3. Pembangunan Underpass Cibubur

150
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang mahasiswa Teknik Sipil diharapkan mampu mengaplikasikan ilmunya dalam dunia konstruksi sipil dengan tepat guna untuk menghasilkan konstruksi yang aman, kuat, stabil, nyaman, dan ramah lingkungan. Selain ilmu dan keterampilan, dibutuhkan juga pengalaman yang cukup. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana suatu pekerjaan baik perencanaan maupun pelaksanaan struktur dan konstruksi serta hubungan profesional antara pelakunya itu berjalan di dunia nyata, seorang mahasiswa diberikan kewajiban untuk terjun langsung melihat permasalahan di lapangan, akan diperoleh pemahaman yang lebih matang. Dengan mengacu pada kenyataan yang ada, maka perguruan tinggi seperti Politeknik Negeri Bandung dirasakan perlu untuk menyelenggarakan program Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi diploma IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik 2012/2013. Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa diarahkan untuk melihat, mengamati, mencatat dan mendokumentasikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sedang LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1

Transcript of 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Page 1: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang mahasiswa Teknik Sipil diharapkan mampu mengaplikasikan

ilmunya dalam dunia konstruksi sipil dengan tepat guna untuk menghasilkan

konstruksi yang aman, kuat, stabil, nyaman, dan ramah lingkungan. Selain ilmu

dan keterampilan, dibutuhkan juga pengalaman yang cukup. Oleh karena itu untuk

mengetahui bagaimana suatu pekerjaan baik perencanaan maupun pelaksanaan

struktur dan konstruksi serta hubungan profesional antara pelakunya itu berjalan

di dunia nyata, seorang mahasiswa diberikan kewajiban untuk terjun langsung

melihat permasalahan di lapangan, akan diperoleh pemahaman yang lebih matang.

Dengan mengacu pada kenyataan yang ada, maka perguruan tinggi seperti

Politeknik Negeri Bandung dirasakan perlu untuk menyelenggarakan program

Praktek Kerja Lapangan (PKL). Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu mata

kuliah wajib bagi mahasiswa program studi diploma IV Teknik Perancangan Jalan

dan Jembatan yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik 2012/2013.

Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa diarahkan untuk melihat,

mengamati, mencatat dan mendokumentasikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi

yang sedang berlangsung di lapangan. Kemudian mencoba membandingkan

kenyataan yang ada di lapangan dengan bekal teori yang telah didapatkan dalam

kegiatan perkuliahan, yang hasil pengamatannya dituliskan dalam sebuah laporan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup pesat didukung dengan

berkembangnya sektor pemukiman dan perkantoran menuntut penyediaan

infrastruktur transportasi (termasuk jalan dan jembatan) yang memadai. Kawasan

Pemukiman dan Perkantoran di wilayah Jalan Trans Yogie (Alternatif Cibubur)

yang tumbuh sangat pesat menjadi pusat bangkitan lalu lintas (generatic traffic)

yang sangat besar yang perlu diimbangi dengan peningkatan insfrastruktur jalan

dan jembatan di wilayah tersebut. Hal ini telah disadari oleh pemerintah sejak

dicanangkan Konsep Penanganan Jaringan Jalan guna mendukung Kawasan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1

Page 2: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Pemukiman dan Perkantoran. Kondisi jaringan jalan dan jembatan yang ada saat

ini, khususnya Jalan Trans Yogie sudah tidak memadai lagi pada saat pagi dan

sore hari karena jalan tersebut sudah 3 (tiga) lajur, tetapi jalan yang ada di

Cibubur Junction tidak dapat menampung arus lalu lintas karena merupakan

pertemuan arus lalu lintas yang keluar tol jagorawi, yang dari jalan Trans Yogie

menuju tol dan yang keluar pintu tol Cibubur menuju jalan Jambore dan Radar

AURI. Untuk mengatasi hal ini perlu dibangun jalan baru guna mengurangi

kepadatan lalu lintas di Cibubur Junction. Kondisi tersebut melatar belakangi

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum melaksanakan paket

Pembangunan Underpass Cibubur guna memberikan kemudahan dan kelancaran

arus kendaraan dari arah jalan Trans Yogie menuju Jakarta dan sebaliknya yang

akhirnya akan memberikan kenyamanan dan kelancaraan arus lalu lintas bagi

pengguna jalan sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan

pendapatan daerah di kawasan tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa Program

Studi D-IV Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan adalah:

a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat langsung dengan

kegiatan proyek (Kontraktor, Konsultan, dan Lembaga Penelitian) yang

berkaitan dengan bidang ilmu rekayasa sipil.

b. Menambah wawasan mengenai pekerjaan Teknik Sipil pada pelaksanaannya

langsung di lapangan, sehingga dapat mempersiapkan diri sebelum terjun ke

dunia kerja.

c. Menumbuhkan dan menciptakan kemampuan mahasiswa untuk bisa

membandingkan, menganalisis dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh

dari bangku kuliah dengan keadaan nyata di lapangan.

d. Memberikan pengalaman, baik secara visual maupun aktivitas yang dilakukan

selama Praktek Kerja Lapangan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2

Page 3: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

e. Melatih adaptasi dengan lingkungan kerja yang sebenarnya sehingga akhirnya

memiliki kompetensi (hard dan soft skill) yang cukup untuk memasuki dunia

kerja.

f. Melatih mahasiswa untuk dapat memberikan pendapat teknis setiap

permasalahan yang terjadi dan penyelesaiannya di lapangan untuk

meningkatkan kompetensi.

g. Membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal dalam

aspek pembahasan, penyampaian dan membuat simpulan proses pelaksanaan

proyek dalam bentuk laporan ilmiah.

1.3 Ruang Lingkup

Paket Pembangunan Underpass Cibubur terdiri dari beberapa macam

pekerjaan yaitu Perkerasan Rigid, Retaining Wall, Galian Tanah, Timbunan, Steel

Sheet Pile, Drainase, Bored Pile, Cover Wall, Capping Beam, Parapet, dan

Jacking Box Underpass.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis membatasi lingkup pembahasan

yaitu pada pelaksanaan pekerjaan Bored Pile dan Steel Sheet Pile di proyek

Pembangunan Underpass Cibubur.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan

ini adalah :

1. Observasi

Yaitu melakukan peninjauan langsung ke lapangan secara berulang-ulang

untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas tentang proyek yang

sedang diamati.

2. Wawancara

Yaitu data yang diperoleh dengan mewawancarai narasumber di lapangan yang

memiliki hubungan langsung dengan proyek yang sedang diamati, misal :

owner, kontraktor, konsultan, dan pekerja.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 3

Page 4: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data yang diperoleh melalui foto/video kegiatan yang

berlangsung di lapangan.

4. Kajian Pustaka

Yaitu mengumpulkan, memperoleh data dengan cara mempelajari buku-buku,

literatur, diktat, catatan kuliah, dan sumber lain yang erat kaitannya dengan

proyek yang sedang diamati.

1.5 Sistematika Pembahasan

Penulisan laporan praktek kerja lapangan ini dibuat secara sistematis

yang terbagi dalam lima bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan

Berisi uraian tentang latar belakang, tujuan, lingkup pembahasan, metode

pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Umum Proyek

Bab ini berisi mengenai kondisi proyek, tujuan proyek, data proyek,

struktur organisasi proyek secara umum, dan struktur organisasi

perusahaan dan proyek secara khusus.

Bab III Perancangan dan Pelaksanaan Proyek

Dalam bab ini, berisi tentan penjelasan umum, perancangan proyek,

pelaksanaan proyek, dan pengawasan proyek.

Bab IV Permasalahan

Dalam bab ini, dipaparkan mengenai permasalahan yang terjadi dalam

pelaksanaan di lapangan baik teknis maupun non teknis serta solusinya.

Bab V Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pelaksanaan proyek dan saran

proyek.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4

Page 5: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

BAB IITINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Kondisi Proyek

Paket Pembangunan Underpass Cibubur terletak setelah Exit Gate

Cibubur, jalan Tol Jagorawi. Pembangunan Underpass Cibubur direncanakan

akan memotong di bawah jalan tol Jagorawi. Pekerjaan yang dilaksanakan pada

Tahun Anggaran 2012 ini adalah lanjutan dari pekerjaan Pembangunan Underpass

Cibubur Tahun Anggaran 2011 yang merupakan salah satu paket pekerjaan yang

ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga,

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV, SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional

Metropolitan I Jakarta, PPK Jl. TB Simatupang – Jl. Mayjen Sutoyo – Jl. Trans

Yogi yang dibiayai dengan dana APBN murni yang tertuang dalam DIPA SNVT

Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan I Jakarta Tahun Anggaran 2012, No:

02/KTR/PPK-STMSTY/SNVT-PJNM-I-J/III/2012, tanggal 21 Maret 2012.

Penyedia jasa (kontraktor) pelaksana yang ditunjuk untuk mengerjakan

paket ini adalah PT. Brantas Abipraya (Persero), adalah Badan Usaha Milik

Negara yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Sedangkan konsultan supervisi

yang ditunjuk untuk mengawasi jalannya proyek ini adalah PT. Epadascon

Pratama, perusahaan Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak dalam jasa

konsultansi teknik. Pembangunan paket Pembangunan Underpass Cibubur tahap

II ini sudah mulai dikerjakan pada tanggal 23 Maret 2012 dan ditargetkan akan

rampung pada tanggal 17 Desember 2012.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 5

Page 6: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 2.1 Kurva-S rencana awalSumber: Dokumen kontraktor

Berdasarkan kurva-s rencana awal yang terdapat dalam dokumen kontrak

pekerjaan antara pihak owner dengan kontraktor pelaksanan dalam proyek

Pembangunan Underpass Cibubur, terdapat beberapa uraian pekerjaan seperti

terlihat pada table 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Perencanaan pekerjaan pembangunan underpass cibubur

No. Uraian Pekerjaan Bobot

BAB I UMUM1.2 Mobilisasi 0.8101.8 Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas 0.0481.21 Manajemen Mutu 0.149

Jumlah Bobot Pekerjaan BAB I 1.007BAB II DRAINASE

2.1 Galian Untuk Selokan Drainase Dan Saluran Air/ Kuras Saluran 0.1762.3.3 Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 800 Mm 0.0752.3.9a Saluran Berbentuk U Tipe DS-1a 0.9372.3.10 Saluran Berbentuk U Tipe DS-2 0.6192.3.10a Saluran Berbentuk U Tipe DS-2a 0.2922.3.11 Saluran Berbentuk DS-3 0.844

SKH-2.4.1 Gorong-Gorong Kotak 1,2 M X 1,5 M 0.216SKH-2.4.2 Gorong-Gorong Kotak 1,6 M X 1,75 M 0.728

Jumlah Bobot Pekerjaan BAB II 3.889BAB III PEKERJAAN TANAH

3.1.1 Galian Biasa 1.3463.1.4 Galian Struktur 0.6073.1.4 Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Mining Machine 0.016

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 6

Page 7: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3.1.9 Galian Perkerasan Beton 0.0353.2.1 Timbunan Biasa 0.1593.3 Penyiapan Badan Jalan 0.081

Jumlah Bobot Pekerjaan BAB III 2.244BAB V PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN

5.1.1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Drainase Layer) 0.5675.3.1 Perkerasan Beton Semen 3.4055.3.3 Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus 0.696

Jumlah Bobot Pekerjaan BAB V 4.668BAB VI PERKERASAN ASPAL6.1.1 (b) Lapis Resap Pengikat – Aspal Emulsi 0.0396.1.2 (b) Lapis Perekat – Aspal Emulsi 0.0186.3.5a Laston Lapis Aus (AC-WC) (Gradasi Halus/Kasar) 0.3766.3.6a Laston Lapis Antara(AC-BC) (Gradasi Halus/Kasar) 0.1246.3.6c Laston Lapis Antara (AC-BC(L)) (Gradasi Halus/Kasar) 0.0956.3.7a Laston Lapis Aus (AC-Base) (Gradasi Halus/Kasar) 0.7256.3.8a Aspal Minyak 0.7746.3.10a Filler 0.045

Jumlah Bobot Pekerjaan BAB VI 2.196BAB VII STRUKTUR

7.1.3 Beton Struktur Tinggi Dengan Fc’ = 40 Mpa (K-450) 5.8877.1.5 Beton Struktur Sedang Dengan Fc’ = 30 Mpa (K-350) 5.5177.1.7 Beton Struktur Sedang Dengan Fc’ = 20 Mpa (K-250) 0.6007.1.10 Beton Struktur Rendah Dengan Fc’ = 10 Mpa (K-125) 0.1807.2 (4) Baja Prategang 1.3927.3 (4) Baja Tulangan U39 Ulir 11.1527.6.11 Tiang Bor Beton Bertulang, Dia 800 mm 31.7617.6.11a Tiang Bor Beton Tak Bertulang, Dia 800 mm 7.2967.15 (1) Pembongkaran Pasangan Batu 0.0107.15 (2) Pembongkaran Beton 0.084

SKH 7.17 Dinding Panel Penutup 1.243SKH 7.18 Jacking Box Underpass 13.820

Jumlah Bobot Pekerjaan BAB VII 78.942BAB VIII PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

8.3.(3) Pohon 0.0218.4.(1) Marka Jalan Termoplastik 0.0848.4.4a Rambu Jalan Tunggal Permukaan Pemantul High Intensity Grade (Hig) 0.0188.4.4b Rambu Jalan Ganda Permukaan Pemantul Hig 0.0048.4.4c Rambu Petunjuk Jalan Tunggal Permukaan Pemantul Hig 0.1448.4.7 Rel Pengaman 0.184

8.4.(10)a Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable) 0.2198.4.(10)c Kerb Pracetak Jenis 3 (Berparit) 0.014

8.4.12 Perkerasan Blok Beton Pada Trotoar Dan Median 0.1238.7.1 Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal, Tipe Sodium 250 Watt 0.513

SKH 8.8.1 Unit Lampu Penerangan Jalan Son-T 250 Watt 0.180SKH 8.8.2 Lampu Flashing 0.012SKH 8.8.3 Unit Pompa 4.349SKH 8.8.4 Stell Grating 0.048

Jumlah Bobot Pekerjaan BAB VIII 5.913BAB X PEMELIHARAAN DAN LAYANAN PEMELIHARAAN JALAN

SK. 10.1.(1) Pekerja Harian 0.553SK. 10.1.(2) Mandor 0.000SK. 10.1.(3) Pekerja Biasa 0.352

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 7

Page 8: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

SK. 10.1.(4) Tukang Kayu, Tukang Batu, Dsb 0.147SK. 10.1.(5) Dump Truck, Kapasitas 3-4 M3 0.000SK. 10.1.(6) Truk Tangki 3000-4500 Liter 0.090

Jumlah Bobot Pekerjaan BAB X 1.142Jumlah Bobot BAB I sd X 100.00

Pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur ini, selama penulis

melaksanakan praktek kerja lapangan bulan Juni s/d Agustus pekerjaan yang

sedang dilaksanakan antara lain sebagai berikut:

1. Galian Tanah

2. Pekerjaan Retaining Wall

3. Pekerjaan Drainase

4. Pekerjaan Pembesian

5. Pekerjaan Bored Pile

6. Pekerjaan Steel Sheet Pile

7. Pekerjaan Parapet

2.1.1 Lokasi Proyek

Lokasi pekerjaan paket Pembangunan Underpass Cibubur berada di

sekitar off ramp Cibubur jalan Tol Jagorawi KM 14 arah Jakarta, dan di sebelah

kiri jalan Trans Yogie sebelum on ramp Cibubur arah Bogor. Berikut ini gambar

peta lokasi Underpass Cibubur yang akan dibangun oleh kontraktor PT. Brantas

Abipraya.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 8

Page 9: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 2.2 Peta wilayah Cibubur, Jakarta TimurSumber: pusakamitrajasa.wordpress.com & maps.google.co.id

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 9

Page 10: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 2.3 Peta lokasi proyekSumber: www.belajarjoomla.net

Gambar 2.4 Plan (Layout Pekerjaan)Sumber: Dokumen kontraktor

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 10

RENCANA UNDERPASS

AWAL PROYEK

AKHIR PROYEK

0+5500+3750+314.065

0+221.216

0+110

Page 11: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

2.1.2 Kondisi Lapangan

Berikut ini gambar-gambar yang terlihat secara umum pada proyek

Pembangunan Underpass Cibubur:

Gambar 2.5 Papan nama proyekSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 2.6 Pagar seng proyek di jalan Trans YogieSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 11

Page 12: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 2.7 Detour yang dipasang MCB + pagar seng + traffic coneSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 2.8 Rambu-rambu K3 proyekSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 12

Page 13: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

2.2 Tujuan Proyek

Tujuan dari Pembangunan Underpass Cibubur adalah memberikan

kenyamanan dan kelancaraan arus lalu lintas bagi pengguna jalan, dari arah jalan

Trans Yogie menuju Jakarta.

