3. Hasil Penelitian

26
BAB VI HASIL PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei deskiptif yang dilakukan di RSUP. Dr.Wahidin pada tanggal 14 Agustus – 28 Agustus 2008. Yang menjadi sampel pada penelitian ini yaitu penderita Penyakit Jantung Koroner yang menjalani rawat inap di Cardiovascular Care Unit (CVCU) RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, periode Juli 2010- Januari 2011 yang memiliki rekam medik. Total sampel yang diperoleh sebanyak 133 rekam medik sedangkan yang memenuhi kriteria seleksi 132 rekam medik. Pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder yakni dengan melakukan pencatatan di bagian rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Adapun hasil yang diperoleh disajikan sebagai berikut: Tabel 6.1 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Jenis Kelamin di Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari – Juli 2008 Jenis Kelamin Penderita Penyakit Jantung Koroner N % 52

description

penelitian

Transcript of 3. Hasil Penelitian

Page 1: 3. Hasil Penelitian

BAB VI

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei deskiptif yang dilakukan di

RSUP. Dr.Wahidin pada tanggal 14 Agustus – 28 Agustus 2008. Yang menjadi

sampel pada penelitian ini yaitu penderita Penyakit Jantung Koroner yang menjalani

rawat inap di Cardiovascular Care Unit (CVCU) RSUP Wahidin Sudirohusodo

Makassar, periode Juli 2010-Januari 2011 yang memiliki rekam medik. Total sampel

yang diperoleh sebanyak 133 rekam medik sedangkan yang memenuhi kriteria seleksi

132 rekam medik.

Pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data

sekunder yakni dengan melakukan pencatatan di bagian rekam medik RSUP Wahidin

Sudirohusodo Makassar. Adapun hasil yang diperoleh disajikan sebagai berikut:

Tabel 6.1 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Jenis Kelamin di

Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin

Sudirohusodo Makassar periode Januari – Juli 2008

Jenis KelaminPenderita Penyakit Jantung Koroner

N %

Laki-laki 99 75.0

Perempuan 33 25.0

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

52

Page 2: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi penderita akibat penyakit jantung

koroner menurut jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 99 orang (75%), sedangkan

perempuan sebanyak 33 orang (25%).

Tabel 6.2 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Umur di Cardiovascular Care

Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar

periode Januari – Juli 2008

Umur (tahun)Penderita Penyakit Jantung Koroner

N %

31-45 18 13.6

46-55 42 31.8

56-65 45 34.1

66-75 19 14.4

>75 8 6.1

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

53

Page 3: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa penderita penyakit jantung koroner

terbanyak adalah pada umur antara 56 tahun – 65 tahun yaitu sebanyak 45 kasus

(34,1%), antara umur 46 tahun – 55 tahun yaitu sebanyak 42 kasus (31,8%), antara

66 tahun -75 tahun sebanyak yaitu 19 kasus (14,4%), antara umur 31 tahun – 45

tahun sebanyak 18 kasus (13,6%), dan penderita yang berumur diatas 75 tahun

sebanyak 8 kasus (6,1%).

Tabel 6.3 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Riwayat Merokok di

Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin

Sudirohusodo Makassar periode Januari – Juli 2008

Riwayat MerokokPenderita Penyakit Jantung Koroner

N %

Ada 69 52.3

Tidak ada 63 47.7

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

54

Page 4: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi penderita penyakit jantung koroner

menurut riwayat merokok, dimana 69 kasus (52,3%) mempunyai riwayat merokok,

sedangkan yang tidak mempunyai riwayat merokok sebanyak 63 kasus (47,7%).

Tabel 6.4 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Hipertensi di Cardiovascular

Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo

Makassar periode Januari – Juli 2008

Riwayat HipertensiPenderita Penyakit Jantung Koroner

N %

Ada 84 63.6

Tidak ada 48 36.4

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

55

Page 5: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi penderita penyakit jantung koroner

menurut penyakit penyerta hipertensi, dimana 84 kasus (63,6%) yang menderita

hipertensi sedangkan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 48 kasus (36,4%).

Tabel 6.5 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Riwayat Diabetes Mellitus di

Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin

Sudirohusodo Makassar periode Januari – Juli 2008

Riwayat DMPenderita Penyakit Jantung Koroner

N %

Ada 38 28.8

Tidak Ada 94 71.2

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

56

Page 6: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi penderita penyakit jantung koroner

menurut penyakit penyerta diabetes mellitus, dimana diperoleh 38 kasus (28,8%)

mempunyai diabetes mellitus dan 94 kasus (71,2%) tidak menderita dibetes mellitus.

