3. Flexi & Kala II

19
FLEKSI * UUK LEBIH RENDAH DARI UUB * UKURAN KEPALA DIAMETER SUB OCCIPITO BREGMATICA (9,5 cm) MENNGANTIKAN DIAMETER SUB OCCIPITO FRONTALIS (11 CM) PUTARAN FLEKSI DALAM Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan kebawah SYMPHYSIS PRESENTASI B UUK

Transcript of 3. Flexi & Kala II

Page 1: 3. Flexi & Kala II

FLEKSI

* UUK LEBIH RENDAH DARI UUB

* UKURAN KEPALA DIAMETER SUB

OCCIPITO BREGMATICA (9,5 cm)

MENNGANTIKAN DIAMETER SUB OCCIPITO

FRONTALIS (11 CM)

PUTARAN FLEKSI DALAM

Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa

sehingga bagian terendah dari bagian depan

kebawah SYMPHYSIS

PRESENTASI B UUK

Page 2: 3. Flexi & Kala II

SEBAB PUTAR PAKSI DALAM

1. LETAK FLEKSI B BAGIAN TERENDAH

2. BAGIAN TERENDAH MENCARAI TAHAPAN SEDIKIT BAGIAN DEPAN

3. UKURAN TERBESAR BIDANG TENGAH PANGGUL DIAMETER ANTEROPOSTERIOR

Page 3: 3. Flexi & Kala II

EXTENSISetelah Kepala Didasar Panggul Extensi atau Defleksi Sesuai Sumbu Panggul Sub Occiput Hypomochlion

PUTARAN PAKSI LUARSetelah kepala lahir untuk menghilangkan torsi pada leher putar paksi luar – putaran restitusiPutaran paksi luar ukuran bahu, diameter bisacromial diameter antero posteroir dari P.B.P

EXPULSIBahu depan Hypomochlion Rotasi Depan Atas Lahir Bahu Belakang Extractie Bawah Belakang Bahu Depan Lahir Selanjutnya seluruh badan anak lahir Searah sumbu jalan lahir.

Page 4: 3. Flexi & Kala II

Mekanisme turunnya kepala janin

Tahap Peristiwa Gambar

a. Kepala terfiksir

pada p.a.p

(Engagement)

B. Turun (descent)

1. Sinklitismus

2.1 Asinklitismus

posterior

(Litzman)

* simfisis

Page 5: 3. Flexi & Kala II

c. Fleksi 2.2 Asinklitismus anterior (Naegele)

* Promont orium

d. Fleksi

maksimum

3. Sinklitismus

Page 6: 3. Flexi & Kala II

Rotasi internal

Ekstensi

4. Putar paksi dalam

didasar panggul

terjadi :

- Moulage kepala

janin

- Ekstensi

- Hipomochlion :

UUK dibawah

simfisis

Ekspulsi kepala janin

Berturut-turut lahirlah :

- UUK

- Dahi

- Muka

- Dagu

Page 7: 3. Flexi & Kala II

Rotasi eksternal 6. Putar paksi luar

(restitusi)

i. Ekspulsi total 7. Cara melahirkan :

- bahu depan

- bahu belakang

- seluruh badan

dan ekstrimitas

Page 8: 3. Flexi & Kala II
Page 9: 3. Flexi & Kala II

Gambar 63. Episiotomi : a = medialis

b = medio lateralis

c = lateralis

A, B, dan C cara menjahit luka

Page 10: 3. Flexi & Kala II

KALA IIKALA IIDiagnosisDiagnosis

Persalinan kala II pembukaan sudah lengkap, kepala Persalinan kala II pembukaan sudah lengkap, kepala janin diameter 5-6 cm.janin diameter 5-6 cm.

PenangananPenanganan** Memberikan dukunnganMemberikan dukunngan** Menjaga kebersihan diriMenjaga kebersihan diri** Menambah kenyamanan bagi ibuMenambah kenyamanan bagi ibu** Mengurangi kecemasan atau ketakutan ibuMengurangi kecemasan atau ketakutan ibu** Mengatur posisi ibuMengatur posisi ibu** Dianjurkan berkemih sesering mungkinDianjurkan berkemih sesering mungkin** Memberikan cukup minumMemberikan cukup minum

Page 11: 3. Flexi & Kala II

Posisi Ibu Saat Meneran

* Posisi yang paling nyaman baginya

* Ibu dibimbing mengedan selama his

* Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi

Page 12: 3. Flexi & Kala II

Catatan : Episiotomi tidak lagi dianjurkan sebagai suatu prosedur rutin. Tidak diketahui adanya bukti bahwa episiotomi rutin menurunkan angka kerusakan perinium, prolaps vagina di masa mendatang, atau inkontinensia urin. Pada kenyataannya, episiotomi rutin dikaitkan dengan meningkatnya robekan derajat ketiga dan keempat dan disfungsi otot sfinger anus.

