28385417 Kata Pengantar

69
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberi kita kenikmatan dan kemampuan akal sehingga kita masih bisa menimba ilmu di Universitas yang kita cintai ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam, kami sampaikan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad saw, yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam penuh kasih sayang. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini. Serta tak lupa pula kepada teman-teman Program Studi Kedokteran Gigi Unsyiah Angkatan 2009, semoga kita semua dapat menempuh pendidikan ini dengan baik. Amin. Laporan ini kami susun sebagai tugas kelompok dari Blok 3 pemicu 1 yang berjudul ”Sel dan Jaringan serta Dasar Terjadinya Kelainan dan Prinsip Terapinya”. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan kami ini. Kami sadar masih ada kekurangan dalam laporan ini, baik isi maupun penyusunannya. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk kemajuan di kemudian hari. 1

Transcript of 28385417 Kata Pengantar

Page 1: 28385417 Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberi

kita kenikmatan dan kemampuan akal sehingga kita masih bisa menimba ilmu di

Universitas yang kita cintai ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam, kami

sampaikan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad saw, yang telah membawa kita

dari alam jahiliyah ke alam penuh kasih sayang.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, yang

telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini. Serta tak

lupa pula kepada teman-teman Program Studi Kedokteran Gigi Unsyiah Angkatan

2009, semoga kita semua dapat menempuh pendidikan ini dengan baik. Amin.

Laporan ini kami susun sebagai tugas kelompok dari Blok 3 pemicu 1

yang berjudul ”Sel dan Jaringan serta Dasar Terjadinya Kelainan dan Prinsip

Terapinya”. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan laporan kami ini.

Kami sadar masih ada kekurangan dalam laporan ini, baik isi maupun

penyusunannya. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk

kemajuan di kemudian hari.

Banda Aceh, 3 Maret 2010

Kelompok 4

1

Page 2: 28385417 Kata Pengantar

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR.........................................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................................2

BAB I..................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...............................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Tujuan.............................................................................................................................3

BAB II.................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.................................................................................................................4

A. SEL.................................................................................................................................4

1. DEFINISI SEL................................................................................................................4

2. JENIS SEL DAN KOMPONEN SEL..............................................................................4

3. STRUKTUR SEL............................................................................................................7

4. FUNGSI SEL................................................................................................................14

5. REPRODUKSI SEL......................................................................................................18

6. RESPON SEL................................................................................................................19

7. CONTOH KELAINAN SEL.........................................................................................20

8. TRANDUKSI SINYAL.................................................................................................22

B. JARINGAN..................................................................................................................23

1. DEFINISI......................................................................................................................23

2. JENIS DAN FUNGSI....................................................................................................24

C. NEOPLASMA..............................................................................................................26

1. DEFINISI......................................................................................................................26

2. KLASIFIKASI..............................................................................................................26

3. KARAKTERISTIK.......................................................................................................27

4. ETIOLOGI NEOPLASMA...........................................................................................282

Page 3: 28385417 Kata Pengantar

5. PATOGENESIS NEOPLASMA...................................................................................30

6. DIAGNOSIS.................................................................................................................34

D. FARMAKOTERAPI....................................................................................................35

1. DEFINISI......................................................................................................................35

2. PENGGOLONGAN FARMAKOLOGI........................................................................35

3. PRINSIP FARMAKOTERAPI......................................................................................41

4. FUNGSI........................................................................................................................41

5. EFEK SAMPING..........................................................................................................42

BAB III.............................................................................................................................45

PENUTUP........................................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................46

3

Page 4: 28385417 Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel adalah unit struktural dari semua organisme hidup. Telah diakui sejak

lama bahwa adanya 2 jenis sel yang berbeda secara fundamental, sekurang-

kurangnya dari sudut pandang structural dan fungsional. Terdapat begitu banyak

persamaan biokimia antara kedua jenis itu sehingga banyak penelitian mengatakan

bahwa kelompok satu berasal dari kelompok yang lain.

Sel normal merupakan mikrokosmo yang berdenyut tanpa berhenti, secara

tetap mengubah struktur dan fungsinya untuk memberi reaksi terhadap tantangan

dan tekanan dari luar tubuh yang selalu berubah. Kecuali jika tekanan ini terlalu

berat, struktur dan fungsi sel cenderung bertahan dalam jangkauan yang relatif

sempit, dinyatakan sebagai “normal”, justru karena individu harus menyesuaikan

diri terhadap tantangan dan tekanan kehidupan yang selalu berubah-ubah,

demikian juga sel. Dalam keterbatasannya,penyesuaian sel mencapai perubahan

yang menetap, mempertahankan kesehatan sel meskipun tekanan berlanjut. Tetapi,

bila batas kemampuan adaptasi itu telah dilampaui, akan terjadi jejas atau bahkan

kematian sel.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Menjelaskan definisi sel, jenis, struktur penyusunnya, fungsi sel, reproduksi

sel, respon sel, contoh kelainan sel, dan tranduksi sinyal.

Menjelaskan definisi jaringan, jenis, dan fungsi jaringan.

Menjelaskan definisi neoplasma, klasifikasi, karakteristik, etiologi,

patogenesis, diagnosis.

Menjelaskan definisi farmakoterapi, penggolongan, prinsip, fungsi, dan

efek samping.

4

Page 5: 28385417 Kata Pengantar

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEL

1. DEFINISI SEL

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan

dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.

Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan

hidupnya terpenuhi.

Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular,

misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel

(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-

sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.

2. JENIS SEL DAN KOMPONEN SEL

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel

yaitu:

Sel Prokariotik

Berasal dari bahasa Yunani pro, sebelum + karyon, nucleus. Hanya

ditemukan di dalam bakteri. Sel-sel ini berukuran kecil (panjang 1-5 µm), dengan

dinding sel di luar plasmalema, dan tidak dilengkapi selaput inti yang memisahkan

materi genetik (DNA) dari unsur sel lainnya. Selain itu prokariot tidak mempunyai

histon (protein basa spesifik) yang terikat pada DNA yang umumnya tidak

memiliki organel bermembran.

5

Page 6: 28385417 Kata Pengantar

Sel Eukariotik

Berasal dari bahasa Yunani eu, baik + karyon), berukuran lebih besar

dengan inti yang jelas yang diliputi selaput inti. Histon berhubungan dengan materi

genetik, dan terdapat banyak organel berlapis membran di dalam sitoplasma.

Sel eukariotik terdiri dari 3 bagian:

o Membran sel

o Sitoplasma

o Inti sel

Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk

semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing

golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri.

Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel

eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang

sangat rapi.

6

Page 7: 28385417 Kata Pengantar

Sel tubuh hidup, tumbuh, dan melakukan funsi-fungsi khusus selama

tersedianya konsentrasi oksigen, glukosa, dan berbagai ion asam amino, dan asam

lemak yang disesuaika dengan lingkungan.

Cairan Ekstrasel, yaitu cairan yang terdapat di antara sel dalam jaringan

yang relative tidak mempunyai vastikularisasi, seperti jaringan ikat,

jaringan rawan, dan jaringan tulang. Zat yang terdapat di dalamnya muncul

ke secret-sekret kelenjar dan pada hakekatnya berbentuk cair.

Cairan intrasel, yaitu cairan yang terdapat di dalam sel.

7

Page 8: 28385417 Kata Pengantar

3. STRUKTUR SEL

a. Selaput Plasma (Plasmalemma)

Membran plasma memiliki struktur seperti lembaran tipis. Membran

plasma tersusun dari molekul-molekul lipid (lemak), protein, dan sedikit

karbohidrat yang membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan asimetri.

Bersifat dinamis karena mempunyai struktur seperti fluida (zat cair) sehingga

molekul lipid dan protein dapat bergerak. Bersifat asimetrik karena komposisi

protein dan lipid sisi luar dan dalam membran sel tidak sama. Molekul-molekul

tersebut menyusun matriks lapisan fosfolipid rangkap (fosfolipid bilayer) yang di

sisipi oleh protein membran. Terhadap dua macam protein membran, yaitu protein

yang terbenam (integral) dan menempel (periferal) di lapisan fosfolipid. 1 unit

fosfolipid terdiri dari bagian kepala dan ekor (asam lemak).

Sisi kepala merupakan sisi hidrofilik yang menghadap keluar membran sel.

Sisi ekor merupakan sisi hidrofobik (tidak suka air) yang bersembunyi didalam

membran sel. Pada bagian membran plasma yang menghadap keluar sel, terdapat

karbohidrat yang melekat pada protein membran atau fosfolitik. Fungsi biologis

membran plasma tergantung pada molekul-molekul penyusunnya, yaitu lipid,

protein dan karbohidrat.

