3. Analisa Ayak Agregat Ok

12
LAPORAN REKAYASA BETON DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung Subjek : Pengujian Agregat Topik : Analisa Ayak No. Uji : 03 Halaman : 1/19 I. REFERENSI 1. SNI 03 – 1968 – 1990, Metode Pengujian American Society for Testing and Materials 2. ASTM C.33, American Society for Testing and Materials 3. ASTM C.136-96, American Society for Testing and Materials 4. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971 II. TUJUAN 1. Menentukan gradasi agregat kasar dan agregat halus. 2. Menentukan proporsi agregat halus dan agregat kasar yang memenuhi gradasi agregat gabungan berdasarkan Road Note No.4 III. DASAR TEORI Agregat merupakan bahan utama dalam pembuatan beton yang jumlahnya antara 70 - 80 % dari semua pembentuk beton. Persyaratan agregat diantaranya harus bersih, keras dan mempunyai susunan butir (gradasi) yang baik. Gradasi agregat sangat berpengaruh pada kekuatan beton. Jika gradasi agregat sudah sesuai dengan spesifikasi, maka kualitas beton akan baik karena tidak ada rongga yang terdapat dalam beton. Sebaliknya jika gradasi agregat tidak sesuai dengan spesifikasi maka kualitas

description

Tugas Rekayasa Beton

Transcript of 3. Analisa Ayak Agregat Ok

LAPORAN REKAYASA BETONDEPARTEMEN TEKNIK SIPILPOLITEKNIK NEGERI BANDUNGJl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Subjek : Pengujian AgregatTopik : Analisa AyakNo. Uji : 03

Halaman : 19/19

I. REFERENSI1. SNI 03 1968 1990, Metode Pengujian American Society for Testing and Materials2. ASTM C.33, American Society for Testing and Materials3. ASTM C.136-96, American Society for Testing and Materials4. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971II. TUJUAN1. Menentukan gradasi agregat kasar dan agregat halus.2. Menentukan proporsi agregat halus dan agregat kasar yang memenuhi gradasi agregat gabungan berdasarkan Road Note No.4 III. DASAR TEORIAgregat merupakan bahan utama dalam pembuatan beton yang jumlahnya antara 70 - 80 % dari semua pembentuk beton. Persyaratan agregat diantaranya harus bersih, keras dan mempunyai susunan butir (gradasi) yang baik. Gradasi agregat sangat berpengaruh pada kekuatan beton. Jika gradasi agregat sudah sesuai dengan spesifikasi, maka kualitas beton akan baik karena tidak ada rongga yang terdapat dalam beton. Sebaliknya jika gradasi agregat tidak sesuai dengan spesifikasi maka kualitas beton akan kurang baik karena akan terdapat rongga di dalam beton yang tidak terpenuhi satu atau beberapa ukuran agregat. Untuk menentukan ukuran agregat yang diinginkan yakni melalui analisa ayakan/saringan agregat. Analisa saringan agregat adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan, yang kemudian angka-angka persentasenya ditabelkan dan digambarkan pada grafik atau kurva distribusi butir. Menurut prosedur uji ASTM C 136, analisa saringan meliputi :1. penentuan jumlah maksimum agregat2. penentuan ukuran ayakan yang digunakan3. penentuan persen (%) tertinggal dan tembus kumulatif4. penentuan kurva gradasi5. penentuan angka kehalusanPage 22 | II

Page 20 | II

Menurut PBI 1971, ukuran butir maksimum butir agregat yang dapat digunakan adalah :1. 1/5 jarak cetakan 2. 1/3 tebal plat beton3. 3/4 jarak bersih antara tulanganDalam melakukan analisa ayakan ini dapat digunakan beberapa tipe ayakan dengan ukuran lubang dalam mm, menurut standar-standar yang telah ditetapkan untuk mutu beton dari suatu negara, diantaranya :1. ISO (International Standard Organization) dan PBI 1971, adalah 31,5 mm; 16mm; 8mm; 4mm; 2mm; 1mm; 0,5mm; 0,25mm; 0,125mm.2. ASTM (American Standard), adalah 50mm ;25mm; 19mm; 12,5mm ;9.5mm ; 4,75mm ; 2,36mm; 1,18mm; 0,6mm; 0,3mm; 0,15mm.3. Standard Belanda (N. 480), adalah 46mm; 23mm; 11,2mm; 5,6mm; 2,8mm; 1,4mm; 0,6mm; 0,3mm; 0,15mm.4. British Standard (BS),adalah 50mm; 37,5mm; 20mm; 14mm; 10mm; 5mm; 2,36mm; 1,18mm; 0,6mm; 0,3mm; 0,15mmBesar agregat maksimum yang diperbolehkan menurut BS adalah 40 mm, sedangkan menurut PBI 1971 adalah 31,5 mm.Gradasi agregat yang baik untuk beton adalah adalah agregat dimana susunan butirnya (gradasi) terdiri dari butiran halus hingga kasar secara beraturan atau dari kasr hingga halus, karena butirannya akan saling mengisi sehingga akan diperoleh beton dengan kepadatan yang tinggi, mudah dikerjakan dan mudah dialirkan.

