2021 - staff.universitaspahlawan.ac.id
Transcript of 2021 - staff.universitaspahlawan.ac.id
ALLPPT.com
S1 Gizi FIK Universitas Pahlawan
Pendahuluan
Gizi Olahraga
2021
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
• Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
• Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
• Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
• Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
Kode : Gz. 310
SKS : 2 SKS Teori
Semester : I (satu)
Mata Kuliah Gizi Olahraga
Ilmu yang mempelajari hubungan pengelolaan makanan
dengan kinerja fisik yang bermanfaat untuk kesehatan,
kebugaran, pertumbuhan serta pembinaan prestasi olahraga
Rencana Pembelajaran
Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami perencanaan dan
penyelenggaraan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan,
kebugaran, pertumbuhan serta pembinaan prestasi
olahraga
Metode
Penjelasan materi
Diskusi
Studi kasus
Penilaian
o Partisipasi kelas : 10%
o Tugas : 20%
o UTS : 35%
o UAS : 35%
Waktu
Jumat,
pk 13.30 s.d. selesai
KEHADIRAN
o Hadir tepat waktu,
toleransi 15 menit
o Kehadiran <75%
tidak dapat
mengikuti ujian
KEAKTIFAN
Memberikan
pendapat dan
sumbang saran saat
proses pembelajaran
ALLPPT.com
Pokok Bahasan
Mata Kuliah
Gizi Olahraga
14
Topik 1. Pendahuluan
Pengenalan mata kuliah gizi olahraga
Rencana pembelajaran
Pokok bahasan mata kuliah
Topik 2.
Pemenuhan dan Penghitungan Energi
Metabolisme energi
• Metabolisme
areobik
• Metabolisme
anaerobik
Kebutuhan energi
• Metabolisme basal
• Specific dynamic
action
• Aktifitas fisik
• Pertumbuhan
Cara menghitung
kebutuhan energi
• Langkah-langkah
penghitungan
kebutuhan energi
Topik 3.
Pro Kontra “Carbohydrate Loading”
Mekanisme penyediaan dan penggunaan karbohidrat
Faktor yang mempengaruhi simpanan glikogen otot
Faktor yang mempengaruhi simpanan glikogen hati
Karbohidrat dan persiapan pertandingan
Glikogen atau carbohydrate loading
Studi kasus
Zat protein
Kebutuhan protein
Masalah terlalu banyak protein
Suplemen protein
Studi kasus
Topik 4. Kebutuhan Protein
untuk Berprestasi Optimal
Metabolisme lemak
Keseimbangan lemak tubuh saat olahraga
Kebutuhan lemak saat olahraga endurance
Studi kasus
Topik 5.
Penggunaan Lemak dalam Olahraga
• Kebutuhan air
• Kebutuhan elektrolit
• Cairan dan elektrolit pada olahraga endurance
• Studi kasus
Topik 6.
Kebutuhan Air dan Elektrolit pada Olahraga
Topik 7.
Penggunaan Ca pada Atlet Amenore
Faktor risiko amenore (kelainan siklus haid)
Masalah yang berhubungan dengan amenore dan masalah haid lainnya
Osteoporosis olahraga
Masalah yang berhubungan dengan densitas tulang yang rendah
Pencegahan hilangnya massa tulang
Masukan Ca yang dianjurkan
Pengobatan osteopenia pada atlet amenore
Topik 8. Ergogenic Aids
Definisi
Faktor-faktor untuk pemberian
Syarat pemakaian
Kesimpulan, rekomendasi, aplikasi praktisi untuk beberapa ergogenic
Contoh kasus
Topik 9.
Pengaturan Berat Badan pada Atlet
BB ideal dan lemak tubuh pada atlet
Penentuan kadar lemak tubuh
Beberapa alasan atlet untuk menurunkan lemak tubuh
Kunci perencanaan makan atlet yang sehat untuk menurunkan lemak tubuh
Pengaturan BB untuk olahraga dengan klasifikasi BB
Tips untuk mengatur BB
Contoh kasus
• Pengaturan makan pada masa latihan
• Pengaturan makan pada masa pertandingan
• Penyusunan menu
• Contoh kasus
Topik 10. Pengaturan Makan Sebelum,
Saat dan Setelah Bertanding
• Anorexia nervosa
• Bulimia nervosa
• Akibat kelainan perilaku makan
• Pengobatan
• Beberapa jenis gangguan makan pada atlet
• Contoh kasus
Topik 11. Gangguan Makan pada Atlet
• Mitos susu
• Mitos kopi
• Mitos suplemen
• Mitos protein
Topik 12.
Mitos Makanan dan Minuman untuk Atlet
• Mitos garam
• Mitos sport drink
• Mitos puasa
• Efek plasebo
Topik 13. Memilih Makanan yang Tepat untuk Atlet
dalam Perjalanan (Traveling)
Tips untuk atlet dalam perjalanan
Pekan olahraga lokal
Pekan olahraga di mancanegara
Contoh kasus
Topik 14. Konsultasi Gizi Bagi Atlet
Langkah-langkah konsultasi gizi bagi atlet
Materi konsultasi gizi
Metode dan media konsultasi gizi
Contoh kasus
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang
berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di
bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai
usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi
baik di dalam maupun luar negeri
Energi ??
Kemampuan u/ melakukan kerja, dg satuan kilokalori (kalori saja)
Energi dalam tubuh:
KIMIA metabolisme makanan
MEKANIK kontraksi otot u/ melakukan gerak
Energi u/ kerja otot diperoleh dari KH, L, P
Prestasi OR gizi seimbang : energi yang dikeluarkan untuk
olahraga seimbang atau sama dengan energi yang masuk dari
makanan
Makanan atlet zat gizi aktifitas sehari-hari + olahraga
Pengaturan makanan atlet individual
Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemberian
makanan kepada atlet?
Pemberian makanan atlet harus memperhatikan:
Jenis kelamin
Umur
Berat badan
Jenis olahraga
Periodisasi latihan
Masa kompetisi
Masa pemulihan
Metabolisme ??
Proses kimia yg memungkinkan sel-sel u/ dapat
melangsungkan kehidupan
Makanan masuk ke tubuh proses metabolisme:
• Energi u/ aktifitas (kontraksi otot)
• Cadangan E disimpan dlm tubuh berupa ATP, PC,
glikogen dan L
• Air, karbondioksida, urea dan as.laktat yg dibuang
melalui urine, keringat dan pernafasan
Gerak terjadi karena adanya kontraksi otot
pembebasan energi berupa ATP (Adenosine
Triphosphate) dalam sel otot jumlahnya terbatas
Kontraksi otot akan tetap berlangsung apabila ATP
yang telah berkurang dibentuk kembali
Pembentukan kembali ATP dapat berasal dari:
• Kreatin fosfat (phosphocreatine, PC)
• Glukosa
• Glikogen
• Asam lemak
Untuk menghasilkan energi terdapat dua sistem:
• Sistem energi ANAEROBIK (tdk memerlukan oksigen)
• Sistem energi AEROBIK (memerlukan oksigen)
ENERGI ANAEROBIK
Anaerobik alaktik (phosphagen system, tanpa
menghasilkan laktat) = sistem ATP PCr
Anaerobik laktik (lactat system, menghasilkan laktat)
= sistem glikolisis
Sistem anaerobik alaktik menyediakan energi siap pakai yg
diperlukan u/ permulaan aktifitas fisik dg intensitas tinggi
ENERGI ANAEROBIK (cont.)
Sumber energi diperoleh dari pemecahan simpanan ATP
dan PC yg tersedia dalam otot
Pada aktifitas maksimum, sistem ini hanya dapat
dipertahankan selama 6-8 detik
Simpanan ATP dan PC sangat sedikit
Setiap 1 kg otot mengandung 4-6 mM ATP dan 15-17
mM PC.
Cabang OR yg menggunakan energi anaerobik:
Lari cepat 100m, renang 25m dan angkat besi
Aktifitas fisik terus berlanjut & E anaerobik alaktit tdk
cukup Glikogen otot + Glukosa darah (GLIKOLISIS
anaerobik, tanpa bantuan oksigen) energi 2-3 ATP
dan as.laktat
Cabang OR yg menggunakan glikolisis anaerobik:
Sepak bola, bola voli, basket
ENERGI AEROBIK = sistem oksidatif
utk aktifitas dg intensitas rendah yg dilakukan dlm
waktu lama atau lebih dari 2 menit
Pemecahan zat gizi (KH, L, P) dg bantuan oksigen
(VO2 max) kemampuan tubuh menggunakan oksigen
secara maksimum cara efisien utk menyediakan
energi atlet
Setiap org punya batas kemampuan maks yg berbeda-
beda
Intensitas kerja biasanya digambarkan dengan
persentase (%) VO2 max
Tingkat kerja <60-65% VO2 max KH dan L
seimbang
Tingkat kerja >65% VO2 max sumber utama: KH
Klasifikasi Sistem Energi Lama (detik)
Penyedia Energi Pengamatan
Anaerobik alaktik 1-4 4-20
ATP ATP dan PC
- -
Anaerobik alaktik + laktik 20-45 ATP dan PC Glikogen otot
Terbentuk as.laktat
Anaerobik alaktik 45-120 Glikogen otot As.laktat berkurang
Anerobik alaktik + aerobik 120-240 Glikogen otot As.laktat berkurang
Aerobik 240-600 Glikogen otot, lemak Penggunaan lemak makin banyak
Klasifikasi aktifitas maksimum dg lama berbeda dan sistem penyediaan energi untuk aktifitas
Sistem Fosfagen
(Hampir seluruhnya)
•Lari cepat 100
meter
•Lompat jauh
•Lompat tinggi
•Angkat Besi
Sistem Fosfagen dan
Sistem Glikolisis
•Lari cepat 200
meter
•Bola basket
•Bulu tangkis
Sistem Glikolisis
(hampir seluruhnya)
•Lari cepat 400
meter
•Berenang 100 meter
•Tenis
•Sepakbola
Sistem glikolisis dan sistem
Aerobik
• Lari cepat 800 meter
• Berenang 200 meter
• Tinju
• Mendayung 2000 meter
• Lari 1500 meter
• Lari 1,6 km
• Berenang 400 meter
Sistem Aerobik
• Cross Country Skiing
• Maraton
• Balap Sepeda
(Sumber Guyton dan Hall., 2002)
o Olahraga aerobik dan anaerobik perlu asupan energi
o Penetapan kebutuhan energi secara tepat sulit,
tidak sederhana
o Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang hanya
dapat menghitung kebutuhan energi berdasarkan
energi yang dikeluarkan
o Kebutuhan energi dihitung dengan memperhatikan
beberapa komponen penggunaan energi
Apa saja komponen yang perlu
diperhatikan?
Komponen yang perlu diperhatikan dalam menghitung kebutuhan
energi:
Basal metabolic rate (BMR)
Specific dynamic action (SDA)
Aktifitas fisik
Faktor pertumbuhan
Banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh sewaktu
istirahat jasmani dan rohani
Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital
tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi
hormon, denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot dan
pengaturan suhu tubuh
Dipengaruhi berbagai faktor, yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan
komposisi tubuh, faktor pertumbuhan, faktor lingkungan seperti
suhu, kelembaban dan keadaan emosi atau stres
Basal Metabolic Rate (BMR)
o BMR pada BB besar, proporsi lemak sedikit >> BB
besar, proporsi lemak besar
o BMR pada BB besar, proporsi lemak sedikit >> BB
kecil, proporsi lemak sedikit
o BMR laki-laki >> wanita
o BMR pada usia lebih muda >> tua
o Rasa gelisah dan ketegangan saat bertanding
menghasilkan metabolisme basal 5-10% lebih besar
sekresi hormon epinefrin meningkat, tonus otot
meningkat
Jenis kelamin
Berat badan (kg)
10-18 th 18-30 th 30-60 th
Laki-laki 55 1625 1514 1499
60 1713 1589 1556
65 1801 1664 1613
70 1889 1739 1670
75 1977 1814 1727
80 2065 1889 1785
85 2154 1964 1842
90 2242 2039 1899
BMR untuk laki-laki berdasarkan BB
Jenis kelamin
Berat badan (kg)
10-18 th 18-30 th 30-60 th
Perempuan 40 1224 1075 1167
45 1291 1149 1207
50 1357 1223 1248
55 1424 1296 1288
60 1491 1370 1329
65 1557 1444 1369
70 1624 1516 1410
75 1691 1592 1450
BMR untuk perempuan berdasarkan BB
REE sering digunakan atlet untuk mencegah dan menjaga
berat badan, REE memiliki porsi utama pada pengeluaran
energy sehari-hari. REE bukan merupkan BMR.
BMR merupakan ukuran minimal energy yang dibutuhkan
untuk mempertahankan kesadaran, seperti detak jantung,
respirasi sel, metabolisme sel, transmisi syaraf, temperatur
tubuh, dan lain-lain. BMR diukur pada keadaan istirahat,
setelah bangun tidur, dan 12 jam setelah makan.
REE adalah pengeluaran energy yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi normal tubuh pada saat istirahat.
REE biasanya diukur pada pagi hari, setelah bangun tidur,
dengan keadaan duduk atau tidur, suhu lingkungan normal,
minimal 3 jam setelah makan, serta tidak melakukan
kegiatan olahraga selama 12 jam sebelum dilakukan
pengukuran.
Kenaikan produksi panas diatas metabolisme basal yang disebabkan
oleh makanan
Bila seseorang dalam keadaan basal mengkonsumsi makanan
peningkatan produksi panas 1 jam setelah pemasukan makanan s.d.
jam ketiga, dipertahankan diatas taraf basal selama 6 jam atau lebih.
Penggunaan energi sebagai akibat dari makanan itu sendiri.
Specific Dynamic Action (SDA)
Energi tsb digunakan untuk mengolah makanan dalam tubuh
pencernaan makanan, penyerapan zat gizi dan transportasi zat gizi
SDA protein berbeda dengan karbohidrat, lemak.
Akan tetapi SDA dari campuran makanan besarnya kira-kira 10%
dari besarnya basal metabolisme
Specific Dynamic Action (SDA)
Aktifitas Fisik
Besarnya energi yang digunakan bergantung dari jenis,
intensitas dan lamanya aktifitas fisik
Tingkat aktifitas Laki-laki Perempuan
Istirahat di tempat tidur 1.2 1.2
Kerja sangat ringan 1.4 1.4
Kerja ringan 1.5 1.5
Kerja ringan-sedang 1.7 1.6
Kerja sedang 1.8 1.7
Kerja berat 2.1 1.8
Kerja berat sekali 2.3 2.0
Olahraga perlu E untuk kontraksi otot, baik olahraga aerobik
maupun anaerobik.
Besarnya E yg digunakan tergantung dari jenis, intensitas
dan lamanya aktifitas olahraga
Aktifitas Olahraga 50 60 70 80 90
Balap sepeda 9 km/jam 3 4 4 5 6
Balap sepeda 15 km/jam 5 6 7 8 9
Balap sepeda, bertanding 8 10 12 13 15
Bulutangkis 5 6 7 7 9
Bola basket 7 8 10 11 12
Bola voli 2 3 4 4 5
Dayung 5 6 7 8 9
Kal/menit
Aktifitas Olahraga 50 60 70 80 90
Golf 4 5 6 7 8
Hockey 4 5 6 7 8
Jalan kaki, 10 menit/km 5 6 7 8 9
Jalan kaki, 8 menit/km 6 7 8 10 11
Jalan kaki, 5 menit/km 10 12 15 17 19
Lari, 5.5 menit/km 10 12 14 15 17
Lari, 5 menit/km 10 12 15 17 19
Lari, 4.5 menit/km 11 13 15 18 20
Lari, 4 menit/km 13 15 18 21 23
Renang, gaya bebas 8 10 11 12 14
Renang, gaya punggung 9 10 12 13 15
Aktifitas Olahraga 50 60 70 80 90
Renang, gaya dada 8 10 11 13 15
Senam aerobik, pemula 5 6 7 8 9
Senam aerobik, terampil 7 8 9 10 12
Tenis lapangan, rekreasi 4 4 5 5 6
Tenis lapangan, bertanding 9 10 12 14 15
Tenis meja 3 4 5 5 6
Tinju, latihan 11 13 15 18 20
Tinju, bertanding 7 8 10 11 12
Judo 10 12 14 15 17
Pertumbuhan
Anak dan remaja mengalami pertumbuhan sehingga
memerlukan penambahan energi utk pertumbuhan tulang dan
jaringan tubuh baru
Usia (tahun) Tambahan E
10-14 2 kal/kg BB
15 1 kal/kg BB
16-18 0.5 kal/kg BB
Contoh Kasus:
Putri seorang mahasiswi berusia 20 tahun, memiliki tinggi
badan 158 cm dan berat badan 54 kg. Putri seorang atlet
renang dalam tim nasional. Dia berlatih berupa renang gaya
punggung 5 hari seminggu selama 45 menit dan berlari 3 hari
seminggu dengan kecepatan 5 menit per km selama 30 menit.
Aktifitas sehari-hari berupa aktifitas ringan sedang, misalnya
pergi ke kampus dan belajar.
Langkah 1. Tentukan status gizi atlet IMT
Langkah 2. Tentukan BMR sesuai BB atlet (lihat tabel)
Langkah 3. Tambahkan BMR dg SDA (SDA=10%BMR)
Langkah 4. Kalikan hasil dari langkah 3 dg faktor aktifitas fisik
Langkah 5. Tentukan keb. E olahraga per minggu (lihat tabel)
Langkah 6. Tentukan keb. E olahraga per hari
Langkah 7. Tambahkan hasil langkah 4. dengan langkah 6.
Langkah 1. Tentukan status gizi atlet IMT
IMT= 54 : (1.58)(1.58) = 21.63 normal
Langkah 2. Tentukan BMR sesuai BB atlet (lihat tabel)
BB= 54 kg = 1296 kkal
Langkah 3. Tambahkan BMR dg SDA (SDA=10%BMR)
BMR + SDA = 1296 + (10% 1296)= 1296 + 129,6= 1425,6 kkal
Langkah 4. Kalikan hasil dari langkah 3 dg faktor aktifitas fisik
Faktor aktifitas ringan sedang (lihat tabel)= 1,6
1425,6 x 1,6= 2280.96 kkal
Langkah 5. Tentukan keb. E olahraga per minggu (lihat tabel)
Renang gaya punggung= 9 kal/menit, 5x selama 45 menit
Berlari 5 menit per km= 10 kal/menit, 3x selama 30 menit
Renang= 9 x 45 x 5= 2025 kkal
Lari= 10 x 30 x 3 = 900 kkal
Renang dan lari= 2025 + 900 = 2925 kkal
Langkah 6. Tentukan keb. E olahraga per hari
Keb. E per minggu : 7
= 2925 : 7= 417.85 kkal
Langkah 7. Tambahkan hasil langkah 4. dengan langkah 6.
= 2280.96 + 417.85= 2698.81~ 2699 kkal
Jadi Putri membutuhkan E sebesar 2699 kkal setiap hari.