2.3 Data Proyek

Data proyek Pembangunan Underpass Cibubur terdiri dari data teknis

proyek dan data administrasi proyek.

2.3.1 Data Teknis

Nama Proyek : Pembangunan Underpass Cibubur

Panjang Total : 440 m

Station : 0+110 s.d 0+550

Tipe Konstruksi : Beton Bertulang

Ramp Timur

- Panjang : 111 m

- Station : 0+110 - 0+221.216

- Lebar : 7 m (2 lajur, 1 arah)

- Perkerasan : Rigid Pavement, t = 30 cm

AC-WC, t = 4 cm

- Struktur Dinding : Bored Pile existing ø 80 cm

Bored Pile Secant Pile ø 80 cm

Retaining Wall

Box Underpass

- Panjang : 93 m

- Station : 0+221.216 - 0+314.065

- Lebar bersih : 8,5 m

- Lebar Jalan : 7 m (2 lajur, 1 arah)

- Struktur dinding : Beton Bertulang

- Finishing Slab : 80 cm, AC-BC, t = 6 cm

AC-WC, t = 4 cm

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 13

Page 14: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Ramp Barat

- Panjang : 236 m

- Station : 0+314.065 - 0+550

- Lebar : 7 m (2 lajur, 1 arah)

- Perkerasan : Rigid Pavement, t = 30 cm

AC-WC, t = 4 cm

- Struktur Dinding : Bored Pile Secant Pile ø 80 cm

Cover Wall, t = 20 cm

2.3.2 Data Administrasi

Nama Proyek : Pembangunan Underpass Cibubur

Jenis Pekerjaan : Pembangunan Underpass dengan sistem

Jacking Box Underpass

Lokasi : Jalan Trans Yogie – Tol Jagorawi KM

14+400 s/d 14+600

Wilayah : Kotamadya Jakarta Timur

Pengguna Jasa : Dinas Bina Marga, SNVT Pelaksanaan

Jalan Nasional Metropolitan I Jakarta

Konsultan Perencana : PT. Gatra Ciptatama

Konsultan Pengawas : PT. Epadascon Permata

Kontraktor : PT. Brantas Abipraya (Persero)

Sumber Dana : APBN T.A 2012

Nilai Kontrak : Rp 47.999.876.000,-

No. Kontrak : 01/KTR/PPK-STMSTY/SNVT-PJNM-I-

J/III/2012

Tanggal Kontrak : 21 Maret 2012

Masa Pelaksanaan : 270 hari kalender

Masa Pemeliharaan : 730 hari kalender

Jenis Kontrak : Gabungan Lump Sump dan Harga Satuan

Uang Muka : 20%

Retensi : 5%

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 14

Page 15: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Cara Pembayaran : Sertifikat Bulanan

Eskalasi : -

2.4 Struktur Organisasi Proyek Konstruksi

Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang

berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria

mutunya telah digariskan dengan jelas (Suharto, 1995).

Struktur organisasi dalam suatu proyek adalah gabungan beberapa

organisasi proyek yang memiliki hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan

tertentu yang dikehendaki. Hubungan kerjasama merupakan suatu hubungan yang

berdasarkan atas kontrak dua pihak atau lebih yang terlibat kerjasama, dimana

kontrak itu sendiri adalah persetujuan antara kedua belah pihak atau lebih yang

mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan itu dapat tercapai setelah satu dari

kedua pihak tersebut menerima penawaran yang diajukan oleh pihak yang lain

untuk melakukan sesuatu seperti yang telah tercantum dalam penawaran.

Hubungan kerjasama antara pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa

diperlukan agar dalam pelaksanaan pekerjaan didapatkan hasil konstruksi yang

baik sesuai waktu dan mutu.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi dengan menggunakan kontrak

konvensional pembagian tugasnya sederhana, yaitu Pengguna Jasa menugaskan

Penyedia Jasa untuk melaksanakan salah satu aspek pembangunan saja. Setiap

aspek satu Penyedia Jasa dimana perencanaan, pengawasan, pelaksanaan

dilakukan Penyedia Jasa yang berbeda. Oleh karena itu pengawas pekerjaan

secara khusus diperlukan untuk mengawasi pekerjaan Penyedia Jasa. Adapun

diagram hubungan kerja antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam kontrak

konvensional konstruksi dapat dilihat pada struktur organisasi proyek di bawah

ini.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 15

Page 16: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Pemilik (Owner)

Sub Kontraktor

Kontraktor

Konsultan Perencana

Konsultan Pengawas

Gambar 2.9 Struktur organisasi proyek konstruksiSumber: www.sastrasipilindonesia.wordpress.com

Keterangan :

Garis Komando

Garis Koordinasi

Garis Hubungan Kontrak

Struktur organisasi proyek berfungsi untuk mengatur suatu hubungan

atau koordinasi yang akan diterapkan dalam suatu proyek, sehingga memperjelas

kedudukan dari tiap-tiap pihak yang terkait didalamnya untuk mencapai sasaran

yang dikehendaki dan menjadi tempat bergeraknya administrasi. Hubungan antar

pihak-pihak dari diagram di atas dapat diartikan sebagai berikut :

1. Hubungan Struktual

Hubungan ini adalah hubungan garis perintah dimana satu pihak berhak

memberikan perintah/komando dan pihak lain berhak melaksanakannya selama

perintah itu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Hubungan Kontraktual

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 16

Page 17: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Hubungan ini adalah hubungan kontrak dimana pihak pihak diatas telah

membuat perjanjian sesuatu hal dan dengan ketentuan-ketentuan yang

tercantum didalam masing-masing kontrak. Dalam hal ini masing-masing

pihak harus menjalankan tugasnya sesuai isi perjanjian dan akan mendapat

haknya sesuai yang dijanjikan dalam kontrak.

3. Hubungan Koordinasi

Hubungan ini adalah hubungan kerja sama antara pihak-pihak yang memiliki

hubungan kerja, dalam hal ini hubungan koordinasi itu terjadi antara pihak

konsultan pengawas dengan pihak kontraktor. Mereka dapat melakukan

kerjasama dalam meelesaikan masalah-masalah yang mungkin terjadi

dilapangan.

Hubungan kontrak dan hubungan kerjasama antar pihak-pihak dalam

struktur organisasi proyek di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hubungan kerja antara Owner (Pemilik Proyek) dengan Konsultan Perencana

a. Hubungan dalam ikatan kontrak kerja.

b. Konsultan perencana menyerahkan hasil perencanaannya kepada owner.

c. Hubungan antara pihak owner dengan konsultan perencana juga

merupakan hubungan konsultasi.

d. Owner member imbalan jasa kepada konsultan perencana.

Owner memberikan tanggung jawab perencanaan konsep/desain awal

dan RAB kepada konsultan perencana. Kemudian konsultan perencana

mengajukan jasanya serta mendapat imbalan dari pihak pemberi tugas (owner).

Hubungan ini diikat oleh suatu kontrak perjanjian yang disetujui oleh owner

dengan konsultan perencana.

2. Hubungan kerja antara Owner (Pemilik Proyek) dengan Kontraktor

a. Hubungan dalam ikatan kontrak kerja.

b. Kontraktor melaksanaan pekerjaan proyek, kemudian menyerahkan

pekerjaannya kepada pemilik proyek.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 17

Page 18: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

c. Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi

kepada kontraktor.

d. Ada hubungan dalam pengaturan pelaksanaan proyek.

e. Owner (pemilik proyek) memberikan pengendalian teknis pelaksanaan

proyek yang dikerjakan oleh kontraktor.

Setelah melalui proses tender, maka kontraktor akan menjadi pelaksana

proyek, yang diatur dalam kontrak perjanjian.

3. Hubungan kerja antara Owner (Pemilik Proyek) dengan Konsultan Pengawas

a. Berkoordinasi dengan owner dalam hal pengawasan proyek

b. Dapat mewakili owner dalam pengawasan berkala, member pengarahan,

petunjuk, dan penjelasan kepada kontraktor

4. Hubungan kerja antara Konsultan Pengawas dengan Kontraktor

a. Memberikan teguran dan peringatan kepada Kontraktor apabila dalam

pelaksanaan terjadi penyimpangan dari spesifikasi dan gambar –

gambarteknis

b. Mengecek dan merekomendasikan jenis atau kondisi material, peralatan

yang boleh dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

5. Hubungan kerja antara Kontraktor dengan Sub kontraktor

a. Hubungan dalam ikatan kontrak kerja

b. Sub kontraktor dapat sebagai penyedia alat dan bahan (supplier) dalam

suatu proyek konstruksi.

c. Kontraktor mengkonfirmasi kebutuhan akan kerjasama dengan Sub

kontraktor .

d. Kontraktor dapat menyerahkan sebagian dari pekerjaan untuk diberikan

kepada Sub kontraktor

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 18

Page 19: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

2.5 Struktur Organisasi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa

Secara umum pihak-pihak yang terlibat pada paket Pembangunan

Underpass Cibubur mulai dari tahap ide sampai dengan tahap pelaksanaan secara

garis besar dapat dibagi menjadi tiga pihak:

1. Pemilik Proyek/ owner

2. Pihak Konsultan (perencana/ pengawas)

3. Pihak Kontraktor (pelaksana)

2.5.1 Pemilik Proyek

Pemilik Proyek (owner) adalah pejabat pembuat komitmen yang ditunjuk

sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan

jasa pelaksanaan konstruksi.

Tugas dan wewenang owner adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.

b. Mengundang konsultan-konsultan tertentu untuk mengajukan tender dan

menetapkan pemenang dari tender tersebut.

c. Mengundang kontraktor-kontraktor tertentu untuk mengajukan tender dan

menetapkan pemenang dari tender tersebut.

d. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek

yang dimilikinya.

e. Menandatangani semua Surat Kontrak dan Surat Perintah Kerja baik kepada

para konsultan maupun kepada para kontraktor.

f. Mengesahkan semua dokumen pembayaran terhadap para konsultan maupun

kepada para kontraktor.

g. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan.

h. Menyetujui atau menolak penambahan atau pengurangan pekerjaan.

i. Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan.

j. Mengeluarkan semua instruksi kepada para kontraktor melalui konsultan

pengawas.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 19

Page 20: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. Edyson Rombe, MT

Kepala Urusan Tata Usaha

Ramli Hutauruk, Amd

Pengawas Pembangunan

Ifa Tri Wulandari, STAffan NaserNovia Sari Rahayu Pertiwi

Pengawas Peningkatan /Pemeliharaan Berkala

Agus PutraMohammad SolehIda POR ManurungFitriyani

PelaksanaPemeliharaan Rutin

SuharyantoArif SejahteraAlser pasangLukman Aji KuswokoSiswantoroArnold Lenama

Staf Urusan Tata Usaha

Pramudji AntoroSuryonoArief PrihadiPuji Astuti

Kepala Pelaksana/Pengawas Lapangan

Adrian M.R. Paranoan, ST, M.Sc

k. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil

pekerjaan konstruksi.

Adapun dalam proyek Pembangunan Underpass Cibubur ini yang

bertindak sebagai owner adalah Dinas Bina Marga Balai Pelaksanaan Jalan

Nasional IV. Susunan struktur organisasi owner proyek Pembangunan Underpass

Cibubur bisa dilihat pada gambar 2.10 berikut.

Gambar 2.10 Struktur organisasi ownerSumber: Dokumen konsultan pengawas

2.5.2 Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas

untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan

atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah.

Tugas Konsultan perencana dalam suatu proyek adalah sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 20

Page 21: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik

bangunan.

b. Membuat gambar kerja pelaksanaan.

c. Membuat renacana kerja dan syarat – syarat pelaksanaan bangunan (RKS)

sebagai pedoman pelaksanaan.

d. Membuat rencana anggaran biaya bangunan.

e. Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik ke dalam desain

bangunan.

f. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan

pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di

wujudkan

g. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjai

kegagalan konstruksi.

Pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur ini, yang bertindak

sebagai konsultan perencana adalah PT. Gatra Ciptatama.

2.5.3 Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas adalah badan atau pejabat yang ditunjuk pengguna

jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan

yang telah disepakati sebelumnya pada kontrak, dan bertanggung jawab terhadap

kualitas dan kuantitas pekerjaan yang diawasi.

