22007722 Pengolahan Air PDAM

33
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN KUNJUNGAN KE PDAM SLEMAN – PDAM GUNUNG KIDUL – PDAM KEBUMEN DALAM MATA KULIAH PAPLC-B Disusun Oleh: HASTOMO NIM. 5410 /Reguler DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2006

description

pengolahan

Transcript of 22007722 Pengolahan Air PDAM

Page 1: 22007722 Pengolahan Air PDAM

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

KUNJUNGAN KE PDAM SLEMAN – PDAM GUNUNG KIDUL –

PDAM KEBUMENDALAM MATA KULIAH PAPLC-B

Disusun Oleh:

HASTOMO

NIM. 5410 /Reguler

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2006

Page 2: 22007722 Pengolahan Air PDAM

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk,

bimbingan dan kekuatan sehingga dapat menyelesaikan laporan praktek kunjungan

lapangan di PDAM Sleman, PDAM Gunung Kidul, dan PDAM Kebumen dalam mata

kuliah Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair-B (PAPLC-B) dalam konsep

penyediaan, pengolahan, pendistribusian air , yang dilakukan di PDAM Sleman,

Gunung Kidul, dan Kebumen.

Selama melaksanakan praktek kunjungan lapangan ini penyusun telah banyak

mendapatkan bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu penyusun

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir.Achadi Budi C,M.Kes sebagai direktur teknik PDAM Sleman. Serta

pembimbing PDAM Gunung Kidul dan Kebumen. Yang tidak dapat kami

sebutkan.

2. Bapak Herman Santjoko, SKM, MSi , selaku pembimbing pada pelaksanaan

praktek lapangan ini.

3. semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini,

baik berupa moril maupun materiil sehingga pelaksanaan praktek lapangan ini

dapat selesai, yang tidak dapat sebutkan satu persatu.

Disadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penyusun

mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini, semoga bermanfaat

bagi kita.AMIN.

Yogyakarta, Desember 2006

Penyusun

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 3: 22007722 Pengolahan Air PDAM

INTISARI

Selama Praktek Kunjungan Lapangan kami ditempatkan pada tiga tempat

kunjungan yaitu di PDAM Sleman di Sleman, PDAM Gunung Kidul di Gunung

Kidul, dan PDAM Kebumen di Kebumen. Dalam prakteknya kami di bimbing

oleh petugas dari PDAM, atau perwakilannya dengan pemberian teori beserta

penekananya dengan melakukan pengamataqn langsung di lapangan sehingga

penyampaian di lapangan dapat kami pahami.

Pengamatan di lapangan kami dapat mengetahui proses penyediaan air,

cara pengolahanuya dan cara pendistribusian beserta bahan dan prasarana

penunjang dalam teknik manajemenya. Dalam hakekatnya masyarakat sangat

meerlukan skali sarana air dari PDAM karena di daerah yang kami kunjungi

belum tentu mendapatkan sarana air seperti daerah yang kondisi airnya melimpah,

sehingga perlu adanya pengamatan yang rutin dalam menjangakau standar baku

mutu air karena menyangkut dengan masyarakat luas.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 4: 22007722 Pengolahan Air PDAM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dan Tujuan Kunjungan Lapangan

1. Latar Belakang

Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan

merupakan Perguruan Tinggi Negeri dibawah naungan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Kesehatan Lingkungan

termasuk perguruan tinggi dengan program studi di bidang kesehatan

kususnya kesehatan lingkungan.

Dalam program studi yang berlaku yaitu 40 % teori dan 60 %

dilakukan praktikum di laboratorioum serta di lapangan. Sehingga

mahasiswa dituntut untuk mengikuti praktikum yang ada.

Latar belakang praktek lapangan:

a. keinginan belajar di lingkungan kerja yang nyata.

b. Keinginan mendalami proses kerja yang diterapkan pada waktu

kunjungan lapangan yaitu di PDAM Sleman, PDAM Gunung Kidul,

dan PDAM Kebumen.

2. Tujuan

tujuan diadakan kunjungan lapangan sebagai berikut:

a. mengamati, memadukan, dan kemudian menerapkan hasil kunjungan

di lapangan.

b. Memahami perbedaan proses pengolahan dari ketiga tempat sebagai

tujuan kunjungan lapangan beserta pendistribusiannya.

c. Menambah wawasan tentang proses pengolahan air di tempat

kunjungan.

d. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh ketiga jenis tempat

yang berbeda geografisnya dalam mendapatkan air dan

pendistribusianya.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 5: 22007722 Pengolahan Air PDAM

BAB II

A. Tanggal : Kamis, 23 November 2006

B. Judul : Manajemen Dan Proses Produksi Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Sleman.C. Tujuan

Mengetahui management dan proses produksi Perusahaan Daerah Air Minum

( PDAM ) di Kabupaten Sleman.

D. Metode

1. Seminar Yang Disampaikan Oleh Ir. Achadi Budi C, M.Kes sebagai Direktur

Teknik PDAM Sleman

2. Kunjungan lapangan di salah satu instalasi pengolahan air milik PDAM

Sleman.

E. Pembahasan

1. Management Produksi

Management produksi PDAM terdiri dari :

a. Direksi

b. Badan pengawas

c. SPI dan Litbang

d. Kepala Bagian

e. Kepala Cabang

1) Direksi terdiri atas Direktur Utama, Direktur Umum, dan Direktur

Teknik. Direktur utama menjadi atasan dan bertanggung jawab

langsung kepada SPI, Litbang ( penelitian dan pengembangan ) dan

kepala cabang.

2) Direktur umum bertanggung jawab kepada Kabag. Umum, Kabag.

Keuangan dan Kabag. Humas.

3) Direktur Teknik bertanggung jawab membuat perencanaan,

pendistribusian produk, dan proses produksi.

2. Proses Produksi

Dalam produksi memerlukan :

a. Personil

b. Pengukuran

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 6: 22007722 Pengolahan Air PDAM

c. Metode

d. Material

e. Treatment / mesin

1) Personil / pekerja, melakukan tugas atau bekerja pada siang hari. Karena

resiko kecelakaan kerja lebih kecil bila pekerjaan dilakukan pada siang

hari selain itu juga dapat menghemat listrik, karena pada siang hari tidak

membutuhkan lampu untuk penerangan.