8

Page 9: 28385417 Kata Pengantar

Fungsi membran plasma :

Reseptor untuk menerima pesan kimia dari sel lain

Pemberi tanda atau antigen yang menjadi identitas jenis sel

Komunikasi sel

Sutau barier permiabel yang selektif untuk mengatur arliran zat ke dalam

dan ke luar sel

b. Sitoplasma

Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan

yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat

dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.

Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat

kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.

Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma

dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Organel Sel tersebut antara lain :

Retikulum Endoplasma (RE.)

(1) Struktur :

(a) RE Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di

inti sel.

(b) Dikenal dua jenis RE yaitu :

RE. Granuler (Rough E.R)

RE. Agranuler (Smooth E.R)

(2) Fungsi:

9

Page 10: 28385417 Kata Pengantar

(a) Tempat utama sintesis produk sel dan juga

berperan dalam transport dan penyimpanannya.

(b) RE kasar menonjol dalam sel yang khusus

untuk sekresi protein seperti enzim pencernaan.

(c) Pada sel otot , RE halus disebut reticulum

sarkoplsma dan turut berperan dalam proses kontraksi.

Ribosom (Ergastoplasma)

(1) Struktur :

(a) Ribosom adalah grnula kecil berwarna hitam ( berdiameter

22nm), yang tersususun dari RNA ribosomal dan hamper 80

jenis protein.

(b) Ribososm ditemukan sebagai granula individual atau dalam

kelompok disebut “ Poliribosom.”

(c) Ribososm bias bebas dalam sitoplasma atau melekat pada

membrane reticulum endoplasma.

(2) Fungsi :

(a) Tempat sintesis protein

(b) Ribosom bebas terlibat dalam sintesis protein untuk dipakai sel

itu sendiri : misalnya , dalam pembaharuan enzim dan

membrane. Ribosom, yang berikat merupakan tempat

berlangsungnya sintesis protein yang merupakan produk

sekretori yang akan dikeluarkan sel.

Miitokondria (The Power House)

(1) Struktur :

(a) Mitokondri tampak seperti batang atau filament yang bergerak

dengan konstan dalam sebuah sel hidup.

(b) Setiap mitokondria terdiri dari membrane terluar halus dan

membrane terdalam yang membentuk lipatan yang disebut

10

Page 11: 28385417 Kata Pengantar

“Krista.” Krista menonjol menyerupai rak ke dalam mitokondria

dan menambah bidang permukaan membrane bagian dalam.

(c) Ruang antara Krista dipenuhi matriks yang berisi protein, DNA,

RNA, dan ribosom.

(2) Fungsi :

(a) Mitokondria sering disebut sebagai pembangkit tenaga sel

karena fungsi terpentingnya adalah memproduksi energi dalam

bentuk ATP.

(b) Energi tersebut dihasilkan dari penguraian nutrient seperti

glukosa, asam amino, dan asam lemak.

(c) Enzim yang dibutuhkan untuk melepas energi secara kimia,

terlokalisasi dalam matriks mitokondria dan partikel kecil pada

Krista.

Lisosom

(1) Struktur :

(a) Lisosom adalah vesikel kecil yang terikat membrane,

mengandung hamper 50 jenis enzim hidrolitik yang mampu

menguraikan hamper semua jenis makromolekul.

(b) Lisosom primer yang mengandung enzim; Lisosom sekunder

yang mengandung enzim dan materi terdegradasi.

(3) Fungsi :

(a) Pencernaan intraseluler

(b) Lisososm juga berperan dalam pertumbuhan dan perbaiakan

selular normal dengan cara memindahkan komponen selular

yang sudah rusak atau berlebihan.

Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)

(1) Struktur :11

Page 12: 28385417 Kata Pengantar

(a) Apparatus golgi mengandung 6-7 kantong datar yang trikat

membrane, atau sisterna, masing-masing membentuk agak

melekuk. Kantong tersebut tersususn seperti mangkuk terbalik.

(b) Permukaan konveks sususnan menghadap ke RE dan nucleus:

permukaan konkaf menghadap ke permukaan eksternal sel.

(2) Fungsi :

(a) Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan

struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop

cahaya biasa.

(b) Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang

melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

Sentrosom (Sentriol)

(1) Struktur:

(a) Pada sel yang tidak memebelah dua sentriol berada di dekat

nucleus dan apparatus golgi di sebuah bidang khusus yang

disebut sentrosom.

(b) Dua anggota pasangan sentriol, yang satu sama lain tersususn

perpendicular, disebut “ Diplosom.”

(c) Dinding setiap sentriol menahndung sembilan sususnan

mikrotubulus, yang masing-masing terdiri dari tiga subunit yang

disebut “ triplet.”

(2) Fungsi :

(a) Sentriol berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun

Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam

mitosis dan meiosis.

Mikrotubulus

(1) Struktur :

12

Page 13: 28385417 Kata Pengantar

(a) Mikrotubulus merupakan pipa berongga, panjang 20-25 nm,

tersebar dalam sitoplasma dan semua sel.

(b) Mikrotubulus tersusun dari molekul tubulin protein.

(2) Fungsi :

(a) Mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh

organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan

Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol,

Flagela dan Silia.

Mikrofilamen

(1) Struktur :

Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari

komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada

otot).

(2)Fungsi :

Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.

Peroksisom (Badan Mikro)

(1) Struktur :

- Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi

dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan

katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

(2) Fungsi :

13

Page 14: 28385417 Kata Pengantar

(a) Periskom berfungsi untuk melindungi sel dari pengaruh hydrogen

peroksida yang merusak

(b) Berfungsi juga dalam metabolisme lipid

3. Inti Sel (Nukleus)

Inti sel (nukleus) mengandung sketsa untuk semua struktur dan aktivitas

sel, yang dikode di DNA kromosom. Inti sel juga mengandung perangkap

molekular untuk mereplikasi DNAnya dan untuk mengsintesis dan memproses 3

jenis RNA, yaitu ribosom (rRNA), messenger, dan transfer.

Nukleus tampak seperti struktur bulat atau memanjang, biasanya dibagian

pusat sel. Komponen utamanya adalah selaput inti, kromatin, nukleolus dan

matriks inti.

Selaput Inti

Dengan mikroskop elektron, terlihat bahwa inti sel dikelilingi oleh 2 unit

membran paralel, yang dipisahkan oleh celah sempit (40-70 nm) yang disebut

sisterna perinuklear. Bersama-sama, pasangan membran serta celah diantaranya

membentuk selaput inti. Dekat dengan membran dalam selaput inti, terdapat suatu

struktur protein yang disebut lamina fibrosa. Ditempat penggabungan membran

luar dan dalam terdapat celah-celah yaitu pori-pori inti yang membentuk jalur

terkendali diantara sitoplasma dan inti.

Kromatin

Berdasarkan derajat kondensasi kromosom ada 2 jenis kromatin, yaitu

heterokromatin dan eukromatin. Kromatin terdiri atas pilinan untai DNA yang

terikat pada protein basa (histon) susunan kromatin disebut sebagai untaian manik-

manik.

14

Page 15: 28385417 Kata Pengantar

Nukleolus

Nukleolus adalah struktur bulat, berdiameter sampai 1 mm, yang kaya akan

rRNA dan protein. Nukleolus terdiri atas 3 unsur berbeda, yaitu (1) DNA pengatur

nukleolus, (2) parsfribosa, (3) parsgranulosa.

Matriks Inti

Matriks inti adalah komponen yang mengisi ruang diantara kromatin dan

nukleoli didalam inti. Matriks ini terutama terdiri atas protein (beberapa

diantaranya memiliki aktivitas enzim), metabolik dan ion. Bila asam nukleat dan

komponen terlarutnya diangkat, struktur fibrilarnya masih tetap ada, yang

membentuk kerangka inti. Lamina fibrosa selaput inti adalah bagian dari matriks

inti. Kerangka ini agaknya membantu pembentukan basa protein, tempat untai

DNA terikat.

Fungsi Nukleus :

Nukleus sangat penting untuk keseluruhan aktivitas selular.

Nukleus emngandung material genetic sel (DNA) yang mengkodeinformasi

untuk mengontrol sintesis protein dan reproduksi sel.

4. FUNGSI SEL

a. Diferensiasi

Setelah beberapa kali pembiakan sel, timbul diferensiasi, yaitu perbedaan bentuk

dan fungsi. Sel-sel tertentu mempunyai bentuk dan fungsi tertentu pula yang

berbeda dari sel lainnya.

15

Page 16: 28385417 Kata Pengantar

b. Reparasi sel

Tubuh manusia dewasa terdiri dari 50-70 triliun sel-sel eukariotik yang rata-rata

besarnya 10. Setiap saat sel tersebut ada yang rusak dan harus diperbaiki, agar

fungsi-fungsi tubuh tetap berjalan normal.

c. Pertahanan

Fungsi pertahanan tubuh dilakukan oleh beberapa sistem, untuk memberikan

kekebalan, yaitu:

1. Pertahanan mekanik

Pertahanan mekanik merupakan barrier alamiah untuk menangkal masuknya

mikroorganisme dan penyebaran sel-sel kanker.

