20130320109_MagendaBismaYudha_SelfStudy

4
SELF STUDY BLOK 11 (PERITONITIS, KANKER ESOFAGUS, KANKER LAMBUNG) Oleh : Magenda Bisma Yudha (20130320109) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Jalan Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 55183 Telp. (0274) 387656 Ext.213, Fax. (0274) 387658 Tahun Ajaran 2015

description

ndna

Transcript of 20130320109_MagendaBismaYudha_SelfStudy

  • SELF STUDY BLOK 11

    (PERITONITIS, KANKER ESOFAGUS, KANKER

    LAMBUNG)

    Oleh :

    Magenda Bisma Yudha

    (20130320109)

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    Jalan Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 55183

    Telp. (0274) 387656 Ext.213, Fax. (0274) 387658 Tahun Ajaran 2015

  • PERITONITIS

    Peritonitis adalah inflamasi pada lapisan membran serosa rongga abdomen,

    meliputi viresela. Biasanya, akibat dari infeksi bakteri seperti organisme yang berasal

    dari penyakit saluran gastrointestinal ataupun juga bisa pada wanita melalui organ

    reproduktifnya. Penyebab peritonitis antara lain adalah infeksi bakteri mikroorganisme

    yang berasal dari saluran gastrointestinal, appendisitis, tukak lambung, tukak tyhpoid.

    Tanda dan gejalanya seperti mengalami demam, distensi abdomen, nyeri tekan

    abdomen, nausea (muntah), dan penurunan gerakan peristaltik usus. Komplikasi karena

    peritonitis yaitu adanya syok hipovolemik, sepsis intra abdomen, portal pyema, dan

    obstruksi intestinal rekuren. Pemeriksaan penunjang untuk peritonitis ada banyak tetapi

    salah satunya seperti tes laboratorium untuk mengetahui hasil leukosit, hematokrit dan

    lain-lain, x-ray scan untuk mengetahui bagian anterior, posterior, serta lateral abdomen

    dan pemeriksaan radiologi. Untuk penatalaksanaan nya yang farmakologi yaitu dengan

    pemberian kortikosteroid, naloxono sutu antagonis reseptor omium, pemberian

    oksigen, dan resusitasi cairan dengan kotaloid. Nonfarmakologinya dengan melakukan

    terapi bedah seperti endoskopi dan debridemen.

    Diagnosa keperawatan peritonitis yang prioritas ada nyeri akut b.d iritasi kimia

    peritonium perifer, tujuannya agar nyeri pasien menghilang dalam 2x24 jam, kriteria

    hasilnya pasien mampu mengontrol nyeri dan menyatakan rasa nyaman setelah nyeri

    berkurang. Perencanaan keperawatannya yaitu kaji kultur yang mempengaruhi respon

    nyeri pasien, melakukan pengkajian nyeri, ajarkan pasien tentang teknik

    nonfarmakologi, serta kolaborasi dengan dokter jika masih ada keluhan maupun

    tindakan nyeri tidak berhasil.

    Evidence based peritonitis judulnya tentang peritonitis primer akibat dari

    penggunaan kateter vena umbilikalis pada neonatus . Isi nya yaitu ditemukan kasus

    peritonitis primer karena sepsis umbilikal yang terjadi dari pemasangan kateter

    umbilikal sebanyak 8 kasus diantaranya dari 32 bayi yang baru lahir yang mengalami

    peritonitis. Terdapat laporan kasus peritonitis primer pada bayi yang berumur 22 hari

    yang menunjukkan infeksi dari penggunaan kateter vena umbilikalis. Saat dilakukan

    pencitraan foto BOF ditemukan suatu pneumoperitoneum. Dilakukan pemeriksaan

    laparotomi pada pasien untuk menegakkan diagnosa. Pasien dirawat di NICU diberikan

    terapi cairan, oksigen, dan antibiotik seperti Cefoperasone sulbactam dan ditambah

    amikacin selama 7 hari. Setelah 5 hari kondisi pasien mulai membaik sehingga dapat

    dipindahkan ke ruang perawatan bayi.

    Kajian islamnya yaitu terdapat pada surat an-nahl 69 tentang penggunaan madu

    yang didalamnya terdapat obat yang dapat menyembuhkan manusia.

