Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran...

63
HUBUNGAN JARAK SAAT MEMBACA PADA POSISI DUDUK, BERDIRI, DAN TERLENTANG PADA MAHASISWA PRE-KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA TAHUN 2019 Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sarjana Kedokteran OLEH : Salsabilla Al-Khansa Ardifansyia NIM: 11161030000068 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Transcript of Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran...

Page 1: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

HUBUNGAN JARAK SAAT MEMBACA PADA POSISIDUDUK, BERDIRI, DAN TERLENTANG PADA

MAHASISWA PRE-KLINIK FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA TAHUN 2019Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sarjana

Kedokteran

OLEH :

Salsabilla Al-Khansa Ardifansyia

NIM: 11161030000068

PROGRAM STUDI KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan
Page 3: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan
Page 4: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan
Page 5: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala

rahmat, berkat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat dan umatnya.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin selama penelitian ini penulis menyadari bahwa

banyak sekali mendapatkan bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM selaku dekan FK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Dr. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua

Program Studi Kedokteran FKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta berserta seluruh

staf dosen pengajar di prodi ini yang telah memberikan banyak ilmu kepada

penulis selama menjalani pendidikan di Program Studi Kedokteran FK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr.Yanti Susianti, Sp.A(K) dan dr. Erfira, Sp.M selaku pembimbing I dan

pembimbing II yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada

penulis selama penelitian ini berlangsung.

3. dr. Zulhafdy, M, Sp.M dan dr. Fika Ekayanti, M.Med selaku penguji I dan

penguji II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi penguji

saya pada sidang skripsi.

4. Kedua orangtua, Ardiansyah dan Iffa Siti Latifah yang selalu memberikan

bimbingan hidup dan kasih sayang yang tak ternilai harganya sepanjang hidup

penulis. Kepada Naufal dan Nada sebagai kakak dan Hibban sebagai adik yang

juga memberi dorongan dan motivasi kepada penulis dan kepada seluruh

keluarga besar penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan agar

penulis dapat menyelesaikan studinya.

5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab (PJ) modul riset

Kedokteran 2016, Pak Chris Adhyanto, M. Biomed, Ph.D selaku PJ

laboratorium.

Page 6: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

vi

6. Teman-teman satu kelompok penelitian, Ayu Saputri, Ayu Namirah, Keiza

Bella dan Wahdaniah yang berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian

ini.

7. Seluruh Team Official CIMSA 2018/2019 yang telah mendukung penulis

selama penelitian ini.

8. Untuk sahabat terkasih saya, yang telah menemani saya melewati suka dan

dukanya menjadi mahasiswi pre-klinik, Rendika Fajryah Utami, Ananda

Chairia, Andi Asri Ainun, Rara Syifa I, Putri Amalia Nasution, Dheasita

Permata, Laksana Firman dan Salwa Luthfiannisofa yang selalu mendukung

dan selalu memberikan semangat.

9. Untuk seluruh teman seperjuangan saya, seluruh mahasiswa FK UIN Jakarta

2016.

10. Dan semua pihak yang telah membantu dalam terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari dalam laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Demonian

laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat memberikan banyak manfaat bagi

penulis dan para pembaca.

Ciputat, 30 Desember 2019

Penulis

Page 7: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

vii

ABSTRAK

Salsabilla Al-Khansa Ardifansyia. Fakultas Kedokteran. Hubungan Jarak SaatMembaca pada Posisi Duduk, Berdiri, dan Terlentang dengan Kejadian MiopiPada Mahasiswa Pre-Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam NegeriJakarta Tahun 2019

Latar Belakang: Prevalensi kelainan refraksi di dunia sebesar 43%, sedangkanprevalensi miopia pada kalangan mahasiswa ditemukan sebesar 66.6%. Aktivitas jarakdekat seperti membaca buku, menonton televisi, dan bermain gadget dapatmenimbulkan miopia. Prevalensi miopia cenderung dialami oleh usia-usia pelajar,terutama pada kalangan mahasiswa. Mahasiswa memiliki aktivitas seperti membacabaik melalui gadget maupun jurnal. Tujuan: Penelitian ini untuk melihat apakahterdapat perilaku jarak saat membaca pada posisi duduk, berdiri dan terlentang dengankejadian miopi pada mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Universitas IslamNegeri Jakarta Tahun 2019. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifanalitik dengan metode desain potong lintang (cross-sectional), pemilihan respondenmenggunakan konsekutif sampling dan penentuan miopi dan tidak miopi menggunakankuesioner dan pemeriksaan visus untuk responden yang tidak miopi sedangkanpengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semuaresponden. Hasil: Penelitian ini berjumlah 124 responden dengan pembagian 62 miopidan 62 non miopi dan didapatkan persentase terbanyak responden memiliki jarakmembaca lebih dari 30 cm pada posisi duduk sebanyak 81 orang dengan 34 miopi(65.3%), berdiri 66 orang dengan 26 miopi (53.2%), dan terlentang 79 orang dengan 32miopi (63.7%). P-value uji chi-square ditemukan hasil yang signifikan antara jarak saatmembaca dengan kejadian miopi pada posisi duduk (0.014), terlentang (0.012), danberdiri (0.005). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara jarak saat membaca sewaktududuk, berdiri, dan terlentang pada mahasiswa pre-klinik Fakultas KedokteranUniversitas Islam Negeri Jakarta Tahun 2019.

Kata Kunci : Jarak saat membaca, posisi duduk, berdiri, terlentang, miopi.

Page 8: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

viii

ABSTRACT

Salsabilla Al-Khansa Ardifansyia. Medical School. Relationship of Distance WhenReading in Sitting, Standing and Supine Positions with Myopic Events in Pre-Clinical Students of the Faculty of Medicine, Jakarta State Islamic University in2019

Background: The prevalence of refractive disorders in the world is 43%, while theprevalence of myopia among students is found to be 66.6%. Short-range activities suchas reading books, watching television, and playing gadgets can cause myopia. Theprevalence of myopia tends to be experienced by the ages of students, especially amongstudents. Students have activities such as reading through both gadgets and journals.Objective: This study was to see whether there is distance behavior when reading insitting, standing and supine positions with myopia in pre-clinical students of the Facultyof Medicine, Jakarta State Islamic University in 2019. Method: This study was adescriptive analytic study with cross-sectional design methods (cross-sectional), theselection of respondents using consecutive sampling and determination of myopia andnot myopia using a questionnaire and visual examination for respondents who are notmyopic while close measurement using a ruler observation carried out by allrespondents. Results: This study amounted to 124 respondents with the division of 62miopi and 62 non-miopi and obtained the highest percentage of respondents having areading distance of more than 30 cm in a sitting position of 81 people with 34 myopi(65.3%), standing 66 people with 26 myopi (53.2% ), and supine 79 people with 32myopia (63.7%). P-value chi-square test found significant results between readingdistance and myopic events in sitting position (0.014), supine (0.012), and standing(0.005). Conclusion: There is a relationship between distance when reading whilesitting, standing, and lying on pre-clinical students of the Faculty of Medicine, JakartaState Islamic University in 2019.

Keywords : Distance when reading, sitting position, standing, supine, myopia.

Page 9: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................. iiLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iiiPENGESAHAN PANITIA UJIAN......................................................................iiiKATA PENGANTAR............................................................................................vABSTRAK............................................................................................................ viiABSTRACT.........................................................................................................viiiDAFTAR TABEL................................................................................................. xiDAFTAR GAMBAR............................................................................................xiiDAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiiiDAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xivBAB I PENDAHULUAN.......................................................................................11.1 Latar Belakang.......................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 21.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................21.4.1 Tujuan Umum........................................................................................21.4.2 Tujuan Khusus....................................................................................... 31.4 Hipotesis....................................................................................................31.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................31.5.1 Bagi Peneliti...........................................................................................31.5.2 Bagi Institusi..........................................................................................31.5.3 Bagi Masyarakat.................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................42.1 Landasan Teori.......................................................................................... 42.2.1 Anatomi Bola Mata................................................................................42.2.2 Konjungtiva........................................................................................... 52.2.3 Sklera..................................................................................................... 52.2.4 Kornea....................................................................................................52.2.5 Uvea.......................................................................................................52.2.6 Iris.......................................................................................................... 62.2.7 Korpus Siliaris....................................................................................... 62.2.8 Lensa......................................................................................................62.2.9 Retina.....................................................................................................72.2 Proses Melihat........................................................................................82.3 Kelainan Refraksi.................................................................................. 82.4 Miopi......................................................................................................9

Page 10: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

x

2.5 Faktor Memicu Miopi............................................................................92.6 Kerangka Teori.................................................................................... 122.7 Kerangka Konsep.................................................................................132.8 Definisi Operasional............................................................................ 14

