
motor. Pembuatan lubang pada bagian samping dapat dilihat pada gambar di atas.
3.3.1.1 Perhitungan Tebal Penghubung
Perhitungan ketebalan shaft diperlukan untuk mengetahui tebal minimum
yang diperlukan dalam mendesain penghubung motor DC terhadap baut pengatur
ketinggian lampu.
Diketahui data-data sebagai berikut:
Jari-jari luar shaft (C2) = 8 mm
Torsi baut pengatur ketinggian lampu = 1,6 kg.cm = 0,15 Nm
Torsi motor = 8 kg.cm = 0,78 Nm
41 Universitas Kristen Petra
Rpm motor DC = 38 rpm
Maksimum shear stress stainless steel AISI 302= 140 MPa
Rumus perhitungan ketebalan shaft
𝐶1 = jari-jari dalam shaft
𝐽
𝐶2 =
𝑇
𝑇𝑚𝑎𝑥 (3.4)
𝐽
𝐶2 =
0,78
140 𝑋 106
𝐽
𝐶2 = 5,57 𝑋 10−9 𝑚3
𝐽
𝐶2 =
𝜋
2𝐶2 (𝐶2
4 − 𝐶14)
𝐽
𝐶2 =
𝜋
0,008 (0,0044 − 𝐶1
4)
0,0044 − 𝐶14 =
0,008
𝜋 (5,57 𝑋 10−9)
𝐶14 = 2,56 𝑋 10−10 − 1,41 𝑋 10−11
𝐶14 = 2,41 𝑋 10−10 meter
𝐶14 = 3,94 𝑋 10−3 meter
𝐶14 = 3,94 mm
Ketebalan penghubung motor DC = 𝐶2 − 𝐶1 (3.5)
Ketebalan penghubung motor DC = 4 𝑚𝑚 − 3,94 𝑚𝑚
Ketebalan penghubung motor DC = 0,06 mm
42 Universitas Kristen Petra
Pada perancangan penghubung motor DC ketebalan yang dipilih adalah 2 mm
dikarenakan pada penghubung diperlukan adanya pembuatan baut penahan
penghubung dengan menggunakan baut M3.
3.3.2 Mounting Motor
Mounting motor merupakan komponen yang berfungsi untuk menahan motor
agar tetap pada posisinya. Mounting motor juga berfungsi sebagai penghubung
motor dengan badan kendaraan. Pembuatan mounting motor menggunakan besi plat
dengan ketebalan 3 mm.
Gambar 3.13. Mounting Motor
Pembuatan dilakukan dengan cara memanaskan besi dengan alat las.
Setelah besi menjadi panas dilakukan proses pembentukan sesuai dengan dimensi
yang diinginkan. Untuk proses pembentukan dilakukan dengan bantuan pipa besi
dengan diameter yang sama dengan motor. Berikut gambar pipa besi yang
digunakan.
43 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.14. Proses pemanasan dengan alat las
Pipa besi berfungsi sebagai pengganti motor untuk memberikan bentuk
dasar dalam membuat dudukan motor. pembentukan dilakukan dengan
memukulkan pipa besi kepada besi plat hingga berbentuk lingkaran. Pada saat besi
plat akan membentuk lingkaran penuh lengkungkan salah satu ujung besi plat ke
arah berlawanan hingga berbentuk seperti gambar 3.5. Setelah kedua ujung besi
bertemu maka gunakan ragum untuk memegang sehingga dapat mengebor besi plat
sebagai dudukan baut pengikat motor seperti pada gambar di bawah ini.
44 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.15. Proses pengeboran lubang mounting motor
3.3.3 Mounting Limit Switch
Gambar 3.16. Mounting limit switch
Mounting limit switch berfungsi untuk penahan limit switch pada tempatnya.
Mounting limit switch harus cukup kuat. Hal ini untuk menahan limit switch tetap
pada posisinya ketika tertekan oleh penekan motor ketika bergerak. Pembuatan
mounting dibuat dari bahan alumunium
45 Universitas Kristen Petra
3.3.4 Mounting Sensor Ultrasonik
Mounting Sensor Ultrasonik berfungsi untuk penahan sensor Ultrasonik pada
tempatnya. Mounting sensor Ultrasonik akan diletakkan di bawah bak kendaraan.
