repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/92/1/1_Combine.pdf · 2017. 9. 13. · 1 BAB I PENDAHULUAN...
Transcript of repository.utu.ac.idrepository.utu.ac.id/92/1/1_Combine.pdf · 2017. 9. 13. · 1 BAB I PENDAHULUAN...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Agenda besar dari demokrasi adalah pemilihan umum, baik itu pemilihan
legislatif, eksekutif, kepala daerah hingga pemilihan Presiden dan wakil presiden.
Ketika menjelang masa Pemilu begitu riuhnya hiruk pikuk perpolitikan di dalam
negeri. Seolah tidak ada yang lain lagi isu di negeri ini, walaupun ada namun
nuansa politis sangat kental mengisi berbagai media. Begitu kuatnya aroma intrik
dalam masa-masa tersebut.
Menjelang pemilihan umum adalah masa saatnya kampanye di mana
setiap partai politik atau calon legislatif maupun calon presiden melakukan
pendekatan pada massa untuk menarik dukungan. Roger dan Storey (dalam Antar
Venus, 2004: h. 7) memberi pengertian “kampanye sebagai serangkaian tindakan
komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada
sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu”. Perlu diperhatikan bahwa pesan kampanye harus terbuka untuk
didiskusikan dan dikritisi. Hal ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan
kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik bahkan sebagian
kampanye ditujukan sepenuhnya untuk kepentingan dan kesejahtraan umum. Oleh
karena itu isi pesan tidak boleh menyesatkan, maka di sini tidak perlu ada
pemaksaan dalam mempengaruhi.
Apapun ragam dan tujuan yang dilakukan dalam kampanye selalu terkait
dengan aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku. Dalam aspek pengetahuan
2
2
diharapkan akan munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya
pengetahuan masyarakat tentang isu tertentu, yang kemudian adanya perubahan
dalam ranah sikap. Pada tahap akhir dari tujuannya yaitu mengubah perilaku
masyarakat secara konkret berupa tindakan yang bersifat insidental maupun
berkelanjutan.
Kampanye dalam Pemilu pada dasarnya dianggap sebagai strategi
komunikasi politik, yang sangat tinggi intensitasnya, karena dalam proses
kampanye Pemilu, interaksi politik berlangsung dalam tempo yang meningkat.
Setiap peserta kampanye berusaha meyakinkan para pemberi suara/konstituen,
bahwa kelompok atau golongannya adalah calon-calon yang paling layak untuk
memenangkan kedudukan.
Dalam masa kampanye Pemilu, maka strategi komunikasi yang sering
digunakan oleh partai politik maupun calon presiden adalah melalui media. Hal
ini media massa maupun elektronik sangat potensial dalam hal mempengaruhi
publik untuk menggalang dukungan. Pada kasus pemilu jenis kampanye yang
digunakan adalah kampanye yang berorientasi pada kandidat yang dimotivasi
untuk mendapatkan kekuasaan. Karena memang tujuan dari kampanye Pemilu
adalah untuk pengisian jabatan publik (rekruitmen politik). Karena berbicara
politik adalah berbicara soal perebutan kekauasaan.
Dalam konteks komunikasi politik, dapat dikatakan bahwa media massa
adalah medan perang tersendiri, karena media memiliki kuasa penuh untuk
memutuskan informasi mana yang seharusnya diketahui maupun yang jangan
sampai diketahui oleh publik, dan secara otomatis kondisi ini menempatkan media
3
3
sebagai pembentuk citra baru atau individu maupun lembaga (partai politik)
tempatnya bernaung (Lely Arrianie, 2010: h. 52).
Disamping itu tingkah media yang mengulas latar belakang para calon
peserta pemilu yang tidak hanya dalam masa kampanye saja dapat dikatakan
menjadi keberpihakan dan konstruksi pencitraan tersendiri bagi pihak yang
bersangkutan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan sadar maupun
tidak sadar dari media. Narasi dalam berita yang mengulas tokoh tertentu
terkadang sering memunculkan sosok pahlawan dalam individu yang
bersangkutan, serta manggambarkan sosok penjahat terhadap sesuatu yang sedang
dilawan oleh tokoh yang dianggap sebagai pahlawan (John Hartley, 2003: h.102).
Pola dan strategi komunisi politik yang dilakukan melalui media guna
menciptakan citra baik terhadap calon presiden agar pemilih dapat terpengaruh
dengan pola strategi yang diterapkan. Secara umum pola dan strategi komunikasi
pemenangan ini dapat dipastikan sudah dipersiapkan sejak awal oleh masing-
masing calon, dengan tujuan agar bisa memperoleh suara sebanyak-banyaknya.
Dalam proses penyusunan pola dan strategi pemenangan ini, para calon presiden
umumnya menitikberatkan pada upaya mobilisasi suara lewat money politik
sebagaimana yang terjadi pada pemilu-pemilu legislatif sebelumnya, namun
dalam pelaksanaannya, pola dan strategi komunikasi ini tidak cukup efektif untuk
mengantarkan calon yang bersangkutan menduduki posisi yang diharapkan.
Dari keterangan yang diperoleh penulis dari Tim pemenangan calon
Presiden Probowo Subianto di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang Kabupaten
Nagan Raya, bahwa untuk meningkatkan citra politiknya dengan tujuan
memperoleh suara terbanyak maka tim pemenangan Probowo Subianto sudah
4
4
mempersiapkan strategi politik di tingkat gampong. Strategi komunikasi yang
digunakan oleh tim pemenangan ialah dengan melakukan komunikasi personal
atau komunikasi secara pribadi agar masa pendukung dapat dipengaruhi.
Kemudian tim pemenangan Prabowo Subianto mendapat hambatan dalam
melakukan komunikasi dengan masyarakat, hal ini disebabkan oleh isu-isu negatif
yang diperoleh masyarakat dari banyak orang tentang latar belakang masa lalu,
seperti isu pelanggaran HAM di Aceh yang melibatkan Probowo pada masa DOM
tahun 1988 oleh anggota Kopassus serta pemberitaan tentang Prabowo yang
mengarah kepada pencitraan negatif. Oleh sebab itu tim pemenangan tersebut
perlu mempersiapkan dengan baik agar proses komunikasi yang dijalankan sesuai
dengan apa yang diinginkan.
Berdasarakan uraian latar belakang di atas, maka penulis perlu melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul” Strategi Komunikasi Politik Tim
Pemenangan Calon Presiden Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden tahun 2014 (Studi Pencitraan Politik Prabowo Subianto di
Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang Kabupaten Nagan Raya).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana Strategi Komunikasi Politik Tim Pemenangan Calon Presiden
Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun
2014 dalam Pencitraan Politik Prabowo di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang Kabupaten Nagan Raya?
5
5
2. Apa saja hambatan Tim Pemenangan Calon Presiden Prabowo Subianto
dalam Pencitraan Politik Prabowo di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang Kabupaten Nagan Raya?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Untuk mengetahui strategi Komunikasi Politik Tim Pemenangan Calon
Presiden Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2014 dalam Pencitraan Politik Prabowo di Kecamatan Beutong
Ateuh Banggalang Kabupaten Nagan Raya.
2. Untuk mengetahui hambatan Tim Pemenangan Calon Presiden Prabowo
Subianto dalam Pencitraan Politik Prabowo di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang Kabupaten Nagan Raya.
1.4 Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian sederhana ini diharapkan mampu memberikan manfaat
yang baik bagi organisasi yang bersangkutan maupun bagi masyarakat luas.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang ilmiah tentang
Strategi Komunikasi Politik Tim Pemenangan Calon Presiden Prabowo Subianto
pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014. Secara teoritis ini
diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan atau acuan untuk penelitian
empiris.
6
6
1.4.2 Secara Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata terhadap
masyarakat di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang Kabupaten Nagan
Raya, yang ikut berpartisipasi politik dalam pemilihan presiden dan wakil
presiden tahun 2014.
2. Secara praktis, dapat dijadikan acuan dan bahan pembelajaran bagi orang-
orang yang sedang berdinamika dalam komunikasi politik.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini, maka
sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur berikut ini:
Bab I : Pendahuluan, yaitu terdiri atas latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka, yaitu memuat tentang teori-teori yang mendukung
penelitian.
Bab III : Metodologi Penelitian, yaitu berisi tentang metodologi penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
analisis data dan pengujian kredibilitas data.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan, memuat tentang uraian hasil
penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Yakni deskripsi dari
interprestasi data-data yang diperoleh.
Bab V : Berisi kesimpulan dan saran
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
2.1.1 Yustian (2008)
Penelitian dengan judul Strategi kampanye politik calon incumbent
(pemegang Jabatan) dan Pendatang baru dalam pemilihan kepala daerah (Studi
Kasus: Tim Kampanye Pasangan Danny Setiawan-Iwan Sulanjanadan Ahmad
Heryawan-Dede Yusuf di Kota Bogor, Jawa Barat). Penelitian mahasiswa
program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor tahun 2008.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mekanisme kerja tim kampanye
HADE yang bekerja berdasarkan masing-masing partai politik pendukung menjadi
HADE PKS dan HADE PAN, ternyata lebih efektif dalam menjalankan kegiatan
kampanye yang hanya berlangsung kurang dari dua minggu. Sementara itu tim
kampanye DA’I yang anggota-anggotanya berasal dari Partai Golkar dan Partai
Demokrat, justru mengalami berbagai hambatan yang menyebabkan kondisi
”saling tunggu” karena sulitnya koordinasi antara anggota-anggota tim kampanye
dari Parpol yang berbeda. Selain itu jumlah dana, konsolidasi internal dan
eksternal yang dilakukan, targeting sasaran kampanye, serta kalimat positioning,
ternyata mempengaruhi bentuk-bentuk kegiatan kampanye yang dilakukan dan
pada akhirnya berperan menjadi faktor-faktor yang berpengaruh untuk
memenangkan pemilihan kepala daerah.
8
8
Teknik kampanye yang dijalankan juga berpengaruh terhadap peluang
untuk memenangkan pemilihan kepala daerah. Teknik-teknik kampanye yang
menggunakan model komunikasi satu-satu ternyata lebih efektif untuk meraih
simpati dan dukungan masyarakat dibandingkan model komunikasi satu-banyak.
Model komunikasi satu-satu tersebut digolongkan ke dalam teknik kampanye dari
rumah ke rumah, yang dilakukan dengan cara mendatangi dan menjelaskan
biografi pasangan calon, visi-misi, dan program kerja yang akan dijalankan jika
nanti terpilih. Penggunaan perjanjian ”kontrak politik” antara pasangan calon
dengan masyarakat juga meningkatan rasa kepercayaan masyarakat kepada calon
yang melakukan perjanjian ”kontrak politik”. Selain itu, bentuk-bentuk kampanye
yang inovatif dan bermanfaat untuk masyarakat juga turut mempengaruhi pilihan
politik masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini memiliki keterkaitan
dengan penelitian penulis yaitu memiliki persamaan dan perbedaan. Penitian ini
memiliki persamaan yaitu sama-sama membahas tentang komunikasi politik dan
strategi dalam berkomunikasi yaitu berkampanye. Sedangkan perbedaannya yaitu
penelitian ini membahas tentang strategi kampanye politik calon incumbent dan
Pendatang baru dalam pemilihan kepala daerah. Sedangkan penelitian penulis
membahas tentang strategi komunikasi politik tim pemenangan dan tidak
membahas tentang pendatang baru dalam pemilihan.
2.1.2 Penelitian Dani Fadillah (2010)
Penelitian ini dengan judul “Strategi Komunikasi Politik Evo Morales
(Optimalisasi Fungsi Public Relations Guna Meningkatkan Citra Diri Dalam
Bingkai Pemilihan Presiden Bolivia)”. Penelitian mahasiswa Ilmu Komunikasi
9
9
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa strategi komunikasi politik yang digunakan
oleh Morales adalah dengan memainkan isu-isu transformatif radikal, yang
mengajak untuk melakukan revolusi total terhadap program-program kenegaraan.
Salah satu contohnya adalah Morales menggugah rakyat Bolivia bahwa sudah
saatnya Bolivia dipimpin oleh pribumi yang selama ini tidak perubah terjadi
sebelumnya, proteksi tanaman koka, dan nasionalisasi industri gas bumi. Semua
itu adalah seruan- seruan yang merupakan gebrakan social kritis yang sudah lama
sekali tidak pernah disuarakan oleh para pemimpin-pemimpin Bolivia
sebelumnya.
Seruan isu-isu kampanye Morales ini sukses juga karena didukung oleh
faktor-faktor sosial. Masyarakat Amerika Latin pada umumnya dan masyarakat
Bolivia pada khususnya telah memiliki jiwa-jiwa revolusioner dan menjunjung
tinggi teologi pembebasan. Dalam studi Bolivia, orang pertama yang menyerukan
teologi pembebasan revolusioner itu adalah Simon Bolivar, dan setelah itu tidak
ada lagi pemimpin-pemimpin Bolivia yang menyuarakannya karena alasan politik.
Munculnya Morales dengan membawa isu-isu tersebut otomatis menjadi
pemuas dahaga kerinduan rakyat Bolivia terhadap tokoh-tokoh revolusioner. Jika
Simon Bolivar terkenal dengan sejarah revolusionernya yang memerdekakan
Bolivia dari Spanyol, maka Morales terkenal akan sejarah revolusionernya yang
membebaskan Bolivia dari penjajahan kapitalisme. Setelah sebelumnya berhasil
membuat Bolivia merasa sedang mengalami penjajahan asing dalam
kehidupannya dan dia kemudian tampil sebagai pahlawan selayaknya Simon
Bolivar.
10
10
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka terdapat persamaan dengan
penelitian penulis yaitu sama-sama membahas tentang strategi komunikasi politik.
Sedangkan perbedaanya yaitu penelitian ini membahas tentang Strategi
Komunikasi Politik dalam Optimalisasi Fungsi Public Relations Guna
Meningkatkan Citra Diri. Sedangkan penelitian penulis lebih fokus pada Strategi
Komunikasi Politik Tim Pemenangan Calon Presiden yang mengarah pada
Pencitraan Politik.
2.2 Kerangka Teori
Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala
spesifik atau proses tertentu terjadi, dan satu teori harus diuji dengan
menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya
(Wuisman, dalam M. Hisyam, 2006: h. 203). Menurut M. Solly Lubis (2004: h.
80) “Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori,
thesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan
perbandingan, pegangan teoritis”.
Teori yang dipakai dalam komunikasi politik adalah teori dasar dan
berkaitan dengan analisis yang dipakai dalam penelitian penulis. Menurut Anwar
(2003: h.92) dari paradigma komunikasi politik yang telah dijelaskan di muka
dapat diturunkan beberapa teori dasar dan beberapa model dasar yang telah lama
dikenal.
Adapun teori komunikasi politik yang digunakan oleh penulis adalah Teori
Jarum Hipodermik. Berdasarkan paradigma mekanistis yang telah dijelaskan
dimuka, komunikasi politik itu berlangsung dalam sebuah proses seperti “ban
11
11
berjalan” secara mekanis. Secara sederhana Laswell merumuskan dalam sebuah
formula, “Siapa berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dan bagaimana
efeknya?” (who says what, in which channel to whom with what effect?).
Kemudian formula Laswell tersebut oleh Dan Nimmo (2000: h. 34). dijadikan
sebagai dasar dalam menganalisis komunikasi politik. Selanjutnya Nimmo (2000:
h. 36) menjelaskan bahwa proses komunikasi secara mekanistis adalah
komunikator politik (politisi, aktivis atau profesional) menyampaikan pesan
politik kepada khalayak politik, melalui media politik. Dengan demikian akan
timbul umpan balik atau efek politik misalnya mendapat umum berupa dukungan
atau penolakan atau ragu-ragu.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikaitkan dengan penelitian penulis
yaitu dari permasalahan-permasalahan seperti komunikator politik atau tim
pemenangan Prabowo Subianto yang terdiri dari politisi, aktivis atau profesional
menyampaikan pesan politik kepada khalayak, melalui media politik maupun
media sosial.
Penelitian ini juga menggunakan Teori Empati dan Teori Homofili sebagai
teori pendukung. Dalam teori “Empati dan Homifili” dikatakan bahwa sebuah
komunikasi politik akan sukses bila seorang komunikator dapat memproyeksikan
diri dengan baik ke dalam sudut pandang khalayak atau masyarakat. Hal ini erat
kaitannya dengan citra diri komunikator politik untuk menyesuaikan suasana
pikirannya dengan alam pikiran khalayak. Komunikator melaksakan
komunikasinya dengan menempatkan diri pada situasi dan kondisi orang lain dan
dilaksanakan atas dasar kesamaan.
12
12
Persuasif yang positif berkaitan dengan “teori empati” dan “teori homifili”,
yang dikembangkan bukan saja oleh pakar ilmu komunikasi tetapi juga oleh pakar
ilmu sosiologi. “teori empati” dikembangkan oleh Berlo (1960) dan Daniel Larner
(1978). Sedangkan “teori homifili” diperkenalkan oleh Everet M.Rogers dan F.
Shoemaker (1971). “teori empati” dan “teori homifili” merupakan penjabaran dari
paradigma atau perspektif interaksional (Anwar, 2003: h.92).
Dalam usaha melakukan empati dalam peristiwa komunikasi itu, Rogers
dan Shoemaker (1971) memperkenalkan homifili. Hal itu dimaksudkan sebagai
kemampuan individu untuk menciptakan kebersamaan-kebersamaan, baik fisik
maupun mental. Dengan homifili tercipta hubungan-hubungan sosial dan
komunikasi yang intensif dan efektif. Homifili dapat digambarkan sebagai
suasana dan kepribadian kondisi fisik dua orang yang berinteraksi karena
memiliki kesamaan usia,bahasa, pengetahuan, kepentingan, organisasi, partai,
agama, suku bangsa dan pakaian.sulit sekali terjadi interaksi yang intensif jiika
dua orang yang berinteraksi bersifat heterofili, yaitu tidak memiliki kesamaan
bahasa, pengetahuan dan kepentingan.
Dalam komunikasi politik, homifili dengan mudah dilihat pada para
politikus atau kader partai di Indonesia, yaitu memiliki kostum yang sama.
Bahkan, sejumlah politikus yang memiliki agama yang sama berkumpul
membentuk partai yang sama. Demikian juga mereka yang memiliki jenis kelamin
yang sama, membentuk koalisi untuk memperjuangkan kepentingan politik bagi
mereka.
Teori empati dan homofili diaktualisasikan oleh tim pemenangan Prabowo
Subianto dengan baik. Teori empati dan homofili menjadi sebuah “instrumen”
13
13
komunikasi politik yang efektif. Oleh karena dalam penelitian ini penulis memilih
teori empati dan homofili karena dalam teori ini tercipta hubungan-hubungan
sosial dan komunikasi yang intensif dan efektif.
