2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

28
Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya. Sumberdaya manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya, termasuk Indonesia. Kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat dari kemampuan atau kompetensi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan, seperti sekolah. Sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat dan mensejahterakan masyarakat. Setiap peserta didik memiliki potensi dan sekolah harus mengetahui potensi yang dimiliki peserta didik. Selanjutnya sekolah merancang pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik agar memiliki kemampuan yang diperlukan masyarakat. Dengan demikian potensi peserta didik akan berkembang secara optimal. Pada dasarnya peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah. Sekolah merupakan basis peningkatan kualitas, karena sekolah lebih mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah berfungsi sebagai unit yang mengembangkan kurikulum, silabus, strategi pembelajaran, dan sistem penilaian. Dengan demikian manajemen sekolah merupakan basis peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan usaha untuk memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi Bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 itu dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 1-28

description

isi

Transcript of 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Page 1: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya. Sumberdaya manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya, termasuk Indonesia.

Kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat dari kemampuan atau kompetensi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan, seperti sekolah. Sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat dan mensejahterakan masyarakat. Setiap peserta didik memiliki potensi dan sekolah harus mengetahui potensi yang dimiliki peserta didik. Selanjutnya sekolah merancang pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik agar memiliki kemampuan yang diperlukan masyarakat. Dengan demikian potensi peserta didik akan berkembang secara optimal.

Pada dasarnya peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah. Sekolah merupakan basis peningkatan kualitas, karena sekolah lebih mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah berfungsi sebagai unit yang mengembangkan kurikulum, silabus, strategi pembelajaran, dan sistem penilaian. Dengan demikian manajemen sekolah merupakan basis peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan usaha untuk memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi Bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 itu dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan tidak hanya mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia berilmu, cakap, dan kreatif saja tetapi juga sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, serta berakhlak mulia. Mewujudkan tujuan ini Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut menjelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan meliputi: 1) standar isi, 2) standar kompetensi lulusan, 3) standar proses 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar penilaian pendidikan.

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 1-22

Page 2: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 11 menjelaskan bahwa beban belajar untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar minimal dan maksimal bagi satuan pendidikan yang menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) ditetapkan oleh Peraturan Menteri berdasarkan usul dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pada ayat ini dijelaskan bahwa sekolah khususnya SMA/MA/ SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu sekolah kategori standar dan sekolah kategori mandiri. Pengkategorian ini didasarkan pada tingkat terpenuhinya Standar Nasional Pendidikan. Oleh karenanya Pemerintah dan Pemerintah Daerah berupaya agar sekolah/madrasah yang berada dalam kategori standar meningkat menjadi sekolah/madrasah kategori mandiri.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh masing-masing sekolah seharusnya berbasis kompetensi. Menurut Wilson (2001) paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pedagogi, dan penilaian menekankan pada standar atau hasil. Hasil belajar yang berupa kompetensi dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakup strategi mengajar atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan pembelajaran yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil ujian atau tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik.

Mengingat pentingnya kebijakan pengkategorian sekolah/madrasah tersebut, Direktorat Pembinaan SMA perlu menyusun konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN). Konsep ini pada dasarnya berisi tentang profil, karakteristik dan strategi pencapaian profil SKM/SSN. Untuk memudahkan penerapan konsep ini Direktorat Pembinaan SMA juga akan menyusun panduan penyelenggaraan SKM/SSN, profil SKM/SSN, program implementasi rintisan SKM/SSN, berikut perangkat pendukung lainnya.

Melalui konsep ini diharapkan pendidik dan pengelola pendidikan akan memperoleh informasi tentang pemenuhan Standar isi dan standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana, Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, Standar penilaian pendidikan, serta bagaimana sekolah bertindak dan menggali dukungan untuk memenuhi SNP.

Secara khusus konsep ini dapat dimanfaatkan oleh : 1) pendidik untuk merancang pengalaman belajar peserta didik sesuai dengan potensi dan perkembangan peserta didik, 2) pengelola satuan pendidikan untuk merancang manajemen SKM/SSN sesuai dengan potensi serta menyiapkan fasilitas yang diperlukan dalam melaksanakan pembelajaran pada sekolah kategori mandiri/sekolah standar nasional, dan 3) pembina pendidikan untuk membimbing pendidik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran di sekolah kategori mandiri.

B. Landasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, jo. UU No. 32 tahun 2004

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 2-22

Page 3: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional a. Pasal 12, ayat 1, huruf b : setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya

b. Pasal 12, ayat 1, huruf f : setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan

c. Bab IX, pasal 35 menyebutkan bahwa : (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang pembagian kewenangan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, bagian ketiga pada Pasal 10 dan 11 mengatur tentang beban belajar dalam bentuk sistem paket dan sistem satuan kredit semester (SKS). Pada Ayat 3 menyebutkan bahwa beban belajar untuk SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori mandiri dinyatakan dalam satuan kredit semester. Ketentuan tersebut mengisyaratkan bahwa sekolah kategori mandiri “harus” menerapkan sistem SKS, sedangkan sekolah kategori standar menerapkan sistem paket dan “dapat” menerapkan sistem SKS.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

7. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi8. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan9. Permendiknas Nomor 6 tahun 2007, sebagai penyempurnaan

Permendiknas Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23 tahun 2006

10. Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah11. Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah12. Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik

dan kompetensi guru13. Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam

jabatan14. Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan

pendidikan15. Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan16. Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan

prasarana pendidikan17. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses18. Rencana Strategis Depdiknas tahun 2005-200919. Rencana Strategis Ditjen. Manajemen Dikdasmen tahun 2005-2009

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 3-22

Page 4: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

BAB IIPENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK SKM/SSN

A. Pengertian SKM/SSN

1. Sekolah Kategori Mandiri (SKM)/Sekolah Standar Nasional (SSN) adalah sekolah yang yang telah memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan.

2. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan standar yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Pengertian masing-masing standar tersebut adalah :a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang

dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

b. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

f. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 4-22

Page 5: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

g. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

h. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

B. Karakteristik SKM/SSN

Ciri utama Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN) adalah :1. Memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan meliputi

Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian Pendidikan.

2. Menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS).

Sampai saat ini telah diterbitkan tujuh standar nasional pendidikan dalam bentuk Permendiknas sebagaimana disebutkan pada Bab I, Sub Bab B.7 s.d B.17. Sedangkan petunjuk penerapan SKS akan diterbitkan oleh BSNP dan sampai saat ini masih dalam proses penyusunan.

BAB IIIPROFIL SKM/SSN

Profil SKM/SSN terdiri dari delapan komponen, dimana setiap komponen terdiri dari beberapa aspek dan indikator sebagai berikut :

1. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

Sekolah memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memuat komponen yang dipersyaratkan dan telah disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Penyusunan KTSP dilakukan secara mandiri dengan membentuk Tim KTSP. Komponen KTSP memuat tentang visi, misi, tujuan, dan struktur dan muatan KTSP. KTSP dilengkapi dengan silabus yang penyusunannya melibatkan seluruh guru dari sekolah yang bersangkutan. Aspek dan indikatornya adalah :

1.1 Memiliki dokumen Kurikulum1.1.1 Dokumen KTSP berlaku dengan disahkan Kepala Sekolah dengan

pertimbangan Komite dan diketahui Dinas Pendidikan Provinsi1.1.2 KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional yang

mencakup :a. Agamab. Peningkatan iman dan taqwa serta ahlak muliac. Persatuan nasional dan nilai kebangsaand. Tuntutan pembangunan daerah dan nasionale. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didikf. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungang. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan senih. Dinamika perkembangan globali. Tuntutan dunia kerja

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 5-22

Page 6: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempatk. Kesetaraan jenderl. Karakteristik satuan pendidikan

1.1.3 Proses penyusunan dokumen:a. Membentuk tim penyusun KTSP (Kasek, Guru/Konselor) disertai

Uraian Tugas masing-masing unsur.b. Menyusun progam dan jadwal kerja Tim Penyusun KTSP, yang

memuat kegiatan: penyusunan draf, reviu, revisi, finalisasi, pemantapan, penilaian keterlaksanaan KTSP, dan tindak lanjut hasil penilaian.

c. Menganalisis konteks dan menyusun hasil analisis berupa: Identifikasi SI, SKL, SK, dan KD sebagai acuan dalam merumuskan

Indikator, menjabarkan Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, alokasi waktu Bahan Penilaian, dan Bahan/ Media/Alat Pembelajaran

Profil kondisi satuan pendidikan (peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya dan program-program)

Deskripsi peluang dan tantangan (daya dukung : Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, sumberdaya alam dan sosial budaya).

d. Menganalisis peluang dan tantangan (daya dukung: Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas Pendidikan, sumber daya alam dan sosial budaya)

1.2 Komponen KTSP, memuat :1.2.1 Visi, misi, tujuan satuan pendidikan dan strategi yang mencerminkan

upaya untuk meningkatkan kualitas peserta didik, yang didukung suasana belajar dan suasana sekolah yang kondusif.

1.2.2 Struktur dan muatan KTSP, yang mencakup:a. Mata pelajaran dan alokasi waktu dengan berpedoman pada

struktur kurikulum dalam Standar Isib. Program muatan lokal (mencakup : jenis program dan strategi

pelaksanaan)c. Kegiatan pengembangan diri (mencakup : jenis program dan

strategi pelaksanaan)d. Pengaturan beban belajar, memuat :

Penerapan Sistem Satuan Kredit Semester (dengan karakter pengelompokan MP wajib/pokok dan pilihan paket/bebas, setiap SKS diperhitungkan 45 menit Tatap Muka dan 25 menit penugasan terstruktur dan kegiatan tidak terstruktur, tidak menerapkan kenaikan kelas, peserta didik dimungkinkan menyelesaikan pendidikan kurang dari 6 (enam) semester.

e. Ketuntasan belajar Ditentukan sebagai hasil analisis SK, KD, dan Indikator, dengan

mempertimbangkan kemampuan rata-rata peserta didik (intake), kompleksitas SK/KD dan ketersediaan sumberdaya dukung

Dirumuskan dalam bentuk KKM seluruh MP ≥ 75 % dan dilengkapi dengan rencana pencapaian kriteria ketuntasan ideal 100%.