Contoh Kasus:
Fadil seorang siswa berusia 17 tahun, memiliki tinggi badan
178 cm dan berat badan 82 kg. Fadil seorang atlet basket
dalam tim nasional. Dia berlatih basket 5 hari seminggu
selama 1 jam dan berlari 3 hari seminggu dengan kecepatan
4 menit per km selama 30 menit. Aktifitas sehari-hari berupa
aktifitas ringan sedang, misalnya pergi ke sekolah dan belajar
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan
berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
■ Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
■ Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
■ Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
■ Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
Masalah utama atlet yg sedang berlatih kelelahan
Tdk mampu memulihkan rasa lelah dari satu latihan ke latihan berikutnya
Keb. E & KH saat latihan >> kebutuhan bertanding
Prioritas atlet latihan intensif pemulihan simpanan karbohidrat
Konsumsi KH inadekuat simpanan glikogen otot dan hati
Pengosongan simpanan glikogen secara bertahap menurunkan daya tahan serta
performa atlet
1. Mekanisme Penyediaan dan Penggunaan
Karbohidrat Selama Latihan Let’s start with the first set of slides
Kerja otot intensif produksi ATP ketersediaan glikogen otot dan glukosa
darah
KH bukan satu-satunya sumber E, namun KH lebih disukai utk bahan bakar metabolisme otot pada intensitas latihan melebihi 65%
VO2 max
Latihan ringan sumber KH yg rendah
Latihan dan performa yg lebih baik dukungan bahan bakar yg lebih byk
Pemakaian glikogen dalam otot faktor penentu kemampuan seorang atlet utk melakukan aktifitas aerobik dlm jangka
waktu lama
Simpanan glikogen:
■ Jaringan otot (utama)
■ Hati
■ Glukosa darah
Jumlah ini dpt bervariasi antar individu dan tergantung asupan makanan
Pemakaian glikogen sewaktu latihan dipengaruhi:
■ Intensitas latihan
■ Durasi latihan
■ Diet
■ Lingkungan
■ Jenis kelamin
Kandungan glikogen otot:
■ Individu tdk terlatih 70-110 mmol/kg berat otot
■ Atlet endurance terlatih dg diet campuran dg istirahat sehari 130-230 mmol/kg berat otot
Para ahli sepakat bahwa peningkatan cadangan glikogen otot dpt meningkatkan prestasi OR,
baik intensitas maupun durasi
Hasil penelitian Haggard
Atlet yg diberi diet tinggi KH: peningkatan daya guna otot sebesar 25%
Hasil penelitian Linhard
Diet tinggi KH: daya guna otot 11% >> diet tinggi L
Diet tinggi KH selama 3 hari simpanan glikogen 200 mmol/kg berat otot, dg lama latihan 170 menit
Penimbunan cadangan glikogen sebelum OR sangat penting endurance atau ketahanan fisik
Istirahat 40% KH diperlukan tubuh
Latihan ringan-sedang meningkat sampai 50% atau lebih
Bila latihan lebih intensif lagi, maka kebutuhan KH akan lebih meningkat lagi
Peningkatan cadangan glikogen otot dpt dilakukan dg diet tinggi KH (carbohydrate
loading), atau pengisian karbohidrat
Tujuannya:
■ Mencegah hipoglikemia
■ Menenangkan lambung
■ Membentuk cadangan glikogen
■ Menjaga kecukupan cairan dan elektrolit agar tdk dehidrasi
Simpanan glikogen hati penting utk mempertahankan kadar glukosa darah selama istirahat (diantara waktu makan utama) dan
selama latihan
Kadar glikogen hati dpt habis selama masa puasa yg lama (15 jam)
Hati dpt menyimpan 490 mmol glikogen dg diet campuran, sampai 60 mmol dg diet rendah KH
Diet tinggi KH meningkatkan glikogen ±900 mmol
Simpanan glikogen hati bersifat labil disarankan agar “latihan yg lama” dilakukan 1-4 jam setelah
makan makanan sumber KH yg terakhir
Jika “latihan yg lama” dilakukan pd pagi hari setelah puasa semalam, maka diet tinggi KH harus
dikonsumsi pd tengah malam
2. Faktor yg Mempengaruhi Simpanan
Glikogen Otot Jumlah KH, Besarnya pengosongan glikogen, Waktu konsumsi KH, Jenis KH
Jumlah Karbohidrat
Kecepatan simpanan glikogen yg maksimal terjadi ketika 0.7-1.0 g/kg BB KH dikonsumsi setiap 2 jam pd
tahap awal proses pemulihan; atau
8-10 g/kg BB/24jam
Jumlah KH ini dpt digambarkan dg asupan KH 500-800 g/hari utk rata-rata atlet; atau
65-70% dari total E utk atlet dg latihan berat
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot
Besarnya Pengosongan Glikogen
Kecepatan simpanan glikogen paling besar terjadi pada:
Jam-jam pertama masa pemulihan setelah latihan
Ketika pengosongan otot terjadi maksimal dibandingkan jika pengosongan otot hanya sedikit
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot
Waktu Konsumsi Karbohidrat
Kegagalan mengkonsumsi makanan sumber KH segera pd tahap pemulihan akan menghambat penyimpanan glikogen, krn:
■ Gagal mengambil keuntungan waktu peningkatan sintesa glikogen lgs setelah latihan dihentikan
■ Penundaan penyediaan makanan bagi sel otot
Penting saat waktu antar latihan hanya 6-8 jam;
Namun sedikit efeknya jika waktu pemulihan lebih lama (24-48 jam)
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot
Waktu Konsumsi Karbohidrat (cont)
Sintesa glikogen tdk dipengaruhi oleh frekuensi makan (porsi kecil tapi sering atau porsi besar sekaligus)
Atlet disarankan memilih jadwal makan yg praktis dan nyaman; porsi kecil tapi sering, mungkin bermanfaat utk mengatasi problem makan makanan tinggi KH yg
volumenya besar (bulky)
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot
Jenis Karbohidrat
Pemberian makanan sumber glukosa dan sukrosa setelah latihan yg lama menghasilkan pemulihan
glikogen otot yg sama;
Sedangkan fruktosa menghasilkan simpanan yg lebih rendah
24 jam pertama KH sederhana dan kompleks menghasilkan simpanan glikogen yg sama
24 jam berikutnya KH kompleks menghasilkan simpanan glikogen yg lebih banyak
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot
Jenis Karbohidrat (cont)
Konsumsi KH sederhana meningkatkan simpanan glikogen pd 6 jam setelah latihan
Diet dg IG tinggi akan meningkatkan simpanan glikogen pada 24 jam pemulihan setelah latihan berat;
Dibandingkan dg pemberian diet IG rendah
Klasifikasi KH sederhana dan kompleks tdk sama dg makanan yg IG tinggi dan rendah
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot
Jenis Karbohidrat (cont)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa:
Konsumsi bahan makanan dg IG rendah (kira-kira 2 jam sebelum bertanding) dpt menjamin pelepasan
glukosa ke aliran darah secara mantap selama pertandingan
Hal ini disebabkan makanan dg IG rendah dicerna dg lambat shg penyimpanannya juga lambat
Glukosa ekstra akan tersedia sampai pertandingan karena glikogen otot disimpan secara perlahan
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot
Jenis Karbohidrat (cont)
KH kompleks dg IG tinggi kentang, roti
KH sederhana dg IG rendah fruktosa
Prinsipnya, simpanan glikogen otot mencapai yg terbaik JIKA mengkonsumsi makanan sumber KH yg menghasilkan glukosa cukup cepat pd aliran darah
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Otot
Waktu Makan Makanan Sumber KH
Puasa semalam dpt menurunkan simpanan glikogen hati dan mempengaruhi penampilan atlet jika latihan
dilakukan dlm waktu lama
Untuk menjamin tingginya simpanan glikogen hati utk menjalani latihan tsb, dianjurkan makan terakhir
tidak lebih dari 2-6 jam sebelum latihan
Hal ini mungkin tdk praktis utk atlet yg akan latihan pd pagi dini hari. Pada kasus ini makanan terakhir yg
dimakan malam sebelum sebaiknya mengandung byk KH
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Hati
Jenis KH
Konsumsi makanan yg mengandung fruktosa akan meningkatkan kecepatan sintesa glikogen
hati dibandingkan dg glukosa
Oleh krn itu, utk memaksimalkan simpanan glikogen hati, makanan yg tinggi fruktosa (buah, jus buah) harus termasuk di dalam diet selama
masa pemulihan
Faktor yg Mempengaruhi Simpanan Glikogen Hati
Pada jenis OR “endurance” (daya tahan) dg intensitas tinggi spt maraton, triatlon dan cross country sangat membutuhkan
simpanan glikogen drpd OR “non-endurance” dimana intensitasnya
rendah, atau tinggi hanya utk wkt yg pendek misalnya senam, ski, lari jarak
pendek, sepakbola, bola basket
Simpanan glikogen yg normal cukup atau adekuat utk OR non endurance
Hal ini dpt dicapai dg:
■ Diet tinggi KH (7-10 g KH/kg BB/hari atau 55-70% KH dari total E)
■ Mengurangi latihan
■ Meningkatkan konsumsi KH 10 g/kg BB/hari 24-36 jam sebelum bertanding
OR non endurance (latihan terus menerus <60-80 menit) simpanan glikogen dpt dicapai dg
cara tadi
OR endurance (>90 menit) dan ultra endurance (>4 jam) simpanan glikogen yg normal tdk
akan memenuhi
Utk mengatasi hal ini, dikenal tekhnik yg dinamakan “Carbohydrate Loading” yg dpt
meningkatkan simpanan glikogen 200-300%, dimana kelelahan dpt ditunda dan performa
atlet dpt ditingkatkan
Cara yg Asli (Astrand’s Carbohydrate Loading)
Tujuh hari sebelum bertanding (hari 1) latihan yg berat utk menghabiskan simpanan glikogen
Hari ke 2-4 diet rendah KH, tinggi P dan L utk memenuhi keb. E, namun mencegah pengisian glikogen
Hari ke 5-7 sebelum bertanding diet tinggi KH (70% dari total E) utk memaksimalkan glikogen ke dlm otot yg habis glikogennya. Pada masa ini latihan dikurangi utk menurunkan penggunaan glikogen otot dan menjamin simpanan yg maks pada hari pertandingan (hari ke 8)
Cara yg Asli (Astrand’s Carbohydrate Loading) (cont)
Cara ini dpt meningkatkan simpanan glikogen dari kadar normal (80-100 mmol/kg) menjadi 200 mmol/kg
Manfaat dari KH loading ini dpt menunda kelelahan
(dikenal dg istilah “Hitting the wall”) sampai 90-120 menit, dan dpt mencegah hipoglikemia (dikenal dg istilah
“Banking”)
Kelemahan Cara KH Loading yg Asli
Kenaikan BB mungkin terjadi pada fase diet tinggi KH, sebesar 2,1-3,5 kg berasal dari kenaikan simpanan air
bersamaan dg simpanan glikogen
Sementara ekstra glikogen dan air dpt menghilangkan rasa letih dan kemungkinan dehidrasi selama pertandingan
Kelemahan Cara KH Loading yg Asli (cont)
Fase diet rendah KH dpt memberi efek samping spt kelelahan, mual, ketosis, BB menurun, pengeluaran Na dan air
meningkat
Utk mengurangi efek samping ini maka dilakukan: modifikasi KH loading yg asli dg menghilangkan fase diet
rendah KH
KH Loading yg Dimodifikasi
Modifikasi KH loading dilakukan dg menghilangkan fase latihan yg berat serta pembatasan KH
Enam hari sebelum pertandingan, diberikan diet
tinggi KH (70% dari total E) diikuti dg jadwal latihan yg sedang selama 3 hari, dilanjutkan 3 hari dg
latihan ringan
KH Loading yg Dimodifikasi (cont)
Kenaikan konsentrasi glikogen otot: Cara modifikasi 130-205 mmol/kg
Cara Astrand 80-212 mmol/kg
Selain itu, penghilangan latihan yg keras serta pembatasan KH, akan menurunkan resiko luka dan
efek samping
Atlet dan pelatih perlu memperhatikan kebutuhan latihan dan diet utk memaksimalkan KH loading
Sementara kadar glikogen dpt ditingkatkan dlm
waktu 24 jam dg diet tinggi KH (7-10 g/kg BB atau 70-85% dari total E), diperlukan waktu 3-5 hari utk
mencapai kadar yg maksimal
Tiga hari diet tinggi KH umumnya dirasakan cukup utk kompetisi dan juga utk meminimalkan lipogenesis
KH Loading yg Dimodifikasi (cont)
Jenis KH yg dikonsumsi atlet biasanya volumenya besar (bulky) shg dpt mempengaruhi asupan yg adekuat atau
meningkatkan frekuansi BAB
Penggunaan gula dan bentuk KH lain yg padat dpt menjamin konsumsi E dan KH yg adekuat
Mengurangi jumlah serat atau pemberian makanan cair
mungkin dpt dilakukan
KH Loading yg Dimodifikasi (cont)
Contoh Diet KH Loading
Menu makanan Berat (g)
Makan pagi:
• Nasi
• Mapo tahu
• Cah sayur
• Buah pisang
• Susu
• Jus buah
200 g (1 piring)
100 g (1 mgk sdg)
100 g (1 mgk)
100 g (1 buah)
20 g (1 gls)
300 ml (1 gls besar)
Pukul 10.00:
• Getuk singkong
• Pancake madu
• Jus buah
50 g (2 ptg kcl)
1 bh sdg
300 ml (1 gls besar)
Contoh Diet KH Loading (cont)
Menu makanan Berat (g)
Makan siang:
• Nasi
• Sayur asem
• Empal/ ikan mas goreng
• Oseng oncom cabe hijau
• Selada buah
• Jus buah
300 g (1 piring penuh)
100 g (1 mgk)
50 g (1 ptg sdg)
50 g (1 mgk sdg)
200 g (2 mgk sdg)
300 ml (1 gls besar)
Pukul 16.00:
• Bika ambon
• Yangko
• Jus buah
50 g (1 ptg sdg)
50 g (3 bh)
300 ml (1 gls besar)
Contoh Diet KH Loading (cont)
Menu makanan Berat (g)
Makan malam:
• Nasi
• Capcay sayuran + ayam
• Selada buah
• Jus buah
300 g (1 piring penuh)
150 g (1 mgk besar)
200 g (2 mgk sdg)
300 ml (1 gls besar)
Pukul 21.00:
• Roti isi pisang panggang madu
• Susu
50 g (1 tangkep)
20 g (1 gls)
Analisa diet:
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
4000 kkal
100 g (10%)
45 g (10%)
800 g (80%)
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
○ Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
○ Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
○ Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
○ Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
2
Protein:
○ Hewani daging, ikan, ayam, telur, susu, dll
○ Nabati tumbuh-tumbuhan spt kacang-kacangan, tempe dan tahu
Anggapan dulu,
Protein hewani lebih berkualitas dari protein nabati
Penelitian terkini,
Kualitas protein nabati dpt setinggi protein hewani, asalkan menu beragam
4
Kualitas P ditentukan dari JENIS dan PROPORSI asam amino yg dikandungnya
P dg nilai biologi tinggi, mengandung semua jenis asam amino esensial, cth: protein hewani dan kedelai
Pemecahan P menjadi asam amino hidrolisis, membutuhkan air
Konsumsi tinggi P, banyak pula kehilangan air
Harus diimbangi dg konsumsi cairan yg cukup agar tdk dehidrasi
5
Fungsi protein: ○ Pertumbuhan
○ Pembentukan dan perbaikan otot
○ Pembentukan sel-sel darah merah
○ Pertahanan tubuh thd penyakit
○ Enzim dan hormon
○ Sintesa jaringan-jaringan badan lainnya
○ Sumber E apabila energi dari KH tdk mencukupi
8
10
Anggapan dulu,
Atlet harus byk makan daging, telur, ikan, ayam dan sumber protein lainnya untuk pembentukan otot
Penelitian terkini,
Bukan ekstra protein yg membentuk otot, melainkan latihan scr intensif
Agar cukup E utk latihan pembentukan otot 60% KH dan 15% P
KH >> P cadangan E dalam otot
“ Kebutuhan P bervariasi antar atlet:
11
Macam Atlet Gram P/
kg BB
Atlet yg berlatih ringan 1.0
Atlet rutin berlatih 1.2
Atlet remaja (pertumbuhan) 1.5
“ Idealnya, protein berkontribusi sebesar 12-20% dari total E
Setelah menghitung keb P per kg BB atlet, sebaiknya
dihitung persentase kontribusinya thd total E
Konsumsi protein >30% dari total E dapat meningkatkan resiko penyakit kronis
12
“ 13
Waktu Jumlah dan tipe P
4-24 jam sebelum latihan atau kompetisi
3-6 ounces of a lean protein; atau 8-12 fl oz of dairy/ alternative Batasi serat
1-4 jam sebelum latihan atau kompetisi
2-4 oz of lean protein pd 4 jam sebelum latihan Batasi sumber makanan P yg juga tinggi L lebih lama dicerna, membuat perut terasa penuh
Selama 3 jam setelah latihan atau kompetisi
6-20 gram P dg atau tanpa KH AA esensial lebih baik Kombinasi P-KH lebih baik
Anjuran Konsumsi P pada Atlet
Jika kebanyakan protein:
Memberatkan kerja ginjal dan hati, krn harus memecah dan mengeluarkan P berlebihan
Lebih sering kencing, krn P dicerna menjadi urea yg harus dibuang melalui urin
Mengganggu latihan, apalagi kompetisi
Meningkatkan resiko dehidrasi
Resiko osteoporosis krn konsumsi P akan meningkatkan asam, shg tubuh akan berusaha menurunkan asam, menyeimbangkan pH tubuh dg ekskresi Ca (buffering agent) dari tulang
18
Makanan P tinggi relatif mahal
P cukup, tdk berlebihan penghematan budget
Makanan P tinggi biasanya tinggi L
P cukup, tdk berlebihan kesehatan jantung, pencegahan kegemukan, peningkatan performa
19
Menurut advertensi (iklan penawaran barang), protein powder itu penting utk pembentukan
otot yg optimal
Latihan, bkn P yg membuat otot besar dan kuat
Kelebihan P yg dikonsumsi akan disimpan dalam bentuk L
Pembelian suplemen menghabiskan uang yg lebih banyak
21
Suplemen P dpt digunakan jika sedang dlm perjalanan jauh, sulit mengakses makanan
Perhatikan pada suplemen P biasanya ada tambahan perasa buatan (artificial flavors), pemanis buatan (sweeteners) dan pewarna
buatan yg dpt menyebabkan alergi pada beberapa orang
24
STUDI KASUS
Jamal siswa SMA berusia 17 tahun, seorang pemain sepakbola di tim sekolahnya. Jamal memiliki TB 183 cm dan BB 79,4 kg.
Pelatih merekomendasikan Jamal untuk menaikkan BB sebesar 4,5-7.0 kg dalam kurun waktu 8 bulan kedepan.
Oleh karena itu, Jamal merubah konsumsi makannya:
Sarapan minuman mega-protein yg mengandung 56 g protein Snack pagi protein bar yg mengandung 24 g protein
Di sekolah, Jamal makan siang dua sandwich ayam dengan keripik kentang dan susu. Snack sore protein bar yg mengandung 24 g protein
Jamal latihan di sekolah 2-3x/minggu setiap sore Di rumah, Jamal belajar sampai larut malam, melewatkan makan malam dan hanya minum minuman
mega-protein 56 gram sebelum tidur
26
PERTANYAAN :
Hitunglah kebutuhan protein Jamal
Bandingkan dengan perkiraan konsumsi protein Jamal saat ini
Sebagai ahli gizi, saran apa yg akan kamu berikan kepada Jamal
27
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027 Misi Prodi S1 Gizi FIK UP Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
Lemak zat gizi penghasil E terbesar, 2x energi yg dihasilkan KH
L : KH = 9 : 4 kkal
Lemak sumber E yg tidak ekonomis pemakaiannya, karena apa?
Karena metabolisme L menghabiskan
oksigen lebih byk dibanding KH
Lemak atau Trigliserida di dalam tubuh diubah menjadi ASAM LEMAK dan GLISEROL
1 TG = 3 AL + 1 G
Selain penghasil E, lemak merupakan alat pengangkut vitamin yg larut dalam lemak dan sbg sumber asam lemak esensial
(AL linoleat, linolenat dan arakidonat)
Atom C berikatan tunggal AL jenuh (as palmitat, stearat dalam gajih)
Atom C berikatan ganda AL tak jenuh tunggal
(as oleat pd minyak zaitun) dan AL tak jenuh ganda
(as linoleat pd minyak kedelai dan jagung)
Penggolongan lemak:
• Mono gliserida
• Di gliserida
• Tri gliserida
Lemak sederhana
• Fosfolipid sbg emulsifier/ emulgator, bahan yg bergabung dg lemak dan merupakan bag integral dari sel-sel tubuh (otak dan jaringan saraf), contoh: kuning telur
• Sterol (ergosterol dan kolesterol) sbg pembentuk sterol dan steroid, contoh: lobster dan kuning telur
• Lipoprotein, terdiri dari HDL, LDL dan VLDL merupakan transport fatty compound (di dalam plasma darah membentuk gabungan dg protein plasma yg dpt larut) contoh: daging dan susu
Lemak kompleks
Lemak atau Trigliserida di dalam tubuh diubah menjadi ASAM LEMAK dan GLISEROL
Asam lemak yg terbentuk, dapat scr langsung
digunakan sbg sumber E oleh banyak sel, kecuali sel darah merah dan sel susunan saraf pusat
yg hanya dapat menggunakan glukosa
Lemak yg dpt dioksidasi sbg sumber E terdiri atas TG asam lemak dan TG intra muskular
AL yg terikat dg albumin di dalam darah hasil metabolisme dari jaringan lemak, merupakan
sumbangan besar pada metabolisme lemak saat otot berkontraksi
Sedangkan AL yg terikat dg albumin di dalam darah
hasil metabolisme dari TG intra muskular dan TG plasma selama kontraksi otot tdk diketahui secara
jelas
Kontraksi otot terjadi krn adanya E hasil beta oksidasi AL dan reaksi biokimiawi dalam jalur Kreb’s yg berasal dari lipolisis jaringan lemak
Otot mendapatkan AL dan menggunakannya dalam bentuk E biasanya ditentukan oleh konsentrasi lemak
dalam darah dan kemampuan otot utk oksidasi AL
Peningkatan kadar AL dalam darah dan penggunaannya oleh otot dpt mengurangi penggunaan glikogen dan glukosa darah
TG intra muskular dipercaya lebih penting pada awal
kontraksi otot dan selama OR dg intensitas tinggi, dimana lipolisis jaringan lemak utk pembentukan E
masih terhambat
Awal-awal melakukan OR ringan–sedang dalam waktu yg panjang, E yg didapat dari KH dan L sama
jumlahnya
Kemudian terjadi peningkatan secara bertahap penggunaan L sbg sumber E selama OR yg
berlangsung antara 1 jam atau lebih, sedangkan penggunaan KH berkurang
Akhir “OR yg berlangsung lama”, L terutama AL mensuplai 80% dari total E yg dibutuhkan
Sedangkan saat mencapai finish, kembali penggunaan KH bertambah lagi
Besarnya metabolisme L pada OR yg berlangsung lama
kemungkinan disebabkan oleh penurunan gula darah yg diikuti oleh penurunan hormon insulin dan peningkatan
hormon glukagon
Hal ini menunjukkan bahwa pada OR yg berlangsung lama terjadi penurunan metabolisme glukosa dan glikogen, serta
terjadi peningkatan metabolisme AL utk memproduksi E
Awal melakukan aktifitas OR, konsentrasi AL dalam darah mengalami penurunan akibat dari peningkatan
pemakaian AL oleh otot yg aktif
Aktifitas OR selanjutnya, terjadi peningkatan pembebasan AL dari jaringan lemak
Hal ini terjadi melalui rangsangan hormonal oleh
susunan saraf simpatis dan akibat penurunan kadar hormon insulin
Atlet OR endurance, penggunaan E sebagian besar berasal dari L
Akan tetapi pada awal dan akhir melakukan OR
endurance, kebanyakan E berasal dari glukosa dan glikogen
Hal ini mengakibatkan cadangan glikogen di dalam otot dan hati berkurang
Glikogen dalam otot dan hati yg telah berkurang harus diisi kembali
Zat gizi dalam makanan yg dpt mengisi kembali glikogen berasal dari KH
Sedangkan L dalam tubuh selain dapat diganti
kembali oleh L, juga dapat diganti oleh KH dan P dalam makanan
Walaupun atlet OR endurance pembentukan E sebagian besar berasal dari L, namun atlet tidak
boleh mengkonsumsi L secara berlebihan
Diet TL oleh atlet sering mengakibatkan peningkatan TG, kolesterol total dan LDL
Risiko kesehatan spt aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit kanker dpt timbul pada seorang atlet akibat
konsumsi L yg tinggi
Atlet juga dianjurkan utk membatasi konsumsi L berlebihan krn alasan-alasan lain
Hal ini dimaksudkan agar atlet mengkonsumsi KH yg adekuat agar supaya penggantian glikogen otot dan
hati berlangsung dg baik
Pengosongan lambung menjadi lambat akibat mengkonsumsi L yg berlebihan shg perut terasa
penuh Rasa kenyang dan penuh yg terjadi akibat makan L
yg berlebihan dpt mengurangi konsumsi KH yg adekuat
Anjuran utk seorang atlet dlm konsumsi L yaitu
kurangi konsumsi L scr berlebihan dan tdk lebih dari 30% total E
Lemak yg digunakan sebaiknya berasal dari AL tak jenuh, dari tanaman spt olive, minyak olive, minyak
canola, alpukat, kacang, biji-bijian dan juga ikan
Kurangi penggunaan AL jenuh dan trans spt margarin
Setiap makanan tidak harus digoreng, tetapi dibakar atau direbus
Atlet juga dianjurkan mengkonsumsi kolesterol < 300 mg/ hari
Sadarilah bahwa minyak atau L yg ditambahkan pada
makanan spt mentega pada roti, cream saus harus dikurangi jumlahnya dlm menu makanan atlet
Sebelum maupun saat latihan atau pertandingan konsumsi L normal, diutamakan as lemak tak jenuh Terlalu banyak L bisa mengganggu proses latihan
maupun pertandingan krn atlet akan merasa begah, kram perut atau diare
Setelah latihan atau pertandingan konsumsi L
normal Tidak spt KH dan P yg sangat diperlukan untuk pemulihan setelah latihan atau pertandingan
Pilihlah daging tdk berlemak serta kupaslah kulit ayam
Beberapa makanan yg khusus mempunyai kadar lemak dan kolesterol yg tinggi, misalnya coklat, cake,
ice cream, keripik dan juga jeroan, sop kaki, sop buntut, harus dihindari
Menu seorang atlet harus mengandung semua zat gizi yg diperlukan yaitu KH, L, P, vit, mineral dan air
Menu atlet disusun berdasarkan jumlah keb E dan komposisi gizi penghasil E yg seimbang
Menu makanan atlet harus mengandung
KH sebanyak 60-70%, lemak 20-25%
dan protein sebanyak 10-15% dari total energi yg dibutuhkan
TUGAS
Nama Ryan
Usia 17 th
TB 175 cm
BB 78 kg
Cabang OR Renang
Latihan Renang gaya
punggung 45
menit/hari, 4
kali/minggu
Aktifitas Sedang
Berapa kebutuhan energi, karbohidrat, protein dan lemak Ryan per hari selama seminggu sebelum pertandingan jika menggunakan metode
karbohidrat loading modifikasi?
