28127320...

64
1 ANALISIS TRAFIK PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR BERBASIS CDMA 2000 1X DI WILAYAH SEMARANG KOTA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : Nama : EKO BUDIYONO NIM : 5301401028 Prodi : S-1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

description

analisa trafik pada sistem seluler

Transcript of 28127320...

Page 1: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

1

ANALISIS TRAFIK PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI

SELULAR BERBASIS CDMA 2000 1X DI WILAYAH

SEMARANG KOTA

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :

Nama : EKO BUDIYONO

NIM : 5301401028

Prodi : S-1 Pendidikan Teknik Elektro

Jurusan : Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2006

Page 2: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

2

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Analisis Traffic pada Sistem Telekomunikasi Selular

Berbasis CDMA20001X diwilayah Semarang Kota, telah dipertahankan

dihadapan sidang panitia ujian Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri

Semarang yang diselenggarakan pada :

Hari : Senin

Tanggal : 31 Juli 2006

Ketua Sekretaris

Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Drs. R. Kartono, M.PdNIP. 131 570 064 NIP. 131 474 229

Pembimbing I Penguji I*

Ir. Ulfa Mediaty Arief,M.T. Ir. Ulfa Mediaty Arief,M.T.NIP. 132205929 NIP.132205929

Pembimbing II Penguji II*

Dhidik Prastiyanto,S.T,M.T. Dhidik Prastiyanto,S.T,M.T.NIP. 132307268 NIP. 132307268

Penguji III*

Drs.Sugeng Purbawanto,M.T NIP.130404315

Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. SoesantoNIP. 130 875 753

Page 3: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

3

ABSTRAK

Eko Budiyono, 2006. Analisis Traffic pada Sistem Telekomunikasi SelularBerbasis CDMA20001X diwilayah Semarang Kota. Skripsi S1. Program StudiPendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Sistem komunikasi selular adalah sistem komunikasi wireless dimanasubscriber bisa bergerak dalam suatu coverege jaringan yang luas, sehinggasubscriber yang melakukan komunikasi tidak mengalami drop call karenadidaerah blankspot. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besarpengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan terhadap kepadatan aruspembicaraan (Trafik) drop call.

CDMA (Code Devision Multiple Access).adalah teknologi akses multiuserdimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dalam mengakseskanal yang terdapat dalam sistem. Analisis arus pembicaraan (traffic) pada sistemwireles dapat diketahui dengan menganalisa call attempt, call success, callcompletion, drop call.. Dengan adanya tentang analisis tentang arus pembicaraantersebut akan memberi beberapa keuntungan seperti sinyal yang dihasilkan bagus,kemungkinan terjadi drop call kecil, kecilnya interferensi antar BTS, sehinggapelanyanan yang dihasilkan semakin memuaskan karena pelanggan telepon tanpakabel semakin banyak.

Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan asosiatif darianalisis menggunakan SPSS for windows release 11.5 yang diperoleh denganpersamaan regresi : Y = 239,751 – 14,308X1 – 5,339X2 + 0,01169X3.

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pula koefisien determinasisecara simultal (R2) sebesar 0,774, yang berarti bahwa faktor radius sell, dayapancar dan jumlah panggilan memberikan kontribusi terhadap jumlah drop callsebesar 77,4%, selebihnya 22,6% dari kejadian drop call dipengaruhi faktor lainyang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan ditinjau dari pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikat diketahui bahwa besarnyapengaruh radius sell terhadap drop call sebesar 19,25%, pengaruh daya pancarterhadap kejadian drop call sebesar 4,37% dan pengaruh jumlah panggilanterhadap kejadian drop call sebesar 53,79%.

Kesimpulannya adalah pada dasarnya unjuk kerja atau perfomansi sistemselular baik berbasis sistem CDMA dan GSM (Global Sistem for MobileCommunication) dapat diukur dengan melihat parameter-parameter ini harusdilakukan pengujian secara periodik. Parameter ini antara lain: Call AnsweredRatio, Call Success Ratio, Call Completion Ratio, Drop Call. Tingkat drop callyang besar diakibatkan karena masalah area cakupan. Bila (Base stationTransceiver System) BTS bekerja dengan daya maksimal, maka akan terjadioverlap yang besar, sehingga diperlukan pengurangan radius cakupan untukmasing-masing BTS.

Page 4: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’d : 11).

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yag telah

diusahakannya (An Najm : 39)

Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang

ditunjukan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan

kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga

nanti pada hari kiamat (riwayat Abu Hurairah radhiallahu anhu)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena

kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan.

Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :

Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku

Adik-adikku (Yuni dan Atik) yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku

Ulfa tercinta, terima kasih atas semuanya

Teman-teman PTE 2001

Ikhwan dan Akhwat di UNNES

Pihak Kandatel Semarang

Page 5: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

5

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Tuhan pencipta alam

semesta pengatur hidup dan kehidupan manusia, yang menguasai alam raya

beserta isinya serta yang memberikan kasih sayangNya kepada setiap

makhlukNya. Sehingga dengan keridloanNya skripsi dengan judul “Analisis

Trafik pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA20001X di wilayah

Semarang Kota” dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai

gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dapat

diselesaikan. Untuk itu ucapan terima kasih disampaikan kepada;

1 Prof. A.T Soegito, SH, MM, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

2 Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang.

3 Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elekto

Universitas Negeri Semarang.

4 Ir. Ulfa Mediaty Arief, M.T, Dosen Pembimbing I

5 Dhidik Prastiyanto,S.T, M.T, Dosen Pembimbing II

6 Bapak Sutrino, Kepala Kandatel dan semua pihak-pihak Kandatel

Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian di Telkom Flexi.

7 Keluarga besar penulis (Bpk Sulaiman, Ibu Subinik, kedua adik, pak lek

sekalian, Mbah sekalian, Almr (mbah Sadikin, mbah yulaikah, mbah

keno), Bpk mujiono sekalian) yang banyak membantu pembuatan media

pembelajaran ini dan yang banyak memberi semangat lebih.

Page 6: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

6

8 Kekasih saya Ulfa Qomariyah S,Pd yang memberikan suport materi atau

yang mendukung terselesainya Skripsi ini.

9 Teman-teman (PTE 2001) yang telah memberikan sumbangsih pikiran,

semangat juga do’a, hingga ter selesianya Skripsi ini.

10 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu

dan memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi.

Masukan berupa saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

dunia pendidikan pada khususnya.

Semarang, 2006

Penulis

Page 7: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

7

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................ i

PENGESAHAN.............................................................................................. ii

ABSTRAK...................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. iv

KATA PENGANTAR.................................................................................... v

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK...................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 3

C. Pembatasan Masalah............................................................................. 4

D. Rumusan Masalah................................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

G. Penegasan Istilah................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Latar Belakang ................................................................................. 7

B. Sistem Code Division Multiple Access............................................. 13

C. Elemen Sistem Code Division Multiple Access ................................ 15

D. Pengkodean Sistem Code Division Multiple Access ......................... 18

E. Teknologi spektrum Tersebar Code Division Multiple Access.......... 19

Page 8: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

8

F. Gambaran Umum SCBS-408L ......................................................... 22

G. Traffik.............................................................................................. 27

H. Propagasi Loss ................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian............................................................................. 31

B. Metode Pengumpulan Data............................................................... 33

C. Kladifikasi Data ............................................................................... 34

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Call Attempt ....................................................................... 38

B. Analisis Call Success........................................................................ 39

C. Analisis Call completion .................................................................. 39

D. Analisis Block call ........................................................................... 40

E. Analisis Drop Call............................................................................ 41

F. Perhitungan Radius Sel..................................................................... 43

G. Menurunkan Daya Pancar................................................................. 46

H. Analisis faktor-faktor Drop Call ....................................................... 48

I. Regresi ............................................................................................. 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 53

B. Saran................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

9

DAFTAR LAMPIRAN

A. Informasi Site TELKOM Semarang ................................................. 57

B. Analisis Regresi ............................................................................... 58

C. Persiapan Analisis Regresi ............................................................... 62

D. Data Drop Call Per Sector ................................................................ 63

E. Data Occupancy ............................................................................... 67

F. Data Teknis Forword Budget............................................................ 68

G. Data Teknis Reverse Budget............................................................. 69

Page 10: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Memasuki tahun 2002, perkembangan sistem komunikasi selular semakin

meningkat dengan pesatnya. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga

adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi.

Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat

menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan

menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan

sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan

radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip,

keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan

tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol di handphone. (Wawan

Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro ITB)

Hal ini akan disebabkan mobilitas manusia yang semakin tinggi sehingga

dibutuhkan sarana komunikasi yang cepat dan efisien. Dengan kemajuan jaman

seperti saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam diantaranya

yaitu dengan menggunakan gelombang bunyi yang memanfaatkan media udara,

gelombang bunyi memang dapat merambat hingga beberapa radius meter, namun

sangat dipengaruhi kuat dan arah kecepatan angin. Dengan menggunakan listrik

sebagai alat komunikasi dapat mengatasi kesulitan jarak atau cuaca.. Komunikasi

listrik menggunakan arus maupun tegangan listrik untuk membawa informasi

Page 11: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

11

yang dikirim oleh pengirim ke penerima dengan menggunakan media kabel logam

yang dialiri listrik, bentuk komunikasi (komunikasi radio) listrik menggunakan

gelombang elektromagnetik yang dapat menggunakan kabel atau udara. Teknologi

CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM

karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode

tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio

yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio

dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel.

(Wawan Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro

ITB)

Alokasi frekuensi radio yang tersedia semakin lama akan semakin padat.

Kondisi demikian ini akan dapat menyebabkan permintaan hubungan komunikasi

yang sangat besar tidak bisa dilayani melalui jaringan yang berbasis lintas radio.

Untuk dapat melakukan komunikasi diberbagai daerah khususnya daerah

kota dan pinggiran kota dengan kepadatan 10-10000 pelanggan per-kilometer

persegi yang belum ada jaringan tembaganya dapat dilakukan dengan

mengguanakan jaringan akses radio yang dinamakan telepon tanpa kabel.

Teknologi multiple access yang baru yaitu Code Divion Multiple Access

(CDMA). Pada sistem TDMA pembagian kanal didasarkan pada satuan waktu.

