22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Pengertian Tidur adalah suatu keadaan organisme yang regular, recurrent, reversible, dalam keadaan mana ambang rangsang terhadap stimuli dari luar lebih tinggi jika dibandingkan dengan pada keadaan jaga.(TunKurniasih.B, ). 2. Kebutuhan Tidur Tidur diperlukan untuk penghematan energi, tak ada satu pun mahluk hidup yang dapat bertahan dalam keadaan stres terus menerus, dan tidur merupakan periode tanpa aktivitas sehingga tubuh terhindar dari tuntutan sehari-hari. Selain periode istirahat, selanjutnya tidur pun merupakan periode pemulihan.

description

22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

Transcript of 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

Page 1: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tidur

1. Pengertian

Tidur adalah suatu keadaan organisme yang

regular, recurrent, reversible, dalam keadaan

mana ambang rangsang terhadap stimuli dari luar

lebih tinggi jika dibandingkan dengan pada

keadaan jaga.(TunKurniasih.B, ).

2. Kebutuhan Tidur

Tidur diperlukan untuk penghematan

energi, tak ada satu pun mahluk hidup yang dapat

bertahan dalam keadaan stres terus menerus, dan

tidur merupakan periode tanpa aktivitas sehingga

tubuh terhindar dari tuntutan sehari-hari.

Selain periode istirahat, selanjutnya tidur pun

merupakan periode pemulihan.

3. Fungsi Tidur

yaitu:

a. Tidur berfungsi memelihara kesegaran fisik

b. tidur berfungsi pemulihan setelah mengalami

Page 2: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

berbagai peristiwa emosional seperti

ansietas, perasaan khawatir, depresi (Tun

Kurniasih Bastaman).

4. Fisiologi Tidur

a. Gambaran melalui EEG Polygrapy

Fisiologi tidur dapat diterangkan

melalui gambaran aktivitas sel-sel otak

selama tidur. Untuk merekam tidur, cara yang

dipakai adalah dengan EEG Polygraphy, merekam

gerak bola mata (EOG) dan tonus otot (EMG).

( Keja Musadik ).

Gb.1. gambar gelombang otak pada EEG

b. Sirkulasi darah dan metabolisme O2 diotak

waktu tidur

Page 3: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

Peningkatan sirkulasi darah dan

oksigen otak berkorelasi dengan gambaran

gelombang EEG yang cepat dan tak teratur,

dan sebaliknya. Pada anak-anak normal, di

mana terdapat dominasi gelombang lambat pada

EEG nya, sirkulasi darah dan oksigen di otak

lebih tinggi dan dewasa normal. Pada umumnya

dalam keadaan tidur, di mana timbul

gelombang-gelombang yang lebih lambat

daripada dalam keadaan jaga, dijumpai adanya

penurunan sirkulasi darah dan O2 diotak.

c. Pernafasan dan sirkulasi sistemik pada waktu

tidur

Bulow (1963), Seorang peneliti,

mendapatkan bahwa tidur yang dalam akan

diikuti oleh penurunan sensitivitas dan

pusat pernafasan terhadap CO2 di otak.

Penurunan ini berjalan linier dalam keadaan

tidur. Pada tidur REM, sensitivitas ini

bertambah dan menetap sampai ambang seperti

keadaan jaga. Hal ini sesuai dengan

penelitian secara klinis yang memperlihatkan

adanya pernafasan tak teratur selama periode

REM. Peristiwa ini dapat mengakibatkan

Page 4: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

timbulnya vasokonstriksi pembuluh darah. Dan

Seterusnya terjadi peninggian dan tekanan

darah sistemik dan frekuensi nadi. Sebagai

kompensasi, sirkulasi darah dan oksigen

keotak meningkat, dan aktivitas neuron

otakpun meningkat.Sebaliknya pada tidur non-

REM, tekanan darah sistemik mengalami

penurunan, terutama pada awal tidur. Hal ini

mula-mula tidak mempengaruhi sirkulasi darah

di otak karena adanya sistem auto-regulasi,

yang akan mengadakan reaksi adaptasi

terhadap keadaan itu. Tetapi semakin lama,

terutama setelah terjadi penurunan sirkulasi

oksigen, terjadi dekompensasi, dan akibatnya

timbul gangguan perfusi jaringan secara

perlahan-lahan. Karena itu pada usia lanjut,

sering timbul gejala-gejala eksaserbasi

infark multipel demensia pada malam hari

yang disertai adanya gejala-gejala

kebingungan (confusion). (Keja Musadik).

d. Peranan Neurotransmiter

Keadaan jaga atau bangun sangat

dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending

Reticulary Activity System). Bila aktifitas

Page 5: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

ARAS ini meningkat orang tersebut dalam

keadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang

tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas

ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas

neurotransmiter seperti sistem

serotoninergik, noradrenergik, kholonergik,

histaminergik.

