SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · skripsi ini...
Transcript of SKRIPSIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02... · 2017. 7. 28. · skripsi ini...
TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA
Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
JURUSANFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1
SKRIPSI
TINJAUAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA SMPN 1 PASAMAN BARAT
Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
Oleh
MUHAMMAD IHSAN2006/78638
JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012
Diajukan untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Guna Memperoleh
i
ii
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur saya ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian Skripsi ini. Sungguh begitu berharganya waktu-waktu yang telah Engkau berikan, seperti waktu yang telah berlalu, sungguh sangat merugikan, tetapi hal ini tidak akan pernah menjadi sebuah penyesalan, terima kasih Tuhan Yang Maha Esa, atas waktu yang telah Engkau berikan untukku.
Untuk orang yang paling ku cintai dan ku sayanggi Papaku “Drs. H. Thamrin Habib. SH. MHI”, dan Mamaku “Hj. Nurni”. Do’a tulus yang engkau berikan kepada anandamu ini seperti air dan tak pernah berhenti yang terus mengalir, pengorbanan, motivasi, kesabaran, ketabahan dan tetes air matamu yang terlalu mustahil untuk dinilai, Engkaulah sebaik-baiknya panutan meski tidak selalu sempurna.
Untuk Abangku “Zulfadli. SHI”, terima kasih atas kasih sayangmu selalu di hati, engkau sebuah “permata emas” untuk keluarga besar kita kelak, dan untuk Adik-adikku tersayang “Taufiqqurrahman. SHI”, “Nurhidayani”, “Yuni Rahmi”, dan “Rahma Yeni”, Kebersamaan, dukungan, do’a, kasih sayang, dan perhatianmu padaku, maafkan jika kakakmu belum bisa menjadi contoh yang baik, semoga dirimu selalu jadi yang terbaik.
For My Love “Nofita Idda Nia. Amd. Keb”, terima kasih atas kasih dan sayang, perhatian, dan kesabaranmu dalam menghadapi sikapku terhadapmu, semua itu menjadikan sebuah semangat dan motivasi tersendiri bagiku untuk menyelesaikan Skripsi ini, semoga dirimu pilihan yang terbaik untukku dan masa depan kita.
Serta teman-teman seperjuangan KEMO Community, yang telah memberikan semangat, motivasi, dorongan baik materi maupun moril baik sewaktu kita kuliyah dulu dan sampai saat penyelesaian Skripsi ini, kalian semua takkan pernah kulupakan, terima kasih Sob, For : Adril (Ucok), Eko Syah Putra (Jablai), Zulvan Putra, Diana Gustri Ayu, Ipit (Brimob), Miftah, Novie, Dede, Arifah dan teman-teman yang lain, For : Isan Fauzi (Isan gaek), Hendra P (Ajo) lh
iv
mahir baranang tu,.???? Agus Surahman, Wandi (Da Bay), Alwiyas, amuah kalian kalah dek Arifah,……..semangat Sob, kalian pasti bisa,…..
Dan ucapan terima kasih yang amat mendalam kepada kedua Dosen Pembimbing saya “Drs. Yendrizal, M.Pd” dan “Drs. Maidarman, M.Pd”. Sungguh beliu benar-benar memberikan bimbingan yang berarti bagi saya dalam proses pembuatan Skripsi ini.
Trim’s……….
By Muhammad Ihsan
iii
ABSTRAK
Muhammad Ihsan, 2012: “Tinjauan Kondisi Fisik Pemain Sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat”
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk meninjau kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat terhadap daya tahan aerobik, daya ledak otot tungkai, kelincahan dan kecepatan
Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling yang berjumlah 32 orang. Pengambilan data dilakukan dengan tes kondisi fisik siswa. Daya tahan aerobik dengan tes VO2max menggunakan bleep test, daya ledak otot tungkai dengan tes vertical jump, kelincahan dengan dodging run test, kecepatan dengan menggunakan tes lari 50 meter.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi). Dari analisis dapat diperoleh hasil:
1. Kondisi fisik ditinjau dari daya tahan aerobik yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (31-37 ml/Kg.BB/menit) dengan prestasi rata-rata 34,8 ml/Kg.BB/menit. Tidak ada siswa dalam kategori baik sekali (>49 ml/Kg.BB/menit), 7 siswa (22%) dalam kategori baik (38-48 ml/Kg.BB/menit), 23 siswa (72%) dalam kategori sedang (31-37 ml/Kg.BB/menit), 2 siswa (6%) dalam kategori kurang (26-30 ml/Kg.BB/menit), dan tidak ada siswa dalam kategori kurang sekali (<25 ml/Kg.BB/menit).
2. Kondisi fisik ditinjau dari daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (76.50-112.00 kg-m/sec) dengan prestasi rata-rata 97,1 kg-m/sec. Tidak ada siswa dalam kategori baik sekali (>153.50 kg-m/sec), 4 siswa (13%) dalam kategori baik (112.50-153.00 kg-m/sec), 28 siswa (87%) dalam kategori sedang (76.50-112.00 kg-m/sec), tidak ada siswa dalam kategori kurang(52.50-76.00 kg-m/sec) dan kurang sekali (<52.00 kg-m/sec).
3. Kondisi fisik ditinjau dari kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (13.54-14.96 detik) dengan prestasi rata-rata 14.16 detik. Tidak ada siswa dalam kategori baik sekali (<12,10 detik), 6 siswa (18%) dalam kategori baik (12.11-13.53 detik), 20 siswa (64%) dalam kategori sedang (13.54-14.96 detik), 6 siswa (18%) dalam kategori kurang (14.97-16.39 detik) dan tidak ada siswa dalam kategori kurang kekali (>16.40 detik).
4. Kondisi fisik ditinjau dari kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (6.51-7.08 detik) dengan prestasi rata-rata 6,7 detik. 2 siswa (6%) dalam kategori baik sekali (<5.92 detik), 10 siswa (32%) dalam kategori baik (5.93-6.50 detik), 9 siswa (28%) dalam kategori sedang (6.51-7.08 detik), 9 siswa (28%) dalam kategori kurang (7.09-7.66 detik) dan 2 siswa (6%) dalam kategori kurang kekali (>7.67 detik).
Kata kunci : Kondisi fisik, daya tahan, daya ledak, kelincahan, kecepatan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul ”Tinjauan Kondisi Fisik Pemain Sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat”.
Dalam penulisan proposal ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dan dorongan baik materil maupun moril dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
2. Bapak Drs. Yendrizal, M.Pd selaku Pembantu Dekan III, sekaligus
penasehat akademik (PA) dan pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, perbaikan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Padang, sekaligus
pembimbing II yang telah membantu dan membimbing dalam
penyelesaian skripsi.
4. Bapak Drs. H. Witarsyah, selaku penguji yang telah memberikan
perbaikan dan saran-saran dalam pembuatan skripsi.
5. Bapak Drs. Masrun, M.Kes, AIFO, selaku penguji yang telah
memberikan perbaikan dan saran-saran dalam pembuatan skripsi.
6. Bapak Drs. Yulifri, M.Pd, selaku penguji yang telah memberikan
perbaikan dan saran-saran dalam pembuatan skripsi.
v
7. Ibu kepala sekolah SMPN 1 Pasaman Kabupaten Pasaman Barat beserta
staf yang telah memberikan izin penelitian.
8. Bapak/Ibu staf dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negri Padang yang telah membantu penulis selama
perkuliahan.
9. Seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan segala daya dan upaya
serta do’a untuk keberhasilan penulis.
10. Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang 2006 yang memberikan dorongan dan
semangat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Padang, Agustus 2012
Muhammad Ihsan
vi
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6
D. Perumusan Masalah ................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 8
F. Manfaat penelitian .................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
B. Kajian Teori ............................................................................ 9
1. Hakekat Permainan Sepakbola .......................................... 9
2. Hakekat Kondisi Fisik Pemain Sepakbola .......................... 14
3. Komponen Dasar Kondisi Fisik ........................................ 19
C. Kerangka Konseptual .............................................................. 25
vii
D. Pertanyaan Penelitian............................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 28
D. Defenisi Operasional .............................................................. 29
E. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 30
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................ 31
G. Prosedur Penelitian ................................................................. 37
H. Teknik Analisa Data ............................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data ....................................................................... 39
B. Analisis Data .......................................................................... 46
C. Pembahasan ............................................................................ 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 55
B. Saran ... ................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Norma standarisasi daya tahan aerobik (bleep test) .............................. 30
2. Norma standarisasi tes daya ledak (vertical jump) ................................ 32
3. Norma standarisasi tes kelincahan (dodging run).................................. 34
4. Norma standarisasi tes kecepatan (lari 50 meter) .................................. 35
5. Tenaga ahli dan pembantu dalam pengambilan data ............................. 36
6. Distribusi frekuensi daya tahan............................................................. 39
7. Distribusi frekuensi daya ledak............................................................. 40
8. Distribusi frekuensi kelincahan ............................................................ 42
9. Distribusi frekuensi kecepatan.............................................................. 43
10. Distribusi frekuensi daya tahan............................................................. 45
11. Distribusi frekuensi daya ledak............................................................. 46
12. Distribusi frekuensi kelincahan ............................................................ 47
13. Distribusi frekuensi kecepatan.............................................................. 48
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Kerangka konseptual ........................................................................... 25
2. Pelaksanaan tes daya tahan (bleep test)................................................. 30
3. Pelaksanaan tes vertical jump ............................................................... 32
4. Pelaksanaan tes kelincahan (dodging run) ........................................... 33
5. Pelaksanaan tes kecepatan (lari 50 meter)............................................. 35
6. Grafik frekuensi daya tahan ................................................................. 39
7. Grafik frekuensi daya ledak ................................................................. 41
8. Grafik frekuensi kelincahan ................................................................. 42
9. Grafik frekuensi kecepatan .................................................................. 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka pembangunan bangsa Indonesia secara keseluruhan
menyangkut usaha penyiapan sumber daya manusia sebagai pelaksanaan
pembangunan dimasa yang akan datang, salah satu usaha yang dapat
dilakukan adalah pembinaan generasi muda melalui pembinaan olahraga.
Tujuan dari pembinaan dan pengembangan olahraga adalah untuk
meningkatkan prestasi, maka untuk dapat mengejar prestasi puncak
hendaknya ditempuh melalui pendekatan secara ilmiah seperti yang dijelaskan
dalam UU RI No. 3 pasal 20 ayat 5 (2005) bahwa :
“Untuk memajukan olahraga prestasi, Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat dapat mengembangkan: a) Perkumpulan olahraga. b) Pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. c) Central pembinaan olahraga prestasi. d) Pendidikan dan pelatihan tenaga keolahragaan. e) Prasarana dan sarana olahraga prestasi. f) Sistem pemanduan dan pengembangan bakat olahraga. g) Sistem informasi keolahragaan; dan h) Melakukan uji coba kemampuan prestasi olahragawan pada tingkat daerah, nasional dan internasional sesuai dengan kebutuhan”.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mencapai prestasi yang optimal
diperlukan suatu latihan yang terprogram dengan baik. Latihan juga
membentuk atau mengubah respon fisiologis, disamping elemen fisik yang
terlibat dalam latihan untuk menjadi seorang pemain yang handal. Pada saat
ini, banyak hal yang perlu diperhatikan oleh pembina atau pelatih dan oleh
atlet itu sendiri, misalnya faktor teknik, taktik, mental, kondisi fisik dan juga
2
model latihan yang mendukung peningkatan faktor-faktor tersebut. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2000:1) bahwa untuk mencapai
prestasi atau hasil yang sesuai dengan yang diharapkan dalam olahraga
diperlukan berbagai persyaratan antara lain:
“Bakat, minat, dan motivasi berolahraga pelaku (siswa), (2) dukungan moral dan materil dari keluarga, (3) proses pembinaan secara berkesinambungan dan terprogram, menggunakan pendekatan dan metode yang baik dalam waktu yang relatif lama, (4) dukungan sarana dan prasarana yang memadai, (5) kondisi fisik yang baik, geografis–klimatologis, dan kultural yang kondusif”.
