3. Isi PP sv

download 3. Isi PP sv

of 23

Transcript of 3. Isi PP sv

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar Belakang

Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelakuutama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan danpelestarian sumberdaya pertanian. Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya. Informasi dan teknologi pertanian tersebut sering kita sebut sebagai pesan penyuluhan atau materi penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian diharapkan dapat memberikan dampak yang positif kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya didalam memilih materi penyuluhan haruslah benar-benar sesuai dengan kebutuhan sasaran dalam hal ini pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Oleh karena itu maka materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Banyak pihak menilai bahwa penyuluhan pertanian mempunyai andil yang sangat besar dalam keberhasilan pembangunan pertanian dan peternakan di Indonesia. Bimbingan masal atau yang dikenal bimas dengan metode latihan dan kunjungannya telah berhasil mendifusikan suatu inovasi sehingga transfer pengetahuan dan teknologi dapat terjadi secara kontinu dan faktanya adalah Indonesia mencapai swasembada beras untuk pertamakalinya. Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para petani/peternak harus mengalami perubahan perilaku, dari mulai aspek yang bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui bahwa, penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan memakan waktu lebih lama, tetapi perubahan perilaku yang terjadi akan berlangsung lebih kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat dan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku tersebut akan segera hilang, manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan.

1

Oleh karena itu penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama suatu program penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau terjadinya perubahan perilaku sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatif lama. Kegiatan penyuluhan banyak melibatkan pertimbangan nilai. Tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi tidak saja demi kepentingan petani sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakatnya secara keseluruhan. Dengan demikian, dari penyuluh diinginkan kemampuannya untuk dapat mendorong petani belajar sekaligus melakukan perubahan perilaku sasaran tanpa mengabaikan falsafah, etika dan prinsip penyuluhan. Hal ini penting dilakukan demi tercapainya tujuan penyuluhan itu sendiri.

I.2 Tujuan Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Karena itu materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.

2

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Tinjauan Umum Materi Penyuluhan Pertanian A. Pengertian Menurut pengertian bahasa materi berarti segala sesuatu yang tampak. Dalam pengertian yang lebih luas materi sering diartikan sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, atau disampaikan. Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran senyuluhan. Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment). Dalam bahasa teknis penyuluhan, materi penyuluhan seringkali disebut sebagai informasi pertanian (suatu data/bahan yang diperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan masyarakat tani). Materi penyuluhan antara lain dapat berbentuk pengalaman misalnya pengalaman petani yang sukses mengembangkan komoditas tertentu, hasil pengujian/hasil penelitian, keterangan pasar atau kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, materi penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan. B. Ruang Lingkup Dalam proses komunikasi antara penyuluh dengan sasaran, penyuluh pertanian akan menyampaikan segala sesuatu yang menyangkut ilmu (teori) dan teknologi (praktis) pertanian, kesemuanya itu disebut materi penyuluhan. Dapat dikatakan bahwa materi penyuluhan pertanian adalah segala isi (content) yang terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian (Samsudin, 1987 dan Kartasapoetra, 1988). Jadi, ilmu sebagai materi penyuluhan yang disampaikan kepada petani dapat berupa pengetahuan, misalnya pemberian informasi tentang perkembangan pertanian, atau informasi tentang varietas dari suatu komoditi yang sifatnya hanya untuk diketahui, sedangkan yang bersifat praktis, misalnya materi tentang budidaya tanaman seperti, cara memilih benih, cara mengolah tanah, cara memupuk, atau dalam bidang peternakan, seperti cara melakukan vaksinasi, pembuatan pakan dan teknologi yang berhubungan dengan kegiatan petani. Dengan demikian, informasi teori sifatnya memberikan motivasi, merangsang, dan memperluas wawasan petani terhadap3

