30 Kamis, 28 April 2016 -...

2
30 Kamis, 28 April 2016

Transcript of 30 Kamis, 28 April 2016 -...

30 Kamis, 28 April 2016

31A G R I B I S N I SKamis, 28 April 2016

POTENSI AGRIBISNIS

Bisnis/Rachman

PETERNAKAN SAPI PERAH

Frisian Flag Gandeng PTPN VIIIJAKARTA — Produsen susu asal

Be landa Frisian Flag Indonesia men-jajaki kerja sama pemanfaatan lahan milik PT Perkebunan Nusantara VIII yang berada di wilayah Lembang, Jawa Barat, untuk dapat mengem-bangkan sapi perah milik masyara-kat setempat.

Presiden Direktur Frisian Flag In -do nesia Maurits Klavert mengata-kan, dalam waktu dekat kesepakat-an kerja sama tersebut akan segera di tandatangani sehingga kemitraan de ngan kelompok peternak di wila-yah Lembang, Jawa Barat, dapat se gera direalisasikan.

“Kami memanfaatkan lahan mi -kin PTPN VIII untuk membangun kerja sama dengan para peternak. Ini pilot project, namanya Dairy Village. Lahannya 1 hektare untuk me nampung sekitar 150—200 sapi pe rah masyarakat,” katanya kepada Bis nis, Selasa (26/4).

Dia menuturkan, pihaknya te -lah lama bekerja sama dengan para peternak di Lembang. Dengan skema kemitraan yang lebih intensif, maka

peternak mendapat jaminan pasar karena Frisian Flag akan langsung menyerap hasil produksi mereka.

Peternak sapi perah di Lembang dinilai merupakan peternak lokal yang memiliki produktivitas susu rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain.

Di Lembang, produksi susu dapat mencapai 25 kg per ekor per hari, jauh di atas rata-rata nasional yaitu 9—11 kg per ekor per hari.

“Jadi kami menjamin pembelian produk peternak di sana. Beberapa dari mereka adalah peternak yang belum lama ini kami berikan pela-tihan,” ungkap Maurits.

Kerja sama pemanfaatan lahan milik PTPN VIII tersebut merupakan salah satu program dari investasi sebesar 10 juta euro yang dikucur-kan Frisian Flag dan Kedutaan Besar Belanda di Indonesia. Dana tersebut dianggarkan sejak 2013 dan diwu-judkan dalam program-program ke -mitraan, pembangunan infrastruk-tur persusuan, dan pemberian pela-tihan pada peternak lokal.

Kendati demikian, Maurits menye-but, pihaknya tidak memaksakan pe ternak menjual hasil susunya pada perusahaan tersebut. Peternak pun dapat menjual produksinya ke ja ringan lain sesuai yang mereka ingin kan.

Dia menuturkan, proyek ini meru-pakan pilot project yang akan terus di kembangkan oleh Frisian Flag jika berhasil dan berkontribusi pada peningkatan produktivitas pe ternak.

Maurits berpendapat, pemerintah hendaknya menyediakan insentif lahan bagi perusahaan yang me -ngembangkan pola kerja sama ke -mit raan.

“Kalau dengan PTPN kadang wak-tu kerja samanya terbatas. Pa da hal kami investasi untuk jangka pan-jang. Lahan ini hambatan paling be -sar [dalam membangun kemitraan].”

Ketua Gabungan Ko perasi Susu Indonesia Dedi Setiadi menyampai-kan, kalangan peternak sapi perah me nyambut baik skema pem ber da-yaan dan kemitraan yang di jalankan oleh para pelaku usaha. (Dara Aziliya)

PERKEBUNAN SAWIT BERKELANJUTAN

IPOP Bidik 120.000 Ha di Empat Kabupaten

Samdysara Saragih & Dara [email protected]

Direktur Eksekutif IPOP Nurdiana Darus menyebutkan, selain Ka bu-paten Seruyan di Kalimantan Tengah, tiga kabupaten lain adalah Musi Ba -nyuasin di Sumatra Selatan, dan Pe -lalawan serta Siak di Riau.

IPOP yang merupakan komitmen para pelaku usaha di sektor kelapa sawit untuk melakukan praktik-prak-tik yang ramah lingkungan dalam ak -tivitas produksi, menargetkan dapat mendata 5.000—8.000 petani dengan luas lahan 20.000 ha—30.000 ha di setiap kabupaten.

“Insya Allah semua bisa dimulai tahun ini. Yang sudah dimulai di Seru-yan. Tiga daerah lain kami se dang menjajaki dengan bupatinya,” ka tanya dalam acara temu media, Rabu (27/4).

Data-data tersebut, katanya, akan menjadi acuan pemerintah daerah untuk menerbitkan Surat Tanda Daf-tar Usaha Budidaya Tanaman Per ke-bunan atau STD-B. Saat ini, banyak daerah yang tidak memiliki data riil kondisi petani sawit swadaya.