Tabel 6.6 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Riwayat PJK dalam Keluarga

di Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin

Sudirohusodo Makassar periode Januari – Juli 2008

Riwayat Keluarga

menderita PJK

Penderita Penyakit Jantung Koroner

N %

Ada 10 7.6

Tidak Ada 16 12.1

Tidak Ada Keterangan 106 80.3

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

57

Page 7: 3. Hasil Penelitian

Pada table di atas dapat dilihat distribusi penderita penyakit jantung koroner

menurut riwayat keluarga mengalami PJK, dan diperoleh 10 kasus (7,6%) memiliki

riwayat keluarga menderita PJK dan 16 kasus (12,1%) tidak memiliki riwayat

keluarga mengalami PJK. Sedangkan yang tidak memiliki keterangan sebanyak 106

(80,3%).

Tabel 6.7 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Dislipidemia di Cardiovascular

Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo

Makassar periode Januari – Juli 2008

DislipidemiaPenderita Penyakit Jantung Koroner

N %

Ada 97 73.5

Tidak Ada 32 24.2

Tidak Ada Keterangan 3 2.3

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

58

Page 8: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi penderita penyakit jantung koroner

menurut riwayat dislipidemia, dimana 97 kasus (73,5%) mempunyai riwayat

dislipidemia, sedangkan yang tidak mempunyai riwayat dislipidemia sebanyak 32

kasus (24,2%), adapun yang tidak mempunyai keterangan dislipidemia sebanyak 3

kasus (2,3%).

Tabel 6.8 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Obesitas di Cardiovascular

Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo

Makassar periode Januari – Juli 2008

ObesitasPenderita Penyakit Jantung Koroner

N %

Ada 14 10.6

Tidak Ada 115 87.1

Tidak Ada Keterangan 3 2.3

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

59

Page 9: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi penderita penyakit jantung koroner

menurut obesitas, dan diperoleh pasien yang mengalami obesitas sebanyak 14 kasus

(10,6%), yang tidak mengalami obesitas sebanyak 115 kasus (87,1%), adapun yang

tidak memiliki keterangan sebanyak 3 kasus (2,3%) .

Tabel 6.9 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan Jenis PJK di Cardiovascular

Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin Sudirohusodo

Makassar periode Januari – Juli 2008

Jenis PJKPenderita Penyakit Jantung Koroner

N %

UAP 24 18.2

NSTEMI 23 17.4

STEMI 85 64.4

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

60

Page 10: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi penderita penyakit jantung koroner

menurut jenis PJK yang dialami, dan diperoleh yang menderita UAP sebanyak 24

kasus (18,2%), yang mengalami NSTEMI 23 kasus(17,4%), sedangkan yang

mengalami STEMI sebanyak 85 kasus (64,4%).

Tabel 6.10 Distribusi Penderita PJK Berdasarkan jumlah risiko PJK di

Cardiovascular Care Unit (CVCU) Cardiac Centre RSUP Wahidin

Sudirohusodo Makassar periode Januari – Juli 2008

Jumlah Faktor

Risiko

Penderita Penyakit Jantung Koroner

N %

1 1 .8

2 16 12.1

3 32 24.2

4 40 30.3

5 34 25.8

6 8 6.1

7 1 .8

Total 132 100.0

(Sumber : data sekunder, rekam medik RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.)

61

Page 11: 3. Hasil Penelitian

Pada tabel di atas dapat dilihat distribusi penderita penyakit jantung koroner

menurut jumlah faktor risiko, dan diperoleh yang paling banyak adalah yang

memiliki 4 faktor risiko 40 kasus (30, 3%), kemudian yang memiliki 5 faktor risiko

sebanyak 34 kasus (25,8%), yang memiliki 3 faktor risiko sebanyak 32 kasus

(24,2%), yang memiliki 6 faktor risiko sebanyak 8 kasus (6,1%), yang memiliki 7

faktor risiko sebanyak 1 kasus (0,8%), dan yang memiliki 1 faktor risiko sebanyak 1

kasus (0,8%).

62

Page 12: 3. Hasil Penelitian

BAB VII

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai distribusi faktor resiko

pada penyakit jantung koroner di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, maka akan

dibahas sesuai dengan variabel yang diteliti.