Dari kutipan di atas jelas bahwa untuk mencapai atau mendapatkan
hasil sesuai dengan yang diharapkan dalam melakukan pembinaan olahraga
sepakbola, salah satu faktor yang diperlukan adalah adanya bakat, minat dan
diiringi dengan kondisi fisik yang prima untuk berolahraga dari siswa itu
sendiri. Keberhasilan pembinaan olahraga di sekolah akan tergambar pada
kemampuan dalam mengaplikasikan semua bentuk atau materi latihan yang
sudah dirancang sebelumnya dengan sistematis. Penerapan latihan yang
sistematis, penuh variasi dan berkesinambungan merupakan faktor yang dapat
menjawab tantangan pembinaan untuk mendapatkan prestasi.
Menurut Syafruddin (1992:22), “pencapaian prestasi ditentukan oleh 2
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari potensi yang ada pada diri pemain seperti kemampuan
kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Sementara faktor eksternal adalah
pengaruh yang timbul dari luar pemain itu sendiri seperti sarana dan
prasarana, lingkungan, pelatih, guru olahraga, dana, organisasi, iklim, cuaca,
makanan yang bergizi dan lain sebagainya”.
3
Disamping faktor-faktor di atas, prestasi sepakbola juga ditentukan
oleh bakat dan motivasi dari pemain itu sendiri, program dan metode latihan
serta usaha pembinaan yang teratur dan kontiniu dalam pembinaan yang
diarahkan kepada pencapaian keberhasilan bermain sepakbola dan
peningkatan prestasi. Dari keempat faktor internal tersebut kondisi fisik yang
terdiri dari daya ledak, kekuatan, kecepatan, kelincahan, dan daya tahan
merupakan dasar yang sangat dominan menentukan keberhasilan bermain
sepakbola meskipun ikut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain seperti
teknik, taktik, dan mental.
Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang bersifat
kelompok. Olahraga sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga prestasi
yang menuntut stamina kuat dan gerakan yang cepat dan kelincahan serta
taktik bermain yang bagus. Oleh karena itu, untuk dapat menjadi seorang
pemain sepakbola yang handal dan bermutu, diperlukan adanya latihan yang
teratur serta berkesinambungan dan kemampuan kondisi fisik yang baik.
Menurut Djezed dan Darwis (1985:5) ”unsur kondisi fisik yang
penting dalam sepakbola antara lain kelincahan, kelentukan, kecepatan,
kekuatan, daya tahan, dan keseimbangan”. Sedangkan menurut Lutan
(1991:234) “kemampuan komponen dasar dalam sepakbola adalah daya tahan,
kekuatan, kecepatan, dan kelentukan”. Dalam semua unsur yang terpenting
dalam sepakbola,yang merupakan unsur yang paling dominan dalam
permainan sepakbola adalah daya tahan, kecepatan, kekuatan, dan kelincahan
dan kelentukan.
4
Dari beberapa penjelasan diatas, jelaslah bahwa kondisi fisik adalah
syarat penting dalam pencapaian suatu prestasi bagi seorang atlet, karena
pemain dituntut untuk bisa bemain selama 90 menit untuk orang dewasa dan
untuk anak-anak 2x30 menit. Bagaimanapun baiknya teknik yang dimiliki
oleh seorang atlet tanpa diimbangi dengan kondisi fisik yang baik, maka
jelaslah prestasi yang diharapkan tidak akan pernah terwujud.
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang penulis lakukan di
lapangan, prestasi pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masih jauh dri
harapan, dimana mereka kalah dari SMPN 7 Pariaman di Liga Pendidikan
Indonesia (LPI) di tahun 2011. Karena prestasi yang masih jauh dari harapan
ini kemungkinan disebabkan oleh banyak faktor, seperti: sarana, prasarana,
pelatih, kondisi fisik, gizi, teknik, taktik, mental, lingkungan dan lain
sebagainya.
Di lihat dari sarana dan prasarana yang dimilik SMPN 1 Pasaman
Barat ini masih belum memadai, mereka hanya miliki lapangan bola di
samping sekolah untuk latihan, sedangkan peralatan untuk mendukung latihan
yang lainnya masih banyak yang kurang, seperti bola, patok, gawang-gawang
kecil, hal ini juga di sebabkan oleh kurangnya perhatian dari kepala sekolah.
Pemain sepakbola di SMPN 1 Pasaman Barat ini di latih oleh bapak
Zulraimal, yang juga sebagai guru Penjas-Orkes di sekolah, Klub ini berdiri
dari tahun 1990 sampai sekarang, jumlah pemain yang terdaftar di SMPN 1
Pasaman Barat berjumlah 32 orang, terdiri dari kelas 1, berjumlah 12 orang
5
dan kelas 2, berjumlah 20 orang. Pemain berlatih sebanyak 2x seminggu yaitu
hari Selasa dan Sabtu sore jam 16.00 WIB.
Dilihat dari prestasi yang pernah diraih di Liga Pendidikan Indonesia
(LPI), di tahun 2010 juara I dalam Liga Pendidikan Indonesia (LPI), dan di
tahun 2011 juara II dalam Liga Pendidikan Indonesia (LPI), langkah mereka
terhenti di tingkat kabupaten mereka dikalahkan oleh SMPN 7 Pariaman,
dilihat dari segi permainan pemain SMPN 1 Pasaman Barat yang penulis
amati, masih jauh dari harapan. Dilihat dari postur tubuhnya mereka sudah
kalah, dilihat postur tubuh pemain sepakbola SMPN 7 Pariaman tinggi-tinggi
dan besar-besar, sedangkan postur tubuh pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat kecil-kecil dan rendah-rendah, melihat postur tubuh saja pemain
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat sudah tidak percaya diri untuk menang.
Dalam permainan dimana pemain SMPN 1 Pasaman Barat selalu kalah dalam
duel baik sprint maupun body charge, dan selalu tidak siap untuk melakukan
serangan balik maupun diserang. Hal itu menjadi penyebab pemain sepakbola
SMPN 1 Pasaman Barat jadi kalah.
Berdasarkan hal tersebutlah peneliti tertarik melakukan penelitian
sehubungan dengan “tinjauan kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat”.
6
B. Identifikasi Masalah
Beradasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
tentang kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat, maka dapat
diidentifikasi beberapa variabel yang mempengaruhi, yaitu:
1. Apakah kondisi fisik mempengaruhi prestasi pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat?
2. Apakah teknik mempengaruhi prestasi pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat?
3. Apakah taktik mempengaruhi prestasi pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat?
4. Apakah mental mempengaruhi prestasi pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat?
5. Apakah sarana dan prasarana mempengaruhi prestasi pemain sepakbola
SMPN 1 Pasaman Barat?
6. Apakah gizi makanan dapat mempengaruhi prestasi pemain sepakbola
SMPN 1 Pasaman Barat?
7. Apakah pelatih mempengaruhi prestasi pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat masalah yang diteliti cukup luas dan keterbatasan waktu,
sarana dan kemampuan yang dimiliki, maka penelitian ini dibatasi hanya
7
melihat masalah kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang
meliputi:
1. Daya tahan aerobik yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat.
2. Daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat.
3. Kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat.
4. Kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat daya tahan aerobik yang dimiliki pemain sepakbola
SMPN 1 Pasaman Barat.
2. Bagaimana tingkat daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat.
3. Bagaimana tingkat kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat.
4. Bagaimana tingkat kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat.
8
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Berapa besar tingkat daya tahan aerobik pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat.
2. Berapa besar tingkat daya ledak otot tungkai pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat.
3. Berapa besar tingkat kelincahan pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
kabupaten Barat.
4. Berapa besar tingkat kecepatan pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Sebagai persyaratan bagi penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi untuk
mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
2. Didapatnya data informasi tentang tingkat kondisi fisik siswa SMPN 1
Pasaman Barat bagi guru maupun pembina olahraga yang ada terutama
bagi pihak sekolah itu sendiri.
3. Bagi para siswa dapat menjadi sebuah motivasi setelah mendapat
informasi dan data agar terus berusaha mengadakan pembinaan dan
peningkatan kondisi fisik mereka sendiri.
4. Bagi para guru, pelatih, dan pembina olahraga serta masyarakat luas yang
gemar olahraga agar lebih memahami betapa pentingnya kondisi fisik yang
baik dalam mencapai prestasi dan aktivitas kerja.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakekat Permainan Sepakbola
Permainan sepakbola merupakan suatu cabang olahraga yang
masing-masing terdiri dari 11 orang pemain dan salah seorang dari pemain
menjadi penjaga gawang. Dimainkan di lapangan yang rata, berbentuk
persegi panjang dengan ukuran panjangnya adalah 110 m dan lebar 70 m
dan dibatasi garis selebar 17 cm, serta dilengkapi oleh 2 buah gawang
yang tingginya 2,44 m dengan lebar 7,32 m (Djezed dan Darwis, 1985:58).
Batty dalam April (2010:13) mengatakan bahwa ”Sepakbola
adalah sebuah permainan sederhana, dan rahasia dalam permainan
sepakbola yang baik adalah melakukan hal-hal yang sederhana, sebaik-
baiknya”. Pendapat ini mengemukakan bahwa pada permainan sepakbola
memiliki struktur dalam pertandingan. Dalam permainan hanya ada satu
orang yaitu penjaga gawang yang dapat menggunakan tangan dalam
menangkap bola, dan itupun hanya boleh dilakukan didalam kotak 16
besar.
Prinsip dalam sepakbola adalah bermain dengan sebaik-baiknya
dengan lawan, serta memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam
gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak
kemasukan serta memperoleh kemenangan, sebagaimana yang
10
diungkapkan oleh Muchtar (1992:81) bahwa “sepakbola merupakan
permainan yang memakan waktu selama 2x45 menit. Pemain dituntut
untuk bergerak dan bukan hanya sekedar bergerak namun dalam bergerak
tersebut masih melakukan berbagai gerak fisik lainnya seperti berlari
sambil menggiring bola, berlari kemudian harus berhenti tiba-tiba, berlari
sambil berbelok 90° bahkan 180°, melompat, meluncur (sliding), beradu
badan (body charge), bahkan terkadang berbenturan dengan pemain lawan
dalam kecepatan tinggi. Semua itu menuntut kualitas fisik pada tingkat
tertentu untuk dapat memainkan sepakbola tersebut dengan baik apalagi
jika kita berbicara tentang sepakbola prestasi maka tuntutan kondisi fisik
ini akan lebih tinggi.
Sepakbola juga merupakan olahraga yang memiliki aktivitas
gerak yang menuntut berbagai keterampilan teknik dan taktik. Di samping
itu, sepakbola menuntut kreativitas teknik, keberanian untuk berbuat
sesuatu dan kepercayaan akan kemampuan sendiri. Menurut Batty
(1986:4), “sepakbola adalah sebuah permainan sederhana dan permainan
sepakbola yang baik adalah melakukan hal-hal yang sederhana sampai
kepada tingkat kesulitan yang tinggi”.
