23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

30
BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV) (COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP) YANG TIDAK DIUMUMKAN DALAM BERITA NEGARA MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG A. Pengaturan Hukum Perseroan Komanditer (CV) Pasal 19 KUHD dinyatakan bahwa Commanditaire Venootschap adalah Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau melepas uang disebut juga Perseroan Komanditer (CV), didirikan antara satu orang atau antara beberapa orang pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang. Pihak yang memberi pinjam uang dikenal juga dengan mitra diam/komanditer. Kehadiran mitra diam merupakan ciri utama dari Commanditaire Vennootschap atau permitraan terbatas. 44 Perkataan komanditer berasal dari perkataan commandere yang berarti mempercayakan, jadi Perseroan Komanditer (CV) adalah perseroan atas dasar kepercayaan. 45 M. Manullang menyebut terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan istilah "perseroan", berbeda dengan literatur yang lain dengan menyebut istilah "perseroan" 4 . Dalam bentuk perusahaan seperti ini seseorang atau beberapa orang mempercayakan uang atau barang kepada seseorang yang menjalankan perusahaan. Orang yang menjalankan perusahaan inilah yang bertanggung jawab sepenuhnya, yang sering disebut sekutu pemelihara atau sekutu komplementer, 44 IG Rai Widjaja, Hukum Perusahaan, Jakarta: Kesaint Blanc, 2005, Hal.51. 45 M. Manullang, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Ghalia Indonesia, 1980, hal. 37 23 Universitas Sumatera Utara

Transcript of 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

Page 1: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

23

BAB II

KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV)(COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP) YANG TIDAK DIUMUMKANDALAM BERITA NEGARA MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG

HUKUM DAGANG

A. Pengaturan Hukum Perseroan Komanditer (CV)

Pasal 19 KUHD dinyatakan bahwa Commanditaire Venootschap adalah

Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau melepas uang

disebut juga Perseroan Komanditer (CV), didirikan antara satu orang atau antara

beberapa orang pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk

keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang. Pihak

yang memberi pinjam uang dikenal juga dengan mitra diam/komanditer.

Kehadiran mitra diam merupakan ciri utama dari Commanditaire Vennootschap

atau permitraan terbatas.44

Perkataan komanditer berasal dari perkataan commandere yang berarti

mempercayakan, jadi Perseroan Komanditer (CV) adalah perseroan atas dasar

kepercayaan.45 M. Manullang menyebut terjemahan dalam bahasa Indonesia

dengan istilah "perseroan", berbeda dengan literatur yang lain dengan menyebut

istilah "perseroan"4. Dalam bentuk perusahaan seperti ini seseorang atau beberapa

orang mempercayakan uang atau barang kepada seseorang yang menjalankan

perusahaan. Orang yang menjalankan perusahaan inilah yang bertanggung jawab

sepenuhnya, yang sering disebut sekutu pemelihara atau sekutu komplementer,

44 IG Rai Widjaja, Hukum Perusahaan, Jakarta: Kesaint Blanc, 2005, Hal.51.45 M. Manullang, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Ghalia Indonesia, 1980, hal. 37

23

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

24

sedangkan orang atau sekutu yang mempercayakan modal lazim disebut sekutu

komanditer.

Apabila diperhatikan kata ”perseroan”, berasal dari kata ”sero” yang

artinya saham atau andil, sehingga perusahaan yang mengeluarkan saham atau

sero disebut perseroan, yang sedangkan memiliki sero dinamakan "pesero" atau

lebih dikenal dengan sebutan pemegang saham. Kemudian, tentu dipertanyakan,

bagaimana halnya dengan perusahaan yang tidak mengeluarkan sero (saham)?

Ternyata, perusahaan tersebut juga disebut perseroan.

Perseroan Komanditer (CV) adalah suatu perseroan yang menurut

ketentuan Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) adalah :

Ayat 1 "Perseroan secara melepas uang yang juga dinamakan Perseroan

Komanditer (CV), didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang secara

tanggung menanggung, bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu dan

satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain".

Ayat 2 "Dengan demikian bisalah terjadi, suatu perseroan itu pada suatu ketika

yang sama merupakan perseroan firma terhadap para sekutu firma didalamnya dan

merupakan Perseroan Komanditer (CV) terhadap si pelepas uang".

Jadi, Perseroan Komanditer (CV) itu mempunyai dua macam sekutu, yaitu

sekutu kerja dan sekutu tidak kerja (stille vennoot). Sekutu kerja atau sekutu

komplementer adalah sekutu yang menjadi pengurus persekutuan, sedangkan

sekutu tidak kerja atau sekutu komanditer tidak mengurus persekutuan. Baik

sekutu kerja maupun sekutu tidak kerja masing-masing memberikan

pemasukannya, yang berwujud uang, barang atau tenaga (fisik atau pikiran) atas

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

25

dasar pembiayaan bersama, artinya untung rugi dipikul bersama antara sekutu

kerja dan sekutu komanditer, meskipun tanggung jawab sekutu komanditer

terbatas pada modal yang disanggupkan untuk dimasukkan. Prof.Soekardono46

menamakan sekutu kerja itu sekutu komplementer, sedangkan sekutu yang tidak

kerja disebut sekutu komanditer.47

Bahwa Perseroan Komanditer (CV) itu mempunyai dua macam sekutu, yaitu

sekutu kerja (sekutu komplementer) dan sekutu komanditer. Adapun perbedaan kedua

sekutu itu adalah sebagai berikut :

a. Sekutu komanditer wajib menyerahkan uang, benda atau tenaga kepada persekutuan

sebagai yang telah disanggupkan dan berhak menerima keuntungan dari persekutuan.

Tanggung jawab sekutu komanditer terbatas pada jumlah pemasukan yang telah

disanggupkan untuk disetor. Sekutu komanditer tidak boleh mencampuri tugas

sekutu kerja (komplementer), yaitu pengurusan persekutuan (Pasal 20

KUHD). Bila larangan ini dilanggar, maka Pasal 21 KUHD memperluas

tangung jawabnya sekutu komanditer sama dengan tanggung jawab sekutu

kerja (komplementer), yaitu tangung jawab secara pribadi untuk keseluruhan

(Pasal 18 KUHD).

b. Sekutu kerja berhak memasukkan modal ke dalam persekutuan, bertugas

mengurus persekutuan dan bertanggung jawab seca| pribadi untuk

keseluruhan. Bila sekutu kerja lebih dari seorang harus ditegaskan apakah di

antara mereka ada yang dilarang berarti tidak keluar (Pasal 17 KUHD).

