2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

20
8 Redesain Pasar Niten Bantul 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Redesain Pasar 2.1.1.1 Pengertian Redesain Menurut kamus kata “Redesain” berasal dari bahasa inggris (redesign) yang terdiri dari dua kata yang digabungkan yaitu re dan design yang berarti “merancang ulang” atau “merancang ulang produk” dari produk yang sudah ada sebelumnya (KBBI, 2008). Bisa dikatakan bahwa redesain merupakan kegiatan merancang ulang sebuah desain dengan mengubah tampilan fisik saja, fungsi saja, ataupun mengubah bentuk fisik sekaligus fungsi untuk mencapai tujuan yang lebih baik (Nugroho, 2012). 2.1.1.2 Redesain pada Pasar Berdasarkan pengertian redesain pada pembahasan sebelumnya, bisa dikatakan bahwa Redesain Pasar berarti merancang atau merencanakan ulang bangunan pasar yang sudah ada. Pada kasus kali ini bangunan yang di redesain adalah Pasar Niten. Perancangan ulang yang dilakukan berupa perubahan pada bentuk fisik dan beberapa perombakan pada fungsi. Hal ini dilakukan untuk menjawab isu yang ada salah satu nya adalah adanya wacana untuk menata ulang pasar dengan menggabungkan dua fungsi yaitu pasar utama dan pasar klitikan. 2.1.2 Behavioral Architecture Behavioral Architecture merupakan salah satu metode dalam merancang yang mengutamakan perilaku pengguna sebagai faktor utama dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif rancangan. Menurut metode ini, beberapa ahli berpendapat bahwa setiap individu memiliki kegiatan dengan tujuannya masing-masing. Lalu tujuan tersebut dijadikan oleh manusia sebagai motivasi untuk melakukan suatu kegiatan tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Pada metode ini hal itu lah yang dijadikan sebagai analisis utama dalam perancangan. Analisis yang digunakan adalah hanya kepada perilaku yang terlihat dari beberapa individu. Baik itu yang dapat dilihat, diukur, dan digambarkan (Antonius, 2011). Gambar 2.1.1 Skema Behavioral Architecture Sumber: Antonius, 2011 BAB 2 KAJIAN TEORI

Transcript of 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

Page 1: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

8Redesain Pasar Niten Bantul

2.1 Kajian Pustaka2.1.1 Redesain Pasar

2.1.1.1 Pengertian RedesainMenurut kamus kata “Redesain” berasal dari bahasa inggris (redesign) yang

terdiri dari dua kata yang digabungkan yaitu re dan design yang berarti “merancang ulang” atau “merancang ulang produk” dari produk yang sudah ada sebelumnya (KBBI, 2008). Bisa dikatakan bahwa redesain merupakan kegiatan merancang ulang sebuah desain dengan mengubah tampilan fisik saja, fungsi saja, ataupun mengubah bentuk fisik sekaligus fungsi untuk mencapai tujuan yang lebih baik (Nugroho, 2012).

2.1.1.2 Redesain pada PasarBerdasarkan pengertian redesain pada pembahasan sebelumnya, bisa dikatakan

bahwa Redesain Pasar berarti merancang atau merencanakan ulang bangunan pasar yang sudah ada. Pada kasus kali ini bangunan yang di redesain adalah Pasar Niten. Perancangan ulang yang dilakukan berupa perubahan pada bentuk fisik dan beberapa perombakan pada fungsi. Hal ini dilakukan untuk menjawab isu yang ada salah satu nya adalah adanya wacana untuk menata ulang pasar dengan menggabungkan dua fungsi yaitu pasar utama dan pasar klitikan.

2.1.2 Behavioral ArchitectureBehavioral Architecture merupakan salah satu metode dalam merancang yang

mengutamakan perilaku pengguna sebagai faktor utama dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif rancangan. Menurut metode ini, beberapa ahli berpendapat bahwa setiap individu memiliki kegiatan dengan tujuannya masing-masing. Lalu tujuan tersebut dijadikan oleh manusia sebagai motivasi untuk melakukan suatu kegiatan tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Pada metode ini hal itu lah yang dijadikan sebagai analisis utama dalam perancangan. Analisis yang digunakan adalah hanya kepada perilaku yang terlihat dari beberapa individu. Baik itu yang dapat dilihat, diukur, dan digambarkan (Antonius, 2011).