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi
yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya
manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat
guna
Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat
sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai
institusi baik di dalam maupun luar negeri
Air merupakan bag utama tubuh, 55-60% BB
orang dewasa adalah air
Komposisi tubuh laki-laki lebih banyak air
daripada perempuan,
anak muda lebih banyak dari orangtua
dan pada sel otot lebih banyak dari sel jaringan
tulang dan gigi
Pelarut dan alat angkut (zat gizi, hormon, sisa
metabolisme)
Katalisator reaksi biologi dalam sel
Pelumas (sendi)
Fasilitator pertumbuhan
Pengatur suhu tubuh
Peredam benturan
FUNGSI AIR DI DALAM TUBUH
Sumber air minuman, buah, sayuran, daging,
ayam, ikan dan sisa metabolisme energi
Pengaturan air:
Konsumsi air diatur oleh rasa haus dan kenyang,
melalui perubahan yg dirasakan oleh mulut,
hipotalamus, perut
Pengeluaran air diatur oleh ginjal dan otak
Hampir semua reaksi biokimia yg terjadi di dalam
tubuh tergantung dari keseimbangan air dan
elektrolit
Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra sel)
dan di luar sel (cairan ekstra sel) harus
dipertahankan tetap seimbang
Keseimbangan cairan intra sel dan cairan ekstra
sel tujuannya untuk transmisi impuls saraf dan
kontraksi otot yg penting saat melakukan OR
Hal lain yg sgt penting selama melakukan OR
adalah mempertahankan atau memelihara suhu
tubuh, karena kontraksi otot menghasilkan E
E yg terbentuk dari kontraksi otot sebagian besar
berupa energi panas yaitu sebanyak 75% dan
sisanya 25% berupa energi gerak
Kontraksi otot selama berolahraga menghasilkan
peningkatan produksi E panas
Panas yg terbentuk dialirkan secara cepat dari
otot melalui darah ke permukaan tubuh
Panas tubuh kemudian dibebaskan ke atmosfer
lewat keringat yg keluar dari tubuh
Panas tubuh yg terjadi pada saat berolahraga
akan sgt berbahaya apabila tdk ada upaya
proses pendinginan tubuh
Banyak usaha tubuh untuk melakukan proses
pendinginan tubuh, salah satunya adalah
berkeringat
Air tidak mengandung E, tetapi sgt penting dalam
kehidupan sehari-hari
Kebutuhan tubuh manusia akan air dalam sehari
sesuai dg banyaknya air yg keluar atau yg hilang
dari tubuh
Pada keadaan normal dan ideal yaitu diet rendah
cairan, aktifitas fisik minimal serta tidak ada
keringat yg keluar, org dewasa membutuhkan air
sebanyak 1500-2000 ml sehari
Sumber air untuk kebutuhan tubuh biasanya
didapat dari hasil oksidasi zat gizi, makanan dan
minuman
Saat berolahraga kebutuhan air tentu akan lebih
banyak dibanding dalam keadaan istirahat
Oleh karena saat berolahraga suhu tubuh
meningkat dan tubuh menjadi panas
Tubuh yg panas berusaha utk menjadi dingin dg
cara berkeringat
Banyaknya keringat yg keluar tergantung dari
ukuran tubuh,
jenis OR,
intensitas OR,
lama OR,
cuaca dan kelembaban lingkungan
serta jenis pakaian atlet
Keringat yg keluar saat OR sebagian besar terdiri
atas air, namun keringat juga mengandung
elektrolit
Selain itu, pemberian cairan yg adekuat ditujukan
utk mencegah cedera akibat panas tubuh yg
berlebihan, misalnya heat exhaustion, heat stroke
Nasihat yg paling baik saat berolahraga utk
mencegah kekurangan cairan adalah minum air
sebelum, selama dan setelah berolahraga
Minum air jangan menunggu sampai rasa haus
timbul, karena rasa haus tidak cukup baik sebagai
indikator
Keinginan minum air lebih banyak dan lebih sering
karena kebiasaan, bukan karena adaptasi
fisiologis
Rasa haus baru timbul apabila tubuh telah
mengalami kekurangan air (dehidrasi)
Penggantian air yg adekuat selama berolahraga
sangat penting utk memelihara penampilan yg
optimal dan memelihara kesehatan
Minumlah air 30 - 60 menit sebelum bertanding
sebanyak 150-250 ml
Air dingin kira-kira 10oC lebih baik daripada air
hangat
Pemberian air dalam jumlah yg sama dianjurkan
pada atlet saat beristirahat diantara pertandingan
Selama bertanding, atlet
dianjurkan minum secara
teratur setiap 10-15 menit
sebanyak 150-250 ml air
dingin
Kebutuhan Minum Selama Bertanding
Segera setelah bertanding,
pemberian minuman ditujukan
untuk mengganti cairan yg hilang
dan mendinginkan tubuh
Atlet setelah pertandingan harus
segera minum air dingin
sebanyak 150 – 250 ml
Kebutuhan Minum Setelah Bertanding
Kekecualian misalnya terjadi pada atlet yg
melakukan OR sangat berat di bawah cuaca
panas dan kelembaban tinggi
Keringat yg keluar jumlahnya sangat banyak,
selain air juga mengandung elektrolit
Cairan tubuh selain mengandung air juga mengandung bahan lain yg diperlukan oleh tubuh seperti elektrolit
Elektrolit dalam cairan tubuh terdiri dari kation dan anion
Kation utama dalam cairan tubuh adalah sodium (Na) dan potasium (K) sedangkan anion utama adalah
klorida (Cl)
Na merupakan kation yg terbanyak di dalam cairan ekstra sel dan bertanggungjawab untuk
mempertahankan osmolalitas cairan ekstra sel
Asupan Na berkisar antara 3 – 8 gram (130 – 250 meq) per hari
Makanan sumber utama Na adalah garam dapur
Selain itu Na banyak didapat pada keju dan makanan olahan lainnya
K merupakan kation terpenting di dalam cairan intra sel
Asupan K berkisar antara 2-6 gram (50-150 meq) per hari
Makanan sumber utama K adalah daging, buah-buahan
Secara umum K banyak terdapat pada pisang, orange juice
Keringat merupakan cairan hipotonik dibanding dg plasma
Konsentrasi elektrolit dalam keringat juga lebih rendah dibanding dg cairan tubuh lainnya
Na dan Cl merupakan elektrolit yg paling banyak ditemukan dalam keringat, namun jumlahnya hanya
sepertiga dari yg ditemukan di plasma
Sedangkan K dan Mg dalam keringat jumlahnya sangat kecil
Na hilang terutama melalui keringat yg berlebihan
Oleh karena itu atlet yg mengalami pengeluaran keringat yg sangat banyak harus diperhatikan penggantian Na
Hiponatremi yg terjadi pada atlet dapat mengakibatkan penurunan efisiensi kerja otot shg berpengaruh thd
prestasi OR
K yg hilang melalui keringat jumlahnya sangat sedikit
K yg disimpan di dalam sel tubuh jumlahnya sgt banyak dan tdk terpengaruh oleh hilangnya K melalui keringat
Beberapa ahli percaya bahwa kehilangan K dalam keringat akan mempengaruhi prestasi OR
Konsentrasi Na dan K pada keringat dipengaruhi oleh jumlah keringat yg keluar
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, jumlah keringat sebanyak 200 ml per jam menyebabkan kehilangan
cairan yg mengandung 12 mmol Na dan 4 s.d. 5 mmol K
Sedangkan keringat sebanyak 1000 ml per jam mengakibatkan kehilangan cairan yg mengandung 40
mmol Na dan 4 s.d. 5 mmol K
Penelitian menunjukkan bahwa suplemen Na dan K tdk diperlukan selama OR yg berlangsung singkat (1 jam
atau kurang)
Garam yg tersedia pada makanan sehari-hari sudah cukup mempertahankan keseimbangan Na dan K selama
bertanding pada OR tingkat sedang
Perubahan status cairan tubuh saat berolahraga
disebabkan oleh peningkatan produksi keringat
dan asupan cairan ke dalam tubuh yg sedikit
Defisit air sebanyak 1% dari berat badan yg
keluar dalam bentuk keringat saat berolahraga
terbukti mengurangi toleransi tubuh terhadap OR
Sedangkan defisit air 3% sampai dengan 10%
dari BB selama mengikuti OR menyebabkan
penurunan prestasi OR, meningkatkan risiko
cedera serta berbahaya utk atlet
Pemberian cairan pd atlet bertujuan utk
mencegah dehidrasi dan utk mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh
OR endurane yg berlangsung lama di tempat
yg panas dpt menyebabkan gangguan
keseimbangan air dan elektrolit
Keseimbangan air dan elektrolit sgt penting
pd atlet cab OR endurance, krn akan
mengganggu produksi energi dan
pengaturan suhu tubuh
Hasil penelitian menunjukkan, lari marathon
mengeluarkan keringat sebanyak 1 L/jam
Sedangkan lari marathon dalam cuaca
panas dan kelembaban tinggi dapat
kehilangan keringat sebanyak 2,8 L/jam
Pelari ultramarathon sejauh 50 mil yg
ditempuh selama lebih dari 8 jam, selain
kehilangan air yg banyak juga kehilangan
elektrolit
Penggantian cairan pd atlet endurance
apabila hanya minum air tawar dapat
menyebabkan hiponatremi, krn dalam tubuh
jumlah air dan Na tdk seimbang
Untuk itu, pemberian cairan harus
mengandung KH dan elektrolit
Hal ini dimaksudkan selain utk mencegah
terjadinya hiponatremi, juga untuk mencegah
hipoglikemik
Beberapa penelitian melaporkan bahwa
cairan yg mengandung KH 5-10% masih
aman utk atlet
Sedangkan pemberian KH melebihi 10%
dapat menimbulkan peningkatan gula darah
yg akan merangsang produksi hormon
insulin
Peningkatan hormon insulin dpt
menyebabkan terjadinya hipoglikemia
Sedangkan minuman atlet (sports drink) yg
mengandung suplemen Na dan K yg
berlebihan akan mengganggu kontraksi otot
yaitu akan terjadi “cramp” otot
Selain itu intake Na yg berlebihan
mempunyai risiko tinggi terjadinya hipertensi
pada atlet
Sports drink umumnya mengandung KH 5-7%
Konsentrasi KH dalam cairan ini secara ilmiah
tdk mengganggu proses pengosongan
lambung
Sedangkan, Na biasanya 10-20 mmol/L dan
dapat membantu keseimbangan elektrolit
dalam tubuh
KUIS
» Apa fungsi air bagi tubuh kita?
» Berapa kebutuhan air sebelum bertanding?
» Berapa kebutuhan air setelah bertanding?
» Apakah suhu minuman berpengaruh terhadap performa?
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
▰ Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
▰ Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
▰ Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
▰ Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
2
“ Amenore dapat terjadi pada atlet maupun non atlet
Biasanya penyebabnya adalah krn ingin langsing atau BB ideal, shg melakukan upaya penurunan BB yg
salah, seperti : Menahan makan, muntah, memakai laxans atau
diuretika Hal ini menyebabkan gangguan makan sampai
amenore dan osteoporosis
3 3
“ Gangguan makan Gangguan pada sikap makan, gambaran ttg tubuh,
emosi dan hubungan dg org lain
Anorexia Nervosa Sikap makan yg sgt restriktif, dimana terus tidak
makan dan tetap merasa gemuk padahal BB telah 15% di bawah ideal
5 5
“ Bulimia Nervosa Menahan tidak makan atau berpuasa yg diikuti oleh
muntah-muntah atau dg bantuan zat-zat (seperti laxans, diuretika dll)
Eumenore
Siklus mens yg normal, 10-13 mens per tahun
6 6
“ Oligomenore Siklus mens tidak teratur dg interval 33-90 hari
Amenore
Sering terjadi pada cabang OR dimana perlu badan ringan seperti :
OR endurance (65%) OR estetika (60%)
OR dg klasifikasi BB (50%)
7 7
“ Kemungkinan karena kurangnya asupan makan
Pada atlet, perbedaan signifikan antara eumenore dg amenore adalah pada jarak latihan dan densitas
tulang belakang
Pasien anorexia dan bulimia nervosa, banyak yg mengalami gangguan mens krn kurang makan
8 8
Penyebab Amenore
“ Osteoporosis Penyakit yg ditandai dg massa tulang yg rendah dan
kemunduran jaringan mikro tulang yg dpt menyebabkan peningkatan fragilitas tulang dan
peningkatan risiko patah
Utk mencegah gangguan hormon dan osteoporosis, wanita yg aktif secara fisik harus makan makanan yg
sesuai dg keb E
9 9
“ Fungsi Ca
Membentuk dan memelihara tulang dan gigi yg sehat Membantu kerja otot dan syaraf
Membantu proses pembekuan darah Mengontrol kadar kolesterol darah
Membantu penyerapan vit B12
10 10
“ Faktor yg mempengaruhi hilangnya Ca tulang : menurunnya hormon estrogen, menyebabkan
massa tulang menurun dg cepat
Pada atlet putri yg amenore juga terjadi penurunan kadar estrogen akibatnya mempunyai risiko lebih
besar untuk di kemudian hari menderita osteoporosis dan patah tulang
11 11
“ Pria
Remaja 12-15 tahun : 1200 mg/hari Remaja 16-18 tahun : 1000 mg/hari
Dewasa : 800 mg/hari
13 13
“ Wanita
Remaja 12-15 tahun : 1000 mg/hari Remaja 16-18 tahun : 800 mg/hari Dewasa reproduktif : 800 mg/hari
Menopause dan atlet amenore : 1000 mg/hari Hamil trimester III : 1100 mg/hari
Menyusui : 1300 mg/hari
14 14
“ Kebutuhan Ca utk atlet minimal 1500 mg per hari,
untuk mempertahankan keseimbangan Ca
Kebutuhan org biasa 500-1000 mg per hari
15 15
▰ Latihan berat sekali atau peningkatan tiba-tiba beban latihan
▰ Jenis OR misalnya lebih sering pada OR lari, senam, balet daripada renang atau balap sepeda
▰ BB dan komposisi tubuh. ▰ Atlet yg lemak tubuhnya kurang/ dibawah normal atau
kehilangan lemak tubuh secara drastis akan akibatkan laju metaboliknya juga turun dan produksi estrogennya juga akan menurun shg terjadi amenore
17
Faktor Risiko Amenore
▰ Hilangnya lemak tubuh dari bag penting tubuh (misalnya paha, bokong) ▰ Menarche terjadi bila lemak tubuh telah mencapai
paling sedikit 17% dan 22% untuk haid teratur ▰ Lemak tubuh merupakan faktor pengatur fungsi
endokrin dan bahwa hilangnya lemak dari bag tubuh tertentu akan menyebabkan amenore.
18
Faktor Risiko Amenore
▰ Hilangnya lemak tubuh dari bag penting tubuh (misalnya paha, bokong) ▰ Lemak dibawah pinggang pada daerah panggul, paha
dan bokong byk berhubungan dg energi utk kehamilan dan laktasi.
