202 Personal Insurance

81
BAB 1 The Personal Insurance Market Place A. INTRODUCTION Asuransi pribadi (Personal Insurance) merupakan produk2 asuransi yg diperuntukkan untuk kalangan individu bukan untuk perusahaan, termasuk didalamnya adalah: 1. ousehold Insurance (gedung, contents) 2. !ravel Insurance ". Asuran si kendaraan bermoto r(priva te mo tor insurance) #. Asuran si k ecelak aan d iri(pe rsonal accident insurance ) $ntuk asuransi %angka pan%ang: 1. Asuran si kesehatan (permanent health insurance) 2. Asuransi % i&a (li 'e a ssurance) ". Pensiun and anuitas (pension annuities) B. KEBUTUHAN AKAN ASURANSI un!s" Uta#a $un!s" Pr"#er% ungsi $tama Asuransi adalah A *isk !rans'er +erchanism, merupakan perngalihan risiko dari tertanggung kepada penanggung untuk %umlah tertentu karena keterbatasan 'inancial dari tertanggung untuk menghadapi risiko yang dihadapi. un !s" Sekun&er $Bene'"ts o' Insuranc e% 1. *elease unds ebagai media untuk mengal ihk an risiko dari tert ang gung kepada penang gung seperti *isiko ! a nggun g -a&ab ukum, *Isiko Pencurian kebon gkaran , kecelakaan, sakit, dsb. +elalu i mekanisme asura nsi, Pe nangg ung akan mengembalikan kerugi an ! e rtangg ung dalam bentuk pembayaran /anti *ugi. 2. acilities 0btaining oans redit 3alam mekanisme pencai ran kredit, pihak kreditur akan mensya ratkan bah&a agunan kredit harus telah dilengkapi dengan polis asuransi tertentu. +isalnya membeli mobil atau rumah secara kredit, %ika ter%adi sesuatu pada pembeli maka sisa dari hutangnya di%amin oleh asuransi yang akan dibayarkan ke pihak 4ank atau easing. ". oss *eduction 3alam penutup an suatu pol is asuransi, per usahaan asuransi akan melakukan sur vey terhadap obyek pertanggungan. 3alam kaitan ini, rekomendasi untuk menghindari (oss Prevention) dan upaya meminimalisir kerugi an bil a risiko ter %ad i akan diberik an oleh perusahaan asuransi. oss Prevention, berkait dengan langkah2 yg harus dilakukan oleh calon tertanggung guna mengantisipasi timbulnya kerugian seperti persyaratan memasang tanda5tanda peringatan, pelarangan untuk menempatkan sesuatu benda berbahaya dsb, -Ika pada oss Prevention, orientasi kegiatannya lebih ditu%ukan untuk mengantisipasi kerugian sebelum ter%adiny a ke%adian, dalam oss ontrol, berbagai persyaratan %uga diterapkan oleh perusahaan asuransi dengan tu%uan agar lebih ter%adi suatu ke%adian maka kerugian yang timbul dapat diminimalisir seperti pemasangan sprinkle, 'ire e6tinguishers, 'ire alarms, dll. #. Peace o' +ind ( +emb erik an rasa aman) Page 1 of 81

Transcript of 202 Personal Insurance

BAB 2

BAB 1

The Personal Insurance Market Place

A. INTRODUCTION

Asuransi pribadi (Personal Insurance) merupakan produk2 asuransi yg diperuntukkan untuk kalangan individu bukan untuk perusahaan, termasuk didalamnya adalah:

1. Household Insurance (gedung, contents)

2. Travel Insurance

3. Asuransi kendaraan bermotor(private motor insurance)

4. Asuransi kecelakaan diri(personal accident insurance)

Untuk asuransi jangka panjang:

1. Asuransi kesehatan (permanent health insurance)

2. Asuransi jiwa (life assurance)

3. Pensiun and anuitas (pension & annuities)

B. KEBUTUHAN AKAN ASURANSI

Fungsi Utama (Fungsi Primer)

Fungsi Utama Asuransi adalah A Risk Transfer Merchanism, merupakan perngalihan risiko dari tertanggung kepada penanggung untuk jumlah tertentu karena keterbatasan financial dari tertanggung untuk menghadapi risiko yang dihadapi.

Fungsi Sekunder (Benefits of Insurance)

1. Release Funds

Sebagai media untuk mengalihkan risiko dari tertanggung kepada penanggung seperti Risiko Tanggung Jawab Hukum, RIsiko Pencurian/kebongkaran, kecelakaan, sakit, dsb. Melalui mekanisme asuransi, Penanggung akan mengembalikan kerugian Tertanggung dalam bentuk pembayaran Ganti Rugi.

2. Facilities Obtaining Loans & Credit

Dalam mekanisme pencairan kredit, pihak kreditur akan mensyaratkan bahwa agunan kredit harus telah dilengkapi dengan polis asuransi tertentu. Misalnya membeli mobil atau rumah secara kredit, jika terjadi sesuatu pada pembeli maka sisa dari hutangnya dijamin oleh asuransi yang akan dibayarkan ke pihak Bank atau Leasing.

3. Loss Reduction

Dalam penutupan suatu polis asuransi, perusahaan asuransi akan melakukan survey terhadap obyek pertanggungan. Dalam kaitan ini, rekomendasi untuk menghindari (Loss Prevention) dan upaya meminimalisir kerugian bila risiko terjadi akan diberikan oleh perusahaan asuransi. Loss Prevention, berkait dengan langkah2 yg harus dilakukan oleh calon tertanggung guna mengantisipasi timbulnya kerugian seperti persyaratan memasang tanda-tanda peringatan, pelarangan untuk menempatkan sesuatu benda berbahaya dsb, JIka pada Loss Prevention, orientasi kegiatannya lebih ditujukan untuk mengantisipasi kerugian sebelum terjadinya kejadian, dalam Loss Control, berbagai persyaratan juga diterapkan oleh perusahaan asuransi dengan tujuan agar lebih terjadi suatu kejadian maka kerugian yang timbul dapat diminimalisir seperti pemasangan sprinkle, fire extinguishers, fire alarms, dll.

4. Peace of Mind (Memberikan rasa aman)

Melalui asuransi maka Tertanggung tidak perlu cemas terhadap terjadinya suatu risiko karena telah adanya kepastian jaminan bila suatu obyek pertanggungan mengalami loss/kerugian.

5. Sociel Benefits

Terjadinya suatu kerugian yg dialami oleh seseorang akan sangat mempengaruhi kemampuan financial ybs. Melalui mekanisme asuransi maka suatu risiko dalat ditanggulangi sehingga dampak dari terjadinya kerugian tidak meluas memberikan dampak kepada penurunan kualitas financial yg pada gilirannya dapat menimbulkan dampak social. Pembayaran klaim yg dilakukan oleh perusahaan asuransi sudah tentu akan memberikan manfaat terhadap upaya recovery dari suatu kejadian kerugian. Dengan pembayaran klaim maka aktivitas bisnis dapat segera dipulihkan sehingga terjadinya dampak sosial yang dapat mengganggu gerak perekonomian dapat dihindari.

6. Investment of Fund

Jika seseorang memiliki rumah seharga Rp 500jt maka ybs hanya membutuhkan dana sebesar +/- Rp 300 ribu untuk membeli polis asuransi untuk menutup kemungkinan terjadinya suatu kerugian. Dalam kaitan ini, ybs tidak perlu menyediakan dana sebesar Rp 500 jt utk dicadangkan sbg dana penanggulangan bila terjadi kerugian. Andaikan Ybs, memiliki dana sebesar Rp 500jt maka dari dana tersebut cukup Rp 300rb diperuntukkan untuk membayar polis asuransi, sedangkan sisanya dapat dipergunakan untuk investasi misalnya ditabung, dimasukkan deposito atau untuk membeli rumah guna disewakan dsbnya. Dalam konteks ekonomi makro, premi yg dikumpulkan oleh perusahaan asuransi disamping diperuntukkan untuk dicadangkan guna membayar klaim juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber investasi.

7. Invisble Earnings.

Melalui mekanisme asuransi khususnya dengan memanfaatkan ke[astian yg ada did lm negri maka devisa yg dihasilkan did lm negri dari premi asuransi dapat sepenuhnya ditahan di dalam negri shg tdk terbang keluar negri. Untuk mengatasi kondisi ini, di Indonesia diterapkan semacam pool untuk menutup secara bersama berbagai jenis risiko seperti BPPDAN, Maypark, Oil & Gas dsb.

C. THE RISK MANAGEMENT PROCESS

1. Risk Identification

Risiko yang ada, baik menyangkut diri orang bersangkutan maupun harta yg menjadi miliknya dilakukan identifikasi atau dibuat daftar secara rinci.

1) Personal Risks

Risiko yang dihadapi oleh seseorang sebagai pribadi (menyangkut badan/jiwa) seperti risiko kecelakaan dan sakit.

2) Physical RisksRisiko yang dapat terjadi terhadap property dari seseorang seperti kebakaran atas rumah, pencurian, kerugian atas kendaraan dsb.

3) Legal RisksSebagai individu, seseorang dapat berhadapan dengan kepentingan hukum (dituntut maupun menuntut). Kepentingan yang berkaitan dengan tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga dapat diasuransikan. Syarat dari berlakunya TJH adalah adanya tuntutan hokum dari pihak ketiga.

4) Financial Risks

Risiko kehilangan kepentingan keuangan. Contoh, Rumah terbakar, sisa pembayaran sewa diminta utk dikembalikan. (Dlm perusahaan berkait dengan Business Interruption)

5) Social RisksSetiap pribadi menghadapi risiko yg ditimbulkan oleh berbagai penyebab ekonomi seperti kerusuhan, kekerasan ataupun dampak social di masyarakat akibat pengangguran dsb

6) Political Risks

Dampak dari berbagai kebijakan politik juga memberikan pengaruh terhadap timbulnya risiko yg dihadapi oleh setiap individu seperti huru hara, kekerasan dsb

7) Environmental Risks

Risiko berkait dengan berbagai kondisi lingkungan juga dapat diasuransikan seperti dampak dari polusi yang dapat mengganggu kesehatan, bencana alam yang dapat merusak asset dsb.

2. Risk Assessment atau analisa resiko

Tahap kedua adalah evaluasi atau analisa atas risiko2 yang teridentifikasi yaitu tahapan untuk mengukur seberapa jauh dampak risiko2 tsb dalam suatu aktivitas. Hasil yg ingin diperoleh dalam analisa risiko ini adalah mengukur tinggi rendahnya peristiwa(Frekuensi) dan tinggi rendahnya atau keparahan akibat(Severity). Ada 4 hasil evaluasi risiko:

- Frekuensi tinggi, Severitynya rendah

- Frekuensi rendah, Severitynya rendah

- Frekuensi tinggi, Severitynya tinggi

- Frekuensi rendah, Severitynya tinggi

3. Risks Control (Pengendalian Risiko)

Tahap akhir proses Management Risiko adalah pengendalian risiko atas risiko yg sudah diidentifikasi dan dievaluasi/dianalisa. Pengendalian apa dan bagaimana yang harus dilakukan, yang pasti pengendalian risiko tersebut harus dilakukan secara ekonomis artinya semakin tinggi biaya untuk pengendalian harus menghasilkan Positive Impact yang lebih tinggi terhadap profit kegiatan usaha.

Ada 2 cara pengendalian risiko, yaitu pengendalian secara phisik(Pre Loss Reductin dan Post Loss Control) dan pengendalian secara financial (Retain dan Transfer)

a. Pengendalian secara Phisik ada 2:

1. Pre Loss Reduction Yaitu memperkecil kemungkinan terjadinya peristiwa dan memperkecil dampak kerugian yang ditimbulkan. Contoh: penggunaan Seat Belt, penggunaan Safety Guard bagi operator mesin2.

2. Post Loss Control Yaitu meminimalkan kemungkian kerugian setelah peristiwanya terjadi. Contoh: Penggunaan Automatic Fire Springklers

b. Pengendalian secara Financial ada 2:

1. Dengan metode Risk Retention atau Retain yaitu risiko yang dihadapi akan ditanggung sendiri dengan cara menyediakan dana khusus untuk menanggulangi risiko 2 yg terjadi. Fokusnya tentu pada dampak kerugian yang relative rendah.

2. Dengan Metode Risk Transfer:

Transfer ke Non Asuransi; contoh Penyewa gedung (Tenant) ditetapkan untuk bertanggung jawab atas kerusakan bangunan/perabot yang disewa

Transfer ke Asuransi tetapi terbatas untuk Insurable Risk yang mempunyai karakter-karakter khusus.