Menurut Sneyers (1988:10), “mutu permainan kesebelasan
ditentukan oleh penguasaan teknik dasar tentang sepakbola, makin baik
teknik penguasaan bola oleh seorang pemain sepakbola, maka makin
mudah dia dapat melepaskan diri dari situasi yang gawat atau tekanan dari
pihak lawan”. Selanjutnya Sneyers (1990:20) menjelaskan bahwa pada
11
dasarnya adalah “suatu usaha untuk menguasai bola atau merebutnya
kembali bila sedang dikuasai lawan, bila teknik dasar dikuasai maka bola
lebih lama berada dalam penguasaan. Menurut (Sepakbola, Tim. 2007:57)
Teknik dasar itu sendiri adalah semua kegiatan yang mendasar permainan
sehingga dengan modal demikian seseorang sudah dapat bermain
sepakbola. Para pemain akan lebih leluasa untuk menentukan jalan
pertandingan dan memasukkan bola ke gawang lawan. Atlet yang kurang
menguasai teknik dasar akan lebih sering kehilangan bola sehingga
kesempatan untuk memenangkan pertandingan menjadi berkurang.”
Selanjutnya Coever (1987:21) menjelaskan “dalam sepakbola harus
dikuasai dulu teknik-teknik dasar untuk dapat bermain dengan baik dan
berlatih secara terarah.”
Menurut Syafruddin (1979:3) bahwa “keterampilan dasar adalah
sebagai keterampilan teknik yang menjadi dasar dan harus dikuasai oleh
pemain dalam bermain sepakbola”. Teknik dalam sepakbola adalah
hubungan harmonis antara manusia dengan bola (PSSI, 1991:24),
seterusnya Harsono (1975:92) menyatakan “teknik dasar merupakan suatu
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap pemain sepakbola, teknik
dasar ini merupakan senjata bagi pemain untuk memenangkan
pertandingan”.
Menurut Emral Abus (2005:22), dalam permainan sepak bola
akan terjadi kontak langsung antar pemain satu kesebelasan dengan
pemain kesebelasan lawan. Dengan kontak langsung tersebut
12
memungkinkan terjadinya pelanggaran bola meninggalkan lapangan, bola
masuk gawang, pemain dikeluarkan dari lapangan, dan gangguan cuaca.
Untuk menindaklanjuti, diperlukan tindakan yang cepat dan tepat dalam
waktu yang cepat dan tepat pula. Keputusan ini akan menghindari
terjadinya kesalahpahaman antar sesama pemain atau pemain dengan
wasit.
(Afrizal, 2000:23) “Permainan sepakbola terdapat dua jenis
kemampuan penting diantaranya adalah kemampuan kondisi fisik dan
kemampuan teknik. Kemampuan kondisi fisik terdiri dari beberapa unsur
yaitu, kekuatan, daya tahan kardiovaskuler, kecepatan, kelincahan, power,
flexibility, sedangkan kemampuan teknik meliputi, menendang bola,
menerima bola, mengirim bola, merampas bola, menyundul bola, gerak
tipu dengan bola, melempar bola ke dalam lapangan dan menepis bola
khusus bagi penjaga gawang”.
Permainan sepakbola ini memiliki aktivitas gerak yang menuntut
berbagai keterampilan teknik dan taktik. Disamping itu, sepakbola
menuntut kreativitas teknik, keberanian untuk dapat berbuat sesuatu dan
kepercayaan akan kemampuan diri sendiri, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Syafruddin (1999:30) bahwa “salah satu unsur atau
faktor penting untuk meraih suatu prestasi dalam olahraga adalah kondisi
fisik, disamping penguasaan teknik, taktik dan kemampuan mental”.
Seberapa besar pengaruhnya terhadap pencapaian suatu prestasi olahraga
sangat tergantung kepada kebutuhan atau tuntutan setiap cabang olahraga.
13
Sementara itu, ada olahraga yang prestasinya ditentukan oleh penguasaan
yang berimbang antara kondisi fisik, teknik, taktik dan mental.
Keseluruhan komponen-komponen keterampilan teknik dasar sepakbola
perlu dilatih dan ditingkatkan kemampuaannya sehingga kematangan
teknik dan taktik dapat dijalankan dengan baik. Untuk menjadi seorang
pemain sepakbola yang berkemampuan tinggi, ia harus memiliki seluruh
keterampilan dasar sepakbola dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
keterampilan dasar sepak bola seperti menendang bola, menahan bola,
menyundul bola, gerak tipu dengan bola, gerak tipu tanpa bola dan
melempar bola sangat diperlukan oleh seorang pemain supaya dapat
bermain dengan baik dan dapat mencetak prestasi yaitu berupa
kemenangan, semua ini tidak akan terlepas dari bentuk kondisi fisik yang
baik agar dapat bermain selama 2x45 menit dengan baik.
Kondisi fisik bagi pemain sepakbola sangat diperlukan, untuk itu
sangat dibutuhkan latihan serius dan sungguh-sungguh agar tujuan dan
sasaran latihan untuk mencapai kondisi fisik dapat tercapai dengan baik.
Dalam suatu pertandingan sepakbola terdapat dua tim saling berhadapan
dengan persiapan yang baik maka seluruh tim akan dapat menjalani
pertandingan bagus, jadi disetiap pertandingan setiap pemain harus benar-
benar siap untuk bertanding baik fisik, teknik, taktik dan mental.
14
2. Hakekat Kondisi Fisik Pemain Sepakbola
Kondisi fisik (phisycal conditioning) memegang peran yang
sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat
kesegaran jasmani (phisycal fitness). Tingkat kesegaran jasmani sangat
menentukan fisiknya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Selain
berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani, kondisi fisik merupakan
program pokok untuk pembinaan pemain berprestasi dalam suatu cabang
olahraga. Iwan Setiawan dalam Luthan, dkk (1991) berpendapat ”pemain
yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik biasanya akan
terhindar dari kemungkinan cedera selama melakukan kegiatan fisik yang
berat”. Selanjutnya Harsono (1996:1) berpendapat “kondisi fisik yang baik
maka akan ada :
1) Peningkatan dalam kemampuan sirkulasi dan kerja jantung 2) Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan komponen kondisi fisik. 3) Gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4) Pemilihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5) Respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan”.
Dalam permainan sepakbola, kondisi fisik merupakan faktor
utama dalam mencapai prestasi karena dalam permainan sepakbola sangat
membutuhkan waktu yang lama yaitu 2x45 menit. Oleh karena itu, tanpa
kondisi fisik yang baik, pemain sepakbola tidak akan mampu mengikuti
jalannya suatu pertandingan dan sulit untuk mencapai prestasi yang
membanggakan.
Kondisi fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan yang
menentukan prestasi dan realisasinya dilakukan melalui kesanggupan
15
pribadi (kemampuan dan motivasi). Secara umum, kondisi fisik yang
diperlukan dalam masing-masing olahraga adalah sama, artinya setiap
cabang olahraga memerlukan kondisi fisik dalam usaha mencapai prestasi
yang optimal, begitu halnya dalam olahraga sepakbola.
Untuk terwujudnya prestasi maksimal, kondisi fisik pemain
sepakbola yang baik merupakan suatu hal yang sangat diperlukan.
Pasurnay (2001:2) mengemukakan, “kondisi fisik dalam olahraga adalah
semua kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang realisasinya
dilakukan melalui kemampuan pribadi”. Kondisi fisik merupakan program
pokok untuk pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suatu cabang
olahraga. menurut Sajoto (1988: 57) “Kondisi fisik adalah salah satu
prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi
seorang atlet, bahkan dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan
olahraga prestasi”.
Syafruddin (1999:35) berpendapat bahwa komponen kondisi fisik
terdiri dari dua bagian antara lain:
a. Kondisi fisik umum
Persiapan fisik umum yang bertujuan meningkatkan
kemampuan kerja organ tubuh, sehingga memudahkan upaya
pembinaan dan peningkatan semua aspek pelatihan pada tahap
berikutnya.
16
Syafruddin (1999:35) “kondisi fisik merupakan kemampuan
dasar untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh yang terdiri
dari komponen kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan kelentukan”.
Kondisi fisik umum adalah Kondisi fisik yang belum dikaitkan
dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan
kondisi fisik tersebut masih bersifat umum dan dasar. Dalam kondisi
fisik umum yang harus di latih adalah:
1. Latihan daya ledak (Explosive power)
2. Latihan kekuatan (Strength training)
3. Latihan kecepatan (Speed training)
4. Latihan kecepatan (Speed training)
5. Latihan kelentukan (Flexibility training)
6. Latihan kelincahan (Agility training)
(http://www.kondisifisikumum.com)
Kondisi fisik merupakan persiapan yang paling dominan untuk
dapat melakukan penampilan fisik secara maksimal. Menurut Astrand
dalam Arsil (2000:6), komponen dasar kondisi fisik ditinjau dari
konsep muscular meliputi daya tahan (endurance), kekuatan (strength),
daya ledak (explosive power), kecepatan (speed), kelentukan
(flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan
koordinasi (coordination). Sedangkan ditinjau dari konsep metabolik
terdiri dari daya aerobik (aerobic power) dan daya anaerobik
(anaerobic power).
17
Menurut Afrizal (2000:23) “Permainan sepakbola terdapat dua
jenis kemampuan penting diantaranya adalah kemampuan kondisi fisik
dan kemampuan teknik. Kemampuan kondisi fisik terdiri dari beberapa
unsur yaitu, kekuatan, daya tahan kardiovaskuler, kecepatan,
kelincahan, power, flexibility, sedangkan kemampuan teknik meliputi,
menendang bola, menerima bola, mengirim bola, merampas bola,
menyundul bola, gerak tipu dengan bola, melempar bola ke dalam
lapangan dan menepis bola khusus bagi penjaga gawang”.
Kondisi fisik pemain sepakbola yang baik merupakan suatu hal
yang sangat diperlukan. Pasurnay (2001:2) mengemukakan, “kondisi
fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan jasmani yang
menentukan prestasi yang realisasinya dilakukan melalui kemampuan
pribadi”. Kondisi fisik merupakan program pokok untuk pembinaan atlet
untuk berprestasi dalam suatu cabang olahraga.
b. Kondisi fisik khusus
Kondisi fisik khusus merupakan kemampuan yang langsung
dikaitkan dengan kebutuhan suatu cabang olahraga tertentu. Hubungan
kondisi dengan prestasi sangat erat sekali, karena keberhasilan sebuah
prestasi ditentukan oleh kesiapan kondisi fisik.
Tingkat kondisi fisik yang baik diperlukan dalam permainan
sepakbola karena untuk bisa bermain selama 2x45 menit pemain harus
memiliki daya tahan kardiovaskuler (VO2Max) yang baik, kelentukan
18
diperlukan untuk meluaskan gerak, daya ledak saat melakukan
tendangan seperti shooting ke gawang lawan atau melakukan long
passing, kelincahan diperlukan untuk menggiring bola dan melewati
lawan, kecepatan diperlukan untuk melakukan sprint dalam melakukan
dribbling, sedangkan kekuatan merupakan pondasi melakukan
lompatan, heading bola atau saat perebutan bola.
Di samping untuk mendukung kemampuan pemain agar bisa
bermain selama 2x45 menit, kondisi fisik juga diperlukan untuk
memperkecil resiko cidera, karena sepakbola merupakan olahraga
kontak langsung. Pemain yang memiliki tingkat kondisi fisik yang
rendah kemungkinan terjadinya cidera cukup tinggi.
Dalam olahraga sepakbola kondisi fisik khusus yang dibutuhkan
adalah:
1. Program peningkatan kecepatan (Speed)misalnya: lari sprint.
2. Power.Misalnya: Memanfaatkan berat tubuh sendiri seperti pull-up, push-up, dan bergelantungan dengan kedua tangan atau dengan bantuan peralatan seperti barbel dan dambel.