▰ Hilangnya/ berkurangnya lemak daerah-daerah tsb dpt mengganggu fungsi reproduksi dg berkurangnya kemampuan utk menjadi hamil yaitu dg terjadinya amenore
19
Faktor Risiko Amenore
▰ Faktor dietetik: gangguan perilaku makan
▰ Diet restriksi yg berat (misalnya diet vegetarian dg susunan buruk, diet rendah kalori) ▰ Masukan rendah lemak dan tinggi serat seperti yg
sering dijumpai pada vegetarian, mempunyai hubungan dg perubahan kadar estrogen yg mengakibatkan amenore
▰ Kelainan makan baik pada atlet maupun non atlet mempunyai hubungan kuat dg gangguan haid, kemungkinan krn stres emosional, masukan makanan yg tdk cukup, efek thd BB dan komposisi tubuh
20
Faktor Risiko Amenore
▰ Menarche yg terlambat (late maturers)
▰ Haid yg tdk teratur sebelum mulai latihan
▰ Stress emosional
▰ Latihan berat sebelum menarche
▰ Keadaan medik dan penyebab lain ▰ Termasuk kehamilan dan masalah medik spt tumor
kelenjar hipofise, kelainan indung telur, hiperprolaktinemia, hipotiroidi
21
Faktor Risiko Amenore
Masalah yg Berhubungan dg Amenore dan Masalah Haid Lainnya Let’s start with the third set of slides
22
3
“ Anovulasi dan kelainan fase luteal merupakan isu biasa tentang kelainan haid pada atlet dan
merupakan penyebab berkurangnya fertilitas
Anovulasi yg menahun harus diobati dg pemberian hormon estrogen
23 23
“ Kini telah diketahui aspek amenore pada atlet yg paling merugikan, yaitu hipoestrogenemia
Adanya hubungan antara kadar estrogen yg rendah kronik dan hilangnya massa tulang, berarti atlet yg
amenore berisiko osteoporosis
24 24
Perkembangan normal tulang ditandai oleh peningkatan cepat massa tulang selama remaja, dicapainya puncak massa tulang pada usia 20 tahun (bukan seperti yang tradisional dikatakan
antara usia 30-40 tahun) dan kemudian terjadi penurunan kembali
Wanita kehilangan kurang lebih 35% tulang kortex dan 50% tulang trabekula dibandingkan dg 23% dan 33% pada pria
Turunnya massa tulang paling cepat setelah mulainya
menopause, suatu keadaan yg disertai turunnya kadar estrogen 26
Keadaan serupa dg turunnya kadar estrogen pada amenore atlet
Kepadatan massa tulang itu dapat dilihat/ diperiksa dg DPA, QCT dan DEXA
Ternyata memang kini telah ditemui bahwa amenore dan
oligomenore pada atlet menunjukkan penurunan densitas tulang dibandingkan dg atlet yg haidnya normal
Diketahui pula bahwa pembentukan tulang pada org dewasa sgt dipacu oleh latihan OR dg beban berat spt atlet angkat besi dan
dayung 27
30
Osteopenia
Kepadatan mineral tulang atau bone mineral density (BMD) lebih rendah dari puncak BMD normal,
tetapi tidak cukup rendah untuk diklasifikasikan sbg osteoporosis
Osteoporosis adalah lanjutan dari osteopenia yg tidak mendapat tata laksana dg baik dan benar
▰ Hipoestrogenemia
▰ Masukan Ca yg rendah
▰ Faktor dietetik lainnya yg dianggap jg menyebabkan keseimbangan Ca negatif adalah masukan tinggi garam, protein, serat, alkohol, kafein
▰ Faktor lainnya adalah rokok dan potongan tubuh yg ramping, ringan spt pelari, penari balet, pesenam
31
Osteopenia dapat disebabkan oleh:
“ Densitas tulang berhub dg kekuatan tulang dan risiko patah tulang
Faktor risiko penyebab patah tulang krn stress
(stress fracture) antara lain: dosis latihan dan jenis sepatu
33 33
“ Stress fracture adalah fraktur komplit/ sebagian akibat ketidakmampuan bertahan thd stress kronik yg berulang secara berirama dan submaksimal, shg
proses resorpsi lebih besar daripada perbaikan
Stress fracture ini sering ditemui pada atlet amenore
34 34
Terutama di masa remaja dan dewasa muda untuk mencapai massa tulang puncak yg tinggi perlu:
Makanan tinggi Ca
Batasi masukan garam Cukup masukan protein (tidak berlebihan)
36
Menurunnya densitas tulang cepat terjadi pada wanita amenore dan paling cepat dalam 3 tahun pertama amenore (kurang lebih
4% per tahun) setelah itu frekuensinya menurun
Dengan timbulnya kembali haid yg teratur maka densitas tulang meningkat kembali meskipun belum pasti apakah akan dicapai
densitas tulang normal dan kekuatan tulang pulih seperti sediakala
38
Pertama-tama pengobatan amenore OR adalah dg
mengobati defisiensi estrogennya secepat mungkin
Diberikan HRT (Hormone Replacement Therapy), dapat dalam bentuk pil anti hamil
39
▰ Makanan tinggi Ca
▰ Suplementasi Ca (diminum malam sebelum tidur utk mencegah interaksi dg nutrien lain misalnya zat besi)
▰ Hindari masukan yg berhub negatif dg Ca spt masukan protein, garam, fosfor, serat dan oksalat yg tinggi
▰ Perbaiki kelainan perilaku makan (bila ada)
40
Pengobatan lainnya
Atlet putri harus tahu ttg bahaya amenore yg berkepanjangan dan harus cepat memeriksakan diri
Sebelum membuat diagnosa adanya amenore OR atau stress fracture krn osteopenia, harus disingkirkan dulu penyebab-
penyebab lainnya
Utk pengobatan harus ada kerjasama antara dokter OR, ahli gizi dan pelatih
41
Setelah dibuat diagnosa amenore OR maka dicari pencetusnya seperti misalnya kehilangan BB, kelainan perilaku makan atau
peningkatan intensitas latihan
Wawancara mengenai program latihan dpt menerangkan penyebab lain dari stress fracture seperti overtraining,
perlengkapan OR yg tdk cocok, penurunan BB atau masukan makanan yg kurang
42
Bila atlet telah 6 bulan amenore dan rupanya mempunyai risiko tinggi utk densitas tulang yg rendah (indikasi stress fracture, potongan tubuh kecil atau BB rendah, riwayat osteoporosis
dalam keluarga), maka biasanya harus dilakukan pemeriksaan densitas tulang
Atlet amenore dg densitas tulang yg baik, dianjurkan utk
diperiksa setiap 6 bulan sekali
Atlet amenore berkepanjangan dinasihatkan agar memulai kembali haidnya misalnya dg mengubah jumlah atau jenis
latihannya, meningkatkan lemak tubuh atau mengubah dietnya 43
Pengobatan agresif diperlukan bagi atlet yg baru saja amenore tetapi yg sudah menunjukkan densitas tulang yg menurun secara progresif atau sudah terjadi cedera tulang maka dapat diberikan
estrogen/ pil KB serta suplementasi Ca
Cari penyebab amenore atau rendahnya densitas tulang, misalnya dg memeriksa :
Masukan energi total, keb E, masukan Ca, adakah gangguan makan, apakah vegetarian/ vegan, adakah inhibitor Ca
44
Bila diperlukan dpt dikonsultasikan kepada psikolog
Berikan cukup E dan Ca utk semua atlet
Anjurkan bahan makanan tinggi Ca
Hilangkan tahyul/ kepercayaan yg salah ttg makanan dan anjurkan susunan makanan yg baik
Gunakan suplemen Ca sekali sehari sebelum tidur utk
penyerapan maks
45
“ Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
✘ Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
✘ Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
✘ Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
✘ Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
Definisi
Suatu alat, prosedur atau bahan yang dapat meningkatkan energi, kontrol energi atau efisiensi energi selama suatu kinerja olahraga yang memberikan
tambahan kemampuan yang lebih besar dari biasa bila latihan normal
“ Suatu zat ergogenic dapat bekerja sebaliknya,
yaitu bekerja dengan menurunkan kinerja, disebut sebagai ergolytic
Contohnya dalam pemakaian alkohol
Alkohol dpt berfungsi sbg ergogenic maupun ergolytic bergantung pada jenis olahraga dan
dosis pemakaian
Klasifikasi
✘ Ergogenic gizi ✘ Ergogenic farmakologis ✘ Ergogenic mekanis ✘ Ergogenic fisiologis ✘ Ergogenic psikologis
Zat Ergogenik Gizi didefinisikan sbg manipulasi makanan (diet) untuk meningkatkan kemampuan fisik dan olahraga
Manipulasi Makanan ada 3 cara
✘ Merubah pilihan makanan, lebih diutamakan kebiasaan makan dan pemilihan makanan, apa yg dimakan oleh seseorang
✘ Menambahkan makronutrien utk penggunaan khusus dlm latihan dan OR meliputi minuman berkarbohidrat/elektrolit, KH loading, lemak loading, peningkatan konsumsi protein dan hiperhidrasi
✘ Menambahkan mikromineral utk penggunaan khusus dalam latihan dan OR seperti makanan yg telah ditambahkan vitamin dan mineral tertentu
Contoh Klasifikasi
✘ Ergogenic gizi ✘ Karbohidrat, elektrolit, vitamin dan protein
✘ Ergogenic farmakologis ✘ Kafein, alkohol, amfetamin, beta blocker, anabolic steroid
✘ Ergogenic mekanis ✘ Desain sepeda/ peralatan
Contoh Klasifikasi
✘ Ergogenic fisiologis ✘ Suplementasi Na bikarbonat
✘ Ergogenic psikologis ✘ Berupa tindakan ergogenic
Syarat Pemakaian
✘ Zat harus aman, sah (tidak melanggar hukum) dan efektif ✘ Pertimbangan risiko dan keuntungan ✘ Bila semua syarat dipenuhi, boleh dipakai
Faktor yg harus Diperhatikan
✘ Waktu pemberian ✘ Dikaitkan dg kompetisi ✘ Contoh : Na bikarbonat akan efektif bila diberikan 2-3 jam sebelum
pertandingan ✘ Contoh : Doping darah akan efektif bila diberikan 1-2 minggu sebelum
pertandingan ✘ Cara pemberian ✘ Hanya sekali , misal : kafein ✘ Terus menerus, misal : minuman karbohidrat
“ Belum banyak bukti yg menyatakan bahwa
penggunaan suplemen OR dapat meningkatkan prestasi atlet
Adanya peningkatan prestasi secara nyata karena pemakaian
suplemen lebih banyak disebabkan karena : Atlet menderita defisiensi zat tertentu
Efek psikologis atau sugesti
✘ Arginin ✘ Aspartat ✘ Asam amino rantai bercabang ✘ Karnitin ✘ Kreatin
Turunan Protein
✘ Gelatin ✘ Glukosamin dan condroitin sulfat ✘ Glutamin ✘ B-hidroksi-B-metilbutirat (HMB) ✘ Lisin ✘ Ornitin
Arginine dan Ornithine
✘ Sintesis protein, sebagai komponen dari rantai polipeptida (hanya arginin) ✘ Pengeluaran somatotropin (keuntungan teoritis untuk hypertrophy otot
dan berkurangnya lemak) ✘ Pengeluaran insulin (keuntungan teoritis untuk energi otot dan sintesis
protein) ✘ Sintesis kreatine (keuntungan teoritis untuk energi dan kekuatan otot) ✘ Perpindahan ammonia (penyebab rasa lelah yang merupakan hasil
samping lelah otot) ✘ Sintesis polyamine (pengaturan pertumbuhan sel dan otot)
Karnitin
✘ Meningkatkan aerobic power dan energi ✘ Menurunkan lemak tubuh ✘ Fakta : 4 dari 13 riset menyatakan adanya efek ergogenik setelah
pemberian L-carnitin. Jika diberikan dalam dosisi besar menyebabkan diare
✘ Fakta : tidak ada efek ergogenic setelah pemberian karnitin (4 gram selama 7hari) dengan latihan anaerob intensitas tinggi hanya meningkatkan kadar serum karnitin.
Kreatin
✘ Kreatin terkandung dalam bahan makanan seperti daging, ikan, dan
produk hewani lainnya ✘ Kreatin dalam tubuh berfungsi sebagai substrat sumber energi tinggi yang
menghasilkan ATP dan siap dipakai dalam waktu cepat ✘ Kreatin banyak digunakan para atlet untuk membentuk otot ✘ Selain itu, kreatin juga mampu meningkatkan kemampuan otak dan daya
ingat , dan berfungsi sebagai zat ergogenik ✘ Kreatin yang meningkat di dalam sel otot selama suplementasi akan
mengakibatkan peningkatan osmotik sel otot sehingga menyerap air masuk ke dalam sel dan serat otot akan menjadi lebih besar
Glutamin
✘ Meningkatkan imunitas dan membantu resintesis glikogen saat pemulihan ✘ Terdapat legalitas hukum
Lisin
✘ Terdapat pada asam karboksilat rantai pendek, yang dalam tubuh dibentuk dari asam amino lisin dan metionin, yang dapat meningkatkan aerobic power dan energy, menurunkan lemak tubuh
Conjugated linoleic acid (CLA),
✘ Conjugated Linoleic Acid (CLA) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan geometris turunan dari asam lemak yang mengandung ikatan rangkap terkonjugasi.
✘ Sumber utama asam linoleat terkonjugasi berasal dari daging sapi dan daging kambing, susu, dan keju
✘ CLA dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga dapat mengurangi masalah kegemukan/ obesitas pada atlet
Asam lemak rantai sedang (MCT)
✘ Suplementasi MCT dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan asam lemak bebas sebagai sumber energi dan menghemat cadangan glikogen endogen untuk tahap akhir kompetisi
✘ Kemampuan untuk mempertahankan latihan dapat ditingkatkan dengan peningkatan persediaan lemak
✘ Buffer ✘ Caffeine ✘ Karoten ✘ Coenzyme Q10 ✘ Ginseng
Substansi Lain
✘ Alpha lipoid acid ✘ Myoinositol ✘ Pirufat ✘ Tanin
Kafein
✘ Kafein banyak terdapat pada kopi, teh, coklat dan koka yang berpengaruh terhadap perangsangan otot jantung, sehingga meningkatkan frekuensi kontraksi, merangsang susunan syaraf yang menjadikan orang lebih siaga dan mempunyai efek vasodilatasi pada pembuluh darah perifer
✘ Selain itu, kafein mampu meransang mobilisasi lemak sehingga dapat meningkatkan prestasi aerobik, melindungi lever serta mengembangkan memori
Kafein
✘ Konsumsi kafein berlebihan pada atlet dianggap doping apabila konsentrasi dalam urin lebih dari 12 ug/ml (minum 15 cangkir kopi sehari, sudah dianggap doping).
✘ Kafein dapat memberikan peningkatan konsentrasi karena bersifat stimulan terhadap sistem pusat syaraf, kemudian meningkatkan performa olahraga terutama pada olahraga endurans yang berdurasi panjang, intensitas tinggi ataupun sedang seperti sepeda jarak jauh atau marathon
Kafein
✘ Jumlah konsumsi kafein dalam interval 30-60 menit setelah dikonsumsi dapat terserap secara sempurna ke dalam tubuh. Sehingga untuk mendapatkan efek ergogenik dari kafein waktu ideal untuk mengkonsumsi nya adalah pada 1 -2 jam sebelum olah raga dengan jumlah sebanyak 2-3 mg per kg BB.
✘ Karena kafein bersifat diuretik, maka atlet dianjurkan konsumsi sebelum latihan atau pertandingan olahraga dan dianjurkan untuk mengimbanginya dengan konsumsi air yang cukup agar terhindar dari dehidrasi
✘ Legal (level urine 12-15 mg/ml).
Gula
✘ Gula adalah karbohidrat sederhana yang mudah diserap usus halus untuk
menghasilkan energi aktifitas fisik ✘ Konsumsi gula yang berlebihan (hipertonik) lebih dari 2,5 gram/100 cc
menyebabkan terjadinya shock insulin atau rebound yang mengakibatkan hipoglikemia (kadar gula rendah atau < 50 mg %), sehingga efeknya dapat bertolak belakang terhadap kinerja atlet dalam berlatih maupun bertanding.
Ginseng
✘ Ginseng memiliki efek farmakologi antara lain pada sistem kardiovaskular,
sistem imun, sistem endokrin, dan sistem saraf. ✘ Ginseng dipercaya dapat memperbaiki kinerja, khususnya selama
kelelahan (fatigue). ✘ Ginseng dapat menambah daya tahan terhadap stres fisik. ✘ Suplemen ginseng dapat meningkatkan kinerja fisik dan mental jika
dikonsumsi dalam jangka panjang dan dosis yang cukup.
✘ Efek samping yang pernah dilaporkan : hipertensi, euphoria, kecemasan, insomnia, erupsi kulit, edema, dan diare (pemberian ginseng jangka panjang dosis : 3g akar ginseng /hari).
Madu
✘ Kandungan utama madu adalah karbohidrat (79,5 gram per 100 gram). Sehingga dapat membantu meningkatkan performa atlit.
“ Berdasarkan efektifitas dan keamanannya, zat
ergogenik gizi dikelompokkan atas : Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok D
Kelompok A
✘ Mendukung penggunaan untuk atlet ✘ Mengandung manfaat dan sumber energi serta zat gizi ✘ Telah ada percobaan secara scientifik terhadap penampilan atlet
✘ Antioksidan, bikarbonat, kafein, kalsium, kreatin, elektrolit, glukosamin,
gliserol, zat besi, multivitamin/ mineral, sport drink, sport bar, sport gel
Kelompok B
✘ Dipertimbangkan untuk atlet dg ketentuan badan pengawas ✘ Masih baru, kemungkinan menguntungkan ✘ Khusus untuk atlet dan pelatih
✘ Kolostrum, glutamin, HMB, melatonin, probiotik, ribosa
Kelompok C
✘ Belum ada bukti memberikan manfaat/ efek menguntungkan ✘ Suplemen ini belum terbukti dapat meningkatkan penampilan OR
✘ Asam amino rantai bercabang, karnitin, koenzim Q10, kromium pikolinat,
citokrom C, ginseng, inosin, piruvat, ZMA, oksigen booster
Kelompok D
✘ Tidak disarankan untuk digunakan atlet ✘ Beresiko tinggi terkontaminasi dg zat yg berperan dalam test obat
positif
✘ Androstenedion, DHEA, epedra, strichin, tribulus terestris dan suplemen herbal testosteron
DOPPING
pemberian/penggunaan kepada atau oleh peserta lomba berupa bahan yang asing melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis
dalam jumlah yang tidak normal atau cara yang abnormal dengan tujuan meningkatkan prestasi
Stimulan
✘ Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kewaspadaan dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak.
✘ Dilarang karena dapat merangsang pikiran atau tubuh, sehingga meningkatkan kinerja dan memberi atlet keuntungan yang tidak adil.
✘ Contohnya adalah adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline
Narkotika
✘ Olahragawan menggunakan narkotika hanya untuk menyembuhkan rasa nyerinya, tetapi tidak mengobati penyebab dari nyeri, sehingga dapat menimbulkan resiko ketergantungan fisik dan psikis.
✘ UU No. 5 tahun 1997 mengenai Psikotropika, jenis didalamnya antara lain; amphetamine, ecstasy, shabu, rohypinol, pil koplo, BK, LCD dan obat resep dokter yang disalahgunakan: phenobarbitol, dumolid, mogadon, lexotan
Cannaboids
✘ Cannaboids berasal dari tumbuhan yang bersifat psikoaktif, dapat berbentuk ganja, marijuana, hashish.
✘ Zat yang paling aktif dari tumbuhan cannabis adalah tetrahydrocannabinol (THC).
Steroid
✘ Steroid eksogen adalah senyawa steroid yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh secara alamiah, contohnya: boldenone, stanozolol, danazol, dll.
✘ Steroid endogen adalah senyawa steroid yang dapat diproduksi sendiri oleh tubuh secara alamiah, seperti: androstenediol, testosterone, dll
✘ untuk meningkatkan massa otot, tenaga dan kekuatan, serta meningkatkan nafsu makan dan semangat bertanding
Peptida hormon
✘ Salah satu senyawa yang sering disalahgunakan adalah erythropoietin (EPO) yang berfungsi merangsang produksi sel sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh
Beta-2 Agonist
✘ Untuk meningkatkan kapasitas oksigen. ✘ Semua beta-2 agonis dilarang kecuali inhaled salbutamol (max 1600
micrograms selama 24 jam), salmeterol (tidak melebihi 1000ng/mL atau formoterol (tidak melebihi 40ng/Ml)
Diuretic
✘ Diuretik adalah obat yang memiki tujuan menyamarkan penggunaan doping karena efek yang ditimbulkan adalah tubuh banyak membuang cairan dan produksi urine melebihi kapasitas ambang normal.
✘ Yang termasuk kedalam diuretik contohnya acetazolamide, bumetanide, thiazides, dan metolazone.
Glucocorticosteroids
✘ Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati asma, demam, peradangan
jaringan dan rheumatoid arthritis. ✘ Para atlet menggunakanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari
cedera dan penyakit
Quiz
✘ Berdasarkan efektifitas dan keamanannya, ergogenic yang belum ada bukti manfaat/ efek menguntungkan, termasuk dalam kelompok . . . ✘ Kelompok A ✘ Kelompok B ✘ Kelompok C ✘ Kelompok D
Quiz
✘ Yang bukan merupakan klasifikasi ergogenik adalah . . . ✘ Ergogenik psikologis ✘ Ergogenik psikiatris ✘ Ergogenik gizi ✘ Ergogenik farmakologis
Quiz
✘ Berikut ini adalah manipulasi makanan dalam ergogenik gizi, kecuali . . . ✘ Merubah pilihan makanan ✘ Menambahkan makromineral ✘ Menambahkan hiasan makanan ✘ Menambahkan mikromineral
Pengaturan Berat
Badan pada Atlet
Besti verawati, s.gz,. M.si
S1 Gizi FIK Universitas Pahlawan
MK. GIZI OLAHRAGA
“ Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
▸
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
▸ Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
▸ Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
▸ Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
▸ Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
“ Atlet gemuk penurunan BB
Penurunan BB tidak wajar hilangnya jaringan otot penurunan performa atlet
Bagaimana prinsip penurunan BB yg efektif dan wajar??
