2015_KAK_RBI25K_KALIMANTAN_2014.03.16_sign
description
Transcript of 2015_KAK_RBI25K_KALIMANTAN_2014.03.16_sign
-
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PUSAT PEMETAAN RUPABUMI DAN TOPONIM
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
SATUAN KERJA SEKRETARIAT UTAMA
PPK DEPUTI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DASAR I
PEMBUATAN UNSUR PETA RUPABUMI INDONESIA SKALA MENENGAH
WILAYAH KALIMANTAN
TAHUN ANGGARAN 2015
-
2 dari 39
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBUATAN UNSUR PETA RUPABUMI INDONESIA SKALA MENENGAH
WILAYAH KALIMANTAN
1. LATAR BELAKANG Undang Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial (UU IG) khususnya pasal 7,
menyebutkan bahwa Peta Rupabumi Indonesia (RBI)
merupakan salah satu komponen Informasi Geospasial
Dasar (IGD). IGD diselenggarakan secara bertahap
dan sistematis untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan wilayah yuridiksinya.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan
harus direncanakan berdasarkan data, baik spasial
maupun nonspasial serta informasi lainnya yang akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam Undang-
Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah juga mengamanatkan bahwa perencanaan
pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data
dan informasi, termasuk data dan informasi spasial,
serta pemerintah daerah harus membangun sistem
informasi daerah yang terintegrasi secara nasional.
Lebih lanjut, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025 menegaskan bahwa
aspek wilayah/ spasial haruslah diintegrasikan kedalam
dan menjadi bagian dari kerangka perencanaan
pembangunan di semua tingkatan pemerintahan.
Dalam kaitan ini, terdapat 34 provinsi dan sekitar 500
kabupaten/kota yang harus mengintegrasikan rencana
tata ruangnya ke dalam perencanaan pembangunan
daerahnya masing-masing. Amanat undang-undang
tersebut menunjukkan pentingnya data geospasial
dalam proses perencanaan pembangunan.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT) Badan Informasi Geospasial memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan dan membina program pemetaan rupabumi dan toponim, yang salah satu bentuknya adalah penyelenggaraan pemetaan rupabumi Indonesia. Peta Rupabumi Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a UU IG diselenggarakan pada skala kecil (1:1.000.000, 1:500.000, dan 1:250.000), skala menengah (1:100.000, 1:50.000, dan 1:25.000), serta skala besar (1:10.000, 1:5.000, 1:2.500, dan 1:1.000). Oleh karena
-
3 dari 39
itu, pada tahun anggaran 2015, Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim melakukan pembuatan unsur peta rupabumi Indonesia skala menengah yang diprioritaskan pada daerah yang tersedia data dasarnya.
2. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud dari pengadaan ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan informasi geospasial dasar terutama peta rupabumi Indonesia skala menengah
b. Tujuan dari pengadaan ini untuk menghasilkan unsur peta rupabumi Indonesia skala menengah wilayah Kalimantan
3. TARGET/ SASARAN Target/ sasaran yang ingin dicapai dari pengadaan ini
yaitu a. tersedianya unsur peta rupabumi Indonesia skala
1:25.000 dengan metode stereoplotting 3D yang tersimpan dalam seamless geodatabase
b. tersedianya unsur peta rupabumi Indonesia skala 1:50.000 dan 1:100.000 dengan metode generalisasi yang tersimpan dalam seamless geodatabase
4. NAMA ORGANISASI
PENGADAAN
BARANG/JASA
Badan Informasi Geospasial Satuan Kerja Sekretariat Utama PPK Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar I
5. SUMBER DANA DAN
PERKIRAAN BIAYA
a. Sumber dana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari DIPA Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2015
b. Pagu anggaran sebesar Rp10.003.875.000,- dengan HPS yang diperlukan untuk masing-masing paket pekerjaan sejumlah Rp6.194.769.000,- (Enam Milyar Seratus Sembilan Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Enam Puluh Sembilan Ribu Rupiah)
6. RUANG LINGKUP
PENGADAAN/ LOKASI
DAN FASILITAS
PENUNJANG
a. Ruang lingkup pekerjaan ini sebagaimana lampiran 1.
b. Lokasi pekerjaan di Kalimantan yang dibagi ke dalam 11 paket pekerjaan (indeks lokasi pekerjaan dan pembagian paket sebagaimana lampiran 2)
c. Volume pekerjaan masing-masing paket memiliki luasan kurang lebih 19.817 km2 (yang setara dengan luas 103 NLP (Nomor Lembar Peta) daratan pada skala 1:25.000)
d. Data dasar yang disediakan oleh Pemberi Kerja berupa : 1) Orthorectified Radar Image (ORRI) 2) Digital Surface Model (DSM) 3) Citra satelit optis pada area yang dipetakan
sesuai dengan ketersedian data di BIG 4) Frame indeks peta RBI skala 1:25.000, 1:50.000
dan 1: 100.000 5) Skema geodatabase
-
5 dari 39
Lampiran1. Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan Pembuatan Unsur Peta Rupabumi Indonesia Skala Menengah
Wilayah Kalimantan dijelaskan pada tabel1.
Tabel1. Ruang Lingkup Pekerjaan
No Tahapan Pekerjaan Bobot (%)
1 Persiapan 1.51
2 Stereoplotting 16.99
3 Pembentukan Digital Terrain Model (DTM) dan Kontur 15.48
4 Pembangunan Topologi dan Pembentukan Poligon 7.96
5 Survei Kelengkapan Lapangan 34.45
6 Pengisian Data Atribut 9.61
7 Generalisasi 5.63
8 Pembuatan Metadata dan Penyiapan Basis Data Kartografi 3.97
9 Penyusunan Basis Data Nama Unsur Rupabumi 3.89
10 Pelaporan 0.51
Total 100.00
-
6 dari 39
Lampiran2. Indeks Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan dan pembagian paket pekerjaan dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar1. Indeks Lokasi Pekerjaan pada Skala 1:25.000 dan pembagian paket pekerjaan
-
7 dari 39
Lampiran3. Hasil Pekerjaan
Hasil pekerjaan yang harus diserahkan diuraikan sebagaimana tabel2.
Tabel2. Hasil Pekerjaan
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
1 Persiapan
a Rencana detail pekerjaan Menjelaskan rencana detail pelaksanaan pekerjaan
Digital 1 set file
b Hasil pengecekan data Mencakup hasil pengecekan awal semua data yang diterima dari pemberi kerja
Digital 1 set file
c Non Disclosure Agreement (NDA)
NDA yang sudah ditandangan
Cetak dan digital (*.pdf)
2 rangkap dan 1 set file
2 Stereoplotting
a Gabungan ORRI File gabungan yang mencakup keseluruhan area pekerjaan
Digital (*.tif) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
b Gabungan DSM File gabungan yang mencakup keseluruhan area pekerjaan
Digital (*.tif) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
c Unsur peta RBI hasil stereoplotting skala 1:25.000
File seamless hasil plotting pada skala 1:25.000
Kode unsur sesuai dengan yang diberikan oleh Pemberi Kerja
Digital (*.gdb) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
d Dokumen QC Stereoplotting Hasil QC data stereoplotting yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
3 Pembentukan DTM dan Kontur
a DTM File DTM seamless yang dibangun dari unsur perairan dan hipsografi
Ukuran cell 10m
Digital (bil 32 bit float)
1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
b Dokumen QC Pembentukan DTM
Hasil QC data DTM yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
c Kontur File kontur seamless yang mencakup keseluruhan area pekerjaan
Dibentuk dari TIN (Triangulated Irregular Network) dengan interval 10m
Digital (*.gdb) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
d Dokumen QC Pembentukan Kontur
Hasil QC data kontur yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
4 Pembangunan Topologi dan Pembentukan Poligon
a Geodatabase hasil pembangunan topologi
File seamless hasil plotting dan kontur yang sudah ditopologi
Mencakup keseluruhan area pekerjaan
Bentuk titik dan garis
Digital (*.gdb) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
b Dokumen QC pembangunan topologi
Hasil QC data pembangunan topologi yang sudah lulus QC
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
-
8 dari 39
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
internal
c Geodatabase hasil pembentukan poligon
File seamless hasil pembentukan poligon yang sudah ditopologi
Mencakup keseluruhan area pekerjaan
Bentuk titik, garis dan area
Digital (*.gdb) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
d Dokumen QC pembentukan topologi dan pembangunan poligon
Hasil QC data pembentukan poligon yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
5 Survei Kelengkapan Lapangan
a Rencana detail SKL Menjelaskan secara rinci rencana pelaksanaan SKL
Digital 1 set file
b Peta manuskrip A Sudah diisi dengan hasil SKL
Telah disahkan oleh pemerintah daerah setempat
Cetak dan digital (*.pdf hasil scan)
Setara 103 NLP pada skala 1:25.000
c Peta manuskrip B Sudah diisi dengan hasil SKL
Cetak Setara 103 NLP pada skala 1:25.000
d Formulir nama unsur rupabumi Sudah diisi dan disahkan oleh pemerintah daerah setempat
Cetak dan digital (*.pdf hasil scan)
1 rangkap dan 1 set file
e Formulir cek geometris Sudah diisi Cetak 1 set dokumen minimal terdiri dari 447 titik
f Formulir rekapitulasi hasil cek geometris
Hasil perhitungan cek geometris
Digital 1 set file minimal terdiri dari 447 titik
g Formulir verifikasi penutup lahan
Sudah diisi Cetak 1 set dokumen
h Formulir rekapitulasi hasil verifikasi penutup lahan
Hasil perhitungan dari verifikasi penutup lahan
Digital 1 set file
i Data hasil SKL Mencakup keseluruhan area pekerjaan
Nama unsur yang terdaftar penulisannya telah sesuai dengan kaidah toponimi
Data sesuai dengan manuskrip dan formulir
Foto lapangan yang dilampirkan sesuai dengan obyeknya
Digital (*.gdb) 1 set file
j Laporan hasil SKL Berisi laporan SKL mulai dari persiapan, pelaksanaan dan hasilnya
Cetak dan digital 1 buku dan 1 set file
k Dokumen QC SKL Hasil QC data SKL yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
6 Pengisian Data Atribut
a Unsur peta RBI final skala 1:25.000
File seamless yang mencakup keseluruhan area pekerjaan
Semua unsur sudah bersih dari kesalahan topologi
Menggunakan skema geodatabase yang
Digital (*.gdb) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
-
9 dari 39
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
disediakan BIG Unsur yang berukuran
sama dengan atau lebih besar dari 12,5m harus digambarkan
b Dokumen QC Pengisisan Data Atribut
Hasil QC pengisian data atribut yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
7 Generalisasi
