3. ERGONOMI

31

Click here to load reader

description

mmm

Transcript of 3. ERGONOMI

Page 1: 3. ERGONOMI

3. ERGONOMI

3.1. PENDAHULUAN

Bidang Ergonomi merupakan pengetrapan ilmu biologi tentang manusia

bersama dengan ilmu tehnik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu

sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya sehingga

mencapai efisiensi dan kesejahteraan kerja.

Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dengan evaluasi fisiologis,

psikologis atau cara kerja, maka beban kerja dapat diukur dan merubah yang

sesuai antara kapasitas kerja dan beban kerja maupun beban tambahan.

Tujuan utama adalah menjamin kesehatan kerja sehingga mencapai

peningkatan produktifitas.

Ergonomi (bahasa Inggris : Ergonomics") sebagai ilmu pengetahuan

berkembang setelah perang dunia II, dimana bagi prajurit yang maju perang

dan memakai persenjataan serta perlengkapan dan perbekalan perang

lainnya menjadi pertanyaan : seberapa banyak, seberapa berat dari

perbekalan serta bentuk dan ukuran dari senjata yang dipakai yang terbaik

untuk prajurit sehingga misi dan tugas yang diemban dalam peperangan

dapat dicapai secara maksimal. Hal ini kemudian berkembang dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam bekerja.

"Ergonomi" berasal dari kata ERGON yang berarti kerja atau segala sesuatu

yang berhubungan dengan kerja, dan NOMOS yang berarti hukum. Di

Amerika dikenal dengan istilah "HUMAN ENGINEERING" atau "HUMAN

FACTORS ENGINEERING".

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 32

Page 2: 3. ERGONOMI

Ergonomi

Ilmu yang mempelajari mengenai tindak tanduk dan fisiologi manusia

dengan pekerjaannya sehingga dicapai pola kerja dan lingkungannya yang

sesuai dan tepat guna.

Pemanfaatan ergonomi di tempat kerja adalah dengan membuat pola

lingkungan kerja agar harmonis dengan fisik maupun perilaku tenaga kerja.

Program ergonomi akan berjalan baik apabila semua jajaran

pekerja ikut melaksanakannya, antara lain :

a. Tanggung jawab manajemen dalam hal ini termasuk

kebijaksanaan dan perencanaan manajemen penyediaan peralatan

kerja maupun kontrol terhadap tenaga kerja dan lingkungannya.

b. Program tertutis ; program harus tertulis dengan jelas termasuk analisa

pekerjaan, kontrol teknis maupun administratif, kesehatan kerja dan

pelatihan.

c. Keterlibatan semua tenaga kerja dan tingkat manager sampai tenaga

kerja dilapangan harus terlibat dalam pelaksanaan ergonomi. .

d. Evaluasi program

Program yang sudah dikerjakan harus dimonitor secara periodik.

Maksud dari ergonomi adalah bagaimana mengatur kerja agar

dapat aman dilaksanakan oleh pekerja, efiisien, produktif, juga

"nyaman" dilaksanakan serta terhindar dari penyakit serta

kecelakaan kerja.

"National Research Council (USA)" pada tahun 1983

menyatakan bahwa ergonomi adalah aplikasi dari prinsip-

prinsip ilmiah, dimana metoda kerja, pemakaian peralatan

kerja, kondisi lingkungan tempat kerja, ditinjau dari berbagai Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal

33

Page 3: 3. ERGONOMI

disiplin ilmu (system engineering : psikoiogi, fisiologi,

biomekanik, anthropologi, kondisi lingkungan kerja) adaiah daiam

kondisi penataan yang sesuai dengan kodrat pekerja sebagai

manusia.

Hasilnya adalah kondisi kerja yang aman, nyaman, efisien, dan

produktif.

3.2. PRINSIP ERGONOMI

Beberapa prinsip sebagai pegangan adalah :

a. SikapTubuh :

Bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk , susunan, ukuran

dan penempatan mesin, alat petunjuk dan cara melayani mesin.

b. Ukuran Antropometri

Sebagai dasar ukuran badan pekerja dengan penempatan alat-alat

industri.

c. Normalisasi ukuran mesin dan alat industri sebagai contoh kursi dapat naik

turun, tempat kerja dapat diatur kesegala arah.

d. Ukuran Kerja.

