28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN METODE...

12
28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Menurut Tika (2005 : 1) penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah, dengan tujuan mencari pemecahan terhadap masalah tersebut. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Menurut Tika (2005 : 5) penelitian eksploratif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan gejala - gejala sosial maupun fisik. Adapun instrumen yang dapat dipakai untuk mengumpulkan data ialah wawancara, pengamatan (observasi), dan kepustakaan. Dalam penelitian ini, data yang dicari adalah luas mangrove, persebaran mangrove, kerapatan mangrove, jenis pohon mangrove, pemanfaatan mangrove, fungsi ekologis mangrove, dan fungsi ekonomis mangrove. Untuk memperoleh data tersebut, secara langsung diamati dan dicek sehingga penelitian ini cocok menggunakan metode eksploratif. Adapun esensi dari penelitian ini ialah mencari hubungan gejala atau fakta tentang keadaan umum mengenai fungsi ekologis dan ekonomis hutan mangrove di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

Transcript of 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN METODE...

28

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Menurut Tika (2005 : 1) penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah

untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan atau masalah, dengan tujuan mencari pemecahan terhadap

masalah tersebut. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencapai

tujuan penelitian yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif. Menurut Tika (2005

: 5) penelitian eksploratif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mencari

hubungan gejala - gejala sosial maupun fisik. Adapun instrumen yang dapat

dipakai untuk mengumpulkan data ialah wawancara, pengamatan (observasi),

dan kepustakaan.

Dalam penelitian ini, data yang dicari adalah luas mangrove,

persebaran mangrove, kerapatan mangrove, jenis pohon mangrove,

pemanfaatan mangrove, fungsi ekologis mangrove, dan fungsi ekonomis

mangrove. Untuk memperoleh data tersebut, secara langsung diamati dan

dicek sehingga penelitian ini cocok menggunakan metode eksploratif. Adapun

esensi dari penelitian ini ialah mencari hubungan gejala atau fakta tentang

keadaan umum mengenai fungsi ekologis dan ekonomis hutan mangrove di

Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang.

29

B. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi menurut Tika (2005 : 24) adalah himpunan individu atau

objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Himpunan individu atau

objek yang terbatas adalah himpunan individu atau objek yang dapat diketahui

atau diukur dengan jelas jumlah maupun batasnya. Dalam penelitian ini,

populasinya meliputi populasi wilayah dan populasi manusia. Populasi

wilayah meliputi seluruh kawasan hutan mangrove di Kecamatan Blanakan

dan populasi manusia meliputi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar

hutan dan memanfaatkan hutan mangrove di Kecamatan Blanakan Kabupaten

Subang. Tabel 3.1 di bawah ini menyajikan populasi wilayah dan populasi

manusia, berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

Tabel 3.1 Potensi Desa Pesisir di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang

Nama Desa Garis Pantai (Km)

Luas (Km²)

Kegiatan Pendayagunaan

Jumlah Penduduk

(Jiwa) Tanjungtiga 5 18,07 Budidaya tambak dan

mangrove 8.599

Muara 3 11,38 Budidaya tambak, TPI, dan mangrove

7.349

Langensari 4 8,25 Budidaya tambak dan mangrove

3.463

Blanakan 5 12,88 Budidaya tambak, TPI, dan mangrove

11.097

Rawameneng 5 11,44 Budidaya tambak dan mangrove

8.362

Jayamukti - 13,43 Budidaya tambak dan mangrove

6.923

Cilamaya Girang 4 10,43 Budidaya tambak, TPI, dan mangrove

8.870

Jumlah 54.663

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang 2009 yang dimodifikasi

30

2. Sampel Penelitian

Menurut Tika (2005 : 24) sampel adalah sebagian dari objek atau

individu-individu yang mewakili suatu populasi. Adapun sampel dalam

penelitian ini merupakan sampel wilayah dan sampel responden. Sampel

wilayah meliputi hutan mangrove yang dikelola oleh perhutani dan mangrove

yang berada di areal tambak milik masyarakat di Kecamatan Blanakan.

Sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel yang

terpilih sesuai dengan karakteristik tertentu, yaitu panjang garis pantai,

kegiatan pendayagunaan, dan jumlah penduduk. Sampel diambil di 3 desa

yang mewakili karakteristik pesisir Kecamatan Blanakan, yaitu Desa Muara,

Desa Blanakan, dan Desa Langensari.