f. Kriteria Kelulusan di atas rata-rata standar nasional (≥75%)g. Kriteria Penjurusan (dengan mempertimbangkan bakat, minat,

prestasi peserta didik yang disesuaikan dengan KKM dan karateristik sekolah yang bersangkutan)

h. Ketentuan Mutasi peserta didik (mutasi ke dalam maupun ke luar sesuai ketentuan yang berlaku)

i. Pendidikan kecakapan hidup, yang meliputi:

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 6-22

Page 7: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

Program kecakapan hidup (terintegrasi pada MP atau berupa paket/ modul yang dirancang secara khusus)

Strategi pelaksanaan program kecakapan hidupj. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global, yang meliputi :

Program yang terintegrasi pada MP atau berupa paket /modul yang dirancang secara khusus

Strategi pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL)/Pendidikan Berbasis Keunggulan Global (PBKG)

k. Kalender pendidikan tingkat satuan pendidikan yang disusun sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakteristik sekolah

1.3 Penyusunan/pengembangan silabus1.3.1 Disusun/dikembangkan secara mandiri dengan melibatkan seluruh guru

dari satuan pendidikan yang bersangkutan1.3.2 Mengkaji substansi SK/KD pada Standar Isi1.3.3 Melakukan pemetaan Standar Isi untuk analisis SK/KD1.3.4 Disusun/dikembangkan melalui proses penjabaran SK/KD menjadi

Indikator, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran dan Jenis Penilaian.

1.3.5 Mencakup seluruh mata pelajaran baik yang SK/KD nya telah disiapkan oleh Pemerintah maupun yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan.

1.3.6 Memanfaatkan berbagai panduan dan contoh silabus yang dikembangkan oleh Pusat sebagai referensi.

1.4 Sekolah memberi pengalaman belajar yang luas agar siswa memiliki sikap positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta bijaksana dalam kehidupan sosial, sikap positif terhadap lingkungan ekologis

1.5 Penerapan model pembelajaran1.5.1 Guru mampu merancang berbagai model pembelajaran untuk mencapai

kompetensi tertentu yang tersusun dalam RPP (skenario pembelajaran)1.5.2 Guru mampu menerapkan berbagai model pembelajaran untuk

mencapai kompetensi tertentu

2. Standar Proses

Sekolah mempunyai perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesusai dengan rencana, melakukan penilaian dengan berbagai cara, melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh proses pendidikan yang terjadi di sekolah untuk mendukung pencapaian standar kompetensi lulusan. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada tujuh prinsip pelaksanaan kurikulum. Sekolah telah menerapkan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Aspek dan indikatornya adalah :

2.1 Penyiapan perangkat pembelajaran, dengan indikator :2.1.1 Adanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan

dari silabus oleh setiap Guru (paling luas mencakup satu KD yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih)

2.1.2 Substansi RPP sekurang-kurangnya berisi tentang : Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian Hasil Belajar

2.1.3 Penyusunan RPP sudah memperhatikan prinsip perbedaan individu siswa mendorong partisifasi aktif siswa dan menerapkan teknologi

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 7-22

Page 8: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

informasi dan komunikasi2.1.4 Pengembangan bahan ajar dalam bentuk :

a. Bahan cetak (modul, hand out, LKS, dll)b. Audio, visual, audio visualc. Bahan ajar berbasis TIK/multi media : CD interaktif, computer based.

2.2 Pelaksanaan proses pembelajaran2.2.1 Menerapkan 4 (empat) persyaratan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

penilaian dan tindak lanjut2.2.2 Menerapkan pendekatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur.2.2.3 Dilakukan guru melalui langkah-langkah pembelajaran yang meliputi

pembukaan, inti, penutup2.2.4 Menerapkan pengelolaan pembelajaran dengan sistem siswa pindah

ruang kelas (moving class), sehingga diperlukan kelas mata pelajaran. 2.2.5 Guru menyediakan jadwal untuk konsultasi mata pelajaran.2.2.6 Tersusunnya jadwal pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan di luar

jadwal rutin2.2.7 Pemanfaatan perpustakaan untuk menunjang pembelajaran tatap

muka, Penugasan Terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur2.2.8 Ada penasehat akademik yang dapat mendeteksi potensi peserta didik

(bisa dengan tes bakat disertai data prestasi belajar), memberikan bimbingan akademik, membantu memecahkan masalah peserta didik.

2.2.9 Ada program remedi sepanjang semester 2.2.10 Menerapkan pembelajaran berbasis TIK2.2.11 Diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif2.2.12 Proses pembelajaran mendorong prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

2.2.13 Pelaksanaan proses pembelajaran mempertimbangkan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik

2.2.14 Setiap proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis

2.2.15 Pendidik menerapkan aspek keteladan dalam setiap proses pembelajaran

2.3 Pengawasan proses pembelajaran2.3.1 Dilakukan secara terprogram dan intensif melalui pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan

3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia sekolah yang terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik secara kualitas harus memenuhi kualifikasi akademik, sertifikasi profesi dan kesesuaian pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan secara kuantitas harus memenuhi ketentuan rasio guru dan peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri dari Kepala Sekolah, tenaga administrasi, pustakawan, tenaga laboratorium dan tenaga kebersihan. Tenaga kependidikan sekolah harus memenuhi persyaratan kompetensi yang dibutuhkan. Aspek dan indikatornya adalah :