- pada pekerjaan yang diiakukan berdiri tinggi, tempat

sebaiknya 5-10 cm, dibawah tinggi siku.

- Untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi tempat

kerja 5- 10 cm lebih tinggi.

- Untuk pekerja berat, atau perlu mengangkat barang, tempat

kerja 10 - 20 cm, lebih rendah dari tinggi siku.

e. Tempat duduk yang baik harus memehuhi syarat:

- tinggi dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal

34

Page 4: 3. ERGONOMI

sesuai dengan tinggi lutut, pada dalam keadaan datar.

- papan tolak pinggang dapat diatur dan menekan pinggang

- lebar papan duduk tidak kurang 25 cm .

- tinggi meja sesuai dengan sikap duduk.

f. Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan

duduk, paling tidak ada tempat dan kesempatan duduk.

g. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23 - 27'

kebawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk 32 - 44' kebawah, arah

penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala istirahat

h. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya

dan lengan bawah. Pegangan harus diletakkan dibawah lengan

tersebut.

i. Gerakan, diutamakan yang kontinu dan berirama lebih

diutamakan, gerakan yang tiba-tiba dan berhenti mendadak akan

sangat melelahkan, hindarkan getaran kuat pada lengan dan kaki.

j. Pembebanan , beban fisik maximum sebesar 40kg Cara mengangkat

dan menolak hendaknya memperhatikan hukum ilmu gaya dan

dihindarkan penggunaan tenaga yang berlebih.

k. Derajat tanjakan optimum :

- Jalan menanjak ±10'

- Tangga Rumah ±30'

- Tangga + 70'

Dengan anak tangga antara 20 - 30 cm, tergantung pada pembebanan.

l. Waktu kerja, kemampuan seseorang bekerja seharinya, adalah 8-10

jam, lebih dari itu efisiensi dan kuaiitas kerja akan menurun.

m. Waktu istirahat, waktu istirahat didasarkan pada keperluan dan

pertimbangan ergonomi, harus dihindari istirahat sekehendak tenaga Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal

35

Page 5: 3. ERGONOMI

kerja.

n. Daya penglihatan dipelihara sebaik-baiknya terutama dengan

penerangan ditempat kerja.

o. Mental psikologis, kondisi ini harus diperhatikan dengan adanya motifasi,

premi, iklim kerja dsb.

p. Beban kerja dinilai dengan mengukur 02, frekuensi nadi, suhu badan

dll. Batas kesanggupan kerja tercapai kalau nadi kerja mencapai

angka 30/menit diatas bilangan nadi istirahat dan nadi kerja tidak

terus menaik dan sehabis bekerja akan pulih kembali pada

bilangan nadi istirahat sesudah 15menit.

q. Biomekanika.

Adalah ilmu tentang gerakan dan sikap badan

Aspek penting dalam ergonomi adalah gerakan dan sikap badan

yang berpengaruh pada pemakain energi dan fungsi Sensorimotoris.

Aspek utama dalam ergonomi yang diperlukan ditempat kerja antara

lain masalah penyimpanan bahan/material dan penanganan masalah

perkakas/organ, masalah peningkatan desain ditempat kerja, masalah

pengendalian substansi dan bahan berbahaya, masalah kenyamanan

fasilitas umum danbagaimana mengorganisasikan tugas pekerjaan

ditempat kerja.

3.3. ERGOMETRI

Adalah ilmu untuk mengukur kerja, umumnya ada 3 hal yang ditentukan :

a. Pemakaian tenaga oleh pekerja untuk melakukan pekerjaannya.

b. Daya kerja fisik maximum

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 36

Page 6: 3. ERGONOMI

c. Dasar pengukuran tubuh manusia.

