231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

download 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

of 24

Transcript of 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    1/24

    LAPORAN PENDAHULUAN

    CA SINONASAL

    I. Konsep Dasar

    A. Pengertian Tumor Ganas Sinonasal

    Karsinoma sinonasal Pertumbuhan jaringan abnormal di sinus paranasal dan

    jaringansekitar hidung. Tumor ganas sinonasal merupakan penyebab kesakitan dan

    kematian di bidang otorinolaringologi di seluruh dunia. Kebanyakan tumor ini

    berkembang dari sinus maksilaris dan tipe histologi yang paling sering ditemukan adalah

    karsinoma selskuamosa (Fasunla dan Lasisi, 2007 Lu!e et al, 2002". Tumor rongga

    hidung adalah pertumbuhan ke arah ganas yang mengenai hidung dan lesi yang

    menyerupai tumor pada rongga hidung, termasuk kulit dari hidung dan #estibulum nasi.

    . Anatomi !isiologi

    ". Anatomi Hi#ung

    a. Em$riologi %i#ung

    Perkembangan rongga hidung se!ara embriologi yang mendasari

    pembentukan anatomi sinonasal dapat dibagi menjadi dua proses. Pertama,

    embrional bagian kepala berkembang membentuk dua bagian rongga hidung yang

    berbeda kedua adalah bagian dinding lateral hidung yang kemudian

    berin#aginasi menjadi kompleks padat, yang dikenal dengan konka (turbinate",

    dan membentuk ronga$rongga yang disebut sebagai sinus. (%alsh %&, 2002".

    'ejak kehamilan berusia empat hingga delapan minggu , perkembangan

    embrional anatomi hidung mulai terbentuk dengan terbentuknya rongga hidung

    sebagai bagian yang terpisah yaitu daerah rontonasal dan bagian pertautan

    prosesus maksilaris. )aerah rontonasal nantinya akan berkembang hingga ke otak

    bagian depan, mendukung pembentukan olaktori. *agian medial dan lateral

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    2/24

    akhirnya akan menjadi nares (lubang hidung". 'eptum nasal berasal dari

    pertumbuhan garis tengah posterior rontonasal dan perluasan garis tengah

    mesoderm yang berasal dari daerah maksilaris.(%alsh %&, 2002".

    $. Anatomi %i#ung luar

    +idung terdiri atas hidung luar dan hidung bagian dalam. +idung bagian

    luar menonjol pada garis tengah di antara pipi dan bibir atas struktur hidung luar

    dibedakan atas tiga bagian yang paling atas kubah tulang yang tak dapat

    digerakkan di ba-ahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan

    dan yang paling ba-ah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan. *entuk

    hidung luar seperti piramid dengan bagian$bagiannya dari atas ke ba-ah "

    pangkal hidung (bridge", 2" batang hidung (dorsum nasi", /" pun!ak hidung

    (hip"," ala nasi,1" kolumela, dan " lubang hidung (nares anterior". +idung luar

    dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra-an yang dilapisi oleh kulit, jaringan

    ikat dan beberapa otot ke!il yang berungsi untuk melebarkan atau menyempitkan

    lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari " tulang hidung (os nasal" , 2"

    prosesus rontalis os maksila dan /" prosesus nasalis os rontal sedangkan

    kerangka tulang ra-an terdiri dari beberapa pasang tulang ra-an yang terletak di

    bagian ba-ah hidung, yaitu " sepasang kartilago nasalis lateralis superior, 2"

    sepasang kartilago nasalis lateralis inerior yang disebut juga sebagai kartilago ala

    mayor dan /" tepi anterior kartilago septum. ('oetjipto ) 3 %ardani 4',2007".

    &. Anatomi %i#ung #alam

    *ahagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari

    os.internum di sebelah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan

    rongga hidung dari nasoaring. Ka#um nasi dibagi oleh septum, dinding lateral

    terdapat konka superior, konka media, dan konka inerior. 5elah antara konka

    inerior dengan dasar hidung dinamakan meatus inerior, berikutnya !elah antara

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    3/24

    konka media dan inerior disebut meatus media dan sebelah atas konka media

    disebut meatus superior. (*allenger 66, )hingra PL, 2007 +ilger P8,7".