Gambar 2.1.1 Skema Behavioral ArchitectureSumber: Antonius, 2011

BAB 2 KAJIAN TEORI

Page 2: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

9Redesain Pasar Niten Bantul

Pada perancangan berdasar metode Behavioral Architecture ini terdapat dua arah dalam perancangan seperti terlihat pada Gambar 2.1.1. Pertama yang dimulai dari behavior yang membentuk desain dan kedua dimulai dari rancangan arsitektur yang membentuk behavior. Menurut Antonius dalam jurnal yang berjudul “Arsitektur Berwawasan Perilaku”, Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi terbentuknya perilaku pengguna sebuah bangunan baik dari tatanan ruang, warna, bentuk, cahaya, dan suhu ruangan. Pada skema kedua (Gambar 2.1.1) arah rancangan yang terbentuk hanya satu arah dimana rancangan dibuat terlebih dahulu dengan tujuan untuk membentuk behavior baru yang jsutru nantinya akan mendorong untuk membuat evaluasi rancangan arsitektur kembali. Ini berbeda dari skema kedua (Gambar 2.1.1) dimana arah rancangan berawal dari behavior itu sendiri, lalu mempengaruhi rancangan arsitektur. Yang kemudia dari rancangan itu justru dapat memperbaiki behavior yang sudah ada tanpa menciptakan behavior baru.

2.1.3 Pasar Tradisional2.1.3.1 Pengertian Pasar Tradisional

Pasar Tradisional merupakan sebuah tempat dimana adanya interaksi jual-beli antara pedagang dengan pengunjung secara langsung. Biasanya juga terdapat interaksi antara orang yang memproduksi suatu barang dengan orang yang henda membeli barang tersebut seperti terlihat pada Gambar 2.1.2. Pada pasar tradisional kita menemukan bahwa adanya proses tawar-menawar barang. Kebiasaan ini sudah ada sejak dahulu hingga sekarang. Hal inilah yang tidak dapat kita temui di pasar modern dimana pasar modern tidak ada interaksi langsung antar aktor pasar (pedagang dan pembeli). Sehingga tidak adanya proses tawar-menawar. Biasanya pasar rakyat memiliki jam-jam tertentu sebagai jam operasi pasar. Bisa berupa pasar harian, pasar mingguan, bahkan ada pasar yang muncul secara tiba-tiba (misal pada suatu event).

Harga produk yang ada di pasar juga relatif terbilang murah karena awalnya pasar rakyat digunakan bagi para petani untuk dijadikan sebagai sarana untuk menukarkan hasil taninya. Dan suasana dari pasar rakyat sendiri masih terlihat

Gambar 2.1.2 Pasar TradisionalSumber: Penulis, 2017

Page 3: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

10Redesain Pasar Niten Bantul

berantakan. Berbeda dengan sekarang. Sudah banyak pasar tradisional yang tertata dengan rapi namun tidak menghilangkan karakteristik pasar pada umumnya yaitu dengan harga yang murah, interaksi langsung antar pembeli dan pedagang, dan adanya tawar-menawar.

Istilah pasar tradisional juga biasa dikenal dengan nama Pasar Rakyat. Menurut Undang-undang tahun 2014 mengenai perdagangan, terdapat 7 fungsi strategis pasar, antara lain:1. Simpul kekuatan ekonomi lokal2. Memberikan kontribusi terhadap perokonomian daerah3. Meningkatkan peluang kerja4. Menyediakan sarana untuk berjualan. Terutama untuk usaha kecil dan menengah5. Menjadi patokan harga pokok yang mendasari perhitungan kestabilan harga6. Meningkatkan pendapatan asli daerah7. Sebagai sarana keberlanjutan budaya setempat

Tata Bangunan pasar rakyat biasanya terdiri dari kios-kios, los (lapak), tenda-tenda, Dan langsung dikelola oleh pemerintah setempat atau badang pengelola khusus untuk pasar tradisional. Dalam pembangunan pasar tradisional terdapat 4 aspek utama yang mencakup dalam dasar pembangunan pasar itu sendiri, yaitu: 1) Fisik, 2) Manajemen, 3) Ekonomi, dan 4) Sosial. (Peraturan Presiden tahun 2016 tentang Pengembangan, Penataan, dan Pembinaan Pasar Rakyat)

Terdapat beberapa persyaratan untuk elemen bangunan pasar yang ditentukan dalam SNI-8152-2015 tentang Pasar Rakyat, antara lain:1. Pertemuan antara dua dinding tidak boleh membentuk sudut2. Apabila pasar berlantai dua, ketinggian anak tangga maksimal 18 cm3. Lantai harus mempunyai kemiringan yang mengarah ke saluran pembuangan (khusus untuk lantai yang terkena air)4. Meja penjualan harus memiliki saluran untuk pembuangan air genangan dan permukaan nya rata5. Meja penjualan harus menggunakan material anti karat dengan tinggi minimal 60cm dari lantai

2.1.3.2 Pengguna Pasar Tradisional1. Macam-macam Pengguna Pasar

Pada Pasar Niten terdapat 4 (empat) macam pengguna tetap yang dapat kita temui yaitu para pedagang, pembeli, pengunjung, dan staf pengelola pasar. Pada pasar ini pembeli dan pengunjung dapat dibedakan definisinya karena tidak semua pengunjung pasar melakukan kegiatan beli-membeli. Macam-macam pengguna