2. Pertahanan kekebalan

Organ yang termasuk dalam pertahanan immunitas ialah sumsum tulang, kelenjar

limfe, kelenjar thymus, dsb.

d. Reproduksi

Fungsi reproduksi hanya dikerjakan oleh organ genetalia. Pada laki-laki testis

dengan duktus epidedimis, prostate dan urethra. Pada wanita ovarium dengan tuba,

uretus dan vagina.

e. Supplier (pasokan)

Fungsi ini dikerjakan oleh:

1. Sistem organ pencernaan: untuk pasokan nutrisi, air, mineral, dan

vitamin

2. Sistem Organ Pernapasan: untuk pasokan oksigen dan pengeluaran

karbondioksida

16

Page 17: 28385417 Kata Pengantar

f. Transportasi dan distribusi

Fungsi transportasi dan distribusi bahan-bahan untuk keperluan hidup sel di

jaringan atau organ dan transportasi sampah dari sel atau organ ke organ sekresi

yang dikerjakan oleh system sirkulasi, yaitu jantung, pembuluh darah atau limfe.

Organ sekresi yang penting adalah ginjal, hati, paru-paru, dan kulit.

g. Metabolisme

Fungsi metabolisme di semua sel dikerjakan oleh enzim, baik secara aerobik atau

anaerobik.

h. Pembersihan

Fungsi pembersihan dikerjakan oleh banyak organ dan melibatkan banyak system.

Misalnya, pembuangan sampah dikerjakan oleh usus, hati, ginjal, dsb.

i. Mobilitas

Fungsi mobilitas ada macam-macam:

1. Mobilitas tubuh luar

2. Mobilitas organ

j. Orientasi

Fungsi orientasi dikerjakan oleh system reseptor dan motor melalui system saraf

dan pancaindera yang terpusat di dalam otak.

k. Pengawasan

Banyak keadaan yang perlu diatur supaya fungsi organ dapat berjalan dengan baik,

misalnya: temperature, pernapasan, homeostasis, pertumbuhan, ekskresi, dsb.

17

Page 18: 28385417 Kata Pengantar

FUNGSI SEL SECARA STRUKTUR

Membran sel : Membantu menjaga keseimbangan kimia zat di dalam dan luar sel.

Sitoplasma : Sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi

kimia sel.

Ribosom : Sebagai tempat pembuatan protein.

Mitokondria : Mitokondria sering disebut sebagai pembangkit tenaga sel karena

fungsi terpentingnya adalah memproduksi energi dalam bentuk

ATP.

Retikulum Endoplasma (RE) : Sebagai tempat proses pembuatan/sintesis protein

yang akan disempurnakan lebih lanjut di dalam

badan golgi.

Lisosom : Mencerna zat-zat sisa.

Badan golgi : Mengangkut zat-zat yang telah dihasilkan oleh sel.

Nukleus : Nukleus sangat penting untuk keseluruhan aktivitas seluler

nucleus mengandung DNA yang mengkodeinformasi untuk

mengontrol sintesis protein dan reproduksi sel.

18

Page 19: 28385417 Kata Pengantar

5. REPRODUKSI SEL

a. Amitosis

Amitosis adalah reproduksi sel yaitu sel membelah diri secara langsung

tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan sel ini pada sel-sel yang

bersifat prokatiotik, misalnya : bakteri, gagang biru.

b. Mitosis

Mitosis adalah cara reproduksi sel, sel membelah secara bertahap-tahap

yang teratur. Profase-Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap

profase terdapat fase atau masa istirahat sel yaitu interfase. Pada saat interfase inti

sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.

Secara garis besar ciri dan tahap pembelahannya pada mitosis dibagi 4 yaitu :

Profase

Pada tahap terpenting adalah benang-benang kromatin menjadi

menebal bergumpal menjadi kromosom, kromosom tersebut mulai

berduplikasi menjadi kromotid.

Metafase

Pada tahap ini kromosom atau kromatin berjejer teratur pada

pembelahan sehingga tahap ini kromosom/kromotid mudah diamati atau

dipelajari.

Anafase

Pada fase ini kromotid akan ditarik oleh benang menuju ke kutub-

kutub pembelahan sel.

19

Page 20: 28385417 Kata Pengantar

Telofase

Pada tahap ini terjadi peristiwa pembagian inti menjadi 2 bagian dan

pembagian sitoplasma menjadi 2 bagian.

c. Miosis

Miosis atau pembelahan sel adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap

pembelahan sel seperti mitosis. Proses ini terjadi pengurangan jumlah kromosom.

Miosis terbagi 2 bagian yaitu Miosis I dan Miosis II menjadi tahap-tahap

seperti pada mitosis.

6. RESPON SEL

Sel adalah bagian terkecil makhluk hidup yang berdiri sendiri artinya harus

mampu menangkap sinyal yang ada diluar tubuhnya (sel) dan meneruskan kedalam

tubuhnya serta memberikan respon terhadapnya. Berbagai jenis sinyal terdapat

diluar sel, seperti sinyal kimia, cahaya, panas, dsb.

Walaupun demikian, mekanisme pengenalan dan penerusan sinyal

(transduksi sinyal) adalah serupa dengan respon sel.

20

Page 21: 28385417 Kata Pengantar

7. CONTOH KELAINAN SEL

1. Atrofi

Terjadi pada suatu alat tubuh menyebabkan alat tubuh tersebut

mengecil. Mengecilnya alt tubuh tesebut terjadi karena sel-sel

spesifik,yaitu sel-sel parenchyma yang menjalankan funfsi alat tubuh

tersebut mengecil. Kadang-kadang dapat terjadi atrofi akibat jumlah sel

parenchym berkurang,yaitu atrofi numerik.Meskipun atrofi biasanya

merupakan proses patologik juga dikenal atrofi fisiologik. Beberapa alat

tubuh dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama masa

perkembangan/kehidupan dan jika alat tubuh tersebut sesudah masa

usia tertentu tidak menghilang,malah dianggap patologik.

Contoh: Kelenjar thymus,ductus omphalomesentericus,ductus

thyroglossus.

Atrofi senilis

Alat tubuh pada orang yang sudah berumur lanjut umumnya mengecil.

SEbab-sebab proses atrofi pada masa tua bermacam-macam,

diantaranya:

Pengaruh endokrin,involus akibat menghilangnya rangsang-rangsang

tubuh(growth stimuli),mengurangnya perbekalan darah (vascular

supply).

Dapat dilihat misalnya payudara.Yang mengecil pada wanita dalam

menopause,Juga ovarium dan uterus. Kulit menjadi tipis dan

keriput.Tulang-tulang baik tulang panjang maupun tulang tengkorak

menipis dan ringan akibat resorpsi,sehingga tulang ini menjadi

berlubang-lubang,enteng dan mudah patah oleh trauma yang ringan.

21

Page 22: 28385417 Kata Pengantar

2. Agenesis dan Aplasia

Dalam perjalanan perkembangan,organ embrional rudimenter dapat

tidak terbentuk,misalnya : Beberapa individu dapat dilahirkan hanya

dengan 1 ginjal suatu keadaan lain yang berkaitan dengan keadaan di

atas adalah aplasia yaitu gagal berkembangnya organ rudiment

embrional yang sudah terbentuk.

3. Hipoplasia

Kadang-kadang rudiment embrional terbentuk tetapi tidak pernah

mencapai ukuran definitive atau ukuran dewasa,akibatnya organ

tersebut menjadi kerdil. Fenomenaini disebut hipoplasia. Seperti

agenesis dan apaplasia,hipoplasia dapat juga mengenai semua bagian

tubuh,dapat mengenai salah satu dari sepasang organ atau bahkan dapat

mengenai kedua organ yang berpasangan.Hipoplasia ringan yang terjadi

pada beberapa organ dapat ditoleransi untuk waktu yang lama.

Pengaruhnya berupa gangguan terhadap tingkat cadangan organ

tersebut.

4. Hipertrofi

Pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran setiap sel.

Hipertrofi dapat terlihat pada berbagai jaringan tetapi khususnya terlihat

mencolok pada berbagai jenis otot.Peningkatan bebabn pekerjaan pada

otot merupakan rangsang yang sangat kuat bagi otot untuk mengalami

hipertrofi.

Contoh : Penonjolan otot pada atlet angka besi merupakan contoh

hipertrofi otot yang nyata. Hal yang sama terjadi akibat respons

adaptasi yang penting pada miokardium. Jika seseorang mempunyai

katup jantung abnormal yang menyebabkan beban mekanik pada

ventrikel kiri,atau jika ventrikel memompa dan melawan tekanan darah

sistemik yang meninggi,akibatnya hipertrofi miokardium disertai

penebalan dinding ventrikel.