46 Soekardono, Hukum Dagang Indonesia, I, Bagian II, cet. 3, hal. 101.47 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 2 Bentuk-Bentuk

Perusahaan, Jakarta : Djambatan, 2007, hal.74-75.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

26

Meskipun sekutu tersebut tidak berhak bertindak keluar, tetapi tanggung

jawabnya tetap sebagai yang ditetapkan dalam Pasal 18 KUHD.48

Pengaturan CV ini berada di dalam pengaturan masalah firma sebab pada

dasarnya CV juga merupakan firma dengan bentuk khusus, dimana

kekhususannya terletak pada adanya sekutu komanditer yang pada firma tidak

ada. Pada firma hanya ada sekutu kerja atau firmant, sedangkan pada CV, kecuali

Ketentuan pasal 19 kitab KUHD tersebut memperlihatkan bahwa dalam suatu

Perseroan Komanditer (CV) terdapat perseroan firma. Rumusan pasal 19 ayat (2)

KUHD memperlihatkan bahwa Perseroan Komanditer (CV) adalah :

1. Suatu perseroan firma dalam hubungan eksternalnya dengan pihak ketiga.

2. Merupakan suatu Perseroan Komanditer (CV) dalam hubungan internalnya.

Menurut pandangan klasik, Burgelyke Maatschap atau lebih popular

disebut Maatschap merupakan bentuk genus (umum) dari Persekutuan Firma

(VoF) dan Perseroan Komanditer (CV). Bahkan menurut pandangan klasik,

Maatschap tersebut mulanya merupakan bentuk genus pula dari Perseroan

Terbatas (PT). Hanya saja, karena saat ini tentang PT sudah jauh berkembang,

maka ada pendapat yang mengatakan PT bukan lagi termasuk bentuk spesies

(khusus) dari Maatschap. Bila Firma dan CV sebagai bentuk Maatschap, maka ia

akan mengandung pula karakteristik-karakteristik dari Maatschap, sepanjang

tidak diatur secara khusus dan menyimpang dalam KUHD. Jelasnya, apa yang

diatur dalam KUHPerdata mengenai Maatschap berlaku pula terhadap Firma dan

Perseroan Komanditer (CV). Keadaan ini terbaca dalam Pasal 15 KUHD, yang

48 Ibid, hal. 75-76.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

27

menyatakan bahwa persekutuan-persekutuan yang disebut dalam Buku I, Bab III,

Bagian I KUHD, diatur oleh perjanjian-perjanjian antara para pihak dan oleh

KUHPerdata. Sebenarnya, apa yang diatur dalam Pasal 15 KUHD sejalan dengan

apa yang diatur dalam Pasal 1 KUHD. Sebab KUHD itu sendiri merupakan

spesies dari KUHPerdata yang merupakan genusnya.

Dalam kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan bukanlah istilah

tunggal, karena ada istilah pendampingnya yaitu perseroan dan perserikatan.

Ketiga istilah ini sering digunakan untuk menerjemahkan istilah Belanda

"maatschap" dan "vennootschap". Moat maupun vennoot dalam bahasa aslinya

(Belanda) berarti kawan atau sekutu.49

Maatschap termasuk salah satu jenis permitraan (partnership) yang

dikenal dalam Hukum Perusahaan di Indonesia, di samping bentuk lainnya,

seperti Vennootschap Onder Firma (Fa) dan Commanditaire Vennooschap (CV).

Maatschap merupakan bentuk usaha yang biasa dipergunakan oleh para

Konsultan, Notaris, Dokter, Arsitek, dan profesi-profesi sejenis lainnya.50

Sebuah Perseroan Komanditer (CV) merupakan suatu perseroan dibawah

Firma (para anggotanya bertanggung jawab secara berenteng) ditambah dengan

anggota-anggota sebagai pelepas uang (geldschieters), sehingga ketentuan-

ketentuan mengenai Firma harus digabungkan dengan ketentuan-ketentuan

mengenai Perseoran Komanditer.51

Mengenai istilah geldschieters dalam Pasal 19 KUHD terdapat terjemahan

yang berbeda beda, yakni : Subekti menerjemahkan dengan istilah "pelepas uang",

49 Mulhadi, op.cit, hal. 34-35.50 Ibid, hal. 37.51 R.Soerjatin, Hukum Dagang I dan II. Pradnya Paramita, Jakarta, 1987, hal. 37.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

28

Tirtaamidjaya menerjemahkannya dengan istilah "seorang yang mempercayakan

uang"52.

Seperti diketahui tentang Firma dan CV dalam KUHD diatur dari Pasal 5

sampai dengan Pasal 35, atau dengan kata lain sekedar terdiri dari 20 (dua puluh)

pasal. Akan tetapi jangan dikira bahwa Firma dan CV itu semata-mata dan

terbatas diatur dengan 20 (dua puluh) pasal tersebut. Jelasnya segala apa yang

diatur dalam KUH Perdata mengenai Maatschap berlaku pula terhadap Firma dan

Perseroan Komanditer (CV).

Sebaliknya dalam Perseroan Komanditer (CV) ada 2 (dua) kelompok

sekutu, yaitu :

1. Ada sekutu yang dinamakan sebagai "sekutu komplementer" atau dinamakan

juga "sekutu kerja" atau "sekutu aktif" yang bertanggung jawab penuh sampai

kepada harta kekayaan pribadi.

2. Ada kelompok sekutu yang dinamakan sebagai "sekutu komanditer" atau

"sekutu diam" atau "sekutu pasif" yang hanya bertanggung jawab tidak lebih

dari bagiannya dalam perseroan.

Karena Perseroan Komanditer (CV) dasar hukumnya ialah Maatschap,

maka dalam hal kerjasama, baik pesero komplementer maupun pesero komanditer

berkewajiban untuk memasukkan modal dalam perseroan. Modal yang

dikumpulkan itu khusus disediakan untuk mengejar tercapainya tujuan perseroan,

jadi modal perseroan itu dijadikan objek tuntutan dari pihak-pihak ketiga yang

mengadakan hubungan dengan perseroan.

52 C.S.T, Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, 1985, hal. 16.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

29

Meskipun tempat pengaturan perseroan komanditer ini terletak di

antara pengaturan firma, antara kedua perseroan ini mempunyai beberapa

perbedaan. Perbedaannya tersebut adalah sebagai berikut :

a. Syarat pembentukan dan pendirian firma diatur dalam KUHD, sedangkan

syarat pembentukan dan pendirian Perseroan Komanditer (CV) tidak diatur

secara jelas.

b. Dalam Perseroan Komanditer (CV), dikenal ada dua jenis sekutu yang

masing-masing berbeda fungsi, tugas dan tanggung jawabnya, sedangkan

firma hanya mempunyai satu macam sekutu.

c. Tanggung jawab sekutu dalam firma adalah tanggung jawab pribadi untuk

keseluruhan. Sementara itu, untuk Perseroan Komanditer (CV) tergantung dari

siapa sekutunya. Untuk sekutu komplementer tanggung jawabnya adalah

pribadi untuk keseluruhan, sedangkan sekutu komanditer tanggung jawabnya

terbatas pada modal yang dimasukkannya dalam perseroan.

d. Pailitnya suatu firma mengakibatkan juga semua sekutu, dinyatakan pailit,

sedangkan pailitnya Perseroan Komanditer (CV) hanya mengakibatkan sekutu

komplementer ikut dinyatakan pailit, sedangkan sekutu komanditer tidak.