Page 4: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

11Redesain Pasar Niten Bantul

dan definisinya antara lain:a. Pedagang

Pedagang adalah pengguna inti dari pasar yang sekaligus merupakan penggerak dari kegiatan pasar. Pedagang merupakan orang yang menjalankan kegiatan menjual/berdagang. Pada Pasar Niten terdapat 3 jenis pedagang antara lain pedagang produk kering (pakaian, kelontongan, snack kering, dan lain-lain), pedagang produk basah (daging-daging dan sayuran), dan terakhir adalah pedagang klitikan (barang bekas, komponen listrik, komponen kendaraan, handphone, dan barang-barang antik).

b. PembeliPembeli merupakan orang yang melakukan kegiatan membeli barang-barang yang disediakan oleh para pedagang di pasar. Karena Pasar Niten merupakan pasar relokasi dari pasar sebelumnya, maka terdapat 2 (dua) jenis pembeli yaitu pelanggan lama (pelanggan pasar sebelum relokasi) dan pelanggan baru.

c. PengunjungPengunjung merupakan orang yang mendatangi pasar tanpa melakukan kegiatan jual-beli barang dan biasanya hanya berkunjung. Jenis pengunjung yang ada padar Pasar Niten dapat berupa warga setempat dan wisatawan. Kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung didominasi oleh para warga setempat yang sering berkumpul di area taman bermain anak-anak.

d. PengelolaPengelola pasar merupakan orang yang mengelola semua kegiatan yang berlangsung di pasar. Mulai dari pendataan pedagang, pendataan kios, kegiatan kebersihan yang dilakukan oleh staf cleaning service, keamanan yang dilakukan security dan beberapa juru parkir, dan lain-lain. Biasanya semua anggota pengelola pasar diketuai oleh lurah pasar yang bertugas untuk melaporkan kegiatan pasar pada Dinas Pengelolaan Pasar (Laksmita, 2016).

2. Kategori Pembeli PasarPembeli pasar sendiri mempunyai beberapa kategori (diluar pengunjung). Kategori ini dibagi menurut bagaimana waktu kunjung dan cara berkunjung para pembeli yang nantinya akan berpengaruh kepada bagaimana dampaknya kepada kualitas ruang yang dibutuhkan (Hermanto, 2008).

• Pembeli yang mengutamakan kenyamanan, keterbatasan waktu untuk berbelanja dan bagaimana memutuskan dimana akan berbelanja dan cara untuk menyeleksi barang kebutuhan yang cepat tersaji.

• Pembeli rutin, merupakan kategori pengunjung yang memiliki waktu rutin untuk mengunjungi pasar. Disini akan sangat diperlukan faktor kenyamanan

Page 5: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

12Redesain Pasar Niten Bantul

namun tetap mengutamakan faktor harga barang yang akan dibeli.• Pembeli tidak tetap, mereka hanya akan datang ke pasar untuk membeli

barang tertentu. Maka faktor kenyamanan ruang tidak terlalu diperlukan.• Pembeli yang bertujuan untuk berekreasi, bagi pembeli seperti ini faktor

yang dibutuhkan adalah berupa tingkat keunikan dan kualitas barang.2.1.3.3 Pola Sirkulasi Pasar

Bangunan pasar juga merupakan salah satu tempat yang memilliki kesamaan jenis sirkulasi dengan pusat perbelanjaan lainnya. Jika dilihat dari pola sirkulasi pusat perbelanjaan, terdapat 3 (tiga) jenis pola penataan ruang yang mempengaruhi sirkulasi pengunjung, yaitu I,L, dan T. Pola sirkulasi yang baik adalah yang dimana dapat mengarahkan pengunjung agar arah belanja menjadi lebih tertib dan tidak berantakan. Berikut beberapa pola sirkulasi menurut Nadine Beddington pada buku nya yang berjudul “Design for Shopping Center” tahun 1989: • Pola 1 (Banyak Koridor)Pada pola ini (Gambar 2.1.3) dapat dilihat bahwa banyak koridor yag diciptakan dari penataan ruang yang bagian tengah. Koridor bagian tengah membuka jalan menuju area toko-toko yang bagian luar. Pada pola ini terdapat kekurangan yaitu dimana bagian toko yang di tengah dianggap lebih strategis dan lebih menonjol.

• Pola 2 (Plaza)Dapat dilihat pada Gambar 2.1.4 bahwa pada pola ini terdapat satu ruang kosong yang luas dan berpusat pada bangunan yaitu berupa void atau ruang terbuka. Void tersebut difungsikan agar menjadi pusat orientasi sirkulasi pengunjung di dalam bangunan dan dapat menjadi pembatas area pertokoan. Pada bagian void ini bisa digunakan sebagai area taman ataupun tangga (jika memiliki 2 lantai). Untuk sistem sirkulasi antar toko tetap menggunakan pola sirkulasi koridor.