D. INSTITUSI YANG TERLIBAT DALAM PASAR ASURANSI PERSONAL

1. BUYER

Merupakan pihak pembeli asuransi seperti masyarakat umum (pribadi, pemilik rumah tinggal, pemilik kendaraan, kesehatan dsb)

2. INTERMEDIARIES

Merupakan pasar perantara. Di Inggris terdiri dari:

Insurance Brokers

Lloyds Broker

Agents

Consultans (tidak diregistrasi dibawah IBRD)

Home Service (Paguyuban/sekelompok perkumpulan yg memasarkan produk asuransi untuk anggotanya).

3. SELLERS

Merupakan pihak2 yang menyediakan produk asuransi (penjual). Di Inggris, terdiri dari:

a. Insurance Companies:

Specialist companies, merupakan perusahaan asuransi yang mengkhususkan diri pada bisnis tertentu seperti life insurance, engineering insurance dan legal expenses insurance.

Composite Companies, merupakan perusahaan asuransi yang bergerak di life insurance maupun non-life insurance

b. Bancassurance (DIvisi dari suatu bank yang menjual produk Asuransi)

c. Industrial Life Assurance Companies

d. Collecting Friendly Societies.

e. Lloyds of London

f. The State (di Indonesia JR, Jamsostek, Askes)

Market Association (MAIPARK, BPPDAN)

a. Association of British Insurance (ABI). Tugasnya mengembangkan kepentingan anggota

b. British Insurance & Investment Broker Association (BIBA). Bekerja sama dengan lembaga lain yang memiliki tujuan yang sama, melakukan langkah berkat dengan adanya perubahan kebijakan anggota.

E. REGULASI DALAM INDUSTRI ASURANSI

Regulasi di Inggris, dilakukan terhadap hal-hal sbb:

1. MAINTAIN SOLVENCY

Solvency adalah kemampuan keuangan perusahaan dalam memenuhi kewajiban. Oleh karena dalam kegiatan usaha asuransi yang dijual adalah janji untuk membayar setiap saat yang didasarkan pada suatu peristiwa maka diperlukan aturan yang mewajibkan perusahaan setiap saat memiliki tingkat solvency yang memadai.

Di Indonesia diatur dalam PP 73/1992 Bab IV tentang Kesehatan Keuangan, KepMenKeu no 422/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi serta Keputusan Dirjen Lembaga Keuangan No Kep-3607/LK/2004 tentang Pedoman Perhitungan Tingkat Sovabilitas Minimum bagi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Batas minimal 120%. Ketentuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan asuransi. Dengan ketentuan ini, bagi perusahaan asuransi yang tidak mampu memenuhi persyaratan diarahkan untuk melakukan merger.

2. EQUITY (OR FAIRNESS)

Dalam kontrak asuransi harus terselenggara secara fair antara Penanggung dan Tertanggung. Sementara itu, dalam kontrka asuransi memerlukan berbagai ragam kondisi dan persyaratan. Untuk itu, pengawasan diperlakukan agar unsur fairness itu ditegakkan sehingga para pihak terutama pihak Tertanggung memperoleh perlindungan.

3. COMPETENCE

Jual beli asuransi sangat berbeda dengan perdagangan barang. Perusahaan asuransi menjual janji untuk memberikan ganti rugi. Pihak yang berjanji haruslah pihak yang kompeten dan mampu memenuhi janjinya, untuk itu diperlakukan aturan bagaimana perusahaan harus dikelola.

Ketentuan ini berkait dengan SDM pengelola perusahaan asuransi

Di Indonesia, tertuang dalam penerapan Fit & Proper Test bagi Direksi (KMK 421/2003) ataupun persyaratan tenaga ahli (KMK 425/2003 dimana harus memiliki kualifikasi dari ABAI, PAI, AAAi dan AAMAI).

4. INSURABLE INTEREST

Insurable Interest merupakan dasar prinsip dalam asuransi. Pemerintah memandang perlu untuk mengaturkan guna mencegah adanya unsure gambling dan pihak atau orang yang tidak memiliki insurable interest tidak akan memperoleh keuntungan dari suatu peristiwa.

5. PROVISION OF CERTAIN TYPES OF INSURANCE (COMPULSORY INSURANCE)

Campur tangan Pemerintah mutlak diperlukan dalam asuransi wajib agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

Di Indonesia, ada JR, Jamsostek, Astek

6. NATIONAL INSURANCE

Pengangguran, janda/duda, jaminan kesehatan pada umumnya merupakan beban pemerintah. Untuk mengurangi beban ini Pemerintah perlu menyelenggarakan insurance scheme dan dgn demikian perlu pengaturan.

Di Indonesia ada Taspen

INSURANCE COMPANIES ACT 1982

Undang-undang di Inggris mengatur asuransi secara khusus dalam Insurance Companies Act 1982. (di Indonesia UU. No 2/1992 yang diuki dengan PP dan KMK)

1. AUTHORIZATION

Izin Prinsip & Izin Usaha

Departemen Trade & Industry (DTI)

Di Indonesia KMK 425/2003 Bab II Izin Usaha, KMK 426/2003 tentang Perizinan Usaha Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi

2. SOLVENCY MARGINS (RBC)

Mempengaruhi Estndar Euporean Currency Unit (ECU)

3. MONITORING

Melakukan pemeriksaan kepada perusahaan asuransi kapanpun diperlukan khususnya berkait dengan tingkat kesehatan

Di Indonesia KMK 423/2003 tentang Pemeriksaan Perusahaan Asuransi

4. INTERVENTION

Mencabut ijin usaha, pembatasan usaha

5. CONDUCTS OF BUSINESS

Mengatur ketentuan operasi: Struktur polis, Penentuan Premi, Kapasitas Reasuransi dsb

6. WINDING UP

Melakukan likwidasi atas perusahaan asuransi yang memang sudah tidak dapat lagi diselamatkan

UU 2/1992 Bab IX Kepailitan dan Likuidasi

FINANCIAL SERVICES ACT 1986

1. Tujuan untuk menciptakan iklim usaha yang sehat sehingga investor masuk dan berdampak positip bagi bergeraknya ekonomi Negara.

2. Di Inggris, ada 3 badan pengawas:

SFA (Securities & Futures Authority), mengawasi stockbrokers, security dealers.

IMRO(Investment Management Regulatory Organisation), mengawasi investment management, dana pension, provide advice in investment

PIA(Personal Investment Authority) mengawasi investasi yang dilakukan individual

POLICYHOLDER PROTECTION ACT 1975

1. Tujuan untuk melindungi kepentingan pemegang polis khususnya untuk melindungi individu yang sebenarnya berhak atas suatu pembayaran klaim tetapi tidak dipenuhi karena perusahaan asuransinya bangkrut.

2. Dalam undang-undang ini, diatur bahwa untuk asuransi wajib maka klaim harus dibayar penuh (100%), untuk asuransi lainnya 90% dan untuk asuransi dalam bentuk Long Term Policy harus dialihkan ke perusahaan asuransi lain.

INSURANCE BROKERS REGISTRATION ACT 1977

1. Broker harus terdaftar secara syah

2. Untuk individu, harus memiliki pengalaman 5 tahun bekerja di industri asuransi

INSURANCE PREMIUM TAX

1. Mengatur mengenai ketentuan perpajakan

2. Untuk life, pension dan askes serta semua reasuransi tidak diberlakukan ketentuan pajak

INSURANCE COMPANIES (THIRD INSURANCE DIRECTIVES REGULATIONS 1994)

1. Kontrak asuransi harus mempergunakan hokum Inggris

2. Juga mengatur mengenai prosedur komplain

BAB 2

The Application of Legal PrinciplesPrinsip-prinsip Asuransi adalah:

A. Utmost Good Faith

B. Indemnity

C. Subrogation

D. Contribution

E. Insurable Interest

F. Proximate Cause

G. Arbitration

H. Insurance Ombudsman Bureau

I. Personal Insurance Arbitration Services

J. PIA Ombudsman

A. UTMOST GOOD FAITH (Uberrima fides)

Yaitu salah satu prinsip asuransi dimana tertanggung dan penanggung harus masing-masing mempunyai prinsip kejujuran atau itikad paling baik. Keduanya harus terbuka (Disclosure) tentang obyek pertanggungan (Subject Matter of the Insured).

Baik tertanggung maupun penanggung memiliki kewajiban yg sama (Reciprocal Duty) utk melaksanakan Utmost good faith.

1. Duty of Disclosure

Tertanggung harus secara terbuka(disclosure) dan sukarela mengungkapkan fakta2 material yg ada pd obyek yg akan dipertanggungkan(subject matter of the insured).

Tertanggung hrs melaksanakan Utmost good faith krn penanggung pd dasarnya tdk mengetahui mengenai obyek yg diasuransikan. Pihak tertanggunglah yg lbh mengetahui byk hal tentang obyek yg akan diasuransikan tersebut.

Penanggung jg demikian, memiliki kewajiban yg sama utk mengungkapkan scr jelas mengenai hal2 yg berkait dgn Term&Condition polis(subject matter of insurable/contract)

Dasar Hukum:

1. Hukum Inggris (MIA 1906 Sect 18/02)

2. Hukum Indonesia (KUHD Pasal 251): Setiap keterangan yg keliru a/ tdk benar, ataupun stp tdk memberitahukan hal2 yg diketahui oleh si Tertanggung, betapapun itikad baik ada pdnya, yg demikian sifatnya, shg seandainya si Penanggung telah mengetahui keadaan yg sebenarnya, perjanjian itu tdk akan ditutup dgn syarat2 yg sama, mengakibatkan batalnya pertanggungan.

2. Material Facts

Definisi:

Segala macam fakta yg dimiliki oleh obyek pertanggungan yg mempengaruhi keputusan underwriter dlm hal memutuskan apakah akan mengaksep risiko tsb a/ tidak, menentukan T&C serta penetapan suku premi.

Macam2 fakta material

Fakta yg harus diungkapkan:

a. Fakta yg dimiliki oleh obyek yg membuat risiko tsb lebih besar krn factor internalnya krn sifat dan jenisnya. Contoh

Dalam Asuransi Kebakaran: Bentuk, konstruksi bangunan dan penggunaannya, penggunaan mesin, penggunaan bahan bakar dsb.

Asuransi Pencurian: Sifat dan nilai barang stock

Asuransi Motor: Para pengemudi yg akan mempergunakan kendaraan tersebut

PA: Riwayat Penyakit.

b. Faktor eksternal yg menyebabkan risiko mjd semakin lebih besar. Contoh, ada sungai dibelakang shg menambah risiko banjir, daerah tsb sering mjd tempat perkelahian masal, airline fath dsb.

c. Fakta yg membatasi hak subrogasi

d. Data kerugian dan klaim dari polis terdahulu

e. Fakta lainnya yg berkaitan dgn subject matter of insurance

f. Adanya polis non indemnity

g. penolakan yang pernah dilakukan atau persyaratan yang dikenakan oleh penanggung lainnya

2.2. Fakta yg tidak harus diungkapkan:

a. Fakta yg berhubungan dgn hokum (semua org dianggap sudah tau)

b. Fakta-fakta yg dapat mengurangi terjadinya risiko seperti sprinkle, pemasangan alarm di rumah atau mobil

c. Fakta-fakta yg dijamin dalam kondisi polis

d. Fakta dimana Tertanggung dianggap telah mengetahui. Contoh: fakta yg scr umum org telah mengetahui bahwa misalnya bangunan yg akan diasuransikan terletak di dalam zona gempa bumi, banjir, dsb.

e. Fakta dimana Penanggung sudah melakukan survey

f. Fakta yg memang tidak diketahui oleh Pemohon. fakta yang pemohon tidak mengetahuinya: seseorang tidak dapat dituntut untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak diketahuinya

3. Duration of The Duty Disclosure

1. During Negotiation for the Contract

Yakni selama negosiasi kontrak dan berakhir pada saat kontrak dibuat. Selama kontrak berjalan, kewajiban utk mengungkapkan tdk perlu tetapi harus tetap jujur.

2. Contractual Duty,

Mulai saat negosiasi kontrak s.d habisnya masa asuransi. Kadang2, kondisi polis mengharuskan pengungkapan seluruhnya selama kontrak dan penanggung memiliki hak untuk menolak jika ada perubahan. Dalam kasus ini, polis hanya meminta untuk mengungkapkan fakta tertentu saja.

3. Alterations To The Contract (Perubahan Kontrak). Apabila dalam masa kontrak terjadi perubahan, misalnya perubahan atas jumlah pertanggungan atau perincian barang mk kewajiban mengungkapkan fakta secara otomatis timbul

4. Position at Renewal

Kewajiban mengungkapkan pada saat perpanjangan kontrak tergantung pada jenis kontraknya.

