2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN...

102
Vol. 20 No. 2 Desember 2016 Jurnal Penelitian Vol. 20 No. 2 Halaman Yogyakarta ISSN Edisi Khusus 103-191 Desember 2016 1410-5071 ISSN 1410-5071 E d i s i K h u s u s P G S D Pengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori Pengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori Pengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori Pengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori Pengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori Papan Dakon Papan Dakon Papan Dakon Papan Dakon Papan Dakon Operasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SD Operasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SD Operasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SD Operasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SD Operasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SD Gregoriusari Ari Nugrahanta, Catur Rismiati, Andri Anugrahana, & Irine Kurniastuti Nalisis Buku: Nalisis Buku: Nalisis Buku: Nalisis Buku: Nalisis Buku: Ragam Kegiatan Menanya di Buku Siswa Ragam Kegiatan Menanya di Buku Siswa Ragam Kegiatan Menanya di Buku Siswa Ragam Kegiatan Menanya di Buku Siswa Ragam Kegiatan Menanya di Buku Siswa Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013 Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013 Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013 Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013 Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013 Kintan Limiansih Analisis Soal T Analisis Soal T Analisis Soal T Analisis Soal T Analisis Soal Tes Hasil Belajar es Hasil Belajar es Hasil Belajar es Hasil Belajar es Hasil Belajar High Order Thinking Skills High Order Thinking Skills High Order Thinking Skills High Order Thinking Skills High Order Thinking Skills (H (H (H (H (HOTS OTS OTS OTS OTS) Matematika Materi Pecahan u Matematika Materi Pecahan u Matematika Materi Pecahan u Matematika Materi Pecahan u Matematika Materi Pecahan untuk Kelas 5 Sekolah Dasar ntuk Kelas 5 Sekolah Dasar ntuk Kelas 5 Sekolah Dasar ntuk Kelas 5 Sekolah Dasar ntuk Kelas 5 Sekolah Dasar Maria Agustina Amelia Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan dengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasian engan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasian engan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasian engan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasian engan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasian Paulus Wahana Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Model Model Model Model Conser Conser Conser Conser Conser vation Scout vation Scout vation Scout vation Scout vation Scout untuk Siswa Kelas untuk Siswa Kelas untuk Siswa Kelas untuk Siswa Kelas untuk Siswa Kelas III III III III III B SD N Jetis 1 Y B SD N Jetis 1 Y B SD N Jetis 1 Y B SD N Jetis 1 Y B SD N Jetis 1 Yogyak ogyak ogyak ogyak ogyakarta arta arta arta arta Paulus Yuli Suseno, Eny Winarti, & Wahyu Wido Sari Pengembangan T engembangan T engembangan T engembangan T engembangan Tes Hasil Belajar Matematik es Hasil Belajar Matematik es Hasil Belajar Matematik es Hasil Belajar Matematik es Hasil Belajar Matematika Materi a Materi a Materi a Materi a Materi Menyelesaik Menyelesaik Menyelesaik Menyelesaik Menyelesaikan Masalah y an Masalah y an Masalah y an Masalah y an Masalah yang Berk ang Berk ang Berk ang Berk ang Berkaitan dengan W aitan dengan W aitan dengan W aitan dengan W aitan dengan Waktu, aktu, aktu, aktu, aktu, Jarak d Jarak d Jarak d Jarak d Jarak dan Kecepatan untuk Siswa Kelas V an Kecepatan untuk Siswa Kelas V an Kecepatan untuk Siswa Kelas V an Kecepatan untuk Siswa Kelas V an Kecepatan untuk Siswa Kelas V Puji Purnomo & Maria Sekar Palupi Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (R Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (R Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (R Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (R Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP PP PP PP PP) yang Mengintegrasikan yang Mengintegrasikan yang Mengintegrasikan yang Mengintegrasikan yang Mengintegrasikan Edubuntu Edubuntu Edubuntu Edubuntu Edubuntu Theresia Yunia Setyawan Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Jigsaw Jigsaw Jigsaw Jigsaw pada Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran IPS SD IPS SD IPS SD IPS SD IPS SD Adimassana & Rusmawan Peningkatan Kompetensi Dasar Peningkatan Kompetensi Dasar Peningkatan Kompetensi Dasar Peningkatan Kompetensi Dasar Peningkatan Kompetensi Dasar Mahasiswa Calon Guru SD Mahasiswa Calon Guru SD Mahasiswa Calon Guru SD Mahasiswa Calon Guru SD Mahasiswa Calon Guru SD pada Mata Kuliah Pendidikan ada Mata Kuliah Pendidikan ada Mata Kuliah Pendidikan ada Mata Kuliah Pendidikan ada Mata Kuliah Pendidikan Matematika dengan Model Matematika dengan Model Matematika dengan Model Matematika dengan Model Matematika dengan Model Pembelajaran Inovatif Pembelajaran Inovatif Pembelajaran Inovatif Pembelajaran Inovatif Pembelajaran Inovatif Andri Anugrahana Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berdasarkan Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berdasarkan Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berdasarkan Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berdasarkan Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berdasarkan Teori V eori V eori V eori V eori Van Hiele p an Hiele p an Hiele p an Hiele p an Hiele pada Matakuliah Matematik ada Matakuliah Matematik ada Matakuliah Matematik ada Matakuliah Matematik ada Matakuliah Matematika 2 a 2 a 2 a 2 a 2 Mahasiswa PGSD USD Mahasiswa PGSD USD Mahasiswa PGSD USD Mahasiswa PGSD USD Mahasiswa PGSD USD Christiyanti Aprinastuti

Transcript of 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN...

Page 1: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Vol. 20 No. 2 Desember 2016

Jurnal Penelitian Vol. 20 No. 2 Halaman Yogyakarta ISSNEdisi Khusus 103-191 Desember 2016 1410-5071

ISSN 1410-5071

E d i s i K h u s u s P G S DPengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode MontessoriPengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode MontessoriPengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode MontessoriPengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode MontessoriPengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori

Papan Dakon Papan Dakon Papan Dakon Papan Dakon Papan Dakon Operasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SDOperasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SDOperasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SDOperasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SDOperasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SDGregoriusari Ari Nugrahanta, Catur Rismiati, Andri Anugrahana, & Irine Kurniastuti

Nalisis Buku: Nalisis Buku: Nalisis Buku: Nalisis Buku: Nalisis Buku: Ragam Kegiatan Menanya di Buku SiswaRagam Kegiatan Menanya di Buku SiswaRagam Kegiatan Menanya di Buku SiswaRagam Kegiatan Menanya di Buku SiswaRagam Kegiatan Menanya di Buku SiswaKelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013Kelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013

Kintan Limiansih

Analisis Soal TAnalisis Soal TAnalisis Soal TAnalisis Soal TAnalisis Soal Tes Hasil Belajar es Hasil Belajar es Hasil Belajar es Hasil Belajar es Hasil Belajar High Order Thinking SkillsHigh Order Thinking SkillsHigh Order Thinking SkillsHigh Order Thinking SkillsHigh Order Thinking Skills (H (H (H (H (HOTSOTSOTSOTSOTS)))))Matematika Materi Pecahan uMatematika Materi Pecahan uMatematika Materi Pecahan uMatematika Materi Pecahan uMatematika Materi Pecahan untuk Kelas 5 Sekolah Dasarntuk Kelas 5 Sekolah Dasarntuk Kelas 5 Sekolah Dasarntuk Kelas 5 Sekolah Dasarntuk Kelas 5 Sekolah Dasar

Maria Agustina Amelia

Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu PengetahuanPersepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu PengetahuanPersepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu PengetahuanPersepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu PengetahuanPersepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuandddddengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasianengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasianengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasianengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasianengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasian

Paulus Wahana

Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakandan Kepedulian Lingkungan Menggunakandan Kepedulian Lingkungan Menggunakandan Kepedulian Lingkungan Menggunakandan Kepedulian Lingkungan MenggunakanModel Model Model Model Model ConserConserConserConserConservation Scoutvation Scoutvation Scoutvation Scoutvation Scout untuk Siswa Kelas untuk Siswa Kelas untuk Siswa Kelas untuk Siswa Kelas untuk Siswa Kelas IIIIIIIIIIIIIII B SD N Jetis 1 Y B SD N Jetis 1 Y B SD N Jetis 1 Y B SD N Jetis 1 Y B SD N Jetis 1 Yogyakogyakogyakogyakogyakartaartaartaartaarta

Paulus Yuli Suseno, Eny Winarti, & Wahyu Wido Sari

PPPPPengembangan Tengembangan Tengembangan Tengembangan Tengembangan Tes Hasil Belajar Matematikes Hasil Belajar Matematikes Hasil Belajar Matematikes Hasil Belajar Matematikes Hasil Belajar Matematika Materia Materia Materia Materia MateriMenyelesaikMenyelesaikMenyelesaikMenyelesaikMenyelesaikan Masalah yan Masalah yan Masalah yan Masalah yan Masalah yang Berkang Berkang Berkang Berkang Berkaitan dengan Waitan dengan Waitan dengan Waitan dengan Waitan dengan Waktu,aktu,aktu,aktu,aktu,

Jarak dJarak dJarak dJarak dJarak dan Kecepatan untuk Siswa Kelas Van Kecepatan untuk Siswa Kelas Van Kecepatan untuk Siswa Kelas Van Kecepatan untuk Siswa Kelas Van Kecepatan untuk Siswa Kelas VPuji Purnomo & Maria Sekar Palupi

Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPPPPPPPPP)))))yang Mengintegrasikan yang Mengintegrasikan yang Mengintegrasikan yang Mengintegrasikan yang Mengintegrasikan EdubuntuEdubuntuEdubuntuEdubuntuEdubuntu

Theresia Yunia Setyawan

Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JigsawJigsawJigsawJigsawJigsawpada Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran IPS SDIPS SDIPS SDIPS SDIPS SD

Adimassana & Rusmawan

Peningkatan Kompetensi Dasar Peningkatan Kompetensi Dasar Peningkatan Kompetensi Dasar Peningkatan Kompetensi Dasar Peningkatan Kompetensi Dasar Mahasiswa Calon Guru SD Mahasiswa Calon Guru SD Mahasiswa Calon Guru SD Mahasiswa Calon Guru SD Mahasiswa Calon Guru SD pppppada Mata Kuliah Pendidikanada Mata Kuliah Pendidikanada Mata Kuliah Pendidikanada Mata Kuliah Pendidikanada Mata Kuliah PendidikanMatematika dengan Model Matematika dengan Model Matematika dengan Model Matematika dengan Model Matematika dengan Model Pembelajaran InovatifPembelajaran InovatifPembelajaran InovatifPembelajaran InovatifPembelajaran Inovatif

Andri Anugrahana

Pengembangan Model Pembelajaran Geometri BerdasarkanPengembangan Model Pembelajaran Geometri BerdasarkanPengembangan Model Pembelajaran Geometri BerdasarkanPengembangan Model Pembelajaran Geometri BerdasarkanPengembangan Model Pembelajaran Geometri BerdasarkanTTTTTeori Veori Veori Veori Veori Van Hiele pan Hiele pan Hiele pan Hiele pan Hiele pada Matakuliah Matematikada Matakuliah Matematikada Matakuliah Matematikada Matakuliah Matematikada Matakuliah Matematika 2 a 2 a 2 a 2 a 2 Mahasiswa PGSD USDMahasiswa PGSD USDMahasiswa PGSD USDMahasiswa PGSD USDMahasiswa PGSD USD

Christiyanti Aprinastuti

Page 2: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

JURNAL PENELITIANEDISI KHUSUS PGSD

ISSN 1410-5071Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191

Jurnal Penelitian yang memuat ringkasan laporan hasil penelitian ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitiandan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sanata Dharma, dua kali setahun: Mei dan November.

D E W A N R E D A K S I

Pemimpin RedaksiDr. Anton Haryono, M.Hum.

Ketua LPPM Universitas Sanata Dharma

Sekretaris RedaksiDr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.

Kepala Pusat Penerbitan dan Bookshop Universitas Sanata Dharma

Tim Redaksi Nomor Ini:Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.

Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum.,Dra. Novita Dewi, M.S., M.A. (Hons.), Ph.D.

Administrasi & Sirkulasi: Administrasi Keuangan:Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si. Maria Imaculata Rini Hendriningsih, SE.

Gutomo Windu, S.Pd. Agnes Sri Puji Wahyuni, Bsc.Caecilia Venbi Astuti, S.Si.

Administrasi Distribusi: Tata LetakVeronika Margiyanti Thomas A. Hermawan Martanto, Amd.

Alamat Redaksi dan Administras Gedung LPPM Universitas Sanata Dharma, Mrican, Tromol Pos 29,Yogyakarta 55002, Telepon: (0274) 513301, 515352, ext. 1527, Fax: (0274) 562383. Homepage: http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/. E-mail: [email protected]

Redaksi menerima naskah ringkasan laporan hasil penelitian baik yang berbahasa Indonesia maupun yangberbahasa Inggris. Naskah harus ditulis sesuai dengan format di Jurnal Penelitian seperti tercantum padahalaman belakang bagian “Ketentuan Penulisan Artikel Jurnal Penelitian” dan harus diterima oleh Redaksipaling lambat dua bulan sebelum terbit.

Page 3: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

JURNAL PENELITIANEDISI KHUSUS PGSD

ISSN 1410-5071Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191

DAFTAR ISI

Daftar Isi iii

Kata Pengantar v

Pengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode MontessoriPapan Dakon Operasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SD 103 ~ 116Gregoriusari Ari Nugrahanta, Catur Rismiati, Andri Anugrahana, & Irine Kurniastuti

Nalisis Buku: Ragam Kegiatan Menanya di Buku SiswaKelas 1, 2, 4, dan 5 Kurikulum 2013 117 ~ 122Kintan Limiansih

Analisis Soal Tes Hasil Belajar High Order Thinking Skills (HOTS)Matematika Materi Pecahan untuk Kelas 5 Sekolah Dasar 123 ~ 131Maria Agustina Amelia

Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuandengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif Berbasis Pedagogi Ignasian 132 ~ 143Paulus Wahana

Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan KepedulianLingkungan Menggunakan Model Conservation Scoutuntuk Siswa Kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta 144 ~ 150Paulus Yuli Suseno, Eny Winarti, & Wahyu Wido Sari

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika MateriMenyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Waktu,Jarak dan Kecepatan untuk Siswa Kelas V 151 ~ 157Puji Purnomo & Maria Sekar Palupi

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)yang Mengintegrasikan Edubuntu 158 ~ 173Theresia Yunia Setyawan

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawpada Mata Pelajaran IPS SD 174 ~ 181Adimassana & Rusmawan

Peningkatan Kompetensi Dasar Mahasiswa Calon Guru SDpada Mata Kuliah Pendidikan Matematika dengan ModelPembelajaran Inovatif 182 ~ 187Andri Anugrahana

iii

Page 4: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

iv

Pengembangan Model Pembelajaran Geometri BerdasarkanTeori Van Hiele pada Matakuliah Matematika 2 Mahasiswa PGSD USD 182 ~ 190Christiyanti Aprinastuti

Biografi Penulis 191-1Indeks Penulis 191-2

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016

Page 5: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

KATA PENGANTAR

Redaksi Jurnal LPP dengan banggamempersembahkan Edisi Khusus Jurnal LPPMVolume 20 Nomor 2 yang memuat tulisan-tulisan paradosen PGSD Universitas Sanata Dharma. Ada duaurgensi kami menerbitkan edisi khusus ini. Pertama,produksi ilmu pengetahuan melalui penelitian danpublikasi di USD beberapa waktu terakhir ini sangatbanyak. Jika karya-karya dari satu program studi,misalnya Prodi PGSD, mendominasi terbitan JurnalLPPM, terasa kurang merata. Kedua, karya-karyapenelitian dosen Prodi PGSD memiliki karakteristikkhusus yang berkaitan dengan pembinaan anak-anakusia sekolah dasar. Adanya sebuah jurnal edisi khususyang memuat karya-karya khusus ini tentu akandisambut dan diapresiasi oleh stakeholders pendidikanguru sekolah dasar.

Jurnal ini memuat sepuluh artikel ilmiah ilmiah.Ar tikel berjudul “Pengembangan Alat PeragaMatematika Berbasis Metode Montessori PapanDakon Operasi Bilangan Bulat untuk Siswa SD” ditulisoleh sebuah tim peneliti yang terdiri dari GregoriusariAri Nugrahanta, Catur Rismiati, Andri Anugrahana, danIrine Kurniastuti. Studi ini berangkat dari sebuahkeprihatinan yang sangat mendasar, yaitu bahwakemampuan Matematika siswa Indonesia memerlukanperhatian yang lebih serius, karena kita mendudukiperingkat 57 dari 65 negara. Hasil studi merekamenunjukkan bahwa prosedur pengembangan alatperagamatematika berbasis metode Montessoriuntuksiswa Sekolah Dasar dilakukan dengan bertahapdan berlapis-lapis. Prosedur pengembangan dibagidalam tahap awal, tahap implementasi I, tahapimplementasi II, dan tahap akhir. Produk alat peragaMatematika berbasis metode Montessori efektifdigunakan dalam pembelajaran pada siswa-siswaSekolah Dasar yang dibuktikan dengan adanyaperbedaan prestasi belajar siswa atas pengguanaan alatperaga Papan Dakon, tingkat kepuasan sisa dan guruyang berada pada level cukup puas dan persepsi gurudan siswa yang menunjukkan tendensi favorable atasalat peraga yang ada.

Artikel yang ditulis Kintan Limiansih berjudul“Analisis Buku: Ragam Kegiatan Menanya di BukuSiswa Kelas 1,2,4, dan 5 Kurikulum 2013” bertujuanmengetahui ragam kegiatan menanya di buku siswa

v

dalam K. 13. Hasil penelitian Limiansih ini menunjukkanbahwa dalam buku siswa ternyata tidak ada tugas/perintah/petunjuk yang mengarahkan siswa untukmengajukan pertanyaan yang dapat dijawab dengansuatu penelitian yang dapat siswa lakukan, mengajukanpertanyaan tentang kemungkinan yang terjadi padasuatu objek jika diberi perlakuan tertentu, sertamendiskusikan dan memikirkan cara menjawabpertanyaan yang mereka ajukan. Saran akademis yangdiusulkan Limiansih adalah perlu langkah-langkahtambahan yang dilakukan guru ketika akan menggunakanbuku siswa Kurikulum 2013.

Maria Agustina Amelia mengemukakan hasilkajiannya berjudul “Analisis Soal Tes Hasil Belajar HighOrder Thinking Skills (Hots) Matematika MateriPecahan untuk Kelas 5 Sekolah Dasar.” Hasil ujireliabilitas soal diperoleh indeks reliabilitas dalamkriteria “tinggi”. Butirsoal memiliki konsistensi yangtinggi dalam mengukur kemampuan peserta didikmengenai materi pecahan. Hasil uji daya pembeda padasoal terdapat 3 soal yang perlu direvisi karena belumdapat membedakan peserta didik berkemampuantinggi dengan peserta didik berkemampuan rendah.17 soal dapat diterima karena sudah dapat membedakanpeserta didik berkemampuan tinggi dengan pesertadidik berkemampuan rendah. Hasil uji analisis tingkatkesukaran soal yaitu: 1 soal (5%) memiliki tingkatkesukaran kategori mudah, 15 soal (75%) memilikitingkat kesukaran kategori sedang dan 4 soal (20%)yang memiliki tingkat kesukaran kategori sukar. Hasiluji pengecoh pada soal secara keseluruhan ada 11pengecoh tidak berfungsi. Pengecoh disebut tidakberfungsi jika dipilih kurang dari 5% keseluruhanpeserta tes. Pengecoh yang tidak berfungsi perludirevisi kembali. Hasil kajian ini tentu menjadi referensiyang penting bagi para guru dalam menyikapi soal-soal tes itu dengan kelebihan dan kekurangannya.

Ar tikel berjudul “Persepsi Mahasiswaterhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuandengan Pembelajaran Kontekstual-Reflektif BerbasisPedagogi Ignasian” yang ditulis oleh Paulus Wahanamemperlihatkan tahap-tahap pemahaman danapresiasi mahasiswa terhadap perkuliahan FilsafatIlmu Pengetahuan. Studi ini memperlihatkan bahwapada awal kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan ternyata

Page 6: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016

vi

mahasiswa sebenarnya sudah tertarik mengikutiperkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan, meskipunbelum mengetahui manfaat mata kuliah ini. Setelahmenjalaninya, mahasiswa umumnya beranggapanbahwa Kuliah Filsafat Ilmu menarik dan bermanfaat,karenaternyata tidak terlalu sulit seperti didugasebelumnya. Pada akhirnya muncul persepsi positifmahasiswa, bahwa Perkuliahan Filsafat IlmuPengetahuan ternyata dapat meningkatkan pemahamanmahasiswa tentang materi pokok perkuliahan, yaitukegiatan berpikir, pengetahuan, maupun ilmupengetahuan.

Tim peneliti yang terdiri dari Paulus Yuli Suseno,Eny Winarti, dan Wahyu Wido Sari mengemukakan hasilkajian mereka dalam artikel berjudul “PengembanganMateri Pendidikan Kesadaran dan KepedulianLingkungan Menggunakan Model Conservation Scoutuntuk Siswa Kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta”.Kajian tim ini menghasilkan kesimpulan sebagaiberikut. Proses pengembangan Materi PendidikanKesadaran dan Kepedulian Lingkungan untukSiswakelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta dilakukanberdasarkan 2 langkah pengembangan materimenurut Tomlinson (Harsono, 2015) yaitu (1)menganalisis kebutuhan siswa melalui kegiatanobservasi dan wawancara bersama siswa kelas III B,guru, dankepala sekolah, serta (2) mendesain materiberdasarkan 10 prinsip pengembangan materimenurut Tomlinson (2005). Hasil validasi materi olehdua ahli dan dua orang guru kelas memperolehskor rata-rata 3,54 sehingga materi dikategorikan“sangat layak”, sedangkan berdasarkan hasilvalidasidari 4 siswa kelas III B yang menjadi validator,dapat disimpulkan bahwa panduan eksperimenyang dikembangkan sudah memenuhi 10 prinsippengembangan materi menurut Tomlinson.

Artikel “Pengembangan Tes Hasil BelajarMatematika Materi Menyelesaikan Masalah YangBerkaitan Dengan Waktu, Jarak dan Kecepatan untukSiswa Kelas V” yang ditulis oleh Puji Purnomo danMaria Sekar Palupi mengemukakan bahwa produk teshasil belajar matematika materi pengukuran yangmeliputi waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswakelas V sekolah dasar seharusnya dikembangkanberdasarkan prosedur penelitian dan pengembanganBorg dan Gall. Terdapat 10 langkah dalam prosedurpenelitian dan pengembangan Borgdan Gall, namundalam penelitian dan pengembangan ini hanyadilakukan hingga langkah ke 5 yaitu (1) potensidan

masalah, (2) pengumpulan data, (3) desainproduk, (4)validasi desain, (5) revisi desain. Sebaiknya penelitiandan pengembangan tes hasil belajar matematikamenurut teori Borg dan Gall dilanjutkan minimalhingga langkah ketujuh agar dapat diketahui kualitasteshasil belajar yang disusun berkaitan denganvaliditas secara empiris, reliabilitas, daya beda, tingkatkesukaran dan analisis pengecoh.

Theresia Yunia Setyawan mengemukakan hasilkajiannya dalam artikel “Pengembangan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yang MengintegrasikanEdubuntu”. Edubuntu merupakan salah satu free/opensource software (FOSS) yang paling banyakdigunakan dalam dunia pendidikan dewasa ini. BagiYunia Setyawan, penggunaan sistem operasi opensource Edubuntu bisa menjadi salah satu alternatifuntuk menjawab tantangan ini karena selain mudahdigunakan, sistem operasi ini juga bebas biaya. Selainitu, Edubuntu juga memiliki program-program yanglengkap yang bisa digunakan mulai dari tingkatpendidikan dasar sampai tingkat pendidikan tinggi.Pesatnya kemajuan zaman dan cepatnya arusglobalisasi memang membutuhkan pengintegrasianteknologi dalam pembelajaran.

Ar tikel “Efektivitas Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada MataPelajaran IPS SD” yang ditulis Adimassana danRusmawan mengemukakan tiga kesimpulan sebagaiberikut. 1) Model pembelajaran kooperatif tipe jigsawI efektif ditinjau dari prestasi belajar IPS; (2) Modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw II efektif ditinjaudari prestasi belajar IPS; dan (3) Model pembelajarankooperatif tipe jigsaw I lebih efektif dibandingkan tipejigsaw II ditinjau dari prestasi belajar IPS. Berdasarkantemuan tersebut, kedua peneliti ini menyarankan agarparaguru IPS, kepala sekolah dan instansi yang terkaitdiharapkan untuk menambah wawasan mengenaipenerapan model pembelajaran kooperatif di kelaskhususnya model pembelajaran kooperatif tipe jigsawI dengan tipe jigsaw II melalui berbagai penataran,pelatihan dan sejenisnya.

Selanjutnya artikel yang ditulis oleh AndriAnugrahana berjudul “Peningkatan KompetensiDasar Mahasiswa Calon Guru SD pada Mata KuliahPendidikan Matematika dengan Model PembelajaranInovatif” berangkat dari keprihatinan bahwa “matematikamasih dianggap sebagai matakuliah yang sulit” olehbeberapa mahasiswa. Anugrahana berkesimpulanbahwa jika kompetensi dasar yang dikembangkan

Page 7: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

dalam mendidikan calon guru SD adalah kompetenpedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosialdan kompetensi kepribadian, maka mata kuliahpendidikan matematika dapat membantu mahasiswamerncang pembelajaran matematika yang baik.

Akhirnya Christiyanti Aprinastuti menutuprangkaian tulisan di jurnal ini dengan artikel berujudul“Pengembangan Model Pembelajaran GeometriBerdasarkan Teori Van Hiele pada Mata KuliahMatematika 2 Mahasiswa PGSD USD”. Tulisan yangsekali lagi memfokuskan perhatiannya pada persoalanmatematika ini mencoba mengupas persoalan geometriyang merupakan kajian dalam Matematika yangberhubungan dengan logika keruangan seseorang.Aprinastuti, setelah mengungkap pentingnyapersoalan geometri dalam memahami matematikamemberikan lima langkah pengembangan modelpembelajaran berdasarkan teori van Hiele untukpembelajaran geometri pada mata kuliah Matematika

2 mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma.Kelima langkah yang diajukannnya sebagai berikut. 1)Fase informasi, dosen memberikan informasi dengantanya jawab ringan; 2) Fase orientasi terarah, dosendan mahasiswa melakukan eksplorasi topik materi; 3)Fase uraian, mahasiswa membagikan pengalaman yangsesuai dengan topi; 4) Fase orientasi bebas, dosenmembuat lembar tugas untuk mahasiswa; dan 5) Faseintegrasi, mahasiswa membuat kesimpulan dariinformasi dan hasil diskusi dalam topik materi.

Demikian kesepuluh artikel ilmiah –tulisan paradosen PGSD Universitas Sanata Dharma yangdisajikan dalam edisi khusus ini. Kami berharap parastakeholders di bidang pendidikan dasar dapatmemperoleh manfaat yang besar dari hasil kajian parapakar di bidang pendidikan sekolah dasar ini.

Selamat membaca!

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016

vii

Page 8: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata
Page 9: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MATEMATIKABERBASIS METODE MONTESSORI PAPAN DAKON

OPERASI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA SD

Gregoriusari Ari Nugrahanta, Catur Rismiati,Andri Anugrahana, dan Irine Kurniastuti

Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata DharmaAlamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022

Email: [email protected]; [email protected];[email protected]; [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research was to develop and validate a learning media called “Papan Dakon”for integer operations based on Montessori method for elementary school students especially for thefourth graders. This research was conducted through a collaboration of four researches: researchand development (R&D), quasi-experiment, survey, and qualitative research. The subject of thisresearch was approximately 53 students and one teacher from two schools in Yogyakarta. The resultshowed that 1) the process of developing learning media ran gradually, step 1 was to develop eightlearning media based on Montessori methods, and step 2 was to validate the media, and the laststep was revision of the product; 2) the learning media were effective. It showed from the improvementof students’ learning achievement, the satisfaction level of the students and their teacher in “enoughsatisfy” category, and the relatively positive perception of the users toward the learning meadia“Papan Dakon”. Recomendattion for the future research included determining the exact number ofthe students who would be involved in experiemntal study, providing sistematic and organizedschedule, considering the production capacity, and adding the number of schools in the try outphase in order to increase the number of product users.Keyword: learning media, Montessori, papan dakon, satisfaction, perception.

1. PENDAHULUAN

Hasil dari PISA (Programme for InternationalStudent Assessment) tahun 2009 menunjukkan bahwakemampuan Matematika siswa Indonesia mendudukiperingkat 57 dari 65 negara dengan skor 371(OECD, 2010). Skor matematika 371 ini masih jauhdari skor siswa di Shanghai Cina (skor tertinggi)yaitu 600 dan berada di bawah nilai rata-rata yaitu494. Sekitar 43,5% siswa Indonesia tidak mampumenyelesaikan soal PISA (the most basic PISA tasks).Sekitar 33,1% siswa bisa mengerjakan soal jikaper tanyaan merupakan soal kontekstual yangdiberikan secara eksplisit dan disertai dengan semuadata yang dibutuhkan untuk mengerjakan soaltersebut. Hanya 0,1% siswa Indonesia mampumengerjakan pemodelan matematika yang menuntutketerampilan berpikir dan penalaran. Bahkan studiPISA 2012 (OECD, 2013) menunjukkan skor siswaIndonesia menurun lagi yaitu berada di peringkat64 dari 65 negara yang diteliti. Hasil studi tersebut

menunjukkan bahwa pendidikan Matematika diIndonesia memerlukan perhatian yang serius.

Salah satu cara untuk mengembangkanketerampilan berpikir dalam pelajaran matematikadi kelas adalah dengan menggunakan metode dariMaria Montessori. Ia menyusun alat peraga untukbelajar siswa yang didesain secara sederhana,menarik, memungkinkan untuk diekplorasi,memberikan kesempatan pada siswa untuk belajarsecara mandiri, dan memperbaiki kesalahan merekasendiri (Lillard, 1997: 11). Bagi Montessori alatperaga yang dirancang bukan pertama-tama untukmengajar Matematika, tetapi untuk membantu siswamengembangkan kemampuan matematis sepertimemahami perintah, ur utan, abstraksi, dankemampuan mengkonstruksi konsep-konsep barudari pengetahuan yang diperoleh (Lillard, 1997: 137).

Hal ini sejalan dengan para teoris dalampembelajaran konstruktivis, Dewey dan Piaget.Dewey, Piaget, dan Montessori mempunyai pandanganyang serupa dalam proses pengembangan pengetahuan

103

Page 10: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 103-116

104

anak. Pembentukan pengetahuan menurut teorikonstruktivistik memandang anak aktif menciptakanstruktur-struktur kognitif dalam interaksinya denganlingkungan. Penekanan belajar siswa secara aktif danmandiri inilah yang perlu dikembangkan (Ültanýr,2012). Untuk itu dibutuhkan sebuah lingkungan yangmemfasilitasi kebutuhan anak dalam mengembangkanproses kognisinya secara mandiri.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikansumbangan penelitian yang berguna untukmengembangkan produk alat peraga dan melakukanserangkaian uji coba untuk mengetahui efektivitasnya.Borg dan Gall (1983: 773) mencatat bahwa mediabelajar di Amerika yang sudah diujicobakan terlebihdahulu di lapangan untuk mengetahui efektivitasnyaadalah kurang dari 1 persen. Bisa diduga bahwa sangatsedikit media pembelajaran di Indonesia yang dibuatdengan melalui serangkaian penelitian untuk uji cobadi lapangan untuk memastikan efektivitasnya.

Penelitian ini dibatasi pada pengembanganalat peraga Matematika SD berbasis metodeMontessori Papan Dakon untuk materi operasibilangan bulat bagi siswa SD. Penelitian ini memilikitujuan utama untuk mengembangkan sebuah produkalat peraga dan menguji efektivitasnya. Oleh karenaitu, rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1)Bagaimana mengembangkan alat peraga Matematikaberbasis metode Montessori Papan Dakon untukmateri operasi bilangan bulat bagi siswa SD denganprosedur dari Borg dan Gall (1983) yang telahdimodifikasi? (2) Bagaimana efektivitas produk alatperaga Matematika berbasis metode MontessoriPapan Dakon untuk materi operasi bilangan bulatbagi siswa SD?

2. LANDASAN TEORI

Metode Montessori merupakan metodepembelajaran yang dikembangkan oleh MariaMontessori (1870-1952) dengan menggunakankonsep belajar sambil bermain untuk anak-anak(Holt, 2008: xi). Lillard (2005) menyebutkan delapanprinsip yang digunakan dalam metode Montessori,yaitu pentingnya keleluasaan anak dalam beraktivitas,kemerdekaan anak dalam memilih sendiri apa yangmau dipelajari, pentingnya minat, pentingnyamotivasi intrinsik dengan menghapus hadiah danhukuman, pentingnya kolaborasi dengan teman

sebaya, pentingnya konteks dalam pembelajaran,pentingnya gaya interaksi autoritatif dari orangdewasa, dan pentingnya keteraturan dan kerapianlingkungan belajar.

Montessori menggunakan metode eksperimentaldalam mengembangkan pembelajaran dan alat-alatperaga yang digunakan secara intensif selama duatahun di Casa dei Bambini (Rumah Anak-anak) yangdidirikannya pada tahun 1907 di Roma. Alat peragaMontessori adalah material pembelajaran siswa yangdirancang secara menarik, bergradasi, memilikikendali kesalahan, dan memungkinkan siswa untukbelajar secara mandiri tanpa banyak intervensi dariguru (Lillard, 1997: 11).

Montessori mulai dengan membuat alat-alatpembelajaran yang dibuat secara paralel denganmodifikasi bentuk dan warna yang berbeda-bedauntuk satu jenis alat. Jika anak-anak ternyata lebihmemilih untuk menggunakan suatu alat peraga,Montessori lalu menyingkirkan semua alat peragaparalel yang tidak dipilih anak-anak. Dengan ituMontessori mendapatkan alat peraga yang memangsesuai dengan kecenderungan alamiah anak sendiri.Dari situ Montessori menemukan benang merahyang menjadi ciri-ciri alat peraga Montessori. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Montessori,2002: 170-176): (a) Menarik, alat peraga harus dibuatmenarik agar secara spontan anak-anak inginmenyentuh, meraba, memegang, merasakan, danmenggunakannya untuk belajar. Tampilan fisik alatperaga harus mengkombinasikan warna yang cerahdan lembut. (b) Bergradasi, alat peraga harusmemiliki gradasi rangsangan yang rasional terkaitwarna, bentuk, dan usia anak sehingga bukan hanyaalat peraga sebanyak mungkin melibatkan penggunaanpanca indera, tetapi juga alat peraga yang sama bisadigunakan untuk berbagai usia perkembangan anakdengan tingkat abstraksi pembentukan konsep-konsep yang semakin kompleks. (c) Auto-correction,alat peraga harus memiliki pengendali kesalahanpada alat peraga itu sendiri agar anak dapat mengetahuisendiri apakah aktivitas yang dilakukannya itu benaratau salah tanpa perlu diberi tahu orang lain yang lebihdewasa atau guru. (d) Auto-education, seluruh alatperaga harus diciptakan agar memungkinkan anaksemakin mandiri dalam belajar dan mengembangkandiri dan meminimalisir campur tangan orang dewasa.Dari keempat ciri alat peraga Montessori di atas,peneliti menambahkan satu ciri lagi yaitu

Page 11: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

105

G. Ari Nugrahanta, C. Rismiati, A. Anugrahana, & I. Kurniastuti, Pengembangan Alat Peraga ....

kontekstual. Montessori mengembangkan sistempembelajarannya dengan alat-alat peraga yangdiciptakan dengan material apa adanya di lingkungansekitar.

Penelitian ini mengukur tingkat kepuasanguru dan siswa dalam menggunakan alat peragaMontessori Papan Dakon. Kepuasan atau satisfactionberasal dari Bahasa Latin, yaitu satis yang berartienough atau cukup, dan facere yang berarti to do ataumelakukan. Jadi, kepuasan ar tinya kemampuansuatu barang atau jasa untuk dapat memberikansesuatu yang dicari oleh pengguna sampai padatingkat cukup. Kepuasan adalah tingkat perasaanseseorang setelah membandingkan antara yangditerima dan yang diharapkan (Umar, 1997: 65). Darihal ini terlihat bahwa yang penting adalah persepsidan bukan aktual. Jadi, bisa terjadi bahwa secaraaktual, produk mempunyai potensi untuk memenuhiharapan pengguna, tetapi ternyata hasil dari persepsipengguna berbeda dengan yang diinginkan olehprodusen.

Subjektivitas atas kepuasan ini dapat diartikanbahwa kepuasan pengguna barang atau jasa bersifatdinamis dari waktu ke waktu dalam arti bahwaharapan orang tidak selalu tetap sepanjang waktu.Oleh karena itu, mengetahui harapan pengguna akansuatu produk menjadi penting untuk diperhatikan.Kotler, dkk. (Tjiptono & Diana, 2003) mengidentifikasiempat metode untuk mengukur kepuasan penggunabarang dan jasa yaitu: sistem keluhan dan saran,ghost shooping (mystery shooping), lost customeranalysis, dan survei kepuasan pelanggan. Dalamkonteks penelitian untuk mengetahui tingkatkepuasan atas media pembelajaran Matematikaberbasis Montessori ini, metode yang akandigunakan untuk mengetahui tingkat kepuasanpengguna adalah dengan survei kepuasan pengguna.Pemilihan metode ini didasarkan pada karakteristikproduk yang masih dalam tataran uji coba dan belummerupakan produk komersial sehingga belummemungkinkan pelaksanaan ghost shoppers, lostcustomer analysis maupun sistem keluhan dan saran.Pengguna media, dalam hal ini guru dan siswa,diminta untuk mengevaluasi setiap pernyataanseputar persepsi dan harapan mereka atas mediayang mereka gunakan. Toth, Jonas, Berces danBedzsula (2010) mengungkapkan bahwa “studentsatisfaction surveys can be regarded as a morecomprehensive tool to identify institutional strengths

as well as the areas to be improved and enhancestudents’ learning experience” (2010:5). Secarakhusus, Rowley (2003) mengidentifikasi empatalasan utama pentingnya feedback dari para siswa:

“to provide auditable evidence thatstudents have had the opportunity tomake comments on their courses andthat such information is used to bringabout improvements, to encouragestudents to reflect on their learning, toallow institutions to benchmark and toprovide indicators that will contribute tothe reputation of the university in themarketplace, and to provide studentswith an opportunity to express their levelof satisfaction with their academicexperience” (2003: 143).

Persepsi merupakan hal penting dalampembentukan kepuasan. Oleh karena itu perlu jugamenilik persepsi seseorang terhadap produk yangdihasilkan. Persepsi adalah tanggapan (penerimaan)langsung dari sesuatu (KBBI, 2008). Kegiatanpenafsiran atas suatu objek atau pengalaman yangsama dapat berbeda antara satu orang dan yanglainnya. Hal ini dapat terjadi akibat perbedaanpengetahuan (Suharnan, 2005), kebutuhan, danpengalaman masa lalu (Rakhmat, 2003). Selain itujuga dipengaruhi oleh faktor dari diri individu antaralain: perasaan, prasangka, keinginan atau harapan,perhatian (fokus), proses belajar, minat, dan motivasi(Thoha, 1996).

Dalam konteks penelitian ini, pembelajaranmatematika dilakukan dengan menggunakan alatperaga Montessori yang relatif baru baik bagi siswamaupun bagi guru. Persepsi siswa dan gur uterhadap media pembelajaran Montessori dapatdiperlihatkan dari respon siswa dan guru setelahdiimplementasikan pembelajaran dengan mediaMontessori dalam pelajaran matematika. Pemaknaanyang dimunculkan dari siswa atau guru diungkapdengan metode wawancara kemudian data yangdidapatkan di-crosscheck dengan data observasi.

Penelitian tentang metode Montesori telahdilakukan oleh Lillard dan Else-Quest (2006) yangmembandingkan kemampuan akademis dan sosialdari sekolah yang menggunakan metode Montessoridan 27 sekolah negeri dan 12 swasta yang menerapkan

Page 12: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 103-116

106

program-program khusus seper ti kurikulumakselerasi, pendalaman bahasa, seni, dan penggunaanmetode penemuan di lingkungan kaum pinggirandan minoritas di Milwaukee, Wisconsin. Sampeladalah anak-anak usia 5 tahun dan usia 12 tahun darikedua kelompok yang dibandingkan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa anak-anak sekolah Montessorimencapai skor yang jauh lebih tinggi dengan tingkatagresifitasnya yang jauh lebih rendah dibandingkandengan kelompok non Montessori. Hasil penelitiandari Rathunde (2003) menunjukkan bahwa anak-anak di sekolah Montessori memiliki motivasi,kualitas pengalaman, dan konteks sosial yangjauh lebih baik dibandingkan sekolah denganmetode biasa. Manner (2007) juga membandingkanprestasi akademis dalam kemampuan membacadan kemampuan matematika antara sekolahMontessori dan sekolah biasa dengan menggunakaninstrumen tes Standford dalam periode tiga tahun.Penelitiannya menunjukkan bahwa pada tahunpertama anak-anak sekolah Montessori dan sekolahbiasa mencapai skor Standford yang sama.Perbedaan yang signifikan mulai muncul di tahunkedua. Pada tahun ketiga sekolah Montessorimemperlihatkan kemampuan yang sangat ungguldibandingkan sekolah biasa.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitianpengembangan (research and development).Penelitian pengembangan merupakan suatu prosesyang digunakan untuk mengembangkan danmemvalidasi produk pendidikan (Borg & Gall, 1983:772). Produk yang dikembangkan dalam penelitianini adalah media pembelajaran matematika PapanDakon untuk operasi bilangan bulat dan albumnyauntuk siswa-siswa SD kelas IV dengan menggunakanprinsip-prinsip pengembangan media pembelajaranberbasis metode Montessori. Penelitian inimengelaborasi empat jenis penelitian yaitu: penelitianpengembangan untuk mengembangkan produk,penelitian kuasi eksperimental untuk mengetahuipengaruh penggunaan produk, penelitian kuantitatifsurvei untuk mengetahui tingkat kepuasan siswa danguru, dan penelitian kualitatif untuk mengetahuipersepsi siswa dan guru terhadap produk.