a Unsur peta RBI final skala 1:50.000
File seamless yang mencakup keseluruhan area pekerjaan
Semua unsur sudah bersih dari kesalahan topologi
Menggunakan skema geodatabase yang disediakan BIG
Unsur yang berukuran sama dengan atau lebih besar dari 25m harus digambarkan
Digital (*.gdb) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
b Dokumen QC Generalisasi skala 1:50.000
Hasil QC generalisasi 1:50.000 yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
c Unsur peta RBI final skala 1:100.000
File seamless yang mencakup keseluruhan area pekerjaan
Semua unsur sudah bersih dari kesalahan topologi
Menggunakan skema geodatabase yang disediakan BIG
Unsur yang berukuran sama dengan atau lebih besar dari 50m harus digambarkan
Digital (*.gdb) 1 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
d Dokumen QC Generalisasi skala 1:100.000
Hasil QC generalisasi 1:100.000 yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
8 Pembuatan Metadata dan Penyiapan Basis Data Kartografi
a Metadata skala 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000
Isi metadata sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
Menggunakan standar ISO-19139
Dimuat dalam setiap geodatabase pada masing-masing skala
Digital 3 set file
b Dokumen QC Metadata Hasil QC metadata yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
c Cartopraphic Data driven table skala 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000
Memuat keseluruhan informasi yang diperlukan untuk kartografi pada masing-masing skala
Digital 3 set file
d Dokumen QC penyiapan basis data kartografi
Hasil QC basis data kartografi yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
9 Penyusunan Basis Data Nama
-
10 dari 39
No Hasil Pekerjaan Spesifikasi Format Volume
Unsur Rupabumi
a Basis data nama unsur rupabumi
Penulisan nama unsur rupabumi sudah sesuai dengan kaidah toponimi
Menampilkan nama geografis, nama unsur, koordinat pusat/ muara dan koordinat hulu, elevasi, kecamatan serta nomor peta
Digital (*.mdb dan *gdb)
2 set file setara dengan 103 NLP pada skala 1:25.000
b Dokumen QC penyusunan basis data nama unsur rupabumi
Hasil QC basis data nama unsur rupabumi yang sudah lulus QC internal
Cetak dan digital 1 rangkap dan 1 set file
10 Pelaporan
a Laporan pendahuluan Berisi rencana detail pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan pada tahap persiapan
Cetak dan digital (*.doc)
2 rangkap cetak dan 1 set file digital
b Laporan mingguan Melaporkan kegiatan mingguan minimal mencantumkan kemajuan pekerjaan, kendala dan rencana pekerjaan yang akan dilakukan pada minggu berikutnya
Diberikan pada setiap akhir minggu
Cetak dan digital (*.doc)
2 rangkap cetak dan 1 set file digital
c Laporan bulanan Melaporkan kegiatan bulanan minimal mencantumkan kemajuan pekerjaan, kendala dan rencana pekerjaan yang akan dilakukan pada bulan berikutnya
Cetak dan digital (*.doc)
2 rangkap cetak dan 1 set file digital
d Laporan akhir Berisi laporan lengkap pelaksanaan pekerjaan
Disertai dengan seluruh data-data hasil pekerjaan dalam format digital tersimpan dalam hardisk
Cetak dan digital (*.doc)
2 rangkap cetak dan 1 hardisk eksternal
e Peta cetak unsur RBI skala menengah
Setiap lembar menampilkan kelompok unsur tertentu untuk seluruh wilayah yang dipetakan berdasarkan skala 1:25.000, 1:50.000 dan 1:100.000
Dicetak dengan ukuran kertas A1
- Cetak (ukuran A1 yang dilipat pada ukuran A4)
- Digital (file project beserta datanya, *.pdf)
1 buku dan 1 set file digital
-
11 dari 39
Lampiran4. Persyaratan Personil
Persyaratan personil untuk melaksanakan pekerjaan ini sebagaimana tabel 3.
Tabel 3. Persyaratan Personil
No. Pelaksana Pendidikan Pengalaman Kerja Minimal
(tahun)
Jumlah Orang
A Umum
1 Ketua Tim Pelaksana S1 Geodesi/ Geografi 8 1
2 Staf Administrasi SLTA atau sederajat 3 2
B Tim Stereoplotting dan DTM
1 Koordinator Stereoplotting dan DTM S1 Geodesi/ Geografi 3 1
2 Chief Operator Stereoplotting S1 Geodesi/ Geografi dengan pengalaman 1 tahun
atau SLTA/ sederajat dengan pengalaman 5
tahun
3
3 Operator Stereoplotting SLTA atau sederajat 1 21
4 Chief Operator Pembentukan DTM dan Kontur
S1 Geodesi/ Geografi dengan pengalaman 1 tahun
atau SLTA atau sederajat dengan pengalaman
5 tahun
3
5 Operator Pembentukan DTM dan Kontur
SLTA atau sederajat 1 15
C Tim GIS dan Basis Data
1 Koordinator GIS dan Basis Data S1 Geodesi/ Geografi 3 1
2 Chief Operator Pembangunan Topologi dan Pembentukan Poligon
S1 Geodesi/ Geografi dengan pengalaman 1 tahun
atau SLTA/ sederajat dengan pengalaman 5
tahun
1
3 Operator Pembangunan Topologi dan Pembentukan Poligon
SLTA atau sederajat 1 5
4 Operator Pembuatan Metadata dan Penyiapan Basis Data Kartografi
SLTA atau sederajat 1 1
D Tim SKL
1 Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
S1 Geodesi/ Geografi 3 1
2 Chief Surveyor Survei Kelengkapan Lapangan
S1 Geodesi/ Geografi dengan pengalaman 1 tahun
atau SLTA/ sederajat dengan pengalaman 5
tahun
2
3 Surveyor Survei Kelengkapan Lapangan
SLTA atau sederajat 1 11
4 Chief Operator Pengisian Data Atribut S1 Geodesi/ Geografi dengan pengalaman 1 tahun
atau SLTA/ sederajat dengan pengalaman 5
tahun
2
5 Operator Pengisian Data Atribut SLTA atau sederajat 1 10
-
12 dari 39
No. Pelaksana Pendidikan Pengalaman Kerja Minimal
(tahun)
Jumlah Orang
E Tim Generalisasi
1 Koordinator Generalisasi S1 Geodesi/ Geografi 3 1
2 Chief Operator Generalisasi S1 Geodesi/ Geografi dengan pengalaman 1 tahun
atau SLTA/ sederajat dengan pengalaman 5
tahun
1
3 Operator Generalisasi SLTA atau sederajat 1 5
4 Operator Penyusunan Basis Data Nama Unsur Rupabumi
SLTA atau sederajat 1 4
Pada saat pelaksanaan Survei Kelengkapan Lapangan diperbolehkan menggunakan tenaga
lokal untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.
Gambaran organisasi personil yang digunakan dalam tahapan ini dapat dilihat pada gambar
berikut: Ketua Tim Pelaksana
Koordinator Stereoplotting dan DTM
Koordinator GIS dan Basis Data
Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan
(SKL)Koordinator Generalisasi
Staf Administrasi
Operator Stereoplotting
Chief Operator Stereoplotting
Operator Pembentukan DTM dan Kontur
Chief Operator Pembentukan DTM dan
Kontur
Operator Pembentukan Topologi dan
Pembangunan Poligon
Chief Operator Pembentukan Topologi
dan Pembangunan Poligon
Operator Pembuatan Metadata dan Penyiapan
Basis Data KartografiSurveyor SKL
Chief Surveyor SKL
Operator Pengisian Data Atribut
Chief Operator Pengisian Data Atribut
Operator Generalisasi
Chief Operator Generalisasi
Operator Penyusunan Basis Data Nama Unsur
Rupabumi
Gambar2. Organisasi Pelaksana Kegiatan
Deskripsi tugas masing-masing unit organisasi pelaksanan kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Ketua Tim Pelaksana
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditetapkan
b. Memberikan arahan kepada seluruh Tim Pelaksana terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan
c. Mengoordinasikan seluruh Tim Pelaksana dalam pelaksanaan pekerjaan,
dibantu oleh para koordinator
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal sekurang-kurangnya satu kali
dalam satu bulan
e. Melaksanakan koordinasi dengan Tim Supervisi BIG selama pelaksanaan
pekerjaan
f. Menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan dibantu oleh para koordinator
2. Koordinator
a. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tahapan pekerjaan sesuai dengan
bidang tugasnya
b. Memberikan arahan kepada Tim Pelaksana di bawah koordinasinya terkait
pelaksanaan tahapan pekerjaan yang menjadi bidang tugasnya
-
13 dari 39
c. Mengoordinasikan Tim Pelaksana (para operator) sesuai bidang tugasnya,
dibantu oleh Operator Kepala (Chief Operator)
d. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh para Operator
dibantu oleh Operator Kepala
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal tim pelaksana sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu minggu
f. Membantu Ketua Tim Pelaksana dalam melaksanakan koordinasi teknis
dengan Tim Supervisi BIG selama pelaksanaan pekerjaan
g. Melaksanakan kontrol kualitas terhadap hasil pekerjaan yang dilaksanakan
oleh para operator dibantu oleh Operator Kepala
h. Melaksanakan penyiapan bahan untuk penyusunan laporan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya
i. Bertanggung jawab kepada ketua tim pelaksana
3. Operator Kepala (Chief Operator) / Surveyor kepala (Chief Surveyor)
a. Membantu Koordinator dalam pelaksanaan tahapan pekerjaan sesuai dengan
bidang tugasnya
b. Membantu Koordinator dalam memberikan arahan teknis kepada
Operator/Surveyor dibawah koordinasinya terkait pelaksanaan tahapan
pekerjaan yang menjadi bidang tugasnya
c. Membantu Koordinator dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh para operator. Satu orang Operator Kepala/Surveyor Kepala
bertanggung jawab atas 5-7 orang Operator/Surveyor
d. Membantu Koordinator dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi internal
tim pelaksana sekurang-kurangnya satu kali dalam satu minggu
e. Membantu Koordinator dalam pelaksanaan kontrol kualitas terhadap hasil
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Operator/Surveyor yang dibawah
tanggung jawabnya
f. Membantu Koordinator dalam penyiapan bahan untuk penyusunan laporan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya
g. Bertanggung jawab kepada Koordinator
4. Operator
a. Melaksanakan pekerjaan pada masing-masing tahapan sesuai dengan
bidang tugasnya berdasarkan petunjuk teknis dan arahan dari Koordinator
atau Operator Kepala
b. Mengisi personal log book dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
c. Bertanggung jawab kepada Koordinator melalui Operator Kepala
5. Surveyor
a. Melaksanakan pekerjaan survei kelengkapan lapangan berdasarkan petunjuk
teknis dan arahan dari Koordinator atau Surveyor Kepala
b. Mengisi personal logbook dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
c. Bertanggung jawab kepada Koordinator melalui Surveyor Kepala
6. Staf Administrasi
a. Membantu Ketua Tim Pelaksana dalam pelaksanaan administrasi pekerjaan
b. Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana
Penyedia Jasa diperkenankan untuk melakukan Kerja Sama Operasional (KSO) untuk
memenuhi kebutuhan sumberdaya yang diperlukan untuk melaksanaakan paket pekerjaan.
