20130506124721
-
Upload
andikarakasiwi -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
description
Transcript of 20130506124721
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
0
EXECUTIVE SUMMARY
TAHUN ANGGARAN 2011
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN
2434.01.100.B
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program penanggulangan kemiskinan di Indonesia, melalui program yang berbentuk
bantuan langsung masyarakat, merupakan bentuk paradigma program pembangunan dengan
mengedepankan partisipasi masyarakat. Menurut pandangan konsep Ekonomi
Keynesian1paradigma pembangunan dengan mengedepankan peran pemerintah, adalah upaya
menanggulangi kegagalan pasar2. Peran Pemerintah menurut pengalaman empirik di berbagai
negara, mengalami kegagalan yang dampaknya lebih dari kegagalan pasar. Hal ini terjadi karena
adanya transaction cost3 yang tinggi, menurunkan efisiensi ekonomi dan menghambat
pemerataan dan pertumbuhan.
Diperlukan upaya mengeser paradigma pembangunan yang bertumpu pada peran
pemerintah semata (state centre) ke arah paradigma pembangunan masyarakat (people centre).
Dalam kerangka tersebut program bantuan langsung masyarakat yang diberi nama PNPM-
Mandiri, diluncurkan oleh Presiden RI tanggal 30 April 2007 di Kota Palu-Sulawesi Tengah,
program ini sekaligus menandai keseriusan pemerintah untuk merubah logika pendekatan
proyek menjadi program, hal ini dilakukan dengan konsolidasi program-program
pemberdayaan masyarakat yang ada di berbagai kementrian/lembaga.
Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 20074 dimulai dengan Program Pengembangan
Kecamatan(PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan
beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan
di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat
diperkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk
pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri
diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial EkonomiWilayah
(PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerahsekitarnya,
dan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan
infrastruktur perdesaan. Selain itu Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS),
serta beberapa program lain telah diharmonisasikan menjadi bagian dari PNPM. Program
tersebut adalah PNPM Mandiri Agribisnis Perdesaan, PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan,
PNPM Mandiri Pariwisata, dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman. 1 Keynes berpendapat bahwa sistem Leissez Faire murni tidak bisa dipertahankan. Pada tingkat makro, pemerintah harus
secara aktif dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah posisi Full Employment-nya, sebab mekanisme otomatis ke arah posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis. Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat (dengan demikian, mempengaruhi situasi makro), agar mendekati posisi Full Employment-nya. Bab II Teori Ekonomi Klasik & Keynes Muh. Yunanto (2007) .staff.gunadarma.ac.id/Downloads/ download 14Maret2011. Hukum dasar psikologis adalah bahwa manusia secara umum dan wajar akan menaikan konsumsi mereka sesuai dengan kenaikan pendapatan mereka, tetapi tidak akan sebanyak peningkatan pendapatan mereka. (Keynes John
Maynard, dalam Supranto, buku Ekonometrik, Jilid I, oleh J Supranto penerbit FE-UI, ed revisi 2001, dalam Supranto J, Proposal Penelitian dengan Contoh, penerbit UI, 2004. 2 Rustiadi, Ernan. Dkk, Perencanaan dan pengembangan wilayah,Yayasan Obor Indonesia , Jakarta, 2009
3 biaya transaksi definisi : Umum : Biaya dikenakan oleh perantara keuangan seperti bank , broker , atau Penjamin Emisi Efek.
Ekonomi : Biaya yang berhubungan dengan pertukaran dari barang atau jasa dan terjadi dalam mengatasi pasar ketidaksempurnaan . Biaya transaksi meliputi lebar kisaran : komunikasi biaya , hukum biaya, biaya informasi untuk
menemukan harga , kualitas , dan daya tahan , dll, dan mungkin juga termasuk transportasi biaya. Biaya transaksi yang kritis faktor dalam memutuskan apakah untuk membuat suatu produk atau membeli itu. http://www.businessdictionary.com/definition/transaction-cost.html download 14 Maret 2011 4 Pedoman umum PNPM Mandiri
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
2
PNPM pada tahun 2009 dilaksanakan di 33 propinsi, 465 kabupaten kota di 6.408
kecamatan5, sedang untuk tahun 2010 PNPM dilaksanakan pada 6.328 kecamatan, atau
berkurang 80 kecamatan. Pengurangan jumlah ini disebabkan karena kecamatan tersebut
sudah menerima Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) selama tiga tahun berturut-turut dan
dipandang telah mandiri6.
PNPM Mandiri Perkotaan yang menjadi kelanjutan P2KP merupakan bagian dari PNPM
inti7, pada tahun 2008 meliputi 8.813 kelurahan/desa, 955 kecamatan, 245 kota/kabupaten di
33 provinsi. Lokasi ini merupakan lokasi lanjutan P2KP tahun 2007 dan lokasi baru. Latar
belakang kemunculan PNPM Mandiri Perkotaan didasari pemikiran mengenai permasalahan
kemiskinan di Indonesia8, khususnya di wilayah perkotaan. Ciri umum kondisi fisik masyarakat
miskin adalah tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai,
kualitas perumahan dan permukiman dibawah standar kelayakan, dan mata pencaharian yang
tidak menentu.
Strategi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dalam
penanggulangan kemiskinan, dengan melakukan penguatan kelembagaan masyarakat.
Keberdayaan kelembagaan masyarakat tersebut, bertujuan menciptakan kemandirian dan
keberkelanjutan kemampuan menyampaikan aspirasi serta kebutuhan berkaitan dengan
kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan, termasuk
perumahan dan permukiman.
Hasil Identifikasi memperlihatkan bahwa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) mandiri Perkotaan dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan masih menghadapi
beberapa masalah dalam pelaksanaannya. Permasalahan tersebut adalah antara lain:
Dinamika sosial-ekonomi dan lingkungan masyarakat Indonesia, menghasilkan variasi dan
karakteristik masyarakat, yang berbeda-beda. Di satu sisi menghasilkan masyarakat yang
fatalis(pasrah pada nasib), disisi yang lain, menghasilkan masyarakat pejuang (fighting spirit
yang tinggi). Kondisi tersebut terkesan diabaikan dan belum terakomodasi dalam perencanaan
program.
Variasi dan karakteristik masyarakat yang berbeda tersebut, berimplikasi pada partisipasi
dan etos kerja masyarakat di lapangan, bisa jadi di karakter masyarakat tertentu Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dianggap berhasil karena antusiasme masyarakat
yang tinggi. Sebaliknya pada karakter masyarakat tertentu lainnya PNPM justru dianggap
memberikan ketergantungan. Hal tersebut berpengaruh pada belum maksimalnya pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat.
Alokasi anggaran pembangunan: infrastruktur, ekonomi, sosial di setiap lokasi program,
pada kenyataannya menunjukkan persoalan kebutuhan di tiap lokasi tidaklah sama
proporsinya. Kondisi ini secara tidak langsung menegaskan terjadinya generalisasi kondisi
masyarakat penerima. Generalisasi kondisi ini menjadi salah satu sebab permasalahan pada
kinerja pengelolaan program.
5 http://ciptakarya.pu.go.id. Download 6 September 2010 6 http://arsip.tkpkri.org/berita/berita.html download 6 September 2010 7 kategori program program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat, dapat dikategorikan sebagai berikut: a. PNPM-inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, yang mencakup
PPK, P2KP, PISEW, dan P2DTK. B. PNPM-penguatan: terdiri dari program-program pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Sumber: pedoman umum PNPM 8 http://www.mediawarga-bogor.co.cc/2009/01/sekilas-tentang-pnpm-mandiri-perkotaan.html dikutip dari www.p2kp.org
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
3
Hasil di lapangan dapat ditingkatkan dengan melihat strategi pemberdayaan, dalam
mendayagunakan seluruh potensi dan sumberdaya lokal termasuk sumberdaya manusia, alam,
teknologi, sosial, budaya, dan ekonomi. Adapun prosesnya dimulai dari tahap internalisasi,
pelembagaan, dan keberlanjutan, dimana pada tahap keberlanjutan terdapat strategi penyiapan
masyarakat untuk mendorong keberlanjutan pengelolaan pembangunan secara mandiri.
Diperlukan penelitian dan sekaligus pengembangan pada model pengelolaan yang terdapat di
buku pedoman, yang menjadi acuan pelaku dan penerima manfaat program, sehingga
mekanisme pemberdayaan yang berjalan dapat lebih optimal.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Dari permasalahan yang dapat diidentifikasi di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut: Bagaimana mengembangkan pelaksanaan pengelolaan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, sehingga mekanisme pemberdayaan
berjalan dengan optimal?
C. Tujuan
Menyusun Naskah Ilmiah pelaksanaan pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan sehingga masyarakat dapat menjadi subyek
pembangunan, dan terjadi kelanjutan manfaat program.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
4
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A.1. Gambaran Wilayah Penelitian
Pemilihan provinsi lokasi penelitian dilakukan berdasarkan status evaluasi status Juli
2010 dalam prosentase yang dilakukan P2KP yang merepresentasikan kondisi BKM dan UPK
pada tiga kondisi yaitu baik, sedang dan buruk.
Penelitian ini mengambil lokasi di empat provinsi di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa
Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan yang merepresentasikan kondisi/gambaran Unit
Penegelolaan Keuangan (UPK) dan Badan Keswadayaan Masyarakat sesuai indikator penilaian
kinerja dari P2KP, pada tiga kondisi penilaian yakni baik, sedang dan buruk berdasarkan
evaluasi status pada bulan Juli 2010 dalam prosentase. Penelitian ini menggunakan kelurahan
sebagai unit penelitian. Adapun rincian lokasi penelitian adalah di kota Pangkal Pinang Provinsi
Bangka Belitung, kota Bandung Provinsi Jawa Barat, kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah, dan
kota Makasar Provinsi Sulawesi Selatan.