2) Pengukuran terhambat oleh keadaan lingkungan, missalnya pemeriksaan

kebocoran pipa terhambat karena tertanam di bawah aspal atau bocor

dan terhalang oleh akar pohon

3) Metode yang digunakan masih menggunakan mesin dan alat-alat lama

yang sudah berumur, hal ini dapat mengganggu proses produksi.

Pembaharuan mesin dan alat terkendala pada jumlah dana / keuangan

yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan / mengimpor mesin dan alat

dari luar negeri ( 85 % mesin produksi di PDAM merupakan buatan luar

negeri ).

4) Material dan mesin memerlukan pemeliharaan dan perawatan supaya

dapat bekerja secara kontinyu dan meningkatkan kuantitas dan kualitas

hasil produksi.

5) Kontinyuitas, kuantitas dan kualitas produksi merupakan jaminan

kepuasan pelanggan.

3. Keluhan pelanggan PDAM diantaranya :

a. Angka E. coli dalam air tinggi

b. Air PDAM rasanya tidak enak ( berbeda dari air biasa ) / bau kaporit

c. Pasokan air tersendat

4. Kendala yang menghambat PDAM

a. Pipa tertanam di bawah aspal akibat pelebaran jalan sehingga sulit

dilakukan pengecekan pipa dan banyak pipa yang rusak akibat tekanan

berlebihan dari kendaraan yang lewat.

b. Pipa rusak / bocor akibat akar pohon yang diotanam di atas pipa.

c. Kadar Fe dan Mn yang tinggi di Yogyakarta.

d. Terjadi penjarahan air / pembocoran pipa secara disengaja oleh

masyarakat tertentu.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 7: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Gambar 1.1 skema struktur organisasi PDAM Sleman

Keterangan :

1. Distribusi

Ketika proses pendistribusian terdapat banyak kebocoran pada pipa hal ini

disebabkan oleh:

a. Pada saat pemasangan pipa kedalaman ± 80 – 100 cm pemerintah mengadakan

gerakan penghijauam dengan penanaman pohon, yang ditanam pada

kedalaman ± 50 cm beberapa tahun kemudian akar-akar pohon terseburt

masuk pada kedalaman pipa sehingga menyebabkan kerusakan pipa akibat

tekanan akar-akar pohon, dan kebocoran pipa pun terjadi seiring besarnya

tekanan yang diperoleh pipa-pipa tersebut.

b. Pipa yang dipasang di pinggir jalan dilakukan tindakkan pengaspalan jalan.

Dengan padatnya angkutan umum sepereti truk, bus, dll dengan beban yang

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

DIREKSI

Direkturutama

Satuan pengawas

Internal (SPI)

Kepala Cabang

Mulai Juli 2006Telah ada 17

Cabang di Sleman

Direkturumum

Kepala bagianumum

Kepala bagian

keuangan

Kepala bagianhumas

Personalia

Direkturutama

Kepala bagianumum

Kepala bagianumum

Kepala bagianumum

Page 8: 22007722 Pengolahan Air PDAM

berat maka akibat gaya berat yang di pengaruhi gaya gravitasi maka

kemungkinan tekanan partial oleh kendaraan umum tersebut memberi dampak

tekanan dengan menekan pipa PDAM yang ada di bawahnya sehingga

kerusakan pipa pun tidak dapat terelakkankarena besarnya perbandingan

tekanan yang diperole pipa.

c. Kualitas pipa yang sudah tua, perlu rehabilasi atau peremajaan sehingga

dengan adanya subtitusi bahan yang baru akan mengurangi beban kebocoran.

d. Para petani yang sengaja melubangi pipa guna irigasi persawahan.

Gambar 1.2 skema system produksi PDAM Sleman

Keterangan:

Kualitativ dilihat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) yang antara

lain membahas tentang baku mutu air. Baku mutu tersabut meliputi:

Fisik : bau, warna, rasa, tss dll

Kimia : Fe, Mn, dll

Biologi : E Coli dll.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Lingkungan

Pengukuran kualitativkuantitativ

Sumber listrik

Personil (manusia)

Produksi

pengolahan

mesin

Kepuasan pelanggan

KualitasKuantitaskontinuita

Material (bahan baku) Metode

Keuangan Pemeliharaan

Page 9: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Gambar 1.3 Skema Proses Produksi

Keterangan :

1. sumur bor

air berasal dari sumur bor diolah dahulu melalui proses water treatment

pant baru kemudian dimasukkan dalam reservoir dan di beri kaporit. Setelah

itu ddistribusikan kepada consumer.

2. mata air

air yang berasal dari mata air langsung dikirim kepada pelanggan tanpa

melewati proses dalam reservoir.

3. infiltration gallery

hanya dip roses dalam reservoir dan diberi kaporit kemudian dapat

langsung didistribusikan kepada pelanggan.

Catatan : realisasinya di lapangan PDAM Sleman tidak menggunakan kaporit

tidak sesuai justru akan menimbulkan masalah.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Sumber air 1. sumur borKedalaman

± 80 – 100 m

2. mata airUmbul Wadon WTP

(Water Treatment Plant)

Sumur borMemproduksi air ± 10 L/dtk

Sumur bor dangkal

Memproduksi air ± 5 L/dtk

3. infiltration Gallery

Sumur resapanDangkal ± 10 m

Pelanggan Reservoir

Kaporit

Page 10: 22007722 Pengolahan Air PDAM

PROSES WATER TREATMENT PLANT (WTP)

Konstruksi sumur bor yang baik adalah :

1. pengeboran dilakukan sampai kedalaman lebih dari 40 meter. Pada kedalaman

30 m bagian dalam sumur diberi beton agar air yang berasal dari rumah tangga

dapat merembes masuk ke dalam sumur.

2. pada kedalaman minimal 40 m baru dapat diambil airnya

air yang sudah diambil tersebut kemudian mengalami pemrosesan lebih lanjut,

yang meliputi :

Gambar 1.4 Proses Water Treatmen Plant (WTP)

AERATOR

BAK SEDIMENTASI SAND FILTER

RESERVOIRSUMUR BOR

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 11: 22007722 Pengolahan Air PDAM

a) Aerator

Untuk mereaksikan air dengan udara ( O2 ) yang bertujuan untuk mengubah Fe

( besi ) terlarut dalam air menjadi senyawa Fe padat. Proses aerasi dapat

memperluas permukaan kontak air dengan udara sehingga mempercepat

pengendapan Fe terlarut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi :

1) Suhu

2) Tekanan

3) Katalis

4) Luas permukaan kontak

5) Konsentrasi berlebih

b) Settler / Bak Pengendap

Air dari bak aerator masuk / mengalir ke bak pengendap ( sedimentasi ) untuk

mengendapkan flok / padatan dan Fe padat.