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................153.1 Desain Penelitian.....................................................................................153.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 153.3 Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................. 153.3.1 Populasi Terjangkau............................................................................ 153.3.2 Populasi Target.................................................................................... 153.3.3 Besar Sampel....................................................................................... 153.3.4 Teknik Pengambilan Sampel............................................................... 163.4 Kriteria Sampel........................................................................................173.4.1 Kriteria Inklusi.....................................................................................173.4.2 Kriteria Ekslusi.................................................................................... 173.5 Cara Kerja Penelitian...............................................................................173.5.1 Alat dan Bahan Penelitian................................................................... 173.5.2 Cara Kerja............................................................................................173.5.3 Alur Penelitian..................................................................................... 193.6 Manajemen Data......................................................................................203.7 Analisis Data........................................................................................... 203.8 Penyajian Data.........................................................................................213.9 Etika Penelitian........................................................................................21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................224.1 Hasil Penelitian........................................................................................214.1.1 Analisis Univariat....................................................................................224.1.2 Analisis Bivariat...................................................................................... 244.2 Pembahasan............................................................................................. 284.3 Keterbatasan Penelitian........................................................................... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................315.1 Kesimpulan..............................................................................................315.2 Saran........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32LAMPIRAN..........................................................................................................35

Page 11: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional..............................................................................13

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Membaca.............21

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden......................................22

Tabel 4.3 Analisis Bivariat Berdasarkan Jenis Kelamin…....................................23

Tabel 4.4 Analisis Bivariat Jarak Membaca Saat Duduk.......................................24

Tabel 4.5 Analisis Bivariat Jarak Membaca Saat Terlentang.................................24

Tabel 4.6 Analisis Bivariat Jarak Membaca Saat Berdiri.......................................25

Page 12: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Mata....................................................................................... 4

Gambar 2.2 Lapisan Retina...................................................................................... 7

Gambar 2.3 Miopia....................................................................................................9

Page 13: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan dan Informasi serta Informed Consent.............................32

Lampiran 2 Surat Persetujuan Etik........................................................................33

Lampiran 3 Hasil Uji Statistik SPSS.....................................................................34

Lampiran 4 Gambar Proses Penelitian..................................................................42

Lampiran 5 Riwayat Penulis.................................................................................44

Page 14: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

xiv

DAFTAR SINGKATAN

FK = Fakultas Kedokteran

WHO =World Health Organization

Page 15: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

1

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan salah satu indra manusia yang berfungsi untuk melihat.

Penglihatan seseorang sangat ditentukan oleh refraksi cahaya dalam mata.

Kelainan refraksi merupakan perubahan arah yang terjadi pada berkas cahaya yang

melintas secara miring melalui suatu medium dan menuju ke medium yang lain

yang memiliki indeks bias yang berbeda. Refraksi cahaya ini yang berperan dalam

pembentukan bayangan di mata. Kelainan refraksi sering ditemukan di kalangan

anak-anak, remaja, maupun dewasa. Kelainan tersebut terjadi apabila mata tidak

dapat memfokuskan bayangan dengan jelas, sehingga penglihatan menjadi kabur.

Kelainan refraksi yang paling sering dijumpai adalah miopi, hipermetropia, dan

astigmatisma.1

Berdasarkan data dari WHO menjelaskan bahwa terdapat 1,3 miliar orang di

dunia mengalami gangguan penglihatan, dimana terdapat 36 juta orang mengalami

kebutaan dan 826 juta orang mengalami penglihatan kurang (low vision). Tajam

penglihatan yang dikatakan ringan yaitu dengan visus 6/12 sedangkan yang

dikatakan berat yaitu dengan visus 6/60. Secara global, gangguan penglihatan

tersebut disebabkan oleh kelainan refraksi sebesar 43%, katarak 33%, dan

glaukoma 2%.2 Dengan demikian, apabila dikoreksi sejak dini, sekitar 80%

gangguan penglihatan dapat dicegah dan dapat diobati.3

Miopi merupakan suatu keadaan yang terjadi apabila panjang bola mata

anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu

kuat.4 Penyebab miopi belum diketahui sampai saat ini dan diperkirakan

berhubungan dengan faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi genetik,

riwayat keluarga, panjang bola mata, usia, jenis kelamin dan etnik. Faktor eksternal

meliputi pencahayaan saat tidur, aktivitas melihat dekat, membaca dan aktivitas

yang berada di luar rumah.5 Berbagai faktor tentang miopi telah diidentifikasi

melalui beberapa penelitian. Pada anak dengan kedua orang tua miopi, prevalensi

miopi sebesar tiga puluh tiga sampai enam puluh persen. Pada anak yang memiliki

Page 16: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

2

salah satu orang tua miopia prevalensinya 23-40%, sedangkan anak yang terkena

miopi tanpa faktor risiko orangtua hanya sebesar 6-15%.6 Prevalensi miopia

mengalami peningkatan terutama pada anak-anak usia sekolah baik usia belasan

maupun puluhan. Hal ini disebabkan karena faktor aktivitas hidup seperti membaca,

menonton televisi, dan bermain gadget. Berdasarkan penyebab aktivitas tersebut

dapat menimbulkan miopi.7 Berdasarkan penelitian Nurkasih et al, menyatakan

bahwa prevalensi miopi pada kalangan mahasiswa ditemukan sebesar 66.6%.3Dari

semua penelitian tersebut telah jelas menyatakan bahwa prevalensi miopi

cenderung dialami oleh usia-usia pelajar, terutama pada kalangan mahasiswa yang

mempunyai prevalensi terbanyak.8 Pada penelitian Hasmeinah et al, dinyatakan

bahwa siswa yang mengalami miopi dengan riwayat membaca jarak dekat

didapatkan sebesar 50,7%.9

Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang akan menjadi subyek penelitian

mempunyai aktivitas yang banyak seperti belajar sehingga mengharuskan untuk

membaca baik melalui buku, textbook maupun searching melalui internet untuk

mendapatkan berbagai jurnal yang dibutuhkan. Seringkali mahasiswa salah

mengenai jarak saat membaca sehingga memperberat kondisi miopi yang

dialaminya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitan mengenai

Hubungan Jarak Saat Membaca Dengan Kejadian Miopi Pada Mahasiswa Pre-

Klinik FK UIN Jakarta Tahun 2019. Peneliti berharap dengan penelitian ini dapat

memberikan info tambahan mengenai hubungan jarak ketika membaca pada

penderita miopi di Indonesia dan membantu masyarakat mengenal bahwa jarak

yang salah dalam membaca buku dapat menyebabkan penurunan kesehatan mata.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara jarak saat membaca dengan kejadian

miopi pada mahasiswa pre-klinik FK UIN tahun 2019?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui hubungan jarak saat membaca buku dengan kejadian miopi

pada mahasiswa pre-klinik di FK UIN Jakarta tahun 2019

Page 17: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

3

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik jenis kelamin mahasiswa pre-

klinik FK UIN Jakarta.

2. Mengidentifikasi jarak mata terhadap buku saat sedang membaca dalam

posisi duduk, berdiri, dan terlentang pada mahasiswa pre-klinik FK UIN

Jakarta.

3. Menyimpulkan hubungan antara jarak membaca dengan kejadian miopi

pada mahasiswa pre-klinik FK UIN Jakarta.

1.4 Hipotesis

Terdapat hubungan antara jarak membaca dengan kejadian miopi pada

mahasiswa pre-klinik FK UIN Jakarta tahun 2019

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

1. Mendapatkan pengalaman dan ilmu tambahan mengenai penelitian di bidang

mata.

2. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana kedokteran di FK UIN

Jakarta.

1.5.2 Bagi Institusi

1. Sebagai tambahan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di FK UIN Jakarta

dan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

1.5.3 Bagi Masyarakat

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi miopi.

2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hubungan jarak membaca

pada kejadian miopi di FK UIN Jakarta.