Bandung
1. Kecamatan Bojong Loa Kaler, Kelurahan Kopo,
2. Kecamatan Kiaracondong, Kelurahan Babakan Sari
Pekalongan
3. Kecamatan Pekalongan Barat, Kelurahan Podosugih
4. Kecamatan Pekalongan Timur, Kelurahan Sokareja
Pangkal Pinang
5. Kecamatan Gabek, Kelurahan Selindung Baru
6. Kecamatan Rangkui, Kelurahan Melintang
Makassar
7. Kecamatan Tamalate, Kelurahan Tanjung Merdeka
8. Kecamatan Tallo, Kelurahan Pannampu
Tinjauan terhadap Wilayah Penelitian akan menjabarkan secara deskriptif tentang
kriteria pemilihan lokasi penelitian yang didasarkan pada Buku Pedoman PNPM Mandiri
Perkotaan serta beberapa bahan pertimbangan Tim Peneliti terkait dengan esensi kegiatan
Program PNPM Mandiri Perkotaan, yaitu sebagai program pemberdayaan masyarakat dalam
rangka mengentaskan kemiskinan.
Profil wilayah penelitian dalam ruang lingkup Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai
dengan Kelurahan/Desa dipaparkan guna memberikan gambaran umum mengenai kondisi
atau karakteristik fisik dan non fisik masing-masing wilayah penelitian yang nantinya
diharapkan akan mampu memberi khazanah pengetahuan/pemahaman mengenai model pola
pemberdayaan masyarakat yang diterapkan di setiap wilayah termasuk kendala/hambatan
yang dihadapi. Delapan kelurahan wilayah penelitian yang dipilih, yaitu Kelurahan Pasirsari dan
Kelurahan Sukoreja di Kota Pekalongan, Kelurahan Kopo dan Kelurahan Kiaracondong di Kota
Bandung, Kelurahan Gerunggang dan Kelurahan Melintang di Kota Pangkal Pinang serta
Kelurahan Pannampu dan Kelurahan Tanjung Merdeka di Kota Makassar.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
5
Kriteria pemilihan lokasi penelitian PNPM Mandiri Perkotaan
Berdasarkan Buku Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan (Kementerian
Pekerjaan Umum, 2010) bahwa pemilihan lokasi sasaran dilakukan setelah melalui seleksi
dalam beberapa langkah/tahapan, yaitu:
a. Langkah I
Berdasarkan data Profil Desan 2006 (dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik selaku instansi
yang berwenang di bidang statistik, UU No.16 tahun 1997) dan Data Permendagri No.6
tahun 2008 dipilih kecamatan perkotaan, yaitu kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan
lebih banyak daripada jumlah desa dan kecamatan yang menjadi ibukota kabupaten.
b. Langkah II
Dari kecamatan perkotaan tersebut dipilih seluruh kelurahan/desa yang ada dalam daftar
lokasi Permendagri No.6 Tahun 2008 dan usulan daerah untuk wilayah pemekaran (SK
pemekaran sebelum bulan April 2008).
c. Langkah III
Dari seluruh kelurahan/desa diambil daftar lokasi PNPM Mandiri Perkotaan atau PNPM
2008 yang masuk kecamatan perkotaan atau daftar Lokasi Baru PNPM 2009 yang ada di
kecamatan perkotaan, sedangkan daftar lokasi PNPM 2008 yang masuk ke dalam wilayah
pemekaran kecamatan pedesaan akan difasilitasi oleh PNPM Pedesaan.
d. Langkah IV
Seluruh usulan calon lokasi sasaran diverifikasi oleh tim teknis PNPM Mandiri yang
kemudian disebarluaskan daftar final lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan 2009.
Diagram 2.1. Bagan Penetapan Lokasi Kelurahan/Desa Sasaran PNPM Mandiri Perkotaan
Sumber: Pedoman Pelaksanaan PNPM MP, 2010
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
6
Mengacu pada Data Distribusi/Sebaran Lokasi Penerima Manfaat PNPM Mandiri Perkotaan
yang telah selesai dilaksanakan di seluruh Indonesia, Tim Peneliti melakukan seleksi pemilihan
lokasi penelitian dalam beberapa langkah/tahapan:
a. Langkah I
Berdasarkan penilaian terhadap kinerja BKM dan partisipasi aktif UPK pada kegiatan PNPM
Mandiri Perkotaan yang telah selesai atau sedang berlanjut di beberapa kota di Indonesia,
dilakukan pemilihan 4 lokasi kecamatan perkotaan yang termasuk dalam penilaian kondisi
baik, sedang dan buruk. Pemilihan lokasi berdasarkan kinerja yang dicapai oleh masing-
masing kecamatan perkotaan akan diteliti guna merumuskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja PNPM Mandiri Perkotaan yang tentunya tidak akan lepas dari
karakteristik setiap wilayah. Propinsi Bangka Belitung mempresentasikan kondisi BKM baik
pada lokasi lama dan baru, propinsi Jawa Tengah mempresentasikan kondisi BKM baik pada
lokasi lama, baru dan lanjutan, propinsi Sulawesi Selatan mempresentasikan kondisi sedang
pada lokasi lanjutan, lama maupun baru dan Propinsi Jawa Barat mempresentasikan kondisi
UPK buruk
b. Langkah II
Dari ke-4 propinsi tersebut dipilih 1 kota dan 2 kecamatan perkotaan dengan jumlah PNPM
Mandiri Perkotaan paling besar dan sekaligus memiliki tantangan paling besar proses
implementasi program PNPM Mandiri Perkotaan.
c. Langkah III
Dari masing-masing 2 wilayah kecamatan terpilih di setiap kotamadya/kabupaten, dipilih
masing-masing 1 kelurahan/desa dengan angka kemiskinan yang paling tinggi sebagai
sasaran utama program PNPM Mandiri Perkotaan.
Diagram 2.2. Bagan Penetapan Lokasi Kecamatan & Kelurahan/Desa Wilayah Penelitian
Sumber: Dokumen Tim Peneliti, 2011
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
7
BAB III
METODOLOGI
A. Pendekatan
Pendekatan utama penelitian adalah kualitatif, dengan pendekatan kuantitatif sebagai
pendukungnya. Metode penelitian adalah metode campuran (mixed methods). Metode kualitatif
dilaksanakan dengan teknik analisa isi (content analysis), dengan obyek penelitian adalah
pengelola program di masyarakat, pejabat publik di lokasi penelitian, fasilitator pendamping
yang menjembatani pemerintah dengan masyarakat dan masyarakat penerima manfaat.
Metode kuantitatif dilaksanakan dengan teknik pengukuran harapan dan kinerja
(importance performance analysis) dengan obyek penelitian adalah pengelola program dan
kelompok masyarakat penerima manfaat PNPM Mandiri Perkotaan dengan variable penelitian
berkaitan dengan masalah dilihat dari kesenjangan antara konsep program dan implementasi
program.
B. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini berdasarkan tujuan riset digolongkan dalam penelitian studi kasus (case
study), pelaksanaannya ditujukan untuk merumuskan pola penyiapan masyarakat penerima
manfaat PNPM Mandiri Perkotaan dengan mengambil studi kasus di beberapa lokasi (empat
propinsi).
Sedangkan menurut waktu pelaksanaan digolongkan sebagai penelitian sekali waktu (cross
sectional) yang mengambil setting waktu dan kondisi serta karakter masyarakat pada saat
penelitian dilakukan (pada tahun 2011). Sehingga dinamika masyarakat yang terjadi sebelum
dan sesudah penelitian dilakukan tidak merupakan fokus penelitian.
Penelitian berdasarkan manfaatnya merupakan penelitian terapan yang hasilnya perlu
segera disampaikan pada pengelola PNPM Mandiri Perkotaan di pusat maupun lokasi
penelitian.
Penelitian yang dilakukan mencari penjelasan (eksplanasi) mengenai pola penyiapan
masyarakat yang terbaik berdasarkan pelaksanaan program di lokasi penelitian. Penelitian ini
juga bertujuan mencari sebab-akibat hubungan dalam pola penyiapan masyarakat. Penelitian
juga mengambil studi kasus di satu lokasi untuk melihat peranan perbedaan gender dalam
pengelolaan program.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan lebih tepat
diklasifikan sebagai bentuk bantuan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
dibandingkan sebagai bentuk bantuan barang, walaupun dalam pelaksanaannya dimungkinkan
untuk diwujudkan barang. Seperti defenisi jasa menurut Kotler (1994:64) dalam Supranto
(2004;56) Jasa adalah semua kegiatan atau penyediaan yang diberikan sebuah institusi kepada
pihak lain yang dasarnya tidak berujud (intangable) dan tidak menghasilkan kepemilikan.
Dalam pelaksanaannya bisa terikat pada produk fisik maupun tidak.
Definisi Jasa yang dapat menggambarkan pelaksanaan program juga dikemukakan
Supranto (2004:56) jasa/pelayanan merupakan kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat
hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif
dalam proses mengosumsi jasa tersebut. Program PNPM Mandiri Perkotaan lebih merupakan
bentuk pemberdayaan, hasil yang didapat lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, dan
memberikan ruang yang besar bagi masyarakat penerima manfaat untuk berperan sera aktif.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
8
Dalam pengelolaan jasa diperlukan pemetaan masalah kesenjangan antara harapan dari
penerima manfaat dan persepsi pengelola/manajemen, pengelola tidak selalu memahami benar
apa yang menjadi kenginan dari pelanggan/penerima manfaat.
Penelitian yang dilakukan untuk memetakan pengembangan pengelolaan dilakukan dengan
merumuskan masalah sampai menyampaikan hasil penelitian seperti pada tabel 3. Variabel
variabel yang dipakai untuk mengukur pengelolaan jasa PNPM Mandiri Perkotaan, didefinisikan
sesuai urutan pada tabel 2. dilakukan dengan kegiatan:
1. Menentukan tujuan survey
Mendapatkan peta pengelolaan PNPM Mandiri Perkotaan yang terdapat di empat lokasi
penelitian dan upaya untuk memperkuatnya.