Pada sistem FDMA (Frekuensi Division Multiple Access), pembagian alokasi

frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel

tersebut, sehingga saat pelanggan melakukan pembicaraaan memiliki frekuensi

sendiri (Laboraterium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro TTB,

Page 12: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

12

Wawan Saprudin). Sedangkan sistem CDMA, kanal dibagi berdasar alokasi kode-

kode unik yang ditentukan untuk masing-masing pengguna. Pada teknologi ini

sinyal informasi akan disebar oleh sinyal penebar. Pada CDMA, sinyal informasi

pada transmitter decoding dan disebar dengan bandwidth 1,25 MHz (spead

spectrum), kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapatkan

sinyal informasi yang dibutuhkan.

Pada telepon wereless dengan system CDMA dapat diketahui trafik

pembicaraan dengan menganalisa semua parameter-parameter yang ada seperti

analisa call attempt, call success, call completion, block call, drop call. Dengan

analisis ini akan didapatkan berbagai peningkatan guna mengoptimalkan

jaringannya secara efisien apakah perlu adanya penambahan sirkit atau komponen

penunjang lainnya

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Drop call merupakan suatu parameter didasarkan pada ketidak pastian

jaringan mengalami putus hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal Mobile

Station oleh jaringan dalam waktu 100 detik selama periode panggilan untuk tiap

terminal Mobile Station.

Faktor penyebab Quality of Service diatas saling terkait satu dengan yang

lain. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan prosentase drop

call adalah daya cakupan sel. Dimana kenaikan prosentase drop call tersebut

dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan yang kurang optimal dan daya

cakupan yang maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang optimal maka akan

Page 13: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

13

terdapat daerah blank spot sehingga pada daerah-daerah tersebut akan terjadi

hilangnya sinyal (loss signal). Hal ini menjadikan suatu permasalahan tersendiri

yang perlu dikaji, sehingga peneliti bermaksud untuk mengkaji masalah-masalah

tersebut. Dengan dapat diketahuinya permasalahan yang terjadi, maka diharapkan

faktor kegagalan pada saat drop call dapat diketahui dan kegagalan yang terjadi

pada saat berkomunikasi dapat ditekan seminimal mungkin.

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Masalah yang akan dibahas dalam hal ini ialah bagaimana cara mengatasi

trafik pembicaraan khususnya dalam mengatasi masalah drop call yang

diakibatkan oleh pengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan pada

telepon tanpa kabel yang berbasis CDMA dan hanya dibatasi di wilayah kota

Semarang.

1.4 RUMUSAN MASALAH

Dari pembatasan masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Seberapa besar penyebab coverage area terhadap drop call kegagalan

komunikasi pada jaringan CDMA.

2. Bagaimana cara untuk mengurangi overlap yang terjadi.

Page 14: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

14

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan terhadap kepadatan arus

pembicaraan (Trafik) drop call sehinggga subscriber yang melakukan komunikasi

tidak mengalami kegagalan dalam berkomunikasi (drop call).

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan

ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan

bidang elektronika khususnya bidang sistem komunikasi selular.

2. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan pada sistem CDMA

3. Dapat mengetahui sector mana yang paling banyak diduduki atau banyak

digunakan subscriber di wilayah Semarang

4. Mengetahui estimasi drop call per-sector Semarang .

1.7 PENEGASAN ISTILAH

Untuk memberikan gambaran yang jelas serta agar tidak terjadi salah tafsir

dalam penelitian yang berjudul “Analisis Trafik pada Sistem Telekomunikasi

Selular Berbasis CDMA 2000 1X” ini, maka diperlukan penegasan istilah sebagai

berikut :

Page 15: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

15

1. Analisis

Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 37) adalah

penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya)

untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

Analisis yang dimaksudkan disini adalah penyelidikan terhadap Analisis Trafik

CDMA 2000 1X

2. CDMA (Code Division Multiple Access)

CDMA (Code Division Multiple Access) adalah teknologi akses jamak

dimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dengan mengakses

kanal yang terdapat dalam sistem. Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter

decoding dan disebar dengan bandwidth sebesar 1,25 MHz (Spreed spectrum),

kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapat sinyal

informasi yang dibutuhkan. Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel

menjadi lebih besar dibanding sistem GSM Karena pada sistem CDMA, setiap

panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan

banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadi gangguan

interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time

slot yang disediakan untuk tiap sel (Sumber: www.telkom.co.id, Sistiawan)

Page 16: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Latar Belakang

Dunia mengenal dua kubu selular digital, yaitu GSM dan CDMA. Dari

populasinya, GSM lebih unggul dibanding CDMA karena ia digunakan lebih

awal, tahun 1990-an, dan menerapkan standard terbuka yang dapat dikembangkan

siapa saja. CDMAOne (IS-95) digunakan umum mulai tahun 1995 dan baru

meledak ketika versi lanjutannya dikembangkan,CDMA 2000-1X pada bulan

Oktober 2000.Kehadiran telepon selular berbasis teknologi CDMA memang

menimbulkan permasalahan pada sisi operator selular berbasis GSM. Bagaimana

tidak, ketika hampir seluruh operator GSM mulai mengaktifkan layanan GPRS

yang mengedepankan layanan always connected kejaringan dan kemampuan

mengirim data, suara dan gambar serta tentunya koneksi ke Internet, ternyata

justru kehadiran CDMA menjadi sebuah booming yang lebih heboh dan bahkan

sampai sekarang jumlah pelanggan semakin bertambah dengan cepat. Terutama

karena layanan ini menjanjikan tarif yang lebih murah.

Sejarah perkembangan teknologi jaringan wireless hingga saat ini dibagi

menjadi tiga generasi yang masing-masing disebut generasi-1 (1G), generasi-2

(2G), dan generasi-3 (3G). Generasi-1 dimulai pada akhir tahun 1970-an di

Amerika (di Eropa pada awal tahun 1980-an).

Page 17: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

17

2.1 Grafik perkembangan jaringan wereless didunia

Advanced Mobile Phone Service (AMPS) pertama kali diperkenalkan di

New Jersey dan Chicago pada tahun 1978. AMPS merupakan sistem telepon

wireless analog yang untuk ukuran waktu itu cukup sukses di Amerika. AMPS

berhasil memberikan pelayanan telepon bergerak yang dapat menjangkau

sebagian besar daratan Amerika Serikat. Namun AMPS masih banyak memiliki

kelemahan, yaitu antara lain dalam hal mobilitas pengguna yang sangat terbatas

karena belum adanya kemampuan handover yang menyebabkan pembicaraan dari

pengguna akan segera terputus apabila dia berada di luar jangkauan area, efisiensi

yang sangat kecil karena keterbatasan kapasitas spektrum yang menyebabkan

hanya sedikit pengguna saja yang dapat berbicara dalam waktu bersamaan, dan

sistem ini tidak dapat dioptimasi lebih lanjut karena keterbatasan kemampuan

kompresi dan pengkodean data.

Selain dari hal-hal tersebut, sistem ini harus mempergunakan perangkat dan

peralatan yang berat dan tidak praktis serta masih sangat mahal untuk ukuran

Page 18: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

18

waktu itu. Generasi-1 telepon wireless untuk kawasan Eropa ditandai dengan

diluncurkannya paling tidak sembilan standard sistem analog di awal tahun 1980-

an, seperti Nordic Mobile Telephony (NMT) di Skandinavia, Total Access

Communications System (TACS) di Inggris, C450 di Jerman, dll., dimana satu

sama lain tidak saling berinterkoneksi. Banyaknya standard jaringan yang muncul

menjadikan kemampuan jelajah dari masing-masing jaringan yang sangat terbatas

disamping efisiensi dari sistem sendiri yang masih sangat kecil.

Generasi-2 (2G) telepon wireless dipelopori dari kawasan Eropa yang

diawali pada kebutuhan bersama terhadap satu sistem jaringan baru yang dapat

menjadi standard jaringan yang berlaku dan dapat diterapkan di seluruh kawasan

Eropa. Dalam sistem baru juga harus terdapat kemampuan yang dapat

mengantisipasi mobilitas pengguna serta kemampuan melayani lebih banyak

pengguna untuk menampung penambahan jumlah pelanggan baru. Karena hal ini

tidak dapat dilakukan dengan mempertahankan sistem analog, maka kemudian

diputuskan untuk merombak sistem dan menggantinya dengan sistem digital.

Standard baru diperkenalkan dengan nama Global Standard for Mobile

Communications (GSM). GSM pada awalnya adalah kepanjangan dari Groupe

Speciale Mobile, sebuah badan gabungan dari para ahli yang melakukan studi

bersama untuk menciptakan standard GSM tersebut. Generasi-2 (2G) di Amerika

Serikat ditandai dengan diluncurkannya standard jaringan baru yang juga

bersistem digital yang diberi nama Digital AMPS (D-AMPS) (disebut juga TDMA

– Time Division Multiple Access). Sistem digital lainnya yang muncul di Amerika

adalah IS-95 atau CDMA-One, yang merupakan sistem digital yang berbasis

Page 19: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

19

teknologi CDMA (CodeDivision Multiple Access) dan diperkenalkan oleh

Qualcomm pada pertengahan 1990-an.

Untuk negara-negara di benua Asia, pertama kali mereka mengadopsi sistem

telepon wireless digital dengan menerapkan teknologi jaringan GSM. Khusus di

negara Jepang, berkembang sistem Personal Digital Cellular (PDC) yang mereka

kembangkan sendiri dan hanya berlaku di negeri itu. Jepang sendiri hingga saat ini

telah mengembangkan sendiri sistem digital selularnya hingga meninggalkan

negara-negara di kawasan lainnya ditandai dengan kemajuan layanan dan terus

bertambahnya jumlah pelanggan di jaringan mereka, namun demikian sistem yang

mereka kembangkan tetaplah sistem yang eksklusif dan hanya berlaku di Jepang

saja. Diperkenalkannya sistem telepon wireless selular digital memberikan

beberapa kelebihan, yaitu antara lain suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih,

efisiensi spektrum/frekuensi yang menjadi meningkat, serta kemampuan optimasi

sistem yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan pengkodean data

digital. Handset yang diperlukan untuk sistem ini juga menjadi sangat simpel,

kecil, dan ringan, karena digunakannya chip digital untuk SIM (subscriber

identification module).

