2012-2-01251-AR Bab5001

12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Kesimpulan Penggunaan Metode Lipat Penggunaan lipatan di bandingkan memakai sliding adalah, dari segi kekuatannya juga, karena fungsi dari lipatan itu ada memperkuat dari kondisi sebelum terlipat. Modul dengan lipatan pada dinding dan atap yang berupa lipata akordion dapat membentuk, mengubah volume ruang dan pola hubungan ruang dalam sekejap. Selain perubahan secara horizontal, potensi penggunaan lipatan ini juga dapat merubah pengalaman ruang penggunanya, dapat mengalami perubahan semakin membesar dan meninggi atau dapat pula sebaliknya. Perubahan perubahan ruang, di dapatkan dari bukaan yang ada, sehingga 101

description

zx

Transcript of 2012-2-01251-AR Bab5001

108107

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN1.1. Kesimpulan

1.1.1. Kesimpulan Penggunaan Metode Lipat Penggunaan lipatan di bandingkan memakai sliding adalah, dari segi kekuatannya juga, karena fungsi dari lipatan itu ada memperkuat dari kondisi sebelum terlipat. Modul dengan lipatan pada dinding dan atap yang berupa lipata akordion dapat membentuk, mengubah volume ruang dan pola hubungan ruang dalam sekejap. Selain perubahan secara horizontal, potensi penggunaan lipatan ini juga dapat merubah pengalaman ruang penggunanya, dapat mengalami perubahan semakin membesar dan meninggi atau dapat pula sebaliknya. Perubahan perubahan ruang, di dapatkan dari bukaan yang ada, sehingga mempengaruhi hubunngan antar ruang yang ada.

Kelemahan dari lipatan ini adalah pada proses lipatannya yang dapat membuat celah terbuka, tetapi dapat di tanggulangi menggunakan engsel yang terbuat dari karet, dan penggunaan engsel kupu kupu sebagai pengalir beban ke bawah. Kelebihan ketika pemakaian material untuk panel dapat di custom, dan dapat menggunakan material yang murah sekalipun, sehingga memberikan variasi untuk harga sebuah modul ini. Dan jikalau terdapat batasan pada material, akan di sambung sehingga mendapatkan ketinggiaan modul yang di inginkan. Tidak semua orang menyukai dari interior lipatan, sehingga di dapat di berikan roll wallpaper yang dapat adaptif mengikuti dari perubahan lipatan, sehingga wallpaper tersebut memberikan efek dinding rata pada umumnya. Memakai jalur utilitas yang di tanam pada plat lantai, sehingga tidak mengganggu perubahan dari model lipatan.

Setelah studi dengan prototype secara virtual, studi juga di lakukan secara fisik agar lebih memahami permasalahan dan solusi yang ada, karena permasalahan yang ditemukan akan sama dengan kondisi realitanya. Oleh sebab itu di lakukan studi pertama seperti gambar dan studi kedua seperti gambar :

Gambar 5.1 Studi Prototype 1 dengan skala 1:250 (P=3m, L=3m, T=3m), Sumber: Olahan Peneliti

Gambar 5.2 Studi Prototype 2 dengan skala 1:100 (P=3m, L=3m, T=3m), Sumber: Olahan PenelitiPada studi 1 seluruh lipatan dapat mengembang dan mengempis dengan sempurna, karena menggunakan engsel yang sesuai dengan realita, tetapi memiliki batasan yang ada yakni pada ketebalannya. Karena skala terlalu kecil dan tidak seimbang dengan ukuran engsel, maka studi di lakukan kembali dengan menggunakan prototype kedua dengan skala lebih besar dan menggunakan lipatan origami sebagai pengganti engsel, yang kemudian di berikan panel dengan ketebalan 3mm. Sehingga mendapatkan akurasi yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan engsel (kurang ketepatannya, karena engsel itu sendiri lebih tebal di bandingkan tebal panel yang di gunakan).1.1.2. Kesimpulan Penggunaan Skeleton Infill Penggunaan skeleton infill dapat menjawab sebagian permasalahan pada hunian vertikal, yang dapat memasukkan unsur unsur yang terdapat pada rumah landed, yaitu sebuah taman atau sebuah teras sebagai ruang komunal dan berkumpul, adanya langit atau ruang bebas diatas atap, dan hal-hal yang menyangkut ruang arsitektural lain yang sangat manusiawi. Dapat membagi permasalahan pada hunian ke tiap tiap elemen, sehingga struktur dan isinya merupakan hal yang independen, sehingga isinya dapat berubah ubah dari segi fungsi, bentuk, pola ruang, dll. Dari keterikatan skeleton dan juga pengisi lipatan, saling berkaitan dalam hal ketinggian bangunan yang bergantung pada potensi dari modul lipatan, dan juga besaran ukuran dimensi modul juga di sesuaikan dengan wadah yang di berikan oleh skeleton infill.1.1.3. Kesimpulan Gubahan Massa Berangkat dengan studi mengetahui fasilitas dan pembagian fungsi pada apartemen hingga di terapkan kedalam program ruang, memiliki perbedaan dalam hal pembagian fungsi, yang di karenakan kebutuhan setiap apartemen berbeda beda, sehingga hasil dari studi merupakan standar minimalnya saja agar mengetahui rasio yang terbaik, sehingga akan ada perbedaan luasan penggunaan dari standar yang ada dan sesuai dengan desain. Dari zoning, yang di mana semakin ke dalam tapak dan ke atas, daerah yang awalnya untuk umum berubah menjadi daerah privat, sehingga mempermudah untuk pemasukkan fungsi pada bangunan.

