3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank...

19
10 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Umum Puger Secara geografis Kampung Nelayan Puger yang berada di Kota Puger terletak pada koordinat 113° 06' 40" Bujur Timur dan 8°08'17" Lintang Selatan dengan batas wilayah sebelah Utara adalah Kecamatan Balung. Sebelah Selatan adalah Samudera Indonesia. Sebelah Barat adalah Kecamatan Gumukmas, dan sebelah Timur adalah wilayah Kecamatan Wuluhan. Kecamatan Puger mempunyai luas wilayah 149.00 km 2 dengan ketinggian rata-rata 12 m dari atas permukaan laut. Kecamatan Puger terdiri dari 12 desa yaitu: Wringin Telu, Purwoharjo, Mojomulyo Puger Kulon, Puger Wetan, Mojosari, Grenden, Kasiyan, Mlokorejo, Wonosari, Jambearum, Bagon. Seluruh Desa berkualifikasi Desa Swadaya. Daerah pesisir pantai Puger ini terdiri dari dua desa, yaitu desa Puger Wetan dan Puger Kulon. Adapun gambaran umum mengenai kedua desa ini adalah: Keadaan umum Puger Wetan Desa Puger Wetan merupakan salah satu desa di Kecamatan Puger. Desa ini jaraknya kurang lebih 30 km dari ibu kota kabupaten Jember kearah selatan. Luas Desa Puger Wetan sekitar 525,520 m². Area persawahan sekitar 10,008 m² dan ladang sekitar 1,835 m². Secara administratif batas desa Puger Wetan adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Desa Grenden dan Wonosari b. Sebelah Timur : Desa Lojejer c. Sebelah Barat : Desa Puger Kulon d. Sebelah Selatan : Samudera Hindia / Samudera Indonesia Daerah terluas Puger Wetan berupa daerah persawahan yang terletak di bagian utara berdekatan dengan bukit kapur padas (gunung kapur). Wilayah ini memiliki penduduk lebih banyak bekerja sebagai petani dan buruh tani. Lahan persawahan ditanami berbagai macam tanaman secara bergiliran yaitu padi, kedelai, dan jagung. Penduduk sekitar wilayah persawahan tersebut juga memiliki hewan ternak. Sebagian penduduk yang bergerak dalam bidang perikanan juga melakukan pekerjaan sebagai petani. Saat tidak melaut, penduduk melakukan pekerjaan pertanian. Wilayah selatan Puger Wetan merupakan wilayah tanjung kecil yang digunakan nelayan untuk melabuhkan perahu/jukung. Sebelah selatan pesisir/tanjung, terdapat lokasi wisata yang dikenal dengan Kucur (daerah di hilir gunung Watangan). Lokasi tersebut terdapat hutan dengan tempat pemandian yang merupakan peninggalan Jepang/Belanda. Desa Puger Wetan telah mengalami perubahan yang cukup besar dimana pembangunan perumahan dan jalanan desa sudah cukup baik. Sebelah selatan/pesisir pantai terdapat sebuah dusun dengan sebutan Mandaran. Mayoritas penduduk dusun Mandaran berasal dari suku Mandar, Sulawesi yang sudah menetap di Desa Puger Wetan. Desa Puger Wetan ini dilintasi oleh sungai Bedadung yang bermuara di pesisir laut selatan (Samudera Hindia/Samudera Indonesia). Sungai ini berbatasan langsung

Transcript of 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank...

Page 1: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

10

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Keadaan Umum Puger

Secara geografis Kampung Nelayan Puger yang berada di Kota Puger

terletak pada koordinat 113° 06' 40" Bujur Timur dan 8°08'17" Lintang Selatan

dengan batas wilayah sebelah Utara adalah Kecamatan Balung. Sebelah Selatan

adalah Samudera Indonesia. Sebelah Barat adalah Kecamatan Gumukmas, dan

sebelah Timur adalah wilayah Kecamatan Wuluhan.

Kecamatan Puger mempunyai luas wilayah 149.00 km2 dengan ketinggian

rata-rata 12 m dari atas permukaan laut. Kecamatan Puger terdiri dari 12 desa

yaitu: Wringin Telu, Purwoharjo, Mojomulyo Puger Kulon, Puger Wetan,

Mojosari, Grenden, Kasiyan, Mlokorejo, Wonosari, Jambearum, Bagon. Seluruh

Desa berkualifikasi Desa Swadaya. Daerah pesisir pantai Puger ini terdiri dari dua

desa, yaitu desa Puger Wetan dan Puger Kulon. Adapun gambaran umum

mengenai kedua desa ini adalah:

Keadaan umum Puger Wetan

Desa Puger Wetan merupakan salah satu desa di Kecamatan Puger. Desa ini

jaraknya kurang lebih 30 km dari ibu kota kabupaten Jember kearah selatan. Luas

Desa Puger Wetan sekitar 525,520 m². Area persawahan sekitar 10,008 m² dan

ladang sekitar 1,835 m². Secara administratif batas desa Puger Wetan adalah

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Grenden dan Wonosari

b. Sebelah Timur : Desa Lojejer

c. Sebelah Barat : Desa Puger Kulon

d. Sebelah Selatan : Samudera Hindia / Samudera Indonesia

Daerah terluas Puger Wetan berupa daerah persawahan yang terletak di

bagian utara berdekatan dengan bukit kapur padas (gunung kapur). Wilayah ini

memiliki penduduk lebih banyak bekerja sebagai petani dan buruh tani. Lahan

persawahan ditanami berbagai macam tanaman secara bergiliran yaitu padi,

kedelai, dan jagung. Penduduk sekitar wilayah persawahan tersebut juga memiliki

hewan ternak. Sebagian penduduk yang bergerak dalam bidang perikanan juga

melakukan pekerjaan sebagai petani. Saat tidak melaut, penduduk melakukan

pekerjaan pertanian.