Pembuatan mounting dibuat dari bahan alumunium. Pembuatan dilakukan dengan
cara menekuk plat dari bahan alumunium seperti gambar di bawah ini.
Gambar 3.17. Mounting sensor Ultrasonik
Gambar 3.18. Penekukan plat alumunium
46 Universitas Kristen Petra
Setelah itu dilakukan proses pengukuran pembuatan lubang baut untuk bodi
kendaraan dan untuk sensor ultrasonik seperti gambar di bawah ini.
Gambar 3.19. Proses pembuatan lubang baut M3
Setelah itu ditandai maka dengan bantuan alat tap hole. Berulah setelah itu
dilakukan proses pengeboran.
3.3.5 Cover Sensor Ultrasonik HC-SR04
Gambar 3.20. Cover sensor ultrasonic
Cover ultrasonik HC-SR04 dibuat dari bahan akrilik. Pembuatan cover
dilakukan dengan bantuan alat laser cutting. Cover ultrasonik HC-SR04 berfungsi
47 Universitas Kristen Petra
untuk melindungi lapisan bawah circuit ultrasonik HC-SR04 agar tidak terhantam
benda lain dan mencegah terjadinya arus pendek pada ultrasonik HC-SR04.
3.4 Perancangan Sistem Pemograman Alat (software)
Pada sistem pemograman alat akan dilakukan pemberian perintah kerja bagi
alat adaptive headlamp. Hal ini untuk memasukkan batasan - batasan kondisi pada
saat alat adaptive headlamp dioperasikan. Pemberian batasan - batasan kondisi akan
menjadi acuan bagi mikrokontroler dalam memberikan perintah kepada aktuator.
Setiap data input yang dihasilkan dari pembacaan sensor akan diolah dan dilakukan
pemerikasaan oleh mikrokontroler .Apabila input data yang dikirimkan oleh
mikrokontroler memenuhi batasan kondisi yang ditentukan maka akan
mikrokontroler akan memberikan perintah sesuai kondisi yang ditentukan.
Perancangan software alat adaptive headlamp digunakan Bahasa pemograman
yang telah disediakan oleh mikrokontroler Arduino Uno.
3.4.1 Perhitungan software
Dalam pembuatan pemograman alat berdasarkan data–data spesifikasi mobil
isuzu Panther Pick Up, data hasil percobaan perubahan ketinggian lampu kendaraan
ketika diberi beban dan data percobaan pembacaan sensor pengukuran ketinggian
bagian belakang kendaraan. Data–data tersebut akan menjadi acuan dalam
membuat pemograman alat.
Pada data spesifikasi pada bab 2.3.3 diperoleh data ketinggian maksimum
lampu utama dekat pada jarak 3 meter dari kendaraan adalah 70,6 cm dari
permukaan jalan. Maka pembuatan program didasarkan pada batas spesifikasi
tersebut. Pada perhitungan pada bab 3.2.1.1 diperoleh data perubahan arah pancar
48 Universitas Kristen Petra
sinar lampu kendaraan pada jarak 3 meter dari kendaraan berubah sebesar 3,8 cm
untuk setiap 1 putaran baut pengatur ketinggian lampu. Pada percobaan pada bab
4. Diketahui bahwa ketinggian bagian belakang kendaraan turun sebesar 2 cm dan
ketinggian sinar lampu utama pada jarak 3 dari headlamp akan bertambah tinggi
dari permukaan jalan sebesar 2 cm untuk setiap 100 kg beban yang ditambahkan.
Dari data maka didapatkan perhitungan sebagai berikut:
Perhitungan jumlah putaran motor untuk 1 cm perubahan sinar lampu
Z = 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 𝑈𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑜𝑛𝑖𝑘
2,5 (3.3)
Z = 1𝑐𝑚
5,5 𝑐𝑚
Z = 0,18 putaran
Maka banyak putaran baut pengatur ketinggian lampu untuk selisih
ketinggian 1 cm adalah 0,18 putaran.
3.4.2 Perancangan Flowchart
Untuk dapat membuat urutan kerja maka akan menggunakan menggunakan
flowchart untuk membantu membuat urutan pembacaan batasan kondisi pada saat
dioperasikan. Berikut rancangan flowchart:
49 Universitas Kristen Petra
Start
Pembacaan tombol on off lampu
Apakah tombol Lampu on?
