2.5 Alur Rekam Medis

download 2.5 Alur Rekam Medis

of 18

Transcript of 2.5 Alur Rekam Medis

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    1/18

    RAISA JANET ARIESTHA

    I 111 09 041

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.5 Alur Rekam Medis Pasien

    2.5.1 Alur Pasien

    Semua pasien yang menderita segala macam penyakit. Selama ruangan dan

    fasilitas yang memadai tersedia. Dapat diterima dirumah sakit. Sedapat mungkin

    pasien diterima di Sentral Opname pada waktu yang telah ditetapkan, kecuali untuk

    kasus darurat gawat dapat diterima setiap saat. Tanpa diagnose yang tercantum

    didalam surat permintaan dirawat, pasien tidak dapat diterima. Sedapat mungkin

    tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan sebagainya (apabila dilakukan)

    dilaksanakan di Sentral Opname.

    Pasien dapat diterima apabila : Ada surat rekomendasi dari dokter yang

    mempunyai wewenang untuk merawat pasien di rumah sakit, dikirim oleh poliklinik

    atau dikirim oleh dokter Unit Gawat Darurat (UGD)

    Berikut prosedur pasien untuk masuk dirawat :

    a. Pasien urgent tetapi tidak darurat

    b. Pasien yang tidak urgent

    Pasien yang sudah memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat, setiap saat dapat

    menanyakan setiap saat dapat menanyakan pada Sentral Opname apakah ruangan

    yang diperlukan sudah tersedia.

    Apabila ruangan sudah tersedia :

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    2/18

    a. Pasien segera mendaftar di TPPRNg

    b.

    Pada saat mendaftar dia akan mendapatkan penerangan tentang : Kapan dapat

    masuk, Bagaimana cara pembayaran serta tarif-tarifnya, Peraturan selama

    pasien dirawat.

    c. Diabuatkan kartu identitas penderita dirawat minimal berisi : Nama lengkap

    pasien, Jenis kelamin, Nomor rekam medis, nama ruangan dan kelas,

    Diagnosa awal (diagnose kerja) dan Nama dokter yang mengirim.

    d. Jika pasien pernah berobat ke poliklinik atau pernah dirawat sebelumnya

    maka TPPRNg menghubungi bagian medis untuk meminta nomor rekam

    medisnya.

    e.

    Petugas TPPRNg segera menghubungi petugas keuangan untuk menjelaskan

    pembayaran dimuka.

    f. Selesai pembayaran, pasien diantar petugas keuangan.

    Kalau pasien tidak mampu, maka pasien/keluarga harus mengurus ke

    kelurahan untuk mendapatkan surat keterangan tidak mampu.

    Adapun prosedur selama pasien di ruang perawatan :

    a. Pada waktu pasien tiba diruang perawatan dan diterima oleh perawat,

    pasien diberi tanda pengenal.

    b. Perawat menambah formulir-formulir yang diperlukan oleh dokter

    maupun perawat sendiri.

    c. Selama perawatan, perawat mencatat semua dapat perawatan yang

    diberikan dan mulai saat pasien tiba di ruangan sampai pasien tersebut

    pulang, dipindahkan atau meninggal.

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    3/18

    Tatacara prosedur penerimaan pasien tersebut diatas untuk tiap-tiap rumah

    sakit dapat sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit yang bersangkutan.

    (Depkes, Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia,

    Revisi I, 1997, hlm 31.)

    2.5.2 Alur Dokumen / Berkas

    a. Setiap pasien yang membawa surat permintaan rawat inap dari dokter

    poliklinik. UGD menghubungi tempat penerimaan pasien rawat inap,

    sedang pasie rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya terlebih dahulu

    diperiksa oleh dokter rumah sakit bersangkutan.

    b. Apabila tempat tidur diruang rawat inap yang dimaksud masih tersedia

    petugasn menerima pasien mencatat dalam buku register penerimaan

    pasien rawat inap : Nama pasien, Nomor RM, Identitas dan Data social

    lainnya. Serta menyiapkan / mengisi data identitas pasien pada lembaran

    masuk (RM).

    c.