Teknologi chip digital juga memungkinkan penambahan fitur-fitur baru

sebagai layanan tambahan, seperti voice mail, call waiting, dan short message

service (SMS). SMS sendiri merupakan fitur GSM yang paling poluler hingga

saat ini. Hingga bulan September 2001, diketahui penggunaan SMS di dunia

mencapai 23 milyar kiriman pesan SMS per bulan (www.gsmworld.com). Hingga

pertengahan tahun 2002 terhitung jumlah pelanggan telepon wireless (telepon

Page 20: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

20

selular) digital 2G terbanyak yang masih dikuasai oleh jaringan GSM (lihat grafik

2.2). Jumlah pelanggan GSM bertambah 10 juta tiap bulannya dan tersebar di

Eropa, Asia, Australia dan sebagian Amerika Utara. Pada tahun 2000 GSM mulai

mengembangkan pasar dan infrastruktur di Amerika Selatan.

Grafik2.2 jumlah pelanggan telepon selular

Teknologi wireless generasi-3 (3G) hingga saat ini dikembangkan oleh

suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis

yang berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. Kesepakatan 3G

tertuang dalam International Mobile Telecommunications 2000 (IMT 2000) dan

antara lain memutuskan bahwa standard 3G akan bercabang menjadi tiga standard

sistem yang akan diberlakukan di dunia, yaitu Enhanced Datarates for GSM

Evolution (EDGE), Wideband-CDMA (WCDMA), dan CDMA2000. Teknologi

3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan sebagai berikut :

1. Menambah efisiensi dan kapasitas jaringan

2. Menambah kemampuan jelajah (roaming)

Page 21: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

21

3. Mencapai kecepatan transfer data yang lebih tinggi

4. Peningkatan kualitas layanan (Quality of Service QOS)

5. Mendukung kebutuhan internet bergerak (mobile internet)

Teknologi CDMA dipelopori oleh Qualcomm, menyajikan kapasitas suara

dan data yang sangat baik untuk jaringan telepon tetap maupun telepon selular.

Karena keunggulan tersebut, CDMA merupakan landasan dari pelayanan

teknologi 3G. CDMA bekerja dengan mengkonversi suara menjadi informasi

digital, yang ditransmisikan sebagai sinyal radio melalui jaringan wireless.

Dengan menggunakan kode yang unik untuk membedakan tiap-tiap panggilan

yang bebeda, CDMA memungkinkan lebih banyak pengguna untuk saling berbagi

gelombang udara pada waktu yang bersamaan, tanpa crosstalk atau interferensi.

CDMA diperkenalkan secara komersial pada tahun 1995, CDMA merupakan

salah satu teknologi wireless yang tumbuh dengan sangat cepat. Pada tahun 1999,

Internationa lTelecommunications Union (ITU) menetapkan CDMA sebagai basis

dari sistem wireless 3G. Saat ini pelanggan CDMA di dunia mencapai lebih dari

180 juta orang.

Teknologi CDMA adalah teknologi yang tercanggih. Produsen-produsen

peralatan telekomunikasi terkemuka telah memutuskan untuk menggunakan

teknologi CDMA sebagai teknologi generasi ke tiga (3G), yaitu teknologi tanpa

kabel yang mampu mengirimkan data pada kecepatan hingga 2 Mbps.. Dalam

jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan

dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan

Page 22: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

22

infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G, komunikasi murah dan

berkualitas bukan impian belaka.

2.2 Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)

Sistem CDMA tidak meangalokasikan frekuensi ataupun waktu dalam slot

user, tetapi memberikan hak kepada semua user untuk menggunakan keduanya

secara simultan. Untuk melakukan hal ini, sistem CDMA menggunakan suatu

sistem komunikasi yang dikenal dengan nama Spread Spectrum. Setiap user

diberikan kode yang menyebar bandwidth sinyalnya dalam suatu cara sehingga

hanya kode yang sama saja yang dapat me-recover sinyal pada receiver. Metode

ini memiliki properti dimana sinyal yang tidak diinginkan dengan kode yang

berbeda yang ikut disebar, akan terlihat seperti noise di receiver. Keuntungan

CDMA untuk Personal Communication Service (PCS) adalah kemampuannya

untuk mengakomodasi banyak user pada waktu dan frekuensi yang sama. Ada dua

cara dalam memisahkan user dalam sistem CDMA.

Tujuan dari sistem komunikasi multiple access adalah :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan suara sehingga dapat mendekati kualitas

sistem wireline

2. Meningkatkan coverage wilayah geografis dari sistem

3. Mengusahakan biaya peralatan yang rendah

4. Mengurangi jumlah penggunaan radio site yang tidak bergerak

CDMA mengubah penampilan dari komunikasi selular dengan cara :

1. Meningkatkan kapasitas traffic telepon (Erlang)

Page 23: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

23

2. Memperbaiki kualitas suara dan mengeliminasi pengaruh dari multipath

ading

3. Mengurangi terjadinya panggilan yang drop akibat kesalahan handoff

4. Menyediakan mekanisme transport yang reliable untuk komunikasi data,

seperti faksimili dan traffic internet.

5. Mengurangi jumlah site yang dibutuhkan untuk mendukung jumlah traffic

yang diberikan.

6. Mempermudah pemilihan site.

7. Mengurangi biaya operasi karena cell site yang dibutuhkan lebih sedikit.

8. Mengurangi daya rata-rata sinyal yang dikirimkan.

9. Mengurangi interferensi terhadap divais elektronika lainnya.

10. Mengurangi resiko bagi kesehatan.

Sumber: (www.radar.ee.itb.ac/kuliah_wereless bab 2/ main.html)

Standar IS_95 menggunakan dua jenis operasi yaitu bias maju dan bias

mundur. Standar IS_95 menempatkan sinyal spektrum tersebar dengan lebar pita

1,25 Mhz dalam masing-masing arah. Pada sistem CDMA terdapat mekanisme

handoff dimana terminal membangun hubungan stasiun utama baru sebelum

memutuskan hubungan dengan stasiun utama. Saat panggilan terjadi dalam

kondisi soft handoff terminal menstranmisikan sinyal suara tekodekan kedua

stasiun utama secara serentak, kedua stasiun utama mengirimkan sinyal

demodulasinya kedalam saklar yang mengukur kualitas dua sinyal tersebut dan

mengirim salah satu dari dua sinyal tersebut (yang tebaik) ke decoder suara.

Proses sebaliknya terjadi dalam arah maju, saklar mengirim sinyal suara

Page 24: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

24

terkodekan kedua stasiun utama dan proses demodulasi sinyal terjadi pada stasiun

utama.

Sistem selular CDMA merupakan sistem akses jamak yang berdasarkan

sistem pengkodean. Tiap pengguna memperoleh kode tertentu (unik) yang

digunakan untuk mengkodekan sinyal informasinya. Penerima mengetahui

deretan kode pengguna, menkodekan kembali sinyal yang diterimanya setelah

memperbaiki data asli. Lebar pita dari sinyal kode jauh lebih beras dari lebar pita

sinyal informasinya. Proses modulasi dengan menyebarkan spektrum dari sinyal

yang disebut modulasi spread spectrum

2.3 Elemen sistem CDMA (Code Division Multiple Access)

2.3.1 Diversitas

Pada sistem telepon selular analog adanya lintasan jamak menyebabkan

adanya fading. Pada sistem CDMA fading yang timbul berkurang karena

penerimaan yang tidak saling bergantung. Sinyal-sinyal yang berbeda lintasan

(Multipath) dapat diterima secara terpisah dengan rake receiver hal ini

menyebabkan berkurangnya efek dari Multipath fading. Meskipun demikian

Multipath fading ini tidak dapat benar-benar dihilangkan karena adanya Multipath

yang tidak dapat diproses oleh demodulator, Multipath seperti ini kadang-kadang

dapat muncul dan menghasilkan fading.

Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas

yang sering digunakan yaitu Diversitas waktu, dapat dilakukan dengan jalan

interleaving dan koreksi kesalahan. Diversitas frekuensi dilakukan dengan

Page 25: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

25

menyebar spectrum pada pita frekuensi yang jauh lebih besar. Diversitas ruang:

antena penerima lebih dari satu

2.3.2 Power Kontrol

Akibat mekanisme propagasi, sinyal yang diterima oleh base station dari

sebuah mobile station yang dekat dengan base station akan jauh lebih kuat dari

pada sinyal yang diterima dari mobile station lain yang terletak pada perbatasan

sel.

Karenanya mobile station yang jauh akan didominasi oleh mobile station

yang dekat dengan base station jika ini terjadi, kapasitas sistem akan turun dengan

signifikan. Untuk mencapai kapasitas yang optimum, semua sinyal tanpa

tergantung pada jaraknya ke base station, harus diterima base station dengan

mean daya yang sama. Solusi untuk masalah ini adalah dengan power kontrol,

yang berusaha agar mean daya yang diterima base station tetap konstan untuk tiap

mobile station. Maka dari itu kinerja mekanisme power control merupakan salah

satu faktor yang penting dalam perencanaan sistem selular CDMA.

2.3.3 Daya pancar rendah

Mengurangi Eb/No (perbandingan daya sinyal dengan interferensi) berarti

mengurangi daya pancar yang diperlukan untuk mengatasi derau dan interferensi.

Dengan pengurangan ini berarti stasiun penerima akan mengurangi daya keluaran

yang berarti mengurang biaya dan daya yang rendah bagi sistem CDMA

dibandingkan dengan sistem AMPS ataupun TDMA. Pengurangan daya juga

dapat meningkatkan jangkauan.

Page 26: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

26

Daya pancar yang rendah ini disebabkan karena adanya pemanfaatan deteksi

aktivitas suara, dimana data informasi dipancarkan dengan laju yang tinggi hanya

pada saat ada pembicaraan sedangkan pada saat jedah laju data yang dipakai

rendah.

