2015_8 1 Praktik Bullying Dalam Masa Orientasi Peserta Didik Baru Dan Upaya Pemerintah Mengatasinya...

4
- 9 - Info Singkat © 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI www.dpr.go.id ISSN 2088-2351 Vol. VII, No. 15/I/P3DI/Agustus/2015 KESEJAHTERAAN SOSIAL Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis PRAKTIK BULLYING DALAM MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU DAN UPAYA PEMERINTAH MENGATASINYA Sulis Winurini*) Abstrak Hampir setiap awal tahun ajaran baru, praktik bullying menjadi isu di dalam kegiatan orientasi siswa baru, yang sekarang bernama Masa Orientas Peserta Didik Baru (MOPDB). Hingga kini, tindak kekerasan yang dilakukan siswa senior terhadap siswa junior masih terlihat, baik yang berupa fisik, verbal, maupun nonverbal. Untuk mencegah praktek ini terjadi kembali, pemerintah telah melakukan upaya, di antaranya adalah menetapkan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2014 disertai Surat Edaran Nomor 59389/MPK/PD/2015. Upaya untuk melibatkan semua pihak telah terlihat namun untuk mengoptimalisasi pelaksanaan kegiatan orientasi, pengawasan tetap diperlukan. Pendahuluan Praktik bullying dalam kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB), yang dulunya bernama Masa Orientasi Siswa (MOS), masih menjadi sorotan dalam dunia pendidikan. Dipicu oleh kematian Evan C. Situmorang, siswa SMP di Bekasi, yang tewas setelah mengikuti MOPDB, praktik bullying kembali menjadi isu. Berita terakhir menyebutkan, penyebab kematian Evan C Situmorang bukan karena keikutsertaannya dalam MOPDB. Kendati demikian, bukan berarti isu bullying di dalam MOPDB berhenti begitu saja. Isu ini tetap mendapat perhatian mengingat ia sudah dianggap sebagai menu utama dalam kegiatan orientasi dari tahun ke tahun dan bahkan beberapa kali menjadi penyebab kematian siswa baru. Bagaimana praktik bullying dalam MOPDB terjadi di Indonesia saat ini dan bagaimana peranan pemerintah selama ini terhadap penyelenggaraan MOPDB menjadi pertanyaan yang akan dijawab melalui tulisan ini. Praktik Bullying dalam MOPDB MOPDB adalah kegiatan tahunan rutin yang diselenggarakan sekolah pada jenjang SMP dan SMA untuk memperkenalkan siswa dengan sekolah barunya. Menurut Peraturan Mendikbud Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru Di Sekolah, masa orientasi diperlukan bagi siswa baru dalam rangka pengenalan program sekolah, lingkungan sekolah, cara belajar, dan konsep pengenalan diri sebagai pembinaan awal ke arah terbentuknya kultur sekolah yang kondusif bagi proses pembelajaran lebih lanjut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam perjalanannya, kegiatan orientasi sering disalahgunakan siswa senior, yang notabene panitia orientasi, sebagai sarana pelampiasan dendam dan aksi negatif terhadap siswa junior. Dengan mengatasnamakan senioritas, siswa senior menggunakan abuse of power. Mereka menerapkan tata tertib yang ketat terhadap siswa junior yang mana *) Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jendral DPR RI, Email: [email protected].

description

Hampir setiap awal tahun ajaran baru, praktik bullying menjadi isu di dalam kegiatan orientasi siswa baru, yang sekarang bernama Masa Orientas Peserta Didik Baru (MOPDB). Hingga kini, tindak kekerasan yang dilakukan siswa senior terhadap siswa junior masih terlihat, baik yang berupa fisik, verbal, maupun nonverbal. Untuk mencegah praktek ini terjadi kembali, pemerintah telah melakukan upaya, di antaranya adalah menetapkan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2014 disertai Surat Edaran Nomor 59389/MPK/PD/2015. Upaya untuk melibatkan semua pihak telah terlihat namun untuk mengoptimalisasi pelaksanaan kegiatan orientasi, pengawasan tetap diperlukan.