3. Kelincahan (agility).Misalnya: Game-game di lapangan (tergantung pelatih)
4. EndureanceMisalnya : joging mengelilingi lapangan beberapa kali, bisa dibatasi oleh waktu ataupun tidak tergantung dengan kebutuhan fisik.
5. Koordinasi.Misalnya: Latihan untuk kelenturan tubuh dan keseimbangan.(http://www.kondisifisikumum.com)
19
3. Komponen Dasar Kondisi Fisik
a. Daya tahan aerobik
Dalam suatu pertandingan, seorang pemain dituntut untuk
mampu bermain selama pertandingan berlangsung tanpa mengalami
kelelahan yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik
sepakbola. Daya tahan yang dibutuhkan dalam olahraga sepakbola
adalah daya tahan aerobik dimana oksigen diperlukan sekali hingga
aktivitas berhenti. daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang
mampu untuk bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami
kelelahan yang berarti.
Neuman dalam Abidin (1990:50) mengatakan bahwa “daya
tahan otot adalah kemampuan otot dalam menerapkan tenaga yang sub
maksimal secara berulang-ulang atau meneruskan kontraksi otot untuk
beberapa periode waktu”. Menurut Lutan, dkk (1991: 112) “Daya
tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam
waktu yang relatif lama”. Dalam permainan sepakbola daya tahan
sangat diperlukan hal ini karena permainan sepakbola adalah
permainan yang dilakukan dengan cepat dalam lapangan yang luas
dan pemain dituntut bergerak aktif selama permainan berlangsung.
Harsono (1996:19) “Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh
yang mampu untuk berlatih untuk waktu lama tanpa mengalami
kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut”.
20
Tujuan utama dari latihan daya tahan aerobik adalah
meningkatkan kemampuan kerja jantung disamping meningkatkan
kerja paru-paru dan sistem peredaran darah. Ketiga komponen ini
merupakan fondamen untuk mengembangkan kemampuan-
kemampuan fisik yang lainnya. Secara umum kemampuan daya tahan
dibutuhkan dalam semua cabang olahraga yang membutuhkan gerak
fisik.
Secara fisiologis, daya tahan berhubungan dengan kemampuan
jantung dan organ pernafasan. “Kemampuan jantung dapat menambah
volume semenit untuk transfer oksigen dan zat-zat yang dipergunakan
untuk sistem metabolisme. Dengan adanya ketahanan jantung dalam
bekerja maka pompa darah akan lebih lancar sehingga sel-sel yang
memerlukan aliran darah dipenuhi sesuai dengan keperluan” (Fox
dalam Arsil, 1999:21).
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan
sejumlah darah yang dikirim ke otot yang sedang aktif bergerak, dan
mengambil oksigen dari darah sebagai bahan bakar pada waktu tubuh
melakukan aktifitasnya, sedangkan VO2max itu sendiri
menggambarkan tingkat aktivitas badan untuk mendapatkan oksigen
lalu mengirimnya ke otot-otot serta sel-sel lain dan menggunakannya
dalam pengadaan energy dimana pada saat bersamaan tubuh
membuang sisa metabolisme yang dapat menghambat aktivitas fisik.
Dengan kata lain seorang yang memiliki jantung yang baik, paru-paru
21
dan peredaran darah yang baik, maka seseorang itu bisa bekerja
dengan kontiniu tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Jadi dapat dismpulkan bahwa daya tahan aerobik sangat
dibutuhkan dalam olahraga sepakbola, karena sepakbola merupakan
salah satu olahraga yang berlangsung lama, yaitu 2 x 45 menit, dan
atlet dituntut wajib untuk bertahan dalam lamanya permainan itu dan
jantung berperan besar dalam memberikan kontribusi yang baik untuk
mendapatkan daya tahan yang baik terhadap fungsi jantung. Akibat
dari latihan bahwa pada waktu istirahat jumlah denyut nadi 1 menit
pada orang yang terlatih lebih rendah dari pada yang tidak terlatih.
“Frekuensi nadi 40-60 pada olahragawan adalah suatu hal yang tidak
jarang dijumpai”, Jonshson dan Nelson dalam Arsil (1999:4).
b. Daya ledak otot tungkai
Daya ledak otot tungkai dapat didefenisikan sebagai suatu
kemampuan dari kelompok otot untuk menghasilkan kerja dalam
waktu yang sangat cepat. Javier dalam Basirun (2006:15)
mengemukakan “daya ledak otot tungkai adalah kemampuan materi
yang banyak dibutuhkan dalam olahraga yang memiliki unsur
lompat/loncat, lempar, tolak, dan sprint”. Daya ledak otot tungkai
adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan dengan
kecepatan kontraksi yang sangat tinggi. Daya ledak otot tungkai
merupakan produk dari kemampuan kekuatan dan kemampuan
kecepatan.
22
Menurut Here dalam Arsil (1999:61) bahwa “kemampuan
olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan
kontraksi tinggi”, kontraksi tinggi diartikan sebagai kemampuan otot
yang kuat dan cepat dalam berkontraksi. Dapat disimpulkan bahwa
daya ledak adalah kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu
yang singkat untuk memberikan momentum yang paling baik pada
tubuh atau objek dalam suatu gerakan eksplosif untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki. Daya ledak otot tungkai ini sangat di butuhkan
dalam sepakbola, dimana pemain bisa melompat dengan tinggi saat
mengopen bola, berlari dengan cepat saat bola pacu.
c. Kelincahan
Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah
dari satu posisi ke posisi lain di arena tertentu, atau seorang yang
mampu merubah satu posisi ke posisi yang berbeda dengan kecepatan
tinggi dan koordinasi gerak yang baik” (Sajoto 1988:60).
Dalam permainan sepak bola, kondisi kelincahan sangat
diperlukan untuk mengontrol bola baik dalam waktu yang sangat
singkat untuk mengatasi rampasan bola dari lawan. pemain sepakbola
yang memiliki kelincahan yang baik cenderung memiliki koordinasi
gerakan yang lancar, karena koordinasi merupakan kerjasama antara
sistem saraf pusat dan otot-otot yang dipergunakan dalam melakukan
gerakan.
23
Dalam permainan sepakbola akan kelihatan koordinasi gerakan
yang baik jika seorang pemain dapat bergerak kearah bola yang datang
sambil melakukan gerakan menahan bola, menendang dan merubah
arah sesuai dengan keinginan saat bermain.
d. Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan
gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. Sajoto (1988:98) mendefenisikan
“kecepatan adalah suatu kemampuan reaksi otot yang ditandai dengan
pertukaran antara kontraksi dan relaksasinya yang menuju ke
maksimal”.
Kecepatan reaksi menunjukkan kemampuan untuk menjawab
secepat mungkin suatu rangsangan melalui pendengaran, penglihatan,
dan rasa (taktik). Kecepatan reaksi dapat diubah dalam waktu interval
yang besar dimana waktu interval itu terjadi dari suatu tanda (misalnya
tembakan dalam start lari) yang diakhiri oleh gerakan otot yang telah
dibebani. Kecepatan gerakan siklis dan asiklis menentukan waktu
pelaksanaan pada aktivitas dengan adanya hambatan luar yang sedikit.
Kecepatan asiklis ditandai oleh kecepatan reaksi maksimal melalui
suatu eksplosif dari otot, kecepatan gerakan siklis sering juga
digambarkan sebagai gerakan yang berulang-ulang dimana gerakan ini
dapat dikenal melalui kontraksi submaksimal. “Kontraksi submaksimal
24
adalah hasil dari amplitudo gerakan dengan frekuensi gerakan”
(Fauzan Hos, 1989:86).
Salah satu elemen penting dari kondisi fisik adalah kecepatan,
secara fisiologi diartikan sebagai “kemampuan yang berdasarkan
kelentukan proses sistem persarafan dan otot-otot yang melakukan
gerakan dalam satuan waktu tertentu”, menurut Jonath dan Krempel
dalam Syafruddin (1999:86) secara fisikalis dapat diartikan jarak
dibagi waktu dan hasil pengaruh kekuatan terhadap tubuh yang
bergerak dimana kekuatan dapat mempercepat tubuh. Menurut
Ismaryati (2008:57) “Kecepatan adalah kemampuan bergerak dengan
kemungkinan kecepatan tercepat”. Ditinjau dari segi gerak kecepatan
adalah kemampuan dasar mobilitas sistem saraf pusat dan perangkat
otot untuk menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan kecepatan adalah suatu kemampuan
tubuh yang mampu bergerak dengan cepat dan tepat dengan melawan
beban, berat, dan waktu oleh sebab itu kecepatan dibutuhkan dalam
sepakbola karena dalam permainan sepakbola pemain yang memiliki
kecepatan yang baik akan mampu mendribel bola dengan cepat sambil
melewati lawan, dan juga dapat merebut bola dengan cepat. Disamping
itu kecepatan dalam permainan sepakbola juga berguna untuk
kecepatan berlari (sprint), merubah arah, maupun kecepatan dalam
menembak dan menendang bola.
25
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan pendapat serta teori-teori yang dikemukakan para ahli
seperti yang dipaparkan dalam kajian teori. Peneliti berpendapat prestasi
olahraga merupakan masalah yang majemuk, maksudnya terdapat banyak
faktor dan hal yang mempengaruhi prestasi seorang pemain sepakbola,
kesemua faktor itu saling berkaitan antara satu sama lain. Salah satu faktor
utama dalam sepakbola adalah kondisi fisik, karena dalam permainan
sepakbolapemain dituntut untuk bermain selama 2x45 menit waktu normal,
bahkan bisa terjadi tambahan waktu lagi selama 2x15 menit bila skor
permainan berimbang. waktu yang lama tersebut akan terjadi banyak
pergerakkan yang membutuhkan kondisi seperti berlari, melompat, menedang
bola, bahkan benturan antar pemain bisa terjadi di lapangan.
Untuk dapat tampil maksimal dalam suatu pertandingan sepakbola
dibutuhkan kondisi fisik yang prima, adapun kondisi fisik yang dibutuhkan
tersebut antara lain:
Daya tahan aerobik dapat diartikan dengan kemampuan menghadapi
kelelehan. Namun secara definitif daya tahan merupakan kemampuan organ
tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh pembebasan dalam
waktu yang relatif lama agar pemain sepakbola dapat bertahan dan mampu
menyelesaikan pertandingan dalam waktu 2x45 menit dengan hasil yang
memuaskan.
Daya ledak otot tungkai merupakan untuk menampilkan kekuatan
maksimal dan kecepatan maksimal secara eksplisif dalam waktu cepat dan
26
singkat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, sehingga otot menampilkan
gerakan yang ekplosif sangat kuat dan cepat dalam berkontraksi. Daya ledak
otot tungkai mempunyai fungsi agar pemain dapat melakukan lompatan dengan
baik dalam melakukan heading, baik dalam upaya mencetak gol ataupun dalam
pertahanan mengalau bola.
Kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dari satu
posisi ke posisi lain di arena tertentu, atau seorang yang mampu merubah satu
posisi ke posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak
yang baik. Dalam permainan sepakbola diperlukan kelincahan untuk mampu
membebaskan diri dari pengawalan lawan dan tidak gampangnya lawan untuk
merebut bola dari penguasaan pemain.
Kecepatan merupakan gerakan yang dapat berpindah dengan secepat
mungkin dari suatu tempat ke tempat lain. Kecepatan merupakan salah satu
faktor yang menentukan kemampuan seseorang dalam bermain sepakbola.