Langkah pengembangan produk yang digunakandalam penelitian ini mengadaptasi langkah-langkah

yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1983: 775)dan menyederhanakannya menjadi 8 langkah, yaitua) analisis kebutuhan dengan mengumpulkaninformasi terkait literatur yang relevan, materipembelajaran, media pembelajaran, dan kesesuaiandengan usia siswa; b) perencanaan dengan kegiatanmel iput i per umusan kompetensi , sasaran,langkah-langkah kegiatan, dan simulasi kelayakan;c) perancangan prototype produk yang meliputiperancangan media pembelajaran, album pembelajaran,pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasinya; d) ujicoba terbatas yang meliputi validasi ahli pembelajaranMatematika, ahli media pembelajaran, guru-guru diSD mitra, dan pengujian produk pada 4-6 siswalamban belajar di SD Kl yang diikuti dengan analisisdata yang diperoleh dari interview, observasi, dankuesioner yang dilakukan; e) revisi produkberdasarkan masukan yang diperoleh dari uji cobaterbatas; f) uji coba produk dengan menggunakantiga jenis metode penelitian lain di SD Ke, yaitumetode penelitian kuasi eksperimental denganmenggunakan 24 siswa sebagai kelompok eksperimendan 24 siswa sebagai kelompok kontrol untukmengetahui efektivitas produk, metode penelitiankuantitatif sur vei untuk mengetahui tingkatkepuasan satu orang guru dan 48 siswa terhadapalat peraga dan metode penelitian kualitatif untukmengetahui persepsi satu guru dan 3 siswa, dan g)revisi produk akhir berdasarkan masukan-masukanyang diperoleh dari langkah ke-6; dan h) diseminasihasil penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah kuesioner, tes dantriangulasi. Kuesioner digunakan untuk mengetahuikualitas alat peraga menurut para ahli pada prosesvalidasi produk dan untuk mengetahui tingkatkepuasan guru dan siswa. Kuesioner disusunberdasarkan karakteristik-karakteristik mediapembelajaran berbasis Montessori seperti yang telahdisebutkan pada bagian terdahulu yaitu menarik,bergradasi, auto correction, auto education dankontekstual. Penelitian survei tingkat kepuasanmenambahkan indikator life atau durability danworkmanship atau kualitas pengerjaan sebagaikarakteristik dari produk baru secara umum. Tesdilakukan dalam bentuk pretest dan posttest padakelompok kontrol dan kelompok eksperimen untukmengetahui pengaruh alat peraga terhadap prestasibelajar siswa. Triangulasi memadukan teknikobservasi saat alat peraga digunakan oleh para siswa

Page 13: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

107

G. Ari Nugrahanta, C. Rismiati, A. Anugrahana, & I. Kurniastuti, Pengembangan Alat Peraga ....

di kelas; wawancara terhadap siswa, dan guru; dandokumentasi dengan menganalisis dokumen dariproses pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini disesuaikan dengan setiap tahapanpenelitian dan jenis data yang ada.

a. Kualitas produk alat peraga MatematikaData kualitatif berupa saran saran dan kritik

dari para validator dihimpun untuk menilai produk.Data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptifmelalui pengumpulan data kasar, pemberian skor,dan konversi skor. Acuan konversi nilai skala limauntuk menilai kualitas produk diadaptasi dariSukardjo (2008: 101) seperti tertera pada Tabel 1.

b. Uji pengaruh terhadap prestasi belajarTeknik analisis data untuk mengetahui

pengaruh penggunaan alat peraga yang dihasilkandengan statistik inferensial.

Tabel 1: Konversi Nilai Skala Lima

Kategori Interval skor Keterangan

Sangat Baik = rerata ideal = ½ (skor maksimal

Baik + skor minimal ideal)

Cukup SBi = simpangan baku ideal = 1/6 (skor

Kurang Baik maksimal ideal % skor minimal ideal)

Sangat Kurang Baik

c. Tingkat kepuasan siswa dan guru terhadapalat peragaTeknik analisis data yang akan digunakan

dalam penelitian ini menggunakan frameworkdari Douglas, Douglas dan Barnes (2006) yangmenggunakan Importance Per formance Analysis(IPA) atau “quadrant analysis”. Analisis kuadranmerupakan teknik grafis yang digunakan untukmenganalis hasil evaluasi tingkat kepentingan dantingkat kepuasan. Gambar 1 menunjukkan gambaranmatrik dari kepuasan siswa atas karakteristik mediapembelajaran yang dievaluasi. Respon pengguna(siswa dan guru) bisa berada pada salah satu dariempat area, sangat penting dan sangat puas (B),sangat penting dan sangat tidak puas (A), sangat

tidak penting dan sangat tidak puas (C), atau sangattidak penting dan sangat puas (D). Hasil daripemetaan matrik ini adalah rekomendasi atas produkmedia pembelajaran yang dievaluasi.

Gambar 1. Matriks Analisis Importance Performance

d. Persepsi siswa dan guru terhadap alat peragaTeknik analisis data dilakukan melalui tiga

tahap, yaitu tahap pengodean, tahap analisis tematik,dan tahap interpretasi (Poerwandari, 1998).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian untuk RumusanMasalah IRumusan masalah I penelitian ini adalah

“Bagaimana prosedur pengembangan alat peragaMatematika berbasis metode Montessori untuksiswa Sekolah Dasar?” Prosedur pengembanganyang digunakan dalam penelitian ini bisa dibagi

Page 14: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 103-116

108

dalam 3 tahap, yaitu tahap awal, tahap implementasi,dan tahap akhir. Tahap awal dimulai dengan identifikasipermasalahan dan tujuan, identifikasi ruang lingkuppenelitian, dan merancang desain penelitian secarakeseluruhan. Tahap implementasi terdiri dariimplementasi tahap I dan II.

Sebagaimana sudah disampaikan pada bagianterdahulu, masalah yang teridentifikasi dalampembelajaran matematika secara umum adalahrendahnya prestasi belajar siswa Indonesiadibandingkan dengan negara-nagara lain. Terobosaninovatif pembelajaran sangat diperlukan untuk

mencari solusi terhadap permasalahan pendidikandi Indonesia. Untuk membantu mencari solusiterhadap problem pembelajaran di kelas, perludiketahui kekhasan usia anak SD. Jean Piaget(Hergenhahn, 2009) menyatakan bahwa anak usia7-12 tahun ada dalam tahap perkembangan operasionalkonkret. Pada tahap ini anak mengembangkankemampuan untuk mengonservasi, mengelompokkan,mengurutkan, dan memproses konsep angkaterutama melalui kejadian konkret. Anak dapatmemecahkan masalah yang agak kompleks asalkanmasalah tersebut masih konkret bisa dioperasikan

Gambar 2. Tahapan Pengembangan Alat Peraga Papan Dakon Operasi Bilangan Bulat

Page 15: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

109

G. Ari Nugrahanta, C. Rismiati, A. Anugrahana, & I. Kurniastuti, Pengembangan Alat Peraga ....

secara riil. Dari sini sangatlah penting menggunakanaktivitas konkret dalam pembelajaran dan alat peragamemainkan peran sentral. Pemahaman ini menjadititik pijak bagi penelitian dengan tujuan untukmengembangkan alat peraga melalui serangkaianlangkah penelitian yang terarah dan terukur.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan,ruang lingkup penelitian diidentifikasikan padapengembangan alat peraga matematika berbasismetode Montessori Papan Dakon untuk operasibilangan bulat bagi siswa kelas IV SD. Bidangmatematika dipilih karena bidang ini yang biasanyacukup menjadi momok bukan hanya bagi siswa,tetapi juga guru dan orang tua. Sesudah menentukanruang lingkup, peneliti merancang desain penelitiansecara keseluruhan. Penelitian dilakukan oleh empatdosen PGSD dengan melibatkan empat mahasiswapenulis skripsi. Penelitian R&D untuk mengembangkanproduk alat peraga, penelitian kuasi-eksperimentaluntuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peragaterhadap prestasi belajar siswa, penelitian survei untukmengetahui kepuasan pengguna dan penelitiankualitatif untuk mengungkap persepsi siswa dan guru.

Tahap kedua adalah tahap implementasi. Padaimplementasi tahap I digunakan metode penelitianR&D untuk mengembangkan alat peraga matematikaberbasis metode Montessori. Langkah-langkah yangdigunakan mengadaptasi langkah-langkah dalampenelitian pengembangan dari Borg dan Gallsebagaimana sudah dikemukakan dalam bab III.Langkah-langkah tersebut dimodifikasi menjadi limalangkah, yaitu 1) kajian standar kompetensi dankompetensi dasar, 2) analisis kebutuhan, 3) produksialat peraga, 4) pembuatan instrumen penelitian, dan5) validasi alat peraga. Implementasi tahap I inimenghasilkan prototype alat peraga. Gambar 2menunjukkan alur penelitian.

Implementasi tahap II dilakukan untukmelakukan uji coba eksperimental dari prototypeyang dihasilkan dan untuk mengetahui kepuasansiswa dan guru serta persepsi siswa dan guru atasalat peraga yang dihasilkan. Alat peraga direplikasiagar bisa digunakan para siswa dalam satu kelas secaramemadai. Hanya satu guru yang melaksanakanpembelajaran baik di kelompok eksperimen dankelompok kontrol. Pada kelompok eksperimenpembelajaran dilangsungkan dengan menggunakanalat peraga yang diteliti, sedangkan pada kelompokkontrol pembelajaran dilangsungkan dengan metodeklasikal biasa.

Tahap akhir merupakan analisis terhadapsetiap hasil penelitian bagian. Hasil analisis digunakanuntuk melakukan revisi terhadap produk yangdihasilkan. Revisi produk dilakukan terhadap alatperaga, kartu-kartu latihan, dan album pembelajaranuntuk menghasilkan produk final yang sudah melaluiserangkaian uji coba.

4.2 Hasil Penelitian untuk RumusanMasalah IIRumusan masalah II penelitian ini adalah

“Bagaimana efektivitas produk alat peragaMatematika berbasis metode Montessori untuksiswa Sekolah Dasar?” Spesifikasi produk dari alatperaga dakon untuk operasi bilangan bulat inidikembangkan dari alat peraga Montessori “snakegame” (Ratri, 2014).

Gambar 3. Alat Peraga Asli Montessori (Snake Game)Permainan snake game digunakan untuk

memahami operasi pengurangan dan penjumlahanbilangan positif dan negatif. Dengan prinsip yangsama dengan permainan tersebut, dikembangkanalat peraga dengan menggunakan alat dakonsebagaimana sudah dikenal luas untuk permainananak. Papan dakon terdiri dari 20 lubang yang terdiridari 10 lubang bagian atas dan 10 lubang bagianbawah. Masing-masing lubang berdiameter 5 cm.Seluruh papan terbuat dari kayu mindi denganpanjang 60 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 4 cm.

Lubang-lubang dakon pada baris atasdigunakan untuk menempatkan biji bilangan bulatpositif, sedangkan pada baris bawah untuk bilanganbulat negatif. Papan ini dilengkapi dengan 100 bijibilangan bulat positif dengan warna merah dan 100biji bilangan bulat negatif dengan warna biru. Bijiberbentuk setengah tabung berdiameter 1,5 cmdengan tinggi 1 cm. Dalam operasi bilangan, jikabagian atas dan bagian bawah terisi dengan biji,

Page 16: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 103-116

110

keduanya akan diambil sebagai nilai nol (bulat).Dengan demikian sisa biji bisa dihitung apakahpositif atau negatif. Alat peraga papan bilangan bulatdilengkapi dengan album pembelajaran yang berisimateri, manual penggunaan alat peraga, dan 46 kartusoal beserta jawabannya berdasarkan indikatorpembelajaran. Alat peraga yang dikembangkan bisadilihat pada Gambar 4 berikut.

Hasil dari penelitian kuasi-eksperimental padakelas IV di SD Ke menunjukkan bahwa penggunaan

Hasil penelitian tentang tingkat kepuasansiswa maupun guru, masing-masing ada padakategori cukup puas. Aspek alat peraga yang perludipertahankan prestasinya (Kuadran II) menurutsiswa adalah mudah digunakan, memudahkanmengerjakan soal, bisa digunakan siswa kelas 1sampai kelas 6, membantu memperbaiki kesalahan,menemukan kesalahan yang dibuat siswa, terbuatdari bahan yang kuat, dapat dipakai berkali-kali, tetapkuat walau jarang digunakan, dan dicat rapi. Hal

Gambar 4. Alat Peraga Papan Dakon yang Dikembangkan

papan dakon operasi bilangan bulat berpengaruhsecara signifikan terhadap prestasi belajar matematikasiswa. Rata-rata skor post-test kelompok kontrol lebihrendah (M = 30, SE = 0,45) dibandingkan denganskor post-test kelompok eksperimen (M = 31,5, SE =0,45). Perbedaan ini signifikan t (34) = -2,218, p <0,05 dan memiliki effect size sedang yaitu r = 0,35(Ardeta, 2014).

yang perlu diperbaiki (Kuadran I) adalah familiaritas(pernah dilihat). Tabel 2 menunjukkan persebaranpernyataan pada kuesioner siswa. Pernyataan yangtidak konsisten adalah pernyataan yang berada dikuadran berbeda antara diagram kar tesiusper indikator dengan diagram kartesius secarakeseluruhan. Pernyataan yang tidak konsistenmemiliki indikasi bahwa pernyataan tersebut perlu

Tabel 2: Persebaran Pernyataan Pada Kuesioner Siswa

Indikator Kata Kunci Kuadran Konsistensi TidakI II III IV Konsisten

(I & N/A)1. Membantu mengerjakan soal (II & I)2. Digunakan tanpa bantuan3. Mudah digunakan4. Mudah mengerjakan soal

Page 17: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

111

G. Ari Nugrahanta, C. Rismiati, A. Anugrahana, & I. Kurniastuti, Pengembangan Alat Peraga ....

diperbaiki dan membutuhkan responden lebihbanyak (Hastuti, 2014).

Aspek yang perlu dipertahankan menurutguru ialah membantu siswa mengerjakan soal tanpabantuan orang lain, memahami konsep matematika

Indikator Kata Kunci Kuadran Konsistensi TidakI II III IV Konsisten

5. Mengerjakan soal tanpa bantuanMenarik 6. Bentuk menarik (II & IV)

7. Warna menarik8. Menarik daripada alat peraga lain (II & IV)

Bergradasi 9. Bisa digunakan siswa kelas 1 sampai kelas 610. Bermacam warna (IV & N/A)11. Ukuran kecil kebesar12. Permukaan halus ke kasar13. Ukuran panjang ke pendek

Auto-correction 14. Menunjukkan kesalahan (III & II)15. Memperbaiki kesalahan16. Menemukan jawaban benar (III & II)17. Menemukan kesalahan yang dibuat

Kontekstual 18. Terbuat dari bahan yang diketahui siswa19. Terbuat dari bahan di lingkungan sekitar (IV & II)20. Terbuat dari bahan yang sering dilihat (III & IV)21. Pernah dilihat22. Sesuai materi pelajaran

Life 23. Bahan yang kuat24. Mudah dibawa25. Dipakai berkali-kali26. Kuat walau jarang digunakan27. Tidak mudah rusak (III & N/A)28. Mudah dibersihkan (I & II)

Workmanship 29. Mudah diperbaiki30. Permukaan halus (II & III)31. Dilem kuat32. Dipaku kuat33. Tidak melukai (II & IV)34. Dicat rapi

Total 1 10 11 0 13

kelas 1 - 6, memperbaiki kesalahan, bahan kuat,pernah dilihat, tidak mudah rusak, dan mudahdiperbaiki. Hal yang perlu diperbaiki (Kuadran I)adalah ukuran proporsional dan permukaan halus(Hastuti, 2014).

Tabel 3: Persebaran Pernyataan pada Kuesioner Guru

Indikator Kata Kunci Kuadran Konsisten TidakI II III IV Konsisten

Auto Education 1. Mudah mengerti matematika IV-N/A2. Membantu mengerjakan soal IV-N/A3. Digunakan tanpa bantuan III-N/A4. Mudah digunakan I – II5. Mudah mengerjakan soal IV – N/A

Page 18: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 103-116

112

Hasil penelitian tentang persepsi guru dansiswa dari Sari (2014) yaitu berkitan dengan (1)Pandangan subjek mengenai penggunaan alat peragadalam pembelajaran. Subjek, baik guru maupunsiswa tidak terlalu familiar dengan penggunaan alatperaga, mereka jarang menggunakan alat peraga.Selama ini pembuatan alat peraga masih jarangdilakukan, jika dilakukan pun sebatas menggunakanalat-alat atau bahan yang tersedia di lingkungansekolah. Selain itu, para guru tidak menerapkanprinsip tertentu dalam mengembangkan alat peraga.

Indikator Kata Kunci Kuadran Konsisten TidakI II III IV Konsisten

6. Mengerjakan soal tanpa bantuanMenarik 7. Bentuk menarik IV – N/A

8. Warna menarik IV – N/A9. Ukuran proporsional10. Menarik daripada alat peraga lain III – N/A

Bergradasi 11. Memahami konsep matematika kelas 1- 612. Bermacam warna II – N/A13. Ukuran kecil ke besar14. Permukaan halus ke kasar15. Ukuran panjang ke pendek

AutoCorrection 16. Menunjukkan kesalahan II – N/A17. Memperbaiki kesalaham18. Menemukan jawaban benar I – N/A19. Menemukan kesalahan yang dibuat20. Kunci jawaban III – IV

Kontekstual 21. Terbuat dari bahan yang diketahui III – N/A22. Terbuat dari bahan di lingkungan sekitar III – N/A23. Bahan yang sering dilihat III – N/A24. Pernah dilihat25. Sesuai materi pelajaran IV – N/A

Life 26. Bahan yang kuat27. Mudah dibawa III – N/A28. Digunakan berulang kali IV – N/A29. Kuat walau jarang digunakan III – N/A30. Tidak mudah rusak31. Mudah dibersihkan

Workman ship 32. Mudah diperbaiki33. Permukaan halus34. Dilem kuat35. Dipaku kuat III – N/A36. Tidak melukai IV – N/A37. Dicat rapi IV – N/A

Total 2 7 4 2

Dalam pemikiran mereka, alat peraga dibuat denganmenggunakan bahan seadanya yang dapat dan mudahditemukan tanpa perlu pertimbangan. (2) Pengalamansubjek setelah menggunakan alat peraga Montessori.Baik siswa maupun guru mengungkapkan bahwamereka senang menggunakan alat peraga berbasismetode Montessori dan ingin mengulangimenggunakan alat peraga tersebut di kemudian hari.Pertama kali melihat alatnya, siswa langsung tertarikdan ingin menggunakan alat tersebut. Siswa merasatertarik karena menganggap bahwa alat peraga

Page 19: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

113

G. Ari Nugrahanta, C. Rismiati, A. Anugrahana, & I. Kurniastuti, Pengembangan Alat Peraga ....

semacam dakon tersebut juga dapat digunakanuntuk alat mainan. Dalam prosesnya, siswa tidakmerasa sedang mengerjakan soal matematika akantetapi sedang bermain. Proses yang menarik terjadiselama proses siswa menggunakan alat peraga ini.Masing-masing siswa antusias untuk mengerjakansoal dengan alat peraga, mereka ingin mencobamengerjakan soal dengan alat tersebut dan kemudianmencocokkan sendiri jawabannya dari kartu jawaban.Dalam proses ini nampak terjadi proses belajarsecara mandiri karena alat peraga sudah dilengkapidengan kartu soal dan kartu jawaban. Prinsip auto-education dan auto-correction muncul dalamproses ini. Dengan konsep alat seperti ini, menurutpengakuan guru, alat ini dengan sendirinya dapatmembantu dalam mengajarkan konsep matematikapada siswa. Selanjutnya, guru mengapresiasi idepembuatan alat peraga dakon ini karena alat peragaini dapat digunakan untuk mengajarkan beberapakompetensi dasar dari kelas 1-4. Hal ini menunjukkansatu ciri dari alat peraga Montessori yang dapatdigunakan pada kelas multilevel. Pengalaman yangdialami oleh guru memberikan pemahaman yanglebih baik terhadap pandangannya mengenaipembuatan alat peraga. Dengan melihat danmerasakan keuntungan menggunakan alat peragaMontessori dengan berbagai karakteristiknya, guru

untuk penghitungan operasi bilangan bulat. Menurutguru, alat peraga yang dimodifikasi dari alat permainandakon ini memberi pengaruh kepada para siswauntuk menggunakan alat tersebut sebagai mainansehingga siswa kurang serius. Namun demikian, sisibaiknya adalah siswa dapat menggunakan alattersebut tanpa merasa sedang belajar suatu konsepmatematika yang sulit, karena dilakukan denganperasaan senang seperti ketika bermain. (4) Beberapamasukan untuk pengembangan alat. Alat peragasemestinya mudah untuk dipindahkan oleh anak-anak ketika ingin menggunakan alat peraga tersebut.Alat peraga dakon yang dikembangkan ini dirasakanterlalu berat untuk dipindahkan oleh kanak-anak.Oleh karena itu, saran bagi pengembanganselanjutnya ialah menggunakan bahan yang relatiflebih ringan.

4.3 Spesifikasi produk finalUntuk produk final, modifikasi alat peraga

dilakukan relatif terbatas. Seluruh kayumenggunakan bukan kayu mindi, tetapi kayu pinusdengan alasan sama seperti sebelumnya. Tinggipapan dakon dibuat lebih rendah untuk mengurangiberat papan. Biji setengah tabung dibuat dengandiameter lebih lebar dan dengan ketinggian 2 mmyang dibuat dengan bahan MDF.

menjadi menger ti mengenai konsep-konsepyang perlu digunakan jika akan membuat alatperaga. (3) Kendala yang dihadapi. Alat peraga yangdikembangkan dalam penelitian ialah papan dakon

Gambar 5. Spesifikasi Produk Final dan Album Alat Peraga Papan Dakon Operasi Bilangan Bulat

4.4 PembahasanPenel i t i an in i mer upakan pene l i t i an

pengembangan (research and development) yangdiadaptasi dari model Borg dan Gall (1983). Jika

Page 20: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 103-116

114

ditelusur satu per satu dari masing-masing langkah,langkah yang diambil dalam penelitian ini sudahmengacu pada langkah ideal yang semestinyadilakukan dalam suatu penelitian pengembanganmenurut Borg dan Gall (1983). Analisis kebutuhanlengkap, ujicoba, analisis, dan revisi produk sudahdilakukan. Hanya saja sebagai keterbatasan daripenelitian ini ialah persoalan subjek dan tempatujicoba. Semestinya uji coba yang dilakukan dalampenelitian pengembangan ini dilakukan pada 10hingga 30 sekolah akan tetapi dalam penelitian inihanya dilakukan pada satu sekolah untuk masing-masing alat peraga yang dihasilkan. Namundemikian dari sisi subjek sudah mencukupi yaitulebih dari 40 subjek sebagai jumlah minimal yangdisarankan. Sebagai penguatan dari subjek yangterbatas ini, evaluasi dilakukan dengan menggunakanobservasi, wawancara, dan kuesioner laporan diridari masing-masing subjek penelitian. Hasil darievaluasi sudah cukup memadai sebagai masukanuntuk melakukan revisi produk. Langkah selanjutnyayang semestinya perlu dilakukan ialah mengujikembali produk tersebut setelah direvisi jika adadana dan waktu yang memadai. Secara keseluruhanpenelitian pengembangan ini sudah mengikuti asas-asas penelitian yang semestinya.

Keberadaan alat peraga yang digunakanmampu meningkatkan prestasi belajar siswakhususnya dalam pelajaran Matematika. Hasil inisesuai dengan apa yang diprediksikan sebelumnyajika merujuk pada berbagai review mengenaikeefektifan dari alat peraga Montessori. Bahkan,dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lillarddan Else-Quest (2006) menunjukkan keefektifanpenggunaan alat peraga Montessori yang ditunjukkandengan penguasaan konsep Matematika yang lebihtinggi pada siswa di sekolah Montessori dibandingdengan siswa negeri yang memiliki siswa cerdas danberbakat dengan berbagai program unggulan.

Masukan kedua yang dapat digunakan untukpengembangan dari produk alat peraga ini ialahmasukan yang berkaitan dengan produk alat peraga.Dalam penelitian survei kepuasaan, nampak satu persatu bagian karakteristik dari alat peraga yangditerima baik dan masih perlu perbaikan. Dalampenelitian kualitatif pun muncul banyak sekalimasukan. Maria Montessori sendiri sebagai founderdari pendekatan Montessori ini melakukan hal yangmirip yang dilakukan peneliti. Montessori mencobakan

alat yang dikembangkannya kemudian melakukanobser vasi objektif pada situasi langsung dankemudian memperbaiki alat yang dikembangkansesuai dengan respons siswa (Montessori, 2002).Hasil observasi dan wawancara dalam uji coba alatperaga ini memberi masukan yang sangat berartidalam pengembangan alat peraga.

Keefektifan alat peraga Matematika berbasismetode Montessori ini dapat ditunjukkan melaluipenelitian survei kepuasaan dan penelitian kualitatifyang dilakukan. Para subjek yang menjadi partisipandalam penelitian ini sangat terbantu dengan karakteristikyang dimiliki oleh alat peraga montessori. Semuaciri khas alat Montessori yang menarik, bergradasi,memiliki pengendali kesalahan, dan memungkinkansiswa belajar secara mandiri (Lillard, 1997) munculdalam alat peraga yang dikembangkan. PelajaranMatematika yang diajarkan menjadi terasa lebihmudah karena alat peraga ini membantu siswamemahami konsep melalui alat konkret yangmempunyai pengendali kesalahan. Siswa mendapatkankesempatan untuk bereksplorasi secara mandiri danmenemukan ‘aha!’ atau ‘insight’ dengan caraberekplorasi dengan alat peraga tersebut.

Secara teoretis temuan ini masih sejalandengan pendapat Jean Piaget (Hergenhahn, 2009)yang menyebutkan bahwa anak usia 7-12 tahun adadalam tahapan perkembangan operasional konkret.Dalam rentang usia ini anak akan mengalamikesulitan untuk mengembangkan kemampuanberpikir abstrak jika tanpa melakukan sesuatu yangkonkret terlebih dahulu. Untuk memahami konsep-konsep terkait relasi angka-angka dalam matematikadibutuhkan kemampuan abstraksi yang tidak mudah.Pendekatan yang hanya sekedar dilakukan untukmentrasfer pengetahuan dari gur u ke muridterutama dengan metode ceramah tentu sangatberlawanan dengan proses perkembangan yangterjadi dalam rentang usia anak SD. Seluruh prosespembelajaran semestinya dilakukan denganmemberi kesempatan seluas-luasnya pada para siswauntuk melakukan aktivitas konkret, lalu pelan-pelanmenuju ke yang abstrak.

Secara lebih umum temuan-temuan dalampenelitian ini menegaskan perlunya media pembelajaranyang dapat melibatkan siswa dalam aktivitas konkret.Sejalan dengan Dewey yang mengatakan bahwasekolah semestinya dilengkapi dengan berbagaikemungkinan yang bisa melibatkan siswa dalam

Page 21: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

115

G. Ari Nugrahanta, C. Rismiati, A. Anugrahana, & I. Kurniastuti, Pengembangan Alat Peraga ....

aktivitas-aktivitas konkret (Dewey, 1944). Sekolahperlu dilengkapi dengan areal kebun agar parasiswa bisa melakukan berbagai aktivitas pertanianatau perkebunan. Tujuan utamanya bukan untukmempersiapkan para siswa agar menjadi petani ataupekerja kebun. Semua aktivitas tersebut menjadiwahana untuk mengembangkan berbagai kemampuanberpikir abstrak. Dalam temuannya Chang (2014)mengungkapkan bahwa upaya yang dilakukan olehpemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitaspendidikan dengan beaya yang sangat besar denganberbagai kebijakan yang menyangkut sertifikasiguru ternyata belum menunjukkan hasil yangmenggembirakan. Temuan dalam penelitian ini yangmenggarisbawahi pentingnya aktivitas pembelajaranyang konkret dengan menggunakan alat peraga ataumedia pembelajaran secara lebih umum kiranya bisasemakin menegaskan arah yang perlu ditempuh dalampeningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian inihanyalah awal dari perjalanan yang masih panjang.

5. PENUTUP

Prosedur pengembangan alat peragamatematika berbasis metode Montessori untuksiswa Sekolah Dasar dilakukan dengan bertahap dan

berlapis-lapis. Prosedur pengembangan dibagi dalamtahap awal, tahap implementasi I, tahap implementasiII, dan tahap akhir. Produk alat peraga Matematikaberbasis metode Montessori efektif digunakan dalampembelajaran pada siswa-siswa Sekolah Dasar yangdibuktikan dengan adanya perbedaan prestasi belajarsiswa atas pengguanaan alat peraga Papan Dakon,tingkat kepuasan sisa dan guru yang berada padalevel cukup puas dan persepsi guru dan siswa yangmenunjukkan tendensi favorable atas alat peragayang ada.

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam haljumlah replikasi alat, waktu transisi antara selesainyaalat peraga yang dihasilkan dalam penelitian R&Dawal dengan implementasi eksperimentalnya yangbegitu pendek, terbatasnya lembaga mitra yangdapat mereplikasi alat peraga dalam waktu singkatdan dalam jumlah yang banyak, terbatasnya sekolahtempat uji coba, terbatasnya responden guru dalampenelitian survei. Rekomendasi untuk penelitianselanjutnya adalah perlunya kepastian jumlah siswadalam kelas-kelas yang akan digunakan untuk ujieksperimental alat peraga yang digunakan, penjadwalanyang sistematis dan terorganisisr, kapasitas produksialat peraga, memperbanyak jumlah sekolah untuk ujicoba sehingga bisa memperbanyak subjek pemakai.

DAFTAR PUSTAKA

Ardeta, Y. T. E. 2014. Perbedaan Prestasi BelajarSiswa atas Penggunaan Alat PeragaMatematika Berbasis Metode Montessori(Skripsi tidak dipublikasikan). UniversitasSanata Dharma, Yogyakarta.

Borg, W. R. & Gall, M. D. 1983. EducationalResearch, an Introduction, Fourth Edition.New York: Longman.

Chang, M. C. dkk. 2014. Teacher Reform in Indonesia:The Role of Politics and Evidence in PolicyMaking. Washington, D.C.: The World Bank.

Dewey, J. 1944. Democracy and Education: AnIntroduction to the Philosophy of Education.New York: The Free Press.

Douglas, J. D., A & Barnes, B. 2006. MeasuringStudent Satisfaction at a UK University.Quality Assurance in Education 14 (3):251-267.

Hastuti, K. S. 2014. Tingkat Kepuasan Siswa danGuru terhadap Penggunaan Alat PeragaMatematika Berbasis Metode Montessori(Untuk Penjumlahan dan PenguranganPecahan pada Kelas IV SD Karitas) (Skripsit idak Dipubl ikasikan). Yogyakar ta:Universitas Sanata Dharma.

Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. 2009. Theoriesof Learning (Edisi Ketujuh). Jakarta: Kencana.

Holt, H. 2008. The Absorbent Mind, Pikiran yangMudah Menyerap. Yogyakar ta: PustakaPelajar.

Lillard, P. P. 1997. Montessori in the classroom. NewYork: Schocken Books.

Lillard, P. P. 2005. Montessori: The Science Behindthe Genius. Oxford: Oxford University Press.

Lillard, A. & Else-Quest, N. 2006. EvaluatingMontessori education. Science, AAASJournal. Education Forum, 313, 1893-1894.

Page 22: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 103-116

116

Diakses dari www.sciencemag.org/cgi/content/full/313/5795/1893/DC1.

Manner, J. C. 2007. Montessori vs. TraditionalEducation in the Public Sector: SeekingAppropriate Comparisons of AcademicAchievement. Forum on Public Policy: AJournal of the Oxford Round Table. GaleEducation, Religion and Humanities LitePackage.Diakses dari http://go. galegroup.com/ps/i.do?id=GALE%7CA191817971&v=2.1&u=k pt05011&it=r&p=GPS&sw=w

Montessori, M. 2002. The Montessori method. NewYork: Dover Publications.

OECD 2010, PISA 2009 Results : ExecutiveSummary.

OECD 2013, PISA 2012 Results: What StudentsKnow and Can Do – Student Per formancein Mathematics, Reading and Science(Volume I), PISA, OECD Publishing.

http://dx.doi.org/10.1787/9789264201118-enPoerwandari, K. 1998. Pendekatan Kualitatif untuk

Penelitian Perilaku Manusia. Jakar ta:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukurandan Pendidikan Psikologi (LPSP3).Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Programme for International Student Assessment.What students know and can do: StudentPerformance in Reading, Mathematics andScience (2009). Diakses dari http://www.oecd.org/pisa/46643496.pdf

Rakhmat, J, 2003. Psikologi komunikasi. Bandung:RemajaRosdakarya.

Rathunde, K. 2003. A comparison of Montessoriand T radit ional Middle Schools:Motivation, Quality of Experience, andSocial Context. The NAMTA Journal28.3:15-20 . Diakses dari http://www.m o n t e s s o r i - n a m t a . o r g / P D F /rathundecompar.pdf

Ratri, A. R. 2014. Pengembangan Alat PeragaMatematika Berbasis Metode Montessori

untuk Operasi Bilangan Bulat di SDK KlepuYogyakarta (Skripsi tidak dipublikasikan).Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Rowley, J. (2003). Designing Student FeedbackQuestionnaires. Quality Assurance inEducation, 11(3): 142-149.

Sari, P. R. 2014. Persepsi Guru dan Siswa terhadapAlat Peraga Bilangan Bulat BerbasisMetode Montessori (Skripsi t idakDipublikasikan). Yogyakarta: UniversitasSanata Dharma.

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya:Srikandi.

Sukardjo. 2008. Kumpulan Materi EvaluasiPembelajaran. Prodi Teknologi Pembelajaran,Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Thoha, M. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep dasardan aplikasinya. Jakar ta: Raja GrafindoPersada.

Tim Penyusun. 2008. Kamus Bahasa Indonesia(KBBI). Jakarta: Pusat Bahasa– DepartemenPendidikan Nasional.

Tjiptono, A., & Diana, A. 2003. Total qualitymanajemen. Edisi revisi. Yogyakarta: Andy.

Toth, Z. E., Jonas, T., Berces, R., & Bedzsula, B.2010. Course Evaluation by Impor tance-Per formance Analysis and ImprovingActions at the Budapest University ofTechnology and Economics. Paperpresented developed in the framework ofthe project “Talent care and cultivation inthe scientific workshops of BME” project.This project is suppor ted by the grantTÁMOP - 4.2.2.B-10/1—2010-0009

Ültanir, E. 2012. An epistemological glance at theconstr uctivist approach: Constructivistlearning in Dewey, Piaget, and Montessori.International Journal of Instruction, 5 (2),195-212.

Umar, H. 1997. Study kelayakan bisnis. Edisi ketiga.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Page 23: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

ANALISIS BUKU:RAGAM KEGIATAN MENANYA DI BUKU SISWA

KELAS 1,2,4, DAN 5 KURIKULUM 2013

Kintan LimiansihDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email: [email protected]

ABSTRACT

This research aimed to understand the variety of questioning activity in student books. This researchwas descriptive. The objects analyzed were the elementary students’ books grade 1, 2, 4, and 5. Theanalysis was done by matching the questioning activity in student books with the indicator ofquestioning activity. From the analysis, it was found in the student books that there have been anyinstruction or task for the students to make a question. The dominant instruction found in the bookwas to make a question based on the pictures and texts provided, while the task questioning basedon the observed real object/phenomenon was only in 5th grade book. In the student book, there wasno task/command/instruction that leads the students to make a scientific question, to ask about thepossibility that make happen if an object was given particular treatment, or to discuss and thinkabout how to answer the question they asked. Therefore, additional steps were needed by teacherwhen they using the 2013 curriculum student book.Keywords : questioning, student book, science.

1. PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 yang sedang dikembangkandi Indonesia saat ini menekankan pada dimensipedagogik moderen dalam pembelajaran, yaitumenggunakan pendekatan saintifik (Kemendikbud,2013, Abidin, 2014; Hosnan, 2014; Mulyasa, 2013).Pembelajaran dengan pendekatan saintifik di Kurikulum2013 memiliki komponen utama yaitu mengamati,menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Kegiatan menanya merupakan lanjutan darikegiatan mengamati yang telah dilakukan pada awalpembelajaran dengan pendekatan saintifik.Kegiatanmengamati yang telah dilakukan bertujuan untukmenumbuhkan rasa ingin tahu yang diwujudkandengan membuat per tanyaan.Melalui kegiatanmengamati, seseorang memperoleh informasi-informasi tentang suatu hal. Ketika menemukankesenjanganantara informasi atau fenomena yangdiamati dengan apa yang telah diketahui, maka halini akan mengganggu pikiran orang tersebut. Salahsatu wujud respon atas kesenjangan antara fakta(yang diperoleh selama pengamatan) dan pengetahuan

yang telah dimiliki adalah dengan mengajukanpertanyaan (Harlen dan Qualter, 2004).

Pertanyaan merupakan suatu bekal utamauntuk kegiatan penyelidikan (Harlen dan Qualter,2004).Pertanyaan menjadi dasar dan arahan kegiatanpenyelidikan selanjutnya, yaitu pengumpulaninformasi, asosiasi, hingga mengomunikasikan.Proses pengumpulan informasi bertujuan untukmenjawab pertanyaan. Kegiatan mengomunikasikanpun juga dalam rangka menyampaikan hasil jawabanatas pertanyaan. Maka dari itu kegiatan menanyamerupakan kegiatan mendasar dan sebagai bekalproses saintifik.

Pembelajaran IPA yang produktif merupakanpembelajaran yang memfasilitasi siswa untukmembuat pertanyaan dan menjawabnya. Pertanyaanini akan menghubungkan siswa dengan lingkunganserta antara pertanyaan dan jawaban (Harlen danQualter, 2004). Sehingga yang dimaksud kegiatanmenanya adalah siswa aktif bertanya, bukan guru ataupihal lain yang memberikan pertanyaan pada siswa.

Pembelajaran IPA yang produktif sejalandengan hakekat sains sebagai proses, yaitupenemuan kebenaran dengan metode ilmiah (Kruse,

117

Page 24: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 117-122

118

2008). Para ilmuan menggunakan metode ilmiahdalam proses menemukan dan mengembangkanilmu. Pembelajaran IPA diarahkan untuk inquiry danberbuat sehingga dapat membantu siswa untukmemperoleh pengalaman dan pemahaman yanglebih mendalam tentang alam sekitar.Dengan adanyapendekatan saintifik di Kurikulum 2013 yang sedangberkembang di Indonesia saat ini maka pembelajaranyang ada mendukung pelaksanaan pembelajaran IPAyang berkualitas.

Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatansaintifik, pemerintah menyediakan buku guru danbuku siswa sebagai panduan pembelajaran.Bukusiswa dijadikan sebagai acuan utama pembelajarandengan pendekatan saintifik, termasuk pelaksanaankegiatan menanya (Limiansih, 2015). Karena sebagaipedoman pembelajaran, harapannya, buku siswamampu memfasilitasi tahapan proses saintifiktermasuk pada kegiatan menanya. Penelitianterdahulu tentang analisis kegiatan saintifik di bukukhususnya keberadaan kegiatan menanya, diperolehinformasi bahwa pada buku siswa kelas IV telahterdapat kegiatan menanya serta langkah-langkahpembelajaran dengan pendekatan saintifik lainnyameliputi mengamati, mencoba, mengasosiasi, hinggamengomunikasikan (Limiansih, 2016).Data-datayang ada terbatas pada kuantitas tahapan pendekatansaintifik sehingga diperlukan tinjauan secara lebihmendalam tentang kualitas pengembangan ketrampilanmenanya yang ada di buku siswa.

Berdasarkan pentingnya ketrampilan menanya,besarnya peran buku sebagai panduan pembelajaran,ser ta keterbatasan penelitian tentang kualitaspengembangan ketrampilan menanya di buku, makadilakukan analisis buku kelas 1, 2, 4, dan 5 untukmeninjau kualitas kegiatan menanya di buku siswakhusus untuk bidang IPA. Melalui kegiatan analisisyang ada diharapkan dapat diketahui kualitaskegiatan menanya di buku siswa sehingga dapatdilakukan perbaikan-perbaikan agar terwujud prosespembelajaran yang optimal.

2. LANDASAN TEORI

Pendekatan pembelajaran yang digunakandalam Kurikulum 2013 yaitu pendekatan ilmiah/saintifik atau scientific approach. Pembelajaran

dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaranyang berbasis pada proses ilmiah yang dalampelaksanaannya siswa melaksanakan serangkaiankegiatan-kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaranatau pengatahuan baru. Karakteristik pembelajarandengan pendekatan saintifik adalah sistematisartinya, pembelajaran dilakukan atas tahapan belajaryang runtut dan tahapan belajar ini berfungsi sebagaipanduan pelaksanaan pembelajaran (Abidin, 2014).

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik diKurikulum 2013 memiliki komponen utama kegiatanyang sama dengan komponen kegiatan pembelajaranberbasis penelitian ilmiah menurut Harlen danQualter (2004). Dalam Permendikbud No. 103 tahun2014 dijelaskan bahwa pendekatan saintifik terdiriatas lima pengalaman belajar yaitu mengamati,menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Langkah kedua dalam pembelajaran saintifikadalah menanya (Nasution, 2013). Kegiatan observasiyang dilakukan siswa di awal diharapkan dapatmengarahkan siswa untuk menanya.Observationleads to a question that needs to be answered to satisfyhuman curiosity about the observation, such as whyor how this event happened or what it is like(McLelland, 2006). Salah satu wujud respon ataskesenjangan antara fakta (yang diperoleh selamapengamatan) dan pengetahuan yang telah dimilikiadalah dengan mengajukan pertanyaan (Harlen danQualter, 2004).

Pembelajaran yang produktif adalahpembelajaran yang memfasilitasi siswa untukmembuat pertanyaan dan menjawabnya. Pertanyaanini akan menghubungkan siswa dengan lingkunganserta antara pertanyaan dan jawaban (Harlen danQualter, 2004). Untuk mengembangkan pertanyaan,obser vasi yang dilakukan perlu melibatkanpengukuran secara kuantitatif sehingga siswa dapatmendeskripsikan fenomena atau peristiwa denganbaik (McLelland, 2006).McLelland juga menjelaskanbahwa pertanyaan yang dibuat oleh siswa diarahkanpada pertanyaan yang memerlukan jawaban dandapat dibuat hipotesis sebagai jawaban sementaraatas pertanyaan itu.

Pertanyaan yang diajukan siswa bertujuanuntuk memenuhi rasa ingin tahu dan memperjelashal-hal yang kurang dipahami serta mencari informasibaru yang terkait dengan struktur pengetahuannya.

Page 25: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

119

Kintan Limiansih, Analisis Buku: Ragam Kegiatan Menanya di Buku Siswa ....

Bahkan menurut Widodo (2006), salah satu tujuansiswa mengajukan pertanyaan yaitu untuk sekedarmendapatkan perhatian.Mengajukan pertanyaandalam suatu domain pengetahuan atau dalamkaitanya dengan topik tertentu merupakan strategikognitif yang berguna memfasilitasi pembelajaran.

Pertanyaan memberikan pandangan tentangbagaimana siswa secara selektif dapat mengetahuikebutuhan belajarnya dengan cara mengidentifikasiinformasi yang relevan dan tidak relevan danmemantau pemahamannya sendiri. Mengacu padapemahaman tersebut, pertanyaan berperan untukmeningkatkan proses metakognitif siswa.

Harlen dan Qualter (2004) menyatakanbeberapa indikator pengembangan ketrampilanmenanya siswa SD antara lain:1) Siswa mengajukan berbagai pertanyaan2) Siswa berpartisipasi aktif dalam mendiskusikan

cara memperoleh jawaban pertanyaanAda berbagai jenis pertanyaan yang mungkin

dibuat oleh seseorang. Harlen dan Qualter (2004)menggolongkan pertanyaan yang mungkin munculdari siswa SD dalam 5 jenis per tanyaan, yaitupertanyaan komentar, faktual, kompleks, dan investigatif.Per tanyaan investigatif ditindaklanjuti denganmendiskusikan cara untuk menemukan jawabannya.

Dalam proses menanya, gur u berperanmembantu siswa untuk memikirkan pertanyaaneksplorasi dan investigatif yang mudah (Harlen danQualter, 2004). Hal penting yang perlu diperhatikanguru adalah ketahannya mengendalikan diri untukmenjawab per tanyaan siswa karena meskipunpertanyaan tersebut mudah bagi guru, tapi belumtentu pertanyaan itu mudah bagi siswa. Jadi pentingbagi siswa untuk mendapatkan jawaban ataspertanyaannya dengan usaha mereka.

3. METODOLOGI

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Buku yang dianalisis adalah buku siswa Kurikulum2013 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia. Buku siswaKurikulum 2013 tahun terbit 2014, untuk kelas 1 dan4 adalah buku edisi revisi 2014, sedangkan untukkelas 2 dan 5 belum edisi direvisi. Analisis dilakukanpada buku kelas 1, 2, 4, dan 5 karena buku untuk

kelas 3 dan 6 tahun 2014 belum diterbitkan. Analisisdilakukan pada seluruh tema, khusus pada kegiatandi bidang IPA.