Page 18: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Anatomi Bola Mata

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata bagian

depan atau kornea mempunyai kelengkungan yang lebih tajam, oleh karena itu terdapat

bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis

jaringan, yaitu sklera, jaringan uvea, dan retina.4 Pada orang dewasa, bentuk bola mata

hampir mendekati bulat.10 Dengan diameter anteroposterior kurang dari 25 mm, bola

mata terbagi dari dua segmen yaitu segmen anterior dan segmen posterior. Segmen

anterior memiliki bagian yang transparan sedangkan pada segmen posterior memiliki

diameter yang lebih luas dibanding dengan segmen anterior. Pada bagian nervus

optikus akan memasuki mata melalui diskus optikus yang jaraknya hanya 3 mm ke

bagian nasal (medial) dari kutub posterior.11

Gambar 2.1 Anatomi Mata

Sumber: Oftalmologi Umum Ed 17.12

Page 19: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

5

2.1.2 Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang

membungkus bagian posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan

anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi bagian

posterior kelopak mata. Sedangkan pada bagian tepi superior dan inferior tarsus,

konjungtiva melipat ke posterior dan membungkus jaringan episklera dan menjadi

konjungtiva bulbaris.10

Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbital di fornis dan melipat

berkali-kali. Pelipatan ini yang menyebabkan bola mata dapat bergerak dan

memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik. Kecuali di limbus, konjungtiva

bulbaris melekat longgar ke kapsul tendon dan sklera di bawahnya.10

2.1.3 Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan

pembungkus dan pelindung isi bola mata. Skelera berhubungan erat dengan kornea

dalam bentuk lingkaran yang disebut limbus sklera berjalan dari papil saraf optik

sampai kornea. Di antara stroma sklera dan kapsul tenon terdapat episklera.4

2.1.4 Kornea

Kornea merupakan jaringan transparan yang disisipkan ke sklera di limbus. Pada

dewasa rata-rata memiliki tebal 0,54 mm pada bagian tengah, 0,65 mm pada bagian tepi

dan diameternya sekitar 11,5 mm.10 Kornea dipersarafi oleh saraf sensoris terutama

berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan

suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman

melepaskan selubung Schwannya.4

2.1.5 Uvea

Uvea merupakan jaringan yang terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Persarafan

uvea dimulai dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus

lateral. Terdapat 3 akar saraf di bagian posterior yaitu saraf sensoris, saraf simpatis, dan

akar saraf motor yang memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil. Saraf

sensoris berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk kornea,

Page 20: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

6

iris, dan badan siliar. Sedangkan saraf simpatis berasal dari saraf simpatis yang

melingkari arteri karotis. Saraf simpatis ini membuat pupil berdilatasi.4

2.1.6 Iris

Iris merupakan membran yang berbentuk sirkular yang di tengahnya terdapat

lubang yang dinamakan pupil. Iris dipersarafi oleh nervus nasosiliar yang merupakan

cabang dari nervus cranial III. Iris mempunyai fungsi untuk mengatur secara otomatis

masuknya sinar ke dalam bola mata.4 Selain itu iris berfungsi juga mengubah-ngubah

ukuran pupil dengan berkontraksi, menentukan warna mata.10

2.1.7 Korpus Siliaris

Korpus siliaris terbagi menjadi 3 bagian yaitu otot siliaris, prosessus siliaris, dan

pars plana. Otot siliaris bertanggungjawab untuk perubahan ketebalan dan

kelengkungan lensa selama akomodasi. Serabut zonula yang menyangga lensa

mengalami penegangan selama penglihatan jauh. Kontraksi otot siliaris merelaksasi

zonula lalu menyebabkan kelengkungan lensa bertambah sehingga menambah

kekuatan refraksinya.13

2.1.8 Lensa

Lensa mata berasal dari jaringan ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di

dalam mata. Lensa mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya

yang dapat menebal dan menipis. Lensa dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk

serat di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa secara terus

menerus sehingga menyebabkan pemadatan serat lensa pada bagian sentral lensa

sehingga membentuk nukleus lensa.4

Secara fiologis lensa mempunyai beberapa sifat, yaitu bersifat kenyal atau lentur

karena memegang peranan penting dalam akomodasi untuk menjadi cembung. Selain

itu lensa bersifat transparan karena kegunaanya sebagai media penglihatan. Namun

secara patologis lensa dapat berupa tidak kenyal pada orang dewasa yang akan

menyebabkan presbiopia, keruh atau yang disebut dengan katarak. Lensa pada orang

dewasa akan bertambah besar dan berat sepanjang hidupnya.4

Page 21: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

7

2.1.9 Retina

Retina merupakan jaringan saraf yang transparan dan melapisi bagian dalam

dua per tiga posterior dinding bola mata dan mengandung fotoreseptor.10

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas

lapisan:

1) Lapis fotoreseptor, yang merupakan lapisan terluar dari retina terdiri atas sel

batang yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut.

2) Membran limitan eksterna yang merupakan membran mata.

3) Lapisan nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

4) Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat

sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizintal.

5) Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel

muller. Lapis ini mendapatkan metabolisme dari arteri retina sentral.

6) Lapis pleksiform dalam, sel amakrin dengan sel ganglion.

7) Lapis sel ganglion, merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8) Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf

optik. Di dalam lapisan ini terdapat pembuluh darah retina.

9) Membran interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.4

Gambar 2.2 Lapisan Retina

Sumber: Lecture Notes Oftalmologi Ed 9.13

Page 22: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

8

2.2 Proses Melihat

Fungsi utama mata adalah memfokuskan berkas cahaya dari lingkungan ke sel

batang dan sel kerucut, sel fotoreseptor retina. Fotoreseptor kemudian mengubah energi

cahaya menjadi sinyal listrik untuk ditransmisikan ke sistem saraf pusat.14

Pada mata normal, otot siliaris mengalami pelemasan dan lensa akan mendatar

apabila digunakan untuk penglihatan jauh dan apabila otot siliaris berkontraksi akan

memungkinkan lensa menjadi cembung dan akan lebih kuat untuk penglihatan dekat.14

Cahaya yang masuk ke kornea akan diteruskan ke pupil yang lebarnya diatur

oleh iris. Setelah melalui pupil maka cahaya dibiaskan oleh lensa. Setelah itu lensa

berakomodasi untuk memfokuskan cahaya ke retina melalui ke badan vitreus. Cahaya

yang ditangkap oleh retina bersifat terbalik, nyata, diperkecil kemudian oleh sel batang

dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui nervus optikus. Lalu setelah

ditangkap oleh nervus optikus, sinyal akan menuju ke hipofisis posterior. Setelah

sampai di hipofisis tersebut sinyal yang berupa bayangan atau cahaya akan terlihat

sesuai dengan aslinya.1

Pembiasan sinar pada mata hasilnya ditentukan oleh media penglihatan yang

terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, benda kaca, dan panjangnya bola mata. Pada

orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata

akan seimbang sehingga bayangan benda selalu melalui media penglihatan dibiaskan

tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut juga mata emetropia dan akan

menempatkan akomodasi atau istirahat melihat jauh.1

2.3 Kelainan Refraksi

Pada bidang refraksi dikenal beberapa titik, yaitu punktum proksimum yang

merupakan titik terdekat di mana seseoarang masih dapat melihat dengan jelas, selain

itu terdapat pungtum remotum yang merupakan titik terjauh seseorang di mana masih

dapat melihat dengan jelas. Pungtum remotum merupakan titik dalam ruang yang

berhubungan dengan retina bila mata mengalami istirahat. Pada emetropia, pungtum

remotum terletak di depan mata.1

Kelainan refraksi merupakan suatu keadaan emetropia akibat dari satu atau lebih

komponen optik bola mata yang memperlihatkan variasi yang signifikan dari nilai

variasi biologis normal, bukan merupakan penyakit atau kelainan bola mata kongenital

yaitu berupa miopi, hipermetropi, dan astigmatisma.15

Page 23: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

9

2.4 Miopi

Miopia merupakan keadaan mata mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang

berlebihan sehingga sinar yang datang dibiaskan di depan retina.16 Miopi atau rabun

jauh adalah salah satu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar dari objek pada jarak

yang tak terhingga akan berfokus di depan retina pada mata tanpa akomodasi sehingga

akan menghasilkan suatu bayangan yang tidak fokus.10

Seorang dengan riwayat miopi akan menyatakan bahwa ketika melihat jauh akan

terlihat buram atau disebut rabun jauh dan disertai dengan rasa sakit kepala disertai

dengan celah kelopak mata yang sempit, sehingga penderita miopi mempunyai

kebiasaan menyipitkan matanya untuk abrasi sferis untuk mendapatkan efek dari

lubang kecil/pinhole.17

Berdasarkan data dari WHOmenjelaskan bahwa terdapat 1,3 miliar orang di dunia

mengalami gangguan penglihatan, hal ini disebabkan oleh kelainan refraksi sebesar