    Apabila diberlakukan system uang muka, khusus pasien non-askes dan

    dianggap mampu, pihak keluarga pasien diminta menghubungi bagian

    keuangan untuk membayar uang muka perawatan sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku.

    d. Petugas penerimaan pasien rawat inap mengirimkan berkas rekam medis

    bersama-sama dengan pasiennya ke ruang rawat inap yang dimaksud.

    e. Pasien diterima petugas diruang rawat inap dan dicatat di buku register.

    f. Dokter yang bertugas mencatat tentang riwayat penyakit, hasil

    pemeriksaan fisik, terapi serta semua tindakan yang diberikan kepada

    pasien pada lembaran-lembaran rekam medis dan menandatanganinya.

    Perawat / bidan mencatat perawatan yang mereka berikan kepada pasien

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    4/18

    ke dalam catatan perawat / bidan dan membubuhkan tandatangannya, serta

    mengisi lembaran grafik tentang suhu, nadi, dan pernapasan seorang

    pasien.

    g. Selama di ruangan rawat inap, perawat / bidan menambah lembara-

    lembaran rekam medis sesuai dengan pelayanan kebutuhan pelayan yang

    diberikan kepada pasien.

    h. Perawat / Bidan berkewajiban membuat sensus harian yang memberikan

    gambaran mutasi pasien mulai jam 00.00 s/d jam 24.00. Sensus harian

    dibuat rangkap 3 ditandatangani kepala ruang rawat inap, dikirim ke unit

    rekam medis, tempat penerimaan pasien rawat inap (Sentral Opname) dan

    satu lembar arsip ruang rawat inap. Pengiriman sensus harian paling

    lambat jam 08.00 pagi harui berikutnya.

    i. Petugas ruangan memeriksa kelengkapan berkas rekam medis pasien

    sebelum diserahkan ke Unit Rekam Medis.

    j. Setelah pasien keluar dari rumah sakit, berkas rekam medis pasien yang

    sudah lengkap dikembalikan ke Unit Rekam Medis paling lambat 24 jam

    setelah pasien keluar, secara lengkap dan benar.

    k. Petugas Unit Rekam Medis mengolah rekam medis yang sudah lengkap,

    dimasukkan kedalam kartu Indeks Penyakit, Indeks Operasi, Indeks

    Kematian, dan sebagainya, untuk membuat laporan dan statistic rumah

    sakit.

    l.

    Peraturan Unit Rekam Medis membuat rekapitulasi sensus harian setiap

    akhir bulan dan mengirimkan ke subbag / urusan PPI, untuk bahan laporan

    rumah sakit.

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    5/18

    m. Unit Rekam Medis menyimpan berkas-berkas rekam medis pasien

    menurut nomor RM-nya (apabila menganut system sentralisasi, berkas

    RM pasien rawat jalan dan pasien rawat inap untuk tiap-tiap pasien

    disatukan).

    n. Petugas Unit Rekam Medis mengeluarkan Unit Rekam Medis, apabila ada

    permintaan baik untuk keperluan pasien berobat ulang atau keperluan

    lainnya.

    o. Setiap permintaan rekam medis selalu menggunakan surat, yang disebut

    kartu permintaan.

    p. Kartu permintaan dibuat rangkap tiga, saru copy ditempelkan pada rekam

    medis, satu copy diletakkan pada rak penyimpanan sebagai tanda keluar,

    dan satu copy sebagai arsip yang meminta.

    q. Apabila rekam medis yang dipinjam sudah kembali, kedua copy kartu

    permintaan tersebut dibuang.

    r.

    Rekam medis pasien yang tidak pernah berobat lagi ke rumah sakit selama

    lima tahun terakhir, dinyatakan sebagai inactive record.

    s. Berkas-berkas rekam medis yang sudah dinyatakan sebagai inactive

    recorddikeluarkan dari rak penyimpanan dan disimpan di gudang rumah

    sakit dimusnahkan.

    (Depkes. Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia.

    Revisi I. 1997. Hlm 33)

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    6/18

    POINT TAMBAHAN

    2.6 Perekaman Kegiatan Pelayanan Medis

    2.6.1 Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis

    Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan

    pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat rekam medis.

    Yang membuat / mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga kesehatan

    lainnya :

    a. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang

    melayani pasien dirumah sakit.

    b. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit,

    c. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik,

    d.

    Tenaga para medis perawatan dan tenaga medis non perawatan yang langsung

    terlihat di dalamnya antara lain : Perawat, Perawat gigi, Bidan, Tenaga

    Laboratorium Klinik, Gizi, Anestesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi Medik dan

    lain sebagainya.

    e. Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran berupa

    tindakan / konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis adalah dokter

    yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit.