3.1 Kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga pendidik

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 8-22

Page 9: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

3.1.1 Lebih dari 75% tenaga pendidik berkualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)

3.1.2 Lebih dari 75% tenaga pendidik berlatar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan

3.1.3 Lebih dari 75% tenaga pendidik bersertifikat profesi guru.3.1.4 Lebih dari 75% Guru mampu menjalankan tugas mengajar3.1.5 Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai dengan

norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku

3.1.6 Guru berkomunikasi secara efektif dan santun dengan sesama guru, tenaga kependidikan, dan orangtua siswa

3.1.7 Guru menguasai materi pelajaran yang diampu serta mengembangkannya dengan metode ilmiah.

3.1.8 Guru bimbingan konseling/konselor yang kompeten dalam membantu layanan akademik maupun non akademik peserta didik

3.2. Tenaga kependidikan3.2.1 Tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas :

a. Kepala sekolahb. Tenaga administrasic. Tenaga perpustakaand. Tenaga laboratoriume. Tenaga kebersihan

3.2.2 Kualifikasi umum dan khusus tenaga kependidikan terpenuhi untuk:a. Kepala sekolahb. Tenaga administrasic. Tenaga perpustakaand. Tenaga laboratoriume. Tenaga kebersihan

3.2.3 Kompetensi sebagai Kepala Sekolah terpenuhi, meliputi :a. Berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan Surat

Keputusan (SK) sebagai kepala sekolahb. Memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma

empat (D-IV)c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahund. Memiliki kompetensi kepribadian yang ditunjukkan dalam memimpin e. Memiliki kemampuan manajerial yang ditunjukkan dengan

keberhasilan mengelola siswa.f. Memiliki kemampuan kewirausahaan yang ditunjukkan antara lain

dengan adanya naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa

g. Merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti supervisi h. Mampu bekerja sama, berpartisifasi dan memiliki kepekaan sosial.

3.2.4 Kepala Sekolah dibantu minimal tiga Wakil Kepala Sekolah untuk bidang akademik, sarana prasarana, dan kesiswaan

3.2.5 Tenaga administrasi dengan kriteria :a. Minimum memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau

yang sederajat.b. Memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.

3.2.6 Tenaga Perpustakaan dengan kriteria :a. Minimum memiliki kualifikasi yang dipersyaratkanb. Memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.

3.2.7 Tenaga Laboran dengan kriteria :a. Memiliki kualifikasi yang dipersyaratkanb. Memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya.

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 9-22

Page 10: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

3.2.8 Satuan pendidikan (Sekolah/Madrasah) memiliki minimal 4 tenaga layanan khusus.

4. Standar Sarana dan Prasarana

Sekolah memiliki sarana dan prasarana meliputi satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Sekolah minimum memiliki 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar. Satu SMA dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 6000 jiwa. Lahan yang dimiliki sekolah memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan gedung dan tempat bermain/ berolahraga. Lahan harus memenuhi kriteria kesehatan dan keselamatan, kemiringan, pencemaran air dan udara, kebisingan, peruntukan lokasi, dan status tanah. Bangunan gedung memenuhi rasio minimum luas lantai, tata bangunan, keselamatan, kesehatan, fasilitas penyandang cacat, kenyamanan, keamanan. Bangunan gedung dipelihara secara rutin. Kelengkapan sarana prasarana yang tersedia meliputi : 1) ruang kelas, 2) ruang perpustakaan, 3) ruang laboratorium biologi, 4) ruang laboratorium fisika, 5) ruang laboratorium kimia, 6) ruang laboratorium komputer, 7) ruang laboratorium bahasa, 8) laboratorium IPS, 9) ruang pimpinan, 10) ruang guru, 11) ruang tata usaha, 12) tempat beribadah, 13) ruang konseling, 14) ruang UKS, 15) ruang organisasi kesiswaan, 16) jamban, 17) gudang, 18) ruang sirkulasi, 19) tempat bermain/berolahraga. Aspek dan indikatornya adalah :

4.1 Satuan pendidikan4.1.1 Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27

rombongan belajar4.2 Lahan4.2.1 Luas lahan sekolah memenuhi rasio minimum luas lahan terhadap

peserta didik (m2/peserta didik) (Lihat permendiknas No. 24/2007)4.2.2 Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan

keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat

4.2.3 Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api

4.2.4 Lahan terhindar dari gangguan-gangguan pencemaran air, kebisingan, pencemaran udara

4.2.5 Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat

4.2.6 Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun

4.3 Bangunan gedung4.3.1 Bangunan gedung memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai

terhadap peserta didik (m2/peserta didik) (Lihat permendiknas No. 24/2007)

4.3.2 Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan yaitu memiliki struktur yang stabil dan kukuh, ilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir

4.3.3 Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan yaitu

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 10-22

Page 11: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung, bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

4.3.4 Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat

4.3.5 Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan yaitu mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran, memiliki temperatur dan kelembaban yang tidak melebihi kondisi luar ruangan, setiap ruang dilengkapi dengan lampu penerangan

4.3.6 Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan yaitu peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya, akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas

4.3.7 Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt

4.3.8 Bangunan secara berkala dilakukan pemeliharaan baik ringan maupun berat

4.4 Ruang kelas4.4.1 Jumlah minimum ruang kelas sama dengan jumlah rombongan belajar4.4.2 Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik4.4.3 Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik4.4.4 Ruang kelas dilengkapi sarana meliputi perabot (kursi dan meja

peserta didik, kursi dan meja guru, lemari dan papan pajang), media pendidikan (papan tulis), perlengkapan lain (tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, soket listrik)

4.4.5 Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan.