A. Jenis Kelamin

Berdasarkan PJK menurut jenis kelamin, didapatkan bahwa proporsi pada

laki-laki lebih besar (75%) dibandingkan perempuan (25%). Hasil ini sesuai dengan

sumber kepustakaan yang menyatakan bahwa mortalitas akibat penyakit jantung

koroner pada laki-laki lebih besar dibandingkan pada perempuan dan kondisi ini

terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki daripada perempuan. Diduga faktor

hormonal seperti estrogen endogen bersifat protektif terhadap perempuan, namun

setelah menopause insidensi penyakit jantung koroner meningkat dengan cepat dan

sebanding dengan insidens pada laki-laki.

Penelitian lain menyebutkan bahwa perbedaan ratio HDL/kolesterol total

disebut-sebut sebagai faktor yang menentukan perbedaan resiko kesakitan dan

kematian pada kedua jenis kelamin. Dimana disebutkan bahwa ratio HDL/kolesterol

total pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki tetapi perbedaan ini akan

semakin berkurang seiring pertambahan usia seseorang. Beberapa penelitian lain

menghubungkan bahwa tingginya resiko kematian akibat PJK pada laki-laki lebih

besar dibandingkan perempuan karena kebiasaan merokok pada laki-laki yang lebih

sering dibandingkan perempuan. 8

B. Umur

Hasil penelitian berdasarkan faktor resiko umur mendapatkan bahwa penyakit

jantung koroner terbanyak didapatkan pada kelompok umur 56-65 tahun. Hal ini

sesuai dengan sumber kepustakaan yang menyatakan bahwa resiko penyakit jantung

63

Page 13: 3. Hasil Penelitian

koroner meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.8 Peningkatan usia

menyebabkan perubahan anatomik dan fisiologik pada jantung dan pembuluh darah

bahkan di seluruh organ tubuh manusia. Perubahan anatomi tersebut meliputi

perubahan dinding media aorta, penurunan jumlah inti sel jaringan fibrosa stroma

katup, penumpukan lipid, perubahan miokardim akibat proses penuaan, penurunan

berat jantungdan timbulnya lesi fibrotik diantara serat miokardium. Sedangkan

perubahan fisiologik diantaranya berupa denyut jantung maksimum latihan

berkurang, isi semenit jantung (cardiac output) dan daya cadangan jantung menurun.

Pada pembuluh darah koroner ditemukan adanya penonjolan yang diikuti

garis lemak (fatty streak) pada intima pembuluh yang timbul sejak umur dibawah 10

tahun. Garis lemak ini mula-mula timbul pada aorta dan arteri koroner. Pada usia 20

tahun keatas garis lemak ini dapat ditemukan pada hampir setiap orang. Saat

mencapai usia 30 tahunan, garis lemak ini tumbuh lebih progresif menjadi fibrous

plaque, yaitu suatu penonjolan jaringan kolagen dan sel-sel nekrosis dan dikenal

dengan sebutan ateroma. Pada usia 40 tahun kemudian timbul lesi yang lebih

kompleks dan timbul konsekuensi klinis suatu penyakit jantung koroner.

Hasil penelitian yang dilaporkan oleh American Heart Association pada tahun

1994 mengenai hubungan antara jenis kelamin dan umur sebagai faktor resiko

penyakit kardiovaskuler yang dikaitkan dengan penyakit jantung koroner

diungkapkan bahwa pada kedua kelompok jenis kelamin, peningkatan resiko penyakit

jantung koroner makin bertambah seiring pertambahan usia seseorang. Keadaan ini

dihubungakan dengan adanya peningkatan kadar kolesterol total seiring dengan

pertambahan usia baik pada pria maupun pada wanita. Semakin bertambahnya umur

maka angka kematian akibat PJK akan semakin besar pula. 8

C. Merokok

Berdasarkan faktor resiko merokok, diperoleh hasil penelitian bahwa sebagian

besar kasus PJK terjadi pada pasien adanya riwayat merokok sebelumnya yaitu 69

kasus (52,3%) mempunyai riwayat merokok, sedangkan yang tidak mempunyai

64

Page 14: 3. Hasil Penelitian

riwayat merokok sebanyak 63 kasus (47,7%). Hal ini tentu sangat bertolak belakang

dengan teori yang menyatakan bahwa merokok merupakan faktor resiko utama pada

penderita PJK bahkan penelitian Framingham mendapatkan bahwa PJK pada laki-laki

perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan perokok

4,5 kali lebih dari pada bukan perokok. 8 Kenyataan ini dapat dimungkinkan

dikarenakan variabel perokok disini yang dapat dinilai hanya dari sisi apakah pasien

aktif merokok sehari-harinya, padahal seorang perokok pasif pun memiliki 70 %

resiko menderita penyakit akibat rokok tersebut. 14 Mungkin saja 55 kasus pasien PJK

di atas sebagian atau seluruhnya adalah perokok pasif.

