2.5 Alur Rekam Medis
-
Upload
raisa-ariestha -
Category
Documents
-
view
76 -
download
1
Transcript of 2.5 Alur Rekam Medis
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
1/18
RAISA JANET ARIESTHA
I 111 09 041
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Alur Rekam Medis Pasien
2.5.1 Alur Pasien
Semua pasien yang menderita segala macam penyakit. Selama ruangan dan
fasilitas yang memadai tersedia. Dapat diterima dirumah sakit. Sedapat mungkin
pasien diterima di Sentral Opname pada waktu yang telah ditetapkan, kecuali untuk
kasus darurat gawat dapat diterima setiap saat. Tanpa diagnose yang tercantum
didalam surat permintaan dirawat, pasien tidak dapat diterima. Sedapat mungkin
tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan sebagainya (apabila dilakukan)
dilaksanakan di Sentral Opname.
Pasien dapat diterima apabila : Ada surat rekomendasi dari dokter yang
mempunyai wewenang untuk merawat pasien di rumah sakit, dikirim oleh poliklinik
atau dikirim oleh dokter Unit Gawat Darurat (UGD)
Berikut prosedur pasien untuk masuk dirawat :
a. Pasien urgent tetapi tidak darurat
b. Pasien yang tidak urgent
Pasien yang sudah memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat, setiap saat dapat
menanyakan setiap saat dapat menanyakan pada Sentral Opname apakah ruangan
yang diperlukan sudah tersedia.
Apabila ruangan sudah tersedia :
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
2/18
a. Pasien segera mendaftar di TPPRNg
b.
Pada saat mendaftar dia akan mendapatkan penerangan tentang : Kapan dapat
masuk, Bagaimana cara pembayaran serta tarif-tarifnya, Peraturan selama
pasien dirawat.
c. Diabuatkan kartu identitas penderita dirawat minimal berisi : Nama lengkap
pasien, Jenis kelamin, Nomor rekam medis, nama ruangan dan kelas,
Diagnosa awal (diagnose kerja) dan Nama dokter yang mengirim.
d. Jika pasien pernah berobat ke poliklinik atau pernah dirawat sebelumnya
maka TPPRNg menghubungi bagian medis untuk meminta nomor rekam
medisnya.
e.
Petugas TPPRNg segera menghubungi petugas keuangan untuk menjelaskan
pembayaran dimuka.
f. Selesai pembayaran, pasien diantar petugas keuangan.
Kalau pasien tidak mampu, maka pasien/keluarga harus mengurus ke
kelurahan untuk mendapatkan surat keterangan tidak mampu.
Adapun prosedur selama pasien di ruang perawatan :
a. Pada waktu pasien tiba diruang perawatan dan diterima oleh perawat,
pasien diberi tanda pengenal.
b. Perawat menambah formulir-formulir yang diperlukan oleh dokter
maupun perawat sendiri.
c. Selama perawatan, perawat mencatat semua dapat perawatan yang
diberikan dan mulai saat pasien tiba di ruangan sampai pasien tersebut
pulang, dipindahkan atau meninggal.
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
3/18
Tatacara prosedur penerimaan pasien tersebut diatas untuk tiap-tiap rumah
sakit dapat sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit yang bersangkutan.
(Depkes, Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia,
Revisi I, 1997, hlm 31.)
2.5.2 Alur Dokumen / Berkas
a. Setiap pasien yang membawa surat permintaan rawat inap dari dokter
poliklinik. UGD menghubungi tempat penerimaan pasien rawat inap,
sedang pasie rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya terlebih dahulu
diperiksa oleh dokter rumah sakit bersangkutan.
b. Apabila tempat tidur diruang rawat inap yang dimaksud masih tersedia
petugasn menerima pasien mencatat dalam buku register penerimaan
pasien rawat inap : Nama pasien, Nomor RM, Identitas dan Data social
lainnya. Serta menyiapkan / mengisi data identitas pasien pada lembaran
masuk (RM).
c.