2. Sumber informasi
Instansi Pusat (Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan dan Satker P2KP)
Tim Koordinas Pelaksanaan PNPM (TKPP) yang anggotanya terdiri dari pejabat instansi
terkait di daerah di bawah koordinasi TKPKD Kabupaten/Kota.
Koordinator Kota PNPM dan perangkat/ staf terkait lokasi penelitian
Lurah/Kades dan perangkatnya
Relawan masyarakat
BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)
Masyarakat penerima manfaat program
3. Instrumen dan metode pengukuran
Pengukuran pola pengelolaan PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan dengan membuat
konsep model pengelolaan dan variabel yang berpengaruh di dalamnya.
Penelitian dilakukan terhadap masukan (input), tahapan proses dan hasil dari program
Aspek, variabel dan indikator yang digunakan adalah seperti terdapat dalam tabel 3
Tabel 3.1. Aspek, variabel dan indikator dalam penelitian kualitatif Aspek Variabel Indikator
Input
Keuangan Alokasi anggaran, penggunaan
Tenaga Usia, pendidikan, pekerjaan, kekayaan, keahlian
Teknologi TTG,
Nilai nilai Prinsip PNPM (gender)
Motivasi Alasan pelaksanaan, musrenbang,
Dukungan kebijakan Koordinasi, komunikasi
Tujuan Program, daerah infrastruktur
Kegiatan program
persiapan Pengembangan program, penetapan lokasi, komunikasi, sistem informasi,
monev
perencanaan partisipatif Masyarakat, pemerintah, swasta
pelaksanaan kegiatan Swakelola, otonomi dibantu fasilitator/konsultan
Monitoring Pemantauan sesuai tujuan sasaran
Evaluasi Kinerja pelaksanaan
Pelaporan Berkala, berjenjang
sosialisasi. Pemahaman kepada perangkat pemerintah, masyarakat dan swasta
Institusi Program
Kelurahan Koordinasi, pelaporan, komunikasi, informasi, sangsi, penghargaan,
peresmian Kecamatan
Kota/ Kabupaten
Alokasi
Infrastruktur/ teknis
Perencanaan, pelaksanaan, monitoring - evaluasi Sosial
Ekonomi
Hasil
Perlindungan sosial Inisiasi (program-masyarakat), inovasi, institusi, intervensi
Pemberdayaan masyarakat Keterlibatan, pengambilan keputusan
Pengembangan usaha dan
ekonomi kecil-menengah Rencana tindak lanjut, pelaksanan, monitoring - evaluasi
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
9
Tabel 3.2. Alur Penelitian
Latar belakang penelitian Dinamika sosial-
ekonomi dan
lingkungan
masyarakat Indonesia
Variasi dan
Karakteristik
masyarakat
Alokasi anggaran
pembangunan
strategi pemberdayaan
Rumusan Masalah Penelitian: Bagaimana
mengembangkan
pengelolaan PNPM
Mandiri Perkotaan,
sehingga mekanisme
pemberdayaan berjalan
dengan optimal?
1. Naskah Ilmiah Review/
Kajian Pelaksanaan
PNPM Mandiri
Perkotaan
2. Model Pengelolaan
PNPM Mandiri
Perkotaan
Pengelola Program
masyarakat dapat menjadi subyek pembangunan
Terjadi kelanjutan manfaat program
Pendekatan Utama > Kualitatif
Kualitatif 1. Pusat
a) Direktorat Penataan
Bangunan dan Lingkungan,
Cipta Karya
b) Advisory P2KP
2. Daerah
a) Pengelola Program di tingkat,
Kota/Kabupaten, Kecamatan,
Kelurahan
b) Tim Fasilitator
c) Pengurus LKM/KSM
Kuantitatif 1. Pengelola Daerah
d) Pengelola Program di tingkat,
Kota/Kabupaten, Kecamatan,
Kelurahan
e) Tim Fasilitator
f) Pengurus LKM/KSM
2. Masyarakat Penerima Manfaat
Kota Kelurahan Sampel Bandung Babakan
sari 30
Kopo 30 Pekalongan Sokorejo 30
Podosugih 30 Makassar Tanjung
Merdeka 30
Pannampu 30 Pangkal Pinang Selindung
Baru 30
Melintang 30
Pengukuran 1. Harapan
2. Kinerja
Terhadap (program): 1. Input
2. Kegiatan
3. Institusi
4. Alokasi
Pengukuran 1. Harapan
2. Kinerja
Terhadap (program): 1. Input
2. Kegiatan
3. Institusi
4. Alokasi
5. Hasil jangka
pendek
Lokasi Penelitian
Observasi
Studi Dokumentasi
Hambatan dan Strategi Pengelolaan PNPM Mandiri Perkotaan
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
10
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan dengan dua metode, yaitu metode utama kualitatif dan kuantitatif;
Metode kualitatif menggunakan 2 unit populasi, yaitu: pengelola program pusat dan daerah
penelitian. Pengelola program akan memperlihatkan kesesuaian/ketidaksesuaian pernyataan
pengelola dengan buku ketentuan dalam pedoman. Populasi yang menjadi responden dibagi
menjadi:
1. Pusat
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Cipta Karya
Advisory P2KP
2. Daerah
Pengelola Program di tingkat, Kota/Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan
Tim Fasilitator
Pengurus BKM/KSM
Metode kualitatif menggunakan sampel tokoh yang pendapatnya dapat merepresentasikan
institusi yang diwakilinya. Jumlah sampel bukan merupakan penentu dalam penelitian kualitatif
tetapi kemampuan dan kompetensi sampel dalam merepresentasikan pendapat institusi yang
berada dalam populasi.
Metode kuantitatif juga menggunakan 2 unit populasi, yaitu: pengelola program daerah
penelitian dan masyarakat penerima manfaat. Persepsi Pengelola program akan
diperbandingkan dengan persepsi masyarakat penerima manfaat. Populasi yang menjadi
responden dibagi menjadi:
3. Pengelola Daerah
Pengelola Program di tingkat, Kota/Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan
Tim Fasilitator
Pengurus BKM/KSM
4. Masyarakat Penerima Manfaat
Kota Kelurahan Sampel
Bandung Babakan sari 30
Kopo 30
Pekalongan Sokorejo 30
Podosugih 30
Makassar Tanjung Merdeka 30
Pannampu 30
Pangkal Pinang Selindung Baru 30
Melintang 30
Metode kuantitatif, untuk Pengelola daerah menggunakan sampel tokoh yang
pendapatnya dapat merepresentasikan institusi yang diwakilinya, seperti metode kualitatif.
Jumlah sampel untuk tiap kelurahan di lokasi penelitian dipilih menggunakan metode kuota
yaitu 30 sampel tiap kelurahan.
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian Konsep Penyiapan Masyarakat Penerima Manfaat pada Program PNPM Mandiri
Perkotaan melakukan pengumpulan data dan informasi pada survei pendahuluan dan lapangan
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
11
melalui angket (kuesioner), wawancara, diskusi kelompok fokus, observasi, studi dokumentasi
atau kombinasi diantaranya.
1. Kuesioner
Daftar pertanyaan yang diajukan bersifat tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup
merupakan pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan, sehingga responden hanya
memilih salah satu jawaban yang ada. Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang
tidak dilengkapi jawaban, sehingga responden bebas menjawab secara mandiri.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pimpinan dan staf instansi / unit kerja terkait kegiatan
PNPM.
3. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung pelaksanaan dan hasil PNPM
dilokasi penelitian. Observasi ini untuk melihat modal dan permasalahan.
4. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi dilakukan dengan mempelajari atau melakukan review terhadap
peraturan terkait, laporan-laporan yang ada dan dokumen-dokumen pendukung
lainnya.
E. Analisis Data
Penelitian menggunakan metode campur (mix method), sehingga analisis yang digunakan juga
menggunakan campuran kualitatif dan kuantitaif. Data kualitatif dianalisis menggukan teknik
analisis isi atau content analysis. Sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan teknik
pengukuran harapan dan kinerja atau importance performance analysis.
Analisis isi atau content analysis
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk membuat kesimpulan yang dapat ditiru
dan berlaku dari sebuah teks (atau bahan bermakna lain) sehingga ditemukan konteks
penggunaannya. Analisis isi memberikan wawasan baru, meningkatkan pemahaman peneliti
tentang fenomena tertentu, atau menginformasikan tindakan praktis. Analisis isi karya seni,
gambar, peta, suara, tanda, simbol, dan bahkan catatan numerik dapat dimasukkan sebagai data,
yang mungkin dianggap sebagai teks. Perbedaan penting dibandingkan dengan metode
penelitian lain, adalah bahwa teks akan memberikan arti sesuatu kepada seseorang, dibuat
untuk memberikan makna, sehingga makna ini tidak boleh diabaikan.
Analisis isi secara sederhana dan umum dapat dijelaskan dengan menggunakan
beberapa komponen konseptual:
Sebuah tubuh teks merupakan data, sehingga analisa isi dapat dianalisis
Sebuah pertanyaan penelitian sehingga analisis dialakukan sebagai upaya untuk
menjawabnya, dengan cara memeriksa tubuh teks secara keseluruhan
Sebuah konteks pilihan analisa untuk memahami tubuh teks
Sebuah analisis konstruk yang operasional sehingga ditemukan konteks kesimpulan
yang dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yang merupakan
pemenuhan dasar dari analisis isi
Memvalidasi bukti, yang merupakan pembenaran akhir dari analisis isi
Seperti penelitian sosial pada umumnya, analisis isi mencakup empat macam kegiatan:
1. Merancang analisis
2. Penulisan proposal penelitian
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
12
3. Menerapkan rancangan penelitian
4. Menceritakan hasil
Pengukuran Harapan dan Kinerja atau Importance Performance Analysis.
