2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

31
BAHAN AJAR PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15 Mengelola Penyiapan Bahan Tanaman (Kode: TAN. KS02.002.01) KEMENTERIAN PERTANIAN RI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN Jl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan 2015

description

PENYIAPAN

Transcript of 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Page 1: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

BAHAN AJARPELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT

KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15

Mengelola Penyiapan Bahan Tanaman(Kode: TAN. KS02.002.01)

JUDUL : Mengelola Penyiapan Bahan Tanaman

KEMENTERIAN PERTANIAN RIBADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN Jl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan

2015

Page 2: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

KOMPETENSI DASAR : Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, peserta

pelatihan diharapkan mampu Menyiapkan bahan, alat dan

tenaga kerja, Mengawasi pelaksanaan pembibitan awal,

Mengawasi pelaksanaan pembibitan utama, dan

Melakukan seleksi bibit.

INDIKATOR KOMPETENSI : Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini :

1 Peserta dapat menghitung dan menentukan

kebutuhan kecambah dengan memperhatikan luas

dan kondisi kebun.

2 Peserta dapat mengidentifikasi dan menghitung

kebutuhan lahan semaian, bahan dan peralatan untuk

penyiapan bibit tanaman sesuai dengan kebutuhan

luasan lahan yang akan ditanami.

3 Peserta dapat mengidentifikasi dan menghitung

kebutuhan tenaga kerja untuk penyiapan bahan

tanam sesuai dengan jenis pekerjaan.

4 Peserta dapat menyusun jadwal kerja penyiapan

bahan tanaman sesuai dengan kebutuhan tanam.

5 Peserta dapat melakukan tindakan pencegahan

kecelakaan kerja sesuai dengan SOP yang berlaku.

6 Peserta dapat memastikan ketersediaanya bahan

tanam, peralatan, dan bahan pendukung sesuai

dengan kebutuhan dan prosedur baku yang

ditetapkan.

7 Peserta dapat mengawasi penyiapan lokasi dan

media pembibitan awal oleh tenaga kerja dan

mengarahkan sesuai dengan persyaratan teknis dan

prosedur standar yang berlaku.

8 Peserta dapat menjadwalkan penanaman dengan

benar untuk menjamin terpenuhinya prosedur baku

pembibitan.

Page 3: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

9 Peserta dapat melakukan pengawasan dan

bimbingan kepada tenaga kerja dalam pemeliharaan

dan pengamanan bibit sesuai dengan SOP atau

prosedur yang berlaku.

10 Peserta dapat membuat rekaman pelaksanaan

pengawasan dan pembinaan pembibitan awal sesuai

dengan prosedur dan format yang ditetapkan.

11 Peserta dapat mengawasi dan mengarahkan

penyiapan lokasi dan media pembibitan utama oleh

tenaga kerja sesuai dengan persyaratan teknis dan

prosedur standar yang berlaku.

12 Peseta dapat menjadwalkan pemindahan bibit awal

dengan benar untuk menjamin dipenuhinya prosedur

baku pembibitan.

13 Peserta dapat melakukan pengawasan dan

bimbingan kepada tenaga kerja dalam pemeliharaan

dan pengamanan bibit utama sesuai dengan SOP

atau prosedur yang berlaku.

14 Peserta dapat membuat rekaman pelaksanaan

pengawasan dan pembinaan pembibitan utama

dengan menggunakan prosedur dan format yang

ditetapkan.

15 Peserta dapat menjelaskan kriteria bibit yang baik.

16 Peserta dapat menjelaskan prosedur standar seleksi

bibit.

17 Peserta dapat mengawasi dan mengarahkan

pekerjaan seleksi bibit untuk menjamin diperolehnya

kecambah dan bibit sesuai dengan standar kecambah

dan bibit yang ditetapkan.

18 Peserta dapat membuat catatan dan rekaman hasil

seleksi bibit bahan tanaman kelapa sawit dengan

menggunakan prosedur dan format yang ditetapkan.