    Gam$ar Anatomi Hi#ung Dalam

    "' Septum nasi

    'eptum membagi ka#um nasi menjadi dua ruang kanan dan kiri. *agian

    posterior dibentuk oleh lamina perpendikularis os etmoid, bagian anterior oleh

    kartilago septum (kuadrilateral" , premaksila dan kolumela membranosa bagian

    posterior dan inerior oleh os #omer, krista maksila , Krista palatine serta krista

    senoid. (*allenger 66, )hingra PL, 2007".

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    4/24

    (' Ka)um nasi

    Ka#um nasi terdiri dari

    a' Dasar %i#ung

    )asar hidung dibentuk oleh prosesus palatine os maksila dan prosesus

    hori9ontal os palatum. . (*allenger 66,".

    $' Atap %i#ung

    8tap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inerior, os nasal,

    prosesus rontalis os maksila, korpus os etmoid, dan korpus os sphenoid.

    'ebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui

    oleh ilament$ilamen n.olaktorius yang berasal dari permukaan ba-ah

    bulbus olaktorius berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan

    permukaan kranial konka superior. . (*allenger 66,".

    &' Din#ing Lateral

    )inding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus rontalis os

    maksila, os lakrimalis, konka superior dan konka media yang merupakan

    bagian dari os etmoid, konka inerior, lamina perpendikularis os platinum

    dan lamina pterigoideus medial. . (*allenger 66,".

    #' Kon*a

    Fosa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh tiga buah konka !elah

    antara konka inerior dengan dasar hidung disebut meatus inerior !elah

    antara konka media dan inerior disebut meatus media, dan di sebelah

    atas konka media disebut meatus superior. Kadang$kadang didapatkan

    konka keempat (konka suprema" yang teratas. Konka suprema, konka

    superior, dan konka media berasal dari massa lateralis os etmoid,

    sedangkan konka inerior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada

    maksila bagian superior dan palatum. (*allenger 66,".

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    5/24

    +' ,eatus superior

    :eatus superior atau isura etmoid merupakan suatu !elah yang sempit

    antara septum dan massa lateral os etmoid di atas konka media. Kelompok sel$sel

    etmoid posterior bermuara di sentral meatus superior melalui satu atau beberapa

    ostium yang besarnya ber#ariasi. )i atas belakang konka superior dan di depan

    korpus os senoid terdapat resesus seno$etmoidal, tempat bermuaranya sinus

    senoid. (*allenger 66,".

    -' ,eatus me#ia

    :erupakan salah satu !elah yang penting yang merupakan !elah yang lebih

    luas dibandingkan dengan meatus superior. )i sini terdapat muara sinus maksila,

    sinus rontal dan bahagian anterior sinus etmoid. )i balik bagian anterior konka

    media yang letaknya menggantung, pada dinding lateral terdapat !elah yang

    berbentuk bulan sabit yang dikenal sebagai inundibulum. 8da suatu muara atau

    isura yang berbentuk bulan sabit yang menghubungkan meatus medius dengan

    inundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris. )inding inerior dan medial

    inundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk seperti la!i dan dikenal

    sebagai prosesus unsinatus. )i atas inundibulum ada penonjolan hemiser yaitu

    bula etmoid yang dibentuk oleh salah satu sel etmoid. ;stium sinus rontal,

    antrum maksila, dan sel$sel etmoid anterior biasanya bermuara di inundibulum.

    'inus rontal dan sel$sel etmoid anterior biasanya bermuara di bagian anterior

    atas, dan sinus maksila bermuara di posterior muara sinus rontal. 8dakalanya sel$

    sel etmoid dan kadang$kadang duktus nasorontal mempunyai ostium tersendiri di

    depan inundibulum. (*allenger 66, )hingra PL, 2007"

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    6/24

    ' ,eatus In/erior

    :eatus inerior adalah yang terbesar di antara ketiga meatus, mempunyai

    muara duktus nasolakrimalis yang terdapat kira$kira antara / sampai /,1 !m di

    belakang batas posterior nostril. (*allenger 66, )hingra PL, 2007".

    0' Nares

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    7/24

    gambaran K;: terlihat jelas yaitu suatu rongga di antara konka media dan lamina

    papirasea. 'truktur anatomi penting yang membentuk K;: adalah prosesus

    unsinatus, inundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula etmoid, agger nasi dan

    ressus rontal. (

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    8/24

    kemungkinan terjadi keganasan sinonasal jauh lebih besar. 8lkohol, asap rokok, makanan

    yang diasin atau diasap diduga meningkatkan kemungkinan terjadi keganasan, sebaliknya

    buah$buahan dan sayuran mengurangi kemungkinan terjadi keganasan (4oe9in, 2007

    :yers, = )>&rri!o, Pasian, *aratti, ?anelli, 8lon9o, @ilardi, 200".