perkembangan dunia luar, sedangkan informasi teknologi menyangkut cara-cara yang sifatnya membimbing dan mengajarkan petani agar terampil mengerjakan materi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan. Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi : a. Informasi pertanian 1) Pengalaman praktek para petani yang "lebih" berhasil baik dari wilayah yang bersangkutan maupun dari luar wilayahnya yang mempunyai kondisi agroklimat yang (hampir) serupa; 2) hasil-hasil pengujian, terutama dari pengujian lokal (local verification trials); 3) Saran rekomendasi yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang; 4) Keterangan pasar seperti : catatan harga hasil-hasil pertanian, penawaran dan atau permintaan akan sarana produksi dan hasil-hasil pertanian, dan lain-lain; 5) Berbagai kebijaksanaan dan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah setempat yang berkaitan dengan sektor pertanian seperti kebijaksanaan harga-dasar, peraturan tentang permohonan dan pengembalian kredit, dan lain-lain. b. Latihan ketrampilan 1) teknis pertanian seperti penggunaan alat-alat/mesin pertanian, teknik/cara memupuk, menggunakan sprayer, dan lain-lain; 2) mengelola usahatani berupa mengerjakan soal-soal latihan analisa usahatani, pengumpulan informasi pasar dan lain-lain. c. Dorongan dan atau rangsangan menuju swakarsa, swakarya, dan swadaya 1) Perlunya berusahatani secara berkelompok, pembentukan organisasi dan atau lembaga-Iembaga pelayanan seperti koperasi, kios produksi, perkreditan, transportasi, dan lain-lain; 2) Menciptakan berbagai kemudahan fasilitas yang diperlukan seperti penyediaan alatalat/mesin pertanian, perlengkapan rumah-tangga untuk yang punya hajat, dan lainlain. Ditinjau dari subject-matter (materi pokok) yang harus diberikan sebagai bahan penyuluhan pertanian, pada dasarnya materi penyuluhan pertanian dapat dikelompokkan dalam : 1) llmu Teknik Pertanian Ilmu teknik pertanian yang tidak hanya mencakup mengenai apa yang harus dilakukan, tetapi juga mengapa, bagaimana, kapan dan di mana harus dilaksanakan.4

Materi yang diberikan harus dlkaitkan dengan pengalaman yang dimiliki petani setempat dan harus disertai kepercayaan kepada realitas-realitas yang ditemui di lapangan. Termasuk dalam materi tentang teknik pertanian adalah : 1) Kegiatan pra panen (a) pola bertanam dan teknik pertanamannya. (b) pemupukan yang efektif. (c) pemanfaatan air secara efisien. (d) perlindungan tanaman secara terpadu dengan menerapkan teori ambang Ekonomi (e) penggunaan varietas unggul 2) Kegiatan pasca panen (a) panen perontokan (b) pengangkutan (c) pengeringan (d) pengolahan (e) penyimpanan 2) Ilmu Ekonomi Pertanian Ilmu Ekonomi Pertanian yang terutama diarahkan kepada usaha pengelolaan usahatani yang lebih bermanfaat secara ekonomis maupun non ekonomis. Termasuk dalam materi ilmu ekonomi pertanian adalah : 1) Pengelolaan usahatani yang lebih efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip optimisasi yakni : (a) hasil fisik yang maksimum (b) keuntungan optimum (c) penekanan biaya (masukan); 2) Penguasaan dan pemasaran hasil-hasil pertanian; 3) Penggunaan atau pemanfaatan kemudahan kredit produksi pertanian; 4) Kelembagaan ekonomi pertanian : koperasi dan lain-lain. Didalam penyampaian ilmu ekonomi pertanian harus selalu menerapkan pendekatan multi disiplin dengan analisis interdisiplin yang tidak hanya bagi usaha menaikkan pendapatan dan atau keuntungan usahatani dalam waktu terbatas tetapi juga memperhatikan prinsip-prinsip perluasan lapangan dan kesempatan kerja serta usaha pelestarian lingkungan hidup.