“ Secara umum, lebih baik terjadi penurunan lemak tubuh
dibandingkan penurunan BB
BB akan tetap naik dg peningkatan massa otot
Penentuan BB ideal pada atlet sebaiknya diganti dg
pengkajian komposisi dan lemak tubuh
Krn utk memperbaiki performa, atlet perlu :
menurunkan lemak tubuh dan meningkatkan massa otot
Penggunaan timbangan BB tidak dpt digunakan utk menentukan kelebihan lemak tubuh
BB tidak merefleksikan komposisi tubuh dan perubahannya
Namun penggunaan timbangan BB masih diperlukan pada beberapa jenis OR dg pengelompokkan BB spt wrestling, tinju,
dayung
IMT yg dibuat utk populasi umum, tidak cocok digunakan utk atlet
Atlet dg massa otot yg tinggi kemungkinan memiliki IMT melebihi batas yg dianjurkan
Belum ada rekomendasi kadar lemak tubuh utk semua atlet dari berbagai jenis OR
Kadar lemak yg diperlukan atlet utk bisa sukses, sgt bervariasi dari berbagai jenis OR
Kadar lemak tubuh minimum :
Pria 3-5% BB
Wanita 12-15% BB
Ada beberapa teknik utk menentukan kadar lemak tubuh
Yg sederhana skinfold caliper
Skinfold dpt mengukur jumlah lemak di bawah kulit pada beberapa tempat
Biasanya lemak subkutan diukur pada tiga sampai tujuh tempat
Persamaan tertentu digunakan utk merubah hasil pengukuran menjadi perkiraan jumlah lemak tubuh
Penentuan Komposisi Tubuh
Yang dapat dilihat : • Massa lemak • Massa otot • Dan lain lain
Gold Standar Pengukuran : • Underwater Weighing (UWW) • Dual-energy X-ray Absorptiometry (DEXA)
Alat ukur lainnya : • Air displacement plethysmography • Bioelectrical impedence analysis (BIA)
▸ Atlet dari jenis OR yg mengutamakan penampilan ○ Spt senam, skating, menyelam, ballet ○ Membutuhkan penampilan yg langsing utk
mempengaruhi juri dan membantu teknik OR tsb ○ Mereka menginginkan kadar lemak tubuh yg lebih rendah
dari biasanya ○ Mereka melakukan latihan dg durasi lama dan intensitas
rendah
▸ Atlet dari jenis OR yg lebih mengutamakan keterampilan ○ Spt golf, panahan ○ Selama latihan dan pertandingan tdk terjadi pengeluaran
energi yg begitu besar ○ Atlet ini umumnya ingin menurunkan lemak tubuh utk
memperbaiki tampilan dan kesehatan ○ Tdk secara langsung mempengaruhi performa OR
▸ Atlet yg baru kembali dari masa tidak aktif krn liburan, pensiun atau menderita luka
▸ Atlet laki-laki muda yg baru pindah dari rumah ke tempat pusat latihan ○ Mereka harus dpt mengatur kebiasaan makannya sendiri ○ Spt atlet sepakbola, bola basket ○ Kurangnya pengetahuan gizi, ketrampilan memasak atau
kurangnya waktu pd hari yg sibuk sering menyebabkan terjadinya asupan makanan yg buruk serta ketergantungan thd makanan dari restauran yg tinggi lemak
▸ Atlet yg tinggal di perkampungan atlet atau asrama sekolah dimana atlet dapat mengambil semua makanan yg disediakan di kafetaria ○ Perubahan lingkungan dan keinginan mencoba makanan
yg baru, jumlah makanan yg tidak dibatasi dapat mengakibatkan meningkatnya konsumsi makan serta lemak tubuh
○ Pelajari jumlah atau besar porsi makan yg tepat utk setiap atlet
▸ Atlet dari jenis OR endurance (daya tahan) ○ Spt lari, balap sepeda, triathlon ○ Membawa tubuhnya utk jarak yg jauh bahkan sampai ke
puncak bukit ○ Kadar lemak tubuh rendah, BB semakin ringan ○ Namun atlet wanita sering menginginkan kadar lemak
tubuh yg tidak wajar
▸ Atlet yg selalu berada di sirkuit atau selalu traveling selama latihan atau pertandingan ○ Spt atlet tennis ○ Sulit utk membuat pola makan yg stabil ○ Ketergantungan thd makanan dari restauran dan
makanan siap santap dapat mengakibatkan konsumsi makan yg berlebihan dan pemilihan makan yg buruk
○ Perencanaan makanan selama traveling sangat dibutuhkan
4.
Kunci Perencanaan
Makan Atlet Utk
menurunkan Lemak
Tubuh
Let’s start with the fourth set of slides
Tujuan
Menentukan target BB dan tebal lemak dibawah kulit yg realistik, termasuk target jangka pendek dan jangka panjang
Waktu
Rencanakan penurunan BB 0,5-1 kg per minggu
atau kurang lebih 5-10 mm utk pengukuran skinfold anda per 2 minggu
Asupan Energi
Rencanakan pengurangan 500-1000 kkal dari kebiasaan makan saat ini atau dari keb E
Sebaiknya asupan E tdk kurang dari 1500-1800 kkal dalam wkt yg lama
Pembatasan kalori dalam jumlah yg banyak, selain membutuhkan penyesuaian metabolik, juga akan menyulitkan
dalam pemenuhan kebutuhan zat gizi lain
Asupan Protein
Diharapkan dalam diet rendah kalori, tetap memenuhi kebutuhan protein 1,2-1,6 g/kgBB/hari
Asupan Lemak
Asupan lemak yg rendah penting untuk menghasilkan lemak tubuh yg rendah
Vitamin dan Mineral
Pilih sumber makanan yang rendah kalori namun mengandung vitamin dan mineral
Kemudahan
Sebaiknya dalam perencanaan kebiasaan makan yg baru ini cocok dg gaya hidup atlet serta menggunakan bahan
makanan yg tersedia di sekitarnya
Ahli gizi dan dietisien dapat membantu merencanakan program kebiasaan makan dg cara memperbaiki kebiasaan
makan yg lama
Krn sebagian besar org gagal diet biasanya krn pola diet ketat tsb tidak sesuai dg gaya hidup dan kebutuhan masing-masing
atlet
Tujuan Jangka Panjang
Dapatkah atlet mempertahankan kebiasaan makan yg baru tsb utk mencapai penurunan lemak tubuh tsb?
Kenikmatan
Masukkan beberapa makanan favorit atlet dalam jumlah sedikit atau pada acara-acara tertentu, shg atlet merasa
senang
Jenis OR tinju, wrestling, angkat berat, dayung
Terdapat 2 tradisi yg tdk baik
1) Keinginan utk bertanding di kelas dg BB yg lebih rendah dari BB normal selama latihan Teorinya, BB yg lebih tinggi lebih mudah melawan atlet dg BB yg lebih rendah
2) Keinginan utk menurunkan BB secara cepat, yaitu 3-6 kg dlm beberapa hari Berbagai teknik drastis digunakan, spt dehidrasi dg sauna atau pakaian dari plastik, puasa, penggunaan obat diuretik dan pencahar
Pilihlah BB utk kompetisi yg aman dan wajar,
dg mengkaji kadar lemak tubuh paling rendah yg aman
Gunakan cara penurunan lemak secara bertahap sebelum pertandingan berlangsung
Berilah selisih 1 atau 2 kg dari BB pada kelas yg diinginkan selama latihan
Penyesuaian terakhir dapat dilakukan selama 7-10 hari terakhir dengan penurunan asupan energi yg ringan
Pada minggu terakhir kurangi asupan garam dan hindari makanan tinggi garam utk mencegah retensi cairan
Yg terakhir, gunakan diet rendah sisa pada 12-24 jam terakhir
Cara yg paling mudah adalah dg mengganti makanan dg makanan cair
Jenis makanan ini akan menyediakan KH utk simpanan otot dan zat gizi lain, namun akan membiarkan saluran cerna
kosong dan ringan
Pengaturan dan
Penyelenggaraan
Makan Atlet
Besti Verawati, S.Gz., M.Si
S1 Gizi FIK Universitas Pahlawan
MK. GIZI OLAHRAGA
“ Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi
yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
◈ Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber
daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi
kewirausahaan
◈ Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat
guna
◈ Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat
sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
◈ Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan
berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
“ Pemusatan Latihan
Keg pelaksanaan program latihan dalam jangka waktu
tertentu yg terpusat di dalam suatu lingkungan tertentu
dimana atlet dapat tinggal bersama dan melakukan keg
sehari-hari sesuai dg program pelatihan
Sasaran Pemusatan Latihan
◈ Kesehatan umum status gizi dan kebugaran jasmani
◈ Teknik dan ketrampilan khusus sesuai dg cab OR
◈ Kesiapan mental, semangat juang dan motivasi
◈ Kerjasama kelompok
◈ Pengetahuan terapan yg berkaitan dg OR
Ciri Khusus Pemusatan Latihan
◈ Pada umumnya berlangsung lebih lama (lebih dari satu
bulan sampai beberapa tahun)
◈ Konsumen yg dilayani lebih homogen (satu/ beberapa
cab OR)
◈ Adanya periodisasi latihan selama penyelenggaraan
makanan berlangsung
Tujuan Pengaturan Makan
◈ Memperbaiki status gizi, baik defisiensi maupun
kelebihan gizi
◈ Memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama
menjalani latihan intensif
◈ Membiasakan atlet thd makanan sehat dan seimbang
Prinsip Pengaturan Makan
◈ Makanan bervariasi
◈ Agar kekurangan zat gizi dari satu makanan dilengkapi dari
makanan lain
◈ Makanan seimbang
◈ Seimbang jumlah yg dikonsumsi dg aktivitas yg dilakukan
shg BB tetap terjaga
◈ Makanan lebih banyak terdiri dari sumber KH kompleks
◈ Spt nasi, roti, sayuran termasuk kacang-kacangan
◈ Mengurangi lemak
◈ Terutama lemak jenuh dan minyak
◈ Pilihlah daging/ ayam yg sedikit lemak/ kulitnya, kurangi
pemakaian santan, minyak, masaklah dg cara dibakar,
gunakan susu rendah lemak, dll
Prinsip Pengaturan Makan
◈ Pada masa awal latihan 1-2 bulan berikan protein
biologis tinggi
◈ Mengurangi gula berlebihan
◈ Mengurangi penggunaan garam atau Na
◈ Na juga terdapat pada MSG, sodium bikarbonat, dan
beberapa vitamin C, tablet dalam bentuk sodium askorbat
◈ Salah satu faktor hipertensi dan pengurangan Ca yg
berkontribusi pada pengurangan densitas tulang
◈ Meskipun atlet banyak kehilangan elektrolit (termasuk Na)
melalui keringat, terutama dalam cuaca panas, namun
kehilangan tsb dapat diganti dg jumlah garam yg sedikit
saja
Prinsip Pengaturan Makan
◈ Makan jenis makanan yg kaya Ca
◈ Utk atlet wanita, terutama yg mengalami amenore
◈ Makan jeins makanan yg kaya zat besi (Fe)
◈ Terutama utk atlet wanita dan penganut vegetarian
◈ Minum air putih atau jus buah lebih banyak
◈ Untuk mengontrol status hidrasi
◈ Atlet sebaiknya biasa menimbang BB sebelum dan
sesudah latihan
◈ Setiap kehilangan 1 kg BB berarti tubuh memerlukan
penggantian 1 L cairan
Let’s start with the second
set of slides
2.
Pengaturan dan
Penyelenggaraan
Makan pada Masa
Pertandingan
“ Penyelenggaraan makanan selama masa pertandingan,
diharapkan dapat memenuhi mutu makanan yg tinggi
Utk mencapai harapan tsb, menu selama masa
pertandingan disusun dg mempertimbangkan berbagai
aspek, baik segi gizi, harga, kemudahan pengadaan
bahan makanan, cara pemasakan, dan lain lain
Ciri Peserta OR
◈ Peserta yg dilayani oleh jasa boga terdiri atas atlet, wasit,
petugas
◈ Asal peserta dari berbagai daerah/ negara dan memiliki
kebiasaan makan yg berbeda
◈ Keragaman cab OR
◈ Berdasarkan klasifikasinya terdapat cab OR ringan sampai
berat sekali, serta cab OR dg klasifikasi BB
◈ Pada fase pertandingan semua atlet tidak lagi menjalani
latihan berat dan kondisinya sudah prima
◈ Umur bervariasi
◈ Peserta OR umumnya terdiri dari usia muda sampai usia
lanjut
◈ Umur ini berpengaruh thd tingkat kebutuhan zat gizi
Tujuan Pengaturan Makan
◈ Meningkatkan cadangan glikogen otot dan mencegah
terjadinya hipoglikemi
◈ Menjaga status hidrasi
◈ Menenangkan lambung agar tidak terjadi masalah
lambung
◈ Pengaturan waktu makan yg tepat sebelum bertanding, shg
lambung tdk terasa nyeri dan mengurangi rasa lapar
Hal-hal yg perlu diperhatikan
◈ Waktu
◈ Atau kesempatan yg ada utk mengembalikan cadangan
glikogen dan status hidrasi dalam periode pertandingan
atau turnamen yg diikuti atlet
◈ Atau jarak waktu sejak terakhir latihan dg waktu tanding
◈ Jadwal pertandingan
◈ Dari setiap cab OR dg interval waktu (jeda) tiap sesi
pertandingan
◈ Khusus utk cab OR dg klasifikasi BB perlu diperhatikan
apakah cara penurunan/ penambahan BB dilakukan dg
benar
◈ Adanya resiko gangguan pencernaan krn jenis makanan
dan waktu makan yg tidak tepat
Tujuan
◈ Memberi makanan yg memenuhi kebutuhan kalori dari
zat gizi agar dapat membentuk cadangan glikogen otot
Prinsip
◈ Tiga Jam sebelum bertanding olahragawan dianjurkan
makanan menu ringan, tinggi karbohidrat, kandungan indeks
glikemik (IG) rendah, cukup protein, rendah lemak, tidak bergas
dan mudah cerna.
◈ Disarankan tidak memberikan makanan sumber glukosa 30
menit atau kurang sebelum pertandingan berlangsung karena
bisa beresiko hipoglikemia.
◈ Berikan makanan bentuk cair bagi atlit yang demam panggung,
nervous dan gugup
◈ Berikan diet khusus karbohidrat loading (makanan tinggi
karbohidrat) 1-2 minggu sebelum bertanding.
Prinsip
◈ Makanan lebih banyak KH komplek utk meningkatkan
cadangan glikogen
◈ Utk peningkatan cad glikogen perlu diperhatikan :
◈ Faktor yg mempengaruhi terbentuknya cad glikogen
◈ Jumlah hidrat arang yg dikonsumsi
◈ Banyaknya pengosongan glikogen
◈ Waktu mengkonsumsi hidrat arang
◈ Jenis hidrat arang
◈ Adanya zat gizi lain
◈ Ada tidak kerusakan otot dari latihan yg dilakukan
selama pemulihan
◈ Faktor yg mempengaruhi terbentuknya cadangan
glikogen hati adl pencernaan dan jenis hidrat arang
Prinsip
◈ Makanan rendah lemak
◈ Krn proses pencernaan lemak memakan waktu lama
◈ Protein cukup tidak berlebihan
◈ Krn akan meningkatkan pengeluaran cairan
◈ Mengurangi jenis makanan tinggi serat
◈ Krn akan menyebabkan lambung penuh
◈ Minuman cukup
◈ Terutama bila pertandingan diadakan dalam cuaca panas
◈ Mengatur waktu makan dan jenis makanan yg
dikonsumsi sesuai jadwal pertandingan
◈ Usahakan agar makanan yg dikonsumsi sebelum
bertanding sudah dikenal dan atlet sudah terbiasa dg
makanan tsb
Tujuan
◈ Memberi makanan dan cairan yg cukup utk memenuhi
energi dari zat gizi, agar cadangan glikogen dan status
hidrasi tetap terpelihara
Yg perlu diketahui mengenai status hidrasi atlet
◈ Dehidrasi akan lebih parah bila atlet bertanding pada
cuaca panas
◈ Dehidrasi dapat terjadi pada atlet dg klasifikasi BB
terutama yg menurunkan BB scr cepat dalam jangka
waktu pendek
◈ Dehidrasi dapat berpengaruh thd fungsi mental,
konsentrasi dan keterampilan
◈ Dehidrasi di atas 3-4% dari BB meningkatkan risiko
gangguan pencernaan
◈ Pada umumnya bila pertandingan berlangsung >30 menit
dg intensitas tinggi terutama pada cuaca panas
memerlukan penanganan yg lebih seksama utk menjaga
status hidrasi atlet
Dasar Pemikiran Pemberian Makan dan Minum saat Tanding
◈ Waktu pertandingan berlangsung, lama pertandingan,
waktu istirahat, cuaca dan intensitas latihan
◈ Kehilangan glikogen setelah aktivitas yg lama dapat
diganti dg sekitar 50 gr hidrat arang per jam nya dalam
btk cair atau padat
◈ Jumlah cairan yg dpt didistribusikan dalam tubuh,
dipengaruhi oleh volume, kecepatan menggerakkan
lambung dan absorpsi di usus halus
Prinsip
◈ Pemberian minuman terutama diberikan kepada atlet yg
bertanding 30-60 menit terus menerus, atau cab OR yg
waktu tandingnya lama, atlet yg menurunkan BB pada
cab OR dg klasifikasi BB atau cuaca panas
◈ Waktu pemberian dapat dilakukan pada saat istirahat,
penggantian pemain, atau waktu tanding, di jalan atau
tempat-tempat yg telah ditentukan panitia
◈ Minuman atau cairan sebaiknya bersuhu sejuk dan atlet
telah terbiasa dg jenis minuman tsb
◈ Minum dg interval tertentu dan jgn menunggu sampai rasa
haus datang
◈ Minum 150-250 ml setiap 15-20 menit beraktifitas intensif
◈ Pada umumnya toleransi tubuh minum cairan antara 800-
1200 ml/jam
Prinsip
◈ Hindari terlalu banyak gula seperti syrup dan softdrink
◈ Sebaiknya makanan dalam bentuk cair (400-500 kalori)
seperti jus buah
◈ Apabila diberikan cairan yg mengandung KH maka
jumlah KH yg dibutuhkan 30-60 gr/jam
◈ Pada umumnya sport drink yg biasa dikonsumsi atlet
mengandung 3-8% glukosa
Pengaturan Waktu Makan
◈ 3-4 jam sebelum bertanding
◈ Makanan utama terdiri dari nasi sayur, lauk pauk dan buah
◈ 2-3 jam sebelum bertanding
◈ Snack/ makanan kecil, misalnya krakers, roti dan lain lain
◈ 1-2 jam sebelum bertanding
◈ Makanan cair/ minuman misalnya juice, buah, teh dan lain
lain
◈ <1 jam sebelum bertanding
◈ Cairan/ minuman
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan pk 08.00
◈ Makan malam sebelum hari bertanding
◈ Makanan utama lengkap dg porsi nasi beserta lauk hewani
1 macam dikukus/ dibakar, sayuran dan buah
◈ Menjelang tidur, minum ekstra cairan
◈ Makan pagi pk 05.00-05.30, makanan ringan misalnya roti
bakar tanpa margarin isi selai, juice buah dan teh
◈ Pilihlah makanan yg biasa dikonsumsi/ telah dikenal atlet
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan pk 10.00
◈ Makan malam sebelum bertanding
◈ Makanan utama lengkap dg porsi nasi yg besar dan minum
yg cukup
◈ Makan pagi jam 7.00, makanan utama lengkap
◈ Bila olahragawan tdk dpt makan lengkap pada waktu
makan pagi karena beban psikologis, maka menjelang tidur
sebaiknya makan snack/ makanan ringan
◈ Ini utk menjaga agar kadar gula darah tetap stabil pada
pagi harinya
◈ Makan pagi dapat berupa snack berat, spt supermi atau roti
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan pk 14.00
◈ Makan malam sebelum hari bertanding
◈ Makan pagi dan siang pada hari bertanding
◈ Makan makanan lengkap dg porsi nasi yg besar (hindari
gorengan dan santan), lauk satu macam dan buah
◈ Makan pagi sebaiknya dilakukan pk 07.00-08.00
◈ Makan siang pk 13.00 dapat diberikan makanan ringan spt
krakers, biskuit atau makanan cair yg terbuat dari tepung
maezena, havermoot
◈ Minum ekstra air sampai dg pk 14.00 menjelang
pertandingan
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan pk 20.00
◈ Makan malam sebelum hari bertanding
◈ Makan pagi dan siang terdiri dari makanan lengkap dg
porsi nasi yg lebih banyak
◈ Minum ekstra cairan sepanjang hari
◈ Makan pk 17.00 terdiri dari makanan ringan spt roti,
krakers, kue-kue basah yg tdk digoreng atau diberi santan
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan sepanjang hari
◈ Sehari sebelum bertanding istirahat yg cukup
◈ Makan pagi, siang dan malam terdiri dari makanan lengkap
tinggi hidrat arang
◈ Minuman ekstra cairan sepanjang hari
◈ Pada hari pertandingan, makan pagi tergantung toleransi
atlet
◈ Pada hari pertandingan usahakan makan snack tinggi
hidrat arang (krakers, biskuit) setiap 1,5-2 jam utk
mempertahankan gula darah dalam keadaan normal
◈ Makan siangnya makanan rendah lemak, berarti makanan
tidak boleh digoreng, tidak menggunakan santan kental
◈ Minumlah air sebelum merasa haus
Tujuan
◈ Memberi makanan yg memenuhi kalori dan zat gizi utk
memulihkan glikogen otot, status hidrasi dan
keseimbangan elektrolit
Hal-hal yg harus diperhatikan
◈ Minum setelah bertanding sangat penting utk
memulihkan status hidrasi. Rehidrasi (memberikan
cairan), 500 ml air
◈ Pada penurunan BB 4-7%, BB akan kembali normal
setelah 24-48 jam
◈ Minuman diberikan dg interval waktu tertentu
◈ Minumlah jenis juice buah yg banyak mengandung
kalium dan natrium, misalnya juice tomat, melon,
belimbing, dll
◈ Utk memulihkan kadar gula darah, tubuh memerlukan KH
◈ Kebutuhan KH 1 jam setelah bertanding 1 gr/kg BB,
misalnya BB 60 kg kebutuhan KH 60 gr atau 240 kkal
Hal-hal yg harus diperhatikan
◈ Pilihlah KH kompleks (pati) dan disakarida
◈ Sebaiknya makanan tsb dalam bentuk cairan
◈ Pada umumnya setelah bertanding atlet malas makan,
oleh karena itu porsi makanan diberikan ½ porsi dari
biasanya
◈ 4 jam setelah bertanding, biasanya waktu atlit mulai
lapar.