Teknik pengolahan data menggunakan Analisis Tingkat Kepentingan/harapan dan
Kinerja/Kepuasan konsumen (Importance-Performance Analysis), membandingkan antara
harapan dengan pelaksanaan, kemudian dilanjutkan dengan membuat diagram kartesius yang
menggambarkan atribut mana yang perlu diperbaiki dan dianggap penting serta telah
memuaskan ataupun kurang memuaskan yang dibagi ke dalam empat bagian.
Gambar 3.1. Kuadran Pengukuran
Dalam penelitian ini terdapat 2 buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, di mana
X merupakan tingkat kinerja/pelaksanaan yang dapat memberikan kepuasan konsumen,
sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan/harapan konsumen
Analisis data dilakukan dengan melakukan studi analisis terhadap konsep kebijakan PNPM
dan implementasinya terutama dari berubahnya paradigm proyek ke program, dan melakukan
analisis eksplanasi terhadap permasalahan dan peta sosial kemasyarakatan di lokasi penelitian.
Analisis data kualitatif menggunakan analisis isi atau content analysis, dengan melakukan
peringkasan dari buku pedoman program, dan memperhatikan pernyataan tokoh-tokoh kunci,
terutama ditujukan kepada jenis variabel yang diteliti dan konteks pesan dibuat.
Data dokumen dan pernyataan, dibuat ringkasan dan dikelompokkan dengan
memperhatikan pernyataan, atau aspek yang sering muncul. Kemudian dicari teori yang relevan
dan dianalisis untuk dapat dibuat menjadi rekomendasi.
Analisis data kuantitatif menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 tingkatan untuk
mengukur harapan atau tingkat kepentingan dan kinerja atau tingkat kepuasan, seperti pada
tabel 3. Pada penelitian ini aspek yang berada di tengah, yaitu criteria cukup, dihilangkan untuk
menghindari keragu-raguan dari responden, dalam menjawab pertanyaan.
Tabel 3.3. Skala Pengukuran
No Kepentingan Kinerja Nilai
1 Sangat penting Sangat baik 4
2 Penting Baik 3
3 Cukup penting Cukup baik Di hilangkan untuk menhindari
keragu-raguan dari responden
4 Kurang penting Kurang baik 2
5 Tidak penting Tidak baik 1
Data dari penerima manfaat akan diperbandingkan dengan data dari pengelola/manajemen
untuk melihat sejauh mana tingkat kesesuaian kepentingan-kinerja dari sudut pandang masing-
masing.
Harapan/kepentingan
Kinerja/kepuasan
Kuadran IV Terlalu berlebihan
Kuadran I
Pertahankan
Kuadran II Fokus pada hal
ini/prioritas utama
Kuadran III Abaikan/prioritas rendah
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
13
Rumus yang digunakan dalam menganalisis data adalah:
1.
2.
3.
Di mana :
Tki = tingkat kesusuaian
= nilai penilaian kinerja
Yi= nilai penilaian kepentingan
= nilai rata-rata kinerja
= nilai rata-rata kepentingan
jumlah responden
K = banyaknya variabel yang mempengaruhi
F. Lingkup Kegiatan
Tinjauan pengelolaan PNPM Mandiri yakni dilakukan dengan mereview pola
pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan dengan membuat konsep model
pengelolaan.
Melakukan penelitian terhadap pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri perkotaan dengan
menggunakan teori analasis isi (content analysis) harapan dan kinerja (Importance
Performance Analysis).
Mendapatkan penilaian elemen kebijakan tentang pelaksanaan PNPM Mandiri
Perkotaan.
Merumuskan rekomendasi pola penyiapan masyarakat yang menjamin keberlanjutan
PNPM Mandiri Perkotaan.
G. Tahapan Kegiatan
1. Koordinasi internal tim pelaksana
2. Koordinasi eksternal dengan pemangku kepentingan program PNPM
3. Penyusunan laporan pendahuluan
4. Pembuatan alat/instrumen pengumpulan data
5. Pengecekan validasi instrumen dan penentuan besarnya sampel
6. Pengumpulan data/informasi:
7. Mengumpulkan panduan terkait PNPM
8. Mengumpulkan dokumen PNPM di lokasi penelitian
9. Membuat karakteristik permasalahan lokasi penelitian
10. Membuat karakteristik kondisi lokasi penelitian
11. Melakukan analisis data dengan membandingkan antara konsep program dan
implementasinya. Dan analisis eksplanasi terhadap permasalahan dan peta sosial
kemasyarakatan di lokasi penelitian.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
14
12. Menyusun konsep naskah ilmiah penyiapan masyarakat penerima manfaat program
PNPM.
13. Seminar/workshop hasil laporan sementara
14. Penyempurnaan isi laporan
15. Penggandaan laporan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Analisis Data
4.1. Input Kegiatan
Aspek dari input kegiatan yang memiliki perbedaan karakter dari 4 empat lokasi
penelitian adalah aspek motivasi, dukungan kebijakan, keuangan, tujuan dan teknologi. Aspek
lain yaitu tenaga dan nilai-nilai relatif sama.
Pada aspek motivasi hal yang dapat dipelajari dari kota Pekalongan adalah Peran tokoh
masyarakat dan kepala daerah di Pekalongan sangat penting menentukan keberhasilan input
kegiatan mencakup motivasi karena dapat menggerakkan masyarakat penerima manfaat. dari
kota. Kota Makassar memiliki pengalaman baik dari aspek motivasi, yaitu adanya dorongan
motivasi dari pemangku kepentingan PNPM sangat besar yang ditunjukkan dengan adanya
pembagian wewenang dalam penanganan masalah sosial ekonomi yang menjadi tanggunjawab
Bappeda dan masalah infrastruktur yang menjadi tanggungjawab dinas PU.
Aspek dukungan kebijakan terlihat di kota Pekalongan dengan munculnya tokoh
masyarakat dan bahkan kepala daerah yang berasal dari basis kegiatan masyarakat. Dukungan
kebijakan dapat menstimulasi dana-dana pendukung kegiatan pemberdayaan. Dana
pemberdayaan dapat menjadi prioritas anggaran daerah. Dukungan kebijakan menyebabkan
modifikasi PNPM yang menghasilkan sinergi antar pemangku kepentingan. Dukungan kebijakan
di kota Bandung, terlihat dari apresiasi pemerintah daerah untuk melanjutkan program dengan
menggunakan APBD. Dari data kuantitatif, pihak pengelola menganggap sudah cukup baik
dukungan dari pemerintah daerah dalam melaksanakan PNPM MP. Pengelola PNPm melihat
dukungan kebijakan dari pemerintah (pusat dan daerah) merupakan prioritas terpenting
kedua.
Aspek keuangan memberikan gambaran masih bertumpunya masyarakat pada alokasi
kegiatan infrastruktur. Kisaran uang yang dikelola BKM mulai dari 60 juta hingga 200 juta
rupiah. Catatan mengenai kesesuaian kelancaran proses pencairan dana dengan pelaksanaan
kegiatan di lapangan, juga terjadi di kota Makasar. Terjadinya kekeliruan dalam penganggaran
kegiatan juga perlu dihindari, sehingga tidak terjadi kasus pemblokiran/tanda bintang seperti di
kota Bandung. Masyarakat menilai masih kurangnya alokasi dana untuk program dan bantuan
dana dari pemerintah, berdasarkan data kuantitatif.
Pencapaian tujuan PNPM dilakukan dengan mengintensifkan pertemuan formal dan
informal, di kota Pekalongan. Di kota Bandung, tujuan dicapai dengan menyadari bahwa
penanggulangan kemiskinan harus menjadi satu kesatuan, menjadi persoalan bersama.
Penyadaran akan kondisi diri juga menjadi satu kebutuhan, dan perlu untuk menyampingkan
perasaan gengsi baik pada pengelola dan masyarakat penerima manfaat. Hal ini perlu
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
15
diperhatikan mengingat, kesesuaian kegiatan dengan kebutuhan masyarakat adalah hal
terpenting dalam input kegiatan, berdasarkan data kuantitatif.
Penggunaan teknologi di Pekalongan dilakukan dengan mendorong pelatihan membuat
batako dan paving block dari bahan limbah batubara. Di kota Makassar pelatihan penggunaan
teknologi tepat guna juga dilakukan KSM sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Secara umum
penggunaan teknologi tepat guna belum nampak pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.
Pernyataan ini dibuktikan dari data kuantitatif, yaitu hal yang paling kurang dari input kegiatan
dari masyarakat adalah tenologi yang menyangkut penggunaan TTG dan internet dalam PNPM.
Dibandingkan dengan penerapan dari aspek yang lain dari input kegiatan, penggunaan
teknologi merupakan aspek yang sangat kurang dibandingkan yang lain, persepsi ini
dikemukakan baik oleh masyarakat maupun pengelola.
Secara keseluruhan, ketersediaan SDM diseluruh 4 kota lokasi penelitian belum memadai.
Hal ini dikaitkan dengan kemampuan/keahlian, dan jumlah SDM lokal. Pernyataan ini
dikemukakan oleh data kuantitatif dari pengelola.
Dari aspek nilai-nilai ditemukan bahwa, masih diperlukan untuk lebih mendorong peran
dan keterlibatan perempuan, agar mereka mandiri secara finansial karena manfaat PNPM paling
optimal jika ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. Penilaian data kuantitaitf dari
masyarakat masih melihat Penerapan kesetaraan gender dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan dalam menerima manfaat belum baik.
Dari data kuantitatif, pengelola berpendapat bahwa prinsip berorientasi pada
masyarakat miskin, merupakan hal yang dianggap paling baik pencapaiannya. masyarakat dan
pengelola menilai bahwa prioritas kegiatan PNPM untuk mengentaskan kemiskinan dan
keberpihakan PNPM kepada masyarakat miskin merupakan hal yang paling prioritas dalam
input kegiatan.