Instrumen dalam penelitian ini adalah rubrikanalisis buku siswa yang mengacu pada indikatorketerampilan menanya, dalam bidang sains yangdiadaptasi dari indikator ketrampilan ber tanyamenurut Harlen dan Qualter (2004). Buku teks yangdipergunakan dalam Kurikulum 2013 bersifattematik terpadu, sehingga mata pelajaran tidaktergambarkan secara terpisah. Penentuan halamanyang memuat materi bidang IPA dilakukan denganmeninjau halaman-halaman di buku yang memuatmateri sesuai Kompetensi Dasar IPA kelas 4 dan 5serta Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia untukbuku kelas 1 dan 2. Halaman-halaman buku yangberisi muatan IPA dikumpulkan untuk kemudiandilakukan tindakan selanjutnya. Peneliti membacasetiap halaman yang berkaitan dengan IPA danmencocokannya dengan indikator ketrampilanmenanya. Selanjutnya, peneliti membuat deskripsisingkat tugas/perintah/petunjuk/pertanyaan yang adadi buku. Kemudian data berupa deskripsi dijumlahkansecara kuantitatif dan dijabarkan secara kualitatif.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis buku siswa kelas1, 2, 4 dan 5, telah diperoleh informasi tentangkemunculan indikator menanya di buku siswa.Indikator-indikator menanya yang muncul di bukusecara keseluruhan (seluruh kelas), jika dinyatakandalam grafik adalah seperti grafik di Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Jumlah Kemunculan Indikator-indikatorMenanya yang Muncul di Seluruh Buku Siswa

Page 26: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 117-122

120

Keterangan:

KODE Indikator kegiatan menanya (diadaptasi dariindikator ketrampilan menanya menurut Harlendan Qualter, 2004)

A Terdapat petunjuk yang memberikan kesempatanbagi siswa untuk membuat pertanyaan denganberbagai kata tanya (apa, mengapa, bagaimana,kapan, di mana) secara tertulis ataupun lisanberdasarkan objek/fenomena yang diamati

B Terdapat instruksi bagi siswa untuk mengajukanpertanyaan yang dapat dijawab dengan suatupenelitian yang dapat siswa lakukan

C Terdapat instruksi bagi siswa untuk mengajukanpertanyaan tentang kemungkinan yang terjadipada suatu objek jika diberi perlakuan tertentu

D Terdapat instruksi bagi siswa untuk mendiskusikandan memikirkan cara menjawab pertanyaan yangmereka ajukan

Dari grafik di gambar 1, tampak bahwa secarakeseluruhan indikator yang muncul di buku siswaSD adalah indikator dengan kode A. Artinya, di bukusiswa SD secara keseluruhan, terdapat petunjukyang memberikan kesempatan bagi siswa untukmembuat pertanyaan dengan berbagai kata tanya(apa, mengapa, bagaimana, kapan, di mana) secaratertulis ataupun lisan berdasarkan objek/fenomenayang diamati.

Jika ditinjau secara kuantitatif, indikator hanyamuncul 2 kali di buku siswa. Dengan kata lain makadi buku siswa SD hanya terdapat 2 perintah/tugasbagi siswa untuk membuat pertanyaan denganberbagai kata tanya (apa, mengapa, bagaimana,kapan, di mana) secara ter tulis ataupun lisanberdasarkan objek/fenomena yang diamati.Perintah/tugas tersebut terdapat di buku kelas 5.Di buku siswa kelas 1, 2, 4 tidak terdapat petunjukbagi siswa untuk membuat pertanyaan denganberbagai kata tanya tentang objek/fenomena asliyang diamati. Namun tugas/petunjuk/perintah yangada didominasi pada perintah/tugas untuk siswamembuat pertanyaan gambar dan bacaan.

Pengamatan terhadap gambar bukanlahkegiatan pengamatan yang tepat. Gambar merupakansumber data pendukung yang dapat digunakanuntuk menambah informasi.Kegiatan pengamatanyang dilakukan pada gambar bersifat terbatas. Siswa

tidak dapat menggunakan indera secara maksimaldalam proses pengamatan ini.Akibatnya persepsipengamat terhadap objek/fenomena menjaditerbatas dan berpotensi tidak akurat.Maka kegiatanmembuat pertanyaan berdasarkan gambar beresikomemunculkan pertanyaan yang sempit, terbataspada kualitas gambar, bukan pada kualitaspengamatan siswa terhadap objek/fenomena.

Begitu pula dengan pertanyaan yang dibuatberdasarkan bacaan. Membaca bacaan bukanlahsuatu proses mengamati. Melalui kegiatan membaca,siswa tidak mengakses objek/fenomen secara bebasdengan inderanya.Sehingga persepsi siswa tentangobjek/bacaan adalah berdasarkan olah pikiranmereka, bukan hasil berdasarkan penginderaan.Kegiatan membuat per tanyaan yang dibuatberdasarkan bacaan ini beresiko pada sempitnyalingkup pertanyaan siswa.Bacaan ditulis oleh seorangpenulis yang memiliki sudut pandang tertentu.Sudutpandang penulis ini dapat mempengaruhi sudutpandang pertanyaan siswa.Hal ini tidak memfasilitasisiswa untuk bebas menanyakan segala hal yang inginmereka ketahui (Harlen dan Qualter, 2004).

Selain itu, pertanyaan yang dibuat berdasarkanpengamatan gambar atau bacaan akan membatasiinteraksi siswa dengan lingkungan. Pertanyaan menjaditidak berfungsi untuk menghubungkan anak/siswadengan lingkungan, seperti yang dinyatakan Harlendan Qualter (2004) bahwa per tanyaan dapatmenghubungkan anak dengan alam.

Indikator dengan kode B, C, D tidak munculdi buku siswa SD. Artinya, tidak ada tugas/perintah/petunjuk di buku siswa SD yang mengarahkan siswauntuk mengajukan pertanyaan yang dapat dijawabdengan suatu penelitian yang dapat siswa lakukan,mengajukan pertanyaan tentang kemungkinan yangterjadi pada suatu objek jika diberi perlakuantertentu, serta mendiskusikan dan memikirkan caramenjawab pertanyaan yang mereka ajukan.

Di buku siswa baik kelas 1, 2, 4, maupun 5tidak berisi tugas/petunjuk/perintah bagi siswauntuk membuat pertanyaan tentang kemungkinanyang terjadi pada suatu objek jika diberi perlakuantertentu. Harlen dan Qualter (2004) menyatakanbahwa dalam kegiatan menanya, siswa SD perlumembuat pertanyaan prediktif atau pertanyaantentang kemungkinan yang terjadi pada suatu objekj ika diperlakukan ter tentu. McLelland (2006)

Page 27: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

121

Kintan Limiansih, Analisis Buku: Ragam Kegiatan Menanya di Buku Siswa ....

menambahkan bahwa pertanyaan saintifik adalahpertanyaan yang dapat dijawab dan mengarahkanpada pembuatan hipotesis tentang suatu masalah.Namun di buku siswa, tidak ada petunjuk untuksiswa melakukan kegiatan ini.

Di buku siswa juga tidak terdapat petunjuk/tugas untuk membuat per tanyaan yang dapatdijawab dengan suatu penelitian yang dapat siswalakukan.Namun di buku terdapat petunjuk/tugasmembuat pertanyaan yang dapat dijawab dengansuatu penelitian prosedurnya telah tersedia di buku.

Selain itu, di buku siswa baik kelas 1, 2, 4,maupun 5 tidak berisi tugas/petunjuk/perintah bagisiswa untuk mendiskusikan dan memikirkan caramenjawab pertanyaan yang telah dibuat. Tindaklanjut yang dapat dilakukan siswa setelah membuatper tanyaan adalah memikirkan cara menjawabpertanyaan tersebut (Harlen dan Qualter, 2004).Kegiatan ini dapat dilakukan dengan berdiskusibersama teman atau guru. Bahan yang dipikirkanpada tahapan ini adalah cara menjawab pertanyaan,bukan jawaban atas pertanyaan yang ada.

Pertanyaan yang mungkin dibuat siswa dapatberagam, dapat berupa pertanyaan faktual maupunpertanyaan investigatif (Harlen dan Qualter, 2004).Pertanyaan faktual dapat ditindaklanjuti dengan caramencari referensi yang sesuai, sedangkan padapertanyaan investigatif perlu dipikirkan kegiatanatau penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut(Harlen dan Qualter, 2004). Namun petunjuk/tugasdi buku siswa mengarahkan untuk siswa melakukandiskusi guna menjawab pertanyaan, bukan memikirkancara tindaklanjut yang tepat sesuai dengan jenispertanyaan yang dibuat

Pertanyaan beragam yang dibuat perlu tindaklanjut yang beragam pula. Melalui kegiatanmendisksusikan jawaban atas per tanyaan akansulit untuk menjawab pertanyaan yang bersifatinvestigatif. Pertanyaan investigatif perlu ditindaklanjutidengan suatu investigasi, bukan sekedar diskusi.Seperti telah dijelaskan di atas bahwa pertanyaaninvestigatif memerlukan tidak lanjut per upaperencanaan penelitian atau investigasi gunamenjawab per tanyaan tersebut. Perencanaanpenelitian ini dijelaskan langsung pada bagian ke-3yaitu “mencoba”. Sehingga dengan petunjuk tindaklanjut yang ada di buku siswa mungkin akanmengalami hambatan menjawab saat pertanyaan

yang har us dijawabnya adalah per tanyaaninvestigatif. Petunjuk-petunjuk kegiatan yang ada dibuku ini hanya mampu mewadahi faktual.

Selain tindak lanjut berupa mendiskusikanjawaban atas pertanyaan, di buku siswa ada petunjukyang menyarankan siswa untuk menyimpan terlebihdahulu pertanyaan yang belum dapat dijawab hinggaakhir pembelajaran.Hal ini menunjukkan bahwa adakemungkinan siswa tidak mendapatkan jawaban ataspertanyaan tersebut hingga akhir pembelajaran. Jikatidak ada tindak lanjut atau kegiatan tindaklanjutuntuk menjawab pertanyaan yang dilakukan tidaksesuai dengan pertanyaan, maka pertanyaan yangdibuat siswa akan menjadi tidak berguna. Siswa tidakmemperoleh pengetahuan baru yang tepat sebagaipemenuhan rasa ingin tahu yang dimilikinya.

5. PENUTUP

Berdasarkan analisis buku yang dilakukan,peneliti memperoleh informasi umum tentangkemunculan kegiatan menanya, antara lain:a. Buku siswa telah memuat tugas/petunjuk/

kegiatan bagi siswa untuk membuat pertanyaantentang objek/fenomena yang diamati.Kegiatan menanya yang dominan di bukuadalah membuat pertanyaan berdasarkangambar dan bacaan, bukan objek asli.

b. Peneliti tidak menemukan tugas/perintah/petunjuk yang mengarahkan siswa untukmengajukan pertanyaan yang dapat dijawabdengan suatu penelitian yang dapat siswalakukan, mengajukan pertanyaan tentangkemungkinan yang terjadi pada suatu objekjika diberi perlakuan tertentu, mendiskusikandan memikirkan cara menjawab pertanyaanyang mereka ajukan.

c. Tindak lanjut dominan terhadap pertanyaanyang telah dibuat oleh siswa adalah diskusikelompok menjawab per tanyaan yangada. Bahkan ada per tanyaan yang tidakditindaklanjuti.Maka dari itu perlu dilakukan langkah-

langkah tambahan oleh guru ketika menggunakanbuku siswa ini. Misalnya mengajak anak mendiskusikantindak lanjut atas pertanyaan yang telah dibuat.

Page 28: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 117-122

122

Limiansih, K. 2016. “Analisis buku: KesesuaianKegiatan di Buku Siswa Kelas IV dan VKurikulum 2013 dalam MendukungPembelajaran IPA dengan PendekatanSaintifik”. Prosiding Seminar NasionalInovasi Pendidikan. Kebumen: PGSD UNS.

McLelland, C.V. 2006. Nature of Science and theScientific Method. GSA DistinguishedEar th Science Educator in Residence.[Online]. Tersedia di http://www.geosociety.org/educate/NatureScience.pdf. [12 Januari2015].

Mulyasa, H.E. 2013. Pengembangan ImplementasiKurikulum 2013 . Bandung: RemajaRosdakarya.

Nasution, K. 2013. Aplikasi Model Pembelajarandalam Perspektif Pendekatan Saintifik.[Online]. Tersedia di ht tp ://sumut.kemenag. go.id/ [2 Januari 2015].

Widodo, A. (2006). Profil Pertanyaan Guru danSiswa dalam Pembelajaran Sains. [Online].Tersedia: http://file.upi.edu/direktori/F P M I P A / J U R . _ P E N D . _ B I O L O G I /1 9 6 7 0 5 2 7 1 9 2 0 3 1 - A R I _ W I D O D O /2 0 0 6 P r o f i l _ p e r t a n y a a n _ g u r u _dan_siswa_dalam_pelajaran_ sains.pdf. [12Agustus 2014].

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajarandalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:Refika Aditama.

Harlen, W. dan Qualter, A. 2004. The Teaching ofScience in Primar y Schools (Four thEdition). London: David Fulton Publisher.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstualdalam Pembelajaran Abad 21: Kunci SuksesImplementasi Kurikulum 2013. Bogor:Ghalia Indonesia.

Kemendikbud. 2013. Konsep Pendekatan Scientific(Diklat Guru dalam Rangka ImplementasiKurikulum 2013 Jenjang SD/SMP/SMA).Jakarta: Kemendikbud.

Kruse, J. 2008. “Integrating the Nature of ScienceThroughout the Entire School Year”.Iowa Science Journal vol. 35 (2) Spring2008 p: 15-20.

Limiansih, K. 2015. “Analisis Kesesuaian KegiatanDi Buku Siswa SD Kurikulum 2013 dalamMendukung Pembelajaran IPA denganPendekatan Saintifik-Tesis Bandung: UPI(tidak diterbitkan).

Page 29: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

ANALISIS SOAL TES HASIL BELAJARHIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS)

MATEMATIKA MATERI PECAHANUNTUK KELAS 5 SEKOLAH DASAR

Maria Agustina AmeliaDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email: [email protected]

ABSTRACT

This study conducted to analyze the quality of teacher’s made mathematics achievement test. Researchconducted using survey research methods and implemented at five elementary schools located inBandung on 357 learners. The instrument used is a mathematics achievement test, subject of learningfraction. The test is multiple choice with 4 option. Based on the results the quality of theacher’smade test are:: 1) 100% item test are valid (20 items), (2) The realibility of the test is high, (3) 3items must be revised because it do not have good discriminations index, 17 items have gooddiscrimination index, (4) 1item (5%) categorized as easy, 15 items (75%) categorized as moderate,and 4 items (20%) categorized as difficult, (5) There 11 options that have to revised.Keywords : test quality, fractions, reliability, discriminations indexs, item difficulty.

1. PENDAHULUAN

Kemampuan peserta didik dapat diketahuidari hasil pengujian. Pengujian dilakukan menggunakanalat ukur/instrumen berupa tes maupun non-tes.Alat ukur yang baik akan menghasilkan data yangbaik. Guru dapat mengetahui kemampuan siswadengan tepat jika alat ukur yang digunakanmerupakan alat ukur yang baik. Arikunto (2008: 57)menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan baikapabila memenuhi lima persyaratan, yaitu: validitas,reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas dan ekonomis.Berdasar pendapat Arikunto di atas, kriteria minimalsuatu alat ukur yang baik adalah alat ukur tersebutharus valid dan reliabel. Selain valid dan reliabel,tes dikatakan baik jika daya pembeda, tingkatkesulitan dan analisis pengecoh (soal pilihan ganda)juga baik.

Kualitas tes hasil belajar yang baik: (1)Validitas. Azwar (2009: 5) memaparkan bahwavaliditas berasal dari kata validity yang mempunyaiarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatualat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatutes atau instrumen pengukur dapat dikatakanmempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebutmenjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut. (2) Reliabilitas.Masidjo (1995: 208) memaparkan bahwa reliabilitasadalah taraf kemampuan tes dalam menunjukkankonsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkandalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. (3) DayaPembeda. Masidjo (1995: 196) menyatakan bahwadaya pembeda adalah taraf jumlah jawaban benarsiswa yang tergolong kelompok (pandai = uppergroup) berbeda dari siswa yang tergolong kelompokbawah (kurang pandai = lower group) untuk suatuitem. (4) Tingkat kesukaran. Sulistyorini (2009: 176)menjelaskan bahwa tingkat kesulitan merupakankemampuan siswa untuk menjawab soal dengankriteria soal mudah, sedang, dan sukar. Widoyoko(2014: 165) mengungkapkan bahwa tingkat kesukaranyang baik pada suatu tes adalah 25% mudah, 50%sedang, dan 25% sukar. (5) Analisis Pengecoh.Purwanto (2009: 75) memaparkan bahwa pengecoh(distractor) adalah pilihan yang bukan merupakankunci jawaban.Arikunto (2012: 234) memaparkanbahwa pengecoh dapat ber fungsi dengan baikapabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarikbagi peserta tes yang kurang memahami materi.

Alat ukur dalam pembelajaan dapat dilakukandengan menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Dalam ranah kognitif, dalam mengukur

123

Page 30: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 123-131

124

kemampuan peserta didik digunakan instrumen tes.Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes adalahbeberapa pertanyaan yang membutuhkan jawabanatau beberapa pernyataan yang membutuhkantanggapan untuk mengukur tingkat kemampuansuatu individu yang diberikan tes tersebut melaluijawaban terhadap beberapa per tanyaan atautanggapan dari beberapa pernyataan. Widoyoko(2016: 57) mengemukakan bahwa bentuk tesdikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tessubjektif. Tes objektif dalam hal ini memilikipengertian yaitu bentuk tes yang pemeriksaan ataupenskoran jawaban/respon peserta tes sepenuhnyadapat dilakukan secara objektif oleh korektor.Karena sifatnya yang objektif ini maka tidak perluharus dilakukan oleh manusia. Pekerjaan tersebutdapat dilakukan oleh mesin, misalnya mesin scanner.Dengan demikian skor hasil tes dapat dilakukansecara objektif.

Salah satu kompetensi yang perlu dimilikioleh guru adalah kemampuan menyusun soalsebagai instrumen tes peserta didik dengan baikdan analisis hasil tes tersebut. Namun dari hasilwawancara yang dilakukan peneliti pada beberapaguru didapat fakta bahwa masih ada guru yangmelakukan konstruksi tes tanpa memperhatikanvaliditas, reliabilitas dan karakteristik butir soal.Menurut Mardapi (2008: 71) Tes bentuk pilihanganda adalah tes yang jawabannya dapat diperolehdengan memilih alternatif jawaban yang telahdisediakan. Dalam tes pilihan ganda ini, bentuk testerdiri atas: pernyataan (pokok soal), alternatif jawabanyang mencakup kunci jawaban dan pengecoh.Bentuk tes pilihan ganda ini banyak digunakan dalamujian tengah semester, unian akhir semester, ujiansekolah maupun ujian Nasional. Tes yang dikonstruksitanpa memperhatikan kualitasnya dimungkinkantidak dapat mengungkapkan kemampuan pesertadidik dengan tepat. Tujuan penelitian ini adalahmenganalisis kualitas tes hasil belajar matematikabuatan guru mengenai materi pecahan untuk siswakelas 5 SD?

2. METODE PENELITIAN

2.1 Variabel PenelitianVariabel dalam penelitian ini adalah soal

matematika pada materi pecahan yang diujikan padasiswa SD kelas IV

2.2 Populasi PenelitianPopulasi penelitian adalah seluruh siswa

Sekolah Dasar Negeri yang bersekolah di 575Sekolah Dasar dikota Bandung.

2.3 SampelSampel dipilih dari siswa kelas IV yang

bersekolah di 575 Sekolah Dasar Negeri di kotaBandung.

2.4 Teknik SamplingPengambilan sampel menggunakan teknik

random sampling . Menur ut Taniredja danMustafidah (2012: 35) “Teknik random samplingdisebut juga acak, serampangan, tidak pandangbulu/tidak pilih kasih, objektif, sehingga seluruhelemen populasi mempunyai kesempatan untuk jadisampel penelitian”. Jadi teknik randomsamplingdilakukan agar semua populasi subjek memilikipeluang yang sama untuk dipilih menjadisampelsubjek. Alasan dipilih teknik pengambilansampel randomsampling karena pada tingkat sekolahdasar, penerimaan peserta didik tidak didasarkanpada nilai tertentu.

2.5 Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data mengenai kemampuan

berpikir kritis materi pecahan pada siswa kelas IVmenggunakan tes pilihan ganda dengan 4 pilihanjawab.

2.6 Instrumen PenelitianInstrumen penelitian yang digunakan adalah

20 soal tes pilihan ganda mengenai materi pecahan.Materi pecahan pada tes hasil belajar terdiri daribeberapa indikator yaitu: 2.6.1. Mengenal ar tipecahan sebagai perbandingan sebagian dengankeseluruhan, 2.6.2. Memahami berbagai bentukpecahan, 2.6.3. Operasi penjumlahan dan pengurangan,2.6.4. Menjumlah dan mengurangkan berbagaibentuk pecahan, 2.6.5. Pemecahan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan dan penguranganpecahan, 2.6.6. operasi perkalian dan pembagian.

2.7 Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan adalah

analisis data secara deskriptif. Data tes hasil belajarakan diuji kualitasnya menggunakan software TAP(Test Analysis Program) versi 14.7.4. Software TAP

Page 31: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

125

Maria Agustina Amelia, Analisis Soal Tes Hasil Belajar High Order Thinking Stills (HOTS) ....

ini dapat diunduh secara cuma-cuma dan memilikihak cipta atas nama Gordon P. Brooks. Software TAPdipilih untuk analisis soal tes karena penggunaanyarelatif mudah, dan dlam satu kali input data dapatdiperoleh hasil mengenai analisis validitas,reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, danpengecoh.

2.7.1 Analisis ValiditasSuatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut

benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untukdiukur. Pengertian validitas ini dapat dilihat dari duasegi, yaitu (1) bila dalam penyususunan suatu tes,penyusun berusaha memilih soal-soal yang secaralogis diperkirakan mengukur apa yang mau diukurbaik menurut pertimbangan sendiri maupun setelahbertukar pikiran dengan orang-orang lain atuabahkan ahli-ahli di bidang pengetahuan yangbersangkutan, (2) bila suatu tes dipergunakan, makavaliditasnya bisa diukur dengan memperbandingkanhasil-hasil pengukurannya dengan hasil pengukuran-pengukuan lainnya. (Joni, 1984: 35). Teknik yangdigunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasibiserial. Korelasi biserial digunakan untuk menghitungvaliditas setiap item. (Arikunto, 1986: 70). Rumusmencari korelasi biserial adalah sebagai berikut:

q = proporsi siswa yang menjawab salah(q = 1 - p)

Hasil analisis validitas pada penelitian inidapat dilihat melalui hasil point biserial pada TAP.Hasil point biser dibandingkan dengan rtabel dengantaraf signifikan 5%. (Sugiyono, 2010: 258). Jika pointbiser lebih besar dari rtabel maka butir soal tersebutvalid.

Besar rtabel untuk jumlah siswa sebanyak 357 siswayaitu » 0,1048. Jika point biserial lebih besar dari0,1048 maka butir soal valid.

2.7.2 Analisis ReliabilitasReliabilitas adalah salah satu hal yang penting

dalam menganalisis setiap bulir. Reliabilitas setiapbulir suatu model tes adalah derajat tingkatkemantapan dan keterandalan tes itu secarakeseluruhan. Tes yang reliabel selalu memberikanhasil yang sama bila dicobakan kepada kelompokyang sama dalam waktu yang berbeda. (Kartawidjaja,1987: 125). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakanmetode belah dua atau split-half method. Pembelahandilakukan dengan cara membagi dua samabanyakbutir soal berdasar nomor soal genap danganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil-genap.Hasil reliabilitas yang dihitung menggunakan TAP

Tabel 1: Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi0,71 – 0,90 Tinggi0,41 – 0,70 Cukup0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Rumus 1: Rumus korelasi biserial

Keterangan:rpbi = koefisien korelasi biserialMp = rerata skor dari subjek yang menjawab

betul bagi item yang dicari validitasnya.Mt = rerata skor totalSt = standar deviasi dari skor totalp = proporsi siswa yang menjawab benar

banyaknya siswa yang menjawab benar(p= -------------------------------------------------------------------) jumlah seluruh siswa

kemudian dianalisis menggunakan tabel kriteriareliabilitas menurut Masidjo (1995: 209).

2.7.3 Analisis Daya PembedaDaya pembeda soal adalah kemampuan suatu

butir soal dapat membedakan antara siswa yangtelah menguasai materi yang ditanyakan dan siswayang belum menguasai materi yang diujikan.(Kusaeri dan Suprananto, 2012: 175). Daya pembedadalam suatu tes bertujuan untuk membedakan siswayang pandai dengan siswa yang kurang pandai.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indeksdaya pembeda menurut Kusaeri dan Suprananto(2012: 176) dengan perhitungan sebagai berikut:

Page 32: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 123-131

126

Rumus 2: Indeks daya pembeda

Keterangan:D = indeks daya pembeda soal (Indeks

Diskriminasi)BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atasBB = jumlah jawaban benar pada kelompok

bawahN = jumlah peserta tes

Kriteria daya pembeda atau indeks diskriminatifmenurut Cracker & Algina (dalam Kusaeri danSurapranata, 2012: 177) yang digunakan untukmenganalisis daya pembeda dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:

Tabel 2: Kriteria Daya Pembeda

No Range Daya Pembeda Kategori Keputusan

1. 0,40-1,00 Sangat memuaskan Diterima2. 0,30-0,39 Memuaskan Diterima3. 0,20-0,29 Tidak memuaskan Ditolak/direvisi4. 0,00-0,19 Sangat tidak memuaskan Direvisi total

2.7.4 Analisis Tingkat KesukaranSoal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah atau tidak terlalu sukar. Besarnya indekskesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indekskesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkanbahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.(Arikunto, 2012: 223)

Rumus 3: Indeks tingkat kesukaran

Keterangan:P = indeks kesukaranB = banyaknya siswa yang menjawab soal itu

dengan betulJS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran menurut Arikunto (2012:225) dapat dilihat pada Tabel 3. Distribusi tingkatkesukaran, digunakan pendapat Widoyoko (2014:165) yaitu: 25% mudah, 50% sedang, dan 25% sukar

2.7.5 Analisis PengecohPengecoh (distractor) yang juga dikenal

dengan istilah penyesat atau penggoda adalah pilihan

jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban.Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agartidak memilih kunci jawaban. Pengecoh dikatakanberfungsi efektif apabila paling tidak ada siswayangterkecoh memilih. Pengecoh yang berdasarkan hasiluji coba tidak efektif direkomendasikan untukdiganti dengan pengecoh yang lebih menarik.(Purwanto, 2009: 108). Menurut Sudijono (2011:

Tabel 3: Indeks Kesukaran

No Indeks kesukaran Kategori

1. 0,00-0,30 Sukar2. 0,31-0,70 Sedang3. 0,71-1,00 Mudah

Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran inidiberi simbol P, dengan singkatan dari kata“proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P =0,70 lebih mudah jika dibandingkan dengan P = 0,20.Sebaliknya soal dengan P = 0,30 lebih sukar daripadasoal P= 0,80.

411) pengecoh dinyatakan telah dapat menjalankanfungsinya dengan baik apabila distraktor/pengecohtersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5%dari seluruh peser ta tes. Arikunto (2012: 234)mengatakan bahwa suatu distraktor dapat dikatakanberfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5%peserta tes.

Page 33: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

127

Maria Agustina Amelia, Analisis Soal Tes Hasil Belajar High Order Thinking Stills (HOTS) ....

3. PEMBAHASAN

Berdasar hasil tes matematika materi pecahanyang telah diberikan pada peserta didik tersebut,diperoleh hasil analisis mengenai kualitas tes yaitu:Analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkatkesulitan, dan pengecoh.

3.1 Analisis ValiditasAnalisis validitas dengan menggunakan TAP

(Test Analysis Program) digunakan untuk mengetahuisoal valid atau tidak validnya suatu butir soal. Hasilanalisis dapat dilihat dengan menggunakan TAP(Test Analysis Program) pada bagian point biserial.Point biserial dibandingkan dengan rtabel dengantaraf signifikasi 5%. Koefisien validitas pada rtabel

berdasarkan taraf signifikansi 5% untuk 357 siswayaitu . Jika hasil point biserial lebih besar dari0,1048 maka soal tersebut dinyatakan valid. Hasilanalisis validitas soal dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Analisis Validitas

No Item Poin Biserial r tabel keterangan

Item 01 0.20 0,1048 ValidItem 02 0,32 0,1048 ValidItem 03 0,38 0,1048 ValidItem 04 0,57 0,1048 ValidItem 05 0,48 0,1048 ValidItem 06 0,56 0,1048 ValidItem 07 0,56 0,1048 ValidItem 08 0,31 0,1048 ValidItem 09 0,50 0,1048 ValidItem 10 0,46 0,1048 ValidItem 11 0,59 0,1048 ValidItem 12 0,25 0,1048 ValidItem 13 0,57 0,1048 ValidItem 14 0,70 0,1048 ValidItem 15 0,57 0,1048 ValidItem 16 0,56 0,1048 ValidItem 17 0,65 0,1048 ValidItem 18 0,49 0,1048 ValidItem 19 0,57 0,1048 ValidItem 20 0,32 0,1048 Valid

Berdasar Tabel 4, dapat dilihat bahwa seluruhbutir soal dinyatakan valid karena koefisien pointbiserial yang diperoleh lebih besar dari t tabel

. Maka butir soal dikatakan sudahmengukur kemampuan peserta didik mengenaimateri pecahan dengan tepat.

3.2 Analisis ReliabilitasHasil uji analisis reliabilitas soal tipe A

menggunakan TAP (Test Analysis Program) dapatdilihat dari Split-Half (odd/even) reliability yaitu0,711. Hasil uji reliabilitas pada soal menurutMasidjo (1995: 209) tergolong dalam kriteria“tinggi”. Jadi butir soal memiliki konsistensi yangtinggi dalam mengukur kemampuan peserta didikmengenai materi pecahan.

3.3 Analisis Daya PembedaDaya pembeda atau Indeks Diskriminasi (ID)

soal menurut Cracker & Algina dalam Kusaeri danSurapranata (2012: 177) dapat diterima jika dayapembeda 0,30-1,00, ditolak/direvisi jika dayapembeda 0,20-0,29 dan daya pembeda ditolak jika

0,00-0,19. Hasil analisis daya pembeda dapat dilihatpada Tabel 5.

Page 34: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 123-131

128

Berdasar tabel 5 diperoleh hasil, dari 20 butirsoal tes, terdapat 3 soal yang perlu direvisi yaitu butirsoal nomor 1, 8, dan 12 dan 17 soal dapat diterima.Soal-soal yang perlu direvisi disebabkan karenamemiliki indeks daya pembeda yang belum baiksehingga belum dapat membedakan peserta didikdengan kemampuan tinggi dengan peserta didikdengan kemampuan rendah. Soal-soal yang sudahdapat diterima memiliki indeks daya pembeda yangbaik sehingga sudah dapat membedakan pesertadidik dengan kemampuan tinggi dengan pesertadidik dengan kemampuan rendah

Tabel 5: Hasil Analisis Daya Pembeda

No Item Dicrimination Index kriteria

Item 01 0.20 ditolak/direvisiItem 02 0,32 diterimaItem 03 0,44 diterimaItem 04 0,68 diterimaItem 05 0,50 diterimaItem 06 0,70 diterimaItem 07 0,69 diterimaItem 08 0,24 ditolak/direvisiItem 09 0,52 diterimaItem 10 0,52 diterimaItem 11 0,72 diterimaItem 12 0,28 ditolak/direvisiItem 13 0,72 diterimaItem 14 0,86 diterimaItem 15 0,71 diterimaItem 16 0,63 diterimaItem 17 0,76 diterimaItem 18 0,50 diterimaItem 19 0,66 diterimaItem 20 0,36 diterima

3.4 Analisis Tingkat KesukaranMenurut Arikunto (2012: 225), secara umum

tingkat kesukaran diklasifikasikan kedalam 3kategori yaitu sukar, sedang, dan mudah. Kategorisukar berada pada rentang nilai 0,00-0,30, kategorisedang berada pada rentang nilai 0,32-0,75 dankategori mudah berada pada rentang 0,71-1,00.Distribusi tingkat kesukaran, dari 20 yang digunakanadalah: 25% mudah (5 soal), 50% sedang (10 soal),dan 25% sukar (5 soal). Hasil analisis tingkatkesukaran dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6: Analisis Tingkat Kesukaran

No Item Item Difficulty kriteria

Item 01 0.77 sedangItem 02 0,81 mudahItem 03 0,73 sedangItem 04 0,60 sedangItem 05 0,27 sukarItem 06 0,53 sedangItem 07 0,59 sedangItem 08 0,18 sukarItem 09 0,31 sukarItem 10 0,66 sedang

Page 35: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

129

Maria Agustina Amelia, Analisis Soal Tes Hasil Belajar High Order Thinking Stills (HOTS) ....

Berdasar tabel 6. Didapatkan hasil 1 soal (5%)memiliki tingkat kesukaran kategori mudah, 15 soal(75%) memiliki tingkat kesukaran kategori sedangdan 4 soal (20%) yang memiliki tingkat kesukarankategori sukar. Dapat dilihat bahwa distribusi soalbelum memenuhi kriteria sebagai soal yang baik.Untuk mendapatkan distribusi soal yang baik, makasoal-soal dalam kategori mudah perlu ditambahkan4 soal, dalam kategori sedang perlu dikurangi 5 soal,dan dalam kategori sukar perlu ditambah 1 soal.

3.5 Analisis PengecohSudijono (2011: 410) mengatakan bahwa

pengecoh adalah alternatif yang bukan merupakan

Tabel 6: Lanjutan

No Item Item Difficulty kriteria

Item 11 0,51 sedangItem 12 0,20 sukarItem 13 0,54 sedangItem 14 0,59 sedangItem 15 0,47 sedangItem 16 0,59 sedangItem 17 0,35 sedangItem 18 0,40 sedangItem 19 0,46 sedangItem 20 0,50 sedang

jawaban yang digunakan agar peserta tes dapattertarik dengan pengecoh jawaban tersebut. Semakinbanyak peserta tes yang memilih pengecoh, makapengecoh tersebut sudah menjalankan fungsinya.Sebaliknya apabila pengecoh yang dipasangtidak ada yang memilih maka pengecoh tersebuttidak berfungsi Arikunto (2012: 234) memaparkansebuah distraktor dapat dikatakan berfungsi denganbaik jika paling sedikit dipilih oleh 5 % (0,05)peserta tes. Hasil analisis pengecoh dapat dilihatpada Tabel 7.

Berdasar Tabel 7, dapat dilihat bahwa secarakeseluruhan ada 11 pengecoh tidak berfungsi.Pengecoh disebut tidak berfungsi jika dipilih kurang

Tabel 7: Hasil Analisis Pengecoh

No Item Pilihan Jawaban KeteranganA B C D

Item 01 0.157 0.020 Kunci Jawab 0.056 Pengecoh B tidak berfungsiItem 02 0,31 0,067 0,053 Kunci Jawab -Item 03 0,160 Kunci Jawab 0,031 0,028 Pengecoh C dan D tidak

berfungsiItem 04 0,020 Kunci Jawab 0,048 0,294 Pengecoh A dan C tidak

berfungsiItem 05 0,042 Kunci Jawab 0,415 0,204 Pengecoh A tidak berfungsiItem 06 0,034 0,134 0,165 Kunci Jawab Pengecoh A tidak berfungsiItem 07 0,174 Kunci Jawab 0,059 0,078 -Item 08 0,244 0,084 0,370 Kunci Jawab -Item 09 0,098 Kunci Jawab 0,275 0,160 -Item 10 0,081 0,034 Kunci Jawab 0,067 Pengecoh B tidak berfungsiItem 11 0,286 0,034 Kunci Jawab 0,087 Pengecoh B tidak berfungsiItem 12 Kunci Jawab 0,303 0,076 0,126 -Item 13 0,232 0,042 Kunci Jawab 0,067 -Item 14 0,174 0,064 Kunci Jawab 0,034 Pengecoh D tidak berfungsiItem 15 0,059 0,199 Kunci Jawab 0,070 -

Page 36: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 123-131

130

dari 5% keseluruhan peserta tes. Pengecoh yangtidak berfungsi perlu direvisi kembali.

4. PENUTUP

4.1 KesimpulanKualitas produk tes hasil belajar matematika

materi pecahan dengan indikator-indikator yaitu:2.6.1. Mengenal arti pecahan sebagai perbandingansebagian dengan keseluruhan, 2.6.2. Memahamiberbagai bentuk pecahan, 2.6.3. Operasi penjumlahandan pengurangan, 2.6.4. Menjumlah dan mengurangkanberbagai bentuk pecahan, 2.6.5. Pemecahan masalahsehari-hari yang melibatkan penjumlahan danpengurangan pecahan, 2.6.6. operasi perkalian danpembagian dapat disimpulkan sebagai berikut:1) Hasil analisis validitas soal dengan taraf

signifikan 5% untuk siswa berjumlah 357diperoleh 20 soal (100%) valid.

2) Hasil uji reliabilitas soal diperoleh indeksreliabilitas dalam kriteria “tinggi”. Jadi butirsoal memiliki konsistensi yang tinggi dalammengukur kemampuan peser ta didikmengenai materi pecahan.

3) Hasil uji daya pembeda pada soal terdapatterdapat 3 soal yang perlu direvisi karenabelum dapat membedakan peser ta didikberkemampuan tinggi dengan peserta didikberkemampuan rendah. 17 soal dapatditerimakarena sudah dapat membedakan

Tabel 7: Hasil Analisis Pengecoh

No Item Pilihan Jawaban KeteranganA B C D

Item 16 0,081 Kunci Jawab 0,067 0,090 -Item 17 0,221 0,087 0,106 Kunci Jawab -Item 18 Kunci Jawab 0,076 0,143 0,106 -Item 19 0,118 0,151 Kunci Jawab 0,028 Pengecoh D tidak berfungsiItem 20 Kunci Jawab 0,185 0,076 0,056 -

peserta didik berkemampuan tinggi denganpeserta didik berkemampuan rendah.

4) Hasil uji analisis tingkat kesukaran soal yaitu:1 soal (5%) memiliki tingkat kesukarankategori mudah, 15 soal (75%) memilikitingkat kesukaran kategori sedang dan 4 soal(20%) yang memiliki tingkat kesukarankategori sukar.

5) Hasil uji pengecoh pada soal secara keseluruhanada 11 pengecoh tidak berfungsi. Pengecohdisebut tidak berfungsi jika dipilih kurang dari5% keseluruhan peserta tes. Pengecoh yangtidak berfungsi perlu direvisi kembali.

4.2 SaranSaran untuk peneliti selanjutnya yang akan

mengembangkan produk tes hasil belajarmatematika adalah sebagai berikut: Sebaiknya soalyang akan diberikan untuk mengukur kemampuanpeserta didik perlu diuji kualitasnya terlebih dahulu.Dengan melakukan analisis butir soal, guru dapatmengetahui kualitas soal yang dibuat. Soal yangberkualitas baik akan dapat mengukur kemampuanpeserta didik secara tepat. Namun jika kualitas butirsoal belum baik, dimungkinkan kemampuan pesertadidik tidak diukur secara tepat dan soal tersebutperlu diperbaiki. Untuk menganalis soal, dapatdigunakan software untuk memudahkan kerja guru,saat ini sudah banyak software yang dapat digunakanuntuk melakukan analisis butir soal yang mudahdigunakan dan dapat diperoleh secara Cuma-Cuma.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Balitbang. 2007. Panduan Penulisan Soal PilihanGanda . Depdiknas: Pusat Peni la ianPendidikan.

Kartawidjaja, Eddy Soewardi. 1987. PengukuranDan Hasil Evaluasi Belajar. Bandung: C.V.Sinar Baru.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik PenyusunanInstrumen Tes dan Nontes. Yogyakar ta:Mitra Cendikia Press.

Page 37: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

131

Maria Agustina Amelia, Analisis Soal Tes Hasil Belajar High Order Thinking Stills (HOTS) ....

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian HasilBelajar Siswa di Sekolah. Yogyakar ta:Kanisius.

Pur wanto. 2009. Evaluasi Hasi l Belajar .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putri, Ida Ayu Putu Giri, dkk. 2013. PengembanganTes Matematika Berbasis SK/KD denganTeknik Concurent pada Siswa Kelas VI diSD Negeri Se-Kecamatan Gianyar. Jurnal

Penelitian Pasca Sarjana Undiksha Vol. 3Tahun 2013.

Sul istyorini . 2009. Evaluasi Pendidikan .Yogyakarta: Teras.

Widoyoko, S.E. 2014. Penilaian Hasil Pembelajarandi Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik PenyusunanInstrumen Penelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar

Page 38: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERKULIAHANFILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

DENGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL-REFLEKTIFBERBASIS PEDAGOGI IGNASIAN

Paulus WahanaDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email: [email protected]

ABSTRACT

This research intended to gain a description of students’ perception on Philosophy of Science lectureused reflective contextual teaching and learning model based on Ignatian Pedagogy. This researchemerged, by reason of the existence of general perception that Philosophy of Science lecture is notinteresting, has no use, its contents are only will confuse and also burden to the students. The datagained from students’ perception of Guidance and Counseling Study Program that follow thePhilosophy of Science lecture. To compare the students’ perception between before and after thelecture conducted, the students are given the questionnaire by similar items in these two opportunities.In addition of closed answer, there are given also opened answer, to give further explanation on theselected answer on closed answer. Based on collected data, in fact Philosophy of Science lectureused reflective contextual teaching and learning model based on Ignatian Pedagogy, gradually givesappeal to the students as the lecture participants, gradually increase the students’ awareness on thefunction of lecture, and gradually increase the students’ comprehension on the core material of thelecture, relating to the reasoning activities, knowledge and scientific knowledge.Keywords: contextual-reflective teaching and learning model, Ignatian Pedagogy, perception,

knowledge, scientific knowledge.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang KegiatanMatakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan

merupakan salah satu matakuliah yang termasukdalam kelompok Matakuliah PengembanganKepribadian (MPK). Meskipun sebenarnya setiapmatakuliah diharapkan dapat membantu perkembangankepribadian mahasiswa, namun Matakuliah FilsafatIlmu Pengetahuan (yang termasuk dalam kelompokMatakuliah Pengembangan Kepribadian) diharapdapat sungguh membentuk kepribadian mahasiswadalam memberikan dasar dan arah bagi perkembangansalah satu aspek yang sangat penting dalamkehidupan mahasiswa, yaitu akal budinya.

Mahasiswa sebagai warga masyarakat ilmiahyang dalam tugas dan kegiatan pokoknya sehari-hariadalah bergelut dan bergulat dengan ilmupengetahuan diharapkan dapat memahami danmengusahakan ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya. Mereka diharapkan memiliki gambaran

yang jelas, menyeluruh dan mendalam tentang ilmupengetahuan; diharapkan memahami alasan ataudasar pertimbangan orang mengusahakan ilmupengetahuan, memahami obyek serta apa yangdilakukan dalam mengusahakan ilmu pengetahuan,memahami arah tujuan orang mengusahakankegiatan ilmu pengetahuan, memahami cara-caraserta langkah-langkah menyelenggarakan ilmupengetahuan, dan akhirnya diharapkan memahamimanfaat dari kegiatan ilmu pengetahuan yangdilakukannya.