Kemudian untuk teori pencitraan dan teori pencitraan politik, maka penulis
mengambil teori Dan Nimmo. Menurut Dan Nimmo (2001: h. 44) seorang politisi
(komunikator) diperkenankan melakukan berbagai propaganda untuk mencapai
tujuannya, sebab propaganda dapat membuat sang komunikator memperoleh
respon dari komunikan (masyarakat) yang membuat komunikan makin dekat
dengan tujuan sang komunikator.
Berpolitik sama halnya dengan berkomunikasi, yang dalam hal ini adalah
mengenai suatu proses penyampaian pesan kepada khalayak atau “melibatkan
pembicaraan”. Ilmuwan politik Mark Roelofs (Dan Nimmo, 200: h.8),
mengatakan dengan sederhana bahwa “Politik adalah pembicaraan atau lebih
tepatnya berpolitik adalah berbicara. Dalam bukunya Cholisin, dkk (2007: h.114)
mengatakan bahwa komunikasi politik ialah proses penyampaian informasi politik
dari pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya. Kemudian David V.J. Bell
menjelaskan tiga jenis pembicaraan politik, diantaranya adalah pembicaran
kekuasaan, pembicaraan pengaruh, dan pembicaraan autoritas (Dan Nimmo, 200:
h. 75).
Selanjutnya Arifin (2014: h. 37) berpendapat bahwa terdapat empat
tindakan strategis dalam melakukan strategi pencitraan. Tindakan strategis
pertama dimulai dengan keberadaan pemimpin politik. Tindakan strategis kedua
adalah merawat ketokohan dan memantapkan kelembagaan. Kemudian
dilanjutkan dengan tindakan strategis ketiga yaitu menciptakan kebersamaan
14
14
dengan memahami khalayak, menyusun pesan persuasif, menetapkan metode dan
memilih media. Sedangkan tindakan strategis keempat ialah membangun
konsensus dengan memiliki seni berkompromi (negosiasi) dan kesediaan
membuka diri.
Berdasarkan uraian di atas, maka Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan strategi pencitraan yang dilakukan oleh tim pemenangan Prabwo
Subianto serta dapat mengidentifikasi tahap-tahap dalam proses pencitraan yang
dilakukan oleh tim sukses dalam memenangkan pemilu pada tahun 2014 di
Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang.
2.3 Pengertian Strategi
Menurut Effendy (2009: h. 31) istilah strategi berasal dari kata Yunani
Strategeia (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu
untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi jaman dulu
yang sering diwarnai perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu
angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang.
Strategi juga bisa dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian
dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan
kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang,
kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang
menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang
mungkin terjadi. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang
mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk
mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Lebih lanjut Effendy
15
15
(2009: h. 32) menjelaskan “strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan.
Menurut Joko Prihatmoko & Moesafa (2008: h. 160-161) bahwa “strategi
adalah segala rencana dan tindakan yang dilakukan untuk memperoleh
kemenangan dalam pemilu. Strategi mencakup berbagai kegiatan diantaranya
menganalisa kekuatan dan potensi suara yang akan diperoleh, juga untuk
mengetahui metode pendekatan yang diperlukan terhadap pemilih”.
Agar suatu kontestan dapat memenangkan pemilihan umum, ia harus dapat
membuat pemilih berpihak dan memberikan suaranya. Hal ini hanya akan dapat
dicapai apabila kontestan memperoleh dukungan yang luas dari pemilih, dan
metode dan cara yang dapat digunakan oleh kontestan yaitu apakah dan
bagaimana marketing dapat membantu politikus dalam mengembangkan
hubungan dengan pemilih. (Prihatmoko Joko & Moesafa, 2008: h. 160-161).
2.4 Strategi komunikasi
Strategi komunikasi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah
saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi
komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen
komunikasi untuk mencapai suatu tujuan (Effendy,2003: h. 301).
Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi
harus didukung oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan
pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Harold D. Lasswell menyatakan
16
16
bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab
pertanyaan ”Who Says What Which Channel To Whom With What Effect?”
Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus
dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap
pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut; Who? (Siapakah komunikatornya)
Says what? (pesan apa yang dinyatakannya) In which channel? (media apa yang
digunakannya) To whom? (siapa komunikannya) With what effect? (efek apa yang
diharapkan)
Quinn dalam Ruslan (2002: h.90-91) dalam buku kampanye PR kiat dan
strategi edisi revisi menyatakan agar suatu strategi dapat efektif dilaksanakan
dalam sebauh program, maka ia harus mencakup beberapa hal:
1. Objektif yang jelas dan menentukan semua ikhtiar diarahkan untuk
mencapai pemahaman yang jelas, menentukan dan bisa mencapai
keseluruhan tujuan. Tujuan tersebut tidak perlu dibuat secara tertulis
namun yang penting bisa dipahami dan menentukan.
2. Memelihara inisiatif, strategi inisiatif menjaga kebebasan bertindak dan
memperkaya omitmen. Strategi mesti menentukan langkah dan
menetapkan tindakan terhadap peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu
peristiwa.
3. Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan
tempat yang menentukan.
4. Fleksibilitas, strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyanggad
an dimensi untuk fleksibilitas dan maneuver.
17
17
5. Kepemimpinan yang memilki komitmen dan terkoordinasi. Strategi
hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen dan
tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pokok.
6. Kejujuran, strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan
kerahasiaan dan kecerdasan untuk menyerang lawan pada saat yang tidak
terduga.
7. Keamanan, strategi itu mesti mengamankan seluruh organisasi dan semua
operasi penting organisasi.
R Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya
Techniques for effective communication, menyatakan bahwa tujuan sentral dari
kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu: To secure understanding
(komunikan mengerti akan pesan yang diterimanya) To establish acceptance
(penerimaan pesan oleh komunikan itu kemudian dibina) To motivate action
(kegiatan dimotivasikan)
Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi
ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung
pada suatu kondisi dan situasi (Effendy, 2003: h. 301).
Strategi komunikasi perlu disusun secara luwes, sehingga taktik
operasional komunikasi dapat segera disesuaikan dengan faktor-faktor yang
berpengaruh. Untuk mencapai tujuan komunikasi secara efektif, seorang strategis
komunikasi perlu memahami sifat-sifat komunikasi dan pesan, guna dapat
18
18
menentukan jenis media yang akan diambil dan teknik komunikasi yang akan
ditetapkan (Onong 2004: h. 33).
2.5 Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah salah satu syarat bagi berlangsungnya hubungan antar
manusia atau interaksi sosial di antara sesama manusia, karena pada dasarnya,
manusia adalah makhluk sosial yang harus selalu berkomunikasi dengan manusia
lain. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal yang biasa terjadi di dalam
kehidupan manusia. Seseorang melakukan komunikasi karena ingin mengadakan
hubungan dengan lingkungannya.
Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
Communication dan dalam bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang
artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Menurut Lexicographer (dalam Arni
Muhammad, 2009: h.3) “salah satu ahli kamus bahasa, mengartikan komunikasi
yang menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai
kebersamaan”.
Menurut Brent D. Ruben (dalam Arni Muhammad, 2009: h. 3) komunikasi
adalah ”suatu proses melalui mana individu hubungan dalam kelompok, dalam
organisasi, dan dalam masyarakat menciptakan mengirim dan menggunakan
informasi untuk mengkoordinasi lingkungan dan orang lain. Ada beberapa
pendapat lain yang mendefinisikan komunikasi”.
Mulyana (dalam Renc Spitz, 2008: h. 17) berpendapat bahwa:
“komunikasi adalah jembatan antara bagian luar dan dalam kepribadian mulut
sebagai rongga utama adalah jembatan antara persepsi dalam dan persepsi luar
19
19
adalah tempat transisi bagi perkembangan aktivitas transaksional, bagi
munculnya dari kepasifan ”.
Menurut Edward Depari dalam Effendy, 2009: h. 62) “komunikasi adalah
proses penyampaikan gagasan harapan dan pesan melalui lambang tertentu,
mengandung artidilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima
pesan. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain”.
Dari definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
suatu proses interaksi atau penyampaian pesan yang dilakukan oleh satu individu
dengan individu yang lain dalam sebuah keluarga maupun dalam lingkungan,
dengan maksud bisa mengubah prilaku sesuai yang diharapkan oleh penyampai
pasan. Akan tetapi tidak mudah mengubah sikap, pendapat, dan prilaku seseorang
sesuai yang kita harapkan. Dalam hal ini diperlukan peran komunikator dalam
penyampaian pesan. Maka pesan yang diisampaikan benar–benar komunikatif
sehingga mampu mempengaruhi perubahan sikap, pendapat, dan prilaku orang
lain.
2.6 Komunikasi Politik
Kajian keilmuan sinergi antara komunikasi dan politik, atau yang biasa
disebut dengan komunikasi politik kian hari menjadi kajian yang menarik, sebagai
sebuah disiplin ilmu, komunikasi politik memang masih tergolong baru, namun
sesungguhnya penelaahan komunikasi dan politik, serta pemanfaatan komunikasi
untuk kepentingan politik telah berlangsung sangat lama (Dan Nimmo, 2000: h.6).
Kajian komunikasi politik menurut Nina W. Syam (2001:2) berada dalam
satu pohon komunikasi, komunikasi politik adalah salah satu cabang komunikasi
20
20
organisasional berdasarkan pendekatan publik. Artinya komunikasi politik
berlangsung dalam konteks organisasi dan dalam situasi publik.
Seperti yang diketengahkan oleh Mueller (2003: h. 73) bahwa
“komunikasi politik didefinisikan sebagai hasil yang bersifat politik apa bila
menekankannya pada hasil”. Di sisi lain bagi mereka yang lebih menekankan
fungsi komunikasi politik dalam system politik, komunikasi politik didefinisikan
sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik dan antara sistem
tersebut dengan lingkungannya. Selain itu beberapai ilmuwan juga melihat
komunikasi politik sebagai suatu pendekatan dalam pembangunan politik. Karena
itu komunikasi politik dianggap memiliki sesuatu yang istimewa, komunikasi
politik meletakkan basis untuk menganalisis masalah yang muncul dan
berkembang dalam keseluruhan proses dan perubahan politik suatu bangsa. Plano
dalam Mueller (2003: h. 24) melihat bahwa “komunikasi politik merupakan
proses penyebaran arti, makna, atau pesan yang bersangkutan dengan suatu sistem
politik”.
Secara formal obyek komunikasi politk adalah dampak atau hasil yang
bersifat politik, di samping sebagai salah satu fungsi yang menjadi syarat
berfungsinya sistem politik. Jika komunikasi politik dilihat sebagai jembatan
metodologis antara disiplin komunikasi dan politik, maka obyek formal
komunikasi politik juga adalah proses penciptaan kebersamaan dalam makna
tentang fakta dan peristiwa politik.
Adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi dalam pencapaian
sasaransasaran politik juga diakui oleh Graber (2001: h.23) bahwa sebagian besar
aktivitas komunikasi politik adalah permainan kata-kata. Politisi berhasil meraih
21
21
kekuasaan karena keberhasilannya berbicara secara persuasif kepada para pemilih
dan kepada para elit politik. Selain itu juga bergantung pada efektifitas
komunikasi dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. Bahkan Greber juga
menambahkan bahwa ketika kita menjelaskan bahasa politik (bahasa yang
digunakan dalam konteks politik) dan apa yang membuat bahasa verbal maupun
non verbal menjadi politis, bukanlah karena bentuk atau kosa katanya, melainkan
karena substansi informasi yang disampaikan, setting dimana informasi
disebarkan maupun karena fungsi yang dijalankan. Menurut Harsono Suwardi
(2007: h. 12), komunikasi politik dapat dilihat daari arti sempit maupun arti luas.
Dalam arti sempit komunikasi politik adalah setiap bentuk penyampaian pesan
baik dalam lambang maupun lisan hingga tulisan, atau pun dalam bentuk isyarat
yang mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada dalam suatu struktur
kekuasaan tertentu. Sedangkan dalam arti luas komunikasi politik adalah setiap
jenis penyampaian pesan khususnya yang bermuatan info politik dari suatu
sumber kepada sejumlah penerima pesan.
Dilihat dari definisi komunikasi politik di atas baik dalam arti luas maupun
sempit selalu ada proses pertukaran pesan yang dilakukan oleh komunikator
politik. Bahkan masih terdapat definisi lain yang dapat digolongkan sebagai pesan
komunikasi politik dalam arti sempit, yaitu “suatu komunikasi dapat dikatakan
memiliki bobot politik bila komunikasi yang dimaksud memiliki konsekuensi atau
akibat politik yang mengatur tingkah laku manusia di bawah pertentangan”
(Soewardi, 2005: h.6).
Sementara politik diambil dari kata politics, dalam bahasa Inggris , adalah
sinonim dari kata politik atau ilmu politik dalam bahasa Indonesia. Bahasa Yunani
22
22
pun mengenal beberapa istilah yang terkait dengan kata politik, seperti politicos
(menyangkut warga negara), polites (seorang warga negara), polis (kota,negara),
dan politeia (kewargaan). (Asep Saeful Muhtadi, 2008: h. 28-29).
Menurut Maswasdi dalam Gun Gun Heryanto (2010: h. 5) komunikasi
politik sebagai kegiatan politik merupakan proses penyampaian pesan-pesan
bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan ini adalah
salah satu dari kegiatan sosial yang dijalankan seehari-hari oleh warga masyarakat
termasuk oleh elit politik.
2.7 Faktor-Faktor Proses Komunikasi
Zein (2008: h. 109) mengatakan Strategi komunikasi Politik adalah
rencana yang meliputi metode, teknik dan tata hubungan fungsional antara unsur-
unsur dan faktor-faktor dari proses komunikasi guna kegiatan operasional antara
unsur-unsur dan faktor-faktor dari proses komunikasi guna kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan dan sasaran. Faktor-faktor dari proses komunikasi politik
adalah meliputi :
1. Komunikator Politik
Komunikator politik adalah Partisipan yang dapat menyampaikan atau
memberikan informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot
politik .
2. Pesan Politik
Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan , baik secara tertulis
maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non-verbal, tersembunyi
maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya
23
23
mengandung bobok politik. Yaitu bagaimana agar setiap pesan politik yang
disampaikan dapat dimengerti oleh setiap anggota ataupun masyarakat.
3. Saluran atau Media politik
Saluran atau media Politik adalah alat atau sarana yang dipergunakan oleh
para komunikator politik dalam menyampaikan pesan politik nya. Dimana setiap
kegiatan ataupun pesan yang ingin disampaikan oleh partai politik ditampilkan
disetiap media politik.
4. Sasaran atau Target Politik
Sasaran atau target politik adalah anggota masyarakat yang diharapkan
dapat memberi dukungan dalam bentuk pemberian suara (vote) kepada partai atau
kandidat dalam Pemilihan Legislatif.
5. Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik
Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman
terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, dimana nuansanya akan
bermuara pada pemberian suara dalam pemilihan umum.
2.8 Teori Pencitraan
Pencitraan berasal dari kata citra (image) yang artinya sesuatu yang
tampak oleh indra, akan tetapi tidak memiliki eksistensi substansial. Atau
baragkali sangat dekat gandengannya dengan istilah petanda (signified) yang
berarti konsep abstrak atau makna yang dihasilkan oleh tanda.
Kotler (2000: h. 21), mendefinisikan citra sebagai “Seperangkat
keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek,
selanjutnya beliau mengatakan “Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu
objek sangat dikondisikan oleh citra objek tersebut”, ini memberi arti bahwa
24
24
kepercayaan, ide serta impresi seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap sikap
dan perilaku serta respon yang mungkin akan dilakukannya.
Pencitraan hadir dalam setiap fenomena sosial dan juga budaya. Mereka
berdiri dibawah bayang-bayang realitas semu yang menemukan bentuknya di
dalam banyak produk dan iklan, bahkan di semua hal yang dapat disalurkan oleh
media massa. Pencitraan dimaksudkan untuk kontrol masyarakat tahap awali.
Artinya dengan menanamkan suatu nilai atau ideologi tertentu masyarakat telah
dilumpuhkan (sadar atau tidak) oleh bahasa yang telah “tertutup”. Sebab bahasa
yang tertutup tidak mendemonsrasikan dan menjelaskan-ia mengkomunikasikan
keputusan,diktum dan perintah.
Kesimpulan yang dapat diambil dari telaah pustaka tentang pencitraan
dapat ditarik suatu benang merah bahwa definisi dari pencitraan adalah penilaian
yang diberikan masyarakat atau kepada organisasi atau individu, sehingga timbul
adanya suatu persepsi tentang kegiatan yang dilakukan organisasi selama ini.
2.9 Penanaman Citra Dalam Ranah Politik
Politik pencitraan dengan sendirinya mengatakan bahwa segala tanda
(visual maupun verbal) merupakan suatu sarana yang memungkinkan konsep yang
ditanamkan dan disisipkan itu menjadi dapat di tangkap oleh daya indra manusia.
Citra yang dilahirkan meskipun tidak memiliki eksistensi substansial,
kehadirannya mampu diwujudnyatakan oleh manusia yang menerimanya dalam
segala yang digunakan untuk pencitraan itu sendiri.
Dalam wacana administrasi yang totaliter, pencitraan memegang peranan
yang sanagat penting sebab lewatnya realitas itu mampu di manipulasi. Bahasa
pencitraan adalah suatu rekayasa besar-besaran dalam masyarakat yang
25
25
terstruktur. Kenyataan ini mungkin sekali terjadi sebab bahasa merupakan wacana
dimana semua praktik sosial berlangsung, dan dampaknya bahwa bahasa dapat
dibentuk sebagai tempat untuk membentuk individu-individu dalam sistem sosial.
Jika demikian, bahasa bukan lagi semata-mata sebagai sarana komunikasi antar
individu melainkan suatu kekuatan yang membentuk masyarakat dalam sistem
yang telah dirumuskan oleh pengusasa. Pembentukan di sini berada dalam
lingkaran pembentukan mentalitas yang seragam dan dibuat searah.
Pencitraan hadir dalam setiap fenomena sosial dan juga budaya. Mereka
berdiri dibawah bayang-bayang realitas semu yang menemukan bentuknya di
dalam banyak produk dan iklan, bahkan di semua hal yang dapat disalurkan oleh
media massa. Pencitraan dimaksudkan untuk kontrol masyarakat tahap awali.
Artinya dengan menanamkan suatu nilai atau ideologi tertentu masyarakat telah
dilumpuhkan (sadar atau tidak) oleh bahasa yang telah “tertutup”. Sebab bahasa
yang tertutup tidak mendemonsrasikan dan menjelaskan-ia mengkomunikasikan
keputusan,diktum dan perintah. Tidak ada pilihan lain selain mengamini apa yang
telah dicitrakan dalam semua fenomena sehari-hari. Pada titik ini suatu kontrol
baru telah dimulai.