Transcript of 2015_8 1 Praktik Bullying Dalam Masa Orientasi Peserta Didik Baru Dan Upaya Pemerintah Mengatasinya...

- 9 -Info Singkat 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RIwww.dpr.go.idISSN 2088-2351Vol. VII, No. 15/I/P3DI/Agustus/2015 KESEJAHTERAAN SOSIALKajian Singkat terhadap Isu Aktual dan StrategisPRAKTIK BULLYING DALAM MASA ORIENTASI PESERTA DIDIK BARU DAN UPAYA PEMERINTAH MENGATASINYA Sulis Winurini*)AbstrakHampirsetiapawaltahunajaranbaru,praktikbullyingmenjadiisudidalamkegiatan orientasisiswabaru,yangsekarangbernamaMasaOrientasPesertaDidikBaru (MOPDB).Hinggakini,tindakkekerasanyangdilakukansiswaseniorterhadap siswajuniormasihterlihat,baikyangberupafsik,verbal,maupunnonverbal.Untuk mencegah praktek ini terjadi kembali, pemerintah telah melakukan upaya, di antaranya adalah menetapkan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2014 disertai Surat Edaran Nomor 59389/MPK/PD/2015. Upaya untuk melibatkan semua pihak telah terlihat namun untuk mengoptimalisasi pelaksanaan kegiatan orientasi, pengawasan tetap diperlukan. PendahuluanPraktikbullyingdalamkegiatanMasa OrientasiPesertaDidikBaru(MOPDB),yang dulunyabernamaMasaOrientasiSiswa(MOS), masihmenjadisorotandalamduniapendidikan. DipicuolehkematianEvanC.Situmorang, siswaSMPdiBekasi,yangtewassetelah mengikutiMOPDB,praktikbullyingkembali menjadiisu.Beritaterakhirmenyebutkan, penyebabkematianEvanCSitumorangbukan karenakeikutsertaannyadalamMOPDB. Kendatidemikian,bukanberartiisubullying didalamMOPDBberhentibegitusaja.Isuini tetapmendapatperhatianmengingatiasudah dianggapsebagaimenuutamadalamkegiatan orientasidaritahunketahundanbahkan beberapakalimenjadipenyebabkematiansiswa baru. Bagaimana praktik bullying dalam MOPDB terjadidiIndonesiasaatinidanbagaimana perananpemerintahselamainiterhadap penyelenggaraanMOPDBmenjadipertanyaan yang akan dijawab melalui tulisan ini.Praktik Bullying dalam MOPDBMOPDBadalahkegiatantahunanrutin yangdiselenggarakansekolahpadajenjang SMPdanSMAuntukmemperkenalkansiswa dengansekolahbarunya.MenurutPeraturan MendikbudNomor55Tahun2014tentang MasaOrientasiPesertaDidikBaruDiSekolah, masaorientasidiperlukanbagisiswabaru dalamrangkapengenalanprogramsekolah, lingkungansekolah,carabelajar,dankonsep pengenalan diri sebagai pembinaan awal ke arah terbentuknyakultursekolahyangkondusifbagi prosespembelajaranlebihlanjutsesuaidengan tujuan pendidikan nasional. Dalamperjalanannya,kegiatanorientasi seringdisalahgunakansiswasenior,yang notabenepanitiaorientasi,sebagaisarana pelampiasandendamdanaksinegatifterhadap siswajunior.Denganmengatasnamakan senioritas,siswaseniormenggunakanabuse ofpower.Merekamenerapkantatatertib yangketatterhadapsiswajunioryangmana *)Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI), Sekretariat Jendral DPR RI, Email: [email protected] 10 -pelanggarannyaakandiikutipemberiansanksi, baikberupasanksimentalmaupunfsik.Dalam tatatertibtersebut,siswajuniordiwajibkan mengerjakansetumpuktugasyangberat. Sayangnya,tatatertibdantugas-tugasyang dimaksudseringsekalitidakberhubungan dengan tujuan kegiatan orientasi