2.3.4 Kerahasian

Sinyal CDMA yang diacak menghasilkan sistem kerahasiaan yang tinggi dan

membuat sistem selular digital ini lebih bertahan terhadap cross-talk. Kanal suara

digital juga mempunyai sistem enkripsi tertentu. Meskipun sistem Code Division

multiple access (CDMA) sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, sistem ini

masih tetap mungkin untuk dikembangkan dengan menggunakan teknik

pengacakan (encryption) yang ada

2.3.5 Soft handoff

Sistem soft handoff pada sistem CDMA merupakan suatu kelebihan. Sistem

soft handoff adalah sebagai berikut: apabila suatu stasiun penerima melakukan

pembicaraan maka stasiun penerima tersebut akan terus memantau sel

disekitarnya dan membandingkan dengan sinyal dari sel tempatnya berada.

Apabila sel pada tempatnya berada melemah sedangkan sinyal pada sel menguat

maka proses handoff akan dimulai. Pada CDMA hubungan dengan sel lama tidak

diputuskan sampai mobile station benar-benar mantap dilayani oleh sel yang

baru. Sistem soft handoff memiliki keuntungan yaitu mengurangi jumlah

panggilan yang tiba-tiba putus yang terjadi karena handoff juga proses yang

begitu halus sehingga pelanggan tidak akan terganggu karena tidak merasa telah

pindah sel.

Page 27: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

27

2.3.6 Soft Capacity

Pada sistem Code Division multiple access (CDMA), hubungan antara

jumlah pengguna dengan tingkat pelayanan (grade of service) tidak begitu tajam,

sebagai contoh , operator dari sistem dapat mengijinkan meningkatnya bit error

rate sampai batas toleransi tertentu, dengan demikian terjadi peningkatan jumlah

pelanggan yang dapat dilayani selama jam tersibuk. Kemampuan ini sangat

berguna khususnya untuk mencegah terjadinya pemutusan pembicaran pada

proses Handover karena kekurangan kanal. Pada sistem Code Division multiple

access (CDMA), panggilan tetap dapat dilayani dengan peningkatan bit error rate

yang masih dapat diterima sampai panggilan lain berakhir.

2.4 Pengkodean sistem CDMA (Code Division Multiple Access)

Cara kerja CDMA dapat dimisalkan ketika dalam suatu ruangan terdapat

beberapa pasangan manusia yang mempunyai bahasa percakapan yang berbeda

satu sama lain, sedangkan udara pada ruangan tersebut dianggap sebagai frekuensi

pembawa dan bahasa percakapan tersebut sebagai sistem pengkodenya karena

percakapan tersebut berlangsung secara bersamaan, maka dalam bahasa tersebut

bahasa percakapan dari pasangan lain yang terdengar oleh kita dianggap noise.

Setiap ada pasangan baru dengan bahasa percakapan yang lain dapat bersama-

sama berkomunikasi dalam ruangan tersebut sampai suara pasangan yang lain

terdengar terlalu keras.

CDMA merupakan teknik modulasi dan metode akses yang bekerja

berdasarkan komunikasi spektrum tersebar, sistem ini mempunyai kapasitas kanal

Page 28: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

28

jauh lebih besar dengan kualitas suara lebih baik dan dengan frekuensi yang sama

dapat digunakan kembali dalam tiap sel dan sektornya.

Teknologi CDMA memakai teknologi spektrum tersebar, dimana setiap

sinyal informasi disebar secara menyeluruh kedalam lebar pita frekuensi yang

sangat lebar hal ini menyebabkan sinyal informasi sulit untuk dideteksi atau

didefinisikan orang lain sehingga keamanan dari sinyal informasi terjamin tanpa

harus dilakukan pelacakan sinyal.

2.5 Teknologi Spektrum Tersebar CDMA (Code Division Multiple Access)

Dalam komunikasi radio sering terjadi penyadapan pembicaraan oleh

pesawat radio lain, tetapi dengan teknilogi spektrum tersebar penyadapan dapat

diatasi karena data yang dikirim pada spektrum tersebar tersebar panyadapan

dapat diatasi karena data yang dikirim pada spektrum tersebaradalah ata acak

yang dikenal dengan noise, jadi jika penerima tidak mengetahui kode yang

digunakan untuk mengacak data maka penerima hanya menerima sinyal noise

saja. Spektrum tersebar digunakan karena sinyal yang ditransmisikan memiliki

lebar pita yang lebih lebar dari lebar sinyal informasi.

Sistem spektrum tersebar dapat digunakan untuk akses jamak CDMA. Sistem

CDMA suatu akses jamak yang dapat dilakukan pada frekuensi dan waktu yang

sama dengan mengguanakan kode yang berbeda. Dengan menggunakan sebuah

kode yang unik sinyal informasi dipancarkan tersebar dibeberapa frekuensi secara

bersamaan, karena tersebar maka daya sinyal di tiap-tiap frekuensi tersebut

menjadi sangat kecil sehingga hampir tidak bisa dibedakan dengan noise. Sinyal

Page 29: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

29

informasi seperti ini hanya bisa dideteksi oleh penerima yang memiliki kode

penyebar yang sama. Dengan demikian sinyal informasi ini tahan terhadap

bermacam gangguan.

Radio spektrum tersebar tanpa kabel memiliki kecepatan transmisi yang

beragam dari 2 Mbps- 11 Mbps jarak jangkauan antara 2 radio spektrum tersebar

ini bisa mencapai 64 Km. Selain menjadi komunikasi dari satu kesatu tempat juga

bisadigunakan secara satu kebanyak tempat, hal ini dilakukan dengan

mengguanakan satu antenna dengan daya yang lebih besar fungsi sebagai satasiun

utama.

a. Kreteria Sistem komunikasi sebagai sistem spektrum tersebar adalah:

1. Lebar pita yang ditransmisikan ditentukan oleh semua fungsi yang

tersebar dan sinyal ini harus dikenal oleh penerima

2. Lebar pita sinyal yang ditransmisikan harus jauh lebih besar dari sinyal

informasi

b. Ciri-ciri sistem spektrum tersebar yaitu:

1. Bersifat akses jamak yaitu pada pita frekuensi yang digunakan dapat

dipakai secara bersamaan oleh beberapa pemancar lain. Ciri ini harus

dipenuhi karena penggunaan lebar pita yang lebar sehingga tidak terjadi

pemborosan kanal frekuensi hal ini dapat digunakan pada CDMA dimana

masing-masing pemakai menetapkan suatu kode khusus. Masing-masing

pemakai tersebut juga harus memiliki satu kode yang khusus pula agar

pesan yang dikirim dapat dipisah-pisahkan satu sama lain pada sisi

terima.

Page 30: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

30

2. Anti pembajakan yaitu sifat yang relative tahan terhadap pengaruh sinyal

lain mengingat padatnya kanal frekuensi komunikasi yang ada sehingga

kemungkinan terjadi pencampuran sinyal lain sangat besar. Salah satunya

pembajakan pulsa yang dapat mengacaukan keseluruhan informasi jika

pulsa tersebut lebih panjang dari satu bit pesan, akibatnya akan terjadi

kemungkinan kesalahan, salah satu cara untuk mengatasinya dengan

menggunakan kode pembetukan kesalahan.

3. Keserasian

Keserasian informasi dimana hanya penerima yang memiliki kode yang

sama dapat memahami pesan yang dikirim, sifat inimengingat perlunya

kerahasiaan informasi seperti pada bidang militer dan komersial yang

lainnya.

Menurut Peter Stavroulakis (2003: 136), selain mempunyai sifat – sifat

seperti hal tersebut, sistem Code Division Multiple access (CDMA) juga

mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, antara lain

Keunggulan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)

1. Pembangkitan sinyal lebih mudah

2. Tidak ada sinkronisasi antar pengguna

3. Meningkatkan kualitas suara dan kapasitas sel

4. Tahan tedapat interferensi frekuensi lain

5. tidak dapat disadap sehingga keamanan berkomunikasi terjaga

6. Lebih tahan terhadap sinyal yang datang

Page 31: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

31

Menurut Ramjee Prasad dan Marina Ruggieri (2003: 53), keuntungan utama

dari sistem Code Division Multiple access (CDMA) berasal dari kemampuan rata-

rata interferensinya. Kemampuan terbatas oleh power interferensinya. Jumlah

interferensi yang terjadi tidak relevan, seperti halnya pada power tiap-tiap user.

Interferensi adalah penjumlahan sejumlah besar sinyal bertentangan yang

memudar dengan bebas.

Kelemahan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)

1. Daya yang diterima oleh stasiun utama dari pengguna dekat lebih tinggi

dibandingkan dengan daya yang diterima dari pengguna yang lokasinya

jauh

2. Untuk penerimaan yang benar, kesalahan sinkronisasi dari urutan kode

yang dibangkitkan dan urutan kode yang diterima kecil.

3. Pengguna yang dekat dengan stasiun utama akan membangkitkan

interferensi yang besar bagi pengguna yang jauh dari stasiun utama

sehingga menyulitkan penerimaan sinyal.

2.6 Gambaran Umum SCBS-408L

SCBS-408L, base transceiver station (BTS) dijaringan, berfungsi

menghubungkan CDMA 2000 1X dengan mobile station (MS) dibawah kendali

base station control (BSC).

SCBS-408L menghubungkan mobile station melalui udara, dan mendukung

IS-2000 dengan cammon air interface (CAI). Dengan kata lain, SCBS-

408Lmenyediakan suatu layanan dengan standar IS-2000 .

Page 32: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

32

SCBS-408L menggunakan teknologi ATM untuk berkomunikasi dengan

BSC. Protokol komunikasi ATM menambahkan addressed overhead bit pada

setiap pesan agar penggunaan link terbatas dapat secara efesien. Selain itu,

SCBS-408L menggunakan link E1/T1 dengan BSC, dengan demikian semua

sinyal kendali dan sinyal traffic diproses dengan stabil dan cepat, maka SCBS-

408L dapat menyediakan jaringan yang lebih dapat diandalkan

SCBS-408L dipasang di dalam ruangan, yang mengguanakan tipe omni

maupun sektor tergantung kondisi lokasi instalasi. Ketika menggunakan omni,

dapat menyediakan maksimum 7 FA pada rak dasar sendiri. Ketika menggunakan

tipe sektor, dapat meyediakan maksimum 7 FA setiap sektor jika rak perluasan

dipasang pada SCBS-408L.