5

3) Ilmu Tatalaksana Rumah Tangga Petani Untuk menuju efisiensi pengelolaan usahatani harus selalu dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai tatalaksana rumah tangga petani. Termasuk dalam materi untuk bidang tatalaksana rumah tangga petani adalah : 1) Pengenalan tentang makna usahatani bagi rumahtangga petani yang dapat diresapi 2) Proses manajemen secara keseluruhan yang mencakup : a. Pembuatan atau inventarisasi sumber-sumber b. Penetapan tujuan berikut skala prioritasnya c. Penetapan masalah berikut skala prioritasnya. d. Studi tentang alternatif-alternatif yang mungkin e. Mengembangkan perencanaan anggaran, meliputi kebutuhan uang yang diperlukan, pola pertanaman, produksi yang diharapkan, kemungkinan besarnya pengeluaran (pembiayaan) dan penerimaan yang diharapkan f. Perencanaan ikutan tentang catatan singkat yang dapat dipergunakan untuk pemeriksaan kekayaan, pendapatan, dan lain-lain hal yang tercakup di dalam perencanaan anggaran; g. Evaluasi hasil yang dapat dipergunakan sebagai umpan balik bagi kegiatan berikutnya yang akan diulangi; h. Persiapan anggaran berupa analisis usahatani per tahun; i. Penerapan perencanaan tatalaksana rumahtangga dan usahataninya. d. Dinamika Kelompok Kegiatan penyuluhan pertanian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang selalu berurusan dengan "manusia" petani yang harus dapat diajak mengubah sikapnya, cara bertindak, cara bekerja, bahkan juga polapikirnya untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi melalui usaha menaikkan produktivitas dan pendapatan/keuntungan usahataninya. Tetapi, jika harga diri mereka direndahkan, jika potensi yang terpendam di dalam diri tidak digali dan dikembangkan, perubahan yang diharapkan itu tak akan mungkin terjadi. Sehubungan dengan itu, mengingat petani adalah golongan masyarakat yang sangat erat ikatan kelompoknya, maka kepada mereka disamping materi penyuluhan pertanian yang lain perlu diberi materi tentang dinamika kelompok. Termasuk di dalam materi ini antara lain : 1) Dasar-dasar pengertian tentang dinamika kelompok 2) Makna dari dinamika kelompok

6

3) Beberapa latihan pengembangan dinamika kelompok seperti : diskusi, kegiatanlatihan, gotong-royong untuk mengerjakan sesuatu, dan lain-lain

4) dorongan untuk selalu bekerja dan bereksperimen (trials and error) e. Politik Pembangunan Pertanian Di samping pokok-pokok materi yang telah disebutkan di atas, maka dalam penyuluhan pertanian perlu juga diberikan pokok materi tentang politik pembangunan pertanian yang sedang menjadi program pemerintah. Hal ini penting, sebab tujuan usahatani tidak hanya untuk menuju kesejahteraan orang seorang atau bagi petani saja, melainkan mempunyai tugas yang penting bahkan sangat penting arti dan peranannya bagi kesejahteraan masyarakat dan bangsa pada umumnya. Tidak saja untuk mencukupi kebutuhan pokok, tetapi juga peran dan artinya ditinjau dari martabat bangsa, dari segi keamanan, dan stabilitas nasional dalam arti yang sangat luas. Termasuk dalam materi ini adalah : 1) Makna pertanian atau usahatani bagi kehidupan manusia 2) Makna usahatani bagi stabilitas nasional 3) Makna usahatani bagi kehidupan umat manusia 4) Berbagai peraturan dan atau kebijaksanaan baru dari pemerintah pusat dan daerah Ditinjau dari sifatnya, Mardikanto (1985) membedakan adanya tiga macam materi penyuluhan, yaitu: a) Yang berisi pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi Seperti tersebut dalam filosofi penyuluhan yang berusaha untuk: membantu orang lain agar mereka dapat memban-tu dirinya sendiri, materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat penerima ini harus lebih

manfaat. Karena itu, di dalam setiap kegiatan penyuluhan, materi

diutamakan terlebih dahulu, sebelum menyampai-kan materi-materi yang lainnya. Sebaiknya, adanya kebiasaan penyuluh menyampaikan materi-materi yang hanya bernilai sebagai "informasi" biasa, seringkali membuat masyarakat pene-rima manfaat kurang menaruh simpati, yang pada gilirannya dapat berakibat fatal karena tidak pernah mengabaikan setiap materi penyuluhan yang disampaikannya.