sesungguhnya. Padabanyakkasus,kegiatanorientasi bahkanseringdiisidengankekerasan. Berdasarkanhasilmonitoringdanevaluasi KomisiPerlindunganAnakIndonesia(KPAI) padatahun2012disembilanProvinsi,yaitu Sumatera Barat, Lampung, Jambi, Banten, Jawa Tengah,DIY,JawaBarat,JawaTimur,dan KalimantanTimur,ditemukanangkakekerasan yangcukuptinggidisekolah.Daritotal1026 responden,87,6%anakmengakupernah mengalamikekerasandilingkungansekolah dalamberbagaibentuk.Dariangka87,6% tersebut,sebanyak29,9%kekerasandilakukan olehguru,42,1%dilakukanolehtemansekelas, dan28,0%dilakukanolehtemanlainkelas. Hasilpenelitiantersebutmenambahkanbahwa padaumumnyakekerasanterjadipadasaat kegiatan orientasi berlangsung di sekolah. Kekerasanyangterjadidalamkegiatan orientasidiistilahkanbullying.Menurut Riauskina,DjuwitadanSoesetio(2005), bullyingadalahperilakuagresifyangdilakukan berulang-ulangolehseseorangatausekelompok siswayangmemilikikekuasaan,terhadapsiswa dansiswilainyanglebihlemahdengantujuan menyakitiorangtersebut.MenurutYayasan SemaiJiwaAmini(2012),bullyingterbagi menjaditiga.Pertama,fsik,sepertimemukul, menampar,danmemalakataumeminta denganpaksaapayangbukanmiliknya. Kedua,verbal,sepertimemaki,menghina, menjuluki,meneriaki,menuduh,menyoraki, menggosip,danmengejek.Ketiga,psikologis, sepertimemandangsinis,memandangpenuh ancaman,memandangmerendahkan,memelototi, mencibir,mempermalukandidepanumum, mengintimidasi,mengucilkan,mengabaikan, dan mendiskriminasi.Daritahunketahun,bullyingmuncul dalamkegiatanorientasi,baikdalambentuk fsik,verbalmaupunpsikologis,yangmasing-masingbahkanbisaberdampakpadakematian. Contohkasusbullyingdalammasaorientasi beberapatahunterakhiryangberakibatpada kematian,yaitu,tewasnyaRoyAdityaPerkasa ditahun2009padaharikeduaMOPDB. Kematiannyaditengaraikarenatingkatstres yangtinggiakibatbebantugasyangterlalu berat.Ditahun2011,AmandaPutriLubis,siswi SMAdiTangerangSelatantewas.Iadiduga menjadikorbanMOPDBsetelahmengeluhkan sesaknapasusaimengikutiMOPDBdisekolah barunya.Ditahun2012,MuhammadNajib, seorangsiswaSekolahPelayaranMenengah PembangunandiJakarta,dipaksajalankaki sejauh lima kilometer ketika mengikuti MOPDB. Akibatkelelahanyangsangatberat,nyawa Muhammad Najib tidak dapat tertolong. Bullyingtidakbisadibiarkan.Dalam prosespembelajaranapapun,tujuanpendidikan tidakakantercapaiapabiladisertaipengalaman bullying.Penelitian-penelitianyangtelah dilakukanselamainimengungkapkanbahwa siswadenganpengalamanbullyingmengalami kesejahteraanpsikologisyangrendahsehingga berpengaruhkepadaprestasiakademikdan kualitaskehidupannya,baikdisekolahmaupun diluarsekolah.Riauskina,DjuwitadanSoesetio (2005)mengungkapkan,siswayangmenjadi korbanbullyingmerasamarahtetapitidak beranimelawan,dendam,tertekan,takut, malu,inginmenangis,sedihselamadi-bully. Padaumumnya,merekamengalamigangguan penyesuaiansosialdangangguanpsikologis sepertimerasastres,depresidanselalumerasa terancam. Upaya Pemerintah Mengatasi Bullying di dalam MOPDB Pengentasanbullyingtentunyatidak bisadilepaskandariperanpemerintahdalam menetapkandanmelaksanakankebijakan. Mengenaipenetapankebijakan,secaraumum, perlindungansiswadisekolahdariperilaku