2.6.1 Konfigurasi Jaringan

SCBS-408L dikendalikan ileh BSC via kabel dan terhubung dengan mobile

station via radio untuk melaksanakan fungsinya menghubungkan panggilan

CDMA2000 1X. Jaringan terdiri dari:

2.6.1.1 Mobile Switching Center (MSC)

MSC adalah sistem Switching dijaringan. Sistem ini berfungsi

mengadakan panggilan antara mobile station sendiri dengan yang lain dan

menyediakan jasa tambahan dalam hubungan dengan sistem yang lain.

2.6.1.2 Home Location Register (HLR)

HLR adalah suatu data base yang menyimpan dan mengatur informasi

langganan CDMA 2000 1X dan mempunyai stuktur dan konfigurasi

toleransi kesalahan yang menyediakan proses database real time. HLR

Page 33: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

33

melaksanakan fungsinya berinteraksi dengan MSC, pusat layanan pesan

singkat, pusat kendali jaringan , dan pusat pelanggan.

2.6.1.3 Data Core Network (DCN)

DCN adalah suatu jaringan terpisah yang diperlukan untuk menyediakan

pelanggan mobile dengan jasa paket data komunikasi seperti internet.

DCN terdiri dari PDSN (packet Data Serving Node),router pintu gerbang,

NMS (Network Management Sistem). PDSN menyediakan hubungan atara

BSC dan DCN.

2.6.1.4 Inter Working Function (IWF)

IWF adalah suatu sistem yang diperlukan untuk menyediakan pelanggan

mobile dengan rangkaian jasa komunikasi data seperti fax dan modem

serta mempunyai suatu modem khusus di dalamnya. Atas permintaan MS

atau PSTN untuk data rangkaian, IWF menyediakan jasa menyediakan

sumber utama modem.

2.6.1.5 Base station Manager (BSM)

BSM menyediakan fungsi operasi dan memelihara untuk BSC dan BTS,

BSM menyediakan suatu graphical User Interface (GUI) yang mudah

digunakan oleh operator untuk memeriksa status sistem dan membuat

perintah untuk menjalankan proses tertentu.

2.6.1.6 Base station Controller (BSC)

BSC menghubungkan data dan panggilan suara antar BTS dan MSC.

Untuk panggilan suara, berfungsi sebagai vecoder dan menyediakan

Page 34: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

34

pemeliharaan dan operasi ke BSS (Base station System) di bawah kendali

BSM

2.6.1.7 Base station Transceiver System (BTS)

BTS menyediakan pelangganan mobile layanan komunikasi mobile

dengan bantuan mobile station via radio. Alat penghubung antara base

station dan mobile station mengikuti standar IS-2000

2.6.2 Fasilitas SCBS-408L

SCBS-408L mendukung berbagai tipe fasilitas jaringan berikut, mencakup

proses panggilan dasar :

2.6.2.1 Kapasitas Langganan Besar

SCBS-408L menggunakan suatu kartu saluran sangat terintegrasi untuk

mengakomodasi sampai 648 saluran (saluran suara) pada suatu rak dasar

tersendiri. Jika dua rak perluasan ditambahkan, kapasitas meningkat tiga

kali lipat. Sebagai tambahan, SCBS-408L dapat digunakan sebagai tipe

omni atau sektor dengan suber saluran yang sama yang dapat dipilih dan

digunakan untuk penyatuan saluran . Seperti halnya mendukung alokasi

saluran berbeda , SCBS-408L dapat secara efesien dikendalikan oleh

sumber.

2.6.2.2 Stuktur Modul Sistem

SCBS-408L terdiri dari modul perangkat keras. Oleh karena itu, relokasi

dapat dengan mudah diterapkan pada sistem yang terpasang dengan

pemasangan modul yang sesuai tanpa merubah kofigurasi sebelumnya.

Perangkat lunak yang bekerja dalam SCBS-408L’S processor mudah

Page 35: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

35

diprogram ulang. Oleh karena itu, penambahan dan modifikasi fungsi

perangkat lunak dapat dilakukan dengan perubahan modul perangkat lunak

yang dapat diterapkan, maka perubahan sistem dan gangguan layanan

dapat diperkecil secara simultan.

2.6.2.3 Pengoprasian Sistem yang Mudah

Operator dapat mengendalikan SCBS-408L dengan mudah melalui BSM

dalam kantor. BSM diterapkan dengan graphic interface sedemikian rupa

sehingga operator dapat memonitor status sistem dengan mudah dan

mengambil tindakan sesuai.

2.6.2.4 Alat Pelengkap

SCBS-408L terdiri dari alat bantu untuk meningkatkan fungsi fungsi dasar

radio pada kebijaksanaan operator. Hpping Pilot Beacon mendukung inter-

frekuensi stabil handoff yang sulit. BTS Test Unit (BTU) memungkinkan

operator untuk menguji status dan kemampuan SCBS-408L menggunakan

berbagai metoda.

2.6.3 Konfigursi Sistem

SCBS-408L perangkat keras terdiri dari empat blok fungsional .

2.6.3.1 Blok kendali BTS

Blok kendali BTS beroperasi dan menjaga BTS. Ini juga menghubungkan

antara BTS dan BSC, dan menyediakan jalur komunikasi antara masing-

masing processor BTS. Blok kendali BTS menhasilkan dan menyediakan

jam untuk BTS.

Page 36: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

36

2.6.3.2 Blok Elemen Saluran

Blok elemen saluran memodulasi sinyal baseband, yang mana diterima

dari blok kendali BTS, ke dalam sinyal IF, dan memodulasi sinyal IF,

yang mana diterima dari blok transceiver,menjadi sinyal baseband dan

men-transcodes-nya ke sel ATM untuk transmisi kepada blok kendali BTS

2.6.3.3 Blok Tansceiver

Blok transceiver mengkonversi ke atas frekuensi sinyal IF yang diterima

dari saluran blok proses, dan mengkonversi kebawah frekuensi sinyal

CDMA20001X yang diterima dari blok RF untuk demodulasi ke dalam

sinyal IF.

2.6.3.4 Blok Frekuensi Radio

Untuk melaksanakan ini, blok RF menfilter bandwidth yang sesuai dari

sinyal yang diterima dari blok transceiver, dan menyatukan frekuensi

untuk dipancarkan antenna. Juga menfilter bandwidth yang sesuai dari

sinyal yang diterima dari antena, memperkuat sinyal, dan

mendistribusikannya pada blok transceiver.

2.7 Traffic

Secara sederhana traffic dapat diartikan sebagai pemakaian. Pemakaian

yang diukur dengan waktu (berapa lama, kapan), yang tentunya dikaitkan dengan

apa yang dipakai dan dari mana, ke mana. Dalam sistem telepon,

permintaan/panggilan yang datang biasanya tak dapat ditentukan terlebih dahulu

Page 37: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

37

tentang kapan dan berapa lama suatu pembicaraan telepon berlangsung atau

berapa lama suatu perlengkapan/saluran diduduki.

Nilai traffic dari suatu berkas saluran adalah banyaknya (lamanya) waktu

pendudukan yang diolah oleh berkas saluran tersebut. Mengenai traffic ini dikenal

volume tafik : Jumlah waktu pendudukan

intensitas traffic : Jumlah waktu pendudukan per satuan

waktu

Pada perencanaan suatu sistem selular kita perlu mengetahui besarnya

intensitas traffic yang dapat ditawarkan pelanggan. Intensitas traffic (E) dapat

dihitung sebagai berikut :

E = .th Erlang (Danish Mathematician)

dimana :

= jumlah panggilan yang datang (panggilan/jam)

th= waktu pendudukan rata-rata (jam/panggilan)

1 Erlang = 1 kanal digunakan secara kuntinu

contoh: asumsikan terdapat 100 user yang mempunyai traffic penggunaan telepon

berikut:

sehingga total rafik 3.5 Erlang.

Page 38: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

38

100 user menggunakan 3.5 Erlang = 35 mE per user

2.7.1 Karakteristik Traffic

1. Pada telepon selular jumlah traffic rata-rata setiap user adalah 25 – 35 mE.

Pengukuran traffic ini dilakukan pada jam sibuk.

2. Secara umum jam sibuk berlaku dari jam 10.00 sampai 12.00 dan 13.00

sampai 15.00. Dalam kontek ini jam tidak berarti 60 menit tetapi berarti

periode.

3. Kenaikan traffic tiap user lambat.

4. User lebih lama manggunakan telepon dalam keadaan diam dari pada

bergerak.

2.7.2 Mengapa kita perlu mengetahui traffic

1. Dengan mengetahui traffic puncak pada jam sibuk, kita dapat mengukur

dimensi sistem wirelees yang akan dibangun, terutama Grade of service

(GOS) sistem. Jika dimensi sistem tidak mendukung traffic maka user

akan mengalami bloking pada saat pemanggilan.

2. Grade of sevice (GOS) adalah probabilitas panggilan yang diblok selama

jam sibuk. Pada sistem wireless, target disain biasanya 2% (0.02) atau

kurang. Jika ingin bersaing dengan bisnis wireline (misalnya loe-tier PCS)

maka GOS yang ditawarkan harus 1% atau kurang.

3. Dari tabel traffic kita dapat menentukan jumlah kanal minimum yang

diperlukan untuk GOS yang telah ditentukan.

Sumber: (www.radar.ee.itb.ac/kuliah_wereless bab 2/ main.html)

Page 39: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

39

2.8 Propagasi loss

Propagasi loss mencakup semua perlemahan yang diperkirakan akan dialami

sinyal ketika berjalan dari Base station ke Mobile Station. Adanya pemantulan

dari beberapa obyek dan pergerakan mobile station menyebabkan kuat sinyal yang

diterima oleh mobile station bervariasi dan sinyal yang diterima tersebut

mengalami path loss. Path loss akan membatasi kinerja dari system komunikasi

bergerak sehingga memprediksikan Path loss merupakan bagian yang penting

dalam perencanaan system komunikasi bergerak. Path loss yang terjadi pada

sinyal yang diterima dapat ditentukan melalui model propagasi tertentu . model

propagasi biasanya memprediksikan rata-rata kuat sinyal yang diterima oleh

mobile station.pada jarak tertentu dari base station ke mobile station. Disamping

itu model probagasi juga berguna untuk mempekirakan daerah cakupan sebuah

base station sehingga ukuran sel dari base station dapat ditentukan. Model

propagasi juga dapat menentukan daya maksimum yang dapat dipancarkan untuk

menghasilkan kualitas pelayanan yang sama pada frekuensi yang berbeda.