Alat yang dipakai antara lain :

a. Kantung Douglas, mengumpulkan udara nafas selama waktu tertentu

b. Pneumotakograf Wolf, mengukur udara ekspirasi secara eiektronis.

c. Gasmeter kofranyi Michaelis, mengumpul dan mengukur udara ekspirasi

terus menerus dan mengambil contoh udara.

d. Tread Mill ban berjalan dengan kecepatan dan sudut kemiringan dapat

diatur.

e. Antropometer, untuk mengukur beberapa variasi dan dimensi dari tubuh

manusia, sekarang dipakai dengan metoda martin type anthropometry.

Penggunaan Pengukuran Tubuh antara lain :

a. Tinggi Badan untuk tinggi ruang mesin, koridor

b. Volume tubuh untuk ruang tempat duduk dalarn rnobi! dli.

c. Tinggi [engan waktu berdiri untuk coin-slot pada mesin otomatis dli.

d. Ukuran kepala untuk Helm / Topi pengaman

e. Tinggi mata dan lapangan pandang untuk posisi papan indicator, panel

display.

f. Ukuran pupil untuk ukuran fensa kontak

g. Ukuran mulut untuk ukuran Sendok makan

h. Putaran pergelangan tangan untuk Sepeda Motor.

i. Lebar kuku untuk alat kuas manikur.

j. Lebar panggul untuk ukuran permukaan kursi.

3.4. FAKTOR LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN

3.4.1. Kondisi Lingkungan Tempat Kerja

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 37

Page 7: 3. ERGONOMI

Dari segi ergonomi yang menjadi perhatian adalah kondisi lingkungan

tempat kerja dari segi fisik ("physical health hazards"):

- Temperatur, kecepatan angin/udara, ventilasi

- lighting

- kebisingan, music

- warna dinding dan peralatan kerja

- Housekeeping

Semua faktor diatas haruslah sesuai dengan jenis Kerja serta latar belakang

budaya kebanyakan pekerja.

3.4.2. Kondisi Pekerja

Disain kerja yang diciptakan oleh manusia untuk menghasilkan barang/jasa

dan telah diupayakan sebaik mungkin agar sesuai dengan kodrat pekerja

sebagai manusia tentulah mempunyai keterbatasan tertentu. Dengan

demikian kita melakukan upaya agar pekerja dapat diadaptasikan dengan

kerja yang tersedia.

Seleksi pekerja, baik dari aspek pendidikan, pengaiaman, bakat, kondisi

fisik (tinggi, berat, kesehatan, kekuatan), maupun mental pekerja (psiko-

test). Pekerja perlu dipelihara fitness-nya baik fisik maupun mental.

Latar belakanq sosial budayaLatar belakang SOSIAL BUDAYA pekerja dari daerah urban/perkotaan

sering mengelak bila dipekerjakan di daerah pertanian dan kehutanan yang

jauh dari peramaian, tetapi pekerja dari daerah pedesaan sering tidak

mudah untuk dipekerjakan didaerah industri.

Manusia punya keterbatasan dalam kekuatan untuk kerja, baik untuk kerja

fisik berat waktu pendek maupun untuk jangka panjang. Kemampuan

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 38

Page 8: 3. ERGONOMI

manusia untuk mempergunakan O2 sebagai salah satu faktor penting sumber

energi (selain makanan sebagai bahan bakar) mempunyai keterbatasan.

Pria dewasa rata-rata kapasitas maksimal dalam pemakaian O2 adalah 3 -

3,5 I/menit, sedang wanita dewasa 2,3 - 2,8 l/menit, sehingga produksi

maksimal energi untuk pria dewasa adalah 900-1000 kcal/jam.

Salah satu parameter untuk mengukur kemampuan kerja tanpa menganggu

kesehatan adalah denyut nadi (pols). Pekerja yang kerja berat sebagai

tugas rutin sehari-hari, sebaiknya denyut nadi maksimal sesuai usia, dan

bila diperlukan kerja yang lebih berat maka pengaturan waktu istirahat per

hari diatur lebih sering, selain disediakan minum dan makanan (kalori) yang

cukup.