Agar makin menguatkan dan memaksimalkan fungsi manajemen Public
Relations maka perlu ada pencitraan positif yang kuat dalam diri seorang politisi,
sebabberdasarkan pendapat Onong Uchjana (2007: h. 27) yang mengatakan
bahwa seorang komunikator yang populer akan dapat lebih mudah memberikan
pengaruh ketika berkomunikasi. Dan pengaruh tersebut amat dibutuhkan dalam
menjalankan fungsi humasnya, seorang politisi harus dapat menjalankan
26
26
komunikasi politik dengan baik, dan baik tidaknya komunikasi politik tersebut
amat dipengaruhi oleh opini publik (Dan Nimmo, 2000: h. 29).
Pendapat dari Nimmo itu makin diperkuat dengan keyakinan bahwa
seandainya propaganda tersebut dilakukan secara terus menerus berulang-ulang
maka jangankan citra dan pandangan positif dari komunikan (masyarakat) yang
didapat, sebuah kebohongan pun akan menjadi sebuah kebenaran. Sebab sugesti
yang disampaikan oleh komunikator seakan sudah dapat menjadi kontrol yang
dapat mengatur pikiran dan perilaku komunikan menjadi seperti yang diinginkan
oleh komunikator (Leonard W. Dobb, 2001: h. 94), agar propaganda yang
dilakukan oleh komunikator sukses mengontrol komunikan maka perlu
menggunakan strategi-strategi sebagai berikut:
1) Koersif, yaitu dengan memberikan rasa takut dalam diri komunikan.
2) Persuasif, metode ini menimbulkan efek sang komunikan akan melakukan
secara suka rela apa-apa yang diarahkan oleh komunikator, dan yang
terakhir.
3) Parvasif, metode iniadalah proses penyampaian pesan secara berulang-
ulang pada para komunikan.
Di mana ketiga strategi tersebut pada ujungnya akan menggiring
komunikan mengikuti kemauan komunikator. Selain menggunakan tekhnik
propaganda, seorang politisi dapat menggunakanmedia massa dan iklan politik
sebagai strategi pembentukan citranya (Linda Lee Kaid dalam Putra, 2007: h.29).
Politik pencitraan dengan sendirinya mengatakan bahwa segala tanda
(visual maupun verbal) merupakan suatu sarana yang memungkinkan konsep yang
ditanamkan dan disisipkan itu menjadi dapat ditangkap oleh daya indra manusia.
27
27
Citraan yang dilahirkan meskipun tidak memiliki eksistensi substansial,
kehadirannya mampu diwujudnyatakan oleh manusia yang menerimanya dalam
segala yang digunakan untuk pencitraan itu sendiri.
2.10 Pemilihan Umum (Pemilu)
Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu proses dimana para pemilih
memilih para orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan tertentu. Jabatan-jabatan
disini beraneka ragam mulai dari Presiden, wakil rakyat diberbagai tingkat
pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas Pemilu juga
dapat berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas
walaupun ini untuk kata ”pemilihan” lebih sering digunakan. Sistem Pemilu yang
digunakan adalah luber dan jurdil (wikipedia.org).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pemilihan umum selanjutnya disebut pemilu,
adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun1945. Selanjutnya Rudini (2001: h. 3) mengemukakan bahwa pemilihan
umum adalah:
”Pemilihan umum merupakan sarana demokrasi untuk membuat
suatu sistem kekuasaan negara yang pada dasarnya lahir dari rakyat,
untuk rakyat, dan oleh rakyat, menurut sistem permusyawaratan dan
perwakilan. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa pemilihan
umum itu tiada lain sebagai alat atau sarana untuk mengembangkan
demokrasi.”
28
28
Pemilihan umum merupakan kesempatan bagi warga negara untuk
memilih pejabat-pejabat pemerintah dan memutuskan apakah yang mereka
inginkan untuk dikerjakan oleh pemerintah. Dan dalam membuat keputusan itu
warga negara menentukan apakah yang sebenarnya mereka inginkan untuk
dimiliki (Sofiah, 2001: h. 12). Yang dimaksud Pemilihan Umum menurut Ali
(2005: 12) adalah:
”Pemilihan umum adalah jalan lurus untuk mewujudkan kedaulatan
rakyat yang sesungguhnya. Bagi Indonesia khususnya paska
amandemen UUD 1945, pelaksanaan pemilu bukan lagi sekadar
rutinitas politik dan aksesoris demokrasi. Namun seiring dengan era
reformasi, pemilu telah menjadi agenda nasional yang diharapkan
dapat menjadi solusi bagi krisis kenegaraan dan kebangsaan yang
nyaris mengancam keutuhan wilayah negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Pemilu adalah bagian penting dalam demokrasi. Pemilu jika diartikan
secara sederhana adalah cara individu warga negara melakukan aktivitas politik
ataupun kontrak politik dengan orang lain atau partai politik yang diberikan
mandat atau wewenang untuk melaksanakan sebagian kekuasaan rakyat/pemilih.
Pemilu bukanlah pemberian mandat kekuasaan secara total. Klaim partai politik
yang menyatakan bahwa partainya telah memiliki pemilih dengan jumlah total
tertentu dalam pemilu adalah tidak tepat.
Dengan demikian pemilihan umum merupakan suatu cara atau sarana
untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam menjalankan
roda pemerintahan. Proses Pemilu yang bebas, jujur dan adil dapat mewujudkan
tatanan suatu negara yang aman, adil dan sejahtera. Pemilu dapat juga diartikan
sebagai akad antara rakyat dan pemimpinnya, dimana rakyat mempercayakan
suaranya pada para pemimipin yang dipilihnya.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moh. Nazir (2004: h. 54)
metode deskriptif adalah “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu
memberikan gambaran mengenai Strategi Komunikasi Politik Tim Pemenangan
Calon Presiden Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2014 (Studi Pencitraan Politik Prabowo Subianto di Kecamatan Beutong
Ateuh Banggalan Kabupaten Nagan Raya).
3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Data
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer
Merupakan sumber data yang didapat di lapangan. Data primer dalam
penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung di lapangan yang
bersumber pada penelitian wawancara dan dokumentasi.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen, koran,
internet yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diteliti oleh penulis. Data
30
30
sekunder dalam penelitian ini terdiri dari bahan-bahan yang diperoleh dari
literatur-literatur perpustakaan (Library reseach) koran internet untuk menunjang
penulisan dan penellitian.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Adalah teknik pengumpukan data dengan mengajukan pertanyaan
langsung melalui cara tanya jawab yang dilakukan dengan beberapa nara sumber
yang terpilih. Teknik ini digunakan dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Beberapa hal yang belum tercakup dalam
pertanyaan dapat digali dengan teknik ini.
2. Dokumentasi
Yaitu teknik untuk mendapatkan data sekunder, melalui studi pustaka atau
literatur dilengkapi dengan data statistik, peta, foto, dan gambar-gambar yang
relevan dengan tujuan penelitian.
3.2.3 Informan Penelitian
Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap
mempunyai informasi (Key-informan) yang dibutuhkan di wilayah penelitian.
Teknik yang digunakan dalam menentukan informan adalah dengan menggunakan
“purposive sampling” atau sampling bertujuan, yaitu teknik sampling yang
digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan
tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Sugiono, 2011: h.18).
31
31
Untuk pengecekan tentang kebenaran hasil wawancara yang didapat dari
informan, maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:
1. Tim Sukses Prabowo 8 Orang
2. Masyarakat 5 Orang
Penentuan informan berdasarkan maksud dan tujuan penulis, maka jumlah
responden adalah 13 orang. Tujuan yang diambil sebagai informan, karena dapat
memberikan informasi yang jelas serta dapat memberikan data-data yang dapat
menunjang penelitian penulis.
3.2.4 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dimulai dari tanggal 30 Juni 2014 sampai dengan tanggal
30 Agustus 2014, dengan perincian dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Waktu
Kegiatan Mei
2014
Juni
2014
Juli
2014
Agts
2014
Sept
2014
Okt
2014
Tahap persiapan : 1. Penjajakan ke Lokasi
2. Usulan penelitian.
3. Penyusunan pedoman
wawancara
Tahap pengumpulan data
Tahap pengolahan data
Tahap penulisan atau
penyusunan
Sidang
3.3 Instrumen Penelitian
Penelitian yang menggunakan metode kualitatif, adalah suatu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami, maka
peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Moleong, 2002: h.4). Peneliti merupakan
32
32
instrumen kunci utama, karena peneliti sendirilah yang menentukan keseluruhan
skenario penelitian serta langsung turun ke lapangan melakukan pengamatan dan
wawacara dengan informan.
Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian untuk mendapatkan data
yang valid dan realible. Namun, untuk membantu kelancaran dalam
melaksanakannya, penelitian ini juga didukung oleh instrumen pembantu sebagai
paduan wawancara. Oleh karena itu sebelum turun ke lapangan, maka peneliti
akan membuat panduan wawancara untuk memudahkan pelaksanaan penelitian di
lapangan. Alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu: dokumen,
laporan dan lain sebagainya.
3.4 Teknik Analisa Data
Di dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisa secara
kualitatif yakni data yang diperoleh akan dianalisis dalam bentuk kata-kata lisan
maupun tulisan. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh dari obyek penelitian. Serta hasil-hasil penelitian baik dari hasil
studi lapangan maupun studi literatur untuk kemudian memperjelas gambaran
hasil penelitian.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2002: h.103). Analisis data
menggunakan metode deskriptif kualitatif, di mana pembahasan penelitian serta
hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka
analisis data yang digunakan non statistik.
33
33
Menurut (Miles, 2007: h.15-19) Analisis data dalam penelitian kualitatif
berlangsung secara interaktif, di mana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan
sendiri-sendiri. Meskipun tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang
direncanakan, akan tetapi kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang
antara kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi
atau penarikan suatu kesimpulan. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini,
digunakan langkah langkah atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau alur verifikasi
data.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang
tertulis di lapangan (Miles dan Huberman, 2007: h.17). Reduksi data ini bertujuan
untuk menganalisis data yang lebih mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan data agar diperoleh kesimpulan yang dapat ditarik atau
verifikasi. Dalam penelitian ini, proses reduksi data dilakukan dengan
mengumpulkan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian
dipilih dan dikelompokkan berdasarkan kemiripan data.
2. Penyajian Data
Menurut Miles dan Huberman (2007: h.18) penyajian data adalah
pengumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, data yang telah
dikategorikan tersebut kemudian diorganisasikan sebagai bahan penyajian data.
Data tersebut disajikan secara deskriptif yang didasarkan pada aspek yang teliti.
34
34
3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Verifikasi data adalah sebagian dari suatu kegiatan utuh, artinya makna -
makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya (Miles dan Huberman, 2007: h.19). Penarikan
kesimpulan berdasarkan pada pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat
dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok
permasalahan yang diteliti.
Menurut Miles dan Huberman (2007: h.36) ada tiga komponen analisis
yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Aktivitas ketiga
komponen dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data
sebagai suatu proses siklus. Peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen
analisis tersebut sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya dengan
memanfaatkan waktu yang masih tersisa dalam penelitian ini. Untuk lebih
jelasnya proses analisis interaktif dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut:
Sumber : Miles dan Huberman (2007: h.36)
3.5 Pengujian Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan
kesimpulan/verifikkasi
35
35
member check. Pengujian kredibilitas data digunakan untuk mendapatkan data
yang lebih mendalam mengenai subyek penelitian (Sugiyono, 2011: h. 270).
Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekukan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis kasus negatif dan memberchcek (Sugiyono, 2011: h. 270).
Agar lebih jelas pengujian kredibilitas data maka dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar: 3. 2 Uji kredibilitas data dalam penelitian Kualitatif
Adapun pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut:
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang memadai.
Menurut Moleong (2002: h.327) perpanjangan pengamatan berarti peneliti tinggal
di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Dalam
Uji Kredibilitas
data
Perpanjangan
Pengamatan
Peningkatan
Ketukunan
Triangulasi
Diskusi dengan
Teman Sejawat
Analisis Kasus
Negatif
Perpanjangan
Pengamatan
36
36
pengumpulan data, pengamatan yang dilakukan tidak hanya dilakukan dalam
waktu yang singkat melainkan memerlukan perpanjangan pengamatan dengan
keikutsertaan pada lata penelitian. Perpanjangan pengamatan yang dilakukan
peneliti adalah dengan sering melakukan pengamatan di lokasi penelitian.
2. Peningkatan Ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan dilakukan
dengan membaca berbagai referensi baik buku maupun dokumen yang terkait
dengan temuan yang diteliti sehingga berguna untuk memeriksa data apakah benar
dan bisa dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi
Analisa Triangulasi merupakan “suatu metode analisis untuk mengatasi
masalah akibat dari kajian mengandalkan satu teori saja, satu macam data atau
satu metode penelitian saja (Sugiyono, 2011: h.225)”. Triangulasi dapat diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Menurut
Sugiyono (2011: h.273) terdapat minimal tiga macam triangulasi, yaitu:
a. Triangulasi sumber data
Pada triangulasi sumber data, data dicek kredibilitasnya dari berbagai
sumber data yang berbeda dengan teknik yang sama misalnya, mengecek sumber
data antara bawahan, atasan dan teman. Analisis triangulasi sumber data
ditunjukan pada gambar berikut:
Teman Pemimpin
Masyarakat
37
37
Gambar 3.3. Triangulasi Sumber Data
b. Triangulasi teknik pengumpulan data
Pada triangulasi teknik pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya
dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda dengan sumber data yang
sama. Truangulasi Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
Gambar: 3.4. Triangulasi Teknik Pengumpulan data
c. Triangulasi waktu pengumpulan data
Pada triangulasi waktu pengumpulan data, data dicek kredibilitasnya
dengan waktu yang berbeda-beda namun dengan sumber data dan teknik yang
sama. Triangulasi menjadikan data yang diperoleh dalam penelitian menjadi lebih
konsisten, tuntas dan pasti serta meningkatkan kekuatan data (Sugiyono, 2011: h.
241). Triangulasi waktu pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Gambar 3.5. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data
4. Pemeriksaan Teman Sejawat
Observasi Wawancara
Dokumen
Sore Siang
Pagi
38
38
Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil
temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan
mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang
berguna untuk proses penelitian.
5. Analisis Kasus Negatif
Menurut Sugiyono (2011: h.275) melakukan analis kasus negatif berarti
peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang
telah ditemukan.
6. Member Check
Member check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara
mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber yang telah memberikan
data untuk mengecek kebenaran data dan interprestasinya.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang merupakan pemekaran dari
Kecamatan Beutong berdasarkan Qanun Kabupaten Nagan Raya Nomor 2 tahun
2011 diresmikan pada tanggal 11 April 2011, yang terdiri secara administrasi
terdiri dari 1 Kemukiman yang dipimpin Imum Mukim, dan4 Gampong definitif
yang dipimpin oleh Keuchik Gampong, masing-masing gampong sebagai mitra
kerja Pemerintah Kecamatan dalam melaksanakan tugas-tugas Pemerintahan,
Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat.
Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang yang beribu kota di Kuta Teungoh
memiliki luas wilayah sekitar 585,88 Km2. dengan Jarak Ibu Kota Kecamatan ke
Ibu Kota Kabupaten 74 Km. adapun batas Wilayah Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Beutong (Puncak SinggahMata)
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Aceh Tengah
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Pante Cermin Kabupaten Aceh
Barat dan Pameu Kabupaten Aceh Tengah
4.1.1 Potensi Sumber daya Alam
Potensi sumber daya alam di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang
terdiri dari potensi sumber daya alam, potensi pariwisata, potensi sumber daya
40
40
manusia, potensi budaya dan potensi agro. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel: 4.1
Potensi Sumber daya Alam Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang
No Potensi sumber daya alam 1. Hutan Lindung dan Hutan Rakyat
2. DAS Krueng Beutong
3. Perikanan Darat
1. Potensi pariwisata 1. Bangunan Tugu Cut Nyak Dhien
2. Masjid Tua (Perlunya Pemugaran)
2. Potensi sumber daya manusia
3. Potensi budaya
4. Potensi agro 1. Budidaya Cabe
2. Budidaya Pisang
3. Budidaya Kopi
4. Budidaya Coklat
5. Budidaya Sapi
Sumber : Profil Beutong Ateuh Banggalang Tahun 2014
4.1.2 Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang sebagai
berikut:
Tabel: 4.2
Jumlah Penduduk di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki 974
2 Perempuan 1128
Total 2102
Sumber : Profil Beutong Ateuh Tahun 2014
41
41
Tabel: 4.3
Jumlah pendudukan menurut gampong di kecamatan Beutong Ateuh Banggalang
No Nama Gampong Jumlah
1 Babah Suak 551
2 Kuta Teungoh 349
3 Blang Meurandeh 361
4 Blang Puuk 428
5 Gampong Persiapan Pinto Angen 413
Total 2102
Berdasarkan data di atas, maka dapat dipahami bahwa jumlah penduduk
yang paling banyak adalah gampong Babah Suak dengan jumlah 551 jiwa.
Sedangkan paling sedikit adalah gampong Blang Meurandeh dengan jumlah 316
jiwa.
4.1. 3 Keadaan Sarana dan Prasarana
Tabel : 4.4
Fasilitas Sosial dan Ekonomi
No Jenis Fasilitas Penggunaan Fasilitas Jumlah (unit)
1 Fasilitas Ibadah Mesjid
Meunasah
Dayah
5 unit
5 unit
1 unit
2 Fasiltas Pendidikan
SMP
SD
TK dan PAUD
1 unit
2 unit
3 Fasilitas Kesehatan Puskesmas
Posyandu
Balai Pengobatan
1 Unit
1 Unit
2 Unit
4 Fasilitas olahraga Lapangan bola kaki
Lapangan voli
1 unit
3 unit
4 Fasilitas Pemerintahan Kantor Camat
Kantor Desa
1 unit
4 unit
Sumber : Profil Beutong Ateuh Tahun 2014
42
42
4.1.4 Profil Lengkap Prabowo Subianto
H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951.
Ia adalah seorang pengusaha, politisi, dan mantan perwira TNI Angkatan Darat. Ia
menempuh pendidikan dan jenjang karier militer selama 28 tahun sebelum
berkecimpung dalam bisnis dan politik. Bersama Hatta Rajasa, ia maju sebagai
calon Presiden Indonesia ke-7 dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014.
Prabowo adalah putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo.
Masa kecilnya banyak dihabiskan di luar negeri bersama orangtuanya. Minatnya
pada dunia militer dipengaruhi figur pamannya, Soebianto Djojohadikusumo yang
gugur dalam pertempuran Lengkong 1946.
Tahun 1974, Prabowo menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer
dengan lulusan terbaik. Ia tercatat sebagai Komandan termuda saat mengikuti
operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Karirnya melejit setelah menjabat Wakil
Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada
1983. Merengkuh jabatan Komandan Kopassus pada 1995. Selang setahun, ia
dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Kopasus, memimpin operasi
pembebasan sandera Mapenduma. Terakhir, ia bertugas sebagai Panglima Kostrad
dua bulan sampai kejatuhan Presiden Soeharto pada Mei 1998.
Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di
Yordania dan beberapa negera Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti
adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Bisnis Prabowo
meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak di sektor berbeda. Kembali ke
Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik. Pada 2008, ia bersama rekannya
mengukuhkan pembentukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Lewat jalur
43
43
perhimpunan, Prabowo merangkul petani, pedagang pasar tradisional, dan
kegiatan pencak silat Indonesia. Selama dua periode, ia memimpin Himpunan
Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2004. Sumber (http:// wikipedia.org).
Agar lebih jelas, rician profil H.Prabowo Subianto, maka dapat dlihat di
bawah ini:
a. Indentitas
Nama : Prabowo Subianto
Lahir : Jakarta, 17 Oktober 1951
Agama : Islam
b. Pendidikan
1. SMA: American School In London, U.K. (1969)
2. Akabri Darat Magelang (1970-1974)
3. Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD
Kursus/Pelatihan:
4. Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (1974)
5. Kursus Para Komando (1975)
6. Jump Master (1977)
7. Kursus Perwira Penyelidik (1977)
8. Free Fall (1981)
9. Counter Terorist Course Gsg-9 Germany (1981)
10. Special Forces Officer Course, Ft. Benning U.S.A. (1981)
11. Presiden Dan Ceo PT Jaladri Nusantara (Perusahaan Perikanan) Jakarta,
Indonesia
44
44
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Strategi Komunikasi Politik Tim Pemenangan Calon Presiden
Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2014 dalam Pencitraan Politik di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang Kabupaten Nagan Raya
Untuk memenangkan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden tahun 2014,
tim pemenangan telah melakukan berbagai strategi komunikasi politik. Terutama
berkenaan dengan pencitraan Prabowo Subianto di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang Kabupaten Nagan Raya.
Strategi pencitraan merupakan suatu proses atau cara bertindak yang
dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis untuk membentuk gambaran diri
atau lembaga dibenak khalayak dengan memberikan informasi secara langsung
maupun melalui media.
Strategi komunikasi politik pada dasarnya merupakan langkah-langkah
dalam melakukan komunikasi politik yang berkaitan dengan pembuatan,
penyebarluasan, penerimaan, dan dampak-dampak informasi berkontek politik,
baik melalui interaksi antar manusia maupun media seperti spanduk dan baliho.
Demikian halnya dengan Tim Pemenagan Prabowo Subianto. Untuk
mendapatkan perolehan suara mayoritas dalam Pemilu, Tim Pemenagan Prabowo
Subianto di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang telah melakukan strategi
komunikasi politik mulai dari tahapan perencanaan, pengorganisasian, dan aksi
nyata di lapangan untuk membangun komunikasi dengan masyarakat pemilih.
Untuk mendapakan simpati masyarakat di Aceh, Prabowo Subianto
bersama tim pemenangan tingkat nasional juga mengikat kontrak politik dengan
salah satu partai lokal di Aceh, yaitu Partai Aceh. Sebagaimana di ketahui, Partai
45
45
Aceh atau PA merupakan partai yang di isi dan di pimpin oleh mantan kombatan
Gerakan Aceh Merdeka. Prabowo Subianto bersama timnya paham betul akan
peran yang dapat di mainkan oleh PA di Aceh. Di mana sebagian besar
masyarakat di Aceh masih mempercayakan perwakilan dari PA untuk menduduki
pemerintahan di Aceh. Baik Eksekutif maupun legislatif.
Bergabungnya Partai Aceh dalam Tim Pemenangan Prabowo Subianto,
ditandai dengan ditunjuknya Muzakir Manaf sebagai Ketua Tim Pemenangan
Aceh. Dalam hal ini, Muzakir Manaf selaku Ketua Umum Partai Aceh sekaligus
Wakil Gubernur Aceh diharapkan dapat menggerakkan massa untuk
memenangkan Prabowo Subianto. Jika dilihat dari strategi komunikasi politik,
langkah Prabowo Subianto merangkul mantan kombatan GAM yang dulunya
berseberangan pada saat konflik Aceh, tidak lain adalah untuk membangun citra
positif di mata masyarakat Aceh.
Selain menjalankan strategi-strategi yang telah dirumuskan secara nasional
(tim pemenangan pusat), dalam melakukan strategi komunikasi politik terhadap
pencitraan Probowo Subianto, Tim Pemenangan di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang Kabupaten Nagan Raya, juga melakukan strategi-strategi komunikasi
politik sesuai kebutuhan di daerah pemenangan yang telah ditetapkan.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Amin selaku
Sekretaris Tim Pemenangan Prabowo tingkat kecamatan:
“Dalam menjalankan tugas sebagai tim pemenangan Prabowo, ada
beberapa strategi yang memang telah ditentukan secara nasional. Isi
pesan politik, bentuk pesan, penggunaan media massa, bentuk
sapanduk, umbul-umbul, poster maupun baliho, itu semua sudah
ditentukan. Selain itu juga termasuk lobi-lobi politik yang telah
dibangun oleh tim secara nasional. Seperti ikut bergabungnya
sebagian anggota Partai Aceh dalam tim. Untuk hal-hal yang tidak
ditetapkan secara nasional, kami atur sendiri sesuai kebutuhan.
46
46
Misal, lokasi pemasangan spanduk dan alat peraga kampanye
lainnya. Termasuk juga teknik pendekatan dengan masyarakat,”
(Wawancara, Senin 21 Juli 2014).
Lebih lanjut Muhammad Amin yang juga Calon Legislatif dari Partai
Aceh mengungkapkan, strategi komunikasi politik terhadap pencitraan Prabowo
paling mendasar adalah ditetapkan Partai Aceh sebagai bagian dari tim
pemenangan melalui kontrak politik.
“Bergabungnya PA dalam tim pemenangan Prabowo diharapakan
dapat membantu perolehan suara maksimal di Aceh, terutama di
gampong-gampong. Secara strategi komunikasi politik, PA dianggap
memiliki basis massa yang besar. Apalagi pengaruh Muzakir Manaf
selaku mantan panglima GAM, Ketua Umum PA dan Wakil
Gubernur Aceh. Harapannya seluruh elemen PA, mulai tingkat
provinsi sampai gampong, bersama-sama memperjuangkan
kemenangan Prabowo.” (Wawancara, Senin 21 Juli 2014).
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Teungku Din Walanat, selaku
anggota tim sukses Prabowo Subianto sekaligus Panglima Sagoe Komite
Peralihan Aceh Beutong Ateuh Banggalang:
“Sebenarnya keberadaan beberapa anggota PA dalam tim
pemenangan Probowo lebih diarahkan pada aspek pencitraan
Prabowo itu sendiri. Sebagaimana diketahui, Prabowo adalah
mantan Panglima Kopassus dan pernah terlibat dalam konflik Aceh.
Bahasa sederhananya seperti ini, kalau mantan GAM saja sudah
akur dengan Prabowo, rakyat Aceh juga pasti akan memilih
Prabowo.” (Wawancara, Senin 21 Juli 2014)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa dalam
menjalankan tugasnya, strategi komunikasi politik yang dilakukan tim
pemenangan Prabowo Subianto sebagian besar telah ditetapkan secara bersama
oleh tim pemenangan tingkat nasional. Mulai dari isi pesan komunikasi politik,
bentuk pesan, penggunaan media massa, sampai bentuk alat peraga kampanye.
Dalam menjalankan strategi komunikasi politik terhadap pencitraan Prabowo
47
47
Subianto, tim pemenangan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang Kabupaten
Nagan Raya turut dibantu oleh anggota Partai Aceh. Keberadaan Partai Aceh
dalam tim pemenangan Prabowo tidak hanya terjadi di Beutong Ateuh saja, tapi
juga berlaku di seluruh Aceh. Hal tersebut merupakan strategi komunikasi politik
yang dibangun bersama tim pemenangan di tingkat nasional.
Namun demikian, tim pemenangan Prabowo di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang Kabupaten Nagan Raya, juga menyusun strategi tersendiri sesuai
dengan kebutuhan daerah pemenangan. Seperti penempatan alat-alat peraga
kampanye di lokasi-lokasi strategis, agar pesan-pesan komunikasi politik Prabowo
Subianto dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain itu, bentuk
pendekatan yang dilakukan dengan masyarakat juga berbeda-beda, disesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan.
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan tim pemenangan Prabowo di
Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang Kabupaten Nagan Raya, diantaranya
menyampaikan pesan-pesan ajakan (persuasif) kepada masyarakat, memperkuat
basis massa di tingkat gampong melalui forum-forum keagamaan dan
kepemudaan, serta ikut aktif membantu kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Armiadi Nur selaku Ketua Tim
Sukses Prabowo Subianto Gampong Beutong Ateuh Banggalang sebagai berikut:
“Kami selaku tim pemenangan di tingkat kecamatan telah berupaya
melakukan pendekatan dengan masyarakat. Bentuk pendekatan
yang kami lakukan adalah menyampaikan pesan-pesan bersifat
mengajak, baik dalam forum-forum resmi, maupun warung dan
rumah. Selain itu, kami juga berusaha untuk membantu setiap
kegiatan keagamaan, kepemudaan dan kemasyarakatan lainnya.
Setiap hal yang kami lakukan itu, selalu kami sertakan nama
Prabowo. Ya, tujuan kami bekerja memang untuk itu. Bagaimana
caranya sosok Bapak Prabowo itu dapat diterima oleh masyarakat
48
48
dengan segala kelebihan dan kelemahannya,” (Wawancara, Senin
21 Juli 2014).
Sementara itu, Ahmad selaku Anggota Tim Sukses Prabowo mengatakan:
“Sasaran utama terhadap pendekatan yang kita lakukan adalah para
pemuda, termasuk juga tokoh perempuan, tokoh masyarakat seperti
mukim, keuchik bahkan teungku-teungku yang di wilayah
kecamatan Beutong Ateuh. Kami juga mengupayakan setiap tokoh
masyarakat di gampong masuk dalam tim pemenangan. Dengan
begitu, pemetaan kekuatan dapat dilakukan dengan baik.”
(Wawancara, Senin 21 Juli 2014).
Strategi yang dilakukan Tim Pemenangan Prabowo juga mendapat
perhatian tersendiri dari masyarakat sebagai target sasaran. Hal ini terlihat
dari petikan wawancara dengan Keuchik Gampong Babab Suak Camaun
Ali:
“Menurut saya, strategi komunikasi politik tim Prabowo dalam
melakukan pendekatan dengan masyarakat sudah baik. Dalam
artian, mereka mengajak masyarakat untuk mendukung Prabowo
dengan cara-cara yang sopan. Pada beberapa pertemuan yang saya
ikuti, maupun yang saya lihat di lapangan, tim Prabowo lebih
menekankan pada visi dan misi Prabowo.” (Wawancara, Selasa 22
Juli 2014).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa
langkah-langkah strategi komunikasi politik yang dilakukan Tim Pemenangan
Prabowo Subianto Beutong Ateuh Banggalang adalah dengan cara melakukan
pendekatan kepada masyarakat melalui ajakan-ajakan persuasif (membujuk).
Ajakan-ajakan tersebut tidak hanya dilakukan di forum-forum resmi, tapi juga di
warung-warung dan rumah-rumah masyarakat secara tatap muka. Setiap pesan
komunikasi politik yang disampaikan bertujuan untuk meningkatkan citra politik
Prabowo di mata masyarakat. Hal tersebut mendapat sambutan baik dari
masyarakat.
49
49
Sasaran utama pendekatan yang dilakukan tim pemenangan Prabowo
adalah para tokoh pemuda, kalangan perempuan, tokoh masyarakat seperti
keuchik, mukim dan tokoh-tokoh keagamaan. Hal ini dimaksudkan untuk
memperkuat basis masa dan mempermudah pemetaan kekuatan di gampong-
gampong.
Untuk menarik simpati tokoh pemuda, tim pemenangan Prabowo di
Beutong Ateuh Banggalang memiliki strategi komunikasi politik tersendiri.
Seperti yang diungkapkan Abu Malek selaku anggota Tim sukses Prabowo
Subianto Kecamatan Beutong:
“Memang strategi komunikasi politik yang lakukan untuk kalangan
muda agak sedikit berbeda dengan kalangan tua. Tentu tanpa
mengesampingkan peran yang diberikan para tokoh di kalangan tua
itu sendiri. Untuk kalangan muda, kami lebih mengarahkan mereka
sebagai motor penggerak setiap strategi yang kami jalankan.
Alasannya, ya, karena anak-anak muda ini punya potensi yang tak
dimiliki oleh kalangan tua. Terutama dari segi kreatifitas dan
semangat kerja mereka di lapangan.” (Wawancara, Senin 21 Juli
2014).
Hal senada juga diungkapkan Armiadi Nur selaku Ketua Tim Pemenagan
Prabowo Subianto Wilayah Beutong Ateuh Banggalang:
”Kalangan pemuda merupakan target kami dari awal untuk
dipengaruhi. Kalangan pemuda lebih aktif. Maka dari itu, setiap
ada kegiatan yang dilakukan kelompok muda ini, kami usahakan
untuk selalu membantu. Sebatas kemampuan yang kami miliki.
Dengan begitu, mereka akan mudah diajak untuk membantu
menjalankan strategi-strategi komunikasi politik kami,”
(Wawancara, Senin 21 Juli 2014).
Ungkapan Tim Pemenangan Prabowo di atas didukung oleh pernyataan
Saifullah warga Gampong Blang Puuk dari kalangan muda yang ikut terlibat
dalam mengkampanyekan pesan-pesan komunikasi politik Prabowo:
50
50
“Saya mendukung Prabowo karena saya menganggap bahwa dia
itu sosok yang tegas dan memiliki jiwa untuk memimpin
Indonesia. Pengalaman dia sebagai komandan militer tentunya
akan membuat marwah bangsa Indonesia akan dihargai oleh
dunia.” (Wawancara, Selasa 22 Juli 2014)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa strategi
komunikasi politik yang dibangun oleh tim pemenangan Prabowo bagi kalangan
pemuda terhadap pencitraan politik Prabowo ada sedikit perbedaan dengan yang
dilakukan bagi kalangan tua. Tim pemenangan Prabowo menjadikan kalangan
pemuda sebagai sasaran utama penyampaian pesan-pesan komunikasi politik. Hal
ini dimaksudkan, agar kalangan pemuda mau ikut serta dalam mengkampanyekan
program-program Prabowo kepada masyarakat.
Pemilihan kalangan pemuda sebagai motor penggerak strategi komunikasi
politik terhadap pencitraan Prabowo, cukup beralasan. Pemuda dianggap lebih
kreatif dan memiliki semangat kerja yang berbeda dengan kalangan tua. Meski
begitu, tim pemenangan Prabowo juga tidak mengabaikan keberadaan dan peran
yang diberikan para tokoh dari kalangan tua.
Strategi komunikasi politik yang dibangun tim pemenangan terhadap
pencitraan Prabowo, tidak hanya sebatas pendekatan dengan masyarakat. Tim
pemenangan juga memanfaatkan berbagai media untuk menyampaikan pesan-
pesan komunikasi politik Prabowo. Adapun media-media yang digunakan adalah
media massa (cetak, elektronik dan internet) dan media nirmassa (spanduk, baliho,
selebaran, striker, baju dan lain-lain). Tujuannya untuk menggalang massa yang
lebih luas.
51
51
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Armiadi Nur selaku Ketua Tim
Pemenangan Prabowo Subianto:
“Untuk menyampaikan pesan-pesan politik Prabowo kami
menggunakan berbagai media yang ada. Mulai dari surat kabar,
televisi, radio, baliho, spanduk, striker, baju sampai media sosial.
Tapi yang kami gunakan di Beutong Ateuh Banggalang hanya
beberapa media saja. Seperti spanduk, baliho, striker, selebaran
dan baju. Sementara yang lainnya, itu sudah ditangani secara
nasional.” (Wawancara, Selasa 22 Juli 2014).
Hal senada juga diungkapkan oleh Hadi, selaku anggota tim sukses
pemenangan Prabowo:
“Untuk memudahkan proses penyampaian informasi kepada
masyarakat, di sini kami memanfaatkan spanduk dan baliho
sebagai media utama. Sementara untuk iklan di Koran, televisi dan
lainnya, itu sudah dikonsep di Jakarta. Hal ini penting untuk
menarik simpati masyarakat terhadap sosok Prabowo.”
(Wawancara, Selasa 22 Juli 2014).
Menurut Helmi selaku tim sukses wilayah Beuteong Ateuh Banggalan:
“Spanduk, baliho dan beberapa media lain yang kita gunakan
sangat membantu untuk menyampaikan visi, misi dan konsep
pembangunan yang ditawarkan Prabowo kepada masyarakat.
Tentunya dengan adanya media-media ini, masyarakat dengan
sendirinya akan memahami pesan komunikasi politik Prabowo.
Terutama masyarakat akan dengan mudah mengingat sosok
Prabowo. Selain itu, kami juga menggunakan HP untuk menyebar
luaskan informasi tentang Prabowo.” (Wawancara, Selasa 22 Juli
2014).
Sementara itu, Zainal Abidin warga Gampong Kuta Teungoh mengatakan:
“Media yang digunakan tim pemenangan Prabowo di Beutong
Ateuh Banggalang, khususnya di Babah Suak, menurut saya sudah
cukup memberikan informasi kepada masyarakat tentang Prabowo.
Kata-kata yang digunakan juga mudah dipahami, seperti yang
ditulis di spanduk dan baliho.”
52
52
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa media
yang digunakan tim pemenangan Prabowo di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang meliputi semua bentuk media massa. Mulai dari surat kabar, televisi,
radio sampai new media (internet). Selian itu, mereka juga menggunakan spanduk,
baliho, striker, baju dan pesan singkat melalui telepon genggam. Namun media
utama yang dimanfaatkan tim pemenagan Prabowo di Beutong Ateuh Banggalang
adalah spanduk dan baliho. Semua jenis media yang digunakan bertujuan untuk
pencitraan Prabowo, sehingga mudah diterima oleh masyarakat.
Penyampaian pesan komunikasi politik melalui media massa, dilakukan
secara nasional yang telah dirumuskan oleh tim pemenangan ditingkat pusat.
Pesan-pesan komunikasi politik Prabowo yang disampaikan lewat media massa
dikemas dalam bentuk iklan, yang ditanyangkan secara berkala, baik di media
nasional maupun lokal.
4.2.2 Hambatan Tim Pemenangan Calon Presiden Prabowo Subianto
dalam Pencitraan Politik Prabowo di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalan Kabupaten Nagan Raya
Meski Tim Pemenangan telah melakukan berbagai macam strategi
komunikasi politik terhadap pencitraan Calon Presiden Prabowo Subianto di
Beutong Ateuh Banggalang , namun tetap saja ada kendala yang dihadapi. Tim
pemenangan sadar betul bahwa sosok yang mereka perjuangkan merupakan figur
yang susah diterima oleh masyarakat. Hal ini berkaitan dengan masa lalu Prabowo
Subianto sebagai Komandan Kopassus dan pernah bertugas di Aceh.