Prinsip utama bak pengendap ini adalah kecepatan pengendapan lebih besar

daripada kecepatan aliran. Jika kecepatan aliran lebih besar dari kecepatan

pengendapan akan membuat endapan tidak terendapkan dan ikut mengalir bersama

air.

Gambar 1.5 Bak Pengendap

V0 diupayakan sekecil mengkin agar lebih kecil dari V1. Jika V0 = Vs maka

tidak ada padatan yang terendapkan.

Q1 = Q0 = V0.A0 jika Q1 = Qp = Q0 +Qs jika V0<<maka>>A0

Catatan : Q dalam liter/detik dan tinggi penyekatnya 2 meter

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Q1V1 Q0V0 Q0V0Q1V1

VsQp QsVs

Page 12: 22007722 Pengolahan Air PDAM

c) Sand Filter

Dikenal sebagai saringan lambat, prisip utamanya menyaring flok yang

tidak terendapkan di bak pengendap. Tergantung dari kualitas air bakunya, sand

filter perlu di back wash secara berkala. Bahan yang dipakai untuk sand filter

biasanya adalah pasir kuarsa, karena pasir jenis ini mempunyai pori-pori halus

yang bagus untuk menyaring.

Penambahan kaporit dilakukan untuk desinfeksi bila angka E. coli dalam

air tinggi, penambahan dilakukan saat air akan dialirkan ke reservoir. Dalam

proses sand filter membutuhkan biaya yang cukup mahal karena terdapat proses

back wash. Pada kenyataan satu kali proses back wash memelukan ± 20 m3 air

sedangkan proses back wash tersebut dilakukan sebanyak dua kali. Sand filter

memang perlu di back wash secara berkala.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 13: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Proses back wash

Table 1.1 Proses Back Wash

N0 Proses back wash tahap pertama Proses back wash tahap kedua.

1.

2.

3

4.

Gambar proses back wash tahap

pertama

(air masuk melalui bagian bawah)

Cara kerja:

Air dari bak pengendap masuk ke

dalam sand filter melalui bagian bawah

bak →mengalir ke bawah → air akan

naik ke atas → air tersebut akan

disaring dari atas → di keluarklan dari

bawah.

Keuntungan :

a. pemeliharaan mudaj

b. tekanan melalui bed

berdasarkan gravitasi.

Kerugian:

Tinggi permukaan dimulai dari dasar.

Gambar proses back wash tahap

kedua

(air masuk melalui bagian atas bak)

Cara kerja :

Air dari bak pengendap masuk ke

dalam sand filter melalui bagian atas

bak → air akan langsung turun ke

bawah → air tersebut akan disaring

dari bawah → dikeluarkan dari

bawah.

Keuntungan:

a. tinggi permukaan di atas bed

b. tekanan melalui bed

berdasarkan bejana

berhubungan.

Kerugian:

a. pemeliharaan sulit

b. pompa back wash harus

memberi tekanan air kuat.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 14: 22007722 Pengolahan Air PDAM

d) Reservoir

reservoir merupakan bak penampung akhir setelah air melalui proses back wash di

dalam sand filter

5. perencanaan

Seluruh proses perencanan dikerjakan dengan bantuan teknologi, yaitu menggunakan

computer. Setiap akhir bulan diaakan evaluasi hasil perencanaan. Proses pengerjaanya

cukup rumit dan mendetail.

Masalah tehnik yang penting

Gambar 1.8 Skema Masalah Tehnik Yang Dihadapi PDAM Sleman

Keterangan:1. kadar Fe di daerah Yogyakarta kususnya di daerah Sleman cukup

tinggi karena berada di daerah gunung berapi

2. pasir yang digunakan dalam proses penyaringan adalah pasir kuarsa

karena sifat pasir kuarsa seperti spon (berpori-pori tetapi mudah

hancur)

F. Kesimpulan

System pengolahan air di PDAM Sleman menggunakan cara fisik dan

kimia dengan 2 metode pemanfaatan air yaitu pada air yang perlu pengolahan

dengan air yang tidak perlu pengolahan sehingga langsung didistribusikan ke

konsumen. Berkaitan dengan berbagai macam hal sosial kemasyarakatan, PDAM

Sleman menemui hambatan yang sifatnya mencakup masalah social, dalam rangka

pengembangan daerah di Sleman dan kondisi geografis daerah Sleman pada

khususnya. Sehingga pencapaian baku mutu qualitas air perlu adanya penanganan

berkala karena sifatnya adalah public consumer

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

KadarFe, Mn

Head (meter) Sumber air pasir

Debit Liter/detik

Page 15: 22007722 Pengolahan Air PDAM

BAB III

A. Hari, Tanggal : Kamis, 30 November 2006

B. Judul : Proses Produksi Perusaan Daerah Air Minum (PDAM)

Gunung Kidul.

C. Tujuan

1. agar mahasiswa dapat mengetahui proses produksi yang dilakukan oleh

PDAM gunung kidul

2. agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan proses produksi sewaktu

musim hujan dan musim kemarau.

3. agar mehasiswa dapt mengetahui jangkiauan yanmg dilakukan oleh

PDAM gunung kidul.

D. Metode

Metode yang dilakukan adalah kunjungan langsung ke lapangan

disertai dengan penjelasan.

E. Pembahasan

PDAM gunung kidul mengolah air dari berbagai sumber, antara lain:

muara air pantaiu baron, ngobaran, bribing, pengeboran air tanah (sumur bor)

dan air hujan.. sebagai berikut.