Secara umum, Perseroan Komanditer (CV) adalah bahagian dari Firma,

karena Perseroan Komanditer (CV) lahir dan merupakan pengembangan yang

lebih sempurna dari Firma. Namun demikian, sedikitnya terdapat lima perbedaan

yang dapat diidentifikasi antara Perseroan Komanditer (CV) dan Firma

sebagaimana ditunjukkan oleh matrik dibawah ini:53

53 Mulhadi, op.cit, hal. 67-68.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

30

Perbedaan Comanditer Vennootschap dan Vennootschap Onder Firma

NO FIRMA NO Perseroan Komanditer (CV)

1 Tidak ada perbedaankedudukan diantara para sekutu

1 Ada perbedaan kedudukan di antarapara sekutu

2 Semua sekutu memiliki hakdan tanggung jawab yang sama

2 Para sekutu memiliki hak dantanggung jawab berbeda

3 Jumlah inbreg di antara sukusama

3 Jumlah inbreng di antara sekututidak sama

4 Semua sekutu Firmaadalah pengurus Firma,tetapi boleh ditunjuk satuatau lebih sekutu tertentudalam akta pendirian

4 Pengurus CV mutlak dan sekutukomplementer

5 Walaupun pada dasarnyasekutu pengurus bias mewakiliFirma keluar, tetapi bolehditetapkan secara tegas satu ataulebih sekutu yang bolehmelakukan perbuatanhukum dengan pihak ketiga(pemegang kuasa)

5 Hanya pengurus atau sekutukomplementer yang berwenangmelakukan perbuatan hukum keluardengan pihak ketiga tanpa suratkuasa

Keunggulan Perseroan Komanditer (CV)

Perseroan Komanditer (CV) memiliki keunggulan sebagai berikut :

1. Kemampuan manajemen yang lebih besar

2. Proses pendiriannya relatif mudah

3. Modal yang dikumpulkan dapat lebih besar

Kelemahan Perseroan Komanditer (CV)

Selain memiliki keunggulan, Perseroan Komanditer (CV) memiliki beberapa

kelemahan, antara lain :

Universitas Sumatera Utara

Page 9: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

31

1. Sebagai sekutu yang menjadi persero aktif memiliki tanggung jawab tidak

terbatas.

2. Sulit untuk menarik modal kembali

3. Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu

Namun, jika kita mengupas tentang Firma dan Perseroan Komanditer

(CV), kita perlu mempelajari ketentuan-ketentuan tentang Maatschap

sebagaimana diatur dalam Bab VII Bagian Satu Buku III KUHPerdata. Menurut

pandangan klasik, Maatschap ini merupakan bentuk genus (umum) dari Firma dan

Perseroan Komanditer (CV). Bahkan pula dari Perseroan Terbatas (PT). Hanya

saja, karena tentang PT itu sudah jauh berkembang, maka sekarang tidak dapat

lagi dimasukkan sebagai bentuk spiesies dari Maatschap maka ia akan

mengandung pula karakteristik-karakteristik dari Maatschap, sepanjang tidak

diatur secara khusus dan menyimpang dalam KUHD. Seperti diketahui tentang

Firma dan Perseroan Komanditer (CV), dalam KUHD diatur dari Pasal 15 sampai

dengan Pasal 35, atau dengan kata lain sekedar terdiri dari 20 (dua puluh) pasal.

Akan tetapi jangan dikira bahwa Firma dan Perseroan Komanditer (CV) itu

semata-mata dan terbatas diatur dengan 20 (dua puluh) pasal tersebut. Jelasnya

segalah apa yang diatur dalam KUHPerdata mengenai Maatschap, berlaku pula

terhadap Firma dan Perseroan Komanditer (CV). Keadaan ini terbaca dalam Pasal

15 KUHD, yang menyatakan bahwa perseroan-perseroan yang disebut dalam Bab

III, Bahagian Satu Buku I KUHD, diatur oleh perjanjian-perjanjian antara para

pihak dan oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sebenarnya, apa yang

diatur dalam Pasal 15 KUHD sejalan dengan apa yang diatur dalam pasal 1

Universitas Sumatera Utara

Page 10: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

32

KUHD. Sebab KUHD itu sendiri merupakan spesies dari KUHPerdata yang

merupakan genusnya. Karena itulah, menurut Pasal 1 KUHD dalam kita

memperlakukan KUHD berlaku pula Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,

sekedar tidak secara khusus dan menyimpang dalam KUHD.

Pasal 19 ayat (2) KUHD menyatakan, "Suatu perseroan dapat juga ada

waktu yang sama berwujud perseroan dengan firma terhadap sekutu-sekutu yang

memakai nama bersama dan perseroan secara peminjaman uang bagi si

peminjamkan uang". Pasal ini mengatur manakala dalam Perseroan Komanditer

(CV) ada lebih dari seorang sekutu kerja. Maka dalam hal ini hubungan diantara

para sekutu kerja yang ada adalah hubungan firma. Artinya, para sekutu kerja itu 1

(satu) terhadap yang lain diantara sesama sekutu kerja bertanggung jawab

tanggung menanggung renteng sebagaimana Pasal 18 KUHD54.

Pendapat umum di Indonesia berlaku ketentuan bahwa Persekutuan Firma

belum dikategorikan sebagai badan hukum. Ada beberapa syarat atau unsur

materil agar suatu badan dapat dinamakan badan hukum, seperti berikut ini.

a. Adanya harta kekayaan (hak-hak) dengan tujuan tertentu, terpisah dari

kekayaan para sekutu badan itu.

b. Ada kepentingan yang menjadi tujuan adalah kepentingan bersama yang

bersifat stabil, yakni dalam rangka mencari laba atau keuntungan.

c. Adanya beberapa orang sebagai pengurus dari badan itu.

Berdasarkan beberapa syarat atau unsur materil di atas, sebenarnya

Persekutuan Firma sudah layak menjadi badan hukum, tetapi belum memenuhi

54 Rudi Prasetya, op.cit, hal. 4.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

33

syarat atau unsur formil, maka Persekutuan Firma belum bisa dikatakan sebagai

badan hukum. Unsur formil yang dimaksud adalah pengakuan undang-undang,

pengesahan dari Pemerintah (Menteri Kehakiman, sekarang Menteri Hukum dan

HAM), dan pengakuan atau pernyataan dalam yurisprudensi yang mengakui

Persekutuan Firma sebagai badan hukum. Bila syarat atau unsur formil ini

dipenuhi maka Persekutuan Firma baru dapat disebut sebagai badan hukum.55

Badan usaha adalah organisasi usaha yang didirikan oleh lebih dari satu

individu melaksanakan tujuan usaha yaitu meraih keuntungan56. Pada dasarnya

bila ditinjau dari sudut status yuridisnya, maka badan usaha itu dapat dibedakan

atas57:

1. Badan usaha yang termasuk badan hukum, dan

2. Badan usaha yang bukan badan hukum.

Pembedaan dua jenis dalam badan usaha diatas didasarkan atas tanggung

jawab para pihak yang terlibat dalam badan usaha tersebut. Jika dalam badan

usaha yang berbadan hukum maka tanggung jawab para pihak telah terbatas

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur jenis badan hukum

tersebut. Jika dalam badan usaha yang belum berbadan hukum maka tanggung

jawab para pihak bertanggung jawab secara pribadi sesuai aturan badan usaha

tersebut.