Dari data kuantitatif masyarakat merasa bahwa program PNPM dapat dirasakan
manfaatnya sampai 5 tahun kedepan (prinsip keberlanjutan). Pengelola memiliki persepsi bahwa
forum-forum yang diadakan (rembug warga, SKS, dll) sudah cukup mewadahi prinsip
masyarakat mufakat dengan memperhatikan kepentingan masyarakat miskin.
Berdasarkan penelitian yang didapat hasil kuesioner, masyarakat menganggap bahwa
prosedur, aturan, dan mekanisme untuk menerima manfaat PNPM dapat dikatakan sederhana.
Pendapat ini berbeda dengan persepsi pengelola, yang menganggap aturan, prosedur dan
mekanisme pengelolaan PNPM tidak sederhana. Fenomena ini dapat dilihat sebagai, adanya
kondisi ketidaktahuan masyarakat terhadap aturan, prosedur dan mekanisme yang dikerjakan
oleh pengelola, sehingga perlu ada upaya penyederhanaan aturan, prosedur dan mekanisme
pengelolaan, dan pelibatan masyarakat yang lebih lagi dalam pengelolaan.
Masyarakat menilai, hal yang dinilai paling kurang penting adalah penggunaan teknologi
dan prinsip kesetaraan gender dalam input kegiatan. Pengelola menilai, prinsip desentralisasi
dan penggunaan teknologi merupakan hal yang paling kurang penting.
Aspek-aspek yang dianggap belum baik dari data kuantitatif masyarakat selain
teknologi, kesetaraan gender dan keuangan adalah prinsip desentralisasi, transparansi dan
akuntabilitas, prinsip pembangunan SDM, prioritas, kolaborasi, otonomi, partisipasi, dan tenaga.
Sedangkan hal yang dirasa masih kurang oleh pengelola adalah prinsip pembangunan manusia
prinsip otonomi, desentralisasi, partisipasi, kesetaraan gender, transparansi dan akuntabilitas,,
an motivasi.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
16
4.2. Kegiatan Program
Tahapan dari kegiatan proram yang memiliki perbedaan karakter dari 4 empat lokasi
penelitian adalah tahap persiapan, sosialisasi dan evaluasi. Tahap lain yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring relatif sama.
Kekuatan dari kegiatan PNPM di Bandung ada pada tahap persiapan yaitu dengan
pembentukan kelembagaan dan kepengurusannya serta adanya refleksi kemiskinan sesuai
format yang disediakan. Di Makassar penekanan tahap persiapan ada pada dilakukannya,
verifikasi terlebih dahulu agar jangan sampai dalam kelompok terdapat orang kaya (salah
sasaran). Pemetaan kriteria miskin dan penentuan sebuah keluarga digolongkan miskin
diserahkan kepada masyarakat. Upaya sinkronisasi program pemerintah daerah Kota
Pangkalpinang dengan PNPM merupakan penekanan pada tahap persiapan. Sedangkan di
Pekalongan kegiatan persiapan belum merupakan prioritas. Tahapan Persiapan memiliki
prioritas rendah menurut masyarakat berdasarkan hasil data kuantitatif.
Tahap perencanaan di kota Pangkal Pinang dilakukan terutama dengan peran Bappeda
sebagai institusi penanggungjawab program, dengan membuat prosedur standar operasional,
sasaran kebijakan dan mekanisme musrenbang, sistem yang dievaluasi setiap tahun. Tahap
perencanaan di kota Makassar ditekankan pada saat KSM bersama masyarakat membuat
proposal untuk diserahkan ke UPL. UPL memperbaiki dengan tindak lanjut dari Korkot.
Perhatian utama pada tahap perencanaan di Kota Bandung ada pada format kemiskinan.
Kebutuhan dan permasalahan sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang ada di masyarakat.
Selanjutnya ditentukan RW proritas. Perhatian utama kegiatan perencanaan di Pekalongan, ada
pada pembinaan pembuatan PJM dan proposal-proposal. Salah satu indikasi keberhasilan,
masyarakat sudah dapat membuat proposal. untuk memperbaiki lingkungan, membuat
proposal, dan dapat membuat LPJ nya. Dilaksanakan penggalian kepentingan masyarakat,
sehingga dapat dibedakan kelurahan mana yang lebih membutuhkan anggaran. Pengelola
menilai tahapan perencanaan partisipatif merupakan prioritas tertinggi dalam kegiatan
program.
Tahap Pelaksanaan PNPM di kota Pangkalpinang mengacu pada RPJM yang dijabarkan
menjadi 23 program Satuan Kerja Perangkat Daerah. Masalah yang terjadi dalam tahap
pelaksanaan antara lain di kota Pekalongan, terjadi kasus satu nama tercatat di lebih dari satu
KSM, karena ketidak lancaran pengembalian dana bergulir. Di Bandung, masyarakat masih
mengalami kesulitan dalam membuat LPJ. Di Makassar, masalah terjadi karena masyarakat
menganggap PNPM memberikan dana hibah, dan masih kurangnya tenaga pendamping pada
tingkat pengelolaan. Masyarakat dan pengelola menilai dari data kuantitatif, tahapan
pelaksanaan kegiatan merupakan tahapan terbaik.
Pada tahap monitoring, di Pekalongan ditegaskan bahwa BKM membentuk KSM, sebagai
panitia pelaksana di lapangan. Dengan fungsi BKM melakukan monitoring/ pengawasan.
Demikian juga di kota Makassar, yang menegaskan fungsi BKM yang bertanggungawab
mengendalikan dan mengawasi, karena adanya dana yang langsung ke masyarakat. Di Bandung,
masih ditemukan kasus ketidaksesuaian proposal dengan pelaksanaan terkait kualitas dan
kuantitas bahan khususnya untuk pembangunan infrastruktur. Di Pangkal Pinang, pengawasan
lebih banyak dikerjakan oleh instansi pemerintah Daerah dengan menggunakan dokumen RPJM
dan RKPD. Tahapan monitoring dinilai paling kurang oleh pengelola dan masyarakat
berdasarkan data kuantitatif. Tahapan monitoring merupakan prioritas terendah dalam
tahapan kegiatan menurut pengelola dan masyarakat.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
17
Dalam tahapan evaluasi di kota Pekalongan, didapati untuk adanya peningkatan dana
yang dikelola masyarakat dan perlunya penguatan kelembagaan, dengan terus melakukan audit
independen. Di Bandung evaluasi dilakukan sesuai dengan petunjuk dari (pedoman) pusat. Di
Makassar evaluasi dilakukan dari pihak luar dan dalam, laporan internal dari pengelola
sedangkan eksternal dari masyarakat. Di Pangkal Pinang evaluasi dilakukan dengan
menggunakan RPJM, dan melihat capaian pemangku kepentingan PNPM. Masyarakat, dari data
kuantitatif menilai tahap evaluasi kinerjanya terbaik kedua. Tahapan evaluasi merupakan
tahapan terpenting dalam kegiatan program menurut masyarakat
Tahap Pelaporan di kota Makassar, BKM bersama masyarakat melakukan pelaporan
melalui media majalah dan buku tahunan. Panitia setiap tahun melaporkan hasil kegiatan.
Kemudian pembahasan hasil tinjauan yang dilakukan masyarakat, askorkot selalu terlibat
setiap tahunnya. Tim memberi laporan ke PJOK setiap bulan. Ada data-data yang selalu
dihimpun PJOK setiap bulan, misalnya di kelurahan, data-data dari setiap bulan baik itu
kunjungan mereka ke lapangan maupun data-data kegiatan dari tim faskel itu diserahkan ke
PJOK kemudian direkap dilaporkan ke PPK. Laporan kendala dari BKM masuk ke kecamatan.
Kemudian Pak Camat meminta di setiap pertemuan agar laporan kendala dipertegas suapaya
ada laporannya. Tahapan pelaporan memiliki nilai terendah kedua pada kegiatan PNPM
menurut masyarakat dan pengelola.
Tahapan sosialisasi di Pekalongan lebih menekankan pada keterbukaan masalah
manajemen keuangannya dan keberadaan tokoh menjadi inspirasi BKM. Di kota Makassar
sosialisasi hasil PNPM dilakukan dengan mengoptimalkan papan informasi, rembug warga dan
kajian siklus partisipatif oleh masyarakat. Sedangkan di Kota Bandung dan Pangkal Pinang
belum terlihat tahap sosialisasi yang nyata.
Dalam tahap perencanaan kegiatan inventarisasi kebutuhan masyarakat penerima
manfaat, pelatihan penyusunan pembuatan proposal dan pembagian kerja antar pengelola
PNPM sudah sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan PNPM. Dalam tahap pelaksanaan, masih
terdapat kelemahan persoalan terkait adanya nama ganda pada KSM yang berbeda, kesulitan
pembuatan LPJ, persepsi stimulan sebagai hibah, kemampuan pendamping dalam pengelolaan,
ketergantungan pada pengambil kebijakan. Dalam tahap monitoring, fungsi BKM sebagai
pelaksana monitoring, masih ditemukan kasus ketidaksesuaian proposaldengan pelaksanaan
terkait kualitas dan kuantitas bahan khususnya untuk pembangunan infrastruktur
Pengelola dan Masyarakat masih menganggap semua tahapan kegiatan program berada
dibawah level penilaian baik. Tahapan persiapan dan monitoring merupakan prioritas terendah
dalam tahapan kegiatan menurut masyarakat. Pengelola menilai upaya penyiapan program,
pengembangan kapasitas masyarakat, dan sosialisasi program cukup baik (terbaik kedua).
4.3.Institusi Program
Institusi program yang memiliki perbedaan karakter dari 4 empat lokasi penelitian ada
pada tingkat kecamatan, sedangkan pada tingkat kota dan kelurahan relatif memiliki kesamaan.
Keberadaan BKM di kelurahan berdampak dalam skala kota Pekalongan, karena BKM-
BKM dapat menggerakkan lembaga lain yang sudah ada seperti LPM, Karang Taruna dan PKK.
Keempat elemen di kota Pekalongan disebut sebagai empat pilar kegiatan pemberdayaan. Di
Kota Bandung PNPM dilaksanakan menganut prinsip tridaya (ekonomi, sosial dan pendidikan),
selain itu juga disesuaikan dengan 7 agenda prioritas kota. Untuk mengakomodir program
sosial dan ekonomi, lebih mengedepankan APBD, karena APBN diutamakan untuk infrastruktur.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
18
Kota Makassar melihat pentingnya pengajuan proposal program ke lembaga pemerintah, SKPD
dan swasta. Kota Pangkal Pinang melihat di tataran kota peran Bappeda dengan musrenbang
dan seminar sebelumnya sebagai peran institusi kota dalam PNPM.
Peran institusi Kecamatan di Kota Pekalongan tidak terlihat jelas. Di Bandung
Kecamatan memfasilitasi rapat koordinasi BKM yang dilaksanakan hampir tiap minggu sekali.
Peran PJOK di Kota Makassar terlihat, walau tidak menangani detail proposal program. Di Kota
Pangkal Pinang, Kecamatan memiliki Biaya Anggaran Dasar (BDA) dan APBD untuk 70%
pemberdayaan masyarakat dan 30% pembangunan.
Di tingkat kelurahan di Kota Pekalongan, terdapat masalah, terkait KSM yang tidak aktif
dalam jumlah yang banyak. hal ini menyebabkan jumlah KSM terlihat banyak. Pernah ada upaya
untuk memutihkan/menghapus KSM tidak aktif. Kegiatan di tataran kelurahan banyak dibantu
oleh konsultan karena keterbatasan staf. Pergantian (turn over) fasilitator kelurahan di Kota
Bandung termasuk tinggi. Penentuan prioritas dengan melakukan perbandingan wilayah RW.
BKM tidak diperbolehkan mengelola usaha, untuk menjaga kerelawanan dan moralitas. Peran
Lurah dan tokoh masyarakat penting bagi BKM di kota Makassar. Di Pangkal Pinang, kelurahan
bekerjasama dengan BKM, RT dan RW dikoordinir oleh Lurah untuk mengorganisir data dan
dana yang ada.
Menurut data kuantitatif pengelola dan masyarakat, peran pemangku kepentingan
(stakeholders) di tingkat kelurahan dibandingkan tingkat kecamatan dan kota/kabupaten
memiliki nilai kinerja terbaik dan terpenting.
4.4. Alokasi Program
Alokasi Program di Pekalongan, Bandung, Pangkal Pinang dan Makassar relatif sama,
yaitu infrastruktur masih mendominasi program PNPM MP. Ekonomi didominasi masalah
kemacetan pengembalian dana. Sosial masih terfokus pada anak-anak dan jompo serta
berorientasi ekonomi. Menurut data kuantitatif alokasi program ekonomi menurut masyarakat
penerima manfaat menempati penilaian kinerja terbaik, kemudian diikuti oleh infrastruktur
dan sosial.
Alokasi program sosial merupakan priritas tertinggi menurut masyarakat penerima
manfaat diikuti ekonomi dan infrastruktur. Alokasi program infrastruktur memiliki kinerja
terbaik diikuti program sosial kemudian ekonomi, menurut pengelola.
Alokasi program sosial memiliki prioritas terpenting diikuti program infrastruktur
kemdian ekonomi, menurut pengelola.
4.5. Hasil Jangka Pendek
Hasil pemberdayaan di kota Pekalongan menemui kendala dari upaya merubah pola
pandangan masyarakat yang menerima proyek (top down), menjadi perencana, pelaksana dan
pemelihara proyek (bottom up). Upaya pemberdayaan dilakukan dengan menciptakan kader,
komunitas belajar perkotaan sampai kelurahan, dan mengelola kelompok peduli untuk menjaga
kelanjutan BKM. Hasil pemberdayaan di kota Bandung, diutamakan pada keaktifan BKM. Di
Kota Makassar hasil pemberdayaan lebih ditujukan kepada peran tokoh masyarakat yang
penting untuk menggerakkan anggota masyarakat. Termasuk di dalamnya forum rapat atau
pertemuan warga sesuai dengan agenda masyarakat. Hasil Pemberdayaan di kota Pangkal
Pinang ada pada upaya gotong royong membangun infrastruktur seperti jalan, penerangan,
drainase.
Hasil perlindungan sosial di kota Pekalongan, diwujudkan oleh Walikota dalam
mendukung adanya balai kesehatan. dan memasukkan aspek kesehatan dalam visi Walikota.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
19
Perlindungan sosial di masyarakat dilakukan dengan memberi manfaat dan tanggung jawab
terhadap program. Di Bandung upaya perlindungan sosial dilakukan dengan melakukan
penyaluran (chanelling), berkolaborasi dengan dinas dan lembaga terkait. Upaya perlindungan
sosial belum terlihat nyata di kota Makassar. Sedang di Pangkal Pinang belum terlihat
pemahaman terhadap perlindungan sosial.
Menurut data kuantitatif masyarakat, hasil PNPM berupa pemberdayaan mayarakat
memiliki kinerja terbaik disusul perlindungan sosial kemudian pengembangan usaha dan
ekonomi kecil menengah.
Hasil program berupa pengembangan usaha di kota Pekalongan, dengan masuknya BKM
dan programnya ke peraturan daerah, dan adanya percepatan ekonomi keluarga sejahtera
berbasis masyarakat. Hasil pengembangan usaha di Bandung dengan memanfaatkan lembaga
koperasi. Di kota Makassar pengembangan usaha dilakukan dengan harapan munculnya
kelompok usaha bersama masyarakat. Pengembangan usaha di Pangkal Pinang diapresiasi
dengan munculnya profesi berkaitan dengan perkebunan, semula berkaitan dengan
pertambangan.
Menurut data kuantitatif pengelola, hasil PNPM berupa perlindungan sosial memiliki
kinerja terbaik disusul pemberdayaan masyarakat kemudian pengembangan usaha dan
ekonomi kecil menengah.
Hasil PNPM MP berupa pengembangan usaha dan ekonomi kecil dan mennegah
merupakan prioritas terpenting diikuti perlindungan sosial lalu kemudian pemberdayaan
masyarakat.
Hasil PNPM MP berupa pengembangan usaha dan ekonomi kecil dan menengah
merupakan prioritas terpenting diikuti pemberdayaan masyarakat kemudian perlindungan
sosial
4.6. Isu Strategis Lokasi Penelitian
PNPM yang dilaksanakan di lokasi penelitian memiliki perbedaan isu strategis, yang
dapat dijadikan pelajaran untuk lokasi pelaksanaan program lainnya.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
20
Diagram 4.1. Model Pelaksanaan di Kota Bandung
Sumber: Dokumen Tim Peneliti, 2011
Diagram 4.2. Model Pelaksanaan di Kota Makassar
Sumber: Dokumen Tim Peneliti, 2011
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
21
Diagram 4.3. Model Pelaksanaan di Kota Pangkal Pinang
Sumber: Dokumen Tim Peneliti, 2011
Diagram 4.4. Model Pelaksanaan di Kota Pekalongan
Sumber: Dokumen Tim Peneliti, 2011
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
22
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Gambar 5.1 Model Pengelolaan PNPM Mandiri Perkotaan
Input
Keuangan
Aspek keuangan memberikan gambaran masih bertumpunya masyarakat pada alokasi
kegiatan infrastruktur. Kelancaran proses pencairan dana perlu diperhatikan karena
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan. Terjadinya kekeliruan dalam
penganggaran kegiatan juga perlu dihindari, sehingga tidak terjadi kasus pemblokiran/tanda
bintang. Masyarakat menilai alokasi dana untuk program dan bantuan dana dari pemerintah,
masih kurang.
Input 1 Keuangan 2 Tenaga
3 Teknologi 4 Nilai nilai 5 Motivasi 6 Dukungan
kebijakan 7 Tujuan
Kegiatan program 1 persiapan
2 perencanaan partisipatif 3 pelaksanaan kegiatan 4 Monitoring 5 Evaluasi
6 Pelaporan
7 sosialisasi.
Institusi Program/ musrenbang 1 Kelurahan 2 Kecamatan 3 Kota/ Kabupaten Alokasi Program 1 Infrastruktur/ teknis 2 Sosial 3 Ekonomi
Hasil Jangka pendek 1 Perlindungan sosial
2 Pemberdayaan masyarakat
3 Pengembangan usaha dan ekonomi kecil-menengah
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
23
Tenaga
Ketersediaan sumber daya manusia yang berasal dari penduduk lokal, secara umum
belum memadai. Hal ini dikaitkan dengan kemampuan/keahlian, dan jumlah SDM lokal. Secara
umum lokasi PNPM Mandiri Perkotaan masih mengandalkan tenaga fasilitator kelurahan yang
disediakan program.
Teknologi
Penggunaan teknologi dapat dilakukan dengan mendorong pelatihan membuat bahan
bangunan dan penggunaan teknologi tepat guna oleh KSM sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Secara umum penggunaan teknologi tepat guna belum nampak pada pelaksanaan
PNPM Mandiri Perkotaan. Dibandingkan dengan penerapan dari aspek yang lain dari input
kegiatan, penggunaan teknologi merupakan aspek yang sangat kurang dibandingkan yang lain,
persepsi ini dikemukakan baik oleh masyarakat maupun pengelola.
Nilai nilai
Dari aspek nilai-nilai ditemukan bahwa, perlu lebih mendorong peran keterlibatan
perempuan, sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan keluarga. Masyarakat masih melihat
penerapan kesetaraan gender PNPM MP perlu ditingkatkan. Masyarakat menilai manfaat PNPM
dapat dirasakan sampai 5 tahun kedepan (prinsip keberlanjutan). Pengelola memiliki persepsi
prinsip musyawarah mufakat dengan memperhatikan kepentingan masyarakat miskin dapat
berjalan.