D. Hipertensi

Mengenai distribusi faktor resiko PJK menurut penyakit penyerta hipertensi,

didapatkan bahwa proporsi pasien PJK lebih besar pada kelompok dengan penyakit

penyerta Hipertensi yaitu 84 kasus (63,6%) yang menderita hipertensi sedangkan

yang tidak menderita hipertensi sebanyak 48 kasus (36,4%). Kenyataan ini sesuai

teori yang menyatakan bahwa pasien dengan hipertensi memiliki tingkat mortalitas

akibat PJK lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa hipertensi.

Pada penderita hipertensi terjadi trauma langsung terhadap dinding pembuluh

darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner

(faktor koroner) dan hal ini menyebabkan angina pektoris, insufisiensi koroner dan

miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibanding dengan

orang normotensi dan sekaligus lebih memperbesar resiko kematian pada penderita

dengan PJK.

E. Diabetes Meliltus

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor resiko PJK berdasarkan

panyakit penyerta diabetes melitus, didapatkan hasil bahwa proporsi pasien PJK lebih

besar pada pasien diabetes melitus yaitu 38 kasus (28,8%) mempunyai diabetes

mellitus dan 94 kasus (71,2%) tidak menderita dibetes mellitus. Kenyataan ini tidak

65

Page 15: 3. Hasil Penelitian

menggambarkan faktor resiko diabetes melitus sebagai salah satu faktor resiko pada

penderita PJK, padahal berdasarkan teori yang ada disebutkan bahwa pada penderita

diabetes melitus, pembentukan trombus akan meningkat disebabkan karena adanya

peningkatan agregasi trombosit dan penurunan fibrinolisis. Faktor-faktor ini berperan

pada pembentukan plak dan trombus, pada koyaknya plak yang berakibat semakin

mudahnya terjadi sindrom koroner akut maupun serangan otak iskemik. 12

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian Anastasia di Pusat

Jantung Nasional Harapan Kita tahun 1999 – 2000 yang mendapatan bahwa penderita

PJK yang menderita diabetes melitus beresiko 2,37 kali untuk meninggal daripada

yang tidak menderita PJK. Penelitian oleh Apitule pada tahun 1997 juga melaporkan

hubungan yang bermakna antara diabetes melitus dengan PJK di rumah sakit.

Perbedaan hasil tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan jumlah sampel dan

desain penelitian. 1

F. Riwayat Keluarga mengalami PJK

Mengenai distribusi faktor resiko PJK berdasarkan riwayat keluarga

menderita PJK, diperoleh hasil bahwa pasien PJK dengan riwayat keluarga

menderita PJK hanya 10 kasus (7,6%), sedangkan yang tidak memiliki riwayat

keluarga menderita PJK sebanyak 16 kasus(12,1%), dan 106 kasus (80,3%) tanpa

keterangan dalam rekam medik. Hasil tersebut berbeda dengan kepustakaan yang ada,

yang menyebutkan bahwa pasien dengan riwayat keluarga penyakit jantung koroner

mempunyai resiko lebih besar menderita PJK. Pada keluarga (orangtua, paman, bibi)

yang jika pria di bawah usia 55 tahun dan perempuan di bawah usia 65 tahun,

dikatakan tergolong usia muda untuk sakit PJK. Oleh karena itu, anak-anaknya

maupun keponakannya harus waspada karena 3-5 kali lebih sering terkena serangan

jantung dibanding keluarga yang jantungnya sehat. Penyakit keturunan

hiperkolesterolemia familiar diduga sebagai salah satu penyebab.1,2

Hal ini disebabkan masih banyaknya rekam medik yang tidak memiliki

keterangan mengenai riwayat keluarga mengalami PJK, sehingga angka kejadian PJK

66

Page 16: 3. Hasil Penelitian

berdasarkan faktor risiko riwayat keluarga mengalami PJK masih belum bisa

dibandingkan.

G. Dislipidemia

Berdasarkan distribusi faktor resiko PJK berdasarkan dislipidemia, diperoleh

hasil bahwa proporsi PJK pada penderita dengan dislipidemia yaitu 97 kasus (73,5%),

sedangkan penderita dengan tanpa dislipidemia sebanyak 32 kasus (24,2%).

