3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

download 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

of 135

Transcript of 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    1/135

    PendahuluanPembangunan gedung bertingkat sudah dilaksanakan sejakzaman dahulu kala, tetapi yang dikategorikan sebagaimoderen tall building dimulai sejak 1880s. The first

    modern tall building mungkin adalah gedung HomeInsurance Building yang berupa konstruksi baja di Chicagopada tahu 1883 yang kemudian diikuti oleh gedung-gedungpencakar langit lainnya. Gedung-gedung tinggi padaawalnya didominasi oleh struktur baja karenaperkembangan industri baja yang cukup pesat, sedangkanperkembangan struktur beton relatif lambat dan baruberkembang pesat pada 1950s. Evolusi dari gedung-gedung pencakar langit secara umum dapat dilihat pada

    gambar berikut :

    PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    2/135

    Gambar Evolusi dari gedung-gedung pencakar langit pada periode sebelum 1950.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    3/135

    Perencanaan struktur suatu gedung bertingkat secara rincimembutuhkan suatu rangkaian proses analisis dan perhitunganyang panjang serta rumit, yang didasarkan pada asumsi danpertimbangan teknis tertentu.Dengan kecanggihan perangkat lunak yang ada pada saat inimemungkinkan para teknisi untuk merencanakan segalasesuatunya dari berbagai sudut pandang dengan sangat rinci

    dengan tingkat ketelitian yang tinggi.

    Perlu disadari bahwa reliabilitas hasil suatu perhitungan sangattergantung pada mutu masukannya (Garbage In , Garbage Out ).Seringkali para perencana mengikuti secara penuh seluruh hasilkeluaran suatu komputer tanpa mengkaji ulang apakah hasilkeluaran tersebut mengandung berbagai kejanggalan.Kadangkala kejanggalan tersebut tidak mudah ditemukan karenapara perencana belum atau kurang memiliki kepekaan terhadapperilaku struktur yang direncanakan.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    4/135

    Proses perencanaan diawali dengan diskusi dan kolaborasi antar

    disiplin, kemudian perencana struktur akan membuat kriteria

    perencanaan (design criteria) struktur yang dianggap paling ekonomis

    serta dapat memenuhi semua persyaratan disiplin lain. Kriteria

    perencanaan tersebut antara lain meliputi design philosophy, jenis dan

    besaran pembebanan, kekuatan dan stabilitas, kekakuan dan

    pembatasan deformasi, layak pakai, rangkak, susut, pengaruh

    temperatur dan ketahanan terhadap api serta pembatasan penurunan

    dan perbedaan penurunan termasuk soil-structure interaction.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    5/135

    1. Syarat Stabilitasa.Statikb.Dinamik

    2. Syarat Kekuatana.Statikb.Dinamik

    3. Syarat Daktilitasa.Elastik ( Fully Elastic )b.Daktilitas terbatas ( limited ductility )c.Daktilitas penuh ( full ductility )

    4. Syarat layak pakai dalam keadaan layan ( serviceability )a.Lendutan pelat dan balok

    b.Simpangan bangunan ( lateral drift )c.Simpangan antar tingkat ( Interstory drift )d.Percepatan ( acceleration ), khususnya perencangan strukturterhadap pengaruh angin.e.Retakan ( cracking )f.Vibrasi/getaran ( vibration )

    Syarat syarat Umum Perancangan StrukturGedung meliputi:

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    6/135

    5. Syarat Durabilitas ( durability )a.Kuat tekan minimum betonb.Tebal selimut betonc.Jenis dan kandungan semend.Tinjauan korosie.Mutu baja

    6. Syarat ketahanan terhadap kebakarana.Dimensi minimum dari elemen/komponen strukurb.Tebal selimut betonc.Tebal lapisan pelindung terhadap ketahanan kebakarand.Jangka waktu ketahanan terhadap api/kebakaran (struktur atas danbasemen)

    7. Syarat intergritasa.Pencegahan terhadap keruntuhan progresif (biasanya diberipenambahan tulangan pemegang antar komponen beton precast).

    8. Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksia.Penyesuaian dengan metoda konstruksi yang umum dilakukan padadaerah setempat.b.Bahan bangunan serta mutu bahan yang tersediac.Kondisi cuaca selama pelaksanaand.Kesediaan berbagai sumber daya setempat.

    9. Peraturan dan standar yang berlaku.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    7/135

    2. STANDAR PERENCANAAN

    Secara umum, standar yang dipakai adalah konsep LRFD(Load Resistance Factor Design) , yaitu konsep ketahananstruktur terhadap beban terfaktor dengan tinjauan adanyafaktor reduksi kekuatan masing-masing komponen strukturyang diproposikan.

    Pengertian umumnya adalah, suatu struktur dinyatakan kuatbila dalam setiap perencanaan kekuatan dipenuhi :

    U Rn

    n R

    U

    n R

    Dimana : = faktor reduksi kekuatan

    = kuat nominal

    = kuat perlu= kuat rancang yang tersedia

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    8/135

    Beban Pada Struktur

    1. Beban Grafitasia. Beban mati, semua bagian dari struktur yang bersifat

    tetap.b. Beban hidup, semua beban yang terjadi akibat

    penghunian atau pengguna suatu gedung.