-
14 dari 39
KSO dinyatakan dalam surat perjanjian yang menjelaskan hak dan kewajiban dari masing-
masing pihak yang melakukan kerjasama.
Penyedia Jasa menyertakan jadwal penugasan personil dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak diperbolehkan menggunakan personil yang sama dalam tahapan pekerjaan
berbeda yang dilaksanakan secara bersamaan (paralel)
2) Personil yang sama dapat digunakan pada lebih dari satu tahapan pekerjaan yang
berbeda, dengan syarat tidak dilaksanakan pada waktu bersamaan (paralel),
sepanjang personil yang bersangkutan memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk
tahapan tersebut
Jadwal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan kebutuhan minimal personil sebagai berikut:
Penyedia Jasa dapat menyesuaikan jadwal pelaksanaan berdasarkan penambahan jumlah
dan kapasitas personil yang digunakan.
-
15 dari 39
Lampiran5. Diagram Alir Pekerjaan
Penyedia Jasa menyertakan jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan diagram alir
sebagai berikut:
Persiapan
Stereoplotting
Unsur Peta RBI Hasil
Stereoplotting
Pembentukan DTM
Pembentukan Kontur
Unsur Peta
RBI untuk SKL
Persiapan SKL
Lolos
QC?
- Indeks Kerja
- Rencana Detil Pekerjaan- ORRI dan DSM
- Citra Optis
- Data sekunder lainnya
DTM
- Peta Manuskrip A
- Peta Manuskrip B
- Peta Citra
- Formulir Nama Unsur Rupabumi
- Formulir Uji Akurasi
- Peta Kerja
- Surat izin
- Surat Tugas
- Rencana Detil Survei
- Data Batas Wilayah
- Toponim Sekunder
- Data Wilayah
- GPS Dual Frekuensi
- GPS Handheld
- Kamera Digital
- Laptop
- Printer + Scanner
- ATK
- stereomodel
- mosaik data
radar (ORRI dan
DSM)
- mosaik citra optis
MULAI
YA
TIDAK
Lolos
QC?
TIDAK
YA
Lolos
QC?
YA
TIDAK
Lolos
QC?
Lolos
QC?
A
TIDAK
TIDAK
YA
YA
-
16 dari 39
Survei Kelengkapan LapanganPembentukan Topologi dan
Pembangunan Poligon
Pengisian Data Atribut
Validasi Topologi 1:25.000
- Data batas wilayah
yang sudah
dikonfirmasi dan
matching (vektor)
- nama unsur rupabumi
(vektor)
- data tracking
- data marking point
- nama peta
- Peta Manuskrip A yang sudah dilengkapi dan disahkan +
scan
- Peta Manuskrip B yang sudah dilengkapi + scan
- Peta Citra yang sudah dilengkapi + scan
- Formulir Nama Unsur Rupabumi yang sudah diisi + scan
- Formulir Uji Akurasi yang sudah diisi dan rekapnya +
scan
- Daftar wilayah
- Foto Lapangan
- Logbook SKL
Unsur Peta RBI
Hasil Pengisian
Atribut
Unsur Peta RBI Hasil
Pembangunan
Poligon
Unsur Peta RBI Final
Skala 1:25.000
Metadata
1:25.000
Lolos
QC?
YA
TIDAK
Lolos
QC?
YA
TIDAK
Lolos
QC?
TIDAK
Lolos
QC?
A
B
TIDAK
Edgematching
Unsur Peta RBI Hasil
Edgematching
Lolos
QC?
TIDAK YA
YA
YA
-
17 dari 39
Penyiapan Basis
Data Kartografi
Penyusunan Basis Data
Nama Unsur Rupabumi
Basis Data Kartografi
Skala 1:25.000, 1:50.000
dan 1:100.000
- Data Driven Table
Daftar Nama Unsur
Rupabumi
SELESAI
Generaliasi 1:50.000
Unsur Peta RBI Hasil
Generaliasi
Skala 1:50.000
Validasi Topologi 1:50.000
Unsur Peta RBI Final
Skala 1:50.000Metadata
1:50.000
Generalisasi 1:100.000
Validasi Topologi 1:100.000
Unsur Peta RBI Hasil
Generalisasi
Skala 1:100.000
Unsur Peta RBI Final
Skala 1:100.000
Metadata
1:100.000
Lolos
QC?
TIDAK
Lolos
QC?
TIDAK
Lolos
QC?
TIDAK
Lolos
QC?
YA
Lolos
QC?
YA
TIDAK
Lolos
QC?
TIDAK
TIDAK
YA
B
YAYA
YA
Tahapan Pekerjaan dilakukan oleh
pelaksana
Dilaksanakan oleh pelaksana dan PPRT BIG
(QC Internal Pelaksana dan QC BIG)
-
18 dari 39
Lampiran6. Spesifikasi Teknis Peralatan
Spesifikasi minimum perangkat yang harus disediakan disebutkan pada tabel 5.
Tabel5. Spesifikasi Teknis Peralatan
No Perangkat Jumlah Satuan Keterangan
A Persiapan
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Komputer Workstation 1 unit Koordinator GIS dan Basis Data
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Generalisasi
Komputer Desktop 2 unit Staf Administrasi
Software GIS 1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Software GIS 1 unit Koordinator GIS dan Basis Data
Software GIS 1 unit Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
Software GIS 1 unit Koordinator Generalisasi
Software Pengolah Citra
1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Plotter A0 1 unit untuk tahap persiapan
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
B Stereoplotting
Komputer Workstation 3 unit Chief Operator stereoplotting
Komputer Workstation 11 unit operator stereoplotting
Software Photogrametry 11 unit operator stereoplotting
Software Photogrametry 3 unit Chief Operator stereoplotting
Software Pengolah Citra
1 unit operator tidak semua
Software GIS 14 unit Chief Operator dan operator stereoplotting
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Komputer Desktop 2 unit Staf Administrasi
Software GIS 1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
C Pembentukan r (DTM) dan Kontur
Komputer Workstation 3 unit Chief Operator pembentukan DTM dan kontur
Komputer Workstation 8 unit operator pembentukan DTM dan kontur
Software Photogrametry 8 unit operator pembentukan DTM dan kontur
Software Photogrametry 3 unit Chief Operator pembentukan DTM dan kontur
Software GIS 11 unit Chief Operator dan operator pembentukan DTM dan kontur
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Komputer Desktop 2 unit staf admin
Software GIS 1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
D Pembangunan Topologi dan Pembentukan Poligon
Komputer Workstation 1 unit Chief Operator Pembangunan Topologi dan
-
19 dari 39
No Perangkat Jumlah Satuan Keterangan
Pembentukan Poligon
Komputer Workstation 5 unit Operator Pembangunan Topologi dan Pembentukan Poligon
Software GIS 6 unit Chief Operator serta operator pembangunan topologi dan pembentukan poligon
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator GIS dan Basis Data
Komputer Desktop 2 unit Staf Administrasi
Software GIS 1 unit Koordinator GIS dan Basis Data
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
E Survei Kelengkapan Lapangan
Laptop 13 unit chief surveyor dan surveyor SKL
Kompas 13 unit chief surveyor dan surveyor SKL
GPS Geodetik Single Frekuensi
4 unit L1, 4 orang team cek geometri
GPS Handheld/ Navigasi
13 unit chief surveyor dan surveyor SKL
Kamera foto 13 unit chief surveyor dan surveyor SKL
Software GIS 13 unit chief surveyor dan surveyor SKL
Software Pengolah Data GPS
4 unit tim cek geometri
Printer Color A-4 1 unit untuk tahap SKL
Scanner A-4 1 unit untuk tahap SKL
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
Komputer Desktop 2 unit Staf Administrasi
Software GIS 1 unit Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
Plotter A0 1 unit untuk tahap SKL
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
F Pengisian Data Atribut
Komputer Workstation 2 unit Chief Operator Pengisian Data Atribut
Komputer Workstation 10 unit Operator Pengisian Data Atribut
Software GIS 12 unit Chief Operator dan operator Pengisian data atribut
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
Komputer Desktop 2 unit staf admin
Software GIS 1 unit Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
G Generalisasi
Komputer Workstation 1 unit Chief Operator Generalisasi
Komputer Workstation 5 unit Operator Generalisasi
Software GIS 6 unit Chief Operator dan operator generalisasi
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Generalisasi
Komputer Desktop 2 unit Staf Administrasi
Software GIS 1 unit Koordinator Generalisasi
Plotter A0 1 unit untuk tahap generalisasi
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
-
20 dari 39
No Perangkat Jumlah Satuan Keterangan
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
H Pembuatan Metadata dan Penyiapan Basis Data Kartografi
Komputer Workstation 1 unit Operator Pembuatan Metadata dan Penyiapan Basis Data Kartografi
Software GIS 1 unit Operator Pembuatan Metadata dan Penyiapan Basis Data Kartografi
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator GIS dan Basis Data
Komputer Desktop 2 unit Staf Administrasi
Software GIS 1 unit Koordinator GIS dan Basis Data
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
I Penyusunan Basis Data Nama Unsur Rupabumi
Komputer Workstation 4 unit Operator Penyusunan Basis Data Nama Unsur Rupabumi
Software GIS 4 unit Operator Penyusunan Basis Data Nama Unsur Rupabumi
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Generalisasi
Komputer Desktop 2 unit Staf Administrasi
Software GIS 1 unit Koordinator Generalisasi
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
J Pelaporan
Laptop 1 unit Ketua Tim Pelaksana
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Komputer Workstation 1 unit Koordinator GIS dan Basis Data
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
Komputer Workstation 1 unit Koordinator Generalisasi
Komputer Desktop 2 unit staf admin
Software GIS 1 unit Koordinator Stereoplotting dan DTM
Software GIS 1 unit Koordinator GIS dan Basis Data
Software GIS 1 unit Koordinator Survei Kelengkapan Lapangan (SKL)
Software GIS 1 unit Koordinator Generalisasi
Plotter A0 1 unit untuk tahap pelaporan
Printer Color A-4 1 unit untuk operasional rutin
Scanner A-4 1 unit untuk operasional rutin
Keterangan:
Komputer Workstation
: Setara dengan: processor i7, RAM 8GB, monitor 120Hz dilengkapi dengan mouse dan kacamata 3D
Software Photogrametry : Mendukung tampilan stereo 3D
Sanggup menyediakan perangkat sebagaimana tersebut di atas yang dinyatakan dengan:
a. Untuk perangkat milik sendiri : bukti kepemilikan dan/ atau lisensi
b. Untuk perangkat sewa: surat dukungan dari penyedia perangkat
Penyedia Jasa menyertakan jadwal pemakaian peralatan dalam pelaksanaan pekerjaan.