1). Sistem serotonergik

Hasil serotonergik sangat

dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam

amino trypthopan. Dengan bertambahnya

jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin

yang terbentuk juga meningkat akan

menyebabkan keadaan mengantuk/tidur.

Bila serotonin dari tryptopan terhambat

pembentukannya, maka terjadi keadaan

tidak bisa tidur/jaga.

Menurut beberapa peneliti lokasi

yang terbanyak sistem serotogenik ini

terletak pada nukleus raphe dorsalis di

batang otak, yang mana terdapat hubungan

aktifitas serotonis dinukleus raphe

dorsalis dengan tidur REM.

2). Sistem Adrenergik

Page 6: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

Neuron-neuron yang terbanyak

mengandung norepineprin terletak di

badan sel nukleus cereleus di batang

otak. Kerusakan sel neuron pada lokus

cereleus sangat mempengaruhi penurunan

atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan

yang mempengaruhi peningkatan aktifitas

neuron noradrenergik akan menyebabkan

penurunan yang jelas pada tidur REM dan

peningkatan keadaan jaga.

3). Sistem Kholinergik

Sitaram etal (1976) membuktikan

dengan pemberian prostigimin intra vena

dapat mempengaruhi episode tidur REM.

Stimulasi jalur kholihergik ini,

mengakibatkan aktifitas gambaran EEG

seperti dalam keadaan jaga. Gangguan

aktifitas kholinergik sentral yang

berhubungan dengan perubahan tidur ini

terlihat pada orang depresi, sehingga

terjadi pemendekan latensi tidur REM.

Pada obat antikolinergik (scopolamine)

yang menghambat pengeluaran kholinergik

dari lokus sereleus maka tampak gangguan

Page 7: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

pada fase awal dan penurunan REM.

4). Sistem histaminergik

Pengaruh histamin sangat sedikit

mempengaruhi tidur.

5). Sistem hormon

Pengaruh hormon terhadap siklus

tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon

seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon

hormon ini masing-masing disekresi

secara teratur oleh kelenjar pituitary

anterior melalui hipotalamus patway.

Sistem ini secara teratur mempengaruhi

pengeluaran neurotransmiter

norepinefrin, dopamin, serotonin yang

bertugas mengatur mekanisme tidur dan

bangun.

6). Gen

Para ilmuwan mengatakan mereka telah

menemukan bukti lebih banyak bahwa

kebiasaan bangun pagi dan bangun siang, hal

itu terjadi disebabkan oleh gen perorangan.

Tubuh manusia bekerja dengan siklus 24 jam.

Mekanisme alamiah ini dikenal dengan

istilah ritme Circadian, yang menentukan

Page 8: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

berapa lama kita tidur dan kapan. Para

peneliti, termasuk ahli saraf Louis Ptacek

dari The Howard Hughes Medical Institute,

menemukan suatu kerusakan dalam gen yang

dikenal sebagai Per2 yang mengatur ritme

Circadian itu. Orang-orang yang tidurnya

tidak baik dan tidak bisa tidur lelap pada

permulaan tidur, menderita penyakit jantung

lebih banyak, tekanan darah tinggi dan

stroke, kata para peneliti ini disebabkan

gangguan pada system kekebalan.

5. Jenis-Jenis Tidur

Penelitian tentang tidur telah

menunjukkan bahwa tidur tidak saja merupakan

satu keadaan tidak sadar, tetapi sesungguhnya

mengandung 2 jenis tidur yang berbeda. Tidur

dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

a. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

Adalah keadaan waktu tidur dimana

mata tidak bergerak dengan cepat yang terdiri

dari 4 stadium (75%) yaitu;

1) stadium 1 (5%)

Fase ini merupakan antara fase

terjaga dan fase awal tidur. Fase ini

Page 9: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

didapatkan kelopak mata tertutup, tonus

otot berkurang dan tampak gerakan bola

mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya

berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali

dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri

dari gelombang campuran alfa, betha dan

kadang gelombang theta dengan amplitudo

yang rendah. Tidak didapatkan adanya

gelombang sleep spindle dan kompleks K

2) stadium 2 (45%)

Pada fase ini didapatkan bola mata

berhenti bergerak, tonus otot masih

berkurang, tidur lebih dalam dari pada

fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari

gelombang theta simetris. Terlihat adanya

gelombang sleep spindle, gelombang verteks

dan komplek K

3) stadium 3 (12%)

Fase ini tidur lebih dalam dari

fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat

lebih banyak gelombang delta simetris

antara 25%-50% serta tampak gelombang

sleef spindle.