bullyingterakomodasidalamUndang-Undang Nomor35Tahun2014tentangPerubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang PerlindunganAnak.DalamPasal54disebutkan bahwaanakdidalamdandilingkungansatuan pendidikanwajibmendapatkanperlindungan daritindakkekerasanfsik,psikis,kejahatan seksualdankejahatanlainnyayangdilakukan olehpendidik,tenagakependidikan,sesama peserta didik, dan/atau pihak lain.TerkaitMOPDB,melaluiPermendiknas Nomor19Tahun2007tentangStandar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan DasardanMenengah,sudahadapenekanan mengenaipelaksanaankegiatanorientasi tanpakekerasan.MOSditetapkansebagai bagiandaripengelolaanpendidikandengan penekanan orientasi yang bersifat akademik dan pengenalanlingkungantanpakekerasandengan pengawasanguru.Kemudian,padatahun2014, aturanterperincimengenaiMOSyangberubah namamenjadiMOPDBdikeluarkan,yaitu PermendikbudNomor55Tahun2014tentang MasaOrientasiPesertaDidikBaru(MOPDB)di SekolahmenggantikanKepmendiknasNomor 112/U/2001tentangMasaOrientasiSiswadi Sekolah.- 11 -PermendikbudNomor55Tahun2014 memberi penjelasan yang lebih spesifk mengenai laranganbullyingdidalamMOPDB.Peraturan tersebutmenyebutkan,sekolahdilarang melaksanakanmasaorientasiyangmengarah kepadatindakankekerasan,pelecehandan/atautindakandestruktiflainnyayangmerugikan siswabarubaiksecarafsikmaupunpsikologis, baik di dalam maupun di luar sekolah. Peraturan tersebutjugamenyebutkanadanyasanksibagi kepalasekolahdanguruyangmembiarkan terjadinyapenyimpangandan/ataupelanggaran sertamenekankanperandinaspendidikan provinsi/kabupaten/kotadalamkegiatan orientasi di sekolah.DalamrangkamerealisasikanPermendikbud Nomor55Tahun2014,Mendikbud mengeluarkanSuratEdaranNomor59389/MPK/PD/2015yangditujukankepadagubernur, bupati,danwalikotaseluruhIndonesia.Surat edaraninimenekankanadanyaketerlibatan berbagaipihak,mulaidaripemerintahpusat hinggadaerah,besertamasyarakat,untuk mencegahbullyingdidalamkegiatanorientasi. Adaduapoinpentingyangdijelaskandalam suratedarantersebutberkenaandengan pencegahan dan penindakkan aksi bullying. Pertama,paragubernur,bupati,danwali kotadimintauntukmenginstruksikankepada kepaladinaspendidikanuntukmengantisipasi sekaligusmemastikanpelaksanaankegiatan orientasisiswabarusesuaidengantujuannya, tanpadisertaiaksibullyingdalambentuk apapun,didalammaupundiluarsekolah, memastikankepalasekolahdanparapelaksana disekolahmengetahuiisiPermendikbud Nomor55Tahun2014danmenjadipihakyang bertanggungjawabsepenuhnyaataspenyiapan danpelaksanaankegiatanorientasi,melakukan tindakandan/atauhukumandisiplinsesuai kewenangandinaspendidikanterhadapsekolah dankepalasekolahyangmembiarkanpraktik bullying terjadi. Kedua,Mendikbudmenghimbaukepada masyarakatkhususnyaorangtua/walipeserta didikuntukmemantaudanmengawasi pelaksanaankegiatanorientasi.Orangtua/wali dimintamelaporkanjikaadapenyimpangan misalnya,melaluilamankhususterkaityang disediakanolehKementerianPendidikandan Kebudayaanataumelaluidinaspendidikan setempat.Pelaksanaan Kegiatan MOPDB Saat IniDampak positif upaya pemerintah terhadap pencegahanpraktikbullyingdidalamMOPDB tergambardariperubahantradisikegiatan orientasiyangdilakukansejumlahsekolah. MasaorientasisiswadiSMKN1Pundong, KabupatenBantul,misalnya,diisidengan pengenalantradisidanbudayaJawamelalui aneka jenis lomba. Beberapa lomba di antaranya mewiruataumelipatkainpanjangbatik,lomba bahasaJawaKramaInggil,lombasinoman ataumenyajikanmakanandanminuman sesuaitradisiJawa,sertabeberapapermainan tradisional,sepertiegrangdandakon.Lomba berbahasaJawaKramaInggil,misalnya,bisa menanamkansikapsopansantunkepada murid-murid.Siswayangtidakikutlomba diajakolehpihaksekolahberkegiatanlain, yaknimembersihkancorat-coretdibangunan sekitar sekolah. Mereka juga diajak memberikan bantuan kepada panti asuhan di Bantul.Disisilain,padabeberapakasus,praktik bullyingmasihterlihat.DisalahsatuSMAdi Tangerang,misalnya,kekerasanfsikmemang sudahdihindarididalamMOPDB.Namun demikian,sepertisudahmenjaditradisidalam MOPDB,masihadakewajibanbagisiswa baruuntukmengenakanornamenanehdan mengerjakantugas-tugasyangtidaklogis. Siswabarudiwajibkanberdandansepertibadut, mengenakankaoskakiberbedawarna,sepatu bertalirafa,tasyangterbuatdarikarung. Merekadimintamembawakardusbekasseberat 3kg,membawapisangukuran5cmdihari Sabtu, 10 cm di hari Senin, 13 cm di hari Selasa, dan15cmdihariRabu.Selainitumereka dimintamembawabekaltempe,tahu,telur denganwaktumakanyangdihitung.Apabila tidak habis, nasi dituangkan ke kepala mereka. Selainitu,kasuskematianjugamasih muncul.Kasusyangmunculbaru-baruini bersamaandengankasuskematianEvanC SitumorangadalahkasuskematianM.Arief Husein,siswaSMPdiBintan.Iadidugatewas karenakekerasanfsikdidalamMOPDB. Sebelummeninggal,iamengakukepadaorang tuanyamendapatkanpukulandantendangan didadasertaperutdarikakakkelasnyapada saatMOPDB.Masihmenurutorangtuanya,ia kehausan saat mengikuti kegiatan dan minta izin minumkepadakakakkelasnya,tetapiiajustru dipukuli.Gambaranbeberapakasustersebutdi atasmenunjukkanbahwasaatinisejumlah sekolahtelahmemilikiperhatianserius terhadappelaksanaankegiatanorientasisiswa baru.Merekamengubahtradisikegiatan orientasi,yaitudenganmengisikegiatan kreatif,menghindarikegiatandestruktif,sesuai dengankebijakandanhimbauanpemerintah. Dengandemikian,tujuankegiatandiarahkan ketujuanyangsebenarnya,yaitusebagaisarana pembentukankulturyangkondusifbagiproses belajar-mengajar.Kendatibegitu,tidakbisa menutupmata,praktikbullyingmasihterlihat - 12 -dibeberapasekolahlainnya.Meskipunsudah dihindari,untukbeberapakasustertentu, bullyingfsikyangberakibatpadakematian masihditemukan,begitupunhalnyadengan bullyingpsikologisberupapenugasanuntuk menjadibahanlelucon.Masihmunculnyakasus semacaminibisadikarenakanbeberapafaktor, yaitu pemahaman mengenai bullying yang masih terbatas, pengawasan di dalam kegiatan orientasi yangmasihkurang,kontrolmasyarakatyang masihlemah,danlainsebagainya.Dengankata lain, himbauan Mendikbud yang dikoordinasikan melaluigubernur,bupati,danwalikotakepada dinaspendidikanmasihbelumdirealisasikan secara maksimal. Penutup Dalamprosespembelajaran,MOPDB masih perlu dilaksanakan. Supaya selaras dengan tujuannya,pemerintahberupayamemperbaiki pelaksanaannyayangselamainidipenuhi denganpraktikbullying.Salahsatuupayayang dilakukanadalahmelaksanakanPermendikbud Nomor55tahun2014berikutSuratEdaran Nomor59389/MPK/PD/2015.Upayainiperlu mendapatapresiasikarenapraktikbullying dalamMOPDBtelahdihindarisejumlahsekolah meskipunbelummaksimalkarenaterbukti masihadasatuatauduakasusbullyingyang bermunculan.Untukitu,adabeberapahalyang perludilakukan,yaitupertama,perluupaya untuk melakukan sosialisasi anti-bullying secara terus-meneruskepadasemuapihakdisekolah danmasyarakat.Kegiatanorientasiakanjauh lebihbaikjikadijadikansaranasosialisasianti-bullyingmengingattujuandarikegiatanitu sendiri,yaitupengenalankulturlingkungan sekolah.Untukmendukungsosialisasianti-bullyingsecaraterpadu,gerakannasionalanti-bullyingdipandangperludilakukan.Kedua, dalamrangkamenciptakanlingkungansekolah yangbebasbullying,perhatianterhadap perilakubullyinghendaknyatidakhanyapada MOPDBsaja,melainkanpadaseluruhkegiatan belajar-mengajardisetiapjenjangpendidikan. Ketiga,perlupenguatanpartisipasiaktifdari masyarakat.Keempat,DPRRI,khususnya KomisiXyangbermitradenganKemendikbud, perlumelakukanpengawasanterhadap pelaksanaankegiatanorientasi.Satuataudua kasusbullyingyangmunculbaru-baruiniperlu menjadisaranapenguatanfungsipengawasan tersebuttermasuk di dalamnya keperluan untuk menelitikasus-kasuslainyangmuncultetapi tidak terungkap. ReferensiUndang-UndangNomor35Tahun2014tentang PerubahanAtasUndang-UndangNomor23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan AnakPermendiknasNomor19Tahun2007Tentang StandarPengelolaanPendidikanOleh Satuan Pendidikan Dasar dan MenengahPermendikbudNomor55Tahun2014tentang MasaOrientasiPesertaDidikBaruDi SekolahSuratEdaranNomor59389/MPK/PD/Tahun2015tentangPencegahanPraktik Perpeloncoan,PelecehandanKekerasan PadaMasaOrientasiPesertaDidikBarudi SekolahIntanIndiraRiauskina,RatnaDjuwita,Sri Rochani Soesetio. "Gencet-Gencetan Di Mata Siswa/SiswiKelas1SMA:NaskahKognitif Tentang Arti, Skenario, dan Dampak Gencet-Gencetan",JurnalPsikologiSosial,Vol12 Nomor 01, September 2005YayasanSemaiJiwaAmini(Sejiwa).2008. MengatasiKekerasandiSekolahdan LingkunganSekitarAnak.Jakarta:PT Grasindo. DaftarMOSMautDiIndonesia,http://www.pedidikanindonesia.com/2015/08/daftar-mos-berujung-maut-di-indonesia.html, diakses pada tanggal 4 Agustus 2015KekerasandiSekolahPernahDialami87,6 PersenSiswa,http://2010.kemenkopmk.go.id/content/kekerasan-di-sekolah-pernah-dialami-876-persen-siswa,diaksespada tanggal 4 Agustus 2015Evolusiperpeloncoan,kezalimanyang terlembaga,http://www.merdeka.com/peristiwa/evolusi-perpeloncoan-kezaliman-yang-terlembaga.html,diaksespadatanggal 4 Agustus 2015MasaOrientasiSiswaJadiMasaMenakutkan atauMenyenangkan,http://print.kompas.com/baca/2015/08/04/Masa-Orientasi-Siswa%2c-Jadi-Masa-Menakutkan-atau-Menyenangkan,diaksespadatanggal4 Agustus 2015MasihAdaPerpeloncoanSaatMasaOrientasi Sekolah,"http://news.metrotvnews.com/read/2015/07/29/151846/masi h-ada-perpeloncoan-saat-masa-orientasi-sekolah, diakses pada tanggal 4 Agustus 2014"Lagi,PolisiSelidikiMOS",Kompas,Selasa,4 Agustus 2015.