43%, katarak 33%, dan glaukoma 2%.2 Pada orang dewasa muda, memiliki prevalensi

25-35%. Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa wanita secara signifikan

memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya miopia dibandingkan pria. Berdasarkan

penelitian Nurkasih et al, menyatakan bahwa prevalensi miopi pada kalangan

mahasiswa ditemukan sebesar 66.6%3

Gambar 2.3 MiopiaSumber: Atlas Ilmu Penyakit Mata.18

Page 24: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

10

2.5 Faktor Pemicu Miopi

Pada miopi panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar dan kekuatan

media refraksi terlalu kuat. Berbagai faktor yang memicu terjadinya miopi yaitu faktor

genetik dan faktor eksternal. Beberapa penelitian di Eropa sekitar 80% untuk terjadinya

faktor genetik akibat dari kelainan refraksi.19 Faktor eksternal seperti aktivitas

membaca dengan jarak dekat, posisi tubuh ketika membaca tidak benar. Aktivitas

melihat dengan jarak dekat akan menyebabkan mata akan terus berakomodasi. Ketika

berakomodasi mata akan melibatkan 2 faktor yaitu kemampuan lensa untuk

mencembung dan konjugasi otot siliaris. Apabila otot siliaris mengalami kontraksi

maka iris dan badan siliaris digerakkan ke depan dan ke bawah, sehingga zonula zinii

menjadi kendur dan lensa menjadi cembung.20

Gaya hidup dalam penggunaan gadget seperti telepon, laptop, dan komputer yang

terlalu lama dengan jarak yang dekat, akan mempengaruhi miopi. Sinar biru yang

dipancarkan alat-alat elektronik dapat mempengaruhi otot mata sehingga bekerja lebih

berat.21

Aktivitas di luar ruangan merupakan suatu faktor protektif yang dapat mencegah

terjadinya miopia, namun hingga kini mekanismenya masih belum terlalu jelas. Sebuah

hipotesis yang dapat diterima secara luas adalah paparan cahaya yang terang akan

menstimulasi pelepasan dopamin yang dapat menghambat elongasi bola mata.22

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saw et al, menggambarkan hubungan

antara nearwork dengan miopi pada anak di Singapura. Ne narwork atau melihat

aktivitas melihat jarak dekat merupakan pengaruh lingkungan yang kuat terhadap

perkembangan pertambahan miopi.23

Jarak membaca yang terlalu dekat, otot disekitar mata akan berkontraksi secara

berlebihan dan dapat menyebabkan bola mata akan memanjang. Apabila bola mata

memanjang, maka cahaya dari objek jarak jauh akan terfokus di depan retina dan dapat

menyebabkan penglihatan menjadi tidak jelas.24

Menurut Oftalmologi Komunitas, cara mencegah untuk terjadi kelainan refraksi

salah satunya adalah membaca dengan posisi duduk dengan jarak 30 cm.25 Posisi

terlentang saat membaca dapat menyebabkan progresivitas pada miopi dengan

menyebabkan kontraksi otot-otot ekstraokular yang dapat mempengaruhi pemanjangan

pada bola mata. Hal ini diketahui bahwa arah tatapan yang berbeda akan menyebabkan

Page 25: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

11

ketegangan yang berbeda pada otot ekstraokular, dan juga tekanan kelopak mata

mempengaruhi bentuk kornea, tergantung pada sudut pandang.26 Selain itu, Membaca

dengan posisi terlentang, maka beban dari berat badan akan menyebabkan mata yang

akan semakin dekat dengan buku dan akan berakibat panjang anterior dan posterior

mata akan melebar.27

Faktor eksternal yaitu gizi juga dapat mempengaruhi progresivitas miopi.

Konsumsi sayuran dan buah juga dapat mempengaruhi terjadinya miopia. Adapun

sayuran dan buah yang diketahui mempengaruhi, yaitu wortel, pisang, pepaya, jeruk,

buah merica dan cabai. Hal ini dikarenakan pada sayuran dan buah tersebut memiliki

kandungan beta karoten yang tinggi, yang nantinya akan dikonversikan menjadi

vitamin A (retinol) untuk tubuh.28

Seiring dengan kemajuan teknologi dan telekomomunikasi seperti televisi,

handphone, komputer, video game dan lain-lain, secara langsung dapat meningkatkan

aktivitas melihat dekat, terutama pada anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan yang

mau tidak mau akan bersinggungan dengan keadaan tersebut. Posisi tubuh yang tidak

benar dalam beraktivitas akan berdampak pada penurunan ketajaman penglihatan,

sehingga anak-anak menjadi kesulitan dalam beraktivitas.

Page 26: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

12

Otot sekitar mataberkontraksi

Aktivitas melihatjarak dekat

Menyebabkan bola mataakan memanjang

2.6 Kerangka Teori

Cahaya dari objekjauh akan terfokusdi depan retina

Iris dan badan siliaris digerakkanke depan dan ke bawah

Penglihatan menjaditidak jelas

Kelainan refraksi

Hipermetropi Miopi Astigmatisma

Pemicu miopi

gizi genetik Posisi tubuh Waktu lama didepan gadget

Jenis kelamin Aktivitas diluar ruangan

berdiri Terlentang duduk

Menyebabkan kontraksiotot2 ekstraokular

Mata terusberakomodasi

Konjugasi ototsiliaris

Lensamencembung

Jarak membaca

Zonula zonii menjadikendur dan lensamencembung

Page 27: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

13

Faktorinternal

Faktoreksternal

Panjang bolamata

genetik Jenis kelaminAktivitas membacajarak dekat denganposisi duduk, berdiri

dan terlentang

Aktivitas di luarruangan

Miopi

gizi

2.7 Kerangka Konsep

Keterangan:

Bagan 2.1 Skema Kerangka Teori Penelitian

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

= Hubungan yang diteliti

= Hubungan yang tidak diteli

Page 28: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

14

2.8 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. TajamPenglihatanMata (Miopidan TidakMiopi)

Kelainan refraksiyang merupakansalah satu ataukedua matamengalamipenurunan visus<6/6 danmemerlukankoreksi lensasferis negatif

Pertanyaanberupa“multiplechoice,

respondenmemilihjawabanberupa yaatau tidak.

Kuesionerdan

SnellenChart

Nominal 1. 6/6

2. < 6/6

2. Jenis Kelamin Jenis kelaminyang akan ditelitipada penelitian ini

kuesioner Angket Nominal 1.Lelaki

2.Wanita

3. Aktivitas JarakDekat

Jarak ketikamembaca buku

Observasi Penggaris30 cm

Ordinal 1. ≤ 30cm

2. > 30cm

4. Posisi Tubuh Posisi yangdilakukan ketikamembaca buku

Observasi Bed dantempatduduk

Nominal1.Duduk

2.Berdiri

3.Terlentang

Page 29: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

15

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini berupa deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data

cross sectional (potongan lintang) menggunakan google form untuk menanyakan apakah

mahasiswa mengalami miopi dan tidak miopi lalu, pemeriksaan visus serta pemeriksaan

jarak ketika membaca pada posisi duduk, berdiri, dan terlentang.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus FK UIN Jakarta dengan waktu penelitian bulan

November-Desember 2019

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau untuk penelitian ini adalah mahasiswa pre-klinik FK UIN

Jakarta.

3.3.2 Populasi Target

Populasi target untuk penelitian ini adalah mahasiswa pre-klinik (tahun

angkatan 2016-2019) FK UIN Jakarta.

3.3.3 Besar sampel

Besar sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus analitik kategorik

tidak berpasangan yaitu:

�鼐 ⒣ נ� ⒣ �� ��נ ��� �鼐�鼐נ�נ���鼐hנ�

נ

�鼐 ⒣ נ� ⒣ 鼐th� NemtNoNaנimtsנ �mt�s imt�memtsa�imtNNemtoamt�mhmtNN

נ⒣ נ�

Page 30: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

16

Keterangan :

n1 = Jumlah subjek kelompok 1

n2 = Jumlah subjek kelompok 2

α = Kesalahan tipe satu. (ditetapkan α = 5%)

Zα = Nilai standar alpha 5% yaitu 1,96

β = Kesalahan tipe dua. (ditetapkan β = 20%)

Zβ = Nilai standar beta 20% yaitu 0,84

P1 = Proporsi pada kelompok satu 0,30

Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,6 = 0,4

P2 = Proporsi pada kelompok dua yaitu proporsi kejadian miopi pada aktivitas

membaca jarak dekat dari penelitian sebelumnya 55% = 0,55

Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,30 = 0,7

P = (P1 + P2)/2 = (0,30 + 0,55)/2 = 0,425

Q = 1 – P = 1 – 0,425 = 0,575

Jadi, total sampling menurut rumus di atas ialah sebesar 124 yang dikelompokkan

menjadi 2 yaitu 62 miopi dan 62 non miopi.

3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa pre-klinik (angkatan 2016-2019)

FK UIN Jakarta yang dipilih secara konsekutif sampling yaitu mencari penderita

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sampai dipenuhi jumlah sampel yang

diperlukan dari daftar mahasiswa pre-klinik angkatan 2016-2019 yang diperoleh

dari pengurutan data populasi target.