Lingkup kegiatan Konsultan Pengawas pada proyek meliputi tetapi tidak

terbatas pada :

a. Memberikan layanan teknis dan pengendalian pekerjaan agar tepat mutu,

tepat waktu dan tepat biaya,

b. Memberikan saran teknis dan administrasi kepada Pengguna Jasa/ PPK

selama periode kontrak,

c. Memberikan bimbingan teknis dan administrasi kepada Kontraktor agar

pelaksanaan kegiatan tidak menyimpang dari Dokumen Kontrak,

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 21

Page 22: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

d. Menerbitkan Justifikasi Teknis apabila terjadi perubahan jenis pekerjaan

secara mendasar dan berakibat timbulnya variasi kuantitas > 10%,

e. Menerbitkan rekomendasi Addendum kepada PPK terkait dengan hasil

Rekayasa Lapangan terhadap ketersediaan anggaran pekerjaan,

f. Melaksanakan pengawasan sehari-hari (day to day supervision) dengan :

1) memberikan saran / teguran secara tertulis dengan menerbitkan instruksi

lapangan atau menerbitkan surat peringatan,

2) menyetujui / menolak permohonan ijin kerja yang diajukan Kontraktor,

3) melaksanakan pengawasan produksi beton / hotmix agar sesuai dengan

JMF

4) mendampingi Kontraktor dalam melaksanakan pengujian hasil kerja di

laboratorium sendiri atau di laboratorium pengujian independen,

5) mendampingi Kontraktor dalam melaksanakan uji kepadatan lapangan

dan memberikan saran perbaikan seperlunya

g. Mengendalikan kuantitas pekerjaan agar tidak melampaui Nilai Kontrak,

h. Menerima/ menolak (approval/rejection) hasil kerja yang tidak memenuhi

persyaratan Spesifikasi,

i. Menyetujui hasil opname bersama dan menerbitkan Sertifikat Pembayaran

Bulanan / MC,

j. Membantu PPK dalam persiapan Serah Terima Sementara Pekerjaan (PHO),

k. Menerbitkan Rencana Mutu Kontrak Konsultan Supervisi pada awal

dimulainya kegiatan pekerjaan,

l. Menerbitkan Laporan Bulanan dan Triwulan untuk dilaporkan kepada Kepala

SNVT.

Pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur, yang bertindak sebagai

konsultan pengawas adalah PT. Epadascon Permata. Adapun struktur organisasi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 22

Page 23: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Supervision Engineer

Noeng Poerwoko

Quantity Engineer-1

Nur Rochman

Inspector-1Hadi Soleh

Inspector-2Eko Sriyadi

Quantity Engineer-2

Ananda Hirawadi

Surveyor-1Edi Susilo

Surveyor-2Dayat

Structure Engineer

Demiyanti Melawat

Highway Engineer

Tomy Tarigan

Geotechnic Engineer

Budi Susetyo

Quality EngineerElon Ahmadi

Lab Technician-1Anggri Apriawan

Lab Technician-2Idvan

konsultan pengawas proyek Pembangunan Underpass Cibubur bisa dilihat pada

gambar 2.11.

Gambar 2.11 Struktur organisasi konsultan pengawasSumber: Dokumen konsultan pengawas

Sasaran dari pengadaan jasa konsultan ini, adalah tercapainya hasil

pekerjaan pembangunan underpass tersebut sesuai dengan isi dokumen kontrak,

sehingga kinerja jalan yang ditangani diharapkan dapat memberikan layanannya

sampai akhir umur rencana.

2.5.4 Kontraktor

Menurut Ervianto (2002) definisi perusahaan kontraktor adalah orang

atau badan hukum atau perorangan yang menerima pekerjaan dan

menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang ditetapkan

berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan.

Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau

sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 23

Page 24: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan

tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya, antara lain sebagai berikut:

a. Melaksanakan pekerjaan fisik dilapangan sesuai dengan RKS, gambar

rencana, peraturan dan syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

b. Menempatkan sejumlah tenaga ahli yang bekerja sepenuhnya dalam

melaksanakan pekerjaan.

c. Menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan

d. Membuat rencana kerja (time schedule), man power dan jadwal pengadaan

bahan yang sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan

e. Memberikan laporan harian, mingguan dan bulanan yang menjelaskan

kemajuan pekerjaan, situasi pekerjaan dan lainnya yang dirasa perlu.

f. Bertanggung jawab atas perawatan, pengawasan dan penjagaan keamanan

fisik selama dalam hubungan pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan.

g. Menyediakan bahan dan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan.

h. Mengajukan tambahan biaya sesuai dengan besarnya pekerjaan tambahan

kepada pemilik

i. Bertanggung jawab untuk memperbaiki dan menyempurnakan bagian

pekerjaan yang kurang memenuhi syarat yang diinginkan pemilik selama

masih dalam proses perawatan.

j. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang sedang berlangsung maupun

yang telah selesai dilaksanakan.

Pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur ini, yang bertindak

sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. Brantas Abipraya (Persero). Adapun

struktur organisasi kontraktor proyek Pembangunan Underpass Cibubur bisa

dilihat pada gambar 2.12 di bawah ini.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 24

Page 25: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

General SuperintendentIr. Darwis Ahmad, MM

SDM dan KasirAdi Susanto

Site Operation ManagerZulkifli Lubis, ST

Site ManagerIr. Dody Perbawanto

Site Engineer ManagerDwi Adi S., MSc

Site Adm ManagerSugiono

Adm OperasionalBustanil

Pelaksana IMulyanto

Progress ReportAgus Widyanto

ISSCSIndra Kurniawan

LogistikAri Mulyani

Pelaksana IIBudi Perwanto

Draftmen & QuantityTriputra Wahyu

Qualtity & LaboratDian Vondri

Pelaksana IIIAris Sulistio

PeralatanSigit Hermantoi

Cost ControlBustanil

SurveyorBambang/ Agus Bawono

Manajemen Mutu & SMK3LIlham Hafid/ Dody Quaryanto

Gambar 2.12 Struktur organisasi kontraktorSumber: Dokumen kontraktor

Pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur ini, owner memberikan

kepercayaan secara langsung kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan

konstruksi.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 25

Page 26: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

BAB IIIPERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Umum

Bidang yang diamati pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan penulis

adalah struktur jalan dengan mengambil lokasi di proyek Pembangunan

Underpass Cibubur. Pemilik proyek ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum,

Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV,

SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan I Jakarta, PPK Jl. TB

Simatupang – Jl. Mayjen Sutoyo – Jl. Trans Yogi dan PT. Brantas Abipraya

sebagai kontraktor serta konsultan pengawas dari PT. Epadascon Permata.

Pelaksanaan konstruksi yang sedang berlangsung pada proyek

Pembangunan Underpass Cibubur saat penulis mulai pelaksanaan praktek kerja

lapangan salah satunya adalah pekerjaan bored pile dan pekerjaan steel sheet pile.

Sehingga pada pembahasan perancangan dan pelaksanaan proyek pun terbatas

hanya pada kedua pekerjaan tersebut.

3.2 Perancangan Proyek

Perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang

bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem

secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik (Pressman, 2001).

Konstruksi yang akan dibahas pada perancangan proyek ini adalah konstruksi

underpass pada pekerjaan pondasi bored pile dan sheet pile.

3.2.1 Dasar Teori

Mengungkapkan beberapa dasar teori yang telah ada tentang pondasi

tiang dan turap.

3.2.1.1 Pondasi Tiang

Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah

kuat terletak sangat dalam. Pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 26

Page 27: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

mendukung bangunan yang menahan gaya angkat, terutama pada bangunan tinggi

yang dipengaruhi oleh gaya penggulingan akibat beban angin. Tiang juga

digunakan untuk mendukung bangunan dermaga. Pada bangunan ini, tiang-tiang

dipengaruhi oleh gaya-gaya benturan kapal dan gelombang air.

Pondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain :

a. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah lunak,

ke tanah pendukung yang kuat;

b. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman

tertentu sehingga pondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang

cukup untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang dengan

tanah disekitar tiang;

c. Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas

akibat tekanan hidrostatik atau momen penggulingan;

d. Untuk menahan gaya-gaya horizontal dan gaya yang arahnya miring;

e. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut

bertambah;

f. Untuk mendukung pondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah

tergerus air.

Pondasi tiang dapat dibagi menjadi 3 katagori, yaitu :

1. Tiang perpindahan besar (Large displacement pile), yaitu tiang pejal atau

berlubang dengan ujung tertutup yang dipancang ke dalam tanah sehingga

terjadi perpindahan volume tanah yang relatif cukup besar. Termasuk dalam

tiang perpindahan besar atalah tiang kayu, beton pejal, beton prategang (pejal

atau berlubang), baja bulat (tertutp di ujungnya);

2. Tiang perpindahan kecil (small displacement pile), adalah sama dengan

katagori diatas, tetapi hanya volume tanah yang dipindahkan saat

pemancangan relatif kecil, contohnya, tiang beton berlubang dengan ujung

terbuka, beton prategang berlubang dengan ujung juga terbuka, tiang baja H,

baja bulat dengan ujung terbuka, tiang ulir;

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 27

Page 28: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3. Tiang tanpa perpindahan (non displacement pile), terdiri dari tiang yang

dipasang di dalam tanah dengan cara menggali atau mengebor tanah.

Termasuk dalam tiang tanpa perpindahan adalah tiang bor, yaitu tiang beton

yang pengecorannya langsung dalam lubang hasil pengeboran tanah (pipa

baja diletakkan dalam lubang dan di cor beton).

Gambar dibawah menunjukan panjang maksimum dan beban maksimum

untuk berbagai macam tiang yang umum dipakai dalam praktek (Carson, 1965)

Gambar 3.1 Macam-macam pondasi tiangSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

1) Tipe Pondasi Tiang

Untuk klasifikasi pondasi tiang, dapat dikelompokan ke dalam 4 (empat) kriteria

pengelompokan yaitu:

a. Berdasarkan bahan

b. Berdasarkan daya dukung

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 28

Page 29: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

c. Berdasarkan metoda pelaksanaan

d. Berdasarkan jumlah tiang

a. Berdasarkan Bahan Pondasi

1. Tiang Kayu (Timber Pile) 2. Tiang Baja (Steel Pile)

(a) (b)

Gambar 3.2 (a)Tiang kayu & (b) Tiang bajaSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

3. Tiang Beton Pracetak 4. Tiang Beton Cor di Tempat

(Perecast Concrete) (Cast-in-place Concrete)

(c) (d)

Gambar 3.3 (c) Tiang beton pracetak & (d) Tiang beton cor di tempatSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 29

Page 30: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

b. Berdasarkan Daya Dukung

1. Friction Pile 2. Point Bearing Pile

(a) (b)

Gambar 3.4 (a) Friction Pile (b) Point Bearing PileSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

3. Kombinasi 1 dan 2

Gambar 3.5 Kombinasi 1 dan 2Sumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

c. Berdasarkan Metoda Pelaksanaan

Jika pondasi tiang dibedakan dalam metoda pelaksanaannya maka

klasifikasinya adalah sebagai berikut :

1. Tiang Pancang (Driven pile)

2. Tiang Pancang Cor di Tempat (Driven Cast-in-Situ Pile)

3. Tiang Bor (Bored Pile)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 30

Page 31: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

4. Tiang Ulir (Screwed Pile)

d. Berdasarkan Jumlah Tiang

Klasifikasi pondasi tiang berdasarkan jumlah tiang dalam satu satuan unit

pendukung kolom adalah:

1. Tiang Tunggal (Single Pile)

2. Tiang Gabungan (Pile Group)

3.2.1.2 Sheet Pile

Sheet pile atau turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi

kecuali untuk menahan tanah juga berfungsi untuk menahan air ke dalam lubang

galian. Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif

murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti :

- penahan tebing galian sementara

- bangunan-bangunan di pelabuhan

- dinding penahan tanah

- bendungan elak, dll.

Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang sangat

tinggi karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu,

dinding turap juga tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak

batuan-batuan, karena menyulitkan pemancangan.

1) Tipe Sheet Pile

Tipe Turap dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan Turap

tersebut bermacam-macam, misalnya kayu, beton bertulang dan baja.

a. Wood sheet piles (Turap Kayu)

Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu

tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak

cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap cenderung pecah bila

dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada di

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 31

Page 32: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

atas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk.

Turap ini banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan sementara.

Gambar 3.6 Berbagai jenis turap kayu Sumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

b. Concrete sheet piles (Turap Beton)

Turap beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum

dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok Turap dibuat saling mengkait satu

sama lain. Masing-masing Balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban

yang bekerja pada turap, juga terhadap beban-beban yang akan bekerja pada

waktu pengangkatannya. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk

memudahkan pemancangannya.

Gambar 3.7 Turap betonSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 32

Page 33: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

c. Steel Sheet Piles (Turap Baja)

Turap Baja sangat umum digunakan, karena lebih menguntungkan dan

mudah penanganannya. Keuntungan-keuntungannya antara lain :

- Turap baja kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat pemancangan

- Bahan turap relatif tidak begitu berat.

- Turap dapat digunakan berulang-ulang

- Turap baja mempunyai keawetan yang tinggi

- Penyambungan mudah, bila kedalaman turap besar.

Gambar 3.8 Berbagai jenis turap bajaSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

2) Tipe Konstruksi Sheet Pile (Turap)

- Dinding Turap Kantilever

- Dinding Turap diangker

- Dinding Turap dengan landasan/panggung (platform)

- Bendungan elak seluler (celluler cofferdam)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 33

Page 34: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

a. Dinding Turap Kantilever

Dinding turap kantilever merupakan turap yang dalam menahan beban

lateral mengandalkan tahanan tanah di depan dinding. Defleksi lateral yang terjadi

relatif besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas tampang bahan turap

yang dibutuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang ditahan (akibat

momen lentur yang timbul), turap kantilever hanya cocok untuk menahan tanah

dengan ketinggian sedang.

Gambar 3.9 Dinding turap kantileverSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

b. Dinding Turap Diangker

Dinding turap diangker cocok untuk menahan tebing galian yang dalam,

tetapi masih juga bergantung pada kondisi tanah. Dinding turap ini menahan

beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang

terpancang ke dalam tanah dengan dibantu oleh anker yang dipasang pada bagian

atasnya. Kedalaman Turap menembus tanah bergantung kepada besarnya tekanan

tanah. Untuk dinding turap yang tinggi, diperlukan turap baja dengan kekuatan

yang tinggi. Stabilitas dan tegangan-tegangan pada turap yang diangker

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 34

Page 35: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

bergantung pada banyak faktor, misal kekakuan relatif bahan turap, kedalaman

penetrasi turap, kemudah-mampatan tanah, kuat geser tanah, keluluhan angker,

dll.

Gambar 3.10 Dinding turap diangkerSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

Ground Anchor

Metode penjangkaran tanah disebut juga dengan nama Ground Anchor.