-
21 dari 39
Lampiran7. Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Spesifikasi teknis pekerjaan Pembuatan Unsur Peta Rupabumi Indonesia Skala Menengah
Wilayah Kalimantan, dijelaskan sebagai berikut:
1. Umum untuk Setiap Tahapan Pekerjaan
a. Menyiapkan personil dan peralatan yang akan digunakan dalam setiap tahapan
pekerjaan, untuk memastikan bahwa personil pelaksana telah memiliki
kesamaan persepsi mengenai tata cara pelaksanaan tahapan pekerjaan dan
peralatan yang digunakan telah sesuai dengan spesifikasi yg ditetapkan.
Koordinator teknis wajib melakukan in house training kepada Operator
Kepala/Surveyor Kepala dan Operator yang terkait untuk memastikan bahwa
Operator memiliki kesamaan persepsi dalam melaksanakan tahapan pekerjaan.
b. Melaksanakan QC internal terhadap semua hasil kegiatan pada masing-masing
tahapan pekerjaan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang diberikan oleh
Pemberi Kerja. Hasil QC dituangkan dalam dokumen QC internal. Dokumen QC
internal merupakan salah satu kelengkapan yang diperlukan untuk proses QC
oleh Tim Supervisi BIG.
c. Melaksanakan perbaikan terhadap koreksi sebagai hasil dari QC oleh Tim
Supervisi BIG.
d. Pelaksanaan tahapan pekerjaan harus mengacu kepada dokumen petunjuk
pelaksanaan kegiatan
2. Persiapan
Tahapan persiapan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Penyiapan personil dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan dokumen penawaran. Pemberi Kerja akan melakukan
pengecekan terhadap kesesuaian tim pelaksana dan peralatan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dengan dokumen penawaran.
b. Penyusunan rencana detail pelaksanaan pekerjaan sebagai acuan teknis dalam
pelaksanaan pekerjaan. Rencana detail pelaksanaan pekerjaan sekurang-
kurangnya mencakup:
1) Pendahuluan: latar belakang, maksud dan tujuan, volume pekerjaan, hasil
pekerjaan yang akan diserahkan
2) Pelaksanaan pekerjaan, meliputi:
i. Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang dilengkapi dengan diagram alir
dan penjelasan rinci pada masing-masing tahapan pelaksanaan
pekerjaan
ii. Jadwal pelaksanaan rinci
iii. Organisasi pelaksanaan dilengkapi dengan deskripsi kerja masing-
masing unit organisasi. Dalam hal Penyedia Jasa merupakan
konsorsium harus dilengkapi dengan deskripsi tugas dan
tanggungjawab dari masing-masing perusahaan anggota konsorsium
iv. Susunan personil pelaksana dilengkapi dengan jadwal penugasan dan
beban kerja masing-masing personil pada setiap tahapan pekerjaan.
Dalam hal Penyedia Jasa merupakan konsorsium, maka perusahaan
asal dari masing-masing personil pelaksana harus dicantumkan
v. Peta indeks kerja dalam skala 1:25.000, 1:50.000 dan 1:100.000.
Dalam hal Penyedia Jasa merupakan konsorsium, maka wilayah kerja
dari masing-masing konsorsium harus disajikan
vi. Mekanisme monitoring dan evaluasi di internal Penyedia Jasa untuk
menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Kemajuan pekerjaan
-
22 dari 39
untuk setiap NLP dan tahapan pekerjaan disajikan dalam suatu indeks
kerja
vii. Mekanisme kontrol kualitas (QC) internal Penyedia Jasa terhadap
output dari setiap tahapan pekerjaan dilengkapi dengan formulir QC
yang akan digunakan
3) Menguraikan sumber data yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan
4) Peralatan yang digunakan
5) Spesifikasi teknis yang harus dipenuhi bagi setiap output dari masing-
masing tahapan pekerjaan. Spesifikasi teknis wajib mengikuti apa yang
tercantum dalam KAK atau lebih baik
6) Melampirkan petunjuk teknis yang disediakan oleh Pemberi Kerja pada
masing-masing tahapan pekerjaan
c. Penyedia Jasa wajib mengikutsertakan koordinator teknis dalam pelatihan
(Training for Trainer) sesuai dengan bidang tugasnya, yang diselenggarakan oleh
Pemberi Kerja untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan pekerjaan di
setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan. Pelatihan akan dilaksanakan selama 1
minggu melalui kerjasama Pemberi Kerja dan beberapa perguruan tinggi yang
ditetapkan
d. Pengumpulan data dasar dan data pendukung yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Data yang diserahterimakan dari Pemberi Kerja wajib
dibuatkan berita acara serah terima data. Penyedia Jasa wajib untuk melakukan
pengecekan terhadap kondisi setiap data dan melaporkan kepada Pemberi Kerja
apabila dijumpai data yang rusak atau tidak memenuhi spesifikasi untuk
digunakan
e. Penyedia Jasa wajib menandatangani pernyataan kesediaan (non disclosure
agreement) untuk tidak memberikan seluruh data-data yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini maupun seluruh hasil pekerjaan kepada pihak lain
tanpa izin tertulis dari BIG
f. Melakukan penyiapan struktur folder sesuai dengan struktur yang diberikan dari
Pemberi Kerja. Termasuk di dalamnya skema geodatabase dari Pemberi Kerja.
3. Stereoplotting
Tahapan steroplotting bertujuan untuk merekam IGD unsur peta rupabumi Indonesia
dalam format vektor 3 dimensi (3D) berdasarkan data dasar yang ditetapkan.
Termasuk ke dalam tahapan ini adalah pengolahan (koreksi geometris) terhadap
data dasar agar siap digunakan dalam proses stereoplotting . Adapun IG Dasar
unsur peta RBI yang direkam mencakup unsur-unsur titik (point) dan garis (line) dari
garis pantai, hipsografi, hidrografi, transportasi dan utilitas, bangunan dan fasilitas
umum, serta penutup lahan. Ketentuan yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa
dalam tahapan stereoplotting adalah sebagai berikut:
a. Melakukan penggabungan ORRI untuk seluruh area pekerjaan disimpan dalam
file *.geotiff
b. Melakukan penggabungan DSM untuk seluruh area pekerjaan disimpan dalam
file *.asc
c. Melakukan penggabungan (mosaik) data citra optis yang mencakup seluruh area
pekerjaan dan disimpan dalam format *.ecw
d. Melakukan koreksi geometris citra optis terhadap data ORRI dengan metode
image to image menggunakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Titik ikat harus jelas dan tegas serta dapat diidentifikasi secara jelas dan akurat baik pada citra optis maupun pada ORRI
-
23 dari 39
Titik ikat harus dipilih secara manual (tidak menggunakan automatic matching tool)
Sebaran titik ikat merata di seluruh area pekerjaan. Minimal 9 titik tiap NLP 25K (4 di pojokan, 4 di masing-masing sisi dan 1 ditengah).
Titik ikat harus berada pada permukaan tanah, bukan pucuk pohon ataupun
atap bangunan/gedung, bukan awan dan bukan merupakan bayangan.
Titik ikat yang dipilih merupakan obyek permanen, bukan merupakan obyek bergerak di darat ataupun di air seperti kendaran bermotor, perahu, dll.
Citra optis gabungan direktifikasi image to image pada ORRI gabungan/ mosaik ORRI.