    Paparan yang terjadi pada pekerja industri kayu, terutama debu kayu keras seperti

    beech dan oak, merupakan aktor resiko utama yang telah diketahui untuk tumor ganas

    sinonasal. Peningkatan resiko (1$10 kali" ini terjadi pada adenokarsinoma dan tumor

    ganas yang berasal dari sinus. &ek paparan ini mulai timbul setelah 0 tahun atau lebih

    sejak pertama kali terpapar dan menetap setelah penghentian paparan. Paparan terhadap

    thorotrast, agen kontras radioakti juga menjadi aktor resiko tambahan (4oe9in, 2007

    :yers, = )hingra, 2007".

    D. Pato/isiologi

    *erbagai jenis tipe tumor berbeda telah dijelaskan terdapat pada rahang atas. 6enis

    histologis yang paling umum adalah karsinima sel skuamosa, me-akili sekitar =0A

    kasus. Lokasi primer tidak selalu mudah untuk ditentukan dengan sejumlah sinus berbeda

    yang se!ara umum terlibat seiring -aktu mun!ulnya pasien. :ayoritas (0A" tumor

    tampaknya berasal dari antrum, /0A mun!ul dalam rongga hidung, dan sisa 0A mun!ul

    dari etmoid. Tumor primer rontal dan senoid sangat jarang. Limadenopati ser#ikal

    teraba mun!ul pada sekitar 1A pasien pada presentasi. @ambaran ke!il ini disebabkan

    drainase limatik sinus paranasal ke nodus retroaring dan dari sana ke rantai ser#ikal

    dalam ba-ah. 'ebagai akibat nya, nodus yang terlibat dia-al tidak mudah dipalpasi di

    bagian leher manapun.

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    9/24

    E. ,ani/estasi Klinis

    Tumor nasal dan sinus paranasal dalam keadaan tertentu tidak memberikan gejala

    yang tetap. :ungkin hanya berupa rasa penekanan atau nyeri, atau tidak dijumpai rasa

    nyeri. 'umbatan nasal satu sisi dapat diduga suatu tumor sampai dapat dibuktikan dengan

    pemeriksaan$pemeriksaan penunjang lain. 'ekret dapat en!er, serosanguinosa atau

    purulen. :ungkin ditemukan parastesia, anestesia atau paralisis sara$sara otak.

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    10/24

    setelah pengobatan pada lokasi primer. 6umlah ini berkurang hingga A pada pasien

    yang mendapat terapi radiasi pada leher (*ailey, 200".

    @ejala dini tidak khas, pada stadium lanjut tergantung asal tumor dan arah

    perluasannya.

    @ejala hidung

    ". *untu hidung unilateral dan progresi.

    (. *untu bilateral bila terjadi pendesakan ke sisi lainnya.

    +. 'kret hidung ber#ariasi, purulen dan berbau bila ada ineksi.

    -. 'ekret yang ter!ampur darah atau adanya epistaksis menunjukkan kemungkinan

    keganasan.

    . 4asa nyeri di sekitar hidung dapat diakibatkan oleh gangguan #entilasi sinus,

    sedangkan rasa nyeri terus$menerus dan progresi umumnya akibat iniltrasi tumor

    ganas.

    @ejala lainnya dapat timbul bila sinus paranasal juga terserang tumor seperti

    ". Pembengkakan pipi

    (. Pembengkakan palatum durum

    +. @eraham atas goyah, maloklusi gigi

    -. @angguan mata bila tumor mendesak rongga orbita.

    !. Pemeri*saan Penun3ang

    Foto polos sinus paranasal kurang berungsi dalam mendiagnosis dan menentukan

    parluasan tumor ke!uali pada tumor tulang seprti osteoma. Tetapi oto polos teetap

    berungsi sebagai diagnosis a-al, terutama jika ada erosi tulang dan perselubungan padat

    unilateral, harus di!urigai keganansan dan buatlah tomogram atau 5T s!an. 5T s!an

    merupakan sarana terbaik karenalebihjelas memperlihatkan perluasan tumor dan destruksi

    tulang. :4B atau magneti! resonan!e imaging dapat membedakan jaringan tumor dari

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    11/24

    jaringan normaltetapi kurang begitu baik dalam memperlihatkan destruksi tulang.Foho

    polos paru diperlukan untuk melihat adanya metastase tumor di paru.