Yang acapkali dipertanyakan Maatschap, Firma dan atau Perseroan

Komanditer (CV) itu adalah badan hukum ? Sebagaimana diketahui, menurut

55 Mulhadi, op.cit, hal. 53.56 H.M.N.Purwosutjipto. op.cit, hal. 23.57 Chaidir Ali, Badan Hukum, Bandung, Alumni 2005, hal. 07-08.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

34

hukum subjek hukum (pendukung dan pengemban hak-hak) dapat dibagi 2 (dua),

yaitu :

1. Dapat berwujud manusia alamiah.

2. Dapat pula berwujud non manusia alamiah, melainkan berwujud suatu badan

yang sekedar merupakan imajinasi dari hukum.

Menurut hukumnya, Perseroan Komanditer (CV) bukanlah badan hukum,

sebagaimana PT. Perkumpulan, dan Yayasan umpamanya dalam sistem common

law partnersip (Firma) dan limited partnership Perseroan Komanditer (CV)58

tidak pula tergolong sebagai badan hukum (it does not have a legal existence

separate and apart from the person associated together to create it). Pandangan

yang mengatakan bahwa Perseroan Komanditer (CV) merupakan badan hukum,

namun sebagai badan hukum masihlah belum sempurna (nonvolledige rechts

person). Apa yang sebenarnya dimaksud tidak lain adalah atas dasar fenomena

bahwa jika timbul tagihan dari pihak ketiga maka terlebih dahulu akan diambilkan

dari harta kekayaan perseroan dan jika harta kekayaan perseroan belum

mencukupi, maka barulah diambilkan dari harta kekayaan pribadi para sekutu.

"Namun, pandangan ini sudah lama ditinggalkan. Yang tepat adalah peraturan di

negara kita di bidang pertanahan. Jika perseroan Firma atau Perseroan Komanditer

(CV) mempunyai hak atas tanah, maka tanah tersebut tidak akan didaftar atas

nama perseroan, tetapi didaftar atas nama pribadi para sekutu untuk bagian tidak

terbagi.59

58 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia-Inggris, An Indonesian-EnglishDictionary, Edisi Ketiga, Third Edition, Gramedia, Jakarta, 1992, hal.303.

59 Rudhi Prasetya, op.cit, hal.6.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

35

Ciri khas daripada badan hukum ialah bahwa dia dapat bertindak sebagai

satu kesatuan subyek hukum dalam lalu lintas hukum. Pendapat umum di

Indonesia perseroan firma itu belum merupakan badan hukum. Adapun syarat-

syarat agar suatu badan dapat dinamakan badan hukum ialah :

(1) Adanya harta kekayaan (hak-hak) dengan tujuan tertentu, terpisah dari

kekayaan pribadi para sekutu badan itu;

(2) Kepentingan yang menjadi tujuan adalah kepentingan bersama yang bersifat

stabil;

(3) Adanya beberapa orang sebagai pengurus dari badan itu.

Saya mengakui bahwa unsur-unsur materiil yang ada dalam perseroan firma

sudah mencukupi untuk menjadi badan hukum, tinggal unsur formil yang belum,

yaitu "Pengesahan dari Pemerintah." Kalau unsur terakhir ini sudah terpenuhi,

maka perseroan firma adalah badan hukum. Kalau perseroan firma sudah menjadi

badan hukum, maka Perseroan Komanditer (CV) pun menjadi badan hukum,

karena Perseroan Komanditer (CV) itu adalah perseroan firma yang salah satu

atau lebih sekutunya adalah sekutu komanditer. Dengan begitu dari jenis

persekutuan tinggal perseroan perdata saja yang bukan badan hukum.60

“Perseroan Komanditer (CV)”61 merupakan salah satu Subjek Hukum

yakni subjek hukum bukan badan hukum. Mengenai Perseroan Komanditer (CV)

termasuk ke dalam Hukum Perusahaan. “Hukum Perusahaan ialah hukum yang

mengatur tentang seluk beluk bentuk perusahaan. Sesuai dengan obyek

60 HMN. Poerwosudjipto, op.cit, hal 66.61 Yan Pramadya Puspa, Kamus Hukum Edisi Lengkap Bahasa Belanda Indonesia,

Inggris, Aneka Ilmu, Semarang, Indonesia, Commanditaire Vennootcshap (Belanda) : PerseroanKomanditer, 1977, hal. 225.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

36

pengaturan, maka Hukum Perusahaan bersumber pada KUHS, KUHD dan

Peraturan Perundangan lainnya.62

Menurut Subekti badan hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang

dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta

memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim.

Rochmat Soemitro mengatakan bahwa badan hukum (rechtspersoon) ialah suatu

badan yang dapat mempunyai harta, hak, serta kewajiban seperti orang pribadi.63

Selanjutnya Wirjono Prodjodikoro mengemukakan pengertian suatu badan

hukum sebagai badan yang disamping manusia perseoran juga dianggap dapat

bertindak dalam hukum dan yang mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban dan

perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain.64

"Kedudukan hukum Perseroan Komanditer (CV) dikenal dalam keadaan

statis, tunduk sepenuhnya dalam Hukum Perdata, demikian pula dalam keadaan

bergeraknya".65 Kedudukan hukum Perseroan Komanditer (CV) dalam keadaan

statis dimaksudkan semua perbuatan dan perhubungan hukum intern Perseroan

Komanditer (CV), seperti antara lain perbuatan hukum pendirian Perseroan

Komanditer (CV) yang dilakukan dihadapan Notaris berdasarkan ketentuan Pasal

22 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, perhubungan hukum intern

Perseroan Komanditer (CV) antara pesero pengurus maupun pesero komanditer.

Kedudukan hukum Perseroan Komanditer (CV) dalam keadaan bergeraknya

62 C.S.T, Kansil, op.cit, hal. 2.63 Rochmat Soemitro, Badan Hukum Perseroan, Bandung : IKAPI, 1997, hal.75.64 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perseroan dan badan Hukum, Jakarta : Sinar Grafika,

2000, hal.37.65 M. Natzir Said, op.cit, hal. 217.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

37

dimaksudkan setiap perbuatan dan perhubungan hukum keluar (extern) dengan

pihak ketiga yang mengikat Perseroan Komanditer (CV).