Cara Pemberian
◈ Segera setelah bertanding
◈ Minum air dg suhu 5 derajat celcius (sejuk), 1-2 gelas
◈ ½ jam setelah bertanding
◈ Juice buah 1 gelas
◈ 1 jam setelah bertanding
◈ Juice buah 1 gelas dan snack ringan
◈ Atau makanan cair yg mengandung KH sebanyak 300 kkal
◈ 2 jam setelah bertanding
◈ Makan lengkap dg porsi kecil, sebaiknya diberi lauk yg
banyak mengandung Na dan sayuran yg tinggi K
◈ Sayuran berkuah lebih bermanfaat utk mencukupi cairan
dan mineral
Cara Pemberian
◈ 4 jam kemudian
◈ Atlet biasanya baru merasa lapar
◈ Utk itu dapat disediakan makanan yg mudah dimasak
◈ Penyediaan makanan pada malam hari menjelang tidur,
mutlak diperlukan bagi atlet yg bertanding malam hari
“ Keberhasilan penyelenggaraan makanan pada masa
latihan dan pertandingan dapat dicapai bila dikelola
secara profesional
Penyelenggaraan makan menginginkan mutu makanan
yg tinggi, yaitu :
Enak, gizi seimbang, harga yg layak, kebersihan dan
sanitasi yg tinggi shg dapat dimakan dan memuaskan
konsumen (olahragawan)
“ Perencanaan menu merupakan penentu keberhasilan
pengolahan makanan, sbg langkah awal dalam fungsi
penyelenggaraan makanan, disusun jauh sebelum waktu
pelaksanaan
“ Menu Critical focal point atau central position
dari semua keg penyelenggaraan makanan
Dari menu, akan diperoleh makanan apa yg akan
diproduksi, serta didistribusi kepada siapa, oleh siapa,
bagaimana, kapan dsb
“ Perencanaan Menu
Serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam
variasi dan kombinasi yg sesuai dg konsumen
Tujuan
Tersedianya beberapa susunan menu yg dilengkapi
pedoman menurut klasifikasi pelayanan atas dasar
kebijakan dan ketetapan yg ada
“ Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan (PKBM)
Kegiatan yg menetapkan jumlah, macam/ jenis dan
kualitas bahan makanan yg dibutuhkan utk kurun waktu
tertentu
Ada beberapa faktor yg harus diperhatikan
dalam penyusunan menu :
Keterangan tentang konsumen
Sarana/ peralatan dan pelayanan
Pengaruh luar (musim/ iklim dan keadaan pasar)
Kombinasi makanan
1. Keterangan tentang Konsumen
◈ Kebutuhan gizi
◈ Keb gizi orang yg harus dilayani harus dipertimbangkan
dalam penyusunan pola menu dan standar porsi hidangan
◈ Pola makan setiap cab OR berbeda sesuai dg keb gizi dan
cairan diperlukan (selama latihan, sebelum bertanding dsb)
◈ Kebiasaan makan
◈ Kebiasaan makan mencakup segi-segi kejiwaan, sosial
budaya, agama dan kepercayaan, latar belakang
pendidikan dan pengalaman serta lingkungan hidup sehari-
hari
◈ Erat hubungannya dg perkembangan dlm bid produksi,
distribusi, transportasi, koperasi ataupun kemajuan dalam
bid teknologi pangan
1. Keterangan tentang Konsumen
◈ Macam dan jumlah orang yg dilayani
◈ Semakin banyak macam dan jumlah org yg dilayani,
semakin kompleks pula permasalahan dalam menyusun
menu yg tepat
◈ Macam peraturan/ policy institusi
◈ Perencanaan menu harus sejalan dg macam dan peraturan
yg telah ditetapkan, selain penentuan dalam hal
penggunaan anggaran belanja bahan makanan, kadang-
kadang institusi juga menentukan cara dan prosedur
pembelian bahan makanan
2. Sarana/ peralatan dan Pelayanan
◈ Peralatan dan perlengkapan dapur yg tersedia
◈ Macam dan jumlah peralatan dapur mempengaruhi
perencanaan/ penyusunan menu
◈ Peralatan yg praktis dalam jumlah yg cukup akan
mempengaruhi variasi hidangan yg disusun dalam menu
◈ Tersedianya gudang bahan makanan kering lemari es,
freezer juga mempengaruhi macam menu yg akan disusun
◈ Macam dan jumlah pegawai
◈ Mempengaruhi seberapa jauh pekerjaan memasak dapat
diselesaikan dalam waktu tertentu
◈ Kemampuan dan ketrampilan pegawai sgt mempengaruhi
hidangan yg akan ditampilkan dalam menu
2. Sarana/ peralatan dan Pelayanan
◈ Macam dan pelayanan yg diberikan
◈ Dalam suatu penyelenggaraan makanan kadang-kadang
dibedakan jenis hidangan ataupun harga hidangan
◈ Hal ini dimaksudkan utk memberikan kesempatan memilih
pada konsumen, shg kebutuhan dpt dipenuhi
◈ Kadang-kadang perbedaan dalam cara pemberian
pelayanan spt penyediaan fasilitas makan, penyediaan
kebutuhan olahragawan lain, ataupun penyediaan
pelayanan khusus, diperlukan menu yg khusus pula
2. Sarana/ peralatan dan Pelayanan
◈ Keuangan yg tersedia
◈ Dalam perencanaan menu, harus disesuaikan dg
keuangan yg tersedia
◈ Makanan yg baik bukanlah makanan yg mahal, tetapi
kualitas dan kuantitas zat gizi yg melengkapi
◈ Harga makanan yg mahal belum dapat menjamin makanan
bermutu gizi yg baik
3. Pengaruh Luar (Musim/ iklim dan Keadaan Pasar)
◈ Keadaan udara dapat mempengaruhi selera dan
kebutuhan tubuh
◈ Macam dan jumlah makanan di daerah dingin jelas
berbeda dg daerah udara panas
◈ Perbedaan keadaan udara dapat mengakibatkan
perbedaan bahan makanan yg tersedia, karena ada
buah/ sayuran yg musiman
◈ Situasi pasar dapat mengatasi masalah buah/ sayuran
musiman
4. Kombinasi Makanan
Menu memperhatikan variasi hidangan yg akan disajikan
dalam :
◈ Keempukan
◈ Warna
◈ Bau
◈ Bentuk/ ukuran
◈ Konsistensi
◈ Suhu
◈ Menambah rasa kenyang
◈ Teknik persiapan
Masa Pemusatan Latihan
◈ Tentukan kalori yg dibutuhkan berdasarkan BB rata-rata,
jenis OR dan latihan dg proporsi yg tepat
◈ Catat kerahasiaan makan atlet
◈ Catat aturan yg berlaku
◈ Konsultasikan dg pelatih
◈ Tetapkan jumlah bahan makanan sehari yg diperlukan
◈ Tetapkan pola makan, atau pembagian makan sehari
mulai dg jadwal latihan
◈ Tetapkan siklus menu dan waktu penggunaannya
Masa Pertandingan
◈ Persiapan
◈ Bentuk tim/ panitia kerja utk menyusun menu
◈ Kumpulkan tanggapan-tanggapan tentang menu yg sedang
berlaku
◈ Catat keadaan dan jumlah tenaga pemasak yg ada,
peralatan dapur yg dimiliki, dana yg tersedia atau katering
yg terlibat
◈ Buat rincian macam dan jumlah konsumen yg mendapat
makan
◈ Gunakan pedoman peraturan pemberian makan yg
ditetapkan panitia penyelenggara pertandingan
Masa Pertandingan
◈ Persiapan
◈ Tetapkan pola menu dan tentukan macam menu yg
diinginkan, menu standar atau menu pilihan
◈ Menu standar adalah menu baku yg disusun utk
beberapa hari
◈ Menu pilihan adalah beberapa pilihan menu yg akan
ditawarkan
◈ Tetapkan siklus/ putaran menu yg direncanakan misalnya
siklus menu 5 hari, 7 hari, 10 hari serta tetapkan waktu
penggunaan siklus menu
Masa Pertandingan
◈ Menyusun menu
◈ Kumpulkan sebanyak-banyaknya berbagai jenis hidangan
utk makan pagi, siang atau sore
◈ Semakin banyak semakin baik, sehingga memungkinkan
variasi
◈ Buatlah master menu yg memuat garis besar frekuensi
penggunaan siklus menu yg berlaku
◈ Tentukan lebih dahulu hidangan lauk hewani yg serasi,
warna, komposisi, konsistensi, bentuk dan variasinya
◈ Disusul dg lauk nabati, sayuran, buah dan akhirnya
makanan selingan
◈ Siapkan formulir penilaian menu (terutama thd menu yg
baru)
◈ Nilailah menu dg beberapa penilai yg objektif
◈ Buat kembali perbaikan menu dan selanjutnya menu siap
utk dipakai
1. Pengumpulan Data
◈ Data-data yg diperlukan meliputi :
◈ Peraturan pemberian makanan yg berlaku
◈ Jumlah dan macam konsumen yg dilayani
◈ Master menu
◈ Siklus menu
◈ Standar porsi
◈ Standar resep
◈ Standar bumbu
◈ Pedoman porsi hidangan
◈ Jumlah hari dalam setiap bulan, jumlah hari libur
2. Cara Menghitung
◈ Taksiran kebutuhan harian tiap item bahan makanan
= jumlah yg dilayani x standar porsi (berat bersih)
◈ Taksiran kebutuhan 10 hari tiap item bahan makanan
= jumlah taksiran kebutuhan tiap item bahan
makanan hari 1 s.d. 10
Pengaturan dan
Penyelenggaraan
Makan Atlet
Besti Verawati, S.Gz., M.Si
S1 Gizi FIK Universitas Pahlawan
MK. GIZI OLAHRAGA
“ Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi
yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
◈ Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber
daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi
kewirausahaan
◈ Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat
guna
◈ Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat
sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
◈ Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan
berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
“ Pemusatan Latihan
Keg pelaksanaan program latihan dalam jangka waktu
tertentu yg terpusat di dalam suatu lingkungan tertentu
dimana atlet dapat tinggal bersama dan melakukan keg
sehari-hari sesuai dg program pelatihan
Sasaran Pemusatan Latihan
◈ Kesehatan umum status gizi dan kebugaran jasmani
◈ Teknik dan ketrampilan khusus sesuai dg cab OR
◈ Kesiapan mental, semangat juang dan motivasi
◈ Kerjasama kelompok
◈ Pengetahuan terapan yg berkaitan dg OR
Ciri Khusus Pemusatan Latihan
◈ Pada umumnya berlangsung lebih lama (lebih dari satu
bulan sampai beberapa tahun)
◈ Konsumen yg dilayani lebih homogen (satu/ beberapa
cab OR)
◈ Adanya periodisasi latihan selama penyelenggaraan
makanan berlangsung
Tujuan Pengaturan Makan
◈ Memperbaiki status gizi, baik defisiensi maupun
kelebihan gizi
◈ Memelihara kondisi fisik atlet agar tetap optimal selama
menjalani latihan intensif
◈ Membiasakan atlet thd makanan sehat dan seimbang
Prinsip Pengaturan Makan
◈ Makanan bervariasi
◈ Agar kekurangan zat gizi dari satu makanan dilengkapi dari
makanan lain
◈ Makanan seimbang
◈ Seimbang jumlah yg dikonsumsi dg aktivitas yg dilakukan
shg BB tetap terjaga
◈ Makanan lebih banyak terdiri dari sumber KH kompleks
◈ Spt nasi, roti, sayuran termasuk kacang-kacangan
◈ Mengurangi lemak
◈ Terutama lemak jenuh dan minyak
◈ Pilihlah daging/ ayam yg sedikit lemak/ kulitnya, kurangi
pemakaian santan, minyak, masaklah dg cara dibakar,
gunakan susu rendah lemak, dll
Prinsip Pengaturan Makan
◈ Pada masa awal latihan 1-2 bulan berikan protein
biologis tinggi
◈ Mengurangi gula berlebihan
◈ Mengurangi penggunaan garam atau Na
◈ Na juga terdapat pada MSG, sodium bikarbonat, dan
beberapa vitamin C, tablet dalam bentuk sodium askorbat
◈ Salah satu faktor hipertensi dan pengurangan Ca yg
berkontribusi pada pengurangan densitas tulang
◈ Meskipun atlet banyak kehilangan elektrolit (termasuk Na)
melalui keringat, terutama dalam cuaca panas, namun
kehilangan tsb dapat diganti dg jumlah garam yg sedikit
saja
Prinsip Pengaturan Makan
◈ Makan jenis makanan yg kaya Ca
◈ Utk atlet wanita, terutama yg mengalami amenore
◈ Makan jeins makanan yg kaya zat besi (Fe)
◈ Terutama utk atlet wanita dan penganut vegetarian
◈ Minum air putih atau jus buah lebih banyak
◈ Untuk mengontrol status hidrasi
◈ Atlet sebaiknya biasa menimbang BB sebelum dan
sesudah latihan
◈ Setiap kehilangan 1 kg BB berarti tubuh memerlukan
penggantian 1 L cairan
Let’s start with the second
set of slides
2.
Pengaturan dan
Penyelenggaraan
Makan pada Masa
Pertandingan
“ Penyelenggaraan makanan selama masa pertandingan,
diharapkan dapat memenuhi mutu makanan yg tinggi
Utk mencapai harapan tsb, menu selama masa
pertandingan disusun dg mempertimbangkan berbagai
aspek, baik segi gizi, harga, kemudahan pengadaan
bahan makanan, cara pemasakan, dan lain lain
Ciri Peserta OR
◈ Peserta yg dilayani oleh jasa boga terdiri atas atlet, wasit,
petugas
◈ Asal peserta dari berbagai daerah/ negara dan memiliki
kebiasaan makan yg berbeda
◈ Keragaman cab OR
◈ Berdasarkan klasifikasinya terdapat cab OR ringan sampai
berat sekali, serta cab OR dg klasifikasi BB
◈ Pada fase pertandingan semua atlet tidak lagi menjalani
latihan berat dan kondisinya sudah prima
◈ Umur bervariasi
◈ Peserta OR umumnya terdiri dari usia muda sampai usia
lanjut
◈ Umur ini berpengaruh thd tingkat kebutuhan zat gizi
Tujuan Pengaturan Makan
◈ Meningkatkan cadangan glikogen otot dan mencegah
terjadinya hipoglikemi
◈ Menjaga status hidrasi
◈ Menenangkan lambung agar tidak terjadi masalah
lambung
◈ Pengaturan waktu makan yg tepat sebelum bertanding, shg
lambung tdk terasa nyeri dan mengurangi rasa lapar
Hal-hal yg perlu diperhatikan
◈ Waktu
◈ Atau kesempatan yg ada utk mengembalikan cadangan
glikogen dan status hidrasi dalam periode pertandingan
atau turnamen yg diikuti atlet
◈ Atau jarak waktu sejak terakhir latihan dg waktu tanding
◈ Jadwal pertandingan
◈ Dari setiap cab OR dg interval waktu (jeda) tiap sesi
pertandingan
◈ Khusus utk cab OR dg klasifikasi BB perlu diperhatikan
apakah cara penurunan/ penambahan BB dilakukan dg
benar
◈ Adanya resiko gangguan pencernaan krn jenis makanan
dan waktu makan yg tidak tepat
Tujuan
◈ Memberi makanan yg memenuhi kebutuhan kalori dari
zat gizi agar dapat membentuk cadangan glikogen otot
Prinsip
◈ Tiga Jam sebelum bertanding olahragawan dianjurkan
makanan menu ringan, tinggi karbohidrat, kandungan indeks
glikemik (IG) rendah, cukup protein, rendah lemak, tidak bergas
dan mudah cerna.
◈ Disarankan tidak memberikan makanan sumber glukosa 30
menit atau kurang sebelum pertandingan berlangsung karena
bisa beresiko hipoglikemia.
◈ Berikan makanan bentuk cair bagi atlit yang demam panggung,
nervous dan gugup
◈ Berikan diet khusus karbohidrat loading (makanan tinggi
karbohidrat) 1-2 minggu sebelum bertanding.
Prinsip
◈ Makanan lebih banyak KH komplek utk meningkatkan
cadangan glikogen
◈ Utk peningkatan cad glikogen perlu diperhatikan :
◈ Faktor yg mempengaruhi terbentuknya cad glikogen
◈ Jumlah hidrat arang yg dikonsumsi
◈ Banyaknya pengosongan glikogen
◈ Waktu mengkonsumsi hidrat arang
◈ Jenis hidrat arang
◈ Adanya zat gizi lain
◈ Ada tidak kerusakan otot dari latihan yg dilakukan
selama pemulihan
◈ Faktor yg mempengaruhi terbentuknya cadangan
glikogen hati adl pencernaan dan jenis hidrat arang
Prinsip
◈ Makanan rendah lemak
◈ Krn proses pencernaan lemak memakan waktu lama
◈ Protein cukup tidak berlebihan
◈ Krn akan meningkatkan pengeluaran cairan
◈ Mengurangi jenis makanan tinggi serat
◈ Krn akan menyebabkan lambung penuh
◈ Minuman cukup
◈ Terutama bila pertandingan diadakan dalam cuaca panas
◈ Mengatur waktu makan dan jenis makanan yg
dikonsumsi sesuai jadwal pertandingan
◈ Usahakan agar makanan yg dikonsumsi sebelum
bertanding sudah dikenal dan atlet sudah terbiasa dg
makanan tsb
Tujuan
◈ Memberi makanan dan cairan yg cukup utk memenuhi
energi dari zat gizi, agar cadangan glikogen dan status
hidrasi tetap terpelihara
Yg perlu diketahui mengenai status hidrasi atlet
◈ Dehidrasi akan lebih parah bila atlet bertanding pada
cuaca panas
◈ Dehidrasi dapat terjadi pada atlet dg klasifikasi BB
terutama yg menurunkan BB scr cepat dalam jangka
waktu pendek
◈ Dehidrasi dapat berpengaruh thd fungsi mental,
konsentrasi dan keterampilan
◈ Dehidrasi di atas 3-4% dari BB meningkatkan risiko
gangguan pencernaan
◈ Pada umumnya bila pertandingan berlangsung >30 menit
dg intensitas tinggi terutama pada cuaca panas
memerlukan penanganan yg lebih seksama utk menjaga
status hidrasi atlet
Dasar Pemikiran Pemberian Makan dan Minum saat Tanding
◈ Waktu pertandingan berlangsung, lama pertandingan,
waktu istirahat, cuaca dan intensitas latihan
◈ Kehilangan glikogen setelah aktivitas yg lama dapat
diganti dg sekitar 50 gr hidrat arang per jam nya dalam
btk cair atau padat
◈ Jumlah cairan yg dpt didistribusikan dalam tubuh,
dipengaruhi oleh volume, kecepatan menggerakkan
lambung dan absorpsi di usus halus
Prinsip
◈ Pemberian minuman terutama diberikan kepada atlet yg
bertanding 30-60 menit terus menerus, atau cab OR yg
waktu tandingnya lama, atlet yg menurunkan BB pada
cab OR dg klasifikasi BB atau cuaca panas
◈ Waktu pemberian dapat dilakukan pada saat istirahat,
penggantian pemain, atau waktu tanding, di jalan atau
tempat-tempat yg telah ditentukan panitia
◈ Minuman atau cairan sebaiknya bersuhu sejuk dan atlet
telah terbiasa dg jenis minuman tsb
◈ Minum dg interval tertentu dan jgn menunggu sampai rasa
haus datang
◈ Minum 150-250 ml setiap 15-20 menit beraktifitas intensif
◈ Pada umumnya toleransi tubuh minum cairan antara 800-
1200 ml/jam
Prinsip
◈ Hindari terlalu banyak gula seperti syrup dan softdrink
◈ Sebaiknya makanan dalam bentuk cair (400-500 kalori)
seperti jus buah
◈ Apabila diberikan cairan yg mengandung KH maka
jumlah KH yg dibutuhkan 30-60 gr/jam
◈ Pada umumnya sport drink yg biasa dikonsumsi atlet
mengandung 3-8% glukosa
Pengaturan Waktu Makan
◈ 3-4 jam sebelum bertanding
◈ Makanan utama terdiri dari nasi sayur, lauk pauk dan buah
◈ 2-3 jam sebelum bertanding
◈ Snack/ makanan kecil, misalnya krakers, roti dan lain lain
◈ 1-2 jam sebelum bertanding
◈ Makanan cair/ minuman misalnya juice, buah, teh dan lain
lain
◈ <1 jam sebelum bertanding
◈ Cairan/ minuman
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan pk 08.00
◈ Makan malam sebelum hari bertanding
◈ Makanan utama lengkap dg porsi nasi beserta lauk hewani
1 macam dikukus/ dibakar, sayuran dan buah
◈ Menjelang tidur, minum ekstra cairan
◈ Makan pagi pk 05.00-05.30, makanan ringan misalnya roti
bakar tanpa margarin isi selai, juice buah dan teh
◈ Pilihlah makanan yg biasa dikonsumsi/ telah dikenal atlet
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan pk 10.00
◈ Makan malam sebelum bertanding
◈ Makanan utama lengkap dg porsi nasi yg besar dan minum
yg cukup
◈ Makan pagi jam 7.00, makanan utama lengkap
◈ Bila olahragawan tdk dpt makan lengkap pada waktu
makan pagi karena beban psikologis, maka menjelang tidur
sebaiknya makan snack/ makanan ringan
◈ Ini utk menjaga agar kadar gula darah tetap stabil pada
pagi harinya
◈ Makan pagi dapat berupa snack berat, spt supermi atau roti
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan pk 14.00
◈ Makan malam sebelum hari bertanding
◈ Makan pagi dan siang pada hari bertanding
◈ Makan makanan lengkap dg porsi nasi yg besar (hindari
gorengan dan santan), lauk satu macam dan buah
◈ Makan pagi sebaiknya dilakukan pk 07.00-08.00
◈ Makan siang pk 13.00 dapat diberikan makanan ringan spt
krakers, biskuit atau makanan cair yg terbuat dari tepung
maezena, havermoot
◈ Minum ekstra air sampai dg pk 14.00 menjelang
pertandingan
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan pk 20.00
◈ Makan malam sebelum hari bertanding
◈ Makan pagi dan siang terdiri dari makanan lengkap dg
porsi nasi yg lebih banyak
◈ Minum ekstra cairan sepanjang hari
◈ Makan pk 17.00 terdiri dari makanan ringan spt roti,
krakers, kue-kue basah yg tdk digoreng atau diberi santan
Contoh Pengaturan Waktu Makan
◈ Pertandingan sepanjang hari
◈ Sehari sebelum bertanding istirahat yg cukup
◈ Makan pagi, siang dan malam terdiri dari makanan lengkap
tinggi hidrat arang
◈ Minuman ekstra cairan sepanjang hari
◈ Pada hari pertandingan, makan pagi tergantung toleransi
atlet
◈ Pada hari pertandingan usahakan makan snack tinggi
hidrat arang (krakers, biskuit) setiap 1,5-2 jam utk
mempertahankan gula darah dalam keadaan normal
◈ Makan siangnya makanan rendah lemak, berarti makanan
tidak boleh digoreng, tidak menggunakan santan kental
◈ Minumlah air sebelum merasa haus
Tujuan
◈ Memberi makanan yg memenuhi kalori dan zat gizi utk
memulihkan glikogen otot, status hidrasi dan
keseimbangan elektrolit
Hal-hal yg harus diperhatikan
◈ Minum setelah bertanding sangat penting utk
memulihkan status hidrasi. Rehidrasi (memberikan
cairan), 500 ml air
◈ Pada penurunan BB 4-7%, BB akan kembali normal
setelah 24-48 jam
◈ Minuman diberikan dg interval waktu tertentu
◈ Minumlah jenis juice buah yg banyak mengandung
kalium dan natrium, misalnya juice tomat, melon,
belimbing, dll
◈ Utk memulihkan kadar gula darah, tubuh memerlukan KH
◈ Kebutuhan KH 1 jam setelah bertanding 1 gr/kg BB,
misalnya BB 60 kg kebutuhan KH 60 gr atau 240 kkal
Hal-hal yg harus diperhatikan
◈ Pilihlah KH kompleks (pati) dan disakarida
◈ Sebaiknya makanan tsb dalam bentuk cairan
◈ Pada umumnya setelah bertanding atlet malas makan,
oleh karena itu porsi makanan diberikan ½ porsi dari
biasanya
◈ 4 jam setelah bertanding, biasanya waktu atlit mulai
lapar.