7

b) Yang berisi petunjuk dan rekomendasi, yang harus dilaksanakan Materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi yang harus dilaksanakan, sering kali sangat diharapkan oleh masyarakat penerima manfaat, meskipun kurang memperoleh prioritas dibanding dengan materi yang berisi pemecah-an masalah. Karena itu, materi seperti ini hanya dibatasi pada petunjuk/rekomendasi yang harus segera dilaksanakan. Penyuluh yang cerdik, pasti tidak akan memberikan

petunjuk/rekomen-dasi yang baru akan dilaksanakan pada masa-masa mendatang (yang masih memerlukan waktu beberapa lama lagi), sebab, pada saatnya harus

dilaksanakan/diterapkan masyarakat penerima manfaatnya sudah lupa dan harus diulang kembali. Bahkan, mungkin petunjuk/rekomendasi tersebut sudah seharusnya

diperbaiki/disempurnakan lagi sesuai dengan peru-bahan perkembangan keadaan yang dihadapi c) Materi yang bersifat instrumental Berbeda dengan kedua materi yang dikemukakan di atas, materi penyuluhan seperti ini tidak harus "dikonsumsi" dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang, seperti: kewirausahaan, pembentukan koperasi, pembinaan kelompok, dll. Sesuai dengan sifatnya, materi-materi yang disampaikan bia-sanya berkaitan dengan upaya peningkatan dinamika kelompok, dorongan bagi tumbuhnya swakarsa, swakarya, dan swa-daya, atau hal-hal yang berkaitan dengan kemandirian yang lain. D. Rangkuman Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment). Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi : segala informasi pertanian, latihan ketrampilan, dorongan dan atau rangsangan menuju swakarsa, swakarya, dan swadaya masyarakat perlunya berusahatani secara berkelompok, pembentukan organisasi

8

dan atau lembaga-Iembaga pelayanan seperti koperasi, kios produksi, perkreditan, transportasi, dan lain-lain, ilmu teknik pertanian, ilmu ekonomi pertanian, ilmu tatalaksana rumah tangga petani, dinamika kelompok, dan politik pembangunan pertanian.

9

II.2 Sumber-Sumber Materi Penyuluhan Pertanian A. Sumber Materi Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa sumber materi penyuluhan pertanian dapat kelompokkan menjadi : 1) Sumber materi resmi dari instansi pemerintah, seperti : a. Kementrian /dinas-dinas terkait b. Lembaga penelitian dan pengembangan c. Pusat-pusat pengkajian d. Pusat-pusat informasi e. Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh i. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi. ii. Pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya. iii. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya; informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain. Sehubungan dengan adanya beragam materi tersebut, maka kiranya perlu diingat: Materi yang berasal dari lembaga-lembaga resmi (pemerintah dan atau swasta) seringkali tidak sesuai dengan kondisi pengguna, meskipun telah teruji melalui metode ilmiah tertentu. Hal ini disebabkan karena, baik lingkungan fisik maupun sumberdaya yang digunakan tidak selalu sama seperti yang dimiliki atau yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna, khususnya yang berkaitan dengan : peralatan yang digunakan, pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasai dan tersedianya modal yang terbata, sehingga tidaklah mengherankan jika materi-materi yang disampaikan seringkali : a. Secara teknis tidak dapat dilaksanakan b. Secara ekonomis tidak menguntungkan c. Secara politis dan sosial budaya setempat tidak dapat diterapkan 2) Materi yang berasal dari pengalaman petani seringkali masih diragukan keterandalannya(ketepatan dan ketelitiannya), karena sering tidak memperhatikan metode ilmiah tertentu yang telah dibakukan.

10

3) Materi yang berasal dari sumber lain, seringkali kurang jujur, karena dari padanya melekat kepentingan-kepentingan tertentu yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kepenitngan pengguna maupun masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, seyogyanya agar setiap pengguna inovasi selalu bersikap hati-hati, dengan selalu mencoba terlebih dahulu dalam skala usaha yang relatif kecil sebagai petak pengalaman atau dengan melakukan pengujian lokal (local ferification trials). Penerapan langsung setiap inovasi dalam skala luas hanya dapat diterima manakala pengguna telah memiliki pengalaman yang baik dengan setiap sumber materi yang diterimanya. B. Rangkuman Materi penyuluhan pertanian dapat digali dari berbagai sumber, antara lain : sumber resmi dari instansi pemerintah, sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi, pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya dan sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.