Pada Long-Term Business (Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan), penanggung wajib menerima perpanjangan kontrak jika Tertanggung menghendaki. Disini tidak ada kewajiban utk mengungkapkan (there is no duty disclosure)

Untuk jenis asuransi lainnya, pihak Penanggung akan menyetujui perpanjangan dengan meminta agar tertanggung memenuhi kewajiban mengungkapkan fakta.

4. Warranties

1. Merupakan ketentuan dari Penanggung yg menegaskan bahwa Tertanggung harus melaksanakan atau tidak melaksanakan atau memastikan sesuatu harus ada atau tidak ada pada suatu obyek yang akan diasuransikan.

2. Alasan ditetapkannya Warranties:

Untuk memastikan bahwa berbagai aspek telah dilakukan penangannya dengan baik.

Contoh warranty : - good house keeping

good management

Contoh warranty dalam asuransi kebakaran:

-sampah harus diangkut setiap malam ( sesuatu yang harus dilakukan

Contoh warranty dalam asuransi kecurian:

- alarm system terpelihara dengan baik ( sesuatu yang harus dilakukan

Risiko yang dicover memang sesuai dgn premi sebagaimana telah disetujui oleh Penanggung.

Contoh : no oil (tidak ada minyak disimpan di gudang) ( suatu hal yang tidak boleh dilakukan ( mempengaruhi premium rate ( tidak meloading penyimpanan bahan bakar minyak.

3. Warranty terdiri dari:

Express Warranties,

Yaitu warranty yg dituangkan secara tertulis ataupun lisan di kontrak asuransi. Warranty tersebut harus tepat benar, sehingga walaupun penyimpangan itu hanya sedikit sekali maka pihak yang dirugikan krn penyimpangan itu dalat menghindar atau membatalkan kontrak asuransi itu. Seringkali warranty itu dinyatakan dalam polis dgn menyebutkan bhw formulir permintaan asuransi merupakan dasar perjanjian dan formulir tersebut berisi keterangan atau jawaban yang benar atau menurut pengetahuan dan keyakinan tertanggung benar.

Implied Warranties.

Biasanya, warranty merupakan kondisi tertulis dari kontrak. Akan tetapi, dalam penutupan obyek Marine Insurance terdapat apa yg disebut implied warranti atau kapal tersebut dinyatakan dalam kondisi layak laut dan semuanya memenuhi ketentuan (MIA 1906, pasal 39 dan 40)

Contoh

5. Questions & Proposal Forms:

Proposal form adalah dokumen asuransi yg dirancang oleh penanggung. Proposal Forms yg diisi oleh Tertanggung berisi keterangan berkaitan obyek pertanggungan atau material facts.

Tertanggung harus menjawab scr benar pertanyaan yg diajukan(utmost good faith). Keterangan tersebut tdk hanya yg ditanyakan dalam proposal forms ttp jg keterangan tambahan lain yg bersifat material facts.

6. Statement of Insurance Practice:

Merupakan pernyataan bahwa apa yg disampaikan oleh Calon Tertanggung/Tertanggung adalah benar dan dapat dipercaya

JIka tdk maka Penanggung dapat tidak merespon bilamana terjadi klaim

7. Unfair Terms in Consumer Contracts Regulations 1994:

Ketentuan ini berlaku sejak 1 Juli 1995

Berlaku Contra Preferentum Rule bilamana terjadi dispute atas polis yg diterbitkan, dan yang dimenangkan biasanya pihak tertanggung.

8. The Law Commission Report 1980:

Ketentuan ini merekomendasikan perubahan ketentuan mengenai no-disclosure dan penyelesaian proposal form

Juga merekomendasikan hal2 yg berkaitan dengan pembatalan klaim sehubungan dgn pelanggaran warranty dan pentingnya proposal form sebagai dasar pembuatan kontrak

9. Rehabilitation of Offenders Act 1974:

Ketentuan ini mengatur tentang beberapa hal berkait dgn ketidakharusan menyampaikan sesuatu fakta berkait dgn hukuman yg pernah dialami oleh tertanggung.

Pelanggaran terhadap Utmost good faith

Pelanggaran terhadap utmost good faith terjadi apabila:

a. misrepresentation, baik secara sengaja maupun tidak sengaja (innocent or fraudulent)

b. non disclosure, baik secara sengaja maupun tidak sengaja (innocent or fraudulent)

ad a) Misrepresentation, (innocent maupun fraudulent) harus:

kesalahan yang substansif

berkaitan dengan fakta yang materiil dalam penilaian resiko, atau dengan materiil terhadap benefit yang akan didapat oleh pemohon;

berpengaruh dalam persetujuan kontrak asuransi.

Misrepresentation and the Financial Service Act 1986

Dalam pasal 133 UU ini tercantum adanya sanksi atas pelanggaran maksimum 7 tahun hukum penjara apabila seseorang dengan sengaja atau lalai membuat pernyataan yang salah dengan maksud untuk membujuk seseorang membeli polis untuk jenis asuransi jangka waktu yang lama (long term insurance contract)

ad b) Non disclosure

Non disclosure akan timbul dan menjadi dasar pihak kedua untuk membatalkan kontrak apabila:

suatu fakta itu diketahui oleh pihak pertama (baik secara aktual maupun dinyatakan secara hukum)

suatu fakta itu tidak diketahui atau dianggap tidak diketahui oleh pihak kedua

suatu fakta yang sengaja disembunyikan, dengan maksud untuk mempengaruhi pihak kedua untuk menyetujui kontrak, atau dengan fakta yang tidak diungkapkan itu pihak kedua menjadi beranggapan bahwa kondisinya lebih baik

Remedies for Breach of Utmost Good Faith

Pihak yang dirugikan dapat mengambil alternatif:

a. Menarik kontrak dengan cara:

1. Membatalkan kontrak at initio (sejak awal)

2. Tidak membayarkan klaim setiap timbul klaim

b. Menuntut ganti rugi sehubungan dengan adanya penyembunyian fakta atau kecurangan

c. Melepaskan hak dalam perjanjian dan kewajiban pada point (a) dan (b) ( walaupun kontrak tetap berjalan

B. INDEMNITY

Yaitu prinsip asuransi dimana Penanggung akan membayar kerugian kepada Tertanggung terhadap kerusakan obyek pertanggungan yang dijamin polis, kembali seperti semula sesaat sebelum kejadian, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.

Contoh: Sebuah mobil dipertanggungkan dengan harga Rp. 100Juta. 3 bln kemudian, mobil hilang maka penanggung akan membayar kerugian sebesar harga kendaraan pada saat kejadian maksimum sebesar harga pertanggungan, jd jika ternyata hrg lebih dr 100jt tetap diganti 100juta.

Ingat!, harga mobil akan mengalami penyusutan. Selisih harga antara harga beli dengan harga pasar merupakan biaya yg hrs dibayar akan benefit mobil tersebut. Dan pada saat mobil akan dijual, itulah harga sebenarnya.

Dasar hukum:

Hukum Inggris (MIA 1906, Sect 16)

Hukum Indonesia (KUHD pasal 272): Apabila si Tertanggung, dengan suatu pemberitahuan lewat Pengadilan, membebaskan si Penanggung dari segala kewajibannya utk wkt yg akan dating, mk bolehlah ia untuk waktu yg sama dan bahaya yang sama, sekali lagi mempertanggungkan kepentingannya.

1. Hubungan antara indemnity dan insurable interest:

Hubungan antara indemnity dengan insurable interest bahwa kepentingan tertanggung terhadap sesuatu yang diasuransikan adalah sesuatu yang sebenarnya diasuransikan.

Penggantian tidak akan lebih dari insurable interest

Indemnity sangat erat hubungannya dengan perhitungan keuangan

Menjadi susah untuk kontrak asuransi jiwa dan personal accident.

Asuransi jiwa dan personal accident bukan kontrak indemnity karena tidak bisa dihitung dengan uang.

Pengecualian untuk PA yang berdasarkan indemnity adalah employer dengan employee untuk mengcover apabila employee sakit, harus tetap membayar gaji kepada karyawan yang sakit.

Yang menjadi ukuran dalam PA dan asuransi jiwa adalah kesanggupan tertanggung untuk membayar premi.

Metode Indemnity:

Jika terjadi klaim, ada 4 cara yg dpt ditempuh oleh Penanggung dalam memberikan Indemnity:

1. Cash (membayar dengan tunai)

Cara ini dianggap paling mudah dan praktis dibandingkan dgn cara2 lainnya. Disamping itu, perjanjian asuransi dianggap sebagai suatu perjanjian utk membayar (ganti rugi) dgn sejumlah uang yg pada umumnya dibayarkan kepada tertanggung. Namun demikian, hal pembayaran klaim utk pihak ketiga, tertanggung tdk perlu lagi menerima pembayaran klaim dari asuransi lalu menyerahkan kembali kpd pihak ketiga, ttp asuransi dpt menyerahkan langsung pembayaran tersebut kpd pihak ketiga yg bersangkutan.

2. Repair (Memperbaiki)

Banyak perusahaan asuransi yg mulai menyadari kerugian dapat timbul dari proses tawar menawar yg lama karena adanya keharusan meminta taksiran biaya perbaikan dari bengkel(kadang2 lbh dr 1 bengkel) sebelum kendaraan yg rusak diperbaiki. Oleh karena itu, akhir2 ini timbul kecenderungan dalam klaim asuransi kendaraan bermotor dimana perusahaan asuransi menunjuk bengkel tertentu dan sewaktu2 terjadi klaim, pegawai perusahaan asuransi tdk perlu lagi memeriksa kerusakan pada kendaraan, membuat photo, membantu nasabah mengisi formulir klaim, memberikan keterangan dan langkah2 apa yg hrs dilaksanakan oleh nasabah, surat2 apa yg diperlukan dlm pengajuan klaim dan sebagainya, krn tugas2 tersebut sdh dpt diserahkan kpd bengkel shg menjadi lebih efisien baik dari perusahaan asuransi maupun dari sisi nasabah.

3. Mengganti dengan barang yang sama (Replacement)

Cara ini lebih banyak dipakai dalam asuransi kendaraan bermotor, glass insurance.

4. Reinstatement (Membangun Kembali)

Untuk Reinstatement syaratnya tidak boleh lebih besar atau lebih luas (New but not better or extensive). Hal ini byk ditemui pada asuransi property.

Reinstatment bisa terjadi dalam keadaan sebagai berikut:

1. oleh penanggung dalam terms of the policy

2. oleh penanggung dalam UU

3. oleh tertanggung dalam UU dan kontrak

2. Faktor-faktor yang membatasi pembayaran indemnity

a. Sum Insured :

Maksimum batas penggantian kerugian

Batas tanggung jawab penanggung

b. Average

Terjadi karena ada under insurance

Dikarenakan penanggung hanya menikmati premi penyelesaian claim sebagai indemnity, dengan rumusan sebagai berikut:

Sum Insured x Loss

Full value

Tertanggung menerima kurang dari apa yang dideritanya tapi secara implisit tertanggung mendanai sendiri karena under insurance or self insurance

c. Excess

Adalah jumlah dari setiap claim yang merupakan faktor pengurang dalam pembayaran klaim

Biasanya diperjanjikan dalam polis sebagai kesepakatan jumlah

Secara teori berarti tertanggung menahan sebagai resiko sendiri sendiri yang konsekuensinya dia akan menerima penggantian kurang dari indemnity

d. Franchise

Adalah sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara penanggung dan tertanggung di mana apabila kerugian kurang dari jumlah tersebut maka klaim tidak dibayar. Tapi apabila jumlah mencapai jumlah minimum maka klaim akan diganti seluruhnya.

e. Limit

Adalah batas jumlah maksimum penggantian wordingnya In the event of loss not more than Rp 100.000,- akan dibayar setiap artikel

Jadi Rp 100.000,- adalah maksimum limit penggantian apabila kerugiannya Rp 200.000,- maka jumlah yang dibayar adalah tetap Rp 100.000,-

f.Deductible

Pada prinsipnya sama dengan excess namun biasanya untuk jumlah yang cukup besar. Seperti dalam marine insurance, deductible 1% of SI, dalam pabrik Rp 150 juta.

Konsekuensi indemnity

a. Adanya hak indemnity harus dibuktikan bahwa tertanggung menderita kerugian yang dapat diukur dengan uang, nilai yang diukur bukan sentimental value

b. Indemnity diukur oleh kerugian yang diderita oleh tertanggung sesaat sebelum terjadi kerugian

c. Sum Insured adalah maksimum jumlah penggantian kerugian

d. Tertanggung akan diganti kerugiannya hanya sebesar kerugian yang dia derita

e. Tidak ada loss maka tidak ada indemnity walaupun ada kecelakaan. Tertanggung

f. Apabila ada hak-hak lain yang timbul karenanya maka hak tersebut harus diberikan kepada penanggung yang telah membayar kerugian (subrogasi)

g. Tertanggung tidak boleh mendapatkan ganti rugi lebih dari satu kali atas peristiwa yang sama yang terjadi atas pertanggungan yang sama pula.Tertanggung tidak boleh mendapatkan ganti rugi melebihi full amount of the loss dari beberapa perusahaan asuransi (prinsip kontribusi)

C. SUBROGATION

Yaitu prinsip asuransi dimana setelah Penanggung membayar ganti rugi kepada Tertanggung sesuai jaminan polis, maka Tertanggung bersama-sama Penanggung akan menuntut ganti rugi kepada pihak lain yang mengakibatkan timbulnya kerugian terhadap obyek pertanggungan dari Tertanggung Prinsip Subrogasi berlaku mutlak dalam proses ganti rugi asuransi.