Dengan memiliki kecepatan yang sangat baik, maka pemain akan dapat dengan
cepat mengiring bola dan akan mempermudah pula dalam mencetak gol ke
gawang lawan. Selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha pemain
mengejar bola.
Untuk lebih memperjelas variabel-variabel yang diteliti serta berkaitan
antar variabel tersebut dapat penulis gambarkan sebagai berikut:
27
Gambar 1. Kerangka konseptual
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, dari data yang diambil berupa
data primer dan data sekunder maka diperoleh pertanyaan penelitian yaitu:
1. Bagaimana tingkat daya tahan aerobik yang dimiliki pemain sepakbola
SMPN 1 Pasaman Barat?
2. Bagaimana tingkat daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat?
3. Bagaimana tingkat kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat?
4. Bagaimana tingkat kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1
Pasamn Barat?
KONDISI FISIK SEPAKBOLA
DAYA TAHAN AEROBIK
DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI
KELINCAHAN
KECEPATAN
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, jenis penelitian yang
dilakukan adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang memberikan gambaran
tentang suatu objek. Dalam penelitian ini penulis akan melihat gambaran
tentang tingkat kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat.
Sudjana (1984:64) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala kejadian dimasa sekarang atau dengan
perkataan lain penelitian terhadap masalah-masalah aktual sebagaimana
adanya saat penelitian dilakukan. Maka penulisan ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bagaimana tingkat kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat dalam komponen daya tahan aerobik, daya ledak otot tungkai,
kelincahan, dan kecepatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMPN 1 Pasaman Barat. Waktu
pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April 2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain sepakbola
yang terdaftar dan aktif latihan di SMPN 1 Pasaman Barat, berdasarkan
29
data dari pelatih berjumlah 32 orang. Dengan rincian 12 orang dari kelas I,
20 orang dari kelas II.
2. Sampel
Menurt Hadi (1993:321). “Jika populasi kurang dari 100, lebih
baik semua populasinya dijadikan sampel, selanjutnya jika populasinya
lebih dari 100 maka sampel minimal 10-15%. Berdasarkan pendapat di
atas maka penarikan sampel yang dilakukan yaitu total sampling artinya
seluruh populasi yang ada di jadikan sampel penelitian.
Jadi yang akan di jadikan sampel adalah seluruh pemain
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang terdaftar dan aktif latihan, yang
terdiri dari kelas I dan kelas II berjumlah 32 orang.
D. Defenisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman tentang istilah yang
digunakan dalam penelitian ini perlu dijelaskan istilah yang digunakan.
Kondisi fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan fisik
yang mampu mendukung aktivitas dalam melakukan permainan sepakbola
yang dilihat dari 4 aspek yakni daya tahan aerobik, daya ledak otot tungkai,
kelincahan, dan kecepatan.
1. Daya tahan aerobik “adalah kemapuan untuk bekerja atau berlatih dalam
waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan” (Harsono, 1988). Dalam
penelitian ini daya tahan diukur melalui VO2max denagan menggunakan
alat tes bleep test (http://www.yahoo. Brianmach Colic/Wikepedia.htm.
VO2 max dalam Ismana (2007)).
30
2. Daya ledak otot tungkai menurut Heree dalam Arsil (1999) yaitu
“kemampuan olahragawan untuk mengatasi tahanan dengan satuan
kecepatan kontraksi tinggi”. Dalam penelitian ini daya ledak diukur
melalui tes vertical jump (penetapan parameter tes pusat pendidikan dan
pelatihan pelajar dan sekolah khusus olahragawan, 2005)
3. Kelincahan “adalah kemampuan seseorang dalam merobah arah dari suatu
posisi ke posisi lain yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi
gerak yang baik” (Sajoto, M. (1989:60). Dalam penelitian ini kelincahan
diukur melalui tes dodging run (Perkembangan olahraga terkini, Jakarta.
2003)
4. Kecepatan “adalah satuan kemampuan reaksi otot yang ditandai dengan
pertukaran antara kontraksi dan relaksasinya yang menuju kemaksimal
(Syafruddin, 1999). Dalam penelitian ini kecepatan diukur melaui tes lari
50 meter (penetapan parameter tes pusat pendidikan dan pelatihan pelajar
dan sekolah khusus olahragawan, 2005)
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya yaitu kemampuan kondisi fisik yang meliputi
daya tahan, daya ledak otot tungkai, kelincahan dan kecepatan. Sedangkan
yang menjadi variabel terikatnya adalah kondisi fisik pemain sepakbola
SMPN 1 Pasaman Barat.Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah
data primer, yaitu data yang diambil langsung melalui tes daya tahan, daya
31
ledak otot tungkai, kelincahan, kecepatan, di SMPN 1 Pasaman Barat.Data
sekunder yang diperoleh dari dokumentasi guru, pembina/pelatih sepakbola
di SMPN 1 Pasaman Barat.
2. Sumber Data
Sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
sumber datanya adalah siswa yang terpilih menjadi sampel di SMPN 1
Pasaman Barat.
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Berhubung data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data
primer, maka pengambilan data dilakukan dengan cara melaksanakan tes
untuk masing-masing variabel seperti berikut:
1. Daya tahan aerobik menggunakan VO2max dengan alat bleep tes
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan tubuh mengkonsumsi
oksigen (O2) dalam waktu tertentu.
Alat : - Lapangan atau bidang datar
- Tape recorder
- Kaset panduan MFT
- Meteran
- Patok
- Formulir
- Pena dan alat tulis
Pelaksanaan: Testee harus berusaha sampai ke ujung yang
berlawanan bersamaan dengan bunyi “TUT” pertama
berbunyi, kemudian meneruskan berlari ketempat semula
sebelum bunyi “TUT” kedua dan harus sampai keujung
sebelum sinyal “TUT” berikutnya berbunyi. Peserta lari
harus meneruskan lari selama mungkin, sampai tidak
mampu lagi menyesuaikan dengan kecepatan yang
diatur dalam pit
gambar berikut:
Gambar 2. Pelaksanaan daya tahan aerobik
Tabel 1 : Norma standarisasi tes daya tahan aerobik
No
1
2
3
4
5
Sumber : http://www.yahoomax dalam Isman
Testee harus berusaha sampai ke ujung yang
berlawanan bersamaan dengan bunyi “TUT” pertama
berbunyi, kemudian meneruskan berlari ketempat semula
sebelum bunyi “TUT” kedua dan harus sampai keujung
sebelum sinyal “TUT” berikutnya berbunyi. Peserta lari
harus meneruskan lari selama mungkin, sampai tidak
mampu lagi menyesuaikan dengan kecepatan yang
diatur dalam pita rekaman. Untuk lebih jelas bi
gambar berikut:
Gambar 2. Pelaksanaan daya tahan aerobikSumber : http//rugbycoaching.net
Tabel 1 : Norma standarisasi tes daya tahan aerobik
Klafikasi Pria
Baik Sekali > 49
Baik 38 – 48
Sedang 31 – 37
Kurang 26 – 30
Kurang Sekali < 25
http://www.yahoo. Brianmach Colic/Wikepedia.htm. VOmax dalam Ismana (2007)
32
Testee harus berusaha sampai ke ujung yang
berlawanan bersamaan dengan bunyi “TUT” pertama
berbunyi, kemudian meneruskan berlari ketempat semula
sebelum bunyi “TUT” kedua dan harus sampai keujung
sebelum sinyal “TUT” berikutnya berbunyi. Peserta lari
harus meneruskan lari selama mungkin, sampai tidak
mampu lagi menyesuaikan dengan kecepatan yang telah
a rekaman. Untuk lebih jelas bisa dilihat
Brianmach Colic/Wikepedia.htm. VO2
33
Format penilian VO2max
Nama :Usia :Waktu Pelaksanaan Tes :
TingkatanKe……
BalikanKe…….
123456789
10
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 81 2 3 4 5 6 7 81 2 3 4 5 6 7 8 91 2 3 4 5 6 7 8 91 2 3 4 5 6 7 8 9 101 2 3 4 5 6 7 8 9 101 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kemampuan Maksimal : …………………. Tingkatan : …………………..Balikan : …………………..VO2max : ………………….
2. Tes daya ledak otot tungkai menggunakan tes vertical jump
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan daya ledak otot tungkai
Alat : - Ruang atau dinding yang datar
- Meteran
- Timbangan berat badan
- Papan berwarna gelap berukuran 30x150 cm
- Serbuk kapur dan alat penghapus
- Alat tulis
- Formulir pencatat hasil
Pelaksanaan : Testee berdiri tegak lalu merendahkan posisi tubuh dengan
membentuk kuda-kuda sebagai ayunan dan melompat
34
setinggi mungkin meraih bantalan meteran. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar:
Gambar 3. Pelaksanaan tes loncat tegak (Vertical Jump)Sumber: TKJI, Depdikbud. 1999
Penilaian : Daya ledak dihitung berdasarkan unit formula (kg-m/sec)
(Fox, 1993:658)dengan rumus :
P = (√4,9 (weigth) . √D*)
Keterangan:
P = Daya ledak (Power)
D* = Beda Raihan dan Lompatan
Tabel 2 : Norma standarisasi daya ledak otot tungkai dengan Vertical jump
No Persentase/Kategori Prestasi (kg-m/sec)12345
Baik sekaliBaik
SedangKurang
Kurang sekali
153,50 – keatas112,50 – 153,0076,50 -112,0052,50 – 76,00
< 52,00
Sumber : Penetapan parameter tes pusat pendidikan dan pelatihan pelajar dan sekolah khusus olahragawan (2005)
3. Kelincahan menggunakan tes dodging run
Tujuan : Untuk mengetahui kelincahan
Alat : - Lapangan atau bidang datar (lintasan)
35
- Meteran
- Patok
- Bendera
- Stopwatch
- Peluit
- Pena dan alat tulis
Pelaksanaan : testee berdiri dibelakang garis start dengan sikap start
berdiri. Pada saat aba-aba “ya” pemain berusaha lari
secepat mungkin melewati patok-patok yang telah
diletakkan pada posisinya dengan dua kali pengulangan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat gambar berikut:
Gambar 4. Pelaksanaan tes kelincahan (Dodging run)Sumber: M. Ikbal, skripsi. 2011
Tabel 3 : Norma standarisasi tes kelincahan (Dodging run)
No Persentase/Kategori Prestasi (detik)12345
Baik sekaliBaik
SedangKurang
Kurang sekali
< 12.1012.11 – 13.3513.54 – 14.9614.97 – 16.39
> 16.40
Sumber : Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta. 2003
4. Kecepatan (speed) menggunakan tes lari 50 meter
Tujuan : Untuk mengetahui kecepatan
Alat : - Lapangan atau bidang datar (lintasan)
-
-
-
-
-
-
Pelaksanaan : Testee berdiri di belakang garis start dengan sikap start
jongkok. Pada saat
secepat mungkin mencapai garis finish. Tiap orang diberi 2
kali percobaan, lalu diambil waktu terbaiknya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat gambar berikut:
Gambar 5. Pelaksanaan Tes Sumber:
Tabel 4 : Norma Standarisasi Tes kecepatan (lari 50 meter)
No Persentase/Kategori12345
Untuk mengetahui kecepatan
Lapangan atau bidang datar (lintasan)
Meteran
Patok
Bendera start
Peluit
Stopwatch
Pena dan alat tulis
Testee berdiri di belakang garis start dengan sikap start
jongkok. Pada saat bendera diangkat, pemain berusaha lari
secepat mungkin mencapai garis finish. Tiap orang diberi 2
kali percobaan, lalu diambil waktu terbaiknya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat gambar berikut:
Gambar 5. Pelaksanaan Tes Kecepatan (lari 50 meter)Sumber: TKJI, Depdikbud. 1999
Tabel 4 : Norma Standarisasi Tes kecepatan (lari 50 meter)
Persentase/Kategori Prestasi (detik)Baik sekali
BaikSedangKurang
Kurang sekali
<5,925,93 – 6,506,51 – 7,087,09 -7,66
>7,67
36
Testee berdiri di belakang garis start dengan sikap start
bendera diangkat, pemain berusaha lari
secepat mungkin mencapai garis finish. Tiap orang diberi 2
kali percobaan, lalu diambil waktu terbaiknya. Untuk lebih
(detik)
37
Sumber : Penetapan parameter tes pusat pendidikan dan pelatihan pelajar dan sekolah khusus olahragawan (2005)
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
Sebelum penelitian ini di laksanakan, peneliti menyiapkan sesuatu
yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, antara lain :
a. Membuat proposal penelitian
b. Menentukan jadwal penelitian
c. Mendapatkan surat izin penelitian dari Dekan FIK dan jurusan, serta
tempat penelitian
d. Menyiapkan tenaga pembantu untuk memperlancar penelitian
e. Menyiapkan alat dan persiapan format isi data
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengumpulkan siswa yang ditunjuk sebagai sampel
b. Memberikan pengarahan / informasi
c. Melakukan pemanasan
d. Melakukan tes
e. Mengumpulkan dan mengelompokkan data
f. Mengolah data
g. Membuat kesimpulan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan
38
3. Tenaga-tenaga ahli dan pembantu dalam pengambilan data
Tabel 5: Tenaga-tenaga ahli dan pembantu
No Nama Keterangan1 Drs. Yendrizal, M.Pd Pengarah2 Drs. Maidarman, M.Pd Pengarah3 Zulraimal, S.Pd Guru Olahraga/ Pelatih/ pengawas4 Muhammad Ihsan Peneliti/ pemberi aba-aba5 Dede Pencatat hasil tes6 Arifah Pencatat hasil tes7 Diana Pencatat hasil tes8 Ichsan Fauzi Pencatat hasil tes9 Hendra P. Pencatat hasil tes
H. Teknik Analisa Data
Setelah semua data berhasil di kumpulkan kemudian diolah, karena
penelitian ini bersifat deskriptif maka teknik analisa data yang digunakan
adalah dengan menggunakan teknik distribusi prekuensi (statistik deskriptif)
dengan perhitungan persentase, seperti dijelaskan Agus Fidar Nasution dalam
Rosa (1996:33): “Bila suatu penelitian bertujuan mendapatkan suatu gambaran
atau menemukan sesuatu sebagaimana adanya tentang sesuatu objek yang
diteliti, maka teknik analisa yang dibutuhkan cukup dengan perhitungan
persentase.