Tak dapat dipungkiri bahwa, meski sudah sembilan tahun Aceh damai,
namun bayang-bayang kelam konflik masa lalu yang melibatkan militer masih
53
53
membekas di benak sebagian masyarakat Aceh. Begitu juga halnya dengan
masyarakat di Beutong Aceh Banggalang, yang pernah merasakan kekejaman
militer.
Berbicara Beutong Ateuh, tentunya semua orang di Aceh akan teringat
kekejaman militer dalam tragedi pembantaian Teungku Bantaqiyah dan
pengikutnya. Dari beberapa referensi tentang sejarah konflik Aceh yang coba
peneliti telusuri, memang tidak disebutkan secara jelas keterlibatan Prabowo
dalam tragedi kemanusiaan tersebut. Namun hal ini tetap berpengaruh pada
pencitraan Prabowo Subianto yang memiliki latar belakang militer.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Hadi, selaku Tim pemenangan
Prabowo Subianto:
“Salah satu kendala dan hambatan yang kami hadapi di lapangan
terhadap pencitraan politik Prabowo adalah sosok Prabowo itu
sendiri. Masyarakat kita masih sulit menerima figur pemimpin dari
militer, apalagi pernah terlibat langsung dalam konflik Aceh.
Tentunya hal ini sangat berpengaruh pada strategi komunikasi
politik yang kami jalankan. (Wawancara, Selasa 22 Juli 2014).
Sementara itu, Rahmat selaku anggota tim sukses dari Gampong Babah
Suak mengatakan:
“Kesulitan utama kami, ketika mengajak masyarakat untuk
memberi dukungan kepada Prabowo, seperti adanya penolakan
secara tidak langsung. Hanya sebagian kecil saja yang betul-betul
komit untuk mendukung. Hal ini saya rasakan di Gampong Babah
Suak. Masyarakat di sana masih dibayang-bayangi konflik masa
lalu. Apalagi daerah Beutong Ateuh Banggalang ini dulunya
adalah daerah konflik. (Wawancara, Selasa 22 Juli 2014).
Hasil wawancara dengan Madinur, selaku anggota Tim sukses mengatakan
bahwa:
“Berbicara tentang hambatan, apalagi berkenaan dengan pencitraan,
saya rasa hanya persoalan masa lalu Prabowo saja. Masyarakat
belum bisa melupakan pengalaman pahit masa lalu. Terlebih kalau
54
54
diingat kasus pembantaian Teungku Bantaqiyah dan ada anggota
keluarga masyarakat yang menjadi korban kekerasan militer. Hal ini
menyulitkan tim untuk melakukan pendekatan. Ada masyarakat yang
terang-terangan menolak, ada juga secara halus.” (Wawancara,
Selasa 22 Juli 2014).
Zuliadi Anggota Tim Sukses Prabowo Subianto Kecamatan Beutong,
mengatakan:
“Bagi saya sendiri, ya sulit juga mendekati masyarakat yang ada di
pelosok maupun di gampong-gampong. Apalagi masyarakat yang
dekat dengan pesantren Teungku Bataqiah, yang mengenal
bagaimana sikap TNI pada masa itu. Apalagi sosok Prabowo
Subianto adalah mantan dari militer. Oleh sebab itu ketika kami
ingin mempengaruhi masyarakat sulit.” (Wawancara, Rabu 23 Juli
2014).
Hal senada juga diungkapkan Malahayati warga Gampong Blang
Meurandeh:
“Diajak untuk mendukung Prabowo ada, tapi saya tidak mau. Alasan
sederhana saja, saya masih trauma sama militer.” (Wawancara,
Selasa 22 Juli 2014).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa tim
pemenangan Prabowo Subianto di Kecamatan Beutong Ateuh mendapat hambatan
dalam melakukan pencitraan terhadap Probowo Subianto. Kendala utamanya
adalah figur Prabowo yang memiliki latar belakang militer dan terkait dengan
konflik Aceh, sehingga sulit diterima oleh masyarakat. Hal ini menyulitkan tim
pemenangan dalam menjalankan strategi komunikasi politik terhadap pencitraan
Prabowo di Beutong Ateuh Banggalang. Bahkan ada masyarakat yang secara
terang-terangan menolak ajakan untuk mendukung Prabowo.
55
55
Pada masa konflik Aceh, Beutong Ateuh Banggalang termasuk dalam
daerah hitam yang dijadikan target operasi militer. Bahkan di sana, pernah terjadi
pembantaian terhadap seorang ulama, Teungku Bantaqiyah. Ia bersama para
pengikutnya, ditembak secara brutal oleh pasukan militer. Sampai saat ini,
kejadian itu masih membekas dalam pikiran masyarakat.
Hambatan lain yang dihadapi tim pemenangan Prabowo adalah lebih
populernya pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusung kubu
lawan, yaitu Joko Widodo atau lebih dikenal Jokowi dan Jusuf Kalla atau JK.
Tingkat kepopuleran pasangan ini telah mempengaruhi pola pikir masyarakat,
termasuk di Beutong Ateuh Banggalang. Jokowi dianggap lebih merakyat dan
tidak ada kaitan dengan masa kelam konflik Aceh. Sementara Jusuf Kalla
dianggap sebagai orang paling berjasa terhadap perdamaian Aceh.
“Tentunya popularitas calon yang diusung tim lawan juga menjadi
kendala tersendiri yang harus kami pikirkan. Dimana Jokowi sudah
terlanjur mengena di hati masyarakat. Ia dianggap sebagai sosok
pemimpin yang lahir dari rakyat dan tidak ada kaitan dengan
konflik Aceh. Keberadaan JK sebagai pasangan Jokowi pastinya
memberi nilai tambah dalam masyarakat, terutama masyarakat
Aceh, termasuk di Beutong Ateuh Banggalang ini,” ungkap Helmi
anggota Tim Sukses Prabowo Subianto. (Wawancara, Rabu 23 Juli
2014).
Armiadi Nur Ketua Tim Pemenagan Prabowo Subianto Wilayah Beutong
Ateuh Banggalang juga mengungkapkan hal yang sama:
“Masyarakat di sini kebanyakan lebih condong untuk memilih
Jokowi. Hal ini saya dapatkan dari laporan tim di lapangan.
Tentunya ini menjadi kendala juga bagi kita. Tapi kami terus
berusaha melakukan yang terbaik, kalau pun harus kalah, jangan
sampai kalah mutlak.”
56
56
Penolakan masyarakat terhadap sosok Prabowo di Beutong Ateuh
Banggalang dan lebih memilih Jokowi terlihat jelas dari ungkapan Ramli
warga gampong Pinto Angen:
“Saya pribadi lebih senang dengan sosok Jokowi. Orangnya selalu
tampil apa adanya dan merakyat. Dari berita-berita yang saya baca
maupun saya lihat di TV, Jokowi sangat sering datang ke kampung-
kampung untuk mendengar suara masyarakat. Ada memang tim
Prabowo yang ajak untuk bergabung, tapi saya katakana saja, saya
dukung Jokowi,” (Wawancara, Selasa 22 Juli 2014).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa
hambatan lain yang dihadapi tim pemenangan Prabowo di Kecamatan Beutong
Ateuh Banggalang adalah tingginya tingkat populeritas pasangan Calon Prisiden
dan Wakil Presiden Jokowi-JK yang diusung tim lain. Hal ini berpengaruh pada
strategi komunikasi politik yang dilakukan tim pemenangan Prabowo terhadap
pencitraan politik Prabowo.
Dalam pandangan masyarakat, Jokowi dianggap sebagai sosok pemimpin
yang merakyat dan tidak terkait dalam konflik Aceh. Sementara JK, sudah lebih
akrab dengan masyarakat Aceh, termasuk di Beutong Ateuh Banggalang. JK
adalah tokoh yang berjasa terhadap perdamaian Aceh sewaktu menjabat Wakil
Presiden RI . Keadaan ini memaksa tim pemenangan Probowo untuk bekerja lebih
keras, agar pencitraan politik Prabowo melalui strategi komunikasi politik yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, kepopuleran Jokowi sudah merambah ke
seluruh daerah di Indonesia, tidak terkecuali Aceh. Ditambah lagi kehadiran sosok
JK yang memiliki hubungan tersendiri dengan Aceh. Dengan segenap
kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki, tim pemenangan Prabowo tetap
57
57
berusaha mengimbangi kepopuleran Jokowi dan Jusuf Kalla melalui strategi
komunikasi politik yang dijalankan.
Berdasarkan hasil perhitungan suara yang dikeluarkan Komisi Independen
Pemilihan Kabupaten Nagan Raya, jumlah suara yang diperoleh Prabowo
Subianto di Beutong Ateuh Banggalang berada jauh di bawah perolehan suara
Jokowi. Prabowo Subianto hanya memperoleh 308 suara, sementara Joko Widodo
553 suara dari total 1,454 pemilih.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Strategi Komunikasi Politik Tim Pemenangan Calon Presiden
Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2014 dalam Pencitraan Politik Prabowo di Kecamatan Beutong
Ateuh Banggalang Kabupaten Nagan Raya
Menurut Anwar Arifin (2003: h.11), bahwa komunikasi politik bertujuan
membentuk dan membina pendapat umum (fenomena komunikasi politik yang
sudah lama dikaji oleh politikus) serta mendorong partisipasi politik yang
dimaksudkan agar individu-individu berperan serta dalam kegiatan politik. Dalam
hal ini sangat penting yaitu khalayak memberikan suaranya kepada politikus dan
partai politik dalam pemilihan umum maupun pemilihan Presiden. Pembentukan
pendapat umum dalam komunikasi politik sangat ditentukan oleh peranan media
massa yang merupakan dimensi penting dalam kehidupan politik.
Arifin berpandangan, untuk membangun strategi komunikasi politik
setidaknya harus memiliki tiga unsur penting, yaitu:
58
58
1. Adanya seorang tokoh atau komunikator politik yang berkiprah di dalam
lembaga atau partai politik yang dapat berkomunikasi dan mempengaruhi
publik (masyarakat) untuk mendukung partai politiknya serta citra diri dari
lembaga atau partai politik ternama yang dipercaya akan memainkan
peran-peran penengah dalam menerjemahkan aktivitas yang berlangsung
dalam lingkungan politik ke dalam makna bagi publik (masyarakat)
sebagai komunikan pemilih dalam pencapaian tujuan politiknya.
2. Menciptakan kebersamaan antara komunikator politik yang mewakili
partainya dengan publik (masyarakat)/khalayak dengan cara
memahaminya, menyusun pesan persuasif, menetapkan metode serta
memilih dan memilah media.
3. Membangun kosensus di dalam dan di luar partai dalam melakukan
kompromi ketika adanya suatu masalah untuk kesepakatan- kesepakatan
dan bersedia membuka diri untuk kemajuan partai sebagai bagian dari
berkomunikasi politik.
Strategi komunkasi politik yang dilakukan Tim Pemenangan Prabowo di
Beutong Ateuh Banggalang terhadap pencitraan politik Prabowo melalui :
1. Perencanaan, yaitu dengan membangun ketokohan atau komunikator
politik dengan menampilkan pengalaman, kredibilitas atau keahlian
Prabowo sebagai calon presiden. Dalam mempengaruhi publik
(masyarakat), memantapkan lembaga atau partai politik yang dapat
dipercaya (trust wortiness) melalui visi dan misinya.
2. Pada pelaksanaannya Tim Pemenangan Prabowo di Beutong Ateuh
Banggalang menciptakan kebersamaan dengan menghadiri acara-acara
59
59
pertemuan seperti pengajian, acara pertemuan organisasi kepemudaan dan
keagamaan sebagai bentuk pendekatan.
3. Evaluasi sebagai konsensus bersama untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan strategi komunikasi politik yang telah dilakukan dalam
mendapatkan hasil positif.
Menurut Maswadi Rauf yang dikutip oleh Gun Gun Heryanto (2010: h.5)
komunikasi politik sebagai kegiatan politik merupakan proses penyampaian
pesan-pesan bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan
ini adalah salah satu dari kegiatan sosial yang dijalankan seehari-hari oleh warga
masyarakat termasuk oleh elit politik.
Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh Tim Pemenangan
Prabowo Subianto Kecamatan Beutong Banggalang bertujuan untuk
mempertahankan citra Prabowo. Berdasarkan hasil penelitian, langkah-langkah
strategi komunikasi politik dalam menghadapi Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden merupakan perencanaan cermat yang disusun dan dilaksanakan oleh tim
pemenangan Prabowo Subianto di Wilayah Beutong Ateuh Banggalang demi
memperoleh kemengan.
Keberadaan tim pemenangan Prabowo di Beutong Ateuh Banggalang
merupakan bagian dari serangkaian strategi komunikasi politik yang dijalankan
Prabowo Subianto untuk memenangkan Pemilihan Presiden tahun 2014. Tim
pemenangan ini memiliki tugas untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi
politik Prabowo kepada masyarakat, sehingga pencitraan Prabowo semakin tinggi.
Dalam menjalankan tugasnya, Tim Pemenangan Prabowo di Beutong
Ateuh Banggalang juga menerapkan strategi tersendiri sesuai kebutuhan di
60
60
lapangan. Adapun strategi komunikasi politik yang dilakukan tim pemenangan
Prabowo di Beutong Ateuh Banggalang adalah merumuskan kekuatan dengan
membentuk tim pemenangan di gampong-gampong, melakukan pendekatan
dengan masyarakat dan mengkampanyekan pesan-pesan politik Prabowo melalui
berbagai saluran (media). Media yang digunakan tim pemenangan Prabowo di
Beutong Ateuh Banggalang hanya terfokus pada media massa, seperti spanduk,
baliho, baju, selebaran dan pesan telpon seluler. Sementara pesan-pesan politik
Prabowo yang dilakukan melalui media massa, seperti Koran, majalah, radio,
televisi dan juga media sosial, dilakukan secara nasional.
4.3.2 Hambatan Tim Pemenangan Calon Presiden Prabowo Subianto
dalam Pencitraan Politik Prabowo di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang Kabupaten Nagan Raya
Menurut Effendy (2009: h. 34) Prasangka (prejudice) merupakan salah
satu rintangan berat bagi kegiatan komunikasi. Alasannya, orang yang mempunyai
prasangka sudah terlebih dahulu akan menempatkan penilaian negatif misalnya
kecurigaan terhadap komunikator yang sedang menyampaikan pesan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka bila dikaitkan dengan penelitian ini
faktor penghambat komunikasi tim pemenangan Prabowo Subianto adalah
andanya prasangka terhadap apa yang akan disampaikan oleh tim pemenangan
tentang sosok Prabowo. Prasangka-prasangka negatif yang muncul dalam
masyarakat merupakan hambatan utama tim pemenangan dalam menyampaikan
pesan-pesan komunikasi politik Prabowo Subianto. Adapun prasangka negatif
tersebut adalah pengalaman masyarakat pada konflik Aceh di masa lalu yang
melibatkan militer.
61
61
Kejadian masa lalu telah dijadikan tolak ukur bagi sebagian masyarakat
untuk menilai sosok pemimpin di Indonesia. Terlebih masyarakat Beutong Ateuh
Banggalang yang pada saat konflik melanda Aceh sudah sangat akrab dengan
kekejaman militer. Hal ini tentunya member pengaruh bagi tim pemenangan
Prabowo dalam melalukan strategi komunikasi politik untuk meningkatkan
pencitraan Prabowo di mata masyarakat. Sebagaimana diketahui, Prabowo
Subianto merupakan mantan Panglima Kopassus yang pernah ditugaskan pada
saat konflik Aceh.
Salah satu kekejaman militer yang masih menyisakan trauma di dalam
masyarakat Beutong Ateuh Banggalang adalah tragedi pembantaian Teungku
Bantaqiah. Sebagian besar masyarakat masih belum dapat menerima kehadiran
militer, apalagi untuk dijadikan pemimpin. Meski sumber referensi tentang
konflik Aceh tidak ada yang secara tegas menyebut keterlibatan Prabowo, namun
masyarakat sudah terlanjur memberikan persepsi negatif terhadap sosok Prabowo
yang berlatang belakang militer.
Kurang diterimanya Prabowo Subianto oleh masyarakat Beutong Ateuh
Banggalang, kemudian mampu dimanfaatkan dengan baik oleh tim pemenangan
dari pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Jokowi Dodo dan Jusuf Kalla.
Hal ini tentunya memaksa tim pemenangan Prabowo untuk bekerja ekstra keras
demi mencapai target suara.
Tim pemenangan Prabowo di Beutong Ateuh Banggalang sadar betul
bahwa tingkat populeritas Prabowo masih jauh di bawah Jokowi maupun Jusuf
Kalla. Meski masyarakat secara tidak langsung telah mengenal Prabowo melalui
62
62
strategi-strategi komunikasi politik yang dilakukan, namun masyarakat cendrung
lebih menyukai lawan politik Prabowo.
4.3.3 Analisis Strategi Komunikasi Politik Tim Pemenangan Prabowo
Dengan Teori Jarum Hipodermik
Dalam perspektif mekanistis komunikasi politik berlangsung dalam sebuah
proses seperti “ban berjalan” secara mekanis, dengan unsur-unsur yang jelas
seperti sumber (komunikator), pesan (komunikan), saluran (media), penerima
(masyarakat) dan umpan balik (efek). Komunikator berusaha menyampaikan
pesan politiknya yaitu program-program yang diajukan kepada masyarakat
menggunakan media massa baik secara verbal maupun nonverbal yang berefek
positif, ragu-ragu atau bahkan penolakan.
Menurut teori ini, masyarakat tidak berdaya ketika menerima pesan dari
komunikator, sehingga komunikator (tim pemenangan Prabowo) dapat dengan
mudah mempengaruhi opini masyarakat melalui situasi dan kondisi yang
dibangun oleh media. Menurut teori jarum hipodermik (hypodermic needle
theory) ini, media berperan sangat besar terhadap efek yang yang akan tercipta di
masyarakat. Oleh karena itu, tim pemenangan Prabowo menyampaikan pesan
komunikasi politik melalui berbagai media, termasuk media massa dan media
sosial yang telah dirumuskan secara nasional.