    G. Penatala*sanaan

    ". Pem$e#a%an

    a. Drainage/Debridement

    Drainage adekuat (seperti nasoantral window) seharusnya dibuka pada

    pasien dengan sinusitis sekunder dan pada pasien yang mendapat terapi radiasi

    sebagai pengobatan primer (*ailey, 200".

    $. Resection

    Surgical resection selalu direkomendasikan dengan tujuan kurati.Palliative

    excision dipertimbangkan untuk mengurangi nyeri yang parah, untuk dekompresi

    !epat dari struktur$struktur #ital, atau untuk debulking lesi massi, atau untuk

    membebaskan penderita dari rasa malu. Pembedahan merupakan penatalaksanaan

    tunggal untuk tumor maligna traktus sinonasal dengan angka ketahanan hidup 1

    tahun sebesar A hingga =A (*ailey, 200".

    )engan kemajuan$kemajuan terbaru dalam preoperative imaging,

    intraoperative image-guidance system, endoscopic instrumentation dan material

    untuk hemostasis, teknik sinonasal untuk mengangkat tumor nasal dan sinus

    paranasal mungkin merupakan alternati yang dapat dilakukan untuk traditional

    open technique Pendekatan endoskopik dapat dipakai untuk melihat tumor dalam

    rongga nasal, etmoid, senoid, medial rontal dan sinus maksilaris medial. !ro"en

    section harus digunakan untuk melihat batas bebas tumor (*ailey, 200 ?inrei!h,

    200

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    12/24

    (. Re%a$ilitasi

    Tujuan utama rehabilitasi post operasi adalah penyembuhan luka primer,

    memelihara atau rekonstruksi bentuk -ajah dan pemulihan oronasal yang terpisah

    kemudian memperlan!ar proses bi!ara dan menelan. 4ehabilitasi setelah reseksi

    pembedahan dapat di!apai dengan dental prosthesis atau reconstructive flap seperti

    lap otot temporalis dengan atau tanpa inklusi tulang kranial, pedicled atau

    microvascular free myocutaneous dan cutaneous flap (*ailey, 200".

    +. Terapi Ra#iasi

    4adiasi digunakan sebagai metode tunggal untuk membantu pembedahan atau

    sebagai terapi paliati. 4adiasi post operasi dapat mengontrol se!ara lokal tetapi tidak

    menyebabkan kelangsungan hidup spesiik atau absolut. 'el$sel tumor yang sedikit

    dapat dibunuh, pinggir tumor non radiasi dapat dibatasi sepanjang pembedahan dan

    penyembuhan luka post operasi lebih dapat diperkirakan (*ailey, 200".

    -. Kemoterapi

    Peran kemoterapi untuk pengobatan tumor traktus sinonasal biasanya paliati,

    penggunaan eek cytoreductive untuk mengurangi rasa nyeri dan penyumbatan, atau

    untuk menge!ilkan lesi eksternal massi. Penggunaan !isplatin intrarterial dosis

    tinggi dapat digunakan se!ara bersamaan dengan radiasi pada pasien dengan

    karsinoma sinus paranasal. 8ngka ketahanan hidup 1 tahun sebesar 1/A. Pasien yang

    menunjukkan resiko pembedahan yang buruk dan yang menolak untuk dilakukan

    operasi dipertimbangkan untuk mendapatkan kombinasi radiasi dan kemoterapi

    (*ailey, 200".

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    13/24

    II. Konsep Asu%an Kepera4atan

    A. Peng*a3ian

    a. Ri4a5at *epera4atan #an peng*a3ian /isi*

    @ejala$gejala khas tergantung ukuran tumor, keganasan dan stadium penyakit antara

    lain

    @ejala hidung

    $ *untu hidung unilateral dan progresi

    $ *untu bilateral bila terjadi pendesakan ke sisi lainnya.

    $ 'kret hidung ber#ariasi, purulen dan berbau bila ada ineksi.

    $ 'ekret yang ber!ampur darah atau adanya apistaksis menunjukkan

    kemungkinan keganasan.

    $ 4asa nyeri di sekitar hidung dapat di akibatkan oleh gangguan #entilasi sinus,

    sedangkan rasa nyeri yang terus$menerus dan progresi pada umumnya akibat

    iniltrasi tumor ganas.

