2.BAB II

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori PM-PK 1. Definisi Suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metoda tertentu untuk menentukan urutan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan berbagai metode. 2. Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan a. Identifikasi masalah Masalah adalah gap antara idealita (tujuan yang ditetapkan) dengan realita (pencapaian sekarang). Cara untuk mengidentifikasi masalah adalah dengan melakukan 4 Masalah Identifi kasi Priorit as Analisis penyebab Pengawasa Pengendal ian Pengambil an Pelaksana an Alternatif pemecahan Rencana pelaksan

description

.BAB II

Transcript of 2.BAB II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Teori PM-PK1. DefinisiSuatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metoda tertentu untuk menentukan urutan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan berbagai metode.2. Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusanAnalisis penyebab masalah

Prioritas masalah

Alternatif pemecahan masalah

Identifikasi masalahMasalah Pengambilan keputusan

Pengawasa Pengendalian penilaianRencana pelaksanaan

Pelaksanaan

a. Identifikasi masalahMasalah adalah gap antara idealita (tujuan yang ditetapkan) dengan realita (pencapaian sekarang). Cara untuk mengidentifikasi masalah adalah dengan melakukan survey (data primer), brainstorming dan analisis sistem. Braistorming adalah mengumpulkan banyak pendapat dalam sebuah kelompok tanpa ada diskusi secara kritis. Analisis sistem merupakan cara untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terdiri dari input, proses, output, outcome, dampak dan lingkungan.

b. Menetapkan prioritas masalahBeberapa faktor berikut menentukan penting-tidaknya sebuah masalah. Faktor urgency (lebih terkait waktu, segera ditangani) , faktor kegawatan (impact factor-seberapa besar dampak dari masalah tersebut) dan faktor perkembangan (growth tendency-trend masa yang akan datang). Metode yang sering digunakan dalam memprioritaskan masalah adalah metode Hanlon. Kriteria pada metode Hanlon adalah, besar masalah yang didapatkan dari data kuantitatif, misal prevalensi penyakit tertentu, besar kerugian, dan sebagainya. Kriteria kedua adalah tingkat kegawatan yang mengandung unsur subyektif, merupakan kecenderungan penyebaran dan tingkat keganasan suatu penyakit/masalah kesehatan. Kriteria ketiga adalah kemudahan penanggulangan yang juga bersifat subyektif. Kemudahan penanggulangan dilihat dari ketersediaan sumber daya (tenaga, obat, alat kesehatan, biaya, fasilitas, dan lain-lain) dan teknologi. Kriteria keempat adalah PEARL faktor yang merupakan singkatan dari propriate (sesuai), economic (murah), acceptability (diterima), resources (SD), legality (hukum/etika). Penentuan bobot masing-masing komponen ditentukan oleh tim ahli (5-8 orang). Formula Hanlon adalah sebagai berikut :

c. Analisis penyebab masalahMasalah yang timbul terkadang tidak diketahui penyebabnya. Hal ini membutuhkan analisis mendalam untuk menemukan hubungan kausal (cause-effect) dari sebuah masalah. Beberapa teknik berikut dapat digunakan dalam menganalisis penyebab yaitu diagram ishikawa (fish bone analysis), metode pohon masalah (root cause analysis).d. Alternatif pemecahan masalahSebelum keputusan diambil, hendaknya direncanakan beberapa solusi alternatif yang mungkin dilakukan. Analisis SWOT merupakan akronim dari Strength, Weakness, Opportunity dan Threat. Analisis SWOT dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi permasalahan namun juga dapat membuat alternatif solusi melalui strategi yang mengkombinasikan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis SWOT terdiri dari faktor internal yaitu: strength-kekuatan dan weakness-kelemahan; dan faktor eksternal yaitu opportunity-peluang dan threat-ancaman. Setelah dilakukan analisis internal dan eksternal, maka dibuat matriks strategi (SO, ST, WO dan WT). Matriks ini terdiri atas item sumber daya (tenaga, biaya, alat, obat, fasilitas kesehatan, peran pemerintah, lintas sektor, ormas, masyarakat), lingkungan (fisik dan non fisik), perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