22

Page 23: 28385417 Kata Pengantar

Pada masing-masing,pembesaran sel yang hipertrofi sebenarnya disertai

penambahan unsure kontraktil jaringan ,sehingga merupkan respons

sifat adaptasi. Hipertrofi terjadi akibat rangsangan,sehingga cenderung

mengalami regresi.Paling sedikit sampai taraf tertentu hingga beban

kerja yang abnormal hilang.

5. Hiperplasia

Kenaikan jumlah sel yang nyata dalam jaringan yang mengakibatkan

pembesaran jaringan atau organ tersebut.Hiperplasia hanya dapat terjadi

pada jaringan yang mampu melakukan pembelahan sel.Dalam jaringan

semacam ini hyperplasia dapat juga disertai hipertrofi.

Contoh : Rangsangan hormone pada kehamilan dan laktasi

menimbulkan proliferasinya luas pad aunsur-unsur epitel kelenjar

mamae disertai pembesaran jaringan kelenjar mamae yang disebabkan

oleh hyperplasia.

8. TRANDUKSI SINYAL

Tiga tahap pensinyalan sel

Penerimaan (receptor) sinyal, yaitu pendeteksian sinyal dibuang

dari luar sel oleh sel target. Sinyal kimiawi terdeteksi apabila telah

berikatan dengan protein selular, biasanya pada permukaan sel

yang bersangkutan.

Pengikatan molekul sinyal mengubah protein reseptor, dengan

demikian mengawali (menganalisasi) proses transduksi. Tahap ini

mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat menimbulkan

respon seluler spesifik transduksi ini kadang-kadang terdiri dalam

satu langkah, api lebih sering butuh suatu urutan perubahan dalam

sederet molekul yang berbeda-beda jalur tranduksi sinyal.molekul

di sepanjang jalur itu sering disebut molekul relasi.

23

Page 24: 28385417 Kata Pengantar

Pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang ditransduksi

akhirnya memicu respon seluler spesifik. Respon ini dapat berupa

hamper seluruh aktifitas seluler,seperti katalis oleh suatu enzim

(seperti glikogen fosforilase,penyusunan ulang sitoskeleton,atau

pengaktifan gen di dalam nucleus)

Mekanisme Transduksi Sinyal

Sinyal tersebut dikenali oleh molekul protein yang ada di permukaan sel

Protein ini dari jenis reseptor, protein pigmen, kanal, ion dsb. Sinyal senyawa

kimia berikatan dengan protein reseptor sinyal cahaya dalam bentuk foton

menubruk pigmen dalam protein seperti rhodopsin,ion kalsium,dan

natriummembuka protein kanal dsbmenimbulkan perubahan pada

strukturlokal protein-protein tersebut pada bagian yang terdapat dalam sel

Setelah sinyal ditangkap dan informasinya masuk ke dalam selSinyal

dihantarkannya ke pusat pemrosesan (CPU-nya) sel yaitu inti seloleh berbagai

jenis protein yang bekerja secara bertahapGen menerjemahkan rangsangan.

B. JARINGAN

1. DEFINISI

Jaringan adalah kelompok sel yang serupa secara srtuktural (begitu pula

denganproduk yang dihasilkan) yang mengalami spesialisasi untuk menjalankan

suatu fungsi tertentu. Ada empat jenis jaringan dasar yang ditemukan pada tubuh

manusia : Epitelium, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.

24

Page 25: 28385417 Kata Pengantar

2. JENIS DAN FUNGSI

1. Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang khusus berkontraksi dan menghasilkan

gaya.Terdapat tiga jenis jaringan otot:otot rangka,yang menentukan gerak tulang

belakang;otot jantung,yang bertanggung jawab memompa darah keluar dari

jantung,dan otot polos,yang meliputi dan mengontrol gerakan isi berbagai organ

dan saluran berongga,misalnya gerakan makanan melintasi saluran pencernaan.

2. Jaringan saraf terdiri dari sel-sel yang berfungsi khusus yang menghasilkan dan

menyakurkan impuls listrik,kadang-kadang melintasi jarak yang jauh.Impuls listrik

ini berfungsi sebagai sinyal untuk menyampaikan informasi dari satu bagian tubuh

ke bagian lain.Jaringan saraf ditemukam (a)otak,(b)korda spinalis,(c)saraf yang

menyampaikan informasi mengenai lingkungan eksternal dan mengenai status

berbagai factor internal di tubuh yang dapat diatur,misalnya tekanan darah,(d)saraf

yang mempengaruhi kontraksi otot atau sekresi kelenjar.

3. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang berfungsi khusus mempertukarkan zat-zat

antara sel dam lingkungan.Jaringan ini tersusun dua tipe struktur umum lapisan

epitel dan kelenjar sekretorik.Sel-sel epitel berikatan er at satu sama lainuntuk

membentuk lembaran-lembaran jaringan yang menutupi dan melapisi berbagai

bagian tubuh.Sebagai contoh,lapisan luar kulit adalah jaringan epitel,seperti juga

lapisan saluran pencernaan.Secara umum,lapisan epitel ini berfungsi sebagai batas

yang memisahkan tubuh dari lingkungan eksternal dan dari isi rongga yang

berhubungan dengan lingkungan luar,mosalnya lumen saluran pencernaan.(Lumen

adalah rongga di bagian dalam tabung dan rongga berongga).Hanya zat tertentu

yang dapat dipindahkan antara bagian-bagian yang dipisahkan oleh sawar

epitel.jenis dan luasnya pertukaran yang terkontrol tersebut bervariasi,tergantung

pada lokasi dan fungsi jaringan epitel.Sebagai contoh,hanya sedikit zat yang dapat

dipertukarkan antara tubuh dan lingkungan eksternal menembus kulit,sedangkan

sel epitel yang melapisi saluran pencernaan memiliki fungsi khusus absorpsi zat-

zat gizi.

Kelenjar adalah turunan jaringan epitel yang berfungsi khusus untuk melakukan

sekresi.Sekresi adalah pengeluaran produk-produk spesifik (yang sebagian besar

25

Page 26: 28385417 Kata Pengantar

disintesis oleh sel yang bersangkutan)dari sebuah sel,sebagai respon terhadap

stimulasi yang sesuai.Kelenjar terbentuk selama masa perkenbangan mudigah

melalui pembentukan kantung-kantung jaringan epitel yang masuk ke bagian

dalam dan permukaan.Terdapat dua kategori kelenjar yaitu eksokrin dan

endokrin.Jika selama pembentukan sel-sel penghubung antara permukaan epitel

dan sel sekretorik kelenjar di bagian terdalam invaginasi tetap utuh sebagai suatu

duktus antara kelenjar dan permukaan,yang terbentuk adalah kelenjar

eksokrin.Kelemjar eksokrin (exo berarti “eksternal”.crine berarti “sekresi”)

mengeluarkan produknya melalui duktus ke bagian luar tubuh (atau ke dalam suatu

rongga yang berhubungan dengan dunia luar).Contoh-contohnya adalah kelenjar

keringat dan berbagai kelenjar yang mengeluarkan getah pencernaan.Di pihak lain,

apabila sel-sel penghubung menghilang selama pembemtukan kelenjar dan sel-sel

sekretorik kelenjar terisolasi dari permukaan,yabg terbentuk adalah kelenjar

endokrin.kelenjar endokrin (endo berarti “internal”)tidak memiliki duktus dan

mengeluarkan produk-produk mereka,yang dikenal sebagai hormon,ke dalam

darah.Sebagai contoh,kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid ke

dalam darah,yang menyangkut hormon ini ke tempat kerjanya di tulang dan ginjal.

4. Jaringan ikat dibedakan karena memiliki sel dalam jumlah sedikit yang

terbenam di dalam banyak bahan ekstrasel.Seperti yang disyaratkan oleh

namanya,jaringan ikat berfungsi untuk menghubungkan,menunjang,dan

melekatkan berbagai bagiab tubuh.Jaringan ini mencakup bermacam-macam

struktur misalnya jaringan ikat longgar (loose connective tissue) yang melekatkan

jaringan epitel ke struktur di bawahnya.tendon yang melekatkan otot rangka ke

tulang,tulang yang menentukan bentuk,menyokong dan melindungi tubuh ,dan

darah,yang menyangkut bahan-bahan dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh

lainnya.Kecuali darah,sel-sel di dalam jaringan ikat menghasilkan molekul-

molekul spesifik yang mereka keluarkan ke ruang ekstrasel diantara sel-sel

tersebut.Satu dari molekul tersebut adalah serat protein mirip pita karet yang

disebut elastin,yang keberadaannya memungkinkan peregangan dan penyusunan

kembali struktur-stuktur seperti paru,yang selama proses bernafas mengembang

dan mengempis.26

Page 27: 28385417 Kata Pengantar

C. NEOPLASMA

1. DEFINISI

Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Jadi,suatu neoplasma itu adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal mendasar tentang asal neoplasma adalah hilangnya responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang norma. Sel neoplastik disebut mengalami transformasi karena terus membelah diri, dan tampaknya tidak peduli terhadap pengaruh regulatorik yang mngendalikan pertumbuhan sel normal. Selain itu, neoplasma berperilaku seperti parasit dan bersaing dengan el normal untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.