Kerja yang berat dari segi stress/mental.Kerja jenis ini dari segi tanggung jawab, potensial hazards, maupun karena

faktor stress lainnya perlu pengaturan istirahat yang baik dalam sehari,

seminggu, setahun. Pengisian aktivitas relaksasi mental pada waktu

istirahat adalah penting. Misal ditempat kerja diputar musik serta pemilihan"

aktivitas relaksasi pribadi diluar jam kantor.

3.4.3. Metoda Kerja

SOP yang ditetapkan o!eh perusahaan haruslah selalu mempertimbangkan

juga kondisi karyawan dalam melaksanakan kerja :

• Mengangkat, mendorong, menurunkan, mengangkut/memindahkan

barang berat :

Barang :

* harus bisa terpegang stabil

* sedekat mungkin dengan badan pekerja

Pekerja:Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal

39

Page 9: 3. ERGONOMI

* mengangkat, menurunkan. membawa dengan stabii dan

bertumpu pada poros tulang belakang dan tungkai bawah.

• Melayani mesin/peralatan produksi sesuai SOP, namun SOP dapat

secara berkala dievaluasi sesuai kondisi mesin dan perkembangan

IPTEK.

• Sebaiknya karyawan lebih banyak melakukan kerja dinamik (isokinetik),

dan pada kerja statik (isometrik).

3.4.4. Workstation Design

“Workstation design" atau disain tempat kerja setiap pekerja tergantung

kepada :

• Jenis pekerjaan

• Jenis mesin/pealatan produksi

• Kondisi fisik pekerja,

Sehingga kerja dapat dilaksanakan dengan aman, nyaman, produktif, dan

efisien.

Dengan kata lain adalah salah satu faktor kondisi yang sangat panting agar

dapat memudahkan karyawan bekerja sebaik-baiknya.

• Karyawan / operator dapat masuk dan keluar ke tempatnya

bekerja dengan baik.

• Karyawan dapat bekerja dengan postur tubuh yang optimal

untuk kenyamanan kerja, keselamatan kerja, kesehatan

kerja, dan produktivitas.

• Karyawan dapat mempergunakan semua peralatan pada

mesin produksi sebaik-baiknya maupun peralatan bantu untuk kerja

lainya tanpa ekstra tenaga berlebihan.

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 40

Page 10: 3. ERGONOMI

• Dapat mengoperasikan peralatan kerja dengan baik, baik

dengan tangan, kaki, maupun menerima sinyal tanda bahaya.

• Tempat duduk serta bagian-bagiannya dan lapangan kerja

dapat disesuaikan dengan keperluan "adjustable".

* Lapangan pandang terhadap mesin, bagian-bagian mesin

yang harus dioperasikan maupun informasi dari pihak lain

dapat terlihat dengan jelas.

* Dapat menangkap informasi dalam bentuk suara dan bunyi

untuk instruksi kerja maupun tanda bahaya.

* Cukup ruang untuk tempat material produksi, limbah padat,

maupun hasil produksi sebelum ditransfer ke bagian lainnya.

3.4.5. Display Design

Dengan kemajuan Iptek banyak mesin dan alat produksi lainnya memakai

indikator tertentu tentang jalannya produksi dari tingkat/besarnya produksi,

maupun indikator bahaya untuk kondisi yang abnormal. Disain peralatan

kontrol ini perlu disesuaikan dengan pekerjaan :

• besarnya/ukuran

• warnanya dan terangnya ("brightness")

• memakai indikator dengan jarum yang bergerak menunjukkan

angka, atau langsung menunjukkan angka.

• Tanda abnormalitas / bahaya dengan tanda warna merah atau

bunyi/sirene atau kedua-duanya.

• Tinggi dan jarak dari peralatan kontrol harus sesuai dengan posisi

duduk/berdiri serta mata operator.

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 41

Page 11: 3. ERGONOMI

3.4.6. Komputer

Dewasa ini komputer dipergunakan secara luas untuk membantu berbagai

tugas kerja dan profesi.

Adalah sangat penting agar operator komputer dapat melaksanakan

tugasnya tanpa keluhan maupun penyakit tertentu.