Root Mean Square Error (RMSE) tiap scene hasil pengolahan harus kurang dari 2 piksel disimpan dalam file *.txt
e. Menggunakan SRGI2013 sebagai sistem referensi geospasial dalam
pelaksanaan pekerjaan:
Datum Horizontal : World Geodetic System 1984 (WGS84) Datum Vertikal : Geoid
f. Melakukan stereoplotting sesuai dengan dokumen petunjuk pelaksanaan
stereoplotting yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Beberapa ketentuan yang
harus diperhatikan dalam tahapan stereoplotting antara lain:
detail unsur dengan ukuran lebih besar dari 12,5m x 12,5m harus diplotting sebagai objek terpisah
Unsur garis yang berpotongan dan membentuk node topologi harus memiliki verteks dengan ketinggian yang sama.
Kode unsur dan nama unsur sesuai dengan Daftar Kode Unsur Rupabumi Indonesia yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Dalam hal terdapat unsur yang
belum ada padanannya dalam daftar tersebut, Penyedia Jasa dapat
mengusulkan kepada Tim Supervisi BIG untuk disetujui dan diterapkan kepada
seluruh paket.
Unsur rupabumi hasil plotting disimpan dalam suatu geodatabase dengan struktur data sesuai dengan skema yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Untuk
menjaga konsistensi di seluruh paket pekerjaan, Penyedia Jasa tidak
diperkenankan membuat struktur data sendiri dalam geodatabase.
Menerapkan prinsip Create Once Used Many Times dengan pengertian bahwa setiap objek hanya boleh dicapture satu kali. Tidak diperkenankan
melakukan plotting terhadap objek yang sama lebih dari satu kali.
Seluruh unsur rupabumi yang harus disajikan dalam skala 1:25.000 dan terlihat di dalam model harus diplot sesuai dengan petunjuk teknis yang
ditetapkan.
Unsur rupabumi tertentu diplot dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Garis pantai (garis): garis pantai 0m dan garis perbatasan antara air dan daratan
Perairan (titik, garis)
Sungai dengan lebar kurang dari atau sama dengan 12,5m digambarkan
menggunakan satu garis pada garis tengah sungai (centerline).
-
24 dari 39
Sungai dengan lebar lebih dari 12,5m digambarkan dengan
menggunakan satu garis pada garis tengah sungai (centerline) dan
kedua garis tepi sungai. Garis sungai dan garis tepi sungai disimpan
pada kode unsur yang berbeda.
Sungai harus terhubung satu sama lain dan membentuk jaringan, dalam
hal ini garis tengah sungai, harus terhubung satu sama lain (snap) dan
membentuk jaringan, aliran sungai menggantung diperbolehkan pada
daerah tertentu seperti pada daerah karst.
Plotting sungai dimulai dari arah hulu ke hilir (tidak sebaliknya) sesuai
dengan arah aliran sungai. Sungai utama harus satu segmen dari hulu ke
muara (terutama sungai yang bermuara ke laut).
Transportasi dan Utilitas (titik, garis)
Jalan dengan lebar kurang dari atau sama dengan 12,5m digambarkan
mengunakan satu garis pada as jalan (centerline).
Jalan dengan lebar lebih dari 12,5 m digambarkan mengunakan satu
garis pada as jalan (centerline) dan kedua garis tepi jalan. Garis as jalan
dan kedua garis tepi jalan disimpan pada kode unsur yang berbeda.
Semua jalan, dalam hal ini centerline, harus terhubung satu sama lain
(snap) dan membentuk suatu jaringan (road network).
Hipsografi (titik, garis kecuali kontur)
Mass point atau titik tinggi menggambarkan bentuk terrain dan harus
ditempatkan di atas tanah (bare earth/ terrain).
mass point diambil secara random dan menyesuaikan bentuk terrain
dengan kerapatan 10-100m.
Pada unsur perairan tidak dilakukan plotting mass point.
Pada bagian terrain yang mengalami perubahan gradien secara ekstrem
dibuat breakline, seperti punggung bukit. Pada punggung bukit, breakline
merupakan garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi sehingga tidak
-
25 dari 39
ada mass point yang memiliki ketinggian lebih tinggi dari breakline di
dekatnya.
Peletakan mass point di tepi perairan harus memperhatikan ketinggian
verteks garis tepi perairan.
Di wilayah pantai atau unsur perairan yang dipengaruhi pasang surut
laut, maka masspoint diplot sampai batas air dan darat sebagaimana
terlihat di citra.
Nilai ketinggian pada kolom elevasi harus sama dengan nilai z.
Nilai ketinggian tidak sama dengan nol atau bernilai lebih kecil dari nol
kecuali daerah cekungan yang memiliki ketinggian dibawah permukaan
laut rata-rata.
Peletakan masspoint tidak boleh terlalu dekat/berimpit dengan garis tepi
sungai atau breakline.
Spotheight diletakkan pada kontur puncak, lembah dan cekungan.
Nilai spotheight tidak boleh sama dengan nilai elevasi kontur.
Pada daerah datar diberi satu spotheight setiap grid
Bangunan dan Fasilitas Umum (titik, garis)
Bangunan, gedung, rumah terpencar yang ukurannya kurang dari 12,5m
x 12,5m digambarkan sebagai point
Bangunan terpencar yang berukuran lebih dari atau sama dengan 12,5m
x 12,5m digambarkan menggunakan garis sebagai garis yang tertutup
Bangunan, gedung dikatakan terpencar apabila terpisah satu sama lain
lebih dari 62,5m
Penutup Lahan (garis, anotasi)
Penutup lahan digambarkan berupa garis batas penutup lahan
Setiap luasan penutup lahan yang dibatasi oleh garis batas penutup
lahan atau garis dari objek lainnya (jalan, sungai, bangunan, dsb)
diberikan anotasi (point) sesuai dengan jenis penutup lahan
4. Pembentukan DTM (Digital Terrain Model) dan Kontur
Pembentukan DTM dan kontur bertujuan untuk menggambarkan topografi
permukaan bumi di area yang dipetakan. Ketentuan yang harus dipenuhi oleh
Penyedia Jasa dijelaskan sebagai berikut:
a. Melakukan pembentukan DTM dari mass point hasil stereoplotting dengan
mengikutsertakan breakline seperti punggung bukit, sungai (centerline maupun
garis tepi sungai), unsur perairan lainnya (garis tepi danau, dsb), serta garis
batas darat dan laut. Hasil dari tahapan pekerjaan ini berupa data DTM format
*.bil 32 bit float dengan ukuran cell 10m.
b. Melakukan editing terhadap hasil pembentukan DTM, sehingga DTM bersih dari
kesalahan.
c. Melakukan pembentukan kontur dari data DTM yang sudah lulus QC dengan
ketentuan:
interval kontur adalah 10m, sedangkan interval kontur indeks adalah 50m. Pada daerah yang relatif datar dibuat garis kontur bantu dengan interval 5m.
Area kerja yang mempunyai wilayah pantai atau perairan harus menampilkan nilai kontur pada kedudukan air tertinggi dan nilai kontur permukaan laut rata-
rata (MSL). Informasi kedudukan air tertinggi dan MSL diperoleh data pasang
surut di wilayah tersebut.
-
26 dari 39
5. Pembangunan Topologi dan Pembentukan Poligon
Topologi merupakan ketentuan yang terkait dengan hubungan antar obyek-obyek
spasial berupa titik, garis maupun poligon dari suatu unsur geografis. Topologi
diperlukan untuk mengelola geometri dari objek-objek spasial yang digunakan
bersama (shared geometry) serta untuk menjaga integritas data. Geometri poligon
dari suatu unsur geografis dibentuk oleh geometri garis yang sudah topologinya
sudah terbangun.
Tahapan pekerjaan pembangunan topologi dilaksanakan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan pembangunan topologi (topology build) sesuai dengan topological
rules yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Pembangunan topologi secara iteratif
mencakup topologi dalam satu unsur maupun topologi antar unsur dari geometri
titik dan garis.
Aturan Topologi Titik Garis
Tidak ada objek yang lebih kecil dari batas toleransi
yang ditetapkan berdasarkan skala (must be larger than
cluster tolerance)
Tidak ada garis yang menumpuk jadi satu pada posisi
yang sama (must not overlap)
Tidak ada duplikasi garis berbeda pada posisi yang
sama dengan garis itu sendiri (Must not self-overlap)
Tidak ada garis berbeda yang berpotongan (must not
intersect)
Tidak ada perpotongan pada garis itu sendiri (must not
self-intersect)
Ujung suatu garis harus snap dengan garis lain
sehingga tidak ada garis yang undershoot maupun
overshoot (must not have dangles dan must not have
pseudo nodes)
Tidak ada garis yang menumpuk jadi satu pada posisi
yang sama antar unsur (must not overlap with)
Tidak ada beberapa objek yang direpresentasikan
dalam satu record (must be single part)
Harus terpotong (split) pada setiap pertemuan dengan
garis yang lain (must not intersect or touch interior)
(khusus
unsur jalan)
Tidak ada titik yang bertampalan pada posisi yang sama
ataupun dengan titik itu sendiri (Must be disjoint)
b. Melakukan editing topologi terhadap kesalahan topologi (topological error) yang
dijumpai. Tahapan pembangunan topologi berikutnya dapat dilakukan setelah
tahapan sebelumnya bebas dari kesalahan topologi.
c. Pelaksanaan pembangunan dan editing topologi harus mengikuti petunjuk
pelaksanaan pembangunan topologi yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja.
Tahapan pekerjaan pembentukan poligon dilaksanakan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan pembentukan poligon dari unsur garis yang sudah lulus QC pada
tahapan pekerjaan pembangunan dan editing topologi.
b. Melakukan cek topologi terhadap seluruh unsur (point, line, poligon) yang sudah
dibentuk sesuai dengan topological rule yang ditetapkan.
-
27 dari 39
6. Survei Kelengkapan Lapangan
Survei kelengkapan lapangan bertujuan untuk:
Melakukan verifikasi penutup lahan terhadap unsur-unsur yang telah direkam pada tahapan stereoplotting
Melaksanakan pengecekan geometri untuk menentukan kualitas IG hasil stereoplotting
Melaksanakan konfirmasi terhadap indikasi batas wilayah administrasi (batas desa/kelurahan, batas kecamatan, batas kabupaten/kota) kepada pemerintah
daerah setempat.