Apabila diberlakukan system uang muka, khusus pasien non-askes dan
dianggap mampu, pihak keluarga pasien diminta menghubungi bagian
keuangan untuk membayar uang muka perawatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
d. Petugas penerimaan pasien rawat inap mengirimkan berkas rekam medis
bersama-sama dengan pasiennya ke ruang rawat inap yang dimaksud.
e. Pasien diterima petugas diruang rawat inap dan dicatat di buku register.
f. Dokter yang bertugas mencatat tentang riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan fisik, terapi serta semua tindakan yang diberikan kepada
pasien pada lembaran-lembaran rekam medis dan menandatanganinya.
Perawat / bidan mencatat perawatan yang mereka berikan kepada pasien
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
4/18
ke dalam catatan perawat / bidan dan membubuhkan tandatangannya, serta
mengisi lembaran grafik tentang suhu, nadi, dan pernapasan seorang
pasien.
g. Selama di ruangan rawat inap, perawat / bidan menambah lembara-
lembaran rekam medis sesuai dengan pelayanan kebutuhan pelayan yang
diberikan kepada pasien.
h. Perawat / Bidan berkewajiban membuat sensus harian yang memberikan
gambaran mutasi pasien mulai jam 00.00 s/d jam 24.00. Sensus harian
dibuat rangkap 3 ditandatangani kepala ruang rawat inap, dikirim ke unit
rekam medis, tempat penerimaan pasien rawat inap (Sentral Opname) dan
satu lembar arsip ruang rawat inap. Pengiriman sensus harian paling
lambat jam 08.00 pagi harui berikutnya.
i. Petugas ruangan memeriksa kelengkapan berkas rekam medis pasien
sebelum diserahkan ke Unit Rekam Medis.
j. Setelah pasien keluar dari rumah sakit, berkas rekam medis pasien yang
sudah lengkap dikembalikan ke Unit Rekam Medis paling lambat 24 jam
setelah pasien keluar, secara lengkap dan benar.
k. Petugas Unit Rekam Medis mengolah rekam medis yang sudah lengkap,
dimasukkan kedalam kartu Indeks Penyakit, Indeks Operasi, Indeks
Kematian, dan sebagainya, untuk membuat laporan dan statistic rumah
sakit.
l.
Peraturan Unit Rekam Medis membuat rekapitulasi sensus harian setiap
akhir bulan dan mengirimkan ke subbag / urusan PPI, untuk bahan laporan
rumah sakit.
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
5/18
m. Unit Rekam Medis menyimpan berkas-berkas rekam medis pasien
menurut nomor RM-nya (apabila menganut system sentralisasi, berkas
RM pasien rawat jalan dan pasien rawat inap untuk tiap-tiap pasien
disatukan).
n. Petugas Unit Rekam Medis mengeluarkan Unit Rekam Medis, apabila ada
permintaan baik untuk keperluan pasien berobat ulang atau keperluan
lainnya.
o. Setiap permintaan rekam medis selalu menggunakan surat, yang disebut
kartu permintaan.
p. Kartu permintaan dibuat rangkap tiga, saru copy ditempelkan pada rekam
medis, satu copy diletakkan pada rak penyimpanan sebagai tanda keluar,
dan satu copy sebagai arsip yang meminta.
q. Apabila rekam medis yang dipinjam sudah kembali, kedua copy kartu
permintaan tersebut dibuang.
r.
Rekam medis pasien yang tidak pernah berobat lagi ke rumah sakit selama
lima tahun terakhir, dinyatakan sebagai inactive record.
s. Berkas-berkas rekam medis yang sudah dinyatakan sebagai inactive
recorddikeluarkan dari rak penyimpanan dan disimpan di gudang rumah
sakit dimusnahkan.
(Depkes. Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia.
Revisi I. 1997. Hlm 33)
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
6/18
POINT TAMBAHAN
2.6 Perekaman Kegiatan Pelayanan Medis
2.6.1 Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan
pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat rekam medis.
Yang membuat / mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga kesehatan
lainnya :
a. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang
melayani pasien dirumah sakit.
b. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit,
c. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik,
d.