Universitas Sanata Dharma, sebagai lembagapendidikan tinggi yesuit, diharapkan memilikikeunikan, yaitu memiliki nilai-nilai dan tujuanpendidikan yang bersumber dan diwariskan darikharisma spiritualitas St. Ignasius Loyola, yangdiwujudkan melalui sebuah paradigma pendidikan,yang disebut Pedagogi Ignasian. Tujuan utamapendidikan yesuit bukanlah sekedar pengumpulansegudang pengetahuan atau persiapan untukmelaksanakan sebuah profesi, melainkan lebih dari

132

Page 39: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

itu, yaitu mengembangkan pribadi manusiaseutuhnya yang akan menjadi “manusia untuk oranglain”, sesuai dengan semangat dan teladan YesusKristus. (P3MP, 2007: hal. 3). Sasaran pendidikanyesuit adalah membantu ke arah perkembangansepenuh-penuhnya semua bakat anugerah Allahsetiap pribadi anggota komunitas manusia.

Dan salah satu aspek penting yang perludikembangkan adalah aspek intelektualitas ataurasionalitas manusia. Pembentukan intelektualitasmahasiswa meliputi semakin ber tambahnyakemampuan untuk berpikir secara refleksif, logis,dan kritis. (Provinsi Indonesia Serikat Yesus, 1987:hal.11), bukan sekedar menumpuk dan membebanipikiran dengan segala macam informasi yang ada.Maka dalam rangka mengembangkan kemampuanberpipikir mahasiswa, kiranya sudah selayaknyamahasiswa memperoleh Matakuliah Filsafat IlmuPengetahuan. Dengan Matakuliah Filsafat IlmuPengetahuan, diharapkan mahasiswa menyadaribetapa pentingnya kegiatan berpikir, memahamipenyebab/pemicu terjadinya kegiatan berpikir,memahami obyek dari kegiiatan berpikir, memahamiarah dan tujuan kegiatan berpikir, memahami cara-cara serta langkah-langkah kegiatan berpikir yangbaik untuk sampai tercapainya tujuan serta manfaatkegiatan berpikir yang sesungguhnya dan sebaiknya.Sehingga kegiatan berpikir sungguh dapat diusahakansecara optimal dalam kehidupan mahasiswa dalamrangka untuk mengembangkan dirinya, memberikanpelayanan dan pengabdian pada sesama, dan demikemuliaan dan keluhuran Allah yang Maha Kuasa,Maha Bijaksana, dan Maha Kasih.

Dalam konteks Indonesia, pendidikandiselenggarakan dalam rangka mewujudkan tujuannasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupanbangsa. Dan pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi menjadi bagian integral pembangunannasional dan ekonomi nasional yang pada gilirannyaakan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secaraberkelanjutan. Dengan demikian penyelenggaraanpendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi tidak hanya sekedar berhentimengumpulkan ilmu pengetahuan sebagai informasisemata, tetapi diharapkan dapat meningkatkankecerdasan bangsa dalam rangka menghadapi danmengatasi berbagai persoalan atau permasalahankehidupan untuk dapat meningkatkan kesejahteraankehidupan bangsa.

Sementara itu sebagaimana matakuliah yanglain, Matakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan seringdianggap hanya akan menambah beban bagimahasiswa saja. Bahkan ada sebagian civitasacademica secara apriori (tanpa dasar pengalaman)menganggap matakuliah tersebut merupakanmatakuliah yang tidak mudah difahami dan hanyaakan membuat pusing mahasiswa saja, serta tidakada relevansinya dan manfaatnya bagi pengembanganprofesi mahasiswa. Namun apabila hal ini terjadi,sungguh disayangkan. Sebab mahasiswa, yang telahmengurbankan biaya, waktu, dan tenaga untukmenempuh matakuliah ini, ternyata hanya akansekedar mempeproleh informasi-informasi yangdirasa tidak jelas, yang memusingkan, dan bahkanbahan tersebut hanya akan menjadi beban yang tidakada manfaatnya.

Agar Matakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan,yang merupakan salah satu matakuliah dari kelompokMatakuliah Pengembangan Kepribadian, sungguhdapat mengembangkan kepribadian mahasiswa,memberikan dasar dan arah bagi kegiatan berpikirilmiah mahasiswa, serta memberikan daya tarik danmenyenangkan untuk dipelajari, maka perludiusahakan model pembelajaran yang dapatmendukung terwujudnya tujuan tersebut. Modelpembelajaran yang akan saya gunakan dalamkegiatan perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan iniadalah model pembelajaran kontekstual-refleksifyang berbasis Pedagogi Ignasian.

Dengan model ini diharap mahasiswa tidakhanya sekedar menunggu informasi-informasisebagai materi yang diberikan oleh dosen, danselanjutnya hanya sekedar menjadi beban danmemusingkan mahasiswa, namun diharapkanmahasiswa aktif memikirkan hal yang dibahasnya,berusaha untuk menemukan sendiri lingkup materiyang dibahasnya, merasakan dan menemukan nilai-nilai, persoalan atau permasalahan yang terkandungdi dalamnya, dan selanjutnya berusaha memperolehpenjelasannya serta cara-cara untuk memecahkannya,sehingga dapat mengembangkan atau meningkatkankemampuan berpikir mahasiswa, memberikanpencerahan bagi mahasiswa dalam mengusahakanilmu pengetahuan. Lebih lanjut diharapkan dapatbermanfaat bagi mahasiswa dalam rangka menghadapiberbagai persoalan atau permasalahan yang dihadapinyauntuk diatasinya, dalam rangka melakukan pelayanandan pengabdian terhadap sesama.

133

Paulus Wahana, Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan ....

Page 40: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 132-143

134

1.2 Rumusan MasalahBerdasar latar belakang masalah yang

dipaparkan di atas, kiranya dapat dirumuskanbeberapa masalah yang perlu diteliti:a) Apakah model pembelajaran kontekstual-

refleksif yang berbasis Pedagogi Ignasianyang dicobakan ini dapat meningkatkan dayatarik mahasiswa dalam mengikuti perkuliahanFilsafat Ilmu Pengetahuan?

b) Apakah model pembelajaran kontekstual-refleksif yang berbasis Pedagogi Ignasianyang dicobakan ini dapat meningkatkankesadaran mahasiswa akan makna atau manfaatperkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan bagidirinya?

c) Apakah model pembelajaran kontekstual-refleksif yang berbasis Pedagogi Ignasianyang dicobakan ini dapat meningkatkanpemahaman mahasiswa akan materi pokokdalam perkuliahan ini, terkait dengan kegiatanberpikir, pengetahuan, maupun terkait denganilmu pengetahuan.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Filsafat Ilmu PengetahuanFilsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat

khusus yang membahas berbagai macam hal yangterkait dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat,Filsafat Ilmu Pengetahuan membahas ilmupengetahuan sebagai obyeknya secara rasional(kritis, logis, dan sistematis), menyeluruh danmendasar. Filsafat Ilmu Pengetahuan berusahamemperoleh pemahaman tentang ilmu pengetahuansecara benar, jelas, lengkap, serta mendalam untukmendapatkan kerangka pokok serta unsur-unsurhakiki yang kiranya menjadi ciri khas dari ilmupengetahuan yang sebenarnya.

Filsafat Ilmu Pengetahuan mengajak manusiaatau mahasiswa pada khususnya untuk merefleksikankegiatan ilmu pengetahuan yang dilakukannya.Dengan Filsafat Ilmu Pengetahuan diharapkanmahasiswa menyadari dan memahami kegiatan ilmupengetahuan yang dilakukannya; mahasiswamenyadari bidang ilmu yang ditekuninya, menyadariarah-tujuan kegiatan ilmu pengetahuan yangdilakukannya. Sehingga diharapkan mahasiswa tidaktersesat dalam melakukan kegiatan ilmu pengetahuan,melainkan mahasiswa memahami arah-tujuan

kegiatan ilmiah yang dilakukannya, memahamiprosedur dan cara-cara serta langkah-langkah yangtepat untuk sampai pada tujuan yang diharapkan.

Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan tidakmemberikan setumpuk materi tentang ilmu pengetahuanuntuk dicatat dan dihafalkan oleh mahasiswa,melainkan mengajak dan membimbing mahasiswauntuk mempersoalkan serta merefleksikan kegiatanilmiah (termasuk kuliah) yang mereka lakukan.Materi perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan(sebagai content) sebenarnya sudah tersedia danbahkan sudah dilaksanakan dalam kehidupanmahasiswa, sehingga dosen tinggal melatih danmeningkatkan kemampuan mahasiswa untukmengkritisi kegiatan yang dilakukannya tersebut.

2.2 Pedagogi IgnasianPedagogi Ignasian berawal dari pengalaman

pribadi pendiri Serikat Yesus, yaitu Santo Ignasiusdari Loyola, baik dalam membimbing teman-temannya melakukan Latihan Rohani maupun dalammenempuh studi magister di Universitas Paris.Pengalaman pribadi tersebut terungkapkan dalambuku tulisannya yang berjudul Latihan Rohani.(P3MP, 2007, hal. 3).

Pedagogi Ignasian ini memuat nilai-nilai dantujuan pendidikan yang khas, yang menjadi sumberserta ciri khas bagi pendidikan yesuit. Tujuan utamapendidikan yesuit bukanlah sekedar pengumpulansegudang pengetahuan atau persiapan untukmelaksanakan profesi, melainkan lebih dari itu, yaituuntuk mengembangkan pribadi manusia seutuhnyayang akan menjadi ‘manusia bersama orang lain danmanusia untuk orang lain’.

Salah satu ciri khas pendidikan yesuit adalahberorientasi pada nilai. Pendidikan khas yesuit yangberorientasi pada nilai inilah yang menyebabkanimplementasinya tidak mudah. Tujuan dan nilai-nilaipendidikan ini menuntut proses pembelajaran dalamkerangka moral dan intelektual, proses yang bergulatdengan isu-isu penting, dan nilai-nilai kehidupanyang kompleks. Dan proses ini menuntut parapengajar memiliki kemampuan dan kemauan untukmemandu pencarian ketiga unsur tersebut.

2.3 Kontekstual-refleksifKontekstual-refleksif merupakan metode

pokok atau inti model pembelajaran yang digunakandalam perkuliahan ini, sebagai model pembelajaranyang berbasis pada Pedagogi Ignasian. Secara

Page 41: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

135

Paulus Wahana, Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan ....

lengkap dan garis besar, langkah-langkah perkuliahantersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: pertama,setiap pokok bahasan atau materi pembelajaran/perkuliahan selalu disuguhkan/disajikan secarakontekstual, artinya materi tersebut perlu dilihatdalam hubungannya dengan hal-hal lainnya yangrelevan, dan terutama dalam kaitannya dengankehidupan mahasiswa. Dengan melihat dalamkonteksnya tersebut, diharap mahasiswa mampumengalami baik langsung atau tidak langsungtentang materi perkuliahan tersebut, misalnya secarainderawi (melihat, mendengar, membau), secaraemotif, secara afektif, secara konatif, atau palingtidak secara kognitif, sehingga bahan pembicaraantersebut bukan suatu yang terlalu asing bagimahasiswa, sedemikian r upa tidak memilikigambaran sedikit pun tentang bahan tersebut.

Berdasar pengalaman tersebut, selanjutnyamahasiswa merefleksikannya, yaitu merenungkan,merasakan, memikirkan, menggambarkan kembalibahan pembicaraan tersebut (dalam kaitannyadengan yang lain maupun dengan dirinya), untukdapat memahaminya, untuk dapat menemukanmakna atau arti serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Dan selanjutnya berdasarkan pemahamanserta nilai yang diperolehnya, diharapkan dapatmenumbuhkan motivasi dan mendorong mahasiswauntuk bertindak (aksi), demi terwujudnya nilai-nilaiyang ditemukan dan dipilihnya.

Dan dari tindakan tersebut diharapkanmahasiswa dapat memperoleh dan merasakanhasilnya. Untuk itu perlu adanya pemikiran lebihlanjut terhadap tindakan serta hasil yang dirasakannya,dalam rangka untuk memperoleh feedback, yaitumelihat adanya kelebihan dan peluang, melihatkelemahan dan hambatan dari usaha yangdilakukannya (evaluasi), serta dapat menemukanser ta memanfaatkan lebih lanjut hasil yangdiperolehnya sebagai dasar atau modal (yang perludilihat dalam konteksnya) bagi pengalaman lebihlanjut untuk membahas pokok bahasan atau bahanperkuliahan berikutnya.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis PenelitianPenelitian ini didasarkan pada tindakan yang

dirancang untuk diuji-cobakan dalam rangka mengatasimasalah, yaitu meningkatkan daya tarik mahasiswa

dalam mengikuti perkuliahan, meningkatkankesadaran mahasiswa akan makna atau manfaatperkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan bagi mahasiswa,serta meningkatkan pemahaman mahasiswa akanmateri pokok perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan.Penelitian ini dapat dimasukan dalam jenis penelitianeksperimental tindakan. Setelah menemukanmasalahnya/persoalannya, yaitu harapan untukmeningkatkan daya tarik mahasiswa, meningkatkankesadaran mahasiswa akan makna serta manfaatperkuliahan, ser ta meningkatkan pemahamanmahasiswa akan materi pokok perkuliahan FilsafatIlmu Pengetahuan, peneliti membuat rencana untukmencoba menerapkan suatu model perkuliahan(kontekstual-refleksif yang berbasis PedagogiIgnasian) dalam matakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuandemi terwujudnya harapan tersebut. Setelah rencanatesebut dijalankan, berulah diselidiki, dievaluasiapakah tindakan yang telah direncanakan tersebutmemberikan hasil sesuai dengan harapan, denganmelakukan perbandingan antara keadaan mahasiswapada awal perkuliahan dengan keadaannya setelahmahasiswa hampir menyelesaikan perkuliahan.Sehingga penelitian ini juga dapat disebut penelitiandeskriptik-komparatif.

3.2 Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas SanataDharma Yogyakarta. Diselenggarakan pada perkuliahanSemester Gasal, Tahun Akademik 2007/2008, yangberlangsung pada bulan Agustus sampai denganDesember 2007,

3.3 Subyek dan Obyek PenelitianDalam penelitian ini yang menjadi subyek

penelitian adalah dosen kelompok MatakuliahPengembangan Kepribadian yang mengampumatakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan. Sedang obyekpenelitian adalah kemampuan berpikir ilmiahmahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling,yang mengikuti Matakuliah Filsafat IlmuPengetahuan, Semester Gasal, Tahun Akademik2007/2008. Jumlah mahasiswa yang terlibat dalampenelitian ini sebanyak 46 orang.

3.4 Prosedur PenelitianProsedur penelitian ini berlangsung sebagai

berikut: pertama, merencanakan kegiatan perkuliahandengan menggunakan model perkuliahan kontekstual-

Page 42: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 132-143

136

refleksif yang berbasis Pedagogi Ignasian sertainstr umen-instrumen penelitian yang akandigunakannya; kedua, pembagian dan pengisiankuesioner oleh mahasiswa tentang persepsimahasiswa, yang meliputi minat dan ketertarikanmahasiswa dalam mengikuti perkuliahan FilsafatIlmu Pengetahuan, alasan ser ta manfaat yangdirasakan mahasiswa, dan tentang pemahamanmahasiswa mengenai berpikir ilmiah pada awalkuliah; ketiga, melakukan kegiatan perkuliahanFilsafat Ilmu Pengetahuan sesuai rencana; dankeempat, pengisian kuesioner oleh mahasiswatentang peningkatan persepsi mahasiswa yangmeliputi minat dan keter tarikan mahasiswa,peningkatan alasan serta manfaat yang dirasakanmahasiswa, dan tentang pemahaman mahasiswamengenai berpikir ilmiah pada setelah perkuliahansudah berlangsung dan hampir sampai akhir semester.

3.5 Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian

ini berupa kuesioner self-assesment, yang mengandungpilihan tertutup dan isian keterangan terbuka, yangdiisi mahasiswa pada awal semester. Sedangkankuesioner self-assesment berikutnya tentangpeningkatan kemampuan berpikir ilmiah, yang jugaberisi pilihan tertutup, dan isian keterangan yangterbuka, diisi pada hampir akhir semester.

3.6 Analisa DataAnalisa data menggunakan analisis deskriptif-

komparatif, dan persentase. Analisis data didasarkan

pada pengisian kuesioner dengan segala keterangannyayang telah dijawab dan diisi mahasiswa untukmengetahui tanggapan mahasiswa tentang matakuliahFilsafat Ilmu Pengetahuan pada awal semester, dandibandingkan dengan tanggapan mahasiswa setelahmahasiswa mengikuti perkuliahan hingga perkuliahandalam semester tersebut hampir berakhir.

4. TEMUAN PENELITIANDAN PEMBAHASAN

Selain tentang identitas responden, angketmengajukan 9 pokok per tanyaan yang terkaitdengan penelitian. Berhubung pertanyaan terakhirtentang “mengetahui bidang ilmu yang ditekuninya”banyak yang salah pemahaman, yaitu dikiramenanyakan matakuliah FIP yang sedang diambilnya,sementara yang tertulis dan yang dimaksud adalahbidang ilmu yang sesuai dengan program studi yangditekuninya, maka pertanyaan terakhir tidak dianalisa,dan dengan demikian pokok pertanyaan/persoalanyang dianalisa tinggal tersisa 8 biji.

Sedangkan mahasiswa yang mengikuti kuliahFIP pada kelas ini sebenarnya berjumlah 48 orang,sementara yang mengisi angket sebelum pekuliahanmaupun angket setelah perkuliahan hanya 42, makaresponden yang dapat peneliti olah hanya sebanyak42 orang. Dari pengolahan angket tersebut, secarakeseluruhan dapat diperoleh data sebagaimanatersedia pada Table 1.

Tabel 1: Keadaan Sebelum Perkuliahan dan Setelah Perkuliahan

No. Pertanyaan Sebelum Perkuliahan Setelah Perkuliahan

a b c d x y

1. Tertarik/berminat mengikuti Kuliah FIP 0 8 29 5 42 00% 19% 69% 12% 100% 0%

2. Manfaat/kegunaan FIP bagi mahasiswa 0 4 34 4 42 00% 9,5% 81% 9,5% 100% 0%

3. Memahami alasan memperoleh kuliah FIP 29 13 0 0 42 069% 31% 0% 0% 100% 0%

4. Mengetahui gambaran perkuliahan FIP 34 6 2 0 42 081% 14% 5% 0% 100% 0%

5. Memahami gambaran kegiatan berpikir 12 23 7 0 42 028% 55% 17% 0% 100% 0%

6. Mengetahui hubungan kegiatan berpikir 13 28 1 0 42 0dengan pengetahuan 31% 67% 2% 0% 100% 0%

Page 43: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

137

Paulus Wahana, Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan ....

Keterangan:a. Tidak setuju……………..b. Sedikit/kurang setuju ………c. Setuju ………………d. Sangat setuju ………………….x. ya (setuju)y. tidak (tidak setuju)

4.1 Tertarik/berminat MengikutiKuliah FIPDari table di atas nampak bahwa sebelum

mengikuti kuliah, mahasiswa yang sangat tertarik/berminat mengikuti kuliah FIP ada 5 (12%), yangtertarik/berminat 29 (69%), dan yang hanya sedikitatau kurang tertarik/berminat ada 8 (19%). Dengandemikian mahasiswa yang sudah tertarik/berminatdan bahkan sangat ter tarik/berminat mengikutikuliah FIP pada awalnya sudah ada 34 (81%). Sebagianbesar mahasiswa sebenarnya sudah ter tarik/berminat mengikut kuliah FIP. Sayang untuk pokoksoal ini tidak dimintai penjelasan/alasan berkenaandengan ketertarikan mereka pada awal perkuliahan.

Namun setelah mereka menjalani perkuliahanFIP ini, ternyata seluruh mahasiswa 42 (100%)menjawab lebih ter tarik/berminat mengikutikuliah FIP. Adapun penjelasan tentang semakinketertarikan/keberminatan mereka mengikut kuliahFIP antara lain adalah sebagai berikut: terkait denganmetode perkuliahan, dosen dalam memberikan materikuliah enak dan mudah diterima, tidak sesulit sepertidibayangkan sebelumnya; terkait dengan materinya,tidak membahas teori-teori dari berbagai filsuf,melainkan mengajak mahasiswa untuk mencari danmenemukan secara langsung ilmu pengetahuansebagai obyeknya dan membehasnya secararasional, menyeluruh dan mendasar; berkenaandengan manfaat, mahasiswa merasakan bahwakuliah FIP membantu mahasiswa untuk berpikir,mengembangkan pola pikir dalam memandang danmenyikapi suatu hal, tidak hanya melihat dari satu

Tabel 1: Lanjutan

No. Pertanyaan Sebelum Perkuliahan Setelah Perkuliahan

a b c d x y

7. Mengetahui perbedaan antara pengetahuan 21 18 3 0 39 3dan ilmu peng. 50% 43% 7% 0% 93% 7%

8. Mengetahui gambaran menyeluruh ttg ilmu 34 8 0 0 39 3peng. 81% 19% 0% 0% 93% 7%

sisi saja melainkan dari berbagai sisi, memberikanbanyak bekal pada mahasiswa untuk memperolehpengetahuan secara luas, mendalam dan dapatdiper tanggungjawabkan, mengajak mahasiswaberpikir lebih kritis, realistis dan mendalam tentangberbagai hal, mendukung mengikuti matakuliah-matakuiah lainnya dan mendorong untuk memahaminyalebih jelas untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

4.2 Manfaat FIP bagi MahasiswaBerdasar table di atas, pada awal kuliah

mahasiswa yang menjawab bahwa FIP sangatbermanfaat bagi mahasiswa ada 4 (9,5%), yangmenjawab bermanfaat ada 34 (81%), sedang yangmenjawab hanya sedikit atau kurang bermanfaat ada4 (9,5%). Dengan demikian yang menjawab bermanfaatbahkan sangat bermanfaat ada 38 (90,5%), sebagianbesar mahasiswa menjawab bermanfaat bagimereka. Berhubung mereka baru akan mengikutikuliah FIP, tentu saja penjelasannya tidak langsungterkait dengan pemahaman mereka terkait isiperkuliahan FIP. Penjelasan mereka cenderungdidasarkan pada kepercayaan mereka secara umumbahwa apa yang diberikan dalam perkuliahan tentubermanfaat, bukan atas dasar pemahaman yangmungkin pernah mereka peroleh. Misalnya penjelasanmereka dapat dilihat dalam berbagai contoh berikut:semua yang dipelajari pasti ada manfaatnya,menambah wawasan mahasiswa, mahasiswa lebihmengetahui dan mengerti, mahasiswa memperolehgambaran yang jelas, memenuhi jumlah SKS yangharus ditempuh, pengetahuan yang diberikan padasetiap kuliah pasti bermanfaat.

Sedangkan terkait dengan pertanyaan yangdiberikan/diisi setelah mereka mengikuti kuliah,terkait dengan meningkatkan mahasiswa merasakanmanfaat dari FIP ini, kiranya dapat dilihat padajawaban mereka. Seluruh mahasiswa, 42 (100%),memilih bahwa perkuliahan FIP dapat meningkatkanpemahaman mahasiswa, bahwa FIP bermanfaat bagi

Page 44: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 132-143

138

mereka. Dan hal tersebut dapat dilihat padapenjelasan mereka. Pemahaman manfaat tidak hanyasekedar didasarkan pada kepercayaan bahwa setiaphal yang diberikan dalam kuliah mesti bermanfaat,tetapi lebih didasarkan pada pemahaman merekatentang Filsafat Ilmu Pengetahuan, setelah merekamemang telah menerima secara nyata dalamperkuliahan.

Setelah mengikuti perkuliahan FIP, mahasiswatidak hanya menjawab bahwa FIP itu bermanfaatberdasarkan kepercayaan bahwa setiap matakuliahyang diberikan sebagaimana lain-lainnya padaumumnya mesti baik, melainkan lebih berdasarkanpengalaman yang diterima dan dirasakan sendiribahwa perkuliahan FIP yang diikuti tersebutmemang bermanfaat, dengan penjelasan-penjelasansebagai berikut: terkait dengan kegiatan berpikir, FIPmemberi motivasi mahasiswa agar berpikir untukdapat menemukan pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang dihadapinya; mendorongmahasiswa untuk berpikir rasional, radikal,komprehensif, dan progresif; membentuk pola pikirmahasiswa lebih mendalam, kompleks, kritis, logis,dan sistematis. Terkait dengan ilmu pengetahuan,FIP membantu mahasiswa untuk menemukan tujuanilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya,memberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuanlebih baik (jelas, lengkap, mendalam, dan benar),memberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuandari berbagai segi, sehingga memberikan pencerahandan kejelasan, mahasiswa memperoleh pemahamantentang ilmu pengetahuan secara lengkap danmendalam, menemukan ciri-ciri hakiki tentang ilmupengetahuan, unsure-unsurnya, dan tujuannya.Terkait dengan perkuliahan di Prodinya, FIPmembantu mahasiswa untuk merefleksikan danmemahami orientasi serta tujuan perkuliahan yangbiasa diikutinya, menyadarkan mahasiswa bahwamengikuti kuliah itu merupakan suatu kebutuhandemi perkembangan selanjutnya; mahasiswamenemukan kejelasan, keutuhan, dan kebenaranpemahaman tentang ilmu pengetahuan, dengansegala unsur-unsurnya serta tujuannya. Dan terkaitdengan kehidupan, FIP membantu mahasiswa untukmerefleksikan serta menerapkan ilmu pengetahuanyang diterimanya dalam kehidupan sehari-hari;mahasiswa mendapatkan pencerahan dan dapatmengubah kebiaaan lama yang salah menjadikebiasaan yang benar; mahasiswa mengetahui

bahwa dalam bertindak diperlukan pemikiran danperencanaan yang matang agar tujuan yangdiinginkan tercapai; memberikan motivasi padamahasiswa agar berpikir untuk dapat menemukanpemecahan atas permasalahan yang dihadapinya.

4.3 Memahami Alasan MemperolehKuliah FIPBerkenaan dengan alasan mengapa mahasiswa

memperoleh matakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan,ternyata berdasarkan table di atas, pada awalperkuliahan terdapat 13 (31%) mahasiswa kurangtahu atau sedikit tahu, dan 29 (69%) tidak tahu.Ternyata selur uh mahasiswa (100%) kurangmengetahui atau bahkan tidak mengetahui tentangalasan mereka memperoleh kuliah Filsafat IlmuPengetahuan. Dan ketidak tahuan mereka dapatdilihat dalam bagian yang dapat mereka isi denganpenjelasan: selain ada 5 mahasiswa yang tidakmengisi, banyak yang menyatakan tidak tahu denganberbagai penjelasan, misalnya bahwa mahasiswamasih bingung, heran, masih asing, belum pernahmempelajari, tidak ada penjelasan sebelumnya;namun ada pula yang memberikan alasan yangumum, misalnya: agar memperoleh nilai, agarmempunyai pengetahuan tentang FIP, dan agarmemperoleh manfaat dari matakuliah FIP tersebut.

Namun setelah mahasiswa mengikuti kuliahFIP, setelah mengalami serta menerima isi perkuliahanFIP, mereka semuanya, 42 (100%), menyatakan lebihmemahami alasan mengapa mereka memperolehserta mengikuti kuliah FIP. Adapun alasan merekamemperoleh serta mengikuti kuliah FIP dapat dilihatdalam penjelasan mereka, kurang lebih sebagaiberikut: terkait dengan ilmu pengetahuan sebagaiobyeknya, agar mahasiswa (sebagai warga masyarakatilmiah) memahami ilmu pengetahuan dengan baik,serta dapat melaksanakan dengan baik pula, mahasiswamemperoleh pencerahan dan memiliki pengetahuanyang luas, mendalam, dari berbagai sudut pandangtentang ilmu pengetahuan, mahasiswa memahamiilmu pengetahuan dengan baik, sehingga mengertitujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari ilmupengatahuan; terkait dengan perkuliahan yangmenjadi tugas pokoknya, agar mahasiswa tidakhanya sekedar melakukan rutinitas kegiatanperkuliahan yang dirasa tidak memiliki makna,namun mahasiswa diharap mampu merefleksikanorientasi perkuliahan secara jelas, serta dapat

Page 45: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

139

Paulus Wahana, Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan ....

menerapkan dalam kehidupan mereka secara nyata,agar mahasiswa lebih bertanggungjawab lagi dalammengikuti kuliah, serius dalam memahami ilmupengetahuan yang digelutinya, sehingga ilmupengetahuan tersebut kelak dapat digunakan dalamkehidupan mereka.

4.4 Mengetahui GambaranPerkuliahan FIPBerdasar table di atas, terdapat 34 (81%)

mahasiswa yang tidak memahami gambaran tentangperkuliahan FIP, dan yang menyatakan sedikit ataukurang mengetahui tentang gambaran perkuliahanFIP ada 6 (14%). Sehingga mahasiswa yang menyatakansedikit atau kurang mengetahui hingga tidakmengetahui gambaran perkuliahan FIP berjumlah 40(95%). Sedang yang menjawab mengetahui ada 2 (5%),dan yang sangat mengetahui tidak ada. Meskipunbaru akan memulai kuliah, namun sudah ada yangmenjawab mengetahui serta sedikit mengetahuigambaran tentang perkuliahan FIP; dan memangsebagian besar tidak memberikan penjelasan (24orang tidak tahu karena belum mengikuti perkuliahanFIP, dan 7 orang tidak mengisi penjelasan).

Meskipun ada beberapa yang menjawabsedikit mengetahui atau bahkan ada yang menjawabmengetahui, namun ternyata gambaran merekatentang perkuliahan FIP tidak benar, tidak sesuaidengan apa yang akan senyatanya dikuliahkan. Haltersebut dapat kita lihat dalam beberapa contohsebagai berikut: mereka memiliki gambaran tentangperkuliahan FIP sebagai yang mempelajari seputarilmu kependidikan, mempelajari tentang manusiadengan alam semesta, mempelajari untuk menjadimanusia yang berguna, mempelajari cara ahli filsafatberpikir untuk menunjang ilmu yang dipelajarimahasiswa, mempelajari sejarah awal munculnyailmu pengetahuan, dan mempelajari ilmu-ilmu yangpasti sulit.

Mengikuti kuliah FIP memang dapatmeningkatkan pengetahuan mereka tentanggambaran perkuliahan FIP. Dan setelah mengikutiperkuliahan FIP, ternyata seluruh mahasiswa, 42(100%), memilih jawaban lebih dapat mengetahuigambaran perkuliahan FIP. Adapun peningkatanpengetahuan mereka dapat dilihat dalam penjelasan,yang kurang lebih sebagai berikut: berkenaandengan obyek yang dibahas, FIP membahas ilmupengetahuan; sedangkan cara yang digunakan

adalah secara filosofis, membahas secara rasional(kritis, logis, sistematis), obyektif, menyeluruh,mendalam, dengan tujuan yang diharapkan memahamiilmu pengetahuan secara lengkap dengan aspek-aspeknya (sebagai proses, prosedur, dan sebagaiproduk), jelas dan dapat dipertanggungjawabkankebenarannya, dan dapat memotivasi mahasiswamelakukan kegiatan ilmiah dengan baik.

4.5 Mengetahui Kegiatan BerpikirBerdasar table di atas, pada awal perkuliahan

FIP terdapat 23 (55%) mahasiswa yang sedikit/kurang mengetahui tentang kegiatan berpikir, danterdapat 12 (28%) tidak mengetahui tentang kegiatanberpikir. Terdapat 35 (83%) mahasiswa sedikit ataukurang mengetahui hingga tidak mengetahuitentang kegiatan berpikir. Dan hanya 7 (17%)mahasiswa mengetahui tentang kegiatan berpikir.Hal ini tentu saja mengejutkan: meskipun mahasiswasudah biasa melakukan kegiatan berpikir, namunmereka tenyata tidak memiliki pemahaman yangjelas tentang kegiatan berpikir. Sembilan orangtidak memberikan keterangan, sedang tiga orangmenyatakan tidak menger ti. Adapun kualitaspemahaman mereka tentang kegiatan berpikir padaawal perkuliahan dapat dilihat dalam penjelasan darimahasiswa yang menjawab mengetahui, sebagaiberikut: berkenaan dengan tujuan, kegiatan berpikirbertujuan untuk memahami diri dan lingkungannya,memperoleh pengetahuan baru, mencari yang baik,mengungkapkan pendapat tentang sesuatu halyang ada dalam pikiran, dapat menjalankan yangdipikirkannya, membantu perkembangan hiidup.Terkait dengan cara berpikir yang baik adalahberpikir positif dan optimis.

Namun setelah mengikuti perkuliahan FIP,seluruh mahasiswa 42 (100%) memilih jawabanbahwa mereka lebih memahami tentang kegiatanberpikir. Peningkatan pemahaman tentang kegiatanberpikir tersebut dapat dilihat dalam penjelasanberikkut. Meskipun setiap penjelasan belumlengkap, karena memang merupakan penjelasansingkat, namun masing-masing penjelasan cukupmemiliki kebenaran jawaban. Dan bila disintesekanantara jawaban yang satu dengan yang lain, kitadapat menemukan penjelasan yang lengkap tentangkegiatan berpikir: terkait penyebab, kegiatan berpikirdipicu oleh adanya persoalan, pertanyaan, adanyarasa penasaran untuk ingin tahu, adanya keraguan,

Page 46: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 132-143

140

ser ta adanya permasalahan yang dihadapinya.Terhadap persoalan dan pertanyaan tersebut orangterpicu untuk berpikir dengan tujuan memperolehpenjelasan/keterangan untuk menemukan jawabanyang jelas, yang benar. Sedangkan terkait denganmasalah yang dihadapinya, orang terpicu untukberpikir dengan tujuan memperoleh kejelasankonteks masalahnya, dan akhirnya menemukansolusinya/pemecahannya. Dan untuk sampaimemperoleh penjelasan/keterangan/pencerahan,serta akhirnya menemukan jawaban yang sebenarnya,ser ta menghasilkan pemecahan, orang harusmengusahakan cara pemikiran yang sungguh-sungguh, yaitu berpikir yang rasional (kritis, logis,sistematis), obyektif, menyeluruh dan mendalam.

4.6 Mengetahui Hubungan KegiatanBerpikir dengan PengetahuanBerdasar table di atas, pada awal perkuliahan

FIP, terdapat 13 (31%) mahasiswa yang tidakmengetahui hubungan kegiatan berpikir danpengetahuan, dan terdapat 28 (67%) mahasiswa yangsedikit/kurang mengetahui tentang hubungankegiatan berpikir dengan pengetahuan. Dengandemikian terdapat 41 (98%) mahasiswa yang sedikit/kurang memahami hingga tidak memahami tentanghubungan antara kegiatan berpikir dengan pengetahuan.Sedang yang memilih mengetahui ada 1 (2%). Yangtidak memberikan penjelasan ada 5 orang, sedangyang memberikan jawaban belum memahami ada 2orang. Adapun kualitas penjelasan tentang pengetahuanmereka tentang hubungan antara kegiatan berpikirdengan pengetahuan dapat dilihat dilihat sebagaiberikut: berpikir diperoleh dari dalam individusedang pengetahuan dari luar individu, pengetahuanberhubungan dengan kegiatan berpikir, pengetahuanmenjadi bahan untuk berpikir, berpikir dan pengetahuansama-sama diperoleh dari pengalaman, denganberpikir orang dapat menimbang-nimbang manayang baik dan benar tentang pengetahuan.

Setelah mengikuti perkuliahan FIP, ternyataseluruh mahasiswa 42 (100%) memilih jawabanlebih dapat mengetahui hubungan antara kegiatanberpikir dengan pengetahuan. Adapun peningkatanpengetahuan tentang hubungan kegiatan berpikirdengan pengetahuan, dapat dilihat dalam penjelasanmahasiswa, yang kurang lebih sebagai berikut:kegiatan berpikir manjadi sarana memperolehpengetahuan yang jelas, kegiatan berpikir menjadi

dasar dari pengetahuan, untuk memperolehpengetahuan yang jelas dan benar orang harusberpikir secara kritis, logis, dan sistematis. Bilajawaban-jawaban tersebut di atas disintesekan, makaakan diperoleh keterangan/penjelasan yang lengkaptentang hubungan antara kegiatan berpikir denganpengetahuan. Dengan berpikir orang dapat memperolehpengetahuan, sehingga untuk memperolehpengetahuan yang jelas dan benar, orang perluberpikir dengan sungguh-sungguh, yaitu berpikirkritis, logis, dan sistematis, dan terkait dengan yangdipikirkan perlu dipikirkaan secara obyektif,menyeluruh, dan mendalam.

4.7 Mengetahui PerbedaanAntara Pengetahuandan Ilmu PengetahuanBerdasar table di atas, sebelum perkuliahan

FIP dimulai, mahasiswa yang memberikan pilihansedikit/kurang mengetahui tentang perbedaanpengetahuan dan ilmu pengetahuan ada 18 (43%),dan yang memilih tidak mengetahui ada 21 (50%).Dengan demikian mahasiswa yang memilih sedikit/kurang mengetahui hingga tidak mengetahui tentangperbedaan pengethuan dengan ilmu pengetahuanada 39 (93%). Sedangkan yang memilih jawabanmengetahui perbedaan antara pengetahuan dan ilmupengetahuan hanya ada 3 (7%). Di samping banyakmahasiswa yang tidak mengisi penjelasannya (8orang) dan menyatakan tidak tahu (7 orang), namunkualitas pengetahuan mereka tentang perbedaanantara pengetahuan dan ilmu pengetahuan dapat kitalihat kurang lebih sebagai berikut: terkait denganwujudnya, pengetahuan adalah hasil dari ilmupengetahuan, sedangkan ilmu pengetahuanmerupakan teori dan kumpulan kerangka pikir;pengetahuan adalah apa yang telah kita ketahui,telah kita pahami, sedangkan ilmu pengetahuanmenyangkut hal-hal yang perlu kita ketahui dan kitagali, serta berupa teori-teori. Terkait dengan caraatau sumber nya, pengetahuan diperoleh dariinformasi dan pengalaman, sedangkan ilmupengetahuan dari belajar; pengetahuan diperolehdari berbagai informasi, sedangkan ilmu pengetahuandari pengalaman; pengetahuan dari berbagaikegiatan, sedangkan ilmu pengetahuan dari kegiatanbelajar saja; pengetahuan mencakup banyak haldalam kehidupan sehari-hari, sedangkan ilmupengetahuan diperoleh dalam pengajaran formal;

Page 47: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

141

Paulus Wahana, Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan ....

pengetahuan berdasar dari sumber yang sudah ada,sedangkan ilmu pengetahuan berasal dari sumber-sumber lain; pengetahuan bisa didapatkan dimanasaja, sedangkan ilmu pengetahuan didapatkan dalamlingkup pendidikan.

Setelah perkuliahan FIP berlangsung, ternyatahampir semua mahasiswa, 39 (93%) menjawab bahwamereka lebih dapat mengetahui perbedaan antarapengetahuan dan ilmu pengetahuan, dan hanya 3(7%) menyatakan tidak. Ada pun peningkatanpengetahuan mereka dapat dilihat dalam penjelasanmereka, yang kurang lebih sebagai berikut: terkaitdengan lingkup atau cakupannya, ilmu pengetahuanmerupakan salah satu jenis pengetahuan, sehinggauntuk mengetahui ilmu pengetahuan kita perlumemahami pengetahuan terlebih dahulu; pengetahuancakupannya lebih luas, sedangkan pengetahuan lebihsempit. Terkait dengan kualitasnya, pengetahuanhasilnya belum tentu benar, sedangkan ilmupengetahuan hasilnya dapat diandalkan kebenarannya,hasilnya pasti dan dapat dipertanggungjawabkan;pengetahuan begitu mudah diperoleh, namun hasiltidak selalu memuaskan, sedangkan ilmu pengetahuanmenghasilkan kebenaran pengetahuan yang lebihdapat dipercaya, lebih dapat diandalkan, karenatelah diusahakan lebih serius; ilmu pengetahuanmerupakan kegiatan akal-budi yang menghasilkanpengetahuan yang lebih jelas, sedangkan pengetahuanhanya sekedar tahu, tetapi kurang jelas. Danberkenaan dengan cara, pengetahuan diperolehsecara langsung dari apa yang kita alami, sedangkanilmu pengetahuan harus dipelajari dan ditelitiberdasar proses ter tentu; ilmu pengetahuandiusahakan lebih teratur (ilmiah), sedangkanpengetahuan itu kacau, campur aduk, dan lebihuntuk kepentingan hidup praktis sehari-hari;pengetahuan adalah kegiatan mengetahui, sedangkanilu pengetahuan merupakan salah satu pengetahuan,yang diusahakan secara sungguh-sungguh; pengetahuantanpa dipelajari sungguh-sungguh kita sudah tahu,karena dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari,sedangkan ilu pengetahuan harus dipelajari denganmenggunakan metode ilmiah.

4.8 Mengetahui Gambaran MenyeluruhIlmu PengetahuanDari table di atas, sebelum mahasiswa

mengikuti kegiatan perkuliahan FIP, mahasiswa yangmemberikan jawaban sedikit/kurang mengetahui

tentang gambaran menyeluruh ilmu pengetahuanada 8 orang (19%), sedangkan yang memberikanjawaban tidak mengetahui gambaran menyeluruhilmu pengetahuan ada 34 (81%). Dengan demikianmahasiswa yang memilih jawaban sedikit/kurangmengetahui dan memilih jawaban tidak mengetahuiada 42 orang (100%). Dengan demikian tidak adaresponden yang memberikan jawaban mengetahuitentang gambaran menyelur uh tentang ilmupengetahuan. Meskipun banyak yang tidakmemberikan penjelasan (22 mahasiswa) dan ada 8mahasiswa menyatakan belum memiliki gambaranmenyeluruh tentang ilmu pengetahuan, karenabelum mempelajarinya, namun kita dapat memperolehsedikit gambaran pemahaman mereka, denganmelihat beberapa penjelasan mereka yang kuranglebih sebagai berikut: terkait dengan gambaranumum, ilmu pengetahuan merupakan sebuahkerangka berpikir yang sistematis, merupakanrangkuman semua ilmu; tentang obyek yangdipelajari, ilmu pengetahuan mempelajari hubunganmanusia dengan alam semesta, segala hal ikhwalpengetahuan manusia, tentang alur berpikir yanglogis dan sistematis; sedangkan terkait denganmanfaatnya, ilmu pengetahuan membantu kitamempelajari pengetahuan, memberi manfaat dalamkehidupan sehari-hari. Nampak bahwa gambaranmasih terlalu umum, belum menunjukkan kekhasandari ilmu pengetahuan tersebut.

Setelah menjalani perkuliahan FIP, sebagianbesar mahasiswa, 39 orang (93%), merasa dibantumengetahui gambaran menyeluruh tentang ilmupengetahuan, dan masih ada 3 (7%) belum dapatmengetahui gambaran menyeluruh ilmu pengetahuan.Adapun kualitas pengetahuan mereka, dapat kitalihat dari penjelasan mereka, yang kurang lebihsebagai berikut: berkenaan dengan obyek yangdipelajari, ilmu pengetahuan mempelajari seluruhkenyataan, segala yang ada, segala bidang sertaaspek kehidupan, dan seluruh alam semesta dengansegala isinya serta aktivitasnya sejauh dapat diinderasecara langsung maupun tidak langsung; terkaitdengan aspek pendekatan, ilmu pengetahuan dapatdilihat dari 3 aspek pendekatan, yaitu sebagai proses,prosedur, dan sebagai produk; terkait dengan cara,ilmu pengetahuan merupakan kegiatan berpikir yangdiusahakan secara ilmiah, yaitu diusahakan secararasional, kritis, logis, sistematis, dan metodis;berkenaan dengan tujuan, menguak tabir dan

Page 48: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 132-143

142

rahasia alam semesta untuk memperoleh kejelasan/pencerahan dan kebenaran; sedangkan terkaitdengan manfaat, membantu kita dalam menjawabdan memecahkan segala persoalan serta permasalahanyang kita hadapi. Bila penjelasan-penjelasan tersebutdisintesekan atau digabungkan satu sama lain,kiranya akan saling melengkapi serta menghasilkangambaran secara menyelur uh tentang ilmupengetahuan sebagai berikut: ilmu pengetahuanmerupakan kegiatan berpikir manusia (yang dapatdipahami sebagai proses, prosedur, dan produk)yang berusaha menguak rahasia alam semestadengan segala isinya serta aktivitasnya sejauh dapatdiindera secara langsung atau tidak langsung,dengan meneropong dari berbagai sudut penglihatan,ser ta melakukan kajian lebih mendalam, yangdiusahakan secara obyektif, kritis, logis, sistematis,dan metodis, dalam rangka untuk memperolehpenjelasan/pencerahan/keterangan, sehingga dapatmembantu kita dalam menjawab serta memecahkanberbagai macam persoalan serta masalah yang kitahadapi.

7. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 SimpulanBerdasar data dari kuesioner yang telah diisi

mahasiswa dapat diperoleh beberapa kesimpulansebagai berikut::a) Pada awal kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan

ternyata mahasiswa sebenarnya sudahtertarik mengikuti perkuliahan Filsafat IlmuPengetahuan, serta mengharap ada manfaatnya,meskipun lebih didasari oleh kepercayaanakan manfaat dari setiap matakuliah yangdisediakan oleh Universitas, bukan atas dasarkekhasan manfaat dari matakuliah FIP.

b) Meskipun sudah biasa menjalani, yaitumenjalani kegiatan ilmiah melalui perkuliahan,namun ternyata pada awal kuliah mahasiswabelum memahami sedemikian jelas tentangkegiatan berpikir, tentang pengetahuan, ilmupengetahuan secara umum, maupun secarakhusus yang dipelajarinya dalam programstudi mereka.

c) Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan yangtelah diikuti mahasiswa ternyata dirasakansebagai yang menarik dan bermanfaat, karenaternyata tidak terlalu sulit seperti dikira

sebelumnya, enak dan gampang terima, selainmemberikan pencerahan atau penjelasantentang kegiatan berpikir secara umummaupun kegiatan berpikir dalam ilmupengetahuan.

d) Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan yangtelah diikuti mahasiswa ternyata dapatmeningkatkan pemahaman mahasiswatentang materi pokok perkuliahan, yaitukegiatan berpikir, pengetahuan, maupun ilmupengetahuan.

e) Model pembelajaran kontekstual-refleksifyang berbasis Pedagogi Ignasian nampaknyacocok untuk dipakai dalam penyelenggaraanperkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan,karena mahasiswa tidak hanya sekedar diberiinformasi atau penjelasan tentang ilmupengetahuan, namun mahasiswa dituntununtuk melakukan kegiatan berpikir, baikberpikir secara umum terkait dengan kehidupansehari-hari, maupun berpikir ilmiah terkaitdengan ilmu pengetahuan, dan mencobauntuk merefleksikan cara-cara serta langkah-langkah yang telah dilakukan dan kemudiandibahas.

7.2 SaranBerdasarkan simpulan di atas, kiranya dapat

diberikan beberapa saran sebagai berikut:a) Berhubung kegiatan berpikir pada umumnya

maupun kegiatan berpikir ilmiah, merupakanhal yang sangat penting dalam kegiatanakademis, dan bila di Prodi tidak ada matakuliahyang mampu menuntun mahasiswa untukmelakukan kegiatan berpikir pada umumnyamaupun berpikir ilmiah dengan baik,alangkah baiknya mahasiswa memperolehmatakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan.

b) Filsafat Ilmu Pengetahuan sebenarnyamerupakan matakuliah yang menarik sertadirasa bermanfaat bagi mahasiswa, bilamenggunakan model pembelajaran yangsesuai. Agar perkuliahan Filsafat IlmuPengetahuan tidak dirasa dan dianggap hanyasekedar membebani dan menghambat kuliahmahasiswa, sebaiknya perkuliahan FilsafatIlmu Pengetahuan perlu direncanakan dandiselenggarakan dengan sungguh-sungguh,dengan model pembelajaran yang sesuai.

Page 49: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

143

Paulus Wahana, Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan ....

DAFTAR PUSTAKA

Brian P.Hall. 1973. Value Clarification as LearningProcess. New York: Paulist Press.

Depar temen Pendidikan Nasional DirektoratJenderal Pendidikan Dasar dan MenengahDirektorat Pendidikan Lanjutan Pertama.2003. Pendekatan Kontekstual (ContextualTeaching and Learning).

Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching andLearning . Thousand Oaks, California:Corwin Press, Inc.

Jujun S. Suriasumantri. 1985. Filsafat Ilmu. Jakarta:Sinar Harapan.

Provinsi Indonesia Serikat Yesus. 1987. Ciri-ciriKhas Pendidikan pada Lembaga PendidikanYesuit. Yogyakarta: Kanisius.

Pusat Pengembangan dan Penjaminan MutuPembelajaran (P3MP). 2007. HibahKompetisi Model Pembelajaran BerbasisPedagogi Ignasian (Pedoman). Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma.

Siberman, Melvin L. 2001. Active Learning: 1001Strategi Pembelajaran Aktif (PenerjemahSarjuli dkk.). Yogyakarta: Yappendis.

The Liang Gie. 1997. Pengantar Filsafat Ilmu.Yogyakarta: Liberty.

Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM.2003. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.

Wahana, Paulus. 2007. Filsafat Ilmu Pengetahuan(Bahan-bahan Kuliah), Yogyakarta.

Page 50: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARANDAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN

MENGGUNAKAN MODEL CONSERVATION SCOUTUNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

Paulus Yuli Suseno, Eny Winarti, dan Wahyu Wido SariDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email: [email protected]

ABSTRACT

This research was motivated by observation results of Grade III B Students attitudes and behaviorstowards the environment, during the researcher implementing activities of PPL in SD N Jetis 1Yogyakarta. Interviews were also held to analyze student’s need, the results of interviewing the 5students, the teacher, and the headmaster indicated that there was a need of experiment materials.This research aimed to develop a material in the form of Educational Materials of Awareness andCare about The Environment, a merger of lesson plan day one and day two, Experiment Materials,and Experiment Guideliness written by the researcher et al. The materials aimed to provideenvironmental education for Grade III Students. Hopefully, they are getting aware and care aboutthe environment. Research methodology used was Research and Development (R&D), by implementing2 steps of materials development according to Tomlinson (Harsono, 2015). The materials had beenevaluated by Natural Science Expert, Linguist, and Teacher of Grade III before being implemented.The evaluation results obtained an average score 3.54, so that the materials included in the categoryof “very proper” to be implemented further. The Experiment Guideliness were also evaluated by 4students of Grade III B through interviews, they felt happy because they could read and doing thesteps of the acivities in the guidelines.Keywords : materials development, educational of awareness and care about the environment,

Conservation Scout Model.

1. PENDAHULUAN

Pengalaman mengobservasi pembelajaran dikelas III B hari Selasa 26 Juli 2016, memotivasipeneliti untuk melakukan observasi lanjutan hinggapeneliti menyelesaikan kegiatan PPL di SD N Jetis1 Yogyakar ta. Sekolah beralamatkan di JalanPasiraman No. 02, Cokrokusuman, Cokrodiningratan,Jetis, Yogyakarta, tepat berada di sebelah selatanperempatan Jalan A.M Sangaji Yogyakarta. Matakuliah wajib Mahasiswa PGSD Universitas SanataDharma Semester 7 yakni Program PengalamanLapangan, berlangsung dari tanggal 18 Juli 2016hingga 22 Oktober 2016.

Berdasarkan wawancara dengan Guru kelasIII B tanggal 12 Agustus 2016, disimpulkan bahwakemampuan siswa untuk memahami informasi yangbersifat konkret seperti materi IPA dan IPS cukuptinggi. Motivasi belajar mereka juga tinggi ketikapembelajaran dilakukan dengan menggunakan

metode diskusi kelompok. Siswa antusias ketikadiminta untuk melakukan kegiatan yang berhubungandengan tumbuhan. Mereka pernah diminta untukmenanam biji kacang hijau dalam sebuah wadahkecil pada saat pembelajaran IPA. Dari hari ke hari,siswa mulai terlihat tidak menyirami kembalitanaman kacang hijau yang sudah tumbuh tersebut.

Pengalaman lain yang menjadi bahan kajianobservasi adalah saat siswa kelas III B mengikutikegiatan “SEMUTLIS” hari Jumat tanggal 7 Oktober2016 dengan cara memunguti sampah denganpanduan dari Bapak K selaku Guru kelas VI. Siswabersemangat mencari sampah sebanyak-banyaknyadikarenakan instruksi dari Bapak K. Perilaku baiksiswa kelas III B terhadap lingkungan sekolahsetelah kegiatan “SEMUTLIS” selesai, tidak terlihatkembali oleh mata dan perasaan peneliti hinggakegiatan PPL selesai dilaksanakan. Berdasarkanobservasi dan wawancara, peneliti menilai bahwasiswa kelas III B kurang memiliki kesadaran dan

144

Page 51: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

kepedulian lingkungan khususnya terhadap sampahdan tumbuhan.

Sebagian besar siswa kelas III B tumbuh danbesar di daerah sekitar Jetis. Lingkungan Jetissendiri menurut Nila Ardhanie selaku DirekturAmrta Institue for Water Literacy, masuk dalam limakecamatan paling potensial mengalami krisis air(Lathiva, dalam Harian bernas.com, 2016). EkoTeguh Paripurno selaku Peneliti PenanggulanganBencana UPN Yogyakar ta menyatakan bahwapermukaan air di Kota Yogyakarta terus menurunsebanyak 15-50 cm sejak tahun 2006 akibatmaraknya pembangunan hotel dan berkurangnyalahan hijau (Mawa dalam tir to.id, 2016). PausFransiskus dalam ensiklik Laudato Si’ (2015: 22)menyampaikan pandangannya bahwa keberadaan airminum segar merupakan topik yang paling penting.Air sangat dibutuhkan untuk kehidupan manusia danuntuk mendukung ekosistem di darat dan perairan.

Bencana banjir di sekitar Sungai Winongo danBedog Kabupaten Bantul bulan Maret 2016, sertabanjir di daerah sekitar MM UGM, Jalan Solo, JalanKaliurang, dan Jalan Godean, terjadi dikarenakanbanyaknya sampah yang menumpuk dan akhirnyamenyumbat saluran air. Sampah yang menyumbatsaluran air tersebut diyakini adalah sampah rumahtangga yang dibuang sembarangan oleh manusia(Apriyadi dalam Tribun Jogja, 2016). Sampah yangdibuang oleh manusia ke sungai juga membuatsungai menjadi kotor dan keruh. Berita terjadinyabencana banjir tersebut menjadi perhatian lain bagipeneliti, sebab daerah Jetis menjadi salah satudaerah yang dilewati Sungai Code.

Kegiatan wawancara bersama guru kelas IIIB yang kedua dilakukan pada hari Rabu, 23November 2016. Guru menceritakan pengalamannyaketika mengajarkan materi yang bersifat praktikternyata dapat membuat siswa bersemangat dansenang. Kegiatan pratikum diyakini oleh guru dapatmempermudah siswa dalam memahami pembelajaran.Pada hari yang sama, peneliti melakukan wawancarakepada lima Siswa kelas III B SD N Jetis 1Yogyakarta yang dipilih sendiri oleh guru kelas.Kelima siswa yang diwawancarai menyatakan bahwamereka membutuhkan panduan pratikum. Kegiatanwawancara yang dilakukan bersama dengan KepalaSD N Jetis 1 Yogyakar ta pada hari Kamis, 01Desember 2016 pukul 08.00 WIB juga menunjukkanhal yang sama.

Keprihatinan terhadap cara berpikir danperilaku siswa kelas III B terhadap lingkungan,mendorong peneliti untuk berusaha mengembangkanpola pikir siswa melalui pendidikan lingkungan.Beberapa ahli pendidikan, Davis (1998: 148), Stapp(1997: 34), NEEAC (dalam Thomson dan Hoffman,2002: 6) memaparkan bahwa pendidikan lingkunganmerupakan sebuah proses untuk membentukkesadaran, pemahaman, sikap, dan kebiasaanmanusia agar lebih bertanggungjawab terhadaplingkungan. Pendidikan lingkungan menjadi saranapenyampaian pengetahuan lingkungan serta untukmengupayakan peningkatan kesadaran dan kepedulianmanusia terhadap kondisi lingkungan (Hamzah,2013: 35-36). Neolaka (2008) menjelaskan kesadaranlingkungan sebagai keadaan tergugahnya jiwasehingga mendorong seseorang mampu untukmenentukan mana yang baik dan yang buruk bagilingkungan. Narwanti (dalam dalam Handayani,2013: 25) menjelaskan kepedulian lingkungansebagai tindakan dengan tujuan untuk mengembangkanupaya-upaya untuk mencegah kerusakan padalingkungan.

Data-data yang didapatkan dari kegiatanobservasi dan wawancara menjadi acuan bagi penelitiuntuk melakukan penelitian dan pengembangan(Research and Development). Metode yang dapatdigunakan adalah dengan menyediakan suatulayanan pembelajaran yang dapat mengarahkan danmenguatkan terwujudnya tindakan yang bertanggungjawab terhadap lingkungan pada diri siswa (Hungerforddan Volk dalam Hamzah, 2013: 36, Clayton danMyers, 2014: 360). Prosedur dan prinsip pengembanganmateri menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015)akan digunakan untuk menyusun sebuah materipembelajaran dikarenakan fokus pada pengembanganisi materi. Pengembangan materi menurut Tomlinsondimaksudkan untuk mengembangkan bahan-bahanapapun yang dapat digunakan untuk membantupelaksanaan pembelajaran (Tomlinson, 2005).

Penelitian ini berusaha untuk mengembangkansebuah materi pembelajaran dengan judul “MateriPendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.Materi tersebut ditawarkan kepada guru dan seluruhSiswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Penelitimelandaskan diri pada pandangan beberapa tokohternama yakni (1) pandangan Maria Montesori,bahwa melalui permainan anak-anak dapatmengaktualisasikan dirinya (Montesori, 2002), (2)

145

P. Yuli Suseno, Eny Winarti, & Wahyu Wido Sari, Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan ....

Page 52: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 144-150

146

Jean Piaget (dalam Crain, 2007: 167-224) bahwakemampuan berpikir anak usia 7-11 tahun dapatberkembang dengan baik jika dihadirkan aktivitaskonkret, dan (3) Lev Semionovich Vygotsky (dalamSlavin, 2011: 59) bahwa seorang anak bisa berkembangmenjadi lebih baik berkat kehadiran orang laindi sekitarnya atau justru menjadi scaf folder bagiorang lain.

Model Conservation Scout (CS) yang merupakansalah satu model pembelajaran inovatif untukmemberikan pendidikan konser vasi sederhanakepada anak dengan menyenangkan (Suseno, 2016:4) digunakan oleh peneliti. Metode eksperimensederhana, teknik peer tutoring dan kampanyedigunakan dalam penyusunan materi. MateriPendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkunganmerupakan penggabungan Rencana PelaksanaanPembelajaran Hari 1 (RPP H1), Silabus H1, danMateri Eksperimen “Penyebab Banjir” karya AdeliaSurya Putri serta Rencana Pelaksanaan PembelajaranHari 2 (RPP H2), Silabus H2, dan Materi Eksperimen“Fungsi Akar” karya Paulus Yuli Suseno. Implementasimateri dilakukan secara terintegrasi dalampembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) denganmateri “Ker usakan Alam dan Cara MenjagaKelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang PeduliLingkungan”. Penyusunan materi ini didasarkanpada latar belakang, tujuan, serta harapan yang samayakni memberikan pendidikan lingkungan kepadaanak-anak Kelas III SD N Jetis 1 agar lebih sadardan peduli terhadap lingkungan.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah Penelitian dan Pengembanganatau Research and Development (R&D). Terdapatbeberapa macam desain metode penelitian danpengembangan dari beberapa ahli seperti Borg &Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Penelitipunmemutuskan untuk menggunakan desain menurutTomlinson dikarenakan fokus pada pengembanganmateri. Tomlinson merupakan salah satu ahliterkemuka di dunia pada pengembangan materiuntuk pembelajaran bahasa (Aneheim University,2016). Tomlinson (2005) menyampaikan bahwapengembangan materi adalah pengembanganterhadap bahan-bahan apapun yang dapat digunakan

untuk membantu pelaksanaan pembelajaran sepertibuku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, video,handout, dan dari internet.

Penelitian ini mengembangkan materi berupa“Materi Pendidikan Kesadaran dan KepedulianLingkungan menggunakan Model ConservationScout” untuk memberikan pendidikan lingkungankepada Siswa kelas III B SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta.Pelaksanaan pengembangan materi disesuaikandengan dua langkah pengembangan dari lima langkahpengembangan materi menurut Tomlinson. Kelimalangkah pengembangan materi menurut Tomlinson(dalam Harsono, 2015), yaitu: (1) Analisis kebutuhansiswa, (2) Desain, (3) Implementasi, (4) Evaluasi,dan (5) Revisi. Penelitian ini menggunakan dualangkah pengembangan yakni analisis kebutuhansiswa dan desain.

Instrumen dan materi yang sudah disusunsebaiknya dilakukan evaluasi materi oleh ahli,validasi dalam penelitian ini termasuk dalam bagianevaluasi materi. Penyusunan materi yang dikembangkanoleh peneliti juga didasarkan pada 10 prinsippengembangan materi menurut Tomlinson (2005).Kesepuluh prinsip yang dikemukakan oleh Tomlinsonantara lain (1) memiliki pengaruh bagi pembelajar,(2) membuat pembelajar merasa nyaman dan bahagia,(3) mengembangkan kepercayaan diri, (4) relevanuntuk pembelajar, (5) membuat pembelajar tertarik,(6) memberikan penjelasan, (7) memperhatikangaya belajar siswa, (8) memperhatikan sikap afektifyang berbeda, (9) memberdayakan kemampuanintelektual, emosional, dan menstimulasi otak kanandan otak kiri, dan (10) terwujudnya feedback.

Peneliti berusaha melandaskan diri padaetika-etika atau kaidah-kaidah pokok dalam prosespenelitian, oleh karena itu peneliti menggunakanprinsip pelaksanaan penelitian sesuai dengan yangdiharapkan Institutional Review Board (IRB). Namadari masing-masing partisipan yang terlibat dalampenelitian ini akan disamaran demi mengantisipasiresiko yang akan diterima atas keterlibatannyadalam penelitian ini. Bahasa penelitian yangdigunakan diusahakan untuk tidak mengarah kepadaras, etnis, atau pun jenis kelamin.

Penelitian ini dilaksanakan di SD NegeriJetis 1 Yogyakarta yang beralamatkan di JalanPasiraman No.02, Dusun Cokrokusuman, KelurahanCokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan

Page 53: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

147

P. Yuli Suseno, Eny Winarti, & Wahyu Wido Sari, Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan ....

selama 5 bulan dimulai pada bulan Juli 2016 sampaidengan bulan Desember 2016. Lokasi sekolah tepatberada di sebelah selatan perempatan Jalan A.MSangaji Yogyakarta, dekat dengan Sungai Code yangberjarak kurang lebih sekitar 500 meter dari sekolah.Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas III BSD N Jetis 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017yang berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 10 dan siswa perempuan sebanyak 14.

2.1 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,kuesioner, dan dokumentasi. Penelit ian inimenggunakan teknik observasi non-pastisipan.Peneliti melakukan observasi di kelas III B SD NJetis 1 Yogyakarta pada saat pembelajaran yangberkaitan dengan lingkungan seperti IPS atau punIPA sedang berlangsung. Obser vasi dilakukanselama peneliti melaksanakan kegiatan PPL selama4 bulan. Teknik wawancara yang digunakan penelitiadalah wawancara tidak terstruktur. Wawancaraditujukan kepada narasumber yaitu siswa kelas IIIB, Guru kelas III B, dan Kepala SD N Jetis 1Yogyakarta. Kuesioner yang dipakai dalam penelitianini adalah kuesioner tertutup. Lembar kuesionerdiberikan kepada ahli IPA dan ahli bahasa sertaGuru kelas III A dan III B sebagai instrumen untukmemvalidasi materi. Pengambilan data melaluidokumentasi selama kegiatan berlangsung, digunakansebagai data empiris untuk memperkuat hasilpenelitian dan diharapkan dapat membuat deskripsitentang hasil penelitian menjadi lebih konkret.

2.2 Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaanwawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhanSiswa dan Guru kelas III B serta kepala sekolah SDN Jetis 1 Yogyakarta terhadap materi eksperimen.Kuesioner digunakan untuk mengetahui kualitasinstrumen, perangkat pembelajaran, dan materieksperimen. Instrumen wawancara yang sudahdisusun kemudian dilakukan validasi terlebih dahulukepada ahli sebelum digunakan.

Keempat instrumen wawancara yang sudahdivalidasi oleh ahli IPA mendapat skor rata-rata 36,8dan mendapat skor rata-rata 36,25 dari ahli bahasa.Keseluruhan instrumen dinyatakan sudah layak

digunakan berdasarkan hasil validasi dari dua ahli,akan tetapi tetap perlu diperbaiki sesuai saran darivalidator.

2.3 Teknik Analisis DataData yang digunakan dalam penelitian ini

berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasilobservasi, wawancara, dan saran ahli serta datakuantitatif yang diperoleh dari hasil validasiinstrumen wawancara. Data kualitatif di dapat darihasil kegiatan observasi pembelajaran di kelas. Hasildari kegiatan wawancara yang dilakukan bersamadengan kepala sekolah, guru, ser ta siswa jugadijadikan sebagai data kualitatif untuk dianalsis.Hasil validasi dari ahli IPA dan bahasa yang berupakritik, komentar, dan saran juga digunakan untukmemperbaiki kualitas materi dengan harapansemakin layak untuk digunakan. Data kuantitatifpada penelitian ini berupa skor penilaian dari hasilvalidasi materi oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan kriteriapenilaian menurut Sukardjo (2006). Skala yangdigunakan peneliti memiliki 4 pilihan. Skor rata-ratayang didapatkan kemudian ditentukan kategorinyadengan kriteria yaitu “sangat layak” jika X (skor rata-rata) > 3,4, “layak” jika 2,8 < X < 3,4, “cukup” jika2,2 < X < 2,8, dan “kurang layak” jika 1,6 < X < 2,2.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Materi yang dikembangkan oleh penelitiberjudul “Materi Pendidikan Kesadaran danKepedulian Lingkungan”. Proses pengembanganmateri pada penelitian ini menggunakan dua langkahpengembangan materi menurut Tomlinson, kedualangkah tersebut antara lain sebagai berikut:

3.1 Analisis KebutuhanHasil observasi dan wawancara baik terhadap

siswa, guru, dan kepala sekolah, menjadi dasar bagipeneliti untuk menarik kesimpulan bahwa Sekolah,Guru, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakartamembutuhkan materi dan panduan eksperimen.Pembelajaran IPA yang berlangsung masih sebataspada konsep ilmu lingkungan, siswa belum diajakuntuk memahami pentingnya lingkungan sertabagaimana hubungan manusia dengan keberagamanlingkungan alami dan buatan. Peneliti meyakini

Page 54: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 144-150

148

bahwa siswa belum mencapai pada tahap sadar danpeduli sepenuhnya, berdasar pada hasil kajian danrefleksi antara teori kesadaran Bloom dan pengalamanpeneliti selama melaksanakan kegiatan PPL.

Materi dan panduan yang diharapkan olehsekolah, guru, dan siswa kelas III B antara lainsesuai dengan kurikulum, SK dan KD, berisikanlangkah-langkah kegiatan yang jelas beserta gambar-gambarnya, bentuk hurufnya dapat dibaca denganmudah, berbentuk kotak atau persegi panjang, tidakmembahayakan, tidak terlalu mahal ketika dibuatkembali, berwarna-warni, dan bermanfaat atau bergunabagi pembaca khususnya dapat membimbing anakagar peduli terhadap lingkungan.

3.2 DesainSepuluh (10) prinsip pengembangan materi

menurut Tomlinson (2005) yang diyakini relevandengan penelitian ini, digunakan oleh peneliti.Peneliti memilih mata pelajaran IPA sebagai saranauntuk memberikan pendidikan lingkungan kepadasiswa kelas III B. Materi pembelajaran pada“Bab XIII. Cara Manusia Dalam Memelihara danMelestarikan Alam” digunakan sebagai dasarpenyusunan isi materi. Langkah selanjutnya adalahmenyusun garis-garis besar pembelajaran berdasarkanpanduan lembar students’ need analysis pemberiandosen pembimbing. Poin-poin utama dalampanduanpun sebelumnya dikembangkan menjadiSilabus pembelajaran.

Garis-garis besar pembelajaran yang sudahdikoreksi oleh dosen pembimbing kemudiandikembangkan menjadi RPP yang sesuai denganKurikulum KTSP 2006. RPP disusun denganmenggunakan Pendekatan Paradigma PedagogiReflektif (PPR), Model Conservation Scout, Metodetanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan eksperimensederhana, serta Teknik kampanye dan peer tutoring.Peneliti kemudian mengembangkan sebuah MateriEksperimen berjudul “Fungsi Akar” sebagaiterlaksananya Model CS. Panduan Eksperimen“Fungsi Akar” untuk siswa juga dikembangkan untukmewujudkan Pendidikan Emansipatoris.

Bahan ajar tersebut dikembangkan menjadisebuah buku pegangan guru dengan judul “MateriPendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.Sharing yang dilakukan peneliti bersama rekanyakni Adelia Sur ya Putri sebelum melakukanvalidasi materi, mendorong peneliti dan rekan untukmenyatukan karya menjadi satu. Bentuk akhir daridesain materi yang dikembangkan menjadi dua buahRPP dan Silabus serta Materi Eksperimen “FungsiAkar” dan “Penyebab Banjir”. RPP H 1 dan H2menggunakan aspek memahami dan menganalisisuntuk ranah pengetahuan, aspek merespon danbertanggungjawab dalam RPP H 2 sedangkan aspekmenghargai dalam RPP H 1 untuk ranah sikap,aspek respon terpimpin dalam RPP H 1 dan H2,aspek persepsi, dan aspek adopsi dalam RPP H 2untuk ranah perilaku menurut Bloom (Notoatmodjodalam Jamanti, 2014).

Gambar 1. Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

Page 55: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

149

P. Yuli Suseno, Eny Winarti, & Wahyu Wido Sari, Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan ....

Komponen terakhir dari materi adalahpenutup yang berisikan biografi peneliti dan rekan.Biografi yang dijelaskan oleh peneliti antara lainnama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan ditempuh,kegiatan yang pernah diikuti, dan foto.

Materi Pendidikan Kesadaran dan KepedulianLingkungan yang mer upakan satu kesatuankemudian dipisah menjadi dua bagian. Bagianpertama yakni RPP H1 dan RPP H2, divalidasidengan menggunakan instrumen validasi perangkatpembelajaran. Bagian kedua yakni Materi Eksperimen“Penyebab Banjir dan “Fungsi Akar”, divalidasidengan menggunakan instrumen validasi kualitasmateri eksperimen. Data yang didapatkan dari hasilvalidasi materi oleh dua ahli dan dua orang gurukelas memperoleh skor rata-rata 3,54. Kualitasmateri yang dikembangkan peneliti berdasarkanhasil validasi dapat dikategorikan “sangat layak”.

Panduan eksperimen untuk siswa menjadimateri terakhir yang dikembangkan oleh peneliti.Kelima Siswa yang berinisial Rz, Ts, De, Jn, dan Didipilih oleh peneliti menjadi validator. Wawancaravalidasi materi eksperimen dilaksanakan pada hariSelasa, 29 November 2016. Hasil validasi dari 4 siswakelas III B yang menjadi validator, dapat disimpulkan

bahwa panduan eksperimen yang dikembangkansudah memenuhi 10 prinsip pengembangan materimenurut Tomlinson.

4. KESIMPULAN

Proses pengembangan Materi PendidikanKesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Siswakelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta dilakukanberdasarkan 2 langkah pengembangan materi menurutTomlinson (Harsono, 2015) yaitu (1) menganalisiskebutuhan siswa melalui kegiatan observasi danwawancara bersama siswa kelas III B, guru, dankepala sekolah, ser ta (2) mendesain materiberdasarkan 10 prinsip pengembangan materimenurut Tomlinson (2005). Hasil validasi materioleh dua ahli dan dua orang guru kelas memperolehskor rata-rata 3,54 sehingga materi dikategorikan“sangat layak”, sedangkan berdasarkan hasil validasidari 4 siswa kelas III B yang menjadi validator, dapatdisimpulkan bahwa panduan eksperimen yangdikembangkan sudah memenuhi 10 prinsippengembangan materi menurut Tomlinson.

DAFTAR REFERENSI

Aneheim University. 2016. Brian Tomlinson, Ph.D.,(Online), (www.anaheim.edu). Diakses 1September 2016.

Apriyadi, A. 2016. 1500 Meter Kubik SampahSumbat Pintu Air di Bantul, (Online),(www.jogja.tribunnews.com). Diakses 3 Juli2016.

Clayton, S. dan Gene Myers. 2014. Psikologikonservasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crain, W. 2007. Teori Perkembangan, Konsep danAplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davis, J. 1998. Young Children, EnvironmentalEducation and the Future. (Online), (http://eprints.qut.edu.au/1309/1/davis.pdf),diakses 18 Juli 2016.

Hamzah, S. 2013. Pendidikan Lingkungan:Sekelumit Wawasan Pengantar. Bandung:Refika Aditama.

Handayani, A. 2013. Peningkatan Sikap PeduliLingkungan Melalui Implementasi PendekatanSTM dalam Pembelajaran IPA Kelas IV diSD N Keputran “A”. (Online), (http://eprints.uny.ac.id.). Diakses 7 Mei 2016.

Harsono, Y.M. 2015. Developing Learning Materialsfor Specific Purposes, (Online), (http://journal.teflin.org). Diakses 18 Juli 2016.

Jamanti, R. 2014. Pengaruh Berita Banjir di KoranKALTIM terhadap Kesadaran LingkunganMasyarakat Kelurahan Temindung PermaiSamarinda. E-Journal Ilmu Komunikasi, 2(1), 17-33. (Online), (http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id). Diakses 7 Mei 2016.

Kresna, M. 2016. Risiko dan Nasib BurukPembangunan Hote l di Yogyakar ta.(Online), (www.tir to.id). 3 Juli 2016.

Lathiva dan Thia Destiani. 2016. Jogja Darurat AirJadi Fi lm Gambarkan Kekeringan 5Kecamatan di Kota Yogyakarta. (Online),(www.buton.harianbernas.com). Diakses 20September 2016.

Page 56: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 144-150

150

Montessori, M. 2002. The Montessori Method. NewYork: Dover Publications.

Neolaka, A. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta:Rineka Cipta.

Paus Fransiskus. 2015. Ensiklik Laudato Si’,tentang Perawatan Rumah Kita Bersama.Penerjemah: Martin Harun. Jakarta: Obor.

Slavin, R.E. 2011. Psikologi Pendidikan: Teori danPraktik. Jakarta: Indeks.

Stapp, W.B. 1997. The Concept of EnvironmentalEducation. (Online), (www.tandfonline.com).Diakses 18 Juli 2016.

Sukardjo. 2006. Kumpulan materi evaluasipembelajaran. Prodi Teknologi Pembelajaran:PPs UNY.

Suseno, P.Y. 2016. Pendidikan Kesadaran danKepedulian Lingkungan pada Anak MelaluiModel Conservation Scout. Yogyakar ta:Symposium on Biology Educat ion,Program Studi Pendidikan Biologi ,Universitas Ahmad Dahlan.

Thomson, G. dan Jenn Hoffman. 2002. Measuringthe Success Environmental EducationPrograms. (Online), (http://www.peecworks.org/peec/peec_ ins t/ I01795F64.0/ee -success.pdf). Diakses 18 Juli 2016.

Tomlinson. 2005. Materials Development inLanguage Teaching. United Kingdom:Cambridge University Press.

Page 57: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKAMATERI MENYELESAIKAN MASALAH

YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU, JARAKDAN KECEPATAN UNTUK SISWA KELAS V

Puji Purnomo dan Maria Sekar PalupiDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email: [email protected]

ABSTRACT

A good quality test is reserved that tested the validity, reliability, discrimination index, item difficultl,and option analysis. This study departs from the existence of the potential and the problems ofteachers in need of sample test result good quality math learning because teachers trouble and didnot have enough time to make the test results of the study are of good quality. Based on the potentialand the problems, researchers encouraged to undertake research and development of test results oflearning math. The purpose of this research and development is to (1) develop the test results of thestudy are of good quality and (2) describe the quality of the test results of the learning ofmathematics.The type of research used in this research is the research and development (R&D).Product research and development procedures tests results of learning math is based on themodification of the model of the Borg and Gall. There are a 10-step procedure research anddevelopment advanced by the Borg and Gall. Research and development are only done up to step 5.Keywords : test development, expert judgement, valid, mathematics, content validity.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peser ta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, ser taketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan merupakan salahsatu faktor utama pembangunan dan kualitas sumberdaya manusia, sehingga kualitas sumber dayamanusia tergantung dari kualitas pendidikan. Majumundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukanoleh maju mundurnya pendidikan. Menurut Suparno(2004: 125) Pendidikan di Indonesia masihterbelakang dan apabila pendidikan di Indonesiaingin maju, sekolah membutuhkan guru yangprofesional, berkualitas dan penuh dedikasi, baikdalam penguasaan materi, cara menyampaikanmateri, cara membuat soal dan cara menjalin relasiantara guru dan siswa. Menurut Mardapi (2008: 88-

97) ada sembilan langkah yang perlu ditempuhdalam mengembangkan tes hasil belajar. Kesembilanlangkah tersebut adalah: (1) menyusun spesifikasites, (2) menulis soal tes, (3) menelaah soal tes, (4)melakukan ujicoba tes, (5) menganalisis butir soaltes, (6) memperbaiki tes, (7) merakit tes, (8)melaksanakan tes, dan (9) menafsirkan hasil tes.Sistem penilaian yang baik akan memberikangambaran yang tepat mengenai kemampuan pesertadidik. Selanjutnya hal tersebut dapat mendorongpendidik untuk menentukan strategi mengajar yangbaik dan memotivasi peserta didik untuk belajaryang lebih baik. Saat ini masih banyak guru yangtidak memperhatikan kualitas soal tes hasil belajarsehingga kurang bisa mengukur kemampuan siswadengan tepat. Hasil wawancara dengan guru kelasV di SD N Sarikarya, menunjukkan bahwa guruterkadang tidak menyusun tes sendiri karenakesulitan dalam menyusun tes, tidak mempunyaicukup waktu, dan guru terbiasa mengambil tes dariberbagai sumber. Dalam penyusunan soal, gurumenggunakan soal-soal dengan level kognitif Bloommengingat, memahami, dan mengaplikasikan.Guru

151

Page 58: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 151-157

152

juga mengatakan jika membutuhkan contoh soalyang disusun dengan baik, berdasar langkah-langkahkontruksi tes yang benar. Berdasarkan kebutuhandari guru mengenai contoh soal yang dibuatmenggunakan langkah-langkah yang baik danmenggunakan level taksonomi Bloom maka penelititerdorong untuk melakukan pengembangan teshasil belajar dengan melakukan penelitian danpengembangan (Research and Development). Teshasil belajar yang dikembangkan oleh penelitimenggunakan dimensi kognitif dari TaksonomiBloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan,menganalisis, menilai/mengevaluasi dan mencipta.Soal-soal tersebut juga dikembangkan menggunakan

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah menggunakan metode penelitiandan pengembangan atau Research & Development(R&D). Langkah-langkah penelitian dan Pengembangandilakukan berdasar langkah-langkah penelitian Borgdan Gall. Borg dan Gall (dalam Sugiyono 2012: 298)menyatakan ada 10 langkah pengembangan yaitu(1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data,(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain,(6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji cobaproduk, (9) revisi produk, dan (10) pembuatanproduksi masal.

langkah-langkah konstruksi soal yang bail. Materiyang dikembangkan pada tes hasil belajar yaitumateri pengukuran yang terdiri dari waktu, jarak,dan kecepatan.

Masalah yang akan diteliti dalam penelitianini adalah: bagaimana mengembangkan tes hasilbelajar matematika dengan langkah-langkah yangbaik sehingga dapat digunakan untuk mengukurkemampuan peserta didik pada kompetensi dasar2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan denganwaktu, jarak, dan kecepatan untuk kelas V sekolahdasar? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untukmemaparkan langkah-langkah pengembangan teshasil belajar matematika dengan langkah-langkahyang baik sehingga dapat digunakan untuk mengukurkemampuan peserta didik pada kompetensi dasar2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan denganwaktu, jarak, dan kecepatan untuk kelas V sekolah dasar

2.1 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini

yaitu melalui wawancara dan kuesioner.

2.1.1 WawancaraSudijono (2011: 82) menjelaskan bahwa

wawancara merupakan teknik pengumpulan datayang digunakan untuk menghimpun bahan-bahanketerangan yang dilaksanakan dengan melakukantanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka,dan memiliki tujuan tertentu. Wawancara dalampenelitian ini digunakan untuk mengetahui analisiskebutuhan tes hasil belajar. Peneliti melakukanwawancara kepada guru kelas V SDN Sarikarya.Wawancara yang digunakan dalam penelitian iniyaitu wawancara secara terstruktur menggunakanpedoman wawancara dan panduan pertanyaan yangdiajukan kepada narasumber.

Gambar 1. Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg dan Gall

Page 59: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

153

Puji Purnomo & Maria Sekar Palupi, Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi ....

2.1.2 KuesionerAngket atau kuesioner merupakan metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan caramemberi seperangkat pernyataan atau pertanyaantertulis kepada responden untuk diberikan responsesuai dengan permintaan pengguna. (Widoyoko,2016: 33). Kuesioner dalam penelitian ini digunakanuntuk mengetahui kelayakan produk tes hasil belajarmatematika yang terdiri dari 16 butir pernyataan dankesesuaian butir soal dengan indikator. Kuesionerdiberikan kepada satu ahli matematika yaitu dosenmatematika PGSD USD dan tiga guru kelas V SD

kelas V SD. Kuesioner tersebut berisi 16 butirpernyataan dengan rentang skor 1-4. Validasi kuesionerjuga dilakukan terhadap kesesuaian setiap butir soalyang akan diujicobakan dengan indikator. Rentangskor yang digunakan oleh peneliti berdasarkan skalaLikert. Penggunaan skala Likert dalam penelitian inimenggunakan model empat pilihan (skala empat).Skala disusun dalam bentuk suatu pernyataan dandiikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan.(Widoyoko, 2016: 104). Hasil validasi ahli dan gurukemudian dianalisis dan dikategorikan ke dalamTabel 1 menurut skala likert (Widoyoko, 2015: 69).

Tabel 1 Kategori Skor Kuesioner

Interval Tingkat Pencapaian Kategori

3,25 < M < 4,00 Sangat Baik2,50 < M < 3,25 Baik1,75 < M < 2,50 Kurang Baik0,00 < M < 1,75 Tidak Baik

yaitu guru SDN Perumnas Condongcatur, guru SDNSarikarya dan guru SDN Karangasem.

2.2 Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu analisis data kualitatif dankuantitatif.

2.2.1 Analisis Data Kualitatif2.2.1.1 Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru kelas VSDN Sarikarya untuk analisis kebutuhan. Analisiskebutuhan dilakukan untuk mengetahui permasalahanyang dihadapi guru dalam pembuatan tes hasilbelajar.

2.2.1.2 Saran Validasi ProdukSaran dari validasi yang terdiri dari satu ahli

matematika dan tiga guru kelas V SD yaitu SDNPerumnas Condongcatur, SDN Sarikarya, dan SDNKarangasem akan digunakan peneliti untukmemperbaiki produk tes hasil belajar matematikaagar layak untuk diujicobakan.

2.2.2 Analisis Data Kuantitatif2.2.2.1 Kuesioner

Kuesioner yang telah dibuat oleh penelitidivalidasi oleh satu ahli matematika dan tiga guru

Keterangan:M = rerata skor pada aspek yang dinilai.

Peneliti memodifikasi langkah-langkahpenelitian dan pengembangan menurut Borg danGall (dalam Sugiyono, 2012: 298-311) untuk membuatpengembangan tes hasil belajar matematikakompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yangberkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuksiswa kelas V. Langkah-langkah tersebut dimodifikasihingga pada langkah kelima. Menurut Sukmadinata(2009: 182-189) langkah-langkah penelitian danpengembangan dapat dimodifikasi dan disederhanakantanpa mengurangi esensinya. Kelima tahap yangdilakukan peneliti adalah:(1) potensi dan masalah Penelitian dapat

berangkat dari adanya potensi dan masalah.Peneliti mencari masalah dengan melakukananalisis kebutuhan melalui wawancara denganguru kelas V SDN Sarikarya yang bernamaPak Daru pada tanggal 19 Juli 2016. Wawancaradilakukan untuk mengetahui bagaimana gurumenyusun tes hasil belajar dan kebutuhanguru terkait contoh tes hasil belajar yangberkualitas baik yang sudah teruji validitas,reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran,dan pengecoh. Masalah yang ditemukandalam penelitian ini guru kesulitan dalammembuat tes hasil belajar yang berkualitas

Page 60: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 151-157

154

baik. Potensi dalam penelitian ini yaitumembuat tes hasil belajar matematika yangberkualitas baik sehingga dapat menjadicontoh bagi guru dan menjadi kumpulan soaluntuk tes hasil belajar siswa.

(2) pengumpulan data Peneliti melakukanpengumpulan data dengan wawancara, kuesionerdan tes. Wawancara dilaksanakan padatanggal 19 Juli 2016, dengan mewawancaraiguru kelas V SDN Sarikar ya. Wawancaramenggunakan pedoman wawancara. Darihasil wawancara dapat diketahui bahwa gurumembutuhkan contoh tes hasil belajarmatematika. Lembar kuesioner digunakanuntuk menilai kelayakan produk tes hasilbelajar matematika.

(3) desain produk Peneliti mendesain produk teshasil belajar matematika dengan menentukankelas. Peneliti membuat tabel spesifikasiproduk dengan menentukan Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar (KD). StandarKompetensi yang dipilih yaitu 2. Menggunakanpengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatandalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar(KD) yang dipilih yaitu 2.5 Menyelesaikanmasalah yang berkaitan dengan waktu, jarak,

dan kecepatan. Setelah memilih KompetensiDasar (KD) peneliti merumuskan indikatorberdasarkan taraf kognitif taksonomi bloom.Indikator yang dibuat peneliti sebanyak 14indikator. Setelah menyusun indikator, penelitimerumuskan soal sebanyak 60 butir soal. Soaldibagi menjadi dua tipe yaitu soal tipe A dansoal tipe B. Masing-masing tipe soal terdiridari 30 butir soal pilihan ganda.

(4) validasi desain Validasi desain yang digunakandalam penelitian ini adalah validasi ahli (expertjudgment). Validasi bertujuan untuk menilaidan mengetahui kelayakan produk tes hasilbelajar matematika sebelum diujicobakan.Validasi ahli dilakukan oleh ahli matematikayaitu dosen matematika PGSD Universitas SanataDharma dan tiga orang guru kelas V SD.

(5) revisi desain Revisi desain dilakukan setelahdivalidasi oleh validator yaitu ahli matematikadan tiga orang guru kelas V SD. Melaluivalidasi peneliti mengetahui saran perbaikanuntuk memperbaiki produk tes hasil belajarmatematika sebelum diujicobakan.