Melaksanakan survei pengumpulan nama unsur rupabumi (toponim).
Ketentuan yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa dalam tahapan pekerjaan survei
kelengkapan lapangan dijelaskan sebagai berikut:
a. Melaksanakan penyiapan rencana survei, peta kerja dan bahan/ material untuk
keperluan survei kelengkapan lapangan, mencakup antara lain:
penentuan titik-titik untuk cek geometris dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o jumlah titik minimal sebanyak 447 titik
o titik yang dipilih mudah diidentifikasi baik dalam peta maupun di lapangan
o titik tersebar merata di seluruh area pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan berikut:
Sebaran uji ketelitian geometri menggunakan aturan distribusi titik uji, area yang akan di uji dibagi menjadi 4 (empat) kuadran dengan
distribusi ideal titik uji di setiap kuadran setidaknya sejumlah 20 %
(persen) dari keseluruhan jumlah titik uji (n), ilustrasi ditunjukkan pada
gambar 1(a).
Jarak antar titik uji dengan interval minimal 10 % (persen) dari jarak diagonal (C) kumpulan data, distribusi titik-titik uji yang diilustrasikan
pada gambar 1(b).
Gambar 1(b) memenuhi kedua kondisi tersebut.
(a) Distribusi ideal titik uji (b) Jarak ideal antar titik uji Gambar 1. Distribusi dan Jarak ideal antar titik uji (dimodifikasi dari NSSDA)
Untuk area yang tidak beraturan, pembagian kuadran dilakukan
dengan membagi wilayah kelompok data menjadi empat bagian,
dimana setiap bagian dipisahkan oleh sumbu silang. Pembagian
-
28 dari 39
kuadran dibuat sedemikian rupa sehingga jumlah dan sebaran titik uji
merepresentasikan wilayah yang akan diuji. Ilustrasi kondisi ini
ditunjukkan pada gambar 2 berikut.
(a) Distribusi ideal titik uji (b) Jarak ideal antar titik uji
Gambar 2. Distribusi dan Jarak antar titik uji (untuk area yang tidak
beraturan)
penentuan titik-titik untuk verifikasi penutup lahan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o menghitung titik minimal sebanyak jumlah titik anotasi yang diperoleh dari
hasil stereoplotting yang menunjukkan banyaknya jumlah feature penutup
lahan, disebut dengan jumlah populasi (N)
o menghitung jumlah titik yang akan dicek (n) dengan menggunakan formula
sebagai berikut
=
1 + 2
dimana
= = = = 0,15
o menghitung jumlah titik yang untuk setiap kelas penutup lahan (s) secara
merata (proporsional) dengan menggunakan formula sebagai berikut:
=
Dimana
s = jumlah titik sampel untuk verifikasi penutup lahan di setiap kelas
penutup lahan
a = jumlah semua feature (record titik anotasi) dalam kelas penutup lahan
tersebut
N = jumlah populasi (jumlah seluruh record atau feature titik anotasi pada
semua kelas penutup lahan di paket pekerjaan tersebut)
n = jumlah total titik sampel untuk verifikasi penutup lahan di semua kelas
penutup lahan dalam satu paket pekerjaan
penyiapan peta-peta kerja, antara lain: o peta manuskrip tipe A yang memuat unsur perairan, transportasi dan
utilitas, serta hipsografi.
-
29 dari 39
o peta manuskrip tipe B yang memuat seluruh unsur hasil plotting kecuali
kontur dan dilengkapi dengan rencana titik lokasi cek geometris dan
verifikasi penutup lahan
o peta citra yang menampilkan citra optis dilengkapi dengan unsur batas
wilayah, toponim dari data sekunder dan perairan sampai dengan level
sungai 1 garis.
penyiapan formulir-formulir sesuai dengan format yang diberikan oleh Pemberi Kerja, antara lain:
o formulir untuk keperluan pengumpulan nama unsur rupabumi.
o formulir untuk keperluan cek geometris.
o formulir untuk keperluan verifikasi penutup lahan.
penyusunan rencana detail survei yang memuat antara lain rencana basecamp, jalur survei, personil dan pembagian kerja selama di lapangan.
pengurusan kelengkapan administrasi dan pemberitahuan kepada pemerintah daerah setempat untuk mendukung kelancaran survei kelengkapan lapangan
(surat tugas, surat pemberitahuan kepada pemerintah daerah setempat dan
tanda terima surat pemberitahuan).
Melakukan pengecekan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan pada tahapan survei kelengkapan lapangan.
b. Melaksanakan survei kelengkapan lapangan dengan ketentuan sebagai berikut:
Tim survei wajib untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah/instansi terkait setempat terkait pemberitahuan/permohonan izin sebelum tim survei
bekerja di lapangan
Menyimpan data perekaman jalur survei (tracking) selama melakukan survei kelengkapan lapangan
Melakukan penandaan (marking) pada peta manuskrip dan GPS pada unsur rupabumi yang disurvei
Melakukan verifikasi penutup lahan terhadap unsur-unsur yang telah direkam pada tahapan stereoplotting dengan ketentuan:
1) Verifikasi penutup lahan dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara
data hasil plotting dengn kondisi sebenarnya di lapangan. Sebagai
contoh, apabila pada saat plotting suatu obyek diidentifikasi sebagai
sawah, maka harus dicek kesesuaiannya dengan kondisi sebenarnya di
lapangan
2) Unsur hasil pengecekan lapangan di tuliskan pada peta manuskrip yang
dibawa ke lapangan dan direkam dalam formulir verifikasi penutup lahan.
Pada saat pengecekan, peta manuskrip dan rekaman hasil pengecekan
lapangan harus diserahkan kepada Tim Supervisi BIG.
3) Dalam hal dijumpai obyek yang tidak tercantum dalam peta manuskrip,
maka dilakukan perekaman koordinat dan identifikasi jenis unsur, untuk
kemudian dimasukkan ke dalam data hasil SKL
4) Menghitung matriks verifikasi penutup lahan
Melaksanakan pengecekan geometris untuk menentukan kualitas unsur rupabumi hasil stereoplotting dengan ketentuan:
1) Melakukan pengukuran GPS pada titik-titik cek geometris dengan minimal
menggunakan GPS Geodetik single frekuensi (L1) post processing
2) Ketelitian alat yang digunakan harus bisa menghasilkan pengolahan
dengan akurasi maksimal 5m
3) Mengisi formulir cek geometris
4) Menghitung hasil pengecekan geometris yang dilakukan
-
30 dari 39
Melaksanakan konfirmasi terhadap indikasi batas wilayah administrasi (batas desa/kelurahan, batas kecamatan, batas kabupaten/kota) kepada pemerintah
daerah setempat dengan ketentuan
1) Menggambarkan batas wilayah administrasi hasil konfirmasi (hasil survei
kelengkapan lapangan) pada manuskrip A
2) Menggambarkan batas wilayah sesuai dengan yang diperoleh di
manuskrip pada data digital
3) meminta pengesahan (cap dan tandatangan) dari aparat pemerintahan
setempat pada manuskrip A
Melaksanakan survei pengumpulan nama unsur rupabumi (toponim) dengan ketentuan:
1) Pengumpulan toponim dilakukan terhadap setiap unsur rupabumi yang
memiliki nama
2) Infomasi yang dikumpulkan meliputi: toponim (nama unsur), arti nama,
koordinat, foto
3) Mengisi formulir nama unsur rupabumi dan meminta pengesahan dari
aparat pemerintahan setempat
4) Membuat daftar nama wilayah administrasi yang tercakup dalam wilayah
paket pekerjaan
Mendokumentasikan setiap unsur rupabumi yang dikunjungi. Dalam hal unsur rupabumi tersebut memiliki papan nama, foto diambil dengan menampilkan
papan nama dan surveyornya.
Menyusun dan menyimpan semua data hasil survei kelengkapan lapangan dalam geodatabase dengan format sesuai dengan yang diberikan Pemberi
Kerja
Membuat logbook harian yang memuat nama personil, waktu dan kegiatan yang dilakukan
Membuat laporan hasil SKL yang berisi penjelasan persiapan, pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dari SKL
7. Pengisian Data Atribut
Pengisian data atribut merupakan proses pengisian atribut terhadap data dari hasil
pekerjaan tahapan pembangunan topologi dan pembentukan poligon berdasarkan
data yang diperoleh dari hasil survei kelengkapan lapangan.
Tahapan pekerjaan pengisian data atribut dilaksanakan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Melakukan pengisian atribut yang diperoleh dari survei kelengkapan lapangan
terhadap data hasil pembentukan poligon yang sudah lulus QC.
b. Semua data yang diisikan harus sesuai dengan formulir atau manuskrip
lapangan. Pengisian atribut harus seragam dan sesuai dengan ketentuan yang
diberikan Pemberi Kerja.
Validasi topologi dilakukan untuk memastikan bahwa data telah seamless dan
matching, baik di dalam paket pekerjaan ataupun antar paket pekerjaan, dan telah
bersih dari kesalahan topologi.
Tahapan pekerjaan validasi topologi dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan
sebagai berikut:
a. Melakukan edgematching untuk semua unsur pada paket yang bersebelahan
(baik x,y maupun z) dan atributnya
b. Melakukan topologi terhadap unsur (titik, garis dan area) hasil edgematching
untuk masing-masing unsur maupun antar unsur dengan menggunakan aturan
-
31 dari 39
topologi yang diberikan Pemberi Kerja dan memastikan semua unsur sudah
bersih dari potensi kesalahan topologi
Aturan Topologi Titik Garis Area
Tidak ada objek yang lebih kecil dari batas toleransi
yang ditetapkan berdasarkan skala (must be larger
than cluster tolerance)
Tidak ada obyek yang menumpuk jadi satu pada
posisi yang sama (must not overlap)
Tidak ada duplikasi garis berbeda pada posisi yang
sama dengan garis itu sendiri (Must not self-overlap)
Tidak ada garis berbeda yang berpotongan (must
not intersect)
Tidak ada perpotongan pada garis itu sendiri (must
not self-intersect)
Ujung suatu garis harus snap dengan garis lain
sehingga tidak ada garis yang undershoot maupun
overshoot (must not have dangles dan must not
have pseudo nodes)
Tidak ada obyek yang menumpuk jadi satu pada
posisi yang sama antar unsur (must not overlap
with)
Tidak ada beberapa objek yang direpresentasikan
dalam satu record (must be single part)
Tidak ada titik yang bertampalan pada posisi yang
sama ataupun dengan titik itu sendiri (Must be
disjoint)
Harus terpotong (split) pada setiap pertemuan
dengan garis yang lain (must not intersect or touch
interior)
(khusus unsur
jalan dan
batas
wilayah)
Tidak ada area yang memiliki gap dengan unsur
lainnya (must not have gap)
8. Generalisasi
Generalisasi terdiri dari Generalisasi 1:50.000 dan 1:100.000. Generalisasi dilakukan
untuk mendapatkan unsur peta rupabumi pada skala yang lebih kecil.