Sampel wilayah pada penelitian ini meliputi faktor – faktor fisik yang

menunjukkan fungsi ekologis mangrove, yaitu : kualitas bentang alam (variasi

bentuk lahan/morfologi), Tingkat pencemaran secara umum, sumber

pencemaran, intensitas tingkat gangguan (bencana alam),

penghijauan/vegetasi, curah hujan, tingkat abrasi di pantai, keberadaan hewan

di sekitar mangrove, keberadaan mangrove sebagai kawasan pemijahan ikan,

udang, dan kepiting (nursery ground).

Untuk sampel responden, meliputi masyarakat yang memanfaatkan

hutan mangrove, baik secara langsung maupun yang dijadikan areal tambak.

Sampel responden ini menggunakan teknik pengambilan proporsional random

31

sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan untuk menyempurnakan

penggunaaan.

Adapun jumlah sampel dari penelitian ini seluruhnya diperoleh

dengan menggunakan formula Dixon dan B.Leach dalam Tika (2005 : 25),

adalah sebagai berikut:

Menentukan persentase karakteristik (P)

P = Jumlah kepala keluarga populasi x 100% Jumlah penduduk populasi

= 16808 x 100% 54663 = 31 % Menentukan variabilitas (V) V = ������ � ��

= �31 �100 � 31� = �31 �69� = √2139 = 46.249 = 46 Menentukan jumlah sampel (n)

� � ��. �� � ²

Keterangan :

n = Jumlah sampel

z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95% besarnya 1.96

v = Variabilitas, diperoleh dari hasil sebelumnya

c = Conviden limit atau batas kepercayaan, besarnya 10

Jumlah sampel yang dihitung antara lain:

n � �1,96�4610 � ²

32

= 9²

n = 81

Menentukan jumlah sampel yang dikoreksi (dibetulkan) dengan rumus:

�′ � �� ��

��

N′ � 811 � 81

16808�

N′ � 80,61

= 81 sampel (dibulatkan)

Keterangan :

N’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya

N = Jumlah populasi / yang menjadi populasi yaitu jumlah kepala keluarga

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahui jumlah sampel

responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 81 responden. Sampel pada

penelitian ini disebarkan secara proporsional berdasarkan jumlah kepala

keluarga di setiap desa yang menjadi sampel penelitian, digunakan

perhitungan yang dikemukakan oleh Soepono dalam Latipah (2009 : 38),

teknik ini digunakan karena jumlah kepala keluarga di setiap desa di wilayah

sampel tidak sama. Adapun perhitungan yang digunakan yaitu :

N = (P¹/P) x n

33

Keterangan:

N = jumlah sampel KK tiap desa

P¹= jumlah populasi KK tiap desa

P = jumlah populasi KK keseluruhan desa sampel

n = jumlah seluruh sampel

Jumlah sampel penduduk tiap desa wilayah sampel adalah :

Desa Blanakan

N = (P¹/P) x n

N = (3005/6566) x 81

N = 37.1 = 37 (dibulatkan)

Desa Langensari

N = (P¹/P) x n

N = (1075/6566) x 81

N = 13.3 = 13 (dibulatkan)

Desa Muara

N = (P¹/P) x n

N = (2486/6566) x 81

N = 30.7 = 31 (dibulatkan)

34

Gambar 3.1 Peta Lokasi Sampel Penelitian

35

C. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi

fokus pada suatu penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari

variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent

Variable). Variabel bebas dalam penelitian ini ialah kondisi hutan mangrove

yang berada di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, yang terdiri dari luas,

persebaran, kerapatan, dan jenisnya. Sedangkan variabel terikatnya ialah

fungsi ekologis dan fungsi ekonomis dari hutan mangrove di Kecamatan

Blanakan Kabupaten Subang. Di bawah ini merupakan Tabel 3.2 mengenai

variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Tabel 3.2

Variabel Penelitian

Variabel Bebas

Variabel Terikat

Kondisi Hutan Mangrove

di Kecamatan Blanakan Kabupaten

Subang :

1. Luas

2. Persebaran

3. Kerapatan

4. Jenis Mangrove

5. Pemanfaatan

Fungsi Hutan Mangrove di

Kecamatan Blanakan

Kabupaten Subang

1. Fungsi Ekologis

2. Fungsi Ekonomis

36

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memberikan informasi yang jelas

mengenai objek penelitian yang akan dikaji dalam penelitian. Dalam

penelitian ini, observasi dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai

gambaran umum dan informasi tentang variabel penelitian yang meliputi

fenomena fisik dan sosial yang berada di Kecamatan Blanakan Kabupaten

Subang.