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase adalah seperti
yang dikemukakan Arikunto (2002) sebagai berikut :
P = × 100%Keterangan :
P = PersentaseF = Frekuensi responden (skor yang diperoleh)N = Jumlah sampel responde
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Data
yang dianalisis sesuai dengan hasil temuan dan faktual di lapangan seperti apa
adanya. Hasil analisis ini merupakan gambaran kondisi fisik yang dimiliki oleh
pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat.
A. Deskriptif Data
Dalam penelitian ini akan disajikan hasil pengukuran dan analisis data dari
tes kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat. Kondisi fisik
pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat diperoleh melalui tes yang
dilaksanakan pada waktu penelitian. Adapun tes yang dilakukan adalah daya
tahan aerobik menggunakan alat bleep test, daya ledak otot tungkai
menggunakan tes vertical jump, kelincahan menggunakn tes dodging run, dan
kecepatan menggunakan tes lari 50 meter. Untuk lebih jelasnya masing-masing
data dideskriptifkan sebagai berikut :
1. Daya tahan aerobik
Dari data yang diperoleh melalui bleep test untuk melihat daya tahan
aerobik yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang
berjumlah 32 orang siswa. Prestasi tertinggi dari hasil pengukuran daya
tahan aerobik yang dicapai pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yaitu
43,6 ml/Kg.BB/menit dan terendah 29,5 ml/Kg.BB/menit, mean = 35,78
standar deviasi = 3,5. Distribusi frekuensi hasil tesnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 6. Distribusi fsepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
No Kategori
12345
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali
Dari distribusihistogram capaian skor jawaban sebagai berikut :
Gambar 6. Grafik frekuensi daya tahan aerobik yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Seperti terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran daya
tahan aerobik dengan megunakan
prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya tahan
aerobik baik sekali, 7
0
5
10
15
20
25
Fre
kue
nsi
standar deviasi = 3,5. Distribusi frekuensi hasil tesnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 6. Distribusi frekuensi daya tahan aerobik yang dimiliki pemainsepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
KategoriPrestasi
(ml/Kg.BB/menit)Frekuensi
Persentase
Baik Sekali
Kurang Sekali
> 4938 – 4831 – 3726 – 30
< 25
072320
Jumalah 32
distribusi frekuensi skor di atas dapat digambarkan dalam histogram capaian skor jawaban sebagai berikut :
Gambar 6. Grafik frekuensi daya tahan aerobik yang dimiliki pemainsepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran daya
tahan aerobik dengan megunakan bleep test dapat dikelompokan dalam 5
prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya tahan
aerobik baik sekali, 7 siswa (22%) termasuk dalam kategori daya tahan
Prestasi
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali0
23
7
2
0
> 49 38-48 31-37 26-30 < 25
40
standar deviasi = 3,5. Distribusi frekuensi hasil tesnya dapat dilihat pada
rekuensi daya tahan aerobik yang dimiliki pemain
Persentase (%)
0227260
100
frekuensi skor di atas dapat digambarkan dalam
Gambar 6. Grafik frekuensi daya tahan aerobik yang dimiliki pemain
terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran daya
dapat dikelompokan dalam 5
prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya tahan
egori daya tahan
Baik Sekali
SedangKurangKurang Sekali
41
aerobik baik, 23 siswa (72%) termasuk dalam kategori daya tahan aerobik
sedang, 2 siswa (6%) yang termasuk dalam kategori daya tahan aerobik
kurang, dan tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya tahan
aerobik kurang sekali. Secara keseluruhan rata-rata daya tahan aerobik yang
dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori
sedang (31-37 ml/Kg.BB/menit) yaitu dengan prestasi 34,8
ml/Kg.BB/menit.
2. Daya ledak otot tungkai
Dari data yang diperoleh melalui tes vertical jump untuk melihat
daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat yang berjumlah 32 orang siswa. Prestasi tertinggi dari hasil
pengukuran daya ledak otot tungkai yang dicapai pemain sepakbola SMPN
1 Pasaman Barat yaitu 117 kg-m/sec dan terendah 83 kg-m/sec, mean =
99,31 standar deviasi = 8,8. Distribusi frekuensi hasil tesnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 7. Distribusi frekuensi daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
No Kategori Prestasi (kg-m/sec) Frekuensi Persentase
(%)12345
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali
> 153.50112.50 – 153.0076.50 – 112.0052.50 – 76.00
< 52.00
042800
0138700
Jumalah 32 100
Dari distribusihistogram capaian skor jawaban sebagai berikut :
Gambar 7. Grafik frekuensi daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Seperti terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran daya
ledak otot tungkai dengan megunakan tes
dalam 5 prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya
ledak otot tungkai baik sekali, 4 siswa
ledak otot tungkai baik
otot tungkai sedang
ledak otot tungkai kurang dan kurang sekali. Secara keseluruhan rata
daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat masuk dalam kategori sedang (76.50
prestasi 97,1 kg-m/sec
0
5
10
15
20
25
30
Fre
kue
nsi
distribusi frekuensi skor di atas dapat digambarkan dalam histogram capaian skor jawaban sebagai berikut :
Gambar 7. Grafik frekuensi daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran daya
ledak otot tungkai dengan megunakan tes vertical jump dapat dikelompokan
dalam 5 prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya
ledak otot tungkai baik sekali, 4 siswa (13%) termasuk dalam kategori da
ledak otot tungkai baik, 28 siswa (87%) termasuk dalam kategori daya
otot tungkai sedang, tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya
ledak otot tungkai kurang dan kurang sekali. Secara keseluruhan rata
ak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat masuk dalam kategori sedang (76.50 - 112.00 kg-m/sec) yaitu dengan
m/sec.
Prestasi
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali0
28
4
0 0
> 150.50 112.50-153 76.50-112 52.50-76 > 52.50
42
frekuensi skor di atas dapat digambarkan dalam
Gambar 7. Grafik frekuensi daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain
terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran daya
dapat dikelompokan
dalam 5 prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya
ermasuk dalam kategori daya
termasuk dalam kategori daya ledak
, tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya
ledak otot tungkai kurang dan kurang sekali. Secara keseluruhan rata-rata
ak otot tungkai yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
) yaitu dengan
Baik Sekali
Kurang Sekali
3. Kelincahan
Dari data yang diperoleh melalui tes
kelincahan yang dimi
berjumlah 32 orang siswa. Prestasi tertinggi dari hasil pengukuran
kelincahan yang dicapai pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yaitu
16,35 detik dan terendah 13,35 detik, mean = 14,43, standar deviasi = 0,
Distribusi frekuensi hasil tesnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Distribusi frekuensi kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
No Kategori
12345
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali
Dari distribusihistogram capaian skor jawaban sebagai berikut :
Gambar 8. Grafik frekuensi kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Fre
ku
ensi
Dari data yang diperoleh melalui tes dodging run untuk melihat
kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang
berjumlah 32 orang siswa. Prestasi tertinggi dari hasil pengukuran
kelincahan yang dicapai pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yaitu
16,35 detik dan terendah 13,35 detik, mean = 14,43, standar deviasi = 0,
Distribusi frekuensi hasil tesnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Distribusi frekuensi kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Kategori Prestasi (detik) Frekuensi Persentase
Baik Sekali
Kurang Sekali
< 12.1012.11 – 13.3513.54 – 14.9614.97 – 16.39
> 16.40
062060
Jumalah 32
distribusi frekuensi skor di atas dapat digambarkan dalam histogram capaian skor jawaban sebagai berikut :
Grafik frekuensi kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Prestasi
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali0
20
6 6
0
> 12.10 12.11-13.35 13.54-14.96 14.97-16.39 < 16.40
43
untuk melihat
liki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang
berjumlah 32 orang siswa. Prestasi tertinggi dari hasil pengukuran
kelincahan yang dicapai pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yaitu
16,35 detik dan terendah 13,35 detik, mean = 14,43, standar deviasi = 0,77.
Distribusi frekuensi hasil tesnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Distribusi frekuensi kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola
Persentase (%)
01864180
100
frekuensi skor di atas dapat digambarkan dalam
Grafik frekuensi kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali
44
Seperti terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran
kelincahan dengan megunakan tes dodging run dapat dikelompokan dalam 5
prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori kelincahannya
baik sekali, 6 siswa (18%) termasuk dalam kategori kelincahannya baik, 20
siswa (64%) termasuk dalam kategori kelincahannya sedang, 6 siswa (18%)
termasuk dalam kategori kelincahannya kurang dan tidak ada siswa yang
termasuk dalam kategori kelincahannya kurang kekali. Secara keseluruhan
rata-rata kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat masuk dalam kategori sedang (13,54 – 14,96 detik) yaitu dengan
prestasi 14,16 detik.