Perkiraan rugi lintasan propagasi yang dilalui oleh gelombang yang terpancar

dapat dihitung.

Page 40: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Berdasarkan tingkat eksplanasi atau tingkat penjelasannya yaitu bagaimana

variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang akan diteliti

melalui data yang terkumpul, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri,

yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang

lain (Sugiyono, 1998 : 11).

Penelitian yang bersifat deskriptif ingin mencari jawaban dari pertanyaan

dalam permasalahan tentang proses terjadinya Drop call pada sistem Code

Division Multiple Access (CDMA) khususnya pada Telkom Flexi dan faktor-

faktor yang menyebabkan terjadinya Drop call.

1) Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian yang digunakan untuk menyusun skripsi ini

dilakukan di salah satu operator Code Division Multiple Access

(CDMA) di wilayah Semarang, yang dilakukan pada :

Tempat : PT. TELKOM Flexi Semarang.

Waktu : 4 – 9 Desember 2005.

2) Populasi dan Sampel

Hadi (1993) mendefenisikan populasi sebagai sebuah obyek benda

yang dapat berupa manusia, hewan, gejala maupun peristiwa yang

Page 41: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

41

mempunyai karakteristik tertentu suatu penelitian. Sedangkan menurut

Arikunto (1998), populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.

Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah

keseluruhan obyek penelitian yang dapat berupa benda seperti,

manusia, hewan, dan gejala-gejala, peristiwa ataupun nilai tes.

Penelitian ini populasinya adalah semua Base Transceiver Station

(BTS) yang terdapat di wilayah Semarang kota. Sampel merupakan

bagian dari populasi yang akan mewakili populasi. Berdasarkan

jumlah dari populasi tersebut, kemudian diambil delapan belas Base

Transceiver Station (BTS) yang sebagai sampel. Teknik sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data Base

Transceiver Station (BTS) yang sedang mengalami drop call.

3) Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 1998). Variabel yang menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah :

a) Trafik drop call per-sector semarang.

b) Data statistic.

• Data statistic parameter- Parameter Trafik,

o Call attempt.

o Call success.

o Call completion.

o Drop call

Page 42: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

42

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Keberhasilan pengumpulan data sangat

dipengaruhi meode pengumpulan data yang digunakan. Data yang terkumpul

akan digunakan sebagai bahan Analisisyang ditetapkan.

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode :

1) Metode Pengamatan atau Observasi

Metode observasi menurut Sutrisno Hadi (1986) adalah suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses

biologis dan psikologis. Disini penulis langsung mengadakan observasi

atau penelitian pada salah satu operator CDMA yaitu PT. TELKOM

FLEXI Semarang. Dalam observasi ini peneliti memperoleh data

tentang unjuk kerja dari drop call yang dapat dilihat dari segi :

• Nilai Radius sel, Call attempt, Jumlah panggilan. Membandingkan

pengaruh dari Radius sel, Call attempt, Jumlah panggilan masuk

yang terjadi pada daerah cakupan semarang

2) Interview atau Wawancara

Menurut Sugiyono (2004 : 130) metode interview/wawancara yaitu

suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengatakan secara

langsung kepada informan atau responden dengan mendasarkan diri

pada laporan tentang diri sendiri self report, atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Page 43: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

43

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan pegawai

PT. TELKOM FLEXI Semarang, sehingga lebih leluasa menanyakan

sesuatu yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

3) Studi Pustaka

Pengertian studi pustaka menurut Sutrisno Hadi (1989:65) yaitu

informasi diperoleh dengan jalan membaca, mencatat secara sistematis

fenomena-fenomena yang dibaca dari sumber tertentu. Penulis

melengkapi dengan membaca dan mempelajari buku-buku serta

referensi yang relevan dengan masalah yang dibahas.

3.3 Klasifikasi Data

1) Menurut Sumbernya :

• Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 1995:55).

Data ini diperoleh dari wawancara, observasi atau penelitian.

• Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diselenggarakan sendiri

pengumpulnya oleh peneliti (Marzuki, 1995:56). Data ini diperoleh

dari bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2) Menurut Jenisnya :

• Data Kualitatif

Page 44: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

44

Yaitu data yang bukan berbentuk bilangan atau angka tetapi dalam

bentuk keterangan atau informasi (Marzuki, 1995:55), jadi data

tersebut tidak dapat diukur secara langsung, data ini diperoleh

dengan cara pengamatan, interview dengan pimpinan maupun

pihak-pihak yang berwenang.

• Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan

(Marzuki, 1995:55). Data ini adalah data yang diperoleh dari

lapangan.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data dalam suatu penelitian sangat penting, karena dengan analisis

data yang nantinya dapat diambil kesimpulan (Sutrisno Hadi, 1995:466).

Menganalisis data, sebenarnya yang diutamakan adalah mengorganisasi data,

namun dalam penelitian ini yang tepenting adalah mengintepretasikan data.

Berdasarkan pengolahan data yang telah melalui data fisik maupun non fisik akan

dilakukan intepretasi sehingga mampu merangkai data-data yang terkumpul

secara keseluruhan.

Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas

pertanyaan, perihal dan rumusan-rumusan yang diperoleh dalam penelitian. Proses

analisis data dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap, yang pertama dilakukan

dengan membaca data-data, tabel-tabel atau angka-angka yang diperoeh dari

laporan mingguan drop call per sector. Yang kedua, menganalisis seberapa besar

Page 45: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

45

pengaruh jumlah panggilan (call_attempt) terhadap tingkat Drop Call. Pengaruh

ini dianalisis diketahui dengan menggunakan analisis Regresi.

Regresi merupakan salah satu analisis yang cukup penting yang berkaitan

dengan masalah permodelan matematik dari suatu pasangan data pengamatan.

Selain hal tersebut hubungan antar pasangan variable tersebut dapat menunjukkan

hubungan dari dua atau lebih variable tersebut. Secara umum, dalam analisis

regresi menggunakan kuadrat terkecil (least square method) untuk mencari

kecocokan garis regresi dengan data sample yang diamati.

Metode analisis yang digunakan adalah Menggunakan analisis komparatif

dan asosiatif

Untuk mengetahui lebih jelas tentang diagram alir penelitian dapat dilihat

pada gambar 3.1.

Page 46: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

46

Gambar.3.1 Diagram alir penelitian.

Analisis data callattempt

grafik hasilPerhitunganradius sel

Mulai

Data traffic drop callper-sector area operasisurabaya

Analisis data callcompletion rate

Analisis blockcall

Call completioncall completion

Occupancy = daerah erlangterpakai / erlang tersedia

Analisis Dropcall

grafik Jumlahpanggilan

grafik hasilPerhitungan dayapancar

Hubungan radius sel,daya pancar dan jumlahpanggilan dalam grafik

Selesai

Page 47: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan

penganalisaan data, karena data-data yang telah diperoleh sebagian besar telah

diolah maka dalam menganalisa data tersebut hanya melakukan perbandingan

dengan mengacu pada batasan-batasan yang telah ditentukan PT.Telkom.

4.1 Analisis Call Attempt

Call attempt atau total Call menunjukan banyaknya panggilan yang datang

dalam per-jam. Kedatangan panggilan ini dalam sistem selular memiliki Pattern

Random trafik. Di Telkom Flexi sentral dengan BHCA (Busy Hour Call Attempt)

sekitar 50.000 call maka maksimum call yang dilayani/diproses oleh sentral

tersebut dalam waktu yang bersamaan 50.000 call. Dari grafik 4.1 dari kedua BTS

bawah ini dalam rentang waktu antara jam 12.00-11.00AM menunjukan bahwa

call attempt yang paling banyak yaitu di BTS johar sampai mencapai 6649 call.

Grafik 4.1 Grafik call attempt jam12.00AM-11.00PM

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

12:00AM

2:00AM

4:00AM

6:00AM

8:00AM

10:00AM

12:00PM

Jam

Jumlah Call

Simpang lima

Johar

Page 48: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

48

4.2 Analisis Call Success

Definisi Call success adalah panggilan yang telah berhasil masuk sampai

dengan nada panggil (Ring Back Tone). Dari data yang ada nilai Call success rata-

rata adalah cukup bagus yaitu 96%.

4.3 Analisa Call completion

Call completion adalah jumlah panggilan yang telah terhubung atau

tersambung. Dari data yang diperoleh nilai Call completion dari tiap-tiap BTS

adalah sudah baik yaitu 98%. Analisa Call completion rate dapat diperoleh dari

perhitungan rumus :

Call completion = %100Xansuccessjmlpanggil

onancompletijmlpanggil

Misal : BTS - Simpang lima

Call completion rate = %96,97%100636754623636

=X (1)

Dari rumus diatas dapat diperoleh hasil seperti pada grafik dibawah ini:

Grafik. 4.2 Grafik call completion rate

93,5 94 94,5 95 95,5 96 96,5 97 97,5 98 98,5

0

3

6

9

14

18

BTS

call rate (%)

call caompletion

Page 49: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

49

Dari grafik 4.2 yang muncul diatas maka masih diperoleh beberapa BTS yang

memiliki prosentase Call completion yang rendah terdapat di BTS Gunungpati

yaitu 98,38%. Hal ini diakibatkan beberapa hal yaitu: lemahnya kuat sinyal yang

diterima oleh MS nilaio

c

IE

atau level daya minimum dimana MS masih bisa

melakukan panggilan dan komunikasi.

4.4 Analisis block call

Block call dapat diartikan sebagai panggilan yang tidak terhubung atau

terputus karena tidak adanya free channel untuk menerima panggilan masuk

Analisis ini dilakukan untuk mencari apakah blok Call terjadi karena tidak

tersedianya saluran pada BTS (Occupancy). Persetanse Occupancy dapat dihitung

dengan rumus :

% occupancy = %100XDETersediaDETerpakai (2)

Grafik. 4.3 Grafik occupancy blok call

0 10 20 30 40 50 60 70 80

0

3

6

9

14

18

BTS

call (%)

occupancy

Page 50: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

50

Dari grafik 4.3 dapat dilihat masalah ketersediaan kanal dapat

diakomodasi semua, hal ini bisa dilihat dari tabel dengan % Occupancy sangat

bagus karena daerah yang dipakai tidak melebihi daerah yang telah disediakan.