Page 31: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

17

3.4 Kriteria Sampel

3.4.1 Kriteria Inklusi

A. Mahasiswa pre-klinik (tahun angkatan 2016-2019) FK UIN Jakarta.

B. Mahasiswa bersedia menjadi subyek penelitian.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

A. Mahasiswa mengalami kelainan refraksi selain miopi seperti astigmatisma dan

hipermetropi.

B. Mahasiswa yang memiliki riwayat penyakit mata lainnya yang menyebabkan

gangguan penglihatan

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Alat dan Bahan

A. Snellen Chart.

B. Penggaris 30 cm.

3.5.2 Cara Kerja

3.5.2.1 Pengisian Google Form

Penulis membuat google form yang berisikan tentang pertanyaan miopi

dan tidak miopi yaitu mengenai apakah mahasiswa pre-klinik FK UIN

mengalami miopi atau tidak.

3.5.2.2 Pemeriksaan Visus

Setelah responden mengisi google form, lalu penulis memilih nama-nama

responden yang akan diteliti. Setelah nama-nama terkumpul lalu dilakukan

informed concent ketika observasi berlangsung. Ketika responden telah

menyetujui maka responden yang tidak miopi dilanjutkan untuk pemeriksaan

visus mata yang dilakukan dengan duduk di depan snellen chart dan

membacanya pada jarak 6 meter, untuk memastikan kondisi lensa mata adalah

Page 32: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

18

emetrop. Dan responden miopi dilanjutkan ke pemeriksaan jarak baca dengan

berbagai posisi tubuh.

3.5.2.3 Pemeriksaan Posisi Tubuh dengan Jarak KetikaMembaca

Setelah pemeriksaan visus mata, responden dilanjutkan dengan

pemeriksaan jarak membaca untuk mengetahui jarak dan posisi tubuh yang

biasa di lakukan responden ketika sedang membaca. Pertama responden akan

diberikan buku untuk dibaca, lalu peneliti akan melihat dan mengukur

menggunakan penggaris untuk menilai jarak responden antara mata dengan

buku. Setelah itu responden akan melakukan pengukuran jarak membaca

antara sudut mata dan buku ketika responden sedang berada dalam posisi

duduk, terlentang dan berdiri.

Page 33: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

19

Mahasiswa pre-klinikangkatan 2016-2019

Pengisian google form olehmahasiswa angkatan 2016-

2019

Mahasiswa pre-klinik angkatan2016-2019 yang terpilih secara

konsekutif sampling

Informed concent

Bersedia Tidak bersedia

Wawancara menggunakankuesiner, pemeriksaan visus danpemeriksaan jarak saatmembaca

Pengumpulan dan pengolahandata menggunakan SPSS

Analisis data

3.5.3 Alur Penelitian

Page 34: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

20

3.6 Manajemen Data

3.6.1 Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, pemeriksaan visus

menggunakan snellen chart dan pemeriksaan jarak membaca menggunakan

meteran kepada sampel penelitian secara bersamaan saat penelitian berlangsung.

3.6.2 Pengolahan Data

Data yang sudah ada lalu diolah menggunakan software IBM SPSS Statistic

Version 22 lalu dilakukan analisis data berupa analisis univariat dan analisis

bivariat.

3.7 Analisis Data

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-

masing variabel penelitian yang diteliti. Variabel yang diteliti ialah jenis kelamin,

jarak membaca saat posisi duduk, berdiri, dan terlentang.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berkorelasi atau berhubungan. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat

hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini

uji statistik yang digunakan adalah uji statistik non parametrik yaitu uji kai

kuadrat (Chi square). Dengan menggunakan data kepercayaan 95% dengan

nilai α 5%, sehingga jika nilai ρ (p value) < 0,05 maka hasil penghitungan

statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan adanya hubungan atau

korelasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika nilai ρ value >

0,05 maka hasil penghitungan statistik tidakbermakna (tidak signifikan) atau

menunjukkan tidak terdapat hubungan antara variable bebas dengan variabel

terikat. Uji chi-square bersifat pendekatan dan dilakukan pada data dengan

sampel besar (> 40). Variabel yang diteliti ialah jarak membaca dengan

kejadian miopi pada posisi duduk, berdiri, dan terlentang.

Page 35: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

21

3.8 Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks dan tabel.

3.9 Etika Penelitian

Peneliti memberikan lembar inform concent sebagai lembar persetujuan dari

responden yang akan diteliti.

Page 36: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

22

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini didapatkan 251 orang yangmengisi google form yang telah

dibuat oleh peneliti, untuk mengetahui berapa orang mahasiswa yang miopi dan tidak

miopi. Sampel yang dibutuhkan sebesar 124 responden dengan 62 miopi dan 62 tidak

miopi. 62 orang miopi dan tidak miopi diambil secara konsekutif sampling berdasarkan

pengisi pertama.

Pada proses pengambilan data, informed concent dilakukan ketika pengambilan

data berlangsung dengan menandatangani kertas yang sudah disediakan lalu setelah

responden menyetujui, lalu dilakukan observasi dengan mengukur jarak membaca

dalam berbagai posisi tubuh. Pada awalnya responden miopi dan non miopi angkatan

2016 berjumlah 41 orang namun karena responden tersebut tidak menyetujui jika

diukur jarak membacanya, maka yang di dapat hanya 9 orang saja. Hal ini juga terjadi

pada angkatan 2017 yang seharusnya responden miopi dan non miopi berjumlah 14

orang, akan tetapi karena tidak menyetujui apabila diukur jarak membacanya, maka

hanya mendapat 7 orang saja. Sisanya didapatkan dari angkatan 2018 yang berjumlah

64 orang dan 2019 berjumlah 44 orang. Maka didapatkan hasil pada tabel dibawahini:

4.1.1 Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jarak Membaca

Jarak Membaca Frekuensi Minimum Maximum Mean

Jarak membaca

saat duduk

124 20 57 34,31

Jarak membaca

saat terlentang

124 17 53 32,84

Jarak membaca

saat berdiri

124 18 56 33,65

Page 37: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

23

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 124 responden, jarak membaca saat

duduk dengan minimum pengukuran paling panjang adalah 20 cm dan maksimum

pengukuran paling panjang adalah 57 cm dengan rata-rata 34,31 cm. Sedangkan jarak

membaca saat terlentang untuk minimumnya sebesar 17 cm dan maksimumnya 53

cm dengan rata-rata 32,84 cm dan jarak membaca saat berdiri, minimumnya 18 cm

dan maksimumnya ialah 56 cm dengan rata-rata 33,56 cm.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Variabel Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 44 35,5

Perempuan 80 64,5

Jarak Membaca Saat Duduk

≤ 30 cm 43 34,7

> 30 cm 81 65,3

Jarak Membaca Saat Berdiri

≤ 30 cm 58 46,8

> 30 cm 66 53,2

Jarak Membaca Saat Terlentang

≤ 30 cm 45 36,3

> 30 cm 79 63,7

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 124 responden, dari kategori jenis

kelamin baik yang menderita miopi dan tidak miopi lebih banyak dialami oleh

perempuan yaitu sebanyak 80 orang dengan persentase 64,5%

Dari pembagian kategori jarak membaca pada posisi duduk didapatkan

frekuensi terbanyak yaitu lebih dari 30 cm yang berjumlah 81 orang dengan

persentase 65,3%

Page 38: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

24

Jarak membaca pada posisi berdiri diketahui yang memiliki frekuensi

terbanyak ialah responden dengan jarak membaca lebih dari 30 cm yaitu berjumlah

66 orang dengan persentase 53,2%

Sedangkan untuk jarak membaca saat terlentang, frekuensi terbanyak ialah

responden dengan jarak membaca lebih dari 30 cm yaitu berjumlah 79 orang

dengan persentase 63,7%

4.1.2 Analisis Bivariat

Tabel 4.3 Analisis Bivariat Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Kejadian Miopi Jumlah P-value

Miopi Tidak Miopi

n % n % n %

Laki-laki 22 50 22 50 44

Perempuan 40 50 40 50 80

Total 62 100 62 100 124 100 1,000

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 124 orang responden, yang memiliki

jumlah kejadian miopi dan non miopi terbesar adalah responden berjenis kelamin

perempuan dengan total 80 responden pada pembagian miopi sebanyak 40 orang

dan non-miopi sebanyak 40 orang.

Setelah dilakukan pengujian dengan Chi Square didapatkan p-value 1,000 (p

< 0.05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian

miopi pada mahasiswa FK UIN tahun angkatan 2016-2019

Page 39: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

25

Tabel 4.4 Analisis Bivariat Jarak Membaca Saat Duduk

Karakteristik

Jarak Membaca

saat Duduk

Kejadian Miopi Jumlah P-Value

Miopi Tidak Miopi

n % n % n %

≤ 30 cm 28 65.1 15 34.9 43

> 30 cm 34 42 47 58 81

Total 62 50 62 50 124 100 0,014

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 124 responden hasil terbesar ialah

responden miopi dengan jarak baca kurang dari 30 cm yaitu sebanyak 28 orang dengan

persentase 65,1% dan hasil terbesar kedua adalah responden tidak miopi dengan jarak

baca lebih dari 30 cm sebanyak 47 orang dengan persentase 58%.