Dalam metode ini pemboran dilakukan di dalam tanah pondasi yang baik terdiri

dari lapisan berpasir, lapisan kerikil, lapisan berbutir halus ataupun batuan yang

lapuk, serta suatu bagian yang menahan gaya tarik seperti campuran semen

dengan kabel baja atau semen dengan batang baja dimasukkan ke dalam lubang

hasil pemboran tersebut, kemudian disertai suatu gaya tarik setelahnya untuk

memperkuat konstruksinya. Dalam banyak hal dipergunakan untuk melawan

tekanan tanah seperti turap ataupun tembok penahan tanah. Kadang-kadang juga

dipergunakan untuk konstruksi yang permanent tetapi pada dasarnya hanyalah

dipakai untuk konstruksi sementara. Apabila suatu dinding turap dipasang di suatu

daerah di mana sedang dikerjakan penurapan sedangkan penopang ataupun tiang-

tiang antara tidak dibutuhkan maka akan diperoleh daerah yang lebih luas di

antara dinding turap, yang memungkinkan penggalian dengan alat-alat berat.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 35

Page 36: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Bagian-bagian yang membentuk sistem ground anchor adalah :

1. Bond Length (fixed anchor length) adalah sebagian dari panjang anchor yang

direncanakan untuk mampu mentransfer gaya tarik yang terjadi ke tanah

disekitarnya. Bond Length ini terdiri dari :

1. Rangkaian sekelompok strand atau prestressing bar

2. Centralizer

3. Spreader ring

4. Grout tube

5. Cement grout

2. Free Length adalah sebagian dari panjang anchor dimana anchor tersebut

diikatkan sampai ujung atas bond length. Free length ini memungkinkan

pemberian gaya awal pada ground anchor, dan juga berfungsi untuk memby-

pass lapisan tanah lunak. Free length ini terdiri atas :

1. strand/bar yang diberi gemuk (greese)

2. HDPE smmoth sheath yang membungkus masing-masing strand/bar

3. Centralizer

4. Grout tube

5. Cement grout

6. Inflatable packer

3. Anchor head adalah bagian dari ground anchor yang memungkinkan

terjadinya tranfer gaya dari tendon ke permukaan struktur soldier pile. Anchor

head ini terdiri atas :

1. Anchor block

2. Anchor plate

3. Jaws (baji)

c. Dinding Turap dengan Landasan

Dinding turap semacam ini dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu

oleh tiang-tiang, dimana diatas tiang-tiang tersebut dibuat landasan untuk

meletakkan bangunan tertentu. Tiang-tiang pendukung landasan juga berfungsi

untuk mengurangi beban lateral pada turap. Dinding turap ini dibuat bila di dekat

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 36

Page 37: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

lokasi dinding turap direncanakan akan dibangun jalan, derek atau bangunan berat

lainnya.

Gambar 3.11 Dinding turap dengan landasanSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

d. Bendungan Elak Seluler

Bendungan elak seluler (cellular cofferdam) merupakan turap yang

berbentuk sel-sel yang diisi dengan pasir. Dinding ini menahan tekanan tanah

dengan mengandalkan beratnya sendiri.

Gambar 3.12 Bendungan elak selulerSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 37

Page 38: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3.2.2 Konsep Perancangan

Kondisi fisik permukaan tanah di lokasi proyek Pembangunan Underpass

Cibubur secara umum menunjukkan relatif tidak datar. Secara umum tanah di

daerah tersebut dominan terdiri dari perselingan lempung berwarna merah bata

hingga kedalaman 5 - 5,5 m, serta lanau (weakly cemented) dan tanah pasiran

yang mengandung kerikil hingga bongkah batuan andesit dijumpai pada

kedalaman dibawah 14 m hingga kedalaman 30 m dibawah permukaan tanah.

Dengan muka air tanah ditemukan pada kedalaman antara 3 - 5 m. Ini diketahui

dari hasil penyelidikan tanah (soil investigation) yang telah dilakukan di sekitar

lokasi proyek Pembangunan Underpass Cibubur.

Dengan pertimbangan kondisi tersebut, maka dapat digunakan pondasi

bored pile dan steel sheet pile sebagai konstruksi dinding penahan tanah pada

proyek Pembangunan Underpass Cibubur. Dinding penahan tanah adalah struktur

yang didesain dan dibangun untuk menahan gerakan tanah arah lateral

(horizontal) yang dapat menimbulkan bahaya kelongsoran.

3.2.2.1 Bored Pile (Secant Pile)

Bored pile atau tiang bor adalah pondasi tiang bor yang terbuat dari beton

yang dicor di tempat. Bored pile merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang

memanfaatkan daya dukung tanah (N Bearing) dan gaya gesekan antara tanah

dengan beton. Konsep perancangan pekerjaan bored pile dalam proyek

Pembangunan Underpass Cibubur ini dibuat dari tiang bor beton tak bertulang

(primary pile) dan tiang bor beton bertulang (secondary pile) yang saling

bepotongan sehingga membentuk dinding yang rapat atau biasa disebut secant

pile.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 38

Page 39: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.13 Secant pilesSumber: www.consultoriaeanalise.com

Fungsi dari secant pile adalah sebagai struktur dinding penahan tanah

ramp yaitu di sisi exit gate cibubur dan sisi jalan Tol Jagorawi. Pelaksanaan

konstruksi bored pile pun relatif tidak menimbulkan kebisingan dan tidak

mengganggu lalu lintas yang berlangsung di sisi jalan tol Jagorawi maupun exit

gate Cibubur, jalan Tol Jagorawi.

3.2.2.2 Steel Sheet Pile

Steel sheet pile (lembar tiang baja) merupakan jenis struktur yang

fleksibel yang dipakai khususnya untuk pekerjaan sementara yang berfungsi

sebagai dinding penahan tanah. Tiang baja ini sangat baik digunakan karena daya

tahannya terhadap tegangan yang tinggi selama penyorongan ke dalam tanah yang

keras. Penggunaan steel sheet pile dipandang lebih praktis dan ekonomis, sebab

setelah pekerjaan tanah selesai, sheet pile dapat dicabut dan digunakan di tempat

lain. Konsep perancangan pekerjaan sheet pile dalam proyek Pembangunan

Underpass Cibubur ini memakai turap jenis baja yang diangkur. Turap baja

dipancang dengan cara digetarkan menggunakan alat pancang vibro.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 39

Page 40: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.14 Steel sheet pile diangkurSumber: Buku rekayasa pondasi 2 studi tpjj

Penggunaan ground anchor diperlukan karena dalamnya penggalian

dapat mengakibatkan roboh/patah steel sheet pile karena gaya desak yang

ditimbullkan oleh tanah di belakang steel sheet pile. Ini dilakukan karena proyek

Pembangunan Underpass Cibubur memiliki area galian dengan kedalaman lebih

dari 10 meter. Sheet pile ini berfungsi sebagai penahan tanah sementara untuk

area kerja jacking box underpass sebelum memulai ke pekerjaan utama box

underpass.

3.2.3 Perancangan Sistem Konstruksi

Pelaksanaan pekerjaan pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur ini

menggunakan konstruksi dinding penahan tanah bored pile dan steel sheet pile.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi bored pile adalah pada STA 0+314.465 s/d STA

0+537.575. Sedangkan pelaksanaan pekerjaan steel sheet pile adalah pada STA

0+314.216 s/d STA 0+358.129.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 40

Page 41: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3.2.3.1 Bored Pile (Secant Pile)

Pekerjaan konstruksi bored pile secant pile pada proyek Pembangunan

Underpass Cibubur direncanakan akan dilaksanakan pada dua sisi. Untuk sisi kiri

dimulai dari STA 0+314.465 s/d STA 0+537.575 yang terdiri dari 92 buah tiang

bor beton tak bertulang (primary pile) dan 91 buah tiang bor beton bertulang

(secondary pile), sedangkan untuk sisi kanan pekerjaan dimulai dari STA

0+314.465 s/d 0+STA 444.665 yang terdiri dari 33 buah primary pile dan 32 buah

secondary pile.

Tabel 3.1 Daftar rencana kedalaman dan jumlah bored pile

No. Nama Kedalaman Pile (m)Jumlah (bh)

Kiri Kanan1. Primary Pile 8 - 10 200 1092. Secondary Pile 15 - 17 200 109

Total 400 218

Pelaksanaan pengeboran dilakukan dengan kedalaman pondasi bervariasi

antara 8 m - 10 m untuk primary pile dan kedalaman antara 14 m - 17 m untuk

secondary pile dengan diameter lubang bor 80 cm. Untuk penulangan secondary

pile pembesian menggunakan baja tulangan U39 ulir (BJTD-40) berdiameter 32

mm, sedangkan untuk tulangan ekstra (sengkang) digunakan baja tulangan polos

berdiameter 10 mm. Dalam melaksanakan pengecoran tiang bor beton yang

digunakan harus memiliki nilai kelecakan yang tinggi agar pada saat pengecoran

tidak terjadi macet (mampat) pada pipa tremi. Tiang bor dicor dengan beton mutu

K-250 dan beton tersebut harus memiliki nilai slump 16 ± 2 cm. Beton yang

digunakan adalah beton ready mix yang dikirim langsung dari PT. Adhimix

Precast Indonesia wilayah Sentul, Bogor.

Gambar yang dijadikan pedoman dari pekerjaan ini adalah seperti

gambar di bawah ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 41

Page 42: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.15 Skema pemasangan bored pileSumber: Dokumen kontraktor

Gambar 3.16 Primary pile dia 800 mmSumber: Dokumen kontraktor

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 42

Page 43: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.17 Secondary pile dia 800 mmSumber: Dokumen kontraktor

Gambar 3.18 Detail penulangan secondary pileSumber; Dokumen kontraktor

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 43

Page 44: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3.2.3.2 Steel Sheet Pile

Pekerjaan steel sheet pile pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur

terdiri dari pekerjaan pemancangan steel sheet pile dan pekerjaan ground anchor.

Pelaksanaan pekerjaan steel sheet pile pada proyek Pembangunan Underpass

Cibubur adalah pada STA 0+314.216 s/d STA 0+358.129.

a. Pemancangan

Jenis tiang baja yang dipakai menggunakan lembar tiang baja tipe FSP-III

yang terdiri dari 268 buah tiang baja dengan panjang 12 m. Pelaksanaan

pemancangan tiang baja direncanakan dengan panjang 15 m, oleh karena itu perlu

penyambungan sepanjang 3 m. Penambahan panjang 3 m dilakukan setelah steel

sheet pile 12 m telah terpancang dengan mengelas menggunakan tambahan plat

sebagai perkuatan. Pemancangan dilakukan dengan menggunakan alat vibro

hammer yang digantung pada boom crane. Steel sheet pile dipancang satu per

satu seluruhnya ke dalam tanah dengan mengikuti alur sambungan steel sheet

pile yang telah dipancang lebih dulu, dengan kedalaman yang sama.

Gambar yang dijadikan pedoman dari pekerjaan ini adalah seperti

gambar dibawah ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 3.19 Denah steel sheet pile Sumber: Dokumen kontraktor

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 44

Page 45: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.20 Detail steel sheet pileSumber: Dokumen kontraktor

b. Ground Anchor

Berdasarkan perhitungan konstruksi pemancangan steel sheet pile free

standing tidak mampu menahan geser dan guling akibat tekanan tanah aktif maka

dilakukan penambahan kekuatan dengan ground anchor. Pada proyek ini ground

anchor yang dipergunakan adalah tipe temporary anchor yang dapat dilepas

setelah selesainya masa konstruksi. Kabel prategang yang digunakan adalah tipe

wire strand II. Angkur dipasang berdasarkan layer menurut pembebanan di sisi

luar area galian. Adapun rencana pengangkuran tersebut dibagi menjadi 3 layer

dengan kedalaman galian 0 - 2.5 m, 2.5 - 4 m, dan 4 - 6 m. Pengangkuran steel

sheet pile dengan kedalaman 2.5 m sebanyak 17 titik, kedalaman 4 m sebanyak 21

titik, dan kedalaman 6 m sebanyak 17 titik.

Tabel 3.2 Daftar jumlah rencana titik dan kedalaman pengangkuran

No. Nama Kedalaman (m) Jumlah titik (bh)

1. Layer 1 2.5 172. Layer 2 4.0 213. Layer 3 6.0 17

Pengeboran lubang angkur pada sheet pile dilakukan setelah lembar tiang

baja telah terpancang dan tersambung semua dan dikerjakan setelah galian tanah.

Kabel prategang dimasukkan ke dalam lubang hasil pengeboran hingga mencapai

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 45

Page 46: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

kedalaman rencana sedalam 34 m kemudian dilakukan pekerjaan grouting.

Pelaksanaan pekerjaan grouting semen yang digunakan adalah semen PPC tipe 1

yang dicampur dengan bahan additive dan air. Karena pengangkuran tidak

mungkin dilakukan di tiap sheet pile, maka dibuatlah waller beam sebagai pengikat

antar pile. Waller beam juga difungsikan sebagai dudukan angkur. Pemasangan

waller beam dilakukan setelah grouting telah selesai dikerjakan. Pada saat

pelaksanaan stressing dilakukan dengan kekuatan hingga mencapai 70 ton.

Gambar yang dijadikan pedoman dari pekerjaan ini adalah seperti

gambar dibawah ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 3.21 Denah ground anchorSumber: Dokumen kontraktor

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 46

Page 47: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.22 Tampak samping ground anchor layer 1 & 3Sumber: Dokumen kontraktor

Gambar 3.23 Tampak samping ground anchor layer 2Sumber: Dokumen kontraktor

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 47

Page 48: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.24 Tampak depan ground anchorSumber: Dokumen kontraktor

Gambar 3.25 Tampak atas ground anchorSumber: Dokumen kontraktor

3.2.4 Perancangan Waktu Konstruksi

Perancangan waktu pekerjaan konstruksi bored pile adalah 61 hari yaitu

dari mulai 8 Juni 2012 s/d 8 Agustus 2012. Sedangkan untuk pekerjaan steel sheet

pile waktu yang direncanakan adalah 43 hari yaitu pekerjaan pemancangan dari 1

Juni 2012 s/d 25 Juni 2012 dan pekerjaan ground anchor dari 1 Juli 2012 s/d 18

Juli 2012.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 48

Page 49: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3.3 Pelaksanaan Proyek

Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap

rencana yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan

tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan

pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan

sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam tahap

pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang

telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar rencana dan segala

detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor

mengerjakan shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup

serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir kontraktor membuat as

built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang

digunakan sebagai laporan akhir .

Pelaksanaan pekerjaan yang akan penulis uraikan adalah tentang

pekerjaan yang dilaksanakan dan dialami penulis selama praktek kerja di proyek

Pembangunan Underpass Cibubur, pelaksanaan pekerjaan antara lain: pekerjaan

bored pile yang terdiri dari primary pile dan secondary pile, dan pekerjaan steel

sheet pile yang terdiri dari pemancangan tiang dan ground anchor.