4.5 Analisis Drop Call

Parameter ini didasarkan pada ketidak pastian jaringan mengalami putus

hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal MS oleh jaringan dalam waktu 100

detik selama periode panggilan untuk tiap terminal MS.

Faktor penyebab Quality of Service diatas saling terkait satu dengan yang

lain. Umtuk itu dalam menganalisis sistem CDMA tidak dapat dipisahkan antara

yang satu dengan yang lainnya. Ada suatu hubungan antara area cakupan,

kapasitas sistem dan kualitas suara dimana saling mempengaruhi sehingga ketika

salah satu perfomansi dinaikan maka dua yang lainnya akan menurun

Dari sisi trafik nilai besarnya drop call sudah ditentukan yaitu kurang dari 2

%. Dari data yang didapat dihitung dengan menggunakan rumus :

% drop call = %100Xananswerjmlpanggilangagaljmlpanggil (3)

Page 51: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

51

0 0,5 1 1,5 2 2,5

0

3

6

9

14

18

BTS

Jumlah (%)

Grafik. 4.4 hasil analisa Drop call Rate (%)

Dari perhitungan melalui persamaan (3) dapat dilihat ada beberapa BTS yang

memiliki prosentase drop call yang cukup tinggi lebih dari 2% yaitu pada BTS

simpang Lima dan BTS Grand Candi, Tinggi drop call tersebut diakibatkan oleh

beberapa faktor. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan

prosentase drop call adalah daya cakupan sel. Dimana kenaikan prosentase drop

call tersebut dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan yang kurang

optimal dan daya cakupan yang maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang

optimal maka akan terdapat daerah blank spot sehingga pada daerah-daerah

tersebut akan terjadi hilangnya sinyal (loss signal) sehingga akses pembicaraan

terputus dan akan terjadi drop call sehingga perlu penambahan daya pancar.

4.6 Analisis Coverage Area

Dengan melihat tingginya tingkat kenaikan drop call yang diakibatkan karena

faktor kualitas sinyal, maka perlu dilakukan analisa untuk meningkatkan

Page 52: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

52

perfomansi dari jaringan tersebut dengan melakukan optimasi BTS yaitu

perbaikan luas cakupan area.

Luas cakupan area yang didapat ditangani oleh Base Station, dapat diatur

dengan menaikan atau menurunkan daya pancar. Tetapi pada analisa coverage

area ini akan menghitung besarnya radius sel daya yang diterima oleh MS pada

radius yang didapatkan dari perhitungan . Besarnya radius sel sangat bergantung

dari besarnya path loss. Nilai redaman maksimum arah reverse bertujuan untuk

menentukan jarak maksimum MS terdapat Base Station yang sedang

menanganinya dimana komunikasinya berjalan dengan baik. Sedangkan arah

forward untuk mengetahui seberapa jauh Base Station mampu melanyani MS

serta menentukan kualitas layanan

Radius sel maksimum yang diperoleh perangkat menggunakan pendekatan

model Okomura Hatta. Dengan mengguanakan parameter-parameter yang

terdapat pada lampiran untuk menentukan coverage dari masing-masing BTS.

Parameter tambahan yang diperlukan adalah :

Frekuensi kerja : 826,11 MHz

Tinggi antenna MS :105m

4.7 Perhitungan Radius Sel

Didalam menghitung radius sel perlu diketahui area dimana BTS itu berada.

Di are semarang terdapat 3 daerah BTS yaitu daerah urban, sub urban, dan rural.

Perhitungan radius sel dilakukan per BTS dimana di area semarang terdapat 18

Page 53: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

53

BTS. Ketiga daerah tersebut mempunyai persamaan yang berbeda yaitu sebagai

berikut:

Daerah Urban :

++−−= −

)log(55,69,44)()log(82,13)log(

log 211

b

mbMKM h

hahfCCLR (4)

Daerah Sub Urban:

−−++−−= −

)log(55,69,44)()log(82,13)log(

log 211

b

mmbMKM h

KChahfCCLR

Dengan Cm = 0, K = 4,528

log22

f (5)

Daerah Rural:

−−++−−= −

)log(55,69,44)()log(82,13)log(

log 211

b

mmbMKM h

KChahfCCLR

Dengan Cm = 0 K= -4,78 [ ] 94,35)log(33,18)log( 2 −+ ff (6)

Dimana :

[ ] [ ]8,0)log(56,17,0)log(1,1)( −−−= fhfha mm

= [ ] [ ]8,0)11,826log(56,15,17,0)11,826log(1,1 −−−

= 0,013

72,95428

11,826log228

log22

−=−

−=

fK Suburban

[ ] 94,35)log(33,18)log(78,4 2 −+−= ffK Rural

= [ ] 94,35)11,826log(33,18)11,826log(78,4 2 −+−

Page 54: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

54

= -23,14

Tabel Perhitungan Radius Sel

BTS Marfologi Hb (Tinggi Antena) RKM

24-Simpang lima urban 48 m 2,18 Km24-Johar urban 40 m 2,06 Km24-Majapahit sub urban 40 m 3,43 Km24-Gombel sub urban 40 m 3,43 Km24-Tugu sub urban 35 m 3,29 Km24-Genuk sub urban 34 m 3,26 Km24-Grand candi sub urban 37 m 3,35 Km24-Banyumanik sub urban 64 m 3,98 Km24-Tambakaji rural 35 m 6,66 Km24-Sampangan sub urban 36 m 3,32 Km24-Gunung Pati rural 60 m 7,9 Km24-Sindang Mulyo rural 50 m 7,46 Km24-Mijen rural 70 m 8,29 Km24-Kalipancur sub urban 45 m 3,56 Km24-Madukoro sub urban 50 m 3,68 Km24-Pudak Payung sub urban 48 m 3,63 Km24-Tlogosari sub urban 50 m 3,68 Km24-Unnes sub urban 50 m 3,68 Km

Setelah mendapatkan radius dari masing-masing BTS yang ada pada area

semarang, ternyata terdapat overlap yang sangat besar dan hampir semua terdapat

site tetangga. Hal ini dikarenakan BTS memancarkan dayanya secara maksimal.

Maka pada studi kasus ini akan berusaha untuk memperbaiki jaringan agar tidak

menjadi overlap yang tidak terlalu besar, karena dengan overlap dapat

menyebabkan meningkatnya tingkat interferensi. Overlap dapat diperkecil dengan

menurunkan daya pancar pada Base Station

Page 55: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

55

4.8 Menurunkan Daya Pancar

Menurunkan daya pancar adalah cara yang biasa dilakukan karena paling

mudah. Hal ini pertama yang harus ditentukan adalah menentukanradius sel yang

baru yang diinginkan tetapi melalui asumsi yang nyata yaitu melihat jarak antara

BTS terdekat. Dengan menentukan daya jarak pancar yang baru (RKM) dapat

ditentukan redaman maksimal (persamaan 6) sehingga daya pancar yang baru

dapat diketahui sehingga interferensi antar BTS yang dapat mengakibatkan drop

call dapat dikurangi.

Redaman Maksimal

)(log82,13)log(21 mbH hahfCCL −−+=

[ ] KCRh KMm ++−+ )log()log(55,69,44 (7)

Dimana :

[ ] [ ]8,0)log(56,17,0)log(1,1)( −−−= fhfha mm

= [ ] [ ]8,0))11,826log((56,15,17,0)11,826log(1,1 −−−

= 0,013

72,95428

11,826log228

log22

−=−

−=

fK Suburban

[ ] 94,35)log(33,18)log(78,4 2 −+−= ffK Rural

= [ ] 94,35)11,826log(33,18)11,826log(78,4 2 −+−

= -23,14

Page 56: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

56

Daya Pancar

npenetratiosoftHORRH LGLGRSLEIRPL −+−+−= (8)

TT LGPEIRP −+= parameter lihat spec antenna

Tabel Perhitungan Daya pancarSebelum SesudahBTS Marfologi

LH RKM PT LH RKM baru PT

24-Simpang lima urban 137.4 2,18 Km 33.4 137.4 2,18 Km 33.424-Johar urban 137.4 2,06 Km 33.4 137.4 2,06 Km 33.424-Majapahit sub urban 137.4 3,43 Km 33.4 137.4 3,43 Km 33.424-Gombel sub urban 137.4 3,43 Km 33.4 135.5 3,43 Km 31.524-Tugu sub urban 137.4 3,29 Km 33.4 137.4 3,29 Km 33.424-Genuk sub urban 137.4 3,26 Km 33.4 137.4 3,26 Km 33.424-Grand candi sub urban 137.4 3,35 Km 33.4 134 3,35 Km 3024-Banyumanik sub urban 137.4 3,98 Km 33.4 137.4 3,98 Km 33.424-Tambakaji rural 137.4 6,66 Km 33.4 132.7 6,66 Km 28.724-Sampangan sub urban 137.4 3,32 Km 33.4 137.4 3,32 Km 33.424-Gunung Pati rural 137.4 7,9 Km 33.4 135.9 7,9 Km 31.924-Sindang Mulyo rural 137.4 7,46 Km 33.4 129.7 7,46 Km 25.724-Mijen rural 137.4 8,29 Km 33.4 133.9 8,29 Km 29.924-Kalipancur sub urban 137.4 3,56 Km 33.4 137.4 3,56 Km 33.424-Madukoro sub urban 137.4 3,68 Km 33.4 137.4 3,68 Km 33.424-Pudak Payung sub urban 137.4 3,63 Km 33.4 137.4 3,63 Km 33.424-Tlogosari sub urban 137.4 3,68 Km 33.4 137.4 3,68 Km 33.424-Unnes sub urban 137.4 3,68 Km 33.4 134.7 3,68 Km 30.7

Dalam teknologi komunikasi selular permasalahan coverage area sangat

diperhatikan hal ini dikarenakan jarak antara satu BTS dengan BTS lain tidak

terlalu jauh sehingga hal ini dapat mengakibatkan adanya area overlap dalam

penerimaan sinyal yang dapat mengakibatkan interferensi yang dapat

mengakibatkan dropcall.