e. Pengambilan keputusanPengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan kognitif yang mempersatukan memori, pemikiran, proses informasi, dan penilaian secara evaluatif dalam rangka proses seleksi dari sejumlah alternatif yang tersedia untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Keputusan Adminitratif dan Intuitif Pada kondisi tertentu, dimana terdapat tekanan waktu, informasi, SDM yang terbatas dan faktor lain sehingga membuat proses di atas tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, beberapa contoh pengambilan keputusan berikut sering dilakukan yaitu :1) Keputusan secara administratifPengambil keputusan pada situasi kurang mendapat informasi yang dibutuhkan dan keputusan terbaik tidak diketahui. Jadi pengambil keputusan akan memilih solusi cukup memuaskan yang biasanya menKelurahank, terbatas dan cukup baik. 2) Keputusan intuitifBerdasarkan pengalaman, percaya diri, dan motivasi pengambil keputusan. Prosesnya sering di bawah sadar dan sering terjadi karena : ketidakpastian dan kerumitan dari sebuah masalah, tidak memiliki pengalaman, diburu waktu, dan kesulitan menganalisis solusi alternatif. Pada kondisi chaos, perubahan yang drastis dan situasi yang penuh tekanan juga menyebabkan banyak keputusan yang diambil secara intuitif. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan Faktor berikut ini mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu nilai, kecenderungan terhadap risiko, tekanan mental dan kenaikan komitmen. Nilai merupakan pedoman hidup seseorang. Nilai akan berpengaruh sejak dari menetapkan tujuan, membuat solusi alternatif, pemilihan solusi, implementasi dan evaluasi/konrol. Pengambil keputusan yang memiliki keberanian mengambil risiko dan yang berhati-hati/tidak berani mengambil risiko akan menghasilkan keputusan yang berbeda.f. Rencana pelaksanaanPengambilan keputusan merupakan sebuah proses yang dinamis. Setelah solusi dipilih, harus diimplementasikan dan di follow-up. Walaupun mustahil mendapatkan solusi yang optimal, solusi yang memuaskan (sesuai standar tujuan) sudah baik. Solusi terpilih kemudian dibuat plan of action (PoA). PoA berisi kegiatan, tujuan dan target, sasaran populasi, biaya (besar dan sumber pembiayaan), tempat, waktu, pelaksana (PJ) dan rencana penilaian.g. Evaluasi Evaluasi alternatif solusi ini sangat dibutuhkan (jika perlu menggunakan pihak ketiga untuk memberikan masukan, termasuk juga evidence dari penelitian sebelumnya). Hubungan antara alternatif solusi dan hasil yang diinginkan bergantung pada tiga kondisi berikut ini yaitu :1) Kepastian, pengambil keputusan mengetahui peluang keberhasilan masing-masing solusi alternatif.2) Ketidakpastian, pengambil keputusan sama sekali tidak mengetahui peluang keberhasilan masing-masing solusi alternatif. Kondisi ketidakpastian ini akan berkurang dengan mengumpulkan lebih banyak informasi dan mempelajari situasi.3) Risiko, pengambil keputusan memiliki beberapa perhitungan peluang keberhasilan masing-masing solusi alternatif

B. Teori HL Blum

Hendrik L. Blum mengatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi satatus kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.

STATUSKESEHATANLINGKUNGANPELAYANAN KESEHATAN KETURUNAN PERILAKU

Lebarnya dari anak panah menunjukkan besarnya peranan dan kepentingan dari berbagai faktor yang mempengaruhi derajat keseahatan masyarakat. Pada gambar menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik misalnya: sampah, air udara, tanah, iklim, perumahan dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antara manusia dengan manusia lainnya, seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.Perilaku merupakan faktor kedua mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, karena sehat/tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri, disamping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi, dan perilaku lainnya yang melekat pada dirinya. Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat dipengaruhi oleh lokasi, apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukannya.Faktor keturunan (genetic) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan, diantaranya diabetes mellitus, asma bronchial, dan sebagainya.Keempat faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang saling menunjang dan mempengaruhi satu dengan lainnya, sehingga berdampak buruk terhadap status kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan.

C. Teori IKMTeori segitiga epidemiologi menjelaskan bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh adanya pengaruh faktor penjamu (host), penyebab (agent) dan lingkungan (environment) yang digambarkan sebagai segitiga. Perubahan dari sektor lingkungan akan mempengaruhi host, sehingga akan timbul penyakit secara individu maupun keseluruhan populasi yang mengalami perubahan tersebut.Pada prinsipnya secara umum kejadian penyakit yang digambarkan sebagai segitiga epidemiologi menggambarkan hubungan tiga komponen penyebab penyakit, yaitu penjamu, agen dan lingkunan seperti gambar berikut: AgentHostEnvironment

Gambar Segitiga epidemiologi penyebab penyakitUntuk memprediksi pola penyakit, model ini menekankan perlunya analisis dan pemahaman masing-masing komponen. Perubahan pada satu komponen akan mengubah ketiga komponen lainnya, dengan akibat menaikkan atau menurunkan kejadian penyakit ISPA. Komponen untuk terjadinya penyakit ISPA yaitu:a. AgentAgent penyebab penyakit ISPA adalah kuman mikroorganisme yang bisa menyebabkan ISPA.b. Host (Pejamu)Pejamu adalah organisme yang rentan oleh pengaruh agent. Dalam hal ini adalah manusia.c. Environment (Lingkungan)Lingkungan adalah kondisi atau faktor berpengaruh yang bukan bagian dari agent maupun pejamu, tetapi mampu menginteraksikan agent dan pejamu.