Menurut Abdul Muis, untuk keikutsertaannya dalam pergaulan hukum,

maka suatu Badan Hukum harus mempunyai syarat-syarat atau karakter yang

telah ditentukan oleh hukum yaitu :

1. Mempunyai organisasi.

2. Mempunyai pengurus. "Penunjukan pengurus dapat dilakukan pada saat

pendirian bersama-sama dengan perjanjian pendirian (gerant statutair) dan

dapat pula dilakukan setelah berdirinya (gerant mandatair)".66 Umumnya

kepengurusan ini terbagi 2 (dua) ialah :

a. Perbuatan beheeren, yakni pengurusan dalam arti yang sempit adalahmenjalankan perbuatan yang lazim dilakukan sehari-hari dalam hubungandengan tujuan badan yang bersangkutan. Dalam teori perbuatanbeheeren itu merupakan wewenang harus menjalankan perbuatansehari-hari.

b. Perbuatan beschikking atau pemilikan atau penguasaan yaitu perbuatan itutidak secara langsung menyangkut bidang usaha yang menjadi tujuan daribadan yang bersangkutan. Dalam teori perbuatan beschikking bukanmerupakan tindakan sehari-hari yang menyangkut tujuan dari suatu badan,tetapi merupakan suatu tindakan insidentil, yang apabila dilakukan harusmemperoleh izin yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang telahditentukan.67

3. Mempunyai tujuan baik komersil maupun non komersil.

4. Mempunyai harta kekayaan terpisah dari harta kekayaan anggota-anggotanya.

5. Mempunyai tanggung jawab terbatas.

Menurut Abdul Muis, Badan Hukum yang tidak sempurna ini terdiri dari :

66 Abdul Muis I. Hukum Persekutuan dan Perseroan, Fakultas Hukum UniversitasSumatera Utara, Medan, 1995, hal. 83.

67 Abdul Muis. (Selanjutnya disingkat Abdul Muis II), Yayasan Sebagai Wadah KegiatanMasyarakat, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 1991, hal. 79.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

38

a. Bila ke-5 syarat-syarat atau karakter dipenuhinya tetapi Undang-Undang tidakmengakuinya dengan tegas sebagai Badan Hukum. Contoh Perseroan Terbatasmenurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

b. Bila ke-5 syarat-syarat atau karakter tidak terpenuhi tetapi Undang-Undangmengakuinya sebagai Badan Hukum. Contoh : Koperasi menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 (mengenai tanggung jawab alternatif yaknianggota dari suatu perusahaan dapat memilih apakah tanggung jawab terbatasatau tanggung jawab tidak terbatas).

Selanjutnya Abdulkadir Muhammad, mengatakan sebagai Badan Hukum

secara keilmuan perseroan memenuhi unsur-unsur Badan Hukum seperti

ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan, yaitu :

1. Organisasi yang teratur.Organisasi yang teratur ini dibuktikan oleh adanya organ perseroan yangterdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Komisaris(Pasal 1 butir (2) UUPT). Keteraturan organisasi perseroan dapat diketahuimelalui ketentuan Undang-Undang Perseroan, Anggaran Dasar perseroan,Anggaran Rumah Tangga perseroan, dan keputusan RUPS.

2. Harta kekayaan sendiri.Perseroan memiliki kekayaan sendiri berupa modal dasar yang terdiri atasseluruh nilai nominal saham (Pasal 24 ayat (1) UUPT), misalnya barang tidakbergerak berupa gedung kantor perseroan dan barang bergerak berupainventaris perseroan.

3. Melakukan hubungan hukum sendiri.Sebagai badan hukum perseroan melakukan sendiri hubungan hukum denganpihak ketiga. Perseroan diwakili oleh pengurus yang disebut Direksi. Menurutketentuan Pasal 82 UUPT Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusanperseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroanbaik di dalam maupun di luar Pengadilan.

4. Mempunyai tujuan sendiri.Sebagai badan hukum yang menjalankan perusahaan, perseroan mempunyaitujuan sendiri. Tujuan tersebut ditentukan dalam Anggaran Dasar perseroan(Pasal 12 butir (b) UUPT). Karena perseroan menjalankan perusahaan, makatujuan utama perseroan adalah mencari keuntungan dan atau laba.68

Perseroan Komanditer memiliki semua unsur-unsur yang disebut diatas,

tetapi apakah sudah memenuhi syarat sebagai sebuah badan hukum, belum tentu.

Molengraff mengatakan;

68 Abdulkadir Muhammad. Hukum Perseroan Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,1996, hal. 8-9.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

39

Berhubung dengan tiada ketentuan dalam undang-undang bahwaPerseroan Komanditer merupakan suatu Badan Hukum terdapatlah ajaran(Leer) tentang harta-kekayaan perseroan yang terpisah (leer van hetafgescheiden vennootschapsvermogen). Dengan demikian maka paraanggota perseroan hanya dapat menuntut pembagian keuntungan selamaberdirinya perseroan itu. Setelah perseroan dibubarkan, para anggotahanya dapat menuntut bagiannya dari sisa yang terdapat setelah dilunasisegala hutang piutang. Dengan demikian pula, maka hanya dapat dituntutbagian keuntungan dan pembayaran sisa tadi untuk hutang piutangnya paraanggota perseroan pribadi.69

Menurut Eggens supaya Perseroan Firma atau perseroan Komanditer

diangkat derajatnya menjadi Badan Hukum, yakni Badan Hukum yang tidak

sempurna (onvolkomen Rechtspersoon), karena pada suatu ketika dikhawatirkan

Firma ada wadahnya tetapi tidak dimanfaatkan atau diberdayakan orang.70

Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 18 KUHD : "Dalam Perseroan

Firma, tiap-tiap pesero bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk

seluruhnya atas segala perikatan dari peseronya". Tanggung jawab renteng yang

dimaksud dalam Pasal 18 KUHD tersebut adalah merupakan harta kekayaan

Perseroan Firma ditambah dengan harta kekayaan pribadi peseronya. Dalam

Perseroan Firma bukan tanggung jawab terbatas tetapi tanggung jawab renteng,

jadi salah satu syarat atau karakter Badan Hukum tidak terpenuhi. Demikian pula

halnya dengan Perseroan Komanditer (CV), karena Firma hampir sama dengan

Perseroan Komanditer (CV).

Apabila ditinjau atau dilihat dari segi struktur hukumnya, bentuk-bentuk

kesatuan kerja sama tersebut dapat digolongkan dalam :

69 R. Soerjatin, op.cit, hal.31.70 op.cit, Penelitian yang dilakukan Abdul Muis dari Universitas Sumatera Utara, Medan,

1999, hal.33.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

40

a. badan usaha dengan status badan hukum

b. badan usaha yang tidak berstatus hukum

Segala sesuatu dengan melihat sifat dari kesatuan kerja sama tersebut.

Atas dasar hal di atas, maka yang sama sekali dianggap bukan badan

hukum adalah bentuk embrional kesatuan kerja sama yang dikenal dengan

sebutan maatschap, suatu persekutuan embrional dari bentuk "firma"

(partnership), sedangkan yang benar-benar merupakan badan hukum karena di

lihat dari sifat kerja samanya sera pemenuhan syarat-syarat ketentuan

perundangan atau yang berdasarkan keputusan peradilan adalah bentuk badan

usaha (enterprise forms) sebagai berikut :

- Perseroan terbatas, suatu limited liability company, yang kini di negeri

Belanda dikenal sebagai public company di samping apa yang disebut sebagai

private company ialah suatu Besloten Vennootschap disingkat BV.

- Badan usaha dengan sebutan "Perkumpulan" dalam arti zedelij-ke lichamen

berdasarkan pasal 526, 1653 dan seterusnya KUH Perdata.