Sensor ultrasonik
mati
Sensor ultrasonik menyala
A
Tidak
Ya
Motor off
Lampu utama menyala
Pembacaan ketinggian kendaraan dangan sensor ultrasonik
G
Gambar 3.21. Flow Chart sistem
50 Universitas Kristen Petra
A
Apakah perbedaan ketinggian lebih besar
dari 4 cm?
Apakah ketinggian mobil berkurang(semakin dekat dari
jalan)?
Penghitungan perbedaan ketinggian
Ya
Tidak
Tidak
Motor berputar CCW
Ya
Apakah ketinggian mobil bertambah(semakin jauh dari
jalan)?
Motor berputar CW
Ya
Penghitungan Jumlah Putaran Motor
Tidak
B
C
D
E
Penghitungan
Ketinggian
Rata - Rata
Gambar 3.22. Flow Chart sistem
51 Universitas Kristen Petra
Pembacaan oleh
Limit Switch
BC
Apakah jumlah
putaran tercapai?
Apakah jumlah
putaran tercapai?
D
E
Tidak
Tidak
Motor Off
Ya
Ya
F
Penghitungan
Jumlah Putaran dan
Total Putaran
Pembacaan oleh
Limit Switch
Penghitungan
Jumlah putaran dan
Total Putaran
Gambar 3.23. Flow Chart sistem
52 Universitas Kristen Petra
F
Apakah tombol
lampu OFF?
Motor
berputar CW
G
Tidak
Ya
Total putaran motor
Pembacaan
sensor Limit
Switch
Penghitungan Total
Putaran Motor
Apakah Total
Putaran Motor
terpenuhi
Motor Off
End
C1
C1
YA
C2
Tidak
C2
Gambar 3.24. Flow chart sistem
Dalam perancangan sistem pemograman diperlukan program untuk
menghitung ketinggian rata-rata hal ini dikarenakan dari data hasil percobaan pada
bab 4. Diketahui pembacaraan sensor ultrasonik dapat tidak akurat. Untuk
menjadikan pembacaan menjadi akurat maka diperlukan membuat program
penghitungan ketingiaan rata-rata kendaraan dari permukaan jalan.
53 Universitas Kristen Petra
Titik awal = 0
Pembacaan jarak
ketinggian sensor
ultrasonik
Titik awal = titik awal + pembacaan sensor
Apakah jumlah
pembacaan mencapai
100 X?
Penghitungan nilai rata – rata
ketinggian kendaraan
Ya
Tidak
Gambar 3.25. Flow chart penghitungan ketinggian rata-rata
54 Universitas Kristen Petra
3.5 Pemasangan
3.5.1 Pengaturan Ketinggian Lampu Kendaraan
Langkah awal adalah melakukan pengaturan ketinggian lampu kendaraan
secara manual. Hal hal yang perlu disiapkan diantaranya adalah meteran, lantai
yang datar, dinding untuk melakukan pengukuran dan kunci ring nomor 8.
Gambar 3.26. Pengukuran jarak kendaraan dari dinding
Parkirkan kendaraan pada posisi 3 m di depan dinding. Kemudian ukur
ketinggian lampu utama mobil. Pengukuran ini akan berfungsi sebagai dasar
penentuan ketinggian lampu utama mobil.
55 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.27. Pengukuran ketinggian bola lampu kendaraan
Pada pangukuran ketinggian lampu didapatkan hasil ketinggian bola lampu
ketika tidak diberikan muatan 74 cm. Pada bab 2.3.1 dikatahui ketinggian
maksimum sinar lampu kendaraan harus 34 mm lebih rendah dari ketinggian bola
lampu kendaraan. Maka ketinggian maksimum sinar lampu kendaraan pada jarak 3
meter dari kendaraan adalah 70,6 cm dari permukaan jalan.