11

II.3 Pemilihan Materi Penyuluhan Pertanian A. Ragam Materi Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus senantiasa mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Tetapi didalam prakteknya seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih dan menyajikan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat sasarannya. Hal ini disebabkan oleh karena keragaman sasaran yang dihadapi, sehingga menuntut keragaman kebutuhan yang berbeda atau keragaman materi yang harus disampaikan pada saat yang sama. Kesulitan lain juga dapat muncul manakala pemahaman tentang sasaran dan waktu menjadi pembatas. Sehubungan dengan hal tersebut, Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993) memberikan acuan agar setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya ke dalam : 1) Materi Pokok (Vital) = 50 % Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan harus diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya mencakup 50 persen dari seluruh materi yang disampaikan. 2) Materi Penting (Important) = 30 % Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi ini diberikan sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan. 3) Materi Penunjang (Helpful) = 20 % Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi ini maksimal 20 persen dari seluruh materi yang disampaikan. 4) Materi Mubazir (Super flous) = 0 % Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada gayutannya dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasaran. Karena itu dalam setiap kegiatan penyuluhan sebaiknya justru dihindari penyampaian materi seperti ini.

12

Pada materi pokok penyuluhan pertanian, terkandung konsep 5W + 1H : 5W : (1) Materi pokok apa yang akan disampaikan penyuluh ? (2) Mengapa materi pokok pada penyuluhan pertanian perlu untuk disampaikan ? (3) Siapa yang akan menyampaikan materi pokok ? (4) Berapa lama (durasi) materi pokok penyuluhan pertanian disampaikan kepada warga terdidik ? (5) Dimana materi pokok penyuluhan pertanian tersebut disampaikan ? 1H : (1) Bagaimana cara/ metode penyampaian terhadap materi pokok ?

Jawaban 5W + 1H : 5W : (1) Khusus untuk penyuluhan pertanian, ragam materi yang perlu disiapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan mencakup (Vademecum Bimas, 1977) : Kebijakan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan

pembangunan pertanian (baik dari tingkat pusat maupun sampai di tingkat lokalitas usahatani), seperti: pola kebijakan umum pembangunan pertanian, kebijakan harga dasar, penyaluran kredit usahatani, distribusi sarana produksi, pengelolaan air, dll. Hasil-hasil penelitian/ pengujian dan rekomendasi teknis yang permintaan oleh instansi yang berwenang. Pengalaman petani yang telah berhasil. Informasi pasar seperti: harga barang, penawaran dan permintaan produk usahatani. Petunjuk teknis tentang penggunaan alat dan sarana produksi. Informasi tentang kelembagaan dan kemudahan-kemudahan yang berkaitan dengan pembangunan pertanian, misal; informasi tentang pusat-pusat informasi pertanian, lembaga-lembaga pene-litian, lembaga keuangan dan perbankan, lembaga-lembaga pema-saran sarana produksi, perlengkapan pertanian, dan produk usaha-tani, dll. Dorongan dan rangsangan untuk terciptanya swakarsa, swakarya dan swadaya masyarakat.

13

(2)

Materi pokok pada penyuluhan pertanian perlu untuk disampaikan, dengan tujuan : Untuk meningkatkan efektifitas penyuluhan pertanian dengan pemilihan metode dan materi yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasarannya. Agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan mencapai yujuan akhir dari penyuluhan pertanian, yaitu menimbulkan perubahan yang dikehendaki serta mencapai peningkatan kesejahteraan dan kemandirian petani.

(3)

Yang menyampaikan materi penyuluhan pertanian adalah seorang penyuluh, dimana penyuluh adalah seseorang yang atas nama pemerintah/ lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Dan diharapkan kepada penyuluh materi pertanian ini untuk dapat melaksanakan fungsi gandanya, yaitu sebagai; guru, penganalisa, penasehat, dan organisator (Mosher, 1968).