Bupati Musi Banyuasin Beni Her-nedi membenarkan kendala pemda dalam mengidentifikasi para petani swadaya. Alhasil, pemerintah kesulit-an membuat kebijakan yang tepat un -tuk menjawab aneka keluhan petani seperti dalam penetapan harga, lega-litas tanah, dan peremajaan. “Karena itu saya mengundang banyak pihak termasuk IPOP untuk membantu mengidentifikasi petani swadaya.”

IPOP tengah menjalankan program pendataan petani, baik yang terlibat

sebagai pemasok langsung perusaha-an anggota maupun yang memasok melalui pihak ketiga atau perusahaan perantara.

Pendataan petani dinilai merupa-kan kebutuhan mutlak guna memas-tikan seluruh rantai pasok yang menyuplai minyak sawit ke perusa-ha an-perusahaan yang tergabung da -lam IPOP telah mengimplementasi-kan praktik berkelanjutan.

BELUM ADA DATAProgram Manager IPOP Gita Syah-

rani mengatakan selama ini baik pe -merintah maupun perusahaan belum memiliki data pasti soal petani di lapangan yang terlibat dalam rantai pasok. Tanpa data pasti, program pem -berdayaan yang disusun perusa ha an pun berpotensi tak tepat sasaran.

Dia menyebut saat ini IPOP sedang bekerja sama dengan Yayasan Inobu untuk melakukan pemetaan petani di Kabupaten Seruyan, Provinsi Ka -li mantan Tengah. Pemetaan tersebut ditargetkan dapat selesai tahun ini.

“Data pemerintah dan asosiasi se -ring menyebut kalau sekian persen pro duksi mereka itu disuplai petani,

tapi petaninya di mana, mereka tidak tahu. Kalau mau memperjuangkan praktik berkelanjutan, tanpa data jelas petaninya, itu akan sulit dila-cak. Harusnya traceable,” ujarnya saat berkunjung ke Bisnis In do ne sia, Rabu (27/4).

IPOP atau Indonesian Palm Oil Pledge merupakan komitmen para pe laku usaha di sektor kelapa sawit un tuk melakukan praktik-praktik yang ramah lingkungan dalam akti-vitas produksi. Para anggota dilarang menerapkan penanaman sawit di wilayah High Carbon Stock dan la -han gambut.

Dalam penandatanganan pertama tersebut, empat perusahaan yang ter-libat yaitu Golden Agri Resources Ltd, Wilmar International Ltd, Cargill, dan Asian Agri. Per maret 2015, Musim Mas menyatakan kesiapannya berga-bung dan pada akhir Februari, Astra Agro Lestari pun turut bergabung.

Gita menjelaskan, data yang di -ingin kan IPOP merupakan data kom-prehensif yang tidak hanya menun-jukkan lokasi petani, tetapi hingga situasi keluarganya. Di Seruyan, jum-lah petani yang akan dipetakan yaitu 5.700 orang.

Manajemen IPOP berharap pro-gram serupa dapat bersama-sama dilakukan seluruh pemangku kepen-tingan baik pemerintah, organisasi, maupun pelaku usaha, sehingga Indonesia memiliki data komprehen-sif soal petani kelapa sawit.

Sementara itu, Pemerintah Ka bu-pa ten Musi Banyuasin siap menjalan-kan instruksi Presiden Joko Widodo untuk menghentikan sementara izin perkebunan kelapa sawit.

Bupati Musi Banyuasin Beni Her-nedi mengatakan, pihaknya memper-silahkan pelaku usaha yang menda-patkan izin lokasi untuk melanjutkan proses mendapatkan hak guna usaha di pemerintah pusat. Namun, sejak ke luarnya instruksi moratorium, maka kini tidak ada lagi pemberi-an izin lokasi sebagai langkah awal mendapatkan konsesi perkebunan.

Saat ini, banyak daerah yang tidak memiliki data riil kondisi petani sawit swadaya.

Musi Banyuasin siap menjalankan instruksi Pre-siden Joko Widodo un tuk menghentikan se mentara izin perkebunan sawit.

JAKARTA — Manajemen Indonesia Palm Oil Pledge atau IPOP menargetkan dapat mendata dan meme-takan 120.000 ha perkebunan kelapa sawit milik

petani swadaya di empat kabupaten yang menjadi pusat komoditas tersebut.

Petani memanen bunga kol di lahan garapannya di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, belum lama ini. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat mendorong pemerintah untuk memperbanyak wirausaha di

sektor agrobisnis mengingat potensinya sangat besar. Untuk itu, pemerintah perlu menyiapkan regulasi guna menarik minat pelaku usaha agar tertarik terjun ke sektor tersebut.