Subrogasi dikatakan Corollary of indemnity karena:

Subrogation merupakan pendukung konsep indemnity karena subrogasi mencegah tertanggung untuk mendapatkan recovery lebih dari kerugian yang dideritanya.

Misalnya : Mobil A menabrak Mobil B, Mobil B meminta ganti rugi kepada Mobil A yang akhirnya diberikan oleh Mobil A. Karena Mobil B memiliki asuransi maka dia juga mengklaim kepada asuransi atas kerusakan mobilnya. Dari sini Mobil B mendapatkan keuntungan 2 kali yaitu penggantian dari mobil A dan pergantian kerusakan dari pihak asuransinya dan ini tidak dibenarkan. Yang seharusnya adalah uang yg didpt dr pihak A harus diserahkan ke pihak asuransi, atau jika ingin meminta ganti rugi Mobil B hanya boleh meminta OR nya saja.

C1. Timbulnya Subrogasi

1. Karena adanya TORT, suatu kesalahan yang mengakibatkan kerugian pihak lain:

TORT merupakan kesalahan perdata (Civil Wrong) yg merupakan bagian dari Common Law Inggris, yg berkaitan dgn:

Kelalaian(negligence).

Contoh seorang pengendara sepeda motor yg lalai yg menabrak dan menimbulkan kerusakan sebuah bangunan. Dari kejadian ini, pihak yg mengalami kerugian akan mendapatkan indemnity dari asuradurnya berdasarkan polis yg dimiliki. Pihak asuradur selanjutnya memiliki hak untuk menuntut ganti rugi kembali kepada pengendara sepeda motor.

Gangguan(nuissanse)

Di jalan ada galian jalan oleh kontraktor. Karena tidak ada tanda pengamanan, mobil tertanggung masuk ke lubang dan rusak. Tertanggung bisa minta penggantian dari asuransi dan asuransi mempunyai hak subrogasi kepada kontraktor tersebut (public nuisance).

Di sebelah rumah tertanggung ada proyek gedung yang menggunakan hammer yang menyebabkan getaran dan rumah tertanggung menjadi rusak/retak (private nuisance).

Pelanggaran wilayah(trespass).

Contoh : Mobil tertanggung dicuri dan minta penggantian dari asuransi. Perusahan asuransi punya hak untuk mengejar pencuri dan minta ganti rugi.

Fitnah(defamation)

Terbagi menjadi slander (lisan) dan libel (tulisan)

Contoh : rekaman acara televisi yang merusak nama orang lain (libel, karena sifatnya permanen)

Strict liability

Contoh : Di suatu kompleks perumahan, seseorang menyimpan barang yang tidak semestinya dalam jumlah yang banyak, misalnya bensin. Apabila bensin terbakar dan membakar rumah orang lain, maka ia bertanggung jawab terhadap kerugian orang lain.

2. Karena adanya kontrak:

Contoh, dalam suatu perjanjian penghuni/penyewa rumah setuju utk memperbaiki kerusakan yg timbul selama ia menempati rumah. Dilain pihak, pemilik rumah akan sangat bertindak hati2 dengan mengasuransikan rumah yg disewa guna memudahkan mendapatkan recovery maka ia tidak berhak memperoleh kompensasi dari penyewa.

Misnya mobil tertanggung dimasukkan ke bengkel, lalu tertanggung membuat kontrak dengan pihak bengkel bahwa selama mobil ada di bengkel, segala kerusakan menjadi tanggung jawab bengkel, misalnya karena kejatuhan benda keras, terbakar, dll. Apabila terjadi kerusakan atas mobil tertanggung, penanggung membayar klaim kepada tertanggung dan punya hak subrogasi terhadap pemilik bengkel.

3. Karena adanya Subject Matter of Insurance:

Jika terjadi Total Loss dan Tertanggung telah menerima indemnity sepenuhnya maka tertanggung tidak lagi berhak atas salvage sehingga ia tidak akan memperoleh indemnity melebihi dari jumlah yg semestinya.

Dengan demikian, jika penanggung telah menjual salvage pada dasarnya ia telah melakukan hak subrogasi dalam rangka mendukung prinsip indemnity.

4. Karena Statute atau Undang undang :

Dalam public order Act 1986 ditegaskan bahwa seseorang yg menderita kerugian dan telah mendapatkan indemnitu dari penanggung maka penanggung tersebut mempunyai hak subrogasi untuk mendapatkan recovery dari pihak polisi.

Dalam ketentuan itu diatur bahwa asuradur harus menyampaikan tuntutan subrogasi kepada Polisi plg lama 14 hari sejak kejadian huru hara sehingga pihak Tertanggung hanya diberikan waktu 7 hari untuk mengajukan indemnity atas polis yg menutup huru hara tsb.

C2. Kondisi Subrogasi

Dasar pemikiran adanya subrogasi adalah untuk mendukung prinsip indemnity agar dengan demikian seorang yg telah menerima indemnity tidak lagi menerima pembayaran dari sumber lain.

Subrogasi timbul setelah Penanggung telah melaksanakan kewajibannya membayar klaim.

Saat timbulnya hak subrogasi

a. Berdasarkan common law, subrogasi tidak ada sebelum asuradur telah memberikan pembayaran indemnity. Akan tetapi hal ini dapat menimbulkan beberapa persoalan di mana asuradir akan kehilangan kontrol dan sampai pada tunduhan menunda pembayaran klaim.

b. Dalam polis biasanya dimasukkan unsur subrogation right, di mana recovery dari pihak ketiga akan diperoleh setelah klaim dibayar, tetapi klausula dalam polis tadi memungkinkan asuradir untuk memaksa pihak ketiga berhutang dengan penangguhan indemnity yang diberikan kepada tertanggung.

Perubahan dari common law sebagaimana terjadi dalam polis asuransi kebakaran seperti di atas tidak ada dalam marine insurance di mana kondisi tersebut tidak digunakan dan klaim harus dipenuhi sebelum memiliki hak subrogasi.

Pelaksanaan subrogasi harus dilakukan atas nama tertanggung. Pengecualian dari aturan ini Public Order Act di mana asuradir melakukan atas namanya sendiri.

Waiver of Subrogation Right Clause

Yaitu dimana penanggung melepaskan hak tuntut, klaim bayar namun penanggung tidak boleh menuntut. Contohnya Mal yang menyediakan tempat bagi tenant untuk menyewa toko dimal tersebut, misalnya mal tersebut terbakar yang disebabkan oleh tenantnya. Maka mal tersebut akan melakukan waiver of subrogation dengan tujuan untuk menghindari tuntut menuntut terhadap tenantnya maka pihak asuransi tidak bisa meminta ganti rugi atas pihak ketiga (tenant).

C3. Special position of ex gratia payment:

Jika penanggung melaksanakan pembayaran secara Ex-gratia maka berarti hak subrogasi telah dicabut atau tidak berlaku.

D. CONTRIBUTION atau sama dengan Co-insurance

D1. Definition :

Yaitu prinsip asuransi dimana Penanggung mempunyai hak untuk meminta kepada Penanggung lain, yang sama-sama bertanggung jawab, tetapi tidak harus seimbang, kepada Tertanggung yang sama, untuk membayar biaya pembayaran ganti rugi yang dijamin polis.

D2. Corollary of indemnity

Memfokuskan pada proporsi tanggung jawab penanggung yang bertanggung jawab atas peril/subject matter of insurance yang sama, dalam hal terjadi double insurance sehingga tertanggung tidak mendapatkan indemnity lebih dari kerugian yang diderita.

Hal yang pokok di sini adalah bila penanggung telah membayar ganti rugi penuh, penanggung dapat menutup kerugiannya dari penanggung lain dengan proporsi yang seimbang

D3. Bagaimana Hak Kontribusi Bekerja:

Berdasarkan common law, kontribusi berlaku apabila terdapat hal-hal sebagai berikut:

a. adanya dua atau lebih polis indemnity

b. polis-polis dimaksud menutup kepentingan bersama (common interest)

Case North British & Mercantile v Liverpool & London & Globe (1877) dikenal sebagai case The King and Queen Granaries . Rodocanachi mendepositkan padi di lumbung yang dimiliki oleh Barnett. Barnett mengasuransikannya. Pemilik mengasuransikannya untuk melindungi interestnya sebagai pemilik. Ketika terjadi kebakaran, penanggung penjamin/pengelola membayar dan mencari recovery dari penanggung pemilik padi. Karena interest berbeda, yang satu sebagai penjamin dan yang lain sebagai pemilik, diputuskan bahwa kontribusi tidak berlaku.

Case tersebut membuktikan bahwa untuk kontribusi antara polis-polis timbul di dalam hukum, interest in subject matter of insurance harus sama.

c. polis-polis dimaksud menutup resiko bersama (common perils)

Resiko yang dijamin oleh masing-masing polis tidak harus identik sepanjang common peril yang menyebabkan loss.

Case American Surety Co of New York v Wrightson (1910) asuransi menjamin dishonesty of employees diputuskan berkontribusi dengan asuransi yang menjamin dishonesty of employees dan kebakaran dan burglary.

Dishonesty adalah common peril

d. polis-polis dimaksud menutup objek asuransi bersama (common subject matter)

e.setiap polis harus membayar kerugian

D4. Kapan Kontribusi Bekerja

Berdasarkan ketentuan Common Law, Tertanggung yg memiliki lebih dari 1 polis maka ia dapat mengajukan klaim dgn jumlah tertentu kepada salah satu dari Penanggung yg menerbitkan polis.

Penanggung harus menyesuaikan kerugian dgn tanggung jawabnya dan segera menghubungi Penanggung yang lain.

D5. Kondisi dari Kontribusi:

Bila ada polis lain maka Penanggung hanya akan membayar klaim yang menjadi tanggung jawabnya

D6. Non Contribution Clause:

Klausula ini menegaskan bahwa bila ada polis lain maka Penanggung tidak akan membayar ganti rugi. Non Contribution Clause

Kadang kala kontribusi dihilangkan dari polis dengan klausula sbb:

This policy shall not apply in respect of any claim where the insured is entitled to indemnity under any other insurance

Berarti bahwa polis tidak akan melakukan kontribusi bila ada polis lain yang in force.

Sebagai alternatif wording berikut ini dapat ditambahkan pada klausula di atas:

Except in respect of any excess beyond the amount which would have been payable under such other insurance had this insurance not been effected

Dengan klausula tersebut tertanggung bo polis mengcover kendaraan-kendaraan karena adanya joint insured.

leh mengklaim dengan polis yang berisikan klausula tersebut tetapi hanya bila polis yang lain tidak membayar indemnity dan hanya untuk balance of loss, yaitu tidak ada rateable sharing.

Namun courts tidak setuju dengan klausula dimaksud dan jika kedua polis berisikan klausula dimaksud, kedua penanggung akan mengkontribusi rateably.

D7. Basis of Contribution

a. Rateable proportion

Perhitungan rateable proportion dapat dibagi dua cara, yaitu proporsi terhadap harga pertanggungan dan limit of liability

1. Proporsi terhadap harga pertanggungan

Contoh:

Polis A HP : Rp 1 M

Polis B HP : Rp 2 M

Polis C HP : Rp 3 M

Polis A bayar : Rp 1 M XLoss

Rp 1 M + Rp 2 M + Rp 3 M 1

Dan seterusnya untuk polis B & C

2. Proporsi terhadap liability atas loss

Contoh :

Loss Rp 1,5 M; Liability A Rp 0,5 M; Liability B Rp 1 M; Liability C Rp 1 M

Setelah dikenakan average:

Polis A membayar :

Rp 0,5 M X Rp 1,5 M= Rp 0,3 M

Rp 0,5 M + Rp 1 M + Rp 1 M 1

Dan seterusnya untuk polis B dan C

Pendekatan ini disebut The Independent Liability Method

b. Market Practice;

Market practice telah mengarah kepada metode standard yang sering digunakan dan kadang telah tergabung ke dalam formal agreement antar group company yang besar

c. Polis Property (not subject to average)

Kontribusi dihitung berdasarkan proporsi terhadap Harga Pertanggungan

SI by particular insurer x loss = liability of particular insurer

Total SI by all insurer

Contoh:

Insurer A SI = 10.000

Insurer B SI = 20.000

Loss = 12.000

Liability A = 10.000 x 12.000 = 4.000

30.000

Liability B = 20.000 x 12.000 = 8.000

30.000

12.000

d. Polis Property Lainnya;

Dalam hal polis-polis berlaku ketentuan average atau di mana loss limit individu memberlakukan di bawah harga pertanggungan pembagian kontribusi harus dihitung berdasarkan Independent Liability

Independent Liability adalah jumlah yang harus dibayar bila penanggung dimaksud adalah satu-satunya penanggung yang menjamin kerugian

Contoh:

Property diasuransikan kepada A dan B masing-masing sebesar Rp 2 M dan Rp 1 M subject to pro rata average. Nilai property pada saat terjadi loss Rp 4,5 M dan jumlah loss sebesar Rp 0,45 M.