    2. Beban Lateral

    a. Beban angin, semua beban pada struktur yang

    disebabkan oleh selisih tekanan udara.

    b. Beban gempa , semua beban yang terjadi akibat

    pergerakan tanah akibat adanya gempa.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    9/135

    3. Beban khusus

    Beban khusus ialah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian

    gedung yang terjadi akibat tekanan air, selisih suhu, pengangkatan dan

    pemasangan, penurunan fondasi, susut, gaya-gaya tambahan yang berasaldari beban hidup seperti gaya rem yang berasal dari keran, gaya

    sentrifugaldan gaya dinamik yang berasal dari mesin-mesin, serta pengaruh-

    pengaruh khusus lainnya. Aksi akibat beban khusus harus diperhitungkan

    dan ditambahkan pada perhitungan perencanaan sebelumnya yang

    merupakan suatu rangkaian kombinasi pembebanan

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    10/135

    Perencanaan Struktur-Umum

    Sistem Struktur.

    Sistem struktur dari suatu bangunan, merupakan kumpulan dan kombinasiberbagai elemen struktur yang dihubungkan dan disusun secara teratur, baik

    secara discrete maupun menerus yang membentuk suatu totalitas kesatuan

    struktur.

    Tujuan Perncanaan Struktur

    Sistem struktur pada bangunan tinggi dirancang dan dipersiapkan agar mampu:

    1. Memikul beban vertical baik statik maupun dinamik

    2. Memikul beban horizontal, baik akibat angin maupun gempa3. Menahan berbagai tegangan yang diakibatkan oleh pengaruh temperature

    dan shinkage.

    4. Menahan external dan internal blast dan beban kejut ( impact loads ).

    5. Mengantisipasi pengaruh vibrations dan fatigue

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    11/135

    Pemilihan Sistem Struktur

    Pemilihan sistem struktur bergantung pada beberapa parameter berikut:1. Economical consideration, yang meliputi construction cost, nilai kapitalisasi,

    rentable space variation dan cost of time variation.

    2. Construction speed yang dipengaruhi oleh profil bangunan, experience,

    methods dan expertise, material struktur, tpi konstruksi (cast-in-situ, precast

    atau kombinasi) serta local contruction industry.

    3. Overall geometry, meliputi panjang, lebar dan tinggi bangunan.

    4. Vertical profile-building shape.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    12/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    13/135

    5. Pembatasan ketinggian (height restriction)

    6. Kelangsingan (slenderness), yaitu ratio antara tinggi terhadap lebar

    bangunan.

    7. Plan configuration , yaitu depth-widht ratio dan degree of regularity (dapat

    dilihat pada peraturan seperti UBC atau NEHRP).

    8. Kekuatan, kekakuan dan daktilitas.Kekuatan berhubungan erat dengan material properties, kekaakuan

    meliputi kekakuan lentur, kekakuan geser, kekakuan torsi dan daltilitas

    meliputi strain ductility, curvature ductility dan displacement ductility.

    10 Jenis/tipe pembebanan, yang ,eliputi beban gravitasi, beban lateral berupabeban angin dan seismic serta beban-beban khusus lainnya.

    11. Kondisi tanah pendukung bangunan

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    14/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    15/135

    Sistem Struktur Atas

    Bentuk Bangunan dan sistem struktur rangka bangunan sangat berkaitan eratsatu sama lainnya baik dalm arah horizontal maupun vertical.

    Suatu sisem struktur disebut baik bila dicapai hal-hal berikut:

    a.Bentuk dan denah struktur yang simetris

    b.Skala struktur yang proporsional

    c.Tidak adanya perubahan mendadak dari tahanan lateral

    d.Tidak adanya perubahan mendadak dari kekakuan lateral

    e.Pembagian struktur yang seragam dan teratur

    f.Titik berat massa hampir sama dengan titik berat kekakuan

    g.Tidak sulit dibangun, dan dalam batasan biaya yang memadai

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    16/135

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sistem strktur

    terhadap beban lateral antara lain adalah :

    1. Kekakuan diaphragma dan kekakuan struktur

    2. Distribusi gaya dan konsentrasi tahanan

    3. Tahanan pada keliling luar (perimeter) struktur bangunan

    4. Loncatan bidang vertikal (vertikal set back)5. Diskontinuitas kekuatan dan kekakuan struktur karena adanya balok

    transfer (transfer girder), lantai transfer (transfer floor) atau dinding

    struktur yang tidak menerus ke bawah, dan dinding struktur yang

    letaknya berselang-seling baik dalam arah vertikal maupun horizontal.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    17/135

    6. Soft story effect

    7. Ketidakteraturan struktur8. Adanya torsi yang besar tanpa adanya tahanan yang cukup untuk

    menampung torsi

    9. Benturan antar bangunan

    10. Pemisahan bangunan11. Efek kolom pendek ( Short column effect )

    12. Kemudahan pelaksanaan, terutama pada detail sambungan dan

    kerapatan tulangan.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    18/135

    Sistem rangka struktur

    Berbagai sistem rangka dapat berupa :1. Rigid-Frame

    2. Truss/Braced-Frame

    3. Infilled-Frame

    4. Shear Wall Structures

    5. Coupled Shear Wall Structures

    6. Wall-Frame

    7. Core Structures

    8. Outrigger + Shear Wall + Braced Structures

    9. Tubular Structures

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    19/135

    Sistem struktur yang sederhana, beraturan dan tidak terlalu tinggi,

    analisis beban lateralnya masih dapat dilakukan dengan cara quasi

    statik tetapi untuk bentuk yang tidak beraturan sudah harus dilakukan

    dengan 3 dimensi yang disertai dengan analisis dinamik, baik linear

    maupun nonlinear

    Berikut ini diberikan gambaran umum sebagai rough rule of thumb

    yang menggambarkan secara global hubungan antara sistem rangka

    struktur dan jumlah tingkat bangunan dan gambar berikutnya khusus

    untuk struktur beton bertulang pada gedung kantor (office building).