Terjadi perbedaan pandangan terhadap yaitu prosedur, aturan, dan mekanisme PNPM
bagi penerima manfaat sederhana sedangkan bagi pengelola kurang sederhana. Prioritas
kegiatan PNPM yang utama adalah mengentaskan kemiskinan dan berpihak pada masyarakat
miskin dalam input kegiatan.
Motivasi
Pada aspek motivasi terlihat peran tokoh masyarakat dan kepala daerah menjadi aspek
penting menentukan keberhasilan input kegiatan karena dapat menggerakkan masyarakat
penerima manfaat. Dorongan motivasi dari pemangku kepentingan PNPM ditunjukkan dengan
adanya pembagian wewenang dalam penanganan masalah sosial ekonomi.
Dukungan kebijakan
Adanya dukungan kebijakan dapat menstimulasi dana-dana pendukung kegiatan
pemberdayaan, menjadikan dana pemberdayaan dapat menjadi prioritas anggaran daerah,
memunculkan modifikasi PNPM yang menghasilkan sinergi antar pemangku kepentingan,
apresiasi pemerintah daerah untuk melanjutkan program dengan menggunakan APBD.
Pengelola menganggap sudah cukup baik dukungan dari pemerintah daerah dalam
melaksanakan PNPM MP. Pengelola PNPM melihat dukungan kebijakan dari pemerintah (pusat
dan daerah) merupakan prioritas terpenting kedua.
Tujuan
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
24
Pencapaian tujuan PNPM dilakukan dengan mengintensifkan pertemuan formal dan
informal, menyadari bahwa penanggulangan kemiskinan harus menjadi satu kesatuan, menjadi
persoalan bersama, penyadaran akan kondisi diri, perlu untuk menyampingkan perasaan gengsi
baik pada pengelola dan masyarakat penerima manfaat. Hal ini perlu diperhatikan mengingat,
kesesuaian kegiatan dengan kebutuhan masyarakat adalah hal terpenting dalam input kegiatan.
Hal yang dinilai paling kurang penting adalah penggunaan teknologi dalam program dan
prinsip kesetaraan gender serta prinsip desentralisasi. Aspek-aspek yang dianggap belum baik
adalah teknologi, kesetaraan gender, keuangan, prinsip desentralisasi, transparansi dan
akuntabilitas, prinsip pembangunan SDM, prioritas, kolaborasi, otonomi, partisipasi, dan tenaga
serta motivasi.
Kegiatan program
Persiapan
Pada tahap persiapan perlu memperhatikan pembentukan kelembagaan dan
kepengurusannya, refleksi kemiskinan sesuai format yang disediakan, verifikasi terlebih dahulu
untuk menghindari salah sasaran serta sinkronisasi program pemerintah daerah dengan PNPM.
Pemetaan kriteria miskin dan penentuan sasaran diserahkan kepada masyarakat.
Perencanaan partisipatif
Tahap perencanaan ditekankan pada KSM bersama masyarakat membuat proposal
untuk diserahkan ke UPL. UPL memperbaiki dengan tindak lanjut dari Korkot. Sesuai format
kemiskinan yang berisi kebutuhan dan permasalahan sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang
ada di masyarakat. Perlu dilakukan pembinaan pembuatan PJM dan proposal-proposal. Salah
satu indikasi keberhasilan, masyarakat sudah dapat membuat proposal dan LPJnya. Penentuan
lokasi proritas dengan menggali kepentingan masyarakat dan peningkatan peran Bappeda
sebagai institusi penanggungjawab program, dengan membuat prosedur standar operasional,
sasaran kebijakan dan mekanisme musrenbang, sistem yang dievaluasi setiap tahun.
Pengelola menilai tahapan perencanaan partisipatif merupakan prioritas tertinggi
dalam kegiatan program.
Pelaksanaan kegiatan
Tahap Pelaksanaan PNPM sebaiknya juga mengacu pada dokumen RPJM Pemerintah
Daerah. Masalah yang terjadi dalam tahap pelaksanaan antara lain nama penerima manfaar
tercatat di lebih dari satu KSM, kesulitan masyarakat dalam membuat LPJ, anggapan dana hibah
PNPM, dan masih kurangnya tenaga pendamping pada tingkat pengelolaan. Masyarakat dan
pengelola tahapan pelaksanaan kegiatan merupakan tahapan terbaik.
Monitoring
Pada tahap monitoring, BKM melaksanakan fungsi dan bertanggung jawab
mengendalikan jalannya program dan mengawasi KSM sebagai panitia pelaksana di lapangan,
karena adanya dana yang langsung ke masyarakat. Masih ditemukan ketidaksesuaian proposal
dengan pelaksanaan terkait kualitas dan kuantitas bahan pada program infrastruktur.
Pengawasan perlu dikerjakan juga oleh instansi pemerintah Daerah. Tahapan monitoring
memiliki kinerja paling kurang dan prioritas terendah dalam tahapan kegiatan.
Evaluasi
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
25
Tahapan evaluasi diperoleh harapan adanya peningkatan dana yang dikelola
masyarakat dan perlunya penguatan kelembagaan, dengan terus melakukan audit independen.
Evaluasi dapat dilakukan oleh pihak luar dan dalam, menggunakan dokumen perencanaan
(RPJM). Tahap evaluasi memiliki kinerja terbaik kedua dan merupakan tahapan terpenting
dalam kegiatan program menurut masyarakat.
Pelaporan
BKM melakukan pelaporan melalui media majalah dan buku tahunan. Panitia/KSM
setiap tahun melaporkan hasil kegiatan. Tim memberi laporan ke PJOK setiap bulan. PJOK
mengumpulkan data setiap bulan, data kunjungan lapangan dan data kegiatan dari tim faskel.
PJOK merekap dan melaporkan ke PPK. Laporan kendala dari BKM masuk ke kecamatan.
Tahapan pelaporan memiliki nilai terendah kedua pada kegiatan PNPM.
Sosialisasi
Tahapan sosialisasi lebih menekankan pada keterbukaan masalah manajemen
keuangannya dan panutn tokoh inspirasi BKM. Optimalisasi papan informasi, rembug warga
dan kajian siklus partisipatif oleh masyarakat.
Tahapan kegiatan program masih berada dibawah level penilaian baik. Tahapan
persiapan dan monitoring merupakan prioritas terendah dalam tahapan kegiatan menurut
masyarakat. Pengelola menilai upaya penyiapan program, pengembangan kapasitas masyarakat
dan sosialisasi program cukup baik (terbaik kedua).
Institusi Program/ musrenbang
Kelurahan
Keberadaan BKM di kelurahan berdampak dalam skala kota, karena BKM-BKM dapat
menggerakkan lembaga lain yang sudah ada. Peran Lurah dan tokoh masyarakat penting bagi
BKM. Perlu peningkatan pengajuan proposal program BKM ke lembaga pemerintah dan
swasta.Permasalahan di tingkat kelurahan terkait KSM tidak aktif dalam jumlah yang banyak
dan upaya pemutihan/penghapusan, pergantian (turn over) fasilitator kelurahan termasuk
tinggi karena masih banyak mengandalkan konsultan akibat keterbatasan staf dan penentuan
prioritas wilayah penanganan.
Kecamatan
Peran institusi Kecamatan terlihat dalam fasilitasi rapat koordinasi BKM yang
dilaksanakan secara berkala. Peran PJOK secara umum tidak terlalu terlihat.
Kota/ Kabupaten
Pelaksanaan PNPM dapat dilaksanakan sesuai prinsip dan agenda pembangunan kota.
Untuk mengakomodir program sosial dan ekonomi, lebih mengedepankan APBD, karena APBN
diutamakan untuk infrastruktur. Peran Bappeda dengan musrenbang dan forum komunikasi
lainnya sebagai peran institusi kota dalam PNPM.
Secara umum peran pemangku kepentingan (stakeholders) di tingkat kelurahan
dibandingkan tingkat kecamatan dan kota/kabupaten memiliki nilai kinerja terbaik dan
terpenting.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
26
Alokasi Program
Infrastruktur/ teknis
infrastruktur masih mendominasi program PNPM mandiri Perkotaan
Sosial
Program sosial terfokus pada anak-anak dan jompo.
Ekonomi
Program Ekonomi didominasi isu masalah kemacetan pengembalian dana
Alokasi program ekonomi menurut masyarakat penerima manfaat menempati penilaian
kinerja terbaik, kemudian diikuti oleh infrastruktur dan sosial. Alokasi program infrastruktur
memiliki kinerja terbaik diikuti program sosial kemudian ekonomi, menurut pengelola.
Alokasi program sosial merupakan prioritas tertinggi menurut masyarakat penerima
manfaat diikuti ekonomi dan infrastruktur.
Hasil Jangka pendek
Perlindungan sosial
Perlindungan sosial dapat berwujud dukungan Walikota terhadap layanan umum di
masyarakat, seperti adanya balai kesehatan. Perlindungan sosial dilakukan dengan melakukan
penyaluran (chanelling), berkolaborasi dengan dinas dan lembaga terkait.
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan dapat dikatakan berhasil jika ada perubahan pola pandangan
masyarakat yang menerima proyek (top down), menjadi perencana, pelaksana dan pemelihara
proyek (bottom up). Upaya pemberdayaan dilakukan dengan menciptakan kader, komunitas
belajar perkotaan sampai kelurahan, dan mengelola kelompok peduli untuk menjaga kelanjutan
BKM. Pemberdayaan diutamakan pada keaktifan BKM dan peran tokoh masyarakat yang
penting untuk menggerakkan anggota masyarakat.
Pengembangan usaha dan ekonomi kecil-menengah
Pengembangan usaha dilakukan dengan masuknya BKM dan programnya ke peraturan
daerah, dan adanya percepatan ekonomi keluarga sejahtera berbasis masyarakat. Dapat juga
dengan memanfaatkan kelompok usaha bersama masyarakat misalnya lembaga koperasi.