Wilayah selatan Puger Wetan merupakan wilayah tanjung kecil yang

digunakan nelayan untuk melabuhkan perahu/jukung. Sebelah selatan

pesisir/tanjung, terdapat lokasi wisata yang dikenal dengan Kucur (daerah di hilir

gunung Watangan). Lokasi tersebut terdapat hutan dengan tempat pemandian

yang merupakan peninggalan Jepang/Belanda. Desa Puger Wetan telah

mengalami perubahan yang cukup besar dimana pembangunan perumahan dan

jalanan desa sudah cukup baik. Sebelah selatan/pesisir pantai terdapat sebuah

dusun dengan sebutan Mandaran. Mayoritas penduduk dusun Mandaran berasal

dari suku Mandar, Sulawesi yang sudah menetap di Desa Puger Wetan. Desa

Puger Wetan ini dilintasi oleh sungai Bedadung yang bermuara di pesisir laut

selatan (Samudera Hindia/Samudera Indonesia). Sungai ini berbatasan langsung

Page 2: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

11

dengan Desa Lojejer (batas timur desa Puger Wetan). Kondisi jalan menuju desa

Puger Wetan sudah cukup baik dimana tidak ditemui adanya lubang di sisi jalan.

Keadaan umum Puger Kulon

Desa Puger Kulon berada kurang lebih 30 km dari pusat kota Jember kearah

Selatan dan terletak berdampingan dengan desa Puger Wetan. Luas Desa Puger

Kulon sekitar 388,800 m², areal persawahan memiliki luas sekitar 6,955 m² dan

areal ladang sekitar 21,394 m². Secara administratif batas desa Puger Kulon

adalah:

a. Sebelah Utara : Desa Grenden

b. Sebelah Selatan : Samudera Hindia/ Samudera Indonesia

c. Sebelah Barat : Desa Mojosari

d. Sebelah Timur : Desa Puger Wetan

Sama halnya dengan desa Puger Wetan, wilayah utara Desa Puger Kulon

juga merupakan area persawahan dan ladang. Masyarakat yang berada disekitar

wilayah persawahan bekerja sebagai petani dan juga sebagai nelayan. Penduduk

Desa Puger Kulon juga bekerja pada usaha kerupuk berskala rumah tangga.

Kerupuk yang diproduksi akan dikirim keluar daerah Jember, seperti Lombok.

Selain itu terdapat pula usaha pembakaran batu kapur yang menjadi tempat

tumpuan utama penduduk yang berada disekitar gunung kapur (Gunung Sadeng).

Gunung ini berada di wilyah Desa Puger Wetan, Puger Kulon dan Grenden.

Wilayah pesisir dijadikan tempat wisata pantai yang diberi nama Pantai Pancer.

Sebelah timur pantai ini merupakan tempat wisata Gunung Watangan yang

dikenal dengan Kucur. Selain itu juga ada goa peninggalan Jepang yang berada di

puncak Gunung Watangan. Tempat wisata ini bisa dicapai dengan memakai

perahu atau jukung menyebrangi muara sungai Bedadung dan Besini. Pusat

keramaian desa Puger berada di area lapangan sepak bola dimana terdapat masjid

besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan

serta kantor polisi.

Kondisi Perairan Desa Puger

Kawasan pesisir Pantai Puger terletak di sebelah selatan Desa Puger Kulon

dan Puger Wetan. Diluar garis pantai Puger kearah selatan terdapat Pulau Nuso

Barong dengan luas lebih kurang 3 km².Pulau tersebut merupakan pulau terbesar

di desa Puger. Selain Pulau Nusa Barong, terdapat juga pulau Suka Made yang

luasnya sekitar 1.5 km². Menurut nelayan setempat, ekosistem perairan Puger

sudah banyak yang mengalami kerusakan di wilayah karang. Hal ini disebabkan

karena banyaknya penggunaan bom atau racun. Banyak dilakukan sosialisasi

untuk mengembalikan kondisi ekosistem perairan. Namun, masih ada sebagaian

nelayan yang memakai bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan secara diam-

diam.

Wilayah pelabuhan berada masuk diantara dua pertemuan sungai besar yaitu

sungai Bedadung dan sungai Besini. Pertemuan kedua sungai tersebut berada

didekat gunung Wetangan. Pertemuan kedua sungai tersebut membentuk alur lalu

lintas keluar masuk pelabuhan yang disebut Plawangan. Plawangan sering terjadi

pendangkalan, oleh karena itu dalam jangka waktu tertentu selalu dilakukan

Page 3: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

12

pengerukan. Bagian dasar perairan terdapat karang dan tidak cukup lebar jika

dilalui oleh dua perahu payang. Selain itu kapal yang akan masuk juga harus

melihat keadaaan air dan gelombang. Kondisi air pasang dan gelombang tidak

besar merupakan kondisi yang baik untuk melewati plawangan tersebut.

Kondisi Umum PPI Puger

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Puger Kabupaten Jember terletak diantara

Kecamatan Puger dan Kecamatan Wuluhan. Letak tersebut berada pada

pertemuan antara muara sungai Bedadung dan sungai Besini pada posisi

1130.06’.40” BT dan 08

0.08’17” LS. Letak PPI Puger sangat strategis. Alur

pelayaran bermuara dan langsung berhadapan dengan samudera Hindia yang

memiliki potensi sumberdaya ikan pelagis kecil maupun pelagis besar (BP-PPI

Puger 2009). Pelabuhan Perikanan (PPI) Puger mempunyai nilai sangat strategis

untuk menggali potensi perikanan laut, pemberdayaan nelayan dan pengembangan

wilayah.

Fasilitas PPI Puger

Perikanan tangkap merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya

perikanan. Dengan adanya perikanan tangkap maka diperlukan sarana dan

prasarana dalam pembangunan perikanan. Pembangunan perikanan tangkap

memerlukan prasarana pelabuhan perikanan sebagai tempat pangkalan

perahu/kapal dan mendaratkan ikan hasil tangkapan. Pelabuhan perikanan perlu

dikembangkan sehingga mampu menampung seluruh perahu/kapal dan

masyarakat perikanan yang memerlukan fasilitas ke pelabuhan (BP-PPI Puger

2009).

Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan akan berfungsi

dengan baik bila apabila dilengkapi dengan fasilitas yang meliputi fasilitas pokok,

fungsional, dan penunjang. Fasilitas pokok yang telah dibangun di PPI Puger

yaitu breakwater (270 m), dan darmaga (360 m2). Pengoperasian fasilitas pokok

yang ada belum berfungsi secara optimal. Hal tersebut disebabkan karena fasilitas

pokok masih dalam taraf pembangunan. Besarnya jumlah dan ukuran kapal ikan

di Puger merupakan kendala dalam optimalisasi kegiatan operasional fasilitas

pokok. Darmaga yang telah tersedia juga belum memberikan manfaat yang

optimal karena ukurannya masih belum memadai apabila kapal melakukan

pendaratan secara bersamaan. Pendaratan kapal masih banyak dilakukan di

berbagai tempat. Kapal yang mendarat di darmaga didominasi oleh kapal-kapal

payang dan jukung, sedangkan skoci lebih banyak bersandar di luar pelabuhan.

Kegiatan tambat labuh kapal telah difungsikan dengan baik dan memberikan

manfaat setelah dibangun talud. Talud dilengkapi dengan tempat bersandar kapal

dan tangga untuk jalan bagi para nelayan yang akan mendaratkan ikan ke TPI.

Perawatan secara intensif di sekitar darmaga dan talud diperlukan dalam jangka

panjang dengan melakukan pengerukan tanah dan pasir sebagai akibat adanya

proses sedimentasi pada hulu sungai Bedadung dan Besini.

Fasilitas fungsional merupakan salah satu potensi yang mendatangkan

kontribusi/pendapatan di BPPPI Puger. Sedangkan pemanfaatan fasilitas tersebut

lebih bersifat pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan para pengguna jasa

maupun masyarakat perikanan tangkap. Fasilitas fungsional yang terdapat pada

Page 4: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

13

PPI Puger yaitu: kantor PPI (180 m2), TPI 360 m

2 (terdapat 2 unit TPI), gudang es

(150 m2), Menara air (24 m

3), instalansi air dan listrik, toilet, area parkir (3000

m2), pasar ikan (126 m

2), dan SPDN (64 m

2). Sejak tahun 2005, fasilitas SPDN

telah dioperasikan dan pengelolaan dikerjasamakan dengan pihak KPRI “Mina

Mulia” Dinas Perikanan dan Kelauatan Provinsi Jawa Timur. Lokasi SPDN

berdekatan dengan tambat labuh kapal. Selain fasilitas pokok dan fungsional,

terdapat pula fasilitas penunjang di PPI Puger berupa pos TNI AL (45 m2),

Mushala, mes operator, Unit satuan POL AIR. Beberapa fasilitas yang terdapat di

PPI Puger dapat dilihat pada Lampiran 1.

Berdasarkan pengamatan, kondisi PPI Puger masih belum tertata dengan

rapi dimana masih terlihatnya sampah di sekitar lokasi PPI. Hal ini disebabkan

karena rendahnya kesadaran masyarakat/nelayan untuk menjaga kebersihan

lingkungan dan membuang sampah sembarangan. Tempat untuk penanganan dan

pengepakan ikan hasil tangkapan sudah tersedia, namun belum mencukupi

kebutuhan. TPI masih difungsikan sebagai sarana untuk melakukan penanganan

dan pengepakan ikan oleh para pedagang bakul yang ada di kawasan PPI Puger.

Mekanisme penyelenggaraan lelang belum berjalan sehingga tidak ada PAD yang

diterima dari TPI. Banyak kondisi bangunan-bangunan di pelabuhan yang tidak

terawat sehingga operasional PPI tidak optimal.

Unit penangkapan ikan

1) Kapal

Kapal yang digunakan di Perairan Puger terdiri atas kapal besar, kapal

sedang, skoci, dan jukung. Kapal jukung menggunakan gillnet atau trammel net

dalam kegiatan operasi penangkapannya. Kapal pancing atau biasa disebut skoci

digunakan untuk menangkap ikan tuna dengan alat tangkap pancing dan alat bantu

rumpon. Kapal besar menggunakan alat tangkap payang dalam pengoperasiannya,

sedangkan kapal sedang menggunakan jaring untuk menangkap cakalang dan

tongkol. Jumlah dan jenis kapal di PPI Puger dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Jenis dan jumlah kapal di PPI Puger periode 2009-2012

Tahun Jumlah kapal per jenis (unit)

Besar Sedang Skoci Jukung

2009 646 222 13 980

2010 587 233 20 803

2011 601 221 70 838

2012 165 75 101 596

Sumber: TPI Puger

Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 3.1, menujukkan bahwa

kapal yang sangat mendominasi PPI Puger adalah perahu jukung. Namun dalam

perkembangannya, jumlah armada jukung mengalami penurunan dari tahun 2009

hingga tahun 2012 sebesar 28.88% (Tabel 3.2). Ukuran jukung memiliki panjang

7 m, lebar 60 cm, dan tinggi sekitar 70 cm. Jukung ini menggunakan katir yang

terbuat dari bambu dengan panjang masing-masing 7.5 m.

Page 5: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

14

Tabel 3.2 Persentase peningkatan dan penurunan jumlah kapal di PPI Puger

Kapal Tahun

Persentase (%)

2011 2012

Besar 601 165 -72.55

Sedang 221 75 -66.06

Skoci 70 101 44.29

Jukung 838 596 -28.88

Sumber: Pengolahan data

Kapal besar (kapal payang) memiliki ukuran panjang 19 meter, lebar 5.5

meter, dan tinggi dari lunas hingga dek sekitar 5 meter. Kapal sedang (jaring)

memiliki ukuran yang hampir sama dengan skoci yaitu panjang 17 meter, lebar

3.5 meter, dan tinggi 2 meter, namun pengoperasian alat tangkap dan fishing

ground berbeda dengan skoci. Berdasarkan Tabel 2.2, jumlah kapal payang dan

kapal sedang (jaring) mengalami penurunan drastis pada tahun 2012 yaitu sebesar

165 unit dan 75 unit dengan persentase 72.5% dan 66.06%. Banyak nelayan

payang dan jaring yang beralih menjadi nelayan jukung (baik jukung jaringan

maupun pancingan) disebabkan karena hasil tangkapan sangat menurun dan biaya

operasi penangkapan sangat besar. Keadaan yang berlawanan dialami oleh skoci

dimana dalam perkembangannya, skoci mengalami peningkatan dari tahun 2009-

2012. Peningkatan jumlah skoci yang terjadi yaitu sebesar 44.29% (Tabel 3.2).

Grafik perkembangan jenis dan jumlah kapal di PPI Puger ditunjukkan pada

Gambar 3.1

Gambar 3.1 Perkembangan jumlah kapal di PPI Puger periode 2009-2012

2) Alat penangkapan ikan

Perkembangan teknologi alat tangkap di daerah Puger masih belum optimal

dibandingkan daerah-daerah Jawa Timur lainnya seperti: Sendang biru,

Banyuwangi, dan Pacitan. Penggunaan alat tangkap yang masih tradisional dan

bersifat manual menyebabkan hasil tangkapan yang diperoleh nelayan belum

maksimal seperti contoh saat pengoperasian alat tangkap pancing dimana ikan

yang ditarik ke kapal masih menggunakan tangan (tanpa mesin). Alat tangkap

Page 6: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

15

yang paling banyak digunakan oleh nelayan Puger yaitu alat tangkap payang,

jaring (gillnet), dan pancing.

Jumlah alat tangkap payang dan pancing yang digunakan di PPI Puger

mengalami peningkatan periode 2007 sampai 2011, sedangkan alat tangkap jaring

mengalami hal yang sebaliknya (Tabel 3.3). Alat tangkap pancing merupakan alat

tangkap yang paling banyak digunakan di PPI Puger dan jenis pancing yang

digunakan terdiri dari pancing prawean (hand line), pancing jerigen (pancing

hanyut), dan pancing layang-layang (kite line). Pancing layangan menggunakan

alat bantu layang-layang. Ujung tali dikaitkan pada umpan berupa ikan tongkol

tiruan yang terbuat dari kayu dan menyerupai ikan aslinya.

Tabel 3.3 Jenis dan jumlah alat tangkap di PPI Puger periode 2007-2011

Tahun Jumlah alat tangkap (unit)

Payang Jaring/gillnet Pancing

2007 198 344 208

2008 204 351 222

2009 205 351 222

2010 210 351 310

2011 360 320 458

Sumber: BPPPI Puger

Data BPPPI Puger memperlihatkan bahwa alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan Puger pada umumnya adalah alat tangkap payang, jaring/gillnet, dan

pancing. Alat tangkap pancing ini lebih banyak dioperasikan untuk penangkapan

tuna di sekitar rumpon.

Tabel 3.4 Persentase peningkatan dan penurunan jumlah alat tangkap di PPI

Puger

Alat Tangkap Tahun

Perubahan (%) 2010 2011

Payang 210 360 71.43

Jaring 351 320 -8.83

Pancing 310 458 47.74

Sumber: Pengolahan data

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa jumlah alat tangkap payang dan pancing

mengalami peningkatan masing-masing sebesar 71.43% dan 47.74% dari tahun

2010. Sedangkan jumlah alat tangkap jaring yang digunakan mengalami

penurunan dengan persentase 8.83% dari tahun sebelumnya. Perkembangan

jumlah alat penangkapan ikan disajikan pada Gambar 3.2

Page 7: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

16

Gambar 3.2 Perkembangan alat tangkap di PPI Puger periode 2007-2011

3) Nelayan

Struktur sosial nelayan di Puger dibagi dalam beberapa tingkatan yaitu:

nelayan pemilik (juragan darat), nakhoda, dan pandhega (ABK). Namun ada juga

sebagian pemilik kapal yang juga merangkap sebagai nakhoda. Dalam

melaksanakan operasi penangkapan, nelayan Puger hanya mengandalkan cuaca

baik/cerah dan gelombang tenang. Pengetahuan dan keahlian tentang fishing

ground diperoleh berdasarkan pengalaman bekerja yang lama sehingga dapat

memperoleh hasil tangkapan dengan cepat. Selain itu, banyak pula nelayan yang

mengetahui informasi penangkapan (fishing ground) melalui Global Positioning

System dan peta navigasi yang menunjukkan lintang dan kedalaman suatu

perairan. Tingkat pendidikan nelayan Puger pada umumnya hanya pada Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Berikut ini ditampilkan data statistik jumlah nelayan

Puger periode 2007-2011

Gambar 3.3 Perkembangan jumlah nelayan di Puger periode 2007-2011

Jumlah nelayan di PPI Puger pada tahun 2007 sebesar 6370 orang. Jumlah

tersebut terus mengalami peningkatan hingga tahun 2009 yaitu sebesar 12190

orang di tahun 2008 dan 12500 orang di tahun 2009. Namun pada tahun 2010

hingga 2011 jumlah tersebut tidak mengalami peningkatan maupun penurunan.

Page 8: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

17

Volume produksi perikanan PPI Puger

Produksi perikanan tangkap di PPI Puger cukup bervariasi. Hasil tangkapan

jenis ikan yang didaratkan di PPI Puger didominasi oleh lemuru (15098.8 ton),

tongkol (8196.3 ton), cakalang (7969.3 ton), dan tuna (221.9 ton) pada periode

2007-2011. Sedangkan hasil tangkapan diluar jenis ikan hanya terdiri atas cumi-

cumi (77.4 ton) dan udang (149.6 ton). Volume produksi perikanan PPI Puger

periode 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Volume produksi perikanan di PPI Puger periode 2007-2011