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    20/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    21/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    22/135

    Sistem Struktur Atas

    1. Bentuk dan deh struktur yang simetris.2. Skala struktur yang proporsional.

    3. Tidak ada perubahan mendadak dari tahana lateral.

    4. Tidak adanya perubahan mendadak dari kekakuan lateral.5. Pembagian struktur yang seragam dan teratur.

    6. Titik berat masa hampir sama dengan titik berat kekakuan.7. Tidak sulit dibangun dan dalam batasan biaya yang

    memadahi.

    a. Sistem struktur disebut baik bila dicapai :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    23/135

    b. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalammenentukan sistem struktur terhadap beban lateral,antara lain :

    1. Kekakuan diagfragma dan kekuan struktur.

    2. Distribusi gaya dan konsentrasi tahanan.3. Tahanan pada keliling luar (perimeter) struktur

    bangunan.4. Loncatan bidang vertikal.

    5. Diskontinuitas kekuatan dan kekakuan struktur, akibatadanya balok transfer, lantai trasfer, dinding struktur

    yang tidak menerus, dinding struktur yang letaknyaberselang seling.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    24/135

    6. Soft story effect

    7. Ketidak teraturan struktur.

    8. Adanya torsi yang besar tanpa adanya tahan torsi.

    9. Benturan antar bangunan.

    10. Pemisahan bangunan.

    11. Effek kolom pendek.

    12. Kemudahan pelaksanaan, terutama pada detail bangunan

    dan kerapatan tulangan.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    25/135

    Sistem rangka struktur, dapat berupa :

    1. Rigid-frame2. Truss/braced-frame3. Shear wall struktur4. Cauple shear wall struktur

    5. Wall-frame6. Core struktur7. Outrigger +shear wall+ Braced structure8. Tubular structure

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    26/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    27/135

    Tebal minimum pelat lantai pada umumnya berkisar antara 1/30 1/35 bentang

    pendek untuk tumpuan balok-balok pada kedua sisinya.Dan 1/30 1/35 bentang panjang untuk struktur pelat lantai flat-plates (pelat

    tanpa balok- balok penumpu).

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    28/135

    Si t St kt b h

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    29/135

    Sistem Struktur bawah Penentuan sistem struktur bawah harus didasarkan pada data-data sebagai berikut :

    a. Gambar rebcana arsitektur termasuk jumlah lapis basementyang dibutuhkan.

    b. Keadaan dan situasi bangunan disekitarnya.

    c. Hasil penyelidikan tanah yang meliputi :

    1. Keadaan muka air tanah.2. Penelitian pumping test jika dasar basement berada di

    bawah mika air tanah.

    3. Lapisan tanah pendukung pondasi bangunan.4. Rekomendasi sistem pondasi beserta daya dukung

    dan perkiraan penurunan bangunan.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    30/135

    CIRI-CIRI UTAMAA DARI BERBAGAISISTEM STRUKTUR

    .

    Momen resisting frame sering disebut juga sebagai Rigid frame atau Open frame (

    portal terbuka). Pada ketinggian tertentu open frame tidak ekonomi, dan beralih pada

    shear-wall frame yang lebih ekonomis, walaupun wall kurang daktail dibandingkan

    dengan open frame. Momen resisting frame bisa berupa steel frame atau concrete frame.

    Momen resisting frame bisa bersifat braced atau unbraced frame. Braced frame

    structures dipergunakan baik pada bangunan rendah ataupun bangunan tinggi.

    Penggunaan braced frame bertujuan untuk meningkatkan stiffness. Shear wall termasuk

    dalam kategori braced frame.

    Suatu portal/frame akan diperlakukan sebagai Braced atau Unbraced

    adalah tergantung pada perbandingan kekakuan lateral terhadap kekakuan

    kolomnya.

    1. Momen resisting frame .

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    31/135

    Komponen tekan dalam satu tingkat dapat dianggap Braced bila pada tingkat

    tersebut dipenuhi ketentuan-ketentuan berikut:

    1.

    dimana :

    Q : index stabilitas untuk suatu tingkat.

    Pu: beban vertikal total terfaktor pada tingkat yang ditinjau Vu : beban gesertotal terfaktor pada tingkat yang ditinjau

    0 : lendutan relatif dari orde pertama antar tingkat yang ditinjau terhadap V u.

    Ic : panjang kolom yang dihitung dari pusat sambungan portal/frame.