Cara Pemberian
◈ Segera setelah bertanding
◈ Minum air dg suhu 5 derajat celcius (sejuk), 1-2 gelas
◈ ½ jam setelah bertanding
◈ Juice buah 1 gelas
◈ 1 jam setelah bertanding
◈ Juice buah 1 gelas dan snack ringan
◈ Atau makanan cair yg mengandung KH sebanyak 300 kkal
◈ 2 jam setelah bertanding
◈ Makan lengkap dg porsi kecil, sebaiknya diberi lauk yg
banyak mengandung Na dan sayuran yg tinggi K
◈ Sayuran berkuah lebih bermanfaat utk mencukupi cairan
dan mineral
Cara Pemberian
◈ 4 jam kemudian
◈ Atlet biasanya baru merasa lapar
◈ Utk itu dapat disediakan makanan yg mudah dimasak
◈ Penyediaan makanan pada malam hari menjelang tidur,
mutlak diperlukan bagi atlet yg bertanding malam hari
“ Keberhasilan penyelenggaraan makanan pada masa
latihan dan pertandingan dapat dicapai bila dikelola
secara profesional
Penyelenggaraan makan menginginkan mutu makanan
yg tinggi, yaitu :
Enak, gizi seimbang, harga yg layak, kebersihan dan
sanitasi yg tinggi shg dapat dimakan dan memuaskan
konsumen (olahragawan)
“ Perencanaan menu merupakan penentu keberhasilan
pengolahan makanan, sbg langkah awal dalam fungsi
penyelenggaraan makanan, disusun jauh sebelum waktu
pelaksanaan
“ Menu Critical focal point atau central position
dari semua keg penyelenggaraan makanan
Dari menu, akan diperoleh makanan apa yg akan
diproduksi, serta didistribusi kepada siapa, oleh siapa,
bagaimana, kapan dsb
“ Perencanaan Menu
Serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam
variasi dan kombinasi yg sesuai dg konsumen
Tujuan
Tersedianya beberapa susunan menu yg dilengkapi
pedoman menurut klasifikasi pelayanan atas dasar
kebijakan dan ketetapan yg ada
“ Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan (PKBM)
Kegiatan yg menetapkan jumlah, macam/ jenis dan
kualitas bahan makanan yg dibutuhkan utk kurun waktu
tertentu
Ada beberapa faktor yg harus diperhatikan
dalam penyusunan menu :
Keterangan tentang konsumen
Sarana/ peralatan dan pelayanan
Pengaruh luar (musim/ iklim dan keadaan pasar)
Kombinasi makanan
1. Keterangan tentang Konsumen
◈ Kebutuhan gizi
◈ Keb gizi orang yg harus dilayani harus dipertimbangkan
dalam penyusunan pola menu dan standar porsi hidangan
◈ Pola makan setiap cab OR berbeda sesuai dg keb gizi dan
cairan diperlukan (selama latihan, sebelum bertanding dsb)
◈ Kebiasaan makan
◈ Kebiasaan makan mencakup segi-segi kejiwaan, sosial
budaya, agama dan kepercayaan, latar belakang
pendidikan dan pengalaman serta lingkungan hidup sehari-
hari
◈ Erat hubungannya dg perkembangan dlm bid produksi,
distribusi, transportasi, koperasi ataupun kemajuan dalam
bid teknologi pangan
1. Keterangan tentang Konsumen
◈ Macam dan jumlah orang yg dilayani
◈ Semakin banyak macam dan jumlah org yg dilayani,
semakin kompleks pula permasalahan dalam menyusun
menu yg tepat
◈ Macam peraturan/ policy institusi
◈ Perencanaan menu harus sejalan dg macam dan peraturan
yg telah ditetapkan, selain penentuan dalam hal
penggunaan anggaran belanja bahan makanan, kadang-
kadang institusi juga menentukan cara dan prosedur
pembelian bahan makanan
2. Sarana/ peralatan dan Pelayanan
◈ Peralatan dan perlengkapan dapur yg tersedia
◈ Macam dan jumlah peralatan dapur mempengaruhi
perencanaan/ penyusunan menu
◈ Peralatan yg praktis dalam jumlah yg cukup akan
mempengaruhi variasi hidangan yg disusun dalam menu
◈ Tersedianya gudang bahan makanan kering lemari es,
freezer juga mempengaruhi macam menu yg akan disusun
◈ Macam dan jumlah pegawai
◈ Mempengaruhi seberapa jauh pekerjaan memasak dapat
diselesaikan dalam waktu tertentu
◈ Kemampuan dan ketrampilan pegawai sgt mempengaruhi
hidangan yg akan ditampilkan dalam menu
2. Sarana/ peralatan dan Pelayanan
◈ Macam dan pelayanan yg diberikan
◈ Dalam suatu penyelenggaraan makanan kadang-kadang
dibedakan jenis hidangan ataupun harga hidangan
◈ Hal ini dimaksudkan utk memberikan kesempatan memilih
pada konsumen, shg kebutuhan dpt dipenuhi
◈ Kadang-kadang perbedaan dalam cara pemberian
pelayanan spt penyediaan fasilitas makan, penyediaan
kebutuhan olahragawan lain, ataupun penyediaan
pelayanan khusus, diperlukan menu yg khusus pula
2. Sarana/ peralatan dan Pelayanan
◈ Keuangan yg tersedia
◈ Dalam perencanaan menu, harus disesuaikan dg
keuangan yg tersedia
◈ Makanan yg baik bukanlah makanan yg mahal, tetapi
kualitas dan kuantitas zat gizi yg melengkapi
◈ Harga makanan yg mahal belum dapat menjamin makanan
bermutu gizi yg baik
3. Pengaruh Luar (Musim/ iklim dan Keadaan Pasar)
◈ Keadaan udara dapat mempengaruhi selera dan
kebutuhan tubuh
◈ Macam dan jumlah makanan di daerah dingin jelas
berbeda dg daerah udara panas
◈ Perbedaan keadaan udara dapat mengakibatkan
perbedaan bahan makanan yg tersedia, karena ada
buah/ sayuran yg musiman
◈ Situasi pasar dapat mengatasi masalah buah/ sayuran
musiman
4. Kombinasi Makanan
Menu memperhatikan variasi hidangan yg akan disajikan
dalam :
◈ Keempukan
◈ Warna
◈ Bau
◈ Bentuk/ ukuran
◈ Konsistensi
◈ Suhu
◈ Menambah rasa kenyang
◈ Teknik persiapan
Masa Pemusatan Latihan
◈ Tentukan kalori yg dibutuhkan berdasarkan BB rata-rata,
jenis OR dan latihan dg proporsi yg tepat
◈ Catat kerahasiaan makan atlet
◈ Catat aturan yg berlaku
◈ Konsultasikan dg pelatih
◈ Tetapkan jumlah bahan makanan sehari yg diperlukan
◈ Tetapkan pola makan, atau pembagian makan sehari
mulai dg jadwal latihan
◈ Tetapkan siklus menu dan waktu penggunaannya
Masa Pertandingan
◈ Persiapan
◈ Bentuk tim/ panitia kerja utk menyusun menu
◈ Kumpulkan tanggapan-tanggapan tentang menu yg sedang
berlaku
◈ Catat keadaan dan jumlah tenaga pemasak yg ada,
peralatan dapur yg dimiliki, dana yg tersedia atau katering
yg terlibat
◈ Buat rincian macam dan jumlah konsumen yg mendapat
makan
◈ Gunakan pedoman peraturan pemberian makan yg
ditetapkan panitia penyelenggara pertandingan
Masa Pertandingan
◈ Persiapan
◈ Tetapkan pola menu dan tentukan macam menu yg
diinginkan, menu standar atau menu pilihan
◈ Menu standar adalah menu baku yg disusun utk
beberapa hari
◈ Menu pilihan adalah beberapa pilihan menu yg akan
ditawarkan
◈ Tetapkan siklus/ putaran menu yg direncanakan misalnya
siklus menu 5 hari, 7 hari, 10 hari serta tetapkan waktu
penggunaan siklus menu
Masa Pertandingan
◈ Menyusun menu
◈ Kumpulkan sebanyak-banyaknya berbagai jenis hidangan
utk makan pagi, siang atau sore
◈ Semakin banyak semakin baik, sehingga memungkinkan
variasi
◈ Buatlah master menu yg memuat garis besar frekuensi
penggunaan siklus menu yg berlaku
◈ Tentukan lebih dahulu hidangan lauk hewani yg serasi,
warna, komposisi, konsistensi, bentuk dan variasinya
◈ Disusul dg lauk nabati, sayuran, buah dan akhirnya
makanan selingan
◈ Siapkan formulir penilaian menu (terutama thd menu yg
baru)
◈ Nilailah menu dg beberapa penilai yg objektif
◈ Buat kembali perbaikan menu dan selanjutnya menu siap
utk dipakai
1. Pengumpulan Data
◈ Data-data yg diperlukan meliputi :
◈ Peraturan pemberian makanan yg berlaku
◈ Jumlah dan macam konsumen yg dilayani
◈ Master menu
◈ Siklus menu
◈ Standar porsi
◈ Standar resep
◈ Standar bumbu
◈ Pedoman porsi hidangan
◈ Jumlah hari dalam setiap bulan, jumlah hari libur
2. Cara Menghitung
◈ Taksiran kebutuhan harian tiap item bahan makanan
= jumlah yg dilayani x standar porsi (berat bersih)
◈ Taksiran kebutuhan 10 hari tiap item bahan makanan
= jumlah taksiran kebutuhan tiap item bahan
makanan hari 1 s.d. 10
Gangguan Makan pada Atlet
Besti Verawati, S.Gz., M.Si
S1 Gizi FIK Universitas Pahlawan
MK. GIZI OLAHRAGA
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP
Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027
Misi Prodi S1 Gizi FIK UP
• Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
• Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
• Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
• Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
Faktor Penyebab Gangguan Perilaku Makan pada Atlet
o Nasihat dari pelatih atau orangtua
o Ketakutan akan akibat buruk bila tidak dilakukan
o Tahyul dan ketidaktahuan gizi
o Kebiasaan
o Meniru atlet senior
o Mulainya biasanya pada waktu remaja, tetapi dapat pula
sampai dewasa muda (usia 30-an)
o Ada kecenderungan pola keluarga dan mulainya sering
berhubungan dg keadaan stres
o Menolak mempertahankan BB minimal yg masih
dianggap normal sesuai usia dan tinggi badan
o Sangat takut thd kegemukan meskipun berat badannya
sudah kurang
o Orangnya mengeluh merasa gemuk meskipun
sebenarnya sudah sgt kurus atau merasa bahwa suatu
bagian tubuhnya terlihat gemuk
o Pada wanita minimal 3 kali berturut-turut tidak
mendapat haid (wanita dianggap amenore bila haidnya
hanya timbul setelah diberikan hormon)
Pertanda Anorexia Nervosa
BB turun dg hebat
Pikiran selalu mengenai makanan, kalori dan BB
Latihan berat dan tidak mengenal lelah
Perasaan yg berubah-ubah
Menghindari pertemuan dimana disediakan makanan
Tiba-tiba memutuskan utk tidak makan daging
berwarna merah
Mengklasifikasi makanan yang dianggap baik dan
makanan yg tidak baik
o Biasanya bulimia mulainya juga pada waktu remaja atau
dewasa muda
o Sering ditemui orangtua dan pasien bulimia obese pada
waktu remaja
o Pasien bulimia dapat muntah 20 kali sehari atau lebih
o Pengulangan makan cepat, lahap dan banyak dalam
waktu tertentu
o Perasaan kurang dapat mengontrol perilaku makan
selama makan dg lahap dan banyak itu
o Secara teratur orangnya akan memuntahkan kembali
makanannya, menggunakan obat pencahar atau
diretikum, berdiet ketat atau berpuasa, atau berlatih OR
secara berat utk mencegah kenaikan BB
o Minimal 2 kali seminggu dan paling sedikit selama 3
bulan makan lahap dan banyak
o Evaluasi diri sangat dipengaruhi perhatian berlebihan
akan bentuk dan BB
Pertanda Bulimia Nervosa
Penurunan atau kenaikan BB yang berarti
Sangat takut thd kenaikan BB
Segera pergi ke kamar mandi setelah selesai makan
Depresif/ perasaan tertekan
Diet ketat diikuti makan banyak dan lahap
Sangat kritis thd ukuran dan bentuk tubuh
3. Gangguan Makan Lainnya Vegetarian, terlalu banyak serat, menu rendah kalori, mencampurkan
bahan makanan, diet kurus
Vegetarian
o Banyak atlet tidak mau menggunakan bahan
makanan hewani karena percaya diet vegetarian
lebih menyehatkan, memberikan lebih banyak energi
dan tidak membuat gemuk
o Ada atlet yang berusaha keras untuk tetap langsing
seperti misalnya binaragawan, pelari, pesenam,
penari dan atlet loncat indah
o Umumnya atlet menghindari bahan makanan hewani
tetapi tidak menggunakan bahan penggantinya
Terlalu Banyak Serat
o Diet dengan serat sangat tinggi dapat sebabkan
diare dan perut kembung dan mungkin sulit untuk
memenuhi keperluan energi
o Serat juga bisa menjadi inhibitor penyerapan
mikronutrien
Menu Rendah Kalori
o Diet rendah kalori itu (sangat rendah) biasanya tidak
dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya seperti besi, kalsium dan seng
o Masukan energi yang rendah dapat mengakibatkan
hilangnya kebugaran dan kinerja latihan
o Hilangnya BB yang cepat pada diet rendah kalori
disebabkan oleh menurunnya cadangan glikogen,
hilangnya cairan dan hilangnya massa otot oleh
glukoneogenesis
Menu Rendah Kalori
o Turunnya kinerja disebabkan oleh cadangan energi
yang tak cukup dan dalam jangka panjang akan
terjadi penurunan kekuatan otot dan endurance
akibat penurunan massa otot
o Setelah beberapa waktu BB mungkin tidak turun lagi
tetapi mungkin telah terjadi perubahan komposisi
tubuh
Mencampurkan Bahan Makanan
o Ada kepercayaan yang beranggapan bahwa KH dan
P tidak dapat dicerna bersamaan sehingga tak boleh
dimakan pada saat yg sama
o Adapula kepercayaan bahwa buah tidak boleh
dimakan bersama-sama dengan bahan makanan
lainnya dan bahwa buah hanya boleh dimakan
antara jam 4 pagi sampai tengah hari yaitu waktu
yang dianggap untuk pembersihan tubuh
o Teori ini sebenarnya tidak ada dasar ilmiahnya
Mencampurkan Bahan Makanan
o Tetapi aplikasi teori ini berhasil karena banyaknya
pantangan makanan sehingga masukan
keseluruhannya, terutama lemak, sangat rendah,
sehingga terjadi penurunan BB
o Tetapi masukan seng, kalsium dan besi termasuk
kurang
o Pada atlet, pantangan tsb dapat pula
mengakibatkan kekurangan KH dan P
Akibat Masukan Makanan yang Kurang
o Defisiensi gizi
o Berkurangnya massa otot dan menurunnya fungsi
otot
o Cadangan glikogen menurun
o Depresi
o Toleransi terhadap hawa dingin menurun
o Kelainan perilaku makan pada wanita dapat
menyebabkan amenore yang dapat mengakibatkan
menurunnya densitas tulang dan meningkatnya
kelainan mineral tulang
o Pada atlet pria juga terjadi penekanan produksi hormon
testosteron
o Penggunaan obat pencahar, obat pengurusan badan,
diuretikum dan muntah-muntah dapat mengakibatkan
gangguan elektrolit dan defisiensi mineral sehingga
dapat menimbulkan gangguan jantung dan saluran
cerna seperti sembelit dan kembung
o Dalam tahap awal gangguan makan, sebelum terjadinya
haid tidak teratur atau sebelum berat badan turun dg
hebat, pendidikan gizi saja mungkin sudah cukup untuk
mencegah manifestasi klinik anorexia nervosa
o Pengobatan lain diperlukan :
o Pengobatan medik
o Pengobatan dietetik
o Pengobatan psikologik
o Pada keadaan komplikasi berat atau ada usaha bunuh
diri, maka pasien perlu dirawat
o Pada bulimia nervosa diperlukan pendidikan gizi untuk :
o Menghilangkan faktor dietetik yang dapat memicu makan
banyak dan lahap
o Usahakan pola makan normal/ biasa
o Ubah sikap abnormal tentang makanan, berat badan dan
diet
Mitos Makanan dan
Minuman untuk Atlet Besti Verawati, S.Gz., M.Si
S1 Gizi FIK Universitas Pahlawan
MK. GIZI OLAHRAGA
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027 Misi Prodi S1 Gizi FIK UP • Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk
menghasilkan sumber daya manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan
• Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat guna
• Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat
• Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
Banyak para atlet, pelatih dan pembina olahraga percaya, bahwa susu adalah penyebab kram perut dan diare …
• Susu terutama yang rendah lemak atau skim, sangat mudah dicerna dan bergizi tinggi
• Seorang atlet, kalau minum susu lalu diare, disebabkan karena lactose intolerance atau tidak tahan laktosa
• Seseorang yang sudah lama tidak pernah minum susu, apalagi sejak balita sampai dewasa tidak minum susu, maka enzim laktose yang mencerna laktosa berkurang atau bahkan hilang
• Laktosa hanya ada dalam susu, tidak dalam bahan makanan lain, karena itu laktosa disebut pula sebagai karbohidrat susu
• Apabila sekarang atlet tsb minum susu, sedangkan enzim laktosenya sudah hilang maka atlet tsb akan menderita diare
Seorang atlet mempunyai kebiasaan minum secangkir kopi sebelum bertanding karena beranggapan kopi dapat meningkatkan kemampuannya bertanding …
• Ada penelitian membuktikan bahwa kafein memberi keuntungan untuk atlet endurance
• Minum kopi sebelum bertanding memberi stimulan untuk melepas lemak ke dalam peredaran darah, dan otot membakar lemak menjadi energi
• Seorang atlet endurance akan dapat lebih lama bertahan melakukan latihan sebelum glikogen habis terpakai
• Jadi kopi memberikan efek positif terhadap ketersediaan energi, sedangkan banyak peneliti-peneliti lain meragukan kebenaran ini
• Akhir-akhir ini beberapa peneliti mengemukakan bahwa, tidak ada efek kopi terhadap performa apabila atlet yang bersangkutan makan makanan tinggi karbohidrat
• Karbohidrat yang tinggi dalam makanan lebih memberikan efek ketersediaan energi daripada kopi
Umumnya atlet yang biasa menggunakan suplemen beranggapan bahwa, lebih banyak suplemen akan memberikan efek lebih baik lagi …
• Dalam hal ini mereka tidak cukup mengetahui tentang bagaimana vitamin bekerja dan bereaksi di dalam tubuh
• Vitamin kalau dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan toksis
• Misalnya, vitamin B6 yang dikonsumsi lebih dari 1,0 gr per hari dalam jangka berbulan-bulan dapat mengakibatkan hilangnya koordinasi otot dan paralysis
• Terlalu banyak vitamin C (lebih dari 1,0 gr per hari) dapat menyebabkan masalah pada pencernaan, batu ginjal dan diare
• Pada umumnya, bila dosis lebih besar dari 10 kali lipat RDA (kebutuhan) dianggap sebagai megadosis, dan hanya diminum di bawah pengawasan dokter
• Apa efek samping yang tidak dikehendaki dari suplemen gizi megadosis??