Kursi operator

Sebaiknya kursi yang dapat diatur;

• Tingginya tempat duduk

• Tingginya sandaran lengan

• Sandaran punggung

• Tingginya sandaran telapak kaki

• Mudah maju mundur

Tinggi rendahnya posisi KEYBOARD, serta jaraknya terhadap operator.

"Visual Display Unit" (VDU)

• Tinggi rendah sesuai posisi mata (horisonta!)

• Jaraknya dengan mata ± 30 cm.

• Huruf komputer

- besarnya

- kontras dengan latar belakang

- terangnya VDU

- warna

Pengaturan waktu kerja

Dianjurkan agar setiap 1½ - 2 jam bekerja terus menerus dengan komputer

harus istirahat 10 menit.

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 42

Page 12: 3. ERGONOMI

3.4.7. Operator Komputer

Selain harus sehat dan fit, khusus mata harus mempunyai visus 6/6 dan bila

memerlukan kacamata haruslah dengan koreksi kaca yang tepat.

"Workstation design" ruang komputer harus baik, selain sambil duduk di

depan komputer perlu dapat juga melihat jauh minimal 6 m agar lensa mata

dapat secara berkala relaksasi.

Keluhan Operator komputer yang sering dialami adalah : sakit pinggang,

sakit leher, sakit bahu, sakit lengan, sakit tungkai, pusing, sakit sekitar

mata, mata berair, maupun stres. Karena itu stiap 2 jam kerja dengan

komputer dianjurkan istirahat 10 menit serta melakukan :

• berdiri atau berjalan-jalan santai

• mengedip-ngedipkan mata

• melihat kearah jauh (minimal 6 m)

• beberapa kali tarik napas dalam

• olah raga ringan dari jari tangan, siku, bahu, leher, tungkai.

3.4.8. Low Back Pain Management

Masalah yang cukup besar dalam industri adalah trauma pada pinggang

ataupun tulang belakang, baik secara akut maupun kronis.

Secara akut bisa terjadi pada pelaksanaan house keeping yang buruk, secara

kronis dapat terjadi pada pekerja yang bertugas mengangkat barang

secara berulang-ulang, hal ini bisa juga terjadi pada cara menarik,

mendorong ataupun membawa barang.

Penyebab nyeri pinggang :

- beban yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan tulang Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal

43

Page 13: 3. ERGONOMI

belakang.

- Kontraksi otot yang berlebihan

- Ketegangan akibat terlalu memutar maupun perubahara sikap badan

yang salah.

- Patah atau retak tulang belakang.

Nyeri pinggang banyak terjadi pada pekerja dengan pekerjaan :

- Membawa barang yang berat

- Berdiri ataupun duduk dalam waktu yang lama, akan terjadi

kelelahan otot dan nyeri.

- Mengemudi dengan jarak maupun waktu yang panjang.

- Pekerja yang mendapat getaran yang kuat sehingga menyebebkan

gangguan pada tulang belakang.

- Pergerakan yang tidak terduga, akan menyebabkan ketegangan

otot dan perubahan sikap badan.

Pelaksanaan manajemen Low Back pain meliputi:

a. Bio mekanika LBP

Perlu diketahui tentang struktur dan mekanisme tulang belakang,

terutama tulang lumbal.

b. Mekanisme mengangkut barang yang berat.

c. Perbaikan sikap maupun pergerakan dalam bekerja.

d. Perhatian dan kontrol lingkungan tempat kerja.

e. Membuat dan mengembangkan standar bekerja, dalam hal ini

termasuk pula waktu kerja, beban kerja, metode, peralatan kerja dan

lainnya

f. Kontrol kesehatan dan pencegahan gangguan akibat kerja.

Pekerja dengan resiko terjadinya gangguan pada pinggang/tulang

belakang perlu pemeriksaan dan perawatan yang teratur. Dalam

pencegahan dapat dilakukan pemanasan sebelum bekerja ataupun

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 44

Page 14: 3. ERGONOMI

latihan pencegahan nyeri pinggang.

g. Perlunya pendidikan kesehatan kerja, hal ini penting dikarenakan LBP

dan disebabkan oleh beberapa penyebab, perlunya kesadaran pekerja

akan perbaikan sikap maupun cara bekerja, serta perlunya latihan atau

pemanasan sebelum bekerja.