    2.6.2 Ketentuan Pengisian Rekam Medis

    Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien

    menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut :

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    7/18

    a. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-

    lambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis.

    b. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter / tenaga kesehatan lainnya

    sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta diberi

    tanggal.

    c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya

    ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang bersangkutan yang

    merawat atau oleh dokter pembimbing.

    d. Catatan yang dibuat oleh Residen harus diketahui oleh dokter

    pembimbingnya.

    e.

    Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan

    melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

    f. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.

    (Depkes, Pedoman Pengelolan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia,

    Revisi I, 1997, hlm 35)

    2.6.3 Formulir dan Cara Pengisian Rekam Medis

    Banyak macam bentuk formulir rekam medis yang dipakai oleh berbagai rumah

    sakit, namun semuanya harus memenuhi keperluan-keperluan yang mendasar,

    sebagaimana yang telah diuraikan pada kegunaan rekam medis. Formulir-formulir

    rekam medis sendiri tidak memberikan jaminan pencatatan data medic yang tepat dan

    baik, apabila para dokter maupun staff mediknya tidak secara seksama melengkapi

    informasi yang diperlukan pada setiap lembaran rekam medis dengan baik dan benar.

    Formulir rekam medis ini meliputi formulir rekam medis untuk pasien rawat jalan

    dan formulir rekam medis untuk pasien rawat inap.

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    8/18

    Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan dapat dibuat selengkap-lengkapnya dan

    sekurang-kurangnya membuat : identitas, anamneses, diagnosis, dan tindakan /

    pengobatan.

    Isi rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat :

    a. Identitas pasien,

    b. Anamnesis

    c. Riwayat penyakit

    d. Hasil pemeriksaan laboratorium

    e. Diagnosis

    f. Persetujuan tindakan medic

    g. Tindakan pengobatan

    h.

    Usaha keperawatan

    i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan

    j. Resume akhir dan evaluasi pengobatan.

    Formulir yang biasanya digunakan dalam bentuk kartu yaitu kartu

    pemeriksaan pasien dimana informasi mengenai identitas pasien, diagnosis dan

    tindakan yang dilakukan terhadap pasien seperti anamnesis, terapi dicatat didalam

    kartu tersebut. Untuk pasien rawat jalan perlu dibuat lembaran ringkasan

    poliklinik yang lazim disebut identitas dan ringkasan poliklinik. Lembaran ini

    sebagai dasar dalam menyiapkan kartu indeks utama pasien (KIUP), yang berisi

    identitas pasien serta ringkasan poliklinik.

    Informasi yang dimintakan pada identitas, meliputi :

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    9/18

    a. Nama pasien

    b.

    Nomor rekam medis

    c. Tempat/tanggal lahir

    d. Jenis kelamin

    e. Pekerjaan

    f. Status perkawinan

    g.

    Agama

    h. Nama ayah

    i. Nama ibu

    j. Alamat

    Perubahan alamat perlu dicatat, apabila pasien tersebut berpindah alamat tempat

    tinggalnya, disamping itu perlu dicatat pula cara kunjungan pasien, dikirim oleh

    siapa.

    Sedangkan Riwayat Poliklinik berupa informasi :

    a. Tanggal kunjungan

    b. Poliklinik yang melayani

    c. Diagnosis

    d. Tindakan yang diberikan

    e. Dokter yang menangani

    1.7Proses Pengolahan Rekam Medis

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    10/18

    Perlu diketahui, bahwa rekam medis yang baik perlu dilakukan pengolahan berkas

    rekam medis dan data dari isi rekam medis menjadi suatu informasi yang dpaat

    dipertanggungjawabkan baik bentuk dan isinya. Beberapa hal yang perlu dilakukan

    agar proses rekam medis yang berkualitas dapat dihasilkan yaitu :

    a. Perakitan /Assembling Rekam Medis

    Perakitan rekam medis atau assembling adalah merupakan suatu kegiatan

    penyusunan berkas rekam medis berdasarkan urutan-urutan formulir yang

    telah ditentukan sehingga memudahkan dalam menganalisa sesuai dengan

    kebutuhannya.