Dari data teknis prangkat BTS dapat diketahui bahwa hampir semua

pemakai daya menggunakan daya maksimal, yang mungkin dengan tujuan

coverage area yang dicakup bisa semakin luas tetapi pada kenyataanya masalah

Page 57: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

57

interferensi menjadi masalah utama . Oleh karena itu dapat dianalisa dengan cara

menentukan jarak pancar BTS baru sehingga pemakaian daya untuk masing-

masing BTS mencapai daya yang didial dimana dapat meminimalkan interferensi

yang terjadi .

4.9 Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Drop Call

Dalam rangka menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi drop call,

maka digunakan rumus statistik regresi bergada tiga preditor. Dalam hal ini untuk

keperluan analisis regresi bergada digunakan perhitungan komputasi SPSS for

windows release 11.5. berdasarkan hasil analisis tersebut diporoleh persamaan

regresi : Y = 239,751 – 14,308X1 – 5,339X2 + 0,01169X3.

Model regresi ini diuji kebermaknaannya menggunakan uji t, diperoleh

thitung untuk variabel radius sell sebesar -1,711 > -ttabel (-3,34) dengan p value

sebesar 0,109 > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh radius sell terhadap drop

call. Nilai thitung untuk daya pancar sebesar -0,837 > -ttabel (-3,34) dengan p value

sebesar 0,417 > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh daya pancar terhadap drop

call, sedangkan thitung untuk jumlah panggilan sebesar 4,627 > ttabel (3,34) dengan

p value sebesar 0,000 < 0,05, yang berarti secara signifikan ada pengaruh jumlah

panggilan terhadap drop call.

Koefisien regresi X1 yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa

arah hubungan antara radius sell dengan drop call berbentuk negatif, yang artinya

setiap terjadi kenaikan 1 satuan radius sell, maka akan diikuti menurunnya drop

call sebesar 4,308 dengan asumsi bahwa daya pancar dan jumlah panggilan tetap.

Page 58: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

58

Koefisien regresi X2 yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa arah

hubungan antara daya pancar dengan drop call bersifat negatif, yang artinya

terjadi kenaikan 1 satuan daya pancar, maka akan diikuti menurunnya drop call

sebesar 4,339 dengan asumsi bahwa radius sell dan jumlah panggilan tetap.

Sedangkan harga koefisien regresi X3 yang bertanda positif tersebut menunjukkan

bahwa arah hubungan antara jumlah panggilan dengan drop call berbentuk

positif, yang artinya setiap terjadi kenaikan 1 satuan jumlah panggilan, akan

diikuti kenaikan drop call sebesar 0,01169 dengan asumsi bahwa radius sell dan

daya pancar tetap.

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pula koefisien determinasi

secara simultal (R2) sebesar 0,774, yang berarti bahwa faktor radius sell, daya

pancar dan jumlah panggilan memberikan kontribusi terhadap jumlah drop call

sebesar 77,4%, selebihnya 22,6% dari kejadian drop call dipengaruhi faktor lain

yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan ditinjau dari pengaruh masing-

masing variable bebas terhadap variable terikat diketahui bahwa besarnya

pengaruh radius sell terhadap drop call sebesar 19,25%, pengaruh daya pancar

terhadap kejadian drop kall sebesar 4,37% dan pengaruh jumlah panggilan

terhadap kejadian drop call sebesar 53,79%.

Berdasarkan hasil tersebut maka dalam rangka mengurangi kejadian drop call

dapat dilakukan dengan cara meningkatkan radius sell dari jaringan sebab

factor ini mampu menurunkan kejadian panggilan sebesar 19,25%. Selain itu

upaya lain yang dapat dilakukkan dalam rangka mengurangi kejadian drop call

adalah dengan mengurangi beban panggilan dengan menambah jumlah STO

Page 59: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

59

yang sebanding dengan jumlah pelanggan yang dilayani sebab beban panggilan

yang melebihi kapasitas jaringan ini akan mengakibatkan kegagalan panggilan

sebesar 53,79%.

y = 1552.5x-2.605

R2 = 0.67

0

50

100

150

200

250

300

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Radius Sel (Km)

Dro

p ca

ll

Grafik 4.5 pengaruh radius sel terhadap drop call

Dari data yang telah dihitung untuk pengaruh radius sel terhadap drop call lihat

grafik 4.5 dapat disimpulkan semakin besar radius sel yang dipancarkan maka

akan berpengaruh besar pula terhadap drop call. Bertambahnya mobile station

yang baru atau mobile etation aktif akan menikatkan interferensi internal yang

terjadi pada sel tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan radius sel

yang cukup tinggi, yang proposional terhadap kerapatan pelanggan. Semakin jauh

mobile station dari base station maka daya yang diperlukan atau daya yang

dipancarkan semakin semakin besar, hal ini untuk mengimbangi besarnya path

loss yang terjadi. Untuk mobile station yang tidak mendapatkan sambungan ke

base station maka daya sama dengan nol atau mobile station mengalami putus

komunikasi Apabila terdapat beberapa sel yang bersebelahan mengalami kenaikan

Page 60: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

60

trafik yang menyebabkan menciutnya sel maka daerah perbatasan sel-sel tersebut

akan menjadi daerah yang tak tercakup (Gatot Susanto,2003:154-156).

y = 0.0105e0.2604x

R2 = 0.2056

0

50

100

150

200

250

300

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Daya Pancar (dBm)

Dro

p ca

ll

Grafik 4.6 pengaruh daya pancar terhadap drop call

Besarnya daya pancar maksimum dari MS tergantung pada kelas mobile

station yang digunakan. Sedangkan pada BS (base station) daya pancar

maksimum tergantung dari perencanaan yang dilakukan. Besarnya daya pancar.

Besarnya daya pancar BS ini tergantung dari jumlah kanal yang digunakan dalam

sebuah sel dan faktor ketinggian antenna. Dari grafik 4.6 kita dapat simpulkan

bahwa drop call semakin besar, dipengaruhi oleh semakin besarnya daya pancar

yang dipancarkan.(Gatot Susanto,2003:213)

Page 61: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

61

y = -2E-10x3 + 5E-06x2 - 0.008x + 2.5185R2 = 0.8649

-50

0

50

100

150

200

250

300

0 5000 10000 15000 20000

Jumlah Panggilan

Dro

p ca

ll

Grafik 4.7 pengaruh jumlah panggilan terhadap drop call

Dilihat dari grafik 4.7 dapat diartikan bahwa semakin banyak jumlah panggilan

yang masuk dalam waktu yang sama maka akan mengakibatkan meningkatnya

drop call. Dimana pengaruh jumlah pangggilan sangat signifikan terhadap drop

call, jika dilihat melalui perhitungan menggunakan SPSS (X3) kurang dari 0.5

dimana dikatakan signifikan yaitu kurang dari 0.5

Page 62: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

62

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari analisa dan perhitungan Arus pembicaraan pada SCBA_408L, maka

dapat disimpulkan bahwa:

5.1.1 Pada dasarnya unjuk kerja atau perfomansi sistem selular baik berbasis

sistem CDMA maupun GSM dapat diukur dengan melihat parameter

Quality of service (QoS) jaringan dan parameter-parameter ini harus

dilakukan pengujian serta analisis secara periodik. Parameter ini antara

lain:

a. Call Answered Ratio

b. Call Success Ratio

c. Call Completion Ratio

d. Drop Call

5.1.2 Faktor buruknya perfomansi suatu jaringan sistem selular saling terkait satu

dengan yang lainnya. Untuk itu dalam menganalisis CDMA tidak bisa

dipisahkan satu dengan yang lainnya.

5.1.3 Permasalahan yang timbul dalam sistem ini bermacam-macam mulai dari

kapasitas sistem, kualitas suara dan area cakupan.

5.1.4 Dalam analisis ini tingkat drop call tinggi hal ini diakibatkan karena

masalah area cakupan. Bila BTS bekerja dengan daya maksimal, maka

Page 63: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

63

akan terjadi overlap yang besar antara sitenya sehingga diperlukan adanya

pengurangan radius cakupan untuk masing-masing BTS

5.1.5 Pengurangan radius sel cakupan ini dilakukan dengan melakukan

penurunan daya pancar untuk masing-masing sector.

5.1.6 Perbaikan luas cakupan area yang dapat ditangani oleh Base Station, dapat

diatur dengan menaikan atau menurunkan daya pancar.

5.2 Saran

5.2.1 Dari analisis yang diperoleh, maka masih diperlukan adanya pengaturan

pemantauan daya pancar untuk tiap-tiap BTS. Khususnya di wilayah area

Semarang

5.2.2 Untuk mengetahui kinerja suatu jaringan maka diperlukan pengamatan

secara berkala dan periodik sehingga bila terjadi permasalahn dapat segera

diatasi

Page 64: 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

64

DAFTAR PUSTAKA

Amitava Mukherjee, Samprakash Bandyopadhayay, Debashis Saha. 2003.Location Management and Routing in Mobile Wireless NetworksNorwood: ARTECH HOUSE, INC

Burns, Paul. 2003. softwere Defined Radio For 3G. Norwood: ARTECHHOUSE, INC

Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan danKebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka

Janevski, Toni, 2003. Traffic Analysis and Design of Wireless IP Networks.Norwood: ARTECH HOUSE, INC

Korhonen, Jura. 2003. Introduction to 3G Mobile Communication SecondEdition, Norwood: ARTECH HOUSE, INC

Ramjee Prasad dan Maina Ruggieri, 2003. Technology Trends in WirelessCommunication. Norwood: ARTECH HOUSE, INC

Riaz Ismailzadeh dan Masao Nakogawa. 2003. TDD-CDMA for WirelessCommunication. Norwood: ARTECH HOUSE, INC

Santoso, Gatot.2004 Sistem Selular CDMA. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono.2004. Metode Penelitian Bisnis Bandung: CV Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Stavroulakis, Peter.2003. Interference Analysis and Reduction for WirelessSystems. Norwood: ARTECH HOUSE, INC

Wahana Komputer & ANDI offset. 2002. 10 Model Penelitian dan PengolahanDengan APSS 10.5. Yogyakarta: ANDI OFFSET