1. Pelayanan Sub System Baron

PDAM gunung kidul melakukan proses produksi dengan mengambil air

dari beberapa sumber salah satu sumber adalah diambil dari Muara Air Pantai

Baron (sungai bawqah tanah) yang diambil denagn cara pemasangan pipa

yang ditanam pada kedalaman ± 100 m, lokasi pemasangan pipa tidak di tepi

muara dikarenakan bagian tepi muara banyak digunakan untuk kegiatan

masyarakat daerah sekitar antara lain; mandi, mencuci, dan lain-lain sehingga

kondisi air di tepi muara lebih terkontaminasi. Pipa- pipa ini kemudian

digunakan untuk mengalirkan air ke tiga reservoir utama yang nantinya akan

melayani ± 39 dusun. Pipa penyaluran yang digunakan adalah pipa berbahan

dasar besi yang kuat, tahan lama dan anti karat dengan diameter 6.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 16: 22007722 Pengolahan Air PDAM

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Intake baronDebit pompa 15 ltr/dtk

Reservoir I (Rejosari)Kapsitas 50 m3

Desa Planjan Reservoir II (Kemadang)Kapsitas 50 m3

Desa Kemadang

1. dusun planjan I2. dusun planjan II3. dusun ngalang-

alangsari4. dusun karang5. dusun sangerang6. dusun sumber

Desa kemadang I Reservoir III (Kemadang)Kapsitas 18 m3

Desa kemadang II

1. Dusun Ngelo2. Dusun Ngalas3. Dusun Pucung4. Dusun Karang Kidul5. Dusun Karang6. Dusun Kelor7. Dusun Karang Dewo

1. Dusun Baron2. Dusun Rejosari3. Dusun Sumuran4. Dusun Watu Belah5. Dusun Kemadang Kulon6. Dusun Suru7. Dusun Karang Lor I8. Dusun Karang Lor Ii9. Dusun Pucung10. Dusun Tenggang11. Dusun Ngasem12. Dusun Kayubimo

Desa Kemadang I Desa Kemadang I

1. Dusun Glagah2. Dusun Guyangan3. Dusun Karangnongko4. Dusun Panggang5. Dusun Kemiri6. Dusun Ngasem7. Dusun Gebang8. Dusun Bareng9. Dusun Wates

1. Dusun Kanigoro2. Dusun Kelor Lor3. Dusun Kelor Kidul

Dusun Sangen I

Gambar 1.1 Skema Jangkauan Pelayanan Sub Sistem Baron

Page 17: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Keterangan :

Kapasitas air pada reservoir I dan II adalah sama, yaitu 50 m3 tetapi

dengan melihat skema jangkauan pelayanan yang lebih luas yaitu menjangkau

20 dusun dan satu reservoir. Sedangkan reservoir I hanya menjangkau 9 dusun

dan satu reservoir. Dengan demikian jumlah air yang diterima pada daerah

pelayanan reservoir II lebih sedikit daripada reservoir I.

Kelemahan:

a. perlu diadakan perubahan pada proses pendistribusian air dari intake

baron agar sampai kepada masyarakat lebih cepat dan merata.

b. Proses produksi PDAM Gunung Kidul dengan sumber air dari muara

air baron hanya berlangsung ketika musim kemarau, sedangkan jika

musim hujan proses produksi dihentikan karena keadaan sumber air

yang terlalu keruh dan banyaknya partikel-partikel yang dapat

menghambat proses produksi pada pompa dan pipa-pipa distribusi.

2. Skema Jangkauan Pelayanan Sub System Ngobaran

sumber air lain yang digunakan adalah yang berasal dari Ngobaran, tetapi

debit pada sumber ini lebih besar daripada subsistem Baron. Air yang telah

diambil dari sumber dialirkan dengan piupa yang dialirkan ke enam reservoir

besar yang masing-masing memiliki kapastas minimal 150 m3.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 18: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Gambar 1.2 Skema Keseluruhan Jangkauan Pelayanan Sub System Ngobaran

Keterangan :

Skema diatas adalah jangkauan pelayanan sub system ngobaran secara

keseluruhan secara garis besarnya. Skema diatas menggambarkan alur

distribusi pelayanan sub Ngobaran. Pendistribusian air cukup efisien karena

letak reservoir berada pada letak yang paling tinggi.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Intake NgobaranDebit Pompa 60 Liter/Detik

Rumah Genset (Reservoir 0)

Reservoir I (Kapasitas 150 m3)

Reservoir II (Kapasitas 150 m3)

Reservoir III (Kapasitas 250 m3)

Desa Kanigoro Reservoir IV (Kapasitas 150 m3)

Reservoir V (Kapasitas 1000 m3)

Reservoir V A(Reservoir VI)

Reservoir V B

Daerah Pelayanan Bagian A Daerah Pelayanan Bagian B

Page 19: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Setelah melihat skema pelayanan dapat ditarik kesimpulan bahwa

system pelayanan yang dilakukan terlalu rumit dan luas sehingga perlu

diadakan peringkasan system pelayanan demi kepuasan dan kesejahteraan

masyarakat.

Detail skema jangkauan pelayan dilihat dari reservoir yang terbesar, yaitu

reservoir lima dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 1.3 Skema Jangkauan Pelayanan Ngobaran Dengan Spesifikasi Pada Reservoir Lima.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Reservoir V (Kapasitas 1000 M3)

Daerah Pelayanan Bagian A Daerah Pelayanan Bagian B

Bak Penampungan 7 (Legundi)

Bak Jetis Bak Pelepas Tekan Monggol

1. Desa monggol2. desa mulusan

Reservoir Pule Bener(Kapasitas 250 m3)

Reservoir Pucung(Kapasitas 250 m3)

Desa Planjan

Desa Kepek

Bak Pelepas Tekan Blondo

1. Desa Paliyan2. Desa Karang Duwet3. Desa Karang Asem4. Desa Pampang

Desa Wonokebaran

Desa Giri Sekar

Reservoir VI(kapastas 800 m3)

Bak Penampunagan(Girisuko)

Desa Girisuko

Desa Giri CahyoDesa Giri Purwo

Bak Penampungan 8(Giritirto)

1. Desa Giritirto2. Desa Giri Sekar3. Desa Giriati

1. Desa Giriharjo2. Bakpelepas Tekan3. Desa Giri Karto4. Desa Giriwungu5. Desa Girimulyo

Bak Kerambil Sawit

1. Desa Kerambil Sawit

2. Desa Klumpit3. Desa Kanigoro

1. Desa Jetis2. Desa Ngloro

Page 20: 22007722 Pengolahan Air PDAM

3. Skema Jangkauan Pelayanan Sub System Bribin

Gambar 1.4 Skema Jangkauan Pelayanan Sub System Bribin

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Sub sisterm bribin (reservoir 0)Debit poma 956 liter/detik

Reservoir I (bribin) kapasitas 500 m3

1. Desa Dadapayu2. Desa Ngeposari3. Desa Gombong

Bak Penampungan IIIKapasitas 100 m3

Reservoir VKapasitas 2x500 m3

1. Desa Dadapayu2. Desa Candirejo3. Desa Sumberwungu4. Desa Hargosari5. Desa Tepus6. Desa Sidoharjo7. Desa Ngestiharjo8. Desa Pancarejo