Tim pemenangan Prabowo di Beutong Ateuh Banggalang menggunakan
media nirmassa seperti, spanduk, baliho, poster, selebaran, baju dan telepon
genggam untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi politik Prabowo
Subianto kepada masyarakat. Meski proses penyampaian pesan komunikasi
politik yang dilakukan tim pemenangan Prabowo telah dilakukan dengan baik,
63
63
namun umpan balik yang diterima tidak sepenuhnya positif. Sebab ada juga
masyarakat di Beutong Ateuh Banggalang yang menolak untuk memilih Prabowo
sebagai presiden, meski mereka dapat memahami dengan baik setiap pesan yang
disampaikan.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis memberikan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi komunikasi politik dalam menghadapi Pemilu Presiden dan Wakil
tahun 2014 merupakan perencanaan yang cermat yang disusun dan
dilaksanakan oleh tim Pemenangan Prabowo Subianto yang memiliki
tujuan mencapai kemenangan dan peningkatan pencitraan kandidat. Dalam
menyusun strategi komunikasi politik, Tim pemenangan Prabowo
Subianto memiliki beberapa langkah-langkah strategi komunikasi politik.
Pertama, melakukan pendekatan dengan kalangan tua yaitu tokoh
masyarakat seperti keuchik, mukim dan aparat gampong. Kedua, menarik
simpati dari golongan muda, seperti organisasi mahasiswa dan organisasi
kepemudaan yang ada di tiap gampong. Ketiga, penggunaan media massa
baik cetak maupun elektronik yang dirumuskan secara nasional dan media
nirmassa yang difokuskan di Beutong Ateuh Banggalang, seperti spanduk
dan baliho, baju, selebaran dan pesan singkat melalui telpon seluler.
2. Terdapat hambatan dari tim pemenangan Prabowo Subianto dalam
melakukan strategi komunikasi politik dengan masyarakat Beutong Ateuh
Banggalang diantaranya ialah sering terdapat kesulitan-kesulitan dalam
mempengaruhi masyarakat untuk memilih Prabowo Subianto. Kesulitan
tersebut dengan alasan masyarakat memiliki persepsi atau pandangan
65
65
negatif terhadap Prabowo Subianto yang pernah terlibat konflik Aceh
beberapa tahun yang lalu, meski Prabowo tidak terlibat di Beutong Ateuh
Banggalang.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan alternatif
pemecahan masalah dengan memberikan beberapa saran diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Hendaknya pengurus Tim pemenangan Prabowo Subianto mencoba untuk
melakukan strategi-strategi komunikasi politik yang lebih sesuai dengan
dinamika politik di Aceh khususnya di Kecamatan Beutong Ateuh
Banggalang, Karena sosok Prabowo Subianto sangat sulit bila untuk
meningkatkan citra positifnya.
2. Bagi pihak-pihak yang terlibat dalam Tim Sukses Prabowo Subianto yang
ingin mencapai kesuksesan dalam mencapai tujuan dan pandangan dalam
bingkai politik, maka harus dapat merangkul orang-orang yang tepat.
Orang-orang yang benar-benar memiliki pengalaman dalam menganalisa
kekuatan lawan dan mencari peluang serta ahli dalam memainkan isu.
DAFTAR PUSTAKA
Ali. 2005. Kilas Balik Pemilihan Presiden 2004, (evaluasi Pelaksanaan, Hasil
dan Masa depan Demokrasi Pasca Pilpres 2004). Pustaka Pelejar.
Yogyakarta.
Effendy, Onong Uchjana, 2009. Teori Komunikasi, edisi kelima. Jakarta.
Kencana.
Dani Fadillah. 2010. Strategi Komunikasi Politik Evo Morales (Optimalisasi
Fungsi Public Relations Guna Meningkatkan Citra Diri Dalam Bingkai
Pemilihan Presiden Bolivia)”. Skripsi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Firmanzah. 2008. Marketing Politik – Antara Pemahaman dan Realitas. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta.
Graber. 2001. Komunikasi Politik Suatu Pengantar. Ghalian: Jakarta.
Hartley John. 2003. Komunikasi Politik dan Transformasi Ilmu Politik. Gramedia,
Jakarta.
Kriswanto, 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Kriyantono, Rachmat. 2007. Riset komunikasi, cetakan kedua Jakarta prenada
Media Group.
Lely Arrianie. 2010. Transformasi Besar: Asal-Usul Politik dan Ekonomi Zaman
Sekarang. Pustaka Pelajar. Yogyakarta:
Leonard. W. Komunikasi Politik dan Transformasi Ilmu Politik , Gramedia,
Jakarta.
Linda Lee. 2007. Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia. Gramedia:
Jakarta.
Mulyana, Deddy, 2008. Ilmu Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Munandar, A.S. 2003. Mengenal dan Memahami Masalah Remaja: Remaja dan
Permasalahannya. PT. Pustaka Antara. Jakarta.
Muhammad, Arni, 2009. Komunikasi organisasi. Cetakan kesebelas. Jakarta bumi
aksara.
Mueller. 2003. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik. Bandung: Rosda, 1982.
Nina W.Syam, 2001. Peradaban Komunikasi Politik: Potret Manusia indonesia,
PT.Remaja Rosda Karya, Bandung.
Rakhmad, Jalalludin, 2008. Spikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Rahmat, J. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rodakarya, Bandung.
Ruslan, Rosadi. 2004. Metode penelitian Public relation dan komunikasi, Jakarta.
Rajawali pers.
Suwardi, Harsono, dkk. 2007. Politik Demokrasi dan Manajemen Komunkasi.
Galang Press: Yogyakarta.
Sofiah. 2001. “Pengantar Perbandingan Sistem Politik”, Gadjah Mada
University, Yogyakarta. 191
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D, CV
Alfabeta, Bandung.
Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya :
Bandung.
Prihatmoko, Joko J. Mendemokratiskan Pemilu Dari Sistem Sampai Elemen
Teknis. 2008. Pustaka Pelajar. Jogjakarta.
Yustian 2008. Strategi Kampanye Politik Calon Incumbent dan Pendatang baru
dalam pemilihan kepala daerah (Studi Kasus: Tim Kampanye Pasangan
Danny Setiawan-Iwan Sulanjanadan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf di
Kota Bogor, Jawa Barat). Skripsi program Studi Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian Institut Pertanian, Bogor.
Venus, Antar. 2004, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media,
Bandung.
PENGARUH PE NGGUNAAN P UP UK NP K DAN
PEMBERIAN LIMBAH PASAR IKAN TERHADAP
P E R T U M B U H A N D A N P R O D U K S I
KACANG TANAH (Arachis hypogaea L )
SKRIPSI
A J R I A M A N
06C10407142
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
P E N G A R U H P E N G G U N A A N P U P U K N P K D A N
PEMBERIAN LIMBAH PASAR IKAN TERHADAP
P E R T U M B U H A N D A N P R O D U K S I
KACANG TANAH (Arachis hypogaea L )
SKRIPSI
A J R I A M A N
06C10407142
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UM AR
MEULABOH, ACEH BARAT
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Pupuk NPK dan Pemberian
Limbah Pasar Ikan Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L )
Nama : AJRIAMAN
N I M : 06C10407142
Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Ir. Said Mahjali, MM Hasbi, SP
NIDN 0110116502 NIDN 0129116401
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agroteknologi
Diswandi Nurba, STP,.M.Si Jasmi, SP,.M.Sc
NIDN 0128048202 NIDN 0127088002
Tanggal Lulus : 22 Februari 2014
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi/ Tugas Akhir dan Judul :
Pengaruh Penggunaan Pupuk NPK dan Pemberian Limbah Pasar Ikan
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L )
Yang disusun Oleh
Nama : AJRIAMAN
NPM : 06C10407142
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agroteknologi
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 22 Februari 2014 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Ir. Said Mahjali, MM ................................................
Pembimbing I/ Ketua Tim Penguji
2. Hasbi, SP ................................................
Pembimbing II
3. Mita Setyowati, SP,.M.Sc ...............................................
Penguji Utama
4. Jasmi, SP,.M.Sc ................................................
Penguji Anggota
Meulaboh, 22 Februari 2014
Ketua Prodi Agroteknologi
Jasmi, SP., M.Sc
NIDN 0127088002
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) merupakan tanaman Palawija, yakni
tanaman Palawija berumur pendek. Tanaman ini tergolong tanaman cepat
menghasilkan, cara pemeliharaannya pun mudah untuk dilakukan. Buah tanaman
ini merupakan makanan yang sehat karena mengandung protein nabati dan lemak
yang dibutuhkan manusia. Biji kacang tanah mengandung zat-zat yang berguna
dan berisikan senyawa-senyawa tertentu yang sangat dibutuhkan organ-organ
tubuh manusia untuk kelangsungan hidup terutama kandungan protein,
karbohidrat dan lemak. Kacang tanah juga banyak mengandung protein dan zat
kapur oleh karena itu bahan tersebut baik sekali untuk makanan ternak. Gizi
kacang tanah dapat diolah dan diproses menjadi minyak goreng (AAK, 2004).
Dari segi produktivitasnya Indonesia masih dinilai sangat rendah yaitu
hanya sekitar 1,0 ton/ha. Tingkat produktivitas hasil yang dicapai ini baru
separuh dari potensi hasil real apabila dibandingkan dengan USA, Cina, Argentina
yang sudah mencapai lebih dari 2,7 ton/ha. Perbedaan tingkat produktifitas ini
sebenarnya bukan semata-mata disebabkan oleh perbedaan teknologi produksi
yang sudah ditetapkan petani, tetapi juga karena adanya pengaruh faktor-faktor
lain meliputi cara usaha taninya, pelaksanaan budidaya serta jenis hama
penyakitnya. Selama periode 1989-1994 kebutuhan kacang tanah dalam negeri
menunjukkan angka kenaikan yang cukup besar, yaitu dari 634.000 ton menjadi
803.300 ton atau meningkat sebesar 4,4 persen pertahun (Adisarwanto, 2000).
2
Produksi kacang tanah berfluktuasi dan cenderung menurun dimana pada
tahun 1997 sebesar 787.815 ton biji kering maka pada tahun 1998 menjadi
710.517 ton biji kering atau menurun sebesar 3,7 % (Suprapto, 2003).
Permintaan kacang tanah setiap tahun meningkat oleh karena itu impor
kacang tanah cukup besar maka terbuka lebar kesempatan untuk meningkatkan
produksi. Peluang peningkatan produksi kacang tanah perlu ada upaya efisiensi
produksi untuk memenuhi kebutuhan, menekan impor dan meningkatkan ekspor
(Adisarwanto, 2000). Pupuk organik dan pupuk anorganik merupakan salah satu
faktor keberhasilan produksi tanaman.
Keperluan tanaman akan pupuk sama halnya dengan keperluan manusia
akan makanan. Menurut Setiawan (2006), tanaman memerlukan pupuk alami
(kandang) dan pupuk buatan. Pemberian pupuk saat budidaya merupakan salah
satu kunci keberhasilan membudidayakan kacang tanah walaupun begitu bukan
berarti kita boleh memanjakan tanaman itu dengan pemberian pupuk yang
berlebihan sebab dengan demikian justru hasilnya semakin sedikit dan semakin
berkurang.
Ketersediaan hara di dalam tanah sifatnya terbatas sehingga terjadi
kompetisi antar tanaman dalam aksetisi hara apabila ketersediaan hara dalam
tanah kurang, maka penggunaan pupuk merupakan suatu kebutuhan bagi tanaman
dalam hal mencukupi kebutuhan nutrisi dan menjaga keseimbangan hara yang
tersedia selama siklus pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk NPK adalah salah
satu usaha dalam memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman jagung (Leiwakabessy
et al., 1998).
3
Menurut Tim Peneliti Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (2001)
setelah dianalisa di pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) Bogor ternyata limbah
pasar ikan mengandung unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan produksinya. Disamping itu jika dilihat dari komposisinya limbah
pasar ikan merupakan suatu bahan yang dapat dijadikan pupuk organik sebagai
bahan untuk memperbaiki sifat tanah sehingga dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk NPK yang mengandung unsur fosfor
(P2O5) dengan kadar persennya sekitar 46-48 persen. Pupuk ini mampu
mengaktifkan pembentukan polong dan pengisian polong yang masih kosong
serta mempercepat pemasakan buah (AAK, 2004).
Penggunaan pupuk NPK dengan pemberian limbah pasar ikan terhadap
tanaman kacang tanah untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil yang optimal
belum bisa diketahui secara pasti oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk NPK
dan pemberian limbah pasar ikan terhadap pertumbuhan dan produksi kacang
tanah serta interaksi antara kedua faktor tersebut.
1.3. Hipotesis
1. Penggunaan pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
kacang tanah.
2. Pemberian limbah pasar ikan dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi kacang tanah.
3. Terdapat interaksi antara pemberian pupuk NPK dan pemberian limbah
pasar ikan terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang
berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan).
Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa kemudian
menyebar ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Klasifikasin tanaman kacang tanah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea, L.
2.2. Morfologi Kacang Tanah
2.2.1. Akar (Radix)
Perakaran tanaman kacang tanah terdiri atas akar tunggang (radix
primaria) dan akar cabang (radix lateralis). Pertumbuhan akar menyebar ke
semua arah sedalam kurang lebih 30 cm dari permukaan tanah. Akar berfungsi
sebagai organ penghisap unsur hara dan air untuk pertumbuhan tanaman namun
fungsi tersebut dapat terganggu bila tanah bereaksi jelek, kadar airnya kurang,
kandungan senyawa Al dan Mn tinggi, serta derajat keasaman (Ph) tanah tinggi.
5
Varietas-varietas kacang tanah tipe menjalar pada masing-masing cabang
yang buku-bukunya menyentuh tanah akan tumbuh juga akar liar (adventitious
root) dengan demikian daerah penyerapan zat hara akan luas lagi karena itu
dengan sistem perakaran kacang tanah bisa bertahan hidup pada kondisi tanah
tidak cukup unsur hara (AAK, 2004).
2.2.2. Batang (Caulis)
Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku dengan
tipe pertumbuhan tegak atau mendatar. Mulanya batang tumbuh tunggal, namun
lambat laun cabang banyak seolah-olah merumpun. Panjang batang berkisar
antara 30 - 50 cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan
kesuburan tanah. Buku-buku (ruas-ruas) batang yang terletak di dalam tanah
merupakan tempat melekat akar, bunga dan buah. Ruas-ruas batang yang berada
di atas permukaan tanah merupakan tempat tumbuh tangkai daun (Rukmana,
2000).
2.2.3. Daun (Folium)
Tanaman kacang tanah mempunyai daun majemuk dan berpasangan
bersirip genap. Setiap tangkai terdiri dari empat helai anak daun. Daun muda
berwarna hijau kekuning-kuningan setelah tua menjadi hijau tua. Daun-daun tua
akan menguning dan berguguran mulai dari bawah ke atas bersamaan dengan
stadium polong tua. Helaian daun bersifat nitritopic, yakni mampu menyerap
cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Permukaan daunnya memiliki bulu yang
berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu (Rukmana, 2000).
6
2.2.4. Bunga (Flos)
Bunga kacang tanah berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning, dan
bertangkai panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Setiap bunga mempunyai
tangkai panjang yang berwarna putih akan tetapi tangkai yang berwarna putih itu
bukan tangkai bunga yang sebenarnya, melainkan tabung kelopak. Bagian
mahkota bunganya berwarna kuning dari semua bunga yang tumbuh hanya
70–75 % yang membentuk bakal polong (Ginofora). Bunga mekar selama
sekitar 24 jam kemudian layu dan gugur. Ujung tangkai bunga akan berubah
bentuk menjadi bakal polong, tumbuh membengkok ke bawah, memanjang, dan
masuk ke dalam tanah sedalam lebih kurang 30 cm (Rukmana, 2000).
2.2.5. Buah (Frutus)
Buah kacang tanah terbentuk polong dan dibentuk di dalam tanah. Polong
kacang tanah berkulit keras, dan berwarna putih kecoklat-coklatan. Tiap polong
berisi satu sampai tiga biji atau lebih. Ukuran polong bervariasi, tergantung jenis
atau varietasnya dan tingkat kesuburan tanah. Polong berukuran besar biasanya
mencapai panjang 6 cm dengan diameter 1,5 cm (Rukmana, 2000).
2.2.6. Biji (Semen)
Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit
biji tipis berwarna putih, merah atau ungu. Perbedaan - perbedaan itu tergantung
pada varietas-varietasnya. Misalnya warna biji kacang tanah dari varietas Gajah,
Banteng dan Macan adalah merah kesumba atau agak putih sedangkan biji kacang
tanah dari varietas Kijang berwarna merah tua. Umumnya biji kacang tanah
kurang mengandung unsur-unsur vitamin namun mengandung sekitar 27 %
protein dan 45 % lemak.
7
Menurut Rukmana (2000), ukuran biji kacang tanah bervariasi mulai dari
kecil sampai besar. Biji kecil beratnya antara 250 – 400 g per 1.000 butir
sedangkan biji besar lebih kurang 500 g per 1.000 butir.
2.3. Hama dan Penyakit Tanaman Kacang Tanah
2.3.1. Hama
Hama-hama penting yang sering menyerang tanaman adalah sebagai
berikut :
1. Kutu Daun
Kutu daun (Aphis cracivera) berukuran antara 1-2 mm, tubuhnya
berwarna kuning, hijau gelap sampai hitam. Kutu daun bersifat pemakan segala
jenis tanaman (perplot) dan berkembang biak tanpa melalui pembuahan sel telur
(partenogenesis).
Serangan kutu daun dapat menyebabkan gangguan fotosintesis dan gejala
abnormalitas pada bagian tanaman yang terserang. Pucuk tanaman kadang-
kadang menjadi salah bentuk, menggulung dan mengeriting.
2. Ulat Tanah
Ciri khas ulat tanah (Agrotis sp) adalah hidup di dalam tanah. Ulat
berwarna coklat tua sampai kehitam-hitaman dengan garis coklat pada kedua
sisi bagian punggungnya.
Menurut Rukmana (2000), gejala khas serangan ulat tanah adalah pangkal
batang tanaman terpotong pada batas permukaan tanah atau pucuk tanaman yang
baru muncul terkulai, pengendalian ulat tanah dilakukan dengan mencari ulat pada
siang hari.
8
2.3.2. Penyakit
Penyakit utama yang sering merugikan kacang tanah adalah sebagai
berikut :
1. Bercak Daun
Penyebab penyakit bercak daun adalah cendawan (jamur) ataun
cercospora sp. Gejala serangan ditandai dengan terjadinya bercak-bercak
berwarna coklat pada permukaan atas daun, sedangkan di bawah permukaan daun
bewarna hitam.
2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Tanah
2.4.1. Ketinggian
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang tanah meliputi
ketinggian tempat, suhu, curah hujan dan sinar matahari. Di Indonesia tanaman
kacang tanah cocok ditanam di dataran rendah yang berketinggian di bawah 500
meter di atas permukaan laut (dpl).
Tanaman kacang tanah toleran terhadap lingkungan tumbuh di dataran
menengah sampai dataran tinggi pada daerah berketinggian diantara 800 meter –
1000 meter dpl. Namun makin tinggi daerah penanaman dari permukaan laut
produksi kacang tanah cenderung turun (rendah). Demikian pula pada areal
pertanaman yang ternaungi (teduh) tanaman menjadi kurus dan tinggi, kurang
produksi berbunga, sehingga hasilnya rendah (Rukmana, 2000).