Tahapan pekerjaan generalisasi dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan
sebagai berikut:
a. Melakukan generalisasi dengan ketentuan sebagai berikut:
Tidak menghilangkan informasi penting yang terdapat pada peta skala sumbernya
Menyusun daftar unsur yang harus dipertahankan (tidak dilakukan proses generalisasi), yaitu:
o Perairan:
Sungai besar yang menjadi muara sungai-sungai kecil. Sungai yang terhubung dengan danau atau rawa (jika danau atau
rawa tersebut tidak mengalami seleksi).
Sungai yang mengalir langsung ke laut. Sungai yang menjadi batas administrasi (minimal tingkat kecamatan). Sungai yang mempunyai nama rupabumi atau toponim
o Transportasi dan utilitas (line):
-
32 dari 39
Rel kereta api Jalan yang menghubungkan dengan pemukiman
o Bangunan dan fasilitas umum (point):
Kantor desa/camat/bupati sesuai dengan level administrasi terendah pada skala hasil generalisasi
Bangunan-bangunan yang masuk dalam klasifikasi skala hasil generalisasi
o Batas wilayah (line)
Batas wilayah definitif o Hipsografi (point)
Titik yang berada di puncak topografi Titik yang berada di daerah yang tidak terwakili garis kontur
Memperhatikan urutan generalisasi sebagai berikut: o Perairan
Seleksi unsur sungai berdasarkan panjang garisnya. Sungai yang dipertahankan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Nama unsur Panjang
minimal (mm)
Generalisasi
1:50.000
Generalisasi
1:100.000
Alur sungai 10 500m 1.000m
Sungai satu garis 5 250m 500m
Seleksi sungai berdasarkan kerapatan/ densitasnya terhadap hasil seleksi yang sebelumnya telah dilakukan. Dimana sungai yang
dipertahankan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Level Kerapatan 1:50.000 (km/km2)
Kerapatan 1:100.000 (km/km2)
Panjang minimal (skala hasil
generalisasi)
Sangat rapat >2,0 >1,0 12mm
Rapat 1,0~2,0 0,5~1,0 10mm
Normal 0,5~1,0 0,25~0,5 8mm
Jarang 0,1~0,5 0,05~0,25 5mm
Sangat jarang
-
33 dari 39
Menggabungkan jalan dua garis yang jaraknya kurang dari dari 25m pada generalisasi 1:50.000 dan 50m pada generalisasi 1:100.000
(tanpa dipisahkan obyek lain, misalnya jalan yang dibatasi sungai)
Simplifikasi jalan yang berkelok-kelok dengan diameter kelokan kurang dari 25m pada generalisasi 1:50.000 dan 50m pada
generalisasi 1:100.000. Simplifikasi dilakukan dengan
mempertahankan bentuk utama dari garis tersebut.
Seleksi jembatan pada perpotongan jalan dengan sungai o Bangunan dan fasilitas umum
Seleksi bangunan berbentuk area memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. ukuran bangunan kurang dari 25m x 25m pada generalisasi
1:50.000, diubah menjadi point;
b. ukuran bangunan kurang dari 50m x 50m pada generalisasi
1:100.000 diubah menjadi point.
Simplifikasi geometri bangunan Menggabungkan data bangunan fasum point hasil konversi (dari
bangunan fasum area) dengan data bangunan fasum point yang
sudah ada pada skala 1:25.000
Seleksi untuk bangunan yang tidak diperlukan: - Proses seleksi mengikuti klasifikasi unsur rupabumi untuk setiap
skala. Misalnya bangunan kantor kepala desa untuk skala
1:50.000 tidak diperlukan karena batas administrasi hanya sampai
dengan batas kecamatan
- Hapus bangunan pada sekumpulan titik yang padat (misalnya di
sekitar daerah pemukiman), dengan prosentase titik yang
dihilangkan maksimal antara 30-50%. Bangunan yang dihapus
diutamakan bukan berupa bangunan yang memiliki toponim dan
memperhatikan aspek proporsional untuk mempertahankan
informasi sebagaiman peta pada skala asalnya
o Penutup lahan
Melakukan simplifikasi terhadap penutup lahan (line) yang berkelok-kelok dengan diameter kelokan kurang dari 25m pada generalisasi
1:50.000 dan 50m pada generalisasi 1:100.000. Simplifikasi dilakukan
dengan mempertahankan bentuk utama dari garis tersebut.
Melakukan pembentukan ulang penutup lahan (area) dari unsur perairan, jalan, bangunan (area), dan penutup lahan (line) hasil
generalisasi.
Mengeliminasi penutup lahan yang luasannya kurang dari spesifikasi ukuran terkecil yaitu 25m x 25m pada generalisasi 1:50.000 dan 50m x
50m pada generalisasi 1:100.000 dengan tetap memperhatikan unsur
garis pembentuknya
o Batas wilayah
Melakukan seleksi terhadap batas wilayah berdasarkan skala yang dihasilkan yaitu dengan menampilkan batas wilayah sampai dengan
level kecamatan.
Simplifikasi batas wilayah yang berkelok-kelok dengan diameter kelokan kurang dari 25m pada generalisasi 1:50.000 dan 50m pada
generalisasi 1:100.000. Simplifikasi dilakukan dengan
mempertahankan bentuk utama dari garis tersebut.
-
34 dari 39
Melakukan simplifikasi jika batas indikatif yang digunakan mengikuti sungai atau jalan yang mengalami proses simplifikasi.
Melakukan pembentukan ulang batas wilayah (area) o Hipsografi
Melakukan pembentukan ulang DTM dalam format TIN dari unsur-unsur yang telah di generalisasi
Melakukan pembentukan kontur untuk masing-masing skala dengan ketentuan:
- Untuk data skala 1:50.000, interval kontur adalah 20m, sedangkan
interval kontur indeks adalah 100m. Pada daerah yang relatif
datar, dapat dibuat garis kontur bantu dengan interval 10m.
- Untuk data skala 1:100.000, interval kontur adalah 40m,
sedangkan interval kontur indeks adalah 200m. Pada daerah yang
relatif datar, dapat dibuat garis kontur bantu dengan interval 20m.
- Area kerja yang mencakup wilayah pantai atau perairan yang
dipengaruhi pasang surut laut, nilai kontur pada kedudukan air
tertinggi dan permukaan laut rata-rata (MSL) agar ditampilkan.
Kedudukan air tertinggi dan MSL diperoleh data pasang surut di
wilayah tersebut.
Seleksi spotheight dengan memperhatikan hal berikut: - Spotheight diletakkan pada kontur puncak dan cekungan.
- Nilai spotheight tidak boleh sama dengan nilai elevasi kontur.
- Pada daerah datar diberi satu spotheight setiap grid
b. Generalisasi 1:50.000 dilakukan dari data final skala 1:25.000 yang diperoleh dari
tahapan validasi topologi 1:25.000
c. Generalisasi 1:100.000 dilakukan dari data final skala 1:50.000 yang diperoleh
dari tahapan validasi topologi 1:50.000
d. Melakukan edgematching untuk semua unsur pada paket yang bersebelahan
(baik x,y maupun z) dan atributnya
e. Melakukan validasi topologi terhadap unsur (titik, garis dan area) hasil
edgematching untuk masing-masing unsur maupun antar unsur dengan
menggunakan aturan topologi yang diberikan Pemberi Kerja dan memastikan
semua unsur sudah bersih dari potensi kesalahan topologi
Aturan Topologi Titik Garis Area
Tidak ada objek yang lebih kecil dari batas
toleransi yang ditetapkan berdasarkan skala
(must be larger than cluster tolerance)
Tidak ada obyek yang menumpuk jadi satu pada
posisi yang sama (must not overlap)
Tidak ada duplikasi garis berbeda pada posisi
yang sama dengan garis itu sendiri (Must not
self-overlap)
Tidak ada garis berbeda yang berpotongan
(must not intersect)
Tidak ada perpotongan pada garis itu sendiri
(must not self-intersect)
Ujung suatu garis harus snap dengan garis lain
sehingga tidak ada garis yang undershoot
maupun overshoot (must not have dangles dan
must not have pseudo nodes)
-
35 dari 39
Aturan Topologi Titik Garis Area
Tidak ada obyek yang menumpuk jadi satu pada
posisi yang sama antar unsur (must not overlap
with)
Tidak ada beberapa objek yang
direpresentasikan dalam satu record (must be
single part)
Tidak ada titik yang bertampalan pada posisi
yang sama ataupun dengan titik itu sendiri (Must
be disjoint)
Harus terpotong (split) pada setiap pertemuan
dengan garis yang lain (must not intersect or
touch interior)
(khusus
unsur jalan
dan batas
wilayah)
Tidak ada area yang memiliki gap dengan unsur
lainnya (must not have gap)
9. Pembuatan Metadata dan Penyiapan Basis Data Kartografi
Pekerjaan pembuatan metadata dilakukan untuk menyiapkan metadata yang akan
disertakan pada data digital unsur rupabumi skala menengah. Metadata yang dibuat,
menggunakan ISO-19139 yang merupakan implementasi dari ISO-19115.