1. Desa Banjarejo2. Desa Kemiri

Bak Penampungan IVKapasitas 150 m3

Reservoir VIII

1. Desa Giripanggung2. Desa Purwodadi3. Desa Balong4. Desa Jepitu5. Desa Karangawen6. Desa Tileng

Reservoir II kapasitas 2x90 m3 (baja)

Reservoir III (POKDADAP) Kapasitas 300 m3

Reservoir IV Kapasitas 150 m3

Bak Penampunagan IKapasitas 50 m3

Desa Dadap Ayu

Reservoir VIKapasitas 200 m3

Reservoir VIIKapasitas 300 m3

1.Desa Dadap Ayu2. Desa Petir3. Botodayakan

1. Desa Petir2. Desa Pringombo3. Desa Semugih4. Desa Nglindur5. Desa Jeruk

Wudel6. Desa Melikan7. Desa Bohol

Bak pelepas tekan I

Bak pelepas tekan II

Bak pelepas tekan III

Bak pelepas tekan VIKapasitas 15 m3

Reservoir 7.1 Kapasitas 15 m3

Sumber Air Pucung (Deep Weel)

Bak Penampung VI 50 M3

Bak Penampung VIII 75 M3

Reservoir 7.2 100 M3

1. Desa Bangle2. Desa Trayu3. Desa Kandir

Page 21: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Keterangan :

Pada sub system pelayanan ini melalui delapan reservoir besar yang

kemudian dialirkan ke bak-bak penampungan dan didistribusikan kepada

warga. System pendistribusian yang dilewati juga cukup rumit dan panjang.

4. Jangkauan Pelayanan PDAM Gunung Kidul Bersumber Dari Sumur Bor.

Sumur bor yang dimiliki oleh PDAM gunung kidul b erada di ibu kota

kabupaten. Sumur ini dibangun derngan kedalaman pengeboranya ± 100 m,

untuk memperkuat konstruksi sumur maka pada bagian dalam sumur dipasang

casing (pada kedalaman ± 30 m) agar tidak terjadi kelongsoran dan

pencemaran sumur akibat perembesan limbah cair domestic baik dari rumah

tangga maupun dari industri dari rumah tangga. Sumur bor yang dimiliki oleh

PDAM gunung kidul ini belum pernah kehabisan air sehingga tidak perlu

dilakukan pengeboran lanjutan untuk memperdalam sumur.

System pengolahan yang dilakukan pada umumnya sama seperti yang

dilakukan oleh PDAM di daerah lain. Proses tersebut dapat digambarkan

dengan keterangan berikut:

Air yang sudah diambil dari sumur bor (deep weel) diaerasikan

menggunakan aerator kemudian dimasukkan ke bak sedimentasi (settler)

untuk mengendapkan kapur kemudian dimasukkan dalam tahap sand filter

(penyaringan dengan pasir kuarsa) setelah itu dimasukkan ke dalam bak

penampungan dan didistribusikan kepada pelanggan.

Jangkauan pelyanan dengan sumber dari sumur bor ini hanya mencakup

daerah yang ada di sekitar sumur dan tidak dapat memenuhi kebutuhan air

yang diperlukan oleh masyarakat pada daerah yang letaknya sulit dijangkau.

Selain lokasi yang kurang strategis hambatan lainnya adalah pada biaya

operasional yang cukup besar.

5. Jangkauan Pelayanan PDAM Gunung Kidul Bersumber Dari Air Hujan

(PAH)

PDAM gunung kidul membangun bak penampungan air Hujan (PAH)

terutama pada daerah- daerah yang pada musim kemarau terjadi kelangkaan

air, dan sulit dijangkau oleh PDAM. PAH ini diharapkan dapat membantu

masyarakat menyimpan kelebihan air yang ada ketika musim hujan untuk

dapat digunakan pada waktu musim kemarau nanti.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 22: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Konstruksi dari PAH sendiri meliputi :

Serangkaian besi beton yang dianyam diisi strimin, dan bagian dalam dipasang

triplek. Pada bagian atas bak terdapat inlet (untuk masuk air jika akan digunakan)

Seluruh bangunan PAH dibuat dengan lapisan pengevoran yang berasal dari

campuran pasir, semen dan gamping. Tujuanya agar benmgunan 6tersebut kokoh

dan air tidak dapat merembes ke luar dan limbah cair yang berasal dari rumah

tangga atau yang lainnya tidak dapat merembes masuk ke dalam bak.

Gambar 1.5 Konstruksi Bak Penampunag Air Hujan

Bentuk bak PAH ini sebenarnya ada dua macam yaitu bulat seperti gambar diatas

dan bentu kubus dengan konstruksi bangunannya sebagai berikut:

Bangunan bentuk kubus terbuat dari sususnan batu bata pasir, semen, dan

gamping yang bagian atasnya ditutup dengan atap yang terbuat dari seng. Bentuk

PAH ini seperti bak mandi pada umumnya. Ijnlet dan outlet terletak pada suatu

tempat. Bak dengan model ini kurang baik digunakan karena air yang berada

didalamnya mudah tercemar.

Selain kegiatan di atas PDAM gunung kidul juga mempunyai beberapa

rencana kegiatan. Salah satunya adalah program percepatan penyelesaian air

bersih yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2007 dengan penyandang

dana adalah pemerintah Cina, program ini diharapkan dapat membantu

mempercepat penyampaian air dari produsen kepada konsumen sehingga system

distribusinya tidak terlalu rumit lagi.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 23: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Berikut ini dijelaskan gambaran garis besar dari rencana tersebut.

ket:

Gambar 1.6 Skema Rencana Inter Koneksi System Baron Dan Ngobaran

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Reservpir 4 Jetis SaptosariKapasitas 1000 m3