2.4.2. Keadaan iklim
Iklim yang dibutuhkan tanaman kacang tanah adalah bersuhu tinggi antara
28o
C – 32o
C. Suhu tanah kurang dari 18o
C kecepatan berkecambah akan lambat.
Suhu tanah di atas 40oC justru akan mematikan benih yang baru ditanam. Suhu
9
tanah yang maksimum untuk tanaman kacang tanah adalah 30o
C – 34o
C. Suhu
udara sangat berpengaruh pada proses pembungaan (Adisarwanto, 2000).
Curah hujan yang cocok untuk kacang tanah yaitu 800 – 1.300 mm per
tahun. Keragaman dalam jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh
atau dapat menjadi kendala terhadap pertumbuhan dan pencapaian hasil kacang
tanah. Curah hujan yang cukup dan tidak terlalu lembab atau basah pada saat
tanam sangat dibutuhkan agar tanaman dapat berkecambah dengan baik. Curah
hujan yang banyak pada awal tumbuh akan menekan pertumbuhan dan dapat
menurunkan hasil. Demikian pula curah hujan agak banyak pada periode
pemasakan polong maka polong akan pecah dan biji akan berkecambah karena
penundaan saat panen, oleh karena itu, kelembaban tanah yang cukup pada
periode awal tumbuh, saat berbunga, serta saat pembentukan dan pengisian
polong sangat penting untuk memperoleh hasil polong yang tinggi (Adisarwanto.
2000).
2.4.3. Tanah
Persyaratan mengenai tanah yang cocok bagi tumbuhnya tanaman kacang
tanah tidaklah istimewa. Syarat yang penting adalah bahwa keadaan tanah tidak
terlalu kurus dan padat. Kondisi tanah yang mutlak diperlukan adalah tanah yang
gembur.
Tanah yang gembur ini tidak hanya baik bagi tumbuhnya kacang tanah
tetapi juga menguntungkan bagi petani pada masa panen. Kondisi tanah yang
gembur ini, para petani mudah melakukan pencabutan tanaman kacang pada saat
pemungutan hasil tanpa resiko bahwa banyak buah tertinggal dalam tanah.
Tanah-tanah yang terlalu asam atau terlalu alkalis tidak baik untuk tanaman
10
kacang tanah. Tanaman kacang tanah menghendaki keadaan PH 6 - 6,5
(AAK, 2009).
Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan sawah berpengairan, sawah
tadah hujan, lahan kering tadah hujan dan lahan bukaan baru. Hal yang penting
diperhatikan dalam pemilihan atau penentuan lahan untuk tanaman kacang tanah
adalah tanah cukup subur, gembur, bertekstur ringan, tanah berdrainase baik,
reaksi tanah berkisar antara PH 6-6,5 (Rukmana, 2000).
Tanaman kacang tanah dapat tumbuh pada daerah tropik, subtropik, serta
daerah temperate pada 40o
LU - 40oLS. Persyaratan mengenai tanah yang cocok
bagi tumbuhnya kacang tanah tidaklah terlalu khusus. Syarat yang terpenting
adalah bahwa keadaan tanah tidak telalu kurus dan padat. Kondisi tanah yang
mutlak diperlukan adalah tanah yang gembur karena memberikan kemudahan bagi
tanaman kacang tanah terutama dalam hal perkecambahan biji, kuncup buah, dan
pembentukan polong yang baik (AAK, 2004).
Menurut Maesen dan Somaatmadja (2002), kacang tanah menghendaki
keadaan iklim yang panas tetapi sedikit lembab yaitu rata-rata 65 – 75 % dan
curah hujan tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 800 - 1300 mm/tahun. Waktu
berbunga tanaman kacang tanah menghendaki keadaan yang cukup lembab dan
cukup udara sehingga kuncup buah dapat menembus tanah dengan baik dan
pembentukan polong dapat berjalan secara leluasa, sedangkan pada saat buah
kacang tanah menjelang tua tanah harus diupayakan menjadi kering.
Apabila tanah terlalu basah sebagian buah kacang tanah akan tumbuh di
lahan penanaman bahkan sebagian buah kacang akan membusuk dan kualitasnya
bisa menjadi kurang baik. Daerah yang paling cocok untuk tanaman kacang tanah
11
adalah daerah dataran dengan ketinggian 0 - 500 dpl. Disamping itu, tanaman
kacang tanah menghendaki sinar matahari yang cukup. Suhu optimum untuk
pertumbuhan kacang tanah adalah 30o
C dan pertumbuhan akan terhambat pada
suhu 15o
C.
2.5 . Fase Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah
Penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan pada pertumbuhan
jumlah buku pada batang utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong
masak, serta buku-buku pada batang utama yang telah berkembang penuh. Fase
vegetatif berlangsung sejak biji berkecambah hingga kanopi atau tajuk tanaman
mencapai maksimum.
Penandaan fase reproduktif ditandai dengan adanya bunga, buah dan biji.
Pembungaan pada kacang tanah dimulai 27 sampai 32 Hari Setelah Tanam (HST)
yang ditandai dengan munculnya bunga pertama. Jumlah bunga yang dihasilkan
setiap harinya akan meningkat sampai maksimum dan menurun mendekati nol
selama periode pengisian polong. Ginofor atau tangkai kepala putik muncul pada
4 atau 5 hari setelah bunga mekar kemudian akan memanjang, serta menuju dan
menembus tanah untuk memulai pembentukan polong. Pembentukan polong
dimulai ketika ujung ginofor mulai membengkak yaitu 40 sampai 45HST
(Trustinah, 2003).
2.6. Pupuk NPK
Unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan normalnya disebut
sebagai unsur hara esensial. Unsur hara esensial diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Tanaman akan
12
memperlihatkan gejala gangguan pertumbuhan apabila mengalami kekurangan
unsur hara esensial (Lingga dan Marsono, 2009).
Menurut Sutedjo (2004), pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah
karena berisi dari lebih satu unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap
tanaman.
Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur
sekaligus yang tidak lain dari gabungan tunggal N, P, dan K. Pupuk NPK yang
dipakai sebaiknya diketahui kadar haranya. Misalnya, NPK (15-15-15) maka
akan diperoleh pupuk majemuk NPK berkadar N 15 %, P 15 % dan K 15 % jenis
pupuk NPK pun banyak dijual di pasaran dengan beragam kadar unsur yang
dikandungnya (Lingga, 2009).
Sutejo (2004) ,menyatakan bahwa nitrogen adalah bagian yang penting
dari klorofil. Pembentukan protein dan berbagai jenis enzim, dengan demikian
nitrogen akan meningkatkan luas permukaan daun.
Lily (2004) menyatakan bahwa fosfor penting dalam pembentukan bunga
dan biji serta mempengaruhi besarnya polong, sehingga tanaman yang menyerap
fosfor dalam jumlah yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan hasil tanaman
dan bila terjadi kekurangan, fosfor maka daun-daun akan rontok sebelum
waktunya sehingga akan mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan hasil
tanaman. Setyadi (2007) menyatakan posfor dapat merangsang pertumbuhan
akar, dengan dukungan akar yang baik pertumbuhan tanaman akan lebih baik dan
lancar.
Menurut Roger dan Franklin (2001) kalium berperan dalam proses
membuka dan menutupnya stomata dan berperan dalam pengangkutan fotosintesis
13
dari daun sehingga dapat secara langsung. Menurut Lingga (2009) yang
menyatakan bahwa, secara garis besar kalium memberi efek keseimbangan pada
nitrogen dan fosfor dengan adanya suatu keseimbangan unsur hara dalam tanah
maka meningkatkan pertumbuhan tanaman yang ditandai tingginya bibit tanaman.
2.7 Limbah Pasar Ikan
Komponen tubuh ikan yang terdiri dari daging, kulit, sirip, enzim, hormon,
darah, sel-sel hati, ginjal dan jeroan yang hampir seluruhnya mengandung protein.
Elemen-elemen yang terkandung dalam protein terdiri dari berbagai unsur dengan
komposisi kimia adalah C (50-53 %), H (6-7 %), O (19-24 %), N (13-19 %) dan S
(0-4 %). Disamping itu unsur P, Fe, Cu, I, Mn, Zn (Stansby, 1963 ; Kleimenov,
1983).
Berdasarkan hasil analisis sifat kimia limbah Pasar Ikan sumber Tim
Peneliti Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (2001), menunjukkan bahwa
kandungan unsur N 7,75 %. Kandungan fosfor (P) 0,64 % tergolong sedang
sampai rendah sehingga akan mempengaruhi proses fotosintesis, tetapi bila
diberikan pada tanah alluvial yang diketahui mempunyai fosfor tanah tinggi maka
diduga akan dapat mengatasi masalah proses fotosintesis tersebut.
Tabel 1. Komponen Organik dan Anorganik Limbah Ikan
Komponen
Organik
Basah
(%)
Komponen
Anorganik (PPm)
Air
Protein
Lemak
Serat
Pati
Abu
89,2
5,91
0,51
1,87
0,7
0,89
Ca
Mg
Fe
Cu
Pb
Zn
3111,68
198,22
121,87
0,35
0,35
0,21
Sumber : Tim Peneliti Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB (2001).
14
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di desa Drien Rampak Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Pada ketinggian 10 m dpl mulai 01 Februari
sampai 25 Mei 2012.
3.2. Bahan dan Alat
3.2.1. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu benih kacang tanah varietas lokal, limbah
pasar ikan yang berasal dari Pasar Ikan Bina Usaha Meulaboh, Kecamatan Johan
Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, pupuk NPK 15-15-15, fungisida Dithane M-45,
Decis 25 EC dan pupuk kandang.
3.2.2. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang babat, gembor, meteran,
cat seng, tali plastik, paku, triplek, timbangan, timba dan alat tulis lainnya.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
(RAK) pola faktorial 3 x 3 dengan tiga ulangan. Faktor yang diteliti meliputi
pemberian pupuk NPK dan limbah pasar ikan.
Faktor pemberian pupuk NPK (N) yang terdiri dari 3 taraf:
N1 : 10 g/plot
N2 : 20 g/plot
N3 : 30 g/plot
15
Faktor pemberian limbah pasar ikan (A) dalam bentuk cair terdiri dari 3 taraf :
A1 : 12,5 ml/plot
A2 : 25 ml/plot
A3 : 50 ml/plot
Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 27 unit satuan
percobaan. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Susunan Kombinasi Perlakuan Penggunaan Pupuk NPK Dengan
Pemberian Limbah Pasar Ikan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Kacang Tanah.
Model matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Yijk = µ + βi + Aj + Nk +(AN)jk+ εijkr
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor pemberian pupuk NPK taraf ke-i,
faktor pemberian limbah ikan taraf ke-j dan ulangan ke-k.
µ = Nilai tengah umum.
βi = Pengaruh ulangan ke-i (i = 1, 2, dan 3).
Aj = Pengaruh pemberian pupuk NPK pada taraf ke-j.
Nk = Pengaruh pemberian limbah pasar ikan pada taraf ke-k.
No. Kombinasi
Perlakuan
Pupuk NPK
(g/plot)
Limbah Pasar Ikan
(ml/plot)
1. N1A1 10 12,5
2. N1A2 10 25
3. N1A3 10 50
4. N2A1 20 12,5
5. N2A2 20 25
6. N2A3 20 50
7. N3A1 30 12,5
8. N3A2 30 25
9. N3A3 30 50
16
(AN)jk = Interaksi pemberian pupuk NPK dan pemberian limbah pasar ikan
pada taraf pemberian pupuk NPK ke-j, taraf pemberian limbah
pasar ikan ke-k.
εijkr = Galat percobaan ulangan ke-i, faktor pemberian pupuk NPK taraf
ke-j, faktor pemberian limbah pasar ikan taraf ke-k.
Apabila uji F menunjukan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5 %. Dengan rumus sebagai
berikut:
BNJ0,0,5 = q 0,0 5
Dimana :
BNJ0,0 5 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5%
q 0,0 5 (p;dbg ) = Nilai baku q pada taraf 5% (jumlah perlakuan p dan derajat bebas
galat)
KTg = Kuadrat Tengah Galat
r = Jumlah ulangan.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Persiapan Media
Tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dibersihkan dari gulma dan
dilakukan pengolahan dengan membuat plot bsesuai dengan berukuran 4 x 1
meter sebanyak 27 satuan percobaan. Pupuk kandang sebagai pupuk dasar
dicampur di atas permukaan masing-masing plot dengan dosis setiap 12 kg/plot
atau setara 30 ton/ha hingga merata.
17
3.4.2. Persiapan Benih
Sebelum benih ditanam terlebih dahulu benih dibasahi dengan air hingga
merata di tempat teduh dengan tujuan agar proses imbibisi benih berjalan cepat.
3.4.3. Penanaman Benih
Penanaman dilakukan pada media tanam yang telah dipersiapkan dengan
membuat lubang tanam cara ditugal. Biji yang ditanam dipilih biji yang sehat dan
dapat tumbuh normal, setiap satu lubang tanam dimasukkan 2 (dua) butir biji
kacang tanah. Penanaman dilakukan pada pagi hari untuk memperoleh cahaya
matahari penuh agar mempercepat pertumbuhan akar.
3.4.4. Aplikasi Perlakuan Pupuk NPK dan Limbah Pasar Ikan
Perlakuan pupuk NPK dilakukan dengan cara larikan di tepi tanaman
dengan jarak lebih kurang 5 - 10 cm. Limbah pasar ikan diberikan dalam bentuk
cair dengan menyiram secara melingkar. Pupuk NPK dan limbah pasar ikan
diberikan sebanyak tiga kali yaitu pada saat tanam dan diulangi pada saat tanaman
berumur 21 dan 40 HST.
3.4.5. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan meliputi: penyiangan dan penyiraman
serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara manual
dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh.
Penyiraman dilakukan setiap dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Untuk mengendalikan hama tanaman disemprotkan Decis 25 EC dengan
konsentrasi 1,5 cc/l.air sedangkan untuk menghindari penyakit tanaman disemprot
Dhitane M-45 dengan dosis 2 g/l. air.
18
3.4.5. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 120 HST. Tanda-tanda
tanaman telah siap untuk dipanen yaitu batang mulai mengeras, daun menguning
dan sebagian mulai berguguran, polong sudah berisi penuh, dan mengeras, kulit
biji tipis dan mudah untuk dikupas dan warna polong coklat kehitam-hitaman.
3.5. Pengamatan
Parameter yang diamati pada tanaman sampel 3 (tiga) rumpun dalam
setiap bedengan adalah sebagai berikut:
a. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur pada umur tanaman 15, 30, dan 45. Pengukuran
dilakukan dari pangkal batang sampai titik tumbuh pada tanaman sampel
dengan menggunakan meteran.
b. Jumlah daun (helai)
Jumlah daun dihitung pada umur tanaman 15, 30, dan 45 HST pada tanaman
sampel.
c. Berat polong tanaman (g)
Kacang tanah yang telah dipanen dibersihkan lalu dijemur di bawah sinar
matahari selama 7 hari lalu ditimbang dari masing-masing sampel.
d. Berat biji per rumpun (g)
Polong kacang tanah yang kering, dikupas dari polongnya lalu ditimbang dari
masing-masing sampel
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Pengaruh Pupuk NPK
Hasil uji F Analisis Ragam (lampiran bernomor genap 2 samapai 16)
menunjukkan bahwa pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
tanaman umur 15 HST, berat polong dan berat biji per rumpun. Berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman 45 HST, jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST.
Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST.
a. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan bahwa
pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 15 HST.
Berpengaruh nyata umur 45 HST namun berpengaruh tidak nyata umur 30 HST.
Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah pada berbagai dosis pupuk NPK setelah
diuji BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Penggunaan
Dosis Pupuk NPK Umur 15, 30 dan 45 HST
Pengaruh Pupuk
NPK (ml/plot)
Tinggi Tanaman (cm)
15 HST 30 HST 45 HST
10
20
30
11,07 a
12,49 b
12,19 b
17,32
18,36
20,23
27,41 a
29,06 b
30,27 b
BNJ 0,05 0,59 - 1,37
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ 0,05).
Tabel 3 menunjukkan bahwa tanaman kacang tanah tertinggi umur 15
HST dijumpai pada dosis pupuk NPK 20 ml/plot yang tidak berdeda nyata dengan
dosis pupuk NPK dosis 30 ml/plot namun berpengaruh nyata pada dosis pupuk
20
NPK 10 ml/plot. Sedangkan tinggi tanaman kacang tanah umur 45 HST tertinggi
dijumpai pada dosis pupuk NPK 30 ml/plot yang tidak berbeda nyata dengan
dosis pupuk NPK 20 ml/plot namun berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK 10
ml/plot.
Adapun hubungan antara tinggi tanaman kacang tanah pada berbagai dosis
pupuk NPK umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Dosis Pupuk NPK
Umur 15, 30 dan 45 HST.
b. Jumlah Daun (helai)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 8, 10 dan 12) menunjukkan bahwa
pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah umur
15, 30 dan 45 HST. Rata-rata jumlah daun tanaman kacang tanah pada berbagai
dosis pupuk NPK setelah diuji BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Jumalah Daun Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai
Penggunaan Dosis Pupuk NPK Umur 15, 30 dan 45 HST
Pengaruh Pupuk
NPK (ml/plot)
Jumlah Daun (helai)
15 HST 30 HST 45 HST
10
20
30
22,22 a
28,46 b
27,11 b
42,00 a
49,22 b
43,33 b
45,56 a
55,44 b
54,00 b
BNJ 0,05 3,00 4,15 5,11
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ 0,05).
21
Tabel 4 menunjukkan jumlah daun tanaman kacang tanah umur 15, 30 dan
45 HST terbanyak dijumpai pada dosis pupuk NPK 20 ml/plot yang berbeda tidak
nyata dengan dosis pupuk NPK 30 ml/plot namun berbeda nyata dengan dosis 10
ml/plot.
Adapun hubungan antara jumlah daun tanaman kacang tanah pada
berbagai dosis pupuk NPK umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Dosis Pupuk
NPK Umur 15, 30 dan 45 HST.
c. Berat Polong Tanaman (g)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 14) menunjukkan bahwa pupuk NPK
berpengaruh sangat nyata terhadap berat polong tanaman kacang tanah. Rata-rata
berat polong tanaman kacang tanah pada berbagai dosis pupuk NPK setelah diuji
BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Berat Polong Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai
Penggunaan Dosis Pupuk NPK
Pengaruh Pupuk
NPK (ml/plot)
Berat Polong
(g)
10
20
30
18,24 a
37,27 b
47,01 c
BNJ 0,05 3,66
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ 0,05).
22
Tabel 5 menunjukkan berat polong tanaman kacang tanah tertinggi
dijumpai pada dosis pupuk NPK 30 ml/plot yang berdeda nyata dengan dosis
pupuk NPK 10 dan 20 ml/plot.