    2. lendutan total pada puncak bangunan < (h s/1500), dimana h s adalah tinggi total bangunan.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    32/135

    2. Shear Wall-frame

    3 Vierendeel pada bangunan tinggi

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    33/135

    3. Vierendeel pada bangunan tinggi

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    34/135

    4. Staggered Truss Buildings

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    35/135

    5. Truss Frame

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    36/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    37/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    38/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    39/135

    6. Shear Walls + Outriggers

    1. Sampai ketinggian tertentu Wall-Frame tidak ekonomis karena Shear-

    Core terlalu langsing untuk menampung drift yang berlebihan.2. Outrigger + Belt Truss akan mengaktifkan partisipasi dari perimeter

    columns sebagai Struts and Ties, sehingga terjadi redistribusi stresses

    dan eccentric loading.

    3. Dengan demikian, Outrigger yang akan mentransfer vertical shear daricore ke perimeter columns, dan horizontal shear ditahan oleh core.

    Perilaku struktur ini identik dengan sistem struktur stuktur cantilever

    tube-in-tube, tetapi tanpa adanya shear stiffness pada outer-tube.

    4. Akan menetralisir differential columns shortening akibat beban gravitydan juga sebagian besar dari thermal movement.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    40/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    41/135

    Perilaku dari Outrigger dapat dijelaskan secara diagramatis sebagai berikut:

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    42/135

    7 Tubular Structures

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    43/135

    7. Tubular Structures

    Makin tinggi bangunan, kelangsingan core, wall dan frames sudah tidak

    cukup efektif dalam memikul/menahan beban/gaya lateral. Dengan demikian,

    seluruh struktur dapat berperilaku seperti Huge Cantilever tube .

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    44/135

    8 Mega Structures

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    45/135

    8. Mega Structures

    9 P b d t t t kt b j d t kt b t

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    46/135

    9. Perbedaan utama antara struktur baja dan struktur beton

    Disamping berbagai perbedaan seperti berat, biaya dan contruction method

    masih ada perbedaan dalam dynamic respons yang terjadi.

    Steel building 2/3 damping concrete buildings

    Note: lower damping akan mengakibatkan higher acceleration.

    Steel building beratnya 3/4 concrete buildingsNote: lower damping akan mengakibatkan higher acceleration.

    Kedua faktor tersebut kurang menguntungksn untuk steel building ditinjau dari

    dynamic respons yang terjadi.Damping i s the g rea t unknow n in m ot ion s tud ies and ye t has a mos t

    s ign i f i can t e ffec t o n dynamic performance .

    Konfigurasi Bangunan dan Building Layout

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    47/135

    g g g y

    Perencanaan struktur bangunan yang ideal adalah jika dipenuhinya

    konfigurasi bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

    Walaupun demikian, jarang sekali dapat dijumpai bangunan yang dapat

    sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan tersebut. Dengan demikian maka

    perhitungan 3 dimensi baik secara elastis maupun inelastis sangat

    diperlukan.

    Dalam perencanaan building layout, sudah harus diakomodasikan semua

    kepentingan dari disiplin lain, dan perencanaan building layout harus diatur

    sedemikian rupa sehingga semua beban-beban dapat disalurkan secaraefisien dan efektif. Disamping itu metoda konstruksi sangat berperan dalam

    pencapaian struktur yang diinginkan sesuai asumsi yang diletakkan dalam

    perencanaan strukturnya.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    48/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    49/135

    ANALISA SHEAR WALL STRUCTURE

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    50/135

    ANALISA SHEAR WALL STRUCTURE

    Struktur shear wall adalah struktur dimana beban

    horizontal seluruhnya dipikulkan pada shear wall. Struktur

    dinding geser wall biasanya menerus keseluruhan tinggi

    bangunan yang membentuk vertikal kantilever.

    PERILAKU SHEAR WALL STRUCTURE

    Struktur shear wall pada bangunan tinggi pada umumnyaterdiri dari wall yang berdimensi berubah menurut

    ketinggian, dibagi dalam beberap region.

    Untuk memahami perilaku tersebut maka struktur dibagi dalam

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    51/135

    katagori :

    1. Proportionate, struktur dikatakan proportionate bilaberlaku :

    oo

    o

    uu

    u

    I I

    I

    I I

    I

    ,2,1

    ,1

    ,2,1

    ,1

    2. Tidak Proportionate, struktur dikatakan tidakproportionate bila berlaku :

    oo

    o

    uu

    u

    I I

    I

    I I

    I

    ,2,1

    ,1

    ,2,1

    ,1

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    52/135

    Proportionate Nontwisting Structures

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    53/135

    Suatu struktur yang bersifat simetrik terhadap denah dan sumbu

    pembebanan tidak mengalami twist. Dengan demikian, pada setiap lantai i,

    total gaya geser luar Q i dan total momen luar M i akan didistribusikan

    kepada masing-masing dinding sesuai dengan kekakuan lenturnya.

    Besarnya gaya geser dan momen pada wall j dilantai i dapat dinyatakan

    sebagai berikut:

    Untuk struktur proportionate nontwisting seperti uraian tersebut di atas tidak

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    54/135

    menimbulkan redistribusi geser dan momen pada setiap perubahan

    lantai/tingkat serta tidak terjadi redistribusi gaya-gaya interaksi antar dinding-

    dinding. Bentuk dari system struktur ini adalah yang paling sederhana karena

    semua besaran proportional.

