3 Klasifikasi Sifat-sifat Tanah
-
Upload
rina-clariez-ferishya -
Category
Documents
-
view
203 -
download
15
description
Transcript of 3 Klasifikasi Sifat-sifat Tanah
2 golongan besar tanah , yaitu :
tanah berbutir kasar, : gravel dan sand tanah berbutir halus, : silt dan clay
Yang paling berpengaruh terhadap perilaku engineeringnyaTanah berbutir kasar :
tekstur dan distribusi ukuran butir
ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
Tanah berbutir halus :kehadiran air
BATAS-BATAS ATTERBERG (ATTERBERG LIMITS)
Standar ukuran saringan dan hubungannya dengan lubang saringan
US Standart Sieve (No)
Sieve opening (mm)
4
10
20
40
60
100
140
200
4,75
2,00
0,85
0,425
0,25
0,15
0,106
0,075
Untuk tanah berbutir halus (< no 200 US Standart Sieve)
Menggunakan analisa hidrometer ASTM (1980) D422, AASHTO (1978) T88.
KURVA DISTRIBUSI UKURAN BUTIR well graded : tanah bergradasi tidak
seragam uniform graded : tanah bergradasi
seragam (poor graded) gap graded : tanah bergradasi berjenjang
Untuk menentukan tipe gradasi
Visual Rumus :
- Koefisien keseragaman (Cu)
- Koefisien kelengkungan (Cc)
Untuk menentukan tipe gradasi
Koefisien keseragaman :
D60 = diameter butir (dalam mm) yang berhubungan dengan 60% lolos
D10 = diameter butir (dalam mm) yang berhubungan dengan 10% lolos
10
60
D
DCu
Harga Cu makin kecil : tanah makin seragam
Cu = 1 : tanah hanya mempunyai 1 ukuran
Tanah yang bergradasi sangat jelek : pasir pantai, Cu = 2 atau 3
Tanah dengan gradasi sangat baik : Cu >15 atau lebih
Harga Cu sampai dengan 1000
Koefisien kelengkungan =
D30 = diameter butir (dalam mm) dimana 30% lolos saringan
Cc di antara 1 dan 3 : gradasi baik, sepanjang Cu > 4 untuk kerikil Cu > 6 untuk pasir
)60)(10(
)30( 2
DD
DCc
Contoh Soal :
1. Dari kurva distribusi ukuran butir yang ditunjukkan pada gambar 1.2, hitung D10, Cu, Cc untuk tiap kurva distribusi ukuran butir tersebut.
Soal-Soal
Berikut ini adalah hasil dari analisis ayakan
Ayakan
USA
No
Massa tanah yang tertahan
pada tiap ayakan (gram)
4
10
20
40
60
100
200
lengser
0
21,6
49,5
102,6
89,1
95,6
60,4
31,2
Pertanyaan :
a.Tentukan presentase butiran yang lebih halus (yang lolos) dari tiap-tiap ayakan dan gambarkan kurva distribusi ukuran butirnya
b.Tentukan D10, D30, D60 dari kurva distribusi ukuran butir tersebut
c.Hitung koefisien keseragaman Cu
d.Hitung koefisien gradasi Cc
e.Beri komentar bagaimana gradasi tanah tersebut
Batas-batas Atterberg (Atterberg,1900)
batas susut (shrinkage limits). batas plastis (plastic limits), batas cair (liquid limits).
BATAS CAIR (LL) / ASTM D-423
Alat terdiri dari mangkok kuningan yang bertumpu pada dasar karet yang keras
Mangkok kuningan dapat diangkat dan dijatuhkan di atas dasar karet keras dengan pengungkit eksentris (cam) oleh alat pemutar.
Pasta tanah diletakkan dalam mangkok kuningan kemudian digores tepat di tengahnya dengan menggunakan alat penggores standar.
Dengan menjalankan alat pemutar , mangkok kemudian dinaik turunkan dari ketinggian 0,3937 in (10 mm).
Kadar air tanah yang dibutuhkan untuk menutup goresan yang berjarak 0,5 in (12,7 mm) sepanjang dasar contoh tanah di dalam mangkok sesudah 25 pukulan didefinisikan sebagai batas cair (liquid limit).
Dilakukan sedikitnya 4 x pada tanah yang sama tetapi pada kadar air yang berbeda-beda sehingga jumlah pukulan N, yang dibutuhkan bervariasi antara 15 dan 35.
Kadar air dari tanah (w%), dan jumlah pukulan masing-masing uji digambarkan di atas kertas grafik semi log.
Hubungan antara kadar air dan log N dapat dianggap sebagai garis lurus (kurva aliran /flow curve).
Kadar air yang bersesuaian dengan N = 25, yang ditentukan dari kurva aliran, adalah batas cair dari tanah yang bersangkutan.
BATAS PLASTIS (PL)/ ASTM D 424
Kadar air (w%), dimana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 in (3,2 mm) menjadi retak-retak.
Batas plastis adalah batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah.
Cara pengujiannya sangat sederhana, yaitu dengan cara menggulung tanah berukuran elipsoida dengan telapak tangan di atas kaca datar
Indeks Plastisitas (plasticity index (PI))
adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis suatu tanah.
PLLLPI
Soal-soal Data berikut ini didapat dari uji batas cair dan
batas plastis. Untuk uji suatu batas cair suatu tanah
Uji batas plastis : kadar air = 18%
Banyak pukulan Kadar air (%)
15
20
28
42,0
40,8
39,1
Pertanyaan :
a. Gambarlah kurva aliran dari uji batas cair dan tentukan batas cair tanah
b. Berapakah indeks plasitas tanah
Soal
The soils in this problem have the following Atterberg Limits and natural water contents. Determine the PI and LI for each soil and comment on the general activity
BATAS SUSUT (SL) / ASTM D 427
Kadar air (w%) di mana perubahan volume suatu massa tanah berhenti dinamakan batas susut.
Uji Batas Susut
Uji batas susut di laboratorium menggunakan mangkok poselin dengan diameter 1,75 in (44,4 mm) dan tinggi 0,5 in ( 12,7 mm).
Bagian dalam dari mangkok diolesi vaselin kemudian diisi tanah basah sampai penuh. Permukaan tanah diratakan dengan penggaris (shg rata dg mangkok).
Berat tanah basah di dalam mangkok ditentukan. Tanah dalam mangkok kemudian dikeringkan di dalam oven.
Volume dari contoh tanah yang telah dikeringkan ditentukan dengan menggunakan air raksa
Perhitungan Batas Susut
wi = kadar air tanah mula-mula saat ditempatkan di dalam mangkok uji batas susut
Δw = perubahan kadar air (antara kadar air mula-mula dan kadar air pd batas susut)
(%)(%) wwiSL
1002
21(%) x
m
mmwi
m1 = massa tanah basah dalam mangkok pada saat permulaan pengujian (gram)
m2 = massa tanah kering (gram), lihat gambar
Selain itu
dimana : Vi = volume contoh tanah basah pd permulaan
pengujian (yaitu vol. mangkok, cm3). Vf = volume tanah kering sesudah dikeringkan di
dalam oven ρw = kerapatan air (gr/cm3)
1002
)((%) x
m
wVfViw