4.4.6 Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

4.5 Ruang perpustakaan4.5.1 Luas minimum sama dengan luas satu ruang kelas dengan lebar

minimum 5 m 4.5.2 Ruang perpustakaan dilengkapi sarana meliputi buku (buku teks

pelajaran, buku panduan pendidik, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lain), perabot (rak buku, rak majalah, rak surat kabar, meja baca, kursi baca, kursi kerja, meja kerja, lemari katalog, lemari, papan pengumuman dan meja multimedia), media pendidikan (peralatan multimedia), perlengkapan lain (buku inventaris, tempat sampah, soket listrik dan jam dinding)

4.5.3 Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.

4.5.4 Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai.4.6 Laboratorium Biologi4.6.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan

belajar4.6.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik4.6.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan

pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, bahan habis pakai, perlengkapan lain.

4.6.4 Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 11-22

Page 12: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.

4.7 Laboratorium Fisika4.7.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan

belajar4.7.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik

4.7.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain.

4.7.4 Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.

4.8 Laboratorium Kimia4.8.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan

belajar4.8.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik4.8.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan

pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain.

4.8.4 Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.

4.9 Laboratorium Komputer4.9.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan

belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang4.9.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik4.9.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan

pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain.

4.9.4 Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan dan pendingin ruangan memadai yang disesuaikan dengan kondisi/kemampuan

4.10 Laboratorium Bahasa4.10.1 Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan

belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang4.10.2 Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik4.10.3 Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan

pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain.

4.10.4 Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan dan pendingin ruangan memadai yang disesuaikan dengan kondisi/kemampuan

4.11 Ruang pimpinan4.11.1 Luas minimum 12 m2 dan lebar minimum 3 m4.11.2 Mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah4.11.3 Ruang pimpinan dilengkapi sarana meliputi perabot, dan

perlengkapan lain.4.12 Ruang guru4.12.1 Rasio minimum luas ruang 4 m2/pendidik, luas minimum 72 m2 4.12.2 Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah

dan dekat dengan ruang pimpinan4.12.3 Ruang guru dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan

lain4.12.4 Pengaturan ruang guru memungkinkan untuk mobilitas MGMP rumpun

mata pelajaran dan memberikan layanan konsultasi akademik siswa.4.13 Ruang tata usaha4.13.1 Rasio minimum luas ruang 4 m2/petugas dan luas minimum 16 m2

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 12-22

Page 13: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

4.13.2 Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan

4.13.3 Ruang tata usaha dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain

4.14 Tempat beribadah4.14.1 Luas minimum 12 m2 4.14.2 Tempat ibadah dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan

lain4.15 Ruang konseling4.15.1 Luas minimum 9 m2 4.15.2 Ruang koseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan

menjamin privasi peserta didik4.15.3 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan konseling dan

perlengkapan lain4.16 Ruang UKS4.16.1 Luas minimum 12 m2 4.16.2 Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain

4.17 Ruang organisasi kesiswaan4.17.1 Luas minimum 9 m2 4.17.2 Ruang dilengkapi sarana perabot

4.18 Jamban4.18.1 Minimum jamban setiap sekolah 3 unit untuk siswa dan guru4.18.2 Luas minimum 2 m2/jamban4.18.3 Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah

dibersihkan.4.18.4 Tersedia air bersih di setiap unit jamban4.18.5 Jamban dilengkapi sarana perlengkapan lain (kloset jongkok, tempat

air, gayung, gantungan pakaian, tempat sampah)4.19 Gudang4.19.1 Luas minimum 21 m2

4.19.2 Gudang dilengkapi sarana perabot4.19.3 Gudang dapat dikunci.

4.20 Ruang sirkulasi4.20.1 Tersedia ruang sirkulasi sebagai tempat penghubung antar ruang

dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran

4.20.2 Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m.

4.20.3 Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4.20.4 Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.

4.20.5 Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4.21 Ruang bermain/berolahraga4.21.1 Memiliki rasio luas minimum 3 m2/peserta didik4.21.2 Tempat bermain/berolahraga berupa ruang terbuka sebagian

ditanami pohon penghijauan4.21.3 Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir4.21.4 Dilengkapi dengan sarana yang meliputi peralatan pendidikan,

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 13-22

Page 14: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

perlengkapan lain

5. Standar Pengelolaan

Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen. Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan rencana kerja. Pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi dan pedoman pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan. Disamping itu pelaksanaannya juga mempertimbangkan budaya dan lingkungan sekolah, serta melibatkan peran serta masyarakat. Aspek dan indikatornya adalah :