    Proportionate Twisting Structures

    Struktur yang tidak berada dalam kondisi simetris baik terhadap denah maupun

    sumbu beban akan mengalami twist dan translasi. Dengan demikian, horizontal

    displacement yang terjadi adalah merupakan kombinasi deformasi translasi

    dan deformasi rotasi lantai terhadap titik pusat twist. Untuk jenis proportionate

    structures titik pusat twist tadi jatuh berimpit dengan titik pusat kekakuan lentur

    walls.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    55/135

    Letak titik pusat twist (center of twist) dapat ditulis sebagai berikut:

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    56/135

    Dari kedua persamaan di atas terlihat bahwa komponen pertama dari ruas

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    57/135

    Dari kedua persamaan di atas terlihat bahwa komponen pertama dari ruas

    kanan persamaan tersebut menunjukan gaya geser dan momen akibat

    translasi dan komponen kedua menunjukan akibat torsi dan struktur. C ji menunjukan jarak wall j pada lantai i dari shear center:

    Untuk struktur yang proportionate dan memiliki walls saling tegak lurus atau

    yang memiliki kekakuan dalam dua arah, titik pusat twist dapat ditulis sebagai

    berikut :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    58/135

    Nonproportionate Nontwisting Strructures.

    Sistem struktur yang nonproportionate dengan denah yang simetris dan

    nontwisting structure seperti ditunukkan pada gambar berikut dapat dianalisa

    menggunakan plane frame analysis program dengan cara

    menggabungkan/menjejerkan semua dinding menjadi satu plane frame ekivalen.

    Disini walls dimodelkan sebagai elemen kolom ekivalen dan semua kolom

    ekivalen dan semua kolom ekivalen tadi dihubungkan dengan suatu batang axial

    rigid links. Khusus untuk struktur yang simetris nontivisting, analisa dapat

    dipersingkat bila analisa dilakukan terhadap separuh struktur sehingga beban

    yang dikerjakan juga dapat diambil separuhnya.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    59/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    60/135

    Contoh Soal Diketahui suatu struktur bangunan bertingkat 20. Tinggi bangunan 20

    @3.50m = 70m. Bangunan mengandung 5 shear wall yang terdiri dari 3 type

    dan semuanya berada dalam posisi simetris. Bangunan mengalami beban

    lateral merata sebesar 60 kN/m atau 30 kN/m-tinggi bangunan bila

    dikerjakan pada separuh bangunan (karena simetris). Perubahan kekakuandari dinding terjadi pada lantai A dan B sehingga bangunan terbagi dalam 3

    region seperti terlihat pada gambar. Seluruh bangunan memiliki Modulus

    elastisitas E yang sama.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    61/135

    Ti j S h W ll 1 W ll 2 W ll 3 W1+W2+1/2W3

    Berikut daftar bangunan:

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    62/135

    Tinjau Separuh

    Struktur

    Wall 1 Wall 2 Wall 3 W1+W2+1/2W3

    Inertia I 1(m 4) Inertia I 2(m4) Inertia I 3(m4) Ixi(m 4)

    Top region

    45.50m - 70.00m

    8.533 2.083 13.023 23.639

    Middle region

    21.00m - 45.50m

    12.800 3.125 13.023 28.948

    Bottom region

    0.00m - 21.00m

    19.200 14.292 23.535 57.027

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    63/135

    2. Tentukan selisih kekakuan relatif dalam arah vertical pada lantai yangberubah

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    64/135

    Perhatikan wall-1 yang mengalami perubahan pada lantai A.

    k A1 = 0.442 0.361 = 0.081

    Perhatikan wall-1 yang mengalami perubahan pada lantai B

    kB1 = 0.336 0.442 = - 0.106

    Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk parameter pada wall-2 dan wall-3.

    3. Tentukan kekakuan relatif arah vertical pada perbatasan lantai yangberubah

    Perhatikan wall-1 yang mengalami perubahan pada lantai A

    p t A1 = - (8.533)/(8.533 + 12.800) = - 0.400

    pb A1 = (12.800)/(8.533 + 12.800) = 0.600

    Perhatikan wall-1 yang mengalami perubahan pada lantai B

    p tB1 = - (12.800)/(12.800 + 19.200) = - 0.400

    pbB1 = (19.200)/(12.800 + 19.200) = 0.600

    Dengan cara yang sama dapat dihitung unyuk parameter pada wall-2 dan wall-3

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    65/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    66/135

    B

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    67/135

    M 30 (70 49) 2 / 2 6615 kN

    6. Perhitungan momen luar M i akibat beban lateral pada setiap lantai i,yaituantara lain adalah :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    68/135

    Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk lantai lainnya.

    7. Perhitungan primary moments pada setiap wall j.

    M A+1 = 30 (70 - 49) 2 / 2 = 6615 kNm.

    M A = 30 (70 45.50) 2 / 2 = 9004 kNm.

    M A-1 = 30 (70 42) 2 / 2 = 11760 kNm.

    a. Untuk diatas dan dibawah level lantai yang berubah pada level x adalah :

    Mtpxj = k txj Mx Mbpxj = k bxj Mx dan

    Untuk perubahan pada lantai A pada wall-1 adalah :

    MtpA1 = 0,361 x 9004 = 3250 kNmMbpA1 = 0,442 x 9004 = 3980 kNm

    Dengan cara yang sama dapat dihitung pada perubahan lantai dan wall lainnya.

    b. Untuk lantai i lainnya adalah :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    69/135

    Mpij = k ij Mi

    Untuk lantai A+1 dan lantai A-1 dari wall-1 adalah :

    MpA+1,1 = 0,361 x 6615 = 2388 kNmMpA-1,1 = 0,442 x 11760 = 5198 kNm

    Dengan cara yang sama dapat dihitung untuk wall dan levellantai lainnya.