Gambar 2.1.3 Sirkulasi Banyak KoridorSumber: Penulis, 2018

Page 6: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

13Redesain Pasar Niten Bantul

• Pola 3 (Mall)Pola ini (Gambar 2.1.5) memfokuskan arah sirkulasi hampir ke semua bagian pertokoan. Di bagian tengah terdapat 2 (dua) buah void yang dapat memecah orientasi sirkulasi pengunjung untuk dapat jalan kesemua arah toko. Pola seperti ini cocok dijadikan sebagai bagian sirkulasi utama dari sebuah bangunan karena dapat menghubungkan dua titik area pertokoan.

2.1.3.4 Jenis-jenis PasarJenis pasar dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Mulai dari berdasarkan

bentuk bangunan, waktu operasional, komoditas, dan lain-lain. Dalam buku yang berjudul “Pengantar Bisnis” karya M. Fuad dkk (2000) terdapat beberapa kategori, yaitu:

1. Jenis pasar menurut fisik Jenis-jenisnya: a. Pasar Nyata (Konkret)

Pasar dimana terjadi interaksi dan pertemuan secara langsung antara penjual dan pembeli. Selain itu barang yang didagangkan juga tersedia di pasarnya. Contohnya: Pasar Ikan, Pasar Sayur, Pasar Buah.

b. Pasar Tidak Nyata (Abstrak)Pasar dimana antara penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung, melainkan bertemu lewat internet, telepon, dan lain-lain. Contohnya: Pasar Modal dan Toko Online.

Gambar 2.1.5 Sirkulasi MallSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.1.4 Sirkulasi PlazaSumber: Penulis, 2018

Page 7: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

14Redesain Pasar Niten Bantul

2. Jenis pasar menurut waktu operasional a. Pasar Harian b. Pasar Mingguan c. Pasar Bulanan d. Pasar Tahunan3. Jenis pasar menurut komoditas/barang yang didagangkan a. Pasar Barang Konsumsi

Merupakan jenis pasar yang memperjual belikan barang-barang yang bisa dikonsumsi atau digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan.

b. Pasar Sumber Daya ProduksiMerupakan jenis pasar yang memperjual belikan aspek-aspek produksi seperti tenaga ahli, alat-alat dan mesin, tanah, dan lain-lain.

4. Jenis pasar menurut kegiatan a. Pasar Setempat

Jenis pasar yang pedagang dan pembelinya semua berasal dari tempat/lokasi itu sendiri.

b. Pasar DaerahJenis pasar yang menyediakan barang-barang khusus penduduk di daerah tersebut.

c. Pasar NasionalJenis pasar yang transaksi nya bisa mencakup satu negara.

d. Pasar InternasionalJenis pasar yang transaksinya bisa mencakup seluruh negara dan menyediakan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat internasional

2.1.3.5 Klasifikasi PasarMenurut Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan yang

ditetapkan oleh Kementrian (61/M-DAG/per8/2015), terdapat klasifikasi bangunan pasar berdasarkan luasan bangunan pasar dan jumlah pedagang yang ada, yaitu:

1. Tipe A Kriteria: a. Memiliki luas lahan minimal 5000 m2

b. Memiliki jumlah pedagang minimal 750 orang c. Jam operasional harian d. Berlokasi di ibukota provinsi/kabupaten/kota

Page 8: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

15Redesain Pasar Niten Bantul

2. Tipe B Kriteria: a. Memiliki luas lahan minimal 2000 m2

b. Memiliki jumlah pedagang minimal 150 orang c. Jam operasional minimal 3 kali dalam seminggu d. Berlokasi di ibukota kabuaten/kota3. Tipe C Kriteria: a. Memiliki luas lahan minimal 500 m2

b. Memiliki jumlah pedagang minimal 50 orang c. Jam operasional minimal 2 kali dalam seminggu d. Berlokasi di ibukota kecamatan/desa4. Tipe D Kriteria: a. Memiliki luas lahan minimal 500 m2

b. Memiliki jumlah pedagang minimal 50 orang c. am operasional minimal 1 kali dalam seminggu d. Berlokasi di ibukota kecamatan/desa

2.1.3.6 Kriteria PasarSecara umun terdapat 2 (dua) kriteria pasar menurut Dinas Pengelolaan Pasar

Kota Yogyakarta Tahun 2009, yaitu:1. Kriteria sesuai kelasnya a. Kelas I Fasilitas yang tersedia harus lengkap mulai dari tempat parkir, loading-

unloading barang, tempat promosi, pelayanan kesehatan, kantor pengelola, tempat ibadah, WC, sarana pengelolaan kebersihan, pengamanan, sarana pnerangan umum, sarana air bersih, dan sarana listrik. Dan semua fasilitas itu harus ternaungi didalam sebuah lahan dengan luas minimal 2000 m2.