3.3.1 Pekerjaan Bored Pile (Secant Pile)

Pekerjaan konstruksi bored pile secant pile merupakan pembentukan

dinding penahan tanah badan jalan dimana pelaksanaannya dibuat pada sisi kanan

dan sisi kiri ramp. Pelaksanaan konstruksi bored pile dalam proyek Pembangunan

Underpass Cibubur ini dikerjakan oleh sub kontraktor yaitu PT. Berdikari Pondasi

Perkasa. Pekerjaan konstruksi bored pile dalam proyek Pembangunan Underpass

Cibubur ini terdiri dari tiang bor beton tak bertulang (primary pile) dan tiang bor

beton bertulang (secondary pile).

3.3.1.1 Primary Pile

Primary pile yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah tiang bor beton

tak bertulang diameter 800 mm yang dicor di tempat dengan mutu beton K-250.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 49

Page 50: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Primary pile dibuat dengan cara membor pada titik pemboran yang telah

ditentukan, dibor secara berselang-seling dengan secondary pile. Bedasarkan bar-

chart dalam dokumen kontrak kontraktor pelaksanaan pekerjaan tiang bor beton

tak bertulang diameter 800 mm berbobot 7,38% dari nilai kontrak yaitu sebesar

Rp3.183.773.123,3.

a) Peralatan, Bahan, dan Tenaga kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan primary pile diperlukan peralatan-peralatan

yang tidak sedikit. Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini mayoritas

merupakan peralatan berat. Peralatan-peralatan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Peralatan pekerjaan primary pile

No. Nama Gambar Spesifikasi

1. Mesin Bor - Zoom Lion 200 C-728- Kapasitas 55m

2. Crawler Crane - PH Kobelco- Kapasitas 35 ton

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 50

Page 51: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3. Excavator - Hitachi- Kapasitas 0,7

m3

4. Auger Diameter 80 cm

5. Bucket Diameter 80 cm

6. Pipa Casing - Panjang 7,5 m- Diameter 80 cm

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 51

Page 52: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

7. Pipa Tremi - Panjang 2,7 m- Diameter 25 cm

8. Corong Cor Diameter 100 cm

9. Truk Mixer Adhimix

- Hino, Zoom Lion, Shacman

- Kapasitas 10 m3

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi primary pile ini juga diperlukan

suatu bahan. Dibawah ini terdapat tabel kebutuhan bahan dalam pekerjaan

primary pile.

Tabel 3.4 Kebutuhan bahan dalam pekerjaan primary pile

No.

Nama VolumeKeterangan

1. Ready mix beton K-250 5-6 m3 Untuk 1 buah pondasi bored pile

Selain itu, ada beberapa sumber daya manusia yang terlibat dalam

pelaksanaan pekerjaan primary pile seperti terlihat pada tabel 3.3 dibawah ini.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 52

Page 53: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Tabel 3.5 SDM dalam pekerjaan primary pile

No. Tugas/Jabatan Jumlah

1 Owner 1 orang2 Kon. Perencana -3 Kon. Pengawasa Inspector 1 orangb Surveyor 1 orangc Lab Teknik 1 orang4 Kontraktora Site Manager 1 orangb Pelaksana 1 orangc Surveyor 1 orangd Pembantu Surveyor 2 orange Laborat 1 orangf K3 2 orangg Mandor 1 orangh Operator 3 orangi Pekerja 8 orang5 Supplier 2 orang

b) Persiapan K3 (Safety)

Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus

diutamakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan

pendukung K3 tersebut haruslah tersedia, seperti:

1. Safety helmet

2. Sarung tangan

3. Sepatu boots

4. Rompi

5. Masker

6. Rambu-rambu peringatan

c) Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan konstruksi primary pile di lapangan terdiri dari beberapa

kegiatan diantaranya pengukuran untuk menentukan as pondasi yang akan

dikerjakan, pengeboran titik pondasi, dan pengecoran. Dalam pelaksanaannya

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 53

Page 54: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

kontraktor mengikuti pedoman yang terdapat dalam dokumen perencanaan seperti

gambar pada sub bab perancangan sebelumnya.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan primary pile dilakukan seperti diagram

alir dibawah ini.

Gambar 3.26 Metode pelaksanaan primary pile

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 54

Page 55: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Berikut ini penjelasan dari kegiatan pelaksanaan konstruksi primary pile

pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur:

1. Penentuan Titik As Pondasi

Sebelum pekerjaan pengeboran pondasi tiang bor dimulai, lokasi pengeboran

pondasi tiang ditentukan terlebih dahulu dan penentuan letak dari titik-titik

pengeboran pondasi dilakukan dengan menggunakan theodolit dan waterpass

dengan mengacu pada gambar kerja. Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini

adalah theodolit bermerk Sokkia tipe SET350x.

Pengukuran dengan alat theodolit ini dilakukan dari dua sisi yang saling tegak

lurus, sehingga dapat diperoleh hasil yang akurat. Setelah pengukuran dengan alat

theodolit selesai, maka proses penarikan benang dilakukan dari dua sisi titik As

yang berbeda, sehingga didapat titik As untuk pengeboran pondasi.

Gambar 3.27 Pekerjaan pengukuranSumber: Dokumentasi pribadi

Setelah titik-titik pengeboran pondasi didapat dan diberi tanda seperti terlihat pada

gambar 3., maka selanjutnya proses pengeboran dapat dimulai.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 55

Page 56: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.28 Titik-titik pengeboranSumber: Dokumentasi pribadi

2. Pekerjaan Pengeboran

Pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur kedalaman lubang bor primary

pile bervariasi dari 8 m sampai 10 m dengan diameter lubang pondasi 80 cm.

Tanah hasil pengeboran diletakkan sekitar 45o di samping alat berat untuk

kemudian dibersihkan oleh excavator. Langkah-langkah pekerjaan pengeboran

adalah sebagai berikut:

a. Pertama, alat berat diarahkan menuju titik pengeboran yang telah ditandai

sebelumnya. Berdasarkan tinjauan di lapangan kadang titik-titik tersebut sudah tak

terihat karena tertutup tanah. Sehingga perlu pembersihan dengan menyiramkan

air atau dibersihkan dengan sekop.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 56

Page 57: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.29 Pembersihan titik dari tanahSumber: Dokumentasi pribadi

b. Setelah titik terlihat, selanjutnya setting titik dengan memasang 2 buah batang

besi sebelum auger mulai menggerus tanah. Setting titik ini perlu dilakukan agar

pada saat pengeboran titik tidak bergeser dan pengeboran lubang tetap vertikal.

Gambar 3.30 Setting titik Sumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 57

Page 58: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

c. Alat berat dengan mata bor auger mulai beraksi merusak tanah yang ada di

bawahnya. Tanah dibor berulang-ulang dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5

meter. Kedalaman lubang bor sendiri dapat diketahui melalui monitor yang ada di

dalam alat berat. Pengeboran dilakukan sampai kedalaman mencapai muka air

tanah.

Gambar 3.31 Proses pengeboran dengan mata bor auger Sumber: Dokumentasi Pribadi

Gambar 3.32 Monitor pengukur kedalaman lubangSumber: Dokumentasi pribadi

d. Pada saat kedalaman mencapai muka air tanah, auger diangkat untuk kemudian

diganti dengan bucket. Kemudian pengeboran dapat dilanjutkan kembali hingga

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 58

Page 59: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

mencapai kedalaman yang dikehendaki. Perlu dipastikan terlebih dahulu apakah

kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan manual

dengan pita ukur.

Gambar 3.33 Pengeboran dengan mata bor bucketSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.34 Pengecekan kedalaman dengan pita ukurSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 59

Page 60: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

e. Setelah mencapai suatu kedalaman yang mencukupi untuk menghindari tanah

di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing. Pemasangan casing

dengan panjang 7,5 m dan diameter 80 cm ini diangkat menggunakan crane.

Setelah casing terpasang, selanjutnya lubang bor dibersihkan dari endapan lumpur

yang terdapat di dasar lubang.

Gambar 3.35 Pengangkatan pipa casingSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.36 Casing telah terpasang di lubang borSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 60

Page 61: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3. Pemasangan Pipa Tremi

Setelah lubang bersih dari lumpur dan casing sudah terpasang selanjutnya

memasukan pipa tremi dengan menggunakan crane. Pipa tremi ditahan dengan

baja penahan (guide) kemudian disambung dan dimasukkan kedalam lubang

dengan panjang sesuai kedalaman lubang kemudian disambung dengan corong

cor. Pipa tremi ini digunakan untuk memasukan beton ke dalam lubang bor agar

beton tidak rusak akibat bercampur dengan cairan pengisi lubang. Pipa tremi yang

digunakan adalah diameter 25 cm serta diameter corong cor 100 cm dengan

panjang disesuaaikan kedalaman lubang bor.

Gambar 3.37 Pemasukkan pipa tremi dengan craneSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.38 Kondisi lubang bor siap dicorSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 61

Page 62: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

4. Pekerjaan Pengecoran

Tahap keempat pada pekerjaan primary pile adalah pekerjaan pengecoran beton

ke dalam lubang bor. Beton yang dituangkan harus memiliki nilai slump 16±2 cm.

Langkah-langkah pengecoran adalah sebagai berikut:

a. Setelah sebelumnya disetujui oleh konsultan pengawas beton kemudian mulai

dituangkan di dalam corong cor hingga penuh. Setelah pipa tremi penuh dan

ujung pipa tremi tertanam beton biasanya beton tidak dapat mengalir karena ada

tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi,

dilakukan hentakan hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu terbenam

dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus

agar corong tidak kosong.

Gambar 3.39 Penuangan beton ke dalam pipa tremi Sumber: Dokumentasi pribadi

b. Selanjutnya penuangan beton dilakukan dengan cepat sehingga cukup untuk

mendorong air/ lumpur dari bawah keluar lubang. Pengecoran dilakukan secara

kontinyu dan tidak terputus lebih dari 10 menit. Kedalaman beton juga perlu dicek

dengan pita ukur.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 62

Page 63: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.40 Lumpur terlihat keluar dari dalam lubangSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.41 Pengecekan kedalaman betonSumber: Dokumentasi pribadi

c. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah

bersih dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan tanah

(karena perhitungan adanya galian tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus

0,5 meter di atas level rencana bagian atas bored pile. Kemudian pipa tremi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 63

Page 64: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

diangkat dari lubang bor. Setelah pipa tremi diangkat dari lubang bor. Casing lalu

dicabut perlahan-lahan secara tegak lurus.

Gambar 3.42 Pengangkatan pipa tremi dan pengangkatan casingSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.43 Kondisi lubang sehari setelah dicorSumber: Dokumentasi prribadi

d) Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab

akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus

diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 64

Page 65: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

1. Spesifikasi beton ready mix yang digunakan harus sesuai dengan SNI 03-

4433-1997.

2. Pengujian nilai kelecakan atau slump harus sesuai dengan SNI 03-1972-

1990, campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan seperti

yang diusulkan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.

3. Pembuatan benda uji dan pengujian kuat tekan beton harus sesuai dengan

SNI 03-1974-1990.

4. Tata cara pengecoran beton harus sesuai dengan SNI 03-3976-1995.

5. Pelaksanaan pengecoran tidak boleh dilaksanakan selama turun hujan dan setelah

hujan.

6. Apabila hujan turun tiba-tiba saat pengecoran sedang dilaksanakan, maka

pekerjaan pada titik yang sedang dicor dapat dilanjutkan sampai selesai namun

setelah itu pekerjaan harus dihentikan.

3.3.1.2 Secondary Pile

Secondary pile yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah tiang bor

beton bertulang diameter 800 mm yang dicor langsung di tempat dengan mutu

beton K-250. Pemboran dan konstruksi secondary pile ini dilaksanakan setelah

konstruksi primary pile selesai dilaksanakan. Pekerjaan dilaksanakan antara 1-4

hari setelah pengecoran kedua pile yang mengapit disampingnya. Pemboran

lubang secondary pile dilaksanakan akan memotong beberapa cm (sesuai gambar

kerja) lubang primary pile yang telah di cor. Bedasarkan bar-chart dalam

dokumen kontrak kontraktor pelaksanaan pekerjaan tiang bor beton bertulang

diameter 800 mm berbobot 32,13 dari nilai kontrak yaitu sebesar

Rp13.859.198.405,72.

a) Peralatan, Bahan, dan Tenaga Kerja

Umumnya peralatan, bahan, dan tenaga pelaksana dalam pekerjaan ini tidak

jauh berbeda dengan pekerjaan primary pile sebelumnya. Di bawah ini terdapat

tabel peralatan yang digunakan, tabel kebutuhan bahan, dan tabel sumber daya

manusia yang terlibat dalam pekerjaan secondary pile.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 65

Page 66: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Tabel 3.6 SDM dalam pekerjaan secondary pile

No Tugas/Jabatan Jumlah

1 Owner 1 orang2 Kon. Perencana -3 Kon. Pengawasa Inspector 1 orangb Surveyor 1 orangc Lab Teknik 1 orang4 Kontraktora Site Manager 1 orangb Pelaksana 1 orangc Surveyor 1 orangd Pembantu Surveyor 2 orange Laborat 1 orangf K3 2 orangg Mandor 1 orangh Operator 3 orangi Pekerja 8 orangj Tukang besi 10 orangk Tukang las 2 orang5 Supplier 2 orang

Tabel 3.7 Peralatan pekerjaan secondary pile

No. Nama Gambar Spesifikasi

1. Mesin Bor - Zoom Lion200 C-728

- Kapasitas 55m

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 66

Page 67: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

2. Crawler Crane - P&H Kobelco- Kapasitas 35

ton

3. Excavator - Hitachi- Kapasitas 0,7

m3

4. Auger Dia. 80 cm

5. Bucket Diameter 80 cm

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 67

Page 68: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

6. Casing - Diameter 80 cm

- Panjang 7,5 m

7. Pipa Tremi - Panjang 2,7 m- Diameter 25

cm

8. Corong Cor Diameter 100 cm

9. Welder Set - Miller Engine- Kapasitas 380

volt

10. Pembengkok besi Diameter 80 cm

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 68

Page 69: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

11. Cutting Tos/ Lampu potong

Dengan LPG dan oksigen

12. Truk mixer Adhimix

- Hino, Zoom Lion- Kapasitas 10 m3

Tabel 3.8 Kebutuhan bahan dalam pekerjaan secondary pile

No.