Kenyataan ini sesuai dengan kepustakaan yang ada yang menyebutkan bahwa PJK

memiliki korelasi positif dengan asupan kolesterol / dislipidemia seseorang, semakin

tinggi kadar kolesterol seseorang, semakin tinggi pula kematian akibat penyakit

jantung koroner. 9

Kolesterol adalah jenis lipid yang relative mempunyai makna klinis yang

penting sehubungan dengn aterogenesis. Data dari penelitian intervensi faktor resiko

majemuk menunjukkan bahwa dengan meningkatnya kadar kolesterol diatas

180mg/dl resiko penyakit arteri koronaria meningkat juga, dan peningkatan akan

lebih cepat jika kadarnya melebihi 240mg/dl. Bukti-bukti epidemiologis terbaru

menunjukkan adanya hubungan antara aterogenesis dengan pola-pola peningkatan

kolesterol tertentu.

H. Obesitas

Mengenai distribusi faktor resiko PJK berdasarkan obesitas, diperoleh hasil

bahwa pasien PJK dengan obesitas hanya 14 kasus (10,6%), sedangkan yang tidak

obesitas sebanyak 115 kasus(87,1%). Hasil tersebut berbeda dengan kepustakaan

yang ada, yang menyebutkan bahwa Resiko PJK akan jelas meningkat bila berat

badan mulai melebihi 20 % dari BB ideal. Obesitas akan mengakibatkan terjadinya

peningkatan volume darah sekitar 10 - 20 %, bahkan sebagian ahli menyatakan dapat

mencapai 30 %. Hal ini tentu merupakan beban tambahan bagi jantung, otot jantung

akan mengalami perubahan struktur berupa hipertropi atau hiperplasi yang keduanya

dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pompa jantung atau lazim disebut sebagai

67

Page 17: 3. Hasil Penelitian

gagal jantung atau lemah jantung, dimana penderita akan merasakan lekas capek,

sesak napas bila melakukan aktifitas ringan, sedang, ataupun berat (tergantung dari

derajat lemah jantung).

I. Jenis PJK

Berdasarkan distribusi faktor resiko PJK berdasarkan jenis PJK, diperoleh hasil

bahwa jenis PJK yang paling banyak diderita adalah diagnosis STEMI yaitu 85 kasus

(64,4%), kemudian dengan diagnosis UAP sebanyak 24 kasus (18,2%), sedangkan

dengan diagnosis NSTEMI sebanyak 23 kasus (17,4%).

68

Page 18: 3. Hasil Penelitian

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang kami peroleh maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas penderita PJK adalah laki-laki sebanyak 99 orang (75%),

2. Penderita PJK menurut umur antara 46 – 65 tahun yaitu sebanyak 87 kasus

(65,9%)

3. Penderita PJK yang menderita hipertensi 84 kasus (63,6%)

4. penderita PJK yang mempuyai riwayat Diabetes Melitus 38 kasus (28,8%)

5. penderita PJK yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 69 kasus

(52,3%)

6. Mayoritas penderita PJK memiliki dislipidemia yaitu 97 kasus (73,5%)

7. penderita PJK yang obesitas sebanyak 14 kasus (10,6%)

8. penderita PJK yang memiliki riwayat keluarga mengalami PJK sebanyak 10

kasus (7,6%), sedangkan yang tidak memiliki keterangan dalam rekam medik

sebayak 107 kasus (80,3%).

9. Jenis PJK yang paling banyak dialami adalah STEMI sebanyak 85 kasus

(64,4%)

10. Penderita PJK yang memiliki 3-5 faktor risiko sebanyak 106 kasus (80,1%)

B. Saran

1. Kepada masyarakat

Masyarakat terutama bagi mereka penderita penyakit jantung koroner

disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter ahli jantung untuk mengetahui

perkembangan penyakitnya sedini mungkin sehingga komplikasi lanjut yang

menyebabkan kematian dapat dicegah dan diharapakan perubahan menuju

pola hidup sehat dapat diterapkan oleh mereka.

69

Page 19: 3. Hasil Penelitian

2. Kepada pihak RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo

Pertama, penulisan data dalam rekam medis pasien khususnya

penderita penyakit jantung koroner sebaiknya lebih dilengkapi lagi termasuk

data demografi, anmnesis dan pemeriksaan laboratorium oleh dokter sehingga

memudahkan penelitian mengenai PJK selanjutnya. Kedua, penyuluhan

tentang pentingnya pola hidup sehat bagi masyarakat perlu dilakukan untuk

mencegah dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas penyakit

termasuk penyakit jantung koroner.

3. Kepada para peneliti selanjutnya.

Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang melihat

kematian PJK dengan memperhatikan jenis diagnosis dan tingkat keparahan

penyakit yang berpengaruh terhadap jenis tindakan yang dilakukan serta

prognosis.

70