b. Kelas II Pasar yang tergolong kelas dua merupakan pasar yang terdapat fasilitas

berupa tempat parkir, tempat ibadah, tempat promosi, pelayanan kesehatan, kantor pengelola, sarana pengaman, sarana air bersih, sarana listrik, dan WC. Luas lahan minimal 1500 m2.

c. Kelas III Pasar yang digolongkan sebagai pasar kelas III yaitu pasar yang

fasilitasnya berupa tempat promoi, kantor pengelola, tempat ibadah, WC,

Page 9: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

16Redesain Pasar Niten Bantul

sarana pengaman, sarana air bersih, dan instalasi listrik. Semua fasilitas itu harus ternaungi didalam sebuah lahan dengan luas minimal 1000 m2.

d. Kelas IV Fasilitas yang dibutuhkan sebuah pasar agar tergolong pasar kelas empat

adalah pasar itu harus memiliki fasilitas berupa tempat promosi, WC, layanan pengaman, kantor pengelola, sarana air bersih, penerangan, dan instalasi listrik dengan luas dasaran minimal 500 m2.

e. Kelas V Untuk kategori pasar kelas 5, terdapat dua fasilitas yang dibutuhkan yaitu

berupa sarana pengaman dan pengelola kebersihan dengan luas dasaran minimal 50 m2.Pada kasus ini pasar niten dapat dikategorikan sebagai pasar kelas I

karena luasan pasar yang mencapai 24.000 m2 dan fasilitas yang sudah sesuai dengan kriteria pasar kelas I.2. Kriteria sesuai jenis barang dagangan a. Golongan A

Barang-barang yang dijual pada pasar golongan A berupa logam mulia, batu mulia, kebutuhan sehari-hari, tekstil, dan komponen kendaraan bermotor.

b. Golongan BBarang yang dijual pada pasar bergolongan B lebih beragam seperti pakaian, pakaian adat, pakaian pengantin, aksesoris, sandal dan sepatu, souvenir, kebutuhan sehari-hari, kelontong, obat-obatan, barang pecah belah, kacamata dan arloji, barang-barang bekas, daging, sayur, dan bumbu-bumbu dapur.

c. Golongan CBarang : beras, ketan, palawija, jagung, ketela, terigu, gula, telur, minyak goreng, susu, garam, bumbu, berbagai jenis maknan, melinjo, kripik emping, kering-keringan mentah, mie, teh, kopi, buah-buahan, kolang kaling, sayur mayur, jajanan, bahan jamu tradisonal, tembakau, kembang, daun, hewan peliharaan, makanan hewan, sangkar, obat-obatan hewan, tanaman hias, pupuk, pot, ikan hias, akuarium, elektronik baru/bekas, onderdil baru/bekas, alat pertukangan baru/bekas, alat pertanian baru/bekas, kerajinan anyaman,gerabah, ember, kompor minyak, sepeda baru/bekas, goni, karung gandum, majalah baru/bekas, koran, arang, dan yang dipersamakan. Pada golongan C juga terdapat jasa-jasa yang ditawarkan seperti jasa menjahit, tukang cukur, salon, dan sablon.

Page 10: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

17Redesain Pasar Niten Bantul

d. Golongan DPasar yang dikategorikan bergolongan D adalah pasar yang menjual barang-barang berupa barang bekas seperti kertas bekas, kardus bekas, rongsokan, dan sejenisnya.

2.1.3.7 Tata Ruang Pasar1. Tata Komoditi Barang

Dalam buku “Urban Market Developing Informat Retailing “ (1990) karya David Dewar dan Vanessa Watson, pembagian tata ruang komoditi barang dagangan dibagi sesuai dengan sifat barang. Misalkan barang dagangan seperti daging dan ikan dapat didekatkan area dagangnya karena memiliki sifat barang yang sama seperti basah, butuh tempat pendingin, butuh ruang untuk memotong, dan lain-lain. Berikut beberapa alasan mengapa barang dagangan harus dipisahkan sesuai dengan sifat barang tersebut:a. Mempermudah konsumen untuk memilik dan membanding-bandingkan harga dan barang.b. Banyaknya kemungkinan perilaku konsumen .c. Karakter penanganan komoditi yang berbeda-beda, seperti tempat pencucian, tempat penyimpanan, drainase.d. Efek yang ditimbulkan pada tiap barang dagangan berbeda-beda. Seperti tampak barang dagangan dan bau yang muncul.e. Berbednya karakteristik tempat atau lingkungan yang dibutuhkan dari tiap barang. Seperti pencahayaan, penghawaan dan lain-lain.