Page 10: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

4) stadium 4 (13%)

Merupakan tidur yang dalam serta

sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi

oleh gelombang delta sampai 50% tampak

gelombang sleep spindle. Yang selanjutnya

diikuti oleh fase REM.

b. REM (25%)

Ditandai adanya gerakan bola mata yang

cepat, tonus otot yang sangat rendah, apabila

dibangunkan akan dapat menceritakan mimpinya,

denyut nadi bertambah dan pada laki-laki

terjadi eraksi penis, tonus otot menunjukkan

relaksasi yang dalam. REM terjadi secara

bergantian antara 4-7 kali siklus semalam.

(Iskandar.J,2002).

6. Gangguan Tidur

Menurut Sleep Disorders Classification

Committee,1979 gangguan tidur dapat dibagi dalam

empat kelompok besar yaitu:

a.Gangguan Masuk Tidur dan Mempertahankan Tidur

yang disebut insomnia.

b.Gangguan yang berhubungan dengan tidur/

mengantuk yang berlebihan, yang disebut

hipersomnia.

Page 11: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

c.Disfungsi yang berhubungan dengan kondisi

tidur, stadium tidur atau keadaan jaga yang

berubah sifat, yang disebut paramsomnia.

Misalnya: tidur berjalan, ngelindur dan lain-

lain.

d.Gangguan ritme tidur jaga.

Pada tahun 1990, American Sleep Disorders

Association membuat reklasifikasi untuk mencari

kemungkinan penyebab gangguan tidur menjadi 4

kelompok yaitu:

a. Dissomnia

1). Gangguan tidur intrisik

2). Gangguan tidur ekstrisik

3). Gangguan tidur irama sirkadian, Jet-lag

b. Parasomnia

1). Gangguan aurosal

2). Gangguan antara bangun-tidur

3). Berhubungan dengan fase REM

4). Parasomnia lain-lainnya

c. Gangguan tidur berhubungan dengan gangguan

kesehatan dan psikiatri.

d. Gangguan tidur yang tidak terklassifikasi

Page 12: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

7. Gejala-gejala Gangguan Tidur

Secara umum gejala gangguan tidur adalah;

a. Sering terbangun pada malam hari

b. Sulit tidur

c. Mengantuk berlebihan di siang hari

d. Mendengkur keras

e. Mengalami episode berhenti bernapas

f. Sering sakit kepala pada pagi hari

g. Kelelahan pada siang hari

h. Depresi

i. Anxietas

j. Sulit berkonsentrasi

k. Hilang memori (pelupa)

l. Pergerakan tungkai bawah ketika tidur

m. Obesitas

n. Tekanan darah tinggi (50 persen penderita OSA

menderita hipertensi, sebaliknya 30 persen

hipertensi primer menderita sleep apnea)

o. Banyak berkeringat di malam hari

8. Penatalakanaan Umum

a. Pendekatan hubungan antara pasien dengan

dokter, perawat, psikiater.

Page 13: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

Tujuannya :

1)Untuk mencari penyebab dasarnya dan

pengobatan yang adekuat

2)Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur

kronik

3)Untuk mencegah komplikasi sekunder yang

diakibatkan oleh penggunaan obat

hipnotik, alkohol, gangguan mental

4)Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek

b. Konseling dan Psikotherapi

Psikotherapi sangat membantu pada

pasien dengan gangguan psikiatri seperti

(depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur

kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat

membantu mengatasi masalah-masalah gangguan

tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa

penggunaan obat hipnotik.

c. Sleep hygiene.

1) Yang harus dilakukan:

a) Tidur dan bangun pada waktu yang sama

setiap harinya.

b) Berolah raga teratur setiap harinya,

terutama pada pagi hari. Terbukti

bahwa olah raga yang teratur dapat

Page 14: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

memperbaiki kualitas tidur.

c) Di pagi hari, biarkan diri Anda

terpapar dengan cahaya terang (segera

nyalakan lampu atau bukalah jendela

kamar, dan biarkan udara segar

mengalir masuk ke dalam kamar).

d) Jagalah suhu ruangan yang nyaman di

kamar tidur Anda.

e) Buat kamar tidur Anda cukup tenang saat

tidur.

f) Usahakan kamar tidur Anda cukup gelap

untuk memudahkan tidur.

g) Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur

dan berhubungan seks.

h) Minum obat sesuai petunjuk. Minumlah

obat tidur (jika diperlukan) satu jam

sebelum tidur, sehingga dapat

menyebabkan rasa mengantuk ketika

berbaring, atau 10 jam sebelum bangun

tidur, untuk mencegah rasa mengantuk

pada siang hari.

i) Buat ritual sebelum tidur sekurangnya 1

jam menjelang tidur, misalkan latihan

relaksasi, pijatan, mandi dengan air

Page 15: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

hangat, melakukan perawatan tubuh,

sholat, atau bermeditasi.

j) Jika anda berbaring di tempat tidur

tetapi tetap terjaga dalam waktu lebih

dari 20-30 menit, bangunlah, pergi ke

kamar yang lain (atau bagian lain dari

kamar tidur) dan lakukan kegiatan yang

membosankan seperti; membaca buku atau

menonton televisi yang tidak menggugah,

lalu kembali tidur jika kantuk sudah

datang.