Adapun hubungan antara berat polong tanaman kacang tanah pada
berbagai dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Berat Polong Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Dosis Pupuk
NPK.
d. Berat Biji Per Rumpun (g)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 16) menunjukkan bahwa pupuk NPK
berpengaruh sangat nyata terhadap berat biji per rumpun tanaman kacang tanah.
Rata-rata berat biji per rumpun tanaman kacang tanah pada berbagai dosis pupuk
NPK setelah diuji BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Berat Biji Per Rumpun Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai
Penggunaan Dosis Pupuk NPK
Pengaruh Pupuk
NPK (ml/plot)
Berat Biji Per Rumpun
(g)
10
20
30
49,54 a
54,65 b
59,36 c
BNJ 0,05 3,07
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ 0,05).
23
Tabel 6 menunjukkan berat biji per rumpun tanaman kacang tanah
tertinggi dijumpai pada dosis pupuk NPK 30 ml/plot yang berdeda nyata dengan
dosis pupuk NPK 10 dan 20 ml/plot.
Adapun hubungan antara berat biji per rumpun tanaman kacang tanah pada
berbagai dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Berat Biji Per Rumpun Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Dosis
Pupuk NPK.
4.1.2. Pengaruh Limbah Pasar Ikan
Hasil uji F Analisis Ragam (lampiran bernomor genap 2 samapai 16)
menunjukkan bahwa limbah pasar ikan berpengaruh nyata terhadap berat polong
namun berpengaruh tidak nyata terhadap berat biji per rumpun, tinggi tanaman
dan jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST.
a. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan bahwa
limbah pasar ikan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 30
dan 45 HST. Rata-rata tinggi tanaman kacang tanah pada berbagai penggunaan
dosis limbah pasar ikan disajikan pada Tabel 7.
24
Tabel 7. Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Penggunaan
Dosis Limbah Pasar Ikan Umur 15, 30 dan 45 HST
Limbah Pasar Ikan
(ml/plot)
Tinggi Tanaman (cm)
15 HST 30 HST 45 HST
12,5
25
50
11,68
11,71
12,36
18,20
18,90
18,82
28,91
29,60
28,24
Tabel 7 menunjukkan bahwa bahwa tanaman kacang tanah tertinggi umur
15 HST di jumpai pada dosis limbah pasar ikan 50 ml/plot sedangkan umur 30
dan 45 HST tertinggi dijumpai pada dosis 25 ml/plot meskipun secara statistik
menunjukkan pengaruh yang tidak nyata dengan perlakuan lainya.
b. Jumlah Daun (helai)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 8, 10 dan 12) menunjukkan bahwa
limbah pasar ikan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman kacang
tanah umur 15, 30 dan 45 HST. Rata-rata jumlah daun tanaman kacang tanah
pada berbagai dosis limbah pasar ikan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai
Penggunaan Dosis Limbah Pasar Ikan Umur 15, 30 dan 45 HST
Limbah Pasar Ikan
(ml/plot)
Jumlah Daun (helai)
15 HST 30 HST 45 HST
12,5
25
50
15,40
15,40
15,93
25,40
27,07
28,27
30,33
31,13
31,53
Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman kacang tanah
terbanyak umur 15, 30 dan 45 HST dijumpai pada dosis limbah pasar ikan 50
ml/plot meskipun secara statistik menunjukkan pengaruh yang tidak nyata dengan
perlakuan lainya.
25
c. Berat Polong Tanaman (g)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 14) menunjukkan bahwa limbah pasar
ikan berpengaruh nyata terhadap berat polong tanaman kacang tanah. Rata-rata
berat polong tanaman kacang tanah pada berbagai penggunaan dosis limbah pasar
ikan setelah diuji BNJ 0,05 disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Rata-rata Berat Polong Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Dosis
Pupuk Limbah Pasar Ikan
Limbah Pasar Ikan
(ml/plot)
Berat Polong
(g)
12,5
25
50
30,78 a
38,22 b
33,53 a
BNJ 0,05 6,34
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ 0,05).
Tabel 9 menunjukkan berat polong tanaman kacang tanah tertinggi
dijumpai pada dosis limbah pasar ikan 25 ml/plot yang berdeda nyata dengan
dosis limbah pasar ikan 12,5 dan 50 ml/plot.
Adapun hubungan antara berat polong tanaman kacang tanah pada
berbagai dosis limbah pasar ikan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Berat Polong Tanaman Kacang Tanah pada Berbagai Dosis Limbah
Pasar Ikan
26
d. Berat Biji Per Rumpun (g)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 16) menunjukkan bahwa limbah pasar
ikan berpengaruh tidak nyata terhadap berat biji per rumpun tanaman kacang
tanah. Rata-rata berat biji per rumpun tanaman kacang tanah pada berbagai dosis
limbah pasar ikan disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Rata-rata Berat Biji Per Rumpun Tanaman Kacang Tanah pada
Berbagai Dosis Pupuk Limbah Pasar Ikan
Limbah Pasar Ikan
(ml/plot)
Berat Polong
(g)
12,5
25
50
53,82
57,64
52,51
Tabel 10 menunjukkan bahwa berat biji per rumpun tanaman kacang tanah
tertinggi dijumpai pada dosis limbah pasar ikan 25 ml/plot meskipun secara
statistik menunjukkan pengaruh yang tidak nyata dengan perlakuan lainya.
4.1.3. Interaksi
Hasil uji F Analisis Ragam (lampiran 6 dan 10) menunjukkan bahwa
terdapat interaksi sangat nyata antara penggunaan pupuk NPK dan limbah pasar
ikan terhadap tinggi tanaman umur 45 HST dan interaksi nyata terhadap jumlah
daun tanaman 30 HST.
a. Tinggi Tanaman 45 HST (cm)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 6) menunjukkan bahwa interaksi
antara dosis pupuk NPK dan dosis limbah pasar ikan berpengaruh sangat nyata
terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 45 HST. Rata-rata interaksi tinggi
tanaman kacang tanah umur 45 HST pada berbagai dosis pupuk NPK dan dosis
limbah pasar ikan disajikan pada Tabel 11.
27
Tabel 11. Rata-rata Interaksi Tinggi Tanaman Kacang Tanah Umur 45 HST pada
Berbagai Dosis Pupuk NPK dan Dosis Limbah Pasar Ikan
Dosis Pupuk NPK
(ml/plot)
Dosis Limbah Pasar Ikan (ml/plot)
12,5 25 50
10 26,61 ab 26,99 ab 28,63 bc
20 31,44 de 31,01 cde 24,73 a
30 28,66 bcd 30,80 cde 31,35 de
BNJ 0,05 2,37
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris
yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ 0,05).
Tabel 11 menunjukkan bahwa tinggi tanaman kacang tanah umur 45 HST
tertinggi dijumpai pada interaksi dosis pupuk NPK 20 ml/plot dan dosis limbah
pasar ikan 12,5 ml/plot yang tidak berbeda nyata dengan interaksi dosis pupuk
NPK 30 ml/plot dan dosis limbah pasar ikan 50 ml/plot namun berbeda nyata
dengan interaksi lainnya.
Adapun hubungan antara tinggi tanaman kacang tanah umur 45 HST pada
berbagai interaksi dosis limbah pasar ikan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Tinggi Tanaman Kacang Tanah Umur 45 HST pada Berbagai
Interaksi Dosis Pupuk NPK dan Dosis Limbah Pasar Ikan
b. Jumlah Daun (helai)
Hasil uji F analisis ragam (lampiran 10) menunjukkan bahwa interaksi
antara dosis pupuk NPK dan dosis limbah pasar ikan berpengaruh nyata terhadap
28
jumlah daun tanaman kacang tanah umur 30 HST. Rata-rata interaksi jumlah
daun tanaman kacang tanah umur 30 HST pada berbagai dosis pupuk NPK dan
dosis limbah pasar ikan disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Rata-rata Interaksi Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah Umur 30 HST
pada Berbagai Dosis Pupuk NPK dan Dosis Limbah Pasar Ikan
Dosis Pupuk NPK
(ml/plot)
Dosis Limbah Pasar Ikan (ml/plot)
12,5 25 50
10 36,00 a 42,00 abc 48,00 cde
20 53,33 e 51,00 de 43,33 bcd
30 37,67 ab 42,33 abc 50,00 de
BNJ 0,05 7,19
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris
yang sama tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% (BNJ 0,05).
Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman kacang tanah umur 30
HST terbanyak dijumpai pada interaksi dosis pupuk NPK 20 ml/plot dan dosis
limbah pasar ikan 12,5 ml/plot yang berbeda nyata dengan interaksi dosis pupuk
NPK dan dosis limbah pasar ikan lainnya.
Adapun hubungan antara jumlah daun tanaman kacang tanah umur 30
HST pada berbagai interaksi dosis pupuk NPK dan dosis limbah pasar ikan dapat
dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Jumlah Daun Tanaman Kacang Tanah Umur 30 HST pada Berbagai
Interaksi Dosis Pupuk NPK dan Dosis Limbah Pasar Ikan
29
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Pupuk NPK
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman kacang tanah umur
15 HST tertinggi dijumpai pada dosis pupuk NPK 20 ml/plot sedangkan umur 45
HST dijumpai pada dosis pupuk NPK 30 ml/plot. Jumlah daun tanaman kacang
tanah terbanyak umur 15, 30 dan 45 HST dijumpai pada dosis pupuk NPK 20
ml/plot. Berat polong dan berat biji per rumpun tertinggi dijumpai pada dosis
pupuk NPK 30 ml/plot. Hal ini disebabkan bahwa unsur hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah berada dalam keadaan
cukup, seimbang dan tersedia untuk proses metabolisme sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Lily (2004), menyatakan bahwa unsur hara yang cukup dan
seimbang akan mempengaruhi proses metabolisme pada jaringan tanaman. Proses
metabolisme merupakan pembentukan atau perombakan unsur-unsur dan senyawa
orgnaik dalam tubuh tanaman guna melengkapi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Rukmana (2000), menambahkan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur hara yang tersedia.
Sedangkan jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST menurun pada dosis
pupuk NPK 10 dan 30 ml/plot. Hal ini diduga bahwa pada dosis tersebut unsur
hara kekurangan dan berlebihan atau berada dalam keadaan tidak seimbang yang
dapat mengganggu proses metabolisme tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Marsono dan Sigit (2006) menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan unsur
hara akan terganggu proses metabolismenya sehingga pertumbuhan awal akan
terganggu. Kartasoeprapto (2002), menambahkan bila unsur hara yang
30
berlebihan dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman dan pertumbuhan akar
terhambat sehingga pertumbuhan tanaman tidak normal.
Berat polong dan jumlah biji per rumpun tertinggi dijumpai pada dosis
pupuk NPK 30 ml/plot dan mengalami penurunan apabila dosis pupuk NPK
diturunkan. Hal ini diduga bahwa pada dosis tersebut unsur hara yang dibutuhkan
tanaman yaitu N, P dan K berada dalam keadaan optimum untuk menunjang
produksi tanaman kacang tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutejo (2004)
menyatakan bahwa nitrogen adalah bagian yang penting dari klorofil,
pembentukan protein dan berbagai jenis enzim. Lingga (2009), menambahkan
kalium dapat memberi efek keseimbangan pada nitrogen dan posfor. Lily (2004)
menyatakan bahwa fosfor penting dalam pembentukan bunga dan biji serta
mempengaruhi besarnya polong, sehingga tanaman yang menyerap fosfor dalam
jumlah yang cukup akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi.
4.2.2. Pengaruh Limbah Pasar Ikan
Hasil penelitian menunjukkkan bahwa limbah pasar ikan tidak
memberikan pengaruh signifikan terhadap tinggi dan jumlah daun tanaman
kacang tanah. Hal ini diduga bahwa limbah pasar ikan tidak dapat direspon oleh
tanah dalam waktu singkat akibat proses dekomposer yang terjadi sangat lambat
dalam tanah sehingga tidak dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Pemberian limbah pasar ikan belum mampu menciptakan kondisi suhu
tanah yang optimal sehingga perakaran tanaman terganggu dalam menyerap unsur
hara di dalam tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Lily (2004), pertumbuhan
akar yang kurang baik menurunkan penyerapan unsur hara tanaman yang
diperlukan dalam kegiatan metabolisme, sehingga pertumbuhan tanaman akan
31
terganggu. Lingga et all (1999), menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
erat antara pertumbuhan akar dengan suhu tanah. Umumnya pertumbuhan akar
akan naik dengan naiknya suhu tanah sampai batas optimum, suhu tanah juga
berpengaruh terhadap absorpsi hara dan air. Dengan demikian proses
pengambilan unsur hara oleh akar tanaman sedikit atau terjadi kekurangan unsur
hara bagi pertumbuhan tanaman. Lebih lanjut lily (2004), menyatakan
kekurangan unsur hara tertentu dalam tanaman dapat merusak pertumbuhan
tanaman.
Sedangkan berat polong dan berat biji per rumpun tertinggi dijumpai pada
dosis limbah pasar ikan 25 ml/plot. Hal ini diduga pemberian limbah pasar ikan
telah mampu mendekomposisikan bahan organik di dalam tanah sehingga unsur
hara yang diserap tanaman pada vase generatif terutama pengisian polong dan biji
tanaman kacang tanah tersedia dan berimbang. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wibawa (1998), yang menjelaskan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik dapat
tercapai apabila unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan berada dalam bentuk tersedia, seimbang dan dalam dosis yang
optimum serta didukung oleh faktor lingkungannya. Selain itu Kartasapoetra
(2002), menyatakan bahwa media tumbuh yang sesuai harus dapat menyediakan
air, oksigen dan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan keseimbangan yang
menguntungkan guna menjamin proses pembentukan polong yang sempurna.
4.2.3. Interaksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi umur 45 HST dan jumlah
daun umur 30 HST tanaman kacang tanah tertinggi pada interaksi pemberian
dosis pupuk NPK 20 ml/plot dan dosis limbah pasar ikan 12,5 ml/plot. Hal ini
32
diduga penggunaan pupuk NPK dna pemberian limbah pasar ikan dapat
meningkatkan unsur hara dalam tanah serta dapat menciptakan kondisi tanah yang
baik bagi pertumbuhan tanaman kacang tanah.
Selain itu penggunaan pupuk NPK dan pemberian limbah pasar ikan dapat
mengimbangi kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman kacang tanah,
sehingga menyebabkan metabolisme tanaman berjalan lebih lancar. Hal ini sesuai
dengan pendapat Lingga dan Marsono (2005) yang mengatakan bahwa peranan
utama unsur N adalah merangsang pertumbuhan batang, cabang, daun dan bunga
tanaman serta tersedianya unsur fosfor yang cukup bagi tanaman akan
memberikan pengaruh positif terhadap berat buah. Selain itu kalium sebagai
katalisator, terutama di dalam perombakan protein menjadi asam amino.
Rismunandar (2004), mengemukakan bahwa penambahan bahan organik
pada tanah mineral akan menaikkan pH tanah dan aktivitas nitrifikasi sehingga
memberikan perbaikan bagi tanaman itu sendiri. Lingga dan Marsono (2002)
menyatakan bahwa pemberian bahan organik berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman, salah satu ketersediaan unsur hara dalam
tanah dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk organik dan anorganik.
33
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 15
HST, berat polong dan berat biji per rumpun. Berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman 45 HST, jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST.
Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 HST.
Pertumbuhan tanaman terbaik dijumpai pada dosis pupuk NPK 20 ml/plot
sedangkan produski tanaman kacang tanah terbaik dijumpai pada dosis
pupuk NPK 30 ml/plot.
2. Limbah pasar ikan berpengaruh nyata terhadap berat polong namun
berpengaruh tidak nyata terhadap berat biji per rumpun, tinggi tanaman
dan jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST. Produski tanaman kacang
tanah terbaik dijumpai pada pemberian dosis limbah pasar ikan 25 ml/plot.
3. Terdapat interaksi sangat nyata antara penggunaan pupuk NPK dan limbah
pasar ikan terhadap tinggi tanaman umur 45 HST dan interaksi nyata
terhadap jumlah daun tanaman 30 HST. Interaksi terbaik dijumpai pada
dosis pupuk NPK 20 ml/plot dan dosis limbah pasar ikan 12,5 ml/plot.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efisiensi penggunaan pupuk
NPK dengan pemberian limbah pasar ikan terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman lainnya.
45
34
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1989. Dasar-dasar bercocok Tanam. Kanisius,Yogyakarta.
AAK, 2004. Kacang Tanah. Kanisium, Yogyakarta.
Adji, S. 1999. Rancangan Percobaan Praktis Untuk Bidang Pertanian. Kanisius,
Yogyakarta.
Adisarwanto, 2000. Seri Agribisnis Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif
dan Kedelai Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Andriansyah. 1994. Membuat Tempe Kedelai. Karya Anda, Surabaya.
Bakosurtanal. 2001. Meteorologi Geofisika Cut Nyak Dhien, Meulaboh.
Bappeda. 2006. Data Pokok Pembangunan Aceh Barat Tahun 2005, Meulaboh.
Kartasoeprapto. 2002. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Rineka Cipta, Jakarta.
Leiwakabessy, F.M. A. Sutandi. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Departemen
Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 208 hal.
Lingga, P dan Marsono. 1999. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Lingga dan Marsono. 2002. Pupuk dan Pemupukan. Edisi Revisi. Penebar
Swadaya Jakarta. Hlm 150
Lily. A. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta.
Marsono Sigit P, 2006. Pupuk Akar dan Aplikasinya. Swadaya, Jakarta.
Rismunandar. 2004. Tanah dan Seluk Beluknya Bagi Pertanian. Sinar Baru
Bandung, Bandung.
Roger L.M. dan Franklin. P. 2001. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas
Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Rukmana, R. 2000. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Setiawan, A.I. 2006. Memanfaatkan kotoran ternak. penebar swadaya, Jakarta.
Setyai Harjadis. 2007. Pengantar Agronomi. . Gramedia, Jakarta.
Suprapto. 2003. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
35
-----------. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar, Jakarta.
Sutedjo, M.M. 2004. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
Thena Wijaya. 2006. Sintesa Enzym Pemecah Pati Fermentasi Aspengilus Niger
dengan Suplementasi berbagai Limbah Hasil Pertanian. Thesis Program
Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor tidak diterbitkan.
Tim Peneliti Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB. 2001. Karakteristik Limbah
Cair Pasar Ikan dan Pengolahannya, dengan Eceng Gondok (Ecilphinia
crassepes Mart). Lembaga Penelitian Institut Bogor, Bogor, 64 halaman.
Warisno, 2004. Air Limbah Pasar Ikan. Jakarta: http//www.hamline.edu/
apakabar/basistata. (04 Oktober 2013).
Wibawa , A. 1998. Intesifikasi Pertanaman Kopi dan Kakao Melalaui Pemupukan.
Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.14 (3): 245-262.