Langkah-langkah prosedur pengembanganakan ditunjukkan dalam bagan Gambar 2.

Gambar 2. Bagan Pengembangan yang Dilakukan Peneliti

Page 61: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

155

Puji Purnomo & Maria Sekar Palupi, Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi ....

3. PEMBAHASANLangkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

3.1 Potensi dan MasalahPenelitian pengembangan yang dilakukan

berangkat berdasarkan adanya potensi dan masalah.Potensi yang dimiliki adalah guru sebagai pendidikdiharapkan memiliki kompetensi pedagogi. Kompetensipedagogi tersebut tidak hanya bagaimana gurumengelola pembelajaran namun juga bagaimana gurumampu membuat instrumen evaluasi yang dapatmengukur dengan tepat kemampuan peserta didik.Pembuatan instrumen tersebut tentu saja berdasarlangkah-langkah pembuatan tes yang baik dan dapatmengukur ranah kognitif secara menyeluruh. Namun,masih terdapat masalah berkaitan dengan pembuataninstrumen evaluasi tersebut, hingga saat ini masih adaguru yang tidak membuat instrumen evaluasi sendirisehingga tidak mengetahui dengan pasti bagaimanakualitas soal yang digunakan untuk evaluasi.

3.2 Pengumpulan DataPengumpulan data awal dalam penelitian ini

menggunakan wawancara sebagai analisis kebutuhanguru. Peneliti mewawancarai guru kelas V SDNSarikarya pada tanggal 19 Juli 2016. Pertanyaan yangdiajukan kepada guru meliputi: (1) Apakah gurumengetahui fungsi diadakan evaluasi pembelajaran,(2) Berapa kali evaluasi pembelajaran dilakukan,(3) Langkah-langkah penyusunan tes yang ideal,(4) Bagaimana langkah penyusunan tes yang telahdilakukan selama ini, (5) Bentuk tes yang dibuat,(6) Apakah tes yang disusun, terutama berkaitandengan ranah kognitif disusun berdasar taksonomiBloom, jika sudah sampai level mana.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan,didapatkan data: (1) Guru mengetahui fungi darievaluasi pembelajaran yaitu sebagai alat ukur hasilbelajar siswa, (2) Gur u melakukan evaluasipembelajaran kira-kira 5-6 kali dalam 1 semester baiksecara formatif maupun sumatif. Secara formatifketika ulangan harian, tengah semester dansemester. Secara sumatif ketika ulangan kenaikankelas. Evaluasi pembelajaran ulangan hariandiadakan setiap selesai 1 atau 2 kompetensi dasar,(3) Langkah-langkah membuat soal seharusnyamemperhatikan standar komptensi, kompetensidasar dan kisi-kisi. Sesudah itu lalu membuat soaldan soal diuji validitas dan reliabilitas, (4) Langkahsoal terkadang hanya mengambil soal dari berbagai

sumber. Langkah-langkah yang dilakukan yaitumempelajari dahulu standar kompetensi, kompetensidasar dan indikator. Setelah itu membuat kisi-kisidan membuat soal sesuai dengan kisi-kisi, (5) Bentuktes yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan tujuanpembuatan soal. Misalnya jika untuk mengetahuikemampuan anak maka guru akan membuat soaldalam bentuk pilihan ganda. Jika ingin melihatpemahaman siswa maka guru akan membuat soaldalam bentuk uraian, (6) Tes yang dibuat sudahberdasarkan taraf kognitif taksonomi Bloom, namunhanya sampai tahap ketiga yaitu mengingat,memahami, dan mengaplikasikan.

3.3 Desain ProdukProduk yang akan dihasilkan dalam penelitian

ini berupa tes hasil belajar yang disusun berdasarlangkah-langkah penyusunan tes yang baik. Desainproduk yang disusun dalam penelitian ini mengadaptasilangkah penyusunan tes menurut Mardapi (2008: 88-97) yaitu:

3.3.1 Menyusun Spesifikasi TesMenyusun spesifikasi tes mencakup kegiatan:

(1) menentukan tujuan tes. Tujuan tes yang penulissusun dapat digunakan sebagai tes formatif, maupunsumatif bergantung pada kebutuhan guru, (2) menyusunkisi-kisi tes. Peneliti membuat tabel spesifikasi produkdengan menentukan Standar Kompetensi (SK) danKompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi yangdipilih yaitu 2. Menggunakan pengukuran waktu,sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahanmasalah. Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih yaitu2.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitandengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk kelas 5SD. Setelah menentukan SK dan KD, penelitimembuat indikator sesuai dengan ranah kognitiftaksonomi bloom yang telah direvisi, mulai darimengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,mengevaluasi, hingga mencipta., (3) Memilih bentuktes. Peneliti menentukan jenis tes yang akan menjadiproduk yaitu tes pilihan ganda. Peneliti memilih tespilihan ganda karena jenis tes ini banyak digunakandi sekolah baik sebagai tes tengah semester, tesakhir Semester, ujian sekolah, maupun ujiannasional. Bentuk tes pilihan ganda ini juga memilikikeuntungan salah satunya soal-soal pilihan gandadapat mencakup materi yang luas (Widoyoko, 2016:74-77), (4) menentukan panjang tes. Peneliti jugamenentukan jumlah butir soal yang dibuat. Jumlah

Page 62: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 151-157

156

butir soal yang dibuat yaitu 60 butir soal berdasarkankurva normal dengan menentukan tingkat kesukaransoal sebesar 25% mudah, 50% sedang dan 25% sukar.

3.4 Validasi DesainValidasi desain dilakukan dengan menggunakan

validasi isi (content validity). Validasi isi dilakukanuntuk melihat dan menilai materi dengan soal melaluiexpert judgement untuk menilai dan mengetahuikelayakan produk sebelum diujicobakan. Produkyang telah dibuat divalidasi oleh satu ahlimatematika dan tiga guru kelas V SD yaitu gurukelas V SDN Sarikarya, guru kelas V SDN Perumnasdan guru kelas V SDN Karangasem. Hasil validasiahli dan guru kemudian dikategorikan berdasarkanskala Likert (dalam Widoyoko, 2015: 69).

Tabel 2: Kategori Skor Kuesioner

Interval Tingkat Pencapaian Kategori

3,25 < M < 4,00 Sangat Baik2,50 < M < 3,25 Baik1,75 < M < 2,50 Kurang Baik0,00 < M < 1,75 Tidak Baik

Keterangan:M= rerata skor pada aspek yang dinilai.

Berdasar hasil validasi ahli matematikadiperoleh skor 3,75 termasuk ke dalam kategorisangat baik, hasil validasi dari guru kelas V SDNSarikarya diperoleh skor 3,87 termasuk kedalamkategori sangat baik, hasil validasi guru kelas V SDNPerumnas diperoleh skor 3,06 termasuk kategori baik,dan validasi guru kelas V SDN Karangasem diperolehskor 3,93 termasuk ke dalam kategori sangat baik. Darike empat validator diperoleh skor rata-rata 3,65 dantermasuk kedalam kategori sangat baik.

dilakukan oleh ahli matematika dan 3 guru kelas VSD. Peneliti memperbaiki beberapa saran yangdiberikan oleh ahli dan ketiga guru kelas V SD.Peneliti memperbaiki satuan jarak pada soal agarwajar dan memperbaiki soal analisis. Penelitimemperbaiki rumusan pokok soal agar tidak terlalupanjang dan memperbaiki penggunaan tanda bacauntuk kalimat perintah. Revisi desain bertujuanuntuk memperbaiki produk tes hasil belajarmatematika.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berdasarkan hasil analisis datadan pembahasan pada bab IV adalah sebagai

Tabel 3: Rerata Hasil Penilaian Validator Ahli

No. Validasi Hasil Rata-rata

Skor Kategori

1. Validasi ahli matematika 3,75 Sangat Baik2. Validasi guru kelas V SDN Sarikarya 3,87 Sangat Baik 3,653. Validasi guru kelas V SDN Perumnas 3,06 Baik Sangat Baik4. Validasi guru kelas V SDN Karangasem 3,93 Sangat Baik

3.5 Revisi DesainRevisi desain dilakukan setelah peneliti

menerima saran dari hasil validasi yang telah

berikut:Produk tes hasil belajar matematika materipengukuran yang meliputi waktu, jarak, dankecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasardikembangkan berdasarkan prosedur penelitian danpengembangan Borg dan Gall. Terdapat 10 langkahdalam prosedur penelitian dan pengembangan Borgdan Gall, namun dalam penelitian dan pengembanganini hanya dilakukan hingga langkah ke 5 yaitu (1) potensidan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desainproduk, (4) validasi desain, (5) revisi desain.

Maka saran yang dapat peneliti berikanberkaitan dengan pengembangan tes hasil belajar

matematika adalah: Sebaiknya penelitian danpengembangan tes hasil belajar matematika menurutteori Borg dan Gall dilanjutkan minimal hingga

Page 63: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

157

Puji Purnomo & Maria Sekar Palupi, Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi ....

langkah ketujuhagar dapat diketahui kualitas teshasil belajar yang disusun berkaitan dengan validitas

secara empiris, reliabilitas, daya beda, tingkatkesukaran dan analisis pengecoh.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson & Karthwol. 2010. Kerangkan Landasanuntuk Pembelajaran, Pengajaran, danAsesmen Revis i Teksonomi Bloom .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian HasilBelajar Siswa di Sekolah. Yogyakar ta:Kanisius.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian PendekatanKuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. MetodePenel i t ian Pendidikan . Bandung: PTRemaja Rosdyakarya.

Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis di EraReformasi. Jakarta: Grasindo.

Suprananto & Kusaeri. 2012. Pengukuran danPenilaian Pendidikan. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional bab II pasal 3.

Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik PenyusunanInstrumen Penelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Widoyoko, Eko Putro. 2016. Teknik TeknikPenyusunan Ins trumen Penel i t ian .Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 64: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

PENGEMBANGANRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

YANG MENGINTEGRASIKAN EDUBUNTU

Theresia Yunia SetyawanDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email: [email protected]

ABSTRACT

Along with the vast advance of technology as well as the development in the field of education itself,integrating technology into learning becomes something unavoidable. Apart from being user-friendlyand flexible, the technology integrated into learning should be accessible and giving learningopportunities for anyone wishing to learn. The use of open source opens the gates for the integrationof technology which is user-friendly, flexible, accessible to anyone, and most of all, free of charge.Edubuntu as one of the free/open source software (FOSS) designed especially for classroom teachingand learning is expected to be able to help teachers, especially those teaching at the elementarylevels, in integrating technology into their classrooms easily. As Edubuntu is still viewed as a relativelynew program in Indonesia, this research is aimed at describing the steps of integrating the opensource into the processes of classroom learning and teaching as well as at designing a samplelesson plan that can later serve as a model for elementary school teachers in designing a lessonplan integrating Edubuntu on their own.Keywords : Edubuntu, lesson plan, primary school.

1. PENDAHULUAN

Disadari maupun tidak, semakin cepat danpesatnya perkembangan teknologi berdampak pulapada semakin cepat dan pesatnya kemajuan dalamdunia pendidikan. Kemajuan dalam bidang teknologitelah mampu memberikan kemudahan akses danmenyediakan kesempatan belajar bagi semua orangtanpa batasan ruang maupun waktu. Salah satukemajuan yang signifikan dalam bidang pendidikanadalah diintegrasikannya penggunaan free/opensource software (FOSS) dalam kegiatan belajarmengajar sehari-hari di sekolah dan kelas-kelas didalamnya (Johnston, Begg, & Tanner, 2013; Shaame,2014). Karena sifatnya yang merupakan open source,program-program semacam ini bisa digunakan olehsiapapun tanpa harus mengeluarkan biaya lisensiapapun. Program-program tersebutjuga relatif cepatkarena membutuhkan memori yang lebih sedikitdaripada program-program sejenis yang dibuat olehperusahaan-perusahaan komersial seperti Microsoftatau Apple. Selain itu, program-program yangbersifat open source juga relatif lebih stabil karena

tahan terhadap serangan spyware, virus, malware,dsb. yang bertebaran di dunia maya.

Bagi para pelaku dalam dunia pendidikan,khususnya dunia pendidikan dasar, FOSS dipandangmampu menawarkan keunggulan-keunggulan yangakan membantu perkembangan diri dan peningkatanketerampilan siswa, baik secara kognitif, afektif,maupun psikomotorik. Sejalan dengan pemikirantersebut, Pfaf fman (2008) menyatakan bahwamemperkenalkan, mengajarkan cara menggunakanprogram-program open source dan memberikankesempatan pada siswa untuk sedini dan seseringmungkin mengakses, bekerja dan menyelesaikantugas-tugas dengan menggunakan program-programtersebut akan memberikan pilihan yang lebih luaskepada mereka dalam memilih dan menggunakanprogram-program komputer yang ada. Pfaffmanmenambahkan, program-program semacam ini jugaakan mendorong siswa untuk tetap menggunakanketerampilan yang telah mereka peroleh di sekolahtanpa harus dihadapkan pada pilihan antara membeliatau membajak program-program komputer tertentu.Bagi guru, Pfaffman meyakini penggunaan program-

158

Page 65: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

program open source akan mampu membantumereka untuk membuat keputusan-keputusanyang lebih baik mengenai pengintegrasian teknologidemi terlaksananya kegiatan pembelajaran yanglebih efektif.

Edubuntu merupakan salah satu FOSS yangpaling banyak digunakan dalam dunia pendidikandewasa ini (Mor & Winters, 2008; Shaame, 2014).Sebagai varian dari Ubuntu yang dikhususkan untukmenunjang proses pembelajaran, Edubuntu memilikiberagam aplikasi pendidikan yang bisa digunakanmulai dari tingkat pendidikan paling dasar (pendidikananak usia dini/prasekolah) sampai dengan pendidikantinggi. Keberagaman aplikasi pendidikan yangdisediakan diharapkan akan mampu mengembangkanketerampilan siswa dalam memecahkan masalahsejak dini karena memberikan kesempatan kepadasiswa untuk menjalankan sistem operasi alternatifselain Windows dan Macintosh sejak mereka mulaidiperkenalkan pada perangkat komputer (Lewis,2007).

Di lain pihak, Edubuntu juga mampu memberikankesempatan pada para guru dengan keterampilankomputer terbatas untuk mengintegrasikanteknologi dalam kegiatan pembelajaran sehari-haridi kelas dengan mudah. Meskipun demikian,tidaklah dapat dipungkiri bahwa salah satu kendalaterbesar dalam pengimplementasian penggunaanopen source dalam dunia pendidikan adalah kurangdikenalnya perangkat lunak semacam ini olehpara pelaku dunia pendidikan, khususnya diIndonesia. Artikel ini bertujuan untuk memaparkanlangkah-langkah pengintegrasian Edubuntu dalampembelajaran di kelas dan mengembangkan satucontoh rencana perencanaan pembelajaran (RPP)yang mengintegrasikan aplikasi-aplikasi Edubuntuyang bisa digunakan sebagai penunjang pembelajaran.Lebih jauh diharapkan agar para guru, khususnya,para guru sekolah dasar, dapat memperoleh insightdalam pengintegrasian penggunaan open source,dalam hal ini Edubuntu, dalam kegiatan belajarmengajar di kelas sedini mungkin.

1.1 Pengintegrasian Edubuntudalam PendidikanEdubuntu merupakan subproyek ketiga dari

Ubuntu yang dirilis pertama kali pada tanggal 13Oktober 2005 sebagai tambahan dari Ubuntu versi5.10. Versi Edubuntu yang terbaru adalah versi 14.04yang dirilis pada tanggal 17 April 2014. Edubuntu

didesain untuk menunjang pembelajaran di sekolahdan terdiri dari perangkat lunak tambahan sepertiGCompris yang terdiri dari 100 aktivitas pembelajaranseperti matematika, membaca, komputer, sains,geografi, maupun subyek-subyek pembelajaran yanglain (Orlof f, 2009:14). Perangkat lain yang bisaditemukan dalam Edubuntuadalah paket KDEEdutainment yang mirip dengan GCompris, dankalender SchoolTool yang memungkinkan guru,siswa maupun orang tua untuk saling terhubung danberbagi informasi yang berkaitan dengan jadwal atauagenda sekolah.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya,manfaat pertama yang didapatkan dari pengintegrasianEdubuntu di lingkungan pendidikan adalah penggunaanperangkat lunak yang legal baik di sekolah maupundi rumah. Hal ini sangat dimungkinkan karenaEdubuntudapat digunakan secara internasional diseluruh penjuru dunia (Zymaris&Patten, 2008).Selain itu, perangkat lunak seperti yang bersifat opensource seperti Edubuntu dapat dijalankan padakomputer-komputer lama yang spesifikasinya sudahtidak memungkinkan bagi program-programberbayar seperti Windows atau Macintosh.

Bagi para pelaku dunia pendidikan, khususnyaguru dan siswa sendiri, penggunaan Edubuntu jugamemberikan dampak yang positif. Para guru dengankemampuan komputer yang terbatas akan dapatdengan mudah mengintegrasikan penggunaanEdubuntu dalam kegiatan belajar dan mengajar dikelas dalam waktu yang relatif singkat. Tambahanlain, seperti yang dipaparkan oleh Hylén (2006),educational open source seperti Edubuntu menawarkanakses ke sumber-sumber belajar maupun materiyang lebih fleksibel karena banyaknya aplikasi yangditawarkan oleh open source tersebut.

Bagi siswa, khususnya mereka yang masihberada di tingkat pendidikan dasar, Edubuntumenumbuhkan ketertarikan tersendiri melalui tema-temanya yang kid-friendly (Gambar 1). Selain itu,Edubuntu juga mudah untuk digunakan di rumahdan mudah untuk dikelola bahkan untuk anak-anaksekalipun karena dikemas dalam bentuk live CDyang bisa langsung digunakan pada sistem operasiapapun tanpa perlu diunduh dan diinstal. Lebih dariitu, Edubuntu akan memberikan kesempatan padapara siswa yang masih duduk di tingkat sekolahdasar untuk belajar secara lebih menyenangkankarena proses belajar dikemas dalam bentukpermainan (learning disguised as fun). Melalui

159

Theresia Yunia Setyawan, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....

Page 66: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 158-173

160

permainan-permainan tersebut, mereka dapat belajarketerampilan membaca, mengeja, dan menalar(Hoover, 2008) dan mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang ditawarkan oleh teknologi masakini serta merasakan sensasi kecanggihan teknologidi ujung jari-jari mereka.

1.2 Aplikasi-aplikasi Edubuntu untukPendidikan Tingkat DasarSebagai variasi dari program Linux Ubuntu

yang didesain secara khusus untuk digunakan dalam

Gambar 1. Salah Satu Contoh Tema Edubuntu bagi Anak-anak

lingkungan pendidikan, hampir semua aplikasi yangada dalam Edubuntu, baik yang berupa aksesoris,games, grafis, internet, maupun aplikasi-aplikasipendidikan itu sendiri, bisa dimanfaatkan mulai daritingkat pendidikan dini (prasekolah) sampaipendidikan tinggi. Berikut adalah beberapa aplikasiEdubuntu yang sesuai bagi siswa-siswa di tingkatpendidikan dasar, baik siswa prasekolah (1-5tahun), kelas bawah (6-8 tahun) maupun kelas atas(9-11 tahun).

Tabel 1: Aplikasi-aplikasi dalam Edubuntu

Kategori Aplikasi Detail SubyekPembelajaran Level

Aksesoris Kalkulator Penyelesaian hitungan aritmatika, Belajar mengetik angka; Matematika Semua levelsaintifik, atau keuangan

Gedit Text Editor Mengedit teks Bahasa; Seni; Pengenalan keyboard Semua level

Pendidikan Blinken Simon Says – mengulang pola Warna; Keterampilan menggunakan Semua levelmouse (mengklik)

Kanagram Acak kata Kosa kata Bahasa Inggris; Mengeja Kelas atas

(spelling)KBruch Berlatih dengan pecahan Matematika; Pecahan Kelas atas

KHangMan Hangman – menebak kata dengan Kosa kata Bahasa Inggris; Kelas atas

melengkapi huruf Mengeja (spelling)Kig Geometri interaktif Matematika; Geometri Kelas atas

KTouch Bantuan mengetik huruf Pengenalan keyboard komputer Semua level

KWordQuiz Kartu flash kosa kata dan Program Kosa kata Bahasa Inggris; Semua levelPembuat Kuis Bahasa asing; Latihan soal

Marble Atlas – globe virtual Geografi Semua level

Page 67: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

161

Theresia Yunia Setyawan, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....

Tabel 1: Lanjutan

Kategori Aplikasi Detail SubyekPembelajaran Level

Parley Latihan kosa kata Kosa kata Bahasa Inggris; Semua level

Bahasa asing; Latihan soalTuxMath Matematika – Penjumlahan, Bilangan matematika Semua level

pengurangan, perkalian, pembagian,

bilangan positif/negatifTuxPaint Berlatih menggambar Seni; Warna; Keterampilan Semua level

menggunakan mouse (mengklik)

VYM – View YourMind Peta pikiran/ide Bahasa dan sastra (keterampilan Kelas atasmenulis)

Permainan AisleRiot Solitaire Permainan kartu – menyusun kartu dari Keterampilan menggunakan mouse Kelas atas

yang bernilai terbesar ke terkecil dan (mengklik, klik dua kali, klik dan drag)dengan urutan warna yang bergantian

(merah-hitam) maupun warna yang sama

dalam satu susunan kartuEducational SuiteGcompris Permainan edukatif Pengenalan keyboard; Pengenalan Semua level

mouse; Warna; Suara; Memori;

Matematika; Keterampilan membaca;Permainan strategi

Mahjongg Memasangkan tile – mengkliksebuah tile Keterampilan menggunakan mouse Semua level

dan memasangkannya dengan tile yang (mengklik); Memasangkan pola;sama untuk menghilangkan tile-tile Memori

tersebut

Mines Menghilangkan ranjau tersembunyi Logika Kelas atasdari area permainan

Potato Guy Mendadani Potato Guy Keterampilan menggunakan mouse Semua level

(mengklik); Kosa kata Bahasa InggrisQuadrapassel Permainan tetrisa: Spasial Semua level

a. Menata balok-balok yang jatuh

b. Menggunakan tombol-tobol anak panah pada keyboard

Sudoku Puzzle angka – mengisi setiap baris, Angka; Logika Semua level

kolom, dan segi empat dengan angka 1sampai 9 tanpa boleh menggunakan

angka yang sama dua kali

Grafis KolourPaint Program untuk menggambar Seni; Warna; Bentuk-bentuk bangun Kelas bawah;datar Kelas atas

OpenOffice.org Drawing Membuat dan mengedit gambar, Seni; Warna; Bentuk-bentuk bangun Semua level

diagram alur, dan logo datarOffice Dictionary Mencari definisi dan ejaan kata di kamus Penelitian; Referensi Semua level

online (dengan koneksi Internet)

OpenOffice.org Membuat dan mengedit slide Grafis presentasi Kelas atasPresentation presentation dan halaman web

OpenOffice.org Menyelesaikan soal hitungan, Spreadsheets Kelas atas

Spreadsheet menganalisis informasi, mengelola daftar,dan membuat diagram pada lembar kerja

spreadsheets

Page 68: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 158-173

162

Dari tabel di atas dapat diasumsikan bahwahampir segala jenis kegiatan pembelajaran yangbiasa dilaksanakan di tingkat pendidikan dasar dapatdifasilitasi oleh Edubuntu. Hal terpenting yang harusdilakukan oleh para guru adalah memilah dan memilihaplikasi-aplikasi apa saja yang kiranya sesuai denganusia maupun kemampuan anak didik mereka, baikkemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.Pemilihan dan pengintegrasian aplikasi yang sesuaidengan materi pembelajaran dan juga kemampuansiswa diharapkan akan mampu meningkatkanefektivitas proses belajar mengajar yang terjadi, danpada akhirnya diharapkan mampu meningkatkanprestasi belajar siswa lewat pengalaman-pengalamanbelajar yang lebih bermakna.

Meskipun demikian, kurang dikenalnyaEdubuntu di lingkungan pendidikan menjadisalah satu kesulitan bagi para guru yang inginmengintegrasikan Edubuntu dalam kegiatanbelajar mengajar. Memaparkan langkah-langkahpengintegrasian aplikasi-aplikasi Edubuntu yangsesuai, mulai dari memilih sampai denganmenuangkannya ke dalam rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) diharapkan akan mampumemberikan gambaran pada para guru di tingkatpendidikan dasar untuk memulai langkah awalmereka dalam mengintegrasikan teknologi di dalam

Tabel 1: Lanjutan

Kategori Aplikasi Detail SubyekPembelajaran Level

OpenOffice.org Membuat dan mengedit teks dan Permrosesan dokumen Kelas bawah;

Word Processor gambar dalam surat, laporan, dokumen, Kelas atasdan halaman web

Sains Kstars Planetarium virtual Sains; Astronomi Kelas atas

Internet Firefox Penjelajah web Penelitian Semua levelSumber: people.edubuntu.com/~lyz/ghana/Edubuntu%20Lesson%20Plans.pdf

kelas. Dengan semakin meningkatnya kemampuanpara guru dalam mengintegrasikan aplikasi-aplikasiEdubuntu, para guru diharapkan untuk tidak hanyamampu memberikan pengalaman belajar yang lebihmenarik dan bermakna bagi siswa namun juga dapatmeningkatkan pemahaman mereka mengenai tigadomain penting dalam pendidikan (domainteknologi, pedagogi, dan konten) yang memilikiketerkaitan yang sangat erat sehingga mampumengajarkan konten dengan metode dan teknologiyang sesuai (Schmidt et al., 2009; Baran, Chuang,& Thompson, 2011).

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan pendahuluan daripenelitian pengembangan yang sedianya akandilaksanakan dalam tiga tahap. Tiga tahap tersebutadalah (a) tahap evaluasi diri yang terdiri dari duaproses, yaitu proses analisis dan proses desain, (b)tahap pendesainan prototipe yang terdiri dari prosesuji ahli (expert review), uji coba individu (one-to-one),uji coba kelompok kecil (small group), dan (c) tahapuji lapangan yang merupakan tahap terakhir(Tessmer, 1993). Ketiga tahap tersebut dapatdigambarkan dalam bagan (Gambar 2).

Gambar 2. Bagan Langkah-langkah Penelitian Pengembangan (Tessmer, 2013)

Page 69: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

163

Theresia Yunia Setyawan, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....

Proses analisis kebutuhan dilakukan denganmengumpulkan data awal yang berasal dari tigapuluh orang guru dari tiga sekolah dasar yangberbeda mengenai penggunaan teknologi, khususnyayang bersifat open source dalam pembelajaran. Datatersebut akan dikumpulkan dengan menggunakankuisioner yang diadaptasi dari kuisioner milikSchmidt, Baran, Thompson, Mishra, Koehler, danShin (2009). Sejatinya, instrumen ini merupakaninstrumen evaluasi diri guru mengenai pengintegrasianteknologi dalam pembelajaran. Untuk kepentinganpenelitian ini, beberapa butir pernyataan maupunper tanyaan telah dimodifikasi maupun tidakdipergunakan karena dianggap tidak relevan dengankonteks penelitian ini. Skala penilaian juga telahdimodifikasi dari skala 5 (sangat tidak setuju, tidaksetuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju) menjadipenilaian skala 4 menggunakan angka untukmemudahkan perhitungan.Data yang terkumpulmelalui kuisioner ini akan digunakan sebagai titiktolak perancangan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang mengintegrasikan penggunaan Edubuntu.

Data yang diperoleh melalui kuisioner berupaskor untuk masing-masing butir pertanyaan ataupertanyaan. Langkah analisa data yang pertamaadalah dengan menjumlahkan skor per nomor darimasing-masing responden. Skor-skor yang ada padabagian yang sama (yaitu bagian A, B, C, D, E, F, G,H, I, dan J) kemudian dijumlahkan dan dicari nilairata-ratanya sehingga diperoleh satu nilai skor untukmasing-masing bagian dalam kuisioner. Nilai skorini kemudian dikonversi ke dalam bentuk presentasedengan cara membagi skor tersebut dengan nilaimaksimal untuk masing-masing bagian dalam kuisioner.Dengan mengadaptasi penilaian acuan patokan(PAP), skor presentase yang diperoleh dikategorikanmenjadi lima bagian, yaitu sangat baik jika bernilaisama dengan 80% atau lebih, baik jika bernilai antara60% - 79%, cukup jika bernilai antara 40% - 59%,rendah jika bernilai antara 20% - 39%, dan sangatrendah jika bernilai kurang atau sama dengan 19%.

Komponen-komponen teknologi yangdicantumkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) yang mengintegrasikan Edubuntu yangdikembangkan pada penelitian ini dipilih berdasarkanhasil kuisioner yang telah diolah datanya denganmenggunakan langkah-langkah tersebut di atas. Halini dimaksudkan agar, selain mampu mengintegrasikanaplikasi-aplikasi berbasis Edubuntu, guru juga

mampu meningkatkan kompetensi penguasaaanteknologinya dalam pembelajaran, khususnyateknologi tidak berbayar yang dikhususkan bagipendidikan seperti Edubuntu.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh melalui kuisioner analisiskebutuhan menunjukkan bahwa responden gurutidak memiliki kesulitan akses terhadap TIK danInternet yang ditunjukkan dengan tingginya nilaipersentase yang diperoleh yang termasuk dalamkategori sangat tinggi (85,83%). Hal ini dimungkinkankarena sekolah-sekolah tempat para respondenberasal merupakan sekolah yang tergolong baik danterletak di daerah perkotaan sehingga tidak memilikikesulitan yang berhubungan dengan akses TIKmaupun internet. Reponden guru juga memilikiminat, sikap, dan kepercayaan diri yang baik dalampenggunaan TIK dalam pembelajaran. Hal iniditunjukkan dengan nilai persentase bagian minatdan sikap terhadap penggunaan TIK serta kepercayaandiri dalam menggunakan TIK sebesar masing-masing78% dan 60% yang termasuk dalam kategori baik.

Sementara itu, nilai persentase yang diperolehpada bagian pengetahuan pedagogis, pengetahuankonten pedagogis, pengetahuan konten teknologi,pengetahuan pedagogis dan teknologi, ser tapengetahuan teknologi, pedagogis, dan konten,masing-masing adalah sebesar 58,48%, 57,78%,55,56%, 49,87%, dan 51,11%. Nilai-nilai ini menunjukkanbahwa pengetahuan guru yang meliputi (1) berbagaimacam pendekatan, metode, strategi, maupun teknikpembelajaran termasuk bagaimana menyusunrencana pembelajaran dan melakukan penilaian,(2) bagaimana memilih pendekatan, metode,strategi, maupun teknik yang tepat untukmengajarkan suatu materi tertentu, (3) teknologi apasaja yang bisa digunakan dalam pembelajaran untukmembantu proses belajar siswa, (4) bagaimanamengintegrasikan teknologi-teknologi yang ada kedalam pembelajaran, dan (5) bagaimana suatu materiseharusnya disampaikan dengan menggunakanmetode maupun teknologi yang sesuai, termasukdalam kategori cukup atau sedang.

Yang perlu mendapatkan perhatian adalahpenguasaan aplikasi/perangkat lunak maupunkompetensi teknologi yang dimiliki oleh guru yang

Page 70: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 158-173

164

termasuk dalam kategori rendah. Hal ini ditunjukkandengan nilai konversi yang hanya mencapi 38,37%untuk penguasaan aplikasi/perangkat lunak dan38,70% untuk kompetensi teknologi yang dimilikioleh guru. Jumlah nilai untuk setiap item menunjukkanrendahnya kemampuan guru dalam penggunaanmultimedia, pembuatan peta konsep digital,pembuatan video pendukung pembelajaran, danpengelolaan kelas secara online.

Dengan mengacu pada hasil kuisionertersebut di atas, maka pengembangan rencanapembelajaran berbasis Edubuntu akan berfokusuntuk membantu guru dalam mengintegrasikanpenggunaan multimedia, pembuatan peta konsepdigital dan video pendukung pembelajaran dalampembelajaran. Rencana pembelajaran yang disusunjuga akan membantu guru untuk melakukan

pengeloaan kelas secara online dalam kegiatanbelajar mengajarnya.

Dengan memper t imbangkan t ingka tperkembangan kemampuan kognitif siswa sertahasil kuisioner analisa kebutuhan tersebut, akandidesain rencana pelaksanaan pembelajaran untukpembelajaran di kelas atas, yaitu kelas V sekolahdasar sebagai contoh. Kelas V menjadi pilihankarena pada tingkat ini, siswa dianggap sudahmemiliki kemampuan kognitif, psikomotorik,maupun afektif yang memadai untuk terlibat dalampembelajaran yang mengintegrasikan teknologi didalamnya. Dengan bertitik tolak pada Kurikulum2013 dan pendekatan saintifik yang menjadi cirikhasnya, alah satu contoh rencana pelaksanaanpembelajaran yang mengintegrasikan teknologiberbasis Edubuntu untuk siswa kelas V sekolahdasar dapat dipaparkan sebagai berikut.

Tabel 2: Sampel Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang Mengintegrasikan Edubuntu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Satuan Pendidikan : Sekolah DasarKelas/Semester : V/2Tema/Subtema : Lingkungan Sahabat Kita/Pelestarian LingkunganPembelajaran Ke : 5Alokasi Waktu : 6 x 35 menitA. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agaima yang dianutnya.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru dan tetangganya.3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannnya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dantempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis,dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak berimandan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator. 1. Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator

3.1 Menggali informasi dari teks laporan tentang Menemukan informasi dari teksmakanan dan rantai makanan, kesehatan laporan tentang makanan dan rantai makanan,manusia, keseimbangan ekosistem, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem,serta alam dan pengaruh kegiatan manusia serta alam dan pengaruh kegiatan manusia.dengan bantuan guru dan teman dalambahasa Indonesia lisan dan tulis, sertadengan memilih dan memilah kosakatabaku.

Page 71: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

165

Theresia Yunia Setyawan, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....

Tabel 2: Lanjutan

Kompetensi Dasar Indikator

4.1 Mengamati, mengolah dan menyajikan Mengolah informasi dari teks laporan tentangteks laporan tentang makanan dan rantai makanan dan rantai makanan, kesehatanmakanan, kesehatan manusia, manusia, keseimbangan ekosistem,keseimbangan ekosistem, serta alam serta alam dan pengaruh kegiatan manusiadan pengaruh kegiatan manusia secara dalam bentuk peta pikiran (mind map)mandiri dalam bahasa Indonesia lisan secara mandiri.dan tulis dengan memilih dan memilahkosakata baku.

2. IPA

Kompetensi Dasar Indikator

3.4 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi Mengidentifikasi dampak kegiatan manusiadi alam, hubungannya dengan penggunaan terhadap perubahan alam.sumber daya alam, dan pengaruh kegiatanmanusia terhadap keseimbangan lingkungan.

4.7 Menyajikan laporan tentang permasalahan Membuat laporan usaha pelestarian lingkunganakibat terganggunya keseimbangan alam dalam bentuk video sederhana.akibat ulah manusia, serta memprediksi apayang akan terjadi jika permasalahan tersebuttidak diatasi.

3. SBdP

Kompetensi Dasar Indikator

3.4 Memahami prosedur dan langkah kerja Mengikuti prosedur dan langkah kerjadalam berkarya kreatif berdasarkan ciri dalam berkarya kreatif membuat bendakhas daerah. kerajinan.

4.14 Membuat karya kerajinan dari bahan bekas. Menunjukkan keterampilan membuat bendapakai dari barang bekas dengan alat danteknik sederhana.

4. PJOK

Kompetensi Dasar Indikator

3.11 Memahami bahaya merokok terhadap Mengidentifikasi zat-zatkesehatan tubuh. berbahaya dalam rokok dan dan akibatnya

bagi kesehatan tubuh.4.11 Menceritakan bahaya merokok terhadap Menjelaskan penyakit-penyakit yang

kesehatan tubuh. diakibatkan oleh kebiasaan merokoksecara lisan.

C. Tujuan Pembelajaran1. Siswa dapat menemukan informasi dari teks laporan tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan

manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia melaui diskusi dengan gurudan teman.

2. Siswa dapat mengolah informasi dari teks laporan tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia,keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bentuk peta pikiran(mind map).

3. Siswa dapat mengidentifikasi dampak kegiatan manusia terhadap perubahan alam dengan berdiskusi denganguru dan teman.

Page 72: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 158-173

166

Tabel 2: Lanjutan4. Siswa dapat membuat laporan usaha pelestarian lingkungan dalam bentuk video sederhana secara

berkelompok.5. Setelah mengamati contoh yang diberikan oleh guru, siswa dapat mengikuti prosedur dan langkah kerja dalam

berkarya kreatif membuat benda kerajinan.6. Setelah mengamati contoh yang diberikan oleh guru, siswa dapat menunjukkan keterampilan membuat benda

pakai dari barang bekas dengan alat dan teknik sederhana.7. Setelah berdiskusi dengan orangtuanya, siswa dapat mengidentifikasi zat-zat berbahaya dalam rokok dan dan

akibatnya bagi kesehatan tubuh.8. Setelah berdiskusi dengan orangtuanya, siswa dapat menjelaskan penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh

kebiasaan merokok secara lisan.D. Materi Pembelajaran

1. Usaha pelestarian lingkungan2. Pemanfaatan barang bekas3. Dampak merokok bagi kesehatan

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran1. Pendekatan: Saintifik2. Metode: Diskusi, demonstrasi, unjuk kerja kelompok

F. Media, Alat dan Sumber Belajar1. Media : Gambar-gambar tentang kegiatan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle)2. Alat/Bahan: Program View Your Mind (VYM) dan Open Shot Video Editor3. Sumber belajar :

a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Lingkungan Sahabat Kita (Tema 9): Buku TematikTerpadu Kurikulum 2013 untuk Siswa SD/MI Kelas V. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Lingkungan Sahabat Kita (Tema 9): Buku TematikTerpadu Kurikulum 2013 untuk Guru SD/MI Kelas V. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan 1. Siswa memulai pelajaran dengan berdoa bersama-sama 10 menitPendahuluan dengan guru

2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang hal-halyang menarik di lingkungan sekitar sekolah maupun rumah siswa.

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai rencanakegiatan mereka sepanjang hari itu.

Kegiatan Inti 1. Siswa membaca teks “Mendaur Ulang Sampah” dalam hati 185 menitdan mencatat hal-hal penting yang mereka temukan dalamteks tersebut (mengamati).

2. Siswa mendiskusikan hal-hal yang mereka temukan denganteman dan guru.

3. Siswa diperkenalkan pada konsep reduce, reuse dan recycle(3R) dan diminta menemukan informasi lebih lanjut mengenaipenerapan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-harimelalui studi pustaka di perpustakaan, atau pencarian informasimelalui Internet (menanya, mengumpulkan informasi).

4. Siswa merangkum informasi yang telah diperoleh dan, setelahmemperhatikan penjelasan dari guru, menyajikan informasiyang telah diperolehnya dalam bentuk peta pikiran(mengasosiasi, mencoba).

Page 73: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

167

Theresia Yunia Setyawan, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....

Tabel 2: Lanjutan

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

5. Siswa mendesain dan mempresentasikan mind map yangdibuatnya dengan menggunakan program View Your Mind(mengkomunikasikan) sementara guru dan teman memberimasukan dan tanggapan.

6. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari4 – 5 orang dan diminta berdiskusi untuk menentukan kegiatan3R seperti apa yang ingin mereka lakukan dalam kelompok.

7. Siswa menncari dan mengumpulkan informasi mengenaikegiatan 3R yang akan mereka lakukan melalui studi pustakaatau penjelajahan Internet (menanya, mengumpulkan informasi)

8. Siswa melaksanakan dan mendokumentasikan pelaksanaankegiatan 3R sederhana mereka dalam bentuk foto-foto kegiatan(mencoba).

9. Siswa membuat laporan tertulis singkat mengenai pelaksanaankegiatan 3R mereka dan mempresentasikan pelaksanaankegiatan tersebut dalam bentuk video sederhana (mengasosiasi,mengkomunikasikan) sementara guru dan siswa lain memberikantanggapan dan masukan.(Catatan: video dibuat dengan menggabungkan foto-foto yangada menjadi bentuk movie slide dengan menggunakan programOpen Shot Video Editor).

10. Siswa diminta mengunggah video hasil karya mereka ke portalvideo Youtube dengan akun milik sekolah atau guru.

Kegiatan 1. Siswa menyimpulkan kegiatan belajar hari ini dengan 15 menitPenutup bimbingan guru.

2. Siswa menuliskan hal-hal apa saja yang berkesan daripembelajaran mereka hari ini.

3. Siswa diminta menyelesaikan tugas tentang bahaya merokokbagi kesehatan bersama orang tua mereka masing-masingdi rumah.

H. Penilaian Pembelajaran1. Teknik penilaian

a. Observasib. Unjuk kerja

2. Instrumen penilaiana. Rubrik penilaian sikap

Aspek 3 (Baik) 2 (Cukup) 1 (Perlu Bimbingan)

Kemandirian Mampu bekerja dan Mampu bekerja dan Tidak mampu bekerjamelaksanakan tugas tanpa melaksanakan tugas, namun maupun melaksanakan tugasbantuan guru atau teman. sesekali harus dibantu oleh ika tanpa bantuan guru atau

guru atau teman. teman.Kerja sama Mampu bekerja sama Mampu bekerjasama dalam Tidak mampu bekerjasama

dengan baik dalam pengerjaan tugas kelompok dalam pengerjaan tugaspengerjaan tugas kelompok. namun sesekali masih harus kelompok meskipun sudah

diingatkan oleh guru. terus-menerus diingatkanoleh guru.

Page 74: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 158-173

168

Tabel 2: Lanjutan

Aspek 3 (Baik) 2 (Cukup) 1 (Perlu Bimbingan)

Kepedulian Menunjukkan sikap peduli Menunjukkan sikap peduli Tidak menunjukkan sikappada kebersihan lingkungan pada kebersihan lingkungan peduli pada kebersihansekolah tanpa harus sekolah jika diingatkan ingkungan sekolah tanpadiingatkan oleh guru. oleh guru. lmeskipun sudah diingatkan

oleh guru.Kecermatan Cermat dalam mengerjakan Cermat dalam mengerjakan Tidak cermat dalam

tugas meskipun tanpa tugas jika diminta mengerjakan tugas meskipundiminta oleh guru. oleh guru. sudah diminta oleh guru.

b. Rubrik penilaian peta pikiran (mind map)

Aspek 4 (Baik Sekali) 3 (Baik) 2 (Cukup) 1 (Perlu Bimbingan)

Isi Mind map lengkap, Mind map lengkap, Mind map lengkap, Mind map lengkap,informatif dan informatif dan informatif dan informatif namunmemudahkan memudahkan memudahkan hanya memudahkanpemahaman pemahaman pemahaman sebagian pemahaman beberapakeseluruhan materi. keseluruhan materi. besar materi. bagian materi.Gambar danketerangan yang adamemberi-kan informasitambahan yangberguna.

Penggunaan Menggunakan bahasa Menggunakan bahasa Menggunakan bahasa Menggunakan bahasabahasa Indonesia yang baik Indonesia yang baik Indonesia yang baik Indonesia yang baik

dan benar serta efektif dan benar dalam dan benar dalam dan benar hanyadalam keseluruhan keseluruhan penulisan penulisan sebagian dalam penulisanpenulisan kalimat kalimat dalam besar kalimat dalam beberapa kalimatdalam mind map. mind map. mind map. dalam mind map.