Nama Volume Keterangan

1. Ready mix beton K-250 7-8 m3

Untuk 1 buah pondasi bored

pile

2. Baja tulangan U39 ulir D32 25-30 batang3. Baja tulangan polos ø 10 23-26 batang4. Kawat bendrat -

b) Persiapan K3 (Safety)

Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus

diutamakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan

pendukung K3 tersebut haruslah tersedia, seperti:

1. Safety helmet

2. Sarung tangan

3. Sepatu boots

4. Rompi

5. Kacamata

6. Masker

7. Rambu-rambu peringatan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 69

Page 70: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

c) Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi secondary pile di lapangan tidak jauh

berbeda dengan pekerjaan primary pile, perbedaanya hanya pada kedalaman pile,

pekerjaan penulangan dan pemasangan tulangan serta penyambungan tulangan.

Dalam pelaksanaannya kontraktor mengikuti pedoman yang terdapat dalam

dokumen perencanaan seperti pada gambar di sub bab perancangan proyek

sebelumnya.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan secondary pile dilakukan seperti diagram

alir dibawah ini.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 70

Page 71: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 71

Page 72: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.44 Metode pelaksanaan secondary pile

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 72

Page 73: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Berikut ini penjelasan dari kegiatan pelaksanaan konstruksi secondary pile

pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur:

1. Penentuan Titik As Pondasi

Pekerjaan penentuan titik pondasi secondary pile dan primary pile dilakukan pada

waktu yang sama, telah diuraikan secara jelas pada sub bab 3.3.1.1 (1).

2. Pekerjaan Penulangan dan Beton Decking

a. Penulangan

Pekerjaan penulangan secondary pile dilakukan di site project dirakit sesuai

dengan shop drawing. Pemilihan tempat untuk merakit tulangan ini dilakukan di

tempat yang masih terjangkau oleh alat-alat berat. Penulangan dibuat dengan

diameter 60 cm dengan panjang bervariasi dari 15 m sampai 16 m, karena baja

tulangan yang tersedia di pasaran hanya berukuran 12 m maka dilakukan

penyambungan tulangan.

Gambar 3.45 Proses pembengkokan tulangan sengkangSumber: Dokumentasi pribadi

Pekerjaan pembuatan tulangan sengkang dilakukan dengan alat pembengkok yang

terbuat dari kayu seperti pada gambar 3.45.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 73

Page 74: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 4.46 Tulangan sengkang spiralSumber: Dokumentasi Pribadi

Pekerjaan perakitan tulangan sengkang pada tulangan pokok ini diikat dengan

kawat bendrat dan dikerjakan dengan menggunakan alat bantu berupa palu, tang,

cutting tos, dan mesin las.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 74

Page 75: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 4.47 Perakitan sengkang pada tulangan pokokSumber: Dokumentasi pribadi

b. Pembuatan beton decking

Beton decking ini berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi

yang diinginkan. Dalam pembuatannya, beton diisikan kawat bendrat pada bagian

tengah yang nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan. Beton decking

dibuat dengan beton mutu K-250 dengan tebal sebesar 50 mm dan diameter 100

mm. Beton decking ini dipasang pada bagian sisi tulangan bored pile sebanyak 4

buah.

Gambar 4.48 Pembuatan beton deckingSumber: Dokumentasi pribadi

3. Pekerjaan Pengeboran

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 75

Page 76: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Kedalaman lubang bor secondary pile bervariasi dari 14 m sampai 16 m dengan

diameter lubang pondasi 80 cm. Pekerjaan pengeboran ini telah diuraikan secara

jelas pada sub bab 3.3.1. (2).

4. Pekerjaan Pemasukan Tulangan

Setelah lubang bersih dari lumpur maka kerangka baja tulangan yang telah dirakit

diangkat dengan bantuan crane dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan

diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang

bor. Baja tulangan dengan panjang 12 m yang telah dimasukan dalam lubang bor

ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor.

Gambar 3.49 Proses pemasukan tulanganSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 76

Page 77: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.50 Tulangan ditahan dengan potongan tulangan melintang Sumber: Dokumentasi pribadi

Karena kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter maka dilakukan

penyambungan. Tulangan yang terpasang di lubang bor kemudian disambung

tulangan baru dengan panjang overlap 40D baru yang sudah diikatkan beton

decking. Penyambungan tulangan dilakukan dengan menggunakan sambungan las.

Gambar 3.51 Penempatan sambungan tulanganSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 77

Page 78: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 4.52 Penyambungan tulangan dengan lasSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.53 Kondisi lubang sebelum dipasang pipa tremiSumber: Dokumentasi pribadi

5. Pemasangan Pipa Tremi

Setelah rangka baja tulangan terpasang, pipa tremi dimasukkan kedalam lubang

dengan panjang sesuai kedalaman lubang. Pekerjaan ini telah diuraikan secara

jelas pada sub bab 3.3.1.1 (3).

6. Pekerjaan Pengecoran

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 78

Page 79: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Tahap keenam adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang bor. Pekerjaan

ini telah diuraikan secara jelas pada sub bab 3.3.1.1 (4).

Gambar 3.54 Pondasi secondary pileSumber: Dokumentasi pribadi

d) Pengendalian Mutu

Tinjauan pengendalian mutu dalam proyek yang harus diperhatikan dalam

pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

1. Spesifikasi beton ready mix yang digunakan harus sesuai dengan SNI 03-

4433-1997.

2. Pengujian nilai kelecakan atau slump harus sesuai dengan SNI 03-1972-

1990, campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan seperti

yang diusulkan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.

3. Pembuatan benda uji dan pengujian kuat tekan beton harus sesuai dengan

SNI 03-1974-1990.

4. Baja tulangan yang dipakai harus sesuai SNI 07-2052-1997.

5. Baja tulangan yang cacat tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.

6. Toleransi pabrikasi tulangan harus seperti yang diisyaratkan dalam SNI

03-6816-2002.

7. Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang

memenuhi SNI 07-6401-2000.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 79

Page 80: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

8. Selimut beton harus dipasang sedemikian sehingga menutup bagian luar

baja tulangan.

9. Material baja tulangan harus ditempatkan bebas dari kontak langsung

dengan permukaan tanah dan ditempatkan pada penyangga kayu di atas

tanah keras yang tidak akan turun naik baik musim hujan maupun kemarau

unruk menghindari karat.

10. Tata cara pengecoran beton harus sesuai dengan SNI 03-3976-1995.

11. Pelaksanaan pengecoran tidak boleh dilaksanakan selama turun hujan dan setelah

hujan.

12. Apabila hujan turun tiba-tiba saat pengecoran sedang dilaksanakan, maka

pekerjaan pada titik yang sedang dicor dapat dilanjutkan sampai selesai namun

setelah itu pekerjaan harus dihentikan.

3.3.2 Pekerjaan Steel Sheet Pile

Steel sheet pile pada proyek ini berfungsi sebagai dinding penahan tanah

proteksi pengaman penggalian tanah area jacking box underpass. Bedasarkan bar-

chart dalam dokumen kontrak kontraktor pekerjaan steel sheet pile tidak termasuk

dalam sebuah item pekerjaan. Pekerjaan sheet pile ini merupakan pekerjaan

persiapan yang termasuk dalam item pekerjaan jacking box underpass. Pada

proyek Pembangunan Underpass Cibubur pekerjaan steel sheet pile terdiri dari

pekerjaan pemancangan tiang dan pekerjaan ground anchor.

3.3.2.1 Pemancangan

Pemancangan tiang baja dilakukan dengan cara digetarkan menggunakan

alat vibro hammer. Steel sheet pile yang digunakan adalah tipe FSP-III.

Pelaksanaan pekerjaan pemancangan steel sheet pile pada proyek ini dikerjakan

oleh sub kontraktor PT. Jasa Tirta I.

a) Peralatan, Bahan, dan Tenaga Kerja

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 80

Page 81: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Di bawah ini terdapat tabel kebutuhan alat dan bahan untuk pekerjaan

pemancangan steel sheet pile dan tabel matrik SDM yang terlibat selama

pelaksanaan.

Tabel 3.9 Peralatan pekerjaan pemancangan steel sheet pile

No. Nama Gambar Spesifikasi

1. Vibro Hammer Kapasitas 90 Kw

Kapasitas 110 Kw

2. Crane - Sumitomo LS-108RH, Linkbelt LS108BS

- Kapasitas 35 ton

- 2 unit

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 81

Page 82: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3. Genset - 2 unit- Kapasitas 400

Kva

4. Las Listrik - Inverter Nlg MMA-160

- Kapasitas 5 KVA

- 2 unit

5. Cutting tos -

Tabel 3.10 Kebutuhan bahan dalam pekerjaan pemancangan

No. Nama Volume Ket.

1. Tiang baja 12 m 292 batangPanjang 12 m = 268 batangPanjang 3 m = 24 batang

Tabel 3.11 SDM dalam pekerjaan pemancangan

No Tugas/Jabatan Jumlah

1 Owner 1 orang2 Kon. Perencana -3 Kon. Pengawasa Inspector 1 orangb Surveyor 1 orang4 Kontraktora Site Manager 1 orangb Pelaksana 1 orangc Surveyor 1 orangd Pembantu Surveyor 2 orangf K3 2 orangg Mandor 1 orang

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 82

Page 83: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

h Operator 4 orangi Pekerja 5 orangk Tukang las 4 orang

b) Persiapan K3 (Safety)

Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus

diutamakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan

pendukung K3 tersebut haruslah tersedia, seperti:

1. Safety helmet

2. Sarung tangan

3. Kacamata

4. Sepatu boots

5. Rompi

6. Rambu-rambu peringatan

c) Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan pemancangan steel sheet pile di lapangan terdiri dari

beberapa kegiatan diantaranya pengukuran untuk penentuan posisi (stakeout) titik-

titik pancang, pemancangan tiang baja dengan alat vibro hammer, dan

penyambungan tiang menggunakan las.

Tahapan pelaksanaan pemancangan SSP dilakukan seperti diagram alir

dibawah ini.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 83

Page 84: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.55 Metode pelaksanaan pemancangan SSP

Berikut ini penjelasan dari pekerjaan pemancangan steel sheet pile pada

proyek Pembangunan Underpass Cibubur:

1. Pengukuran/ Pematokan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 84

Page 85: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Dalam pengukuran penentuan posisi (stakeout) secara tepat menggunakan alat

yang bernama teodolit, sebagai kontrol saat pemancangan berlangsung. Penentuan

titik-titik BM (bench mark) yang dipakai untuk referensi posisi alat ukur berdiri

disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan maksud memudahkan pengukuran

dan sasaran tidak terhalang.

Gambar 3.56 Pematokan Sumber: Dokumentasi konsultan pengawas

2. Instalasi Steel Sheet Pile

Setelah penentuan posisi selesai dilakukan dan benang dipasang untuk menjaga

kelurusan posisi tiang, Steel sheet pile kemudian diarahkan ke posisi titik rencana

dengan bantuan vibro hammer yang digantung pada boom crane.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 85

Page 86: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.57 Steel sheet pile diangkat oleh craneSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.58 Steel sheet pile diarahkan pada posisi yang tepatSumber: Dokumentasi pribadi

Steel sheet pile kemudian digetarkan menggunakan vibro hammer sampai

kedalaman yang dikehendaki. Steel sheet pile dipancang pada tempatnya untuk

tahap 1 cukup pada kedalaman agar steel sheet pile dapat berdiri sendiri dengan

stabil. 

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 86

Page 87: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.59 Pemancangan dengan alat vibro hammerSumber: Dokumentasi pribadi

Pile-pile yang tersisa kemudian dipancang satu per satu seluruhnya ke

dalam tanah dengan mengikuti alur sambungan dengan steel sheet pile yang

telah dipancang lebih dulu, dengan kedalaman yang sama. Begitu seterusnya

dengan steel sheet pile selanjutnya sampai sepanjang yang dikehendaki. Bila

pemancangan telah selesai sesuai dengan kedalaman yang dikehendaki yaitu

sampai pada kedalaman 12 m, barulah pekerjaan penyambungan dapat dimulai.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 87

Page 88: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.60 Steel sheet pile terpancang sedalam 12 mSumber: Dokumentasi pribadi

3. Penyambungan tiang

Penyambungan steel sheet pile dilakukan setelah beberapa pile terangkai

membentuk satu panel rangkaian seperti terlihat pada gambar 3. Steel sheet pile 12

m disambung dengan sheet pile 3 m yang telah dipotong. Penyambungan

dilakukan dengan mengelas menggunakan tambahan plat besi sebagai perkuatan.

Gambar 3.61 Penyambungan steel sheet pile menggunakan lasSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 88

Page 89: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Setelah steel sheet pile telah tersambung maka pemancangan dilanjutkan kembali

hingga kedalaman 15 m menggunakan vibro hammer dengan kapasitas yang lebih

berat.

Gambar 3.62 Pemancangan kembali steel sheet pile Sumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.63 Steel sheet pile yang telah terpancang sedalam 15 mSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 89

Page 90: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

d) Pengendalian Mutu

Tinjauan pengendalian mutu dalam proyek yang harus diperhatikan dalam

pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

1. Baja turap yang digunakan harus memenuhi kriteria sesuai dengan SNI 07-

0722-1989.

2. Perpanjangan tiang baja harus dilakukan dengan pengelasan.

3. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang

baja semula dapat ditingkatkan.

4. Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan bahan dasar elemen

struktur baja yang akan disambung untuk memastikan bahwa sambungan

dapat dipertanggung jawabkan.

5. Tiang baja yang cacat tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.

6. Tiang baja harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan

permukaan tanah dan ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah

keras yang tidak akan turun naik baik musim hujan maupun kemarau

unruk menghindari karat.

7. Pelaksanaan pemancangan tidak boleh dilaksanakan selama turun hujan.

8. Apabila hujan turun tiba-tiba saat pemancangan sedang dilaksanakan, maka

pekerjaan pada titik tiang yang sedang dipancang dapat dihentikan.

3.3.2.2 Ground Anchor

Pelaksanaan ground anchor dikerjakan setelah pekerjaan galian tanah.

Pada proyek ini angkur dipasang berdasarkan layer menurut pembebanan di sisi

luar area galian sesuai dengan yang telah direncanakan. Pekerjaan ground anchor

ini dikerjakan oleh sub kontraktor PT. Delta Systech Indonesia.

a) Peralatan, Bahan, dan Tenaga Kerja

Dalam pelaksanaan suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan

waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai, kebutuhan bahan yang

cukup, serta tenaga pelaksana yang profesional. Dibawah ini terdapat tabel

kebutuhan alat dan bahan untuk pekerjaan ground anchor proyek Pembangunan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 90

Page 91: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Underpass Cibubur, serta tabel matrik SDM yang terlibat selama pelaksanaan

pekerjaan.