5.1. Perencanaan program, dengan indikator:5.1.1 Memiliki visi sekolah yang dapat:

a. Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan

b. Memberikan inspirasi, motivasi, dan kakuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan

c. Dirumuskan berdasar masukkan dari berbagai warga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional

d. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik dengan memperhatikan masukan komite sekolah

e. Disosialisasikan kepada warga sekolah dan pihak yang berkepentingan;

f. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

5.1.2 Memiliki misi sekolah yang dapat:a. Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan

tujuan pendidikan nasional;b. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;c. Menjadi dasar program pokok sekolah;d. Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan

yang diharapkan oleh sekolah;e. Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan

program sekolah;f. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan

satuan-satuan unit sekolah yang terlibat;g. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik berdasarkan masukan dari

segenap pihak yang berkepentingan.h. Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang

berkepentingan;i. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan

perkembangan dan tantangan di masyarakat.5.1.3 Memiliki tujuan sekolah, yang :

a. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan);

b. Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

c. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan Pemerintah;

d. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 14-22

Page 15: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik;

e. Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.

5.1.4 Memiliki rencana kerja sekolaha. Sekolah membuat :

Rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun.

Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S), dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah: Disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertim-

bangan dari komite sekolah dan disahkan berlakunya oleh dinaspendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah swasta rencanakerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah;

Dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.

c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah.

d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai : Kesiswaan; Kurikulum dan kegiatan pembelajaran; Pendidik dan tenaga kependidikan serta

pengembangannya; Sarana dan prasarana; Keuangan dan pembiayaan; Budaya dan lingkungan sekolah; Peranserta masyarakat dan kemitraan; Rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada

peningkatan dan pengembangan mutu.5.2 Pelaksanaan pengembangan pedoman sekolah, dengan indikator :5.2.1 Perumusan pedoman sekolah mempertimbangkan visi, misi dan tujuan

sekolah 5.2.2 Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai

aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait berupa : KTSP, kalender pendidikan/akademik, struktur organisasi sekolah, pembagian tugas diantara guru dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib sekolah, kode etik sekolah, dan biaya operasional sekolah, pedoman pembelajaran, pedoman memilih mata pelajaran, pedoman menjajagi potensi peserta didik, pedoman penilaian

5.3. Pelaksanaan pengembangan struktur organisasi sekolah5.3.1 Struktur organisasi sekolah berisi tentang sistem penyelenggaraan dan

administrasi yang diuraikan secara jelas dan transparan5.3.2 Pimpinan, pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas,

wewenang dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan dan administrasi sekolah

5.4 Pelaksanaan kegiatan sekolah5.4.1 Kegiatan sekolah dilaksanakan berdasarkan program kerja tahunan5.4.2 Melaksanakan program kerjasama dengan instansi/lembaga pendidikan

untuk program : Muatan Lokal, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Berkeunggulan Lokal/Global/Internasional, Uji Kompetensi

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 15-22

Page 16: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

dll5.4.3 Melaksanakan manajemen berbasis sekolah5.4.4 Melakukan pertemuan rutin dengan guru dan tata usaha5.4.5 Melakukan pertemuan rutin sekolah dengan orang tua peserta didik5.5 Pelaksanaan rencana kerja bidang kesiswaan5.5.1 Sekolah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional

proses penerimaan peserta didik 5.5.2 Sekolah menyusun dan menetapkan persyaratan, petunjuk

pelaksanaan kenaikan kelas/melanjutkan semester dan mutasi peserta didik

5.5.3 Sekolah memberikan layanan konseling kepada peserta didik5.5.4 Melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler5.5.5 Melakukan pembinaan prestasi unggulan5.5.6 Melakukan pelacakan terhadap alumni5.5.7 Meningkatkan peran serta alumni untuk mendukung program kerja

sekolah5.5.8 Merencanakan strategi untuk meningkatkan Pendaftar calon peserta

didik.5.6 Pelaksanaan rencana kerja kurikulum dan kegiatan pembelajaran5.6.1 Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan,

Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya5.6.2 KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, potensi atau

karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik

5.6.3 Sekolah menyusun kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur

5.6.4 Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Proses dan Standar Penilaian

5.6.5 Sekolah menilai basil belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan, dan dokumentasi

5.6.6 Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar

5.6.7 Sekolah menyusun dan menetapkan peraturan akademik yang berisi :a. Persyaratan minimal kehadiran peserta didik untuk mengikuti

pelajaran dan tugas dari guru;b. Ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan

kelulusan;c. Ketentuan mengenai hak peserta didik untuk menggunakan fasilitas

belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan;

d. Ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor

5.7. Pelaksanaan rencana kerja bidang pendidik dan tenaga kependidikan5.7.1 Sekolah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga

kependidikan dengan ketentuan :a. Memperhatikan standar pendidik dan tenaga kependidikan;b. Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, termasuk pembagian

tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan, dan pengemb. profesi bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta menerapkannya secara profesional, adil, dan terbuka

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 16-22

Page 17: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

5.7.2 Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah/madrasah

5.7.3 Adanya promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan azas kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme

5.8 Pelaksanaan rencana kerja bidang sarana dan prasarana5.8.1 Program pengelolaan sarana dan prasarana yang mengacu pada

standar sarana dan prasarana5.8.2 Melakukan upaya pemenuhan dan pendayagunaan serta pemeliharaan

sarana dan prasarana pendidikan5.8.3 Pengelolaan perpustakaan dilakukan dengan kondisi :

a. Menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya;

b. Merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik;

c. Membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja;d. Melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal

maupun ekstemal;e. Menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari

sekolah lain balk negeri maupun swasta5.8.4 Laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan.