    8. Tentukan secondary moments dari setiap wall j pada level-levelberikut :

    a. Pada daerah perbatasan perubahan lantai x ditentukansebagai berikut :

    Mtsxj =- txj Mx Mbsxj= - bxj Mx dan

    Untuk wall-1 pada perubahan dilantai A adalah :

    MtsA1 = - (-0,036) x 9004 = 324 kNmMb (0 045) 9004 405 kN

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    70/135

    MbsA1 = - (0,045) x 9004 = -405 kNm

    b. Pada dua level diatas dan dua level dibawah daerah perbatasanperubahan lantai x ditentukan sebagai berikut :

    Ms,x+1j = -0,268 M tsxj Ms,x+2j = (-0,268) 2 Mtsxj

    Untuk wall-1 pada satu level diatas dan dibawah perubahan dilantai A :Ms.A+1,1 = -0,268 x 324 = -87 kNmMs,A-1,1 = -0,268 x (-405) = 109 kNm

    Untuk wall dan lantai lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama.

    9. Momen akhir diperoleh dengan menjumlahkan primary moment dansecondary momen yang bersangkutan.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    71/135

    a. Momen wall j pada perubahan lantai x ditentukan sebagai berikut :

    Mtfxj = M tpxj + M tsxj

    Sebagai kontrol harus dipenuhi :

    Mbfxj = M bpxj + M bsxj

    Momen wall-1 pada perubahan dilantai A adalah :

    MtfA1 = 3250 + 324 = 3574 kNmMbfA1 = 3980 405 = 3575 kNm (OK)

    Untuk wall dan perubahan lantai lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama.

    b. Pada intermediate floors i pada wall j ditentukan sebagai berikut :

    M fij = M pij + M sij

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    72/135

    Untuk wall-1 pada lantai A+1 :

    MfA+1,1 = 2388 + (-0,268)(324) = 2301 kNm

    Untuk wall dan lantai lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama .

    10. Perhitungan gaya geser dapat diperoleh dengan membagi momendengan tinggi tingkat yang bersangkutan.

    Sebagai contoh, gaya geser pada wall-1 pada tingkat 14, yaitu antaralantai A dan lantai A+1 dapat dihitung sebagai berikut :

    QA+1,1

    = 1/I1

    (MA,1

    MA+1,1

    ) = 1/3. 50 (3574 2301) = 364 kNm.

    MomWall 1 Wall 2 Wall 3

    Tabel Momen Lentur pada Shear Wall (kNm)

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    73/135

    Floor

    Level

    Mom

    en

    Luar

    M i

    Mom

    en

    prime

    r M pij

    Mom

    en

    secon

    d M sij

    Mom

    en

    final

    M fij

    Mom

    en

    prime

    r M pij

    Mom

    en

    secon

    d M sij

    Mom

    en

    final

    M fij

    Mom

    en

    prime

    r M pij

    Mom

    en

    secon

    d M sij

    Mom

    en

    final

    M fij

    A+1 6615 2388 -87 2301 582 -22 560 3645 +109 3754

    A t 9004 3250 +324 3574 792 +81 873 4961 -405 4556

    A b 9004 3980 -405 3575 972 -99 873 4052 +504 4556

    A-1 11760 5198 +109 5307 1270 +27 1297 5292 -135 5157

    B+1 31054 13726 +289 14015 3354 -289 3065 13974 0 13974

    B t 36015 15919 -1080 14839 3890+108

    04970 16207 0 16207

    B b 36015 12101+273

    714838 9040 -4070 4970 14874

    +133

    316207

    B-1 41344 13892 -734 13158 10337+109

    111468 17075 -357 16718

    Base 73500 24696 0 24696 18448 0 18449 30356 0 30356

    Nonproportionate Twisting Structures

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    74/135

    Struktur yang memiliki denah yang asymmetric pada umumnya akanmengalami puntir bila mengalami pembebanan lateral. Kondisi yang demikian

    menjadikan struktur yang rumit, sehingga sullit untuk mendapatkan hasil yang

    benar tanpa bantuan komputer.

    Walaupun demikian, pemanfaatan komputer belum tentu memberikan hasil

    yang benar.

    Kebenaran dan akurasi hanya dapat dicapai bila perencana dapat memilihasumsi dan model struktur yang tepat.

    Analisa Coupled Shear Wall Structures

    Coupled shear wall atau kadangkala disebut juga dengan istilah dinding berangkai

    ( i di j k d b b ik ) bil dih b k l h d l ( i d d

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    75/135

    (seperti ditunjukan pada gambar berikut) bila dihubungkan oleh pendel (pin-ended

    link) hanya dapat menyalurkan beban aksial antara dinding-dinding struktur sajadan mome-momen yang ditimbulkan hanya akan dipikul oleh masing-masing

    individu dinding struktur yang besarnya sebanding dengan kekauan lenturnya.