- "Koperasi" sebagai badan hukum asli Indonesia yang dibentuk berdasarkan

ketentuan Undang-undang No. 12/1967

- "Yayasan" sebagai badan hukum Eropa dan “Wakaf” sebagai badan hukum

Indonesia.

- "Maskapai Pertanggungan saling-menjamin" (wederkerig onderlinge

verzekerings-waarborg maatschappij) yang dibentuk berdasarkan pasal 286

KUH Dagang.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

41

Badan usaha yang menurut ketentuan perundangan bukan merupakan badan

hukum adalah badan usaha dengan sebutan :

- "Firma" (perseroan di bawah naungan firma) dan di negeri Belanda dikenal

sebagai "general partnership"

- Firma komanditer (Commanditaire Vennootschap) kini di Negeri Belanda

dikenal sebagai Limited Partnership.71

Jenis-jenis Perseroan Komanditer (CV) terkait dengan hubungan perseroan

dengan pihak ketiga, adapun jenis-jenis perseroan adalah sebagai berikut72 :

a. Perseroan Komanditer (CV) diam-diam

Pihak ketiga mengetahui perseroan ini sebagai firma tetapi mempunyai sekutu

komanditer. Hubungan ke luar menggunakan nama Firma, sedangkan

hubungan ke dalam antar sekutu berlaku hubungan sekutu komplementer dan

sekutu komanditer. Perseroan Komanditer (CV) diam-diam dapat disimpulkan

dari ketentuan pasal 19-21 KUHD. Dengan demikian KUHD tidak melarang

adanya Perseroan Komanditer (CV) diam-diam.

b. Perseroan Komanditer (CV) terang-terangan

Pihak ketiga mengetahui secara terang-terangan bahwa perseroan ini adalah

Perseroan Komanditer (CV). Hal ini dapat diketahui dari penggunaan nama

kantor. Misalnya, CV.Abdi Makmur, sehingga surat keluar dan masuk dalam

KUHD sebab Perseroan Komanditer (CV) pada hakikatnya adalah Firma

dengan kekhususan mempunyai sekutu komanditer. Jadi, ketentuan-ketentuan

71 Achmad Ichsan. Dunia Usaha Indonesia (Segi Hukum, Segi Manajemen,Struktur/Bentuk Hukum, Kebijakan Pemerintah), Jakarta, Pradnya Paramita, Cetakan pertama,1986, hal.90-91.

72 Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung, Citra AdityaBakti, 2000, hal.58-59.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

42

yang berlaku bagi firma dapat diikuti, sedangkan ketentuan mengenai sekutu

komanditer diatur dalam anggaran dasar.

c. Perseroan Komanditer (CV) atas saham

Modal perseroan di bagi atas saham-saham. Perseroan semacam ini tidak diatur

dalam KUHD, tetapi tidak dilarang oleh undang-undang. Pembentukan modal

dengan menerbitkan saham dibolehkan. Perseroan Komanditer (CV) atas

saham merupakan bentuk peralihan dari Perseroan Komanditer (CV) ke

Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV) ternyata lebih mendesak

firma dalam praktik perusahaan di Indonesia. Hal ini mungkin terjadi karena

keadaan yang menghendaki supaya pihak luar yang bukan keluarga atau teman

dekat dapat bergabung dengan perseroan yang masih memerlukan tambahan

modal. Di samping itu, perseroan tidak perlu menggunakan nama bersama.

“Perseroan mengeluarkan saham-saham seperti halnya bagi suatuPerseroan Terbatas, yang mana sebenarnya oleh KUH Perdata dan KUHDtidak mengaturnya khusus untuk Perseroan Komanditer (CV), akan tetapiketentuan undang-undang yang mengatur tentang saham-saham dan buktisaham bagi perseroan terbatas, sehubungan dengan hukum materil secaraanalogi diperlakukan atasnya”.73

Anggota yang terlibat dalam Commanditaire Venootschap terbagi 2 yaitu

Sekutu Aktif sebagai pihak yang mengurus perseroan, sementara Sekutu Pasif

adalah sekutu yang tidak ikut mengurus perseroan. Keanggotaan Commanditaire

Venootschap antara sekutu aktif dan sekutu pasif memiliki beberapa perbedaan

yaitu74 :

73 M. Natzir Said. op.cit, 1987, hal. 222.74 Mariam Darus Badrulzaman, op.cit, hal. 53.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

43

a. Mitra biasa mempunyai hak untuk mengelola Perseroan Komanditer (CV),

sedangkan mitra diam tidak;

b. Mitra biasa secara pribadi bertanggung jawab untuk seluruh utang Perseroan

Komanditer (CV), sedangkan mitra diam hanya bertanggung jawab untuk

transaksi Perseroan Komanditer (CV) sampai sejumlah kontribusinya. Dalam

hal ini mitra diam di analogikan sebagai pemegang saham dalam perseroan

terbatas.

Molengraaff melihat Perseroan Komanditer (CV) sebagai suatu

perkumpulan (Vereeniging) perjanjian kerja sama, dimana satu atau lebih sekutu

mengikatkan diri untuk memasukkan modal tertentu untuk perkiraan bersama oleh

satu atau lebih sekutu lain menjalankan perusahaan niaga (handelsbedriif)75.

Perumusan ini terlalu sederhana sehingga masih kurang mencakup unsur-

unsur yang diperlukan oleh suatu Perseroan Komanditer (CV) seperti

pencerminan adanya sekutu secara tanggung menanggung sepenuhnya

bertanggung jawab bersama, disamping adanya sekutu yang bertanggung jawab

terbatas, sekutu pengurus dan sekutu komanditer serta unsur menjalankan

perusahaan76.

Dalam KUHD sekutu komanditer disebut juga dengan sekutu pelepas uang

(geldschieter). Di antara penulis ada yang tidak setuju dengan penggunaan istilah

"pelepas uang" yang dipersamakan dengan istilah "sekutu komanditer". Menurut

Purwosujipto, pada "pelepas uang" (geldschieter), uang atau benda yang telah

diserahkan kepada orang lain dapat dituntut kembali bila si debitor jatuh pailit.

75 M. Natzir Said, op.cit, hal.117.76 Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 22: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

44

Tetapi uang atau modal yang diserahkan oleh sekutu komanditer kepada sebuah

perseroan, tidak dapat dituntut kembali bila perseroan itu jatuh pailit.

Istilah "geldschieter" dan "commanditaire" dalam Pasal 19 ayar (1)

KUHD dapat menimbulkan salah paham. Pada dasarnya kedua istilah itu tidak

bisa disamakan, seperti apa yang dilakukan dalam bunyi undang-undang.

