3-Konsep-Desain
description
Transcript of 3-Konsep-Desain
3/18/2015
1
BETON PRATEGANG TKS - 4023
Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT.
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Sesi 3:
Konsep Desain
dengan Teori Elastis
Konsep Desain Konsep dasar dari kopel penahan pada penampang
balok prategang, dari teori statika, momen penahan
pada balok prategang, seperti pada beton bertulang,
harus sama dengan momen eksternal. Momen
internal tersebut dapat diwakili oleh sebuah kopel C –
T baik untuk penampang balok beton prategang
maupun untuk beton bertulang. T adalah titik pusat
gaya prategang atau gaya tarik pada baja dan C
adalah pusat tekanan atau pusat desakan pada beton.
3/18/2015
2
Konsep Desain (lanjut)
Ada perbedaan pokok antara sifat penampang balok beton bertulang dan beton prategang yaitu :
Pada penampang balok beton bertulang akibat beban kerja, bila momen lentur bertambah, besarnya gaya T dan C juga dianggap bertambah, sedangkan lengan momen jd antara kedua gaya tersebut tetap (Gambar 1).
Pada penampang balok beton prategang akibat beban kerja, bila momen lentur bertambah, besarnya C dan T praktis tetap (konstan) sementara lengan momen () bertambah besar sebanding dengan beban kerja (Gambar 2).
Konsep Desain (lanjut)
Gambar 1. Lengan momen (jd) pada balok beton
bertulang
3/18/2015
3
Konsep Desain (lanjut)
Gambar 2. Lengan momen () pada balok beton
prategang
Konsep Desain (lanjut)
Pada penampang balol beton prategang, karena letak T tetap maka letak C akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan pada momen lentur M. Untuk M yang diketahui, letak C dapat ditentukan karena :
C = T = M (1)
= M/C = M/T (2)
Bila M = 0, maka = 0 dan C harus berhimpit dengan T (Gambar 2a).
Bila M kecil, maka juga kecil (Gambar 2b).
Bila M besar, juga akan besar (Gambar 2c).
3/18/2015
4
Konsep Desain (lanjut)
Selanjutnya dapat dijelaskan hubungan dasar antara distribusi tegangan dan letak C, sesuai dengan teori elastik (Gambar 3) :
Bila C berhimpit dengan titik inti (kern) atas atau bawah, distribusi merupakan segitiga, dengan nol masing-masing pada serat bawah atau serat atas.
Bila C terletak di dalam kern, seluruh penampang akan mengalami tekanan
Bila C di luar kern, sebagian penampang akan mengalami tarikan.
Bila C berimpit dengan c.g.c, tegangan akan merata di seluruh penampang beton.
Konsep Desain (lanjut)
Gambar 3. Distribusi tegangan pada beton prategang
berdasarkan teori elastik
3/18/2015
5
Desain Pendahuluan Desain pendahuluan (initial design) penampang
beton prategang untuk menahan lenturan dapat
ditentukan dengan prosedur yang sangat sederhana,
berdasarkan pengetahuan mengenai kopel gaya
dalam C – T yang bekerja pada penampang.
Langkah-langkah dalam desain pendahuluan :
1.Memperkirakan tinggi balok (h)
2.Menghitung luas penampang beton (Ab)
Desain Pendahuluan (lanjut)
1. Perkiraan tinggi balok (h)
Untuk memperkirakan nilai h, dapat dihitung dengan rumus empiris :
(3)
dengan :
h = tinggi balok (cm).
k = koefisien yang bervariasi antara 10 – 14
Mt = momen total (tm)
= Mbs + Mbh
Mtkh
3/18/2015
6
Desain Pendahuluan (lanjut)
dengan :
Mbh = momen akibat beban hidup yang dapat
dihitung berdasarkan peraturan yang ada.
Mbs = 0,15 Mbh – 1,30 Mbh (asumsi)
sehingga, Mt = 1,15 Mbs – 1,30 Mbh
atau h dapat dihitung berdasarkan fungsi dari panjang bentang (L).
h = 1/12 L – 1/14 L
(untuk bentang berat dan jembatan)
h = 1/14 L – 1/20 L
(untuk gedung)
Desain Pendahuluan (lanjut)
2. Perhitungan luas penampang beton (Ab)
Perhitungan didasarkan pada kondisi akhir tegangan beton seperti ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Disain pendahuluan penampang balok
3/18/2015
7
Desain Pendahuluan (lanjut)
Ada 2 kondisi yang dapat diperhitungkan :
a. Mbs > 0,25 Mt
Pada beban kerja, lengan momen untuk gaya dalam
dapat bervariasi antara 30 s/d 80% dari keseluruhan
tinggi penampang h (rata-rata sekitar 65%). Gaya
prategang efektif T yang diperlukan dapat dihitung :
Mt = T.z = T . 0,65 h
atau (4) h0,65
MT t
Desain Pendahuluan (lanjut)
, dengan = tegangan ijin beton
rata-rata
=
(5)
brbσ
TA
brσ
akhirbσ,50
akhirbb
σ0,5
TA
3/18/2015
8
Desain Pendahuluan (lanjut)
b. Mbs < 0,25 Mt
(6)
(7)
Setelah luas penampang beton (Ab) didapatkan berdasarkan persamaan (5) atau (7), maka langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk penampang balok (I, T, L atau yang lainnya).
h0,5
MM
h0,5
MT bstbh
akhirbb
σ0,5
TA
Desain Akhir Pada bagian ini akan dikontrol apakah penampang pendahuluan memenuhi persyaratan atau tidak (misalnya tegangannya). Kontrol perhitungan meliputi :
1. Penentuan letak tendon.
2. Perhitungan gaya prategang (Ta dan T).
3. Cek luas penampang beton (Ab), apakah sesuai dengan nilai awal (jika tidak sesuai, maka dilakukan perhitungan ulang).
4. Perhitungan luas tendon (Aa).
5. Cek penampang (tegangan yang terjadi pada beton).
3/18/2015
9
Desain Akhir (lanjut)
Pada tahapan ini ada 3 (tiga) kemungkinan
persyaratan atau kriteria yang dapat diambil :
1. Tegangan tarik pada beton tidak diijinkan, baik
dalam keadaan awal maupun akhir.
2. Tegangan tarik pada beton diijinkan, tetapi
kekuatannya tidak diperhitungkan.
3. Tegangan tarik pada beton diijinkan, dan
kekuatannya diperhitungkan.
Thanks for Your Attention and
Success for Your Study!