Reservoir 4 (150 m3)Dilengkapi Pompa,Pipa p= 4100 m,Ǿ= 300

cm

Reservoir 3 (250 m3)Dilengkapi Pompa,Pipa p= 1650 m,Ǿ= 300 cm

Reservoir 2 (150 m3)Dilengkapi pompa, pipa p= 2000 m,Ǿ= 300

cm

Reservoir 1 (150 m3)Dilengkapi pompa, pipa p= 2450 m,Ǿ= 300

cm

Reservoir 0 (genset)Dilengkapi pompa, pipa p= 900 m,Ǿ= 300 cm

Bak Penampunagan 3 baros 300 m3

Dilengkapi Pompa, Pipa p= 4000 m,Ǿ= 300 cm

Pipa 1 p=700 m, Ǿ= 150 cm, Desa Kemiri Banjarejo

Pipa 1 p=4000 m, Ǿ= 150 cm, desa Kemadang, Planjan

Reservoir 5Gebang

Volum 500 m3

Bak Penampungan 2 ,Bulu 300 m3

pompaPipa 1 p=6000 m,

Ǿ= 300 cm,

Bak Penampungan 4 ,Psr Kemadang 300 m3

pompaPipa 1 p=3000 m,

Ǿ= 250 cm,

A1pompa

Pipa 1 p=3600 m,Ǿ=300 cm,

A2pompa

Pipa 1 p=2600 m,Ǿ=300 cm,

Bak Penampungan 1Congo 500 m3

Intek Ngobaran Debit 60 l/dtk

Dua pump, pipa p=400m

Ǿ=300 cm

Intake BaronDebit pump 15 l/dtkDg dua pompa, Pipa

p=3600 m,Ǿ=350 cm

Reservoir kemiri 18 m3

Reservoir pasar Kemadang

pompa, Pipa p=4500 m,Ǿ=300 cm

Reservoir Rejosari 50 m3

Intake BaronDebit pump 15 l/dtk

Satu pompa

= pipa distribsi

percpatan air bersih dari intake Ngobaran

= pipa distribsi percpatan air bersih dari intake Baron

= pipa distribsi yang akan dihapus

Page 24: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Pada skema diatas dapat diketahui bahwa system distribusi air yang berasal

dari sumber (baron dan ngobaran ) akan dijadikan satu, yaitu di reservoir 4 yang

terletak di jetis saptosari. Alas an pemilihan reservoir 4 sebagai titik puncak

pengumpulan air adalah : letaqk reservoir yang tinggi maka secara otomatis

reservoir tersebut dapat mengalirkan air ke daerah-daerah di sekitar yang tentu

saja letaknya lebih rendah. Dengan keadaan ini maka biaya yang dikeluarkan

untuk satu kali proses produksi sampai distribusi tidak terlalu banyak, selain itu

waktu yang dibutuhkan juga akan semakin singkat.

F. Kesimpulan

Setelah melakukan kunjungan ke lapangqan dapat diketahui bahwa proses

produksi yang dilakukan oleh PDAM Gunung Kidul dilakukan secara alamiah

yaitu menggali mata air dengan pengeboran, menghimpun air dari muara air

pantai, air dari gua-gua, dan air hujan, PDAM Gunung Kidul hanya melakukan

pengolahan terhadap sebagian kecil air yang dihasilkan karena biaya yang terlalu

mahal mencapai 20 juta tiap bulan dari rata-rata. Sehingga ini menjadi masalah

kerugian bagi PDAM Gunung Kidul. Pengolahan menggunakan kaporit tidak

digunakan oleh PDAM Gunung Kidul karena keluhan masyarakat pengguna yang

tidak menghendaki adanya bau kaporit sehingga ini memicu kurang bakunya

kualitas air di PDAM Gunung Kidul.

Kendala PDAM Gunung Kidul ada berbagai macam yaitu diantaranya

banyaknya penyumbatan pipa pendistribusian sehiongga memicu kebocoran,

dilihat dari kondisi geografis gunung kidul yang berbukit dan berbatu dengan

tanah yang tandus sehingga dapat mengurangi efisiensi pendistribusian karena

memerlukan pipa yang cukup banyak.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 25: 22007722 Pengolahan Air PDAM

BAB IV

A. Hari, tanggal : Kamis, 7 Desember 2006

B. Judul : Proses Produksi Dan Pengolahan Sumber Air Keruh Menjadi

Air Jernih Oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Kebumen.

C. Tujuan

1. agar mahasiswa dapat mengetahui proses produksi dan pengolahan yang

dilakukan oleh PDAM Kebumen.

2. agar mahasiswa dapat membedakan proses produksi dan pengolahan yang

dilakukan dengan sumber air baku yang berbeda.

D. Metode

Metode yang dilakaukan yaitu dengan melakukan kunjungan langsung ke

lapangan dengan spesifikasi kunjungan pada unit pengolahan pejagoan yang

disertai dengan penjelasan langsung oleh petugas PDAM Kebumen.

E. Dasar teori:

PDAM Kebumen menggunakan sumber air dari sungai luk ulo sebagai

sumber air bakunya. Karqakteristik sungai luk ulo antara lain: kekeruhan

mencapai 500 NTU pada waktu musim hujan, sedangkan pada waktu musim

kemarau debit air baku yang ada di sungai luk ulo hanya sekitar 100 liter/detik

(tahun 2006 debit air tersebut lebih dari 200 liter/detik). Fluktuasi debit

mantap aliran sungai paling kecil terjadi setiap 10 tahunan. Di dasqar

pengambilan (dasar aliran sungai) terdapat kedung denagn diameter 25 meter

dan kedalaman 15 meter. Kandunagan partikel (pasir, kerikil, dll) yang

terkandung dalam air di luk ulo cukup tinggi tetapi kandungan kimianya masih

di bawah standart yang diperbolehkan. Pencemaran pada sungai ini

kebanyakan terjadi aktifitas manusia pada umumnya.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 26: 22007722 Pengolahan Air PDAM

F. Cara Pengolahan

1. Unit Pengambilan Sumber Air Baku Sungai Luk Ulo (Pos I)

PDAM Kebumen memiliki lima unit pengolahan, salah satunya yang berada

di Pejagoan. Unit pengolahan ini mengambil sumber air baku dari sungai luk

ulo tehnik pemasangan pompa pada unit pengambilan ini, yaitu:

Pompa diletakkan di titik daerah aliran sungai (DAS) debit minimnal

pompa 50 liter/detik, air tersebut dialirkan ke bak penampungan yang

terletak di bagian atas sungai denagn kapasitas pompa 48 liter/detik. Bak

penampungan tersebut juga dapat diartikan sebagai bak penghilang tekan

(BPT) kemudian air akan berhenti sebentarsetelah itu dialirkan ke pos II

denagn menggunakan pipa dari besi (dilakukan proses lanjutan untuk

penjernihan) setelah itu sisa air yang tidak tertampung akan kembali ke

sungai dengan debit sekitrar 2 liter/detik.

Jarak pos (unit pengambilan) dengan bak penampungan (bak pelepas

tekan) sekitar 30 meter. Pompa yang digunakan adalah tiga buah pompa

celup yang peletakannya dilengkapi dengan bangunan berjeruji yang

berfungsi sebagai pengaman pompa.

Pompa yang dipasang pada titik DAS terletak di dua lokasi, yaitu:

a) pompa yang diletakkan untuk pengambilan air ketika musim hujan

(mengantisipasi terjadinya luapan debit sungai dan apabila terjadi

banjir)

b) pompa yang diletakkan untuk pengambilan air ketika air ketika

musim kemarau (mengantisipasi apabila keadaan air surut)

2. Proses Pengolahan Air Baku (Pos II)

Prinsip pengolahan air bersih yang terjadi secara keseluruhan melalui

tahapan seperti di bawah ini:

a) penjernihan atau purifikasi yang meliputi :

1) koagolasi dan flokulasi

2) sedimentasi

3) filtrasi

b) desinfeksi

c) pengaturan pH (pH adjustment)

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 27: 22007722 Pengolahan Air PDAM

3. proses yang dilakukan di PDAM Kebumen dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a) sumber air baku yang baru dialrkan dari bak pelepas tekan

(karakteristik airnya sangat keruh)

b) dimasukkan ke dalam bak prasedimentasi.

Gambar 1.1 Skema Bak Prasedimentasi

Keterangan :

A : Pada bak A sumber air baku yang berasal dari bak pelepas tekan ditampung dan

diberi bahan kimia (PAC) sebagai koagolan agar partikel kasar yang terbawa

dapat tersuspensi sehingga dapat menggumpalkan disperse koloid menjadi flok-

flok besa. Bahan kimia terse3but dialirkan melalui pompa dosing.

B : pada bak B air yang berasal dri bak A dialirkan bersamaan denagn flok-flok yang

terbentuk.

C : Pada bak C air yang berasal dari bak B (telah terjadi pembentukkan flok) dialirkan

ke bak lain untuk melewati proses selanjutnya.

Pembersiahan bak pra sedimentasi dilakukan 1-2 kal;I sehari dengan pembuangan

sisa kotoran melalui pipa. Pada bak prasedimentasi terjadi proses koagolasi dan

flokulasi. System pengolahan pada bak prasedimentasi disebut dengan proses

pengadukan cepat. Pada proses pengadukan cepat koagolan diharapkan dapt

tercampur secara merata.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

A B C

Page 28: 22007722 Pengolahan Air PDAM

c) Dimasukkan Ke Bak Sedimentasi.

Pada bak sedimentasi terjadi beberapa proses, yaitu : system

pengadukan lambat, desinfeksi, sedimentasi dan filtrasi

Gambar 1.2 Skema Bak Pengolahan Lanjutan

Keterangan:

A1 D2 : Merupakan bak pengaduk lambat yang sisitem kerjanyqa dengan

mengandalkan beda tinggi. Bak pengaduk lambat sejumlah delapan

bak berbentuk lingkaran, tujuanya agar air dan bahan kimia yang

telah dicampurkan dapat tercampur secara homogen.

A1 dan A2 : Merupakan bak penampungan selanjutnya setelah sebelumnya air

melalui proses flokulasi dan koagolasi di bak pra sediment. Bak ini

terletak paling atas daripada bak-bak lainnya.

B1 dan B2 : Air dari bak A1 dan A2 dialirkan ke bak ini. Bak ini terletak lebih

rendah dari pada bak A1 dan A2.

C1 dan C2 : Air dari bak B1 dan B2 dialirkan ke bak ini. Bak ini terletak lebih

rendah daripada bak B1 dan B2.

D1 dan D2 : Air dari bak C1 dan C2 dialirkan ke bak ini. Bak ini terletak sejajara

dengan bak C1 dan C2 pada bak D2 air yang akan dialirkan ke bak

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Bak manual

E

A1

B1

C1

D1

C2

D2

B2

A2F1

F2

F3

F4

F5

F6

Page 29: 22007722 Pengolahan Air PDAM

selanjutnya, diberi kaporit (clorinasi) Ca(OCl)3 calcium hipo chloride

terlebih dahulu. Seharusnya pemberian kaporit dengan menggunakan

pompa dosing tetapi karena adanya kerusakan maka pemberian kaporit

dengan menggunakan bak manual.

E : Merupakan bak sedimentasi dimana pada semua bagian bawahnya

terdapat pipa –pipa yang gunaya menangkap sediment – sediment yang

terbentuk berbentuk endapan karena gaya graitasi. Debit bak sedimentasi

adalah 50 liter/detik

F1 F6 : Merupakan bak-bak filtrasi. Pada bak sedimentasi tidak semua partikel

dapat terendap sehinggaq diperlikan proses lanjutan agar air tersebut

dapt benar-benar jernih. Proses tersebut terjadi di bak filtraswi yang

berjumlah enam bak. Proses filtrasi menggunakan saringan pasir cepat

(terdiri dari pasir kwarsa yang tebalnya 60 cm)

d) Dialirkan Ke Reservoir

setelah melalui prosews filtrasi air tersebut dialirkan ke

reservoair dengan menggunakan piupa berdiameter 160 cm.

proswes desinfeksi (pembubuhan kaporit) selain untuk

me3njernihakan air jug adapt digunakan untuk mencegah

tumbuhnya bibit lumut. Air disimpan di reservoir sebelum

diditribusikan kepada pelanggan. Kapasitas reservoir pada PDAM

Kebumen yaitu 1200 m3

e) pemeriksaan di laboratorium

air yang telah dip roses dan disimpan di reservoir sebelum

didistribusikan dilakukan pemeriksaan dahulu di laboratoriumn.

Pemeriksaan yang dapat dilihat secara cepat adalah pemeriksaan

kekeruhan. Se4dangkan pemerisaan kandungan becteriologi, fisika

dan kimia yang terdapat dalam air dapat terus memenuhi standart

baku mutu yang telah ditetapkan.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 30: 22007722 Pengolahan Air PDAM

G. System Gravitasi

System pengolahan air keruh menjadi air jernih yang dilakukan oleh

PDAM Kebumen menggunakan system gravitasi. Karena letqak reservoir PDAM

Kebumen terletak di daerah ketinggian maka semua proses pegolahan juga

dilakukan pada daerah ketinggian (agar lebih dekat dengan reservoir). Letak

reservoir di ketinggian bertujuan untuk mempermudah distribusi air kepada

masyarakat pelanggan yang tentu saja tinbggal di daerah yang lebih rendah dari

letak reservoir tersebut, sehingga dimaksudkan agar minimalisasi biaya dapat

terealisasi karena dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi, PDAM Kebumen

tidak perlu mesin penunjang yang besar lainyadengan biaya operasiuonal yang

besar pula.