Adapun alat observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa

checklist. Daftar cek (checklist) menurut Tika (2005 : 48) adalah suatu

daftar berisi nama objek atau fenomena-fenomena yang akan diteliti atau

diamati. Daftar cek akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data

secara lengkap di lapangan, serta dapat mengefisienkan waktu yang

diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, daftar cek digunakan

untuk mengetahui fungsi ekologis dari hutan mangrove di Kecamatan

Blanakan Kabupaten Subang, dengan mengumpulkan data mengenai

lingkungan fisik dan kondisi fisik mangrove.

2. Penyebaran Angket

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari angket. Angket

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis dari peneliti kepada responden sebagai

sampel penelitian untuk dijawab. Isi dari angket merupakan variabel yang

akan diukur dalam penelitian. Tujuannya yaitu untuk mengetahui

37

bagaimana fungsi ekonomis dari hutan mangrove yang berada di

Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang. Adapun data yang diperoleh dari

angket ini ialah data identitas, sosial ekonomis, dan pemanfaatan hutan

mangrove oleh para responden.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperjelas data yang telah

diperoleh serta mendukung keabsahan data yang diperoleh di lapangan.

Selain itu studi ini dilakukan untuk mencari informasi dan dokumen yang

ada kaitannya dengan masalah yang diteliti terutama data sekunder yang

dibutuhkan dalam penelitian.

Dokumentasi dalam penelitian ini berasal dari lembaga-lembaga

terkait seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Perikanan, BPS, perpustakaan, KUD, dan data dari arsip-arsip yang

berhubungan dengan penelitian. Selain itu, studi dokumentasi ini akan

menyajikan gambar mengenai kondisi hutan mangrove di Kecamatan

Blanakan Kabupaten Subang. Adapun data yang dapat diperoleh dari

dokumentasi ini berupa data mengenai luas, persebaran, kerapatan, jenis,

dan pemanfaatan hutan mangrove.

4. Studi Kepustakaan atau Literatur

Studi kepustakaan atau literatur ditujukan untuk menambah data

mengenai variabel penelitian. Adapun informasi yang diperoleh untuk

penelitian ini, bersumber dari buku, publikasi lembaga, internet, jurnal,

dan laporan penelitian lainnya yang mendukung. Data yang dapat

38

diperoleh dari studi ini ialah penjelasan mengenai hutan mangrove secara

umum, terutama untuk data yang disajikan pada bab tinjauan pustaka.

5. Wawancara

Menurut Tika (2005 : 49) wawancara merupakan metode

pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan secara

sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada penelitian ini

wawancara dilakukan kepada instansi terkait, seperti ketua KUD setempat

yang mengelola hutan mangrove secara mandiri di Kecamatan Blanakan.

Adapun data yang diperoleh dari wawancara ini mengenai sistem

pengelolaan hutan mangrove di tambak serta upaya konservasi yang

dilakukan masyarakat.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Adapun proses analisis data dalam penelitian ini secara garis besar

meliputi:

a. Menyeleksi data, dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul

dapat digunakan atau tidak. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap

instrumen baik kelengkapan pengisian, kejelasan dan kebenaran informasi

dalam pengisian instrument yang telah disebar

b. Mengklasifikasikan dan mentabulasi data yang sesuai dan dilakukan

pengecekan data apakah data sudah sesuai dengan yang diharapkan

c. Analisis data, data yang ada dianalisis secara kuantitatif untuk

menjelaskan dan menjawab masalah – masalah yang diajukan dengan

39

menggunakan analisis prosentase untuk mengetahui kecenderungan

responden dan fenomena-fenomena di lapangan.

1. Menggunakan Analisis Deskriptif

Tujuan dari teknik ini ialah mendeskripsikan gejala yang tampak di

lokasi penelitian dengan menganalisis data yang berasal dari literatur

dan hasil observasi di lokasi penelitian.

2. Menggunakan Analisis Statistik dengan rumus :

Keterangan: P = Persentase

f = Frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih

n = Jumlah seluruh frekuensi alternatif jawaban yang jadi pilihan

100 = Konstanta

Setelah dilakukan perhitungan maka hasil persentase tersebut akan

memudahkan penulis dalam menafsirkan data yang akan dikaji selanjutnya.

Hasil persentase selanjutnya akan diklasifikasikan dengan kategori menurut

Arikunto (2002 : 57), ialah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Persentase Hasil Penelitian

Sumber: Arikunto,2002

No Persentase Keterangan 1 0 % Tidak ada 2 1 % - 24 % Sebagian kecil 3 25 % - 49 % Hampir setengahnya 4 50 % Setengahnya 5 51 % - 74 % Lebih dari setengahnya 6 75 % - 99 % Sebagian besar 7 100 % Seluruhnya

P = (f /n) x 100%