2. Ruang-ruang TerpinggirkanDalam penataan ruang pasar juga terdapat beberapa masalah yang

dapat memberi efek tertentu terhadap konsumen/pengunjung dan juga para pedagang. Salah satunya adalah masalah ruang terpinggirkan karena adanya kesalahan dalam penataan ruang pasar terkait letak kios dan los. Hal ini mempengaruhi terhadap sering atau tidaknya suatu kios dan los itu dikunjungi oleh pembeli. Dalam buku karya David Dewar dan Vanessa Watson yang berjudul “Urban Market Developing Informat Retailing” (1990), terdapat kemungkinan adanya sebuah area yang jarang sekali didatangi oleh pengunjung karena letaknya yang dicirikan sebagai ruang mati. Terdapat 4 (empat) macam deadspots yang ada, yaitu:a. Yang disebabkan karena titik pedagang terlalu tersebar/terpecah

Titik atau area mati ini disebabkan karena tatanan toko yang terletak saling berhadapan dan pada satu sisi posisi toko tersusun secara acak sehingga terdapat titik yang kosong dan membentuk pertemuan sirkulasi.

Page 11: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

18Redesain Pasar Niten Bantul

b. Yang disebabkan karena adanya toko dan kios yang berhadapan dan membentuk pola siku

c. Yang disebabkan karena banyaknya pertemuan sirkulasi

d. Yang disebabkan karena sirkulasi pengunjung terlalu lebar

Selain masalah dead spots, juga terdapat bebera maslaah dalam pe-nataan ruang pasar yang berhubungan dengan tata komoditi barang dagan-gan. Antara lain:a. Jarak pertemuan pergerakan pembeli terlalu pendek

Gambar 2.1.8 Pola Pasar yang Terlalu Banyak Pertemuan SirkulasiSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.1.7 Pola Pasar Membentuk Siku dan Saling BertemuSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.1.9 Pola Pasar dengan Sirkulasi Terlalu LebarSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.1.6 Pola Pasar yang Terlalu TerpecahSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.1.10 Pola Pasar Sirkulasi Terlalu PendekSumber: Penulis, 2018

Page 12: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

19Redesain Pasar Niten Bantul

b. Pergerakan pembeli terlalu lebar

c. Pergerakan pembeli terlalu sempit

3. Standar Ruang Pasar dan Sirkulasi ManusiaTukang DagingUntuk area penjualan daging (Gambar 2.1.14 disarankan untuk menggunakan jenis tempat display yang terbuat dari keramik, porselen, mosaik dan semacamnya yang dapat dengan mudah untuk dicuci. Proses penjualan daging terdiri dari 1. Penyerahan, 2. Pemotongan, 3. Dipotong-potong, 4. Pengolahan, 5. Pendinginan, 6. Penjualan.

Tukang SayurPenyimpanan sayuran dan buah-buahan diletakkan pada tempat yang tidak panas tetapi tidak didinginkan seperti pada Gambar 2.1.15. Lebih baik diletakkan pada wadah atau kotak dan diletakkan sesuai jenis-jenis nya dan pembeli juga tida sulit untuk melihat barang dagangan.

Gambar 2.1.13 Pola Pasar Pergerakan Terlalu SempitSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.1.12 Pola Pasar Pergerakan Terlalu LebarSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.1.14 Area Penjualan DagingSumber: Data Arsitek Jilid 2, 2002

Gambar 2.1.11 Pola Pasar Sirkulasi Terlalu PendekSumber: Penulis, 2018

Page 13: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

20Redesain Pasar Niten Bantul

Arah Sirkulasi Manusia Pada PasarMenurut buku Data Arsitek Jilid 2 (2002) karya Ernst Neufert, terdapat 3 jenis pola sirkulasi manusia pada sebuah pasar (Gamabr 2.1.16):

Ukuran Sirkulasi ManusiaUkuran sirkulasi berfungsi untuk menentukan berapa ukuran lebar jalan yang dibutuhkan di dalam pasar agar tidak terjadi kepadatan sirkulasi di dalamnya. Terdapat beberapa standar ukuran sirkulasi manusia sesuai dengan berapa orang yang akan melewati jalan (Gambar 2.1.17).

Gambar 2.1.15 Area Penjualan Sayuran dan Buah-buahanSumber: Data Arsitek Jilid 2, 2002

Gambar 2.1.16 Sirkulasi Manusia pada PasarSumber: Data Arsitek Jilid 2, 2002

Page 14: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

21Redesain Pasar Niten Bantul

2.1.4 Pola Sirkulasi Manusia Pada BangunanPada sebuah bangunan terdapat beberapa pola yang dijadikan sebagai patokan

perancangan, mulai dari pola sirkulasi, pola ruangan, dan pola bentuk ruang. Dalam perancangan sebuah pasar, sangat penting untuk mengetahui bagaimana pola-pola sirkulasi yang biasa dilakukan oleh manusia (D.K. Ching, 2007) yang nantinya akan mempengaruhi bagaimana penempatan komoditas, kios-kios atau los, parkir, dan entrace.Berikut beberapa pola sirkulasi secara umum:1. Pola Linear

Pola linear merupakan pola sirkulasi yang membntuk satu garis lurus yang dimulai dari satu titik dan berakhir pada titik yang dituju. Pola ini biasa digunakan untuk menentukan deretan ruang yang akan dibentuk. Pola linear ini biasa digunakan pada jalan, lorong, dan lainnya.