Langkah I

Hitung berapa masing-masing penanggung akan membayar jika penanggung dimaksud hanya mempunyai polis yang in force

Untuk mendapatkan independent liability A, average diaplikasikan terhadap loss;

HP A XLoss

Value at risk

1

Rp 2 M X Rp 0,45 M = Rp 0,2 M

Rp 4,5 M 1

Independent liability B ;

Rp 1 M X Rp 0,45 M = Rp 0,1 M

Rp 4,5 M 1

Total Rp 0,3 M

Average condition wording menjadikan tertanggung sebagai penanggung untuk jumlah yang under-insurance

Dalam hal ini : Rp 4,5 M (Rp 2 M + Rp 1 M) = Rp 1,5 M

Jadi tertanggung menanggung:

Rp 1,5 M X Rp 0,45 M = Rp 0,15 M

Rp 4,5 M 1

Langkah II,

Bila jumlah independent liability penanggung kurang dari atau sama dengan loss, maka masing-masing penanggung membayar independent liabilitynya.

Langkah III,

Bila jumlah independent liability lebih besar daripada loss, maka perhitungan loss-nya dibagi berdasarkan proporsi terhadap liabilities, yaitu:

Independent Liability (IL) Penanggung XLoss

Total IL Seluruh Penanggung

1

Contoh :

HP A : Rp 4,5 M ) subject to

HP B : Rp 1,0 M ) pro rata average

Loss : Rp 0,45 M

Value at risk : Rp 4,5 M

(Langkah I hitung average

Liability A = Loss

= Rp 0,45 M

Liability B = Rp 1 M x Rp 0,45 M= Rp 0,10 M

Rp 4,5 M 1

Rp 0,55 M

Langkah II atau III?

Langkah III karena total independent liability seluruh penanggung lebih besar dari loss

A bayar : Rp 0,45 M x Rp 0,45 M= Rp 368, 2 juta

Rp 0,55 M 1

B bayar : Rp 0,10 M x Rp 0,45 M= Rp 81,8 juta

Rp 0,55 M 1

Rp 450 juta ( terjadi bersama-sama)

Contoh di atas mengilustrasikan metode dengan polis concurrent, tetapi metode ini dapat pula digunakan sama baiknya dengan polis nonconcurrent.

Contoh :

HP subject to pro rata average

A menjamin seluruh contentsRp 20 M

B menjamin stock sajaRp 15 M

Value at risk

- stockRp 20 M

- contentRp 5 M

Kerugian pada stock Rp 10 M

Independent liability A:

Rp 20 M x Rp 10 M = Rp 8,0 M

Rp 20 M + Rp 5 M 1

Independent liability B :

Rp 15 M x Rp 10 M= Rp 7,5 M

Rp 20 M 1

Total=Rp 15,5 M

A bayar : Rp 8 M x Rp 10 M=Rp 5.161,3 M

Rp 15,5 M 1

B bayar : Rp 7,5 M x Rp 10 M=Rp 4.838,7 M

Rp 15,5 M 1

Total=Rp 10 M

e. Liability Insurance

Hal yang mungkin lebih dari satu polis liability menjamin kerugian yang sama walaupun hal ini tidak biasa

Contoh:

Polis public liability A mempunyai limit of indemnity any one accident sebesar Rp 100 juta. Polis public liability B mempunyai limit Rp 250 juta.

Tertanggung liable terhadap pihak ketiga Rp 125 juta.

Independent liability polis A sebesar limit :Rp 100 juta

Independent liability polis B sebesar loss :Rp 125 juta

Rp 225 juta

A bayar :Rp 100 juta x Rp 125 juta = Rp 55.555,56

Rp 225 juta 1

B bayar :Rp 125 juta x Rp 125 juta = Rp 69.444,44

Rp 225 juta 1

Total = Rp 125 juta

E. INSURABLE INTEREST

E1. Definition

Yaitu prinsip asuransi dimana yang berhak mengasuransikan suatu obyek pertanggungan adalah Tertanggung yang memiliki kepentingan financial yg sah scr Hukum/Kepemilikan terhadap obyek pertanggungan yang akan diasuransikan. Dalam hal ini yang berhak mengasuransikan adalah pihak yang akan mengalami kerugian bila suatu obyek pertanggungan mengalami musibah/timbul kerusakan.

E2. Konsep insurable interest

Tidak semua resiko dapat diasuransikan. Resiko yang dapat diasuransikan (insurable risk) harus memenuhi karakteristik:

nilainya dapat diukur secara finansial (financial measurement)

pure risk

particular & fundamental risk

fortuitous

homogenous exposure

reasonable premium

not against public policy

insurable interest

Insurable interest adalah salah satu syarat agar suatu resiko dapat dikategorikan sebagai insurable risk. Apabila tidak ada insurable interest, maka tertanggung tidak dapat mengasuransikan.

Timbulnya Insurable Interest:

1. Karena Common Law (Hukum Kebiasaan). Contoh: kepemilikan atas suatu harta benda, tanggung jawab hokum atas kecelakaan pejalan kaki.

2. Karena Kontrak. Dalam kontrak sewa rumah, persyaratan dalam perjanjian disebutkan bahwa pemilik rumah bertanggung jawab atas pemeliharaan rumahnya.

3. Karena Peraturan (By Statute). Beberapa peraturan perundang-undangan menempatkan seseorang pada tanggung jawab (serupa dengan konrtak). Contoh: Settled Act 1925, Repair of Building Measure 1972 dll.

E3. Aplikasi Insurable interest:

1. Life Assurance:

Setiap orang dapat memiliki insurable interest yg tdk terbatas atas dirinya dan secara teori setiap orang dapat mengasuransikan dirinya untuk sejumlah nilai pertanggungan berapapun. Dalam praktek, kemampuan seseorang untuk membayar premi akan membatasi jumlah uang pertanggungan yg diinginkan.

Disamping seseorang memiliki Insurable Interest atas dirinya sendiri, seseorang yg hidup dalam ikatan perkawinan dapat pula memiliki insurable interest atas pasangan hidupnya. Sang suami dapat mengasuransikan istrinya, demikian sebaliknya.

2. Property Insurance:

Insurable interest untuk asuransi harta benda agak mudah diketahui melalui kepemilikan atas harta benda tersebut.

Dalam kaitan dengan Part or Joint Owners, kepemilikan atas sebagian harta benda dapat mengasuransikan harta benda tersebut secara penuh. Ini tidak berarti bahwa ia akan memperoleh benefit atas hilang atau rusaknya harta benda, misalnya badan Trustee dapat mengasuransikan dalam jumlah penuh meskipun ia hanya memiliki kepentingan sebagian saja. Dalam hal terjadi klaim, maka kelebihan atas sejumlah kepentingannya harus diserahkan kepada pihak lain yang juga memiliki kepentingan.

3. Mortgagees & Mortgagors:

Mortgagees sangat popular dalam pembelian rumah yang melibatkan para pihak seperti mortagee (pemberi pinjaman) dan mortgagor(Pembeli).

Kedua pihak memiliki insurable interest, mortgagor sebagai pemilik rumah dan mortgage sebagai kreditor. Kepentingan mortgages sebatas jumlah uang yang dipinjamkan. Dalam hal ini, biasanya pihak mortgagee memasukkan klasula dalam perjanjian asuransinya bahwa mortgagee juga menjadi pemilik atas rumah dimaksud.

4. Executor & Trustees:

Executor and Trustees sering memiliki hak atas asuransi harta benda yang dalam penguassannya.

Secara hokum mereka ini bertanggung jawab atas harta benda yang dititipkan, sehingga dengan demikian hal ini menimbulkan atau memberikan Insurable Interest pada mereka.

5. Bailees:

Seorang Bailees adalah orang yang bertanggung jawab atas barang2 orang lain, baik penitipan itu karena atas dasar fee maupun tidak

Rumah Gadai, Loundry, bengkel adalah contoh Bailee dan masing2 bertanggung jawab atas barang yang diserahkan oleh pemiliknya (sebagai barang jaminan untuk rumah gadai, barang yg dicuci utk loundry, diperbaiki utk bengkel), yg membuat mereka itu harus bertanggung jawab atas hilang atau rusaknya barang milik nasabahnya.

6. Agents:

Seorang Prinsipal atau majikan memiliki Insurabel Interest atas agennya dan dapat mengasuransikan atas namanya.

7. Husband & Wife:

Setiap pasangan suami istri memiliki Insurable Interest atas harta benda milik mereka masing-masing.

8. Trustess & The Equitable Owners of Property held in Trust

Subject matter of insurance

Subject matter of insurance dapat berbentuk barang (property) atau kejadian yang secara hukum dapat menimbulkan kerugian (loss of a legal right) atau tanggung jawab hukum (a legal liability).

Contoh:

Subject matter of insurance dalam polis kebakaran : gedung, barang dagangan atau mesin.

Subject matter of insurance dalam polis liability : tanggung jawab hukum seseorang atas kecelakaan atau kerusakan

Subject matter of insurance dalam polis marine : kapal, muatannya atau bisa juga tanggung jawab pemilik kapal atas kecelakaan atau kerugian yang menimpa pihak ketiga.

Untuk menentukan insurable interest, dalam kontrak asuransi, yang diasuransikan bukannya bangunan, kapal, mesin atau tanggung jawab hukum pada pihak ketiga, melainkan kepentingan keuangan tertanggung (pecuniary interest of the insured) atas rumah, kapal, mesin, atau atas kepentingan keuangan tertanggung terhadap orang yang diasuransikan.

Subject matter of contract

Subject matter of contract adalah suatu nama yang diberikan pada kepentingan keuangan yang dimiliki seseorang dalam subject matter of insurance.

Dasar hukum : Castellain preston (1883)

Apa yang dipertanggungkan dalam asuransi kebakaran?

Bukan batu atau material yang dipakai dalam bangunan tetapi kepentingan tertanggung pada objek pertanggungan tersebut.

Unsur-unsur pokok dari insurable interest adalah:

a. harus ada benda, hak, kepentingan, jiwa, tanggung jawab yang dapat diasuransikan

b. benda, hak, kepentingan dan sebagainya harus merupakan objek yang diasuransikan (subject matter of insurance)

c. tertanggung harus mempunyai hubungan dengan objek yang dipertanggungkan di mana dia memperoleh manfaat atas keutuhannya, dan mengalami kerugian atas rusaknya atau hilangnya subject matter of insurance

d. hubungan antara tertanggung dan subject matter of insurance harus diakui/sah secara hukum

Tambahan keempat unsur tersebut timbul dari sengketa antara Macaura v. Northern Assurance Company (1925).

Macaura memiliki polis kebakaran untuk sejumlah kayu di pekarangannya. Ia telah menjual kayu tersebut kepada perusahaan, di mana ia sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Kayu tersebut kemudian terbakar dan klaim kepada perusahaan asuransi ditolak, atas dasar bahwa Macaura tidak lagi memiliki kepentingan asuransi atas kayu yang telah menjadi asset perusahaannya, walaupun ia adalah pemegang sahamnya. Perusahaan milik dia, adalah sebuah badan hukum yang terpisah dari pemiliknya. Dari kasus tersebut Macaura dinyatakan bahwa secara hukum ia tidak lagi ada hubungan kepentingan keuangan dengan kerusakan kayu. Kepentingan keuangan Macaura terhadap perusahaannya terbatas pada sejumlah sahamnya saja dan tidak memiliki kepentingan asuransi atas kekayaan perusahaan.

Contoh lain dari situasi tersebut di mana seseorang yang sudah bercerai tidak dapat mengasuransikan harta benda yang menjadi milik bekas pasangannya.

Equitable interest

Equitable interest dapat timbul dari beberapa cara, misalnya dalam perjanjian mortgages menyebutkan pemberi kredit memiliki equitable interest atas barang agunan, dan equitable interest ini menimbulkan insurable interest.