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan metode Chi Square dengan tabel

2x2 menunjukkan 0 sel yang angka expected count kurang dari 5 dan tidak lebih dari

20% sehingga ditemukan hasil yang signifikan dengan p-value = 0,014 atau p < 0,05

dan artinya adalah terdapat hubungan antara jarak membaca dengan kejadian miopi

pada mahasiswa pre-klinik FK UIN tahun 2016-2019 di posisi duduk.

Tabel 4.5 Analisis Bivariat Jarak Membaca Saat Terlentang

Karakteristik Jarak

Membaca saat

Terlentang

Kejadian Miopi Jumlah P-value

Miopi Tidak Miopi

n % n % n %

≤ 30 cm 36 62,1 22 37,9 58

> 30 cm 26 39,4 40 60,6 66

Total 62 50 62 50 124 100 0,012

Page 40: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

26

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 124 responden hasil terbesar ialah

responden miopi dengan jarak baca kurang dari 30 cm yaitu sebanyak 36 orang dengan

persentase 62,1% dan hasil terbesar kedua adalah responden tidak miopi dengan jarak

baca lebih dari 30 cm sebanyak 40 orang dengan persentase 60,6%.

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan metode Chi Square dengan tabel

2x2 menunjukkan 0 sel yang angka expected count kurang dari 5 dan tidak lebih dari

20% sehingga ditemukan hasil yang signifikan dengan p-value = 0,012 atau p < 0,05

dan artinya adalah terdapat hubungan antara jarak membaca dengan kejadian miopi

pada mahasiswa pre-klinik FK UIN tahun 2016-2019 di posisi terlentang

Tabel 4.6 Analisis Bivariat Jarak Membaca Saat Berdiri

Karakteristik Jarak

Membaca saat

Berdiri

Kejadian Miopi Jumlah P-value

Miopi Tidak Miopi

n % n % n %

≤ 30 cm 30 66,7 15 33,3 45

> 30 cm 32 40,5 47 59,5 79

Total 62 50 62 50 124 100 0,005

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 124 responden hasil terbesar ialah

responden miopi dengan jarak baca kurang dari 30 cm yaitu sebanyak 30 orang dengan

persentase 66,7% dan hasil terbesar kedua adalah responden tidak miopi dengan jarak

baca lebih dari 30 cm sebanyak 47 orang dengan persentase 59,5%.

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan metode Chi Square dengan tabel

2x2 menunjukkan 0 sel yang angka expected count kurang dari 5 dan tidak lebih dari

20% sehingga ditemukan hasil yang signifikan dengan p-value = 0,005 atau p < 0,05

dan artinya adalah terdapat hubungan antara jarak membaca dengan kejadian miopi

pada mahasiswa pre-klinik FK UIN tahun 2016-2019 di posisi berdiri.

Page 41: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

27

Tabel 4.7 Analisis Uji Somers pada Jarak Membaca Saat duduk

Karakteristik Jarak

Membaca saat

Duduk

Kejadian Miopi Jumlah P-value

Miopi Tidak Miopi

n % n % n %

62 50 62 50 124 100 0,210

Tabel 4.8 Analisis Uji Somers pada Jarak Membaca Saat Terlentang

Karakteristik Jarak

Membaca saat

Terlentang

Kejadian Miopi Jumlah P-value

Miopi Tidak Miopi

n % n % n %

62 50 62 50 124 100 0,226

Tabel 4.9 Analisis Uji Somers pada Jarak Membaca Saat Berdiri

Karakteristik Jarak

Membaca saat

Berdiri

Kejadian Miopi Jumlah P-value

Miopi Tidak Miopi

n % n % n %

62 50 62 50 124 100 0,242

Dari ketiga tabel diatas menunjukkan perbandingan yang lebih berpengaruh dari

posisi duduk, berdiri dan terlentang. Pada tabel diatas posisi berdiri adalah posisi yang

paling berpengaruh dengan p-value 0,242

Page 42: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

28

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini, penulis menggunakan alat pengukur berupa penggaris 30 cm

untuk mengukur jarak membaca pada posisi duduk, berbaring dan berdiri. Dari

penelitian yang sudah dilakukan pada mahasiswa FK UIN tahun angkatan 2016-2019,

didapatkan sebanyak 124 responden yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Pada penelitian ini, didapatkan jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan. Hal ini

sesusai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ihsanti D, dkk pada tahun 2015 di

RSMata Cicendo Bandung yangmendapatkan hasil perempuan lebih banyak dibanding

laki-laki.29 Dari penelitian yang dilakukan didapatkan p-value 1,000 (p > 0,05) yang

artinya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian miopi pada

mahasiswa FK UIN Jakarta tahun angkatan 2016-2019. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Nurullah N pada tahun 2013 di Malaysia yang memperoleh

hasil yaitu tidak terdapat hubungan jenis kelamin dengan kejadian miopi.30

Dari penelitian yang sudah dilakukan, jarak membaca dari posisi duduk, berbaring

dan berdiri memperoleh hasil yang signifikan yaitu p value yang diperoleh < α = 0,05

hasil ini sesuai dengan penelitian yand dilakukan di University of Manchester, USA

oleh Hartwig A, Gowen E, Charman WN dalam penelitian yang berjudul “Working

distance and eye and head movements during near work in myopes and non-myopes”

dengan p-value yang diperoleh adalah 0,025 yaitu terdapat kolerasi positif antara jarak

membaca dengan posisi tubuh.31 Selain penelitian yang dilakukan di luar negeri,

penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Anisa Sofiani dan Yunita Dyah dengan

judul “faktor-faktor yang mempengaruhi derajat miopi pada remaja (studi di SMAN 2

Kabupaten Temanggung)” yang memperoleh hasil yang signifikan juga dengan p value

0,042 yaitu terdapat hubungan yang signifikan.32

Jarak membaca pada responden dari seluruh posisi yang lebih dari 30 cm lebih

banyak dibanding dengan yang membaca dengan jarak kurang dari 30 cm. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurwinda S, Sri Rejeki dan

Mulyaningrum dengan judul “Hubungan Antara Ketaatan Berkacamata dengan

Progresivitas Derajat Miopia Pada Mahasiswa FK Universitas Islam Indonesia” bahwa

data responden tertinggi adalah yang membaca dengan jarak lebih dari 30 cm.6

Responden yang membaca saat duduk lebih banyak yang membaca dengan jarak

lebih dari 30 cm yaitu sebanyak 81 orang dengan pembagian kejadian miopi 34 orang

Page 43: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

29

dan tidak miopi 47 orang. Hal ini sama dengan posisi ketika berdiri yang mendapatkan

hasil jarak baca yang lebih dari 30 cm sebanyak 79 orang dengan kejadian miopi 32

orang (40,5%) dan tidak miopi 47 orang (59,5%) Pada penelitian Fachrian D, rahayu

A, naseh A yang berjudul “Prevalensi Kelainan Tajam Penglihatan pada Pelajar SD “X”

Jatinegara Jakarta Timur” menjelaskan mengenai hubungan posisi duduk dengan jarak

membaca. Posisi membaca yang baik adalah dengan posisi duduk. Membaca dengan

posisi terlentang, maka berat badan akan menyebabkan mata yang akan semakin dekat

dengan buku dan berakibat panjang anterior dan posterior mata akan melebar.27

Menurut Oftalmologi Komunitas, cara mencegah untuk terjadi kelainan refraksi salah

satunya adalah membaca dengan posisi duduk dengan jarak 30 cm.25 Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang di peroleh oleh penulis yaitu jarak membaca yang lebih

dari 30 cm dengan posisi duduk lebih banyak dibanding dengan responden yang

membaca dengan posisi duduk dengan jarak baca kurang dari 30 cm. Jarak membaca

yang terlalu dekat otot disekitar mata berkontraksi secara berlebihan dan dapat

menyebabkan bola mata akan memanjang. Apabila bolamata memanjang, maka cahaya

dari objek jarak jauh akan terfokus di depan retina dan dapat menyebabkan penglihatan

menjadi tidak jelas. Akan tetapi responden yang ditemukan dengan posisi duduk dan

berdiri dengan jarak lebih dari 30 cm masih terdapat responden miopi. Hal ini

disebabkan pada saat pengambilan data responden yang miopi telah dikoreksi dengan

kacamata cekung sehingga mata kembali normal dan objek tepat jatuh di retina.