2. KLASIFIKASI

Semua tumor jinak dan ganas, memilki dua komponen dasar:

Parenkim, yang terdiri atas sel yang telah mengalami transformasi atau neoplastik.

Stroma, penunjang non neoplastik ynag berasal dari pejamu dan terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah.

Parenkim neoplasma menentukan perilaku biologisnya, dan komponen ini yang menentukan nama tumor bersangkutan, Stroma mengandung pembuluh darah dan memberikan dukungan bagi pertumbuhan neoplasma.

1) Tumor jinak

Secara umum, tumor jinak diberi nama dengan akhiran –oma ke jenis sel asal tumor tersebut. Suatu tumor jinak yang berasal dari jaringan fibrosa adalh fibroma, tumor tulang rawan ynag jinak disebut kondroma. Tata nama untuk tumor epitel jinak lebih rumit. Tumor ini kadang-kadang diklasifikaikan berdasarkan mikroskopik dan kadang-kadang makroskopik. Yang lain diklasifikasikan berdasarkan asal sel.

2) Tumor ganas

Tata nama tumor ganas pada dasarnya mengikuti tata nama tumor jinak, dengan penambahan dan pengecualian tertentu. Neoplasma ganas yang berasal dari jaringan mesenkim atau turunannya disebut Sarkoma. Kanker yang berasal dari jaringan fibrosa disebut fibrosarkoma, dan neoplasma ganas yang terdiri atas kondrosit disebut kondrosarkoma. Sarkoma diberi nama ganas berdasarkan histogenesisnya (yaitu jenis sel yang membetuknya). Neoplasma yang berasal dari sel epitel disebut Karsinoma.

27

Page 28: 28385417 Kata Pengantar

3. KARAKTERISTIK

Metabolisme sel tumor

1) Sel-sel neoplama mendapat energi terutama dari glikolisis anaerob, karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.

2) Susunan enzim sel uniform, sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi untuk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.

3) Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protoplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut sehingga pada tumor ganas stadium akhir akan terjadi koheksia.

Inti sel tumor

1) Tampak lebih besar karena jumlah sitoplasma berkurang.

2) Hiperkromatik, karena pada pemulasan, jumlah nucleoprotein yang mengikat hematoksilin jumlahnya meningkat.

3) Nukleulus (anak inti) lebih besar dari normal.

4) Banyak gambaran mitosis, pada keadaan ganas dijumpai mitosis yang abnormal.

Perbedaan tumor ganas dan tumor jinak

Tumor ganas

1) Kecepatan tumbuh

Tumbuh cepat, sehingga secara klinis cepat membesar, secara mikroskopis banyak ditemukan gambaran mitosis baik normal maupun abnormal.

2) Diferensiasi

Berdiferensiasi buruk, karena sel-sel tumor sudah banyak berbeda dari sel-sel asal/normal. Bersifat anaplasia yang berarti hilangnya diferensiasi, makin anaplastik suatu tumor, main ganas tumor itu.

3) Mortalitas

Jika tidak diobati, meskipun letaknya pada organ tak vital dapat menyebabkan kematian.

28

Page 29: 28385417 Kata Pengantar

Tumor jinak

1) Kecepatan tumbuh

Tumbuh lambat, secara klinis tidak cepat membesar dan secara mikroskopis tidak ditemukan gambaran mitosis abnormal.

2) Diferensiasi

Berdiferensiasi baik, yang berarti sel-sel tumor masih menyerupai sel-sel jaringan asal/normal.

3) Mortalitas

Biasanya tidak menyebabkan kematian bila letaknya pada alat tubuh yang vital.

4. ETIOLOGI NEOPLASMA

Bahan-bahan yang dapat menyebabkan terbentuknya neoplasma atau

kanker disebut karsinogen. Menurut jenisnya karsinogen dapat berupa :

1. bahan kimia

2. virus

3. karsinogen fisik

4. hormon

Melihat asalnya maka karsinogen ini dapat berasal dari luar tubuh atau

eksogen, seperti karsinogen kimia, virus dan fisik. Dapat pula berasal dari dalam

tubuh atau endogen, seperti hormon.

1. Bahan kimia

Bahan kimia sangat berbahaya karena dapat memicu sel-sel kanker,contoh :

Asap rokok; sering menimbulkan kanker paru-paru. Hidrokarbon

terisap dalam asap rokok mempengaruhi terbentuknya karsinoma

bronchogenik. Hal ini telah banyak dibuktikan secara statistic,

klinik dan percobaan binatang. Perubahan-perubahan sel selaput

lender bronchus berupa hiperplasi atipik, metaplasi skwamosa,

29

Page 30: 28385417 Kata Pengantar

displasi dan bahkan karsinoma insitu. Makin banyak merokok

makin banyak perubahan yang terjadi.

Golongan plastic yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat

mengganggu hubungan antar sel jaringan yang berkontak

dengannya.

2. Virus

Walaupun pada manusia belum pasti tetapi pada binatang-binatang

percobaan virus merupakan penyebab kanker, misalnya cirus sarkoma yang

ditemukan pada burung.

Cara bekerjanya virus hingga menyebabkan kanker belum jelas; apakah virus

berada dalam sel-sel yang baru tumbuh untuk meneruskan pertumbuhan yang terus

menerus ataukah menyebabkan perubahan genetic yang menetap.

McCulloch mengemukakan 3 kemungkinan :

virus penyebab berada dalam sitoplasma sel tumor dan tetap berada

disitu untuk terbentuknya sifat-sifat sel tumor.

virus menyebabkan mutasi somatik, menimbulkan perubahan yang

menetap pada sel, sehingga terbentuk neoplasma. Sekali terbntuk

neoplasma maka peranan virus berakhir.

virus berada dalam sel, tetapi tidak dapat dilihat.

Boyd berpendapat bahwa virus, seperti enzim merupakan nukleoprotein

yang dapat menimbulkan tumor dengan jalan mengganggu mekanisme susunan

enzim.

3. Karsinogen Fisik

Kebanyakan bentuk energi fisik mempunyai daya karsinogenetik. Misalnya

sinar radioaktif yang ditimbulkan oleh sinar-X, radium dan bom atom yang dapat

menyebabkan timbulnya kanker kulit, leukemia, kadang-kadang sarkoma tulang,

karsinoma payudaradan thyroid. Sinar tersebut mungkin menyebabkan perubahan

nukleoprotein daripada kromosom sel, sehingga terjadi kanker.

30

Page 31: 28385417 Kata Pengantar

4. Hormon

Bila kadar hormone tertentu menigkat selama waktu lama dapat

mencetuskan karsinoma payudara, endometrium, kanker ovarium, prostat

atau tiroid.

Menurut Boyd golongan kokarsinogen adalah :

Diit

Umur

Keturunan

Rangsang menahun

Trauma

5. PATOGENESIS NEOPLASMA

Hingga kini persoalan karsinogenesis masih merupakan bahan spekulasi dan

penelitian. Akan diuraikan 2 masalah yaitu tentang etiologi dan patogenesis.

Etiologi adalah faktor yang menyebabkan penyebab tumor ganas dan patogenesis

adalah mekanisme faktor-faktor penyebab itu yang mengubah sel-sel normal

menjadi sel-sel tumor.

Jaringan labil seperti kulit dan sumsum tulang mempunyai kemampuan

bermitosis untuk menghasilkan berjuta-juta sel baru setiap harinya. Sedangkan

jaringan lainnya seperti otot jantung dan saraf mempunyai sedikit kemampuan

untuk bermitosis untuk beregenerasi untuk memperbaiki kerusakan. Kemampuan

berproliferasi ini diatur oleh atau rangkaian DNA gen pada setiap sel jaringan.

Pada masing-masing sel di samping mempunyai gen yang mengatur proliferasi

seperti Ki-67 gene, juga memiliki gen yang menghentikan proliferasi sel pada

suatu waktu yang disebut repressor gen seperti p53, krev-1/rap1 A atau Gas-1.

Gen ini berfungsi sebagai kontrol. Pada keadaan tertentu apabila repressor gen

tersebut terganggu atau mengalami kerusakan, maka sel akan berproliferasi tidak

terkontrol.

31

Page 32: 28385417 Kata Pengantar

Pada jaringan permanen seperti otot dan saraf, repressor gen terikat dengan

kuat, sehingga sangat sulit dipisahkan dalam waktu sel berdiferensiasi. Sifat ini

sudah ditentukan sejak masa embrio. Pada sumsum tulang serta sel-sel labil

lainnya, repressor gen sangat mudah dipengaruhi oleh stimuli dari lingkungan

seperti hormon, bahan-bahan kimia, virus, radiasi ionisasi dan panas.