3.4.9. Vibration Syndrome

Pada sektor konstruksi, pertanian, kehutanan dan permesinan banyak

dipakai peralatan yang bergetar yang dapat menyebabkan sindrom

vibrasi.

Akibat dari getaran adalah ketidaknyamanan, pengurangan kemampuan

bekerja dan dapat menyebabkan gangguan fungsi fisiologi yang berakibat

terjadinya penyakit pada tubuh yang terpapar.

Bahaya getaran adalah :

a. Gangguan pembuluh darah.

b. Gangguan syaraf tepi dan bagian tubuh yang terkena.

c. Gangguan jaringan pada tulang sendi maupun otot.

Akibat getaran yang berat adalah :

Atropi otot tangan maupun lengan bawah sampai kekakuan pada jari-jari

Sendi siku menjadi tidak normal.

3.5. PEDOMAN PRAKTIS ERGONOMI

Upaya meningkatkan kondisi lingkungan kerja, kita berpedoman pada

prinsip dasar sebagai berikut :

a. Perlu dikembangkan dengan keterlibatan penuh dari pimpinan

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 45

Page 15: 3. ERGONOMI

perusahaan serta para pekerja.

b. Dibentuk kelompok kerja dalam perencanaan dan pelaksanaan

dilapangan.

c. Memanfaatkan tenaga ahli dan bahan lokal yang tersedia

d. Membuat program tindak lanjut peningkatan kondisi lingkungan kerja.

e. Tindakan dan program yang berkesinambungan akan menciptakan

peningkatan dan penyempurnaan lingkungan kerja maupun pekerjanya.

Aspek Ergonomi Yang Perlu Diperhatikan Meliputi: Penyimpanan dan penanganan barang

Perkakas ringan

Faktor keamanan pada mesin produksi

Pencahayaan di tempat kerja

Bangunan dan lingkungan

Rancangan meja dan tempat kerja

Bahaya lingkungan kerja

Fasilitas umum

Alat pelindung diri

Pengaturan pekerjaan maupun waktu kerja

Petunjuk Yang Mudah Diterapkan Dalam Ergonomic.Dalam penyimpanan dan Penanganan Barang yang perlu diperhatikan

adalah :

Tandai dan bersihkan jalur transportasi dari benda-benda yang

dapat menjadi penghalang.

Usahakan supaya gang atau koridor cukup lebar untuk arus dua arah

Buat permukaan lantai transportasi rata, tidak licin dan bersih dari

benda penghalang.

Sediakan landaian jalur transportasi 5 - 8%, bukan tangga atau

jalan yang curam.

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 46

Page 16: 3. ERGONOMI

Gunakan kereta dorong atau aiat Bantu beroda iainnya pda waktu

mengangkut barang.

Gunakan rak beroda ataupun rak yang bertingkat ditempat kerja

untuk meringankan beban pekerja.

Gunakan peralatan mekanis.

Kurangi penanganan secara manual, seminimal mungkin

dengan memanfaatkan alat mekanis untuk transportasi.

Bagilah beban yang berat menjadi kemasan/bagian yang lebih kecil.

Sediakan pegangan lengan, gagang untuk semua jenis kemasan.

Hilangkan dan kurangi beda ketinggian bila memindahkan

barang secara manual.

Barang yang berat dipindah dengan cara menggeser selain

mendorong.

Hindarkan tugas yang memerlukan gerakan membungkuk atau

memutar tubuh.

Mengangkat barang dengan cara yang benar.

Sediakan kotak sampah ditempat yang memadai

Beritanda pada jalur darurat dan bebaskan dari hambatan.

Perkakas Tangan. Gunakan perkakas tangan yang khusus untuk pekerjaan.

Perkakas bermotor harus yang aman dan dilengkapi dengan alat

pelindung.

Gunakan perkakas gantung untuk pekerjaan berulang ditempat kerja

yang sama.