(4)

Lama (durasi) materi pokok penyuluhan pertanian yang efektif disampaikan kepada warga terdidik/ sasaran penyuluhan adalah selama 15-30 menit/ maksimal 2 jam, sedangkan jika dilakukan di atas waktu tersebut, maka penyerapan terhadap materi penyuluhan pertanian yang akan diterima warga terdidik/ sasaran akan lebih sedikit dan menimbulkan kebosanan/ rasa jenuh oleh sasaran (tidak efektif dan efesien).

(5)

Materi pokok pada penyuluhan pertanian disampaikan di tempat yang paling baik, dimana tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran/ penerima manfaat dari kegiatan penyuluhan tersebut. Karena dapat dipastikan bahwa, setiap individu sangat mencintai profesinya, karena itu tidak suka diganggu (untuk meninggalkan pekerjaan rutinnya), serta selalu berperilaku sesuai dengan

pengalamannya sendiri dan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan metoda yang dilaksanakan di lingkungan pekerjaan (kegiatan) penerima manfaatnya, seperti di lingkungan sekitar tempat mereka bekerja, baik itu kebun, sawah, ladang, dsb (di tempat kerja mereka yang lainnya). Hal ini dimaksudkan agar ; tidak banyak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinnya.

14

-

penyuluh dapat memahami betul keadaan penerima manfaat, termasuk masalahmasalah yang dihadapi dan petensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.

-

kepada penerima manfaat dapat ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan petensi serta peluang yang dapat ditemukan dilingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh penerima manfaatnya.

1 H: (1) Cara/ metode penyampaian materi penyuluhan menurut A. H. Maunder dalam Suriatna (1988) ada 3 golongan yang berdasarkan jumlah sasaran yang ingin dicapai : 1. Metode berdasarkan pendekatan perorangan. Dalam metode ini penyuluh berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perorangan, yang termasuk dalam metode ini adalah kunjungan rumah, kunjungan ke lahan usaha tani, telepon, kontak informal, dan magang. 2. Metode berdasarkan kelompok Dalam hal ini penyuluh berhubungan dengan sekelompok orang untuk menyampaikan pesannya. Beberapa metode kelompok antara lain ceramah, diskusi, kursus tani, perlombaan dan lain-lain. 3. Metode massal Sesuai dengan namanya metode ini dapat menjangkau sasaran yang banyak. Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lainrapat umum, kampanye, penyebaran bahan tertulis.

15

B. Pertimbangan Memilih Materi Agar materi yang akan kita sampaikan benar-benar efektif (sesuai dengan kebutuhan sasaran), maka dalam melakukan pemilihan materi penyuluhan pertanian hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini : 1) Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran; 2) Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer daripada kegiatan yang ada sekarang . 3) Competibility, tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat 4) Simplicity, sederhana mudah dilaksanakan, tidak memerlukan ketrampilan yang terlalu tinggi 5) Availability, pengetahuan, biaya dan sarana yang diperlukan, dapat disediakan oleh sasaran 6) Immediate Aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang nyata 7) In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu mahal 8) Law risk, tidak mempunyai resiko yang besar dalam penerapannya 9) Spectaculer impact, impact dari penerapannya menarik dan menonjol 10) Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda .

C. Rangkuman Ragam materi penyuluhan pertanian yang ingin disampaikan pada setiap kegiatan penyuluhan pertanian adalah meliputi : a) Materi Pokok (Vital) b) Materi Penting (Important) c) Materi Penunjang (Helpful) d) Materi Mubazir (Super flous)

16

Analisis Permasalahan Dalam Penyuluhan Pertanian

Pertanyaan 1. Apa yang menjadi kendala dalam mencapai kemandirian petani ? 2. Sebutkan pengaruh faktor-faktor dalam metoda penyuluhan ! 3. Tunjukkan kasus adanya penyimpangan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di bidang pertanian ! 4. Apa kendala-kendala dalam mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan petani ?