Jenis Ikan Produksi per tahun (ton) Total

(ton) 2007 2008 2009 2010 2011

Tuna 36.8 394.0 415.2 401.5 964.4 2211.9

Lemuru 5013.8 3447.9 2830.7 2 222.3 1 584.1 15098.8

Tongkol 1520.3 1424.0 1628.9 1 625.0 1 998.1 8196.3

Layang 51.0 236.0 273.4 354.6 200.5 1115.5

Cakalang 1063.3 1122.1 1839.9 1 979.0 1 965.0 7969.3

Manyung 25.3 22.0 29.8 29.6 45.3 152.0

Kakap Merah 70.2 112.0 77.0 93.1 102.4 454.7

Layur 331.4 345.0 273.4 265.3 179.6 1394.7

Tembang 7.9 309.0 327.6 325.5 201.5 1171.5

Cumi-cumi 18.4 18.0 11.1 10.7 19.2 77.4

Tenggiri 40.0 122.0 117.2 116.6 415.7 811.5

Belanak 89.9 186.0 177.8 190.5 278.3 922.5

Kembung 84.9 464.0 366.4 440.3 227.5 1583.1

Udang 50.1 24.0 24.5 14.9 36.1 149.6

Total 8403.3 8226 8392.9 8068.9 8217.7

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Timur

Nilai produksi perikanan di PPI Puger

Berdasarkan data volume produksi di PPI Puger yang disajikan sebelumnya,

ikan lemuru merupakan produksi hasil tangkapan yang paling banyak didaratkan

di PPI Puger. Namun jika dilihat berdasarkan nilai produksinya, ikan cakalang

merupakan hasil tangkapan yang menghasilkan nilai produksi tertinggi di PPI

Puger periode 2007-2011 yaitu sebesar Rp149 598 150 yang kemudian diikuti

oleh tongkol sebesar Rp63 459 750, tuna sebesar Rp50 241 000, dan lemuru

sebesar Rp4 986 915. Hal ini disebabkan karena ikan cakalang memiliki nilai

ekonomis penting sehingga harga yang dijual lebih tinggi dibandingkan dengan

ikan lemuru. Produksi ikan lemuru di Perairan Puger sangat besar, namun pada

umumnya minat konsumen tidak terlalu tinggi terhadap ikan lemuru. Ikan yang

didaratkan tidak banyak dibeli. Hal ini menyebabkan ikan tersebut akan kembali

dibuang oleh nelayan ke laut.

Page 9: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

18

Tabel 3.6 Nilai produksi perikanan di PPI Puger periode 2007-2011

Jenis Ikan Nilai per tahun (Rp)

Total (Rp) 2007 2008 2009 2010 2011

Tuna 552 000 6 103 900 9 134 400 9 844 300 24 606 400 50 241 000

Lemuru 12 534 500 7 757 775 9 907 450 7 242 840 5 544 350 42 986 915

Tongkol 10 642 100 9 254 700 9 773 400 13 808 550 19 981 000 63 459 750

Layang 255 000 1 180 000 1 093 600 1 849 750 1 203 000 5 581 350

Cakalang 6 911 450 7 293 650 40 477 800 45 790 250 49 125 000 149 598 150

Manyung 101 200 88 800 159 000 217 445 351 075 917 520

Kakap

Merah 456 300 728 650 731 500 1 210 300 972 800 4 099 550

Layur 1 491 300 1 553 400 2 734 000 3 523 450 2 694 000 11 996 150

Tembang 63 200 2 468 000 1 146 600 1 281 350 1 007 500 5 966 650

cumi-cumi 331 200 398 200 277 500 293 150 576 000 1 876 050

Tenggiri 320 000 974 400 4 102 000 3 718 750 15 696 675 24 811 825

Belanak 179 800 279 000 889 000 1 219 700 1 948 100 4 515 600

Kembung 551 850 2 786 400 2 198 400 2 576 900 1 592 500 9 706 050

Udang 1 259 200 613 600 490 000 310 750 722 000 3 395 550

Total 35 649 100 41 480 475 83 114 650 92 887 485 126 020 400

Sumber: DKP Propinsi Jawa Timur

Total nilai produksi seluruh hasil tangkapan di PPI Puger semakin

meningkat pesat setiap tahunnya. Total nilai produksi pada tahun 2011 mengalami

peningkatan sebesar 35.67% dibandingkan tahun 2010 dimana total nilai produksi

tahun 2010 berjumlah Rp92 887 485 dan tahun 2011 berjumlah Rp126 020 400,-.

Berikut ini disajikan data nilai produksi perikanan PPI Puger periode 2007-2011.

Keragaan unit penangkapan pancing

1) Kapal

Kapal yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap pancing dengan

hasil tangkapan tuna dikenal dengan skoci. Kapal ini terbuat dari bahan kayu

dengan dimensi panjang (LoA) 16-17 m, lebar (B) 3-3.5 dan tinggi (D) 1.2-2 m.

Pada umumnya skoci menggunakan mesin dalam (inboard) sebanyak 3 buah

dengan merek Yanmar, Kubota, dan PS berkekuatan sekitar 25-30 PK.

penggunaan mesin dalam terbagi atas mesin utama sebanyak 2 buah dan satu lagi

sebagai mesin bantu. Mesin utama digunakan sebagai penggerak kapal untuk

mendukung operasi penangkapan dan mesin bantu digunakan sebagai alat untuk

menyalakan lampu sebagai penerangan saat melakukan penangkapan di malam

hari.

Mesin kapal menggunakan bahan bakar solar dan dalam sekali trip, kapal

menghabiskan solar ±400 liter, namun sebagai cadangan agar tidak terjadi

kekurangan selama di daerah fishing ground/perjalanan, nelayan biasanya

membawa bahan bakar sebanyak 600 liter. Bentuk skoci di PPI Puger, Kabupaten

Jember pada umunya dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Page 10: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

19

Gambar 3.4 Konstruksi kapal pancing tuna di Puger

Gambar 3.5 Kapal pancing tuna di Puger

Kapal pancing tidak dilengkapi dengan palkah sebagai tempat penyimpanan

dan pendingin tuna, namun para nelayan menggunakan box sebanyak 3 buah. Dua

buah box mempunyai kapasitas maksimal masing-masing 1 ton untuk tempat

penyimpanan hasil tangkapan dan 1 buah box lainnya digunakan untuk

penyimpanan es curah/es balok. Jumlah es yang dibawa oleh kapal sebagai

perbekalan melaut sebanyak 50-60 balok. Skoci di PPI Puger menggunakan alat

bantu berupa GPS (Global Possitioning System) dan kompas. Nelayan juga

menggunakan peta navigasi yang digunakan untuk menentukan daerah

penangkapan, mengetahui posisi rumpon, dan mengetahui kedalaman perairan.