Gubahan massa terbentuk berdasarkan dari simulasi yang di lakukan menggunakan software Ecotect, untuk mencari arah orientasi terbaik berdasarkan arah mata angin. Sehingga akan mendapatkan arah orientasi dengan radiasi tertinggi sebagai pemotong massa bangunan menjadi dua bagian. Dan di buat acak agar saling membayangi antar unit apartemen, semakin ke atas maka unit akan semakin sedikit, yang memang di tujukan untuk kalangan elit, sedangkan pada bagian tengah bangunan lebih sedikit di bandingkan di bawah karena di tujukan untuk kalangan menengah dan biasanya agak sulit untuk terjual, sedangkan posisi bawah memiliki banyak unit yang di tujukan untuk kalangan elit yang sudah pensiun dan untuk kalangan yang menginginkan akses ke lobby lebih cepat.

Gambar 5.3 3D massa, Sumber: Olahan Peneliti Gambar di atas merupakan penjelasan sedikit mengenai perletakan struktur bracing , arah pintu masuk ke dalam bangunan, arah radiasi terpanas berdasarkan simulasi Ecotect, dan sirkulasi pejalan kaki: Kuning = Arah radiasi terbanyak yang berdasarkan hasil dari simulasi Ecotect, sehingga massa di bagi menjadi dua bagian, dan di acak agar saling membayangi. Merah

= Merupakan bracing dari baja, yang berguna untuk menarik kantilever pada bangunan agar di alirkan kembali ke kolom. Hitam

= Jalan raya yang melewati tapak.

Orange = Jalur sirkulasi pejalan kaki. Biru

=Pintu masuk masuk kedalam bangunan. Ungu

= Pintu keluar bangunan.

Pada nantinya skeleton akan di isi dengan modul lipatan yang di kotaki berwarna abu abu sebagai pengisi, yaitu sebagai unit hunian. Dan yang menyerupai dinding statis dan solid dari bawah hingga ke atas bangunan merupakan core bangunan yang berisikan lift, tangga darurat, shaft,dll.1.2. Saran

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di lakukan pengembangan lebih lanjut pada perubahan ruang secara horizontal dan vertikal. Karena pada penelitian ini masih sampai sebatas pengembangan secara horizontal dan vertikal saja, dan baru membicarakan sedikit mengenai perubahan secara keduanya. Dan juga penelitian selanjutnya dapat melakukan uji coba dengan model 1:1 dari segi kekuatan dan juga terhadap perubahan kondisi lingkungan.Daftar PustakaRujukan Jurnal:

Holger Schndelbach. Adaptive Architecture A Conceptual Framework. Mixed Reality Laboratory, Computer Science, University of Nottingham Martin Trautz and Susanne Cierniak, RWTH. Folds and Fold Plate Structures in Architecture and Engineering Nenad ekularac, Jelena Ivanovi ekularac, Jasna iki Tovarovi, 11 November 2011. Folded Structures In Modern Architecure Tomohiro Tachi. 2011. Rigid-Foldable Thick OrigamiRujukan Buku:

Elma Durmisevic. 2006. Transformable Building Structures Christian D. MacCarroll. 2005. Micro home Ownership in a Megametropolis Folded Structure In Modern Architecture. University of Belgrade, Faculty of Architecture, Serbia

G G Schierle. 2003. Architectural Structure. University of Southern California.

John Chilton. 2000. Space Grid Structures

Tony Hunts. 2003. Structures Notebook. British LibraryRujukan Artikel Internet:

Mengenal Jenis-jenis Engsel, Sumber: http://www.imagebali.net. Di akses pada tanggal 1 April 2013101