Kepemilikan (Ownership)

Kepemilikan atas suatu harta biasanya memberikan hak insurable interest sepanjang kepemilikan tersebut dibarengi dengan tanggung jawab.

Criminal Act

Seseorang tidak dapat memperoleh ganti rugi dari polis asuransi atas barang yang diperoleh secara kriminal/barang curian (kasus Beresford v. Royal Insurance, 1938), meskipun hal itu dimungkinkan untuk mengasuransikan dalam rangka memenuhi konsekuensi dari tindakan pelanggaran hukum. Contoh: Pengendara yang melakukan pelanggaran lalu lintas dapat menerima indemnity dari perusahaan asuransi atas kerusakan barangnya maupun milik orang lain. Asuransi tidak memberikan jaminan kepada seseorang yang dikenakan denda.

Kebakaran yang disengaja tertanggung tidak akan memperoleh benefit dari perbuatan kriminalnya.

Tertanggung diperbolehkan menerima indemnity yang timbul dari pelanggaran hukum apabila benefit tersebut diserahkan atau diberikan kepada pihak ketiga yang menderita kerugian akibata perbuatan kriminal tertanggung.

Penilaian Keuangan (Financial Valuation)

Secara umum, jumlah insurable interest harus dapat dinilai dengan uang (asuransi harta benda, tanggung jawab hukum, dll). Sedangkan dalam asuransi jiwa, insurable interest tidak terbatas.

Dalam asuransi jiwa atas orang lain, kepentingan tertentu dapat diukur dengan uang yaitu jiwa dari debitur sebesar jumlah pinjaman, ditambah dengan bunga dan premi asuransi.

F. PROXIMATE CLAUSE

F1. Definition

Yaitu prinsip asuransi dimana penyebab kerugian yang dijamin polis adalah suatu sebab utama yang dominan, suatu sebab yang aktif dan efisien sepanjang rentetan kejadian dimana penyebab itu mengakibatkan sesuatu tanpa adanya intervensi dari kekuatan lainnya yang datang dan kemudian bekerja/berpengaruh secara aktif dari sumber yang baru dan independent.

Misalkan :

Asuransi PA

ada seorang anak yang tertabrak motor shg mengkibatkan pendarahan lalu anak tersebut segera dibawa ke rumah sakit, karena rumah sakit harus menerima DP sebelum dilakukan tindakan maka keadaan anak tersebut makin parah sehingga harus ditangani tindakan lain selain mencegah pendarahan tersebut. Namun akibat dari tindakan tersebut anak tsb tdk tertolong dan anak tsb meninggal

Asuransi PAnya tidak diganti oleh perush asuransi krn penyebab utamanya bukan kecelakaan namun RS yang salah mengambil tindakan shg anak tsb meninggal ( proximate causenya RS

Asuransi PSKI

Rumah disambar petir shg timbul kebakaran sebagian atapnya hangus, kejadiannya sore kmd besoknya hujan lebat sehingga elektronik, sofa rusak.

Tertanggung meminta penggantian thd rumah yang terbakar dan barang2 yg rusak, namun pihak asuransi tdk dapat memberikan penggantian terhadap barang2 yg rusak karena kerusakan tersebut sebenarnya msh bisa diminimalkan oleh pihak tertanggung dengan cara memindahkan barang2 tsb shg jika tjd hujan tdk terkena banjir.

JIka ada petir dan hujan /guntur secara bersamaan sehingga mengakibatkan rumah terbakar dan barang2 rusak karena terkena banjir. Dalam kasus ini pihak asuransi akan mengganti atas rumah yang terbakar dan barang2 yg terkena banjir dengan alasan kejadian tsb adl gejala alam yg tdk bisa dihindarkan.

F2, Unsur-unsur Pokok dalam Proximate Cause

a. It is the dominant cause (Leyland Shipping Co v Norwich Union, 1918)

Adalah penyebab dari suatu rentetan peristiwa yang tidak terputuskan

b. Or the efficient of operative cause (P. Samuel & Co. v Dumas, 1924)

Must be direct relationship between cause and result

apakah bahaya dari penyebab pertama masih melekat

Kalau masih melekat, berarti penyebab pertama adalah proximate cause

Kalau sudah hilang, dianggap proximate cause sudah berhenti di situ

apakah ada usaha untuk menghilangkan bahaya itu

Kalau ada dan usaha itu gagal maka penyebab pertama adalah proximate cause

F3. Pentingnya Prinsip Proximate Cause

Asuransi memberikan jaminan terhadap kerugian yang disebabkan oleh resiko-resiko tertentu yang dipertanggungkan, namun sering ditemui kesulitan dalam menentukan sebab-sebab yang menimbulkan kerugian, karena penyebabnya bisa lebih dari satu yang mungkin merupakan sederetan peristiwa atau beberapa peristiwa yang terjadi secara bersamaan.

Sehingga proximate cause itu dapat digunakan untuk menentukan penyebab kerugian (yang dijamin atau tidak dijamin dalam polis).

Penyebab Kerugian

Single cause (penyebab tunggal)

Chain of event (penyebabnya lebih dari satu atau sederetan penyebab)

Dua kriteria yang perlu diperhatikan adalah :

( unbroken sequence (sederetan penyebab yang tidak terputus)

( broken sequence (sederetan penyebab yang terputus):

Concurrent causes: 2 kejadian yang timbul pada saat bersamaan, tetapi masing-masing berdiri sendiri

Kelompok bahaya menurut asuransi:

Insured perils

Yaitu bahaya yang disebut di dalam polis, seperti kebakaran, sambaran petir dan ledakan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam polis.

Excepted perils

Bahaya yang disebut di dalam polis sebagai bahaya yang dikecualikan, seperti peledakan tertentu.

Uninsured perils

Yaitu bahaya yang tidak disebut di dalam polis, seperti badai, asap api dan air tidak dikecualikan, atau tidak disebut sebagai resiko yang dijamin dalam polis asuransi kebakaran.

Summary:

a. Resiko yang dijamin tidak perlu penyebab pertama

b. Resiko yang dijamin harus bukan akibat langsung dari suatu pengecualian (kecuali polis secara khusus mengecualikan)

c. Kerusakan, sebagai akibat langsung dari resiko yang ditutup adalah dijamin meskipun resiko penyebab itu tidak disebut dalam polis (kecuali polis secara khusus mengecualikan akibat itu). Contoh : kerusakan karena air atau asap dari kebakaran adalah dijamin

d. Barang itu dijamin meskipun jenis resiko tidak secara nyata disebut sebagai penyebab, sejauh jenis resiko itu masuk dalam operative clause dan kerusakan akibat dari itu dijamin. Contoh : bangunan sebelahnya milik tertanggung terbakar dan kerusakan tertanggung disebabkan karena semprotan air pemadam kebakaran atau karena asap, maka barang milik tertanggung tersebut harus diganti (asalkan sumber api tadi tidak termasuk resiko yang dikecualikan dalam polis)

e. Resiko yang dijamin harus benar terjadi. Ketakutan kehilangan barang karena resiko yang dijamin bukan kerugian karena resiko itu (Moore v Evans, 1917)

f. Kerugian lebih jauh yang timbul dalam upaya mengurangi kerugian, termasuk dijamin. Contohnya kerusakan akibat penyemprotan spinkler atau pemadam kebakaran juga dijamin (Johnston v West of Scotland Insurance, 1828)

g. Novus actus interveniens, yaitu suatu kekuatan baru yang ikut mempengaruhi. Dalam kasus Pawsey dinyatakan bahwa dalam definisi proximate cause tidak boleh ada suatu intervensi dari kekuatan baru.

h. Kasus last straw. Dalam contoh di mana resiko semula memiliki arti bahwa kerugian lebih kurang pasti terjadi, maka resiko semula tersebut merupakan proximate cause, meskipun kekuatan baru itu timbul dari sumber lain (Leyland Shipping Co. Ltd v Norwich Union (1918) dan Johnston v West of Scotland)

G. ARBITRATIONDefinisi: Suatu cara penyelesaian sengketa perdata diluar peradilan umum yg didasarkan kepada perjanjian arbitrase yg dibuar scr tertulis oleh para pihak yg bersangkutan.

Cara Arbitrase

Perjanjian arbitrase yg dibuat oleh para pihak yg bersengketa itu ada 2 cara:

1. Factum de compromittendo merupakan; para pihak mengikat kesepakatan bahwa penyelesaian perselisihan melalui forum arbitrase sebelum terjadi sengketa yg dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. Dengan mencantumkan klasula arbitrase yg bersangkutan dalam perjanjian pokok seperti tertera dalam pasal 22 PSAKI. Cara ini merupakan yg paling lazim diterapkan.

b. Dibuat terpisah dalam akte tersendiri

2. Akta Kompromis. Kesepakatan untuk proses arbitrase setelah sengketa akta tersebut harus dibuat dalam bentuk akta notaris

Jenis-jenis Arbitrase:

1. Arbitrase Ad Hoc(Arbitrase Volunter) merupakan arbitrase yang dibentuk khusus untuk menyelesaikan atau memutus perselisihan tertentu. Arbitrase ini bersifar insidentil dan jangka waktunya terbatas sampai sengketa itu diputuskan.

2. Arbitrase Institusional, merupakan lembaga arbitrase yang sifatnya permanent. Arbitrase ini disediakan oleh organisasi tertentu dan sengaja didirikan untuk menampung perselisihan yang timbul dari perjanjian. Contoh: Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BAN).

Klaim asuransi dapat menjadi pokok perselisihan antara pihak tertanggung dan pihak penanggung. Perselisihan itu dapat menyangkut:

a. persoalan penanggung wajib atau tidak wajib bertanggung jawab (liable) atas klaim yang bersangkutan; atau

b. persoalan berapa jumlah klaim yang menjadi tanggung jawab (liability) penanggung; atau

c. kedua-duanya (a) dan (b) tersebut di atas

Cara-cara yang dapat ditempuh dalam upaya penyelesaian perselisihan tentang klaim asuransi adalah sebagai berikut:

a. Negosiasi atau perundingan

Banyak perselihan tentang klaim dapat diselesaikan dengan baik melalui negosiasi antara kedua belah pihak (penanggung dan tertanggung).

b. Melalui pengadilan

Dalam perselisihan tentang klaim asuransi, umumnya pihak yang tidak puas adalah pihak tertanggung. Jika penyelesaian perselisihan melalui negosiasi tidak memuaskan pihak tertanggung, maka sebagai jalan terakhir pihak tertanggung dapat menggugat pihak penanggung di pengadilan; dan jika hal ini terjadi, maka pengadilanlah yang akan memutuskan perselisihan tentang klaim tersebut.

c. Melalui Arbitrase

Yaitu cara penyelesaian klaim asuransi yang timbul dimana disarankan cara penyelesaiannya ditempuh scr musyawarah, damai dan kekeluargaan. Apabila penyelesaian itu tdk dpt diselesaikan scr langsung maka Penanggung dpt meminta batuan Arbitrator. Penanggung akan menunjuk seorang wakil (Arbitrator) dan Tertanggung juga menunjuk satu Arbitrator lain. Kedua Arbitrator itu akan merundingkan kasus klaim tsb. Bila kedua Arbitrator tsb tdk dpt mengambil keputusan, mk kedua Arbitrator itu akan menunjuk Arbitrator ketiga yg disetujui oleh Penanggung dan Tertanggung.

Arbitrator ketiga, bersama dengan kedua Arbitrator tadi akan bersidang dan mengambil keputusan itu mengenai kasus klaim tsb. Adapun keputusan itu bersifat: Final dan Biding bagi Penanggung dan Tertanggung.

Bila ternyata keputusan akhir itu juga tidak memuaskan pada pihak atau keduanya, maka kasus itu akan dibawa ke Pengadilan Negeri terdekat.

Kelebihan Arbitrase dibandingkan dgn pengadilan:

1. lebih cepat daripada penyelesaian melalui pengadilan

2. putusan yang dihasilkan oleh arbiter didasarkan pada keahlian (expert judgement) yang sesuai, keahlian mana yang kemungkinan besar tidak dimiliki oleh hakim di pengadilan

3. sidang arbitrase dilakukan secara tertutup sehingga penanggung dapat terhindar dari publikasi yang jelek; sedangkan sidang pengadilan dilakukan secara terbuka.

4. biaya arbitrase kemungkinan lebih rendah dibandingkan dengan biaya berperkara di pengadilan

Kelemahannya:

1. Keputusan dilakukan secara tertutup sehingga tidak bisa menjadi acuan public (untuk pembelajaran masyarakat)

2. Meski final dan mengikat (banding) namun masih ada peluang untuk Verzet.

A. INSURANCE OMBUDSMAN BUREAU

Insurance Ombudsman Board di UK didirikan pada tahun 1981 oleh bbrp perush asuransi setemapt dlm rangka melindungi kepentingan pemegang polis yg keluhan2nya tdk dpt diselesaikan melalui negosiasi biasa antara tertanggung dan penanggung.