4. Kecepatan
Dari data yang diperoleh melalui tes lari 50 m untuk melihat
kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang
berjumlah 32 orang siswa. Prestasi tertinggi dari hasil pengukuran
kecepatan yang dicapai pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yaitu
7,89 detik dan terendah 6,02 detik, mean = 6,72, standar deviasi = 0,55.
Distribusi frekuensi hasil tesnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9. Distribusi frekuensi kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
No Kategori Prestasi (detik) Frekuensi Persentase
(%)12345
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali
< 5.925.93 – 6.506.51 – 7.087.09 – 7.66
> 7.67
210992
63228286
Jumalah 32 100
Dari distribusihistogram capaian skor jawaban sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik frekuensi kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Seperti terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran
kecepatan dengan megunakan tes lari 50 m dapat dikelompokan dalam 5
prestasi yaitu 2 siswa
baik sekali, 10 siswa
siswa (28%) termasuk dalam ka
termasuk dalam ka
dalam kategori kecepatannya kurang kekali
kecepatan yang dimiliki pemain
dalam kategori sedang (6.51
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10F
rek
uens
i
distribusi frekuensi skor di atas dapat digambarkan dalam histogram capaian skor jawaban sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik frekuensi kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran
kecepatan dengan megunakan tes lari 50 m dapat dikelompokan dalam 5
prestasi yaitu 2 siswa (6%) yang termasuk dalam kategori kecepatannya
, 10 siswa (32%) termasuk dalam kategori kecepatannya b
termasuk dalam kategori kecepatannya sedang, 9 siswa
termasuk dalam kategori kecepatannya kurang dan 2 siswa (6%)
kecepatannya kurang kekali. Secara keseluruhan rata
kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk
dalam kategori sedang (6.51 – 7.08 detik) yaitu dengan prestasi 6,7 detik.
Prestasi
Baik SekaliBaikSedangKurangKurang Sekali2
910 9
2
> 5.92 5.93-6.50 6.51-7.08 7.09-7.66 < 7.67
45
di atas dapat digambarkan dalam
Gambar 9. Grafik frekuensi kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola
terlihat pada tabel dan grafik di atas, hasil pengukuran
kecepatan dengan megunakan tes lari 50 m dapat dikelompokan dalam 5
ri kecepatannya
nnya baik, 9
, 9 siswa (28%)
(6%) termasuk
. Secara keseluruhan rata-rata
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk
7.08 detik) yaitu dengan prestasi 6,7 detik.
Baik Sekali
Kurang Sekali
46
B. Analisis Data
Hasil pengukuran dari analisa data pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat, yang meliputi: Daya tahan aerobik, daya ledak otot tungkai, kelincahan,
dan kecepatan. Untuk lebih jelasnya masing-masing analisa data dapat dilihat
dengan grafik sebagai berikut:
1. Daya Tahan Aerobik
Tabel 10: Distribusi Frekuensi daya tahan aerobik pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
No NilaiFrekuensi
KategoriAbsolut(Fa)
Kumulatif (Fk)
1 >49 0 0 Baik Sekali
2 38-48 7 22 Baik
3 31-37 23 72 Sedang
4 26-30 2 6 Kurang
5 < 25 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 32 100
Mean 35,78
SD 3,5
Skor Maksimal 43,6
Skor Minimal 29,5
Seperti terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, hasil
pengukuran daya tahan aerobik dengan megunakan bleep test dapat
dikelompokan dalam 5 prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam
kategori daya tahan aerobik baik sekali, 7 siswa (30%) termasuk dalam
kategori daya tahan aerobik baik, 23 siswa (72%) termasuk dalam kategori
daya tahan aerobik sedang, 2 siswa (6%) yang termasuk dalam kategori
47
daya tahan aerobik kurang, dan tidak ada siswa yang termasuk dalam
kategori daya tahan aerobik kurang sekali. Secara keseluruhan rata-rata daya
tahan aerobik yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
masuk dalam kategori sedang (31-37 ml/Kg.BB/menit) yaitu dengan
prestasi 34,8 ml/Kg.BB/menit.
2. Daya Ledak Otot Tungkai
Tabel 11: Distribusi frekuensi daya ledak otot tungkai pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
No NilaiFrekuensi
KategoriAbsolut(Fa)
Kumulatif (Fk)
1 >153.50 0 0 Baik Sekali
2 112.50-153.00 4 13 Baik
3 76.50-112.00 28 87 Sedang
4 52.50-76.00 0 0 Kurang
5 < 52.00 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 32 100
Mean 99,31
SD 8,8
Skor Maksimal 117
Skor Minimal 83
Seperti terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, hasil
pengukuran daya ledak otot tungkai dengan megunakan tes vertical jump
dapat dikelompokan dalam 5 prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk
dalam kategori daya ledak otot tungkai baik sekali, 4 siswa (13%) termasuk
dalam kategori daya ledak otot tungkai baik, 28 siswa (87%) termasuk
dalam kategori daya ledak otot tungkai sedang, tidak ada siswa yang
termasuk dalam kategori daya ledak otot tungkai kurang dan kurang sekali.
48
Secara keseluruhan rata-rata daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (76.50 -
112.00 kg-m/sec) yaitu dengan prestasi 97,1 kg-m/sec.
3. Kelincahan
Tabel 12: Distribusi Frekuensi kelincahan pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
No NilaiFrekuensi
KategoriAbsolut(Fa)
Kumulatif (Fk)
1 <12.10 0 0 Baik Sekali
2 12.11-13.53 6 18 Baik
3 13.54-14.96 20 64 Sedang
4 14.97-16.39 6 18 Kurang
5 >16.40 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 32 100
Mean 14,43
SD 0,77
Skor Maksimal 16,35
Skor Minimal 13,35
Seperti terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, hasil
pengukuran kelincahan dengan megunakan tes dodging run dapat
dikelompokan dalam 5 prestasi yaitu tidak ada siswa yang termasuk dalam
kategori kelincahannya baik sekali, 6 siswa (18%) termasuk dalam kategori
kelincahannya baik, 20 siswa (64%) termasuk dalam kategori kelincahannya
sedang, 6 siswa (18%) termasuk dalam kategori kelincahannya kurang dan
tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori kelincahannya kurang kekali.
Secara keseluruhan rata-rata kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola
49
SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (13.54 – 14.96 detik)
yaitu dengan prestasi 14,16 detik.
4. Kecepatan
Tabel 13: Distribusi Frekuensi kecepatan pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
No NilaiFrekuensi
KategoriAbsolut(Fa)
Kumulatif (Fk)
1 <5.92 2 6 Baik Sekali
2 5.93-6.50 10 32 Baik
3 6.51-7.08 9 28 Sedang
4 7.09-7.66 9 28 Kurang
5 >7.67 2 6 Kurang Sekali
Jumlah 32 100
Mean 6,72
SD 0,55
Skor Maksimal 7,89
Skor Minimal 6,02
Seperti terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, hasil
pengukuran kecepatan dengan megunakan tes lari 50 m dapat dikelompokan
dalam 5 prestasi yaitu 2 siswa (6%) yang termasuk dalam kategori
kecepatannya baik sekali, 10 siswa (32%) termasuk dalam kategori
kecepatannya baik, 9 siswa (28%) termasuk dalam kategori kecepatannya
sedang, 9 siswa (28%) termasuk dalam kategori kecepatannya kurang dan 2
siswa (6%) termasuk dalam kategori kecepatannya kurang kekali. Secara
keseluruhan rata-rata kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMP 1
50
Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (6.51 – 7.08 detik) yaitu
dengan prestasi 6,7 detik.
C. Pembahasan
1. Daya Tahan Aerobik Pemain Sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Hasil penelitian menggambarkan bahwa daya tahan aerobik yang
dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang berjumlah 32
orang siswa adalah tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya
tahan baik sekali, 7 siswa (22%) termasuk dalam kategori daya tahan baik,
23 siswa (72%) termasuk dalam kategori daya tahan sedang, 2 siswa (6%)
termasuk dalam kategori daya tahan kurang, dan tidak ada siswa yang
termasuk dalam kategori daya tahan kurang sekali. Secara keseluruhan rata-
rata daya tahan aerobik yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat masuk dalam kategori sedang yaitu dengan prestasi 34,8
ml/Kg.BB/menit.
Daya tahan aerobik yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1
Pasaman Barat belum mencapai tingkat yang maksimal, maka hal ini perlu
ditingkatkan guna mencapai prestasi yang maksimal pula. Pelatih bisa
memberikan latihan yang bisa meningkatkan daya tahan aerobik pemain
dengan cara jogging. Dalam suatu pertandingan sepakbola, seorang pemain
dituntut untuk mampu bermain selama pertandingan berlangsung tanpa
mengalami kelelahan yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik
sepakbola. Daya tahan yang dibutuhkan dalam olahraga sepakbola adalah
51
daya tahan aerobik dimana oksigen diperlukan sekali hingga aktivitas
berhenti. daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk
bekerja dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
2. Daya Ledak Otot Tungkai Pemain Sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Hasil penelitian menggambarkan bahwa daya ledak otot tungkai
yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang berjumlah 32
orang siswa adalah tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya
ledaknya baik sekali, 4 siswa (13%) termasuk dalam kategori daya ledak
baik, 28 siswa (87%) termasuk dalam kategori daya ledaknya sedang, tidak
ada siswa yang termasuk dalam kategori daya ledak kurang dan kurang
kekali. Secara keseluruhan rata-rata daya ledak otot tungkai yang dimiliki
pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang
yaitu dengan prestasi 97,1 kg-m/sec.
Dalam permainan sepakbola kekuatan otot tungkai diperlukan saat
melakukan heading, baik untuk pemain belakang yang berusaha
mengamankan pertahanan dari bola-bola udara saat diserang oleh tim lawan,
bahkan untuk pemain depan yang berusaha mencetak gol dari umpan-umpan
lambung yang diberikan teman satu tim.
Diperolehnya kategori sedang pada kemampuan power otot tungkai
pada pemain sepakbola SMP 1 Pasaman Barat. Hal ini perlu ditingkatkan
apabila pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat ingin mendapatkan hasil
yang maksimal nantinya. Sebagai pemain sepakbola, program latihan beban
52
diperlukan untuk meningkatkan power otot tungkai yang baik. Salah satu
latihan beban untuk meningkatkan power otot tungkai seperti: latihan
dengan meletakan beban ditubuh atau di atas bahu.
Tanaka dalam Arsil (1999:17) mengemukakan bahwa daya ledak
sangat berperan dalam usaha-usaha pelolosan final sprint”, sedangkan
menurut Here dalam Arsil (1999:20) bahwa “kemampuan olahragawan
untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi”,
kontraksi tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat dan cepat
dalam berkontraksi. Dapat disimpulkan bahwa daya ledak adalah
kemampuan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk
memberikan momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam
suatu gerakan eksplosif untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
3. Kelincahan Pemain Sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Hasil penelitian menggambarkan kelincahan yang dimiliki pemain
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang berjumlah 32 orang siswa adalah
tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori kelincahannya baik sekali, 6
siswa (18%) termasuk dalam kategori kelincahannya baik, 20 siswa (64%)
termasuk dalam kategori kelincahannya sedang, 6 siswa (18%) termasuk
dalam kategori kelincahannya kurang dan tidak ada siswa yang termasuk
dalam kategori kelincahannya kurang kekali. Secara keseluruhan rata-rata
kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk
dalam kategori sedang yaitu dengan prestasi hanya 14,16 detik.