Sel pada jaringan normal yang terkena stimulasi akan tumbuh dalam keadaan

terkontrol yang disebut hiperplasia. Apabila stimuli disingkirkan, maka sel akan

kembali ke keadaan normal. Pada kasus neoplasia, kontrol proliferasi sel terganggu

dan sel tumbuh secara tidak terkontrol. Apabila pertumbuhannya terlokalisir dan

ekspansif maka terjadi neoplasia jinak, tetapi apabila pertumbuhan sel infiltratif ke

dalam jaringan sekitarnya, maka yang akan terjadi adalah neoplasia ganas.

Ada 5 teori mengenai patogenesis tumor neoplastik, yaitu sebagai berikut.

1. Perubahan genetik

Teori ini menyatakan bahwa pada suatu saat terjadi perubahan genetik

yang ireversibel pada sel, sehingga terjadi sintesis protein yang lebih aktif

dan ini digunakan lebih banyak untuk reproduksi daripada untuk bekerja.

Sekali sel berproliferasi aktif, maka terjadi perubahan-perubahan mutasi

lebih lanjut. Mutasi sekunder ini kebanyakan letal, tetapi beberapa

diantaranya berkembang ke arah pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih

autonom. Perubahan pertama adalah mutasi genetik; tetapi ada

kemungkinan bahwa mula-mula terjadi perubahan epigenetik, yaitu terjadi

perubahan metabolisme sel dan ini akan menyebabkan gen yang

mengendalikan pembelahan menjadi tidak aktif lagi.

Pada kebanyakan sel kanker perubahan genetik ini morfologik tampak

nyata. Perubahan ini terlihat pada adanya kromosom yang abnormal seperti

aneuploidi, hipoploidi ekstrim dan hiperploidi nyata. Kelainan kromosom

pada sel kanker dapat diketahui dengan cara analisis kromosom setelah

penghancuran sel.

Mitosis abnormal sering terdapat pada tumor ganas, menunjukkan

adanya kerusakan mekanisme mitosis. Walaupun demikian jangan 32

Page 33: 28385417 Kata Pengantar

langsung menarik kesimpulan bahwa adanya kelainan kromosom

menunjukan bahwa proses itu adalah kanker.

Dapat disimpulkan bahwa mungkin bahan-bahan karsinogen

mempengaruhi gen dengan menimbulkan perubahan kariotip: tetapi

agaknya pada permulaan kanker, kerusakan ini tidak terlihat. Kemudian

perubahan yang tidak terlihat ini langsung atau melalui bahan-bahan

karsinogen lain menjadi perubahan yang terlihat dan dalam klinik tampak

sebagai kanker.

2. Feedback deletion

Semua sel mempunyai potensi genetik untuk berubah menjadi kanker,

tetapi yang dalam keadaan normal terhambat. Pada sel tumor susunan

pengatur menghilang, sehingga kemampuan untuk membelah dihambat.

Potter menyokong pendapat ini dan berpendapat bahwa terdapat suatu

susunan pembentukan enzim khusus yang menyebabkan hilangnya

feedback control untuk pembelahan sel.

Seperti diketahui aktivitas dan struktur gen berada di bawah

pengawasan gen pengatur atau repressor. Kehilangan gen pengatur atau

rusaknya enzim feedback menyebabkan rusaknya mekanisme yang stabil.

Konsep kehilangan kontrol ini disebut feedback deletion.

3. Teori multifaktor

Dari beberapa percobaan pada binatang diketahui bahwa satu tumor dapat

timbul oleh beberapa penyebab yang sinergistik atau aditif. Sudah tentu

hanya kombinasi sempurna yang dapat menimbulkan tumor pada tuan

rumah (hospes) yang rentan. Teori ini disebut teori multifaktor (Lamerton).

4. Teori stadium berganda (multistage theory)

Evolusi tumor ganas membutuhkan waktu. Mungkin perubahan mula-

mula pada sel menyebabkan terjadinya apa yang disebut neoplasia

incipiens, yang terjadi pada kehidupan dini, atau herediter. Perubahan ini

33

Page 34: 28385417 Kata Pengantar

dapat tenang selama hidup atau menjadi aktif karena pengaruh tambahan

sesuai dengan teori multifaktor.

Pengaruh yang menyebabkan terjadinya tumor ini terjadi pada dua

stadium yang berbeda yaitu mula-mula (inisiasi) dan kemudian (promosi).

Apabila sel tumor dirangsang dengan promotor terlebih dahulu baru

kemudian initiator, tumor tidak akan terbentuk. Walaupun demikan, untuk

terbentuknya tumor diperlukan promotor. Bahan-bahan yang bertindak

sebagai promotor oleg Boyd disebut cocarcigenesis.

Disangka bahwa initiator menimbulkan mutasi genetik dalam sel.

Menurut hipotesis feedback deletion, mutasi ini mengenai gen yang

mengatur sistesi enzim feedback control. Akibatnya tidak segera terlihat

karena masih ada RNA dan enzimnya. Tetapi setiap usaha regenerasi sel

akan dirusak oleh promotor, sehingga menimbulkan kerusakan enzim

pengatur dan mengakibatkan hilangnya mekanisme penghambat

pertumbuhan. Proliferasi terjadi secara terus menerus dan mengakibatkan

mutasi lebih lanjut dan dengan seleksi alamiah meninggalkan sel-sel yang

autonom dan agresif.

Agaknya pada perubahan pertama terjadi hiperplasia dan baru

kemudian terjadi mutasi spontan dengan terbentuknya kanker.

Dari percobaan-percobaan dengan karsinogen kimia terlihat bahwa

pada kejadian mula-mula (initiation) terjadi perubahan genetik yang

ireversibel.

5. Multicellular origin of cancer-field theory

Teori ini mengatakan bahwa neoplasma terbentuk dari beberapa sel

yang berdekatan secara serentak dan bukan berasal dari satu sel. Neoplasma

akan mulai pada tempat yang dipengaruhi karsinogen secara maksimal,

tetapi respon neoplastik kemudian akan tumbuh pada jaringan sekitarnya,

yang juga dikenai pengaruh karsinogen yang sama.

34

Page 35: 28385417 Kata Pengantar

6. DIAGNOSIS

1. Pemeriksaan makroskopik

Yaitu dengan penglihatan mata biasa diperhatikan jaringan tumor itu.Misalnya

pada carcinoma mammae, secara makroskopik terlihat adanya bercak-bercak

berwarna kuning kemerahan, yang menunjukan adanya jaringan nekrotik dan

pendarahan.

2. Pemeriksaan histologik

Pemeriksaan histologik hingga kini masih merupakan cara yang sangat penting

untuk menegakkan diagnosis neoplasma,pada tumor-tumor kecil jaringan diperoleh

dengan cara eksisi, jika tumor besar dapat dilakukan eksisi percobaan atau biopsy

sebagian.

3. Biopsi jarum-biopsi aspirasi

Cara ini meskipun tidak digunakan secara luas tetapi telah dapat dibuktikan

manfaatkan oleh orang-orang berpengalaman sepert smetana. Cara ini biasanya

dilakukan pada pengambilan jaringan hati, pleura, ginjal, kadang-kadang

limpa,kadang-kandang juga pada tumor payudara.

4. Pemeriksaan darah tepi

Teknik pemeriksaan hematologic banyak dikembangkan dalam diagnosis kanker.

Salah satu cara adalah isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah.

Sel-sel tumor ini terlepas dan masuk kedalam peredaran darah.

5. Pemeriksaan hormon dan enzim

35

Page 36: 28385417 Kata Pengantar

Pemeriksaan hormone dan enzim dapat membantu diagnosis kanker. Terbentuknya

fosfatase asam karena adanya anaksembar karsinoma prosfat dalam tulang

membantu diagnosis neoplasma.

6. Pemeriksaan sitologik

Disebut pula sitologi eksfoliatif, suatu cara diagnostic yang penting untuk

menemukan kanker,dasar pemeriksaan ini adalah:

perubahan patologik yang disebut anaplasi yang merupakan sifat sel tumor

ganas dan yang merupakan perubahan dari sel normal

sel-sel tumor ganas kohesinnya kurang dari pada sel normal, sehingga

mudah terlepas.

D. FARMAKOTERAPI

1. DEFINISI

Kemoterapi adalah pemberian obat anti kanker yang bertujuan membunuh

sel-sel kanker. Obat diberikan secara bersamaan dalam waktu yang terjadwal.

2. PENGGOLONGAN FARMAKOLOGI

a. Farmakokinetik

Keseluruhan proses yang dialami molekul obat, mulai masuknya obat

kedalam badan sampai hilangnya obat ini dari badan disebut proses

farmakokinetik. Proses ini mencakup absorpsi, distribusi, biotrans-formasi, dan

eksresi obat. Seluruh proses ini terjadi simultan dan bukan beruurut.