Peta ini diperoleh dari dinas BPPPI Puger.

Bagian haluan kapal terdapat anjungan yang berguna sebagai tempat

istirahat nelayan dan tempat penyimpanan bahan makanan, namun ada juga

beberapa kapal yang memiliki anjungan di bagian tengah kapal. Sedangkan

bagian buritan kapal digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas penangkapan

dan penyimpanan alat tangkap.

2) Alat Tangkap

Pancing yang digunakan terdiri dari tali pancing, pemberat dan mata

pancing. Jumlah pancing yang dioperasikan pada tiap kapal sebanyak 9-15 set.

Bagian-bagian pancing terbagi atas:

1) Penggulung (reel), menggunakan dirigen air yang terbuat dari bahan plastik

dengan ukuran 40 x 20 cm. Tali diikatkan pada penggulung jika operasi

penangkapan telah selesai dilakukan.

Page 11: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

20

2) Tali utama (main line), terbuat dari bahan nylon monofilament dengan panjang

30-40 meter.

3) Kili-kili (swivel), terbuat dari bahan baja dan berfungsi untuk menjaga tali agar

tidak terlilit atau kusut saat pengoperasian alat tangkap.

4) Tali cabang (branch line) yang terbuat dari bahan nylon monofilament.

5) Pemberat, terbuat dari timah berukuran sekitar 7 cm dengan berat 200 gram

yang berfungsi untuk mempercepat proses turunnya alat tangkap.

6) Mata pancing (hook), terbuat dari baja bernomer 1, 2, 3 untuk menangkan ikan

berukuran besar dan nomer 8, 9 untuk menangkap ikan seperti baby tuna,

cakalang.

Dalam setiap keberangkatan, nelayan selalu membawa mata pancing baru

yang digunakan jika mata pancing sebelumnya putus atau hilang akibat proses

penangkapan. Mata pancing yang sering dibawa oleh nelayan adalah mata pancing

bernomor 1, 2, dan 3 untuk tuna berukuran besar. Penangkapan tuna berukuran

kecil menggunakan mata pancing pancing nomor 7, 8, dan 9. Harga mata pancing

nomor 1, 2, dan 3 biasa dibeli per kotak (isi 100) dengan harga Rp300 000,-.

Harga mata pancing nomor 7, 8, dan 9 sekitar Rp1 000,- per mata pancingnya.

Pancing yang digunakan oleh nelayan skoci di Puger terdiri dari berbagai

macam model yaitu:

1) Pancing jerigen (drift line) dimana pancing ini menggunakan dirigen 5 liter

sebagai pelampungnya. Panjang tali sekitar 150 m dililitkan pada dirigen,

terdapat swivel untuk menghubungkan tali utama dengan tali cabang. Tali

utama diulur ke bawah permukaan air hanya sekitar 35-40 m. Namun apabila

pancing berhasil terkait oleh tuna, maka tali akan mengulur kebawah sepanjang

ukuran tali yang dipasang.

Gambar 3.6 Pancing jerigen

Page 12: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

21

2) Pancing uncalan (troll line) yang menggunakan tali senar (nylon monofilament)

sepanjang 35 m yang dilempar dari kapal dan ditarik. Umpan yang digunakan

berupa ikan tongkol buatan.

Sumber: WWF-Indonesia 2011

Gambar 3.7 Pancing uncalan (troll line)

3) Pancing layangan. Pancing ini menggunakan alat bantu layang-layang dalam

operasinya. Jarak layangan dengan permukaan air mencapai 3 m hingga 100 m.

Sumber: WWF-Indonesia 2011

Gambar 3.8 Pancing layangan

4) Pancing prawean (hand line), merupakan pancing yang terdiri dari beberapa

tali cabang dalam satu tali utama, yaitu sekitar 9-11 buah. Pancing ini dipegang

oleh nelayan saat di kapal.

Page 13: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

22

Gambar 3.9 Pancing prawean

3) Nelayan

Nelayan skoci di PPI Puger berjumlah 5 orang, diantaranya 1 orang sebagai

nakhoda (juru mudi) dan 4 orang sebagai anak buah kapal (ABK). ABK memiliki

tugas dalam melaksanakan kegiatan teknis penangkapan, seperti: mempersiapkan

alat tangkap (setting), hauling, dan menangani hasil tangkapan diatas kapal.

Sedangkan juru mudi/nakhoda bertugas untuk mengemudikan kapal dan

menentukan daerah penangkapan, tetapi tetap melaksanakan hal-hal yang

dilakukan oleh para ABK. Pemilik kapal terbagi dua, yaitu: pemilik kapal

sekaligus nakhoda, dan pemilik kapal bukan nakhoda (juragan darat).

Sistem bagi hasil nelayan skoci yaitu sistem 50% (50:50), dimana 50%

diberikan pada juragan/pemilik kapal dan 50% untuk para ABK, namun

sebelumnya dilakukan pemotongan biaya operasional (perbekalan). Selain

pembagian keuntungan berupa uang, nelayan juga mendapatkan sedikit bagian

dari hasil tangkapan. Hasil tangkapan tersebut bisa dijual kembali kepada orang

ataupun buat konsumsi pribadi.

4) Rumpon

Rumpon yang digunakan di perairan Puger merupakan jenis rumpon laut

dalam. Kedalaman rumpon yang dipasang mencapai 2500 m. Rumpon ini

dipasang untuk menangkap ikan-ikan pelagis besar, seperti tuna. Ponton pada

awalnya terbuat dari lempengan baja atau alumunium yang dibentuk silindris,

diisi poly uretean (PU) dan dilapisi oleh fibreglass pada bagian luar. Rumpon

tersebut dibentuk menyerupai tabung dengan kerucut di salah satu sisinya. Namun

pembuatan rumpon menggunakan plat baja atau aluminium dirasa sangat mahal.

Oleh karena itu nelayan merubah bahan pelampung pada rumpon menjadi gabus

berbentuk silindris dan dilapisi oleh karung. Karung dipasang “plester” setebal 5

mm. Panjang pelampung rumpon yaitu 4 sampai 4,5 m, diameter tabung sebesar

89 cm.