Hasil PNPM berupa perlindungan sosial menurut pengelola, memiliki kinerja terbaik
disusul pemberdayaan masyarakat kemudian pengembangan usaha dan ekonomi kecil
menengah. Menurut masyarakat, hasil PNPM berupa pemberdayaan mayarakat memiliki kinerja
terbaik disusul perlindungan sosial kemudian pengembangan usaha dan ekonomi kecil
menengah.
Kesimpulan Umum
Kegiatan pengelolaan PNPM Mandiri Perkotaan dibentuk dengan mempertimbangkan
input kegiatan yang terdiri dari aspek keuangan dimana keuangan dapat dipakai sebagai alat
kontrol pengelolaan, aspek tenaga terdapat kecenderungan bertumpu pada tenaga fasilitator
yang terdidik dan belum memadainya tenaga lokal, aspek teknologi perlu meningkatkan
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
27
penggunaan teknologi tepat guna untuk mengatasi masalah lingkungan, aspek nilai-nilai terkait
dengan penyederhanaan prosedur, aturan dan mekanisme, aspek motivasi terkait dengan aktor
pelaku pendorong motivasi, aspek dukungan kebijakan terkait pentingnya dukungan
pemerintah daerah dalam PNPM Mandiri Perkotaan, aspek tujuan terkait dengan media
penyamaan tujuan dengan pertemuan formal dan informal.
Proses Kegiatan yang terdiri dari tahapan persiapan, perencanaan partisipatif,
pelaksanaan kegiatan, monitoring, evaluasi, pelaporan dan sosialisasi, perlu memperhatikan
kriteria kemiskinan yang spesifik di lokasi pelaksanaan kegiatan, prioritas pada perencanaan
partisipatif, penyelesaian masalah nama ganda dan tenaga pendamping kegiatan, pengawasan
kualitas dan kuantitas pekerjaan sehingga sama dengan proposal, penguatan kelembagaan, dan
audit independen. Institusi program di tingkat kecamatan perlu lebih ditingkatkan perannya
dan perlu membuat variasi kegiatan sosial, infrastrukur dan ekonomi sesuai masalah spesifik
yang dihadapi.
Hasil kegiatan terkait aspek perlindungan sosial adalah penerimaan dari tokoh daerah,
penyaluran hasil dan kolaborasi program dan kegiatan, aspek pemberdayaan adalah upaya
menempatkan masyarakat penerima manfaat sebagai inisiator perubahan, dan aspek
pengembangan usaha dan ekonomi kecil-menengah terkait dengan adanya upaya percepatan
peningkatan kesejahteraan keluarga.
B. Rekomendasi
Input
Keuangan
1. Memperlancar proses pencairan dana di tingkat pusat maupun daerah, karena berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
2. Menghindari kekeliruan dalam penganggaran, sehingga tidak terjadi kasus
pemblokiran/tanda bintang, juga dilakukan pembinaan berkala dan berjenjang untuk
penganggaran dari tataran pusat ke daerah.
3. Diperlukan sinergi dan intensifikasi komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah,
peningkatan komitmen Kepala Daerah, Koordinator Kota, Fasilitator, BKM dan KSM untuk
meningkatkan kinerja aspek keuangan.
Tenaga
1. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan serta memberikan kesempatan penduduk lokal,
dengan memanfaatkan dana PNPM, misalnya dengan mengikutkan penduduk local ke
kursus keteknikan, manajerial dan keuangan yang .
2. Jika memang masih diperlukan dan program sudah selesai, menjadikan tenaga fasilitator
kelurahan sebagai narasumber/staf ahli kelurahan untuk program pembangunan, dengan
honor yang memadai.
Teknologi
1. Mendorong penggunaan dan penyebaran (difusi) teknologi tepat guna, misalnya dalam
bidang air bersih, persampahan, kebersihan lingkungan, dll, dengan metode pelatihan ke
KSM sesuai dengan kebutuhan masyarakat, karena secara umum penggunaan teknologi
tepat guna belum tampak pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
28
2. Fasilitasi Bappeda dan dinas terkait diperlukan untuk memperkenalkan teknologi yang
dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya dengan mengadakan kerjasama teknologi dengan
Badan Litbang, BPPT, Litbang perusahaan, dan komunitas peduli lainnya.
Nilai nilai
1. Mendorong peran keterlibatan perempuan terutama dalam KSM, sehingga terjadi
peningkatan kesejahteraan keluarga dan kesetaraan gender.
2. Mengintensifkan sosialisasi prosedur, aturan, dan mekanisme PNPM bagi penerima manfaat
sehingga masyarakat mengerti dan meningkat kapasitasnya.
3. Menyederhanakan prosedur, aturan, dan mekanisme PNPM.
Motivasi
1. Memotivasi tokoh masyarakat dan kepala daerah untuk peningkatan program
pemberdayaan yang dapat menggerakkan masyarakat penerima manfaat.
Dukungan kebijakan
1. Memberikan pemahaman kepada pemilik kebijakan untuk mengalokasikan sumber daya
pada kegiatan pemberdayaan, sehingga menjadi prioritas.
2. Meningkatkan kreatifitas modifikasi PNPM sehingga terjadi sinergi antar pemangku
kepentingan.
3. Mempersiapkan kelanjutan program dengan menggunakan APBD.
Tujuan
1. Mengintensifkan pertemuan formal dan informal, sehingga pemangku kepentingan semakin
menyadari pentingnya kesatuan dalam penanggulangan kemiskinan.
2. Memberikan pemahaman akan kondisi diri, dan menghilangkan perasaan gengsi.
Kegiatan program
Persiapan
1. Memperhatikan pembentukan kelembagaan dan kepengurusannya.
2. Melakukan refleksi kemiskinan sesuai format yang disediakan, dengan verifikasi terlebih
dahulu untuk menghindari salah sasaran.
3. Sinkronisasi program pemerintah daerah dengan PNPM.
Perencanaan partisipatif
1. Melakukan pembinaan pembuatan PJM dan proposal-proposal serta LPJ.
2. Menyiapkan prosedur standar operasional untuk setiap tahapan kegiatan.
Pelaksanaan kegiatan
1. Memberikan pemahaman/ sosialisasi RPJM Pemerintah Daerah pada pelaku pelaksanaan
PNPM sehingga RPJM dapat menjadi acuan.
2. Menyelesaikan masalah nama ganda KSM di tingkat pemerintah pusat dan daerah.
3. Melakukan pembimbingan pembuatan LPJ.
4. Memberikan contoh nyata penggunaan dana PNPM yang benar.
5. Memberikan penghargaan pada tenaga pendamping pada tingkat pengelolaan dengan
kriteria tertentu.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
29
Monitoring
1. Melakukan pembinaan kepada BKM dalam proses dan fungsi monitoring.
2. Melakukan pembinaan kepada KSM sehingga proposal sesuai dengan pelaksanaan terkait
kualitas dan kuantitas bahan pada program infrastruktur.
Evaluasi
1. Meningkatkan dana yang dikelola masyarakat sesuai kemampuan dan prestasi.
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, dengan melakukan audit independen.
Pelaporan
1. Menyederhanakan pola dan metode pelaporan.
2. Mengintensifkan pembinaan pelaporan dari tingkat daerah sampai ke pusat.
3. Mempercepat penyelesaian kendala yang dilaporkan.
Sosialisasi
1. Transparansi keuangan dengan melakukan audit dan menyebarkan hasilnya.
2. Mengoptimalkan papan informasi, rembug warga dan kajian siklus partisipatif oleh
masyarakat, dan juga memberikan penghargaan kepada yang berprestasi.
Institusi Program/ musrenbang
Kelurahan
1. Mendorong peran serta wakil BKM di kelurahan ke skala kota.
2. Mengintensifkan pertemuan Lurah dan tokoh masyarakat dengan BKM.
3. Melakukan pembinaan pengajuan proposal program BKM ke lembaga pemerintah dan
swasta.
4. Pengembangan kemampuan tenaga masyarakat lokal kelurahan
Kecamatan
1. Mendorong fasilitasi rapat koordinasi BKM sesuai peran PJOK.
2. Memberi penghargaan PJOK sesuai prestasi.
Kota/ Kabupaten
1. Melakukan sinkronisasi pelaksanaan PNPM dengan prinsip dan agenda pembangunan kota.
2. Mengedepankan APBD untuk program sosial dan ekonomi, karena APBN diutamakan untuk
infrastruktur.
3. Meningkatkan kapasitas dan peran Bappeda dalam forum komunikasi.
Alokasi Program
1. Membagi alokasi program sesuai kebutuhan masyarakat dan wilayah penerima manfaat.
2. Membuat program-program kreatif sesuai masalah yang dihadapi.
Hasil Jangka pendek
Perlindungan sosial
1. Melakukan penyaluran (chanelling) program kegiatan, berkolaborasi dengan dinas dan
lembaga terkait.
-
Ringkasan Eksekutif 2011
Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan
30
Pemberdayaan masyarakat
1. Menciptakan kader, komunitas belajar perkotaan sampai kelurahan, dan mengelola
kelompok peduli untuk menjaga kelanjutan BKM.
2. Meningkatkan keaktifan BKM dan peran tokoh masyarakat yang penting untuk
menggerakkan anggota masyarakat.
Pengembangan usaha dan ekonomi kecil-menengah
1. Mendorong masuknya BKM dan programnya ke peraturan daerah,
2. Meningkatkan kapasitas kelompok usaha bersama masyarakat dengan lembaga koperasi.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Pedoman Umum PNPM Mandiri
Anonim 2007. Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri
Anonim 2007. Pedoman Operasional PNPM Mandiri
Rustiadi, E. Dkk.2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta. Yayasan Obor
Indonesia.
Supranto. 2004. menyusun proposal penelitian, FEUI Press. Jakarta