2) Yang tidak boleh dilakukan:

a) Olah raga sesaat sebelum tidur (jarak

antara olah raga dan tidur sebaiknya 2-

4 jam.)

b) Melakukan kegiatan yang membangkitkan

semangat sesaat sebelum tidur, seperti

melakukan permainan kompetitif, atau

bercakap-cakap mengenai masalah

penting dengan pasangan Anda.

c) Menonton TV atau bekerja di depan

komputer sebelum tidur.

d) Makan atau minum yang mengandung kafein

pada malam hari (kopi, teh, coklat).

Page 16: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

e) Membaca buku atau menonton televisi di

atas tempat tidur.

f) Minum alkohol untuk membantu tidur

(dianjurkan minum alkohol 4 jam sebelum

tidur).

g) Merokok sekurangnya 6 jam sebelum

tidur.

h) Tidur dengan perut lapar atau terlalu

kenyang.

i) Minum obat tidur tidur tanpa sepenge-

tahuan dokter. Ini untuk menghindari

efek toleransi (sehingga tubuh

memerlukan dosis lebih tinggi.)

j) Tidur sejenak pada senja/malam hari.

k) Jangan menggunakan obat-obat stimulan

seperti decongestan.

3) Pendekatan farmakologi

Dalam mengobati gejala gangguan

tidur, selain dilakukan pengobatan secara

kausal, juga dapat diberikan obat golongan

sedatif hipnotik. Pada dasarnya semua obat

yang mempunyai kemampuan hipnotik

merupakan penekanan aktifitas dari

reticular activating system (ARAS) diotak.

Page 17: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

Hal tersebut didapatkan pada berbagai obat

yang menekan susunan saraf pusat, mulai

dari obat anti anxietas dan beberapa obat

anti depresi(Iskandar.j, 2002).

9. Pengkajian Gangguan Tidur

Tanyakan tentang; riwayat tidur yang

komprehensif, higene tidur, riwayat obat-obatan

yang digunakan. Laporan teman sekamar atau

keluarga, catatan tidur, riwayat medik dan

psikiatrik.

Hal yang perlu dikaji terhadap pasien yaitu;

a. Elemen riwayat tentang tidur:

1) Kebiasaan pola tidur-bangun apakah ada

perubahan.

2) Waktu tidur dan bangun.

3) Jumlah jam tidur yang tidak terganggu

4) Kualitas tidur.

5) Kesulitan untuk memenuhi tidur.

6) Kebiasaan sering bangun pada saat tidur.

7) Kebiasaan tidur siang.

8) Jika bangun sangat pagi, apakah sulit untuk

tidur kembali.

9) Apakah bermimpi pada malam hari dan apakah

mimpi tersebut mengancam?.

Page 18: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

10)Obat apa yang diminum sebelumnya.

b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-

hari;

1)Tingkat energi untuk aktifitas sehari-hari.

2)Apa yang terjadi jika; cukup tidur atau

mengalami gangguan tidur.

c. Alat bantu tidur

1) Yang dilakukan untuk relaks sebelum tidur.

2) Apa yang dilakukan untuk membantu tidur.

3) Apakah menggunakan obat untuk tidur.

4) Lingkungan yang disukai untuk tidur.

10. Diagnosa keperawatan Gangguan Tidur

Beberapa contoh diagnoasa keperawatan

gangguan tidur

a. Cemas barhubungan dengan tidak mampu untuk

tidur

b. gangguan rasa nyaman berhubungan dengan

penyimpangan tidur

c. koping individu tidak efektif berhubungan

dengan insomnia

d. gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

sleep apnea

e. potensial injury berhubungan dengan

somnambolisme

Page 19: 22509439 BAB II Untuk Penelitian Gangguan Pola Tidur

f. knowledge defecit

g. gangguan konsep diri berhubungan dengan

efek penyimpangan tidur Sleep Apnea.

B. Tekanan Darah

1. Pengertian

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami

darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di

pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh

manusia.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang

bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak

secara normal memiliki tekanan darah yang jauh

lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga

dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan

lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan

lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah

dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di

waktu pagi hari dan paling rendah pada saat

tidur malam hari.

2. Fatofisiologi