Page 14: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

23

a. Konstruksi rumpon di Puger b. Konstruksi umum rumpon

Gambar 3.10 Konstruksi rumpon

Tali rumpon atau biasa disebut tampar oleh nelayan PPI Puger terbuat dari

bahan nylon multifilament dan memiliki panjang 6500 m. Atraktor terbuat dari

bermacam-macam bahan, seperti: pelepah kelapa, ban truk bekas, dan bambu.

Pada atraktor biasanya diletakkan kepala sapi atau domba agar baunya dapat

memancing ikan untuk datang ke rumpon tersebut.

Gambar 3.11 Konstruksi atraktor berbahan ban bekas

Page 15: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

24

Gambar 3.12 Konstruksi andem (pemberat dasar) rumpon

Pemberat atau biasa disebut andem yang memiliki fungsi sebagai jangkar,

terbuat dari bahan semen cor berbentuk silindris berdiamter 50 cm dengan jumlah

30 buah dan memiliki berat masing-masing 60 kg. Bagian untuk menjaga agar tali

rumpon/tampar tetap stabil ketika terkena arus, maka dipasang pemberat yang

terbuat dari semen cor berdiamter 15 cm, panjang 25 cm, dan berat masing-

masing 2 kg sebanyak 20 buah.

Gambar 3.13 Bagian pada stabilizer

Bagian stabilizer yang berfungsi untuk menstabilkan tampar dari arus terdiri

dari ring. Swivel berfungsi sebagai penyambung antara pemberat dengan wire

rope. Pemasangan satu unit rumpon menggunakan kapal sebanyak 3 unit (2 skoci,

1 payang) dan untuk peletakan pemberat (jangkar) dilakukan oleh kapal payang.

Kapal payang memilliki ukuran yang lebih besar sehingga mampu membawa

muatan yang lebih besar pula. Rumpon yang telah dipasang oleh nelayan akan

dibiarkan terlebih dahulu sekitar satu bulan hingga kondisi atraktor ditumbuhi

oleh mikroorganisme. Mikroorganisme akan membuat ikan-ikan kecil berkumpul

di dalamnya. Ikan-ikan kecil kemudian akan menarik perhatian ikan besar.

Page 16: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

25

Biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan rumpon > 75 juta Rupiah untuk

tali rumpon yang terbuat dari bahan nylon multifilament dan sekitar 40 juta untuk

tali rumpon berbahan rafia. Namun adapula nelayan yang menggunakan bahan-

bahan yang diambil dari sisa-sisa rumpon yang terlepas di laut dan ditemukan

oleh nelayan. Karena biaya pembuatan satu unit rumpon yang sangat mahal, maka

nelayan membentuk kelompok untuk meringankan biaya pembuatannya. Satu unit

rumpon dimiliki oleh 7 sampai 10 kelompok kapal. Nelayan diluar kelompoknya

tidak diperbolehkan untuk menangkap ikan di rumpon milik mereka. Hal ini

disebabkan karena nelayan di luar kelompok tidak akan mempunyai keinginan

untuk membangun swadaya kelompok. Terdapat pula beberapa kelompok nelayan

yang masih mengizinkan nelayan lain untuk melakukan penangkapan di sekitar

rumpon miliknya tetapi tidak lebih dari satu malam.

Tabel 3.7 Posisi pemasangan rumpon nelayan

Rumpon Pemilik Posisi

Lintang Bujur

1 Rumpon 1 80 59’ 239” 113

0 20’ 120”

2 Rumpon 2 90 07’ 112” 113

0 41’ 017”

3 Rumpon 3 90 07’ 013” 113

0 28’ 107”

4 Rumpon 4 90 08’ 987” 113

0 40’ 474”

5 Rumpon 5 80 58’ 770” 112

0 41’ 014”

6 Rumpon 6 80 59’ 797” 113

0 40’ 179”

7 Rumpon 7 90 08’ 887” 112

0 50’ 979”

8 Rumpon 8 80 59’ 239” 113

0 20’ 126”

9 Rumpon 9 80 59’ 979” 113

0 00’ 873”

10 Rumpon 10 80 57’ 312” 112

0 50’ 479”

11 Rumpon 11 80 58’ 170” 113

0 30’ 430”

12 Rumpon 12 80 57’ 447” 113

0 02’ 589”

13 Rumpon 13 90 08’ 099” 113

0 18’ 770”

14 Rumpon 14 90 09’ 881” 113

0 08’ 737”

15 Rumpon 15 80 59’ 343” 113

0 10’ 747”

Sumber: data responden

Tabel 3.7 di atas menunjukkan posisi pemasangan rumpon para responden

(nelayan pemilik) pada Perairan Puger, Jawa Timur. Satu posisi rumpon pada

tabel tersebut dikoordinir oleh ketua kelompok dengan beranggotakan sekitar 7-10

kapal.

5) Umpan

Umpan yang digunakan pada alat tangkap pancing ini menggunakan umpan

buatan maupun alami. Umpan buatan berupa cumi-cumi dan ikan tongkol buatan.

Umpon tongkol terbuat dari kayu yang dibentuk dan diwarnai menyerupai ikan

aslinya. Umpan cumi-cumi terbuat dari bahan karet yang bewarna mencolok atau

menarik. Umpan alami yaitu berupa tongkol atau cakalang.

Page 17: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

26

(a) Umpan cumi-cumi (b) Umpan rapala

Gambar 3.14 Jenis umpan yang digunakan.

Daerah penangkapan dan metode pengoperasian alat tangkap

Daerah penangkapan tuna menggunakan rumpon dilakukan pada jarak > 45

mil dari pinggir pantai Puger. Perjalanan dari fishing base menuju fishing ground

rata-rata menghabiskan waktu selama 6 jam. Jarak antar rumpon yang dipasang

yaitu 7 sampai 10 mil. Peta lokasi pemasangan rumpon di Perairan Puger

disajikan pada Gambar 3.14

Gambar 3.15 Peta lokasi pemasangan rumpon di Perairan Puger

Page 18: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

27

Pengoperasian alat tangkap dimulai saat keberangkatan, penangkapan, dan

kembali ke fishing base. Sebelum keberangkatan, dilakukan pemeriksaan kondisi

mesin kapal dan persiapan segala kebutuhan melaut seperti: alat tangkap, umpan

beserta cadangannya, solar, air bersih, makanan, es curah. Semua persiapan

mengeluarkan dana sebesar 5 juta dalam sekali trip. Jumlah hari operasi yaitu

sekitar 5 sampai 7 hari dan tergantung hasil tangkapan yang diperoleh. Biaya

operasional yang dikeluarkan nelayan skoci lebih mahal dibandingkan dengan

nelayan payang, jukung, dan jaring. Hal ini dikarenakan nelayan skoci berada di

laut lebih lama dibandingkan dengan nelayan lainnya.