Gunakan tanggem dan penjepit.

Sediakan penyangga lengan pada pengunaan perkakas yang

memerlukan ketelitian tinggi.

Kurangi berat perkakas tangan (kecuali perkakas untuk memikul) dan

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 47

Page 17: 3. ERGONOMI

rnudah dioperasikan.

Pegangan perkakas tangan tidak boleh licin.

Dilengkapi dengan isolasi yang baik untuk mencegah panas maupun

sengatan listrik.

Batasi getaran dan kebisingan.

Sediakan tempat penyimpanan untuk setiap perkakas.

Periksa dan rawat secara berkala.

Latihlah pekerja dalam menggunakan perkakas tangan bermotor

(listrik, pneumatic, mesin)

Sediakan ruangan yang cukup untuk keseimbangan kaki pada waktu

bekerja dengan perkakas bermotor (power tool)

Faktor Keamanan Pada Mesin Produksi Pasang alat pengaman pada alat control untuk mencegah mesin

diaktifkan secara tidak sengaja atau tersentuh tanpa sengaja.

Tempatkan alat kontrol pada posisi yang mudah terlihat dan terjangkau

oleh operator dengan mudah dan aman.

Tempat kontrol harus mudah dibedakan satu dengan lainnya.

Gunakan kebiasaan yang lazim dilakukan dalam mengendalikan mesin.

Penempatan pedal kaki harus disejajarkan dengan lantai.

Pasang papan tampitan dan sinyal agar mudah dibedakan dan mudah

dibaca.

Gunakan tanda atau warna yang jelas pada papan tampilan.

Singkirkan atau tutup papan tampilan yang tidak dipakai.

Tempatkan label dan tanda yang mudah dilihat dan dimengerti.

Gunakan rambu peringatan yang jelas dan mudah dimengerti.

Gunakan alat pelindung mesin.

Lakukan pemeriksan, pembersihan dan perawatan mesin

Latihan pengoperasian mesin secara" aman dan efisien Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal

48

Page 18: 3. ERGONOMI

Pergunakan mesin yang aman.

Pencahayaan Tempat Kerja Tingkatkan penggunaan cahaya matahari.

Pergunakan warna yang cerah pada dinding dan langit-langit.

Pencahayaan yang baik di koridor tangga, landaian (Ramps).

Terangi daeraha kerja secara merata.

Sediakan penerangan yang cukup di tempat kerja.

Sediakan pencahayan local (khusus) pada pekerjaan yang memerlukan

ketepatan dan ketelitian.

Hindari cahaya pantulan langsung.

Singkirkan permukaan yang mengkilat

Bersihkan dan peiihara sumber cahaya dan jendela

Bangunan dan Lingkungan Lindungi pekerja dari panas yang berlebihan

Lindungi dan pengaruh yang berlebihan dari luar

Isolasi sumber panas dan dingin

Pasang system penghisap udara local

Tingkatkan penggunaan ventilasi alarm untuk meningkatkan kualitas

iklim kerja dalam ruangan

Perbanyak dan pelihara system ventilasi

Rancangan Meja Dan Tempat Kerja Sesuaikan ketinggian kerja bagi setiap pekerja.

Pastikan semua pekerja dapat menjangkau alat kontrol dan material.

Pastikan pekerja dapat menggerakkan kaki dengan tubuh dengan

mudah.

Tempatkan material, perkakas kerja dan alat control dalam jarak

jangkauan yang mudah.

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 49

Page 19: 3. ERGONOMI

Setiap meja kerja disediakan alas kerja yang stabil dan serga guna.

Sediakan kursi dan meja kerja yang sesuai dan aman.

Berikan kondisi kerja agar pekerja dapat melakukan pekerjaan

dengan berdiri dan duduk.

Tempat duduk diberi sandaran punggung (back rest).

Gunakan tempat kerja VDU (Visual Display Unit).

Periksa mata dan pakai kaca mata yang sesuai secara berkala.