D. Teori ISPA 1. Definisi ISPAISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari, dimana secara klinis suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan saluran pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan berlangsungnya proses akut.2. Etiologi Etiologi ISPA adalah bakteri, virus dan rickettsia dengan jumlah lebih dari 300 jenis. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus streptococcus, staphylococcus, pneumococcus, haemophilus, bordetella dan corynebacterum. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan myxovirus, adenovirus. Coronavirus, picomavirus, mykoplasma, herpesvirus dan lain-lain3. Klasifikasi ISPAKlasifikasi yang umumnya dipakai saat ini adalah menurut letak Anatomi Penyakit ISPA yang diklasifikasi dalam 5 kelompok yaitu:

a. ISPA1) Faringitis Etiologi : Streptococcus, Pneumococcus, Virus Gejala klinis : tenggorokan terasa kering, kepala pusing, suhu tubuh meningkat, batuk, suara parau, nyeri telan, dinding faring merah Pengobatan : symtomase sesuai dengan gejala2) Tonsillitis Etiologi : Streptococcus haemoliticus Gejala klinis : leher terasa kering, nyeri mau makan, tidak bisa menelan, suhu badan tinggi sampai 40C, nafas bau, tonsil bengkak dan merah Pengobatan :istirahat, makan cukup dan lunak, antibiotika dan analgetikb. Laringotrachea BronchitisAdalah suatu sindrom yang terdiri dari batuk, suara parau dan stridorEtiologi : haemoplus influenza Type B, virus influenza, Allergic. Gejala klinis: suara serak, batuk yang menggonggong, stridor insirator, sianosis. Pengobatan : dirawat di rumaha sakit, infus, O2, antibiotic, anti piretik dan korteksosteroidc. Bronkhitis adalah infeksi pada bronkus, biasanya berasal dari saluran nafas atas Etiologi :infeksi oleh virus, bakteri fungi, alergi, aspirasi dan oleh bahan kimia (asap) Gejala klinis :pilek 3-4 hari, batuk kering dan muntah. Setelah beberapa hari timbul riak jernih dan encer. Hilang dari batuk berhenti berlangsung 7-10 hari Pengobatan :penderita minum yang banyak, expektoran, anti biotic

d. Bronkhiotitis adalah infeksi paru akut yang menyerang bronkhioli yang ditandai dengan obstruksi saluran nafas karena proses radang. Etiologi : virus Gejala klinis :bersin, pilek, batuk, suhu tubuh menigkat dan setelah beberapa hari batuk hebat. Pada pemeriksaan didapatkan tachkardie, sianosis, anak gelisah, dada mengembang, retraksi sela iga, ekspirasi memanjang disertai wheezing. Diagnosa : bronchopneumonia, pertusis, asma bronkeole dan payah jatung. Pengobatan : infus, O2, anti biotik. e. Pneumonia adalah radang parenchin paru. Bronco pneumonia merupakan ISPA yang paling sering memerlukan rawat inap. Etiologi : Bakteri, Virus,dan Protozoa. Gejala klinis :panas tinggi, sakit kepala, sakit dada pada anak atau bayi dapat timbul kejang, kaku, batuk, sesak nafas, cuping hidung, sianosis, laboratorium, leukositosis Diagnosis :dibuat berdasarkan anamnesa, gejala klinis, X foto dan hasil laboratorium. Diagnosis II : broncheolitis, payah jatung, aspirasi benda asing, asbes. Pengobatan :dirawat di RS, antibiotik, symptomatis, posturnal drainage. Menurut buku pedoman program pemberantasan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang dikelurkan oleh dirjen PPM dan PLP Depkes RI (1996) telah dijelaskan bahwa ISPA terdiri dari sekelompok kondisi klinik dengan etiologi dan perjalanan klinis yang berbeda. Untuk menperjelas dan memudahkan pemahaman tentang ISPA maka dilakukan klasifikasi sesuai dengan beratnya penyakit, yaitu:a. ISPA Ringan Tanda dan gejala ISPA ringan meliputi satu atau lebih tanda dan gejala sebagai berikut : 1. Batuk dan pilek2. Demam (dengan atau tanpa panas )3. Suara serak dan napas cepatb. ISPA SedangTanda dan gejala ISPA sedang meliputi ISPA ringan ditambah satu atau lebih tanda gejala berikut : 1. Pernapasan yang cepat < 50 kali per menit (tanda utama)2. Wheezing (napas menciut-ciut)3. Panas > 39C Yang termasuk klasifikas ISPA sedang ialah :1. Sakit telinga2. Ingus keluar dari hidung 2 minggu3. Campakc. ISPA BeratTanda dan gejala ISPA berat meliputi ISPA ringan dan sedang di tambah satu atau lebih tanda dan gejala sebagai berikut :1. Penarikan dada kedalam saat menarik napas (tanda utama) pada Bayi2. Napas cepat dengan frekuensi > 60 kali per menit atau adanya penarikan yang kuat dinding dada sebelah bawah kedalam pada bayi.3. Stridor (pernapasan ngorok )4. Tidak mampu atau tidak nafsu makan5. Kejang dan kesadaran menurun6. Dehidrasi (tanda-tanda kekurangan cairan7. Terdapatnya membran (selaput) difteri

