(3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

16

description

Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Transcript of (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Page 1: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal
Page 2: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

PENGERTIAN DAN PENGERTIAN DAN PEMBENTUKKAN KRISTALPEMBENTUKKAN KRISTAL

Page 3: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Pengertian Kristal

Kristal merupakan bentuk geometri dari zat padat yang dibatasi oleh bidang datar --- old

Kristal adalah zat padat homogen yang terdiri dari ikatan atom-atom/ ion-ion dalam bentuk 3 dimensi dengan susunan (struktur dalam) yang tetap dan teratur.

Kristal merupakan suatu benda padat homogen yang berbentuk polihedral yang teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, tidak kasar, sebagai ekspresi dari bangun atau struktur dalamnya yang teratur.

Escher (1950) memberi definisi kristal adalah suatu benda padat homogen yang dibatasi atau ditutupi oleh bidang-bidang rata yang merupakan perwujudan luar dari suatu pengaturan dalam atom-atom atau ion-ion yang teratur

Semakin baik wujud suatu kristal, berarti semakin baik pula susunan dalam dari atom-atom atau ion-ionnya.

Page 4: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Kristalografi : adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kristal secara sistimatik, termasuk didalamnya hukum-hukum, struktur dalam, bentuk luar serta kejadiannya dan perkembangan/pertumbuhan kristalnya.

Tujuan dari materi kristalografi adalah untuk dapat mengidentifikasi mineral, determinasi, menentukan bentuk-bentuk ikatan/susunan atom atau ion dari suatu mineral.

Page 5: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Pembentukan Kristal Kristal dapat terbentuk dari larutan magma yang jenuh atau

kelewat jenuh yang kemudian membeku karena adanya penurunan temperatur. Hal ini disebut Proses Kristalisasi

Bila penurunan temperatur teratur dan perlahan-lahan, akan terbentuk kristal yang berukuran kasar dan sempurna, hal ini disebabkan karena atom-atom / ion-ion mempunyai kesempatan untuk berdifusi membentuk konfigurasi, sehingga dihasilkan bentuk yang sempurna.

Bila penurunan temperaturnya cepat atau tiba-tiba maka akan dihasilkan kristal yang berukuran halus karena tidak ada kesempatan untuk saling berdifusi antara ion-ion penyusunnya.

Pada penurunan temperatur yang cepat juga akan dihasilkan material yang non kristalin yang tak berbentuk yang disebut Amorf.

Page 6: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Bentuk Kristal Berdasarkan Pembetukkannya :

- Euhedral- Subhedral- Anhedral Amorf

Page 7: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Kristal Euhedral: dicirikan oleh perkembangan muka kristal yang sempurna (dibatasi oleh bidang-bidang yang rata)

Kristal Subhedral: dicirikan oleh perkembangan muka kristal yang hanya sebagian (tak semua rata)

Kristal Anhedral: dicirikan oleh kristal yang tidak mempunyai bentuk muka kristal.

Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh proses pembentukannya, pengaruh luar, pengaruh ruang.

Page 8: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Bentuk Kristal Berdasarkan Cara Pengamatannya : - Kristalin - Mikrokristalin - Kriptokristalin

Page 9: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Kristalin : untuk kristal yang dapat diamati secara baik dengan mata telanjang.

Mikrokristalin : untuk kristal yang pengamatannya baru terlihat bila dengan bantuan mikroskop.

Kriptokristalin : untuk kristal yang baru dapat diamati dengan bantuan difraksi sinar X.

Ciri khas bahan kristalin yaitu: padat, kristalin, mempunyai kekerasan tertentu dan mempunyai sifat kelistrikan / kemagnitan.

Page 10: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Proses Kristalisasi

- Pembekuan / Pendinginan - Penguapan / Evaporasi

Page 11: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Kristalisasi dapat terbentuk akibat: proses pendinginan / pembekuan dan proses evaporasi atau penguapan.

a. Proses pendinginan: bila suatu larutan (dengan konsentrasi tertentu) didinginkan maka ion-ion pada larutan tersebut dapat mempunyai kecenderungan untuk mengatur diri menurut susunan tertentu sehingga

dicapai suatu kondisi yang stabil. Contoh : Larutan Magma.

b. Proses Evaporasi : bila suatu larutan dengan konsentrasi unsur-unsur tertentu mengalami penguapan, maka setelah melalui kondisi jenuh akan terjadi proses kristalisasi. Contoh: air laut --- mineral Halite (NaCl)

Page 12: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi relatif dari bentuk kristal adalah :

a. Homogenitas / keseragaman larutanb. Kecepatan pendinginan / temperatur

pembentukkanc. Kemurnian larutan / akibat pengotorand. Ruang pembentukkan

Page 13: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

a. Homogenitas sangat menentukan bentuk kristal yang terjadi

Contoh: larutan sodium chlorate ( NaClO3) diaduk hingga homogen lalu didinginkan cepat, maka kristal yang terbentuk akan berupa kubus. Tapi bila larutan dibiarkan tenang selama proses kristalisasi maka akan dihasilkan bentuk kubus yang terpancung tiap sudutnya

Bentuk kristal Sodium Chlorate (NaCl3), (a) bila larutan diaduk, (b) bila laturan dibiarkan tenang

Page 14: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

b. Kecepatan pendinginan menentukan bentuk ikatan atau konfigurasi yang baik.

Contoh : larutan Gypsum (CaSO4.2H2O) bila kristalisasi cepat akan dihasilkan bentuk yang panjang & tipis dan bila lambat akan dihasilkan bentuk yang tebal dan pendek

Bentuk kristal gipsum, (a) bila kristalisasi cepat, (b) bila kristalisasi lambat

Page 15: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

c. Kemurnian larutan/pengotoran akan sangat berpengaruh pada proses kristalisasi.

Contoh: Sodium Chlorate (NaCl) bila tak ada pengotoran atau larutan murni, maka pada saat kristalisasi akan dihasilkan bentuk kubus, tapi bila pada larutan tersebut ditambahkan

urea 10 %, maka kristal yang dihasilkan akan berbentuk Oktahedral

Kristal NaCl (a) murni, (b) ditambah 10% urea

Page 16: (3) Pengertian Dan Pembentukkan Kristal

d. Ruang pembentukan akan mempengaruhi bentuk kristal yang terjadi, bila ruang yang

tersedia kecil, maka kristal yang dihasilkan juga akan kecil atau dapat berbentuk anhedral.