Jawab 1. Kendala dalam mencapai kemandirian petani ; Sikap para petani yang tidak mendukung kegiatan penyuluhan pertanian, yang disebabkan karena berbagai alasan, seperti; takut akan kegagalan/ trauma akan kegagalan, sikap petani yang subsisten dan fatalistik, dsb. Motivasi diri petani yang masih rendah, dan self management pada masingmasing individu petani yang tidak stabil. Tingkat pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh petani berbeda, sehingga bepengaruh terhadap daya saing petani, sikap petani dalam mengahadapi berbagai masalah di bidang pertaniannya, dsb. Tingkat penyerapan adopsi dan inovasi yang rendah oleh petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian. Kendala dalam pemenuhan kebutuhan petani (seperti; akses modal, sarana dan prasarana, dll). Kegiatan penyuluhan pertanian masih belum/ kurang efektif manfaatnya yang dirasakan oleh petani. Petani belum mampu melakukan manajemen keuangan yang baik untuk usaha pertaniannya. 2. Pengaruh faktor-faktor dalam metoda penyuluhan ; Pengembangan untuk berfikir kreatif Tempat yang paling baik adalah tempat kegiatan sasaran Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya Menciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

17

Dan faktor dalam metoda penyuluhan tersebut dilakukan melalui berbagai pendekatan, yaitu; Metoda penyuluhan dan proses komunikasi Metoda penyuluhan dalam pendidikan non-formal Metoda penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa

3. Kasus adanya penyimpangan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di bidang pertanian sudah sering terjadi, dan salah satu kasus adalah seperti kesalahan informasi pada pengadaan kebutuhan petani. Misalnya; petani di Desa A membutuhkan pupuk kandang untuk pertaniannya, akan tetapi pemerintah malah mensuplai pupuk kimiawi atau bahkan yang lebih fatal adalah pemerintah mensuplai bibit, yang pada kenyataannya sama sekali tidak dibutuhkan oleh petani. Akibatnya adalah produktivitas petani semakin rendah, dan tak jarang banyak petani yang menyalahkan pemerintah dan semakin membenci kekuasaan pemerintah. Yang lebih ironi lagi adalah tak jarang dari kesalahan informasi tersebut ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi ini guna meraup keuntungan. Oknum-oknum tersebut bukan meluruskan kesalahan informasi, malah mereka mengambil keuntungan melalui penjualan pupuk/ bibit yang tidak jadi disalurkan kepada para petani. Kalaupun pupuk dan bibit tersebut disalurkan kepada petani, mereka menjualnya dengan harga yang mahal, padahal suplai pupuk/ bibit tersebut bisa diperoleh petani dengan harga miring/ bersubsidi. Pada kasus ini, jika pemerintah lebih cermat tentu dalam pelaksanaan pengadaan kebutuhan bagi petani tidak akan terdapat kesalahan. Dengan sering terjadinya kesalahan sangat banyak kerugian yang ditimbulkan, antara lain; jika produktivitas hasil pertanian petani menurun bisa menyebabkan ketidakstabilan harga pada komoditas pertanian, bahkan pemerintah bisa tidak mendapatkan kepercayaan dari para petani. Oleh karena itu, pengawasan/ evaluasi/ survey langsung oleh pemerintah melalui badan-badan yang lebih bertanggung jawab sangat dibutuhkan oleh petani kita yang lemah ini. Dan dukungan dari berbagai pihak pun sangat mempengaruhi keberlanjutan keberhasilan pertanian dimasa sekarang dan masa mendatang.