Proses absorpesi terjadi di berbagai tempat pemberian obat, umpamanya

melalui alat cerna, otot rangka, paru paru, kulit dan sebagainya. Setelah melalui

berbagai sawar (barrier) molekul obat masuk kedalam cairan intravaskuler dan

disebar keseluruh badan. Dalam darah sebagian molekul obat akan diikat oleh

protein plasma dan reaksi ini bersifat reversible. Hanya molekul obat bebas yang

dapat menembus membrane sel untuk masuk sel hati tempat biotransformasi 36

Page 37: 28385417 Kata Pengantar

terjadi. Molekul obat bebas lainnya memasuki jaringan berbagai organ,

mempengaruhi fungsi faal atau fungsi biokimia dengan akibat terjadinya efek obat.

Sebagian lagi memasuki memasuki ginjal dan kadang kadang langsung diekskresi,

tetapi umumnya obat baru diekskresi setelah mengalami biotransformasi.

Disisni terlihat bahwa jutaan molekul obat yang telah diabsorpasi secara

simultan mengalami, berbagai macam proses. Molekul obat harus melewati sawer

yang terdiri dari unit membrane atau plasama membrane yang terbentuk dari

lapisan biomolekuler fosfolipid. Karena membrane ini terutama terdiri dari lemak

maka umumnya molekul obat yang besifatnonpoler lebih mudah melintasi

membrane dari pada molekul obat yang poler.

Absorpsi

Proses absorpsi sangat penting dan menentukan efek obat. Pada umumnya

obat yang tidak di absorpsi tidak menimbulkan efek, kecuali antacid dan obat yang

bekerja local. Absorpsi dipengaruhi oleh bermacam faktor seperti, sifat fisik dan

kimia bahan obat, bentuk obat yang diberikan (tablet, kapsul, cairan), formulasi,

cara pemberian, konsentrasi obat, luas permukaan kontak obat (absorbing surface)

dan sirkulasi pada tempat absorpsi obat.

Absorsi melalui saluran cerna. Pemberian obat per oral merupakan cara

yang paling lazim karena paling mudah, aman dan ekonomis. Kerugian cara ini

ialah : obat dapat merangsang mukosa lambung dan dapat menimbulkan emesis

(mual). Minofilin sering menimbulkan emesis karena merangsang mukosa

lambung. Obat dapat mmbentuk kompleks dengan makanan sehingga lebih sukar

diabsorpsi. Obat yang lewat sistem portal dapat mengalami biotransformasi

sebelum memasuki sirkulasi ke berbagai organ. Pemberian oral membutuhkan

koperasi pasien dan efeknya baru timbul setelah bebrapa waktu tergantung dari

jenis obatnya.

Kecepatan absorpsi obat yang berbentuk tablet tergantung dari kecepatan

desintegrasi dan melarutnya bahan obat. Umumnya obat dalam bentuk non poler

37

Page 38: 28385417 Kata Pengantar

yang larut dalam lemak cepat diabsorpsi sedang obat yang bersifat poler tidak larut

dalam lemak seperti zat ammonium kuatener, lambat di absorpsi.

Pemberian obat secara sublingual dapat diberikan untuk menghindari

pengrusakan oleh enzim lambung dan usus dan menghindari biotransformasi di

hepar sebelum obat didistribusi. Cara ini hanya dapat dipakai untuk obat yang tidak

merangsang mukosa dan tidak menimbulkan rasa pahit yang mengganggu.

Pemberian obat secara rectal dapat dilakukan untuk pasien yang muntah-

muntah, tidak sadar dan untuk menghindari pengrusakan dari enzim pencernaan

dan biotransformasi di hepar. Didaerah tropik, pemberian rectal kurang popular

karena suposutoria sering menjadi lembek. Banyak obat tidak dapat diberikan

dengan cara ini karena menimbulkan iritasi mukosa rectum..

Distribusi

Obat setelah di absorpsi akan tersebar melaui sirkulasi darah keseluruh

badan. Molekul obat yang mudah melintasi membrane sel akan mencapai semua

cairan tubuh baik intrasel maupun ekstrasel ; sedang obat yang sulit menembus

membrane sel penyebarannya umumnya terbatas pada cairan ekstrasel. Kadang-

kadang beberapa obat mengalami kumulasi selektif pada beberapa organ dan

jaringan (tissue depot) tertentu karena proses transport aktif, pengikatan dengan zat

tertentu atau daya larut yang lebih besar dalam lemak. Kumulasi demikian

berfungsi sebagai gudang dan dan dapat mengakibatkan obat berefek lebih lama,

Bagian badan yang dapat berfungsi sebagai gudang obat (stoage depot) ialah

protein plasma, umumnya albumin , jaringan ikat, dan jaringan lemak. Selalin itu

ada tempat lain umpamanya tulang, organ tertentu, dan cairan trans-sel yang dapat

berfungsi sebagai gudang untuk beberapa obat tertentu.

Distribusi obat kesusunan saraf pusat dan janin harus menerobos sawar

khusus yang dikenal sebagai sawar darah-otak (blood brain barrier) dan sawar uri.

Obat yang mudah larut dalam lemak pada umumnya mudah melewati sawar ini.

38

Page 39: 28385417 Kata Pengantar

Biotransformasi

Pada umumnya biotransformasi obat terjadi oleh enzim mikrosom di

reticulum ndoplasma sel hepar. Pada proses biotransformasi molekul obat dapat

berubah sifatnya antara lain menjadi lebih poler. Metabolit yang lebih poler ini

tidak larut dalam lemak dan dengan dengan demikian lebih mudah dieksresi oleh

ginjal .

Reaksi biokimia yang terjadi pada proses biotransformasi dapat dibagi

dalam reaksi sintetik dan reaksi non sintetik. Pada reaksi sintetik terjadi konjugasi

molekul obat dengan subtract endogen seperti gugus glukuronid, - asteril, atau –

sulfat. Reaksi ini membutuhkan energi yang biasanya berasal dari ATP ; dan

metabolit menjadi inaktif. Reaksi nonsintetik tidak membutuhkan energi; berupa

reaksi reduks, oksidasi atau hidrolisis. Metabolitnta dapat lebih aktif dari obat asal,

berkurang aktifitasnya atau sama sekali tidak aktif.

Biotransformasi memegang peranan penting dalam mengakhiri efek obat.

Karena proses ini dikatalisis oleh enzim maka proses ini dapat dihambat atau

dirangsang dengan akibat pengaruh terhadap efek obat.

Eksresi

Obat dapat dikeluarkan dari badan dalam bentuk metabolit hasil

biotransformasi atau dalam bantuk asalnya. Ekskresi umumnya terjadi melalui

ginjal, tetapi juga terjadi bersama tinja, empedu melalui paru-paru, bersama air

susu dan keringat. Eksresi melaui paru-paru terutama pada anastesia umum dengan

anastesik terbang. Eksresi air susu ibu penting untuk diperhatikan karena dapat

menimbulkan efek farmakologik atau efek toksik pada bayi.

b. Farmakodinamik

Seperti telah diuraikan terdahulu farmakodinamik mempelajari cara kerja

obat dan efeknya terhadap berbagai funsi oragan dan reaksi biokimia.

39

Page 40: 28385417 Kata Pengantar

Mekanisme Kerja Obat

Cara kerjanya pada taraf molekuler hingga kini belum diketahui dengan

jelas. Mengapa suhu demam menurun? Mengapa ambang rasa nyeri meningkat?

Ini pertanyaan-pertanyaan yang masih diselidiki dan sampai sekarang belum

terjawab. Penelitian mengenai mekanisme kerja obat dewasa ini merupakan bagian

yang sangat penting dalam farmakologi.

Dalam bagan terlihat bahwa yang dimaksud dengan mekanisme kerja obat

adalah akibat langsung penggabungan molekul obat (O) dengan suatu reseptor (R)

atau zat reseptif (Recptive substance). Bila reseptpr itu suatu enzim maka hasilnya

dapat berupa penghambatan ataupun perangsangan enzim tersebut.

Setelah kompleks obat-reseptor (OR) terbentuk, kemungkinan bersar akan

terjadi reaksi rantai lebih lanjut ; tetapi yang terlihat atau terdapat diobservasi ialah

timbulnya perubahan fungsi organ tertentu. Perubahan yang dapat dilihat kita sebut

efek obat.

Reseptor Obat ialah makromolekul yang bergabung dengan obat ; dan

penggabungan ini merupakan reaksi permulaan dalam suatu rangkaian reaksi yang

pada akhirnya menimbulkan efek. Dengan menggambarkan bahwa semua obat

harus bergabung dalam reseptor dulu, berbagai dan efek seperti hubungan antara

dosis dan efek, hubungan waktu dan efek lebih mudah dimengerti. Rseptor obat

pada umumnya merupakan molekul enzim, atau komponen fungsional dari sel.