Tahapan pekerjaan pembuatan metadata dilaksanakan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Membuat metadata dengan melakukan pengisian pada aplikasi yang telah
disediakan oleh Pemberi Kerja
b. Penyedia Jasa melakukan pengisian terhadap bagian yang wajib diisi (mandatory
field)
Contoh pengisian adalah sebagai berikut:
NAMA FIELD KETERANGAN CONTOH PENGISIAN
organisationName Nama organisasi pembuat data spasial
Badan Informasi Geospasial
dateStamp Tanggal pembuatan metadata [diisi sesuai tanggal pengerjaan metadata] format tanggal [yyyy-mm-dd]
2015-10-31
title Judul data spasial Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:25.000 Wilayah Kalimantan Paket 01
date Tanggal publikasi data [Diisi tanggal berakhir kontrak] format tanggal [yyyy-mm-dd]
2015-11-28
abstract Abstrak tentang data spasial [disesuaikan jenis pekerjaan]
Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:25.000 Wilayah Kalimantan Paket 01 merupakan hasil kompilasi data 3 dimensi dari data Terrasar-X tahun 2011 dan IFSAR tahun 2012 dan 2014, dilengkapi dengan data citra optis SPOT5 tahun 2010 dan SPOT 6 tahun 2012. Survei kelengkapan lapangan dilaksanakan pada tahun 2015.
-
36 dari 39
NAMA FIELD KETERANGAN CONTOH PENGISIAN
Pelaksana pekerjaan pemetaan rupabumi Indonesia ini adalah PT. Survei Pemetaan.
individualName Nama penanggung jawab data spasial
Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim
organisationName Nama organisasi penanggung jawab data spasial
Badan Informasi Geospasial
positionName Posisi penanggung jawab
Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim
voice Nomor telepon (021) 87901254
facsimile Nomor fax (021) 87901254
deliveryPoint Nama jalan tempat organisasi berada
Jl. Raya Jakarta Bogor KM. 46
city Kota tempat organisasi berada
Cibinong
administrativeArea Provinsi tempat organisasi berada
Jawa Barat
postalCode Kode pos 16911
electronicMailAddress e-mail [email protected]
language Bahasa yang digunakan
Indonesia
westBoundLongitude Koordinat Bujur barat 100,75
eastBoundLongitude Koordinat Bujur timur 101,00
southBoundLatitude Koordinat lintang selatan
1,00
northBoundLatitude Koordinat lintang utara 0,75
c. Mengimpor metadata ke dalam masing-masing geodatabase unsur rupabumi
skala menengah yang sudah final pada masing-masing skala
Penyiapan basis data kartografi dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan
sebagai berikut:
a. Membuat cartographic data driven table skala 1:25.000, 1:50.000 dan 1:100.000
yang memuat seluruh informasi yang diperlukan untuk penyajian kartografi
10. Penyusunan Basis Data Nama Unsur Rupabumi
Penyusunan basis data nama unsur rupabumi dilakukan untuk mendapatkan daftar
nama unsur rupabumi. Nama rupabumi disusun sesuai dengan kaidah penyusunan
basis data nama unsur rupabumi.
Tahapan pekerjaan penyusunan basis data nama unsur rupabumi dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Melaksanakan editing data untuk penyusunan basis data nama rupabumi untuk
unsur-unsur yang diperlukan untuk penyusunan basis data nama unsur nama
rupabumi dimana penulisan atribut sudah sesuai dengan ketentuan yang
diberikan Pemberi Kerja
11. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas (QC) dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh
Tim Supervisi BIG. Kontrol kualitas dimaksudkan untuk menjamin kualitas hasil
pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan. Kontrol kualitas dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas (QC) secara internal terhadap
hasil pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh operator
-
37 dari 39
sesuai dengan petunjuk teknis QC yang ditetapkan. QC internal dilakukan oleh
Operator Kepala (Chief Operator) yang membawahi sekelompok operator. Hasil
QC dituangkan dalam suatu dokumen QC sesuai dengan petunjuk teknis QC
yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Operator Kepala bertanggung jawab
terhadap kualitas data hasil plotting yang dilakukan oleh operator dan berhak
untuk memerintahkan operator untuk mengulangi atau memperbaiki kesalahan
apabila data hasil plotting belum memenuhi kualitas yang ditetapkan.
b. Proses kontrol kualitas dapat dilaksanakan secara parsial tanpa menunggu
seluruh hasil pada satu tahapan pekerjaan sesuai dengan petunjuk teknis QC
c. Tim Supervisi BIG hanya akan melakukan kontrol kualitas terhadap hasil
pekerjaan yang sudah lolos QC internal dan dilengkapi dengan dokumen QC
d. Hasil QC yang dilakukan oleh Tim Supervisi BIG akan dituangkan dalam
dokumen QC berikut catatan untuk perbaikan apabila ada.
12. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran dalam
pelaksanaan pekerjaan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara internal oleh
tim pelaksana dari Penyedia Jasa maupun oleh Tim Supervisi BIG.
a. Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara internal dan
berkala selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
Ketua Tim Pelaksana (Team Leader) melaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu
kali setiap bulan.
Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap minggu
Apabila diperlukan, kegiatan monitoring dan evaluasi internal dapat
mengundang Tim Supervisi BIG.
Tim Supervisi BIG akan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali dalam satu
bulan. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang diselenggarakan oleh Tim
Supervisi BIG wajib dihadiri oleh Ketua Tim Pelaksana dan Para Koordinator
Teknis.
Kegiatan monitoring dan evaluasi baik yang dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh Tim Supervisi BIG harus dicatat dalam notulensi
yang ditandatangani oleh pihak terkait.
Notulensi kegiatan monitoring dan evaluasi harus didokumentasikan dengan baik. Tim Supervisi BIG sewaktu-waktu dapat meminta seluruh notulensi
untuk dilakukan pemeriksaan.
Tim Supervisi BIG dapat memberikan teguran apabia Penyedia Jasa lalai dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan pekerjaan.
b. Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan. solusi bagi setiap kendala yang timbul. rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya. strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi keterlambatan dari
jadwal pelaksanaan yang ditetapkan.
c. Setiap operator pelaksana wajib melakukan pencatatan dalam suatu personal
logbook terkait aktivitas sehari-hari dalam pelaksanaan pekerjaan. Personal
logbook mencakup beberapa hal, antara lain:
-
38 dari 39
Waktu mulai kerja, istirahat, waktu selesai kerja (harian). Pekerjaan yang dilaksanakan dan pencapaian hasil kerja perhari. Permasalahan yang dijumpai dan solusi yang dilakukan.
d. Catatan dalam logbook dari setiap operator berfungsi sebagai laporan harian.
Personal logbook dari setiap operator harus di rekapitulasi oleh Chief Operator
sebagai bahan masukan dalam monitoring dan evaluasi serta untuk penyusunan
laporan mingguan/bulanan. Sewaktu-waktu, tim supervisi dapat meminta logbook
dari masing-masing operator pelaksana untuk keperluan pemeriksaan.
13. Pelaporan
Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan ini adalah:
Laporan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:
a. Laporan Pendahuluan, mencakup hal-hal sebagai berikut:
Dokumen rencana detail pelaksanaan pekerjaan berikut lampiran-lampiran terkait.
Persetujuan dokumen rencana detail pelaksanaan pekerjaan dari Tim Supervisi.
Hasil pemeriksaan personil pelaksana dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Bukti serah terima data dasar dari Pemberi Kerja. Bukti keikutsertaan koordinator teknis dalam Training for Trainer untuk
penyamaan persepsi tata cara pelaksanaan pekerjaan.
Laporan Pendahuluan diserahkan setelah tahap persiapan selesai dilaksanakan, dalam format hardcopy sebanyak 2 (dua) set dan format digital
(MS Office Document) sebanyak 1 (satu) set.
b. Laporan mingguan, mencakup hal-hal sebagai berikut:
Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai pada minggu berjalan. Kendala yang dihadapi dan solusi yang telah dilakukan. Rencana pelaksanaan pekerjaan pada minggu berikutnya. Laporan mingguan diberikan pada setiap akhir minggu Laporan Mingguan diserahkan secara online (melalui email) kepada Tim
Supervisi BIG dalam format digital (MS Office Dokumen).
c. Laporan Bulanan, mencakup hal-hal sebagai berikut:
Kemajuan pekerjaan yang telah dicapai pada bulan berjalan, disertai dengan bukti-bukti
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Solusi dalam mengatasi kendala yang dijumpai. Rencana pelaksanaan pekerjaan pada bulan berikutnya. Kurva S. Rekapitulasi laporan mingguan. Persetujuan TimSupervisi BIG atas pencapaian hasil pekerjaan pada bulan
berjalan.
Laporan Bulanan diserahkan setiap bulan, dalam format hardcopy sebanyak 2 (dua) set dan format digital (MS Office Document) sebanyak 1 (satu) set.
d. Laporan Akhir, mencakup hal-hal sebagai berikut:
Laporan lengkap pelaksanaan pekerjaan. Peta cetak ukuran A1 yang berisi seluruh area (seamless) dari masing-
masing skala (1:25.000, 1:50.000 dan 1:100.000) untuk unsur-unsur berikut:
o Transportasi dan utilitas
o Bangunan dan fasilitas umum
-
39 dari 39
o Penutup lahan
o Perairan dan garis pantai
o Hipsografi
o Nama rupabumi (toponim)
o Batas wilayah (indikatif)
o Mosaik DTM
Masing-masing unsur dari setiap skala tersebut dicetak pada lembar yang
berbeda. Pada setiap lembar dilengkapi unsur-unsur batas wilayah (provinsi
dan kabupaten/kota), nama wilayah administrasi (provinsi dan
kabupaten/kota), sungai utama, transportasi utama dan indeks NLP untuk
keperluan orientasi.
Data-data hasil pekerjaan dalam format digital tersimpan dalam hardisk dan dilengkapi dengan cheklist daftar data yang tersimpan (daftar isi harddisk
atau struktur folder) sesuai dengan Petunjuk Pembuatan Struktur Folder dan
Penamaan File