5.8.5 Fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan dengan perkembanan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik

5.9 Pengelolaan pembiayaan meliputi:5.9.1 Mempunyai pedoman pengelolaan pembiayaan (biaya investasi dan

operasional)5.9.2 Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional mengatur

tentang :a. Sumber pemasukkan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelolab. Penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana

diluar dana investasi dan operasionalc. Kewenangan dan tanggujawab kepala sekolah dalam

membelanjakan anggaran pendidikan sesuai peruntukkannyad. Pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan

anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah serta institusi di atasnya

5.9.3 Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasioanl sekolah diputuskan oleh komite sekolah dan ditetapkan oleh kepala sekolah serta mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya

5.9.4 Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah disosialisasikan pada seluruh warga sekolah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel

5.10 Pelaksanaan rencana kerja budaya dan lingkungan sekolah5.10.1 Sekolah menciptakan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan yang

kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan5.10.2 Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi :

a. Tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan;

b. Petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Sekolah, serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib

5.10.3 Adanya tata tertib sekolah yang mengatur peserta didik untuk:a. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya;

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 17-22

Page 18: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

b. Menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;c. Mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi

ketentuan pembelajaran dan mematuhi semua peraturan yang berlaku;

d. Memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni sosial di antara teman;

e. Mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;f. Mencintai Lingkungan, bangsa, dan negara; sertag. Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,

ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan sekolah5.10.4 Adanya kode etik sekolah yang mengatur guru dan tenaga

kependidikan memasukkan larangan bagi guru dan tenaga kependidikan, secara perseorangan maupun kolektif, untuk:a. Menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah, dan/atau

perangkat sekolah lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta didik;

b. Memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta didik;

c. Memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan, dan undang-undang;

d. Melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang mencederai integritas hasil Ujian Sekolah dan Ujian Nasional

5.11 Pelaksanaan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah :5.11.1 Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun non

pemerintah yang relevan berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan

5.11.2 Sistem kemitraan sekolah ditetapkan dengan perjanjian secara tertulis5.12 Pengawasan 5.12.1 Menyusun program pengawasan yang obyektif, bertanggungjawab dan

berkelanjutan terhadap pelaksanaan program kerja sekolah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

5.12.2 Pengawasan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan

5.13 Evaluasi5.13.1 Melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah sekurang-kurangnya

sekali dalam setahun 5.13.2 Melakukan evaluasi keterlaksanaan dan pengembangan KTSP5.13.3 Melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

secara komperhensif pada setiap akhir semester, yang meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, dengan memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik

5.13.4 Hasil akreditasi sekolah A5.14 Sekolah melaksanakan evaluasi pendayagunaan dan kinerja

pendidik/tenaga kependidikan,yang :5.14.1 Direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan

mengacu pada standar pendidik dan tenaga kependidikan 5.14.2 Meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangna beban

kerja, dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas

5.14.3 Memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan peserta didik5.15 Sekolah menempuh akreditasi yang meliputi kegiatan:5.15.1 Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi

sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 18-22

Page 19: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

5.15.2 Meningkatkan status akreditasi dengan menggunakan lembaga akreditasi eksternal yang memiliki legimitasi

5.15.3 Terus meningkatkan kualitas kelembagaannya secara holistik dengan menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi

5.16 Sekolah memiliki struktur kepemimpinan meliputi:5.16.1 Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah 5.16.2 Kepala sekolah dibantu minimal tiga wakil kepala sekolah untuk bidang

akademik, sarana prasarana dan kesiswaan 5.16.3 Kriteria untuk menjadi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah

berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan

5.16.4 Wakil kepala sekolah dipilih oleh dewan pendidik dan proses pengangkatan serta keputusannya dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah kepada institusi di atasnya (untuk sekolah swasta institusi yang dimaksud adalah penyelenggara sekolah)

5.16.5 Kepala dan Wakil Kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin dengan mengacu pada kompetensio kepala dan wakil kepala sekolah

5.17 Sekolah menyenggarakan Sistem Informasi Manajemen (SIM) meliputi:5.17.1 Mengelola SIM yang memadai untuk mendukung administrasi

pendidikan yang efektif, efisien, dan akuntabel 5.17.2 Menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif, dan mudah

diakses5.17.3 Menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani

permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan

5.17.4 Melaporkan data informasi satuan pendidikan yang telah terdokumentasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

6. Standar Pembiayaan

Pembiayaan Sekolah didasarkan pada rancangan biaya operasional program kerja tahunan meliputi investasi, operasi, bahan atau peralatan dan biaya personal. Sumber pembiayaan sekolah dapat berasal orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah dan donatur lainnya. Penggunaan dana harus dipertanggungjawabkan dan dikelola secara transparan dan akuntabel. Aspek dan indikatornya adalah :

6.1 Jenis pembiayaan6.1.1 Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi:

a. Penyediaan sarana prasaranab. Pengembangan SDM, c. Modal kerja tetap

6.1.2 Sekolah mengalokasikan biaya operasi meliputi :a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gajib. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya

6.1.3 Sekolah mengalokasikan biaya personal yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

6.2 Sumber pembiayaan6.2.1 Sekolah mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan pendidikan

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 19-22

Page 20: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pendidikan secara mandiri6.3 Program pembiayaan6.3.1 Sekolah menyusun rancangan biaya operasional program kerja tahunan6.3.2 Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta

memanfaatkan dana dari berbagai sumber (orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah dan donatur lainnya) melalui program yang rasional.