    Selanjutnya bila dinding-dinding tersebut dihubungkan oleh suatu connectingbeam yang kaku dimana ujung-ujung batang mempunyai kemampuan menahan

    momen, maka momen-momen yang akan dipikul oleh dinding-dinding akan

    berkurang dan besarnya tergantung pada kekakuan dari connecting beam yang

    terpasang. Dengan demikian jelas kiranya bagaimana peranan connecting beampada coupled shear wall structures.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    76/135

    Gambar. Coupled shear wall

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    77/135

    Continuous Medium Method Basic Equation

    Untuk menjelaskan metoda ini, sebaiknya diperhatikan gambar berikut :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    78/135

    Penggunaan metoda ini didasarkan pada beberapa asumsi berikut :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    79/135

    1. Properties dari walls dan connecting beams tidak berubah untuk keseluruhan tinggi

    bangunan serta memiliki tingkat tingkat yang konstan.

    2. Hukum Plane section before bending remain plane after bending berlaku pada

    semua elemen struktur.

    3. Balok atap mempunyai kekakuan separuh dari balok tipikal.

    4. Balok dianggap sangat kaku dalam arah axialnya (axially rigid)

    5. Titik balik balok (point of contraflexure) dianggap berada pada tengah bentang.

    Jika kita potong pada tengah laminase pada keseluruhan tinggi bangunan, maka

    yang akibat beban lateral hanya akan dijumpai shear flow dengan intensitas q(z)

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    80/135

    persatu-satuan tinggi pada laminase serta gaya axial dengan identitas n(z) persatu-

    satuan tinggi bangunan pada laminase.

    Gaya axial N yang bekerja pada wall tentunya merupakan integrasi dari shear flow pada laminase setinggi bangunan, sehingga dengan demikian dapat ditulis:

    Akibat beban lateral akan menimbulkan berbagai deformasi sebagaiberikut:

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    81/135

    1. Displacement akibat rotasi dari wall menimbulkan displacement 1, dimana :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    82/135

    2. Diceplacement akibat bending deformation pada connecting beammenimbulkan displacement 2, dimana:

    3. Diceplacement akibat shearing deformation pada connecting beam menimbulkandisplacement 3, dimana:

    Displacement akibat bending dan shearing selanjutnya dapat juga didapat dengan cara

    mengganti kekakuan lentur connecting beam EI b dengan kekakuan lentur equivalen

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    83/135

    EI c, dimana:

    Koreksi ini biasa dilakukan bila ratio panjang terhadap tinggi balok kurangdari 5 yaitu dimana pengaruh geser mulai significant.

    Untuk balok persegi, dengan demikian 2 + 3 dapat juga dinyatakan sebagai

    berikut:

    4. Displacement 4 yang merupakan relative displacement akibat pengaruhaxial deformation yang berbeda dari wall.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    84/135

    Relative displacement 4 pada level z dapat ditulis sebagai :

    A1 dan A 2 adalah luas penampang dinding 1 dan dinding 2

    5. Setiap deformation yang diakibatkan oleh fondasi baik berupa vertical atau

    rational displacement akan mengakibatkan pergerakan seluruh ketinggian

    dinding sebagai pergerakan suatu rigrid body.

    Dengan asumsi bahwa relative vertical displacement y dan rotation 0 terjadi

    bersamaan maka relative vertical displacement 5 dapat ditulis sebagai brkt:

    5 = -y + l = b

    Dalam keadaan sebenarnya pada original dedeflected structure garis titik balik (line

    of contraflexure) dari cencting beam tidak terjadi relative vertical displacement,

    dengan demikian berdasarkan kondisi dari vertical compatibility pada posisi

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    85/135

    dengan demikian berdasarkan kondisi dari vertical compatibility pada posisi

    tersebut maka harus dipenuhi: 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 0

    Untuk rigrid base b = 0

    Selanjutnya tinjau momen-curvature dari coupled wall tersebut termasuk

    pengaruh momen lawan akibat geser gaya axial pada connecting beamtersebut, maka diperoleh:

    1. Gaya axial pada dinding

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    86/135

    Hubungan antara Force factor F 1 dengan parameter z/H dan kH dapat dilihat

    pada diagram berikut :

    2. Gaya geser pada laminae

    Gaya-gaya geser pada laminae q adalah sebagai berikut:

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    87/135

    Hubungan antara Shear flow factor F 2 dengan parameter z/H dan kH

    dapat dilihat pada diagram berikut:

    3. Karena momen-momen adalah proportional terhadap kekakuannya, maka momenlentur pada setiap level pada wall -1 dan wall -2 adalah:

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    88/135

    4. Deflection

    Pada puncak bangunan dimana z/H, maximum deflection yang timbul adalah:

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    89/135

    Hubungan antara Deflection factor F 3, k dan kH adalah sebagai berikut:

    Bila diperhatikan, uraian di atas baru memperlihatkan sebagian besar pada struktur

    laminae (equivalent continous system) dan belum menunjukan gaya-gaya batang

    g gg h D g d iki t k d tk g g g

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    90/135

    yang sesungguhnya. Dengan demikian untuk mendapatkan gaya-gaya yang

    sesungguhnya masih perlu ditransformasikan lebih lanjut.