Sehingga jarak membaca pada posisi duduk dapat kembali normal.

Pada responden yang tidak mengalami miopi yang membaca dengan posisi

terlentang, diketahui jarak membaca lebih dari 30 cm lebih banyak yakni 40 responden

(60,6%) hal ini sesuai dengan penelitian dari Inez Sharfina Primadiani dan Fifin Luthfia

dengan judul “Faktor-Faktor yangMempengaruhi Progresivitas Miopi pada Mahasiswa

Kedokteran” bahwa data responden tertinggi dengan posisi terlentang adalah 30 orang

(55,6%).26 Pada posisi terlentang, jarak membaca yang lebih dari 30 cm lebih banyak

dibanding responden yang membaca kurang dari 30 cm. Belum ada penelitian yang

menghubungkan antara posisi berbaring dengan jarak membaca. Menurut kepustakaan,

posisi terlentang saat membaca dapat menyebabkan progresivitas pada miopi dengan

menyebabkan kontraksi otot-otot ekstraokular yang dapat mempengaruhi pemanjangan

pada bolamata. Hal ini diketahui bahwa arah tatapan yang berbeda akan menyebabkan

ketegangan yang berbeda pada otot ekstraokular, dan juga tekanan kelopak mata

Page 44: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

30

mempengaruhi bentuk kornea, tergantung pada sudut pandang.26 Pada penelitian ini

tidak dilakukan pengukuran berapa lama responden membaca buku dengan posisi

terlentang sehingga ditemukan responden lebih banyak yang membaca dengan posisi

terlentang pada jarak lebih dari 30 cm.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan antara posisi tubuh ketika berdiri

dengan kejadian miopi yaitu dengan p-value < α = 0,05 (0,005) hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Twintech International University Collage of Technology,

Malaysia yang dilakukan oleh Chiranjib Majumder dengan judul “Comparison of

Amplitude of Accomodation in Different Reading Posture” dengan hasil p value yang

diperoleh adalah 0,0001, yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara posisi berdiri

dengan kejadian miopi.33

4.5 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini bersifat cross sectional sehingga tidak bisa melihat perkembangan

mata minus pada responden yang miopi dan non miopi.

2. Faktor penyebab miopi lain seperti, lama membaca, aktivitas melihat gadget,

menonton televisi dan genetik tidak dicatat sehingga bisa menjadi variabel perancu.

Page 45: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

31

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kejadian miopi dan tidak miopi terbanyak dialami oleh responden berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 80 orang dengan persentase 64,5%

2. Pada responden miopi yang membaca > 30 cm pada posisi duduk sebanyak 34

orang (42%), pada posisi terlentang 26 orang (39,4%) dan posisi berdiri 32

orang (40,5%). Responden tidak miopi di posisi duduk, berdiri dan terlentang

persentase terbesar adalah dengan jarak lebih dari 30 cm.

3. Dari hasil penelitian menggunakan analisis chi square, jarak membaca dengan

kejadian miopi pada posisi tubuh ketika duduk (p value =0,014), ketika

terlentang (p value = 0,012) dan ketika berdiri (p value= 0,005) dan dapat

disimpulkan terdapat hubungan antara jarak membaca dengan kejadian miopi

pada mahasiswa FK UIN Jakarta di posisi duduk, terlentang dan berdiri.

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan pencatatan faktor lain

seperti genetik, aktivitas jarak dekat lainnya seperti menonton tv dan bermain

gadget.

2. Mengukur lama membaca pada setiap posisi.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan study cohort untuk

melihat progresivitas perkembangan minus pada mata responden yang terkena

miopi dan yang non miopi.

Page 46: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

32

Daftar Pustaka

1. Saminan. Efek Penyimpangan Refraksi Cahaya Dalam Mata Terhadap Rabun

Dekat Atau Jauh. Idea Nursing Journal. 2013. Vol. IV No. 2

2. WHO. Visual Impairment and Blindeness. 11 Oktober 2018 . (diunduh 29 Juli

2019). URL: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/blindness-and-

visual-impairment

3. Ilyas S, Yulianti R. Ilmu Penyakit Mata. Ed 5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

2018.

4. Goss DA, Theodore PG, Jeffrey TK, Wendy MT, Thomas TN, Karla Z.

Optometric Clinical Practice Guideline Care of the Patient with Myopia.

Lindbergh Blvd, St. Louis: American Optometric Association; 2006. 8

5. Husain R, Saw SM, Gazzard. Cause of low vision and blindness in rural

Indonesia British Journal of Ophtalmology. 2003;87(9):1075-78

6. Tiharyo I, Gunawan W, Suhardjo. Pertambahan Miopia pada Anak Sekolah

Dasar Daerah Perkotaan Dan Pedesaan Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal

Oftalmologi Indonesia . 2008;6(2): 104-12

7. Nurkasih I, Sulistomo AB, Rahayu T. Hubungan Antara Kerja Jarak Dekat

Dengan Miopia Pada Penjahit Wanita Departemen Stitching Atletik II Pabrik

Sepatu Tahun 2004. Jurnal Majalah Kedokteran Indonesia. 2010;60(3):

Halaman 107-13

8. Nurwinda S, Rezeki S, Mulyaningrum U. Hubungan Antara Ketaatan

Berkacamata dengan Progresivitas Derajat Miopi Pada Mahasiswa FK UII.

JKKI. 2013. Vol. 5 No 2

9. Zulkarnain I, Hasmeinah. Hubungan Kebiasaan Membaca Jarak Dekat pada

Siswi-Siswi SMAN 5 Kecamatan Ilir Timur II Palembang dan Riwayat

Keluarga dengan Miopi. Syifa ‘MEDIKA. 2014. Vol. 5 No 1

10. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva. Oftalmologi umum. Ed 14. Jakarta:

Widya Medika; 2000:1

11. Ellish, Harorld. Clinical Anatomy. New York: Blackwell Publishing; 2008.

12. Riordan P, Eva. Oftalmologi Umum Ed 17. Jakarta: EGC; 2009

13. James B, Chew C, Bron C. Lecture Notes: Oftalmologi. Edisi IX. Jakarta:

Erlangga Medical Science; 2007: 34-8

14. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 16. Jakarta : EGC

Page 47: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

33

15. Taylor D, Hyot CS. Pediatrics Ophtalmology and Strabismus Theory and

Practice. Ed 3. Philadhelpia: Elsevier Saunders; 2005

16. Guyton AC. Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi IX. Jakarta : EGC.

2008:641-649. Bab Mata : Sifat Optik Mata. 2016

17. Jones L, Sinnot LT, Mutti DO. Parenteral history of mioia, outdoor activities

and future miopia. Invest Ophtalmol Vis Sci; 2007

18. Ilyas S. Atlas Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Sagung Seto. 2010

19. Taylor D. Pediatric Ophtalmology and Strabismus theoty and practice 3 ed.

Philadelphia: Elseier Saunders; 2005

20. Koirala BP. Visual Problems Among Video Display Terminal in Nepal. Journal

Of Optometry. 2008.

21. Loman J, Quinn GE, Kamoun L. Darkness and near work: myopia and its

progression in third year law students. Ophthalmology. 2002;109:1032-38

22. Muhamedagic L, Alajbegovic-Halimic J, Muhamedagic B. Relation Between

physical activity and myopia progression in student population. University Of

Sarajevo. 2014

23. Saw SM, Zhing MZ, Hong RZ, Fu ZF, Pang MH, Tan DT. Nearwork activity,

Night-lights and Myopia in the Singapore-China Study. Arch Ophthalmol.

2002;120; Halaman 620-27

24. Yasmin R. Analisis Peningkatan Derajat Miopi pada Pola Hidup Mahasiswa FK

UNS. Universitas Sebelas Maret. 2019

25. PERDAMI. Oftalmologi Komunitas. 2017 (Diunduh 2 Desember 2019) URL:

https://perdami.id/oftalmologi-komunitas/

26. Sharfina I, Luthfia F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Progresivitas Miopi

padaMahasiswa Kedokteran. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Vol 6. No 4. 2017

27. Fachrian D, rahayu A, naseh A, rerung N, Pramesty N, et al. Prevalensi Kelainan

Tajam Penglihatan pada Pelajar SD “X” Jatinegara Jakarta Timur. Jurnal

Majalah Kedokteran Indonesia. Vol 59. No 6. 2009

28. Lubis, Insani MS. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Manaat Wortel

Sebagai Sumber Antioksidan Alami Untuk Mencegah Katarak Di Kelurahan

Page 48: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

34

Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010. Universitas Sumatera

Utara. 2011

29. Ihsanti D, Tanuwidjaja S dan Respati T. Hubungan Usia dan Jenis Kelamin

dengan Derajat Kelainan Refraksi pada Anak Di RS Mata Cicendo Bandung.