Keadaan yg melatar belakangi didirikannya Insurance Ombudsman itu ialah bertambah meningkatnya kesadaran dari masyarakat konsumen, lahirnya Unfair Contract Term Act 1977 serta Statement of Insurance Practice dari Association of British Insurers.

Pada tahun 1981 terdapat 33 perush asuransi yg mjd anggota 10B. Sekarang telah bertambah menjadi lebih kurang 300 anggota termasuk Corporation of Lloyds.

10B ternyata juga menjadi model bagi perkumpulan profesi lainnya yaitu dengan berdirinya Banking Ombudsman, Building Societies Ombudsman etc.

I. PERSONAL INSURANCE ARBITRATION SERVICES

Menjelang akhir tahun 1981, 28 perusahaan asuransi kerugian dan group perusahaan composite yg menutup asuransi dari 63 perusahaan groupnya menilai bahwa penyelesaian lewat Ombudsman tidak tepat namun harus menggunakan badan yang disebut Chartered Institure Arbitrators (CIA).

Badan ini memberikan penyelesaian dengan metode informal dalam kasus dimana tertanggung yg mengalami kerugian diduga melakukan kesalahan dalam kontrak asuransi.

Pelayanan CIA ini berlaku bagi penduduk di UK dan tertanggung dalam polis tersebut bertindak selaku pribadi.

Dalam CIA ini diterapkan gabungan cara penyelesaian dimana arbitrase akan dilakukan oleh arbritator tunggal, biasanya didasarkan pada bukti dokumen yang diperoleh dari kedua pihak. Keputusan diambil berdasarkan hokum yang berlaku bagi sebagian wilayah UK sesuai dengan cakupan wilayah dalam polis dan juga berdasarkan Statement of Insurance Practice.

Biaya arbitrase biasanya dibebankan kepada perusahaan tetapi setiap perusahaan memiliki perjanjian bilateral dengan CIA dan menjelaskan ketentuan Explanatory Notes/ Individu perusahaan memiliki limit dalam klaim yang dapat diputuskan melalui cara ini, atau mengecualikan cara ini dalam jenis asuransi tertentu, misalnya Life Insurance.

J. THE PIA OMBUDSMAN

Kondisi arbitrase yang dinyatakan dalam polis tidak banyak digunakan oleh masyarakat dalam penyelesaian dengan asuradur karena beberapa factor misalnya keinginan untuk mempergunakan arbitrase sering dihalangi oleh pihak loss adjuster, banyak tertanggung yang tidak membaca isi polis dan tidak mengetahui bahwa ada penyelesaian secara arbitrase, atau adanya ketidakpercayaan terhadap arbitrase karena beberapa kejadian dalam kasus lain penyelesaian scr arbitrase dinilai tidak memuaskan.

Sementara itu, tindakan langsung dari Pengadilan juga mahal dan ada kejadian dimana arbitrase untuk penyelesaian klaim tidak biasa didapatkan.

Industri asuransi menerima beban atas tindakan hakim dan juri utk kasus yg dihadapi dan kesempatan utk mengajukan keberatan harus menempuh prosedur yang panjang.

Dengan melihat berbagai masalah dan kendala dalam penyelesaian sengketa klaim, sejumlah perusahaan besar mempelopori suatu cara dengan menunjuk Ombudsman.

Duties of the insured(kewajiban tertanggung):

Implied duties = kewajiban tidak tertulis. Pelanggaran tidak membatalkan polis

Express Duties = Kewajiban tertulis. Pelanggararan perpengaruh.

Tertanggung berkewajiban seolah2 tidak memiliki asuransi sehingga melakukan tindakan pencegahan yang wajar untuk memperkecil kerugian. Tertanggung harus melaporkan kepada instansi yang berwenang.

Contoh

- jika terjadi kebakaran, ke regu pemadam kebakaran .

- Jika ada pencurian, lapor ke polisi.

BAB 3 & 4

BANGUNAN DAN ISI

Tertanggung dapat menjadi sebagai pemilik rumah atau sebagai penyewa yang hanya memiliki isi bangunannya saja.

Macam-macam Paket Asuransi Rumah Tinggal yaitu:

A. ASURANSI BANGUNAN

Yaitu : Asuransi yang menjamin struktur bangunan yang akan digunakan tertanggung ataupun disewakan kepada pihak lain.

Contohnya : Rumah Tinggal, pemilik dari rumah tinggal yang akan mengasuransikan struktur bangunannya

Asuransi bangunan menjamin struktur rumah termasuk garasi, rumah kaca(biasanya di UK rumah kaca untuk tanaman), dan lapangan tennis (pribadi) juga termasuk didalamnya.

A1. Definisi dari Bangunan adalah:

Rumah tinggal pribadi yang terbuat dari batubara atau konstruksi beton dan memiliki atap yg terbuat dari beton atau genteng atau bahan lain yg tdk mudah terbakar kecuali disebutkan scr khusus dan jg termasuk garasi dan bangunan yg berada di luar (dalam lokasi yg sama) dan segala sesuatu yg melekat dgn bangunan, tembok, pintu gerbang, pagar.

Dalam bangunan ada dikenal sbg Fixture & Fittings yaitu:

Segala sesuatu yg pd umumnya akan ditinggalkan oleh pemiliknya jika ia berpindah ke rumah lainnya, misalnya dapur, kamar tidur, perlengkapan kelistrikan, jadi jk pemiliknya menjual rumah dan pindah ke rumah lain tdk mungkin dia membawa dapur dsb.

Walaupun karpet sering dijual bersamaan dgn bangunan, namun karpet tetap dikategorikan sbg isi bangunan.

A2. Luas Jaminan

Suku premi akan meningkat jk struktur bangunan bukan dari bahan yang standard/sering digunakan pada umumnya.

Sum Insured utk bangunan berdasar pada full rebuilding cost atau sama dengan Reinstatement Value bukan Indemnity.

Misnya : seorang tertanggung ingin menutup asuransi rumah tinggalnya, pada tahun tsb harga rumah 400jt dan diperkirakan satu tahun kedepan sekitar 480jt mk sum insured yg digunakan sebesar 480rb.

Yang dijamin:

1. RSMDCC dijamin kecuali rumah dalam keadaan kosong selama lebih dari 30 hari.

2. Badai/Banjir dijamin kecuali kerusakan karena pembekuan, tanah longsor, kerusakan thd pagar, pintu gerbang. Menjamin jg biaya utk memindahkan pokon tumbang tersebut. (removal of debris).

3. Kebocoran air, yg berasal dari tempat penyimpanannya, pipa, mesin cuci, kolam ikan. Tidak menjamin jika rumah kosong lebih dr 30 hr.

Miskan: menggunakan wastafel lalu lupa mematikan krannya dan ketiduran mk air tersebut menyebabkan banjir mk klaimnya diganti, namun jika ditinggal pergi selama 30 hari mk klaimnya tdk diganti.

4. Kebocoran minyak, yg tjd dr saluran pemanas ruangan. Tidak menjamin jika rumah kosong lebih dari 30 hr.

5. Pencurian, tdk menjamin jika rumah kosong lebih dari 30 hari. Pencurian yg dimaksud adl tindakan seseorang/bbrp org utk mengambil brg milik tertanggung dgn jln merusak bangunan atau tmp penyimpanan brg tsb.

6. Benturan, menjamin kerusakan yg diakibatkan benturan dgn pswt terbang, benda2 angkasa lainnya, kendaraan darat, binatang.

7. Kerusakan thdp televisi, radio yg tjd scr accidental. Miskan di rumah anak2 sdg bermain tanpa sengaja menjatuhkan radio atau TV, mk klaim tsb akan diganti

8. Kerusakan thdp saluran air, pipa, kabel

9. Kerusakan thdp kaca (jendela, pintu, skylights, rumah kaca) dan perlengkapan kamar mandi (bathtub, shower, etc).

10. Biaya hukum, konsultasi arsitek, survey, dan pembersihan puing2

11. Biaya yg timbul utk menyewa bangunan lain (sementara)-temporary accommodation

Misnya: jk tjd kebakaran mk penghuninya hrs pindah sementara dan biaya2 ditanggung oleh asuransi.

12. Accidental Damage

Pengecualian, rumah tinggal kosong lebih dari 30 hari, umumnya dihapus utk rumah tinggal kedua milik tertanggung (villa, dsb) yg hanya digunakan di waktu tertentu saja. Namun syaratnya setiap 1 minggu diperiksa keadaannya, suhu berkisar 45 derajat Fahrenheit (avoid frost)

Reinstatement, setelah tjd kerugian, sum insured kembali ke nilai sebelumnya tanpa ada tambahan premi scr prorate.

Jual beli rumah tinggal, dalam proses jual beli, asuransi jg menjamin kepentingan pembeli smp dgn proses jual beli berakhir. Misalnya hrg jual 100jt pembeli dp 20% jk tdj kebakaran mk asuransi akan mengganti 20% pembeli dan 80% penjual.

Dasar penyelesaian kerugian, menggunakan Reinstatement basis-by yg diperlukan utk membangun atau mengganti bangunan yg rusak, misnya asuransi HP 6110 thn 2001 jk ada klaim di 2003 mk asuransi mengganti HP 6110 jg jk tdk ada mk ganti cash seharga HP tsb.

Tanggung gugat pihak ketiga utk bangunan

Membahas perlindungan liability terhadap Tertanggung sbg pemilik.

Dan mengecualikan any liability thdp anggota keluarga Tertanggung yg tinggal bersamanya scr permanent.

B. ASURANSI ISI BANGUNAN

Yaitu : asuransi yang hanya menjamin isi atau perabotan didalam bangunan, dimana tertanggung hanya sebagai penyewa.

B1. Definisi Isi adalah:

Semua perabotan rumah tinggal dan brg pribadi milik ataupun dalam pengawasan Tertanggung, yg berada didalam rumah, TERMASUK fixtures & fittings milik tertanggung, TV, pemancar radio/satelit, telephone, kompor gas, kompor listrik, KECUALI barang2 yg hrs mpy asuransi yg lbh spesifik, uang, cek, surat berharga, sertifikat, sepeda motor, mobil (termasuk aksesorisnya), binatang, bag struktur drpd bangunan (plafon, wallpaper, etc).

Hal2 yg perlu diperhatikan:

1) Barang2 milik tamu tdk dijamin oleh polis ini, wlupun diawal td disebutkan bhw polis menjamin brg2 yg berada dlm pengawasan Tertanggung. Misnya tamu menginap di rumah bbrp hari kmd pada saat kecurian brg milik tamu ikut dicuri mk tdk diganti.

2) Aksesoris kendaraan bermotor(mobil) yg tidak berada didalam mobil, melainkan didalam garasi-dijamin dlm polis ini.

3) Pemancar radio dan pemancar satelit(Parabola) dijamin dalm polis hanya jk melekat dgn bangunan. Misnya brg2 yg dibaut a/ dibor.

4) Bbrp item yg dikecualikan oleh polis, dpt dijamin dgn perluasan (misnya: surat berharga, dokumen2, dsb)

Batas maksimum ganti rugi / Limit :

1. Single article Limit: menentukan batas maksimum ganti rugi thdp stp brg yg diasuransikan, misnya: stp lukisan akan diganti maksimum sebesar 5% dati total nilai pertanggungan atau $1,500,000

2. Valuables Limit: Batas maksimum ganti rugi thdp stp brg berharga yg diasuransikan tdk lbh dr 1/3 dr total nilai pertanggungan kecuali disepakati berbeda.

3. Uang biasanya mempunyai limit antara 300-500 pounsterling. Uang dpt termasuk cek, travel cek, tiket, voucher, dsb. Uang ada limitnya krn disebutkan isi kecuali brg2 yg hrs diasuransikan scr spesifik jd uang sebnya bisa diasuransikan terpisah namun ada toleransi yg dgn penggantian 300-500 pounds.

B2. Luas Jaminan:

1. Luas jaminan yg diberikan polis ini hampir sama dgn jaminan yg diberikan oleh polis asuransi bangunan, wlupun ada perbedaan dalam hal wording polis.

2. Pencurian atau usaha pencurian dijamin oleh polis, namun ada pengecualian dalam hal pencurian yg tdj ada unsure pengrusakan/kekerasan utk kehilangan uang, surat2 bank, ketika rumah dipinjamkan sebagian atau seluruhnya kpd orang lain.