Rseptor obat dapat terletak pada membrane sel, didalam sel atau ekstrasel.

Efek Obat

Efek obat pada umumnya terlihat sebagai perubahan intensitas faal organ

tertentu atau reaksi biokimianya. Karena efek obat adalah hal yang dapat

diiobbserfasi maka obat digolongkan sesuai dengan efeknya.

40

Page 41: 28385417 Kata Pengantar

Obat golongan farmakoldinamik bekerja dengan mempengaruhi faal organ

dan dalam hal ini pengaruhnya bersifat kuantiatif dan bukan kualitatif. Artinya

fungsi organ diubah oleh obat dengan merangsangnya menjadi lebih aktif atau

menjadikan kurang aktif.

Untuk menetapkan dosis yang tepat perlu diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

- Berat Badan Pasien; makin berat seseorang makin besar juga dosis obat

yang dibutuhkan untuk mendapat efek terapi. Luas permukaan badan

merupakan indeks yang lebih tepat dari indeks lain untuk menentukan dosis

obat.

- Umur; Bayi premature bersifat hiperaktif terhadap obat karena ensim

untuk biotransfomasi dan fungsi ginjal belum sempurna. Orang lanjut usia

juga dapat bersifat hiper-reaktif karena fungsi biotransformasi dan eksresi

sudah menurun.

- Kelamin; Wanita dilkatakan bersifat hiper-reaktif terhadap obat tertentu.

Salah satu alasan yang di kemukakan adalah berat badan wanita umumnya

kurang dari laki-laki. Perbedaan intensitas efek obat juga dapat terjadi

karena perbedaan hormonal.

- Cara Pemberian; Pada berbagai cara pemberian perbedaan dosis obat

yang diberikan berdasarkan perbedaan absorpsi. Umumnya dosis untuk

pemberian intravena lebih kecil dari untuk pemberian subkutan atau

pemberian oral.

- Saat Pemberian Obat; Obat yang diberikan sesudah makan, absorpsinya

lebih lambat dan tidak sempurna dan hingga efek terapi mungki tidak

tercapai. Pemberian obat pada lambung yang kosong mempercepat absorpsi

obat sehingga efek terapi cepat tercapai.

41

Page 42: 28385417 Kata Pengantar

- Kecepatan biotransformasi dan Ekresi obat; gangguan fungsi hepar dan

ginjal memperlambat eliminasi obat tertentu sehingga dosis obat harus

dikurangi untuk mencegah terjadinya keracunan.

- Faktor Genetik; Ada kalanya dapat mempengaruhi efek obat. Cabang

farmakologi yang mempelajari faktor genetic terhadap efek obat di sebut

ilmu farmakogenetik.

- Interaksi Obat; Efek suatu obat dapat dipengaruhi oleh terdapatnya obat

lain. Pengaruh dapat menguntungkan dan merugikan penderita. Terjadinya

interaksi obat selalu harus dipertimbangkan bila menggunakan 2 obat atau

lebih.

- Variasi Biololgik; Setiap indivisu mempunyai sifat khas yang mungkin

menyebabkan perbedaan reaksi terhadap obat. Seseorang dengan dosis

kecil sudah mendapatkan efek yang diinginkan dikatakan bersifat hiper-

reaktif terhadap obat, sedang yang membutuhkan dosos besar untuk

mendapatkan efek yang diinginkan disebut hiperoaktif.

3. PRINSIP FARMAKOTERAPI

1. Mulai dari dosis kecil dinaikkan perlahan-lahan.

2. Evaluasi efektivitas dan efek samping.

3. Gunakan monoterapi.

4. Gunakan obat lini pertama terlebih dahulu.

5. Tidak ada patokan kapan harus menghentikan obat, bila akan

menghentikan obat hentikan perlahan-lahan.

4. FUNGSI

Manfaat kemoterapi kanker

1. Pengobatan

Beberapa jenis kanker dapat di sembuhkan secara tuntas engan satu jenis

kemoterapi saja atau beberapa jenis kemotrapi.

42

Page 43: 28385417 Kata Pengantar

2. Kontrol

Kemoterapi ada juga yang bertujuan untuk menghanbat perkembangan kanker agar

tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.

3. Mengurangi gejala

Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker ,maka kemotrapi yang

diberikan bertujuan untukmengurangi gejala yang timbul pada pasien, seperti

meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran

kanker pada daerah yang diserang.

5. EFEK SAMPING

Efek samping adalah gejala yang timbul dan tidak diharapkan sebagaim akibat dari

penggunaan obat, yang dapat menimbulkan kerugian, kesakitan atupun kematian.

Efek samping penggunaan obat dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan

atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah :

1. Lemas

Lemas adalah efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau

perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga

akhir pengobatan.

2. Mual dan muntah

Ada beberapa obat kemotrapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada

beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah

dengan obat anti mual yang diberikan sebelum, selama,dan sesudah pengobatan

kemotrapi. Mualmuntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.

3. Gangguan pencernaan

Beberapa jenis kemotrapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertirai

dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.

4. Sariawan

43

Page 44: 28385417 Kata Pengantar

Beberapa obat kemotrapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau

infeksi. Kondisimulut yang sehat sangat penting dalam kemotrapi.

5. Rambut rontok

Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi 2 atau 3 minggu setelah

kemotrapi di mulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala.

Rambut dapat tumbuhlagi setelah kemotrapi selesai.

6. Otot dan saraf

Beberapa obat kemotrapi dapat menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari

tangan atau kaki, serta kelemahan pad otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.

7. Efek pada darah

Beberapa jenis obat kemotrapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang

merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang

paling sering adalah penurunan sel darah putih (leukosit). Penurunan sel darah terjadi

pada setipkemotrapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemotrapi selanjutnya

untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel

darah dapat mengakibatkan :

Mudah terkena infeksi

Hal ini disebabkan oleh karena jumlah leukosit turun,karena leukosit adalah

sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada

beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leukosit.

Perdarahan

Kepin darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penuuna

jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebamdan

bercak merah di kulit.

Anemia

Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh

penurunan Hb (hemoglobin), karena Hb letaknya di dalam sel darah merah.

44

Page 45: 28385417 Kata Pengantar

Akibat anemia adalah seseorang dapat merasa lemah, mudah letih dan

pucat.

8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna

Lebih sensitif terhadap matahari.

Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.

45

Page 46: 28385417 Kata Pengantar

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sel adalah unit structural terkecil dari semua organisme hidup. Struktur sel

dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme,

namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme

juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariotik beradaptasi dengan

kehidupan uniselular (contohnya: bakteri dan ganggang) sedangkan sel-sel

eukariotaik(pada hewan dan tumbuhan) beradaptasi untuk hidup saling bekerja

sama dalam suatu organisasi hidup.

Manusia memiliki sekitar 200 jenis sel yang berbeda. Spesialisasi sel dalam

berbagai organ sangatlah besar, dan tidak ada sel yang dapat disebut ”khas

(tipikal)” dari semua sel dalam tubuh, semua terbentuk dari zigot, yaitu sel tunggal

yang terbentuk dari pembuahan sebuah oosit dan sebuah spermatozoa. Pembelahan

pertama dari zigot menghasilkan sel-sel yang disebut blastomer, yang sanggup

membentuk semua jenis sel orang dewasa. Melalui proses ini, yang disebut

diferensiasi sel, sel-sel mensintesis protein spesifik, mengubah bentuknya dan

menjadikannya sangat efisien dalam fungsi yang spesifik.

Namun, kerja sel yang autonom ini kadang juga mengalami berbagai

kelainan yang dapat mengganggu beberapa bagian kerja tubuh. Salah satu

contohnya adalah neoplasma atau tumor yang sangat membahayakan bagi

manusia. Untuk itu, perkembangan dunia kesehatan telah memanfaatkan segala

sumber ilmu pengetahuan untuk dapat mengembangkan dunia farmakologi demi

penangaanan tepat terhadap gangguan-gangguan kerja tubuh tersebut.

46

Page 47: 28385417 Kata Pengantar

DAFTAR PUSTAKA

Sudiono, Janti.drg, dkk. 2003. Ilmu Patologi, Jakarta: EGC.

A. Price, Sylvia dan M Wilson, Lorraine. 2002. Patofisiologi.edisi 6. Jakarta: EGC.

Juwono, dr dan Zulfa, Achmad, dr. 1998. Biologi sel. Jakarta: EGC.

Syafriadi, Mei. 2008. PATOLOGI MULUT. Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik Rongga Mulut. Jogjakarta: ANDI.

Himawah, Sutisna, dr. PATOLOGI. FKUI. Wibowo, Samekto dan Gofir, Abdul.2001.Farmakoterapi dalam Neurologi.

Jakarta: Penerbit Salemba Medica. Sherwood, Laurice. 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

http://farmasi.dikti.net/farmakologi-secara-umum/#more-31

47