    Perakitan rekam medis rawat jalan meliputi :

    -

    Pembatas poliklinik

    - Lembaran poliklinik

    - Hasil pemeriksaan penunjang

    -

    Salinan resep

    Perakitan rekam medis pasien rawat inap, terbagi dalam kasus anak, kasus

    bedah, kasus kebindanan, kasus bayi lahir.

    Adapun perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus anak meliputi :

    - Ringkasan (diisi oleh bagian RM)

    - Pembatas Masuk

    - Ringkasan masuk dan keluar

    - Surat dokumen pengantar

    - Instruksi dokter

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    11/18

    - Lembaran konsultasi

    -

    Catatan perawat

    - Catatan perkembangan

    - Grafik suhu, nadi dan pernafasan

    - Pengawasan khusus

    - Hasil pemeriksaan laboratorium

    -

    Hasil pemeriksaan radiodiagnostik

    - Salinan resep

    - Resume / Laporan kematian

    Rekam medis pasien rawat inap untuk kasus bedah :

    - Ringkasan

    -

    Pembatasan masuk

    - Surat dokumentasi

    - Instruksi dokumen pengantar

    - Catatan anestesi

    - Laporan pembedahan

    -

    Instruksi dokter

    - Catatan perkembangan

    - Lembaran konsultasi

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    12/18

    - Catatan perawat

    -

    Grafik suhu, nadi pernapasan

    - Pengawasan khusus

    - Hasil pemeriksaan laboratorium

    - Hasil pemeriksaan radiodiagnostik,

    - Salinan resep

    -

    Resume / Laporan kematian.

    Dan perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus kebidanan :

    - Pembatasan masuk

    - Ringkasan masuk dan keluar

    - Surat dokumen pengantar

    -

    Lembar obstetric

    - Catatan persalinan

    - Lembaran bayi baru lahir

    - Instruksi dokter

    - Catatan perkembangan

    -

    Lembaran kuitansi

    - Catatan perawat

    - Grafik nifas (Grafik Ibu)

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    13/18

    - Pengawasan khusus

    -

    Hasil pemeriksaan laboratorium

    - Hasil pemeriksaan radiodiagnostik,

    - Salinan resep

    - Resume / Laporan kematian.

    Sedangkan perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus bayi baru lahir, meliputi :

    -

    Pembatas masuk

    - Ringkasan masuk dan keluar

    - Riwayat kelahiran

    - Instruksi dokter

    - Catatan perkembangan

    -

    Lembar kuitansi

    - Catatan perawat

    - Grafik bayi

    - Pengawasan khusus

    - Hasil pemeriksaan laboratorium

    -

    Hasil pemeriksaan radiodiagnostik,

    - Salinan resep

    - Resume / Laporan kematian.

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    14/18

    2.7.2 Koding / Coding

    Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau

    angka atau kombinasi huruf dengan angka yang mewakili komponen data.

    Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada dalam rekam medis harus

    diberi kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan pada

    penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen dan

    riset bidang kesehatan.

    Kode klarifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization)

    bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala

    dan faktor yang mempengaruhi kesehatan.

    Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan negara anggota termasuk Indonesia

    menggunakan klarifikasi penyakit revisi-10 (ICD-10,International Statistical

    Clarification Diseases and Health Problem 10 Revised). ICD-10

    menggunakan kode kombinasi yaitu mengguanakn abjad dan angka (alpha

    numeric).

    Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosis sangat tergantung

    kepada pelaksana yang menangani rekam medis tersebut, yaitu :

    - Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis

    - Tenaga rekam medis sebaga pemberi kode

    - Tenaga kesehatan lainnya.

    Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban, hak dan

    tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh

    karenanya harus diagnosis yang ada dalam rekam medis diisi dengan lengkap

    dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD-10.

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    15/18

    Tenaga medis sebagai seorang pemberi kode bertanggung atas keakuratan

    kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Oleh

    karenanya untuk hal yang kurang jelas atau tidak lengkap, sebelum koding

    ditetapkan komunikasikan terlebih dahulu para dokter yang membuat

    diagnosis tersebut. Setiap pasien selesai mendapatkan pelayanan baik rawat

    jalan maupun rawat inap, maka dokter harus segera membuat diagnosis akhir.

    Kelancaran dan kelengkapan pengisian rekam medis di unit rawat jalan dan di

    ruang rawat inap atas kerjasama tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang

    ada masing-masing unit kerja tersebut. Hal ini seperti dijelaskan pasal 3 dan 4

    Permenkes RI no.794a/MenKes/Per/XII/1989 tentang rekam medis.

    Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam

    medis harus membuat koding dengan klarifikasi yang tepat. Disamping kode

    penyakit, berbagai tindakan lainnya juga harus dikoding sesuai dengan

    klarifikasi masing-masing.

    - Koding penyakit (ICD-10)

    -

    Pembedahan / Tindakan (ICDPIM)

    - Koding obat-obatan

    - Laboratorium

    - Radiologi

    - Dokter (pemberi pelayanan)

    -

    Alat-alat

    - Dan lain lain

    (Depkes, Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia,

    Revisi I, 1997, hlm.57)

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    16/18

    2.7.3 Indexing / Indeksing

    Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat

    ke dalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau

    komputerisasi). Didalam kartu indeks tidak boleh mencantumkan nama

    pasien.

    Jenis indeks yang biasa dibuat :

    a. Indeks pasien

    b.

    Indeks penyakit (diagnosis) dan operasi

    c. Indeks dokter

    d. Indeks Kematian

    e. Dan lain- lain

    Penjelasan :

    a.

    Indeks pasien adalah suatu catalog yang berisi nama semua pasien yang

    pernah berobat di rumah sakit. Kegunaannya adalah sebagai kunci untuk

    menemukan berkas rekam medis seorang pasien.

    b. Indeks penyakit (diagnosis) dan operasi yaitu suatu kartu catalog yang berisi

    kode penyakit dan kode operasi pasien di rumah sakit. Kegunaannya yang

    utama untuk mengetahui jumlah penyakit dan informasi tentang kasus-kasus

    terdahulu mengenai suatu penyakit

    c. Indeks dokter adalah suatu catalog yang berisi nama dokter yang memberikan

    pelayanan medic kepada pasien. Kegunaannya untuk menilai kinerja dokter

    dan bukti pengadilan (jika sewaktu-waktu diperlukan).

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    17/18

    d. Indeks Kematian kegunaannya statistic untuk menilai suatu pelayanan dasar

    menambah atau meningkatkan peralatan / tenaga.

    2.7.4 Pelaporan Rumah Sakit

    Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan

    untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan akurat yang secara

    garis besar jenis pelaporan rumah sakit dapat dibedakan dalam 2 kelompok :

    a. Laporan Intern Rumah Sakit

    a.

    Laporan Intern Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah

    sakit

    b. Laporan Extern Rumah Sakit

    a. Laporan extern rumah sakit ditujukan kepada Departemen Kesehatan

    RI Kanwil Dep.Kes Dati I

    (Depkes, Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Rumah Sakit di Indonesia,

    Revisi I, 1997, hal 60)

    2.8 Analisa Rekam Medis

    2.8.1 Analisa Mutu Rekam Medis

    Analisa mutu rekam medis digunakan dua cara yaitu : analisa kualitas (mutu) dan

    analisa kuantitas (jumlah / kelengkapannya). Untuk itu Gemala Hatta danlam

    pedoman rekam medis menyesuaikan sebagai berikut :

    Rekam medis mengandung unsure mutu = kualitas dan kuantitas

    Kualitas = mutu

    2.9 Sistem Kearsipan Rekam Medis

  • 7/13/2019 2.5 Alur Rekam Medis

    18/18

    Berdasarkan buku Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh

    Depkes tahun 1997, ada dua cara pengurusan penyimpanan rekam medis yaitu :

    a. Sentralisasi

    Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam

    satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-

    catatan selama seorang pasien rawat.

    b. Desentralisasi

    Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik

    dengan rekam medis pasien rawat inap. Rekam medis ini disimpan disatu

    tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis dirawat disimpan dibagian

    pencatatan medis.

    Berdasarkan cara penyimpanan berkas rekam medis ini pihak rumah sakit hanya

    tinggal memilih untuk menentukan kebijakan akan menggunakan system

    penyimpanan berkas rekam medisnya.

    Sistem sentralisasi dilakukan apabila tempat untuk penyimpanan rekam medis

    terbatas dan penggunaan berkas rekam medis secara unit dan terintegrasi antara rawat

    jalan dan rawat inap sedangkan untuk desentralisasi dilakukan apabila berkas rekam

    medis rawat jalan terpisah dengan rawat inap serta tempat penyimpanan dapat

    dilakukan berlainan tempatnya biasanya ruangannya mendekati masing-masing

    bagian.