Seminar Penelitian Sivitas Akademika UNISBA. Vol 1 No 2. 2015

30. Nurullah N. Hubungan Antara Jenis Kelamin, Faktor Genetik dan Aktivitas

Melihat Jarak Dekat Dengan Kejadian Miopia Pada Pelajar SMK. ST Patrick

Di Sabah, Malaysia. Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin. 2013

31. Hartwig A, Gowen E, Radhakrishnan H. Working Distance and Eye and Head

Movements During Near Work in Myopes and Non-Myopes. Clinical and

Experimental Optometry. Vol 94, Issue 6. 2011

32. Sofiani A, Dyah Y. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Miopi pada

Remaja (studi di SMAN 2 Kabupaten Temanggung). Unnes Journal of Public

Health. 2016

33. Majumder C, Nadiea E, Gosh P. Comparison of Amplitude of Accomodation in

Different Reading Posture. JOJ Ophtalmology. Vol 6 Issue 3

Page 49: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

35

LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Informed Concent

Page 50: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

36

Lampiran 2

Surat Persetujuan Etik

Page 51: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

37

Lampiran 3

Hasil Uji Statistik SPSS

UNIVARIAT

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

jarak membacasaat duduk

124 20 57 34.31 7.917

jarak membacasaat tidur

124 17 53 32.84 8.621

Jarak membacasaat berdiri

124 18 56 33.90 7.832

Valid N (listwise) 124

Statistics

jarakmembaca saat

duduk

jarakmembaca saat

tidur

Jarakmembaca saat

berdiri

N Valid 124 124 124

Missing 0 0 0

Mean 34.31 32.84 33.90

Median 34.00 31.50 34.00

Mode 27a 30 34

Std. Deviation 7.917 8.621 7.832

Minimum 20 17 18

Maximum 57 53 56

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Page 52: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

38

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid PercentCumulativePercent

Valid Laki-laki 44 35.5 35.5 35.5

Perempuan 80 64.5 64.5 100.0

Total 124 100.0 100.0

Jarak membaca saat duduk

Frequency Percent Valid PercentCumulativePercent

Valid <=30 cm 43 34.7 34.7 34.7

>30 cm 81 65.3 65.3 100.0

Total 124 100.0 100.0

Jarak membaca saat tidur

Frequency Percent Valid PercentCumulativePercent

Valid <=30 cm 58 46.8 46.8 46.8

>30 cm 66 53.2 53.2 100.0

Total 124 100.0 100.0

Jarak membaca saat berdiri

Page 53: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

39

Frequency Percent Valid PercentCumulativePercent

Valid <=30 cm 45 36.3 36.3 36.3

>30 cm 79 63.7 63.7 100.0

Total 124 100.0 100.0

ANALISIS BIVARIAT

Jenis Kelamin * Kejadian Miopi Crosstabulation

Kejadian Miopi

TotalTidak Miopi Miopi

Jenis Kelamin Laki-laki Count 22 22 44

% within JenisKelamin

50.0% 50.0% 100.0%

% within KejadianMiopi

35.5% 35.5% 35.5%

% of Total 17.7% 17.7% 35.5%

Perempuan Count 40 40 80

% within JenisKelamin

50.0% 50.0% 100.0%

% within KejadianMiopi

64.5% 64.5% 64.5%

% of Total 32.3% 32.3% 64.5%

Total Count 62 62 124

% within JenisKelamin

50.0% 50.0% 100.0%

% within KejadianMiopi

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Page 54: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

40

Chi-Square Tests

Value df

AsymptoticSignificance(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

.000a 1 1.000

1.000 .574

ContinuityCorrectionb

.000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's ExactTest

Linear-by-LinearAssociation

.000 1 1.000

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.00.

b. Computed only for a 2x2 table

MEMBACA SAAT DUDUK

Crosstab

Kejadian Miopi

TotalMiopi Tidak Miopi

Jarak membacasaat duduk

<=30 cm Count 28 15 43

% within Jarakmembaca saatduduk

65.1% 34.9% 100.0%

% within KejadianMiopi

45.2% 24.2% 34.7%

% of Total 22.6% 12.1% 34.7%

>30 cm Count 34 47 81

Page 55: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

41

% within Jarakmembaca saatduduk

42.0% 58.0% 100.0%

% within KejadianMiopi

54.8% 75.8% 65.3%

% of Total 27.4% 37.9% 65.3%

Total Count 62 62 124

% within Jarakmembaca saatduduk

50.0% 50.0% 100.0%

% within KejadianMiopi

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

AsymptoticSignificance(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

6.017a 1 .014

.023 .012

ContinuityCorrectionb

5.127 1 .024

Likelihood Ratio 6.088 1 .014

Fisher's ExactTest

Linear-by-LinearAssociation

5.968 1 .015

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 56: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

42

Directional Measures

Value

AsymptoticStandardized

ErroraApproximate

TbApproximateSignificance

Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric .220 .087 2.515 .012

Jarak membacasaat dudukDependent

.210 .083 2.515 .012

Kejadian MiopiDependent

.231 .091 2.515 .012

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

MEMBACA SAAT TIDUR

Crosstab

Kejadian Miopi

TotalMiopi Tidak Miopi

Jarak membacasaat tidur

<=30 cm Count 36 22 58

% within Jarakmembaca saattidur

62.1% 37.9% 100.0%

% within KejadianMiopi

58.1% 35.5% 46.8%

% of Total 29.0% 17.7% 46.8%

>30 cm Count 26 40 66

% within Jarakmembaca saattidur

39.4% 60.6% 100.0%

% within KejadianMiopi

41.9% 64.5% 53.2%

Page 57: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

43

% of Total 21.0% 32.3% 53.2%

Total Count 62 62 124

% within Jarakmembaca saattidur

50.0% 50.0% 100.0%

% within KejadianMiopi

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

AsymptoticSignificance(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

6.349a 1 .012

.019 .009

ContinuityCorrectionb

5.474 1 .019

Likelihood Ratio 6.405 1 .011

Fisher's ExactTest

Linear-by-LinearAssociation

6.298 1 .012

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 29.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 58: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

44

Directional Measures

Value

AsymptoticStandardized

ErroraApproximate

TbApproximateSignificance

Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric .226 .087 2.587 .010

Jarak membacasaat tidurDependent

.226 .087 2.587 .010

Kejadian MiopiDependent

.227 .088 2.587 .010

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

MEMBACA SAAT BERDIRI

Crosstab

Kejadian Miopi

TotalMiopi Tidak Miopi

Jarak membacasaat berdiri

<=30 cm Count 30 15 45

% within Jarakmembaca saatberdiri

66.7% 33.3% 100.0%

% within KejadianMiopi

48.4% 24.2% 36.3%

% of Total 24.2% 12.1% 36.3%

>30 cm Count 32 47 79

% within Jarakmembaca saatberdiri

40.5% 59.5% 100.0%

% within KejadianMiopi

51.6% 75.8% 63.7%

Page 59: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

45

% of Total 25.8% 37.9% 63.7%

Total Count 62 62 124

% within Jarakmembaca saatberdiri

50.0% 50.0% 100.0%

% within KejadianMiopi

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

AsymptoticSignificance(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square

7.848a 1 .005

.009 .004

ContinuityCorrectionb

6.837 1 .009

Likelihood Ratio 7.962 1 .005

Fisher's ExactTest

Linear-by-LinearAssociation

7.785 1 .005

N of Valid Cases 124

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Directional Measures

Page 60: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

46

Value

AsymptoticStandardized

ErroraApproximate

TbApproximateSignificance

Ordinal by Ordinal Somers' d Symmetric .251 .086 2.895 .004

Jarak membacasaat berdiriDependent

.242 .084 2.895 .004

Kejadian MiopiDependent

.262 .089 2.895 .004

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Page 61: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

47

Lampiran 4

Gambar Proses Penelitian

Pengukuran visus mata untuk mahasiswa yang tidak terkena miopi

Pengukuran jarak membaca pada posisi berdiri

Page 62: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

48

Pengukuran Jarak membaca pada posisi duduk

Pengukuran jarak membaca pada posisi terlentang

Page 63: Kedokteranrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49132... · 2020-01-09 · pengukuran jarak dekat menggunakan observasi penggaris dilakukan oleh semua ... Mata merupakan

49

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Salsabilla Al-Khansa Ardifansyia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 04 Mei 1999

Agama : Islam

Alamat : Jalan Erlangga Raya Blok E no 19 Bekasi

e-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2003-2004 : TK Islam Al-Ihsan

2004-2010 : MI Assubkiyyah

2010-2013 : SMP Bani Saleh 2

2013-2016 : SMAN 5 Tambun Selatan

2016-sekarang : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta