201501

40
Di tahun yang baru ini, kita patut bersyukur kepada Tuhan. Kita juga harus memiliki pengharapan bahwa Allah Bapa kita di dalam nama Tuhan Yesus Kristus telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita (Ibrani 11:40a). Pengharapan di dalam Tuhan berkaitan dengan iman bahwa Allah itu baik, dan Ia tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi anak-anak-Nya (Yeremia 29:11). Kalaupun ada tantangan dalam hidup ini, itu tidak akan melebihi kekuatan kita. Pada waktu kita menghadapi tantangan itu, Ia berjanji akan memberikan jalan keluar (1 Korintus 10:13). Oleh sebab itu memasuki tahun 2015 ini, kita pegang tema Melangkah Dengan Iman”. Segala sesuatunya mungkin belum nampak secara kasat mata, namun di dalam iman yang sungguh-sungguh kepada-Nya akan mendatangkan mukjizat Tuhan atas hidup kita. Jangan takut melangkah. Orang yang takut gagal dalam melangkah, tidak akan pernah mencapai keberhasilan. Banyak tokoh Alkitab yang hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Rahasianya? Mereka mau mulai melangkah dengan iman kepada Allah yang hidup dan Mahakuasa. Selamat Tahun Baru ... Selamat melangkah dengan iman. Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah. Semarang, 1 Januari 2015 email : [email protected] website : www.sinarkasih.org Ruang Tanya Jawab : [email protected] Jl. Pringgading 13 Semarang-50135 Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861 Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Gunawan Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Indrawan Eleeas (IE), Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdm. Yurianto (YR), Alwi Widianto (AW) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah) Melangkah Dengan Iman Melangkah Dengan Iman Melangkah Dengan Iman Dari Redaksi

description

http://www.isaalmasih.or.id/pdf/201501.pdf

Transcript of 201501

Page 1: 201501

Di tahun yang baru ini, kita patut bersyukur kepada Tuhan. Kita juga harus memiliki pengharapan bahwa Allah Bapa kita di dalam nama Tuhan Yesus Kristus telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita (Ibrani 11:40a). Pengharapan di dalam Tuhan berkaitan dengan iman bahwa Allah itu baik, dan Ia tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi anak-anak-Nya (Yeremia 29:11). Kalaupun ada tantangan dalam hidup ini, itu tidak akan melebihi kekuatan kita. Pada waktu kita menghadapi tantangan itu, Ia berjanji akan memberikan jalan keluar (1 Korintus 10:13).

Oleh sebab itu memasuki tahun 2015 ini, kita pegang tema “Melangkah Dengan Iman”. Segala sesuatunya mungkin belum nampak secara kasat mata, namun di dalam iman yang sungguh-sungguh kepada-Nya akan mendatangkan mukjizat Tuhan atas hidup kita. Jangan takut melangkah. Orang yang takut gagal dalam melangkah, tidak akan pernah mencapai keberhasilan. Banyak tokoh Alkitab yang hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Rahasianya? Mereka mau mulai melangkah dengan iman

kepada Allah yang hidup dan Mahakuasa.Selamat Tahun Baru ... Selamat melangkah dengan iman.

Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong

a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara

dengan berkat-Nya yang melimpah.

Semarang, 1 Januari 2015

email : [email protected] : www.sinarkasih.org

Ruang Tanya Jawab :

[email protected]

Jl. Pringgading 13 Semarang-50135Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861

Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Gunawan Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Indrawan Eleeas (IE), Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdm. Yurianto (YR), Alwi Widianto (AW) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah)

Melangkah Dengan ImanMelangkah Dengan ImanMelangkah Dengan Iman

Dari Redaksi

Page 2: 201501

Form Berlangganan

Kejadian 1-5

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim):

Jawa : 6 bulan Rp 42.000,- 12 bulan Rp 84.000,-

Luar Jawa : 6 bulan Rp 54.000,- 12 bulan Rp 108.000,-

Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.

Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________

Alamat : _____________________________________________

_____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________

Telepon/HP : _____________________________________________

Bacaan Alkitab Setahun

Langkah awal amat menentukan. Dalam pertandingan olahraga misalnya lari, renang, langkah awal atau start amat menentukan. Langkah awal yang keliru berakibat kita akan mengalami kesulitan. Langkah awal yang benar akan memampukan kita menyelesaikan perjalanan kita dengan baik. Yosua yang memimpin umat Israel menghadapi sungai Yordan. Pertanyaannya, bagaimana cara menyeberangkan umat Israel? Perlu dipahami bahwa kondisi sungai Yordan masa kini jauh berbeda dengan pada masa Yosua. Masa kini kondisinya dangkal dan sempit. Menjawab bagaimana cara menyeberangi sungai Yordan, Yosua perlu memikirkan langkah awal yang tepat. Langkah awal yang dilakukan Yosua adalah datang kepada TUHAN. Yosua perlu petunjuk firman TUHAN. Selanjutnya, langkah awal yang dilakukan para imam adalah mencelupkan kaki mereka ke air sungai Yordan sambil mengangkat tabut perjanjian. Dapat dikatakan, itulah langkah iman berpijak pada firman TUHAN. Hasilnya, mukjizat terjadi. Sebagaimana Yosua saat menghadapi kesulitan yang mustahil disolusikan, Yosua membuat langkah awal sesuai petunjuk firman TUHAN. Demikian juga saat kita menghadapi kesulitan atau tantangan yang mahaberat, kita tetap melangkah ke depan. Melangkah dengan iman. Kita harus berani memutuskan langkah awal. Artinya, kita tidak berdiam diri meratapi kesulitan kita. Sebaliknya, kita harus bangkit untuk mulai melangkah. Tentunya melangkah dengan iman. Langkah awal dengan iman tersebut akan menghasilkan mukjizat. (IE)

Langkah AwalYosua 3:5-8; 13-15Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu--sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai. Yosua 3:15

kamis, 1 januari 2015

Langkah awal yang tepat membawa keberhasilan.

Ya Tuhan, pimpinlah langkah awalku setiap hari.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Page 3: 201501

Form Berlangganan

Kejadian 1-5

Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim):

Jawa : 6 bulan Rp 42.000,- 12 bulan Rp 84.000,-

Luar Jawa : 6 bulan Rp 54.000,- 12 bulan Rp 108.000,-

Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381

Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.

Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.

Tanda tangan pelanggan

(_____________________)

Harap diisi dengan huruf cetak

Nama : _____________________________________________

Alamat : _____________________________________________

_____________________________________________

Kota & Kode Pos : _____________________________________________

Telepon/HP : _____________________________________________

Bacaan Alkitab Setahun

Langkah awal amat menentukan. Dalam pertandingan olahraga misalnya lari, renang, langkah awal atau start amat menentukan. Langkah awal yang keliru berakibat kita akan mengalami kesulitan. Langkah awal yang benar akan memampukan kita menyelesaikan perjalanan kita dengan baik. Yosua yang memimpin umat Israel menghadapi sungai Yordan. Pertanyaannya, bagaimana cara menyeberangkan umat Israel? Perlu dipahami bahwa kondisi sungai Yordan masa kini jauh berbeda dengan pada masa Yosua. Masa kini kondisinya dangkal dan sempit. Menjawab bagaimana cara menyeberangi sungai Yordan, Yosua perlu memikirkan langkah awal yang tepat. Langkah awal yang dilakukan Yosua adalah datang kepada TUHAN. Yosua perlu petunjuk firman TUHAN. Selanjutnya, langkah awal yang dilakukan para imam adalah mencelupkan kaki mereka ke air sungai Yordan sambil mengangkat tabut perjanjian. Dapat dikatakan, itulah langkah iman berpijak pada firman TUHAN. Hasilnya, mukjizat terjadi. Sebagaimana Yosua saat menghadapi kesulitan yang mustahil disolusikan, Yosua membuat langkah awal sesuai petunjuk firman TUHAN. Demikian juga saat kita menghadapi kesulitan atau tantangan yang mahaberat, kita tetap melangkah ke depan. Melangkah dengan iman. Kita harus berani memutuskan langkah awal. Artinya, kita tidak berdiam diri meratapi kesulitan kita. Sebaliknya, kita harus bangkit untuk mulai melangkah. Tentunya melangkah dengan iman. Langkah awal dengan iman tersebut akan menghasilkan mukjizat. (IE)

Langkah AwalYosua 3:5-8; 13-15Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu--sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai. Yosua 3:15

kamis, 1 januari 2015

Langkah awal yang tepat membawa keberhasilan.

Ya Tuhan, pimpinlah langkah awalku setiap hari.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Page 4: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Dalam kamus bahasa Inggris Webster, “iman” diartikan sebagai suatu kepercayaan yang dapat dipercaya dalam kebenaran atau kepercayaan terhadap seseorang, ide, atau pun sesuatu. Dalam bahasa Ibrani, “iman” adalah "aman", yang berarti memerhatikan sebagai hal yang benar, menyadari, memercayai. Dua definisi tersebut membicarakan tentang kebenaran dan kepercayaan. Kata Ibrani "aman" memberikan penerapan tentang ide menerima suatu pesan dari seseorang – suatu pernyataan 'statement', suatu peringatan, suatu janji atau pun suatu perintah. Beriman dengan memercayai bahwa pesan tersebut benar. Banyak buku yang berisi tulisan mengenai arti iman. Saat ini kita akan melihat contoh iman yang dimiliki oleh Abraham dan Maria, Ibu Yesus. Kisah mereka menggambarkan esensi dari iman, seperti yang dimengerti oleh pemikiran orang Ibrani. Dalam hal beriman, Abraham memercayai janji TUHAN baginya bahwa Dia akan memberikannya seorang anak. Sedangkan bagi Maria, Maria telah memercayai pesan malaikat bahwa dia akan mengandung seorang Anak karena Roh Kudus. Abraham dan Maria pada waktu itu memegang janji TUHAN. Mereka sebenarnya mempunyai banyak alasan yang masuk akal untuk menolak kebenaran tersebut, namun mereka memilih untuk percaya (beriman) kepada TUHAN. Jika Saudara mengaku sebagai orang yang beriman, Saudara dapat bersikap seperti Abraham dan Maria saat Roh Kudus berbicara ke dalam hati Saudara dan memanggil Saudara untuk melayani-Nya. Mengapa? Karena Saudara dapat melatih iman Saudara. Berdasarkan Ibrani 11:1 bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (AS)

Arti ImanKejadian 15:1-6

Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. Lukas 1:45

JUMAT, 2 januari 2015

Memilih beriman kepadaTuhan Yesus Krisus mengerjakan

perkara yang kudus.

Tuhan, berkatilah aku karena aku memilih untuk percayapada janji-Mu.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Sebuah ungkapan mengatakan bahwa mata adalah jendela dunia. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa pentingnya mata bagi setiap orang. Itu sebabnya apabila mata mengalami sakit, orang berupaya untuk berobat. Orang berusaha untuk menjaga matanya agar dapat terus melihat obyek di sekitarnya dengan sempurna. Ada banyak hal yang kemudian dapat dikerjakan setelah seseorang melihat obyek tertentu. Namun ada juga orang yang menjadi ketakutan gara-gara melihat sesuatu yang mengancam hidupnya, misalnya ketika melihat seekor binatang buas tiba-tiba muncul di dekatnya; atau melihat perampok yang datang dengan menodongkan pistol kepada dirinya. Jadi organ mata yang kita punya bisa membuat perasaan tenang namun bisa pula membuat hati gelisah dan takut. Orang percaya perlu memiliki mata iman yang melampaui kemampuan mata jasmani. Oleh mata iman, seseorang bisa melihat penyertaan Tuhan di balik situasi yang sedang dihadapi. Seseorang yang bisa melihat dengan mata iman akan tetap tenang di tengah hiruk-pikuk atau saat menghadapi bahaya. Itu sebabnya nabi Elisa minta agar TUHAN membuka mata pelayannya yang sedang ketakutan karena melihat kepungan tentara Aram. Memang ada banyak hal yang bisa membuat hati menjadi takut, entah itu dalam dunia pekerjaan karena menghadapi masalah besar atau intimidasi dari orang-orang yang bermaksud jahat. Berdoalah agar Tuhan memberikan mata iman yaitu kesanggupan untuk percaya akan pembelaan Tuhan. Manusia bisa merancangkan yang jahat dan berupaya menghancurkan, namun Tuhan berpihak kepada orang benar. (LB)

Mata Iman2 Raja-raja 6:11-18

Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” 2 Raja-raja 6:17a

SABTU, 3 januari 2015

Walau mata tak melihat, tetapi sesungguhnya

Tuhan hadir.

Orang Kristen yang sedang bersengketa agar menggunakan cara yang berkenan kepada Tuhan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Kejadian 10-14Kejadian 6-9

Page 5: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Dalam kamus bahasa Inggris Webster, “iman” diartikan sebagai suatu kepercayaan yang dapat dipercaya dalam kebenaran atau kepercayaan terhadap seseorang, ide, atau pun sesuatu. Dalam bahasa Ibrani, “iman” adalah "aman", yang berarti memerhatikan sebagai hal yang benar, menyadari, memercayai. Dua definisi tersebut membicarakan tentang kebenaran dan kepercayaan. Kata Ibrani "aman" memberikan penerapan tentang ide menerima suatu pesan dari seseorang – suatu pernyataan 'statement', suatu peringatan, suatu janji atau pun suatu perintah. Beriman dengan memercayai bahwa pesan tersebut benar. Banyak buku yang berisi tulisan mengenai arti iman. Saat ini kita akan melihat contoh iman yang dimiliki oleh Abraham dan Maria, Ibu Yesus. Kisah mereka menggambarkan esensi dari iman, seperti yang dimengerti oleh pemikiran orang Ibrani. Dalam hal beriman, Abraham memercayai janji TUHAN baginya bahwa Dia akan memberikannya seorang anak. Sedangkan bagi Maria, Maria telah memercayai pesan malaikat bahwa dia akan mengandung seorang Anak karena Roh Kudus. Abraham dan Maria pada waktu itu memegang janji TUHAN. Mereka sebenarnya mempunyai banyak alasan yang masuk akal untuk menolak kebenaran tersebut, namun mereka memilih untuk percaya (beriman) kepada TUHAN. Jika Saudara mengaku sebagai orang yang beriman, Saudara dapat bersikap seperti Abraham dan Maria saat Roh Kudus berbicara ke dalam hati Saudara dan memanggil Saudara untuk melayani-Nya. Mengapa? Karena Saudara dapat melatih iman Saudara. Berdasarkan Ibrani 11:1 bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (AS)

Arti ImanKejadian 15:1-6

Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. Lukas 1:45

JUMAT, 2 januari 2015

Memilih beriman kepadaTuhan Yesus Krisus mengerjakan

perkara yang kudus.

Tuhan, berkatilah aku karena aku memilih untuk percayapada janji-Mu.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Sebuah ungkapan mengatakan bahwa mata adalah jendela dunia. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa pentingnya mata bagi setiap orang. Itu sebabnya apabila mata mengalami sakit, orang berupaya untuk berobat. Orang berusaha untuk menjaga matanya agar dapat terus melihat obyek di sekitarnya dengan sempurna. Ada banyak hal yang kemudian dapat dikerjakan setelah seseorang melihat obyek tertentu. Namun ada juga orang yang menjadi ketakutan gara-gara melihat sesuatu yang mengancam hidupnya, misalnya ketika melihat seekor binatang buas tiba-tiba muncul di dekatnya; atau melihat perampok yang datang dengan menodongkan pistol kepada dirinya. Jadi organ mata yang kita punya bisa membuat perasaan tenang namun bisa pula membuat hati gelisah dan takut. Orang percaya perlu memiliki mata iman yang melampaui kemampuan mata jasmani. Oleh mata iman, seseorang bisa melihat penyertaan Tuhan di balik situasi yang sedang dihadapi. Seseorang yang bisa melihat dengan mata iman akan tetap tenang di tengah hiruk-pikuk atau saat menghadapi bahaya. Itu sebabnya nabi Elisa minta agar TUHAN membuka mata pelayannya yang sedang ketakutan karena melihat kepungan tentara Aram. Memang ada banyak hal yang bisa membuat hati menjadi takut, entah itu dalam dunia pekerjaan karena menghadapi masalah besar atau intimidasi dari orang-orang yang bermaksud jahat. Berdoalah agar Tuhan memberikan mata iman yaitu kesanggupan untuk percaya akan pembelaan Tuhan. Manusia bisa merancangkan yang jahat dan berupaya menghancurkan, namun Tuhan berpihak kepada orang benar. (LB)

Mata Iman2 Raja-raja 6:11-18

Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” 2 Raja-raja 6:17a

SABTU, 3 januari 2015

Walau mata tak melihat, tetapi sesungguhnya

Tuhan hadir.

Orang Kristen yang sedang bersengketa agar menggunakan cara yang berkenan kepada Tuhan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Kejadian 10-14Kejadian 6-9

Page 6: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Injil membawa seseorang kepada iman yang bertolak dari iman, berjalan di dalam iman dan berakhir di dalam iman. Seluruh kehidupan orang yang sudah mengenal Kristus dimulai dari iman dan sampai kematiannya pun tetap hidup di dalam iman.

Hidup beriman merupakan hal yang terpenting bagi orang yang sudah mengenal Kristus. Pada saat manusia berjumpa dan mengenal Kristus, saat itulah Allah membongkar seluruh fondasi hidup manusia yang lama dan diganti dengan pondasi yang baru. Allah menanamkan fondasi yang paling dasar dalam kehidupan manusia, yaitu iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Berangkat dari hal inilah, Tuhan menegakkan suatu prinsip yaitu bahwa orang benar harus hidup oleh iman, supaya hidupnya kuat dan kokoh. Pada kenyataannya, "hidup beriman" sangat sulit dilakukan oleh orang Kristen, karena banyak orang Kristen yang mendasari hidup kekristenannya di atas fondasinya sendiri.

Ada hal-hal yang mendasar kalau mau hidup beriman kepada Tuhan Yesus yaitu, pertama, di dalam konsep Alkitab, hidup beriman adalah menjadikan Allah sebagai subyek dan manusia sebagai obyek. Artinya, manusia perlu bergantung penuh pada Allah. Di Injil Yohanes 15:5 dikatakan bahwa manusia tidak dapat berbuat apa-apa di luar Kristus. Kedua, hidup beriman adalah kehidupan yang setiap saat menyadari kehadiran Allah lebih dari segala sesuatu yang kita hadapi. Apapun yang terjadi baik suka maupun duka, kekurangan atau kecukupan, sehat maupun sakit tetap kita sadari bahwa Allah tetap hadir dalam perjalanan hidup kita.

Allah berkenan bukan karena kita sempurna, tetapi karena kita hidup beriman kepada-Nya. (PS)

Hidup BerimanRoma 1:1-17

“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,…" Roma 1:16

Sejauh mana hidup kekristenan yang kita jalani? Beriman kepada

Kristus atau kepada yang lain?

Tuhan, tambah-tambahkanimanku memasukitahun 2015 ini.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Ada orang yang hendak bepergian ke luar kota bersama dengan seluruh keluarganya. Sesaat sebelum berangkat, sang ayah sempat melihat tayangan di televisi yang memberi informasi bahwa jalanan begitu macet. Antrian sangat panjang, bahkan bisa berjam-jam. Melihat hal itu seluruh keluarga mempertimbangkan kembali apakah jadi berangkat atau tidak. Salah seorang anaknya berkata, “Ayah, bukankah kita bepergian sekeluarga? Sekalipun nanti mungkin macet pasti tetap berguna, karena kebersamaan di mobil merupakan suatu waktu yang sangat berharga 'quality time' bagi seluruh keluarga.” Mereka pun jadi berangkat. Relasi dalam keluarga menjadi semakin baik. Informasi mengenai keberadaan penduduk Kanaan yang didengar oleh seluruh bangsa Israel, yang disampaikan oleh kesepuluh orang pengintai telah merontokkan iman mereka. Semula mereka beriman kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub, yaitu Yahweh yang berjanji memberikan negeri Kanaan yang penuh dengan susu dan madu. Namun mendengar besarnya kesulitan, iman mereka ambruk. Mereka bahkan menyampaikan berita negatif sehingga berpikir lebih baik mati di Mesir atau mati di padang gurun. Hanya Yosua dan Kaleb yang mampu mengatasi tantangan iman tersebut. Oleh sebab itu, hanya mereka berdualah yang diizinkan TUHAN masuk ke Tanah Kanaan. Hati-hati dengan tantangan iman yang Saudara hadapi, yaitu apa yang Saudara lihat dan dengar. Berita yang didengar atau hal-hal yang dilihat bisa saja memang benar-benar merupakan suatu fakta nyata. Namun Roh Kudus yang berada di dalam kita lebih besar dari apapun yang menghadang kita. Tetaplah maju dalam iman, dan kita pun akan memperoleh kemenangan! (PF)

Tantangan Iman Bilangan 14:1-10

Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itudan akan memberikannya kepada kita, …Bilangan 14:8

Tantangan iman terbesar adalah apa yang dilihat

dan didengar.

Agar anak-anak Tuhan belajar menyeleksi apa yang dilihat dan didengar.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

senin, 5 januari 2015minggu, 4 januari 2015 Kejadian 19-22Kejadian 15-18

Page 7: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Injil membawa seseorang kepada iman yang bertolak dari iman, berjalan di dalam iman dan berakhir di dalam iman. Seluruh kehidupan orang yang sudah mengenal Kristus dimulai dari iman dan sampai kematiannya pun tetap hidup di dalam iman.

Hidup beriman merupakan hal yang terpenting bagi orang yang sudah mengenal Kristus. Pada saat manusia berjumpa dan mengenal Kristus, saat itulah Allah membongkar seluruh fondasi hidup manusia yang lama dan diganti dengan pondasi yang baru. Allah menanamkan fondasi yang paling dasar dalam kehidupan manusia, yaitu iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Berangkat dari hal inilah, Tuhan menegakkan suatu prinsip yaitu bahwa orang benar harus hidup oleh iman, supaya hidupnya kuat dan kokoh. Pada kenyataannya, "hidup beriman" sangat sulit dilakukan oleh orang Kristen, karena banyak orang Kristen yang mendasari hidup kekristenannya di atas fondasinya sendiri.

Ada hal-hal yang mendasar kalau mau hidup beriman kepada Tuhan Yesus yaitu, pertama, di dalam konsep Alkitab, hidup beriman adalah menjadikan Allah sebagai subyek dan manusia sebagai obyek. Artinya, manusia perlu bergantung penuh pada Allah. Di Injil Yohanes 15:5 dikatakan bahwa manusia tidak dapat berbuat apa-apa di luar Kristus. Kedua, hidup beriman adalah kehidupan yang setiap saat menyadari kehadiran Allah lebih dari segala sesuatu yang kita hadapi. Apapun yang terjadi baik suka maupun duka, kekurangan atau kecukupan, sehat maupun sakit tetap kita sadari bahwa Allah tetap hadir dalam perjalanan hidup kita.

Allah berkenan bukan karena kita sempurna, tetapi karena kita hidup beriman kepada-Nya. (PS)

Hidup BerimanRoma 1:1-17

“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,…" Roma 1:16

Sejauh mana hidup kekristenan yang kita jalani? Beriman kepada

Kristus atau kepada yang lain?

Tuhan, tambah-tambahkanimanku memasukitahun 2015 ini.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Ada orang yang hendak bepergian ke luar kota bersama dengan seluruh keluarganya. Sesaat sebelum berangkat, sang ayah sempat melihat tayangan di televisi yang memberi informasi bahwa jalanan begitu macet. Antrian sangat panjang, bahkan bisa berjam-jam. Melihat hal itu seluruh keluarga mempertimbangkan kembali apakah jadi berangkat atau tidak. Salah seorang anaknya berkata, “Ayah, bukankah kita bepergian sekeluarga? Sekalipun nanti mungkin macet pasti tetap berguna, karena kebersamaan di mobil merupakan suatu waktu yang sangat berharga 'quality time' bagi seluruh keluarga.” Mereka pun jadi berangkat. Relasi dalam keluarga menjadi semakin baik. Informasi mengenai keberadaan penduduk Kanaan yang didengar oleh seluruh bangsa Israel, yang disampaikan oleh kesepuluh orang pengintai telah merontokkan iman mereka. Semula mereka beriman kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub, yaitu Yahweh yang berjanji memberikan negeri Kanaan yang penuh dengan susu dan madu. Namun mendengar besarnya kesulitan, iman mereka ambruk. Mereka bahkan menyampaikan berita negatif sehingga berpikir lebih baik mati di Mesir atau mati di padang gurun. Hanya Yosua dan Kaleb yang mampu mengatasi tantangan iman tersebut. Oleh sebab itu, hanya mereka berdualah yang diizinkan TUHAN masuk ke Tanah Kanaan. Hati-hati dengan tantangan iman yang Saudara hadapi, yaitu apa yang Saudara lihat dan dengar. Berita yang didengar atau hal-hal yang dilihat bisa saja memang benar-benar merupakan suatu fakta nyata. Namun Roh Kudus yang berada di dalam kita lebih besar dari apapun yang menghadang kita. Tetaplah maju dalam iman, dan kita pun akan memperoleh kemenangan! (PF)

Tantangan Iman Bilangan 14:1-10

Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itudan akan memberikannya kepada kita, …Bilangan 14:8

Tantangan iman terbesar adalah apa yang dilihat

dan didengar.

Agar anak-anak Tuhan belajar menyeleksi apa yang dilihat dan didengar.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

senin, 5 januari 2015minggu, 4 januari 2015 Kejadian 19-22Kejadian 15-18

Page 8: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Abram tinggal di wilayah Mesopotamia. Sebuah wilayah di suatu kerajaan bangsa Mesopotamia yang sudah memiliki peradaban yang tinggi. Suatu wilayah yang makmur dan sejahtera. Kota Ur di mana Abram hidup adalah kota yang maju. Kehidupan nyaman. Abram dan keluarga tak kurang suatu apapun. Namun, TUHAN meminta Abram melangkah meninggalkan kota Ur. Ke mana? Ke suatu tempat yang ditetapkan oleh TUHAN. Abram sendiri tidak tahu di mana lokasinya. Zona kenyamanan pasti diidam-idamkan oleh manusia. Siapa yang tidak senang dengan sukses, kemakmuran dan kebahagiaan? Kenyamanan tersebut merupakan doa permohonan orang Kristen, bukan? Juga orang-orang yang beragama lain. Plus panjang umur. Nyaman dan panjang umur. Plus sehat. Jadi, nyaman, panjang umur plus sehat. Wow! Siapa yang tidak mau memiliki kondisi sedemikian? Namun, Alkitab mengajar umat-Nya untuk melangkah lebih lanjut. Tidak boleh berhenti pada status sukses atau makmur atau bahagia. Umat-Nya wajib bergerak terus. Wajib berani meninggalkan zona kenyamanan tersebut. Pertanyaannya, melangkah ke mana? Perhatikan baik-baik! Semakin kita sukses, semakin kita wajib melaksanakan tugas-tugas yang lebih besar. Sesudah berada di status makmur, kita tetap harus melangkah lebih lanjut untuk menjadi saluran berkat. Dalam kondisi bahagia, kita perlu membuat orang lain bahagia. Dengan panjang umur dan sehat, kita wajib mengembangkan visi misi yang lebih besar. Inilah yang dimaksud meninggalkan zona kenyamanan. (IE)

Meninggalkan Zona KenyamananKejadian 12:1-5

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Kejadian 12:1

Melangkah melewati zona kenyamanan

membuat kita semakin sukses.

Terima kasih Tuhan, aku mampu melewatizona kenyamanan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Dunia ini penuh dengan ketidakpastian. Seorang yang telah mendapatkan tiket pesawat, telah melakukan check in dan telah mendapatkan boarding pass, seharusnya telah memiliki kepastian jam terbang sesuai dengan yang tertera pada tiketnya. Namun, beberapa menit menjelang keberangkatan, pesawat ditunda keberangkatannya … karena alasan teknis. Abram disuruh TUHAN pergi ke negeri yang akan ditunjukkan-Nya kepadanya. Sama sekali tidak ada kepastian, bukan? Hanya satu kepastian yang Abram miliki, yaitu TUHAN itu sendiri. Apa yang membuat Abram mantap untuk pergi meninggalkan negerinya dan dari sanak keluarganya? Imanlah yang membuat Abram mantap untuk pergi. Abram tahu pasti bahwa TUHAN yang menyuruhnya pergi, setia kepada janji-Nya. TUHAN pasti menepati janji-Nya, yaitu bahwa Ia akan memberkatinya dan menjadikannya berkat atas semua kaum di muka bumi. Padahal Abram belum pernah mengalami perjumpaan dengan TUHAN sebelumnya. Biasanya seseorang memiliki iman ketika ia mendengarkan firman Tuhan dan diteguhkan oleh kesaksian, atau iman seseorang semakin bertumbuh ketika ia pernah mengalaminya sendiri. Bagi Abram, ini adalah yang pertama dalam hidupnya. Justru itulah iman, yaitu bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Iman Abram bersifat orisinal. Asli! Sama sekali tidak meniru iman orang lain. Mungkin Saudara akan mengambil suatu keputusan yang belum pernah Saudara lakukan sebelumnya. Jangan bimbang! Minta pimpinan Tuhan melalui Roh Kudus-Nya, dan ambil keputusan dengan iman. Dalam setiap keputusan ada risiko, namun Tuhan tak pernah meninggalkan anak-anak-Nya yang mau melangkah dengan iman kepada-Nya. (PF)

Sebuah KepastianIbrani 11:8-12

…, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.Ibrani 11:8

Iman adalah suatu kepastian nyata, bukan harapan hampa.

Agar setiap orang percayamau melangkah pasti dengan iman yang teguh.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

rabu, 7 januari 2015selasa, 6 januari 2015 Kejadian 26-28Kejadian 23-25

Page 9: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Abram tinggal di wilayah Mesopotamia. Sebuah wilayah di suatu kerajaan bangsa Mesopotamia yang sudah memiliki peradaban yang tinggi. Suatu wilayah yang makmur dan sejahtera. Kota Ur di mana Abram hidup adalah kota yang maju. Kehidupan nyaman. Abram dan keluarga tak kurang suatu apapun. Namun, TUHAN meminta Abram melangkah meninggalkan kota Ur. Ke mana? Ke suatu tempat yang ditetapkan oleh TUHAN. Abram sendiri tidak tahu di mana lokasinya. Zona kenyamanan pasti diidam-idamkan oleh manusia. Siapa yang tidak senang dengan sukses, kemakmuran dan kebahagiaan? Kenyamanan tersebut merupakan doa permohonan orang Kristen, bukan? Juga orang-orang yang beragama lain. Plus panjang umur. Nyaman dan panjang umur. Plus sehat. Jadi, nyaman, panjang umur plus sehat. Wow! Siapa yang tidak mau memiliki kondisi sedemikian? Namun, Alkitab mengajar umat-Nya untuk melangkah lebih lanjut. Tidak boleh berhenti pada status sukses atau makmur atau bahagia. Umat-Nya wajib bergerak terus. Wajib berani meninggalkan zona kenyamanan tersebut. Pertanyaannya, melangkah ke mana? Perhatikan baik-baik! Semakin kita sukses, semakin kita wajib melaksanakan tugas-tugas yang lebih besar. Sesudah berada di status makmur, kita tetap harus melangkah lebih lanjut untuk menjadi saluran berkat. Dalam kondisi bahagia, kita perlu membuat orang lain bahagia. Dengan panjang umur dan sehat, kita wajib mengembangkan visi misi yang lebih besar. Inilah yang dimaksud meninggalkan zona kenyamanan. (IE)

Meninggalkan Zona KenyamananKejadian 12:1-5

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Kejadian 12:1

Melangkah melewati zona kenyamanan

membuat kita semakin sukses.

Terima kasih Tuhan, aku mampu melewatizona kenyamanan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Dunia ini penuh dengan ketidakpastian. Seorang yang telah mendapatkan tiket pesawat, telah melakukan check in dan telah mendapatkan boarding pass, seharusnya telah memiliki kepastian jam terbang sesuai dengan yang tertera pada tiketnya. Namun, beberapa menit menjelang keberangkatan, pesawat ditunda keberangkatannya … karena alasan teknis. Abram disuruh TUHAN pergi ke negeri yang akan ditunjukkan-Nya kepadanya. Sama sekali tidak ada kepastian, bukan? Hanya satu kepastian yang Abram miliki, yaitu TUHAN itu sendiri. Apa yang membuat Abram mantap untuk pergi meninggalkan negerinya dan dari sanak keluarganya? Imanlah yang membuat Abram mantap untuk pergi. Abram tahu pasti bahwa TUHAN yang menyuruhnya pergi, setia kepada janji-Nya. TUHAN pasti menepati janji-Nya, yaitu bahwa Ia akan memberkatinya dan menjadikannya berkat atas semua kaum di muka bumi. Padahal Abram belum pernah mengalami perjumpaan dengan TUHAN sebelumnya. Biasanya seseorang memiliki iman ketika ia mendengarkan firman Tuhan dan diteguhkan oleh kesaksian, atau iman seseorang semakin bertumbuh ketika ia pernah mengalaminya sendiri. Bagi Abram, ini adalah yang pertama dalam hidupnya. Justru itulah iman, yaitu bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Iman Abram bersifat orisinal. Asli! Sama sekali tidak meniru iman orang lain. Mungkin Saudara akan mengambil suatu keputusan yang belum pernah Saudara lakukan sebelumnya. Jangan bimbang! Minta pimpinan Tuhan melalui Roh Kudus-Nya, dan ambil keputusan dengan iman. Dalam setiap keputusan ada risiko, namun Tuhan tak pernah meninggalkan anak-anak-Nya yang mau melangkah dengan iman kepada-Nya. (PF)

Sebuah KepastianIbrani 11:8-12

…, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.Ibrani 11:8

Iman adalah suatu kepastian nyata, bukan harapan hampa.

Agar setiap orang percayamau melangkah pasti dengan iman yang teguh.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

rabu, 7 januari 2015selasa, 6 januari 2015 Kejadian 26-28Kejadian 23-25

Page 10: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sebuah bukti nampaknya sulit dipisahkan dari sikap percaya seseorang terhadap sesuatu. Dengan kata lain bukti merupakan hal terpenting dalam menentukan sebuah nilai kebenaran. Padahal tidak semua kebenaran selalu ditentukan oleh sebuah bukti fisik, khususnya iman kepada Tuhan, Sang Pencipta. Tidak mungkin nilai iman selalu disejajarkan dengan rasio manusia, karena iman memiliki nilai yang melampaui rasio manusia.

Masalah ini pernah dibicarakan oleh Tuhan Yesus, khususnya ketika para murid memberitahu kepada Tomas bahwa Yesus telah bangkit dan menampakkan diri. Namun Tomas tidak percaya sebelum melihat bukti. Sampai akhirnya delapan hari kemudian murid-murid Yesus termasuk Tomas - saat berkumpul kembali di dalam rumah yang sama dengan pintu yang tertutup dan terkunci - melihat Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Saat itu Yesus memberikan kesempatan kepada Tomas untuk menjamah tangan dan lambung-Nya. Tomas tertunduk dan mengakui serta percaya karena sudah melihat, dan Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.”

Kebangkitan Tuhan Yesus sebenarnya sudah diberitakan jauh hari sebelum peristiwa kebangkitan. Melalui peristiwa ini Tuhan Yesus ingin menunjukkan jalan untuk meraih kebahagiaan. Jalan itu adalah memercayai setiap janji Tuhan dan kuasa-Nya yang ajaib, yang seringkali tidak masuk akal. Demikian juga dengan perjalanan hidup hari esok yang tidak kita ketahui, maka sikap yang harus kita miliki sebagai orang percaya adalah tetap memegang janji Tuhan dan percaya bahwa kuasa-Nya akan menolong kita, sehingga kita senantiasa hidup dalam sukacita. (ADL)

Percaya Meski Tak MelihatYohanes 20:24-29

Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Yohanes 20:29

Kebahagiaan sejati ada dalam hidup orang yang memegang janji Tuhan dan percaya bahwa kuasa-

Nya tetap ada sampai hari ini.

Orang-orang yang kehilangan kekuatan dan sukacita supaya mau percaya padaTuhan Yesus Kristus.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Sebagian orang tidak senang dengan perubahan. Mengapa? Karena buat mereka perubahan menyakitkan. Perubahan menambah beban berat dalam kehidupan yang sudah berat. Perubahan menimbulkan kesulitan. Memang benar kalau perubahan menuju ke arah negatif destruktif, perubahan tersebut akan membawa kehidupan semakin menderita. Namun yang dimaksud perubahan dalam tulisan ini adalah perubahan positif konstruktif. Misalnya dari mesin ketik tradisional berubah ke komputer. Untuk mampu mengoperasionalkan komputer, seseorang perlu belajar dengan baik. Nah, bagi mereka yang merasa sulit menggunakan komputer, mereka anggap perubahan hanya membawa kesulitan. Dalam nas bacaan kita hari ini, Simon Petrus mengalami perubahan. Semula dia memiliki paradigma yang kokoh mengenai Injil. Bagi dia, Injil diperuntukkan hanya khusus buat orang Yahudi. Tuhan mengubah paradigmanya. Tuhan memerintahkan Simon Petrus untuk memberitakan Injil kepada Kornelius, orang Romawi/non Yahudi. Semula perubahan paradigma tersebut terasa berat bagi Simon Petrus. Namun saat dia melakukannya, perubahan tersebut membawa hasil yang ajaib. Perubahan akan terjadi apabila kita berani melangkah. Melangkah ke depan dengan pelbagai perubahannya. Tidak mau melangkah mengakibatkan tidak adanya perubahan. Sebab itu sebagai orang percaya, mari kita melangkah ke depan dengan penuh iman untuk memasuki perubahan yang diperintahkan Tuhan. (IE)

PerubahanKisah Para Rasul 10:29-33

Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu. Kis. 10:33

Berani melangkah bersama Tuhan di tengah perubahan apapun.

Bersama Tuhan, aku berani melangkah ke depan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

jumat, 9 januari 2015kamis, 8 januari 2015 Kejadian 32-35Kejadian 29-31

Page 11: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Sebuah bukti nampaknya sulit dipisahkan dari sikap percaya seseorang terhadap sesuatu. Dengan kata lain bukti merupakan hal terpenting dalam menentukan sebuah nilai kebenaran. Padahal tidak semua kebenaran selalu ditentukan oleh sebuah bukti fisik, khususnya iman kepada Tuhan, Sang Pencipta. Tidak mungkin nilai iman selalu disejajarkan dengan rasio manusia, karena iman memiliki nilai yang melampaui rasio manusia.

Masalah ini pernah dibicarakan oleh Tuhan Yesus, khususnya ketika para murid memberitahu kepada Tomas bahwa Yesus telah bangkit dan menampakkan diri. Namun Tomas tidak percaya sebelum melihat bukti. Sampai akhirnya delapan hari kemudian murid-murid Yesus termasuk Tomas - saat berkumpul kembali di dalam rumah yang sama dengan pintu yang tertutup dan terkunci - melihat Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Saat itu Yesus memberikan kesempatan kepada Tomas untuk menjamah tangan dan lambung-Nya. Tomas tertunduk dan mengakui serta percaya karena sudah melihat, dan Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.”

Kebangkitan Tuhan Yesus sebenarnya sudah diberitakan jauh hari sebelum peristiwa kebangkitan. Melalui peristiwa ini Tuhan Yesus ingin menunjukkan jalan untuk meraih kebahagiaan. Jalan itu adalah memercayai setiap janji Tuhan dan kuasa-Nya yang ajaib, yang seringkali tidak masuk akal. Demikian juga dengan perjalanan hidup hari esok yang tidak kita ketahui, maka sikap yang harus kita miliki sebagai orang percaya adalah tetap memegang janji Tuhan dan percaya bahwa kuasa-Nya akan menolong kita, sehingga kita senantiasa hidup dalam sukacita. (ADL)

Percaya Meski Tak MelihatYohanes 20:24-29

Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Yohanes 20:29

Kebahagiaan sejati ada dalam hidup orang yang memegang janji Tuhan dan percaya bahwa kuasa-

Nya tetap ada sampai hari ini.

Orang-orang yang kehilangan kekuatan dan sukacita supaya mau percaya padaTuhan Yesus Kristus.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Sebagian orang tidak senang dengan perubahan. Mengapa? Karena buat mereka perubahan menyakitkan. Perubahan menambah beban berat dalam kehidupan yang sudah berat. Perubahan menimbulkan kesulitan. Memang benar kalau perubahan menuju ke arah negatif destruktif, perubahan tersebut akan membawa kehidupan semakin menderita. Namun yang dimaksud perubahan dalam tulisan ini adalah perubahan positif konstruktif. Misalnya dari mesin ketik tradisional berubah ke komputer. Untuk mampu mengoperasionalkan komputer, seseorang perlu belajar dengan baik. Nah, bagi mereka yang merasa sulit menggunakan komputer, mereka anggap perubahan hanya membawa kesulitan. Dalam nas bacaan kita hari ini, Simon Petrus mengalami perubahan. Semula dia memiliki paradigma yang kokoh mengenai Injil. Bagi dia, Injil diperuntukkan hanya khusus buat orang Yahudi. Tuhan mengubah paradigmanya. Tuhan memerintahkan Simon Petrus untuk memberitakan Injil kepada Kornelius, orang Romawi/non Yahudi. Semula perubahan paradigma tersebut terasa berat bagi Simon Petrus. Namun saat dia melakukannya, perubahan tersebut membawa hasil yang ajaib. Perubahan akan terjadi apabila kita berani melangkah. Melangkah ke depan dengan pelbagai perubahannya. Tidak mau melangkah mengakibatkan tidak adanya perubahan. Sebab itu sebagai orang percaya, mari kita melangkah ke depan dengan penuh iman untuk memasuki perubahan yang diperintahkan Tuhan. (IE)

PerubahanKisah Para Rasul 10:29-33

Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu. Kis. 10:33

Berani melangkah bersama Tuhan di tengah perubahan apapun.

Bersama Tuhan, aku berani melangkah ke depan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

jumat, 9 januari 2015kamis, 8 januari 2015 Kejadian 32-35Kejadian 29-31

Page 12: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Bertumbuh dari anak menjadi dewasa adalah sudah kodrat manusia dari Sang Pencipta. Setiap tahap pertumbuhan disertai dengan ciri-ciri khusus, seperti petumbuhan fisik, sosial, mental, emosi-spiritual dan masing-masing ciri memiliki perbedaan di setiap tahap pertumbuhan. Apa pun ciri perbedaannya yang pasti akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Tetapi jika tidak demikian, itu berarti ada yang menyimpang dari proses yang normal menjadi tidak normal, tergantung cara seseorang memerankan fungsi dari setiap tahapnya dengan tepat. Jika secara psikologi seseorang bertumbuh menjadi dewasa sesuai dengan kodratnya, demikian juga seharusnya iman seseorang harus bertumbuh menjadi dewasa sesuai dengan kodrat yang dikehendaki oleh Allah.

Menuju pada kedewasaan iman tidak bergantung pada hikmat manusia. Oleh karena itu, rasul Paulus tidak memakai kata-kata hikmat manusia yang dapat memikat hati dalam memberitakan tentang Allah, melainkan dengan keyakinan kekuatan Roh agar tidak bergantung pada hikmat manusia tetapi pada kekuatan Allah. Entah berapa banyak orang yang terpikat oleh kata-kata hikmat yang terselubung, apalagi jika diucapkan dengan begitu rohani dan selalu mengatasnamakan Tuhan namun sarat dengan nafsu duniawi yang pada ujungnya berakhir dengan kekecewaan yang teramat berat.

Sebenarnya hal seperti itu tidak perlu terjadi bila seseorang mencapai kedewasaan iman, dan kedewasaan iman hanya bisa dimiliki apabila selalu bergantung pada hikmat Allah. Oleh karena itu janganlah kita bergantung pada hikmat manusia tetapi pada kekuatan Roh Allah. (SM)

Kedewasaan Iman 1 Korintus 2:1-10

Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. 1 Korintus 2:5

Hikmat manusia tidak dapat mengalahkan kedewasaan iman

karena Roh Allah diam di dalamnya.

Bagi gereja Tuhan agar mencapai kedewasaan iman yang penuh.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Sangatlah penting bagi kita untuk memercayai bahwa Tuhan memberikan karunia-karunia khusus dalam pelayanan-pelayanan. Menurut surat Efesus, Tuhan telah memberikan kepada kita - sebagai tubuh Kristus – yaitu karunia-karunia yang berguna untuk memperlengkapi rasul-rasul atau pun mengirim orang-orang untuk pembangunan tubuh Kristus (gereja). Ada rasul-rasul, nabi-nabi, penginjil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar yang masing-masing telah diberi karunia-karunia rohani agar mereka dapat mengambil bagian dalam rencana Tuhan bagi pertumbuhan gereja Tuhan. Saat seseorang dipanggil melakukan tugas sebagai gembala jemaat, Tuhan dapat mengaruniakan kepadanya karunia untuk menggembalakan domba-domba dari awal. Orang-orang percaya yang baru bertobat membutuhkan orang-orang yang dapat melayani mereka dengan hati gembala, mengenal pribadi mereka, mengenali pergumulan mereka dan bersedia memberikan pertolongan dengan hikmat Tuhan, sehingga mereka dapat mengalami pertumbuhan iman dan menjadi kuat di dalam Tuhan. Jika Saudara rindu memiliki hati seorang gembala, mohonlah agar Kristus – Sang Gembala Agung yang baik – mengaruniakan kepada Saudara karunia untuk menggembalakan orang-orang yang Saudara layani dengan baik. Mohonlah agar Saudara dapat membawa sebanyak mungkin orang datang kepada Kristus dan berbuah-buah bagi Kristus. Milikilah sebuah hati yang memberikan penghiburan kepada mereka; sebuah hati yang peduli akan pergumulan mereka; sebuah hati yag merawat jiwa-jiwa dengan kesabaran dan kasih Kristus. (AS)

Berhati GembalaEfesus 4:1-17 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pembangunan tubuh Kristus. Efesus 4:11-12

Betapa indahnya jika setiap anak Tuhan saling menggembalakan

dalam kebenaran Kristus.

Tuhan, berikanlah kami karunia yang kami butuhkan khususnya karunia menggembalakan untuk menjangkau banyak orang bagi Kristus.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

minggu, 11 januari 2015sabtu, 10 januari 2015 Kejadian 40-42Kejadian 36-39

Page 13: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Bertumbuh dari anak menjadi dewasa adalah sudah kodrat manusia dari Sang Pencipta. Setiap tahap pertumbuhan disertai dengan ciri-ciri khusus, seperti petumbuhan fisik, sosial, mental, emosi-spiritual dan masing-masing ciri memiliki perbedaan di setiap tahap pertumbuhan. Apa pun ciri perbedaannya yang pasti akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Tetapi jika tidak demikian, itu berarti ada yang menyimpang dari proses yang normal menjadi tidak normal, tergantung cara seseorang memerankan fungsi dari setiap tahapnya dengan tepat. Jika secara psikologi seseorang bertumbuh menjadi dewasa sesuai dengan kodratnya, demikian juga seharusnya iman seseorang harus bertumbuh menjadi dewasa sesuai dengan kodrat yang dikehendaki oleh Allah.

Menuju pada kedewasaan iman tidak bergantung pada hikmat manusia. Oleh karena itu, rasul Paulus tidak memakai kata-kata hikmat manusia yang dapat memikat hati dalam memberitakan tentang Allah, melainkan dengan keyakinan kekuatan Roh agar tidak bergantung pada hikmat manusia tetapi pada kekuatan Allah. Entah berapa banyak orang yang terpikat oleh kata-kata hikmat yang terselubung, apalagi jika diucapkan dengan begitu rohani dan selalu mengatasnamakan Tuhan namun sarat dengan nafsu duniawi yang pada ujungnya berakhir dengan kekecewaan yang teramat berat.

Sebenarnya hal seperti itu tidak perlu terjadi bila seseorang mencapai kedewasaan iman, dan kedewasaan iman hanya bisa dimiliki apabila selalu bergantung pada hikmat Allah. Oleh karena itu janganlah kita bergantung pada hikmat manusia tetapi pada kekuatan Roh Allah. (SM)

Kedewasaan Iman 1 Korintus 2:1-10

Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. 1 Korintus 2:5

Hikmat manusia tidak dapat mengalahkan kedewasaan iman

karena Roh Allah diam di dalamnya.

Bagi gereja Tuhan agar mencapai kedewasaan iman yang penuh.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Sangatlah penting bagi kita untuk memercayai bahwa Tuhan memberikan karunia-karunia khusus dalam pelayanan-pelayanan. Menurut surat Efesus, Tuhan telah memberikan kepada kita - sebagai tubuh Kristus – yaitu karunia-karunia yang berguna untuk memperlengkapi rasul-rasul atau pun mengirim orang-orang untuk pembangunan tubuh Kristus (gereja). Ada rasul-rasul, nabi-nabi, penginjil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar yang masing-masing telah diberi karunia-karunia rohani agar mereka dapat mengambil bagian dalam rencana Tuhan bagi pertumbuhan gereja Tuhan. Saat seseorang dipanggil melakukan tugas sebagai gembala jemaat, Tuhan dapat mengaruniakan kepadanya karunia untuk menggembalakan domba-domba dari awal. Orang-orang percaya yang baru bertobat membutuhkan orang-orang yang dapat melayani mereka dengan hati gembala, mengenal pribadi mereka, mengenali pergumulan mereka dan bersedia memberikan pertolongan dengan hikmat Tuhan, sehingga mereka dapat mengalami pertumbuhan iman dan menjadi kuat di dalam Tuhan. Jika Saudara rindu memiliki hati seorang gembala, mohonlah agar Kristus – Sang Gembala Agung yang baik – mengaruniakan kepada Saudara karunia untuk menggembalakan orang-orang yang Saudara layani dengan baik. Mohonlah agar Saudara dapat membawa sebanyak mungkin orang datang kepada Kristus dan berbuah-buah bagi Kristus. Milikilah sebuah hati yang memberikan penghiburan kepada mereka; sebuah hati yang peduli akan pergumulan mereka; sebuah hati yag merawat jiwa-jiwa dengan kesabaran dan kasih Kristus. (AS)

Berhati GembalaEfesus 4:1-17 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pembangunan tubuh Kristus. Efesus 4:11-12

Betapa indahnya jika setiap anak Tuhan saling menggembalakan

dalam kebenaran Kristus.

Tuhan, berikanlah kami karunia yang kami butuhkan khususnya karunia menggembalakan untuk menjangkau banyak orang bagi Kristus.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

minggu, 11 januari 2015sabtu, 10 januari 2015 Kejadian 40-42Kejadian 36-39

Page 14: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Apa yang paling diinginkan seorang anak? Mainan. Apa yang paling diinginkan seorang pengangguran? Pekerjaan. Apa yang paling dibutuhkan seorang yang berduka? Penghiburan. Apa yang paling dibutuhkan seorang yang sedang sakit? Kesembuhan. Dari deretan pertanyaan dan jawaban sederhana di atas kita tahu bahwa ketika apa yang paling diinginkan bisa diperoleh, maka itu sudah cukup. Bartimeus pun mungkin berpikir demikian. Sebagai seorang tunanetra, Bartimeus tidak memiliki pekerjaan lain selain duduk di pinggir jalan untuk meminta-minta. Tentu pada awalnya ia hanya mengharapkan sedekah dari orang-orang yang lewat di jalanan kota Yerikho. Namun ketika ia mendengar bahwa Yesus orang Nazaret akan lewat di jalan itu, ia menghendaki sesuatu yang lebih dari sekedar sedekah. Bartimeus menginginkan agar ia dapat melihat. Dengan mata yang normal, ia bisa meninggalkan pekerjaannya sebagai pengemis. Ia bisa memperoleh nafkah dengan bekerja keras. Saat Bartimeus berseru, ia ditegur orang banyak. Tetapi semakin ditegur, semakin keras ia berseru. Yesus Kristus pun berkenan kepada Bartimeus. Ia bukan hanya mencelikkan mata jasmani Bartimeus, tetapi juga memberinya keselamatan. Iman Bartimeus telah menyelamatkannya. Itulah sebabnya, sesudah matanya celik, Bartimeus mengikut Yesus dalam perjalanan-Nya. Bagaimana dengan iman kita? Beriman agar Tuhan memenuhi kebutuhan jasmani kita itu baik. Beriman agar Tuhan menyembuhkan penyakit kita juga baik. Mari kita terus tingkatkan sampai kepada iman yang mendatangkan keselamatan dari Tuhan atas hidup kita. Iman yang menyelamatkan membuat kita tetap setia kepada Tuhan Yesus yang telah menebus kita dengan darah-Nya. (PF)

Iman Yang MenyelamatkanMarkus 10:46-52

Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” …Markus 10:52

Iman yang menyelamatkan ditunjukkan dengan kesetiaan

kepada Tuhan.

Agar semua orang percaya tetap setia mengikut Tuhan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Rahab adalah salah satu dari empat nama wanita asing (non-Yahudi) yang disebutkan dalam silsilah Tuhan Yesus Kristus (Matius 1). Namanya cukup istimewa, sehingga ia disebutkan kembali dalam jajaran saksi-saksi iman dalam kitab Ibrani, disetarakan dengan Abraham, Ishak, Yakub, dan tokoh-tokoh iman lainnya. Bahkan, kitab Yakobus menegaskan bahwa ia dibenarkan karena apa yang telah dilakukannya. Apakah keistimewaan Rahab? Pertama, Rahab adalah seorang yang tidak mengenal Allah. Ia bukan bangsa pilihan Tuhan dan hidup di lingkungan orang yang tidak mengenal Allah. Namun demikian, ia percaya setiap pemberitaan tentang Allah Israel yang didengarnya (Yosua 2:9-10). Ia membuka telinga dan hatinya lebar-lebar untuk mendengar karya Allah Israel di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kedua, Rahab mengaku dengan mulutnya bahwa Tuhan Allah Israel adalah “Allah di langit di atas dan di bumi di bawah” (ayat 11). Bagi seseorang yang tidak pernah tahu siapa Allah – karena Allah tidak menyatakan diri-Nya kepada semua bangsa selain Israel – maka pengakuan ini merupakan pengakuan yang luar biasa. Ketiga, Rahab adalah seorang wanita pemberani. Rahab berani mengambil risiko dengan menyembunyikan 12 pengintai dan berani menantang mereka untuk menyelamatkannya (ayat 4, 12). Keempat, Rahab tidak egois. Ia mengingat orang lain agar turut diselamatkan bersama dengan dia (ayat 13). Dengan keempat kualitas di atas, tidaklah heran jika ia dibenarkan karena perbuatannya (Yakobus 2:25), bahkan ia percaya bahwa ia sedang mendukung pekerjaan Tuhan dan ia mau mengambil bagian di dalamnya sekalipun keputusannya itu mengandung risiko. Apakah kita memiliki kualitas iman seperti Rahab? (AW)

Iman RahabYosua 2:8-13

Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. Ibrani 11:31

Apakah kita mengerti kebenaran dan mau melakukannya sekalipun

ada risiko?

Agar orang percaya memiliki iman dan keberanian di tengah tantangan zaman.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

selasa, 13 januari 2015senin, 12 januari 2015 Kejadian 46-48Kejadian 43-45

Page 15: 201501

Bacaan Alkitab Setahun Bacaan Alkitab Setahun

Apa yang paling diinginkan seorang anak? Mainan. Apa yang paling diinginkan seorang pengangguran? Pekerjaan. Apa yang paling dibutuhkan seorang yang berduka? Penghiburan. Apa yang paling dibutuhkan seorang yang sedang sakit? Kesembuhan. Dari deretan pertanyaan dan jawaban sederhana di atas kita tahu bahwa ketika apa yang paling diinginkan bisa diperoleh, maka itu sudah cukup. Bartimeus pun mungkin berpikir demikian. Sebagai seorang tunanetra, Bartimeus tidak memiliki pekerjaan lain selain duduk di pinggir jalan untuk meminta-minta. Tentu pada awalnya ia hanya mengharapkan sedekah dari orang-orang yang lewat di jalanan kota Yerikho. Namun ketika ia mendengar bahwa Yesus orang Nazaret akan lewat di jalan itu, ia menghendaki sesuatu yang lebih dari sekedar sedekah. Bartimeus menginginkan agar ia dapat melihat. Dengan mata yang normal, ia bisa meninggalkan pekerjaannya sebagai pengemis. Ia bisa memperoleh nafkah dengan bekerja keras. Saat Bartimeus berseru, ia ditegur orang banyak. Tetapi semakin ditegur, semakin keras ia berseru. Yesus Kristus pun berkenan kepada Bartimeus. Ia bukan hanya mencelikkan mata jasmani Bartimeus, tetapi juga memberinya keselamatan. Iman Bartimeus telah menyelamatkannya. Itulah sebabnya, sesudah matanya celik, Bartimeus mengikut Yesus dalam perjalanan-Nya. Bagaimana dengan iman kita? Beriman agar Tuhan memenuhi kebutuhan jasmani kita itu baik. Beriman agar Tuhan menyembuhkan penyakit kita juga baik. Mari kita terus tingkatkan sampai kepada iman yang mendatangkan keselamatan dari Tuhan atas hidup kita. Iman yang menyelamatkan membuat kita tetap setia kepada Tuhan Yesus yang telah menebus kita dengan darah-Nya. (PF)

Iman Yang MenyelamatkanMarkus 10:46-52

Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” …Markus 10:52

Iman yang menyelamatkan ditunjukkan dengan kesetiaan

kepada Tuhan.

Agar semua orang percaya tetap setia mengikut Tuhan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Rahab adalah salah satu dari empat nama wanita asing (non-Yahudi) yang disebutkan dalam silsilah Tuhan Yesus Kristus (Matius 1). Namanya cukup istimewa, sehingga ia disebutkan kembali dalam jajaran saksi-saksi iman dalam kitab Ibrani, disetarakan dengan Abraham, Ishak, Yakub, dan tokoh-tokoh iman lainnya. Bahkan, kitab Yakobus menegaskan bahwa ia dibenarkan karena apa yang telah dilakukannya. Apakah keistimewaan Rahab? Pertama, Rahab adalah seorang yang tidak mengenal Allah. Ia bukan bangsa pilihan Tuhan dan hidup di lingkungan orang yang tidak mengenal Allah. Namun demikian, ia percaya setiap pemberitaan tentang Allah Israel yang didengarnya (Yosua 2:9-10). Ia membuka telinga dan hatinya lebar-lebar untuk mendengar karya Allah Israel di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kedua, Rahab mengaku dengan mulutnya bahwa Tuhan Allah Israel adalah “Allah di langit di atas dan di bumi di bawah” (ayat 11). Bagi seseorang yang tidak pernah tahu siapa Allah – karena Allah tidak menyatakan diri-Nya kepada semua bangsa selain Israel – maka pengakuan ini merupakan pengakuan yang luar biasa. Ketiga, Rahab adalah seorang wanita pemberani. Rahab berani mengambil risiko dengan menyembunyikan 12 pengintai dan berani menantang mereka untuk menyelamatkannya (ayat 4, 12). Keempat, Rahab tidak egois. Ia mengingat orang lain agar turut diselamatkan bersama dengan dia (ayat 13). Dengan keempat kualitas di atas, tidaklah heran jika ia dibenarkan karena perbuatannya (Yakobus 2:25), bahkan ia percaya bahwa ia sedang mendukung pekerjaan Tuhan dan ia mau mengambil bagian di dalamnya sekalipun keputusannya itu mengandung risiko. Apakah kita memiliki kualitas iman seperti Rahab? (AW)

Iman RahabYosua 2:8-13

Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. Ibrani 11:31

Apakah kita mengerti kebenaran dan mau melakukannya sekalipun

ada risiko?

Agar orang percaya memiliki iman dan keberanian di tengah tantangan zaman.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

selasa, 13 januari 2015senin, 12 januari 2015 Kejadian 46-48Kejadian 43-45

Page 16: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Perasaan bisa menghalangi seseorang untuk beriman kepada Tuhan. Sebagian orang yang melihat fakta misalnya sakit penyakit yang parah lalu dokter mengatakan bahwa kemungkinan sembuh amat kecil, membuat perasaan pesimis. Tidak jarang kemudian orang pasrah terhadap kenyataan yang dirasa bahwa penyakitnya tidak akan sembuh. Namun, renungan hari ini memberi terobosan yang ajaib. Hamba yang sangat dihargai, ternyata sakit keras dan hampir mati! Hati perwira itu tentu sedih, tetapi dia tidak mau putus asa. Bagaimana mengubah keadaan? Perwira itu mendengar Yesus sedang ada di kotanya. Dengan rendah hati, sang perwira mengutus beberapa tua-tua Yahudi untuk memohon agar Yesus datang dan menyembuhkan hambanya. Di sini kita belajar iman dari seorang perwira itu. Tidak berhenti sampai di situ! Sesaat kemudian imannya justru semakin kuat, sehingga perwira itu segera mengutus sahabat-sahabatnya menyusul utusan pertama dengan pesan supaya Yesus cukup mengatakan satu patah kata saja, supaya hambanya sembuh. Sang perwira yang terhormat itu merasa dirinya tidak layak menerima Yesus di rumahnya. Iman harus melampaui perasaan. Dan iman itu ditujukan kepada pribadi Yesus Kristus. Dia memiliki kuasa untuk menyembuhkan segala sakit penyakit bahkan ketika dokter tidak mampu mengobati sekalipun. Cukup satu kata dari Yesus Kristus, maka kesembuhan bisa terjadi. Itu sebabnya, jangan tenggelam dalam kesedihan perasaan, sebaliknya percaya kepada Yesus Kristus, Sang penyembuh. (LB)

Menjadi seorang ibu adalah sebuah kebahagiaan bagi seorang perempuan. Apalagi jika anak yang dilahirkan itu sudah lama ditunggu-tunggu. Tidak ada kata yang terucap selain rasa syukur kepada Tuhan atas karunia yang terindah dalam sebuah perkawinan. Namun, betapa sedihnya hati ketika anak tersayang satu-satunya itu dipanggil Tuhan apalagi secara mendadak. Di kota Sunem ada seorang perempuan kaya dan baik hati. Perempuan itu mengalami kesedihan karena anak laki-laki satu-satunya hanya sakit kepala dan tak lama kemudian mati. Betapa sedih hati ibu itu kehilangan anak satu-satunya. Meskipun sedih tetapi perempuan itu dapat menguasai diri. Dalam situasi seperti itu, imannya muncul. Dengan tenang ia baringkan anaknya. Ia tutup pintu kamar dan pergi berkuda menemui nabi Elisa. Imannya meyakinkan dirinya bahwa anaknya dapat hidup kembali. Ketika nabi Elisa melihat perempuan itu. Ia dapat melihat kesedihan dari perempuan itu. Kesedihan itu tidak dapat ditutupi, tetapi di dalam hati perempuan itu ada iman yang kuat. Ia sangat percaya bahwa nabi Elisa dipakai TUHAN untuk membangkitkan anaknya dari kematian. Itu sebabnya perempuan itu tidak mau kembali ke rumah tanpa nabi Elisa bersamanya. Nabi Elisa menemui anak yang sudah mati itu. Ia berdoa kepada TUHAN, dan tidak lama kemudian anak itu hidup kembali. Betapa senangnya hati perempuan itu. Imannya mendatangkan mukjizat. Itulah iman seorang ibu yang mendapat perhatian istimewa dari TUHAN. Sebagai orang tua, milikilah iman kepada Tuhan dan berdoalah buat anak atau cucu Saudara yang sedang sakit. Percayalah kepada Tuhan, Dia pasti akan menyatakan kuasa-Nya. (LL)

Iman kepada Tuhan Yesus Kristus mampu mengubah kesedihan

menjadi sukacita.

Pasien di rumah sakit agar memiliki iman dalam menghadapi sakit penyakit.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

kamis, 15 januari 2015rabu, 14 januari 2015 Bacaan Alkitab Setahun

Doa seorang ibu mendatangkan mukjizat Tuhan.

Khusus untuk anak-anak yang menderita penyakit kanker.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Iman Mendatangkan KesembuhanLukas 7:1-10

“Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”

Lukas 7 : 7b.

Iman Seorang Ibu2 Raja-raja 4:17-37

Tetapi berkatalah ibu anak itu: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu bangunlah Elisa dan berjalan mengikuti perempuan itu. 2 Raja-raja 4:30

Keluaran 1-4Kejadian 49-50

Page 17: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Perasaan bisa menghalangi seseorang untuk beriman kepada Tuhan. Sebagian orang yang melihat fakta misalnya sakit penyakit yang parah lalu dokter mengatakan bahwa kemungkinan sembuh amat kecil, membuat perasaan pesimis. Tidak jarang kemudian orang pasrah terhadap kenyataan yang dirasa bahwa penyakitnya tidak akan sembuh. Namun, renungan hari ini memberi terobosan yang ajaib. Hamba yang sangat dihargai, ternyata sakit keras dan hampir mati! Hati perwira itu tentu sedih, tetapi dia tidak mau putus asa. Bagaimana mengubah keadaan? Perwira itu mendengar Yesus sedang ada di kotanya. Dengan rendah hati, sang perwira mengutus beberapa tua-tua Yahudi untuk memohon agar Yesus datang dan menyembuhkan hambanya. Di sini kita belajar iman dari seorang perwira itu. Tidak berhenti sampai di situ! Sesaat kemudian imannya justru semakin kuat, sehingga perwira itu segera mengutus sahabat-sahabatnya menyusul utusan pertama dengan pesan supaya Yesus cukup mengatakan satu patah kata saja, supaya hambanya sembuh. Sang perwira yang terhormat itu merasa dirinya tidak layak menerima Yesus di rumahnya. Iman harus melampaui perasaan. Dan iman itu ditujukan kepada pribadi Yesus Kristus. Dia memiliki kuasa untuk menyembuhkan segala sakit penyakit bahkan ketika dokter tidak mampu mengobati sekalipun. Cukup satu kata dari Yesus Kristus, maka kesembuhan bisa terjadi. Itu sebabnya, jangan tenggelam dalam kesedihan perasaan, sebaliknya percaya kepada Yesus Kristus, Sang penyembuh. (LB)

Menjadi seorang ibu adalah sebuah kebahagiaan bagi seorang perempuan. Apalagi jika anak yang dilahirkan itu sudah lama ditunggu-tunggu. Tidak ada kata yang terucap selain rasa syukur kepada Tuhan atas karunia yang terindah dalam sebuah perkawinan. Namun, betapa sedihnya hati ketika anak tersayang satu-satunya itu dipanggil Tuhan apalagi secara mendadak. Di kota Sunem ada seorang perempuan kaya dan baik hati. Perempuan itu mengalami kesedihan karena anak laki-laki satu-satunya hanya sakit kepala dan tak lama kemudian mati. Betapa sedih hati ibu itu kehilangan anak satu-satunya. Meskipun sedih tetapi perempuan itu dapat menguasai diri. Dalam situasi seperti itu, imannya muncul. Dengan tenang ia baringkan anaknya. Ia tutup pintu kamar dan pergi berkuda menemui nabi Elisa. Imannya meyakinkan dirinya bahwa anaknya dapat hidup kembali. Ketika nabi Elisa melihat perempuan itu. Ia dapat melihat kesedihan dari perempuan itu. Kesedihan itu tidak dapat ditutupi, tetapi di dalam hati perempuan itu ada iman yang kuat. Ia sangat percaya bahwa nabi Elisa dipakai TUHAN untuk membangkitkan anaknya dari kematian. Itu sebabnya perempuan itu tidak mau kembali ke rumah tanpa nabi Elisa bersamanya. Nabi Elisa menemui anak yang sudah mati itu. Ia berdoa kepada TUHAN, dan tidak lama kemudian anak itu hidup kembali. Betapa senangnya hati perempuan itu. Imannya mendatangkan mukjizat. Itulah iman seorang ibu yang mendapat perhatian istimewa dari TUHAN. Sebagai orang tua, milikilah iman kepada Tuhan dan berdoalah buat anak atau cucu Saudara yang sedang sakit. Percayalah kepada Tuhan, Dia pasti akan menyatakan kuasa-Nya. (LL)

Iman kepada Tuhan Yesus Kristus mampu mengubah kesedihan

menjadi sukacita.

Pasien di rumah sakit agar memiliki iman dalam menghadapi sakit penyakit.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

kamis, 15 januari 2015rabu, 14 januari 2015 Bacaan Alkitab Setahun

Doa seorang ibu mendatangkan mukjizat Tuhan.

Khusus untuk anak-anak yang menderita penyakit kanker.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Iman Mendatangkan KesembuhanLukas 7:1-10

“Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”

Lukas 7 : 7b.

Iman Seorang Ibu2 Raja-raja 4:17-37

Tetapi berkatalah ibu anak itu: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu bangunlah Elisa dan berjalan mengikuti perempuan itu. 2 Raja-raja 4:30

Keluaran 1-4Kejadian 49-50

Page 18: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Pernahkah kita merasakan iman kita lemah dan tidak berdaya? Apalagi saat seseorang membutuhkan pertolongan kita, sementara iman kita sendiri merasa tidak berdaya. Waspadalah! Bahwa saat kita memandang diri kita sendiri maka kita akan menjumpai banyak kelemahan dan keterbatasan. Kita menjadi mudah putus asa, stres dan kemudian depresi. Kalau sudah demikian jangankan menolong orang lain, menolong diri sendiripun tak mampu. Hal ini pernah dialami oleh sembilan murid Tuhan ketika mereka diminta menolong seorang anak yang sangat menderita karena sakit ayan. Sakit yang diderita anak itu bukan sakit biasa namun ada setan yang masuk ke dalam dirinya. Mereka gagal menolong anak tersebut, dan Tuhan Yesuslah yang menyembuhkan anak itu. Dari peristiwa tersebut, Tuhan Yesus menegur murid-murid-Nya sebagai orang yang kurang percaya. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa apabila mereka memiliki iman sebesar biji sesawi saja mereka dapat memindahkan gunung. Maksud Tuhan Yesus adalah, pertama, supaya murid-murid Tuhan Yesus memiliki iman yang kuat dengan otoritas mengusir setan. Kedua, Tuhan menghendaki agar murid-murid-Nya memiliki iman yang menghasilkan buah yaitu siap menolong orang lain. Ketiga, agar murid-murid-Nya percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Oleh karena itu marilah kita hadapi setiap tantangan dengan berani dan dengan mengandalkan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai bukti iman kita yang semakin kuat dan berbuah. Dengan demikian, lewat kehidupan kita banyak orang merasakan pertolongan Tuhan. (ADL)

Ada orang yang mengalami ketakutan, bahkan sampai depresi ketika menghadapi masalah yang begitu berat. Akibatnya, orang tersebut menderita gangguan psikis. Bagaimana membuang rasa takut yang berlebihan? Mari kita belajar dari raja Yosafat.

Raja Yosafat juga pernah mengalami ketakutan yang luar biasa karena suatu laskar yang besar yaitu bani Moab, bani Amon dan sepasukan orang Meunim hendak menyerang Yehuda. Ia tidak tahu harus berbuat apa, tetapi yang pasti matanya tertuju pada TUHAN. Tanpa berpikir lama, Yosafat mengambil keputusan yaitu, pertama, ia mengajak seluruh rakyat berpuasa dan berdoa memohon pertolongan Tuhan. Yosafat berdoa penuh keyakinan bahwa TUHAN pasti menyelamatkan mereka. Melalui Yahaziel yang dihinggapi Roh Allah, TUHAN berfirman bahwa mereka tidak perlu menyerang karena Allah sendiri yang akan berperang bagi mereka. Mereka cukup berdiri dan melihat apa yang akan dilakukan Allah. Dengan berlutut sebagai tanda kerendahan hati mereka menerima firman TUHAN. Mereka menyembah TUHAN dan menyanyikan pujian bagi TUHAN dengan suara yang nyaring. Kedua, Yosafat memberi motivasi kepada rakyat untuk tetap percaya pada TUHAN dan tetap teguh bahwa kemenangan pasti dapat mereka raih. Pagi itu mereka menyaksikan musuh saling bunuh membunuh sendiri dan tidak ada satu pun yang terluput. TUHAN telah berperang bagi mereka. Apakah Saudara sedang menghadapi persoalan yang begitu berat seperti laskar yang besar jumlahnya? Tujukan mata dan hati kepada Tuhan dengan berpuasa, berdoa, memuji dan menyembah Dia. Percayalah firman-Nya dan teguhkan hati! Saudara pasti berhasil mengatasi persoalan yang seberat apapun bersama Tuhan. (LL)

Sesungguhnya segala sesuatu tidak ada yang mustahil bagi

Tuhan dan orang percaya.

Orang-orang yang lemah imannya supaya kembali kuat sehingga bisa mengalami mukjizat Tuhan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Tuhan memberikan kemenangan kepada orang yang mata dan hatinya tertuju kepada Dia.

Tuhan, berikan aku kemenangan dalam menghadapi apapun.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

sabtu, 17 januari 2015jumat, 16 januari 2015

Iman Sebesar Biji SesawiMatius 17:14-21

Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan tak-kan ada yang mustahil bagimu. Matius 17:20

Mengatasi Ketakutan2 Tawarikh 20:1-30

"Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh!”2 Tawarikh 20:20

Keluaran 9-11Keluaran 5-8

Page 19: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Pernahkah kita merasakan iman kita lemah dan tidak berdaya? Apalagi saat seseorang membutuhkan pertolongan kita, sementara iman kita sendiri merasa tidak berdaya. Waspadalah! Bahwa saat kita memandang diri kita sendiri maka kita akan menjumpai banyak kelemahan dan keterbatasan. Kita menjadi mudah putus asa, stres dan kemudian depresi. Kalau sudah demikian jangankan menolong orang lain, menolong diri sendiripun tak mampu. Hal ini pernah dialami oleh sembilan murid Tuhan ketika mereka diminta menolong seorang anak yang sangat menderita karena sakit ayan. Sakit yang diderita anak itu bukan sakit biasa namun ada setan yang masuk ke dalam dirinya. Mereka gagal menolong anak tersebut, dan Tuhan Yesuslah yang menyembuhkan anak itu. Dari peristiwa tersebut, Tuhan Yesus menegur murid-murid-Nya sebagai orang yang kurang percaya. Yesus mengatakan kepada mereka bahwa apabila mereka memiliki iman sebesar biji sesawi saja mereka dapat memindahkan gunung. Maksud Tuhan Yesus adalah, pertama, supaya murid-murid Tuhan Yesus memiliki iman yang kuat dengan otoritas mengusir setan. Kedua, Tuhan menghendaki agar murid-murid-Nya memiliki iman yang menghasilkan buah yaitu siap menolong orang lain. Ketiga, agar murid-murid-Nya percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Oleh karena itu marilah kita hadapi setiap tantangan dengan berani dan dengan mengandalkan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai bukti iman kita yang semakin kuat dan berbuah. Dengan demikian, lewat kehidupan kita banyak orang merasakan pertolongan Tuhan. (ADL)

Ada orang yang mengalami ketakutan, bahkan sampai depresi ketika menghadapi masalah yang begitu berat. Akibatnya, orang tersebut menderita gangguan psikis. Bagaimana membuang rasa takut yang berlebihan? Mari kita belajar dari raja Yosafat.

Raja Yosafat juga pernah mengalami ketakutan yang luar biasa karena suatu laskar yang besar yaitu bani Moab, bani Amon dan sepasukan orang Meunim hendak menyerang Yehuda. Ia tidak tahu harus berbuat apa, tetapi yang pasti matanya tertuju pada TUHAN. Tanpa berpikir lama, Yosafat mengambil keputusan yaitu, pertama, ia mengajak seluruh rakyat berpuasa dan berdoa memohon pertolongan Tuhan. Yosafat berdoa penuh keyakinan bahwa TUHAN pasti menyelamatkan mereka. Melalui Yahaziel yang dihinggapi Roh Allah, TUHAN berfirman bahwa mereka tidak perlu menyerang karena Allah sendiri yang akan berperang bagi mereka. Mereka cukup berdiri dan melihat apa yang akan dilakukan Allah. Dengan berlutut sebagai tanda kerendahan hati mereka menerima firman TUHAN. Mereka menyembah TUHAN dan menyanyikan pujian bagi TUHAN dengan suara yang nyaring. Kedua, Yosafat memberi motivasi kepada rakyat untuk tetap percaya pada TUHAN dan tetap teguh bahwa kemenangan pasti dapat mereka raih. Pagi itu mereka menyaksikan musuh saling bunuh membunuh sendiri dan tidak ada satu pun yang terluput. TUHAN telah berperang bagi mereka. Apakah Saudara sedang menghadapi persoalan yang begitu berat seperti laskar yang besar jumlahnya? Tujukan mata dan hati kepada Tuhan dengan berpuasa, berdoa, memuji dan menyembah Dia. Percayalah firman-Nya dan teguhkan hati! Saudara pasti berhasil mengatasi persoalan yang seberat apapun bersama Tuhan. (LL)

Sesungguhnya segala sesuatu tidak ada yang mustahil bagi

Tuhan dan orang percaya.

Orang-orang yang lemah imannya supaya kembali kuat sehingga bisa mengalami mukjizat Tuhan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Tuhan memberikan kemenangan kepada orang yang mata dan hatinya tertuju kepada Dia.

Tuhan, berikan aku kemenangan dalam menghadapi apapun.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

sabtu, 17 januari 2015jumat, 16 januari 2015

Iman Sebesar Biji SesawiMatius 17:14-21

Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan tak-kan ada yang mustahil bagimu. Matius 17:20

Mengatasi Ketakutan2 Tawarikh 20:1-30

"Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh!”2 Tawarikh 20:20

Keluaran 9-11Keluaran 5-8

Page 20: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Saya memiliki pengalaman pelayanan pendampingan pada anak yang kerasukan setan. Kejadian ini terjadi saat kami berada pada tempat yang berbeda. Saya berada di Semarang, sementara anak yang kerasukan setan berada di luar kota. Kami hanya berkomunikasi dan mendoakan melalui telepon. Saya yakin kekuatan Tuhan tidak pernah berubah di manapun juga. Saya percaya bahwa setan dapat dikalahkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Setelah kami berdoa kelepasan, maka pemulihan itu terjadi.

Ketika Yesus tiba di wilayah Gadara, di wilayah luar orang Yahudi, dua orang kerasukan setan menemui-Nya. Di hadapan Yesus setan sudah takluk jauh sebelum Yesus menyatakan kuasa-Nya, karena mereka mengenal siapa Yesus. Kedatangan mereka menemui Yesus adalah wujud pengakuan kekalahan, karena mereka khawatir Yesus akan menghancurkan mereka. Peristiwa itu menegaskan otoritas Yesus yang tidak terbatas wilayah atau bersifat umum hingga setan yang di luar wilayah Yahudi pun takluk kepada-Nya. Otoritas-Nya meliputi seluruh jagad raya ini sehingga setan harus meminta izin pada Yesus ketika hendak mencelakakan babi-babi yang ada di situ.

Bagaimana seharusnya respons kita terhadap Yesus? Janganlah kita seperti setan yang tunduk pada Yesus namun membenci-Nya. Jangan pula seperti orang banyak yang sudah melihat mukjizat namun hanya mengenali Yesus sebagai manusia yang diberi kuasa oleh Allah. Kekristenan seharusnya bukan hanya takjub kepada kuasa-Nya namun juga tunduk pada pribadi Yesus yang adalah Sumber kuasa itu. Banyak orang Kristen hanya tergiur mengalami kuasa-Nya tanpa mau datang dan tunduk kepada Sang sumber kuasa. Nikmati Yesus sebagai Sumber kuasa, maka Saudara akan mengalami mukjizat-Nya. (YR)

Kitab Mazmur mencatat adanya orang fasik, yaitu orang yang tidak takut akan Tuhan. Mereka hidup semena-mena melakukan kekerasan dan dosa, bahkan menindas dan mengancam hendak membunuh orang-orang benar yang hidup tulus dan jujur. Perkataan dan perangai serta tindakan orang fasik seringkali membuat susah dan sulit bagi orang yang hidupnya lurus dan mau berada di jalan yang benar. Daud juga mengalami kejahatan orang fasik. Ketika ingin bertahan hidup dengan benar dan tidak menyimpang, ia justru mendapat tekanan dari orang-orang fasik. Bukankah situasi sulit yang dihadapi Daud seringkali juga dihadapi orang benar pada masa kini? Untuk hidup jujur dan tidak melakukan kecurangan atau kejahatan tidak selalu mudah. Tantangan seringkali datang dari orang sekitar, dari rekan di kantor, dari tim kerja. Jangan cepat menyerah dan hanyut dalam arus dosa orang fasik! Saudara yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus - hidup lama di dalam berdosa telah diganti dengan hidup baru - Saudara berada di jalan yang benar. Memang ada penderitaan, ada cemoohan bahkan risiko dibenci dan disingkirkan karena bertahan dalam sikap dan tindakan yang lurus. Apakah Tuhan diam selamanya? Tidak! Tuhan melihat penderitaan dan kesusahan anak-anak-Nya. Saat Saudara berada dalam himpitan, nantikan Tuhan dan ikuti terus jalan-Nya. Jangan kompromi atau bersekongkol untuk berbuat dosa! Pada waktunya, Tuhan pasti buka jalan. Saudara bukan saja lolos dari kepungan orang fasik tetapi lebih daripada itu, yaitu diberi kepercayaan yang lebih besar. Ayat 34 berkata, “Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri.” Sebaliknya, orang fasik akan berurusan dengan murka Tuhan! (LB)

Iman Kristen adalah iman yang penuh kepastian.

Tuhan Yesus, aku mengundang Engkau masuk dalam hatiku, supaya ada kuasa di dalam hidupku.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Tetap ikut jalan Tuhan karena Tuhan pasti buka jalan.

Keteguhan iman anak-anak Tuhan dalam menghadapi lingkungan kerja yang sarat dengan dosa.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

senin, 19 januari 2015minggu, 18 januari 2015

Mukjizat-Nya Masih AdaMatius 8 : 28 - 34

Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Matius 8:29

Selalu Ada JalanMazmur 37:30-36

Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri... Mazmur 37:34a

Keluaran 15-17Keluaran 12-14

Page 21: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Saya memiliki pengalaman pelayanan pendampingan pada anak yang kerasukan setan. Kejadian ini terjadi saat kami berada pada tempat yang berbeda. Saya berada di Semarang, sementara anak yang kerasukan setan berada di luar kota. Kami hanya berkomunikasi dan mendoakan melalui telepon. Saya yakin kekuatan Tuhan tidak pernah berubah di manapun juga. Saya percaya bahwa setan dapat dikalahkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Setelah kami berdoa kelepasan, maka pemulihan itu terjadi.

Ketika Yesus tiba di wilayah Gadara, di wilayah luar orang Yahudi, dua orang kerasukan setan menemui-Nya. Di hadapan Yesus setan sudah takluk jauh sebelum Yesus menyatakan kuasa-Nya, karena mereka mengenal siapa Yesus. Kedatangan mereka menemui Yesus adalah wujud pengakuan kekalahan, karena mereka khawatir Yesus akan menghancurkan mereka. Peristiwa itu menegaskan otoritas Yesus yang tidak terbatas wilayah atau bersifat umum hingga setan yang di luar wilayah Yahudi pun takluk kepada-Nya. Otoritas-Nya meliputi seluruh jagad raya ini sehingga setan harus meminta izin pada Yesus ketika hendak mencelakakan babi-babi yang ada di situ.

Bagaimana seharusnya respons kita terhadap Yesus? Janganlah kita seperti setan yang tunduk pada Yesus namun membenci-Nya. Jangan pula seperti orang banyak yang sudah melihat mukjizat namun hanya mengenali Yesus sebagai manusia yang diberi kuasa oleh Allah. Kekristenan seharusnya bukan hanya takjub kepada kuasa-Nya namun juga tunduk pada pribadi Yesus yang adalah Sumber kuasa itu. Banyak orang Kristen hanya tergiur mengalami kuasa-Nya tanpa mau datang dan tunduk kepada Sang sumber kuasa. Nikmati Yesus sebagai Sumber kuasa, maka Saudara akan mengalami mukjizat-Nya. (YR)

Kitab Mazmur mencatat adanya orang fasik, yaitu orang yang tidak takut akan Tuhan. Mereka hidup semena-mena melakukan kekerasan dan dosa, bahkan menindas dan mengancam hendak membunuh orang-orang benar yang hidup tulus dan jujur. Perkataan dan perangai serta tindakan orang fasik seringkali membuat susah dan sulit bagi orang yang hidupnya lurus dan mau berada di jalan yang benar. Daud juga mengalami kejahatan orang fasik. Ketika ingin bertahan hidup dengan benar dan tidak menyimpang, ia justru mendapat tekanan dari orang-orang fasik. Bukankah situasi sulit yang dihadapi Daud seringkali juga dihadapi orang benar pada masa kini? Untuk hidup jujur dan tidak melakukan kecurangan atau kejahatan tidak selalu mudah. Tantangan seringkali datang dari orang sekitar, dari rekan di kantor, dari tim kerja. Jangan cepat menyerah dan hanyut dalam arus dosa orang fasik! Saudara yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus - hidup lama di dalam berdosa telah diganti dengan hidup baru - Saudara berada di jalan yang benar. Memang ada penderitaan, ada cemoohan bahkan risiko dibenci dan disingkirkan karena bertahan dalam sikap dan tindakan yang lurus. Apakah Tuhan diam selamanya? Tidak! Tuhan melihat penderitaan dan kesusahan anak-anak-Nya. Saat Saudara berada dalam himpitan, nantikan Tuhan dan ikuti terus jalan-Nya. Jangan kompromi atau bersekongkol untuk berbuat dosa! Pada waktunya, Tuhan pasti buka jalan. Saudara bukan saja lolos dari kepungan orang fasik tetapi lebih daripada itu, yaitu diberi kepercayaan yang lebih besar. Ayat 34 berkata, “Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri.” Sebaliknya, orang fasik akan berurusan dengan murka Tuhan! (LB)

Iman Kristen adalah iman yang penuh kepastian.

Tuhan Yesus, aku mengundang Engkau masuk dalam hatiku, supaya ada kuasa di dalam hidupku.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Tetap ikut jalan Tuhan karena Tuhan pasti buka jalan.

Keteguhan iman anak-anak Tuhan dalam menghadapi lingkungan kerja yang sarat dengan dosa.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

senin, 19 januari 2015minggu, 18 januari 2015

Mukjizat-Nya Masih AdaMatius 8 : 28 - 34

Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Matius 8:29

Selalu Ada JalanMazmur 37:30-36

Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri... Mazmur 37:34a

Keluaran 15-17Keluaran 12-14

Page 22: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Tentunya tidak ada manusia yang tidak mau tersohor namanya. Bahkan sebagian manusia memublikasikan dirinya di surat kabar, majalah, televisi, spanduk, brosur dan alat-alat media lainnya dengan tujuan supaya namanya menjadi tersohor. Hasilnya, masyarakat luas mengelu-elukan individu tersebut. Puji dan puja dialamatkan ke individu yang tersohor tersebut. Yang jelas, jalan hidupnya selalu ramai dikerumuni banyak penggemar. Hidupnya tersanjung setinggi langit. Catatan pelayanan seorang diaken bernama Filipus, namanya menjadi sangat tersohor di suatu kota di Samaria. Akibat pelayanan Filipus yang spektakuler, seluruh kota bersukacita (Kisah 8:8). Jelas, hidup Filipus tersanjung. Filipus dipuji dan dipuja. Di saat namanya melambung tinggi, tiba-tiba Tuhan memerintahkan Filipus berangkat menuju ke jalan yang sunyi. Ke suatu jalan yang tidak ternama. Ke suatu jalan yang tidak akan ada orang yang memuji dan memujanya. O, alangkah besar perbedaannya! Namun, Filipus melaksanakannya. Dia pergi ke jalan yang sunyi. Hidup ini terkadang melewati jalan yang sunyi. Bahkan teramat sunyi. Tidak ada orang yang tahu. Tidak ada orang yang memerhatikan. Tidak ada publikasi sama sekali. Jelas, banyak orang tidak akan suka berada di jalan kehidupan yang sunyi. Barangkali kata “sunyi” juga bisa berarti hidup seorang diri. Namun, sebagaimana Filipus melangkah ke jalan yang sunyi dengan penuh ketaatan kepada Tuhan, demikian juga kita perlu meniru teladan Filipus. Sekalipun jalan kehidupan menjadi sunyi, kita tetap melangkah ke depan dengan penuh pengharapan. Filipus memperoleh berkat satu jiwa, seorang pejabat. Kita pun pasti memperoleh berkat yang besar tatkala berada di jalan yang sunyi. (IE)

Banyak orang menulis buku riwayat hidup atau otobiografi. Masing-masing punya motivasi dan tujuan tersendiri. Dalam sebuah riwayat hidup seseorang, pada umumnya ada pengalaman jatuh bangun, suka dan duka, keberhasilan dan kegagalan. Lewat membaca biografi seseorang, kita bisa menjadi lebih hati-hati dalam hidup ini. Kitab Yosua merupakan sebagian dari riwayat hidup Yosua, seorang yang dipakai TUHAN menggantikan Musa, dan berhasil membawa umat TUHAN memasuki Tanah Perjanjian. Yosua memiliki pengalaman iman yang panjang yang memberikan kekuatan iman kepada kita, yaitu bahwa bersama Tuhan kita bisa melakukan pekerjaan yang besar.

Pertama, dengan iman Yosua mengalami kemenangan atas kota Yerikho yang berkubu tebal. Ia mampu menaklukkan bangsa-bangsa yang mendiami Tanah Perjanjian. Kemenangan yang dialaminya sangat luar biasa. Kedua, dengan iman pula Yosua mampu mendorong semua suku ikut berjuang dengannya. Ia tidak berjuang seorang diri, melainkan mengajak orang lain berjuang bersamanya. Daerah-daerah yang ditaklukkan pun dibagikannya kepada suku-suku bangsanya secara adil. Ketiga, dengan iman Yosua juga membawa keluarganya tetap setia beribadah kepada TUHAN. Ada banyak godaan untuk beralih menyembah berhala-berhala milik bangsa-bangsa yang ada di Kanaan. Namun ia dan keluarganya tidak tergoda dan tetap setia kepada TUHAN. Keempat, perjalanan panjang iman Yosua membuat para pemimpin bangsa berkomitmen untuk tetap setia kepada TUHAN sampai kapan pun (ayat 18). Sebagaimana iman Yosua, iman kita pun akan mengalami perjalanan panjang. Akan ada tantangan di depan kita, tetapi bersama Tuhan kita akan dapat melampauinya dengan baik. (PF)

Ke Jalan yang SunyiKisah Para Rasul 8:26-38

Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Kisah Para Rasul 8:26

Tuhan hadir di jalan hidupyang sunyi.

Terima kasih Tuhan atas penyertaan Tuhan dalam hidup sehari-hari.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Perjalanan PanjangYosua 24:1-29

Dan sesudah peristiwa-peristiwa itu, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun. Yosua 24:29

Iman bukan bersifat sesaat,tetapi perjalanan panjangsampai hidup kita tamat.

Semua generasi muda tetap setia mengikut Tuhan sampai akhir.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

rabu, 21 januari 2015selasa, 20 januari 2015 Keluaran 21-23Keluaran 18-20

Page 23: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Tentunya tidak ada manusia yang tidak mau tersohor namanya. Bahkan sebagian manusia memublikasikan dirinya di surat kabar, majalah, televisi, spanduk, brosur dan alat-alat media lainnya dengan tujuan supaya namanya menjadi tersohor. Hasilnya, masyarakat luas mengelu-elukan individu tersebut. Puji dan puja dialamatkan ke individu yang tersohor tersebut. Yang jelas, jalan hidupnya selalu ramai dikerumuni banyak penggemar. Hidupnya tersanjung setinggi langit. Catatan pelayanan seorang diaken bernama Filipus, namanya menjadi sangat tersohor di suatu kota di Samaria. Akibat pelayanan Filipus yang spektakuler, seluruh kota bersukacita (Kisah 8:8). Jelas, hidup Filipus tersanjung. Filipus dipuji dan dipuja. Di saat namanya melambung tinggi, tiba-tiba Tuhan memerintahkan Filipus berangkat menuju ke jalan yang sunyi. Ke suatu jalan yang tidak ternama. Ke suatu jalan yang tidak akan ada orang yang memuji dan memujanya. O, alangkah besar perbedaannya! Namun, Filipus melaksanakannya. Dia pergi ke jalan yang sunyi. Hidup ini terkadang melewati jalan yang sunyi. Bahkan teramat sunyi. Tidak ada orang yang tahu. Tidak ada orang yang memerhatikan. Tidak ada publikasi sama sekali. Jelas, banyak orang tidak akan suka berada di jalan kehidupan yang sunyi. Barangkali kata “sunyi” juga bisa berarti hidup seorang diri. Namun, sebagaimana Filipus melangkah ke jalan yang sunyi dengan penuh ketaatan kepada Tuhan, demikian juga kita perlu meniru teladan Filipus. Sekalipun jalan kehidupan menjadi sunyi, kita tetap melangkah ke depan dengan penuh pengharapan. Filipus memperoleh berkat satu jiwa, seorang pejabat. Kita pun pasti memperoleh berkat yang besar tatkala berada di jalan yang sunyi. (IE)

Banyak orang menulis buku riwayat hidup atau otobiografi. Masing-masing punya motivasi dan tujuan tersendiri. Dalam sebuah riwayat hidup seseorang, pada umumnya ada pengalaman jatuh bangun, suka dan duka, keberhasilan dan kegagalan. Lewat membaca biografi seseorang, kita bisa menjadi lebih hati-hati dalam hidup ini. Kitab Yosua merupakan sebagian dari riwayat hidup Yosua, seorang yang dipakai TUHAN menggantikan Musa, dan berhasil membawa umat TUHAN memasuki Tanah Perjanjian. Yosua memiliki pengalaman iman yang panjang yang memberikan kekuatan iman kepada kita, yaitu bahwa bersama Tuhan kita bisa melakukan pekerjaan yang besar.

Pertama, dengan iman Yosua mengalami kemenangan atas kota Yerikho yang berkubu tebal. Ia mampu menaklukkan bangsa-bangsa yang mendiami Tanah Perjanjian. Kemenangan yang dialaminya sangat luar biasa. Kedua, dengan iman pula Yosua mampu mendorong semua suku ikut berjuang dengannya. Ia tidak berjuang seorang diri, melainkan mengajak orang lain berjuang bersamanya. Daerah-daerah yang ditaklukkan pun dibagikannya kepada suku-suku bangsanya secara adil. Ketiga, dengan iman Yosua juga membawa keluarganya tetap setia beribadah kepada TUHAN. Ada banyak godaan untuk beralih menyembah berhala-berhala milik bangsa-bangsa yang ada di Kanaan. Namun ia dan keluarganya tidak tergoda dan tetap setia kepada TUHAN. Keempat, perjalanan panjang iman Yosua membuat para pemimpin bangsa berkomitmen untuk tetap setia kepada TUHAN sampai kapan pun (ayat 18). Sebagaimana iman Yosua, iman kita pun akan mengalami perjalanan panjang. Akan ada tantangan di depan kita, tetapi bersama Tuhan kita akan dapat melampauinya dengan baik. (PF)

Ke Jalan yang SunyiKisah Para Rasul 8:26-38

Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Kisah Para Rasul 8:26

Tuhan hadir di jalan hidupyang sunyi.

Terima kasih Tuhan atas penyertaan Tuhan dalam hidup sehari-hari.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Perjalanan PanjangYosua 24:1-29

Dan sesudah peristiwa-peristiwa itu, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun. Yosua 24:29

Iman bukan bersifat sesaat,tetapi perjalanan panjangsampai hidup kita tamat.

Semua generasi muda tetap setia mengikut Tuhan sampai akhir.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

rabu, 21 januari 2015selasa, 20 januari 2015 Keluaran 21-23Keluaran 18-20

Page 24: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Pencinta alam selalu memiliki ambisi untuk menaklukkan puncak-puncak gunung. Apabila berhasil mendaki sebuah gunung sampai ke puncak, lalu menancapkan bendera di sana, rasanya puas. Namun kemudian mereka harus berhadapan dengan gunung lain yang lebih tinggi dan terjal. Seorang pencinta alam berusaha untuk berjuang dan menaklukkan puncak gunung yang lebih tinggi dan sulit. Dalam hidup ini, seringkali manusia dihadapkan pada perjalanan sulit seperti mendaki gunung yang tinggi dan terjal. Ketika mampu dilaluinya, lega rasanya. Namun di lain kesempatan harus kembali menghadapi gunung yang berbeda, kadang lebih sulit dan berbahaya. Terus menerus diserbu oleh masalah bagaikan berjalan di tempat terjal, terasa letih dan lesu. Bagaimana jika hidup menjadi lesu? Pemazmur berkata, “Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah” (ayat 2). Ketika Daud menghadapi kepungan dan tekanan dari orang Filistin, ia hanya bisa berseru kepada TUHAN. Dalam 2 Samuel 5:20 menunjukkan bahwa TUHAN mendengar seruan Daud saat menghadapi orang Filistin. Di saat itu TUHAN memberi kekuatan dan kesanggupan sehingga ia menang dan dapat berkata, “TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos.” Apakah Saudara merasakan perjalanan hidup terlalu terjal karena banyak kesulitan yang harus dihadapi, sehingga rasanya tidak sanggup karena melampaui kekuatan yang dimiliki? Berserulah kepada Tuhan! Dia sanggup menuntun melewati jalan yang berliku dan sukar untuk mencapai kemenangan. (LB)

Hari-hari yang kita lalui begitu cepat berlalu. Tak terasa kita sudah memasuki tahun yang baru lagi dan tentunya usia kita juga bertambah satu tahun lagi. Proses alamiah kembali terjadi: kelahiran – pertumbuhan bayi menjadi anak-anak – remaja – pemuda – dewasa – menjadi orang tua – lanjut usia – dan akhirnya kembali kepada Sang Pencipta. Proses ini sangat dipahami oleh pemazmur ketika oleh ilham Roh Kudus, dia menuliskan Mazmur 90:10 ini. Ada batasan umur manusia di dunia ini, yaitu antara 70 sampai 80 tahun dan selebihnya, kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan.

Firman Tuhan ini tidak hanya bermaksud menyadarkan kita akan keterbatasan waktu kita di dunia ini, tetapi lebih kepada bagaimana memberi makna dalam hidup yang singkat ini, sehingga kita tidak sembrono dan menjadi korban dari rutinitas sehari-hari. Kalimat "ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian...,” memiliki maksud, pertama, kita harus belajar mengikutsertakan Tuhan dalam hidup kita sehari-hari. Tanpa Tuhan, hidup kita akan sia-sia. Kesuksesan hidup tanpa Tuhan tidak berarti. Terbukti orang-orang yang sukses kariernya tetapi tidak bahagia. Hal ini terjadi karena ada bagian kosong dalam dirinya yang tidak mengizinkan Tuhan masuk di dalam hidupnya. Kedua, agar kita bertindak hati-hati dalam hidup yang singkat ini (Yosua 1:7). Tuhan menghendaki agar kita melakukan setiap perintah-Nya seperti dikatakan, “Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi” (Yosua 1:8).

Menyadari bahwa hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16), karena itu marilah kita hidup dengan bijaksana dan belajar mengerti kehendak Tuhan, sehingga hidup kita di sepanjang tahun ini semakin berkenan di hadapan Bapa di sorga. (DI)

Lewat Jalan TerjalMazmur 61:1-6

...tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.

Mazmur 61 : 3b

Segala perkara sanggup aku tanggung di dalam Tuhan.

Para pejabat dalam mengemban tugas negara.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Menghitung Hari Mazmur 90:1-12

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Mazmur 90:12

Marilah kita hidup dengan bijaksana di hari-hari yang

singkat ini.

Agar umat Tuhan menghargai waktu-waktu yang masih Tuhan berikan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

jumat, 23 januari 2015kamis, 22 januari 2015 Keluaran 27-29Keluaran 24-26

Page 25: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Pencinta alam selalu memiliki ambisi untuk menaklukkan puncak-puncak gunung. Apabila berhasil mendaki sebuah gunung sampai ke puncak, lalu menancapkan bendera di sana, rasanya puas. Namun kemudian mereka harus berhadapan dengan gunung lain yang lebih tinggi dan terjal. Seorang pencinta alam berusaha untuk berjuang dan menaklukkan puncak gunung yang lebih tinggi dan sulit. Dalam hidup ini, seringkali manusia dihadapkan pada perjalanan sulit seperti mendaki gunung yang tinggi dan terjal. Ketika mampu dilaluinya, lega rasanya. Namun di lain kesempatan harus kembali menghadapi gunung yang berbeda, kadang lebih sulit dan berbahaya. Terus menerus diserbu oleh masalah bagaikan berjalan di tempat terjal, terasa letih dan lesu. Bagaimana jika hidup menjadi lesu? Pemazmur berkata, “Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah” (ayat 2). Ketika Daud menghadapi kepungan dan tekanan dari orang Filistin, ia hanya bisa berseru kepada TUHAN. Dalam 2 Samuel 5:20 menunjukkan bahwa TUHAN mendengar seruan Daud saat menghadapi orang Filistin. Di saat itu TUHAN memberi kekuatan dan kesanggupan sehingga ia menang dan dapat berkata, “TUHAN telah menerobos musuhku di depanku seperti air menerobos.” Apakah Saudara merasakan perjalanan hidup terlalu terjal karena banyak kesulitan yang harus dihadapi, sehingga rasanya tidak sanggup karena melampaui kekuatan yang dimiliki? Berserulah kepada Tuhan! Dia sanggup menuntun melewati jalan yang berliku dan sukar untuk mencapai kemenangan. (LB)

Hari-hari yang kita lalui begitu cepat berlalu. Tak terasa kita sudah memasuki tahun yang baru lagi dan tentunya usia kita juga bertambah satu tahun lagi. Proses alamiah kembali terjadi: kelahiran – pertumbuhan bayi menjadi anak-anak – remaja – pemuda – dewasa – menjadi orang tua – lanjut usia – dan akhirnya kembali kepada Sang Pencipta. Proses ini sangat dipahami oleh pemazmur ketika oleh ilham Roh Kudus, dia menuliskan Mazmur 90:10 ini. Ada batasan umur manusia di dunia ini, yaitu antara 70 sampai 80 tahun dan selebihnya, kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan.

Firman Tuhan ini tidak hanya bermaksud menyadarkan kita akan keterbatasan waktu kita di dunia ini, tetapi lebih kepada bagaimana memberi makna dalam hidup yang singkat ini, sehingga kita tidak sembrono dan menjadi korban dari rutinitas sehari-hari. Kalimat "ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian...,” memiliki maksud, pertama, kita harus belajar mengikutsertakan Tuhan dalam hidup kita sehari-hari. Tanpa Tuhan, hidup kita akan sia-sia. Kesuksesan hidup tanpa Tuhan tidak berarti. Terbukti orang-orang yang sukses kariernya tetapi tidak bahagia. Hal ini terjadi karena ada bagian kosong dalam dirinya yang tidak mengizinkan Tuhan masuk di dalam hidupnya. Kedua, agar kita bertindak hati-hati dalam hidup yang singkat ini (Yosua 1:7). Tuhan menghendaki agar kita melakukan setiap perintah-Nya seperti dikatakan, “Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi” (Yosua 1:8).

Menyadari bahwa hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16), karena itu marilah kita hidup dengan bijaksana dan belajar mengerti kehendak Tuhan, sehingga hidup kita di sepanjang tahun ini semakin berkenan di hadapan Bapa di sorga. (DI)

Lewat Jalan TerjalMazmur 61:1-6

...tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.

Mazmur 61 : 3b

Segala perkara sanggup aku tanggung di dalam Tuhan.

Para pejabat dalam mengemban tugas negara.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Menghitung Hari Mazmur 90:1-12

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Mazmur 90:12

Marilah kita hidup dengan bijaksana di hari-hari yang

singkat ini.

Agar umat Tuhan menghargai waktu-waktu yang masih Tuhan berikan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

jumat, 23 januari 2015kamis, 22 januari 2015 Keluaran 27-29Keluaran 24-26

Page 26: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Pernahkah Saudara diperlakukan tidak adil baik di dalam masyarakat, di dalam lingkungan kerja, atau bahkan dalam keluarga? Kemudian Saudara bertanya, “Mengapa hidup ini tidak adil? Mengapa Tuhan membiarkan saja orang yang berlaku tidak adil? Sampai kapan saya harus sabar menunggu waktu Tuhan menunjukkan keadilan-Nya?”

Habakuk, seorang nabi yang hidup di negeri Yehuda melihat kondisi bangsanya yang mengalami penindasan, kelaliman, aniaya, kekerasan, perbantahan, pertikaian yang dilakukan oleh bangsa Kasdim. Nabi Habakuk bergumul dan protes kepada TUHAN, “Berapa lama lagi TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?” (Habakuk 1:2). Ia berpikir bahwa TUHAN tidak adil dan tidak peduli. Namun tidak lama kemudian Habakuk berubah pikiran setelah menyadari keberadaan Allah. Daripada protes lebih baik menanti tindakan TUHAN atas orang yang melakukan kejahatan. Apa yang dilakukan nabi Habakuk? Ia berdiri tegak di menara dengan sabar menunggu sampai TUHAN berfirman. Itu artinya, nabi Habakuk menempatkan diri di atas persoalan dan tidak melakukan tindakan sendiri. Ia mau taat menunggu waktu TUHAN. Dengan iman Habakuk percaya bahwa TUHAN pasti bertindak menyatakan keadilan-Nya. Akhirnya, TUHAN benar-benar berfirman kepadanya. Orang yang jahat dihancurkan, dan orang benar hidup oleh percayanya kepada TUHAN. Mari kita belajar dari sikap nabi Habakuk ini. Memang waktu Tuhan seringkali tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi ketahuilah bahwa Tuhan adalah Allah yang adil yang bertindak sesuai waktu-Nya. Belajarlah bersabar menunggu waktu Tuhan. Ia tahu kapan waktu yang tepat, tidak pernah terlalu lambat atau terlalu cepat. (LL)

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Menanti Waktu TuhanHabakuk 2:1-5

Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Habakuk 2:3

Waktu Tuhan adalah yang paling tepat.

Ajarku bersabar ketika Engkau memproses hidupku.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

minggu, 25 januari 2015sabtu, 24 januari 2015

Untuk bisa masuk ke arena Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta, setiap orang harus membayar sejumlah uang dan diberi cap di pergelangan tangan mereka. Setiap orang yang telah dicap itu berharap dapat memiliki waktu yang cukup untuk menikmati seluruh wahana yang ada dengan cara menunjukkan cap di pergelangan tangan mereka kepada setiap petugas yang berjaga di setiap wahana. Harapan tersebut seringkali tidak tercapai dan berakhir dengan kekecewaan karena ternyata hari hujan, atau wahana permainan dalam perbaikan, atau padatnya pengunjung dan panjangnya antrian untuk memasuki satu dari puluhan wahana yang ada. Ada beberapa pelajaran menarik berdasarkan pengalaman di atas yang bisa dikaitkan dengan iman dan pengharapan kita sebagai umat kristiani. Pertama, iman kita kepada Kristus bisa digambarkan sebagai cap yang dimeteraikan pada tangan kita. Ya, sesungguhnya kita telah dimeteraikan oleh darah Kristus melalui korban-Nya di atas kayu salib dan oleh Roh Kudus. Oleh darah Kristus dan Roh Kudus, kita memiliki jalan masuk kepada kasih karunia Allah. Kasih karunia-Nya terlalu banyak untuk disebutkan, di antaranya: sukacita, damai sejahtera, berkat yang melimpah, perlindungan, penyertaan, dan banyak lagi yang bisa kita nikmati. Kedua, kita dapat berdiri bahkan bermegah dalam pengharapan. Pengharapan untuk menerima kemuliaan Allah yaitu ketika kita diperkenan untuk bertemu dengan Allah secara langsung dan menikmati Kerajaan-Nya. Berbeda dengan pengharapan yang dunia janjikan, pengharapan di dalam Kristus bersifat pasti dan tidak akan pernah mengecewakan.

Karena itu, milikilah kedua hal ini, yaitu iman kepada Kristus dan pengharapan menerima kemuliaan Allah, niscaya hidup kita penuh dengan kemenangan. (AW)

Iman dan PengharapanRoma 5:1-11

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.Roma 5:2

Iman dan pengharapan akan mengokohkan kaki kita menjalani

tahun yang baru.

Tuhan membangkitkan kembali iman dan pengharapan anak-anak Tuhan yang sedang putus asa.

Keluaran 33-35Keluaran 30-32

Page 27: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Pernahkah Saudara diperlakukan tidak adil baik di dalam masyarakat, di dalam lingkungan kerja, atau bahkan dalam keluarga? Kemudian Saudara bertanya, “Mengapa hidup ini tidak adil? Mengapa Tuhan membiarkan saja orang yang berlaku tidak adil? Sampai kapan saya harus sabar menunggu waktu Tuhan menunjukkan keadilan-Nya?”

Habakuk, seorang nabi yang hidup di negeri Yehuda melihat kondisi bangsanya yang mengalami penindasan, kelaliman, aniaya, kekerasan, perbantahan, pertikaian yang dilakukan oleh bangsa Kasdim. Nabi Habakuk bergumul dan protes kepada TUHAN, “Berapa lama lagi TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?” (Habakuk 1:2). Ia berpikir bahwa TUHAN tidak adil dan tidak peduli. Namun tidak lama kemudian Habakuk berubah pikiran setelah menyadari keberadaan Allah. Daripada protes lebih baik menanti tindakan TUHAN atas orang yang melakukan kejahatan. Apa yang dilakukan nabi Habakuk? Ia berdiri tegak di menara dengan sabar menunggu sampai TUHAN berfirman. Itu artinya, nabi Habakuk menempatkan diri di atas persoalan dan tidak melakukan tindakan sendiri. Ia mau taat menunggu waktu TUHAN. Dengan iman Habakuk percaya bahwa TUHAN pasti bertindak menyatakan keadilan-Nya. Akhirnya, TUHAN benar-benar berfirman kepadanya. Orang yang jahat dihancurkan, dan orang benar hidup oleh percayanya kepada TUHAN. Mari kita belajar dari sikap nabi Habakuk ini. Memang waktu Tuhan seringkali tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi ketahuilah bahwa Tuhan adalah Allah yang adil yang bertindak sesuai waktu-Nya. Belajarlah bersabar menunggu waktu Tuhan. Ia tahu kapan waktu yang tepat, tidak pernah terlalu lambat atau terlalu cepat. (LL)

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Menanti Waktu TuhanHabakuk 2:1-5

Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Habakuk 2:3

Waktu Tuhan adalah yang paling tepat.

Ajarku bersabar ketika Engkau memproses hidupku.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

minggu, 25 januari 2015sabtu, 24 januari 2015

Untuk bisa masuk ke arena Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta, setiap orang harus membayar sejumlah uang dan diberi cap di pergelangan tangan mereka. Setiap orang yang telah dicap itu berharap dapat memiliki waktu yang cukup untuk menikmati seluruh wahana yang ada dengan cara menunjukkan cap di pergelangan tangan mereka kepada setiap petugas yang berjaga di setiap wahana. Harapan tersebut seringkali tidak tercapai dan berakhir dengan kekecewaan karena ternyata hari hujan, atau wahana permainan dalam perbaikan, atau padatnya pengunjung dan panjangnya antrian untuk memasuki satu dari puluhan wahana yang ada. Ada beberapa pelajaran menarik berdasarkan pengalaman di atas yang bisa dikaitkan dengan iman dan pengharapan kita sebagai umat kristiani. Pertama, iman kita kepada Kristus bisa digambarkan sebagai cap yang dimeteraikan pada tangan kita. Ya, sesungguhnya kita telah dimeteraikan oleh darah Kristus melalui korban-Nya di atas kayu salib dan oleh Roh Kudus. Oleh darah Kristus dan Roh Kudus, kita memiliki jalan masuk kepada kasih karunia Allah. Kasih karunia-Nya terlalu banyak untuk disebutkan, di antaranya: sukacita, damai sejahtera, berkat yang melimpah, perlindungan, penyertaan, dan banyak lagi yang bisa kita nikmati. Kedua, kita dapat berdiri bahkan bermegah dalam pengharapan. Pengharapan untuk menerima kemuliaan Allah yaitu ketika kita diperkenan untuk bertemu dengan Allah secara langsung dan menikmati Kerajaan-Nya. Berbeda dengan pengharapan yang dunia janjikan, pengharapan di dalam Kristus bersifat pasti dan tidak akan pernah mengecewakan.

Karena itu, milikilah kedua hal ini, yaitu iman kepada Kristus dan pengharapan menerima kemuliaan Allah, niscaya hidup kita penuh dengan kemenangan. (AW)

Iman dan PengharapanRoma 5:1-11

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.Roma 5:2

Iman dan pengharapan akan mengokohkan kaki kita menjalani

tahun yang baru.

Tuhan membangkitkan kembali iman dan pengharapan anak-anak Tuhan yang sedang putus asa.

Keluaran 33-35Keluaran 30-32

Page 28: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Tessa seorang anak berusia tiga tahun asyik bermain di sebuah tempat bermain. Sementara di tempat yang tidak jauh dari tempat ia bermain, tampak ayahnya sedang memerhatikan dia. Sang ayah memerhatikan setiap gerak-gerik anaknya. Setiap kali anaknya akan jatuh, dengan sigap sang ayah segera datang menghampiri untuk menolong anaknya agar tidak terjatuh. Merasa sangat yakin bahwa ayahnya tidak akan tinggal diam jika ia akan jatuh, Tessa bermain dengan penuh kegembiraan.

Kisah di atas menggambarkan hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan adalah Bapa kita yang tidak akan tinggal diam untuk menolong kita. Pada saat kita memercayakan hidup kita kepada-Nya, maka Ia akan bertindak untuk menolong kita. Namun kadangkala ketika masalah kita tampak begitu berat, kita mulai meragukan pertolongan-Nya. Kecenderungan kita untuk melebih-lebihkan permasalahan yang kita hadapi, membuat kita ragu akan kuasa dan pertolongan Tuhan. Pada akhirnya kita tidak lagi memercayai Tuhan dan pertolongan-Nya. Alkitab menuliskan kisah tentang Raja Asa saat ia menderita sakit pada kakinya yang kemudian sakitnya makin parah. Dalam kesakitannya ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib. Ia tidak lagi memercayai TUHAN di saat sakitnya semakin parah. Ia tidak sabar dengan pertolongan TUHAN. Ia mengira bahwa TUHAN tidak lagi akan menolongnya, sehingga ia lari kepada tabib. Hari ini, apakah Saudara sedang dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Firman-Nya berkata, “Adalah lebih baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” Yakinlah bahwa Tuhan pasti memberikan pertolongan di saat yang kita butuhkan. (YL)

Tanggal 27 Januari diperingati sebagai Hari Kusta Dunia berkenaan dengan penyakit kusta sebagai salah satu penyakit tertua di dunia. Di dalam masyarakat umum, penyakit kusta mendapat stigma yang buruk. Penderita kusta dipandang sebelah mata dan dijauhi bahkan disisihkan khususnya pada zaman dulu. Sampai sekarang pun masih ada orang yang takut berdekatan dengan penderita kusta, walaupun penyakit kusta sudah ditemukan obatnya dan dapat sembuh sempurna jika ditangani sejak dini. Naaman, seorang pahlawan tentara Aram yang terpandang menderita penyakit kusta. Atas saran seorang anak perempuan Israel yang bekerja di rumahnya, Naaman menemui nabi Elisa yang kabarnya dapat menyembuhkan penyakitnya. Naaman disuruh mandi tujuh kali di sungai Yordan. Spontan saja ia menolak, karena selain airnya kotor, secara nalar mana mungkin penyakit kusta dapat disembuhkan dengan cara seperti itu. Naaman berharap ada altenatif lain, tetapi itulah cara TUHAN. Yang harus dilakukan Naaman hanyalah percaya dan bertindak. Bagi Naaman, untuk percaya dan bertindak tidaklah semudah seperti membalik telapak tangan, karena perintah nabi Elisa itu benar-benar tidak masuk akal. Tetapi akhirnya Naaman memercayai perkataan nabi Elisa dan melakukan tindakan iman dengan mandi tujuh kali di sungai Yordan. Dan …apa yang terjadi? Naaman sembuh bahkan kulitnya menjadi lebih halus. Betapa senangnya hati Naaman mengalami mukjizat TUHAN, sehingga keluar pengakuan, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel” (ayat 15). Banyak orang sulit memercayai firman Tuhan karena menggunakan logika. Seharusnya firman Tuhan diterima dan dilakukan dengan iman. Jika kita ingin mengalami mukjizat-Nya, percayalah dan bertindak! (LL)

Yakin Pertolongan TuhanRatapan 3:22-32

“Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.”Ratapan 3:26

Orang percaya berharap pada pertolongan Tuhan.

Berdoa untuk orang-orang yang telah lama menderita sakit parah.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Percaya Dan Bertindak2 Raja-raja 5:1-16

Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. 2 Raja-raja 5:14

Percaya dan bertindak menghasilkan mukjizat.

Buatku percaya dan bertindak dengan iman atas setiap firman-Mu.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

selasa, 27 januari 2015senin, 26 januari 2015 Keluaran 39-40Keluaran 36-38

Page 29: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Tessa seorang anak berusia tiga tahun asyik bermain di sebuah tempat bermain. Sementara di tempat yang tidak jauh dari tempat ia bermain, tampak ayahnya sedang memerhatikan dia. Sang ayah memerhatikan setiap gerak-gerik anaknya. Setiap kali anaknya akan jatuh, dengan sigap sang ayah segera datang menghampiri untuk menolong anaknya agar tidak terjatuh. Merasa sangat yakin bahwa ayahnya tidak akan tinggal diam jika ia akan jatuh, Tessa bermain dengan penuh kegembiraan.

Kisah di atas menggambarkan hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan adalah Bapa kita yang tidak akan tinggal diam untuk menolong kita. Pada saat kita memercayakan hidup kita kepada-Nya, maka Ia akan bertindak untuk menolong kita. Namun kadangkala ketika masalah kita tampak begitu berat, kita mulai meragukan pertolongan-Nya. Kecenderungan kita untuk melebih-lebihkan permasalahan yang kita hadapi, membuat kita ragu akan kuasa dan pertolongan Tuhan. Pada akhirnya kita tidak lagi memercayai Tuhan dan pertolongan-Nya. Alkitab menuliskan kisah tentang Raja Asa saat ia menderita sakit pada kakinya yang kemudian sakitnya makin parah. Dalam kesakitannya ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib. Ia tidak lagi memercayai TUHAN di saat sakitnya semakin parah. Ia tidak sabar dengan pertolongan TUHAN. Ia mengira bahwa TUHAN tidak lagi akan menolongnya, sehingga ia lari kepada tabib. Hari ini, apakah Saudara sedang dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Firman-Nya berkata, “Adalah lebih baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” Yakinlah bahwa Tuhan pasti memberikan pertolongan di saat yang kita butuhkan. (YL)

Tanggal 27 Januari diperingati sebagai Hari Kusta Dunia berkenaan dengan penyakit kusta sebagai salah satu penyakit tertua di dunia. Di dalam masyarakat umum, penyakit kusta mendapat stigma yang buruk. Penderita kusta dipandang sebelah mata dan dijauhi bahkan disisihkan khususnya pada zaman dulu. Sampai sekarang pun masih ada orang yang takut berdekatan dengan penderita kusta, walaupun penyakit kusta sudah ditemukan obatnya dan dapat sembuh sempurna jika ditangani sejak dini. Naaman, seorang pahlawan tentara Aram yang terpandang menderita penyakit kusta. Atas saran seorang anak perempuan Israel yang bekerja di rumahnya, Naaman menemui nabi Elisa yang kabarnya dapat menyembuhkan penyakitnya. Naaman disuruh mandi tujuh kali di sungai Yordan. Spontan saja ia menolak, karena selain airnya kotor, secara nalar mana mungkin penyakit kusta dapat disembuhkan dengan cara seperti itu. Naaman berharap ada altenatif lain, tetapi itulah cara TUHAN. Yang harus dilakukan Naaman hanyalah percaya dan bertindak. Bagi Naaman, untuk percaya dan bertindak tidaklah semudah seperti membalik telapak tangan, karena perintah nabi Elisa itu benar-benar tidak masuk akal. Tetapi akhirnya Naaman memercayai perkataan nabi Elisa dan melakukan tindakan iman dengan mandi tujuh kali di sungai Yordan. Dan …apa yang terjadi? Naaman sembuh bahkan kulitnya menjadi lebih halus. Betapa senangnya hati Naaman mengalami mukjizat TUHAN, sehingga keluar pengakuan, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel” (ayat 15). Banyak orang sulit memercayai firman Tuhan karena menggunakan logika. Seharusnya firman Tuhan diterima dan dilakukan dengan iman. Jika kita ingin mengalami mukjizat-Nya, percayalah dan bertindak! (LL)

Yakin Pertolongan TuhanRatapan 3:22-32

“Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.”Ratapan 3:26

Orang percaya berharap pada pertolongan Tuhan.

Berdoa untuk orang-orang yang telah lama menderita sakit parah.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Percaya Dan Bertindak2 Raja-raja 5:1-16

Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. 2 Raja-raja 5:14

Percaya dan bertindak menghasilkan mukjizat.

Buatku percaya dan bertindak dengan iman atas setiap firman-Mu.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

selasa, 27 januari 2015senin, 26 januari 2015 Keluaran 39-40Keluaran 36-38

Page 30: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Orang pandai dibutuhkan namun jikalau tanpa karakter yang baik justru akan menjadi masalah di kemudian hari. Sebuah bangsa akan maju apabila pemimpinnya orang-orang yang memiliki kemampuan tetapi sekaligus karakter yang baik. Daniel adalah salah satu pemimpin dalam pemerintahan raja Darius. Daniel disebut memiliki roh yang luar biasa dan kepandaian melebihi pejabat lainnya. Prestasi kerja Daniel yang baik membuat para pejabat yang lain iri hati. Mereka mencari celah atau kesalahan Daniel agar dapat menjerat serta menjatuhkannya. Namun yang menarik, ternyata Daniel seorang yang sempurna dalam hal bekerja dan juga sempurna dalam hal integritas. Daniel adalah seorang yang jujur, bertanggungjawab dan benar dalam segala konsep, keputusan dan langkah-langkah yang diambilnya. Dia dinilai oleh lawan-lawannya sebagai seorang yang setia dalam tugas-tugasnya. Bagaimana orang Kristen zaman sekarang di dalam sepak terjang di dunia kerjanya? Sebagian orang Kristen tidak menunjukkan prestasi kerja yang baik karena malas. Sebagian ada yang tidak jujur dan merugikan perusahaan tempat dia bekerja. Ada yang kata-katanya justru mengadu domba. Ini ironis, jikalau orang demikian menyebut dirinya sebagai orang Kristen.

Bagi Daniel, imannya dihayati sampai di tempat kerjanya. Daniel rajin berdoa tiga kali sehari, ia juga setia dalam pekerjaan. Daniel melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya. Tidak heran jika sumbangsih Daniel terhadap pemerintahan Darius sangat baik dan ia diangkat menjadi orang kepercayaan raja. Bagaimana dengan Saudara? (LB)

Banyak kali mahasiswa tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu atau bahkan berhenti di tengah jalan ketika sampai pada tahap pembuatan skripsi. Kesalahan mahasiswa adalah tidak mengutamakan tugas akhir tersebut. Proses pembuatan skripsi butuh konsentrasi penuh dan ketekunan karena ketekunan adalah salah satu faktor untuk meraih keberhasilan. Gangguan dari diri sendiri atau pun dari pihak luar harus disingkirkan. Tokoh-tokoh Alkitab seperti Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Rahab, dan masih banyak lagi adalah orang-orang yang tekun dalam hal iman. Mereka telah membuktikannya melalui perjalanan hidup mereka yang dapat menjadi kesaksian yang baik dan menjadi teladan bagi kita semua. Meskipun janji-janji yang Tuhan berikan tidak sepenuhnya mereka peroleh sampai akhir hidup mereka, tetapi mereka tidak menyangkal Tuhan atau meninggalkan Tuhan. Bertekun dalam iman akan membawa pada kesempurnaan seperti yang dikehendaki Allah. Bagaimana caranya? Pertama, menanggalkan beban dan dosa yang merintangi. Menanggalkan beban artinya menyerahkan segala persoalan kepada-Nya. Sedangkan dosa adalah kejahatan yang menjadi perintang utama dalam hubungan kita dengan Tuhan sehingga harus disingkirkan. Kedua, berlomba dengan tekun dalam iman dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Artinya, bahwa kita harus percaya penuh kepada-Nya dan melakukan firman-Nya. Segala sesuatu harus kita lakukan dengan sunguh-sungguh. Ketiga, tidak patah semangat dan putus asa ketika menghadapi ujian sebagai didikan dari Tuhan. Jika kita tetap tekun dalam iman, kita akan menikmati buah kebenaran yang mendatangkan damai, sukacita dan kemenangan di dalam Kristus. (LL)

Iman dan KesetiaanDaniel 6:1-6

...tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Daniel 6:5b

Hayati iman di dalam Tuhan Yesus Kristus di mana pun berada termasuk di tempat kerja.

Kesaksian dan hasil kerja orang Kristen.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Bertekun Dalam ImanIbrani 12:1-11

… marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.Ibrani 12:1

Tekun dalam iman adalah kehendak Allah.

Tuhan, bawa aku tekun di dalam iman kepada-Mu sampai pada garis akhir hidupku.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

kamis, 29 januari 2015rabu, 28 januari 2015 Imamat 4-6Imamat 1-3

Page 31: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Orang pandai dibutuhkan namun jikalau tanpa karakter yang baik justru akan menjadi masalah di kemudian hari. Sebuah bangsa akan maju apabila pemimpinnya orang-orang yang memiliki kemampuan tetapi sekaligus karakter yang baik. Daniel adalah salah satu pemimpin dalam pemerintahan raja Darius. Daniel disebut memiliki roh yang luar biasa dan kepandaian melebihi pejabat lainnya. Prestasi kerja Daniel yang baik membuat para pejabat yang lain iri hati. Mereka mencari celah atau kesalahan Daniel agar dapat menjerat serta menjatuhkannya. Namun yang menarik, ternyata Daniel seorang yang sempurna dalam hal bekerja dan juga sempurna dalam hal integritas. Daniel adalah seorang yang jujur, bertanggungjawab dan benar dalam segala konsep, keputusan dan langkah-langkah yang diambilnya. Dia dinilai oleh lawan-lawannya sebagai seorang yang setia dalam tugas-tugasnya. Bagaimana orang Kristen zaman sekarang di dalam sepak terjang di dunia kerjanya? Sebagian orang Kristen tidak menunjukkan prestasi kerja yang baik karena malas. Sebagian ada yang tidak jujur dan merugikan perusahaan tempat dia bekerja. Ada yang kata-katanya justru mengadu domba. Ini ironis, jikalau orang demikian menyebut dirinya sebagai orang Kristen.

Bagi Daniel, imannya dihayati sampai di tempat kerjanya. Daniel rajin berdoa tiga kali sehari, ia juga setia dalam pekerjaan. Daniel melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya. Tidak heran jika sumbangsih Daniel terhadap pemerintahan Darius sangat baik dan ia diangkat menjadi orang kepercayaan raja. Bagaimana dengan Saudara? (LB)

Banyak kali mahasiswa tidak dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu atau bahkan berhenti di tengah jalan ketika sampai pada tahap pembuatan skripsi. Kesalahan mahasiswa adalah tidak mengutamakan tugas akhir tersebut. Proses pembuatan skripsi butuh konsentrasi penuh dan ketekunan karena ketekunan adalah salah satu faktor untuk meraih keberhasilan. Gangguan dari diri sendiri atau pun dari pihak luar harus disingkirkan. Tokoh-tokoh Alkitab seperti Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Rahab, dan masih banyak lagi adalah orang-orang yang tekun dalam hal iman. Mereka telah membuktikannya melalui perjalanan hidup mereka yang dapat menjadi kesaksian yang baik dan menjadi teladan bagi kita semua. Meskipun janji-janji yang Tuhan berikan tidak sepenuhnya mereka peroleh sampai akhir hidup mereka, tetapi mereka tidak menyangkal Tuhan atau meninggalkan Tuhan. Bertekun dalam iman akan membawa pada kesempurnaan seperti yang dikehendaki Allah. Bagaimana caranya? Pertama, menanggalkan beban dan dosa yang merintangi. Menanggalkan beban artinya menyerahkan segala persoalan kepada-Nya. Sedangkan dosa adalah kejahatan yang menjadi perintang utama dalam hubungan kita dengan Tuhan sehingga harus disingkirkan. Kedua, berlomba dengan tekun dalam iman dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Artinya, bahwa kita harus percaya penuh kepada-Nya dan melakukan firman-Nya. Segala sesuatu harus kita lakukan dengan sunguh-sungguh. Ketiga, tidak patah semangat dan putus asa ketika menghadapi ujian sebagai didikan dari Tuhan. Jika kita tetap tekun dalam iman, kita akan menikmati buah kebenaran yang mendatangkan damai, sukacita dan kemenangan di dalam Kristus. (LL)

Iman dan KesetiaanDaniel 6:1-6

...tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Daniel 6:5b

Hayati iman di dalam Tuhan Yesus Kristus di mana pun berada termasuk di tempat kerja.

Kesaksian dan hasil kerja orang Kristen.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Bertekun Dalam ImanIbrani 12:1-11

… marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.Ibrani 12:1

Tekun dalam iman adalah kehendak Allah.

Tuhan, bawa aku tekun di dalam iman kepada-Mu sampai pada garis akhir hidupku.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

kamis, 29 januari 2015rabu, 28 januari 2015 Imamat 4-6Imamat 1-3

Page 32: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Hidup memiliki tujuan. Tanpa tujuan yang jelas, hidup menjadi tidak berarti. Mengapa sering dijumpai orang yang putus asa? Penyebab utamanya karena orang tersebut tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Sebaliknya, orang yang berhasil adalah orang yang mempunyai tujuan hidup yang jelas. Dari satu keberhasilan, dia akan meraih keberhasilan berikutnya. Tujuan hidup merupakan pencapaian angan-angan yang berada di ujung kehidupan. Misalnya, seorang anak punya cita-cita menjadi seorang dokter. Cita-citanya tersebut terentang jauh di depan. Rentangan ke depan ujungnya adalah kata “dokter”. Ujung itulah yang menjadi tujuannya. Ujung itulah yang harus dia capai. Apapun tantangannya, dia harus bisa mencapainya. Guna mencapai tujuan, hidup perlu diisi oleh semangat yang tak boleh patah dan gairah yang tak boleh padam. Perhatikan kata “berlari-lari” dalam ayat bacaan kita. Kata tersebut menunjukkan “semangat” dan “gairah”. Berlari-lari sampai ke mana? Sampai ke tujuan! Pertanyaannya, apa tujuan yang dimaksud dalam ayat bacaan kita tersebut? Mari kita baca ayat tersebut, “Berlari-lari kepada tujuan yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Jadi, tujuan yang dimaksud adalah “panggilan sorgawi dari Allah”. Apa artinya? Kebangkitan dari antara orang mati – inilah artinya (baca Filipi 3:11). Tujuan hidup adalah hidup bersama Tuhan Yesus Kristus sampai selama-lamanya. Langkah kita ke depan bertujuan hidup bersama Kristus dalam Kerajaan-Nya. Apakah tujuan hidup Anda sama dengan rasul Paulus? (IE)

Banyak orang lebih suka menerima dari pada memberi. Hal itu wajar, sebab dalam menghadapi kehidupan sehari-hari yang tidak mudah, kita membutuhkan banyak hal, mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal, hingga hiburan dan keamanan. Iman pun lebih banyak digunakan untuk memperoleh sesuatu dari pada untuk memberikan sesuatu. Kita akan belajar bagaimana iman digunakan untuk memberikan sesuatu kepada Tuhan, yaitu melalui iman Habel. Ketika Kain dan Habel memberikan korban persembahan kepada TUHAN, maka persembahan Habellah yang diterima. Sedangkan persembahan Kain tidak diindahkan TUHAN. Mengapa? Karena Habel mempersembahkannya dengan iman, sedangkan Kain tidak. Pertama, persembahan Habel adalah persembahan yang disertai dengan penumpahan darah, sebagai simbol pengorbanan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang tersembelih dalam rangka menebus dosa manusia. Jadi Habel beriman bahwa satu kali kelak akan ada karya penyelamatan Allah atas umat manusia, sebagaimana yang dijanjikan-Nya (Kejadian 3:15). Kedua, persembahan Habel disertai dengan kebaikan hati yang nampak dalam wajah yang selalu berseri-seri. Hati yang tidak baik mengakibatkan muka muram (ayat 6-7). Memberi kepada Tuhan harus merupakan wujud kasih kepada Tuhan, bukan sebagai beban yang memberatkan. Bukankah ketika kita hendak memberikan sesuatu kepada kekasih hati kita, kita memberikannya dengan penuh sukacita? Jadi, jika kita hendak memberi kepada Tuhan dan sesama, berilah yang terbaik dengan iman, bukan asal memberi. Juga bukan sebagai beban, tetapi sebagai tanda kasih. Persembahan yang demikian akan berkenan kepada Tuhan. (PF)

Berlari-lari ke Arah TujuanFilipi 3:10-16

Dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.Filipi 3:14

Semangat hidup ditunjang oleh tujuan yang jelas.

Tuhan, bimbing aku ke arah tujuan yang jelas.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Persembahan Terbaik Kejadian 4:1-16

Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Ibrani 11:4a

Persembahan terbaik kepada Tuhan pasti memiliki dasar iman

yang mapan.

Semua orang percaya rela memberikan yang terbaik untuk Tuhan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

sabtu, 31 januari 2015jumat, 30 januari 2015 Imamat 10-12Imamat 7-9

Page 33: 201501

Bacaan Alkitab Setahun

Hidup memiliki tujuan. Tanpa tujuan yang jelas, hidup menjadi tidak berarti. Mengapa sering dijumpai orang yang putus asa? Penyebab utamanya karena orang tersebut tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Sebaliknya, orang yang berhasil adalah orang yang mempunyai tujuan hidup yang jelas. Dari satu keberhasilan, dia akan meraih keberhasilan berikutnya. Tujuan hidup merupakan pencapaian angan-angan yang berada di ujung kehidupan. Misalnya, seorang anak punya cita-cita menjadi seorang dokter. Cita-citanya tersebut terentang jauh di depan. Rentangan ke depan ujungnya adalah kata “dokter”. Ujung itulah yang menjadi tujuannya. Ujung itulah yang harus dia capai. Apapun tantangannya, dia harus bisa mencapainya. Guna mencapai tujuan, hidup perlu diisi oleh semangat yang tak boleh patah dan gairah yang tak boleh padam. Perhatikan kata “berlari-lari” dalam ayat bacaan kita. Kata tersebut menunjukkan “semangat” dan “gairah”. Berlari-lari sampai ke mana? Sampai ke tujuan! Pertanyaannya, apa tujuan yang dimaksud dalam ayat bacaan kita tersebut? Mari kita baca ayat tersebut, “Berlari-lari kepada tujuan yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Jadi, tujuan yang dimaksud adalah “panggilan sorgawi dari Allah”. Apa artinya? Kebangkitan dari antara orang mati – inilah artinya (baca Filipi 3:11). Tujuan hidup adalah hidup bersama Tuhan Yesus Kristus sampai selama-lamanya. Langkah kita ke depan bertujuan hidup bersama Kristus dalam Kerajaan-Nya. Apakah tujuan hidup Anda sama dengan rasul Paulus? (IE)

Banyak orang lebih suka menerima dari pada memberi. Hal itu wajar, sebab dalam menghadapi kehidupan sehari-hari yang tidak mudah, kita membutuhkan banyak hal, mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan tempat tinggal, hingga hiburan dan keamanan. Iman pun lebih banyak digunakan untuk memperoleh sesuatu dari pada untuk memberikan sesuatu. Kita akan belajar bagaimana iman digunakan untuk memberikan sesuatu kepada Tuhan, yaitu melalui iman Habel. Ketika Kain dan Habel memberikan korban persembahan kepada TUHAN, maka persembahan Habellah yang diterima. Sedangkan persembahan Kain tidak diindahkan TUHAN. Mengapa? Karena Habel mempersembahkannya dengan iman, sedangkan Kain tidak. Pertama, persembahan Habel adalah persembahan yang disertai dengan penumpahan darah, sebagai simbol pengorbanan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang tersembelih dalam rangka menebus dosa manusia. Jadi Habel beriman bahwa satu kali kelak akan ada karya penyelamatan Allah atas umat manusia, sebagaimana yang dijanjikan-Nya (Kejadian 3:15). Kedua, persembahan Habel disertai dengan kebaikan hati yang nampak dalam wajah yang selalu berseri-seri. Hati yang tidak baik mengakibatkan muka muram (ayat 6-7). Memberi kepada Tuhan harus merupakan wujud kasih kepada Tuhan, bukan sebagai beban yang memberatkan. Bukankah ketika kita hendak memberikan sesuatu kepada kekasih hati kita, kita memberikannya dengan penuh sukacita? Jadi, jika kita hendak memberi kepada Tuhan dan sesama, berilah yang terbaik dengan iman, bukan asal memberi. Juga bukan sebagai beban, tetapi sebagai tanda kasih. Persembahan yang demikian akan berkenan kepada Tuhan. (PF)

Berlari-lari ke Arah TujuanFilipi 3:10-16

Dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.Filipi 3:14

Semangat hidup ditunjang oleh tujuan yang jelas.

Tuhan, bimbing aku ke arah tujuan yang jelas.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

Bacaan Alkitab Setahun

Persembahan Terbaik Kejadian 4:1-16

Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Ibrani 11:4a

Persembahan terbaik kepada Tuhan pasti memiliki dasar iman

yang mapan.

Semua orang percaya rela memberikan yang terbaik untuk Tuhan.

D O AD O AD O Arenunganrenunganrenungan

sabtu, 31 januari 2015jumat, 30 januari 2015 Imamat 10-12Imamat 7-9

Page 34: 201501

Oleh : Pdt. Petrus F. Setiadarma, M.Div.Pdt. Petrus F. Setiadarma, M.Div.Pdt. Petrus F. Setiadarma, M.Div.

Pendahuluan A lk i tab menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga yang diprakarsai oleh Allah sendiri. Allahlah yang menyediakan bagi Adam seorang penolong baginya, yaitu Hawa, agar mereka berdua menja lankan amanat yang diberikan Allah, yaitu untuk beranak cucu dan memenuhi bumi ini (Kej. 1:26-28). Ada beberapa contoh bagaimana iman sangat berperan dalam keluarga yang menjalankan amanat dari Allah tersebut.

Dalam Perjanjian Lama ada keluarga Nuh yang dengan iman menaati perintah Allah untuk membangun sebuah bahtera agar manusia terselamatkan dari air bah. Hanya keluarga Nuh yang diselamatkan karena hanya mereka yang hidup benar di hadapan Allah. Semua manusia lain pada zaman Nuh melakukan hidup yang rusak di bumi. Ada pula keluarga Abraham yang hidup oleh iman; juga Ishak yang dengan iman mampu memperoleh berkat melimpah. Ada juga keluarga Yosua yang tetap menjaga iman mereka dalam beribadah kepada Allah yang hidup.

Dalam Perjanjian Baru ada keluarga Yusuf dan Maria yang beriman sehingga mau menaati perintah Tuhan untuk menjadi orang tua jasmani bagi Sang Mesias, yaitu Yesus Kristus. Ada keluarga Timotius yang mewariskan iman

dari generasi ke generasi. Dalam artikel ini kita akan belajar tentang pentingnya iman dalam keluarga, bagaimana menumbuhkan iman dalam keluarga, dan bagaimana mengatasi tantangan iman dalam keluarga.

Pentingnya Iman dalam Keluarga Ada beberapa alasan mengapa keberadaan iman sangat penting dalam setiap keluarga kristiani.

1. Saat Memuji dan Menyembah Tuhan

Keluarga yang berkenan kepada Allah adalah keluarga yang suka memuj i dan menyembah Tuhan. Tidak salah jika setiap anggota keluarga mendengar dan menyanyikan lagu-lagu populer yang umum di tengah masyarakat, tetapi hal itu harus diimbangi dengan adanya pujian kepada Tuhan. Seseorang atau sebuah keluarga tidak akan suka memuji dan menyembah Tuhan jika tidak ada iman yang berfokus pada kebenaran firman Tuhan, bahwa ketika kita memuji Tuhan: (a) Allah hadir dan bertakhta di atas pujian umat-Nya (Maz. 22:4); (b) Tuhan Yesus hadir dan memberikan berkat, sukacita, damai sejahtera dan kekuatan ketika ada dua atau tiga orang bersekutu di dalam nama-Nya

Page 35: 201501

Oleh : Pdt. Petrus F. Setiadarma, M.Div.Pdt. Petrus F. Setiadarma, M.Div.Pdt. Petrus F. Setiadarma, M.Div.

Pendahuluan A lk i tab menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga yang diprakarsai oleh Allah sendiri. Allahlah yang menyediakan bagi Adam seorang penolong baginya, yaitu Hawa, agar mereka berdua menja lankan amanat yang diberikan Allah, yaitu untuk beranak cucu dan memenuhi bumi ini (Kej. 1:26-28). Ada beberapa contoh bagaimana iman sangat berperan dalam keluarga yang menjalankan amanat dari Allah tersebut.

Dalam Perjanjian Lama ada keluarga Nuh yang dengan iman menaati perintah Allah untuk membangun sebuah bahtera agar manusia terselamatkan dari air bah. Hanya keluarga Nuh yang diselamatkan karena hanya mereka yang hidup benar di hadapan Allah. Semua manusia lain pada zaman Nuh melakukan hidup yang rusak di bumi. Ada pula keluarga Abraham yang hidup oleh iman; juga Ishak yang dengan iman mampu memperoleh berkat melimpah. Ada juga keluarga Yosua yang tetap menjaga iman mereka dalam beribadah kepada Allah yang hidup.

Dalam Perjanjian Baru ada keluarga Yusuf dan Maria yang beriman sehingga mau menaati perintah Tuhan untuk menjadi orang tua jasmani bagi Sang Mesias, yaitu Yesus Kristus. Ada keluarga Timotius yang mewariskan iman

dari generasi ke generasi. Dalam artikel ini kita akan belajar tentang pentingnya iman dalam keluarga, bagaimana menumbuhkan iman dalam keluarga, dan bagaimana mengatasi tantangan iman dalam keluarga.

Pentingnya Iman dalam Keluarga Ada beberapa alasan mengapa keberadaan iman sangat penting dalam setiap keluarga kristiani.

1. Saat Memuji dan Menyembah Tuhan

Keluarga yang berkenan kepada Allah adalah keluarga yang suka memuj i dan menyembah Tuhan. Tidak salah jika setiap anggota keluarga mendengar dan menyanyikan lagu-lagu populer yang umum di tengah masyarakat, tetapi hal itu harus diimbangi dengan adanya pujian kepada Tuhan. Seseorang atau sebuah keluarga tidak akan suka memuji dan menyembah Tuhan jika tidak ada iman yang berfokus pada kebenaran firman Tuhan, bahwa ketika kita memuji Tuhan: (a) Allah hadir dan bertakhta di atas pujian umat-Nya (Maz. 22:4); (b) Tuhan Yesus hadir dan memberikan berkat, sukacita, damai sejahtera dan kekuatan ketika ada dua atau tiga orang bersekutu di dalam nama-Nya

Page 36: 201501

(Mat. 18:20). 2. Saat Menghadapi Masalah

Kehidupan Hidup ini tidak pernah

lepas dari pergumulan dan tantangan. Semua pergumulan tidak mungkin dihadapi dengan kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Banyak keluarga yang menjadi putus asa menghadapi beratnya tekanan hidup ini. Dibutuhkan adanya iman kepada Allah yang mampu dan mau menolong kita. Iman kepada Allah yang peduli, sehingga ket ika se luruh keluarga datang kepada Tuhan dengan iman, maka Ia akan memberi upah kepada keluarga yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibr. 11:6). Tidak ada masalah yang terlalu besar yang tidak bisa di atasi, sebab Ia adalah Allah yang setia yang menjanjikan adanya jalan keluar (1 Kor. 10:13).