Batas Atas Ketinggian
Lampu
70,6 cm dari permukaan
jalan
Batas Bawah Ketinggian
Lampu
65,6 cm dari permukaan
jalan
Gambar 3.28. Pemasangan garis ambang batas ketinggian lampu
56 Universitas Kristen Petra
Lampu kendaraan diatur pada posisi tanpa beban. Dengan menggunakan
bantuan kunci ring 8 maka putar baut pengatur ketinggian lampu hingga sesuai
dengan spesifikasi. Berikut posisi baut pengatur ketinggian lampu pada kendaraan
Baut pengatur arah
pancaran sinar ke
kiri atau kanan
Baut pengatur arah
pancaran sinar ke
atas atau bawah
Baut pengatur arah
pancaran sinar ke
atas atau bawah
Gambar 3.29. Posisi baut pengatur ketinggian Lampu
Pada gambar 3.29 yang menunjukkan baut pengatur ketinggian lampu. Untuk
menurunkan ketinggian lampu putar ccw untuk menaikkan ketinggian lampu putar
cw.
Gambar 3.30. Proses Pengaturan Lampu
57 Universitas Kristen Petra
Proses pengaturan ketinggian cahaya lampu. Dengan bantuan kunci pas
nomor 8.
Gambar 3.31. Proses pengaturan ketinggian lampu kendaraan
Pada gambar 3.31 lampu sebelah kiri telah diatur sesuai dengan ketinggian
ambang batas yang ditentukan. Pada gambar sebelah kanan belum dilakukan proses
pengaturan ketinggian lampu. Sebelum alat dipasang atur terlebih dahulu
ketinggian lampu. Sesuaikan dengan sesifikasi kendaraan.
3.5.2 Pemasangan Motor DC Pada Kendaraan
Langkah awal yang harus dilakukan pada proses pemasangan motor DC
adalah pemasangan kabel power Motor DC. Pemsangan kabel power dilakukan
dengan cara mensolder kabel power kepada terminal motor. Setelah kabel selesai
dipasangkan maka langkah selanjutnya adalah pemasangan selang kepada motor
seperti gambar di bawah ini
58 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.32. Pemasangan Selang kepada Motor DC
Penggunaan selang ditujukan untuk menambah daya cengkram antara motor
dan dudukan motor. Pemasangan selang dilakukan dengan bantuan kunci shock dan
ragun.
Pasangkan motor kepada penyangga motor. Kemudian pasangkan penyangga
limit switch kepada motor. Setelah itu pasangkan limit switch kepada penyangga
limit switch. Pasangkan penghubung pengatur ketinggian lampu kepada motor
menggunakan baut M3.
Gambar 3.33. Pemasangan alat adaptive headlamp pada bodi kendaraan
59 Universitas Kristen Petra
3.5.3 Pemasangan L298N modul
Lakukan pemasangan kabel modul motor berupa input dari Arduino Uno,
pemasangan kabel output ke motor, kabel ground modul harus dipasangkan kepada
ground Arduino Uno, kabel 12V dipasangkan kepada pin Vin pada Arduino Uno
dan kabel 5 V dipasangkan kepada pin VCC Arduino Uno
3.5.4 Pemasangan Sensor Ultrasonik HC-SR04
Gambar 3.34. Pemasangan Penyangga Sensor Ultrasonik
Pasangkan sensor pada bagian belakang kendaraan. Pemasangan dudukan
sensor ultrasonik dilakukan dengan proses rivet. Setelah itu pasangkan kabel
kepada masing masing pin sensor ultrasonik HC-SR04.
60 Universitas Kristen Petra
Gambar 3.35. Sensor Ultrasonik Terpasang Pada Bagian Belakang Bak
Kendaraan
Pasang kabel pada bagian bawah kendara, usahakan dalam penempatannya
sejauh mungkin dari sumber panas seperti knalpot. Pasangkan kabel ground,
trigger, echo dan 5V kepada Arduino Uno.
3.5.5 Proses Pemasangan DC Converter Step Down
Gambar 3.36. Pengaturan Voltase DC Step Down
61 Universitas Kristen Petra
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengatur besar beda tegangan yang
diinginkan. Pengaturan dapat dilakukan dengan memutar baut pengatur besar
tegangan dengan bantuan obeng minus kecil.
Gambar 3.37. Pengecekan Voltase DC Step Down
Hal kedua yang dilakukan adalah melakukan pengecekan beda tegangan
dengan bantuan alat multitester.
3.5.6 Pemasangan Arduino Uno
Gambar 3.38. Pemasangan kabel Arduino uno