Kemajuan persalinan dalam kala II* Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala

II- penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir- dimulainnya fase pengeluaran

* Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan tahap kedua- tidak turunnya janin di jalan lahir- gagalnya pengeluaran pada fase akhir

Episiotomi sebaiknya dipertimbangkan HANYA pada kasus-kasus :Episiotomi sebaiknya dipertimbangkan HANYA pada kasus-kasus :

* Persalinan pervaginam dengan komplikasi (sungsang, distosia bahu, forseps, * Persalinan pervaginam dengan komplikasi (sungsang, distosia bahu, forseps,

vakum)vakum)

* Adanya kekhawatiran akan tidak sembuhnya robekan derajat ketiga dan keempat* Adanya kekhawatiran akan tidak sembuhnya robekan derajat ketiga dan keempat

* Gawat janin* Gawat janin

Page 13: 3. Flexi & Kala II

Kelahiran Kepala Bayi• Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit

dorongan saat kepala bayi lahir• Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi

tidak terlalu cepat• Menahan perineum denagan satu tangan lainnya

jika diperlukan• Mengusap muka bayi untuk menghilangkannya dari

kotoran lendir / darah• Periksa tali pusat :

- jika tali pusat mengilingi leher dan terlihat longgar, selipkan tali pusat melalui kepala bayi,- jika lilitan tali pusat terlalu ketat, tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting di antara kedua klem tersebut, sambil melindungi leher bayi.

Page 14: 3. Flexi & Kala II

Kelahiran Bahu dan Anggota Seluruhnya• Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya• Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher

bayi• Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan

bahu depan• Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu

belakang• Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian

belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya

• Letakkan bayi tersebut di atas perut ibunya• Keringkan bayi, bersihkan matanya, dan nilai

pernapasan bayi• Klem dan potong tali pusat• Pastikan bayi tetap hangat

Page 15: 3. Flexi & Kala II

Kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kala II tetapi tidak menolong

atau bahkan dapat membahayakan

Tindakan Deskripsi dan Keterangan

Kateterisasi secara rutin

Tindakan kateterisasi dapat mengakibatkan lecet, sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi saluran kencing.

Menekan fundus dengan tangan

Tindakan ini hanya membuat rasa nyeri pada ibu, tetapi tidak membantu dalam kelahiran bayi , bahkan dapat menyebabkan ruptura uteri.

Mengedan dengan posisi telentang

Dapat menekan aorta distal dan mengeluarkan aliran darah ke uterus dan ekstrimitas bagian bawah. Dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah dari ibu ke janin.

Mengedan dengan menahan napas panjang

Dapat menimbulkan hipoksia janin intrauterin

Page 16: 3. Flexi & Kala II

Episiotomi sebagai tindakan rutin

Tidak jelas keuntungannya dalam pencegahan perlukaan daerah perineum. Dapat menyebabkan pengeluaran darah lebih banyak. Tidak melindungi bayi dari perdarahan intrakranial atau asfiksia intrapartum. Dapat meningkatkan resiko kerusakan sfinger pada ibu, luka perineum lebih dalam dan resiko penyembuhan luka kurang baik.

Memutar leher bayi Kemungkinan dapat menyebabkan kelemahan saraf brakhial

Melakukan rangsangan berlebihan

Menepuk-nepuk tubuh bagian belakang atau lainnya dapat menyebabkan memar. Menekan iga dapat menyebabkan fraktur, pneumotoraks, respiratory distress, merapatkan paha ke perut dapat menyebabkan ruptur pada hati atau limpa. Menggunakan kompres panas dan dengan memercikan air atau alkohol, atau mencelupkan ke dalam air dingin/panas dapat menyebabkan hipotermia, hipertermia atau terbakar.

Page 17: 3. Flexi & Kala II

Menghisap lendir terlalu lama, dalam dan kuat

Ada hubungannya dengan aritmia jantung, spasme laring, dan vasospasme arteria pulmonalis dan gangguan menghisap.

Membiarkan bayi basah atau tidak diselimuti

Dapat menyebabkan hipotermia

Tidak menghadirkan orang-orang yang berarti bagi ibu

Ibu yang selalu ditemani oleh seseorang biasanya masa persalinannya tidak lama, lebih sedikit yang dioperasi, dan menghindarkan depresi pasacapersalinan.

Posisi litotomi atau telentang saat melahirkan bayi

Posisi telentang dapat menurunkan darah ke uterus, sehingga mengurangi kekuatan dan frekuensi kontraksi uterus. Saat mengedan kadang-kadang mengalami kram kaki, sehingga posisi litotomi membuat rasa kurang nyaman.

Page 18: 3. Flexi & Kala II

A = uuk. ki-dep.B = uuk. ka-dep.C = uuk. ki. bel.D = uuk. ki-bel.

Page 19: 3. Flexi & Kala II

Janin Dalam Akhir Kehamilan