Geldschieter memiliki maksud meminjamkan uang, dan pada saat tertentu

ia bisa berkedudukan sebagai penagih (schuldeiser). Padahal sekutu komanditer

bukanlah peminjam uang atau penagih, mereka adalah para peserta dalam

perseroan yang memikul hak dan kewajiban untuk mendapatkan keuntungan/laba

dan saldo dalam hal perseroan dilikuidasi serta memikul kerugian menurut jumlah

inbreng (saham) yang dimasukkan. Bila hal itu dimasukkan sebagai kreditor

penagih (schuldeiser), maka pembayaran tagihan dapat dilakukan selama masih

ada uang di kas perseroan, sebaliknya bagi pemasukan uang yang dilakukan oleh

sekutu komanditer tidaklah dapat dilakukan penagihan selama perseroan

berlangsung.77

B. Pendaftaran dan Pengumuman Perseroan Komanditer (CV)

Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha adalah

mendaftarkan perusahaan di kantor perdagangan. Masalah wajib daftar

perusahaan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

1982. Lembaran Negara Nomor 7 Tahun 1982 tanggal 1 Februari 1982, Undang-

Undang tentang Wajib Daftar Perusahaan. Selanjutnya, dalam tulisan ini disingkat

UUWDP.78

77 Ibid, hal. 195.78 Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008, hal.97.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

45

Pada waktu mendaftarkan, pengurus wajib menyerahkan salinan resmi

akta pendirian perseroan.

Hal-hal yang harus didaftarkan bagi perusahaan yang berbentuk koperasi,

persekutuan komanditer, persekutuan firma, perusahaan persebrangan dan

perusahaan berbentuk lainnya, harap pelajari pasal 12, 13, 14, 15 dan 16 UU No. 3

Tahun 1982. Yang dimaksud dengan perusahaan berbentuk lainnya ialah

misalnya : perusahaan negara yang berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan

umum, perusahaan daerah sebagai yang telah diatur dalam peraturan perundangan

yang berlaku.79

Pasal 13

(1) Apabila perusahaan berbentuk Perusahaan Komanditer, hal-hal yang wajib

didaftarkan adalah :

a. Tanggal pendirian dan jangka waktu berdirinya persekutuan;

b. 1. Nama persekutuan dan atau nama perusahaan;

2. Merk perusahaan;

c. 1. Kegiatan pokok dan lain-lain kegiatan usaha persekutuan;

2. Izin-izin usaha yang dimiliki;

d. 1. Alamat kedudukan persekutuan dan atau alamat perusahaan;

2. Alamat setiap kantor cabang, kantor pembantu, dan agen serta

perwakilan persekutuan;

e. Jumlah sekutu yang diperinci dalam jumlah sekutu aktip dan jumlah

sekutu pasip;

79 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 1, PengetahuanDasar Hukum Dagang, Djambatan, Jakarta, 2007, hal.75.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

46

f. Berkenaan dengan setiap sekutu aktip dan pasip;

1. Nama lengkap dan setiap alias-aliasnya;

2. Setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan huruf angka 1;

3. Nomor dan tanggal tanda bukti diri;

4. Alamat tempat tinggal yang tetap;

5. Alamat dan negara tempat tinggal yang tetap apabila tidak bertempat

tinggal tetap di wilayah Negara Republik Indonesia;

6. Tempat dan tanggal lahir;

7. Negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah negara

Republik Indonesia;

8. Kewarganegaraan pada saat pendaftaran;

9. Setiap kewarganegaraan dahulu apabila berlainan dengan huruf f

angka 8;

g. Lain-lain kegiatan usaha dari setiap sekutu aktip dan pasip;

h. Besar modal atau nilai barang yang disetorkan oleh setiap sekutu aktip dan

pasip;

i. 1. Tanggal dimuiainya kegiatan persekutuan;

2. Tanggal masuknya setiap sekutu aktip dan pasip yang bam bila terjadi

setelah didirikan persekutuan;

3. Tanggal pengajuan permintaan pendaftaran;

j. Tanda tangan dari setiap sekutu aktip yang berwenang menandatangani

untuk keperluan persekutuan;

Universitas Sumatera Utara

Page 25: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

47

(2) Apabila perusahaan berbentuk Persekutuan Komanditer atas saham, selain

hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, juga wajib

didaftarkan hal-hal mengenai modal yaitu :

a. Besarnya modal komanditer;

b. Banyaknya saham dan besarnya masing-masing saham;

c. Besarnya modal yang ditempatkan;

d. Besarnya modal yang disetor;

(3) Pada waktu pendaftaran wajib diserahkan salinan resmi akta pendirian yang

disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu.80

Perseroan Komanditer (CV) mempunyai kewajiban yang sama seperti

perseroan firma, sebagai perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk melakukan

pendaftaran dan pengumuman dalam Berita Negara RI ketentuannya sama seperti

yang dibahas tersebut di atas dalam perseroan firma. Pendaftaran Perseroan

Komanditer (CV) dengan mengikuti Undang-Undang No.3 Tahun 1982 tentang

Wajib Perusahaan.

Perseroan Komanditer (CV) wajib didaftarkan oleh sekutu komplementer

(pengurus) sesuai dengan UU No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

(WDP).81

Pendaftaran perseroan firma merupakan suatu keharusan, karena Pasal 23

ayat (1) KUHD memang menghendaki demikian. Ketentuan pasal tersebut

bersifat imperatif karena tujuannya memaksa untuk mematuhi norma. Pendaftaran

dilakukan oleh para sekutu firma, dengan cara menyerahkan petikan akta

pendirian dalam bentuk autentik (Pasal 23 ayat (2) KUHD). Agak sulit dipahami

80 Undang-Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.81 Tri Budiyono, Hukum Dagang Bentuk Usaha Tidak Berbadan Hukum, Salatiga, Griya

Media, 2010, hal. 73.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

48

mengapa yang digunakan untuk pendaftaran itu petikannya, pada hal petikan

isinya hanya sebagian kecil saja dari akta. Sedangkan untuk kepentingan

pendaftaran perlu data yang lengkap. Oleh karena itu mengapa tidak salinannya

yang digunakan. Kalau zaman sekarang mengapa tidak menyerahkan fotocopynya

yang dilegalisir. Sebenarnya hal tersebut merupakan sebuah kekurangan dari

KUHD. Kemudian mengenai perseroan firma yang didirikan dengan perjanjian,

karena ketentuannya tidak konsisten.

Menurut Pasal 25 KUHD, maksud dari pendaftaran di Pengadilan tersebut

adalah agar setiap orang dapat melihat akta pendirian yang memuat ketentuan-

ketentuan anggaran dasar yang bersangkutan, dan bahkan setiap orang berhak

meminta kepada Panitera Pengadilan Negeri turunan dari akta pendirian yang

memuat anggaran dasar tersebut. Demikian jelaslah pendaftaran itu tujuannya

sebagai pengumuman kepada khalayak. Demikian pula maksud diharuskannya

diumumkan dalam Berita Negara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 28

KUHD.82

C. Kedudukan Hukum Perseroan Komanditer (CV) yang tidak diumumkandalam Berita Negara Sebagaimana diatur dalam KUHD

Pasal 28

Selain dari pada itu para pesero diwajibkan pula menyelenggarakan

pengumuman dan petikan akta sebagaimana termaksud dalam ketentuan pasal 26.

dalam Berita Negara.