Desain Keseluruhan mind map Sebagian Hanya beberapa Sebagian besar bagiansangat menarik, jelas besar bagian mind bagian mind map mind map tidakdan benar. map menarik, jelas yang menarik, jelas menarik, tidak jelas

dan benar. dan benar. dan ada kesalahan disana sini.

c. Rubrik penilaian laporan tertulis

Aspek 4 (Baik Sekali) 3 (Baik) 2 (Cukup) 1 (Perlu Bimbingan)

Isi Keseluruhan laporan Keseluruhan laporan Sebagian besar Hanya sebagian kecildibuat dengan baik, dibuat dengan baik, laporan dibuat dengan laporan yang dibuatlengkap, menarik dan lengkap, dan dapat baik, dan dapat dengan baik, lengkap,dapat memberikan memberikan informasi memberikan informasi dan dapat memberikaninformasi singkat yang singkat yang berguna singkat yang berguna informasi singkat yangberguna bagi bagi pembaca bagi pembaca. berguna bagipembaca. walaupun disajikan pembaca.

dengan kurang menarik.

Page 75: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

169

Theresia Yunia Setyawan, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....

Tabel 2: Lanjutan

Aspek 4 (Baik Sekali) 3 (Baik) 2 (Cukup) 1 (Perlu Bimbingan)

Penggunaan Menggunakan bahasa Menggunakan bahasa Menggunakan bahasa Menggunakan bahasabahasa Indonesia yang baik, Indonesia yang baik, Indonesia yang baik, Indonesia yang baik,

benar, efisien dan benar, dan menarik benar, efisien dalam benar, efisien hanyamenarik dalam dalam keseluruhan sebagian besar dalam sebagian kecilkeseluruhan penulisan penulisan kalimat penulisan kalimat. penulisan kalimat.kalimat. meskipun ada

beberapa kalimat yangtidak efisien.

Penulisan Keseluruhan hasil Sebagian besar Hanya beberapa Sebagian besarlaporan sistematis dan hasil laporan sistematis bagian hasil laporan bagian hasil laporanbenar. dan benar. yang sistematis tidak sistematis,

dan benar. dan masih banyakkesalahan di sana sini.

d. Rubrik penilaian proyek video

Aspek 3 (Baik) 2 (Cukup) 1 (Perlu Bimbingan)

Kreativitas Menunjukkan orisinalitas Menunjukkan kreativitas yang Tidak menunjukkandankreativitas yang tinggi baik dalam pembuatan video orisinalitas dan kreativitasdalam pembuatan video. namun masih ada bagian yang dalam pembuatan

tidak orisinal. video.Isi Keseluruhan bagian video Sebagian besar video Sebagian besar video tidak

dibuat dengan menarik dan dibuat dengan menarik dan menarik dan tidakdapat memberikan informasi dapat memberikan informasi memberikan informasi yangyang berguna bagi penonton. yang berguna bagi penonton. berguna bagi penonton.

Penggunaan Penggunaan teknologi Penggunaan teknologi cukup Tidak menunjukkanteknologi yang baik yang baik meskipun kualitas video penggunaan teknologi

menghasilkan video yang yang dihasilkan masih bisa yang baik, sehingga kualitasberkualitas baik pula. diperbaiki lagi. video yang dihasilkan tidak

terlalu baik pula.

Dalam penyusunan rencana pelaksanaanpembelajaran di atas, diasumsikan bahwa guru telahmelakukan persiapan khusus sebelum memulaipelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikanpenggunaan teknologi di dalamnya. Kesiapanperangkat teknologi maupun kesiapan guru dalammemfasilitasi pembelajaran yang berbasis teknologimerupakan dua hal yang harus terpenuhi demiterlaksananya pembelajaran yang efektif danbermakna.

Agar mampu merencanakan sekaligusmelaksanakan pembelajaran yang mengintegrasikanpenggunaan teknologi, seorang guru tidak hanyadituntut untuk menguasai konten yang ingin

disampaikan ataupun berbagai macam metode,teknik pembelajaran maupun teknik penilaian saja.Guru juga tidak hanya dituntut untuk sekedar “melekteknologi”, tapi lebih dari itu, guru juga harus memilikipemahaman serta kemampuan untuk memilih danmemilah teknologi yang sesuai dengan konten maupunmetode pembelajaran yang akan dilaksanakannya didalam kelas (Mishra & Koehler, 2006).

Dari contoh rencana pembelajaran di atas,dapat dikatakan bahwa suatu pembelajaran yangmengintegrasikan teknologi menuntut guru untuktidak hanya menguasai area konten, pedagogis,maupun teknologi saja. Lebih dari itu, guru jugaharus memiliki pemahaman yang baik dalam area

Page 76: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 158-173

170

konten pedagogis, konten teknologi, pedagogisteknologi, dan di atas semuanya itu, pemahamanyang baik dalam gabungan tiga area tersebut –teknologi, pedagogis, konten. Schmidt, dkk. (2009)dan Baran, Chuang, dan Thompson (2011) menyebutpemahaman ini dengan istilah TPACK (tecnologicalpedagogical content knowledge).

Contoh rencana pembelajaran tersebutmenunjukkan bahwa konten utama yang ingindisampaikan oleh guru kepada siswa adalah mengenaiusaha pelestarian lingkungan dan bagaimanapemanfaatan barang bekas bisa menjadi salah satualternatif dari upaya untuk melestarikan lingkungan.Pengetahuan pedagogis gur u tampak dalamupayanya untuk membuat siswa bekerja secaramandiri maupun membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang nantinya akan mengerjakan sebuahproyek video. Keterampilan penggunaan teknologiguru tampak dalam upayanya mengintegrasikanpenggunaan perangkat lunak yang berbasis Edubuntu,dalam hal ini program pembuat peta pikiran (ViewYour Mind) dan Open Shot Video Editor, dalamproses pembelajaran. Hal ini juga tampak dalamusaha guru untuk memperkenalkan situs penyediavideo online seperti Youtube kepada para siswanya.

Guru menerapkan pengetahuan kontenpedagogisnya ketika ia mengambil keputusan untuk

menjadikan suatu tugas sebagai tugas mandiri atautugas kelompok. Dengan membagi siswa dalamkelompok, siswa-siswa yang memiliki kemampuanheterogen dapat saling berinteraksi dan belajar satusama lain. Alhasil, siswa akan memiliki pengalamanbelajar yang lebih bermakna dan pengerjaan tugaspun dapat menjadi lebih efisien dan memakan waktuyang tidak terlalu lama (Setyawan, 2014).

Penggunaan View Your Mind (VYM) danOpen Shot Video Editor menunjukkan diterapkannyapengetahuan konten teknologi oleh guru. Keduaprogram berbasis Edubuntu ini dipilih selain karenamerupakan open source juga karena mudah digunakan.Baik guru maupun siswa tidak perlu memilikikeahlian dalam bidang komputer secara khususuntuk dapat menjalankan kedua program tersebut.Tampilan antarmuka kedua program tersebut dapatdilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Kemampuan guru untuk menentukanprogram mana yang sebaiknya digunakan secaraindividu dan program mana yang sebaiknyadigunakan secara berkelompok oleh siswamenunjukkan bahwa guru telah memiliki danmampu menerapkan pengetahuan pedagogisteknologinya. Dengan menggunakan contoh rencanapembelajaran di atas, guru memutuskan untukmenugaskan siswa untuk menggunakan View Your

Gambar 3. Tampilan Antarmuka program View Your Mind (http://www.insilmaril.de/vym/index.png)

Page 77: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

171

Theresia Yunia Setyawan, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....

Mind secara pribadi dengan asumsi bahwa siswamemiliki cara yang berbeda dalam berkreasi danmendesain peta pikiran (mind map) mereka masing-masing. Sejalan dengan hal tersebut, keputusan guruuntuk menugaskan siswa untuk secara berkelompokmenggunakan program Open Shot Video Editordidasarkan pada asumsi bahwa siswa perlu salingberinteraksi dan bersinergi dengan siswa lain dalamkelompoknya. Penggunaan program ini akanmemungkinkan siswa untuk berbagi peran (misalnya,presenter, pengambil gambar, pengedit gambar,editor, dsb.) dalam pengerjaan proyek tugas merekasehingga, secara langsung maupun tidak langsung,siswa dapat belajar dan saling melengkapi pemahamanmereka masing-masing dalam proses pengerjaanproyek tersebut.

Secara keseluruhan, guru dituntut untukmampu memilih strategi pembelajaran yang sesuaidengan konten pembelajaran yang akan disampaikan,mampu memilih teknologi yang sesuai dengankonten maupun strategi yang yang telah dipilih, danjuga mampu untuk melakukan penilaian pembelajaranyang meliputi keseluruhan aspek pembelajaran.

Gambar 4. Tampilan Antarmuka Open Shot Video Editor (http://www.netupd8.com/w8img/35d6feg.jpg)

Aspek-aspek ini adalah aspek kognitif yang berupakonten pembelajaran yang disampaikan, aspekpsikomotorik yang berupa keterampilan pemanfaatanteknologi oleh siswa, dan aspek afektif yang dapatdiobservasi melalui interaksi antar siswa melaluistrategi pembelajaran yang diterapkan. Oleh Mishradan Koehler (2006), pengetahuan yang dimiliki guruuntuk menerapkan kemampuan-kemampuan inidalam pembelajaran didefinisikan sebagai pengetahuankonten, pedagogis, dan teknologi (TPACK).

4. PENUTUP

Dengan semakin berkembang pesatnyakemajuan zaman dan cepatnya arus globalisasi,pengintegrasian teknologi dalam pembelajaranmenjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari lagi.Sekolah, bahkan di tingkat dasar, harus mempersiapkandan membekali siswanya dengan kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk terus bertahandi abad 21. Meskipun demikian, proses pengintegrasianteknologi dalam pembelajaran di kelas bukanlah

Page 78: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 158-173

172

merupakan proses yang sederhana. Teknologi yangdipilih tidak hanya harus mudah digunakan namunjuga murah. Penggunaan sistem operasi open sourceEdubuntu bisa menjadi salah satu alternatif untukmenjawab tantangan ini karena selain mudahdigunakan, sistem operasi ini juga bebas biaya.Selain itu, Edubuntu juga memiliki program-programyang lengkap yang bisa digunakan mulai dari tingkatpendidikan dasar sampai tingkat pendidikan tinggi.

Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa,pengintegrasian teknologi dalam pembelajaranmenuntut guru untuk memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang memadai. Perlunya pendampingandan pelatihan pengintegrasian teknologi untukguru menjadi hal yang sangat mendesak untukdilakukan demi terlaksananya pembelajaran yangmengintegrasikan yang efektif. Selain itu, perlu jugadiperhatikan kesiapan perangkat lunak yang akandigunakan dan, yang terutama, kesiapan siswa untukterlibat dalam pembelajaran yang mengintegrasikanteknologi. Guru harus selalu memegang teguhprinsip bahwa teknologi merupakan sarana bukantujuan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

_____. ____. Edubuntu Lesson Plan. Diunduh darihttp://www. people.edubuntu.com/~lyz/ghana/Edubuntu%20Lesson%20Plans.pdfpada 6 Mei 2015.

Baran, E., Chuang, H., & Thompson, A. 2011.“TPACK: An Emerging Research andDevelopment Tool for Teacher Educators”.The Turkish Online Journal of EducationalTechnology, 10(4).

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2013).Pamduan Teknis Penyusunan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) diSekolah Dasar . Jakar ta: KementerianPendidikan dan Kebudayaan.

Hoover, L. 2008. What Edubuntu can Teach YourKids. Diunduh dari http://www.linuxtoday.com/infrastructure/2008042800826RVDBpada 25 Mei 2015.

Hylén, J. 200). Open Educational Resources:Opportunities and Challenges. Diunduh dariwww.oecd.org/edu/ceri pada 6 Mei 2015.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014a.Lingkungan Sahabat Kita (Tema 9): BukuTematik Terpadu Kurikulum 2013 untukSiswa SD/MI kelas V. Jakarta: KementerianPendidikan dan Kebudayaan.

_____. 2014b. Lingkungan Sahabat Kita (Tema 9):Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013untuk Guru SD/MI kelas V . Jakar ta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Johnston, K., Begg, S., & Tanner, M. 2013.Exploring the Factors Influencing theAdoption of Open Source Software inWester n Cape schools. International

Journal of Education and Development usingInformation and Communication Technology(IJEDICT),9(2), 64-84.

Lewis, S. 2007. The Benefits of Edubuntu. Diunduhdari https://slewis7796.files.wordpress.com/2007/07/the-benefits-of-edubuntu.doc. pada17 Mei 2015.

Mishra, P., & Koehler, M. J. 2006. “TechnologicalPedagogical Content Knowledge: AFramework for Teacher Knowledge”.Teachers College Record, 108(6), 1017-1054.

Mor, Y. & Winters, N. 2008. “Participatory Designin Open Education: a Workshop Model forDeveloping a Pattern Language”. Journalof Interactive Media in Education (JIME).Diunduh dari http://jime.open.ac.uk/2008/13 pada 6 Mei 2015.

Orloff, J. 2009. How to do Everything: Ubuntu®.New York: McGraw Hill.

Pfaf fman, P. 2008. “I t ’s T ime for an OpenTransforming High School Classroomswith Free/Open Source Software: SourceSoftware Revolution”. The High SchoolJournal, 91(3), 25-31.

Schmidt, D. A., Baran, E., Thompson, A. D.,Mishra, P., Koehler, M. J., & Shin, T. S.2009. “Technological Pedagogical ContentKnowledge (TPACK): The Developmentand Validation of an Assessment Instrumentfor Preservice Teachers”. Journal of Researchon Technology in Education, 42(2), 123-149.

Setyawan, T. Y. 2014. “Designing TPACK LessonPlan for Primar y English Classrooms”.Jurnal Kependidikan WIDYA DHARMA,26(2), 224-245.

Page 79: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

173

Theresia Yunia Setyawan, Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....

Shaame, A. A. 2014. “The Adoption of Free andOpen Source Software in Teaching andLearning: Case Study Zanzibar EducationInstitutions”. International Journal ofManagerial Studies and Research (IJMSR),2(5), 53-59.

Tessmer, M. 1998. Planning and ConductingFormative Evaluations: Improving theQuality of Education and Training. London:Kogan Page.

Zymaris, C. & Patten, B. 2008. Free Softwarefor Schools v8.12: A Catalogue of OpenSource Computer Programs for Teachingand learning . Diunduh dari ht tp ://creativecommons.org/licenses/by-sa/2.5/au/ pada 6 Mei 2015

Page 80: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

EFEKTIVITASPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS SD

Adimassana dan RusmawanDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine the effectiveness of the implementation of cooperative learning modeljigsaw I and II to improve students’ achievement in social studies at primary school. This researchused quasi-experimental method. The populations were all fourth grade students from nine primaryschool in Yogyakarta. The data were collected through observation, documentation, and testing. Thedata were analized using t-test. The results showed that (1) jigsaw I cooperative learning model waseffective in terms of learning achievement IPS; (2) jigsaw II of cooperative learning model effectivein terms of learning achievement in social studies; and (3) the jigsaw 1 was more efective then thesecond in terms of learning achievement in social studies.Keywords : model jigsaw cooperative learning, academic achievement IPS, efectivity.

1. PENDAHULUAN

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (I)pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk(1978). Kemudian Slavin (1990) mengembangkantipe jigsaw II sebagai koreksi atas modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw I yangdikembangkan oleh Aronson dkk tersebut. Padatahap selanjutnya Slavin (1990) mengembangkantipe jigsaw III dalam konteks kelas bilingual.Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawyang secara umum diakui para guru adalah bahwaproses pembelajaran dilakukan secara terstrukturdan prosedural, sedemikian sehingga setiap anggotakelompok ditantang dan dirangsang untuk secaraaktif merespon persoalan yang harus mereka kuasaidan selesaikan. Prosedur pada model pembelajarankooperatif tipe jigsaw I mengandung kelemahancenderung membuat setiap anggota kelompok hanyater fokus pada satu persoalan yang menjaditanggungjawabnya, karena tidak ada prosedur yangmenantang setiap anggota untuk menguasai seluruhpersoalan. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsawII yang dikembangkan oleh Slavin (dalam Sugiyanto,2009:45) menyajikan tantangan penguasaan materi/persoalan keseluruhan tersebut pada awal dan akhirproses kerja kelompok.

Secara umum penerapan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw menurut banyak peneliti dapatmeningkatkan minat belajar siswa (Mattingly andVan Sickle, 1991; Ghaith and Abd El-Malak, 2004;Utami, 2009; Susanto, 2009; Setyawati, 2010; Zuhri,2011). Hal ini dimungkinkan karena di dalam dirisetiap anggota kelompok dapat tumbuh keingintahuanyang tinggi tentang materi/persoalan yang sedangdipelajari. Keingintahuan ini menumbuhkan minatdan gairah untuk secara aktif mencari informasiyang benar dan lengkap melalui kerja kelompokyang seminat. Oleh sebab itu, penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dipercayadapat lebih meningkatkan prestasi belajar siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsawI telah lama dikenal dan diterapkan dalampembelajaran oleh para guru SD. Banyak penelitiantelah membuktikan bahwa penerapan modelpembelajaran ini berhasil meningkatkan prestasibelajar siswa. Namun ada satu kelemahan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw I ini yangmembuat peningkatan tersebut tidak maksimal,yaitu bahwa tiap siswa (anggota kelompok) hanyaterfokus pada pertanyaan/persoalan yang menjaditanggungjawabnya, tidak ada perhatian dan penguasaanterhadap seluruh per tanyaan/persoalan yangmenjadi tanggungjawab kelompok. Tiap siswa secara

174

Page 81: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

psikologis cenderung hanya terfokus pada satubidang keahlian saja.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw IImemberikan peluang dan motivasi kepada setiapanggota kelompok untuk memiliki perhatian danpenguasaan terhadap semua persoalan yang menjaditanggungjawab kelompoknya. Peluang tersebutsecara nyata diberikan melalui langkah-langkahtipe jigsaw II yang diawali dan diakhiri denganpembahasan seluruh persoalan oleh semua anggotakelompok, sehingga semua anggota memilikiperhatian pada selur uh tugas yang menjaditanggungjawab kelompok.

Penelitian ini dilakukan secara khusus padamata pelajaran IPS karena mata pelajaran ini sangatmembutuhkan kerjasama dalam kelompok mengingatcakupan materinya amat luas. Mata pelajaran initergolong mata pelajaran yang kurang menarik minatpara siswa karena memuat materi yang amatkompleks dan luas. Dalam KTSP (2006) IPSmencakup materi tentang: (1) manusia, tempat danlingkungan (antropologi, geografi dan sosiologi), (2)waktu keberlanjutan dan perubahan (sejarah), (3)sistem sosial dan budaya (antropologi kebudayaan),dan (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan(ekonomi) yang pembelajarannya untuk SDdilaksanakan secara terpadu. Guru SD ditantanguntuk dapat mengembangkan proses pembelajaranyang dapat menumbuhkan minat belajar siswa,dengan menerapkan model-model pembelajaranyang inovatif, yang salah satunya adalah modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Penyampaian materi yang dilakukan denganmetode ceramah jelas akan membuat siswa bosandan kurang tertantang untuk aktif terlibat dalammengkonstruksi dan memahami konsep-konsepyang dipelajari. Penerapan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw dipercaya dapat merangsangdan menantang siswa untuk terlibat secara aktifdalam proses pembelajaran. Sebagai dampaknyadiharapkan prestasi belajar mereka dapat mengalamipeningkatan secara optimal. Penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam matapelajaran IPS dapat dilakukan dengan membahassejumlah persoalan yang terkait dengan materi IPSmelalui kerja kelompok di kelas. Berdasarkan tulisanSlavin (2005:237) prosedur yang khas pada modelpembelajaran tipe jigsaw adalah adanya pembahasantiap-tiap nomor persoalan di dalam kelompok ahli

sebagai suatu usaha eksploratif untuk menguasaimateri secara mendalam sebelum dibawa ke dalamkelompok asal.

Prestasi belajar adalah “hasil belajar”sebagaimana dikemukakan oleh Winkel (1996:162),yaitu “hasil belajar yang berhasil dicapai seseorangdalam proses belajar”. Dengan demikian prestasibelajar merupakan hasil dari proses belajar yangdilakukan oleh seseorang terhadap suatu bidangkajian. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor,yang salah satunya adalah model pembelajaranyang digunakan oleh guru. Penelitian payung inidimasudkan untuk membandingkan sejauh manapenerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawI dan II dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Masalah yang akan dijawab dalam penelitian payungini dapat dirumuskan: (1) bagaimana keefektifanmodel pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I ditinjaudari prestasi belajar IPS siswa SD? (2) bagaimanakeefektifan model pembelajaran kooperatif tipeJigsaw II ditinjau dari prestasi belajar IPS siswa SD?Dan (3) manakah yang lebih efektif diantara modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan tipe JigsawII ditinjau dari prestasi belajar IPS siswa SD?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:(1) keefektifan penerapan model pembelajarankooperatif tipe Jigsaw I ditinjau dari prestasi belajarIPS siswa SD; (2) keefektifan penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ditinjau dariprestasi belajar IPS siswa SD; dan (3) perbedaankeefektif antara penerapan model pembelajarankooperatif tipe Jigsaw I dan tipe Jigsaw II ditinjaudari prestasi belajar IPS siswa SD.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental untuk membuktikan dan sekaligusmembandingkan tingkat keefektifan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw I dan II dalammeningkatkan prestasi belajar siswa pada matapelajaran IPS di Sekolah Dasar. Desain penelitianyang dipakai dalam penelitian ini adalah Non-equivalent comparison-group design. Rancangandesain Non-equivalent comparison-group designdisajikan dalam diagram berikut ini (Johnson &Christensen, 2008: 331):

175

Adimassana & Rusmawan, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ....

Page 82: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 174-181

176

Keterangan:O1: PretestO2: PosttestX1: Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 1X2: Model pembelajaran kooperatif Jigsaw 2

Populasi dalam penelitian payung ini adalahseluruh siswa kelas IV dan V SD di D.I.Yogyakarta.Sedangkan sampel penelitiannya adalah 10 kelassiswa (kelas IV dan V) di 5 SD di D.I.Yogyakarta.Sampel ditentukan secara purporsive sampling.Penelitian dilaksanakan dalam waktu 10,5 bulan, dari1 Oktober 2013 s/d 15 Agustus 2014.

Variabel bebas merupakan variabel yangmemberikan pengaruh atau sering disebut variabelperlakuan, sedangkan variabel terikat adalah variabelyang diukur sebagai akibat dari variabel yangmemberikan pengaruh. variabel bebas penelitian iniadalah model pembelajaran Jigsaw I dan Jigsaw II,sedangkan variabel terikatnya adalah prestasibelajar IPS.

Data dalam penelitian ini diperoleh secaralangsung oleh peneliti dengan memberikan perlakuankepada kedua kelompok eksperimen. Teknikpengumpulan data dalam penelitian ini adalahdengan teknik tes. Instrumen yang akan digunakandalam penelitian ini adalah instrumen tes berupapretest untuk mengetahui rata-rata nilai awal danakhir. Instrumen tes dalam penelitian ini terdiri atassoal tes awal (pre-test) dan tes akhir (posttest)berbentuk objektif masing-masing terdiri dari 25item soal. Instrumen tes awal (pretest) ini digunakanuntuk mengukur kemampuan awal prestasi belajarIPS sebelum treatment, sedangkan tes akhir (posttest)diberikan untuk mengukur prestasi belajar IPSsetelah treatment.

Validitas instrumen merupakan ketepatanmengukur apa yang seharusnya diukur melalauiitem-item pada instrumen. Sebuah tes dikatakanvalid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak

Kelompok Pertama

Kelompok Kedua

X1

X2

O1

O3

O2

O4

Gambar 1. Desain Penelitian Nonequivalent Comparison-group Design

diukur. Untuk memperoleh bukti validitas instrumendapat ditempuh suatu proses validasi untuk validitasisi dan validitas konstruk instrumen. Reliabilitasmenunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumendapat mengukur sesuatu yang diukur secarakonsisten dari waktu ke waktu. Dengan kata lain,ukuran yang ditampilkan dalam koefesien reliabilitasmerupakan ukuran yang menyatakan keabsahanatau kekonsistenan suatu instrumen. Sehingga,reliabilitas tes berhubungan dengan kepercayaandan keajegan hasil tes. Untuk menentukan indeksreliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach.

Deskripsi data dilakukan melalui analisisdeskriptif. Data yang dideskripsikan merupakan datayang diperoleh dari pengukuran pada variabel-variabel penelitian (variabel terikat) yaitu prestasibelajar IPS. Data yang telah diperoleh dihitung nilairata-ratanya kemudian diinterpretasi ke dalamkriteria-kriteria yang telah ditetapkan persentasenya.Data tentang prestasi belajar IPS diperoleh melaluipengukuran dengan instrumen tes objektif. Skoryang diperoleh selanjutnya dikonversi sehinggamenjadi nilai dengan rentang antara 0 sampaidengan 100. Skor tersebut kemudian digolongkandalam kriteria berdasarkan kriteria ketuntasanminimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah untukmata pelajaran IPS yaitu 65. Nilai KKM inidigunakan untuk memilah dan menentukanpersentase banyak siswa yang mencapai dan tidakmencapai kriteria ketuntasan tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil PenelitianPenelitian ini telah dilaksanakan di Kelas IV

SD Kanius Sorowajan, SD Negeri Tegalrejo IIYogyakarta, SD Karitas Nandan, dan SD KebonDalem Lor. Dalam penelitian ini, data dibedakanmenjadi dua, yaitu data sebelum treatment dan

Page 83: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

177

Adimassana & Rusmawan, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ....

setelah treatment. Data sebelum treatment memuatdata pretest prestasi belajar IPS, sedangkan datasetelah treatment memuat data posttest prestasibelajar IPS. Data pretest dan posttest pada kelompokeksperimen I dengan model pembelajaran jigsaw Isedangkan kelompok eksperimen II dengan modelpembelajaran jigsaw II.

Secara ringkas, hasil pretest dan posttestprestasi belajar IPS pada kelompok eksperimen I dankelompok eksperimen II disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1: Rangkuman Deskripsi Data Prestasi Belajar IPS

Model Pembelajaran Jigsaw 1 Model Pembelajaran Jigsaw 2Deskripsi (n=139) (n=140)

Pretest Posttest Pretest Posttest

Total 6.674 10.859 6.565 11.160Rata-rata 48,01 78,12 46,89 79,71Standar deviasi 16,08 10,05 13,91 9,20Varians 258,55 100.91 193.55 84,64Nilai maksimum ideal 80 100 80 100Nilai minimum ideal 12 50 16 50

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptifseperti yang ditunjukkan tabel 1, hasil pretesttertinggi yang dicapai siswa adalah 80 dan terendah12. Rata-rata pretest pada kelas dengan menerapkanmodel jigsaw I (kelompok eksperimen I) dan kelasdengan menerapkan model jigsaw II (kelompokeksperimen II) berturut-turut adalah 48,01 dan46,89. Hasil posttest tertinggi yang dicapai siswaadalah 100 dan terendah 80, sedangkan rata-rataposttest kelompok jigsaw I dan kelompok jigsaw IImasing-masing 78,12 dan 79,21.

Kategori hasil pretest dan postest prestasibelajar IPS pada kelompok eksperimen I dankelompok eksperimen II disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan kriteria ketuntasan hasil belajar,rata-rata hasil belajar pada kelompok pembelajarankooperatif tipe jigsaw I dan kelompok pembelajarankoopertif tipe jigsaw II sudah memenuhi standarketuntasan minimal yaitu 65 atau nilai > 64,99.Persentase ketuntasan kelompok jigsaw I dapatdilihat pada Tabel 3.

Tabel 2: Banyak Siswa Per Kategori pada Tes Prestasi belajar IPS

Jigsaw 1 Jigsaw 2

Skor Kategori Pretest Posttest Pretest Posttest

n % n % n % n %

80 < skor < 100 Sangat Baik 0 0 51 36,4 0 0 56 40,065 < skor < 79,99 Baik 9 6,4 77 55,0 9 6,4 73 52,155 < skor < 64,99 Cukup 42 30,0 11 7,9 35 25,0 11 7,940 < skor < 54,99 Kurang 43 30,7 0 0 50 35,7 0 00 < skor < 39,99 Sangat kurang 45 32,1 0 0 46 32,9 0 0

Total 139 100 139 100 140 100 140 100

Berdasarkan perbandingan nilai tes padaTabel 3 dapat disimpulkan bahwa ada peningkatanhasil belajar IPS pada kelas pembelajaran kooperatiftipe jigsaw I yaitu dengan peningkatan 84,2%.Berdasarkan hasil posttest, masih terdapat 11 siswa(7,9%) yang belum memenuhi standar ketuntasanminimal.

Berdasarkan perbandingan nilai tes padaTabel 4 dapat disimpulkan bahwa ada peningkatanhasil belajar IPS pada kelas pembelajaran kooperatiftipe jigsaw II yaitu dengan peningkatan 84,2%.

Page 84: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 174-181

178

Berdasarkan hasil posttest, masih terdapat 11 siswa(7,9%) yang belum memenuhi standar ketuntasanminimal.

3.2 PembahasanKualitas dan keberhasilan pembelajaran

sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan

Tabel 3: Perbandingan Pretest dan Posttest Prestasi Belajar IPSpada Kelompok Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I

No. Pretest Posttest Peningkatan (%)

1. 9 siswa (6,4%) memperoleh 128 (92,1%) siswanilai > 64,99 memperoleh nilai > 64,99 84,2%

2. 130 siswa (93,6%) memperoleh 11 siswa (7,9%) memperolehPerolehan nilai < 64,99 nilai < 64,99

Tabel 4: Perbandingan Pretest dan Posttest Prestasi Belajar IPSpada Kelompok Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

No. Pretest Posttest Peningkatan (%)

1. 9 siswa (6,5%) memperoleh 129 (92,1%) siswanilai > 64,99 memperoleh nilai > 64,99 84,2%

2. 131 siswa (93,5%) memperoleh 11 siswa (7,9%) memperolehPerolehan nilai < 64,99 nilai < 64,99

guru dalam memilih dan menggunakan modelpembelajaran. Namun permasalahannya, suatumodel pembelajaran yang ada tidak menjaminkeberhasilan dan efektif untuk diterapkan. Olehkarena itu perlu dilakukan uji coba berupa eksperimen.

Penelitian ini menerapkan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw I dan jigsaw II pada materiIPS siswa kelas IV dan V SD. Tujuan utama daripenelitian ini adalah mendeskripsikan dan menentukanperbedaan keefektifan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw I dan jigsaw II ditinjau dariprestasi belajar IPS. Berikut ini akan disampaikanpembahasan dari masalah yang telah diselidiki.

Baik pada kelas yang menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw I maupun kelasyang menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw II terjadi peningkatan prestasi belajarIPS. Untuk mengetahui tingkat keefektifan darimodel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I danmodel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II penelitimengacu pada KKM. KKM untuk materi IPS adalah65. Pembelajaran dikatakan efektif apabila ketuntasanklasikal melebihi 65%, dengan kata lain lebih dari

65% siswa mendapatkan nilai melebihi KKM tanpaharus remidi. Hal lain yang juga menjadi pertimbanganadalah apabila sebelum pembelajaran hasil pretestmenunjukkan ketuntasan klasikal lebih dari 65%,maka topik tersebut tidak perlu diajarkan lagi.

Hasil pretest untuk kedua kelompok eksperimenternyata menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal

masih sangat rendah. Oleh karena itu perludiberikan perlakuan berupa pembelajaran denganmenerapkan pendekatan pembelajaran tertentuyakni penerapan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw I dan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw II. Setelah dilakukan pembelajaran, dari hasilanalisis deskriptif terhadap skor posttest diperolehhasil untuk kelompok eksperimen pertama yaitukelas yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipejigsaw I mencapai kentutasan di atas KKM sebesar92,1%. Sementara kelompok eksperimen kedua(jigsaw II), juga mencapai ketuntasan belajar klasikaldi atas KKM, yaitu 92,1. Dilihat dari ketercapaianKKM, penerapan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw I dan jigsaw II keduanya efektif. Akan tetapijika dibandingkan, antara model pembelajarankooperatif tipe jigsaw I dan tipe jigsaw II, dapatdisimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw I justru lebih efektif dibandingkan denganmodel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II.

Mengapa hal itu bisa terjadi, padahal berdasarkankajian pustaka dikatakan bahwa model pembelajarankooperatif tipe jigsaw II dirancang lebih baik dari

Page 85: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

179

Adimassana & Rusmawan, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ....

tipe jigsaw I? Ada tiga hal yang barangkali dapatmenjelaskan pertanyaan di atas: (1) Tampaknya“penjelasan klasikal awal tentang seluruh persoalan/materi yang harus diselesaikan oleh siswa” tidakterlalu berpengaruh terhadap penguasaan siswa ataskeseluruhan materi yang pada akhirnya harusmereka kuasai setelah terjadi interaksi dalam diskusikelompok ahli dan kelompok asal pada sesi akhir.Proses yang paling berpengar uh terhadappenguasaan siswa atas materi yang mereka pelajariadalah diskusi dalam kelompok ahli dan dalamkelompok asal sesi akhir yang pada modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw I maupun tipejigsaw II sama-sama merupakan bagian yang utama;(2) Hal yang barangkali juga berpengaruh terhadaplebih efektifnya model pembelajaran kooperatif tipejigsaw I dibanding tipe jigsaw II adalah pengemasan/perancangan materi pelajaran dan penggunaanmedia pembelajaran oleh guru pada kelompok jigsawI dan jigsaw II memiliki dampak yang berbedaterhadap tingkat minat siswa dalam mempelajarimateri IPS yang saat itu menjadi bahan pelajaran,yang dalam penelitian ini tidak diteliti. 3) Tidakadanya tahapan penjelasan klasikal awal tentangseluruh materi pada model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw I justru memberikan alokasi waktu yanglebih banyak untuk diskusi dalam kelompok ahli dandalam kelompok asal sesi akhir, sehingga penguasaanmateri siswa justru bisa lebih optimal.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan, sehingga diharapkan akan membukakesempatan bagi peneliti lainnya untuk melakukanpenelitian sejenis yang akan berguna bagi perluasanwawasan keilmuan. Keterbatasan-keterbatasantersebut di antaranya sebagai berikut: (1) sampelpenelitian diambil secara purporsive, sehinggakesimpulan yang diambil tidak dapat digeneralisasikan

secara lebih luas; (2) materi dan instrumen padapenelitian ini terbatas pada materi perjuangan bangsasehingga memungkinkan generalisasi yang terbatas.

4. PENUTUP

4.1 KesimpulanDari hasil penelitian dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I danjigsaw II pada siswa SD dapat disimpulkan sebagaiberikut: (1) Model pembelajaran kooperatif tipejigsaw I efektif ditinjau dari prestasi belajar IPS; (2)Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II efektifditinjau dari prestasi belajar IPS; dan (3) Modelpembelajaran kooperatif tipe jigsaw I lebih efektifdibandingkan tipe jigsaw II ditinjau dari prestasibelajar IPS.

4.2 SaranB e r d a s a r k a n s i m p u l a n d a n d e n g a n

memperhatikan implikasi dari penelitian, saran yangdapat disampaikan adalah sebagai berikut: (1) Paraguru IPS, kepala sekolah dan instansi yang terkaitdiharapkan untuk menambah wawasan mengenaipenerapan model pembelajaran kooperatif di kelaskhususnya model pembelajaran kooperatif tipejigsaw I dengan tipe jigsaw II melalui berbagaipenataran, pelatihan dan sejenisnya. Dengandemikian para guru memiliki pengalaman sehinggadapat menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw I dan tipe jigsaw II di kelas dalam rangkameningkatkan prestasi belajar IPS; (2) disarankankepada para guru SD, apabila ingin meningkatkanprestasi belajar IPS secara lebih optimal hendaknyamenggunakan model pembelajaran kooperatiftipe jigsaw I.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. 2012. Peningkatan Minat dan PrestasiBelajar PKn Menggunakan PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II Materi SistemPemerintahan Pada Siswa Kelas IV SDKanisius Totogan Semester 2 TahunPelajaran 2011/2012 (skripsi). Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma.

Armawan. 2014. Perbedaan Prestasi Belajar IPSAtas Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw 2 Pada Siswa KelasV Semester 2 (Skripsi) , Yogyakar ta:Universitas Sanata Dharma.

Aronson et.al. 1978. The Jigsaw Classroom, BeverlyHills, CA: Sage.

Page 86: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 174-181

180

Asih, Novia Catur Wiji. 2014. Perbedaan PrestasiBelajar IPS Atas Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1 PadaSiswa Kelas V Semester 2 (Skripsi) ,Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Depdiknas. 2007. Bahan Sosialisasi KTSP, Jakarta:Depdiknas.

Inggriani, Christina. 2014. Perbedaan PrestasiBelajar IPS Atas Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1 PadaSiswa Kelas IV Semester 2 (Skripsi) ,Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Killen, Roy. 2009. Ef fective Taching Strategies (5ed.): Lessons from research and practice,South Melbour ne: Cengage Lear ningAustralia.

Mahandani, Rosalia Pratiwi. 2014. PerbedaanPrestasi Belajar IPS Atas Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 2 PadaSiswa Kelas V Semester 2 (Skripsi) ,Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Nastiti. 2012. Peningkatan Minat dan PrestasiBelajar PKn Melalui Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II Materi KoperasiPada Siswa Kelas IV SD Kanis iusWirobrajan Semester 2 Tahun Pelajaran2011/2012 (skrips i) . Yogyakar ta:Universitas Sanata Dharma.

Prasetyanto, Carolus Boromeus Fajar Tri. 2014,Perbedaan Prestasi Belajar IPS AtasPenerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw 2 Pada Siswa Kelas V Semester2 (Skripsi). Yogyakarta: Universitas SanataDharma.

PUSKUR. 2007. Bahan Sosialisasi KTSP. Jakarta:Depdiknas.

Raharjo, Novean. 2014. Perbedaan Prestasi BelajarIPS Atas Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw 2 Pada Siswa KelasIV Semester 2 (Skripsi) . Yogyakar ta:Universitas Sanata Dharma.

Sari, Ardina Yullyanta. 2014. Perbedaan PrestasiBelajar IPS Atas Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1 PadaSiswa Kelas V Semester 2 (Skripsi) .Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Setyawati, Kristina Dewi. 2010. PeningkatanPrestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV DenganModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

II (skripsi). Yogyakarta: Universitas SanataDharma.

Sharan, Shlomo. 1999. Handbook of CooperativeLearning (terjemahan dari Handbook ofCooperative Learning methods, Westport:Connection London). Yogyakarta: Familia.

Slavin, R.E. 1990. Cooperative Learning: Theory,Research, and Practice, Englewood: Clif fs,NJ: Prentice-Hall.

Sodhiq, Dwi Fibrian Fajar. 2010. PeningkatanPrestasi Belajar Menggunakan ModelCooperative Learning tipe Jigsaw II dalamMata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SDTidar 7 Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010 (skripsi). Yogyakar ta: UniversitasSanata Dharma.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teoridan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Susanto, Yohanes Haris. 2010. Peningkatan PrestasiBelajar Menggunakan Model CooperativeLearning t ipe J igsaw I dalam MataPelajaran IPS Siswa Kelas IV SD KanisiusGowongan Tahun Pelajaran 2009/2010(skripsi). Yogyakarta: Universitas SanataDharma.

Susanto, Wayan. 2009. Peningkatan PrestasiBelajar Dalam Mata pe lajaran IPSMenggunakan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw II pada Siswa KelasV SD Pangudi Luhur Yogyakar ta Tahun2009/2010 (skrips i) . Yogyakar ta:Universitas Sanata Dharma.

Wahyuningsih, Ursula Wahyu Dwi. 2014. PerbedaanPrestasi Belajar IPS Atas Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1 PadaSiswa Kelas IV Semester 2 (Skripsi) .Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran InovatifKontemporer: Suatu Tinjauan KonseptualOperasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyasari, Septi. 2014. Perbedaan Prestasi BelajarIPS Atas Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw 1 Pada Siswa KelasIV Semester 2 (Skripsi) . Yogyakar ta:Universitas Sanata Dharma.

Utami, Cicilia Yuli. 2009. Peningkatan KeaktifanSiswa Kelas IV A Dalam PembelajaranKooperatif Tipe Jigsaw (I) di SD Negeri

Page 87: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

181

Adimassana & Rusmawan, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ....

Ringinanom 2 Kecamatan TempuranKabupaten Magelang Tahun Pelajaran2009/2010 (Skripsi). Yogyakarta: UniversitasSanata Dharma.

Yunita, Irine Ika Kusuma. 2014. Perbedaan PrestasiBelajar IPS Atas Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 2 Pada

Siswa Kelas IV Semester 2 (Skripsi) .Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi PembelajaranAktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Zuhri, M. Hadi. 2011. Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw II, Motivasi Berprestasi, dan HasilBelajar Geografi Siswa SMA

Page 88: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

PENINGKATAN KOMPETENSI DASARMAHASISWA CALON GURU SD

PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN MATEMATIKADENGAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

Andri AnugrahanaDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email: [email protected]

ABSTRACT

Students’preception of math was poor. Based on interviewed, they thought math was difficult. Toimprove their motivation and competence of math, the researcher used inovative method to teachmath such as realistic mathematic education (RME), van Hiele, jigsaw, and problem solving. Thisaction research aim to improve four teacher training competence (pedagogy, profesional, personaityand social). The result showed there was an improvement of four competence after the treatment.Keywords : competence, pedagogy, profesional, personaity and social.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu cara untukmenghasilkan manusia yang berprestasi, bermartabat,mempunyai kedudukan yang tinggi dalam tatanankehidupan manusia dan menempatkan manusiasebagai makhluk yang bernurani. Dengan sumberdaya manusia yang tinggi, manusia dapat mengubahkehidupannyamenjadi lebih baik dan meningkatkantaraf kesejahteraan manusia itu sendiri. Pengaruhpendidikan dapat dilihat dan dirasakan dalamberbagai bidang seperti ekonomi, sosial, budaya,dan teknologi. Pendidikan sebagai sarana dalampembentukan model manusia memberikan kontribusiyang sangat besar dalam kemajuan suatu bangsa dansebagai sarana membangun bangsa. Hasil pendidikanmenjadikan manusia yang cerdas, bernurani danbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akanmemberikan nuansa kehidupan yang aman, tentramdan sejahtera. Tanpa adanya pendidikan yang baik,bangsa Indonesia akan mengalami kesulitan dalammencapai masa depan yang aman, tentram, sejahtera,dan pemenuhan sumber daya manusia yangprofesional.

Upaya meningkatkan sumber daya manusiadiperlukan pembenahan dalam berbagai bidangsalah satunya adalah bidang pendidikan. Guruadalah salah satu sumber daya manusia yangdiharapkan dapat melakukan pembaharuan di

bidang pendidikan. Pasal 1 ayat (1) Undang-UndangNomor 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa: Guruadalah pendidik profesional dengan tugas utamamendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didikpada pendidikan anak usia dini jalur pendidikanformal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Ayat di atas menjelaskan bahwa guru merupakanjabatan profesional. Oleh karena itu, menurut Uno,(2009: 18) guru dituntut memiliki sejumlah kompetensiagar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Olehkarena itu PGSD Sanata Dharma menyiapkan calon-calon guru yang memiliki sejumlah kompetensidasar yang dimiliki oleh guru. Kompetensi dasar yangdimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogik,kompetensi, kompetemsi kepribadian, kompetensisosial, dan kompetensi profesional. Kompetensidasar ini harus dimiliki oleh guru dalam mendidikpeserta didik. Dalam menyiapkan calon guru yangmemiliki kompetensi dasar, dengan mengintegrasikankompetensi dasar pada mata kuliah pendidikanmatematika. Maka mahasiswa perlu dibekali model-model pembelajaran yang akan menambah wawasanmahasiswa sebelum menjadi guru SD.

Masalah utama dalam pendidikan Matematikaadalah “matematika masih diagap sebagai matakuliah yang sulit di beberapa mahasiswa”. Menuruthasil wawancara pada beberapa mahasiswa sebelumperkulian pendidikan matematika.