3. Saat Menghadapi Konflik dalam Keluarga

Dalam sebuah keluarga ada individu yang berbeda-beda, baik temperamen, kepribadian, maupun perspektif yaitu cara memandang permasalahan. Perbedaan itu bisa memicu terjadinya konflik, yang jika tidak ditangani dengan baik akan menciptakan keretakan dan ketidakharmonisan. Namun

apabila ada iman di dalam keluarga itu, yaitu iman yang bertumbuh di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka seluruh a n g g o t a a k a n l e b i h mengedepankan kepentingan b e r s a m a d a r i p a d a kepentingannya sendiri. Itulah yang Alkitab ajarkan, agar kita semua meneladani Yesus Kristus dalam kerendahan hati dan d a l a m m e n d a h u l u k a n kepentingan bersama (Flp. 2:1-8). Perbedaan merupakan kekayaan yang Allah berikan dalam keluarga kita, di mana satu dengan yang lain saling melengkapi, bukan saling m e m u s u h i a t a u s a l i n g membenci. Apabila perbedaan da l am ke lua rga mampu ditangani dengan baik bersama Tuhan, maka itu akan menjadi kekuatan yang dahsyat, karena di mana ada kerukunan dan kesatuan, di situ berkat Tuhan mengejar (Maz. 133:1-3).

4. Saat Memenangkan Keluarga bagi Kristus

Dalam sebuah keluarga, belum tentu semua anggota keluarga mengenal Kristus. D e n g a n b e r i m a n p a d a kebenaran firman Tuhan, bahwa ket ika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, maka seluruh keluarga akan diselamatkan (Kisah 16:31) . Semua anggota

keluarga yang telah di dalam Kristus akan mendoakan, memberitakan kasih Tuhan m e l a l u i p e r k a t a a n d a n perbuatan yang baik kepada anggota keluarga yang belum di d a l am Tuhan , s eh i n gga semuanya akan tetap bersatu baik di bumi maupun di kekekalan kelak. Banyak kesaksian yang menyatakan bahwa seseorang mengenal Kristus melalui sikap dan perilaku yang baik dari anggota keluarganya. Iman yang ada dalam keluarga akan mampu menarik mereka kepada Yesus Kristus.

Menumbuhkan Iman dalam Keluarga Bagaimana menumbuhkan iman dalam keluarga? Pertama, melalui mezbah keluarga 'family altar', di mana semua anggota keluarga berkumpul untuk berdoa; mendengar dan berbicara tentang firman Allah. Alkitab menyatakan bahwa iman itu muncul dari mendengar firman Kristus (Roma 10:17). Kedua, melalui kesaksian. Dalam suasana keterbukaan, setiap a n g g o t a k e l u a r g a d a p a t menceritakan pertolongan Tuhan yang telah dialaminya kepada anggota keluarga lainnya. Dengan demikian iman anggota keluarga lainnya semakin dikuatkan. Ketiga, dengan saling mendorong atau

memotivasi anggota keluarga untuk setia beribadah dan melayani Tuhan sesuai dengan tingkat usia masing-masing (Ibr. 10:25), bahkan saling membantu dan memfasilitasi anggota keluarga agar lebih tekun beribadah. Misalnya: orang tua bersedia mengantar anak ke Sekolah Minggu atau ke Ibadah Remaja. Anak-anak juga bersedia mengantar orang tua yang telah lanjut usia beribadah di Ibadah Lansia, dan sebagainya. Apabila semua anggota keluarga saling membangun iman dan kerohanian satu sama lain, maka keluarga ini akan kuat dalam menghadapi pelbagai tantangan hidup. Keempat, semua anggota keluarga berlomba secara sehat dalam berbuat baik tanpa perlu menonjolkan diri. Ada semangat lebih suka memberi daripada menerima seperti yang Tuhan Yesus ajarkan (Kisah 20:35). Kelima, ada keterbukaan dalam mencurahkan isi hati, ketika ada anggota keluarga yang menghadapi kegalauan. Mungkin ada yang mengalami kegagalan dalam studi, atau percintaan, atau pergumulan dalam pekerjaan, kesulitan dalam pelayanan, dan sebagainya. Curahan hati (curhat) dalam sebuah keluarga yang saling mengasihi akan menumbuhkan i m a n , b a h w a k e s e h a t i a n menghasilkan mukjizat Tuhan.

Page 37: 201501

(Mat. 18:20). 2. Saat Menghadapi Masalah

Kehidupan Hidup ini tidak pernah

lepas dari pergumulan dan tantangan. Semua pergumulan tidak mungkin dihadapi dengan kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Banyak keluarga yang menjadi putus asa menghadapi beratnya tekanan hidup ini. Dibutuhkan adanya iman kepada Allah yang mampu dan mau menolong kita. Iman kepada Allah yang peduli, sehingga ket ika se luruh keluarga datang kepada Tuhan dengan iman, maka Ia akan memberi upah kepada keluarga yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibr. 11:6). Tidak ada masalah yang terlalu besar yang tidak bisa di atasi, sebab Ia adalah Allah yang setia yang menjanjikan adanya jalan keluar (1 Kor. 10:13).

3. Saat Menghadapi Konflik dalam Keluarga

Dalam sebuah keluarga ada individu yang berbeda-beda, baik temperamen, kepribadian, maupun perspektif yaitu cara memandang permasalahan. Perbedaan itu bisa memicu terjadinya konflik, yang jika tidak ditangani dengan baik akan menciptakan keretakan dan ketidakharmonisan. Namun

apabila ada iman di dalam keluarga itu, yaitu iman yang bertumbuh di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka seluruh a n g g o t a a k a n l e b i h mengedepankan kepentingan b e r s a m a d a r i p a d a kepentingannya sendiri. Itulah yang Alkitab ajarkan, agar kita semua meneladani Yesus Kristus dalam kerendahan hati dan d a l a m m e n d a h u l u k a n kepentingan bersama (Flp. 2:1-8). Perbedaan merupakan kekayaan yang Allah berikan dalam keluarga kita, di mana satu dengan yang lain saling melengkapi, bukan saling m e m u s u h i a t a u s a l i n g membenci. Apabila perbedaan da l am ke lua rga mampu ditangani dengan baik bersama Tuhan, maka itu akan menjadi kekuatan yang dahsyat, karena di mana ada kerukunan dan kesatuan, di situ berkat Tuhan mengejar (Maz. 133:1-3).

4. Saat Memenangkan Keluarga bagi Kristus

Dalam sebuah keluarga, belum tentu semua anggota keluarga mengenal Kristus. D e n g a n b e r i m a n p a d a kebenaran firman Tuhan, bahwa ket ika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, maka seluruh keluarga akan diselamatkan (Kisah 16:31) . Semua anggota

keluarga yang telah di dalam Kristus akan mendoakan, memberitakan kasih Tuhan m e l a l u i p e r k a t a a n d a n perbuatan yang baik kepada anggota keluarga yang belum di d a l am Tuhan , s eh i n gga semuanya akan tetap bersatu baik di bumi maupun di kekekalan kelak. Banyak kesaksian yang menyatakan bahwa seseorang mengenal Kristus melalui sikap dan perilaku yang baik dari anggota keluarganya. Iman yang ada dalam keluarga akan mampu menarik mereka kepada Yesus Kristus.

Menumbuhkan Iman dalam Keluarga Bagaimana menumbuhkan iman dalam keluarga? Pertama, melalui mezbah keluarga 'family altar', di mana semua anggota keluarga berkumpul untuk berdoa; mendengar dan berbicara tentang firman Allah. Alkitab menyatakan bahwa iman itu muncul dari mendengar firman Kristus (Roma 10:17). Kedua, melalui kesaksian. Dalam suasana keterbukaan, setiap a n g g o t a k e l u a r g a d a p a t menceritakan pertolongan Tuhan yang telah dialaminya kepada anggota keluarga lainnya. Dengan demikian iman anggota keluarga lainnya semakin dikuatkan. Ketiga, dengan saling mendorong atau

memotivasi anggota keluarga untuk setia beribadah dan melayani Tuhan sesuai dengan tingkat usia masing-masing (Ibr. 10:25), bahkan saling membantu dan memfasilitasi anggota keluarga agar lebih tekun beribadah. Misalnya: orang tua bersedia mengantar anak ke Sekolah Minggu atau ke Ibadah Remaja. Anak-anak juga bersedia mengantar orang tua yang telah lanjut usia beribadah di Ibadah Lansia, dan sebagainya. Apabila semua anggota keluarga saling membangun iman dan kerohanian satu sama lain, maka keluarga ini akan kuat dalam menghadapi pelbagai tantangan hidup. Keempat, semua anggota keluarga berlomba secara sehat dalam berbuat baik tanpa perlu menonjolkan diri. Ada semangat lebih suka memberi daripada menerima seperti yang Tuhan Yesus ajarkan (Kisah 20:35). Kelima, ada keterbukaan dalam mencurahkan isi hati, ketika ada anggota keluarga yang menghadapi kegalauan. Mungkin ada yang mengalami kegagalan dalam studi, atau percintaan, atau pergumulan dalam pekerjaan, kesulitan dalam pelayanan, dan sebagainya. Curahan hati (curhat) dalam sebuah keluarga yang saling mengasihi akan menumbuhkan i m a n , b a h w a k e s e h a t i a n menghasilkan mukjizat Tuhan.

Page 38: 201501

Tantangan Iman dalam Keluarga

D a l a m m e n u m b u h -kembangkan iman dalam keluarga bukan suatu hal yang mudah. Di dalamnya banyak tantangan, baik secara internal maupun eksternal.

Secara internal, karena tingkat pertumbuhan iman dalam sebuah keluarga tidak merata, sehingga ada kemungkinan timbul u c a p a n a t a u s i k a p y a n g menghambat anggota keluarga yang mau bertumbuh dalam iman. Misalnya, bisa muncul kata-kata seperti: sok suci, sok rohani, sok baik, dan sebagainya. Namun jika kita mau bersungguh-sungguh d e n g a n h a t i t e g u h t e t a p berkomitmen untuk semakin mendekat kepada Tuhan, maka lambat laun ucapan semacam itu akan berhenti. Apalagi jika kita membalasnya dengan kebaikan. Tantangan lainnya adalah tidak adanya fasilitas yang mendukung pertumbuhan iman. Misalnya: mau berdoa tidak ada kamar tersendiri; mau memuji Tuhan dianggap mengganggu anggota keluarga lain yang sedang menikmati tayangan film di televisi. Untuk itu bisa diatasi dengan mengadakan kesepakatan untuk menggunakan w a k t u y a n g s a m a d a l a m persekutuan. Di sinilah seorang ayah atau suami berperan sebagai imam, yang menetapkan aturan-aturan dalam keluarga untuk semakin mendekat kepada Tuhan.

Secara eksternal, ada tantangan serbuan tayangan televisi yang menarik, sehingga banyak orang merasa sayang jika sebuah tayangan dilewatkan. Tantangan lainnya adalah semakin canggihnya peralatan komunikasi dan informasi yang dimiliki oleh anggota keluarga: smartphone, laptop, PC, dan sebagainya. Akibatnya semua asyik dalam jejaring sosial, bahkan kadang-kadang dalam urusan yang tidak penting. Di sini kembali kepala k e l u a r g a b e r p e r a n d a l a m menetapkan aturan-aturannya, agar tidak menyita waktu untuk bersekutu dengan Tuhan.

Penutup Tidak ada yang salah dengan kemajuan zaman di mana k i t a h i d u p . S e m u a n y a dikembalikan kepada kita, apakah kita mau dilibas oleh semua itu sehingga iman dalam keluarga menjadi semakin pudar. Ataukah, kita mampu mengatasinya, sehingga iman dalam keluarga semakin bertumbuh. Jika kita memelihara pertumbuhan iman dengan baik dalam keluarga, maka meskipun pada awalnya sulit, bahkan berderai air mata, satu kali k i ta akan bersorak sora i . Sebaliknya, jika kita mengabaikan pe r t umbuhan iman da l am keluarga, maka di masa depan kita bisa berderai air mata.

Tanggal 10 November 2014, pada saat bangun tidur tiba-tiba saya mengalami muntah dan diare. Seluruh badan terasa lemas. Kemudian saya periksa ke dokter dan diberi obat. Esok lusa tiba-tiba kedua telinga saya tidak bisa mendengar sama sekali. Saya periksa ke dokter THT. Hasil diagnosa adalah sinusitis yang sudah terlalu lama sehingga gendang telinga saya rusak karena alat pendengaran terendam lendir. Saya dianjurkan periksa lab total dan USG. Hasil lab menyatakan bahwa SGOT dan SGPT naik; LED terlalu kental; paru-paru terkena lendir. Oleh dokter internis, saya diharuskan opname karena dada saya terasa sesak dan suhu badan panas

osampai 40 C. Dokter THT pertama yang menangani saya menusuk gendang telinga

untuk mengeluarkan cairan. Setelah itu pendengaran saya sudah kembali 30%. Saya diharuskan MRI untuk melihat apakah ada penyumbatan-penyumbatan lain. Hasil MRI ternyata ada penyumbatan di telinga karena LED yang terlalu kental. Saya harus bedrest di tempat tidur agar tidak sampai jatuh dan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Saya disuntik tiap hari satu kali untuk mengencerkan darah yang kental.

Berhubung dokter THT yang menangani pertama kali pergi ke luar kota, maka diganti oleh dokter THT yang kedua. Dokter pengganti menganjurkan saya untuk operasi sinusitis agar lendir bisa bersih total, tetapi gendang telinga tidak bisa pulih total. Operasi tidak harus saat itu, artinya bisa ditunda lain waktu. Yang terutama fisik harus pulih dahulu.

Keesokan lusa dokter THT yang pertama datang dan memeriksa saya kembali. Dia mengatakan bahwa saya tidak perlu operasi karena pendengaran saya sudah pulih 80% dan sinusitis bisa diobati tanpa operasi. Keesokan harinya hasil lab saya normal semua. saya merasa senang dan lega.

Puji syukur kepada Tuhan! Tuhan mengizinkan saya mengalami semua ini dan Tuhan juga yang menyembuhkan serta memulihkan kondisi fisik saya. Saya mengucapkan terima kasih juga kepada semua hamba-hamba Tuhan dan tim visitasi GIA Pringgading yang dengan setia mendukung dalam doa. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih juga kepada semua saudara-saudara saya yang terkasih yang selalu menguatkan saya. Biarlah kesaksian saya ini menjadi berkat. Yakinlah bahwa semua ada awal dan pasti ada akhirnya dan Tuhan turut campur tangan menyelesaikannya. Amin.

Pertolongan-Nya Tepat Pada WaktunyaBudhi Mulyono

Ruang Kesaksian

Page 39: 201501

Tantangan Iman dalam Keluarga

D a l a m m e n u m b u h -kembangkan iman dalam keluarga bukan suatu hal yang mudah. Di dalamnya banyak tantangan, baik secara internal maupun eksternal.

Secara internal, karena tingkat pertumbuhan iman dalam sebuah keluarga tidak merata, sehingga ada kemungkinan timbul u c a p a n a t a u s i k a p y a n g menghambat anggota keluarga yang mau bertumbuh dalam iman. Misalnya, bisa muncul kata-kata seperti: sok suci, sok rohani, sok baik, dan sebagainya. Namun jika kita mau bersungguh-sungguh d e n g a n h a t i t e g u h t e t a p berkomitmen untuk semakin mendekat kepada Tuhan, maka lambat laun ucapan semacam itu akan berhenti. Apalagi jika kita membalasnya dengan kebaikan. Tantangan lainnya adalah tidak adanya fasilitas yang mendukung pertumbuhan iman. Misalnya: mau berdoa tidak ada kamar tersendiri; mau memuji Tuhan dianggap mengganggu anggota keluarga lain yang sedang menikmati tayangan film di televisi. Untuk itu bisa diatasi dengan mengadakan kesepakatan untuk menggunakan w a k t u y a n g s a m a d a l a m persekutuan. Di sinilah seorang ayah atau suami berperan sebagai imam, yang menetapkan aturan-aturan dalam keluarga untuk semakin mendekat kepada Tuhan.

Secara eksternal, ada tantangan serbuan tayangan televisi yang menarik, sehingga banyak orang merasa sayang jika sebuah tayangan dilewatkan. Tantangan lainnya adalah semakin canggihnya peralatan komunikasi dan informasi yang dimiliki oleh anggota keluarga: smartphone, laptop, PC, dan sebagainya. Akibatnya semua asyik dalam jejaring sosial, bahkan kadang-kadang dalam urusan yang tidak penting. Di sini kembali kepala k e l u a r g a b e r p e r a n d a l a m menetapkan aturan-aturannya, agar tidak menyita waktu untuk bersekutu dengan Tuhan.

Penutup Tidak ada yang salah dengan kemajuan zaman di mana k i t a h i d u p . S e m u a n y a dikembalikan kepada kita, apakah kita mau dilibas oleh semua itu sehingga iman dalam keluarga menjadi semakin pudar. Ataukah, kita mampu mengatasinya, sehingga iman dalam keluarga semakin bertumbuh. Jika kita memelihara pertumbuhan iman dengan baik dalam keluarga, maka meskipun pada awalnya sulit, bahkan berderai air mata, satu kali k i ta akan bersorak sora i . Sebaliknya, jika kita mengabaikan pe r t umbuhan iman da l am keluarga, maka di masa depan kita bisa berderai air mata.

Tanggal 10 November 2014, pada saat bangun tidur tiba-tiba saya mengalami muntah dan diare. Seluruh badan terasa lemas. Kemudian saya periksa ke dokter dan diberi obat. Esok lusa tiba-tiba kedua telinga saya tidak bisa mendengar sama sekali. Saya periksa ke dokter THT. Hasil diagnosa adalah sinusitis yang sudah terlalu lama sehingga gendang telinga saya rusak karena alat pendengaran terendam lendir. Saya dianjurkan periksa lab total dan USG. Hasil lab menyatakan bahwa SGOT dan SGPT naik; LED terlalu kental; paru-paru terkena lendir. Oleh dokter internis, saya diharuskan opname karena dada saya terasa sesak dan suhu badan panas

osampai 40 C. Dokter THT pertama yang menangani saya menusuk gendang telinga

untuk mengeluarkan cairan. Setelah itu pendengaran saya sudah kembali 30%. Saya diharuskan MRI untuk melihat apakah ada penyumbatan-penyumbatan lain. Hasil MRI ternyata ada penyumbatan di telinga karena LED yang terlalu kental. Saya harus bedrest di tempat tidur agar tidak sampai jatuh dan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Saya disuntik tiap hari satu kali untuk mengencerkan darah yang kental.

Berhubung dokter THT yang menangani pertama kali pergi ke luar kota, maka diganti oleh dokter THT yang kedua. Dokter pengganti menganjurkan saya untuk operasi sinusitis agar lendir bisa bersih total, tetapi gendang telinga tidak bisa pulih total. Operasi tidak harus saat itu, artinya bisa ditunda lain waktu. Yang terutama fisik harus pulih dahulu.

Keesokan lusa dokter THT yang pertama datang dan memeriksa saya kembali. Dia mengatakan bahwa saya tidak perlu operasi karena pendengaran saya sudah pulih 80% dan sinusitis bisa diobati tanpa operasi. Keesokan harinya hasil lab saya normal semua. saya merasa senang dan lega.

Puji syukur kepada Tuhan! Tuhan mengizinkan saya mengalami semua ini dan Tuhan juga yang menyembuhkan serta memulihkan kondisi fisik saya. Saya mengucapkan terima kasih juga kepada semua hamba-hamba Tuhan dan tim visitasi GIA Pringgading yang dengan setia mendukung dalam doa. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih juga kepada semua saudara-saudara saya yang terkasih yang selalu menguatkan saya. Biarlah kesaksian saya ini menjadi berkat. Yakinlah bahwa semua ada awal dan pasti ada akhirnya dan Tuhan turut campur tangan menyelesaikannya. Amin.

Pertolongan-Nya Tepat Pada WaktunyaBudhi Mulyono

Ruang Kesaksian

Page 40: 201501

Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu,jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau

di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungankambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkati-lah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.

Ulangan 28:2-6

Berkat Tuhan