Tabel 3.12 Peralatan utama pekerjaan ground anchor

No. Nama Gambar Spesifikasi

1. Alat Bor - Toho- Kapasitas 5 Kw- 4 unit

2. Pompa - Sanchin- Kapasitas 20 Psi- 4 unit

3. Grout Pump & Tangki air

Grout hog

4. Hydraulic Pump - DSI R2.6

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 91

Page 92: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

5. Hydraulic Jack - DSI HOZ 1700/150-60

- Kapasitas 150 ton

6. Las listrik - Inverter Nlg MMA-160

- Kapasitas 5 KVA

- 4 unit

7. Cutting tos

Tabel 3.13 Kebutuhan bahan dalam pekerjaan ground anchor

No. Nama

1. Strand 12.7 mm2. Semen PPC 3. Sikament LN + Intraplast Z4. Baja WF 300 x 150 x 6.5 x

9 mm x 12 m5. Plat 6 mm x 4’ x 8’6. Stiffener plate L

Tabel 3.14 SDM dalam pekerjaan ground anchor

No Tugas/Jabatan Jumlah

1 Owner 1 orang2 Kon. Perencana -3 Kon. Pengawasa Inspector 1 orangb Surveyor 1 orang

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 92

Page 93: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

c Lab Teknik 1 orang4 Kontraktora Site Manager 1 orangb Pelaksana 1 orangc Laborat 1 orangd Surveyor 1 orangf Pembantu Surveyor 2 orangg K3 2 orangi Engineer 1 orangk Supervisor 1 orangl For man 2 orangm Pekerja 9 orangn Tukang las 10 orang

b) Persiapan K3 (Safety)

Kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja adalah hal yang harus

diutamakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sehingga semua peralatan

pendukung K3 tersebut haruslah tersedia, seperti:

1. Safety helmet

2. Sarung tangan

3. Kacamata

4. Sepatu boots

5. Rompi

6. Rambu-rambu peringatan

c) Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan ground anchor dilakukan setelah pekerjaan galian

tanah. Pekerjaan ground anchor terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya

penentuan posisi titik angkur, pengeboran tanah, instalasi tendon anchor, grouting

tendon anchor, pemasangan waller beam, dan stressing tendon anchor.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan ground anchor dilakukan seperti diagram

alir dibawah ini.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 93

Page 94: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.64 Metode pelaksanaan ground anchor

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 94

Page 95: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Berikut ini penjelasan dari metode pelaksanaan ground anchor pada proyek

Pembangunan Underpass Cibubur:

1. Penentuan Titik

Proses ini dilakukan untuk menentukan titik ground anchor pada posisi yang

sesuai dengan shop drawing. Titik yang akan diangkur terlebih dahulu ditandai

pada steel sheet pile dengan cat semprot seperti terlihat pada gambar 3. Setelah itu

titik tersebut dipotong dengan alat cutting tos untuk selanjutnya dilakukan

pengeboran.

Gambar 3.65 Penandaan titik ground anchor pada steel sheet pileSumber: Dokumentasi pribadi

2. Pengeboran (Drilling)

Jenis pengeboran yang digunakan pada proyek ini adalah rotary drilling, dimana

mesin bor tersebut duduk di landasan kayu di atas tanah. Kotoran atau lumpur

hasil pengeboran dikeluarkan dari lubang bor dengan menyemprotkan air ke

dalam lubang bor. Diameter pengeboran 15 cm dengan kedalaman sampai 34

meter dan kemiringan sudut 30°.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 95

Page 96: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.66 Proses pengeboranSumber: Dokumentasi pribadi

3. Instalasi Tendon Anchor

Setiap unit anchor terdiri atas strand-strand yang dipilin dan terbungkus menjadi

satu kesatuan. Strand yang digunakan dalam proyek ini adalah IIs - wire strand

berdiameter 12,7 mm dengan jumlah 7 buah, perangkaian strand dilakukan di

proyek. Instalasi tendon anchor dilakukan setelah lubang bor bersih dari lumpur

dan air. Tendon anchor dengan panjang yang sama sesuai kedalaman lubang bor

dimasukkan ke dalam lubang dengan cara manual.

Gambar 3.67 Instalasi tendon anchorSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 96

Page 97: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

4. Grouting Tendon Anchor

Pekerjaan grouting dilakukan setelah pengeboran selesai dan dilakukan pada hari

yang sama atau dalam kurun waktu paling lambat satu hari setelah instalasi tendon

anchor selesai. Campuran grouting diinjeksikan ke dalam lubang dengan alat

grout pump dengan tekanan antara 3-5 kg/cm2 hingga campuran keluar dari

lubang. Komposisi material grouting yang digunakan adalah portland cement tipe 1

ditambah bahan additive dan air, dengan water cement ratio 0,45.

Gambar 3.68 Proses groutingSumber: Dokumentasi pribadi

Gambar 3.69 Kondisi lubang setelah dilakukan groutingSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 97

Page 98: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

5. Pemasangan Waller Beam

Proses pemasangan waller beam dapat langsung dilakukan setelah grouting dalam

beberapa titik ground anchor telah selesai dikerjakan. Pekerjaan pemasangan waller

beam harus dilaksanakan sesuai dengan shop drawing. Stiffener plate L dipasang

terlebih dahulu sebagai support landasan waller beam. Kemudian waller beam

pertama dipasang dan dilanjutkan dengan memasang stiffener beam, baru kemudian

memasang waller beam kedua. Semua pekerjaan ini dilakukan dengan

menggunakan las listrik. Setelah waller beam terpasang dengan kokoh barulah

kemudian memasang steel bracket dan wedges plate, selanjutnya dilakukan

stressing.

Gambar 3.70 Pemasangan waller beamSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 98

Page 99: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.71 Steel bracket yang terpasang pada waller beamSumber: Dokumentasi pribadi

6. Stressing Tendon Anchor

Pelaksanaan stressing dilakukan setelah kekerasan grouting mencapai 3 hari (27

Mpa). Alat yang digunakan untuk stressing anchor adalah satu unit hydraulic pump

dan satu unit hydraulic jack, yang sesuai dengan tipe tendon anchor dan gaya

yang bekerja pada tendon tersebut. Gaya penarikan maksimal saat stressing adalah

70 ton. Langkah-langkah stressing:

a. Posisikan dan masukkan strand pada jack

Gambar 3.72 Proses memasukkan strand pada jackSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 99

Page 100: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

b. Lakukan penarikan

Gambar 3.73 Proses penarikan angkurSumber: Dokumentasi pribadi

c. Kunci dudukan baji

Gambar 3.74 Mengunci dudukan bajiSumber: Dokumentasi pribadi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 100

Page 101: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Gambar 3.75 Ground anchor yang telah terpasangSumber: Dokumentasi pribadi

d) Pengendalian Mutu

Tinjauan pengendalian mutu dalam proyek yang harus diperhatikan dalam

pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

1. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang

baja semula dapat ditingkatkan.

2. Bahan las yang digunakan harus sesuai dengan bahan dasar elemen

struktur baja yang akan disambung untuk memastikan bahwa sambungan

dapat dipertanggung jawabkan.

3. Mutu campuran grouting harus terdiri dari semen portland biasa dan air.

Rasio air - semen harus serendah mungkin sesuai dengan sifat kelecakan

(workability) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 0,45.

4. Semen yang digunakan untuk dijadikan pasta harus sesuai dengan SNI 15-2049-1994

5. Penggunaan kadar bahan tambahan (admixture) harus sesuai dengan

persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat

6. Bahan plasticizer yang umum diperdagangkan untuk penyuntikan

(grouting) harus digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

Bahan ini tidak boleh mengandung chlorida, nitrat, sulfat atau sulfida.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 101

Page 102: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

7. Jumlah benda uji minimum baik untuk sistem pra tarik maupun sistem

pasca tarik adalah 3 (tiga) buah atau sekurang-kurangnya 1 (satu) benda uji

untuk setiap 20 ton berat bahan.

8. Pengujian kuat tekan harus sesuai dengan SNI 03-1974-1990

9. Untaian kawat (strand) prategang harus terdiri dari 7 kawat (wire) dengan

kuat tarik tinggi dengan panjang menerus tanpa sambungan atau kopel dan

sesuai dengan SNI 07-1154-1989

10. Bahan wire, strand, stress bar, angkur, selongsong (ducting) harus

disimpan di bawah atap yang kedap air, diletakkan terpisah dari permukan

tanah dan harus dilindungi dari setiap kemungkinan kerusakan.

11. Pelaksanaan grouting tidak boleh dilaksanakan selama turun hujan dan

setelah hujan dimana diperkirakan terdapat air/lumpur di dalam lubang

bor.

12. Apabila hujan turun tiba-tiba saat grouting semen sedang dilaksanakan,

maka pekerjaan pada titik yang sedang diisi dapat dilanjutkan sampai

selesai namun setelah itu pekerjaan harus dihentikan.

13. Angkur harus mampu menahan paling sedikit 95% kuat tarik minimum

baja prategang saat stressing.

3.4 Pengawasan Proyek

Kegiatan pengawasan proyek dilakukan agar pelaksanaan pekerjaan

dapat berjalan dengan lancar, sesuai dengan perencanaan, hasil yang didapatkan

bisa memenuhi target, dan terhindar dari aksi penyelewengan yang dilakukan oleh

pihak kontraktor. Dalam masa konstruksi, konsultan pengawas akan

melaksanakan pengawasan dan pemantauan terhadap pencapaian progres fisik

proyek secara menerus di lapangan dan pengendalian proyek secara sistematis

dengan menggunakan metode-metode yang sudah baku guna mencapai sasaran

agar hasilnya tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. Pengawasan dilakukan

pada pekerjaa bored pile dan pekerjaan steel sheet pile.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 102

Page 103: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

3.4.1 Pekerjaan Bored Pile (Secant Pile)

Beberapa kegiatan konsultan pengawas yang perlu dilakukan pada

pekerjaan bored pile adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan dan persetujuan shop drawing

b. Memeriksa data titik-titik pengeboran

c. Penggunaan APD pada tenaga kerja

d. Pemantaun kelayakan peralatan yang ada

e. Pengawasan pengujian mutu material

f. Pengawasan pekerjaan laboratorium

g. Pengawasan perakitan dan pengikatan tulangan serta penempatan tulangan

h. Pemeriksaan lubang bor apakah lurus/vertikal

i. Pemeriksaan kedalaman lubang bor

j. Pemeriksaan kualitas beton dan pengujian nilai slump beton

k. Pengambilan sampel silinder untuk pengujian kuat tekan beton

l. Pencatatan kondisi cuaca setiap hari

m. Pengawasan kejadian yang dapat mengakibatkan keterlambatan serta

melaksanakan langkah-langkah solusi agar keterlambatan dapat

diminimalisir.

3.4.2 Pekerjaan Steel Sheet Pile

Hal-hal yang perlu diawasi oleh konsultan pengawasn dalam pekerjaan

ini adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan dan persetujuan shop drawing

b. Memeriksa data titik-titik pemancangan

c. Memeriksa data titik-titik ground anchor

d. Penggunaan APD pada tenaga kerja

e. Pemantauan kelayakan peralatan yang ada

f. Pemeriksaan kelurusan tiang pada saat pemancangan

g. Pengawasan penyambungan tiang

h. Pengawasan pengujian mutu material

i. Pemeriksaan mutu campuran grouting

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 103

Page 104: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

j. Pengambilan sampel benda uji kubus untuk uji kuat tekan

k. Pemeriksaan kedalaman pengeboran ground anchor

l. Pengawasan pemasangan waller beam dll apakah sesuai posisi

m. Pengawasan terhadap pelaksanaan stressing

n. Pencatatan kondisi cuaca setiap hari

o. Pengawasan kejadian yang dapat mengakibatkan keterlambatan serta

melaksanakan langkah-langkah solusi agar keterlambatan dapat

diminimalisir.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 104

Page 105: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

BAB IVPERMASALAHAN

Dalam pelaksanaan konstruksi seringkali ditemukan beberapa problem

dalam setiap item pekerjaan baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun

pengawasan yang bisa berpengaruh terhadap mutu, biaya, dan waktu.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam konstruksi tentu akan

mengganggu jalannya suatu proyek dan sedapat mungkin harus dihindari. Dalam

bab ini, akan dibahas evaluasi permasalahan yang terjadi selama pekerjaan

konstruksi bored pile dan steel sheet pile di proyek Pembangunan Underpass

Cibubur.

4.1 Matriks Permasalahan dengan Penyebabnya

Dalam pekerjaan konstruksi bored pile dan steel sheet pile pada proyek

Pembangunan Underpass Cibubur ditemui beberapa masalah yang disebabkan

oleh faktor teknis dan non teknis. Di bawah ini akan dipaparkan mengenai

permasalahan-permasalahan selama pelaksanaan pekerjaan bored pile dan

pekerjaan steel sheet pile pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur.

4.1.1 Pekerjaan Bored Pile (Secant Pile)

Permasalahan teknis dan permasalahan non teknis beserta penyebabnya

yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan bored pile terdapat pada tabel 4.1 dan

tabel 4.2 berikut ini.

a) Faktor Teknis

Tabel 4.1 Permasalahan teknis pekerjaan bored pile

No. Permasalahan Penyebab/alasanAkibat terhadap

Biaya Mutu WaktuPerencanaan

1. Pelaksanaan konstruksi bor pile tidak sesuai dengan target jumlah yang direncanakan

Ketidaksesuaian jumlah pile dengan rencana anggaran biaya √ - -

Pelaksanaan1. Keterlambatan dalam

pengadaan beton ready mix yang dipesan

Kurangnya koordinasi antara pelaksana dengan laborat - - √

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 105

Page 106: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

2. Crawler crane mengalami kerusakan

Pihak sub kontraktor kurang melakukan perawatan alat secara berkala

√ - √

3. Pengecoran tertunda Turunnya hujan pada saat akan berlangsung pengecoran - √ √

Pengawasan1. Penempatan dan

pengikatan beton decking yang tidak benar

- √ -

2. Pengujian nilai slump hanya dilakukan pada beton ready mix truk mixer pertama, pada truk mixer berikutnya tidak

Pengujian nilai slump diawal sudah cukup mewakili

- √ -

b) Faktor non Teknis

Tabel 4.2 Permasalahan non teknis pekerjaan bored pile

No. Permasalahan Penyebab/alasanAkibat terhadap

Biaya Mutu Waktu1. Terganggunya arus lalu

lintas pada exit gate cibubur jalan tol jagorawi pada saat pengecoran berlangsung

Area proyek yang sempit dan kekurangan personil pengatur lalu lintas atau flagman pada saat pengecoran

- - √

2. Beberapa pekerja tidak memakai alat pelindung diri

Kesadaran pekerja dalam penggunaan alat safety sangat kurang

- - √

4.1.2 Pekerjaan Steel Sheet Pile

Permasalahan teknis dan permasalahan non teknis beserta penyebabnya

yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan steel sheet pile terdapat pada tabel 4.3

dan tabel 4.4 berikut ini.