    @ejala lainnya dapat timbul bila sinus paranasal juga terserang tumor antara lain

    $ Pembengkakan pipi

    $ Pembengkakan platum durum

    $ @eraham atas goyah, maloklusi gigi

    $ @angguan mata bila tumor mendesak orbita

    Pada tumor ganas didapati gejala sistemik

    $ Penurunan berat badan lebih dari 0A

    $ KelelahanCmalaise umum

    $

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    14/24

    $ Palpasi, teraba tumor dan pembesaran kelenjar leher.

    $. Peng*a3ian #iagnosti&

    6 4inoskopi anterior untuk menilai tumor dalam rongga hidung.

    6 4inoskopi posterior untuk melihat ekstensi ke nasoaring.

    6 Foto sinar D

    %8T&4 (untuk melihat perluasan tumor di daalam sinus maksilaris

    dan sinus rontal".

    Tengkorang lateral (untuk melihat ekstensi ke osa kranii

    anteriorCmedial".

    4+&??& (untuk melihat oramen optikum dan dinding orbita".

    5T s!an (bila diperlukan dan asilitas tersedia".

    6 *iopsi

    *iopsi dengan orsep (*lakesley" dilakukan pada tumor yang tampak.

    Tumor dalam sinus maksilaris dibiopsi dengan pungsi melalui meatus

    nasi inerior, bila perlu dapat dilakukan biopsi denganpendekatan

    5al-ell$Lu!. Tumor yang tidak mungkinCsulit dibiopsi langsung

    dilakukan oprasi. Entuk ke!urigaan terdapat keganasan bila perlu

    dilakukan potong beku untuk diperiksa lebih lanjut.

    . Diagnosa Kepera4atan

    :enurut )oenges tahun 2000

    . Ke!emasan bCd krisis situasi (keganasan", an!aman perubahan status kesehatan$sosial$

    ekonomik, perubahan ungsi$peran, perubahan interaksi sosial, an!aman kematian,

    perpisahan dari keluarga.

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    15/24

    2. @angguan harga diri bCd kelainan bentuk bagian tubuh akibat keganasan, eek$eek

    radioterapiCkemoterapi.

    /.

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    16/24

    B

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    17/24

    2. @angguan harga diri bCd kelainan bentuk bagian tubuh akibat keganasan, eek$eek

    radioterapiCkemoterapi.

    B

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    18/24

    berdaya, penolakan terapi dan

    perasaan tidak berharga yang

    menunjukkan gangguan harga diri

    klien.

    :enilai perkembangan masalah klien.

    /.

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    19/24

    . Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bCd peningkatan status metabolik

    akibat keganasan, eek radioterapiCkemoterapi dan distres emosional.

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    20/24

    B

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    21/24

    1. 4isiko ineksi bCd ketidak$adekuatan pertahanan sekunder dan eek imunosupresi

    radioterapiCkemoterapi

    B

  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    22/24

    DA!TAR PUSTAKA

    8dams at al (200",#uku $%ar Penyakit &'&, &d. , &@5, 6akarta

    5arpenito (2000",Diagnosa (eperawatan-$plikasi pada Praktik (linis, &d. , &@5, 6akarta

    )oenges at al (2000",encana $suhan (eperawatan, &d./, &@5, 6akarta

    Tim 4'E) )r. 'oetomo (200",Pedoman Diagnosis dan &erapi *lmu Penyakit &'&,4'E)

    )r. 'oetomo, 'urabaya.

    Pri!e 3 %ilson (2001", Patofisologi-(onsep (linis Proses-Proses Penyakit, &d., &@5,

    6akarta

    httpCCrepository.usu.a!.idCbitstreamC2/17=C217CC5hapterA20BB.pd, diunduh pada

    tanggal 7 8pril 20

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24571/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24571/4/Chapter%20II.pdf
  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    23/24

    httpCCrepository.usu.a!.idCbitstreamC2/17=C21=1CC5hapterA20BB.pd, diunduh pada

    tanggal = 8pril 20

    LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

    DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA SINONASAL

    OLEH

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25985/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25985/4/Chapter%20II.pdf
  • 7/25/2019 231947785 LP CA Sinonasal Dahlia 5 Docx

    24/24

    I MADE WIADNYANA PUTRA

    NIM. 13.1.089

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    POLITEKNIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN MALANG

    TAHUN AKADEMIK 2015/201