Sumber Terjadinya Penyakit ISPA1. Bakteri penyakit ISPA2. Daya tahan tubuh rendah3. Kondisi lingkunganFaktor-Faktor Risiko Terjadinya ISPA1. Faktor Intrinsika. Umur dan Jenis Kelaminb. Status Gizi2. Faktor Ekstrinsika. Keadaan Rumah Lantai Dinding Luas Ventilasi Rumah dan Kamar Tidur Santri Kepadatan hunian Kamar tidur Suhu udara dalam rumah Kelembapan Intensitas pencahayaan Sosial ekonomi Infeksi parasit Musim atau cuacab. Perilakuc. Sumber Pencemaran Dalam Rumah

Pencegahan Penyakit ISPAa. Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention) Ditujukan pada orang sehat dengan usaha peningkatan derajat kesehatan (health promotion) dan pencegahan khusus (spesific protection) terhadap penyakit tertentu. Termasuk disini adalah : a. Penyuluhan, dilakukan oleh tenaga kesehatan dimana kegiatan ini diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap hal-hal yang dapat meningkatkan faktor resiko penyakit ISPA. Kegiatan penyuluhan ini dapat berupa penyuluhan penyakit ISPA, penyuluhan ASI Eksklusif, penyuluhan imunisasi, penyuluhan gizi seimbang pada ibu dan anak, penyuluhan kesehatan lingkungan, penyuluhan bahaya rokok.b. Imunisasi, yang merupakan strategi spesifik untuk dapat mengurangi angka kesakitan ISPA.c. Usaha di bidang gizi yaitu untuk mengurangi malnutrisi.d. Program KIA yang menangani kesehatan ibu dan bayi berat badan lahir rendah.e. Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) yang menangani masalah polusi di dalam maupun di luar rumah. b. Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention) Dalam penanggulangan ISPA dilakukan dengan upaya pengobatan dan diagnosis sedini mungkin. Dalam pelaksanaan program P2 ISPA, seorang balita keadaan penyakitnya termasuk dalam klasifikasi bukan pneumonia apabila ditandai dengan batuk, serak, pilek, panas atau demam (suhu tubuh lebih dari 37oC), maka dianjurkan untuk segera diberi pengobatan. Upaya pengobatan yang dilakukan terhadap klasifikasi ISPA atau bukan pneumonia adalah tanpa pemberian obat antibiotik dan diiberikan perawatan di rumah. Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA adalah :a. Mengatasi panas (demam)Untuk balita, demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

b. Pemberian makanan dan minumanMemberikan makanan yang cukup tinggi gizi sedikit-sedikit tetapi sering., memberi ASI lebih sering. Usahakan memberikan cairan (air putih, air buah) lebih banyak dari biasanya.

c. Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention) Tingkat pencegahan ini ditujukan kepada balita yang bukan pneumonia agar tidak menjadi lebih parah (pneumonia) dan mengakibatkan kecacatan (pneumonia berat) dan berakhir dengan kematian. Upaya yang dapat dilakukan pada pencegahan Penyakit bukan pneumonia pada bayi dan balita yaitu perhatikan apabila timbul gejala pneumonia seperti nafas menjadi sesak, anak tidak mampu minum dan sakit menjadi bertambah parah, agar tidak bertambah parah bawalah anak kembali pada petugas kesehatan dan pemberian perawatan yang spesifik di rumah dengan memperhatikan asupan gizi dan lebih sering memberikan ASI.15