Tenaga para medis perawatan dan tenaga medis non perawatan yang langsung
terlihat di dalamnya antara lain : Perawat, Perawat gigi, Bidan, Tenaga
Laboratorium Klinik, Gizi, Anestesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi Medik dan
lain sebagainya.
e. Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran berupa
tindakan / konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis adalah dokter
yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit.
2.6.2 Ketentuan Pengisian Rekam Medis
Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut :
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
7/18
a. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-
lambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis.
b. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter / tenaga kesehatan lainnya
sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta diberi
tanggal.
c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya
ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang bersangkutan yang
merawat atau oleh dokter pembimbing.
d. Catatan yang dibuat oleh Residen harus diketahui oleh dokter
pembimbingnya.
e.
Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.
f. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
(Depkes, Pedoman Pengelolan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia,
Revisi I, 1997, hlm 35)
2.6.3 Formulir dan Cara Pengisian Rekam Medis
Banyak macam bentuk formulir rekam medis yang dipakai oleh berbagai rumah
sakit, namun semuanya harus memenuhi keperluan-keperluan yang mendasar,
sebagaimana yang telah diuraikan pada kegunaan rekam medis. Formulir-formulir
rekam medis sendiri tidak memberikan jaminan pencatatan data medic yang tepat dan
baik, apabila para dokter maupun staff mediknya tidak secara seksama melengkapi
informasi yang diperlukan pada setiap lembaran rekam medis dengan baik dan benar.
Formulir rekam medis ini meliputi formulir rekam medis untuk pasien rawat jalan
dan formulir rekam medis untuk pasien rawat inap.
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
8/18
Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan dapat dibuat selengkap-lengkapnya dan
sekurang-kurangnya membuat : identitas, anamneses, diagnosis, dan tindakan /
pengobatan.
Isi rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat :
a. Identitas pasien,
b. Anamnesis
c. Riwayat penyakit
d. Hasil pemeriksaan laboratorium
e. Diagnosis
f. Persetujuan tindakan medic
g. Tindakan pengobatan
h.
Usaha keperawatan
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
j. Resume akhir dan evaluasi pengobatan.
Formulir yang biasanya digunakan dalam bentuk kartu yaitu kartu
pemeriksaan pasien dimana informasi mengenai identitas pasien, diagnosis dan
tindakan yang dilakukan terhadap pasien seperti anamnesis, terapi dicatat didalam
kartu tersebut. Untuk pasien rawat jalan perlu dibuat lembaran ringkasan
poliklinik yang lazim disebut identitas dan ringkasan poliklinik. Lembaran ini
sebagai dasar dalam menyiapkan kartu indeks utama pasien (KIUP), yang berisi
identitas pasien serta ringkasan poliklinik.
Informasi yang dimintakan pada identitas, meliputi :
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
9/18
a. Nama pasien
b.
Nomor rekam medis
c. Tempat/tanggal lahir
d. Jenis kelamin
e. Pekerjaan
f. Status perkawinan
g.
Agama
h. Nama ayah
i. Nama ibu
j. Alamat
Perubahan alamat perlu dicatat, apabila pasien tersebut berpindah alamat tempat
tinggalnya, disamping itu perlu dicatat pula cara kunjungan pasien, dikirim oleh
siapa.
Sedangkan Riwayat Poliklinik berupa informasi :
a. Tanggal kunjungan
b. Poliklinik yang melayani
c. Diagnosis
d. Tindakan yang diberikan
e. Dokter yang menangani
1.7Proses Pengolahan Rekam Medis
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
10/18
Perlu diketahui, bahwa rekam medis yang baik perlu dilakukan pengolahan berkas
rekam medis dan data dari isi rekam medis menjadi suatu informasi yang dpaat
dipertanggungjawabkan baik bentuk dan isinya. Beberapa hal yang perlu dilakukan
agar proses rekam medis yang berkualitas dapat dihasilkan yaitu :
a. Perakitan /Assembling Rekam Medis
Perakitan rekam medis atau assembling adalah merupakan suatu kegiatan
penyusunan berkas rekam medis berdasarkan urutan-urutan formulir yang
telah ditentukan sehingga memudahkan dalam menganalisa sesuai dengan
kebutuhannya.