3. Jaminan atas pencurian, biasanya menggunakan Limit of Liability basis & hrs ada unsure kekerasan/pengrusakan terutama jk rumah tdk dihuni oleh Tertanggung (dipinjamkan, dsb)

Perluasan Jaminan:

Terbagi menjadi 2: Automatic Extensions (tanpa ada tambahan premi dan Non-Automatic Extensions (dengan /tanpa tambahan premi)

a) Automatic Extensions,

1. Temporary removal menjamin jika obyek yg diasuransikan dipindahkan didlm wilayah Inggris, Irlandia Utara-dgn batasan mengecualikan kerugian /kerusakan krn badai/banjir selama pengangkutan; Pencurian dijamin hanya pd saat dibank, safe deposit atau rumah tinggal yg dihuni.

2. Pakaian & Barang pribadi tertanggung; milik pembantu dijamin di polis selama barang tsb berada di rumah atau di wilayah Inggris, Irlandia Utara-selama bepergian dgn Tertanggung

3. Kaca; polis jg menjamin kerusakan yg bersifat tiba2 thdp pecahnya kaca, kaca yg ada di perabotan rumah tinggal, miskan meja yg ada kaca kmd accidental damage mk kacanya diganti.

4. Kehilangan uang sewa; polis jg menjamin biaya yg dikeluarkan tertanggung utk by inap sementara karena rumah tdk dpt dihuni krn tjd resiko yg dijamin di polis-dgn batasan waktu dan besar by inap (maksimum 20% of TSI)

5. Kerusakan terhadap Peralatan Hiburan: polis jg menjamin kerusakan scr tiba2 thdp peralatan radio, TV, audio, computer, video-mengecualikan portable equipment (handycam, digital kamera, dsb) dan dikenakan excess (50 pound)

6. Barang2 yg ada diluar bangunan; dijamin polis selama barang tersebut msh berada didlm area rumah. Limitnya antara 500-1000 pouns. Resiko badai & banjir pd umumnya dikecualikan, misnya kursi taman

7. Kerusakan secara tiba2 thdp obyek yg diasuransikan, yg tjd selama proses pemindahan yg dilakukan oleh professional removers.

Other Automatic Extension: kehilangan akta(pd saat di rumah ataupun disimpan di bank), by perbaikan pintu/jendela yg rusak krn usaha pencurian, kenaikan SI yg bersifat sementara (up to 10%) pd saat tertentu (Lebaran, Natal, dsb)

b) Non-Automatic Extensions

1. Accidental damage: mulai byk ditawarkan oleh asuransi, dgn tambahan premi dan penerapan excess/deductibles (50 Pound)

2. Bbrp pengecualian: rusak krn aus, karat, depresiasi, serangga, dlm proses perbaikan, kerusakan krn kegagalan mekanis/elektris.

B3. Dasar Ganti Rugi

Tertanggung umumnya memiliki 2 pilihan, yi Indemnity Basis & New Replacement Basis ( New for Old)

1. Indemnity Basis: penyelesaian ganti rugi dengan memperhitungkan factor depresiasi akibat aus, karat, dsb. Tujuan ganti rugi adalah mengembalikan obyek yg rusak, Hilang dalam posisi yg sama usianya dan sama kondisinya.

2. New for Old Basis: penyelesaian ganti rugi tanpa memperhitungkan unsure depresiasi. Tujuan ganti rugi adalah mengembalikan obyek yg rusak/hilang dalam kondisi baru (kondisi, tipe sama)

Keuntungan:

- Keuntungan premi yg lbh besar

- Memperkecil perselisihan dalam hal klaim

Kerugian;

- Kerugian moral hazard, misnya krn tertanggung tau brgnya diganti mk kemungkinan dia akan melakukan sesuatu agar brgnya diganti baru.

- Sulit utk menetapkan nilai pertanggungan yg sesuai (factor inflasi), susah menentukan nilai pertanggungan yg sesuai krn jk ada klaim tdk bisa menjamin kerugian yg sesuai miskan SI 600jt tp kerugian bisa saja 630jt.

3. Under insurance

Untuk polis rumah tinggal, umumnya tdk diberlakukan perhitungan under insurance, kecuali jk perbedaan antara SI dgn actual value cukup significan.

Besarnya under insurancepun biasanya ditentukan scr kompromi dgn tertanggung

4. Professional

Saat ini seringkali rumah tinggal dijadikan sebagai tempat usaha yg dimungkinkan dgn adanya kemajuan tehnologi, ini akan semakin memperbesar resiko asuransi rumah tinggal karena semakin byk peralatan elektronik, listrik yg meningkatkan resiko pencurian misnya meningkatnya resiko kebakaran krn bisa adanya short sirkuit.

Tanggung gugat pihak ketiga utk Isi bangunan

Membahas perlindungan terhadap penyewa atas tuntutan pihak ketiga

Reverse Damages

Jaminan ini umumnya ada di bagian asuransi isi bangunan. Tertanggung yg memenangkan suatu tuntutan pihak ketiga dan berhak utk mendapatkan kompensasi, ttp kompensasi tsb belum dibayarkan, maka Asuransi akan membayarkan sejumlah kompensasi tsb dan akan menerima reimburse dari pihak ketiga (limit 2jt pound).

Miskan:kita dituntut pihak ketiga dan smp ke court yg akhirnya menang dimana pihak ketiga hrs membayar ke kita. Namun jk pihak ketiga belum bisa membayar dikarenakan suatu alasan tertentu mk pihak asuransi bisa membayarkan dulu kekita nanti asuransi akan meminta recovery ke pihak ketiga.

C. ASURANSI BANGUNAN & ISI BANGUNAN

Yaitu : Asuransi yang menjamin seluruhnya yaitu bangunan dan isi bangunannya, selain itu juga menjamin caravan, sepeda, peralatan olahraga, hewan kuda dsb secara All Risk.

Tanggung Gugat Pihak Ketiga utk bangunan dan isi bangunan:

1) Secara umum, dlm asuransi bangunan, tertanggung dijamin thdp liability sebagai pemilik, sementara dalam asuransi isi bangunan, tertanggung dijamin thdp libility sbg penyewa/penghuni sementara bangunan. Misnya tamu seorg penyewa apartemen mengalami luka akibat lampu apartement yg rubuh, penyewa tsb tdk mengganti apapun krn lampu tsb milik pemilik apartement bukan penyewa apartement.

2) Luas jaminan liability/tanggung gugat adalah tanggung gugat scr hokum yg menyebabkan accidental injury (luka badan), termasuk kematian, wabah penyakit dan accidental property damage.

3) Ganti rugi hanya berlaku utk tertanggung dan org yg tinggal bersama dgnnya scr permanent artinya org yg tinggal di tmp tsb

4) Umumnya limit yg diterapkan sebesar 2jt pouns utk stp klaim

Asuransi rumah tinggal dan inflasi

Di era 70an, byk tjd ketidaksesuaian didlm nilai pertanggungan yg disebabkan factor inflasi yg berfluktuasi. Hal ini merugikan Tertanggung, krn seringkali jumlah klaim dikurangi dgn penerapan Average/Under Insurance. Untuk mengatasi masalah ini, penanggung dan tertanggung berkompromi di saat renewal u/ menentukan nilai pertanggungan yg baru.

Metode lain yg sering digunakan adalah memakai Index Linking. Index Link akan membantu menyesuaikan nilai pertanggungan scr periodic, yg besarannya mengikuti tingkat inflasi yg berlaku di suatu periode tertentu.

Namun tertanggung mpy kewajiban utk jg mengupdate resiko miliknya misalnya kenaikan sum insured krn menambah stok, menambah bangunan dsb.

Proses pengajuan Asuransi

Dalam mengajukan penutupan asuransi proposal form yang lengkap akan diminta oleh pihak penanggung dalam hal ini adalah Underwriter, detail dari lokasi, pekerjaan, keamanan, harga pertanggungan untuk bangunan dan isinya.

Proposal form didesign supaya underwriter mendapatkan data untuk mengunderwrite atau untuk menilai resiko yg akan ditanggung. Proposal form yang sign adalah tertanggung sedangkan polis yg sign adalah penanggung jadi secara tidak langsung perjanjian tersebut sudah disetujui dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

Survey report dapat digunakan khususnya untuk menilai resiko2 yang besar, dengan adanya survey tersebut maka dapat memberikan rekomendasi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian dan meminimalisasikan kerugian.

Misalnya:

Utk mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian disarankan menggunakan sealt belt dalam berkendaraan atau dilarang menggunakan kendaraan diatas batas maksimum yg ditentukan.

Sedangkan meminimalisasikan kerugian dengan menggunakan Automatic Fire Springkler jadi jika tdj kebakaran dapat menggunakan alat tersebut shg dapat sesegera mungkin dipadamkan shg api tdk menjadi lebih besar.

Perkembangan HOUSEHOLD Insurance (Asuransi Rumah Tinggal)

Polis pertama yang diterbitkan untuk rumah tinggal hanya menjamin resiko kebakaran yaitu FLEXAS only. Jadi yang dijamin kerugian yang disebabkan krn kebakarannya saja.

Kemudian dari menjamin kebakaran diperluas dengan ditambahkan resiko kebongkaran dan tanggung gugat majikan terhadap pembantu Rumah Tangga, yaitu FLEXAS + Burglary + Employee Liability.

Pada tahun 1915, produk All Risk untuk pertama kalinya digunakan terhadap rumah tinggal, yang juga menjamin resiko badai, kebocoran pipa, tanggung gugat pihak ketiga.

Setelah itu tahun 1922, mulai digunakan standard wording, rates, luas jaminan dikenal dengan Polis Komprehensif.

Tahun 1970, standard wording, rates dan luas jaminan dihapuskan karena tingkat persaingan yg tinggi di market. Hal ini mendorong perusahaan asuransi untuk memberikan lebih byk kemudahan/flexibility bagi pemegang polis.

BAB 5

LANJUTAN ADDITIONAL COVER

GENERAL EXCLUSSIONS & CONDITIONS OF THE HOUSEHOLD POLICY

A. EXCLUSIONS.

Secara umum terdiri dari akibat perang, radioaktif ataupun getaran suara supersonic.

B. CONDITIONS

a. Due Care. Tertanggung diharuskan mengambil langkah2 seolah-olah seperti tidak mempunyai polis asuransi.

b. Maintenance of Sum Insured. Tertanggung harus melakukan penyesuaian harga pertanggungan agar sesuai dengan kondisi riil.

Contoh: Untuk Building dapat diestimasi berdasarkan harga pembangunan kembali. Untuk Contents dapat didasarkan pada harga pembelian barang (new for old) dengan memperhatikan depresiasi termasuk penyusutan.

c. Alteration. Setiap ada perubahan mengenai obyek pertanggungan maka Tertanggung harus melaporkannya kepada Penanggung.

d. Claims. Melaporkan pada kesempatan pertama pada pihak yang berwajib, mengamankan kerugian agar tidak menjadi lebih parah, mengirimkan dokumen yang diperlukan.

e. Other Insurance(Contribution): JIka terjadi kerugian dan terdapat juga jaminan dari Penanggung lain maka Penanggung hanya akan membayar ganti rugi sebesar yang menjadi tanggung jawabnya.

f. Salvage. Bila terdapat salvage maka menjadi hak Penanggung.

g. Interpretation. Suatu kata dalam polis yang telah disebutkan terlebih dahulu menjadi acuan untuk kata2 selanjutnya.

h. Obsevance. Penanggung akan memberikan ganti rugi sepanjang Tertanggung harus patuh pada ketentuan yang telah digariskan oleh Penanggung.

i. Arbitration: JIka terjadi perbedaan persepsi mengenai besarnya ganti rugi maka akan diselesaikan melalui lembaga arbitrase.

j. Fraud: Kerugian yang disebabkan oleh orang2 yang berada dibawah pengawasan tertanggung tidak dijamin.

k. Subrogation: Penanggung, setelah melaksanakan kewajiban pembayaran ganti rugi, secara sendiri atau bersama dengan Tertanggung akan menuntut ganti rugi kembali kepada pihak yang menyebabkan terjadinya kerugian.

l. Cancellation:

Dalam kebanyakan polis asuransi kerugian, terdapat suatu kondiri yang memungkinkan asuradur membatalkan polis dengan memberitahu secara tertulis untuk periode tertentu dan premi dikembalikan secara prorate.

Langkah demikian diambil manakala keadaan fisik dari risiko mengalami perubahan atau manakala Tertanggung tidak melaksanakan sesuatu yang telah direkomendasikan untuk memperkecil resiko.

Dalam ketentuan Polis baru di Indonesia saat ini sudah berlaku ketentuan prorate.

C. PROPOSAL FORMS

1. Fungsi Proposal Form adalah sebagai media untuk mencantumkan berbagai fakta material guna pengambilan keputusan lebih lanjut dari Underwriter apakah menerima atau menolak resiko yang akan dipertanggungkan. Selain itu, juga berfungsi sebagai media advertising bagi perusahaan untu