LANGKAH KERJA : Langkah kerja dalam penerapan mengelola pekerjaan

penyiapan bahan tanam adalah :

Page 4: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

1. Hitunglah kebutuhan kecambah dengan memperhatikan luas dan kondisi

kebun.

2. Hitunglah kebutuhan lahan semaian, bahan dan peralatan untuk penyiapan

bibit tanaman sesuai dengan kebutuhan luasan lahan yang akan ditanami.

3. Identifikasi dan hitunglah kebutuhan tenaga kerja untuk menyiapkan bahan

tanam sesuai dengan jenis pekerjaan

4. Susunlah jadwal kerja penyiapan bahan tanaman sesuai dengan kebutuhan

tanam

5. Lakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan sesuai dengan

SOP yang berlaku.

6. Pastikan ketersediaan bahan tanam, peralatan, dan bahan pendukung sesuai

dengan kebutuhan dan prosedur baku yang ditetapkan

7. Lakukan penyiapan lokasi dan media pembibitan awal oleh tenaga kerja yang

diawasi dan diarahkan sesuai dengan persyaratan teknis dan prosedur

standar yang berlaku.

8. Laksanakan penanaman sesuai jadwal dengan benar untuk menjamin

dipenuhinya prosedur baku pembibitan

9. Awasi dan bimbinglah tenaga kerja pemeliharaan dan pengamanan bibit

dilakukan sesuai dengan SOP atau prosedur yang berlaku.

10.Buatlah rekaman pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pembibitan awal

dilakukan dengan menggunakan prosedur dan format yang ditetapkan.

11. Persiapkan lokasi dan media pembibitan utama oleh tenaga kerja yang

diawasi dan diarahkan sesuai dengan persyaratan teknis dan prosedur

standar yang berlaku.

12.Pindahkan bibit sesuai jadwal dengan benar untuk menjamin dipenuhinya

prosedur baku pembibitan

13. Lakukan pengawasan dan bimbingan kepada tenaga kerja pemeliharaan dan

pengamanan bibit utama dilakukan sesuai dengan SOP atau prosedur yang

berlaku.

14.Buatlah rekaman pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pembibitan

utama dilakukan dengan menggunakan prosedur dan format yang ditetapkan

15.Jelaskan kriteria bibit yang baik dengan benar

16.Jelaskan prosedur standar seleksi bibit dengan benar

Page 5: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

17.Awasilah pekerjaan seleksi bibit diawasi dan diarahkan untuk menjamin

diperolehnya kecambah dan bibit sesuai dengan standar kecambah dan bibit

yang ditetapkan.

18.Buatlah catatan dan rekaman hasil seleksi bibit bahan tanaman kelapa sawit

dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang ditetapkan.

GAMBAR :

Benih Kelapa Sawit Unggul

Kecambah Kelapa Sawit

Page 6: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Persiapan Pembenihan Awal

Pembenihan Awal

Persiapan Pembenihan Utama

Page 7: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Pembenihan Utama

TEORI FUNGSIONAL :

Bahan Tanam Kelapa SawitBahan tanam kelapa sawit berupa bibit yang berasal dari kecambah

dimana kecambah tersebut pada masa kini dibuat dan dihasilkan oleh

Balai-Balai Penelitian yang khusus menghasilkan kecambah dan juga dari

swasta. Pada pembibitan kelapa sawit dikenal 2 macam system yaitu

kecambah langsung ditanam ke kantong plastik besar dan kecambah

ditanam pada pembibitan pendahuluan sebelum ke kantong plastik besar.

Biasanya juga dikenal dengan istilah lain disebut sebagai single stage

system dan double stage system. System terakhir lebih dianjurkan

mengingat beberapa keuntungan dibandingkan dengan yang pertama.

Penggunaan pembibitan pendahuluan (prenursery) ini antara lain

memberikan beberapa faedah sebagai berikut :

Pada prenursery, bibit-bibit muda tersebut terkumpul dalam satuan

luas yang jauh lebih sedikit sehingga pengawasan, pemupukan,

penyiraman, pengendalian hama penyakit lebih mudah.

Kemungkinan mati, sakit, rusak lebih sedikit.

Pelindung lebih mudah pemasangannya.

Kerugian 3 bulan pertama karena pemakaian kantong plastik besar

dan tanah yang dijumpai pada single stage system tidak ada.

Page 8: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Pekerjaan-pekerjaan dipembibitan dapat diatur de ngan mudah dan

tidak terburu-buru karena dalam jangka 3 bulan masih tersedia waktu

untuk mempersiapkan mainnursery.

Meskipun demikian kedua cara ini dapat digunakan tergantung pada

perhitungan efisiensi setempat, tetapi sistem kedua kedua lebih banyak

digunakan di lapangan.

Sebelum mulai penanaman kelapa sawit di lapangan terlebih dahulu

dibuat rencana persiapan pembibitan. Jika kelapa sawit ditanam pada

tahun 0, maka pembibitan dimulai pada tahun -1, artinya satu tahun

sebelum areal ditanam pembibitan sudah dimulai. Pemesanan kecambah

harus sudah diajukan paling lambat 1 tahun sebelum kecambah tersebut

disemaikan.

Perencanaan kebutuhan kecambah menurut Solihin, et al. (1993)

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Germinated seed : 100%

Rusak atau patah transport : 4%

Ditanam di polybag kecil : 96%

Mati waktu ditanam : 4%

Sisa di polybag : 92%

Seleksi bibit : 4%

Bibit siap ke main-nursery : 88%

Bibit jelek/mati : 3%

Bibit hidup di main-nursery : 85%

Seleksi I = 5%, II = 3%, III = 2% : 10%

Bibit siap tanam : 75%

Cadangan sulaman : 10%

Bibit ditanam dilapangan : 65%

Berdasarkan perkiraan di atas memperlihatkan bahwa bila kita ingin

membuat pembibitan 100% maka hanya 65% bibit yang bisa dipindahkan

ke lapangan. Oleh karena itu kebutuhan kecambah diperkirakan sekitar

140% dari jumlah yang akan ditanam. Sehingga untuk kerapatan 130

ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha, sedangkan kerapatan 143

ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha.

Page 9: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Pada pembibitan mainnursery dengan sistem tanam segitiga sama

sisi kebutuhan benih dan luas pembibitan dapat dilihat pada tabel berikut:

  

Keterangan : Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal

sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000 polibag. Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja : 5–6 hk per hari.    Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004).

4.2 Pembibitan Awal (Prenursery)

a. Pemilihan Tempat

Rata, memiliki persediaan air cukup dan tetap serta tidak kebanjiran.

Dekat denga kantor sehingga pengawasan akan dapat dilakukan

lebih sering dan efektif.

Terhindar dari sumber-sumber hama/penyakit dari sekelilingnya,

terutama gangguan ternak.

b. Bedengan

Bedengan dibuat secara tetap dengan dinding dari papan, bambu,

kayu atau semen.

Ukuran yang dianjurkan adalah 1,60 m (lebar) x 20 m (panjang) dan

antara bedengan dipisahkan dengan jarak 0,80 m untuk jalan dan

parit.

Dasar di bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah hingga

air penyiraman dapat mengalir ke parit pembuangan.

Kantong-kantong bibit diletakan tersusun rapat dalam bedengan

tersebut dengan kapasitas muat 200 kantong polybag per meter

panjang bedengan.

Page 10: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

c. Pelindung (Naungan)

Pelindung dibuat menutup seluruh prenursery.

Tinggi 2,5 m untuk kebebasan para pekerja.

Tiang-tiang dibuat dari bambu atau kayu.

Atapnya lebih dianjurkan untuk menggunakan daun-daun kelapa

sawit, kelapa atau aren, karena daun-daun ini akan mengering

berangsur-angsur dan otomatis mengatur intensitas cahaya

matahari yang masuk. Digunakan 4 cabang daun/meter, atau bisa

juga dipakai daun alang-alang yag disusun rapat.

Atap ini harus dikurangi hingga pada umur 3 bulan bibit bebas dari

naungan. Pengurangan naungan dimaksudkan untuk melatih bibit

sebelum dipindah ke lapangan terhadap sinar matahari.

d. Pengamanan

Pemagaran sekeliling pembibitan ini sangat dianjurkan untuk

menghindari gangguan-gangguan dari luar atau sebagian saja yang

dianggaprawan gangguan ternak.

Parit-parit buangan sekelilingnya hendaknya dirawat dengan baik

untuk menghindari kebanjiran.

e. Polybag (Kantong Plastik)

Ukuran 14 x 22 cm tebal 0,10 mm.

Bagian bawah (setengah) dilubangi berkeliling untuk menghindarkan

tergenangnya air dalam kantong plastik sebanyak 18 lubang dengan

jarak 3 cm mendatar dan ke bawah berjarak 5 cm. Sedangkan jarak

dari dasar kantong 2 cm dari sisi kantong 2,5 cm.

f. Campuran Tanah dan Pengisian

Tanah yang digunakan sebaiknya adalah tanah top soil yang baik

diambil pada bagian 0 – 10 cm.

Bila perlu tanah dapat dicampur dengan pasir.

Tanah harus disaring (diayak) pada saringan kurang lebih 1 cm dan

dikeringkan angin sebelum dimasukan ke kantong.

Campuran pupuk kandang 1 bagian dan 2 bagian tanah cukup baik

sebagai media atau tanah saja asal top soil mengandung humus

cukup.

Page 11: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Pengisian harus benar-benar cukup padat hingga tidak terjadi

kantong-kantong air di dalamnya.

Beberapa hari sebelum ditanami, kantong yang telah diisi dengan

tanah disiram air.

Tanah dapat didisinfeksi untuk menghindari gangguan ham dan

jamur.

g. Menanam Kecambah

Akar (radicula) dan batang (plumula) harus hati-hati dibedakan.

Radicula harus berada di bawah.

Lubang dibuat dengan jari sedalam 2-3 cm di tengah kantong.

Plumula akan muncul di atas tanah 10-15 hari kemudian, dalam

penanaman kecambah agar dihadapkan ke arah timur dan tanah

harus dipadatkan agar kecambah tidak terangkat ke atas.

h. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore. Tiap

kantong membutuhkan air sekitar 0,25 0,50 L air setiap kali

penyiraman. Kapasitas/HK sekitar 600-700 kecambah dan 1 L air

untuk 10 bibit.

Penyiraman dapat dilakukan dengan springkler, gembor dan lain-lain

serta dilakukan dengan hati-hati agar kecambah tidak terbongkar.

Penambahan tanah kadang diperlukan pada kantong-kantong yang

tanahnya terkikis pada waktu penyiraman.

i. Pemeliharaan

Penyiangan gulma pada kantong perlu dilakukan dapat

menggunakan pre-emergence herbisida namun lebih baik secara

manual.

Pemupukan Urea 0,125 gram/bibit diberikan 1 minggu sekali yaitu

pada minggu ke 4, 5, 6, dan 7.

Setelah minggu ke 8 – 11 dipakai pupuk campuran yaitu ZA : R.P :

M.O.P : Kieserite = 7 ; 5 ; 1 ; 1 dosis 1 gr per bibit dan setelah

minggu ke 12 -16 dosisnya 1,5 gr per bibit.

Pengendalian hama dan penyakit seperti Fungi (anthracnose,

helminthosporium dan lain-lain) dapat dikendalikan dengan fungisida

(seperti Zineb, Maneb, dll.). HCH powder ditabur sekeliling

Page 12: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

bedengan dapat, dipakai menghindari semut. Aldrine 20 gr / l00 L air

dapat dipakai untuk menghindari gangguan hama lainnya. Butiran

metaldehyde 10% AM dapat ditebir pada bedengan untuk

menghindari siput; keong dan 1ain-lain.

j. Pemindahan ke Mainnusery

Pada umur 3 – 3,5 bulan (dimana 3 – 4 daun) telah berkembang

penuh adalah saat yang paling baik untuk dipindahkan ke

mainnursery.

Sebelumnya perlu dilakukan seleksi di pembibitan yang pertama

berupa penyingkiran bibit-bibit abnormal. Untuk ini agar dipelajari

pengenalannya pada tulisan-tulisan dan pengalaman pelaksanaan

seleksi antara lain misalnya: bibit kerdil, bibit yang terbalik, arrowleaf

(bibit sempit), pertumbuhan lambat, pertumbuhan memintal dan

berputar, pertumbuhan memanjang dan pendek gemuk, anak daun

menguncup, dan lain-lain.

4.3 Pembibitan Utama (Mainnursery)a. Persiapan Tempat

Lahan pembibitan diusahakan rata dengan dibuat:

Bedeng luas : 1 Ha

Petak : 0,25 Ha

Vak : 2,6 x 25 m

Tiap Ha diberi parit-parit keliling untuk pembuangan air 50 x 40 x 20

cm. Antar petak juga dibatasi parit 25 x 25 x 20 cm.

Dalam 1 vak berisikan kurang lebih 163 bibit

Dalam 1 petak berisikan kurang lebih 4.075 bibit

Dalam 1 Ha berisikan kurang lebih 16.300 bibit

b. Kantong plastik (polybag) yang dipakai

Ukuran 40 x 50 cm terbuat dari polythane hitam dengan tebal 0,20 mm.

c. Tanah Pengisian Kantong

Seperti tanah yang digunakan pada prenursery yaitu menggunakan

tanah top soil..

Page 13: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Kapasitas pengisian/prestasi : 30 – 35 polybag / HK untuk

mempertinggi prestasi bisa dilakukan dengan sistem borong dengan

pengawasan yang baik.

d. Jarak tanam

Jarak tanam 75 x 75 x 75 cm segitiga sama sisi (16.300 bibit/Ha) dapat

dipakai jika dapat dijamin bahwa bibit-bibit tersebut akan ditanam pada

umur 9 – 10 bulan. Apabila sulit dijamin maka sebaiknya digunakan

jarak tanam 90 x 90 x 90 cm segitiga sama sisi (12.000 bibit/Ha

termasuk jalan dan drainase) dengan jarak tanam ini bibit masih bisa

ditahan sampai umur 12 bulan.

e. Menanam Bibit

Sebelum ditanam tanah di polybag harus disiram terlebih dahulu

untuk melembutkannya.

Setelah lubang terbentuk bibit dari prenursery polybagnya dipotong

(dilepas) dengan hati-hati agar tanah tidak pecah dan dibuat

sedemikian rupa agar tanahnya menyatu dengan tanah pada

polybag baru.

f. Pemakaian Mulch

Setelah penanaman sebaiknya permukaan tanah kantong plastik

tersebut ditutup dengan mulch yang berguna untuk mengurangi

penguapan air, mencegah terbentuknya lapisan keras pada permukaan

tanah, mencegah semburan keras dari air yang disiramkan atau oleh

hujan deras, memperbaiki drainase, dan mempertahankan kelembaban

tanah. Tebal mulch yang dianjurkan adalah 1 – 3 cm.

Jenis-jenis mulch yang bisa dipakai antara lain:

Tandan kosong secara teori kurang baik karena walaupun

mengandung P banyak tetapi mendorong ke arah defisiensi Mg,

jarang digunakan.

Serbuk gergaji secara teori kurang baik karena teksturnya akan

beterbangan sewaktu penyiraman, jarang digunakan.

Dedak padi secara teori kurang baik karena teksturnya akan

beterbangan, jarang digunakan.

Page 14: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Potongan rumput kering seperti lalang secara teori kurang baik

karena mempertinggi aktivitas biologis di atas tanah, tapi kenyataan

biasa digunakan di lapangan dan hasilnya cukup baik.

Serabut buah sawit setelah pengolahan cukup baik asal dibersihkan

dahulu dari minyak yang tertinggal, sering digunakan di lapangan.

Cangkang merupakan terbaik digunakan sebagai mulch karena

berfungsi mengurangi penguapan air dan memperbesar daya

tangkap air, sering digunakan di lapangan.

Prestasi mulching : 150 – 200 bibit/HK.

g. Penyiraman

Kebutuhan air tergantung pada umur bibit, rata-rata adalah 2 L per hari.

Prestasi : 2000 bibit/HK.

h. Pemeliharaan

Pemupukan dianjurkan untuk menggunakan pupuk compound

/majemuk guna memperoleh efisiensi. Kebutuhan pupuk sampai

umur 12 bulan kurang lebih 275 gr per bibit.

Penyiangan gulma bila dilakukan secara manual membutuhkan

sekitar 40 - 50 HK/Ha atau 20 – 30 HK/Ha.

Pengendalian hama penyakit perlu dilakukan pemeriksaan secara

teratur dan setiap kejadian baru yang terlihat agar dilaporkan.

Penentuan sistem pengendalian baik kimia maupun teknis harus

dikaji dahulu dan diperhitungkan efektivitas dan efisiensinya.

i. Pemindahan ke Lapangan

Pemindahan ke lapangan dapat dilakukan pada umur 10 – 12 bulan

dengan tinggi tanaman 100 – 200 cm.

4.4 Pengawasan Pengawasan yang efektif memiliki dua prinsip pokok yaitu :

1.      Adanya rencana tertentu dan adanya pemberian instruksi-instruksi,

serta wewenang kepada bawahan. Prinsip pokok yang pertama

merupakan standar atau alat pengukur dari suatu pekerjaan yang

dilaksanakan bawahan. Rencana tersebut menjadi penunjuk apakah

pelaksanaan pekerjaan berhasil atau tidak.

Page 15: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

2.      Prinsip pokok kedua juga harus ada, agar sistem pengawasan dapat

benar-benar efektif dilaksanakan. Wewenang dan juga instruksi-

instruksi yang jelas harus diberikan kepada bawahan karena

berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahan sudah

menjalankan tugas-tugasnya dengan baik atau tidak.

Setelah prinsip pokok tersebut, maka suatu sistem pengawasan harus

mengandung prinsip-prinsip berikut:

1.      Dapat merefleksi sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-

kegiatan yang harus diawasi. Setiap kegiatan membutuhkan sistem

pengawasan yang berbeda sesuai dengan karakteristik kegiatan

tersebut. Pengawasan pembelajaran tentunya berbeda dengan

pengawasan ketatausahaan.

2.    Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan.

Suatu sistem pengawasan yang efektif  harus dapat segera

melaporkan penyimpangan-penyimpangan sehingga berdasarkan

penyimpangan-penyimpangan itu dapat diambil tindakan untuk 

pelaksanaan selanjutnya agar pelaksanaan keseluruhan benar-benar

dapat sesuai atau mendekati apa yang direncanakan sebelumnya.

3.    Fleksibel.

Suatu sistem pengawasan dapat dikatakan efektif apabila sistem

pengawasan tersebut memenuhi prinsip fleksibilitas. Artinya sistem

pengawasan tersebut tetap dapat dipergunakan, meskipun terjadi

perubahan-perubahan terhadap rencana di luar dugaan.

4.    Dapat merefleksi pola organisasi.

Titik berat pengawasan adalah berkisar pada manusia, karena

manusialah yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam suatu

organisasi. Orang-orang dalam organisasi, kegiatan-kegiatan atau

tugas-tugasnya sudah tergambar dalam organisasi, maka sistem

pengawasan harus dapat memenuhi prinsip dapat merefleksikan pola

organisasi.

5.     Ekonomis

Sifat ekonomis dalam proses pengawasan juga sangat diperlukan.

Tidak seharusnya membuat sistem pengawasan yang mahal, apabila

Page 16: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

tujuan pengawasan dapat diwujudkan melalui sistem pengawasan

yang murah.

6.      Dapat dimengerti.

Siapapun yang mengawasi kegiatan-kegiatan, haruslah memahami

dan menguasai sistem pengawasan yang dianut dalam suatu

organisasi. Tanpa memahami sistem pengawasan, maka

pelaksanaan pengawasan tidak dapat efektif.

7.      Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.

Akhirnya suatu sistem pengawasan barulah dapat dikatakan efektif,

apabila dapat melaporkan kegiatan yang salah, dimana kesalahan itu

terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Ini

sesuai dengan salah satu tujuan pengawasan, yaitu untuk

mengetahui kesalahan-kesalahan serta kesulitan-kesulitan yang

dihadapi dalam pelaksanaan suatu kegiatan.

4.5 Pencatatan dalam pembibitanBeberapa contoh pencatatan dalam pengelolaan bahan tanam kelapa

sawit adalah sebagai berikut:

1. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah

2. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit

Page 17: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

3. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah

4. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit

Page 18: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

5. Buku Seleksi

6. Pemupukan di Prenursery

Page 19: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

7. Penyiangan (merumput)

8. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah

Page 20: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

9. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit

10. Buku Pencatatan Hama Penyakit

Page 21: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

11. Buku Pemupukan

12. Laporan Pemberantasan Hama dan Penyakit

Page 22: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

13. Daftrar jadwal pemupukan

ALAT DAN BAHAN :1. Komputer

2. Flashdisk Dan CD

3. OHP Dan Plastic Transparancy

4. Kertas Koran

5. Kertas Stensil

6. White Board

7. Spidol Boardmarker Dan Permanent

KEAMANAN KERJA :

Asisten Kebun harus selalu memperhatikan dan mengecek penerapan K3

baik dirinya sendiri maupun mandor dan pekerja di wilayahnya.

Page 23: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

Pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu bagian dari K3. Di

perkebunan kelapa sawit pekerja di wajibkan menggunakan alat pelindung diri

sesuai dengan jenis pekerjaan yang di lakukan karena alat pelindung diri

yang di gunakan di sesuaikan dengan potensi resiko yang di alami oleh

pekerja tersebut.

Jenis dan fungsi alat pelindung diri :

a. Helm

Helm berfungsi untuk melindungi kepala dari segala jenis benturan

sehingga cedera otak dapat di minimalkan.

b. Kaca Mata

Kaca mata berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan benda-benda

kecil seperti abu, bunga kelapa sawit, bahan kimia dan sepihan potongan

benda lain.

c. Ear Plug

Ear Plug Untuk mengurangi tingkat kebisingan pendengaran.

d. Masker

Masker berfungsi untuk menghindari terhirupnya bahan kimia yang

beracun.

e. Clemet

Clemet berfungsi agar tubuh tim semprot tidak terpapar bahan kimia

karena terbuat dari bahan yang tahan air.

f. Sarung tangan kain

Sarung tangan kain berfungsi untuk menyerap keringat dan menghindari

kerusakan tangan (kapalan) karena bekerja dengan benda keras.

g. Sarung tangan karet

Sarung tangan karet berfungsi untuk menghindari tangan terpapar bahan

kimia.

h. Sepatu AV/safty

Sepatu AV/Safty berfungsi untuk melindungi bagian kaki terkena duri,

terjepit, dan benda tumpul lainnya.

EVALUASI : Dalam rangka tertib administrasi pekerjaan pengelolaan

bahan tanaman maka perlu disediakan beberapa bentuk

rekaman (catatan). Sebutkan.

Page 24: 2.2. Bahan Ajar Asisten Mengelola Penyiapan Bahan Tanam Minggu Siang OK

KUNCI JAWABAN :

Beberapa pencatatan dalam pengelolaan bahan tanam kelapa sawit

adalah sebagai berikut:

1. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah

2. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit

3. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah

4. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit

5. Buku Seleksi

6. Pemupukan di Prenursery

7. Penyiangan (merumput)

8. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah

9. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit10. Buku Pencatatan Hama Penyakit

11. Buku Pemupukan

12. Laporan Pemberantasan Hama dan Penyakit

13. Daftrar jadwal pemupukan