Dalam hal adanya perbedaan antara apa yang telah didaftarkan dan apa

yang diumumkannya, maka berlakulah terhadap pihak ketiga hanya ketentuan-

ketentuan itulah diantaranya, yang mana berhubung dengan pasal yang lalu telah

diumumkan dalam Berita Negara.

82 Rudi Prasetya, op.cit, hal.26.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

49

Hanya sekutu pengurus (komplementer) yang dapat melakukan tindakan,

tidak sekedar melakukan pengurusan terhadap jalannya Perseroan Komanditer

(CV) tetapi juga melakukan perbuatan atau hubungan hukum atas nama Perseroan

Komanditer (CV) dengan pihak ketiga, termasuk pengurusan pendaftaran akta

pendirian Perseroan Komanditer (CV) ke Paniteraan Pengadilan Negeri tempat

kedudukan Perseroan dan mengumumkan dalam Berita Negera Republik

Indonesia.

Setelah melakukan pendaftaran para sekutu firma oleh Pasal 28 KUHD

diwajibkan pengumuman firmanya dalam Berita Negara. Apa tujuan yang hendak

dicapai dengan melaksanakan pendaftaran ? Sebenarnya pendaftaran suatu

perusahaan dilakukan tujuannya untuk mendapatkan ketertiban. Di samping itu

pendaftaran perusahaan adalah untuk kepentingan pengawasan terhadap

perusahaan. Jadi dimaksudkan agar masyarakat dapat tertib dalam menjalankan

perusahaan dan pemerintah mudah melakukan pengawasannya.83

Pasal 29

Selama pendaftaran dan pengumuman itu belum berlangsung, maka

terhadap pihak ketiga perseroan firma itu harus dianggap sebagai perseroan

umum, ialah untuk segala urusan, pula sebagai didirikan untuk waktu tak terbatas

dan akhirnyapun seolah-olah tiada seorang pesero yang dikecualikan dari pihak

bertindak dan hak menandatangani untuk firma itu.

Nyatanya menurut Pasal 29 KUHD jika pendaftaran dan pengumuman

tidak dilakukan, maka tidak akan sampai pendirian Firma itu tidak sah, tetapi

sekedar berakibat :

83 Gatot Supratmono, Kedudukan Perusahaan Sebagai Subjek dalam Gugatan diPengadilan, Jakarta : Rine Cipta, 2007, hal. 28-29.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

50

1. Persekutuan firma terhadap pihak ketiga diadakan secara umum untuk semua

usaha;

2. Didirikan untuk waktu yang tidak tertentu;

3. Dan tidak ada sekutu yang diperkecualikan tidak berhak melakukan

pengurusan.84

Pertanggungjawaban sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan

(solider; tanggung renteng; tanggung menanggung). Pasal 18 KUHD yaitu :

Setiap anggota atau sekutu Firma memiliki hak dan tanggung jawab yang

sama. Seorang sekutu yang melakukan hubungan hukum dengan pihak ke 3 (tiga),

akan secara serta merta mengikat sekutu yang lainnya. Sehingga sekutu-sekutu

Firma yang lain ikut bertanggung jawab secara tanggung-menanggung hingga

pada harta pribadi masing-masing. Hal ini merupakan wujud kebersamaan yang

berlaku dan menjadi ciri khas Firma serta dalam rangka melindungi kepentingan

pihak ke 3 (tiga). 85

Karena Perseroan Komanditer (CV) itu pada hakekatnya adalah perseroan

firma, (Pasal 19 KUHD), dan perseroan firma adalah perseroan perdata (Pasal 16

KUHD), yang didirikan untuk melakukan perusahaan dengan nama bersama

(firma), maka aturan tentang berakhirnya perseroan juga dikuasai oleh Pasal 1646

s/d 1652 KUHPER ditambah dengan Pasal 21 s/d 35 KUHD. Dengan sendirinya

apa yang telah dibicarakan tentang berakhirnya perseroan firma berlaku juga bagi

Perseroan Komanditer (CV), dengan catatan bahwa dalam Perseroan

Komanditer (CV) ada dua macam sekutu, yaitu sekutu kerja dan sekutu

84 Rudi Prasetya, op.cit, hal.27.85 Mulhadi, op.cit, hal.46-47.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

51

komanditer. Mengenai pembahagian keuntungan dan pembebanan kerugian

berlaku antara yang sudah ditetapkan dalam perjanjian pendirian perseroan. Kalau

aturan itu tidak ada, maka berlaku aturan dalam Pasal 1633,1634, dan 1635

KUHPER86.

Hubungan Antara KUHD dan KUHPER (B.W) merupakan hukum Perdata

Umum. sedang KUHD (W.v.K.) merupakan hukum Perdata Khusus. Jadi

hubungan antara kedua macam hukum ini seperti genus (umum) dan specialis

(khusus). Mengenai hubungan ini berlaku adagium (rechtsspreuk, azas hukum

yang terkandung dalam kalimat pendek, berisi padat) "Lex specialis derogat lex

generali" (hukum khusus menghapus hukum umum). Adagium ini dirumuskan

dalam undang-undang sebagai yang tercantum dalam pasal 1 KUHD yang

bcrbunyi: "Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, seberapa jauh dalam Kitab

Undang-undang ini (KUHD) tidak khusus diadakan penyimpangan-

penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung dalam Kitab ini

(KUHD).” Bahwa hubungan antara KUHPER dan KUHD sebagai hukum umum

dan hukum khusus dapat dibuktikan lagi dari pasal-pasal: 1319, 1339. 1347.

KUHPER, pasal 15, pasal 396 KUHD dan lain-lain.87

Di Negeri Belanda dulu telah ada kodifikasi hukum perdata, yang

dinamakan "Burgerlijk Wetboek" dan kodifikasi hukum dagang, yang disebut

"Wetboek van Koophandel". Begitu juga di Indonesia, atas dasar'asas

"konkordansi" (pasal 131 I.S.), maka berlakulah "Burgerlijk Wetboek" dan

86 Ibid, hal. 67.87 H.M.N. Purwosutjipto, op.cit, hal.6.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: 23 BAB II KEDUDUKAN HUKUM PERSEROAN KOMANDITER (CV ...

52

"Wetboek van Koophandel" di Indonesia (Hindia Belanda), yang diumumkan

dengan publikasi tanggal 30 April 1847, 5. 1847-23.88

Akhirnya, berdasarkan asas konkordasi kedua kodifikasi itu juga

diberlakukan di Indonesia (dahulu Hindia Belanda) dengan nama Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang (KUHD). KUHD sendiri dipublikasikan pada 30 April 1847 dalam Stb,

1847/23, yang mulai berlaku pada 1 Mei 1848.89

Bangsa Indonesia sekarang masih memiliki sejumlah besar peraturan

hukum yang berasal dari zaman penjajahan Belanda, termasuk peraturan hukum

perdata dan hukum dagang, yang sekarang masih berlaku berdasarkan ”Aturan

Peralihan” pasal II Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.90

88 Ibid, hal.7.89 Mulhadi, op.cit, hal.16.90 H.M.N. Purwosutjipto, op.cit, hal.3.

Universitas Sumatera Utara