53
Kelincahan sering kita amati dalam situasi permainan sepakbola,
misalnya seorang pemain yang tergelincir dan jatuh dilapangan, namun
masih dapat menguasai bola dan mengoperkan bola tersebut dengan tepat
kepada temannya. Dan sebaliknya, seorang pemain yang kurang lincah
mengalami yang sama tidak mampu menguasai bola, namun kemungkinan
justru mengalami cedera karena jatuh.
Rata-rata tingkat kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola SMP 1
Pasaman Barat dikategorikan sedang. Untuk mencapai tingkat yang optimal
harus dilakukan dengan melatih tingkat kelincahan yang tinggi dengan
terencana dan sistematis. Salah satu bentuk latihan kelincahan dalam
sepakbola adalah lari zig-zag.
4. Kecepatan Pemain Sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Hasil penelitian menggambarkan bahwa kecepatan yang dimiliki
pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat yang berjumlah 32 orang siswa
adalah 2 siswa (6%) yang termasuk dalam kategori kecepatannya baik
sekali, 10 siswa (32%) termasuk dalam kategori kecepatannya baik , 9 siswa
(28%) termasuk dalam kategori kecepatannya sedang, 9 siswa (28%)
termasuk dalam kategori kecepatannya kurang dan 2 siswa (6%) termasuk
dalam kategori kecepatannya kurang kekali. Secara keseluruhan rata-rata
kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk
dalam kategori sedang yaitu dengan prestasi 6,7 detik.
Dalam permainan sepakbola kecepatan sangat diperlukan. Kecepatan
juga salah satu faktor yang menentukan kemampuan seseorang dalam
54
bermain sepakbola. Jika pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
memiliki kecepatan yang sangat baik, maka pemain akan dapat dengan
cepat mengiring bola dan akan mempermudah pula dalam mencetak gol
kegawang lawan, selain itu kecepatan juga diperlukan dalam usaha pemain
mengejar bola. Oleh sebab itu pemain harus meningkatkan lagi kecepatan
yang telah dimiliki saat ini guna mencapai hasil yang optimal.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
5. Kondisi fisik ditinjau dari daya tahan aerobik yang dimiliki pemain
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (31-37)
yaitu dengan prestasi rata-rata 34,8 ml/Kg.BB/menit. Tidak ada siswa yang
termasuk dalam kategori daya tahan aerobik baik sekali (>49), 7 siswa
(22%) termasuk dalam kategori daya tahan aerobik baik (38-48), 23 siswa
(72%) termasuk dalam kategori daya tahan aerobik sedang (31-37), 2 siswa
(6%) yang termasuk dalam kategori daya tahan aerobik kurang (26-30), dan
tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya tahan aerobik kurang
sekali (<25).
6. Kondisi fisik ditinjau dari daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain
sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (76.50-
112.00) yaitu dengan prestasi rata-rata 97,1 kg-m/sec. Tidak ada siswa yang
termasuk dalam kategori daya ledak otot tungkai baik sekali (>153.50), 4
siswa (13%) termasuk dalam kategori daya ledak otot tungkai baik (112.50-
153.00), 28 siswa (87%) termasuk dalam kategori daya ledak otot tungkai
sedang (76.50-112.00), tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori daya
ledak otot tungkai kurang (52.50-76.00) dan kurang sekali (<52.00).
56
7. Kondisi fisik ditinjau dari kelincahan yang dimiliki pemain sepakbola
SMPN 1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (13.54-1496) yaitu
dengan prestasi 14,16 detik. Tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori
kelincahannya baik sekali (<12.10), 6 siswa (18%) termasuk dalam kategori
kelincahannya baik (12.11-13.53), 20 siswa (64%) termasuk dalam kategori
kelincahannya sedang, 6 siswa (18%) termasuk dalam kategori
kelincahannya kurang (14.97-16.39) dan tidak ada siswa yang termasuk
dalam kategori kelincahannya kurang kekali (>16.40).
8. Kondisi fisik ditinjau dari kecepatan yang dimiliki pemain sepakbola SMPN
1 Pasaman Barat masuk dalam kategori sedang (6.51-7.08) yaitu dengan
prestasi 6,7 detik. 2 siswa (6%) yang termasuk dalam kategori kecepatannya
baik sekali (<5.92), 10 siswa (32%) termasuk dalam kategori kecepatannya
baik (5.93-6.50), 9 siswa (28%) termasuk dalam kategori kecepatannya
sedang (6.51-7.08), 9 siswa (28%) termasuk dalam kategori kecepatannya
kurang (7.09-7.66) dan 2 siswa (6%) termasuk dalam kategori kecepatannya
kurang kekali (>7.67).
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka peneliti dapat mengajukan beberapa
saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat, diharapkan pada pelatih untuk tidak mengabaikan kondisi fisik
pemain yaitu dengan memberikan latihan kepada pemain dalam bentuk
latihan kondisi fisik yang telah terencana dan terprogram secara sistematis.
57
2. Kepala sekolah sangat berperan penting dalam kelancaran latihan bagi
pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat, yaitu dalam kelengkapan sarana
dan prasarana, untuk itu di saran bagi kepala sekolah hendaknya dapat
memperhatikan perhatian yang lebih khusus.
3. Bagi para pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat hendaknya
meningkatkan kedisiplinan dan antusias saat melakukan latihan. Pemain
harus bisa menjaga kondisi fisik dengan mengkonsumsi makanan dan
istirahat yang cukup serta motivasi berprestasi yang tinggi.
4. Penelitian ini hanya terbatas pada pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman
Barat, untuk itu perlu dilakukan penelitian pada pemain sepakbola SMP
lainnya dengan jumlah sampel yang banyak lagi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, (2000). Pengaruh Metoda Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Latihan Ketepatan Tendangan ke Gawang Sepakbola. (Laporan penelitian). Padang : Universitas Negeri Padang
Arikunto, Suharsimi. (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.
_____, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.
Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang. Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP. Padang.
Basirun. (2006). Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai dan Kelentukan Terhadap Prestasi Lompat Jauh di SMA 1 Matur. Padang : PPS UNP (Tesis).
Coerver, W. (1987). Sepakbola Program Pembinaan Pemain Ideal. PT. Gramedia : Jakarta.
Djezed, Zulfar. (1985). Buku Pelajaran Sepakbola. FPOK IKIP Padang.
Eric C. Batty, (1986). Latihan Sepakbola Metode Baru Serangan, Bandung: Pioner Jaya.
Hadi. (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta : Melton Putra.
Harsono. (1996). Prinsip-prinsip Kepelatihan. Jakarta : FPOK IKIP Padang.
Hos, Fauzan. (1989). Teori Gerak. FPOK IKIP Padang.
Hurhasan. (1999) Manusia dan Olahraga : ITB dan FPOK IKIP Bandung.
Ismaryati. (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : UNS Press.
Kantor Menpora. (1984). Pola Dasar Pembangunan Olahraga, Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Jakarta.
Lautan, Rusli. (1988) Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja.
Lutan, dkk. (1991). Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB dan FPOK IKIP Bandung
59
Menpora. (2005). Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan, Pelatihan Pelajar dan sekolah Khusus Olahragawan.
Muchtar, Remmy (1992). Olahraga Pilihan Sepakbola. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah khusus Olahragawan, Deputi Peningkatan IPTEK Olahraga (2005)
Pesurney, Pulus. (2001). Latihan Kecepatan. Yogyakarta : Pusat Pendidikan dan Penataran KONI Pusat.
Peraturan Menteri. (2006) Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Penjasorkes
Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga, Jakarta : Depdikbud
Sepakbola, Tim. (2007). Teknik, Taktik, Sejarah dan Metode Belajar Mengajar Melalui Ide Sepakbola. UNP
Sneyers, J. (1988). Sepakbola Latihan Strategi Bermain, Jakarta : PT. Rosda Jaya Putra.
Sudjana. (1992) Metode Statistika (Edisi ke-5). Bandung : Tarsito.
Sugiono (2008). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung : CV. Alfabeta.
Suharta, Asep. (2000) Metodologi Latihan Strenght. Jakarta : Dalam Forum Olahraga, Juni 2000
Syafruddin, (1992). Atletik. Jakarta : Depdikbud
Syafruddin, Drs (1996). Pengantar Ilmu Melatih Jilid 1. Padang : FPOK – IKIP
Syafruddin, Drs (1999). Dasar-Dasar Kepelatihan Olahrag. Padang : FIK UNP.
Winkel, WS (1984) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia
(http://www.kondisifisikumum.com)
(http://www.aerobicpower.com).
60
DATA PENELITIANHASIL TES KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA SMPN 1 PASAMAN BARAT
No Nama Siswa
Komponen Tes Kondisi Fisik
Tes Vertical Jump Tes Lari 50 M
(Kecepatan)
Tes Dodging Run
(Kelincahan)
Bleep Test(Daya
Tahan)Berat Badan Raihan Lompatan Selisih
Daya Ledak
1 Arif Rahman Hakim 43 188 233 45 97 6.55 13.8 30.2
2 Eki Okrizal 44 187 230 43 97 7.07 14.8 36
3 Hary Chandra 41 185 237 55 105 6.02 13.78 42.7
4 M. Taufik 44 189 234 37 89 6.39 15.2 37.8
5 Ahmand Bareti 49 198 251 57 117 6.02 14.91 43.6
6 Ilham 48 192 230 38 94 7.89 14.55 31
7 Ridwan 46 190 227 32 84 7.39 14.98 31.8
8 Rahmad Ali 45 199 245 46 100 5.88 13.45 39.2
9 Srif Okta Syamsurizal 56 220 263 36 99 6.05 15.78 35.3
10 Andre Okta Zulanda 47 196 241 45 102 7.13 14.78 34.6
11 Roki Tiawarman 43 186 233 47 99 5.89 13.35 35.7
12 M. Arif 48 196 241 31 85 7.1 15.79 38.1
13 Bayu Ikhsan 44 190 230 40 93 6.62 14.26 37.8
14 M. Ibshan 45 191 235 44 94 6.65 15.2 33.9
15 Ali Topan 46 210 252 42 97 6.12 14.06 29.5
16 Alka Savri 45 189 225 37 90 7.15 16.35 36.2
17 Febrian Nafi 47 188 233 45 102 7.25 14.55 40.5
18 Reda 50 207 257 50 111 6.19 13.56 42.1
19 Rian 45 201 241 40 94 7.13 13.78 37.1
Lampiran 1
61
20 Alhaditiya Armi 49 200 239 39 97 7.15 14.15 32.9
21 febriki 45 200 232 32 83 6.99 13.43 32.222 Diki 55 195 242 46 113 7.35 14.8 3423 megi 46 196 245 49 105 6.11 15.06 35.624 efrizal 46 193 237 42 99 6.71 14.6 3325 aprido 45 202 255 43 98 7.05 13.58 33.626 lindung 55 205 237 32 94 6.27 15 3727 dayat 53 200 245 45 108 6.58 14.71 37.128 yopi 47 205 258 54 100 6.89 14.23 32.429 febri 48 198 236 38 95 7.14 14.05 37.930 andre 52 195 245 50 113 6.17 13.58 36.131 rahmat 55 200 250 50 116 6.39 13.36 31.732 fajar 60 195 235 40 108 7.76 14.35 38.4
jumlah 3178 215.05 461.83 1145mean 99.313 6.7203125 14.4321875 35.78125Stdev 8.848 0,55 0,77 3,5
62
DOKUMENTASI
Persiapan tes kondisi fisik pemain sepakbola SMPN 1 Pasaman Barat
Lampiran 2
63
Pemanasan
Tes Vertical jump
64
65
Bleep test
66
Lari 50 meter
Dodging run
67
68
69