3. Kebudayaan Sebagai Isi Pendidikan (1)

10
KEBUDAYAAN SEBAGAI ISI PENDIDIKAN Resume mata kuliah Filsafat Pendidikan Topik: 1. Pengertian dan ruang lingkup kebudayaan 2. Ilmu sebagai ilmu kebudayaan 3. Kurikulum 4. Proses perkembangan pendidikan dan kebudayaan 5. Manusia sebagai pembina kebudayaan Dosen Pengampu : Ibu Sri Susilaningsih Oleh: Fitria Fatmawati (1401411281) Muhamad Rois (1401411286) Anggit Dwi Setyorini (1401411335) Aprilia Fitriyani (1401411426) Rombel : 06

description

kebudayaan

Transcript of 3. Kebudayaan Sebagai Isi Pendidikan (1)

KEBUDAYAAN SEBAGAI ISI PENDIDIKANResume mata kuliah Filsafat PendidikanTopik: 1. Pengertian dan ruang lingkup kebudayaan2. Ilmu sebagai ilmu kebudayaan3. Kurikulum4. Proses perkembangan pendidikan dan kebudayaan5. Manusia sebagai pembina kebudayaan

Dosen Pengampu : Ibu Sri Susilaningsih

Oleh:Fitria Fatmawati (1401411281)Muhamad Rois (1401411286) Anggit Dwi Setyorini(1401411335)Aprilia Fitriyani (1401411426)Rombel : 06

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013A. Pengertian KebudayaanBudaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan cipta manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan. Dengan rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan.Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.Menurut Ki Hajar Dewantara: Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat sedangkan menurut Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia: Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

B. Ilmu sebagai ilmu kebudayaanTalcot Parsons (Suriasumantri, 1990:272) menyatakan bahwa ilmu dan kebudayaan saling mendukung satu sama lain. Dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dapat berkembang dengan pesat, demikian pula sebaliknya, masyarakat tersebut tak dapat berfungsi dengan wajar tanpa di dukung perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan. Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan. Sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu akan mempengrauhi jalannya kebudayaan.Ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu diperlukan cara-cara tertentu, ialah adanya suatu metode dan mempergunakan sistem, mempunyai objek formal dan objek material. Karena pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka ilmu yang merupakan salah satu unsur dari kebudayaan, maka ilmu yang merupakan bagian dari pengetahuan dengan sendirinya juga merupakan salah satu unsur kebudayaan. (Endang Daruni Asdi, 1991)Kecuali ilmu merupakan unsur dari kebudayaan, antara ilmu dan kebudayaan ada hubungan timbal-balik. Perkembangan ilmu tergantung pada perkembangan kebudayaan, sedangkan perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada kebudayaan. Keadaan sosial dan kebudayaan, saling tergantung dan saling mendukung. Pada beberapa kebudayaan, ilmu dapat berkembang dengan subur.Di sini ilmu mempunyai peran ganda, yakni1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung pengembangan kebudayaan.2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisis pembentukan watak bangsa.(Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, hlm, 141)C. KurikulumKurikulum atau secara sedarhana sering disebut isi pendidikan adalah Jalan terdekat untuk sampai pada tujuan pendidikan. Batasan kurikulum menurut Stratemayer adalah antara lain : 1. Bahan pelajaran dan kegiatan kelas yang dilakukan oleh anak-anak dan pemuda.2. Keseluruhan pengalaman di dalam dan di luar kelas yang disponsori sekolah.3. Seluruh pengalaman murid.Menurut Stratemayer kreteria atau asas-asas bagaimana suatu kurikulum disusun,antara lain :1. Yang berhubungan dengan kodrat masyarakat dan nilai-nilai yang berlaku serta yang dicita-citakan (asas-asan social).2. Berorientasi kepada murid sebagai organisme yang berkembang dan kodrat proses belajar ( asas-asas psikologi ).3. Berpedomanan kepada nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi filsafat hidup dan filsafat pendidikan mereka (asas-asas filosofi)

D. Proses perkembangan pendidikan dan kebudayaanPendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai-nilai budaya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan merupakan produk budaya dan sebaliknya budaya merupakan produk pendidikan. Brameld, menegaskan bahwa "proses kunci memperoleh kebudayaan adalah belajar dan kemudian meneruskan serta mengubah apa yang dipelajari itu".Pendidikan sebagai tingkah laku sampai pembentukan jiwa nasionalisme pada manusia. Pendekatan budaya merupakan cara tepat dalam membina moralitas pendidikan bangsa yang mulai ambruk, hal ini karena budaya memuat berbagai aspek, seperti agama, etika dan lingkungan.Kebudayaan mencakup nilai idil, nilai nilai rohani dan nilai nilai materil. Nilai nilai itu merupakan inti setiap kebudayaan. Nilai nilai moral misalnya, merupakan sarana, pengatur kehidupan bersama. Nilai itu sangat menentukan dalam setiap kebudayaan dalam upaya pengembangan kepribadian. Maka, pendidikan di seluruh dunia sekarang ini sedang mengkaji mengenai perlunya diadakan kembali pendidikan moral atau pendidikan budi pekerti. Suatu keadaan terjadinya kebangkitan kembali kesadaran etik, artinya kesadaran akan perlunya nilai nilai etika atau akhlak dalam kehidupan. Karena dalam masyarakat terdapat moralitas dasar yang sangat esensial untuk keberlangsungan hidup bermasyarakat, seperti percaya mempercayai, kejujuran, rasa solidaritas sosial, dan nilai nilai kemasyarakatan lainnya.

E. Manusia sebagai pembina kebudayaanPada dasarnya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan. Sedang Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia, aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik, Sedangkan landasan pendidikan adalah filsafat. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan terdapat pada hubungan nilai demokrasi, dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.Melalui defenisi kebudayaan kita mengerti bahwa kebudayaan adalah ciptaan atau kreasi manusia. Manusia dalam arti yang baik sebagai keseluruhan umat manusia sepanjang sejarah adanya manusia maupun sebagai pribadi dengan melalui lembaga dan proses pendidikan, kebudayaan dikembangkan yakni :1.Dioperkan untuk dimengerti dan dikuasai,dilaksanakan oleh generasi muda.2.Pembinaan manusia supaya mampu menciptakan kebudayaan atau unsur-unsur kebudayaan agar mereka mampu menyesuaikan diri demi kehidupan dalam zamannya.

Sumber:Emi. 2010. Perkambangan Ilmu dan Perkambangan Kebudayaan. http://emilbalkis.wordpress.com. diakses pada tanggal 20 maret 2013 pukul 17.20NN. 2011. Perkembangan pendidikan dan Kebudayaan. http://kahijhi10.blogspot.com. diakses pada tanggal 20 maret 2013 pukul 17.15Purnama. 2012. Filsafat dan Kebudayaan. http://purnama-filsafat.blogspot.com. diakses pada tanggal 20 maret 2013 pukul 17.00Surajiyo.2008.Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia.Jakarta:Bumi Aksara.