Perakitan rekam medis rawat jalan meliputi :
-
Pembatas poliklinik
- Lembaran poliklinik
- Hasil pemeriksaan penunjang
-
Salinan resep
Perakitan rekam medis pasien rawat inap, terbagi dalam kasus anak, kasus
bedah, kasus kebindanan, kasus bayi lahir.
Adapun perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus anak meliputi :
- Ringkasan (diisi oleh bagian RM)
- Pembatas Masuk
- Ringkasan masuk dan keluar
- Surat dokumen pengantar
- Instruksi dokter
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
11/18
- Lembaran konsultasi
-
Catatan perawat
- Catatan perkembangan
- Grafik suhu, nadi dan pernafasan
- Pengawasan khusus
- Hasil pemeriksaan laboratorium
-
Hasil pemeriksaan radiodiagnostik
- Salinan resep
- Resume / Laporan kematian
Rekam medis pasien rawat inap untuk kasus bedah :
- Ringkasan
-
Pembatasan masuk
- Surat dokumentasi
- Instruksi dokumen pengantar
- Catatan anestesi
- Laporan pembedahan
-
Instruksi dokter
- Catatan perkembangan
- Lembaran konsultasi
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
12/18
- Catatan perawat
-
Grafik suhu, nadi pernapasan
- Pengawasan khusus
- Hasil pemeriksaan laboratorium
- Hasil pemeriksaan radiodiagnostik,
- Salinan resep
-
Resume / Laporan kematian.
Dan perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus kebidanan :
- Pembatasan masuk
- Ringkasan masuk dan keluar
- Surat dokumen pengantar
-
Lembar obstetric
- Catatan persalinan
- Lembaran bayi baru lahir
- Instruksi dokter
- Catatan perkembangan
-
Lembaran kuitansi
- Catatan perawat
- Grafik nifas (Grafik Ibu)
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
13/18
- Pengawasan khusus
-
Hasil pemeriksaan laboratorium
- Hasil pemeriksaan radiodiagnostik,
- Salinan resep
- Resume / Laporan kematian.
Sedangkan perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus bayi baru lahir, meliputi :
-
Pembatas masuk
- Ringkasan masuk dan keluar
- Riwayat kelahiran
- Instruksi dokter
- Catatan perkembangan
-
Lembar kuitansi
- Catatan perawat
- Grafik bayi
- Pengawasan khusus
- Hasil pemeriksaan laboratorium
-
Hasil pemeriksaan radiodiagnostik,
- Salinan resep
- Resume / Laporan kematian.
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
14/18
2.7.2 Koding / Coding
Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau
angka atau kombinasi huruf dengan angka yang mewakili komponen data.
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada dalam rekam medis harus
diberi kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan pada
penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen dan
riset bidang kesehatan.
Kode klarifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization)
bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala
dan faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggota termasuk Indonesia
menggunakan klarifikasi penyakit revisi-10 (ICD-10,International Statistical
Clarification Diseases and Health Problem 10 Revised). ICD-10
menggunakan kode kombinasi yaitu mengguanakn abjad dan angka (alpha
numeric).
Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosis sangat tergantung
kepada pelaksana yang menangani rekam medis tersebut, yaitu :
- Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis
- Tenaga rekam medis sebaga pemberi kode
- Tenaga kesehatan lainnya.
Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban, hak dan
tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh
karenanya harus diagnosis yang ada dalam rekam medis diisi dengan lengkap
dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD-10.
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
15/18
Tenaga medis sebagai seorang pemberi kode bertanggung atas keakuratan
kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Oleh
karenanya untuk hal yang kurang jelas atau tidak lengkap, sebelum koding
ditetapkan komunikasikan terlebih dahulu para dokter yang membuat
diagnosis tersebut. Setiap pasien selesai mendapatkan pelayanan baik rawat
jalan maupun rawat inap, maka dokter harus segera membuat diagnosis akhir.
Kelancaran dan kelengkapan pengisian rekam medis di unit rawat jalan dan di
ruang rawat inap atas kerjasama tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang
ada masing-masing unit kerja tersebut. Hal ini seperti dijelaskan pasal 3 dan 4
Permenkes RI no.794a/MenKes/Per/XII/1989 tentang rekam medis.
Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam
medis harus membuat koding dengan klarifikasi yang tepat. Disamping kode
penyakit, berbagai tindakan lainnya juga harus dikoding sesuai dengan
klarifikasi masing-masing.
- Koding penyakit (ICD-10)
-
Pembedahan / Tindakan (ICDPIM)
- Koding obat-obatan
- Laboratorium
- Radiologi
- Dokter (pemberi pelayanan)
-
Alat-alat
- Dan lain lain
(Depkes, Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia,
Revisi I, 1997, hlm.57)
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
16/18
2.7.3 Indexing / Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
ke dalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau
komputerisasi). Didalam kartu indeks tidak boleh mencantumkan nama
pasien.
Jenis indeks yang biasa dibuat :
a. Indeks pasien
b.
Indeks penyakit (diagnosis) dan operasi
c. Indeks dokter
d. Indeks Kematian
e. Dan lain- lain
Penjelasan :
a.
Indeks pasien adalah suatu catalog yang berisi nama semua pasien yang
pernah berobat di rumah sakit. Kegunaannya adalah sebagai kunci untuk
menemukan berkas rekam medis seorang pasien.
b. Indeks penyakit (diagnosis) dan operasi yaitu suatu kartu catalog yang berisi
kode penyakit dan kode operasi pasien di rumah sakit. Kegunaannya yang
utama untuk mengetahui jumlah penyakit dan informasi tentang kasus-kasus
terdahulu mengenai suatu penyakit
c. Indeks dokter adalah suatu catalog yang berisi nama dokter yang memberikan
pelayanan medic kepada pasien. Kegunaannya untuk menilai kinerja dokter
dan bukti pengadilan (jika sewaktu-waktu diperlukan).
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
17/18
d. Indeks Kematian kegunaannya statistic untuk menilai suatu pelayanan dasar
menambah atau meningkatkan peralatan / tenaga.
2.7.4 Pelaporan Rumah Sakit
Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan
untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat yang secara
garis besar jenis pelaporan rumah sakit dapat dibedakan dalam 2 kelompok :
a. Laporan Intern Rumah Sakit
a.
Laporan Intern Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah
sakit
b. Laporan Extern Rumah Sakit
a. Laporan extern rumah sakit ditujukan kepada Departemen Kesehatan
RI Kanwil Dep.Kes Dati I
(Depkes, Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia,
Revisi I, 1997, hal 60)
2.8 Analisa Rekam Medis
2.8.1 Analisa Mutu Rekam Medis
Analisa mutu rekam medis digunakan dua cara yaitu : analisa kualitas (mutu) dan
analisa kuantitas (jumlah / kelengkapannya). Untuk itu Gemala Hatta danlam
pedoman rekam medis menyesuaikan sebagai berikut :
Rekam medis mengandung unsure mutu = kualitas dan kuantitas
Kualitas = mutu
2.9 Sistem Kearsipan Rekam Medis
-
7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis
18/18
Berdasarkan buku Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh
Depkes tahun 1997, ada dua cara pengurusan penyimpanan rekam medis yaitu :
a. Sentralisasi
Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam
satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-
catatan selama seorang pasien rawat.
b. Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik
dengan rekam medis pasien rawat inap. Rekam medis ini disimpan disatu
tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis dirawat disimpan dibagian
pencatatan medis.
Berdasarkan cara penyimpanan berkas rekam medis ini pihak rumah sakit hanya
tinggal memilih untuk menentukan kebijakan akan menggunakan system
penyimpanan berkas rekam medisnya.
Sistem sentralisasi dilakukan apabila tempat untuk penyimpanan rekam medis
terbatas dan penggunaan berkas rekam medis secara unit dan terintegrasi antara rawat
jalan dan rawat inap sedangkan untuk desentralisasi dilakukan apabila berkas rekam
medis rawat jalan terpisah dengan rawat inap serta tempat penyimpanan dapat
dilakukan berlainan tempatnya biasanya ruangannya mendekati masing-masing
bagian.