a) Faktor Teknis

Tabel 4.3 Permasalahan teknis pekerjaan steel sheet pile

No. Permasalahan PenyebabAkibat terhadap

Biaya Mutu WaktuPerencanaan

1. Pengeboran tidak tercapai sampai kedalaman rencana sedalam 34 m

Ketidakmampuan alat bor untuk menembus tanah (gravel) - √ -

Pelaksanaan1. Permukaan tiang tidak rata Tidak semua bagian tiang

pancang dapat masuk ke dalam tanah

- √ -

2. Sheet pile yang terpasang cenderung miring

Saat perangkaian antara sheet pile satu dan lainnya tidak simetris

- √ -

3. Alat pemancang vibro Pihak sub kontraktor kurang √ - √

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 106

Page 107: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

hammer mengalami kerusakan

melakukan perawatan alat secara berkala

4. Terjadi keterlambatan waktu awal pelaksanaan pekerjaan pengeboran

Keterlambatan dalam kedatangan alat bor √ - √

5. Pemasangan waller beam dan pelaksanaan grouting tertunda

Turunnya hujan pada saat berlangsungnya pekerjaan - - √

6. Pada saat stressing gaya load kekuatan tidak tercapai 70 ton

Kurang dalamnya pengeboran/ mutu campuran grouting tidak tercapai

- √ -

Pengawasan1. Campuran semen pada saat

grouting meleber keluar terlalu banyak yang terbuang

Kurangnya koordinasi antara pekerja dengan operator mesin grout pump √ - -

b) Faktor non Teknis

Tabel 4.4 Permasalahan non teknis pekerjaan steel sheet pile

No. Permasalahan PenyebabAkibat terhadap

Biaya Mutu Waktu1. Beberapa pekerja tidak

memakai alat pelindung diri

Kesadaran pekerja dalam penggunaan alat safety sangat kurang

- - √

4.2 Matriks Hubungan Permasalahan dengan Solusi

Berdasarkan paparan di atas selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi bored

pile dan steel sheet pile pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur ditemui

beberapa masalah yang disebabkan oleh faktor teknis dan non teknis yang

berakibat terhadap biaya, mutu, dan waktu. Masalah yang ada tentu saja bisa

berakibat terhadap target pelaksanaan proyek. Pihak pelaksana proyek melakukan

pemecahan/ solusi pada permasalahan-permasalahan pada pekerjaan bored pile

dan pekerjaan steel sheet pile yang terdapat pada matriks analisa permasalahan

dan solusi di bawah ini.

4.2.1 Pekerjaan Bored Pile (Secant Pile)

Pemecahan permasalahan teknis dan permasalahan non teknis dalam

pelaksanaan pekerjaan bored pile oleh pelaksana proyek terdapat pada tabel 4.5

dan tabel 4.6 berikut ini.

a) Faktor Teknis

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 107

Page 108: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

Tabel 4.5 Solusi terhadap masalah teknis pekerjaan bored pile

No. PermasalahanSolusi

Biaya Mutu WaktuPerencanaan

1. Pelaksanaan konstruksi bor pile tidak sesuai dengan target jumlah yang direncanakan

Kontraktor mengusulkan kepada owner untuk melakukan perhitungan ulang

- -

Pelaksanaan1. Keterlambatan dalam

pengadaan beton ready mix yang dipesan

- -

Pihak pengawas menegur kontraktor agar koordinasi antara pelaksana dan laborat serta logistik harus berjalan baik

2. Crawler crane mengalami kerusakan pada slink angkat

Mengganti aksesoris alat yang rusak -

Kontraktor melakukan penambahan jam waktu kerja

3. Pengecoran tertunda

-

Menutup segera lubang bor yang akan dicor

Pada saat hujan reda pelaksana proyek menginstuksikan agar langsung dilaksanakan pengecoran hari itu juga walaupun hingga malam hari

Pengawasan1. Penempatan dan

pengikatan beton decking yang tidak benar

-Pengawasan yang lebih disiplin dan tegas

-

2. Pengujian nilai slump hanya dilakukan pada beton ready mix truk mixer pertama

-

Pengujian harus dilakukan pada setiap truk ready mix

-

b) Faktor non Teknis

Tabel 4.6 Solusi tehadap masalah non teknis pekerjaan bored pile

No. PermasalahanSolusi

Biaya Mutu Waktu1. Terganggunya arus lalu

lintas pada exit gate cibubur jalan tol jagorawi pada saat pengecoran berlangsung

- - Penambahan personil pengatur lalu lintas atau flagman pada

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 108

Page 109: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

saat pengecoran2. Beberapa pekerja tidak

memakai alat pelindung diri - -

Dilakukan kegiatan safety talk setiap hari rabu pukul 08.00 WIB

4.2.2 Pekerjaan Steel Sheet Pile

Pemecahan permasalahan teknis dan permasalahan non teknis dalam

pelaksanaan pekerjaan steel sheet pile oleh pelaksana proyek terdapat pada tabel

4.7 dan tabel 4.8 berikut ini.

a) Faktor Teknis

Tabel 4.7 Solusi terhadap masalah teknis pekerjaan steel sheet pile

No. PermasalahanSolusi

Biaya Mutu WaktuPerencanaan

1. Pengeboran tidak tercapai sampai kedalaman rencana sedalam 34 m -

Dilakukan review design sehingga pengeboran hanya kedalaman 21 m

-

Pelaksanaan1. Permukaan tiang tidak rata

-Jika diperlukan dilakukan pemotongan

-

2. Sheet pile yang terpasang cenderung miring

-

Digunakan pengatur jarak dan kayo penjepit tiang pancang

-

3. Alat pemancang vibro hammer mengalami kerusakan

Mendatangkan alat baru -

Penambahan jam waktu kerja (lembur)

4. Terjadi keterlambatan waktu awal pelaksanaan pekerjaan pengeboran

- -Penambahan jam waktu kerja (lembur)

5. Pemasangan waller beam dan pelaksanaan grouting tertunda

- -Penambahan jam waktu kerja

6. Pada saat stressing gaya load kekuatan tidak tercapai 70 ton

-Penambahan titik angkur -

Pengawasan1. Campuran semen pada saat

grouting meleber keluar terlalu banyak yang terbuang

Harus berkoordinasi yang baik antara pekerja dengan operator mesin grout pump

- -

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 109

Page 110: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

b) Faktor non Teknis

Tabel 4.8 Solusi tehadap masalah non teknis pekerjaan steel sheet pile

No. PermasalahanSolusi

Biaya Mutu Waktu1. Beberapa pekerja tidak

memakai alat pelindung diri - -

Dilakukan kegiatan safety talk setiap hari rabu pukul 08.00 WIB

4.3 Sintesa Permasalahan

Hasil dari analisa permasalahan yang terjadi pada perencanaan, pelaksanaan,

dan pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan bored pile dan pekerjaan steel

sheet pile pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur dapat disimpulkan

sebagai berikut:

4.3.1 Pekerjaan Bored Pile (Secant Pile)

Dalam proses pelaksanaan pekerjaan bored pile proyek Pembangunan

Underpass Cibubur disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a) Perencanaan pekerjaan bored pile pada Pembangunan Underpass Cibubur

secara keseluruhan telah sesuai dengan spesifikasi. Namun dalam

pelaksanaan ada ketidaksesuaian antara jumlah pile yang akan dikerjakan

dengan biaya yang direncanakan sehingga mengakibatkan pihak kontraktor

hanya mengerjakan sebagian bored pile saja.

b) Pelaksanaan pekerjaan bored pile pada proyek Pembangunan Underpass

Cibubur ini bisa dikategorikan baik. Namun pada beberapa pekerjaan ada

yang tidak sesuai dengan spesifikasi sehingga sedikit berdampak pada biaya,

mutu, dan waktu. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal yaitu, kerusakan alat,

kurangnya koordinasi antar lini organisasi, faktor cuaca, dan

ketidakdisiplinan sumber daya manusia.

c) Pengawasan yang dilakukan oleh pihak konsultan pada pekerjaan ini secara

umum bisa dikategorikan kurang maksimal. Beberapa proses pekerjaan luput

dari pihak pengawas sehingga terdapat ketidaksesuaian dengan perencanaan

yang bias mengakibatkan berkurangnya mutu dari pekerjaan bored pile.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 110

Page 111: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

4.3.2 Pekerjaan Steel Sheet Pile

Dalam proses pelaksanaan pekerjaan steel sheet pile proyek Pembangunan

Underpass Cibubur disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a) Perencanaan pekerjaan steel sheet pile pada Pembangunan Underpass

Cibubur secara keseluruhan telah sesuai dengan spesifikasi. Namun ada

ketidaksesuaian kedalaman rencana pengeboran dengan pelaksanaan sehingga

dilakukan review design.

b) Pelaksanaan pekerjaan steel sheet pile pada proyek Pembangunan Underpass

Cibubur ini bisa dikategorikan kurang baik. Terdapat beberapa masalah pada

pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan sehingga berdampak pada

biaya, mutu, dan waktu. Hal ini diakibatkan oleh: kerusakan alat,

keterlambatan alat, faktor cuaca, dan ketidakdisiplinan sumber daya manusia.

c) Pengawasan yang dilakukan oleh pihak konsultan pada pekerjaan ini secara

umum bisa dikategorikan kurang makismal karena terdapat beberapa proses

pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan yang luput dari pengawasan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 111

Page 112: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

BAB VPENUTUP

Praktek kerja lapangan dilakukan selama 7 (tujuh) minggu waktu

pelaksanaan pada proyek Pembangunan Underpass Cibubur Jakarta Timur (0+110

- 0+550) yang bersumber dari dana APBN tahun 2012. Dalam melakukan praktek

kerja lapangan (PKL) ini penulis telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman

serta dapat menghubungkan dengan materi perkuliahan.. Dalam situasi tertentu

dapat diambil beberapa kebijaksanaan antara konsultan pengawas dengan

pelaksana yang dapat dipertanggungjawabkan tanpa melewati batas toleransi.

Berdasarkan kegiatan proyek yang diikuti, dapat diambil beberapa kesimpulan

dan saran yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan serta keterangan

yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat pada pelaksanaan proyek.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pemantauan di lapangan pada pekerjaan bored pile secant pile

dan pekerjaan steel sheet pile selama melaksanakan praktek kerja lapangan ini,

maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan jumlah bored pile yang dikerjakan kontraktor tidak sesuai

dengan jumlah yang direncanakan. Pekerjaan bored pile yang terlaksana

pada sisi kiri hanya 183 buah dan sisi kanan hanya 65 buah dilaksanakan

selama 60 hari.

b. Mekanisme pelaksanaan pekerjaan bored pile yang tertera pada

perencanaan tidak seluruhnya bekerja sesuai perencanaan yang telah

dibuat. Hal ini disebabkan oleh ketidakdisiplinan sumber daya manusia

dan kurangnya pengawasan.

c. Dalam proyek ini tidak dilaksanakan test pada bored pile karena bored

pile ini hanya berfungsi sebagai dinding penahan tanah.

d. Pemilihan jenis dinding penahan tanah steel sheet pile tidak lain adalah

karena dari hasil penyelidikan tanah didapatkan lapisan tanah keras yang

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 112

Page 113: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

dalam, serta jenis tanah yang tidak memungkinkan digunakan turap beton

ataupun turap kayu.

e. Pekerjaan pemancangan steel sheet pile mengalami keterlambatan waktu

pelaksanaan dikarenakan faktor kerusakan pada alat pancang. Metode

pelaksanaan ground anchor pada steel sheet pile yang dilaksanakan

kurang berjalan dengan baik karena pekerjaan yang terhambat dan

banyaknya keterlambatan juga karena adanya review design dan

penambahan titik angkur.

f. Kesadaran pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri sangat kurang.

Kontraktor mengatasinya dengan melakukan safety talk setiap hari rabu

pukul 08.00 WIB.

g. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak konsultan pengawas pada

pekerjaan bored pile dan steel sheet pile kurang maksimal.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang dapat diberikan sebagai masukan khususnya

kepada pelaksana proyek dan pada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan-

kegiatan pelaksanaan proyek sebagai berikut :

a. Pelaksanaan senantiasa harus sesuai dengan perencanaan agar proyek

berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal.

b. Hendaknya semua pihak yang berperan dalam pelaksanaan proyek lebih

disiplin melaksanakan tugasnya masing-masing, sehingga dapat

diperoleh hasil seperti yang direncanakan.

c. Menjalin komunikasi dan koordinasi yang lebih baik antara kontraktor

dan konsultan pengawas dalam pekerjaan, agar tidak terjadi

kesalahpahaman dalam pelaksanaan pekerjaan.

d. Pihak kontraktor bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan

pekerjaannya dengan target tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya

berdasarkan persyaratan teknis yang ada. Oleh karena itu pihak

kontraktor harus benar-benar profesional dalam melaksanakan

pekerjaannya.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 113

Page 114: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

e. Kepada pihak pengawas agar lebih memperketat pengawasan di

lapangan, sehingga proyek yang dilaksanakan dapat selesai sesuai jadwal

yang sudah direncanakan.

f. Melakukan evaluasi dan pelaporan pekerjaan, baik kepada owner

maupun konsultan perencana agar dapat dipertanggungjawabkan.

g. Faktor keselamatan dan kesehatan kerja harus lebih diperhatikan melihat

dalam pelaksanaan banyak pekerja yang mengindahkan hal tersebut.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 114

Page 115: 3. Pembangunan Underpass Cibubur

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum. 2011. Spesifikasi

Umum 2010 Divisi 7.

Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan

Umum. 2009. Spesifikasi Khusus Interim Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan.

Djuwadi, Drs., MT. 2010. Rekayasa Pondasi-2. Bandung: Politeknik Negeri

Bandung.

Rochaman, Henda dan Sugeng Nirwanto. 2009. Laporan Kerja Praktek “Tinjauan

Pelaksanaan Pondasi Bored Pile dan Pekerjaan Footing Pilar pada

Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo Jembatan Banyumanik I

Semarang-Jawa Tengah”. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Brantas Abipraya (Persero), PT. 2012. Kontrak Jasa Pemborongan Pekerjaan

Pembangunan Underpass Cibubur. Jakarta

Budisuanda. 2011. Kontrak Konstruksi. http://proyekindonesia.com/2011/02/kontrak-

konstruksi/. 5 Agustus 2012.

NN. 2009. Pelaksanaan Jembatan Bangunan Bawah Jembatan II. http://civil-

injinering.blogspot.com/2009/05/pelaksanaan-jembatan-bangunan bawah-

jembatan-ii.html. 10 Agustus 2012.

Wibawa, Tatang Kukuh. 2011. Metode Kerja Pondasi Bored Pile.

http://tatangw.blogspot.com/2011/11/metode-kerja-pondasi-bored-pile.html. 7

Agustus 2012.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 115