6.3.3 Memiliki program pembiayaan personal peserta didik agar dapat mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

6.3.4 Membuat laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel dan transparan

6.3.5 Sekolah memiliki pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang mengacu pada standar pendidikan

7. Standar Penilaian Pendidikan

Sekolah melaksanakan penilaian pendidikan melalui proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian mengacu pada prinsip penilaian dengan menggunakan teknik dan instrumen penilaian yang sesuai berdasarkan mekanisme dan prosedur penilaian terstandar. Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Aspek dan indikatornya adalah :

7.1 Perangkat penilaian7.1.1 Adanya rancangan jadwal pelaksanaan penilaian dan remedial7.1.2 Adanya rancangan jadwal pelaksanaan penilaian dan program

pengayaan7.1.3 Adanya perangkat penilaian (berupa format penilaian)7.1.4 Adanya bahan ujian/ulangan (berupa kumpulan soal ujian/ ulangan)7.1.5 Adanya hasil analisis terhadap perangkat penilaian 7.1.6 Adanya Dokumen Laporan Hasil Belajar Siswa (Raport)7.2 Pelaksanaan penilaian7.2.1 Penilaian dilakukan sepanjang semester7.2.2 Teknik penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa, dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok.

7.2.3 Mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan teknik penilaian observasi secara individual sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester

7.2.4 Melakukan upaya/program kerjasama dengan lembaga pendidikan lain, untuk penerbitan sertifikat kelulusan pada mata pelajaran/program pembelajaran tertentu yang kelulusannya dilakukan melalui uji kompetensi

7.2.5 Seluruh pendidik telah melakukan penilaian hasil belajar untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas

7.3 Hasil penilaian7.3.1 Peserta didik minimal mencapai batas KKM 7.3.2 Rerata nilai UN tiga tahun terakhir minimum 7,007.3.3 Persentase kelulusan UN ≥ 90 % untuk tiga tahun terakhir

8. Kesiapan Sekolah dan Dukungan Eksternal

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 20-22

Page 21: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

Pelaksanaan Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN) memerlukan kesiapan dari seluruh warga sekolah yang diwujudkan dalam bentuk dukungan. Di samping itu dalam pelaksanaannya perlu mendapat dukungan dari pihak luar sekolah. Dukungan tersebut sangat diperlukan karena SKM/SSN merupakan peningkatan mutu sekolah berdasarkan delapan standar nasional pendidikan yang memerlukan kerjasama dengan pihak di luar sekolah. Beberapa aspek dan indikator yang dapat menjadi indikator dukungan tersebut antara lain :

8.1 Kesiapan sekolah8.1.1 Sekolah menyatakan ingin melaksanakan SKM/SSN dan sistem SKS8.1.2 Persentase guru yang menyatakan ingin melaksanakan SKM/SSN dan

sistem SKS ≥ 90%8.1.3 Pernyataan staf administrasi akademik bersedia melaksanakan

SKM/SSN dan sistem SKS8.1.4 Kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan dalam menggunakan

komputer8.2 Dukungan Eksternal8.2.1 Dukungan dari komite sekolah secara tertulis maupun aksi8.2.2 Persentase orang tua yang menyatakan bersedia putranya mengikuti

pembelajaran dengan SKS ≥ 60 %8.2.3 Dukungan dari Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota secara

tertulis 8.2.4 Dukungan dari Perguruan Tinggi, LPMP, P4TK/PPPG dalam rangka

pendampingan dan pembimbingan proses pengembangan SKM/SSN (persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi)

8.2.5 Dukungan asosiasi profesi, organisasi non struktural (MKKS, MGMP, Dewan Pendidikan, dan lembaga pendidikan lain) dalam proses pengembangan dan pelaksanaan SKM/SSN

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 21-22

Page 22: 2.c Konsep SKM-SSN, April 09 (Isi)

Konsep Sekolah Kategori Mandiri/Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN)

BAB IVPROYEKSI PENCAPAIAN SKM/SSN

Mengacu pada PP 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa tujuh tahun setelah diberlakukannya peraturan ini, seluruh satuan pendidikan SMA telah memenuhi standar nasional pendidikan atau dengan kata lain menjadi SKM/SSN. Untuk itu langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk mulai memetakan satuan pendidikan ke dalam kategori mandiri/standar nasional. Proyeksi secara nasional (sementara) dapat digambarkan sebagai berikut :

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013441

4412024 441 441

2024 2024787 787 2465

1248 7871248 3252

12485000 4500

5000± 9500

2009-Dit. Pembinaan SMA, Ditjen. Manajemen Dikdasmen 22-22