    1. Gaya geser Q 1 pada setiap connecting beam I pada level z I , adalah:

    momen lentur balok pada tepi dinding adalah Q 1 b/2

    2. Gaya geser dinding

    Ti j k i b d i l d i d l d k i

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    91/135

    Tinjau keseimbangan dari elemen pada continuum model, dan untuk itu

    perhatikan gambar di bawah ini:

    M = Momen luar total

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    92/135

    Setelah disubtitusikan dengan persamaan-persamaan sebelumnya maka diperoleh:

    S 1=

    ,

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    93/135

    S 2=

    Jika wall-1 dan wall-2 sama maka diperoleh:

    S 1 = S 2=

    S 1(H) = S 2(H) = -

    Q = -

    dan

    3. Stress distribution pada shear wall

    Perhatiakan suatu pasangan dari suatu coupled shear wall seperti gambar berikut ini.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    94/135

    Stress distribution pada penampang terhadap momen lentur dinding M 1 dan

    M2 serta gaya axial N adalah ditunjukkan pada gambar (b) sebagai berikut:

    Dengan menyatakan tanda positif untuk tegangan tarik, maka tegangan

    =

    Untuk wall-2 dapat dilakukan dengan cara yang sama.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    95/135

    maksimum pada serat tepi luar wall-1 adalah:

    A =

    =

    B =

    =

    Untuk wall-2 dapat dilakukan dengan cara yang sama.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    96/135

    Dengan demikian maka tegangan pada serat extreme dari wall-1 adalah:

    A =

    2

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    97/135

    1002

    222

    2

    K c A A I z H w

    g B

    Cara yang sama dapat dilakukan untuk wall-2.

    2. Individual cantilever action gambar (d).Dengan asumsi bahwa kedua elemen didinding tersebut mengalami

    deflection yang sama, maka momen yang dipikul oleh masing-masing elemen

    dinding akan proportional terhadap second moment of area-nya. Momen total

    yang dipikul oleh wall pada Individual cantilever action adalah :

    21 21100 z H w K M Ind

    Dengan demikian, momen lentur untuk masing-masing elemen wall-1 dan

    wall-2 adalah sebagai berikut :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    98/135

    2111 21100/ z H w K M 2212 21100/ z H w K M

    Tegangan-tegangan extreme pada serat tepi wall-1 adalah :

    1002

    1 112

    1

    11 K cc M z H w A

    1002

    1 122

    1

    21 K cc M z H w B

    Cara yang sama dapat dilakukan untuk wall-2.

    Dari persamaan tersebut diatas juga terlihat hubungan :

    K K 21 100

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    99/135

    Selanjutnya parameter k H ditentukkan sebagai berikut :

    21

    22

    21

    3

    2

    112

    H AI h

    H k

    I A Ab I C

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    100/135

    Concentrated load P pada puncak bangunan.

    1. Gaya axial pada dinding.

    1zPH

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    101/135

    )(sinhcosh1

    12 z H k H k H k H z

    I k

    PH N

    2. Gaya geser pada laminae.

    22

    1

    F I k P q

    3. Momen dinding.

    Momen dinding total adalah :

    M = P ( H-z)

    21 100 K K

    Diagram untuk Shear flow factor 2 F ( z/H, kH ) dan Wall moment factor

    1 K 2

    K dan dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    102/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    103/135

    4. Deflection

    Maximum lateral deflection H y pada puncak bangunan adalah :3 PH

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    104/135

    33 F E Y H Diagram untuk top deflection factor 3 F ( k, kH ) dapat dilihat pada gambar dibawah ini

    Triangularly distributed loading.

    1. Gaya axial pada dinding.

    )(sinh

    /12/sinh z H k

    H k H k H k

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    105/135

    )/()(

    1)/1(6/1)/1(2

    1

    )(cosh1

    )(sinhcosh

    232

    2

    2

    2

    2

    H z H k

    H z H z

    z H k H k

    H k H k

    I k

    PH N

    2. Gaya geser pada laminae

    22 F I k H

    pQ

    3. Momen dinding.Momen dinding total adalah :

    M = 1/6 p ( H-z ) ( 2-z/H )

    21 100 K K

    2 F 1 K 2 K Diagram untuk Shear flow factor ( z/H, kH ) dan Wall moment factor dandapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    4. Deflection.

    Maximum lateral deflectionH y pada puncak bangunan adalah :

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    106/135

    H y

    3

    4

    12011

    F E

    PH Y H

    Diagram untuk top deflection factor 3 F ( kH ) dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    107/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    108/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    109/135

    1. Diagram alternative. Masih berdasarkan teori atau metoda yang sama, yaitu berdasarkan continuummodel dapat juga dipakai diagram alternative dalam bentuk yang agak berbedayang akan ditunjukkan dibawah ini, tetapi dengan notasi atau parameter yangsedikit berbeda

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    110/135

    )()(

    )()(

    2.12.

    2.11.1

    1.11.

    E E

    E E

    M I

    M

    M I I

    I M

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    111/135

    2.11.1 I I

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    112/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    113/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    114/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    115/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    116/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    117/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    118/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    119/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    120/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    121/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    122/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    123/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    124/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    125/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    126/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    127/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    128/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    129/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    130/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    131/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    132/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    133/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    134/135

  • 8/12/2019 3 Perencanaan Struktur Bangunan Tinggi

    135/135