2. Pola Radial

Pola radial juga merupakan pola sirkulasi yang berawal dari satu titik yang menjadi pusat dan berakhir di beberapa titik yang menyebar dan bisa juga kebalikannya. Pola ini digunakan untuk menciptakan ruang yang kaya pergerakan contohnya seperti ruang gym.

Gambar 2.1.17 Ukuran Standar Sirkulasi ManusiaSumber: Data Arsitek Jilid 1, 1996

Gambar 2.1.18 Pola LinearSumber: Ching, 2007

Gambar 2.1.19 Pola RadialSumber: Ching, 2007

Page 15: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

22Redesain Pasar Niten Bantul

3. Pola Spiral

Seperti pada namanya, pola ini merupakan pola yang berbentuk memutar dan berujung pada satu titik di tengah. Pola ini banyak digunakan dalam perancangan yang berada pada area lahan terbatas karena pola sirkulasi akan diarahkan kedalam atau ketengah, tidak menyebar keluar.

4. Pola Network

Pola network merupakan pola sirkulasi yang terbentuk menjadi jaringan-jaringan grid. Karena adanya grid tersebut maka banyak terdapat beberapa titik pertemuan yang saling menghubungkan ruang satu sama lainnya. Dengan kata lain pola ini juga dikenal dengan pola titik terpadu. Sesuai dengan konsep gridnya, pola ini biasa digunakan pada bangunan dan ruangan perkantoran, sekolah, dan lainnya.

5. Pola Campuran

Pola ini adalah pola sirkulasi campuran dari keempat pola di atas. Pada pola ini dicoba untuk membentuk sebuah perpaduan pada ruang, tetapi akan justru terlihat membingungkan.

Gambar 2.1.20 Pola SpiralSumber: Ching, 2007

Gambar 2.1.21 Pola Network/jaringanSumber: Ching, 2007

Gambar 2.1.22 Pola CampuranSumber: Ching, 2007

Page 16: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

23Redesain Pasar Niten Bantul

2.2 Kajian Preseden2.2.1 Pasar Seni Gabusan

Pasar Seni Gabusan merupakan pasar yang berloaksi Sewon, Bantul. Lebih tepatnya di Jl. Parangtritis. Saat ini keadaan pasar terlihat sepi dan hanya ramai pada saat event-event tertentu. Pembangunan pasar ini ditujukan agar dapat dijadikan sebagai sarana oleh para pengrajin untuk memamerkan dan menjual hasil-hasil karya nya. Tetapi saat ini justru terlihat banyak kios dan los yang kosong tidak terisi dan di beberapa bagian ruang terbuka juga sudah banyak yang tidak terawat.

Jika dilihat dari lokasi pasar sebenarnya kedua pasar ini terletak pada tempat yang strategis. Seperti pasar seni gabusan yang berlokasi di Jl. Parangtritis dan Pasar Niten yang berlokasi di Jl. Bantul. Tetapi jika dilihat pada gambar 2.2.1 terdapat jarak yang lumayan jauh antara pasar dengan jalan utama sehingga bagian pasar tidak terlalu terlihat oleh orang yang ada di jalan.

2.2.2 Pasar Induk Sei Jodoh

Pasar Induk Sei Jodoh (Gambar 2.2.2) merupakan pasar tradisional yang berlokasi di Jodoh, Batam. Beberapa tahun terakhir ini pasar induk sudah tidak beroperasi lagi karena sepi pengunjung sehingga beberapa pedagang lebih memilih untuk berjualan

Gambar 2.2.1 Pasar GabusanSumber: Penulis, 2018

Jl. Para

ngtritis

Bangunan Pasar

Gambar 2.2.2 Tampak Pasar Induk Sei JodohSumber: Google Maps, 2018

Page 17: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

24Redesain Pasar Niten Bantul

di tempat lain. Dengan massa bangunan yang berlantai dua membuat ciri dari pasar tradisional menjadi hilang dan akibatnya adalah para pedagang yang justru mendekatkan usahanya keluar dari bangunan pasar dan mendirikan kios sendiri di pinggiran jalan seperti pada Gambar 2.2.3. yang mana justru kios yang diluar lebih ramai pengunjung ketimbang didalam bangunan.