Alat tangkap pancing ini dioperasikan dengan metode trolling atau ditarik

oleh kapal. Saat di fishing ground, setiap ABK mengambil perannya masing-

masing. Nakhoda bertugas menjalankan kapal saat penarikan alat tangkap serta

mempersiapkan alat, ABK pertama mengoperasikan alat tangkap di bagian

haluan, ABK kedua mengoperasikannya pada bagian buritan. Sisa ABK lainnya

bertugas mempersiapkan kebutuhan tali dan mata pancing cadangan serta

mempersiapkan kebutuhan untuk pengangkatan dan penanganan ikan di kapal.

Pancing diturunkan ke laut dan dibiarkan terlebih dahulu hingga terdapat tanda-

tanda ikan tertangkap. Selama pancing dibiarkan, mesin kapal tetap dinyalakan

namun tidak dijalankan. Kadang kala kapal tetap dijalankan namun dengan

kecepatan rendah sekitar 1-2 knot dengan tujuan agar umpan buatan dapat

bergerak seperti halnya ikan hidup dan dapat menarik perhatian ikan target.

Setelah ikan tertangkap oleh pancing, maka kapal dijalankan dengan kecepatan

tinggi sekitar 4 knot mengikuti arah renang ikan hingga ikan lemas dan dapat

ditarik ke kapal dengan mudah.

Selain ditarik oleh kapal, pengoperasian pancing juga dilakukan saat kapal

ditambatkan pada rumpon dengan kondisi mesin mati dan pelampung (jerigen)

dibiarkan hanyut mengikuti arus laut. Jika ada tanda-tanda ikan tertangkap, maka

pancing akan bergerak dengan sendirinya. Kapal akan mendatangi pancing dan

kemudian pancing ditarik dari kapal. Operasi penangkapan pancing dilakukan

baik pagi, siang, sore, maupun malam hari. Saat malam hari, penangkapan

dilakukan dengan menggunakan alat bantu lampu sebagai penerangan di sisi kiri

dan kanan kapal.

Gambar 3.16 Alat bantu lampu pada kapal

Page 19: 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · besar Jamik Al Hikmah, bank BRI, Bank Mandiri, puskesmas, kantor kecamatan serta kantor polisi. Kondisi Perairan Desa Puger

28

Distribusi dan pemasaran ikan tuna

Ikan tuna yang diperoleh nelayan skoci tidak dilelang di tempat pelelangan

ikan (TPI) melainkan dijual kepada pengambek dengan harga jual yang telah

ditentukan, oleh karena itu fasilitas TPI di PPI Puger tidak berjalan sesuai dengan

fungsinya. Keterikatan antara pengambek dengan nelayan disebabkan karena

pengambek memberikan modal atau pinjaman kepada nelayan sesuai dengan yang

dibutuhkan. Pengambek yang berada di Puger terdiri dari pengambek besar dan

pengambek kecil. Pengambek kecil biasa disebut belantik. Gambar hubungan

distribusi penjualan hasil tangkapan nelayan skoci dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 3.17 Distribusi penjualan hasil tangkapan nelayan Puger

Pola hubungan antara nelayan berdasarkan gambar diatas menunjukkan

suatu hubungan keterikatan yang sangat kuat antara nelayan dan pengambek.

Nelayan yang memiliki keterikatan dengan belantik akan menjual hasil tangkapan

kepada belantik. Belantik akan menjual kembali hasil tangkapan tersebut kepada

pengambek besar. Harga tuna diatas 20 kg dihargai sekitar Rp24 000,-/kg. Tuna

ukuran dibawah 20 kg dijual dengan harga Rp15 000/kg oleh pengambek besar.

Apabila nelayan mempunyai ikatan kepada belantik, maka harga tersebut akan

dipotong oleh belantik sebesar Rp2 000,-/kg. Harga tuna dapat berubah sewaktu-

waktu tergantung pada musim ikan. Saat musim puncak, harga ikan lebih rendah

dibandingkan dengan musim paceklik yaitu sekitar Rp22 000,-/kg untuk ikan

diatas 20 kg dan Rp12 500,-/kg untuk ikan dibawah 20 kg.

Pada umumnya, para pengambek memiliki hubungan dengan para pedagang

besar yang berada diluar sehingga mereka mengetahui kemana hasil tangkapan

akan dijual. Namun ada beberapa pengambek yang menggunakan jasa perantara

untuk menjual ikannya kepada pedagang besar atau perusahaan-perusahaan

pengolahan di luar daerah. Daerah Puger tidak terdapat industri pengolahan ikan

sehingga hal ini menjadi alasan bagi para pengambek untuk menjual ikannya

kepada pedagang di luar Puger. Fasilitas di PPI Puger yang tidak memadai dan

teknologi yang kurang maju merupakan faktor yang menyebabkan tidak adanya

industri pengolahan di daerah Puger. Keuntungan yang diambil oleh pihak

perantara sesuai dengan kesepakatan bersama.

Hubungan nelayan dengan pengambek tidak dapat dipisahkan. Oleh karena

nelayan tidak dipercaya oleh bank dalam hal peminjaman keuangan, maka banyak

nelayan yang beralih pada pengambek. Kebutuhan keuangan para nelayan dalam

jumlah besar dapat dipenuhi oleh pengambek dalam waktu cepat. Nelayan lebih

Pengambek

Besar

Pedagang besar

(Bali dan Surabaya)

Perantara

Nelayan

Pengambek kecil

(Belantik)