Libatkan pekerja dalam mengembangkan

Bahaya Lingkungan Kerja Isolasi dan tutup bagian mesin bising

Pastikan suara yang ada tidak mempengaruhi komunikasi keselamatan

dan efisiensi kerja.

Kurangi getaran yang mengganggu pekerja.

Gunakan lampu tangan yang terisolasi dengan baik.

Pastikan hubungan kabel dalam kondisi aman.

Lindungi pekerja dari resiko paparan bahan kimia.

Fasilitas Umum Sediakan dan pelihara fasilitas ganti, cuci dan sanitasi yang baik.

Sediakan fasilitas tempat makan, minum, dan pengganti yang baik.

Sediakan tempat untuk pertemuan dan pelatihan kerja.

Tingkatkan pelayanan dan fasilitas kesejahteraan bersama pekerja.

Alat Pelindung Diri Beri tanda yang jelas tempat alat pelindung diri.

Sediakan aiat pelindung diri yang memberikan perlindungan yang

memadai.

Pilih alat pelindung yang tepat.

Pakaialah alat pelindung. sesuai instruksi yang benar.

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 50

Page 20: 3. ERGONOMI

Pastikan alat pelindung dapat diterima oleh pekerja.

Pembersihan dan pemeliharaan alat pelindung diri secara berkala.

Sediakan tempat yang memadai bagi penyimpanan alat pelindung diri.

Pengaturan Pekerjaan Konsultasikan perubahan Waktu kerja dengan pekerja.

Selesaikan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dengan

menyertakan pekerja dalam kelompok.

Bicarakan dengan pekerja apabila ada perubahan pada produksi.

Beri penghargaan bagi pekerja atas bantuan mereka dalam

meningkatkan produktivias dan perbaikan tempat kerja.

Latih pekerja untuk bertanggung jawab dan diberikan sarana

untuk peningkatan dalam melaksanakan tugasnya.

Beri kesempatan kepada pekerja untuk mempelajari keterampilan

yang baru.

Perbaiki pekerjaan yang sulit dilaksanakan dan tidak disukai pekerja

guna meningkatkan produksi.

Berikan tugas-tugas yang membuat pekerjaan menjadi lebih

menyenangkan dan bervariasi.

Sediakan stok bahan setengah jadi (buffer stock) diantara dua

tempat kerja.

Kesimpulan

Ergonomi sebagai ilmu yang terus berkembang sesuai perkembangan Iptek

adalah sangat penting untuk keberhasilan pekerja dalam menjalankan

tugasnya dengan aman, nyaman, efisien, produktif.

Dengan ergonomi karyawan terhindar dari penyakit dan kecelakaan kerja, Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal

51

Page 21: 3. ERGONOMI

pekerjaan Iebih mudah dilaksanakan serta efisien, dan produktivitas

meningkat. Upaya untuk menyelaraskan karyawan dengan kerja secara

timbal balik adalah bersifat multi disipliner melibatkan berbagai disiplin profesi

: ahli teknik, ahli manajemen, ahli kesehatan kerja, ahli higiene industri,

psikolog industri, ahli fisiologi kerja. Penataan ini paling baik dilaksanakan

secara komprehensif dalam P2K3 serta dengan melibatkan juga

pekerja pelaksana yang bersangkutan.

Lampiran :LEMBARAN KERJA

ERGONOMI

NO PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN

1Apakah tenaga kerja mengetahui tentang ergonomi

2Adakah ahli yang memberitahu tentang ergonomi dan permasalahannya

3Adakah pelatihan maupun penerangan tentang ergonomi

4Apakah mengetahui cara mengangkut barang yang benar

5Apakah mengetahui bahaya peraiatanbergetar

6Sudakah peraiatan dan tempat kerjasudah memenuhi kriteria ergonomi

7

Apakah kriteria ergonomi sudah diterapkan pada display design maupunworkstation design

8Adakah evaluasi maupun pemeriksaan ergonomi secara periodjk

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 52

Page 22: 3. ERGONOMI

9Sudahkah mengetahui tentang Ipw Back Pain

10Adakah komitmen pimpinan tentang program ergonomi

Simple, Inspiring, Perfoming, Phenomenal 53