  • KANKER ESOFAGUS

    Kanker esofagus adalah kanker atau keganasan yang terjadi pada esofagus

    (saluran makanan yang menghubungkan tenggorokan ke lambung). Tanda dan

    gejalanya seperti kesulitan menelan makan atau minum, penurunan berat badan, nyeri

    dada, lelah, nyeri lambung. Faktor resiko terkena kanker esofagus yaitu orang yang

    suka mengonsumsi alkohol, mengonsumsi tembakau, merokok, sering makan berbahan

    pengawet, jarang mengonsumsi sayur dan buah-buahan. Pemeriksaan penunjang yang

    ditegakkan untuk pasien kanker esofagus ada tes laboratorium misalnya mengukur

    SGPT, SGOT, barium swallow untuk meilhat adanya kelainan pada dinding esofagus,

    ct scan, endoskopi, dan bronkoskopi. Penatalaksanaan nya yaitu dengan terapi laser,

    terapi radiasi, photodynamic.

    Diagnosa keperawaratan yang ditegakkan adalah resiko injury b.d

    pascaprosedur bedah reseksi esofagus. Tujuannya dalam waktu 2x24 jam pasca

    intervensi reseksi esofagus pasien tidak mengalami injury. Kriteria hasil yang dicapai

    yaitu ttv dalam batas normal, dan tidak terjadi infeksi pada insisi. Intervensi

    keperawatannya kaji status neurologis dan laporkan apabila terdapat perubahan status

    neurologis, bantu menyangga sekitar luka pasien pada saat latihan batuk efektif atau

    ajarkan menggunakan bantal, selanjutnya instruksikan pasien untuk napas dalam dan

    batuk efektif, diskusi dengan pasien tentang teknik penatalaksanaan dan

    demonstrasikan langkah demi langkah.

  • KANKER LAMBUNG

    Kanker lambung adalah kanker atau keganasan yang berawal pada bagian lambung dan

    sebagian besarnya adalah jenis adenokarsinoma. Kanker lambung juga terdapat beberapa jenis

    seperti leiomiosarkoma (kanker otot polos) dan limfoma. Kanker lambung lebih sering terjadi

    pada usia lanjut dibawah usia 50 tahun tetapi umumnya lebih sering terjadi pada laki-laki

    daripada wanita. Penyebab kanker lambung saat ini secara pasti belum diketahui tetapi faktor

    yang memicu terjadinya kanker lambung yaitu sering mengonsumsi makanan yang diasinkan

    atau diasapkan, jarang mengonsumsi sayur dan buah-buahan, adanya riwayat keluarga yang

    mengalami kanker lambung, infeksi helicobacter pylory (bakteri yang terdapat di lapisan

    lambung), mengalami radang lambung kronis, pernicious anemia, dan merokok. Tanda dan

    gejala pada kanker lambung seperti kehilangan selera makan, penurunan berat badan yang

    mendadak, dyspepsia, muntah, dan yang terakhir BAB berwarna hitam pekat karena

    perdarahan.

    Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk menegakkan diagnosa kanker lambung

    adalah gastrokopi (memasukkan endoskop untuk mengetahui bagian dalam lambung), biopsi

    (dengan mengambil sebagian kecil jaringan dilambung kemudian diteliti menggunakan

    mikroskop), tes pencitraan lambung (seperti ct scan hanya mengambil hasil gambar organ

    lambung untuk melihat penyebaran kanker) dan penatalaksanaan medisnya dapat digunakan

    prosedur pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, dan terapi tearah.

    Diagnosa keperawatan prioritasnya yaitu nyeri b.d iritasi mukosa lambung karena

    pembedahan, tujuannya dalam waktu 7x24 jam pascabedah nyeri berkurang, kriteria hasil yang

    dicapai pasien menyatakan nyeri berkurang, skala nyeri misal dari 6 berkurang menjadi 4, ttv

    kembali normal. Intervensi keperawatannya yaitu kaji nyeri dengan pendekatan PQRST,

    mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam saat nyeri muncul, mengajarkan teknik

    distraksi saat nyeri, memberikan edukasi pasien mengenai sebab nyeri serta berapa lama nyeri

    akan hilang, kolaborasi bersama tenaga kesehatan dengan pemberian analgetik intravena.