Gambar 1. Agregat bergradasi Kasar

Gambar 2. Agregat bergradasi HalusPage 23 | II

Berikut adalah spesifikasi Agregat Halus dan Agregat Kasar berdasarkan ASTM C.33 dan BS 882-92:Tabel 1. Spesifikasi Gradasi Agregat Halus Menurut BS 882-92Ukuran ayakan (mm)Presentase Lolos Kumulatif

Zona 1Zona 2Zona 3Zona 4

MinMaxMinMaxMinMaxMinMax

50,00

37,50

20,00

14,00

10,00100100

5,0089100100100100100100100

2,3660100601006510080100

1,183010030904510070100

0,6015100155425805580

0,30570540548570

0,15015000000

Tabel 2. Spesifikasi Gradasi Agregat Halus Menurut ASTM C.33Ukuran Lubang AyakanPresentase Lolos Kumulatif

9,50100

4,7595-100

2,3680-100

1,1850-85

0,6025-60

0,3010-30

0,152-10

Tabel 3. Spesifikasi Gradasi Agregat Kasar Menurut BS 882-92Ukuran ayakan (mm)Presentase Lolos Kumulatif

Nominal 40 mmNominal 20 mmNominal 14 mmNominal 10 mm

minMaxMinMaxMinMaxMinMax

50,00100100

37,5085100100100

20,0002585100100100

14,0007085100100100

10,000502505085100

5,0005010025

2,3605

1,18

0,60

0,30

0,15

FM7,006,956,005,956,005,906,00Page 24 | II

5,70

Tabel 4. Spesifikasi Gradasi Agregat Kasar Menurut ASTM C.33

Mutu gradasi agregat, selain ditentukan terhadap distribusi butiran, beberapa standar mensyaratkan atas dasar angka modulus kehalusan (Fineness Modulus/ FM). Modulus Kehalusan adalah jumlah presentase tertahan kumulatif untuk satu seri ukuran ayakan yang kelipatan dua, dimulai dari ukuran ayakan 0,15 mm dibagi 100.ASTM C.33 dan SK SNI S-04-1989 F, mensyaratkan nilai FM agregat halus untuk aduk dan beton masing-masing: 2,3-3,1 dan 1,5-3,8. Sedangkan untuk agregat kasar SK SNI S-04-1989, mensyaratkan 6,0-7,1.Rumus:

% Tertahan di a mm = Dimana :a = ukuran ayakanW1 = berat agregat tertahan di ukuran ayakan a mm (gram) Wtotal = berat agregat total (gram % Tertahan Kumulatif = % Tertahan komulatif sebelumnya + % Tertahan% Lolos Kumulatif = 100 % - % Tertahan komulatif

Fine Modulus (FM) = Page 25 | II

IV. PERALATAN DAN BAHAN4.1 PeralatanNo.AlatGambarKeterangan dan Spesifikasi

1.Timbangan

Timbangan ini mampu menahan beban maksimum 30 kg, dengan ketelitian 0,01 gr.

2.Ayakan

Ayakan ini digunakan untuk mengayak agregat kasar yang terdiri dari beberapa ukuran lubang ayakan. Ukuran Lubang ayakan: 75 mm; 63,5 mm; 50 mm; 37,5 mm; 25 mm; 19 mm; 12,5 mm; 9,5 mm; 4,75 mm; 2,36 mm; s/d 4.75mm. dengan FM=2,716.2. Agregat Kasar Agregat kasar memenuhi grading (BS 882-92 Nominal 20) tanpa melakukan treatment dengan besar butir maksimum 37,5 mm dan nominal ayakan 20,00 mm, namun tidak masuk kedalam grafik Agregat kasar memenuhi syarat (ASTM C.33 19.0-9.5) melakukan treatment dengan menghilangkan agregat pada ayakan ukuran 12,50 mm. Dengan FM = 8,841, besar butir maksimum 37,5 mm dan nominal ayakan 20 mm.3. PenggabunganDalam penggabungan agregat gradasi Road Note NO. 4 ukuran butir 20 mm yang memenuhi hanya dengan menggunakan Metoda Trial & Error dengan Proporsi Agregat Halus sebesar 45% dan Proporsi Agregat Kasar sebesar 55%

Page 32 | II

Tabel 1.1 Analisa Ayak Agregat Halus ASTM Sebelum Treatment3 Desember 2014

Page 33 | II

Tabel 1.2 Analisa Ayak Agregat Halus ASTM Setelah Treatment3 Desember 2014

Page 34 | II

Tabel 2.1 Analisa Agregat Kasar ASTM Sebelum Treatment3 Desember 2014

Page 35 | II

Tabel 2.2 Analisa Ayak Agregat Kasar ASTM Setelah Treatment3 Desember 2014

Page 36 | II

Tabel 3.1 Tabel Analisa Ayak BS Agregat Halus Sebelum Treatment3 Desember 2014

Tabel 3.2 Tabel Analisa Ayak BS Agregat Halus Setelah TreatmentPage 37 | II

3 Desember 2014

Tabel 3. Analisa Ayak Agregat Kasar BS Page 38 | II

3 Desember 2014

Tabel 4.1 Penggabungan AgregatPage 39 | II

3 Desember 2014

3 Desember 2014

Diperiksa

Nursyafril,ST,SP1NIP. 195911281985031002Penanggung Jawab

Kelompok 3/KS2A

Page 40 | II