• Semua vitamin atau zat gizi lainnya tersusun dari zat kimia
• Pada megadosis, dalam sistem enzim di dalam tubuh kita suplemen berfungsi sebagai katalisator, tetapi karena terlalu banyak, sebagian lagi berfungsi sebagai suatu zat kimia atau tidak lagi sebagai zat gizi
• Sebagai contoh… vitamin C
• Pada dosis rendah vitamin C berfungsi sebagai pengikat jaringan dan pencegahan skurvi, tetapi dalam jumlah besar vitamin C dapat berfungsi macam-macam misalnya sebagai agen reduksi yang dalam beberapa hal berbahaya untuk kesehatan, misalnya meninggikan kadar asam urat dan meningkatkan resiko terhadap penyakit gout
• Terlalu berlebihan vitamin C dapat pula berakibat kurang baik thd penyakit diabetes, misalnya tes urine menjadi negatif padahal seharusnya positif
• Orang-orang menggunakan suplemen karena merasa bahwa menu makanannya kurang akan zat gizi, atau dia memerlukan zat-zat gizi lebih banyak daripada orang lain karena keadaan tertentu, misalnya perokok berat, stres, dll
• Sebagai ahli gizi, yg harus Anda lakukan adalah meningkatkan perilaku makan yg sehat
• Jangan mengikuti orang lain dalam berperilaku makan atau minum suplemen tertentu, karena sesuatu yg baik buat orang lain belum tentu baik untuk Anda
• Jika sudah terbiasa mengkonsumsi suplemen, bacalah label dg hati-hati dan pilih suplemen yg terbuat dari bahan alami
Sejak zaman Yunani kuno, telah dikenal nasihat gizi untuk atlet agar berprestasi, yaitu dg mengkonsumsi protein tinggi …
• Makan daging rusa supaya lebih cepat larinya, makan daging kambing supaya lebih tinggi loncatannya dan makan daging sapi jantan agar lebih kuat membanting lawan
• Mitos / Fakta ??
• Protein adalah zat gizi utama untuk mempertahankan pertumbuhan dan struktur tubuh, tetapi miskin dalam penyediaan energi utk periode cepat
• Banyak atlet yg makan protein 3 atau 4 kali lebih banyak dari kebutuhannya
• Atlet sesungguhnya hanya membutuhkan 50 s.d. 80 gr protein per hari
• Apa yg akan terjadi bila atlet mengkonsumsi protein terlalu banyak?
• Di dalam pencernaan sebelum diabsorpsi, protein dipecah menjadi asam-asam amino
• Asam-asam amino ini kemudian dibentuk bermacam-macam sesuai fungsinya, spt untuk mempertahankan dan mengganti sel-sel rusak dg sel baru, pembentukan enzim dan hormon, mempertahankan kekebalan tubuh thd penyakit, dll
• Jika protein yg dikonsumsi lebih banyak dari yg dibutuhkan, maka kelebihan protein disimpan dalam bentuk lemak badan
• Pada metabolisme protein, dikeluarkan bahan sis yang bersifat toksik, yaitu ammonia dan urea
• Kedua bahan sisa ini harus dikeluarka dari tubuh melalui urine
• Jika protein yg dikonsumsi terlalu banyak, maka atlet akan lebih banyak BAK untuk mengeluarkan bahan toksik tsb, sehingga ginjal dan hati akan bekerja lebih keras untuk menormalkan bahan toksik yg tersisa di dalam tubuh
• Selain itu, bersama urine akan keluar pula kalium dan mineral lainnya
• Sehingga atlet akan beresiko dehidrasi dan kekurangan zat-zat mineral dan menurunnya performa atlet
Para pelatih profesional sering menasihatkan meminum tablet Na Cl pada sebelum, selama dan sesudah kompetisi …
• Na adalah mineral yg jumlahnya paling banyak di dalam tubuh, dibanding dg zat mineral lainnya
• Seorang dewasa membutuhkan kurang lebih ½ gr garam dapur per hari
• Atlet yg secara rutin terlatih, mengeluarkan Na dan K melalui keringat, tetapi badan sudah terlatih pula cara mempertahankan garam di dalam badan secara efisien, sehingga yg hilang di dalam keringat hanya sedikit
• Apabila atlet dianjurkan minum tablet garam, akan berbahaya bagi kesehatan yg bersangkutan
• Sport drink mengandung gula artifisial (buatan) sebagai pemanis, glukosa, garam dan air
• Anggapannya, minuman ini lebih cepat masuk ke peredaran darah dari air biasa untuk menyediakan energi
• Tetapi sebenarnya yg utama dibutuhkan atlet secara keseluruhan adalah air, bukan sport drink
• Sampai sekarang, banyak atlet yg masih percaya bahwa berpuasa atau tidak makan makanan padat dapat meningkatkan daya tahan dan kinerja atlet
• Hal ini tidak benar, karena berpuasa malah menurunkan daya tahan
• Berkurangnya jumlah makanan yg dikonsumsi akan berakibat menipisnya deposit zat-zat gizi di dalam tubuh, termasuk glikogen
• Berpuasa lebih dari 12 s.d. 24 jam akan mengurangi kemampuan jaringan otot, simpanan glikogen, vitamin dan mineral
• Jadi berpuasa untuk atlet tidak perlu dan berpotensi menurunkan prestasi
Memilih Makanan yang Tepat untuk Atlet dalam Perjalanan
(Traveling)
Besti Verawati, S.Gz., M.Si
S1 Gizi FIK Universitas Pahlawan
MK. GIZI OLAHRAGA
Visi Prodi S1 Gizi FIK UP Menjadi lembaga pendidikan gizi yang unggul dalam menghasilkan lulusan gizi yang berkualitas dan berjiwa kewirausahaan di tingkat Nasional tahun 2027 Misi Prodi S1 Gizi FIK UP • Menyelenggarakan pendidikan sarjana gizi untuk menghasilkan sumber daya
manusia di bidang gizi yang berkualitas dan berorientasi kewirausahaan • Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian bidang gizi yang tepat
guna • Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat
sebagai usaha pemecahan masalah gizi di masyarakat • Mengembangkan dan membina jaringan kemitraan kerjasama dengan
berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri
Proper nutrition while traveling is a CHALLENGE for everyone (athletes and nonathletes)
Travel forces individual to change their routine
Athletes must be educated on how to make healthy choices and appropriate substitutions while on the road
Tips untuk Atlet dalam Perjalanan Hal yang perlu diperhatikan
• Ketersediaan makanan serta fasilitas memasak
Strategi
• Membawa makanan dan minuman sendiri dari rumah
• Cek kebiasaan dan peraturan untuk perjalanan ke luar negeri
Tips untuk Atlet dalam Perjalanan Hal yang perlu diperhatikan
• Keterbatasan biaya/ anggaran
Strategi
• Rencanakan/ organisir pengaturan makanan sebelumnya
Tips untuk Atlet dalam Perjalanan Hal yang perlu diperhatikan
• Hygiene dan keamanan
Strategi
• Strategi pengaturan makan dan minum yang aman
• Persiapan penanganan terjadinya gastroenteritis
Tips untuk Atlet dalam Perjalanan Hal yang perlu diperhatikan
• Godaan untuk mencoba makanan
Strategi
• Makan sesuai kebiasaan rutin
Tips untuk Atlet dalam Perjalanan Hal yang perlu diperhatikan
• “Jet lag”
Strategi
• Organisir/ rencanakan makanan di pesawat
• Makan dalam jumlah sedang
• Pada kompetisi lokal umumnya masalah yang ditemui lebih sedikit, karena atlet dapat membawa sendiri makanan dari daerah asalnya, atau dapat memperoleh makanan dg mudah
• Makanan jadi dalam kemasan seperti roti, mie, biskuit, buah segar, manisan buah, jus dll dapat dibawa dalam perjalanan
• Merencanakan makanan yang dapat diperoleh di restauran atau hotel sebelumnya dapat juga bermanfaat, terutama untuk atlet dalam jumlah besar
• Pengalaman ketidakcocokan makanan untuk atlet pada Pekan Olahraga Nasional (PON) seringkali terjadi
• Pihak penyelenggara mungkin dapat mencari alternatif-alternatif untuk dapat menyediakan makanan yang sesuai dg kebiasaan makan atlet di daerahnya :
• Penyelenggaraan makan dikelompokkan berdasarkan daerah yang pola makannya relatif sama
• Penyelenggara mencari makanan-makanan yang disukai atlet lokal untuk disajikan
• Pihak atlet juga harus mempersiapkan diri mengatasi masalah ini, misalnya dengan membawa sendiri makanan-makanan khas daerahnya
• Atau atlet selama masa latihan di pusat latihan daerah, dibiasakan dengan makanan-makanan yang akan diperoleh di tempat pertandingan
Athletes have different preferences in taste, texture and type of foods and fluids Fluids can be brought to the event location already packed in ice Fluids should be consumed cool or cold whenever possible to help keep the athlete cool and to increase palatability, which encourages fluid intake Having a variety of choices available to meet the individual preferences of each player will encourage consumption of fuel for optimal sport performance
The greatest challenge for VEGETARIANS, especially vegans, is finding protein sources while traveling and when dining out –
Every vegetarian meal should include a source of iron (nonheme iron) and fruits and vegetables, which are excellent sources of vitamin C
If vegetarian athletes fail to meet their iron needs, low serum ferritin levels and iron-deficiency anemia can ensue. Symptoms include
fatigue, decreased tolerance of cold and decreased physical stamina, which all obviously impair athletic performance
• Bahaya utama yg sering ditemui atlet dalam perjalanan ke luar negeri adalah kemungkinan terserang gastroenteritis atau diare (10-30% atlet)
• Akibatnya atlet dapat mengalami ketidaknyamanan, gangguan secara psikis dan fisik sehingga kemungkinan atlet tidak dapat bertanding
• Pencegahan yg dapat dilakukan antara lain adalah memilih makanan dari tempat yang higiene nya terjamin, menghindari untuk makan makanan yang tidak dimasak serta makanan yang dipasteurisasi
• Sumber air juga dapat merupakan sumber infeksi, oleh karena itu rebuslah air sebelum diminum, atau gunakan air minum dalam botol kemasan yang sudah steril
• Es batu juga perlu dihindari jika sumber air minum tidak aman
• Jika atlet mengalami diare, maka harus diatasi dengan segera
• Obat-obatan untuk mengatasi hal ini perlu dipersiapkan sebelumnya
• Misalnya :
• Vibramycin, bactrium, septra untuk mencegah diare
• Obat antimotily (imodium, lomotil) untuk mengobati gastroenteritis
• Antibiotik
• Proses rehidrasi juga perlu dilakukan baik secara oral maupun infus dengan produk-produk untuk rehidrasi
• Jika gejala sudah berkurang atlet dapat diberikan minuman spt teh, air kaldu atau jus encer
• Namun minuman dari produk susu harus dihindari dulu sampai gejala hilang dalam beberapa hari
• Jika minuman-minuman tsb sudah dapat diterima, maka makanan padat yg ringan dapat diberikan spt roti bakar, biskuit, nasi tim, atau pasta secara bertahap
• Penyajian makan dalam bentuk kafetaria akan merangsang atlet untuk makan dalam jumlah banyak atau makan makanan yg salah
• Oleh karena itu, atlet dianjurkan untuk makan sesuai dg kebutuhannya, tidak terpengaruh dg makanan yg dimakan atlet lainnya
• Jika atlet akan bertanding di luar negeri yg pola makannya sangat berbeda, ada baiknya sebelum berangkat atlet diajak untuk mencoba aneka makanan dari negara tsb
• Pesawat terbang secara umum, dapat menyediakan makanan khusus
• Oleh karena itu, hubungi pihak airlines sebelumnya untuk memastikan
• “Jet lag” dapat dihindari dengan : • Mengurangi garam
• Minum air putih dalam jumlah banyak
• Hindari minuman yg bersifat diuretik spt teh, kopi, cola serta alkohol
Makanan yg dapat dibawa atlet selama traveling :
• Makanan cair spt sustagen sport (bubuk) dan yg berbentuk cairan yg dapat digunakan jika tidak ada fasilitas memasak atau sumber air tidak aman
• Aneka mie instant yg mudah disiapkan
• Aneka biskuit dg selai atau madu, serta snack lain
Makanan yg dapat dibawa atlet selama traveling :
• Buah kering, jus buah, buah kaleng
• Sereal dan susu skim jika atlet menyukai
• Suplemen mineral dan multivitamin, jika atlet tidak yakin dg kualitas konsumsi makanan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Program Studi S1 Gizi
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Nomor Dokumen: GZ310
Revisi: 0.0
Halaman: 08
Mata Kuliah: Kode MK: Rumpun MK: Bobot: Semester: Tgl. Penyusunan:
Gizi Olahraga GZ310 Keilmuan dan Keterampilan 2 sks IV 10 Agustus 2021
Otorisasi Dosen Pengembang RPS Ka PRODI
Unit Penjaminan Mutu Besti Verawati, S.Gz, M.Si Nur Afrinis,M.Si
Capaian Pembelajaran CP-MK Mahasiswa menguasai pengetahuan (definisi, ruang lingkup, macam dan fungsi zat gizi) gizi pada olahragawan dan
mampu menyusun dan mengaplikasikan program penyusunan gizi pada olahraga sesuai kecabangan.
Deskripsi Singkat MK Mata kuliah ini membekali wawasan, pengetahuan dan pengalaman belajar kepada mahasiswa tentang Gizi Olahraga yang meliputi
(1) Definisi, ruang lingkup, kebutuhan gizi, dan akibat gangguan gizi terhadap fungsi tubuh; (2) Karbohidrat; (3) Lipida; (4)
Protein; (5) Keseimbangan Energi; (6) Penyusunan gizi sesuai kecabangan (Endurance sport, Stop and Go Sport, Strength and
Power Sport, dan Combat Sport)
Materi Pembelajaran/ Pokok Bahasan
1. Pengantar 2. Karbohidrat 3. Lipida 4. Protein 5. Keseimbangan Energi 6. Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Endurence Sport) 7. Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Sport and Go Sport) 8. Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan ( Strength Power Sport) 9. Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Combat Sport)
Pustaka Utama: 1. Almatsier S. (2009).Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
2. Burke L, Deakin V (2010). Clinical Sports Nutrition. Australia : McGraw-Hill.
3. McArdle, Katch F, Katch V. (2013). Sport & Exercise Nutrition, 4th ed.Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins
Pendukung:
1. -
Media Pembelajaran Perangkat Lunak Perangkat Keras: - LCD & Projector
Team Teaching Yanti Ernalian, Dietisien, MPH
MK Prasyarat -
MingguKe-
Sub-CP-MK (sbg kemampuan
akhir yg diharapkan)
BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)
METODA PEMBELAJARAN
PENGALAMAN BELAJAR
KRITERIA PENILAIAN
INDIKATOR BOBOT NILAI (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Pengantar Kuliah
Pengantar Silabus Pengertian Tujuan Konsep gizi olahraga
1. Tanya jawab 2. Media : kelas,
komputer, LCD, whiteboard, web.
Tugas-1: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang gizi olahraga
5%
2 Memahami tentang Karbohidrat
Karbohidrat :
Susunan kimia
Pencernaan dan absorpsi karbohidrat
Fungsi
Kebutuhan harian
Sumber Karbohidrat
1. Tanya jawab 2. Media : kelas,
komputer, LCD, whiteboard, web.
Tugas-2: Studi pustaka
Ketepatan dan kesesuaian
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang karbohidrat
5%
3 Memahami tentang lipida
Lipida
Klasifikasi Lipida
Asam lemak
Fungsi lemak
Pencernaan, Absorpsi, transportasi dan metabolisme
Kebutuhan lemak
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web.
Tugas-3: Studi pustaka
Ketepatan dan kesesuaian
Mahasiswa dapat menjelaskan lipida
5%
MingguKe-
Sub-CP-MK (sbg kemampuan
akhir yg diharapkan)
BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)
METODA PEMBELAJARAN
PENGALAMAN BELAJAR
KRITERIA PENILAIAN
INDIKATOR BOBOT NILAI (%)
Sumber dan bentuk lemak
4 Memahami tentang
Protein
Protein Komposisi dan
klasifikasi protein protein
Klasifikasi dan fungsi khusus asam amino
Pencernaan, absropsi, transportasi, dan metabolism
Fungsi protein
Akibat kekurangan dan kelebihan protein
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web.
Tugas-4: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang protein
15%
5 Memahami tentang
Keseimbangan Energi
Keseimbangan Energi
Kandungan energi makanan
Nilai energi makanan
Kebutuhan energi
Cara menaksir kebutuhan energi
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media: kelas, komputer, LCD, whiteboard, web.
Tugas-5: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dalam keseimbangan energi
5%
6 Memahami tentang
Keseimbangan Energi
Keseimbangan Energi
Kandungan energi makanan
Nilai energi makanan
Kebutuhan energi
Cara menaksir kebutuhan energi
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media: kelas, komputer, LCD, whiteboard, web.
Tugas-5: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dalam keseimbangan energi
5%
7
Memahami tentang
Penyusunan Gizi sesuai kecabangan (Endurance Sport)
Penyusunan Gizi sesuai kecabangan (Endurance Sport)
Karakteristik olahraga endurance sport
Kebutuhan energi pada endurance sport
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web
Tugas-7: Studi pustaka
Ketepatan dan penguasaan
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
Penyusunan Gizi sesuai kecabangan (Endurance Sport)
10%
MingguKe-
Sub-CP-MK (sbg kemampuan
akhir yg diharapkan)
BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)
METODA PEMBELAJARAN
PENGALAMAN BELAJAR
KRITERIA PENILAIAN
INDIKATOR BOBOT NILAI (%)
Penyusunan gizi sesuai kebutuhan cabor endurance sport
8 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
9
Memahami tentang
Penyusunan Gizi sesuai kecabangan (Endurance Sport)
Penyusunan Gizi sesuai kecabangan (Endurance Sport)
Karakteristik olahraga endurance sport
Kebutuhan energi pada endurance sport
Penyusunan gizi sesuai kebutuhan cabor endurance sport
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web
Tugas-7: Studi pustaka
Ketepatan dan penguasaan
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
Penyusunan Gizi sesuai kecabangan (Endurance Sport)
10%
10
Memahami tentang
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Stop and Go Sport)
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Stop and Go Sport)
Karakteristik olahraga Stop and Go Sport
Kebutuhan energi pada Stop and Go Sport
Penyusunan gizi sesuai kebutuhan cabor Stop and Go Sport
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web
Tugas-10: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Stop and Go Sport)
5%
11
Memahami tentang
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Stop and Go Sport)
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Stop and Go Sport)
Karakteristik olahraga Stop and Go Sport
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web
Tugas-10: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Stop and Go Sport)
5%
MingguKe-
Sub-CP-MK (sbg kemampuan
akhir yg diharapkan)
BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)
METODA PEMBELAJARAN
PENGALAMAN BELAJAR
KRITERIA PENILAIAN
INDIKATOR BOBOT NILAI (%)
Kebutuhan energi pada Stop and Go Sport
Penyusunan gizi sesuai kebutuhan cabor Stop and Go Sport
12
Memahami tentang
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Strength-Power Sport)
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Strength-Power Sport)
Karakteristik olahraga Strength-power sport
Kebutuhan energi pada Strength and Power sport
Penyusunan gizi sesuai kebutuhan cabor strength and power sport
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web
Tugas-13: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Strength-Power Sport)
10%
13
Memahami tentang
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Strength-Power Sport)
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Strength-Power Sport)
Karakteristik olahraga Strength-power sport
Kebutuhan energi pada Strength and Power sport
Penyusunan gizi sesuai kebutuhan cabor strength and power sport
1. Metode contextual instruction dan diskusi
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web
Tugas-13: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Strength-Power Sport)
5%
14 Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Combat Sport)
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Combat Sport)
Karakteristik olahraga
1. Small group discussion
2. Media : kelas, komputer, LCD,
Tugas-15: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Combat
10%
MingguKe-
Sub-CP-MK (sbg kemampuan
akhir yg diharapkan)
BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)
METODA PEMBELAJARAN
PENGALAMAN BELAJAR
KRITERIA PENILAIAN
INDIKATOR BOBOT NILAI (%)
combat sport
Kebutuhan energi pada Combat Sport
Penyusunan gizi sesuai kebutuhan cabor combat sport
whiteboard, web
Sport)
15 Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Combat Sport)
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Combat Sport)
Karakteristik olahraga combat sport
Kebutuhan energi pada Combat Sport
Penyusunan gizi sesuai kebutuhan cabor combat sport
1. Small group discussion
2. Media : kelas, komputer, LCD, whiteboard, web
Tugas-15: Studi pustaka
Ketepatan dan pemahaman
Mahasiswa dapat menjelaskan
Penyusunan Gizi sesuai Kecabangan (Combat Sport)
5%
16 UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)