2.2.3 Pasar Bengkong HarapanPasar ini juga merupakan pasar tradisional yang berlokasi di Bengkong. Batam.

Jika dilihat pada gambar, bangunan pasar terletak pada bagian atas dan berada di antara pemukiman warga (Gambar 2.2.4) Luasan pasar ini tidak terlalu besar dan memang hanya untuk dijadikan pasar bagi warga setempat. Tetapi karena perilaku konsumen pasar rakyat yang ingin adanya interaksi langsung dengan pedagang, maka di sepanjang jalan menuju pasar juga banyak kios semi permanen yang berjajaran. Mulai dari kios pakaian hingga los sayur-sayuran. Bahkan pada pasar ini para konsumen bisa memilih-milih barang dagangan sembari megendarai kendaraan masing-masing.

Pasar ini memang terletak di area pinggir jalan yang dijadikan juga sebagai akses utama kendaraan pada sebuah pemukiman. Tetapi ada sesuatu yang unik dari pasar ini. Dengan tatanan pasar yang dimana losnya berada dipinggir jalan langsung (Gambar 2,2,5) maka banyak juga karakter cara belanja baru bermunculan. Mulai dari adanya perilaku belanja dimana para pembeli dapat memilih langsung produk tanpa

KiosBangunan Pasar Lapak Tambahan

Gambar 2.2.3 Skema Penataan Pasar Induk Sei JodohSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.2.4 Tampak Pasar Bengkong HarapanSumber: Google Maps, 2018

Page 18: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

25Redesain Pasar Niten Bantul

harus turun dari motornya masing-masing. Dan pada pasar ini tidak asing pula para pembeli yang berjalan kaki akan saling berdampingan berbagi akses dengan pembeli yang menggunakan kendaraan bermotor baik itu pembeli maupun pedagang. Hal ini lah yang akan dijadikan preseden dimana rancangan akan mengambil karakter dari perilaku belanja pada pasar ini.

2.2.4 Pasar Legi Kota Gede

Pasar ini berlokasi di Kotagede dan sudah menjadi pasar utama untuk keseharian warga kotagede. Jika dilihat dari karakteristiknya, pasar ini terbilang ramai pengunjung. Pasar ini terdiri dari kios-kios di bagian depan samping seperti dapat dilihat pada gambar 2.2.6. Lalu terdapat los-los di dalamnya. Walaupun pasar ini terbilang ramai, tetapi tetap saja masih banyak pedagang yang menjajakan dagangan dibagian luar pasar bahkan hingga ke pinggir jalan. Itu dikarenakan karakteristik pedagang pasar yang ingin datang langsung mendekati pembeli walaupun memang dibeberapa waktu akan menyebabkan padatnya di bagian jalan depan pasar. Pembagian area pasar dapat dilihat pada gambar 2.2.7 yang menunjukkan dimana saja area kios, area los, dan area los yang berada di pinggir jalan.

KiosBangunan Pasar Lapak Tambahan

Gambar 2.2.5 Skema Penataan Pasar Bengkong HarapanSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.2.6 Pasar Legi Kota GedeSumber: Penulis, 2016

Page 19: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

26Redesain Pasar Niten Bantul

2.2.5 Pasar Minulyo PacitanPasar minulyo merupakan sebuah pasar tradisional yang berlokasi di Pacitan,

Jawa Timur. Pasar ini menjadi wadah bagi 950 pedagang lokal dari 12 kecamatan untuk dijadikan sebagai tempat berjualan (Gambar 2.2.8). Pasar ini merupakan pasalrhasil reloaksi dari dua pasar sebelumnya yang kemudian saat ini pasar minulyo dijadikan sebagai salah satu dari 10 pasar percontohan di Indonesia.

Luas bangunan pasar meliputi 21.287 m2 dan terdiri dari fasilitas-fasilitas pasar pada umumnya yaitu kios sebanyak 750 dan toko besar sebanyak 150 Yang menarik dari pasar ini adalah bahwa pengguna dari pasar itu bukan hanya para pedagang yang menetap, melainkan juga terdapat sekitar 280 pedagang keliling yang menjajakan apa yang ada di dalam pasar tersebut. Para pedagang ini biasa disebut idheran/ethek. Area parkir yang biasanya dipakai untuk parkir pada pagi dan siang hari, akan berubah fungsi menjadi pasar pada malam harinya. Pasar ini justru memfasilitasi para Pedagang Kaki Lima (PKL) agar mereka tidak berjualan sembarangan.

KiosBangunan Pasar Lapak Tambahan

Gambar 2.2.7 Skema Penataan Pasar Legi Kota GedeSumber: Penulis, 2018

Gambar 2.2.8 Pasar MinulyoSumber: http://www.solopos.com/2016/07/20/harga-kebutuhan-pokok-daging-sa-

pi-dan-ayam-di-pacitan-masih-mahal-738540

Page 20: 2.1.1 Redesain Pasar - Universitas Islam Indonesia

27Redesain Pasar Niten Bantul

2.3 Peta Persoalan

Bag

an 2

.3.1

Pet

a Pe

rsoa

lan

Sum

ber:

Penu

lis, 2

018