182

Page 89: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

“Matematika adalah mata pelajaranyang sulit maka sulit juga untuk kamimengajar matematika” (Komunikasipribadi, Juli 2017)

“ Banyak hitungannya bu jadi ya masihsulit bu..”(Komunikasi pribadi, Juli2017)

“Kami sebagai calon guru kalau bisadiberikan contoh-contoh kongkrit dalammenerapkan model- model pembelajaran“ (Komunikasi pribadi, Juli 2017).

Peneliti juga menanyakan materi yangdianggap sulit bagi mahasiswa terkait denganpembelajaran matematika.

“Kesulitannya hampir semuanya bu,kadang bingung mau gimana jelasinnya.Mau pakai alat apa supaya anak paham.”(Komunikasi pribadi, Juli 2017)

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahuisejauh mana tanggapan mahasiswa terhadap matakuliah pendidikan matematika dan harapan terhadapmata kuliah pendidikan matematika. Dan hasil dariwawancara ini menjadi dasar dalam membekalimodel-model pembelajaran inovatif sebagai calonguru SD. Bahwa mahasiswa membutuhkan bekalyang cukup untuk menjadi guru. Salah satu carauntuk meningkatkan keberhasilan adalah mengubahpersepsi mahasiswa bahwa matematika bukan matapelajaran yang sulit bahwa matematika sebagaisekumpulan konsep menjadi matematika sebagaikegiatan murid untuk memecahkan masalah-masalahdari dunia kehidupan atau alam pikiran murid-murid sendiri (Suryanto, 2010: 6). Untuk mengubahpresepsi mahasiswa dapat dilakukan denganmembuat matematika menjadi menyenangkandengan menggunakan model-model pembelajaranyang inovatif.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi Guru SDKompetensi guru tersebut diatur dalam dalam

UU Nomor 14 Tahun 2005, Bab IV Pasal 10 seorangguru dikatakan kompeten apabila ia telah menguasai

empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dankompetensi profesional (Ghufron, 2008).

Kompetensi kepribadian ditunjukkan denganciri-ciri kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,afif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagipeserta didik. Dan sub kompetensi; (a) menampilkandiri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,arif, dan berwibawa, (b) pribadi berakhlak muliadan teladan bagi peserta didik dan masyarakat,mengevaluasi kinerja sendiri secara profesional, dan(d) mengembangkan profesionalisme secaraberkelanjutan.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuanmengelola pembelajaran, yang meliputi pemahamanterhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaanpembelajaran dan pengembangan peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensiyang dimiliki. Dan sub kompetensi berikutnyaadalah; (a) karakteristik peserta didik, (b) latarbelakang keluarga dan masyarakat, gaya belajar,(d) pengembangan potensi peser ta d id ik ,(e) penguasaan teori dan praktik pengembanganpotensi peserta didik, (f) dan cara-cara melaksanakanevaluasi pembelajaran.

Kompetensi Profesional berupa kemampuanuntuk menguasai materi pembelajaran secaraluas dan mendalam yang memungkinkan untukmembimbing peser ta didik memenuhi standarkompetensi lulusan yang ditetapkan. Dan subkompetensi yang kedua; (a) menguasai substansibidang studi dan metodologi keilmuan, (b) menguasaistruktur dan materi kurikulum bidang studi yangdiajarkan, menguasai dan memanfaatkan teknologiinformasi dalam pembelajaran, (d) mengorganisasimateri kurikulum bidang studi yang diajarkan, dan(e) meningkatkan kualitas pembelajaran melaluipenelitian tindakan kelas.

Kompetensi sosial merupakan kemampuanuntuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektifdan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik,tenaga kependidikan, orang tua/wali, dan wargamasyarakat sekitar. Selanjutnya untuk sub kompetensiyang kedua; (a) berkomunikasi dan berinteraksisecara efektif dan efisien ser ta empati denganpeser ta secara efektif dan efisien serta empatidengan peser ta didik, sesama pendidik, tenagakependidikan, orang tua dan masyarakat sekitar,(b) berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan,baik di sekolah maupun di masyarakat, berkontribusi

183

Andri Anugrahana, Peningkatan Kompetensi Dasar Mahasiswa Calon Guru SD pada ....

Page 90: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 182-187

184

terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal,regional, nasional, dan global, dan (d) memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi untukberkomunikasi dan mengembangkan diri.

2.2 Hakikat Pendidikan MatematikaPendidikan matematika adalah belajar teori

dan praktik dari metode-metode yang ada dalammatematika, yaitu metode pemecahan masalah,metode demonstrasi, metode diskusi, hinggapendidikan matematika realistik. Souviney (1994: 34)menyatakan bahwa definisi umum konsep matematikaadalah pola pokok yang berhubungan denganhimpunan dari objek atau tindakan pada yang lain.Konsep matematika yang diajarkan pada jenjangsekolah merupakan bagian dari matematika sekolah.Matematika di sekolah diajarkan oleh guru, jadi gurumatematika harus mampu membuat perangkat yangmemudahkan siswa untuk belajar teori dan praktikmatematika.

Objek pelajaran matematika ada empat yaitufakta, keterampilan, konsep, dan prinsip. Matematikamerupakan studi tentang struktur-struktur, klasifikasitentang struktur-struktur, memisah-misahkanhubungan-hubungan diantara struktur-stuktur.Konsep matematika dapat dipahami dengan benarjika disajikan melalui bentuk konkrit/representasifisik Gunawan (2004: 72).

2.3 Model-Model PembelajaranModel pembelajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atauprosedur ter tentu. Keempat ciri (Santoso, 2011)tersebut ialah (1) rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya,(2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimanasiswa belajar (tujuan pembelajaran yang akandicapai), (3) tingkah laku mengajar yang diperlukanagar model tersebut dapat dilaksanakan denganberhasil; dan (4) lingkungan belajar yang diperlukanagar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Kedua,model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasiyang penting, apakah yang dibicarakan adalahtentang mengajar di kelas, atau praktek mengawasisiswa. Model pembelajaran diklasifikasikanberdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaksnya(pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya.

Penggunaan model pembelajaran tertentumemungkinkan guru dapat mencapai pembelajarantertentu dan bukan tujuan pembelajaran yang lain.

Suatu pola urutan (sintaks) dari suatu modelpembelajaran menggambarkan keseluruhan urutanalur langkah yang pada umumnya diikuti olehserangkaian kegiatan pembelajaran. Suatu sintakspembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dansiswa, urutan kegiatan-kegioatan tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa.Sintaks dari berbagai macam model pembelajaranmempunyai komponen yang sama. Misalnya, semuapembelajaran diawali dengan menarik perhatiansiswa dan memotivasi siswa terlibat dalam prosespembelajaran. Setiap model pembelajaran selalumempunyai perbedaan dan tahapan masing-masing.Di samping ada persamaannya, setiap modelpembelajaran antara sintaks yang satu dengansintaks yang lain juga mempunyai perbedaan.Perbedaan-perbedaan inilah terutama yangberlangsung di antara pembukaan dan penutupanpembelajaran, yang harus dipahami oleh para guruagar supaya model-model pembelajaran dapatdilakukan dengan berhasil.

3. METODE PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruhmahasiswa yang terlibat dalam mata kuliah pendidikanmatematika yang terdiri dari 50 mahasiswa. Datapenelitian ini adalah tanggapa mahasiswa terhadappenerapan model pembelajaran matematika di kelas.Data juga berupa hasil test dari setiap materi yangdisampaikan.

Data primer yang digunakan adalah kuisioneryang dibagikan diawal dan diakhir perkuliahan.Sedangkan data sekunder adalah hasil sumulasi danrefleksi. Instrumen yang digunakan untuk menggalidata dalam penelitian ini adalah kuesioner, simulasimengajar dan hasil refleksi mengajar.

3.1 KuesionerKuesioner merupakan suatu teknik atau cara

pengumpulan data secara tidak langsung (penelititidak langsung bertanya jawab dengan reponden).Instrumen atau alat pengumpulan datanya datanyajuga disebut angket, berisi sejumlah pertanyaan ataupernyataan yang harus dijawab atau direspon olehresponden (Sukmadinata, 2008: 219). Lembarkuesioner yang digunakan berisi per tanyaan-pertanyaan untuk mengali sejuh mana pemahaman

Page 91: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

185

Andri Anugrahana, Peningkatan Kompetensi Dasar Mahasiswa Calon Guru SD pada ....

mahasiswa tentang model-model pembelajarandalam matematika. Pertanyaan awal dirumuskansebagai berikut.1) Apakah kalian tahu apa itu model pembelajaran?

Jika iya, sejauh mana pemahaman andatentang model-model pembelajaran?

2) Apakah anda tahu model-model pembelajaranyang digunakan dalam mengajarkan matematikadi SD? Sebutkan!

3) Tentukan sebuah konsep matematika yangdiangap mudah dan uraikan langkah-langkahpembelajaran dengan menggunakan modelyang anda ketahui!

4) Bagaimana perasaanmu setelah menggunakanmodel-model pembelajaran yang pernahdiperoleh di sekolah?Kuesioner akhir juga diberikan dalam 5

per tanyaan. Per tanyaan yang diberikan untukmengali sejauh mana pemahaman mahasiswaterhadap contoh-contoh model yang sudah diberikandan sudah dipraktekkan.1) Apa yang kamu ketahui tentang model-model

pembelajaran matematika di SD? jelaskan!2) Bagaimana perasaan anda saat melakukan

model-model pembelajaran matematika dikelas?

3) Apa kendala dan kesulitan yang anda temukansaat menerapkan model-model pembelajaran?

4) Apa yang anda dapatkan setelah melakukanmodel-model pembelajaran dalam mengajarmatematika di kelas dalam perkembanganpribadi anda sebagai calon guru?Selanjutnya, bentuk refleksi mahasiswa setelah

mengikuti perkuliahan pendidikan matematikasebagai berikut.1) Apa harapan anda sebagai mahasiswa calon

guru SD?2) Tuliskan niat dan hal-hal baru yang akan anda

kembangkan sebagai guru!Data yang diperoleh akan dianalisis secara

deskriptif dengan menganalisis fakta yang ditemukanselama pelaksanaan pembelajaran.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil kuesioner, simulasi mengajar danrefleksi mengajar, maka hasil penelitian inidikelompokan menjadi 4 bagian yaitu peningkatankompetensi pedagogik, kompetensikompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensiprofesional.

4.1 Kompetensi Pedagogik

Pada mata kuliah pendidikan matematika,peningkatan kemampuan pedagogik nampak dalamkemampuan mengelola pembelajaran. Masing-masing mahasiswa mendapatkan kesempatan untukpraktek mengajar dan mengelola pembelajaran dikelas. Sebelum melakukan pembelajaran mahasiswamenentukan topik yang akan digunakan unukmengajar. Pemilihan topik berdasaran undian. Dosensudah menyiapkan topik-topik yang dapat digunakandalam simulasi.

Berikut adalah aspek-aspek yang diamatiselama mahasiswa praktek mengelola pembelajaran.1) Keterampilan membuka pelajaran meliputi

apresiasi di awal dan kreatifitas dalam membukapelajaran.

2) Keterampilan memfasilitasi pembelajaranadalah ketrampilan dalam menciptakanpembelajaran yang menarik dengan melihatdari keteribatan siswa di dalam kelas daninteraksi siswa di dalam kelas.

3) Keterampilan menutup pelajaran adalahketrampilan yang dilakukan mahasiswa dalammenutup pelajaran dengan membuat kesimpulan,refleksi maupun tindak lanjut

4) Penguasaan materi (Individu) adalah selamasimulasi mahasiswa tidak melihat buku.

5) Perfomance Guru adalah kepercayaan diriguru dan penampilan guru saat mengajarMahasiswa diharuskan menggunakan model-

model pembelajaran dalam mengajar dan memgikutimodel-model pembelajaran yang sudah dikonsultasikanke dosen.

4.2 Kompetensi profesionalKompetensi profesional berupa kemampuan

menguasai materi secara luas. Pada awal perkulihanmahasiswa dibekali dengan konsep-konsep dasarmatematika yaitu konsep bilangan, geometri, danpengukuran. Dalam penyampaian konsep dosenjuga sebagai model dalam pembelajaran. Dosenmenggunakan model-model pmbelajaran matematikaketika mendampingi mahasiswa dalam memahamikonsep-konsep dasar matematika. Beberapa modelpembelajaran yang digunakan dalam pembelajaranmatematika adalah: PMRI (pendidikan Matematika

Page 92: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 182-187

186

Realistik Indonesia), Kontekstual, Van Hiele, problemsolving. Dengan menggunakan model-modelpembelajaran saat mengisi perkuliahan, dosen jugasekaligus sebagai model bagi mahasiswa.

Untuk konsep bilangan, dosen menggunakanpendekatan PMRI yang memuat 5 karakteristik dariPMRI. Kegiatan pembelajaran mengikuti karakteristikdari PMRI yaitu (1) penggunaan konteks, (2) penggunaanmodel, (3) konstruksi siswa (4) interaktivitas, dan(5) keterkaitan. Sedangkan konsep geometrimenggunakan model prmbelajaran Van Hiele denganmenggikuti lima fase (langkah) pembelajaran, yaitu:(1) informasi (information), (2) orientasi langsung(directed orientation), (3) penjelasan (ecplication),(4) orientasi bebas (free orientation), dan (5) integrasi(intregation). Konsep pengukuran diberikan denganmenggunakan model kooperatif jigsaw denganmengikuti langkah dari jigsaw yaitu melakukanmambaca untuk menggali informasi, diskusikelompok ahli, laporan kelompok, kuis, dan jugapenghargaan. Selain itu juga dengan model problemsolving dimana mahasiswa diberikan permasalahan-permasalahan yang ditemukan di sekitar siswa.

4.3 Kompetensi SosialKompetensi yang dikembangkan dalam

perkuliahan pendidikan matematika adalah hanyakemampuan komunikasi antara mahasiswa denganmahasiswa lain dalam peer teaching maupun saatberdiskusi dengan mahasiswa lain. Selain itumahasiswa juga akan saling memebrikan masukansetelah melakukan simulasi.

Mahasiswa dan dosen memberikan masukandan tangapan terhadap simulasi yang dilakukan olehmahasiswa. Masukan dari mahasiswa dan dosenber tujuan untuk membantu mahasisa dalammerefleskikan dirinya. Hal tersebut dapat dilihat daripernyataan berikut ini.

“Masukan sangat membantu sayasetelah mengajar. Meskipun terkadangmenyakitkan tetapi masukan ini untukmembangun kita sebagai calon guru”

“perasaan saya senang karena punyapengalaman baru di sekolah”

“Saya merasa sangat senang. Ternyatamodel-model pembelajaran matematikaada dan bisa dipraktekkan.”

Mahasiswa mendapatkan banyak manfaatselama mengikuti perkuliahan pendididkanmatematika.

4. KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Kemampuan yang dikembangkan adalahmenjadi pribadi yang mantap dan memantapkan dirisebagai calon guru SD. Pada mata kuliah pendidikanmatematika kemampuan kepribadian dikembangkandengan merefleksikan setiap kegiatan salah satunyaadalah setelah melakukan simulasi.

“Setelah mengajar saya menjadi pahambahwa sebagai guru kita harusmenggunakan media dalam mengajarkhususnya matematika. Karena anak SDmasih membutuhkan benda konkret.”

Dari hasil matakuliah pendidikan matematikaini, muncul harapan dan niat yang akan dilakukanapabila di kemudian hari menjadi guru.

“Saya seneng dan ingin jadi guru yangbagus dan kreatif dalam merencanakandan memilih media.”

“Harapan dan niat saya ingin menjadiguru yang baik dengan bekal yang sudahsaya dapatkan terus maju dan maumenjadi guru yang lebih bagus.”

5. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini senagai berikut.1) Mata kuliah pendidikan matematika dirancang

untuk mengembangkan kompetensi dasarmahasiswa sebagai calon guru. Kompetensidasar yang dikembangkan adalah kompetensipedagogik, kompetensi profesional, kompetensisosial dan kompetensi kepribadian

2) Mata kuliah pendidikan matematika dapatmembantu mahasiswa merncang pembelajaranmatematika yang baik

Page 93: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

187

Andri Anugrahana, Peningkatan Kompetensi Dasar Mahasiswa Calon Guru SD pada ....

4. DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Ar_Ruzz Media Group.

Gunawan, Ansyori. 2004. “Penguasaan konsepGeometri oleh Murid SD Negeri 38 kotaBengkulu.” Jurnal Penelitian UNIB. Vol. X,No 1. p. 71-74.

Grufrond, Anik. 2008. “Kompetensi Dasar Guru SDhttp://staf f.uny.ac.id/sites/default/files/K O M P E T E N S I % 2 0 G U R U % 2 0 S D . p d fdikutip bulan Juli 2016.

Herlan, Ayi. 2006. “Mengembangkan PembelajaranBerbasis Komputer Untuk MeningkatkanKemampuan Koneksi Matematika SiswaSMA.” Tesis Magister. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

Mortimore, P. 1999. Understanding Pedagogy andIt Is Impact on Learning. London: PaulChapman Publishing Ltd.

Santoso. 2011. “Model-Model Pembelajaran.”http://skp.unair.ac.id/repositor y/Guru-I n d o n e s i a / M o d e l M o d e l P e m b e l _EdySantoso_11499.pdf. Dikutip tanggal 20Juni 2016.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Sukardjo. 2008. “Evaluasi Pembelajaran.” DiktatMata Kuliah Evaluasi Pembelajaran. ProdiTP PPs UNY. Tidak diterbitkan.

Suryanto. 2010. Sejarah Pendidikan MatematikaRealistik Indonesia (PMRI). Yogyakarta:Koleksi Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. http:// u m u m b l o g . b l o g s p o t . c o m / 2 0 0 9 / 0 4 /kompetensi-guru.html. Dikutip tanggal 24Juni 2016.

Uno, Hamzah B. 2009. Profesi Kependidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.

––––––––––. 2005. Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentangGuru dan Dosen. Jakarta: Depdiknashttp://duniapendidikanfisekt08.blogspot.com/2011/02/kompetensi-guru-menurut-uu-no-142005.html dikutip tanggal 20 Juni 2016.

Zuriah, Nurul. 2008. Pendidikan Moral & BudiPeker ti Dalam Perspekti f Perubahan:Platform Pendidikan Budi Peker ti SecaraKontekstual Dan Futuristik. Jakarta: BumiAksara.

Page 94: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARANGEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

PADA MATAKULIAH MATEMATIKA 2MAHASISWA PGSD USD

Christiyanti AprinastutiDosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Sanata Dharma

Alamat korespondensi: Jl. Affandi Mrican Tromol Pos 29 Yogyakarta 55022Email:[email protected]

ABSTRACT

The background of this study was some students’ misconceptions about the quadrilateral in TeacherTraining Program. The reseacher developed a learning tool geometry that based on the theory ofvan Hiele. This research used research and development. Preliminary studies have been done inprevious research. The outcomes from this research was lesson plan of Math 2nd lesson. The lessonplan consist of information, directional, descriptions, free orientation, and integration phases.Keywords : geometric teaching and learning, learning model.

1. PENDAHULUAN

Geometri merupakan kajian dalam Matematikayang berhubungan dengan logika keruanganseseorang. Dalam pendidikan dasar sampai menengahkehadiran geometri melekat pada mata pelajaranMatematika, meskipun karakteristik geometri sedikitberbeda dengan bidang kajian dalam Matematika.Geometri juga merupakan kajian yang sangat dekatdengan kehidupan sehari-hari, karena konteks nyatageometri sebenarnya ada di sekitar peserta didik.Namun tak dipungkiri, pemahaman peserta didiktentang geometri tak jarang lebih rendah dibandingkandengan pemahaman kajian lain dalam Matematika.Bahkan yang terjadi, peserta didik yang memilikinilai Matematika tinggi ada kalanya memilikipemahaman geometri yang rendah. Seperti halnyayang diungkapkan oleh Clement dan Battista (dalamHusnaeni, 2006: 67) bahwa siswa dengan prestasibelajar matematika tinggi belum tentu memilikipemahaman geometri yang tinggi pula. Bahkan,ditemukan bahwa siswa yang berprestasi tinggidalam bidang matematika ternyata pemahamangeometrinya berada dalam urutan prestasi yangpaling rendah.

Prestasi geometri yang rendah tidak hanyaterjadi pada siswa pada tingkat pendidikan dasarsaja, tetapi juga dapat terjadi pada siswa pada tingkat

pendidikan menengah bahkan mahasiswa padajenjang pendidikan tinggi. Hal ini terbukti daripengalaman penulis sendiri ketika mengajarmatakuliah Matematika 2 PGSD Universitas SanataDharma. Hampir 40% persen mahasiswa memilikinilai di bawah KKM untuk matakuliah Matematika2 dengan pokok bahasan yang berhubungan dengangeometri yaitu pokok bahasan persegi dan belahketupat. Permasalahan tersebut didukung denganpenelitian kualitatif penulis pada tahun 2013 padasubjek penelitian yang sama. Hasil penelitianmenunjukka bahwa bahwa terdapat tiga permasalahanpemahaman mahasiswa mengenai persegi dan belahketupat (Aprinastuti, 2013) sehingga melahirkanmiskonsepsi mahasiswa mengenai belah ketupatdan persegi.

Permasalahan yang mendasari miskonsepsitersebut adalah (1) interpretasi bangun belahketupat yang masih terbatas hanya pada bentukbelah ketupat yang diibaratkan seperti bentukketupat, (2) Klasifikasi belah ketupat dan persegiyang dikelompokkan adalah hasil persepsi yangdibawa sejak mahasiswa di sekolah dasar, (3) Adanyapersepsi mengenai hubungan antarbangun segiempatsebagai gabungan antar bangun, (4) Adanya persepsiyang salah dari bagan “keluarga segiempat”, dari hasilperkuliahan yang penulis berikan (Aprinastuti, 2013).Salah satu penyebab pendukung dari permasalahan-

188

Page 95: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

permasalahan tersebut adalah adanya perbedaanpemahaman geometri.

Perbedaan pemikiran dalam geometri dapatterjadi pada setiap orang, hal ini dikarenakan setiaporang memiliki perbedaan tingkat pemahamanberpikir dalam area keruangan. Hal tersebutdibuktikan oleh Piere van Hiele, yang terkenaldengan teorinya dalam pembelajaran geometri yaituTeori van Hiele, yang mengungkap wawasan tentangperbedaan dalam pemikiran secara geometri danbagaimana perbedaan tersebut muncul(van de Wale,2008: 151-154). Teori van Hiele terdiri atas 5 tingkatan,yaitu tingkat 0 (Visualisasi), tingkat 1 (Analisis),tingkat 2(Deduksi Informal), tingkat 3 (Deduksi),tingkat 4(Rigor).

Dari perbedaan tingkat itulah, van Hielemelihat perbedaan karakteristik untuk setiaptingkatan, sehingga diciptakan pula sebuah modelpembelajaran khusus untuk kajian geometri yangdikenal juga sebagai model pembelajaran van Hielle.Bertitik tolak dari hal tersebut van Hiele menenmukan5 fase dalam pembelajaran geometri, yaitu (1) faseinformasi: memberikan informasi dengan tanyajawab ringan, (2)fase orientasi terarah: melakukaneksplorasi topik materi, (3) fase uraian: membagikanpengalaman yang sesuai dengan topic, (4) faseorientasi bebas: membuat lembar tugas untukmahasiswa, (5) fase integrasi: membuat kesimpulandari informasi dan hasil diskusi dalam topikmateri(van de Wale, 2008: 154).

Berdasarkan uraian di atas serta sebagaikelanjutan dari penelitian penulis sebelumnya,penulis bermaksud mengembangkan modelpembelajaran pembelajaran berdasarkan teori vanHiele untuk mengatasi permasalahan pembelajarangeometri pada matakuliah Matematika 2 mahasiswaPGSD Universitas Sanata Dharma.

2. METODE PENGEMBANGAN

Metode pengembangan produk yangdigunakan dalam penelitian ini adalah Research andDevelopment (R & D). Adapun prosedur penelitianyang dilakukan adalah sebagai berikut. Pengumpulandata dilaksanakan dengan (1) menganalisiskebutuhan desain pembelajaran (2) mengkaji teorivan Hiele dan aplikasinya dalam pembelajaran. Padatahapan desain produk, pengembang mendesain

produk desain pembelajaran berdasarkan analisiskebutuhan dan studi pustaka. Produk yang akandihasilkan adalah rancangan pembelajaran, moduldan alat peraga geometri berdasarkan teori vanHiele. Selanjutnya, proses validasi desain yangmerupakan proses kegiatan untuk menilai apakahrancangan produk lebih efektif atau tidak. Dalamtahap ini validasi masih bersifat penilaian berdasarkanpemikiran rasional, belum fakta dilapangan. Validasidesain dilakukan oleh pakar pembelajaranMatematika. Revisi desain juga dilakukan untukmemperbaiki desain yang akan dikembangkan darihasil validasi desain oleh para pakar pembelajaranMatematika. Langkah selanjutnya adalah uji cobaproduk, yang dimaksudkan untuk mengumpulkandata yang dapat digunakan sebagai dasar untukmenetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/ataudaya tarik dari produk yang dihasilkan. Tahapanterakhir merupakan revisi produk, revisi produk inidilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyataterdapat kekurangan dan kelemahan dari hasilujicoba produk.

3. HASIL PENGEMBANGAN

Model pembelajaran yang dirancang merupakanmodel pembelajaran untuk menjawab permasalahanpada penelitian sebelumnya. Permasalahan tersebutadalah sebagai berikut.1) Interpretasi bangun belah ketupat yang masih

terbatas hanya pada bentuk belah ketupatyang diibaratkan seperti bentuk ketupat.

2) Klasifikasi belah ketupat dan persegi yangdikelompokkan adalah hasil persepsi yangdibawa sejak mahasiswa di sekolah dasar.

3) Adanya persepsi mengenai hubunganantarbangun segiempat sebagai gabunganantar bangun.

4) Adanya persepsi yang salah dari bagan“keluarga segiempat”, dari hasil perkuliahanyang penulis berikan.Hasil pengembangan model pembelajaran

berdasarkan teori van Hiele adalah sebagai berikut.1) Pada fase informasi, dosen perlu banyak

memberi contoh real bangun belah ketupatdengan berbagai bentuk. Fase informasimenjadi dasar untuk melangkah ke dalam faseyang lebih mendalam. Dosen juga menenkankan

189

Christiyanti Aprinastuti, Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele ....

Page 96: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 188-190

190

pada mahasiswa bahwa yang dikatakan belahketupat tidak melulu yang berbentuk belahketupat. Dosen memberikan informasi dengantanya jawab ringan mengenai belah ketupatdan bentuk bentuk real di sekitar kelas.

2) Fase orientasi terarah, mahasiswa dalamkelompok melakukan eksplorasi topik materi,berupa definisi, sifat-sifat belah ketupat danpersegi. Hal ini dimaksudkan agar materiyang akan dibahas mahasiswa, tidak keluardari konteks yang telah ditentukan.

3) Fase uraian, dalam proses ini mahasiswamembagikan pengalaman yang sesuai dengantopic yang didapatkan. Kegiatan dapat berupapresentasi ataupun permainan yang menekankanpenjelasan topik yang dibahas kelompok.

4) Fase orientasi bebas, dosen membuat lembartugas untuk mahasiswa, tujuan dari lembarkerja ini sebagai evaluasi dan memonitorseberapa dalam pengetahuan yang didapatmahasiswa.

5) Fase integrasi, mahasiswa membuat kesimpulandari informasi dan hasil diskusi dalam topikmateri. Fase ini merupakan fase terkahir

dimana mahasiswa dituntut untuk dapatmembuat kesimpulan dari setiap topik yangtelah dibahas.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasantersebut, maka kesimpulan dari penelitian ini adalahsebagai berikut. Pengembangan model pembelajaranberdasarkan teori van Hiele untuk pembelajarangeometri pada matakuliah Matematika 2 mahasiswaPGSD Universitas Sanata Dharma adalah:1) Fase informasi, dosen memberikan informasi

dengan tanya jawab ringan,2) Fase orientasi terarah, dosen dan mahasiswa

melakukan eksplorasi topik materi,3) Fase uraian, mahasiswa membagikan

pengalaman yang sesuai dengan topic,4) Fase orientasi bebas, dosen membuat lembar

tugas untuk mahasiswa,5) Fase integrasi, mahasiswa membuat kesimpulan

dari informasi dan hasil diskusi dalam topikmateri.

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Yusuf H dan Romlah, Oom. 2007.“Identifikasi Kesalahan dan MiskonsepsiBuku Teks Biologi SMU”. Disampaikanpada Seminar Nasional Pendidikan Biologidan Biologi, Jurusan Pendidikan BiologiFMIPA UPI, 23-26 Mei.

Aprinastuti, Christiyanti. 2013. “IdentifikasiMiskonsepsi Konsep Belah Ketupat padaMatakuliah Matematika 2 bagi MahasiswaUSD”. Dalam Journal Widya Dharma.

Aries Yuwono. 2010. Profil Siswa SMA dalamMemecahkan Masalah MatematikaDitinjau dari Tipe Kepribadian. Tesis.Surakarta: UNS.

Gal, Hagar dan Chan Lew, Hee. ––––. Is rectanglea parallelogram? – Towards a bypass of vanHiele Level 3 Decision Making. A Paper

Presented at Topic Study Group 18, ICME11. The 11th International Congress onMathematical Education. Monterrey, Mexico.Diakses melalui http://tsg.icme11.org/document/get/691 tanggal 16 Mei 2013.

Marchis, Iuliana. 2012. “Preser vice Primar ySchool Teachers Elementar y Geometr yKnowledge”. Journal Acta Didact iaNapocensia. Vol.5, No. 2. pp 33-40.

Olivier, Alwyn. 1989. “Handling Pupil’sMisconceptions”. Present at The Thir teenthNational Convention on Mathematics,Physical Science and Biology EducationPretoria. 3-7 July 1989.

Sunarjo, R. 2008. Matematika 5 . Jakar ta:Departemen Pendidikan Nasional.

Wirasto. 1977. Matematika Sekolah untuk Guru SDdan Orang Tua Murid. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Page 97: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

BIOGRAFI PENULIS

191-1

Gregorius Ari Nugrahanta , menyelesaikanProgram S1 Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat DrijarkaraJakarta (1995), program S1 Teologi di UniversitasGregoriana Roma (2000), dan program S2 Filsafat diHochschule für Philosophie München (2006).

Catur Rismiati , menyelesaikan Program S1Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata DharmaYogyakar ta (2004), program S2 Elementar yEducation: Social Studies di The University of IowaUSA (1997), dan program S3 Curriculum andInstruction di Loyola University Chicago USA (2012).

Irine Kurniastuti, menyelesaikan program S1Psikologi UniversitasGadjah Mada (2010) danprogram S2 Psikologi Profesi dengan Mayor diPsikologi Pendidikan Universitas Gajah Mada (2013).

Kintan Limiansih, menyelesaikan Program S1Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sanata DharmaYogyakarta (2009) dan Program S2 Pendidikan Dasar,Universitas Pendidikan Indonesia (2015).

Maria Agustina Amelia, menyelesaikan ProgramS1 Matematika di Fakultas MIPA Universitas SanataDharma Yogyakarta (2007) dan Program S2 JurusanPenelitian dan Pengukuran Pendidikan di UniversitasPendidikan Indonesia Bandung (2014).

Paulus Wahana, menyelesaikan Program SarjanaMuda Filsafat-Teologi dari FKSS di IKIP SanataDharma Yogyakarta (1978), Program Sarjana Mudadari Fakultas Filsafat di Universitas Gadjah MadaYogyakarta, S1 Fakultas Filsafat Universitas GadjahMada Yogyakarta (1982), dan Program MagisterHumaniora Bidang Ilmu Filsafat di Sekolah TinggiFilsafat Driyarkara Jakarta (1999).

Paulus Yuli Suseno, menyelesaikan Program S1Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di FKIPUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta (2016).

Eny Winarti, menyelesaikan Program S1 PendidikanBahasa Inggris di Universitas Sanata DharmaYogyakarta (1998), Program S2 Kajian Bahasa Inggris

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2007), danProgram S3 di Ohio University USA (2012).

Wahyu Wido Sari, menyelesaikan Program S1 diJurusan Biologi Institut Pertanian Bogor (2008) danProgram S2 di Bioteknologi Universitas Gadjah MadaYogyakarta (2011).

Puji Purnomo, menyelesaikan Program S1 DidaktikKurikulum di Universitas Sebelas Maret Surakarta(1981) dan Program S2 Ilmu Administrasi diUniversitas di Gadjah Mada Yogyakarta (1994).

Maria Sekar Palupi, mahasiswa Program S1Pendidikan Guru Sekolah Dasar di FKIP UniversitasSanata Dharma Yogyakarta (2016).

Theresia Yunia Setyawan, menyelesaikan ProgramS1 Pendidikan Bahasa Inggris di FKIP UniversitasSanata Dharma Yogyakarta (2000) dan Program S2Kajian Bahasa Inggris di Universitas Sanata DharmaYogyakarta (2008).

Y.B. Adimassana, menyelesaikan Program SarjanaS1 Sosiologi Pendidikan di IKIP Sanata DharmaYogyakarta (1988) dan Master of Ar ts bidangPendidikan Guru Sekolah Dasar di The Ohio StateUniversity, Columbus, U.S.A (1995).

Rusmawan, menyelesaikan Program Sarjana S1Pendidikan Geografi di Universitas NegeriYogyakar ta (2004), S2 Pendidikan Dasar diUniversitas Negeri Yogyakarta (2012) dan saat inisedang menempuh S3 di UPI Bandung.

Andri Anugrahana, menyelesaikan Program S1Pendidikan Matematika di FKIP Universitas SanataDharma Yogyakar ta (2006) dan program S2Pendidikan Dasar Konsentrasi Matematika diUniversitas Negeri Yogyakarta (2010).

Christiyanti Aprinastuti, menyelesaikan ProgramS1 Sains Jurusan Matematika di Universitas NegeriSemarang (2009) dan Program S2 MagisterPendidikan Jurusan Pendidikan Matematika diUniversitas Sebelas Maret (2012).

Page 98: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

INDEKS PENULIS

191-2

AAdimassana & Rusmawan. “Efektivitas Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawpada Mata Pelajaran IPS SD”. Edisi KhususPGSD Vol. 20, No. 2, Desember 2016, hlm.174-181.

Amboro, Aleksandrea Tri. “Balanced Scorecard:Sebuah Tantangan Baru Dunia Pendidikandi Indonesia”. Vol. 20, No. 1, November 2016,hlm. 81-92.

Amelia, Maria Agustina. “Analisis Soal Tes HasilBelajar High Order Thinking Skills (HOTS)Matematika Materi Pecahan untuk Kelas 5Sekolah Dasar”. Edisi Khusus PGSD Vol. 20,No. 2, Desember 2016, hlm. 123-131.

Anugrahana, Andri. “Peningkatan Kompetensi DasarMahasiswa Calon Guru SD pada Mata KuliahPendidikan Matematika dengan ModelPembelajaran Inovatif”. Edisi Khusus PGSDVol. 20, No. 2, Desember 2016, hlm. 182-187.

Aprinastuti, Christiyanti. “Pengembangan ModelPembelajaran Geometri Berdasarkan Teori VanHiele pada Matakuliah Matematika 2 MahasiswaPGSD USD”. Edisi Khusus PGSD Vol. 20, No.2, Desember 2016, hlm. 182-190.

CCahyono, Yulius Dwi. “Pembentukan Karakter

Bangsa Ala Sukarno dan Suhar to dalamPerspektif Sejarah Pemerintahan di Indonesia”.Vol. 20, No. 1, November 2016, hlm. 25-35.

IIswandari, Yuseva Ariyani. “Written Corrective

Feedback in Writ ing Class: Students’Preferences and Types of Errors”. Vol. 20, No.1, November 2016, hlm. 1-9.

LLimiansih, Kintan. “Nalisis Buku: Ragam Kegiatan

Menanya di Buku Siswa Kelas 1, 2, 4, dan 5Kurikulum 2013”. Edisi Khusus PGSD Vol. 20,No. 2, Desember 2016, hlm. 117-122.

Logho, Audra Febriandini. “Peranan KepemimpinanInstruksional dalam Pendidikan: Konsep danAplikasinya dalam Pendidikan di Indonesia”. Vol.20, No. 1, November 2016, hlm. 69-80.

NNugrahanta, Gregoriusari Ari., Catur Rismiati, Andri

Anugrahana, & Irine Kurniastuti. “PengembanganAlat Peraga Matematika Berbasis MetodeMontessori Papan Dakon Operasi BilanganBulat Untuk Siswa SD”. Edisi Khusus PGSD Vol.20, No. 2, Desember 2016, hlm.103-116.

PPanuluh, Albertus Hariwangsa & Mirza Satriawan.

“Perantara Peluruhan Proton dalam ModelKorespondensi Spinor-Skalar”. Vol. 20, No. 1,November 2016, hlm. 10~15.

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika MateriMenyelesaikan Masalah yang Berkaitan denganWaktu, Jarak dan Kecepatan untuk Siswa KelasV”. Edisi Khusus PGSD Vol. 20, No. 2,Desember 2016, hlm. 151-157.

Prihatmoko, R. Landung Eko. “Hubungan antaraKompetensi Kerja Tim dan Efektivitas TimProyek pada Kerja Kelompok MahasiswaPsikologi USD”. Vol. 20, No. 1, November 2016,hlm. 16-24.

Purnomo, Puji & Maria Sekar Palupi. “Setyawan,Theresia Yunia. “Pengembangan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) yangMengintegrasikan Edubuntu “. Edisi KhususPGSD Vol. 20, No. 2, Desember 2016, hlm.158-173.

Putra, Dewa Putu Wiadnyana. “Seputar ModulAuto Invarian”. Vol. 20, No. 1, November 2016,hlm. 49-53.

SSianipar, Cecilia Paulina. “Penggunaan Exelsa Moodle

sebagai Sumber Belajar Digital pada Mata KuliahPerencanaan Pengajaran”. Vol. 20, No. 1,November 2016, hlm. 93-101

Page 99: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Jurnal Penelitian (Edisi Khusus PGSD). Volume 20, No. 2, Desember 2016

191-3

Sumarna, FX. “Improving Learning Outcomes ofCatholic Religious Education Method by Makea Mach”. Vol. 20, No. 1, November 2016,hlm. 40-48.

Suryadi Sw., Ignas. “Implementasi Gaya KepemimpinanTransformasional-Heroik dalam BidangPendidikan di Indonesia”. Vol. 20, No. 1,November 2016, hlm. 54-68.

Susanto, Gatot Nugroho. “Pergerakkan Darat IkanAmfibi: Periophthalmus Gracilis Eggert”. Vol.20, No. 1, November 2016, hlm. 36-39.

Suseno, Paulus Yuli., Eny Winarti, & Wahyu WidoSari. “Pengembangan Materi PendidikanKesadaran dan Kepedulian LingkunganMenggunakan Model Conservation Scout untukSiswa Kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta”. EdisiKhusus PGSD Vol. 20, No. 2, Desember 2016,hlm. 144-150.

WWahana, Paulus. “Persepsi Mahasiswa terhadap

Perkuliahan Filsafat Ilmu Pengetahuan denganPembelajaran Kontekstual-Reflektif BerbasisPedagogi Ignasian”. Edisi Khusus PGSD Vol. 20,No. 2, Desember 2016, hlm. 132-143.

Page 100: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata
Page 101: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

KETENTUAN PENULISAN ARTIKELJURNAL PENELITIAN

Ketentuan Umum1. Artikel merupakan karya asli dari hasil penelitian dan belum pernah dipulikasikan di media lain.2. Isi artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.3. Artikel menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.4. Panjang artikel 15-20 halaman (tidak termasuk Daftar Pustaka) dengan spasi ganda, ukuran kertas A4.5. Artikel dikirim dalam bentuk print out dan softcopy/file (jenis dokumen .rtf – Rich Texs Format) dengan

menggunakan CD atau dikirim melalui email [email protected]. Penulis wajib mengirimkan biodata yang meliputi riwayat pendidikan dengan contoh sbb:

Antonius Gilang Fajar, menyelesaikan Program S1 Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sanata Dharma(1999-2002) dan Program S2 Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas GadjahMada (2009-2011). Saat ini sedang studi lanjut S3 pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

7. Penulis wajib menyertakan status pekerjaan dan alamat korespondensi seperti contoh berikut:Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Alamat korespondensi:Kampus I Mrican, Jl. Affandi, Yogyakarta. Email: [email protected] dan [email protected]

Format Artikel1. Judul, maksimal 12 kata dalam bahasa Indonesia atau 10 kata dalam bahasa Inggris,2. Nama penulis tanpa gelar diikuti dengan identitas penulis meliputi institusi, alamat korespondensi, dan

alamat email, dengan contoh sbb:Antonius Gilang Fajar, Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP, Universitas Sanata Dharma. Alamatkorespondensi: Kampus I Mrican, Jl. Affandi, Yogyakarta. Email: [email protected]

3. Abstrak sekitar 150-200 kata dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Abstrak berisi seputar permasalahan,metode, temuan-temuan penting, dan kontribusi karangan,

4. Kata kunci terdiri 3-5 kata, yang menggambarkan daerah pemasalahan yang diteliti atau istilah-istilah yangmerupakan dasar gagasan dalam artikel,

5. Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penulisan,6. Metode penelitian,7. Pembahasan yang dapat terdiri dari beberapa bab,8. Penutup,9. Daftar Pustaka, memuat referensi yang diurutkan secara alfabetis. Nama belakang penulis ditulis terlebih

dahulu diikuti nama depan.

Ketentuan Khusus1. Tabel dilengkapi dengan judul tabel di bagian atas tabel tersebut. Gambar/Bagan dilengkapi dengan judul

gambar/bagan di bagian bawah gambar/bagan tersebut.2. Catatan referensi dituliskan di dalam teks sebagai body-notes, ditulis dengan empat kemungkinan:

(1) nama, tahun, dan halaman semuanya di dalam kurung, (2) hanya tahun dan halamannya di dalam kurung,(3) nama di luar kurung, dan tahun di dalam kurung, (4) nama dan tahun di dalam kurung. Referensi yangberupa kutipan langsung atau ringkasannya dituliskan halamannya. Contoh catatan referensi: (Mantra, 2007:51) , Mantra (2007: 51), Mantra (2007), (Mantra, 2007)

3. Catatan yang berupa tambahan informasi diberi nomor urut Latin, ditulis sebagai catatan kaki.4. Ketentuan penulisan Daftar Pustaka:

a. Dari sumber buku: nama penulis, tahun terbit, judul (dicetak miring), edisi (jika ada), nama kota danpenerbit. Contoh:Blocher, Richard.2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta: Andi Offset.

b. Dari sumber jurnal: nama penulis, tahun terbit, judul artikel (dalam dua tanda kutip), nama jurnal (dicetakmiring), volume, nomor, halaman.

c. Dari sumber selain buku dan jurnal: nama penulis, tahun terbit, judul, jenis sumber, nama kota dan penerbit.d. Dari sumber internet: nama penulis, tahun diunggah, judul artikel (dalam dua tanda kutip), nama buku/

ebook/jurnal (jika ada), alamat akses homepage, tanggal akses. Contoh:Svensson, Jakob. 2000. “When is External Aid Policy Credible? Aid Dependence and Conditionality”. Journalof Development Economics. Vol 61. No. 2. Diakses dari: www.jstor.org, tanggal 4 Juni 2010.

Page 102: 2013 Mei 00 Sampul Baru Jurnal Penelitian Final · JURNAL PENELITIAN EDISI KHUSUS PGSD ISSN 1410-5071 Volume 20, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 103-191 DAFTAR ISI Daftar Isi iii Kata

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada MasyarakatUniversitas Sanata Dharma