18

4. Kendala dalam mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan petani ; Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung program penyuluhan pertanian. Rendahnya tingkat pertisipasi masyarakat terhadap program penyuluhan pertanian. Tidak/ kurang berfungsinya lenbaga Sosial Ekonomi. Inovasi yang tidak berkembang, baik dari pihak penyuluh maupun dari warga terdidik. Pengaruh intervensi dan pengambilan kebijakan yang dilakukan oelh pemerintah. Kesalahan yang terjadi pada penyampaian/ penerimaan informasi (komunikasi) antara pemerintah, penyuluh, serta sasaran (seperti; minat, kebutuhan, dsb). Tingkat pendidikan penyuluh dan sasaran penyuluhan pertanian. Kurangnya pusat-pusat penelitian dan pengembangan penelitian. Sifat para petani dengan ciri-ciri petani yang subsisten, dimana mereka akan sulit menerima perubahan bahkan tidak ingin terjadi perubahan karena sifat fatalistik yang dianutnya. Sedangkan permasalahan/ kendala dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut: 1) Adanya perbedaan persepsi tentang pengertian penyuluhan pertanian, baik dari para pembinanya di tingkat pusat maupun para pelaksananya di daerah. 2) Adanya perbedaan persepsi tentang visi, misi, tujuan penyuluhan pertanian baik dari para pembinanya di tingkat pusat maupun para pelaksananya di daerah. 3) Penyelenggaraan penyuluhan pertanian dilakukan dengan menggunakan pendekatan, sistem kerja dan metode yang tidak sesuai dengan paradigma baru pembangunan yang partisipatif. 4) Penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota dilakukan oleh berbagai kelembagaan yang dibentuk oleh masing-masing daerah dengan tugas dan fungsinya yang berbeda-beda/tidak terstandar, sehingga tidak sesuai dengan misi penyuluhan pertanian. 5) Pembinaan jabatan fungsional penyuluh pertanian di Kabupaten/ Kota tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga tidak meningkatkan profesionalisme penyuluh pertanian yang berakibat rendahnya kinerja mereka. 6) Peraturan perundang-undangan yang ada yang menyangkut pembinaan dan pemberdayaan sumberdaya manusia pertanian dalam arti luas belum menguraikan19

secara jelas tentang penyuluhan pertanian, sehingga belum dapat dipakai sebagai pedoman bagi para pembina dan pelaksana penyuluhan pertanian baik di tingkat pusat maupun daerah. 7) Penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum memberikan jaminan perlindungan terhadap petani terhadap berbagai dampak negatif dan penerapan teknologi yang dianjurkan, sehingga petani menjadi tidak termotivasi untuk menerapkannya. 8) Penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum didukung oleh biaya operasional yang memadai. 9) Beberapa perubahan lingkungan strategis (globalisasi, berlakunya otonomi daerah, perubahan kebijakan pembangunan pertanian, perubahan kondisi petani dan pergeseran paradigma) mempunyai implikasi yang luas terhadap penyuluhan pertanian menghendaki perubahan sistem penyuluhan pertanian secara menyeluruh. Berbagai permasalahan tersebut apabila tidak dilakukan upaya pemecahannya akan dapat merugikan petani dan pelaku usaha pertanian lain karena penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang demikian tidak berfungsi dalam memfasilitasi petani dan pelaku usaha pertanian lain untuk meningkatkan keberdayaannya. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan revitalisasi penyuluhan pertanian melalui suatu kebijakan yang komprehensif dalam bentuk Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian.

20

BAB III PENUTUPIII.1 Kesimpulan 1. Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment). 2. Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Materi tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. 3. Materi penyuluhan pertanian dapat digali dari berbagai sumber, antara lain : sumber resmi dari instansi pemerintah, sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi, pengalaman petani, baik pengalaman usahataninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya dan sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain. 4. Ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatan penyuluhan pertanian adalah meliputi : a. Materi Pokok (Vital) b. Materi Penting (Important) c. Materi Penunjang (Helpful) d. Materi Mubazir (Super flous) Materi yang akan disampaikan kepada sasaran disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dan dibuat sinopsis. Sinopsis adalah ringkasan dari suatu materi yang panjang (baik fiksi maupun non fiksi).

21

III.2 Saran Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan para mahasiswa mampu menerapkan, menganalisis dan mensintesis materi penyuluhan pertanian untuk digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Seorang penyuluh pertanian dituntut untuk lebih kreatif didalam menentukan materi penyuluhan. Pemilihan materi secara tepat sangat disarankan mengingat tidak ada materi yang paling baik yang dapat digunakan oleh sasaran penyuluhan pertanian kecuali yang benar-benar dibutuhkan oleh mereka. Materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

22

DAFTAR PUSTAKABan, Van den, A.W. dan Hawkins, A.S. Penyuluhan Pertanian, Kanisius. Yogyakarta. Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Mardikanto, T. 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta, Bandung. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Jakarta.

23