H. Kesimpulan

PDAM Kebumen memiliki lima unitr pengolahan dengan sumber

pengolahan utama yaitu:

1. pengolahan I berasal dari sempor (gombong), dengan zat kapur besar.

2. pengolahan II berasal dari sungai luk ulo.

3. dasar pengolahan yang dilakukan oleh PDAM Kebumen yaitu engan cara

fisika dan kimia dalam penambahan zat koagolan dan desinfeksi.

J. Saran

Dengan mengetahui karakteristik yang berbeda antara kualitas sungai

sempor di gombong dan sungai luk ulo di kebumen maka akan lebih efisien dalam

penambahan zat pengatur pH yang menggunakan kapur tohor sebagai yat alkalisnya

maka dengan jalan memadukan kedua sumber mungkin kwalitas pH akan lebih

stabil dalam arti mendekati netral, sehingga biaya untuk penggunaan kapur tohor

dapat ditekan.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 31: 22007722 Pengolahan Air PDAM

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama praktek kunjungan lapangan di PDAM Sleman, Gunung Kidul,

dan Kebumen penyusun dapat menyimpulkan bahwa dengan perbedaan

karakteristik yang meliputi kondisi Geografis, cara pandang masyarakat,

kondisi iklim, dan ketinggian tempat maka proses yang dilaksanakan ketiga

PDAM sangatlah berbeda, baik cara mendapatkan air, cara pengolahannya,

dan cara pendistribusianya, tetapi disini ketiga PDAM sama-sama melihat

quantitas air dengan melihat criteria sbb:

a) penjernihan atau purifikasi yang meliputi :

4) koagolasi dan flokulasi

5) sedimentasi

6) filtrasi

b) desinfeksi

c) pengaturan pH (pH adjustment)

sehingga kualitas hasil ketiga PDAM relative sama berdasarkan

standart baku mutu air.

B. Saran

Dengan melihat dasar diatas maka kami menyarankan agar dilakukan

penyuluhan terhadap masyarakat mengenai kesehatan air dan penyehatannya

menurut baku mutu yang berlaku, dan perlunya penekanan terhadap

masyarakat agar lebih tahu misi dan tujuan PDAM sehingga tercipta suatu

kesadaran masyarakat sehingga mereka tidak akan merusak prasarana PDAM

dan tidak ada komplain akibat bau kaporit karena mereka akan lebih tahu

tujuan penggunaan bahan tersebut.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 32: 22007722 Pengolahan Air PDAM

PUSTAKA

Erlina. 1991. Pola Konsumsi Air untuk Keperluan Rumah Tangga di Kotamadya

Yogyakarta,

Skripsi Sarjana S1, fak. Geografi UGM, Yogyakarta.

Fetter, C.W., 1988. Applied Hydrogeology. Meril Publ. Co. Columbus, Ohio.

Hem, J.D., 1970. Study and Interpretation of the Chemical Characteristics of

Natural Water.

US Geological Survey, Water Supply Paper No. 1473. Government Printing

Office,

Washington DC.

MetCalf and Eddy, Inc. 1979. Wastewater Engineering:

Treatment/Disposal/Reuse. McGraw

Hill Book Co., New York.

Rochili, F. 2006. Limbah Domestik, Pencemaran Air dan Eksploitasi Air Tanah.

Tekno Limbah,

Vol.1 tahun 2006. Hal. 13-15. ISSN; 1412-5009. Pusat Penembangan Teknologi

Limbah Cair, Yogyakarta.

Sartohadi, J., Widyastuti, M. dan Sri Lestari, I, 2005. Penyebaran Airtanah Bebas

Tercemar

Air Lindi di Sekitar TPA Piyungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Forum Geografi, Vol. 19 No. 1, Juli. Hal. 16-29. UMS Surakarta.

Perubahan Kualitas Airtanah di Sekitar Sumber ... (Sudarmadji) 109

Sudarmadji, 1994. Some Notes on Groundwater as A Domestic Water Supply

of the Yogyakarta

Municipality. The Indonesian Journal of Geography. Vol 26 No 68 Dec 94

pp. 1-10. ISSN

: 0024-9521. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Sudarmadji, 1994. Assessment of Groundwater Resources at the Beach Ridges

of the Kulonprogo

District, Yogyakarta. The Indonesian Journal of Geography. Vol. 27 No. 69

Jun 94 pp. 61-

74. ISSN : 0024-9521. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7

Page 33: 22007722 Pengolahan Air PDAM

Sudarmadji dan Subekti, R. 1997. Respon Airtanah Terhadap Hujan di Sekitar

Tempat

Pembuangan Akhir Sampah Tambakboyo, Sleman, DIY. Jurnal Manusia dan

Lingkungan,

No 13 Th.IV.1997. ISSN : 0854-5510. PPLH-UGM. Yogyakarta.

Sudarmadji, 2000. Meminimalisasi Pembuangan Sampah ke dalam Sungai.

Makalah

Lokakarya. Bapedal DI Yogyakarta.

Suyono, 2000. Kajian Geografis Air Tanah di Daerah Istimewa Yogyakarta,

Laporan Penelitian,Lembaga Penelitian UGM, Yogyakarta.

Tim Survei Jurusan Geografi Fisik, Fakultas Geografi UGM (2006). Survei

Parameter Fisik

Pasca Gempa Sebagian daerah Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta.

Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.

Todd, D.K., 1980. Groundwater Hydrology. John Wiley and Sons, New York.

Travis, C.C., and Etnier, E.L. (ed), 1984.Groundwater Pollution

Environmental and Legal Problems.

Westview Press Inc., Colorado.

Varsney, C.K., 1981. Groundwater Pollution and Management Reviews. South

Asian Publisher

Ltd., New Delhi.

Yayasan Dian Desa, 1991. Real Demand Study, YUDP, Yogyakarta.

H a s t o m o , J K L Y o g y a k a r t a Page 7